Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nico Wirawan

Tanggal Review : 1/03/2020


Sesi Pembahasan : Pola Kebiasaan Belajar Anak

REVIEW JURNAL

Judul : KEBIASAAN BELAJAR ANAK DALAM KELUARGA SUKU


TOGUTIL HALMAHERA TIMUR

Jurnal : Pendidikan Dasar Pascasarjana-Universitas Negeri Malang

Tujuan Penelitian : untuk mengkaji lebih mendalam budaya dan kebiasaan belajar anak suku
Togutil. Hasilnya menunjukkan, bahwa kebiasaaan belajar anak suku
Togutil cenderung tertinggal karena budaya kebiasaan belajar mereka
yang belum terbiasa, justru mereka belajar pada kehidupan nyata.

Pokok Pokok Penelitian:

 Suku Togutil adalah suku terasing yang terdapat di Pulau Halmahera dan hidup di hutan.
Mereka menggantungkan hidup mereka pada hutan dan alam membuat mereka memiliki
kehidupan yang nomaden / berpindah-pindah. Mata pencaharian mereka adalah berburu,
menangkap ikan, mencari dan mengumpulkan hasil hutan, serta memanfaatkan sagu
sebagai sumber makanan utama. Jika persediaan mereka menjadi berkurang, mereka akan
berpindah ke tempat yang baru.

 kebiasaan belajar anak suku Togutil disesuaikan dengan kondisi budaya, lingkungan serta
keyakinan masyarakat di daerah tersebut. Hal tersebut dikarenakan masyarakat awalnya
bertempat tinggal di hutan sehingga budaya pemahaman membaca, menulis, dan
berhitung masih belum maksimal. Minimnya pengetahuan dan pemahaman orangtua
tentang pendidikan berdampak pada kebiasaan belajar anak dalam membaca, menulis,
dan berhitung yang hanya bergantung pada proses pembelajaran di sekolah bukan pada
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.
 Faktor yang memengaruhi kebiasaan belajar anak adalah
(1) kurangnya perhatian orangtua terhadap kebiasaan belajar anak, diakibatkan aktivitas
orangtua yang sering menghabiskan waktu untuk berburu, berkebun, dan bekerja

(2) aktivitas rutin masyarakat, seperti berburu, berkebun, dan bekerja sehingga kurang
adanya informasi dari luar daerah serta letak geografis dusun yang terpencil sehingga
kurangnya motivasi masyarakat terhadap anak-anak, khususnya dalam pendidikan,
(3) minimnya fasilitas sarana dan prasarana serta tenaga pendidik / guru
(4) budaya yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, khususnya pada orangtua
tentang aktivitas sehari-hari. Misalnya mengajak anak-anak untuk berburu, menetap
di pemukiman hutan dalam jangka waktu beberapa hari.

 Peran orangtua tinggi dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan anak serta
memotivasi anak untuk terus belajar dan sekolah. Di samping itu, pihak sekolah
menyediakan sarana dan prasarana serta melakukan penambahan tenaga guru agar dapat
menumbuhkan semangat siswa untuk dapat belajar dengan efektif.

Refleksi :

 Faktor yang memengaruhi kebiasaan belajar anak adalah


a) kurangnya perhatian orangtua terhadap kebiasaan belajar anak.
b) aktivitas rutin masyarakat sehingga kurang informasi letak geografis yang terpencil
sehingga kurangnya motivasi masyarakat terhadap anak-anak, khususnya dalam
pendidikan,
c) minimnya fasilitas sarana dan prasarana serta tenaga pendidik / guru
d) budaya yang dimiliki oleh sebagian besar

 Peran orangtua tinggi dalam memenuhi kebutuhan dan memotivasi anak untuk terus
belajar dan sekolah.

 Pihak sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana serta melakukan


penambahan tenaga guru agar dapat menumbuhkan semangat siswa untuk dapat belajar
dengan efektif.
 interaksi sosial masyarakat pedalaman terlihat baik dengan masyarakat luar yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, ekonomi, agama, dan pendidikan.

 kebiasaan belajar anak suku tertentu disesuaikan dengan kondisi budaya, lingkungan
serta keyakinan masyarakat di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai