DISUSUN OLEH :
ITA MASITAH
5315161394
FAKULTAS TEKNIK
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNya laporan pelaksanaan
praktek kerja bangku semester 106 dapat diselesaikan.
Meskipun penulis berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki diri.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini
bermanfaat.
Ita Masitah
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan keahlian
dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk
materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititikberatkan
pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku
kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
jobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam
praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar
penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja.
Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya.
Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan,
disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin produksi.
Aktivitas dalam kerja bangku meliputi :
1) Pengikiran (filling)
2) Penggergajian (sawing)
3) Penandaan (marking)
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di
dalam praktek maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan
kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan.
1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah mengikir, menandai dan menggergaji yang benar
pada praktek kerja bangku.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja
bangku.
1.3. MANFAAT
Manfaat praktik kerja bangku adalah sebagai berikut
1. Melatih praktikan (mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan kerja bangku, sehingga terampil
melaksanakannya.
2. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kegiatan kerja bangku sehingga mampu
melaksanakan kerja bangku di dunia industry.
3. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kerja bangku sehingga saat menjadi tenaga
pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
4. Melatih kemampuan praktikan (mahasiswa) mampu menggunakan alat-alat kerja bangku.
Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan ini
dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB V LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Ragum
2. Kikir
3. Gergaji
4. Palu
5. Penggures
6. Penitik
7. Siku
8. Jangka sorong
9. Mesin Bor
Mengukur dan Menandai merupakan dasar pengerjaan pada benda kerja dimana
mengukur adalah awal dari membuat pola pada benda kerja, tujuannya untuk
memudahakan pekerja mencari batas pengerjaan pada benda kerja. Sebelum membuat
pola, pertama-tama ukurlah benda kerja kemudian tandai dengan penggores, dan semua
pertemuan garis-garis pola tersebut akan membentuk batas pengerjaan benda kerja.
Menggergaji benda kerja yang terbuat dari logam atau besi berbeda dengan menggergaji
benda yang lebih lunak seperti kayu. Selain itu gergaji yang digunakan untuk
menggergaji besi berbeda pula dengan gergaji pada umumnya.
Gergaji yang digunakan untuk memotong bahan-bahan besi biasanya disebut dengan
gergaji besi. Konstruksi dari gergaji besi ini terdiri dari bingkai atau frame gergaji yang
terbuat dari pipa besi yang keras dan kuat. Pada daun gergaji terdapat tempat untuk
mengaitkan gerigi pemotong. Jumlah dari gerigi pemotong juga harus diperhatikan saat
melakukan penggergajian.
mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu dengan menggunakan kikir yang
dilakukan dengan tangan. Dalam hal ini untuk mendapatkan hasil pengikiran yang presisi
dan maksimal diperlukan pemahaman tentang jenis dan karakteristik kikir sebagai alat
peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik. Selain itu pekerjaan mengikir juga
diperlukan tenaga yang kuat dan harus telaten, ulet, dan teliti. Dengan demikian pekerjaan
menjadi praktisi pemesinan yang profesional dan handal. Perlu diketahui bahwa kegiatan
mengikir bukan hanya meratakan dan menghaluskan sebuah permukaan benda kerja hingga
mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu, melainkan juga harus tercapai
Menentukan Bidang Dasar Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang
yang dijadikan acuan untuk pengambilan ukuran, kesikuan, dan kesejajaran terhadap
bidang lain. Suatu pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang
dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan satu sama lain.
Karena fungsinya sebagai acuan terhadap bidang yang lain, maka bidang dasar harus rata
dan menyiku satu sama lain. Bidang dasar ditentukan secara berurutan, mulai dari bidang
yang paling luas hingga yang paling kecil serta demikian pula dengan urutan
pengerjaannya.
lebih besar, tinggi ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih
tinggi dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada lengan.
Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga
dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan
hanya teknik kerja umum pengikiran pekerjaanl ini tentunya. yang banyak dilakukan di
departemant debburing dan biasa diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru.
Pengerjaan dasar sebelum melakukan pengikiran antara lain sebagai berikut:
badan berdiri di sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada
tempatnya. Jarak antar kaki deisesuaikan dengan panjangkikir.Sudut antara poros tanggem
dan kaki kira-kira membentuk sudut 300, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut
kurang lebih 75.
3. Melakukan Gerakan Utama/dasar Sebanyak Mungkin
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama
pengikiran berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran
berlangsung. Sedangkan arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada
benda kerja yang akan dikerjakan atau dikikir.
proses pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji,
memahat, dll. Dalam pengerjaannya, biasanya digunakan ragum sejajar.
5. Pemegangan Kikir
Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir
yang dipakai harus bergagang atau bertangkai. jika ketentuan ini diabaikan akan
mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung
dengan telapak tangan. Pemegang kikir harus dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke
tangkai kikir. Adapun diameter bor dan kedalamannya harus disesuaikanj dengan ukuran
kikir. Sewaktu memasang, dapat dilakukan dengan jalan memanaskan terlebih dahulu
tangkai kikir sampai merah suram, kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu sehingga
membentuk lubang yang pas.
B. CARA MENGIKIR
1. Posisi Kaki
Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada
tempatnya. Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan
dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan
kurang lebih 75° untuk kaki kanan. Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan
panjang kikir yang digunakan. Sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih
kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi
menghadap pada benda kerja.
selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran
dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja
3. Memegang Kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan
dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah
gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari
lainnya terletak di luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan
melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan
menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang
ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja.
Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan
tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah
benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah
berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan kanan
berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama
sekali
Teknik mengebor merupakan cara untuk membuat lubang pada benda kerja dengan prinsip
gaya tekan dan penyayatan mata bor yang berputar.
Cara mengebor yaitu pertamatama mendekatkan mata bor yang beroutar pada pola penitik
benda kerja kemudian turunkan tuas bor dan tekan secara kontinu dan perlahan sampai
benda terlubangi sedikit. Selanjutnya bagian lubang tadi akan mengekuarkan gram. Agar
mata bor tidak patah maka tuas harus diangkat keluar dari lubang agar geram tersebut ikut
terangkat keluar.
BAB III
PROSES PEMBUATAN BENDA KERJA
4. Mengebor
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses pembuatan benda kerja pada kerja di bangku membutuhkan kesabaran dan ketelitian
yang ekstra agar semua tujuan tercapai maksimal dan memuaskan.
Disisi lain, kerja bangku juga harus mengutamakan keselamatan pekerja, alat dan benda
kerja.
Semua proses mengikir dan menggergaji harus menggunakan ragum.
4.2 Saran