Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA BANGKU DAN PLAT

DISUSUN OLEH :

ITA MASITAH

5315161394

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNya laporan pelaksanaan
praktek kerja bangku semester 106 dapat diselesaikan.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Triyono.


S.T., M.Eng. selaku dosen Praktek Kerja Bangku dan Plat yang telah memberikan
dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki diri.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini
bermanfaat.

Jakarta,15 Juni 2017

Ita Masitah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan keahlian
dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk
materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititikberatkan
pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku
kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
jobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam
praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar
penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja.
Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya.
Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan,
disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin produksi.
Aktivitas dalam kerja bangku meliputi :
1) Pengikiran (filling)
2) Penggergajian (sawing)
3) Penandaan (marking)
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di
dalam praktek maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan
kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan.

1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah mengikir, menandai dan menggergaji yang benar
pada praktek kerja bangku.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja
bangku.

1.3. MANFAAT
Manfaat praktik kerja bangku adalah sebagai berikut
1. Melatih praktikan (mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan kerja bangku, sehingga terampil
melaksanakannya.
2. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kegiatan kerja bangku sehingga mampu
melaksanakan kerja bangku di dunia industry.
3. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kerja bangku sehingga saat menjadi tenaga
pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
4. Melatih kemampuan praktikan (mahasiswa) mampu menggunakan alat-alat kerja bangku.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan ini
dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang
berkaitan dengan penyusunan laporan serta beberapa refrensi yang berhubungan dengan praktek
krja bangku dan plat.

BAB III PROSES PEMBUATAN BENDA KERJA


Bab ini berisikan gambaran proses pengerjaan benda kerja dan gambar kerja

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

BAB V LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PERALATAN DALAM KERJA BANGKU

1. Ragum
2. Kikir
3. Gergaji
4. Palu
5. Penggures
6. Penitik
7. Siku
8. Jangka sorong
9. Mesin Bor

2.2.LATIHAN MENGUKUR DAN MENANDAI POLA BENDA KERJA

Mengukur dan Menandai merupakan dasar pengerjaan pada benda kerja dimana
mengukur adalah awal dari membuat pola pada benda kerja, tujuannya untuk
memudahakan pekerja mencari batas pengerjaan pada benda kerja. Sebelum membuat
pola, pertama-tama ukurlah benda kerja kemudian tandai dengan penggores, dan semua
pertemuan garis-garis pola tersebut akan membentuk batas pengerjaan benda kerja.

2.3. PROSES MENGGERGAJI

Menggergaji benda kerja yang terbuat dari logam atau besi berbeda dengan menggergaji
benda yang lebih lunak seperti kayu. Selain itu gergaji yang digunakan untuk
menggergaji besi berbeda pula dengan gergaji pada umumnya.
Gergaji yang digunakan untuk memotong bahan-bahan besi biasanya disebut dengan
gergaji besi. Konstruksi dari gergaji besi ini terdiri dari bingkai atau frame gergaji yang
terbuat dari pipa besi yang keras dan kuat. Pada daun gergaji terdapat tempat untuk
mengaitkan gerigi pemotong. Jumlah dari gerigi pemotong juga harus diperhatikan saat
melakukan penggergajian.

Cara menggunakan gergaji adalah :

1. Sebelum melakukan kegiatan penggergajian tandai terlebih dahulu benda kerja


yang akan digergaji menggunakan penggores.
2. Taruh gerigi gergaji tepat pada garis tanda yang telah dibuat
3. Setelah tepat maka lakukan penggergajian dengan mendorong dan menarik gerigi
gergaji secara perlahan-lahan terlebih dahulu agar tidak meleset dari tanda4
4. Setelah gerigi gergaji telah mencapai setengah dari proses penggergajian maka
gerakan gergaji bisa dipercepat namun harus tetap melihat kelurusan dari proses
penggergajian tersebut

2.4. PROSES MENGIKIR


Mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan permukaan benda kerja hingga

mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu dengan menggunakan kikir yang

dilakukan dengan tangan. Dalam hal ini untuk mendapatkan hasil pengikiran yang presisi

dan maksimal diperlukan pemahaman tentang jenis dan karakteristik kikir sebagai alat

peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik. Selain itu pekerjaan mengikir juga
diperlukan tenaga yang kuat dan harus telaten, ulet, dan teliti. Dengan demikian pekerjaan

mengikir dapat dikatakan sebagai dasar keterampilan untuk pembentukan seseorang

menjadi praktisi pemesinan yang profesional dan handal. Perlu diketahui bahwa kegiatan

mengikir bukan hanya meratakan dan menghaluskan sebuah permukaan benda kerja hingga

mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu, melainkan juga harus tercapai

kesejajaran dan kesikuannya.

Menentukan Bidang Dasar Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang
yang dijadikan acuan untuk pengambilan ukuran, kesikuan, dan kesejajaran terhadap
bidang lain. Suatu pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang

dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan satu sama lain.

Karena fungsinya sebagai acuan terhadap bidang yang lain, maka bidang dasar harus rata

dan menyiku satu sama lain. Bidang dasar ditentukan secara berurutan, mulai dari bidang

yang paling luas hingga yang paling kecil serta demikian pula dengan urutan
pengerjaannya.

Mengatur Ketinggian Ragum Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan

kebutuhan pengerjaan. Untuk pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan

lebih besar, tinggi ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih
tinggi dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada lengan.

Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga

dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan

hanya teknik kerja umum pengikiran pekerjaanl ini tentunya. yang banyak dilakukan di

departemant debburing dan biasa diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru.
Pengerjaan dasar sebelum melakukan pengikiran antara lain sebagai berikut:

1. Memilih dan Menyiapkan Tempat Kerja.


Tinggi tempat haruslah disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang akan dikerjakan dan
ketinggian si pengikir yang melakukan pengikiran.

2. Melemaskan Sendi-sendi Tangan


Posisi kerja memperlihatkan bagaimana kecakapan seseorang bekerja. Selama mengikir,

badan berdiri di sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada

tempatnya. Jarak antar kaki deisesuaikan dengan panjangkikir.Sudut antara poros tanggem

dan kaki kira-kira membentuk sudut 300, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut
kurang lebih 75.
3. Melakukan Gerakan Utama/dasar Sebanyak Mungkin
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama

pengikiran berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran

berlangsung. Sedangkan arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada
benda kerja yang akan dikerjakan atau dikikir.

4. Penjepitan Benda Kerja (Menggunakan Ragum/Catok)


Ragum atau catok adalah suatu peralatan yang dipakai untuk menjepit benda kerja pada saat

proses pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji,
memahat, dll. Dalam pengerjaannya, biasanya digunakan ragum sejajar.

5. Pemegangan Kikir
Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir

yang dipakai harus bergagang atau bertangkai. jika ketentuan ini diabaikan akan

mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung

dengan telapak tangan. Pemegang kikir harus dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke

tangkai kikir. Adapun diameter bor dan kedalamannya harus disesuaikanj dengan ukuran

kikir. Sewaktu memasang, dapat dilakukan dengan jalan memanaskan terlebih dahulu

tangkai kikir sampai merah suram, kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu sehingga
membentuk lubang yang pas.

B. CARA MENGIKIR

1. Posisi Kaki
Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada

tempatnya. Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan

dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan

kurang lebih 75° untuk kaki kanan. Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan
panjang kikir yang digunakan. Sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih
kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi
menghadap pada benda kerja.

Gambar 1. Posisi kaki dan cara memegang kikir

2. Gerakan Badan dan Lutut


Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan

selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran
dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja

3. Memegang Kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan

dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah

gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari

lainnya terletak di luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan

melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan

menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang
ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja.

4. Tekanan Pada kikir


Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.

Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan

tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah

benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah

berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan kanan

berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama
sekali

2.5. PROSES MENGEBOR

Teknik mengebor merupakan cara untuk membuat lubang pada benda kerja dengan prinsip
gaya tekan dan penyayatan mata bor yang berputar.

Cara mengebor yaitu pertamatama mendekatkan mata bor yang beroutar pada pola penitik
benda kerja kemudian turunkan tuas bor dan tekan secara kontinu dan perlahan sampai
benda terlubangi sedikit. Selanjutnya bagian lubang tadi akan mengekuarkan gram. Agar
mata bor tidak patah maka tuas harus diangkat keluar dari lubang agar geram tersebut ikut
terangkat keluar.
BAB III
PROSES PEMBUATAN BENDA KERJA

LANGKAH PENJELASAN GAMBAR


1.  Meratakan seluruh permukaan
dengan menggunakan kikiran
dan ragu, gunakan penggaris
siku untuk mengetahui
kerataan permukaan
Ukuran awal 20x20x140mm.
Ukuran akhir 19x19x110

2.  Membuat pola, kemudian


potong dengan gergaji dengan
posisi garis pola siku sejajar
dengan ragum agar
memudahkan proses
pemotongan. Ratakan bekas
pemotongan tadi dengan kikir.

3.  Membuat pola dan pengukuran


untuk proses mengebor

4.  Mengebor

5.  Mengikir bagian siku pada 4


sisi bagian pemukul.
Kikir sampai membuat tirus
atau menyempit dibagian
ujung pemuku besar.
6.  Membuat gagang palu.
Gunakan kikir sampai semua
sisi rapih dan ujung gagang
masuk sesuai lubang pada palu
namun tidak terlalu renggang
agar tidak mudah lepas

7.  Pukul gagang palu hingga


masuk melebihi lubang pada
pemukul

8.  Pukul kelebihan gagang palu


tadi menyerupai kelingan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

 Proses pembuatan benda kerja pada kerja di bangku membutuhkan kesabaran dan ketelitian
yang ekstra agar semua tujuan tercapai maksimal dan memuaskan.
 Disisi lain, kerja bangku juga harus mengutamakan keselamatan pekerja, alat dan benda
kerja.
 Semua proses mengikir dan menggergaji harus menggunakan ragum.

4.2 Saran

 Saran untuk diri sendiri


Lebih lagi tingkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan waktu kerja yang
terbatas.
 Saran untuk orang lain di sekitar
Jagalah kualitas alat agar lebih berumur panjang dan tetap efektif
 Saran untuk pihak bengkel
Periksa kelayakan alat-alat yang ada, jika memungkinkan untuk diperbaharui semua alat
yang sekiranya tidak layak maka kami akan sangat menghargai
BAB V
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai