Anda di halaman 1dari 8

“ETIKA BERDASARKAN

NILAI - NILAI PANCASILA”


Anggota :
Acesa Mahardhika Prawira Kusuma (190516649239)
Benedikta Fini Alfionita Wika (190516649208)
Nico Wirawan (190511630847)
Rifqita Hana Zahrandhika (190511630842)
Satria Samudra Fadillah (190511630853)

Kelompok 5
 Etika secara etimologis berasal dari kata ‘ethos’ (Yunani) yang
berarti watak, adat, kesusilaan, seperangkat aturan-aturan
kesusilaan.
 Secara terminologis berarti suatu cabang ilmu yang mengkaji
bagaimana dan mengapa manusia mengikuti ajaran moral
tertentu. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

ETIKA
• Pancasila sebagai suatu sistem filsafat. Pancasila dan
etika adalah dua hal yang tida dapat dipisahkan karena
sama-sama mengandung nilai-nilai yang mengajarkan
pada kebaikan

• PANCASILA
• Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian
baik dan buruk pada nilainilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Kelima nilai tersebut
membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua
aspek kehidupannya

• Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari


sila-sila pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
• Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental
adalah seperangkat nilai yang terpadu
berkenan dengan hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
• Nilai dasar yang fundamental suatu Negara
dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak akan
berubah, dalam arti dengan jalan hukum
apapun tidak mugkin lagi untuk diubah
• Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Pertama, hakikat sila Ketuhanan terletak pada
keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral.
2. Kedua, hakikat sila Kemanusiaan terletak pada actus
humanus, yaitu tindakan manusia yang mengandung
implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan
dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang
biasa.
3. Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan
untuk hidup bersama sebagai warga bangsa yang
mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan
individu atau kelompok
4. Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada
prinsip musyawarah untuk mufakat
5. Kelima, hakikat sila keadilan sosual bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari
system yang tidak menekankan pada kewajiban
semata (deontologis) atau menekankan pada
tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih
menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang
terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai