Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nico Wirawan

Tanggal Review : 24/02/2020

Sesi Pembahasan : SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara Keinginan Dan


Realita

REVIEW JURNAL

Judul : SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara Keinginan Dan


Realita

Jurnal : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan sistem pendidikan di Indonesia, terutama

kesenjangan antara cita-cita dan kenyataan, yang dapat dilihat dari

berbagai faktor seperti pada sektor manajemen, dukungan pemerintah

dan masyarakat, efektifitas dan efisiensi, inferioritas SDM pendidikan,

dan standar evaluasi pembelajaran.

Pokok Pokok Penelitian:

 Sistem Pendidikan dikelola secara terpusat, berlaku di Tanah Air. Tujuan pendidikan,
materi ajar, metode pembelajaran, buku ajar, tenaga kependidikan, baik siswa, guru
maupun karyawan, mengenai persyaratan penerimaannya, jenjang kenaikan pangkatnya
bahkan sampai penilaiannya diatur oleh Pemerintah Pusat dan berlaku untuk semua
sekolah di seluruh Indonesia.
 Pemerintah adalah pihak yang mengendalikan dan mengelola sistem pendidikan secara
nasional. Sedangkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan antara lain
dimanifestasikan dalam penyelenggaraan sekolah, keluarga, dan unit pendidikan non-
formal lainnya dan tidak terlepas dari sentuhan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai agama,
budaya, dan nilai lainnya.
 Penyusunan materi ajar dan kurikulum diarahkan untuk memenuhi kepentingan
Pemerintah agar target pembangunan dapat mengejar pertumbuhan yang ditetapkan.
Padahal globalisasi menuntut kita agar materi ajar difokuskan demi kepentingan anak
didik, pasar dan pembangunan IPTEK.
 Sistem Pendidikan Nasional masih berpegang pada paradigma lama bahwa ilmu
diperoleh dengan jalan diajarkan oleh orang lebih pandai (guru) kepada murid. Pola guru
memberi materi sedangkan murid menerima materi dengan pasif, masih terus
dipraktekkan. Tidak ada kritik atau koreksi terhadap pendapat guru, yang minta
penjelasan kemudian menerima dan mengikutinya.
 Sumber Daya Manusia dilaksanakan di bawah kekuasaan dan kekuatan administarsi
birokrasi. Guru sebagai pegawai negeri dan tidak sebagai tenaga pendidik dan pengajar.
Perlakuan sebagai pegawai mengutamakan kesetiaan, kejujuran, kedisiplinan, dan
produksi kerja. Sedangkan perlakuan sebagai pendidik, selain mementingkan kejujuran
(moral, kedisiplinan dan pengabdian), juga mementingkan kreativitas, inovasi dan
dedikasi. Guru diharapkan mampu mengembangkan budaya belajar yang baik pada
siswanya
 Penyelenggaraan pendidikan bermutu memang membutuhkan dana. Tanpa adanya dana
yang cukup berimplikasi pada rendahnya pengelolaan pendidikan. Namun dana bukan
satu-satunya unsur yang menentukan keberhasilan usaha penyelenggaraan pendidikan.
Hasil akan tergantung pada tiga faktor kunci lainnya, yaitu: sistem, keahlian, dan moral
penyelenggara
 Evaluasi diri dilakukan oleh penyelenggara sendiri (sekolah, guru maupun murid) dan
akreditasi dilakukan oleh pihak luar, baik oleh pemerintah, pasar, dan pengguna jasa
pendidikan atau stakeholder lainnya
 Faktor Disentralisasi pendidikan berhadapan dengan masalah yang sangat mendasar yaitu
pendidikan adalah milik rakyat dan untuk rakyat, agar tidak terpusat dan untuk kalangan
tertentu. Di samping itu, pelaksanaan pendidikan hendaknya dilangsungkan secara
demokratis dimana setiap warga negara memperoleh kesempatan yang sama untuk
belajar dan menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan.
 Materi ajar yang diharapkan adalah yang dapat memenuhi sifat-sifat integrality, holistic,
wholistic, continuity dan consistency serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik,
pasar, dan pengembangan IPTEK. Karena itu sebaiknya materi ajar untuk ilmu-ilmu
umum bersumber dari nilai- nilai agama, dan berkembang melalui metodologi
pembelajaran yang tepat
 Pendekatan dan metodologi pembelajaran. Pendekatan dan metodologi pembelajaran
menempatkan guru sebagai motivator, fasilitator, dan dinamisator murid dalam mencari
dan menemukan ilmu. Murid sendiri yang mencari ilmu.
 Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pendidikan yang meliputi guru, karyawan, dan
siswa. Sebagai guru dan karyawan hendaknya lebih profesional agar mampu
mengembangkan kreativitas, inovasi dan dedikasi yang baik sebagai pendidik ataupun
tenaga kependidikan.

Refleksi :

 Dari uraian tentang Sistem Pendidikan di Indonesia antara keinginan dan realita, kita
dapat mengambil point penting bahwa bahwa Sistem Pendidikan di Indonesia dewasa ini
tampak ada kesenjangan antara kenginan dan realita. Secara garis besar dapat dilihat
dalam aspek pengelolaan, peran pemerintah dan masyarakat, kurikulum atau materi ajar,
pendekatan dan metodologi pembelajaran, Sumber Daya Manusia, lingkungan kampus
atau sekolah, dana, dan akreditasi. Kesenjangan dalam sistem pendidikan tersebut
disebabkan karena faktor politik, ekonomi, sosial-budaya dan sebagainya yang selalu
berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai