Anda di halaman 1dari 19

MODUL

TEORI DASAR MESIN BUBUT

OLEH :

Yunda Syamriyadi

211252005

Jurusan Teknik Mesin


STT WASTUKANCANA PURWAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan modul

dengan judul “Teori Dasar Mesin Bubut”

Tujuan penulisan modul ini adalah merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan proses pembelajaran sebelum mahasiswa melakukan praktek

dilaboratorium produksi. Dengan terbatasnya waktu dan kemampuan penulis dalam

penulisan modul ini masih banyak kekuranganya, untuk itu mohon kepada pembaca

yang budiman untuk memberikan saran yang bersifat membangun agar penulisan tesis

lebih baik, untuk saran yang diberikan penulis ucapkan terima kasih.

Semoga modul ini bisa bermanfaat khususnya mahasiswa teknik mesin

umumnya para pembaca, dan mEnjadikan ladang amal yang baik bagi penulis amin.

Purwakarta, 02 Oktober 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................I

DAFTAR ISI...............................................…...............................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......…………….........…......................................................1

BAB II MESIN BUBUT………….…......................…......….......................................2

BAB III LANGKAH KERJA PROSES PEMBUBUTAN POROS BERTINGKAT....8

PERALATAN YANG DIGUNAKAN..........…..................................……..................8

LANGKAH PERSIAPAN ........……………….................….......................................9

PROSES PEMBUBUTAN POROS BERTINGKAT.........................…….................10

DAFTAR PUSTAKA..................................…...............................................…........16

II
BAB I

Pendahuluan

Mesin Bubut adalah salah satu mesin perkakas dimana proses bubut adalah

proses penghilangan/pengurangan bagian dari benda kerja(logam) untuk memperoleh

bentuk tertentu. Pengurangan benda kerja dengan cara penyayatan, dimana benda

kerja berputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan itu dilakukannya proses

pemakanan oleh pahat bubut yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu

putar dari benda kerja tersebut. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong

relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Benda-benda

hasil bubutan biasanya mempunyai penampang silindris. Dengan mesin bubut kita

dapat membuat material benda silinder menjadi bentuk bulat lurus, bulat tirus, berulir

dan beralur.

Secara teknis proses pemesinan mulai dilakukan orang sejak diperkenalkan

mesin koter(boring machine) oleh Wilkinson pada tahun 1775 yang digunakan untuk

membuat komponen mesin uap James Watt. Pada saat itu konsep ketelitian mulai

dianut karena pembuatan komponen mesin memerlukan ketelitian yang tinggi dalam

pembuatannya. Dalam perkembangannya sesuai dengan kemajuan teknologi

pembuatan komponen logam yang lain misalnya proses penuangan(Casting), proses

pembentukan(forming). Proses pemesinan sampai saat ini masih tetap merupakan

proses yang paling banyak digunakan (60 persen sampai 80 persen), didalam

membuat mesin yang komplit.

1
BAB II

2. Mesin Bubut

2.1 Fungsi Mesin Bubut:

Mesin bubut atau Lathe Mesin mempunyai fungsi untuk membentuk matrial

beda yang berbentuk bulat, bubut permukaan, pengeboran, me-reamer, membuat

ulir/drat, membubut lobang, bubut bertingkat, knurling. Matrial yang bisa dikerjakan

dengan mesin bubut bisa berupa kayu, mild steel ( SS400), Carbon steel, Alumunium,

stainless steel, brass, bronze, teflon, PVC, PP atau matrial non logam lainnya. Proses

pembubutan bisasanya untuk membuat matrial berupa Shaft, Cylinder rod, tuba, pipa,

Baut, Mur, Pin atau yang lainnya yang berbentuk bulat.

2.2 Bagian-bagian mesin bubut :

2.2.1 Tuas pengatur kecepatan poros sepindel dan poros transportir

2.2.2 Pelat tabel fungsinnya sebagai pedoman untuk mengatur tuas kecepatan

trasportir dan kecepatan putaran pada mesin bubut.

2
2.2.3 Tuas pengubah pembalik transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk

mengatur arah putaran poros mesin bubut.

2.2.4 Kepala tetap didalam kepala tetap terdapat roda gigi atau transmisi untuk

mengatur kecepatan pada mesin bubut serta beberapa tuas yang diperlukan.

2.2.5 Tuas pengatur kecepatan sumbu utama fungsinya untuk mengatur kecepatan

putaran sumbu utama ada mesin bubut

2.2.6 Sumbu utama fungsinya sebagai kedudukan chuck atau penjepit.

2.2.7 Bad mesin pada mesin terdapat eretan serta kepala lepas dan lainnya.

3
2.2.8 Eretan fungsinya untuk kedudukan dan pembawa pahat pada mesin bubut.

22.9 Penjepit pahat fungsinya untuk kedudukan atau tempat penjepit pahat.

2.210 Eretan atas fungsinya penggeser pahat bubut dan membuat bidang tirus.

2.2.11 Keran pendingin fungsinya tempat menyalurkan coolant

4
2.2.12 Kepala lepas fungsinya sebagai kedudukan chuck bor serta untuk pendukung

ketika pembubutan di antara 2 senter.

2.2.13 Pengikat kepala lepas fungsinya untuk mengunci agar kedudukan kepala lepas

tidak bergeser.

2.2.14 Tuas eretan bawah fungsinya untuk menggeser eretan kesamping atau

memanjang.

2.2.15 Eretan tuas, eretan tengah fungsinya menggeser eretan tengah secara melintang

atau maju dan mundur. 22.16 Tuas eretan atas fungsinya menggeser posisi pahat

menyamping atau kesamping.

2.2.16 Tombol ON/OFF fungsinya untuk menghidup dan mematikan mesin.

2.2.17 Pedal rem fungsinya untuk menghentikan putaran pada mesin bubut dengan

cepat.

2.2.18 Tuas penghubung otomatis fungsinya untuk mengaktifkan pergeseran eretan

secara otomatis.

5
2.3 Jenis-jenis Mesin Bubut

Pada garis besarnya mesin bubut dilihat dari dimensinya dapat diklasifikasikan dalam

4 (empat) kelompok, yaitu:

1. Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan, bentuk

peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda

kerja yang berukuran kecil. Mesinbubut ini dibagi atas mesin bubut bangku dan mesin

bubut lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

2. Mesin Bubut Sedang

Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan

peralatan khusus, oleh karena itu mesin ini dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih

banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk

menghasilkan/memperbaiki perkakas secara produksi

3. Mesin Bubut Standar

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar dan digunakan untuk

pekerjaan yang lebih besar dari pada dikerjakan mesin bubut ringan dan sedang.

Mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

4. Mesin Bubut Beralas Panjang

Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri yang dipergunakan untuk mengerjakan

pekerjaan yang panjang dan besar, misalnya membuat poros-poros kapal, poros

transmisi yang panjang dan besar, bahan roda gigi dan lain-lain.

6
Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

antara lain adalah:

1. Mesin Bubut Horizontal

2. Mesin Bubut Kepala

3. Mesin Bubut Otomatis

4. Mesin Bubut Vertical

7
BAB III
3 Langkah kerja Proses pembubutan poros bertingkat
3.1 Peralatan yang digunakan :
Jangka Sorong Mata Centre Drill

Pahat Tepi Rata Chuck Drill

Pahat Alur Centre putar

Kunci L6 High Gauge

Kuas Safety Google

8
3.2 Langkah Persiapan
1. Membaca gambar kerja
2. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, yaitu:
 Jangka sorong (dial caliper)
 Pahat tepi rata kanan
 Kunci L6
 Vernier high gauge
 Kuas
 Mata bor centre drill
 Chuck drill
 Sarung
 Centre putar
3. Mengukur benda kerja
4. Masukkan benda kerja ke dalam rahang chuck rahang tiga, kemudian jepit
atau cekam benda kerja.
5. Kencangkan handle pada kepala lepas agar tidak mudah bergeser-geser.
Masukkan centre putar kedalam tails stock. Putar handle pada tails stock searah jarum
jam sebagai pengunci kemudian check dengan tangan.
6. Pasang pahat pada rumah pahat dengan posisi lurus lalu kencangkan baut
pengencang pahat dengan kunci L6.
7. Setting pahat sampai ujung pahat mendekati ujung sentre putar. Setting
ketinggian pahat dengan cara longgarkan terlebih dahulu baut pengatur ketinggian
tersebut, kemudian dapat mengatur tinggi pahat dengan memutar baut. Kencangkan
kembali baut pengatur ketinggian tersebut apabila ujung pahat dan ujung sentre putar
sudah sejajar. Putar kembali rumah pahat seperti kondisi awal.
8. Menghitung putaran mesin (rpm)

Menggunakan rumus :
Ket : Vc = 20-25 karena benda kerja yang digunakan ST 37 Vc = 20
m/menit
D = Diameter benda kerja 38 mm.

9. Atur kecepatan mesin sesuai perhitungan.

9
3.3 Proses pembubutan Poros bertingkat
3.3.1 Facing Benda Kerja
1) Miringkan pahat dengan bemutar dudukan rumah pahat lebih kurang 10o -15 o
2) Sentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja dengan memutar sepindel
cared(kereta) kekiri. kemudian setting skala spindel eretan atas pada posisi nol.
3) Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan bawah.
4) Setting skala spindel eretan atas pada posisi 0,2 mm untuk proses pemakanan.
5) Hidupkan mesin bubut
6) Lakukan proses pemakanan dengan memutar spindel eretan bawah(melintang)
kekanan sampai 1mm diluar titik pusat benda kerja.
7) Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan bawah.
8) Setting skala spindel eretan atas pada posisi 0,4 mm untuk proses pemakanan.
9) Lakukan proses pemakanan setiap kelipatan 0,2 mm sampai bekas gergaji
habis(hilang).
10)Jauhkan pahat dari benda kerja dengan menggunakan spindel eretan bawah kekiri.
11) Matikan mesin bubut

3.3.2 Proses Pembuatan lubang senter drill


1. Pasang drill chuck pada silinder kepala lepas
2. Pasang senter drill pada rahang drill chuck
3. Dekatkan mata senter drill ke permukaan benda kerja.
4. Kunci kepala lepas dengan memutar tuas pengunci kepala lepas kekanan.
5. Hidupkan mesin bubut(putaran mesin bubut sesuai perhitungan)
6. Lakukan proses pemakanan dengan memutar spindel kepala lepas kekanan (dengan
gerakan setengah putaran kemudian mundur satu putaran).
7. Lakukan proses pemakanan ini sampai batas tirus masuk pada benda kerja.
8. Setelah selesai, jauhkan centre drill dari benda kerja dengan cara memutar spindel
pada kepala lepas berlawanan arah jarum jam. Lalu matikan mesin.

10
3.3.3 Proses pembubutan poros bertingkat
3.3.3.1 Pembubutan step satu
1. Ukur benda kerja dengan hight gauge dengn lubang senter drill dibawah dengan
jarak 123,5 mm, kemudian gores dengan rahang hight gauge hingga jelas garisnya.
2. Sangga benda kerja dengan menggunakan kepala lepas yang telah terpasang senter
putar dengan cara cekam benda kerja pada chuck dengn garis yang telah dibuat
janganmasuk masuk kedalam rahang chuck, dekat senter putar ke permukaan benda
kerja, kemudian kunci kepala lepas kemudian putar sepindel kepala lepas kekanan
sampai mata senter putar masuk dengan baik kedalam lubang senter drill kemudian
kunci silinder kepala lepas kemudina kencangkan chuck sekuat tenaga .
3. Hidupkan mesin bubut untu mengecek penyanggaan B.K(benda kerja) jika mata
senter putar berputar sesuai putaran BK dan senter putar tidang bergetar maka
penyanggaan sudah benar.
4. Check langkah pemakanan dengan cara menggerakkan pahat tidak tersentuh chuck
dan dapat keluar 5 mm dari BK.
5. Sentuhkan ujung pahat bubut pada permukaan diameter luar benda kerja, kemudian
setting skala spindel pada eretan bawah pada posisi nol.
6. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan atas.
7. Hidupkan mesin bubut bubut.
8. Setting besar pemakanan dengan memutar eretan bawah searah jarum jam sebesar
0,5 mm
9. Lakukan langkah pemakanan dengan memutar kekiri spindel carried sampai batas
yang telah ditentukan, kemudian jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
spindel pada carried kekanan sampai paat keluar dari BK
10. Seting sepindel eretan bawah keangka 1 mm, kemudian lakukan langkah
pemakanan sampai batas yang ditentukan.
11. Lakukan proses pembubutan memanjang pada benda sehingga diameter benda
kerja menjadi 36mm dari jarak 123,5mm dari depan.
12. Matikan mesin bubut.

11
3.3.3.2 Pembubutan step dua:
1. Ukur benda kerja dengan hight gauge dengn lubang senter drill dibawah dengan
jarak 116,5 mm, kemudian gores dengan rahang hight gauge hingga jelas garisnya.
2. Sangga benda kerja dengan menggunakan kepala lepas yang telah terpasang senter
putar dengan cara cekam benda kerja pada chuck dengn garis yang telah dibuat
janganmasuk masuk kedalam rahang chuck, dekat senter putar ke permukaan benda
kerja, kemudian kunci kepala lepas kemudian putar sepindel kepala lepas kekanan
sampai mata senter putar masuk dengan baik kedalam lubang senter drill kemudian
kunci silinder kepala lepas kemudina kencangkan chuck sekuat tenaga .
3. Hidupkan mesin bubut untu mengecek penyanggaan B.K(benda kerja) jika mata
senter putar berputar sesuai putaran BK dan senter putar tidang bergetar maka
penyanggaan sudah benar.
4. Check langkah pemakanan dengan cara menggerakkan pahat tidak tersentuh chuck
dan dapat keluar 5 mm dari BK.
5. Sentuhkan ujung pahat bubut pada permukaan diameter luar benda kerja, kemudian
setting skala spindel pada eretan bawah pada posisi nol.
6. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan atas.
7. Hidupkan mesin bubut bubut.
8. Setting besar pemakanan dengan memutar eretan bawah searah jarum jam sebesar
0,5 mm.
9. Lakukan langkah pemakanan dengan memutar kekiri spindel carried sampai batas
yang telah ditentukan, kemudian jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
spindel pada carried kekanan sampai paat keluar dari BK
10. Seting sepindel eretan bawah keangka 1 mm, kemudian lakukan langkah
pemakanan sampai batas yang ditentukan.
11. Lakukan proses pembubutan memanjang pada benda sehingga diameter benda
kerja menjadi 36mm dari jarak 123,5mm dari depan.
12. Lakukan pembubutan dengan diameter 25 mm dengan panjang 84,5 mm .

12
3.3.3.4 Pembubutan step empat:
1. Ukur benda kerja dengan hight gauge dengn lubang senter drill dibawah dengan
jarak 60,5 mm, kemudian gores dengan rahang hight gauge hingga jelas garisnya.
2. Sangga benda kerja dengan menggunakan kepala lepas yang telah terpasang senter
putar dengan cara cekam benda kerja pada chuck dengn garis yang telah dibuat
janganmasuk masuk kedalam rahang chuck, dekat senter putar ke permukaan benda
kerja, kemudian kunci kepala lepas kemudian putar sepindel kepala lepas kekanan
sampai mata senter putar masuk dengan baik kedalam lubang senter drill kemudian
kunci silinder kepala lepas kemudina kencangkan chuck sekuat tenaga .
3. Hidupkan mesin bubut untu mengecek penyanggaan B.K(benda kerja) jika mata
senter putar berputar sesuai putaran BK dan senter putar tidang bergetar maka
penyanggaan sudah benar.
4. Check langkah pemakanan dengan cara menggerakkan pahat tidak tersentuh chuck
dan dapat keluar 5 mm dari BK.
5. Sentuhkan ujung pahat bubut pada permukaan diameter luar benda kerja, kemudian
setting skala spindel pada eretan bawah pada posisi nol.
6. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan atas.
7. Hidupkan mesin bubut bubut.
8. Setting besar pemakanan dengan memutar eretan bawah searah jarum jam sebesar
0,5 mm.
9. Lakukan langkah pemakanan dengan memutar kekiri spindel carried sampai batas
yang telah ditentukan, kemudian jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
spindel pada carried kekanan sampai paat keluar dari BK
10. Seting sepindel eretan bawah keangka 1 mm, kemudian lakukan langkah
pemakanan sampai batas yang ditentukan.
11. Lakukan proses pembubutan memanjang pada benda sehingga diameter benda
kerja menjadi 21 mm dari panjang 60,5mm dari depan. .
12. Matikan mesin bubut

13
3.3.3.5 Pembubutan step lima:
1. Ukur benda kerja dengan hight gauge dengn lubang senter drill dibawah dengan
jarak 22,5 mm, kemudian gores dengan rahang hight gauge hingga jelas garisnya.
2. Sangga benda kerja dengan menggunakan kepala lepas yang telah terpasang senter
putar dengan cara cekam benda kerja pada chuck dengn garis yang telah dibuat
janganmasuk masuk kedalam rahang chuck, dekat senter putar ke permukaan benda
kerja, kemudian kunci kepala lepas kemudian putar sepindel kepala lepas kekanan
sampai mata senter putar masuk dengan baik kedalam lubang senter drill kemudian
kunci silinder kepala lepas kemudina kencangkan chuck sekuat tenaga .
3. Hidupkan mesin bubut untu mengecek penyanggaan B.K(benda kerja) jika mata
senter putar berputar sesuai putaran BK dan senter putar tidang bergetar maka
penyanggaan sudah benar.
4. Check langkah pemakanan dengan cara menggerakkan pahat tidak tersentuh chuck
dan dapat keluar 5 mm dari BK.
5. Sentuhkan ujung pahat bubut pada permukaan diameter luar benda kerja, kemudian
setting skala spindel pada eretan bawah pada posisi nol.
6. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan atas.
7. Hidupkan mesin bubut bubut.
8. Setting besar pemakanan dengan memutar eretan bawah searah jarum jam sebesar
0,5 mm.
9. Lakukan langkah pemakanan dengan memutar kekiri spindel carried sampai batas
yang telah ditentukan, kemudian jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
spindel pada carried kekanan sampai paat keluar dari BK
10. Seting sepindel eretan bawah keangka 1 mm, kemudian lakukan langkah
pemakanan sampai batas yang ditentukan.
11. Lakukan proses pembubutan memanjang pada benda sehingga diameter benda
kerja menjadi 19 mm dari jarak 22,5mm.
12. Matikan mesin bubut

14
3.3.3.6 Pembubutan step enam:
1. Ukur benda kerja dengan hight gauge dengn lubang senter drill dibawah dengan
jarak 134 mm, kemudian gores dengan rahang hight gauge hingga jelas garisnya.
2. Pencekaman benda kerja dibalik, cekam pada diameter 29 mm.
3. Hidupkan mesin bubut
4. Lakukan lankah facing sampai batas yang ditentukan
5. Sentuhkan ujung pahat bubut pada permukaan diameter luar benda kerja, kemudian
setting skala spindel pada eretan bawah pada posisi nol.
6. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar ke kiri spindel eretan atas.
7. Hidupkan mesin bubut bubut.
8. Setting besar pemakanan dengan memutar eretan bawah searah jarum jam sebesar
0,5 mm.
9. Lakukan langkah pemakanan dengan memutar kekiri spindel carried sampai batas
yang telah ditentukan, kemudian jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
spindel pada carried kekanan sampai paat keluar dari BK
10. Seting sepindel eretan bawah keangka 1 mm, kemudian lakukan langkah
pemakanan sampai batas yang ditentukan.
11. Lakukan proses pembubutan memanjang pada benda sehingga diameter benda
kerja menjadi 24 mm dan panjang 10,5 mm dari depan.
12. Matikan mesin bubut

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://google.com

 http://ml.scripbd.com/doc/76883248/13/D-Jenis-jenis-Mesin-Bubut

 http://an-tika.blogspot.com/2011/02/pengenalan-mesin-bubut-1.html

 http://rudywinoto.com/2012/02/27/mesin-bubut/

16

Anda mungkin juga menyukai