Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM KERJA BANGKU

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGERJAAN ULIR (MUR DAN BAUT)


Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Kerja Bangku
yang dibina oleh Bapak Dr. Dwi Agus Sudjimat, S.T., M.Pd

Oleh:
Nico Wirawan 190511630847

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Kerja Bangku yang dibina oleh Bapak Dr. Dwi Agus
Sudjimat, S.T., M.Pd pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021. Proses penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, masukan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, segala kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan suatu manfaat bagi pembaca serta dapat memenuhi kriteria tugas sehingga
bisa bernilai baik. Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan, saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Dwi Agus Sudjimat, S.T., M.Pd selaku dosen mata kuliah Praktikum
Kerja Bangku dan Mas M. Nur Ade S yang telah membimbing selama proses
pembelajaran dan praktikum,
2. Teman – teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan praktikum,
3. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya laporan ini.
Semoga atas bantuan moril dan materil tersebut, Allah SWT senantiasa melimpahkan
kekuatan dan petunjuk–Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa mendapat balasan
karunia yang berlimpah dari–Nya.

Malang, 20 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
2.1 Pengertian Praktikum Kerja Bangku...................................................................5
2.2 Macam Perkakas Tangan dan Penggunaan.........................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................................15
3.1 Jobsheet Praktikum Kerja Bangku......................................................................16
3.2 Alat, Bahan dan Keslamatan Kerja.....................................................................16
3.3 Prosedur Pengerjaan............................................................................................16
3.4 Jurnal Singkat Harian Praktikum........................................................................18
BAB IV PENUTUP...................................................................................................25
4.1 Kendala...............................................................................................................25
4.2 Solusi...................................................................................................................25
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum kerja bangku merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa teknik mesin. Pada dasarnya praktikum kerja bangku adalah praktikum yang
dilakukan secara manual dengan menggunakan perkakas tangan. Macam-macam
perkerjaan tersebut meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menyenai dan sebagainya.
Mata Kuliah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa guna melatih ketrampilan,
kedisiplinan, kesabaran, ketelitian, keuletan dan tanggung jawab mahasiswa dalam
menggunakan perkakasan tangan. Kunci keberhasilan mahasiswa dalam Mata Kuliah ini
adalah mampu memahami metode-metode praktek secara baik, misalnya mengenai
petunjuk, proses, pemakaian, dan hasil kerja bangku.
Oleh karena itu, laporan ini akan dibuat dengan maksud untuk menjelaskan tentang
perkakas tangan, dan alat-alat yang digunakan dalam praktikum serta bagaimana
langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa sehingga dapat
menyelesaikan jobsheet yang telah diberikan oleh dosen pembimbing.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Praktikum Kerja Bangku?
1.2.2 Apa saja macam-macam perkakas tangan dan APD yang digunakan?
1.2.3 Bagaimana proses yang dikerjakan agar pekerjaan selesai sesuai prosedur ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui Praktikum Kerja Bangku.
1.3.2 Mahasiswa mengetahui macam perkakas tangan dan APD yang digunakan.
1.3.3 Mahasiswa mengetahui proses untuk menyelesaikan suatu jobsheet.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Praktikum Kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda
kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan
benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktek kerja bangku
melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta
mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar
kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
2.2 Macam-Macam Perkakas Tangan
Dalam pembahasan ini akan membahas bagaimana fungsi alat perkakas serta
bagaimana pengoperasiaannya dalam praktek sehingga alat perkakas tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan menghasilakan hasil yang maksimal sesuai petunjuk dan yang
diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian yang lebih panjang.
2.2.1 Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik
seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat, mengetap/snei dan lain – lain. Agar
benda kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum di lengkapi
dengan vice klem.

Gambar 2.2.1 Ragum

5
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang
akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka
tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan
benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
a. Gunakan pelapis rahang ragum, jika tidak ada bisa menggunakan kain yang dilipat
untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
b. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari
rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
2.2.2 Kikir

Gambar 2.2.2 Kikir


Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja.
Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan
suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya,
membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.
2.2.3 Penggores

Gambar 2.2.3 Penggores

6
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan
yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan
sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung dirubah.
Penggores terbuat dari bahan yang keras, dan bahan tersebut haruslah lebih keras
daripada bahan pada benda kerja yang akan digores. Pada bagian ujung penggores dibuat
runcing dan tajam. Ujung dari penggores pada umumnya membentuk sudut 200 sampai
250.

2.2.4 Penitik

Gambar 2.2.4 Penitik


Penitik adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat tanda berupa titik pusat
atau titik-titik garis.Pembuatan titik pusat ini pada umumnya digunakan untuk
mempermudah pekerjaan pengeboran. Dengan melakukan penitikan pada benda kerja
yang akan dibor maka mata bor tidak akan meleset atau menggeser dari sasaran.Bentuk
penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang
bersudut 250 sampai 300.
2.2.5 Mistar Baja

Gambar 2.2.5 Mistar Baja

7
Mistar baja berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain
itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada
pelat yang digunakan. Mistar baja terbuat dari bahan baja tahan karat biasa
dipergunakan pada kerja pelat. Tanda ukuran (garis skala) dalam milimeter/inchi
yang mana merupakan Standar Internasional (SI). Mistar baja ini digunakan untuk
membuat garis lurus.Ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada
yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
2.2.6 Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30
cm dan terbuat dari bahan baja. Fungsi utama mistar siku adalah untuk membuat garis
tegak lurus dan atau untuk mengukur apakah sebuah sudut itu tegak lurus (bersudut 90
derajat persis) atau tidak.

Gambar 2.2.5 Mistar Siku


2.2.7 Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel kayu. Palu
umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan
menghancurkan suatu objek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam
bentuk dan struktur.Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai
pemukul. Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.

Gambar 2.2.7 Palu

8
2.2.8 Sikat Kikir
Sikat kikir berfungsi untuk membersihkan kikir dari butiran – butiran besi yang
melekat pada kikir

Gambar 2.2.8 Sikat Kikir


2.2.9 Mal Angka dan Huruf
Mal huruf digunakan untuk proses stemping yaitu memberi nomor atau huruf pada
benda kerja. Dalam proses stempel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan satu
kali pukulan saja, karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali maka
posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur.

2.2.10 Gergaji Besi


Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis, karena
bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung
depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk mengencangkan dan
menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari “sengkang” dan “daun
gergaji”,sengkang adalah pegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang
mempunyai gigi berbentuk lurus dan berbentuk zig-zag.

Gambar 2.2.10 Gergaji Besi

9
2.2.11 Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja.
Bentuk tap dibuat secara khusus di mana ulir-ulir potong dibuat secara presisi. Bahan
untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat. Badan tap terdiri dari dua
bagian yaitu badan yang tidak mempunyai mata potong dan badan yang mempunyai mata
potong. Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu
yaitu tangkai tap/pemutar tap. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3
atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomor 1untuk awal pembuatan ulir, nomor 2
untuk perluasan ulir dan yang nomor 3 untuk finishing. Dilengkapi dengan tangkai tap
yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.

Gambar 2.2.11a Tap dan tangkai tap Gambar 2.2.11b Set Tap

2.2.12 Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya
merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper
agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Pada proses
pembuatan ulir, snei dipegang oleh tangkai snei.
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei
tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran

10
Gambar 2.2.12 Snei

2.2.13 Mesin Bor


Mesin bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang, alur, peluasan, dan
penghalusan secara presisi dan akurat

Gambar 2.2.13 Mesin Bor

2.2.14 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah 0,005 cm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan
0,01 cm untuk yang di atas 30 cm.

11
Gambar 2.2.14 Jangka Sorong digital dan manual

Kegunaan jangka sorong adalah:


1. Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka
rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat
pada benda, putar pengunci ke kanan.
2. Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci
ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar
pengunci ke kanan.
3. Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
2.2.15 Alat Pelindung Diri
a. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.

12
Gambar Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

b. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.

Gambar Masker (Respirator)


c. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan menggergaji. Bahan dan
bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

Gambar Sarung Tangan

13
d. Wearpack
Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan, goresan saat
praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi bagian bawah tubuh
dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja bangku.

Gambar Wearpack

e. Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.

Gambar Sepatu

14
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Jobsheet Praktikum Kerja Bangku

Gambar Jobsheet Kerja Bangku


Tugas yang harus dilakukan adalah membuat mur dan baut seperti gambar diatas.
Pengerjaan harus sesuai dengan prosedur dan ukuran serta kepresisian harus sesuai
dengan gambar yang ada diatas. Pengerjaan dilakukan di Bengkel Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Dengan waktu setiap hari senin mulai pukul
07.00 – 11.20 WIB. Dan dimulai pada tanggal 7 September 2020 sampai dengan 19
Oktober 2020.

15
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kikir rata (kasar dan halus) 8. Mesin Bor
2. Tap W 1/2 9. Mata bor (diameter 7 dan 11 mm)
3. Snei W ½ 10. Palu
4. Jobsheet 11. Meja rata
5. Ragum 12. Sikat besi
6. Jangka sorong 13. Oli / Minyak Pelumas /Coolant
7. Penitik dan Penggores 14. Sisir Ulir
3.2.2 Bahan
1. Besi silinder dengan panjang 64 mm dan diameter 25,4 mm (Baut)
2. Besi silinder dengan panjang 14 mm dan diameter 25,4 mm (Mur)
3. Oli/Minyak Pelumas
3.2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Alat Pelindung Diri 2. Alat Kesehatan
 Protokol Kesehatan (COVID-19)  Handsanitizer
 Wearpack  Sabun cuci tangan
 Sepatu dan Kaca Mata Safety
 Sarung tangan

3.3 Prosedur Pengerjaan


1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan
2. Pengecekan alat-alat kerja
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Melakukan pengukuran bahan yang akan digunakan
3.3.1 Pembuatan Mur
1. Pemotongan

Benda kerja dipotong sesuai dengan dimensi ukuran yang telah ditentukan pada
jobsheet yaitu besi silinder berdiameter 19 mm dengan panjang 62 mm.

16
2. Pengikiran

Proses mengikir benda kerja dimulai dengan mengurangi diameter benda kerja yang
semula 19 mm dikurangi menjadi 12,7 mm dengan bentuk yang diusahakan tetap silindris
sepanjang 40mm. Kemudian kikir lagi hingga benda berkurang diameternya menjadi
10mm sepanjang 25,4 mm dengan tetap mempertahankan bentuk silindris benda kerja.
Lalu chamfer bagian ujung benda berdiameter 10 mm dengan spesifikasi 2x45°
3. Pembentukan kepala baut

Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas ukuran segi
enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari
silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi
enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang
lain sama luas permukaannya. Perhatikan agar tiap sisi pada segi enam memiliki sudut
yang sama dan diameter yang sama besar.
4. Penyenaian
Pekerjaan selanjutnya adalah penyenaian. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jepit
pada bagian yang berbentuk segi enam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar saat proses
snei dilakukan, benda kerja tidak ikut berputar saat snei diputar. Snei benda kerja dengan
spesifikasi ulir W 1/2" sepanjang 25,4 mm. Saat melakukan posisi snei usahakn benda
kerja dan snei dalam posisi lurus vertical agar hasil ulir yang didapat baik dan tidak
miring. Ketika proses snei berlangsung, tambahkan oli atau pelumas agar mengurangi
gaya gesek panas dan ulir yang didapat halus.
5. Finishing
Haluskan setiap sisi yang tajam pada benda kerja untuk menghindari resiko terjadinya
gesekan/luka pada anggota tubuh saat terkena atau memegang benda tersebut Selain itu,
untuk kesesuaian benda ketika diuji ke kunci segi enam dan mur segi enam.

3.3.2 Pembuatan Baut


1. Pemotongan

Benda kerja dipotong sesuai dengan dimensi ukuran yang telah ditentukan pada
jobsheet yaitu besi silinder berdiameter 19 mm dengan panjang 62 mm.
2. Pengikiran

17
Proses mengikir benda kerja dimulai dengan mengurangi diameter benda kerja yang
semula 19 mm dikurangi menjadi 12,7 mm dengan bentuk yang diusahakan tetap silindris
sepanjang 40mm. Kemudian kikir lagi hingga benda berkurang diameternya menjadi
10mm sepanjang 25,4 mm dengan tetap mempertahankan bentuk silindris benda kerja.
Lalu chamfer bagian ujung benda berdiameter 10 mm dengan spesifikasi 2x45°
3. Pembentukan kepala baut

Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas ukuran segi
enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari
silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi
enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi yang
lain sama luas permukaannya. Perhatikan agar tiap sisi pada segi enam memiliki sudut
yang sama dan diameter yang sama besar.
4. Penyenaian
Pekerjaan selanjutnya adalah penyenaian. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jepit
pada bagian yang berbentuk segi enam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar saat proses
snei dilakukan, benda kerja tidak ikut berputar saat snei diputar. Snei benda kerja dengan
spesifikasi ulir W 1/2" sepanjang 25,4 mm. Saat melakukan posisi snei usahakn benda
kerja dan snei dalam posisi lurus vertical agar hasil ulir yang didapat baik dan tidak
miring. Ketika proses snei berlangsung, tambahkan oli atau pelumas agar mengurangi
gaya gesek panas dan ulir yang didapat halus.
5. Finishing
Haluskan setiap sisi yang tajam pada benda kerja untuk menghindari resiko terjadinya
gesekan/luka pada anggota tubuh saat terkena atau memegang benda tersebut Selain itu,
untuk kesesuaian benda ketika diuji ke kunci segi enam dan mur segi enam.

3.4 Jurnal Singkat Harian Praktikum


a. Pertemuan Ke-1
Pada hari pertama masuk, kami satu kelas A3 masuk seluruhnya. Kemudian bapak
Dwi Agus Sudjimat selaku dosen pengajar memberi arahan apa yang harus dilakukan.
Dikarenakan adanya virus COVID-19 yang menyerang pada saat itu kemudian kami
menentukan pembagian kelompok. Kelas kami dibagi menjadi 2 bagian yatu kelompok A
dan Kelompok B, untuk memenuhi protokol kesehatan dalam menghadapi COVID-19
tersebut. Untuk kelompok A akan melakukan praktikum pada pertemuan 2-8 dan untuk

18
kelompok B akan melakukan praktikum pada pertemuan 9-16. Dan saya mendapat
kelompok A jadi saya akan melakukan praktikum mulai dari pertemuan 2-8.
b. Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke 2 kami kelompok A melakukan praktikum untuk pertama
kalinya. Kami diberi benda kerja dengan ukuran panjang 62 mm dan diameter 1 inchi
atau 25,4 mm. langkah awal yang saya lakukan adalah melakukan pengikiran muka
depan belakang. Pengikiran muka benda kerja yang saya lakukan memiliki tujuan yaitu
menjadikan panjang benda kerja menjadi 60 mm. Setelah itu saya mulai melakukan
pengurangan diameter. Diameter yang awalnya 25,4 mm saya kikir hingga menjadi 19
mm. dan merubah bentuk benda yang semula silinder menjadi persegi dengan empat sisi.
Pada pertemuan ini pekerjaan yang saya lakukan hanya sampai pada pembuatan 2 sisi,
dikarenakan waktu dan tenaga saya telah habis.

Benda Kerja Awal Hasil Pengerjaan Pertemuan 2

Hambatan yang saya dapatkan saat pertemuan ke 2 ini adalah alat yang
digunakan, yaitu kikir yang ada dibengkel rata-rata sudah halus dan saya mendapatkan
kikir yang sudah halus. misalnya kikir tumpul, ragum yang goyang dan Sketchmat
(jangka sorong yang tidak presisi)
Solusinya adalah mencari alat kerja dengan kondisi baik dan meningkatkan
kualitas kerja seoptimal mungkin agar didapat hasil produk benda yang baik dan presisi.
Target saya untuk pertemuan berikutnya adalah menjadikan segi enam sesuai dengan
ukuran yang telah diberikan.

c. Pertemuan ke-3

19
Pada pertemuan ke tiga, saya melanjutkan pekerjaan saya yaitu menjadikan besi
silinder berdiameter 25,4 mm menjadi persegi empat berukuran 19 x 19 mm. Pada
pertemuan kemarin saya baru mendapatkan dua sisi persegi dan pada pertemuan ke-3 ini
saya sudah mendapatkan 4 sisi tapi untuk ukurannya belum presisi. Kemudian saya
mengikir benda kerja saya hingga mencapai ukuran pada gambar.

Hasil Pengerjaan Pertemuan 3

Hambatan yang saya dapatkan ketika pertemuan ke 3 Hambatan adalah mengikir


kepala baut dengan lurus/siku, dan mendapatkan sudut/sisi pada segi 6 yang sama besar
agar sudut/sisi pada segi 6 tidak miring dan memiliki ukuran yang sama.
Solusinya adalah diusahakan ketika mengikir benda kerja posisi tangan ketika
mengikir sejajar dan lurus sehingga tidak ada celah (tidak rata). Selain itu ketika mengikir
saya menggunakan posisi mengikir yang searah agar hasil pemakanan banyak
d. Pertemuan ke-4
Pada pertemuan ke-4 ini saya melanjutkan pekerjaan saya yang kemarin yaitu
menngikir segi enam. Untuk mengikir ssegienam langkahnya adalah mengikir 2 sudut
dari persegi empat yang sudah saya buat. Dan setelah jadi segienam saya meratakan sisi-
sisi yang miring.

Hasil Pengerjaan Pertemuan 4

20
Hambatan yang saya temui pada pertemuan ke 4 ini adalah saat saya mengikir
besi dengan lurus dan presisi. Selain itu memastikan agar segi enam memiliki sisi-sisi
yang rata dan bersesuaian.
Solusinya adalah diusahakan ketika mengikir benda kerja posisi tangan dan kikir
sejajar lurus sehingga tidak ada celah. Selain itu selalu mnegcek kerataan benda kerja
pada bidang datar/rata agar kita mengetahui bagian mana yang belum rata ketika kita
mengikir.

e. Pertemuan ke-5
Pada pertemuan ke-5 ini saya melanjutkan pekerjaan saya yang kemarin yaitu
mengikir silinder. Untuk mengikir silinder langkahnya adalah membuat banyak sudut.
Dan dilakukan secara berulang hingga mencapai ukuran yang ada digambar atau
ditentukan yaitu 12,7 mm. Setelah itu kecilkan bagian depan sepanjang 25,4 mm
dikecilkan sampai dia meter 12,5 atau 4 untuk proses penguliran. Pada pertemuan ini
pengikiran silinder saya masih mencapai 15 mm dan perintah pada gambar adalah 12,7
mm.

Hasil Pengerjaan Pertemuan 5


Hambatan yang saya dapatkan saat mengikir silinder adalah saat membuat
silindernya sangat susah sekali karena cara pengikirannya juga berbeda jadi pada proses
ini sedikit menghambat pengerjaan saya. Solusi yang saya lakukan adalah tetap
mengerjakan dengan teliti dan bersabar. Target saya pada pertemuan selanjutnya adalah
mengikir silinder hingga menjadi 100 persen dan mengulir.
f. Pertemuan ke-6
Pada pertemuan ke-6 ini adalah hari praktikum kami yang ke 5. Pada pertemuan
ini saya melanjutkan mengikir silinder. Cara yang saya lakukan sama seperti sebelumnya

21
yaitu menjadikan segi banyak terlebih dahulu kemudian mengikirnya menjadi silinder.
Dan pada pertemuan ini target saya telah tercapai yaitu mengikir silinder hingga ukuran
12,7 mm. Selanjutnya adalah mengikir silinder yang akan dibuat ulir sepanjang 25,4 mm
menjadi diameter 12,2 mm. Panjang ulir adalah 25,4 mm dan ulir yang digunakan adalah
ulir dengan spesifikasi W 1/2. Untuk proses penguliran langkah yang saya lakukan adalah
pertama mengambil snei dengan spesifikasi W ½ . Setelah itu saya mengambil oli sebagai
bahan pelumas saat proses penguliran. Setelah itu saya mengepaskan snei dengan benda
kerja agar tidak miring. Setelah snei masuk ke benda kerja saya saya langsung
melanjutkannya secara perlahan agar drat ulir tidak putus.

Hasil Pengikiran Pertemuan 6


Hambatan adalah ketika melakukan snei posisi baut tidak sejajar dengan snei dan
baut sulit untuk masuk kedalam ulir snei.
Solusinya adalah ketika melakukan snei, posisi snei lurus dan diberi pelumas oli
agar tidak macet. Selain itu ujung besi di champer/ ditiruskan sedikit ujungnya agar
mudah untuk memasukkan ulir snei ke besi.Target saya selanjutnya adalah membuat mur
dalam waktu satu hari.

Pertemuan ke-7
Pertemuan ketujuh ini adalah hari praktikum yang keenam. Di pertemuan
sebelumnya baut yang saya miliki sudah jadi sesuai dengan ukuran. Jadi, pada pertemuan
ke-7 ini saya akan membuat mur segienam. Benda kerja yang diberikan awalnya
berukuran tebal 14,3 mm dan diameter 25,4 mm. dan harus dijadikan mur dengan ukuran
tebal 12,7 mm dan jarak dari sisi ke sisi adalah 22 mm dan dari sudut ke sudut adalah
25,4 mm . Setelah diberi benda kerja saya langsung mengikir muka benda kerja yang

22
awalnya berukuran 14,3 mm dijadikan 12,7 mm . Setelah itu saya langsung mengemal
segienam pada benda kerja saya dan mengikirnya satu per satu sisi hingga terbentuk
segienam. Setelah itu saya langsung menitik titik tengah benda kerja saya dengan penitik
dan mengebornya. Proses pengeboran saya lakukan 3 kali. Pertama, saya mengebor
menggunakan bor senter, kemudian saya mengebor menggunakan mata bor 7 mm, dan
yang terakhir saya mengebor dengan mata bor berdiameter 11 mm. Setelah itu, saya
langsung membuat ulir dalam menggunakan tap. Proses pengetapan saya lakukan 3 kali
sesuai prosedur. Pertama, menggunakan tap nomer 1, kemudian tap nomer 2, dan yang
terakhir tap nomer 3.

Hasil Pengerjaan pertemuan 7


Hambatan yang saya dapatkan adalah ketika mengikir baut sudut yang dididapat
tidak sama/ miring. Solusinya adalah ketika mengikir baut posisi tangan lurus dan sejajar
sehingga tidak ada celah miring dan ketika menjepit benda kerja ke ragum lurus dan tidak
miring agar hasil akhir mengikir juga lurus mengikuti arah benda kerja.Dan untuk
pertemuan selanjutnya saya akan melakukan finishing dan melakukan penilaian.

Pertemuan ke-8
Pertemuan 8 ini adalah hari praktikum yang terakhir. Benda kerja saya sudah jadi
dan langkah saya selanjutnya adalah melakukan finishing dengan cara menghaluskan
setiap sudut yang tajam agar tidak melukai saat dipegang atau saat proses penilaian.
Setelah itu saya melakukan proses penilaian. Proses penilaian dilakukan dengan cara

23
mengukur benda kerja apakah sudah sesuai dengan ukuran digambar dengan toleransi
0.05 mm dari atas dan bawah.

Hasil Akhir Mur dan Baut

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kendala
1. Peralatan di bengkel ada yang sudah tidak memadai seperti kikir yang halus, jangka
sorong yang kurang presisi dan penjepit ragum yang goyang.
2. Kurang teliti ketika melakukan pengukuran benda kerja dan sabar dalam proses
pengerjaan sehingga membuat kesalahan di beberapa ukuran benda kerja
3. Permukaan benda kerja rusak dan lecet karena terlalu kuat saat menjepit dengan
ragum
4. Mengikir besi dengan lurus/siku, dan mendapatkan sudut pada segi 6 sama besar
sehingga sudut-sudut pada segi 6 tidak miring dan simetris.
5. Hambatan adalah ketika melakukan snei posisi tidak sejajar dan besi sulit untuk
masuk kedalam ulir snei.
B. Solusi
1. Alat-alat yang sudah tidak memadai harus segera diganti agar mahasiswa dapat
bekerja lebih efisien dan memenuhi persyaratan keselamatan kerja
2. Lebih teliti dan sabar dalam mengerjakan agar tidak terjadi kesalahan ukuran dan hal
buruk lainnya
3. Jangan terlalu kuat saat menjepit benda kerja dan jika ada, beri kain atau pengganjal
yang halus untuk menjepit benda kerja.
4. Diusahakan ketika mengikir benda kerja posisi tangan dan kikir sejajar lurus
sehingga tidak ada celah dan membuat alat bantu mal atau penanda ketika mengikir
segi 6 agar sudut dan panjang setiap sisi sama.
5. Ketika melakukan snei, posisi snei lurus dan diberi pelumas oli agar tidak macet.
Selain itu ujung besi di champer/ ditiruskan sedikit ujungnya agar mudah untuk
memasukkan ulir snei ke besi.

25
DAFTAR RUJUKAN

Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Anggriawan, A., dkk. 2012. Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong (Makalah).
Malang : Universitas Negeri Malang.
Faridah, A. 2008. Teknik Pembentukan Pelat Jilid II. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemeb Pendidikan Nasional.
Sumbodo, W., dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri untuk SMK Jilid 1.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Widarto, dkk. 2008. Teknik Pemesinan Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

26

Anda mungkin juga menyukai