Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

“ETIKA BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA”

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengatar Pendidikan
Yang dibina Oleh Bapak Dr. Joko Suyono, M.Pd, M.Hum.

Oleh :
Acesa Mahardhika Prawira Kusuma (190516649239)
Benedikta Fini Alfionita Wika (190516649208)
Nico Wirawan (190511630847)
Rifqita Hana Zahrandhika (190511630842)
Satria Samudra Fadillah (190511630853)
\

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
MARET 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Etika secara etimologis berasal dari kata ‘ethos’ (Yunani) yang berarti watak,
adat, kesusilaan, seperangkat aturan-aturan kesusilaan. Secara terminologis berarti suatu
cabang ilmu yang mengkaji bagaimana dan mengapa manusia mengikuti ajaran moral
tertentu. Pancasila sebagai suatu system filsafat. Pancasila dan etika adalah dua hal yang
tida dapat dipisahkan karena sama-sama mengandung nilai-nilai yang mengajarkan pada
kebaikan. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi system etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang
ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Etika Pancasila?


2. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai system Etika di Indonesia?
3. Bagaimana esensi Pancasila sebagai system etika?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca memahami apa yang dimaksud dengan Etika Pancasila


2. Agar pembaca mengetahui latar belakang mengapa pancasila dijadikan system etika
di Indonesia
3. Agar pembaca dapat memahami tentang esensi Pancasila sebagai system etika
BAB II
ISI

A. Etika Pancasila

Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk
perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan
mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia
kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan
mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi, yaitu
upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antarsesama. Sila
persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta
tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang
lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain,
kesediaan membantu kesulitan orang lain.

Etika pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika
kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan teleologis
termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan karena etika
pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan,
keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu tindakan yang
didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal –
rasa – kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak
(Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup
religius.

Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam hal
kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas
dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib
kepada diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengan segala
sesuatu yang telah menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386).

B. Mengapa Pancasila Dijadikan Sistem Etika di Indonesia

Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan
buruk. Ranah pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafati atas
moralitas secara normatif. Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan
sadar yang dilakukan dan didasarkan pada norma-norma masyarakat yang
mengatur perbuatan baik (susila) dan buruk (asusila). Adapun refleksi filsafati
mengajarkan bagaimana tentang moral filsafat tersebut dapat dijawab secara
rasional dan bertanggung jawab.
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat. Dalam penjelasan UUD 1945 yang diasusun oleh PPKI
ditegaskan bahwa “pokok-pokok pikiran yang termuat dalam pembukaan ada
empat (persatuan, keadilan, kerakyatan, dan ketuhanan menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab) dijabarkan kedalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan
menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai
yang terpadu berkenan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-
pokok kaidah Negara yang fundamental, karena didalamnya terkandung pula
konsep-konsep sebagai berikut :
a. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik
Negara (Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan
Negara atas kerohanian (Pancasila)
b. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “…maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar Negara Indonesia…”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak akan berubah, dalam arti
dengan jalan hukum apapun tidak mugkin lagi untuk diubah. Berhubung
pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka
Pembukaan UUd 1945 yang didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah
secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi
17 Agustus 1945.
C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hakikat Pancasila sebagai system etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :
Pertama, hakikat sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia
bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku
warga Negara harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang bersumber pada
norma agama. Setiap prinsip moral yang berlandaskan pada norma agama,
maka prinsip tersebut memiliki kekuatan (force) untuk dilaksanakan oleh
pengikut-pengikutnya.
Kedua, hakikat sila Kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan
manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan
dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa. Tindakan
kemanusiaan yang mengandung implikasi moral diungkapkan dengan cara
dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata pergaulan antar
manusia dan antar makhluk yang bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang
tertinggi, yaitu kebajikan dan kearifan.
Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama
sebagai warga bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas
kepentingan individu atau kelompok. System etika yang berlandaskan pada
semangat kebersamaan, solidaritas social akan melahirkan kekuatan untuk
menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat. Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai
orang lain.
Kelima, hakikat sila keadilan sosual bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
perwujudan dari system yang tidak menekankan pada kewajiban semata
(deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih
menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan
itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk
perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia
sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan
demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.

B. DAFTAR RUJUKAN

https://docplayer.info/80888700-Jurnal-voice-of-midwifery-pancasila-sebagai-sistem-
etika-pancasila-as-an-ethical-system.html

https://dedechrismaylindra16.blogspot.com/2016/10/pancasila-sebagai-sistem-etika.html

https://www.slideshare.net/TriMaulidya/pancasila-sebagai-sistem-etika-75639969

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-PendidikanPancasila.pdf

Anda mungkin juga menyukai