Anda di halaman 1dari 29

Oleh:

Taufiq Rochim
Daftar Isi

1 METROLOGI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

2 GEOMETRI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

3 KESALAHAN PROFIL ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4


3.1 KESALAHAN SUDUT SISI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.2 KESALAHAN PITS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

4 TOLERANSI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
4.1 PENYIMPANGAN FUNDAMENTAL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
4.2 BESAR DAERAH TOLERANSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
4.3 TOLERANSI YANG DIANJURKAN BAGI ULIR KONSTRUKSI UMUM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
4.4 PERNYATAAN SPESIFIKASI ULIR PADA GAMBAR TEKNIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

5 PENGUKURAN GEOMETRI ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14


5.1 PENGUKURAN DIAMETER MAYOR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
5.2 PENGUKURAN DIAMETER MINOR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
5.3 PENGUKURAN DIAMETER PITS (DIAMETER EFEKTIF). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
5.3.1 Metode Mikrometer Ulir 16
5.3.2 Metode Tiga Kawat 17
5.4 PENGUKURAN ULIR DALAM.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
5.5 PENGUKURAN SUDUT ULIR DAN PITS.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
5.6 KALIBER PEMERIKSA ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
5.6.1 Jenis Kaliber Pemeriksa Ulir 24
5.6.2 Bentuk Profil Ulir dan Toleransi Kaliber Pemeriksa Ulir 27

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 1

1 METROLOGI ULIR

Ulir (screw thread) mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai


kesatuan konstruksi suatu mesin atau peralatan, baik sebagai alat pemersatu
atau sebagai alat penerus (transmisi) daya. Jikalau pengukuran geometrik
poros atau lubang adalah untuk memastikan suaian (pasangan) yang
direncanakan, maka pengukuran geometrik ulir dimaksudkan untuk memasti-
kan kekuatan atau daya tahan kelelahan ulir dan/atau menjamin ketelitian
pengubahan gerak dari gerakan (rotasi menjadi gerakan translasi) dari sistem
pengubahan gerakan yang memakai ulir. Pengukuran diameter poros atau
lubang mudah dilaksanakan. Sebaliknya pengukuran geometrik ulir lebih
sulit, sebab menyangkut beberapa elemen geometrik yang saling berkaitan
yang menentukan profil ulir.

Untuk memeriksa kualitas (geometrik) ulir memerlukan pemahaman


akan beberapa elemen geometrik ulir pada mana didefinisikan beberapa jenis
toleransi geometrik ulir sebagai acuan. Berdasarkan acuan ini dapat
ditetapkan baik tidaknya kualitas ulir (baik berarti sesuai dengan toleransi,
buruk berarti tak sesuai). Jadi, bila tak ada acuan, sebenarnya kita tidak bisa
mendefinisikan kualitasnya. Dalam beberapa kasus, pengukuran beberapa
elemen geometrik ulir bisa dilakukan untuk secara umum menentukan
“kualitas ulir”. Dalam hal ini berarti mencoba untuk mencocokkan hasil
pengukuran dengan daerah toleransi mana yang paling sesuai sehingga bisa
ditetapkan “kualitas toleransi ulir” bagi ulir yang dimaksud.

2 GEOMETRI ULIR
Suatu ulir dapat dipandang sebagai garis spiral yang melilit suatu
silinder. Apabila suatu titik bergerak pada garis spiral ini, selain berputar
mengelilingi penampang lingkaran, titik tersebut juga akan bergerak liner
sejajar dengan sumbu silinder sepanjang p. Jarak p ini disebut dengan pits
(pitch). Hubungan antara pits dengan diameter silinder ditunjukkan
sebagaimana gambar 1a di mana sudut ã disebut sebagai sudut kisar (lead
angle). Biasanya ulir mempunyai satu alur tetapi ada juga ulir yang terdiri atas
beberapa alur. Suatu ulir disebut dengan ulir kanan (right hand thread)
apabila dipandang dari penampang silinder titik pada ulir yang berputar
searah jarum jam akan bergerak liner menjauhi mata. Sebaliknya jika
bergerak mendekati mata, maka disebut dengan ulir kiri (left hand thread).

Gambar 1 Hubungan antara kisar dengan sudut kisar, serta jenis ulir
tunggal atau jamak.

Sesuai dengan fungsinya, ulir dibuat dengan profil (bentuk) tertentu.


Sebagai contoh, ditunjukkan pada gambar 2 profil 3 buah ulir yang sering
dipakai. Profil tersebut adalah :
a Ulir ISO metrik atau Ulir Unified, digunakan sebagai ulir pemersatu.
b Ulir Whitworth, dimaksudkan sebagai ulir pemersatu dan sekaligus untuk
mencegah kebocoran (dipakai sebagai ulir pipa).
c Ulir Trapesium, dipakai sebagai ulir penggerak.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
2 METROLOGI ULIR

Pada gambar 2a ditunjukkan nama-nama bagian (istilah) ulir yang dipandang


dari penampang bidang potong yang melalui sumbu ulir. Secara sistematik
dapat kita bahas definisi istilah tersebut sebagai berikut:
- Ulir Luar (external thread); ulir yang dibuat pada bagian luar, sebagaimana
yang terdapat pada baut (bolt).
- Ulir Dalam (internal thread); ulir yang dibuat pada bagian dalam, sebagai-
mana yang dipunyai oleh mur (nut).

- Puncak Ulir (crest of thread); puncak atau ujung ulir, baik untuk ulir luar
maupun ulir dalam. Berupa garis lengkung atau lurus tergantung dari
profil ulir.

- Sisi Ulir (flank of thread); sisi lurus yang menghubungkan puncak segitiga
dasar ulir.
- Sudut ulir, á (angle of thread, included angle); sudut antara sisi ulir yang
berseberangan, yang diukur pada bidang yang melalui sumbu ulir
(bidang aksial).
- Sudut Sisi Ulir, á1, á2 (flank angle); sudut antara salah satu sisi ulir dengan
bidang yang tegak lurus sumbu ulir dan diukur pada bidang aksial.
Untuk profil ulir yang simetrik, sudut sisi ulir ini sama dengan
setengah sudut ulir, á1 = á2 = á/2.

- Pits, p atau P (pitch); jarak antara titik pada sisi ulir yang sama dari dua
profil ulir yang terdekat yang diukur pada bidang aksial dan sejajar
sumbu.

- Kisar (lead); jarak yang ditempuh oleh salah satu komponen dari pasangan
baut dan mur apabila salah satu komponen di putar satu putaran
relatif terhadap pasangannya.

Catatan: Dengan demikian, ada dua jenis pengukuran geometrik ulir yaitu pengukur-
an pits dan pengukuran kisar, yang mungkin memberikan hasil yang berbeda.
- Sudut Kisar, ã (lead angle); sudut antara garis yang menyinggung
lingkaran pits dan menyinggung sisi ulir (berimpit dengan arah pits
ulir) dengan bidang yang tegak lurus sumbu ulir. Sudut kisar diukur
pada bidang melalui sumbu ulir.
- Segitiga Dasar/Fundamental (fundamental triangle); segitiga yang
terbentuk dengan menghubungkan tiga titik perpotongan antara sisi
ulir yang diperpanjang sehingga saling memotong. Pada gambar 2a
ditunjukkan sebagai segitiga KLM. Garis dasar LM sama dengan pits
dan tinggi segitiga tersebut dinamakan dengan kedalaman teoretik
(h, atau H, theoretical depth).

- Kedalaman Ulir, t atau T (depth of thread); jarak antara puncak ulir dengan
dasar ulir, diukur pada arah tegak lurus sumbu ulir. Jarak ini sama
dengan jarak radial dari silinder minor sampai dengan silinder mayor.
- Tebal Ulir (axial thickness); tebal profil antara sisi luar yang bertolak
belakang yang diukur pada silinder pits searah dengan sumbu ulir.
Jarak ini sama dengan jarak setengah pits.
- Pemenggalan atau Pembulatan (truncation & rounding); ujung segitiga
fundamental dipenggal atau dibulatkan dalam arah radial setinggi a
atau a1 (A1 atau A).

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 3

Gambar 2 Profil Geometrik ulir (ulir luar & ulir dalam).

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
4 METROLOGI ULIR

- Addendum; jarak radial antara silinder mayor sampai dengan silinder pits
bagi ulir luar, atau jarak radial antara silinder pits sampai dengan
silinder minor bagi ulir dalam.
- Dedendum; jarak radial antara silinder pits sampai dengan silinder minor
bagi ulir luar, atau jarak radial antara silinder mayor sampai silinder
pits bagi ulir dalam.
- Diameter Mayor, d atau D (mayor diameter, outside diameter, crest
diameter, full diameter); diameter silinder mayor, yaitu silinder khayal
yang mempunyai sumbu berimpit dengan sumbu ulir serta menying-
gung puncak ulir.
- Diameter Minor, d1 atau D1 (minor diameter, root diameter, core diameter);
diameter silinder minor, yaitu silinder kayal yang mempunyai sumbu
yang berimpit dengan sumbu ulir serta menyinggung dasar ulir.
- Diameter Pits, d2 atau D2 (pits diameter, simple effective diameter);
(diameter efektif) diameter silinder pits, yaitu silinder kayal yang
mempunyai sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir serta memotong
sisi ulir sedemikian rupa sehingga tebal ulir dan jarak pada ruang
kosong antara sisi ulir yang berseberangan adalah sama.
- Diameter Fungsional, d'2 atau D'2 (virtual effective diameter, functional
diameter); diameter pits mur yang dipasang pada baut yang mempu-
nyai profil sempurna sehingga sisi ulirnya saling bersinggungan.
Karena adanya kesalahan pits dan/atau kesalahan sudut sisi ulir
maka diameter fungsional akan lebih besar daripada diameter pits
(berlaku untuk ulir luar; untuk ulir dalam berlaku kebalikannya yaitu
diameter fungsional akan lebih kecil daripada diameter pits).
Diameter fungsional ini merupakan dimensi yang penting bagi kaliber
pemeriksa ulir.

3 KESALAHAN PROFIL ULIR


Ulir biasanya dibuat dengan salah satu dari tiga cara berikut:
1 dipotong dengan menggunakan pahat bermata potong tunggal (proses
bubut).
2 dipotong dengan memakai pahat bermata potong jamak (proses tap).
3 dibentuk dengan proses pengerolan.
Karena ketidaksempurnaan dalam proses pembuatan, mungkin terjadi
kesalahan pada profil ulir yang terbentuk. Jenis kesalahan yang dapat
mempengaruhi fungsi ulir umumnya ada 5 macam yaitu:
1 Kesalahan diameter mayor.
2 Kesalahan diameter minor
3 Kesalahan diameter pits.
4 Kesalahan sudut sisi ulir. Kesalahan diameter fungsional
5 Kesalahan pits.

Dua kesalahan yang pertama, kesalahan diameter mayor dan diameter


minor, mungkin disebabkan karena kesalahan dimensi (diameter) bahan
poros ataupun kesalahan dalam penyetelan pahat pada mesin perkakas
(terlalu dalam atau kurang dalam memotongnya). Tiga kesalahan yang
terakhir sangat berpengaruh pada harga diameter fungsional.
3.1 KESALAHAN SUDUT SISI ULIR

Kesalahan sudut sisi ulir terutama disebabkan karena kesalahan


sudut pahat yang dipakai sebagai perkakas potong atau karena kesalahan
dalam penyetelan posisi pahat pada mesin perkakas. Untuk memahami
pengaruh kesalahan sudut sisi ulir terhadap fungsi ulir, perhatikan contoh
suatu ulir trapesium baut dengan salah satu sudut sisi ulir yang lebih kecil
daripada yang seharusnya (sementara harga pitsnya adalah benar), lihat
gambar 3a.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 5

Gambar 3 Efek kesalahan sudut sisi ulir á1 pada diameter fungsional


ulir. Diameter fungsional (diameter mur pasangannya yang
memiliki profil sempurna) harus diperbesar supaya bisa
dipasangkan pada baut dengan ulir yang memiliki kesalahan
sudut sisi ulir.
Karena satu sudut sisi ulir baut lebih kecil daripada harga nominal
(pada gambar 3 a berarti sisi ulir kiri dengan kesalahan negatif), maka
puncak ulir baut akan masuk ke dalam bagian mur teoretik yang mempunyai
profil yang benar (atau dasar ulir baut akan masuk ke dalam dasar mur
teoretik bila kesalahan sudut adalah positif). Supaya baut dengan kesalahan
seperti ini tetap dapat dipasangkan pada mur, maka diameter pits mur harus
diperbesar. Sepintas harga koreksi diameter pits mur kelihatannya sebesar
dua kali panjang DE, lihat gambar 3b. Tetapi, karena sisi ulir yang lain (sisi
ulir kanan) tetap berimpit maka efek pembesaran diameter pits akan
menyebabkan pergeseran dalam arah sumbu ulir, sehingga pembesaran
diameter pits cukup sebesar DE. Hubungan antara harga koreksi ini dengan
tinggi ulir (t) dan sudut sisi ulir (á1) adalah :

Dalam Ä DEG; DE = DG /sin á1


Dalam Ä ADG; DG = AD sin äá1
= AD äá1
= AC äá1

Jadi,

Dalam Ä ABC ;

Maka DE =

Apabila salah satu sisi ulir yang lain juga mempunyai kesalahan sudut
sebesar äá2, maka harga koreksi diameter pits menjadi :

di mana,
d2(á) = harga koreksi diameter pits akibat kesalahan sudut sisi ulir;
mm
t = tinggi nominal ulir; mm
á = sudut ulir; E
äá1 äá2 = kesalahan sudut sisi ulir; radian (positif atau negatif)

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
6 METROLOGI ULIR

Dengan memasukkan harga pits p dan sudut ulir dari masing-masing


profil, maka didapat rumus koreksi diameter ulir sebagai berikut,

- Ulir ISO metrik ;


- Ulir Whitworth ;
- Ulir Trapesium ;
- Ulir British Association (BA) ;

Di mana p adalah harga pits (mm) dan äá2, äá2 kesalahan sudut sisi ulir
(derajat), dan diperoleh Äd2(2) dalam mm.

3.2 KESALAHAN PITS

Apabila ulir dibuat dengan cara memotong memakai pahat bermata


potong tunggal (dibubut), maka ketelitian pits ulir akan bergantung kepada:
a ketelitian (kebenaran) hasil bagi (rasio) antara kecepatan makan (gerakan
translasi pahat) dengan kecepatan potong (kecepatan putaran benda
kerja).
b ketepatan (keterulangan) hasil bagi tersebut.

Jika dua hal di atas tak dipenuhi, maka akan terjadi kesalahan pits.
Secara berurutan kesalahan pits ini dapat dijumlahkan dengan memperhati-
kan tandanya (positif/negatif) sehingga untuk sepanjang ulir dapat diketahui
kesalahan pits kumulatif (cumulative pitch error).
Berdasarkan grafik kesalahan kumulatif, dapat diklasifikasikan dua jenis
kesalahan pits, yaitu:

1 Kesalahan pits progresif (progressive pitch error), dan


2 Kesalahan pitch periodik (periodic pitch error)

Kesalahan pits progresif

Kesalahan ini timbul apabila hasil bagi kecepatan makan dan


kecepatan potong adalah tidak benar (dan tetap harganya). Hal ini mungkin
disebabkan karena kesalahan saat menetapkan kecepatan makan atau
karena digunakan harga pendekatan jika pada mesin bubut yang bersang-
kutan tak ada harga yang dimaksud (misalnya dalam membuat ulir metrik
digunakan mesin bubut yang memakai ulir penggerak dalam inch). Kesalahan
pada ulir penggerak mesin bubut bisa menimbulkan kesalahan pits bagi ulir
yang dibubut. Apabila kesalahan pits ini adalah tetap harganya sebesar äp,
maka pada setiap posisi ulir akan ada kesalahan pits kumulatif sebesar n äp,
di mana n adalah nomor urut dari ulir yang diperiksa. Grafik dari kesalahan
pits progresif adalah seperti gambar 4a.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 7

Gambar 4 Grafik Kesalahan Pits Kumulatif.

Kesalahan pits periodik.

Kesalahan pits periodik terjadi apabila hasil bagi (rasio) kecepatan


makan terhadap kecepatan potong tidak konstan. Hal ini dapat disebabkan
oleh kesalahan pits pada roda gigi pemutar ulir penggerak kereta (carriage)
mesin bubut dan/atau spindel yang memutar benda kerja. Dapat juga
disebabkan oleh adanya gerakan aksial (selama proses pemotongan
berlangsung) pada ulir penggerak mesin bubut karena ketidakberesan pada
bantalan tekannya. Kesalahan jenis ini biasanya bersifat periodik, yaitu
secara bertahap naik kemudian turun dan grafik kesalahan pits kumulatif
berbentuk sinusoidal seperti gambar 4b.
Ketidaklurusan alur ulir (thread drunken-
ness).

Ketidaklurusan alur ulir disebabkan oleh


adanya kesalahan pits periodik yang terjadi
dalam selang satu pits. Kesalahan jenis ini tidak
akan terlihat pada grafik kesalahan kumulatif
seperti gambar 4. Karena, jika ulir satu persatu
diperiksa dalam arah sejajar sumbu ulir maka
grafik yang didapat akan selalu serupa dengan
gambar 4. Kesalahan jenis ini lebih sulit diperik-
sa, dan pengaruhnya pada fungsi ulir hanya
akan terasa apabila dimensi ulir relatif besar.
Gambar 5 menunjukkan suatu ketidaklurusan
alur ulir yang disebabkan oleh adanya perubah-
an sudut kisar dalam selang satu pits.
Gambar 5 Ketidaklurusan alur ulir (thread
drunkenness). Pengaruh kesalahan pits terhadap diameter
fungsional.
Apabila ulir baut mempunyai kesalahan pits, maka baut tersebut
hanya akan dapat dipasangkan pada mur yang mempunyai profil ulir yang
benar dengan diameter pits yang lebih besar daripada harga nominal. Hal ini
berlaku bagi kesalahan pits berharga positif maupun negatif. Misalkan untuk
sepanjang 1 pits ulir baut (atau untuk sejumlah n profil dari baut yang
diperiksa) terjadi kesalahan kumulatif pits sebesar äp, maka ukuran ulir mur
yang mempunyai bentuk dan pits yang benar yang dapat dipasang pada baut
tersebut adalah seperti yang diperlihatkan gambar 6.
Dari gambar 6 dapat diketahui bahwa:

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
8 METROLOGI ULIR

Maka, koreksi bagi di-


ameter pits mur adalah
sebesar :

Gambar 6 Pengaruh Kesalahan Pits pada diameter fungsional.


Untuk beberapa jenis ulir, koreksi diameter pits akibat adanya kesa-
lahan pits äp untuk di sepanjang l, adalah sebagai berikut :

- Ulir ISO metrik :


- Ulir whitworth :
- Ulir trapesium :
- Ulir B.A :

Dengan demikian, bagi ulir yang mempunyai sekaligus kesalahan


sudut sisi ulir dan kesalahan pits, maka diameter fungsionalnya menjadi lebih
besar (bagi ulir luar; lebih kecil bagi ulir dalam). Diameter fungsional
(diameter pits setelah dikoreksi) dapat dihitung yaitu:

4 TOLERANSI ULIR

Karena kesalahan sudut sisi ulir dan kesalahan pits berpengaruh


pada diameter fungsional ulir, maka toleransi ulir cukup diberikan bagi tiga
jenis diameternya, yaitu:
- diameter mayor,
- diameter minor, dan
- diameter pits.
Menurut standar ISO R 965 (General Purpose Metric Screw Thread
Tolerance) toleransi ulir dinyatakan serupa dengan prinsip pemberian
toleransi poros dan lubang. Dengan demikian, toleransi ulir didefinisikan
terhadap tiga faktor, yaitu :

- garis nol
- penyimpangan fundamental, dan
- besar daerah toleransi.
Garis nol adalah garis profil dasar untuk ulir metrik, sebagaimana
yang diperlihatkan pada gambar 7. Dari garis nol ini dapat ditentukan

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 9

Gambar 7 Profil Dasar Ulir ISO metrik.

Gambar 8 Toleransi Mur dan Baut. Contoh bagi mur kelas H, dan baut kelas g.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
10 METROLOGI ULIR

letak dan besar daerah toleransi bagi ke tiga jenis diameter ulir sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar 8. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa
letak daerah toleransi suatu diameter relatif terhadap garis nol ditentukan
oleh penyimpangan fundamental. Sementara itu, besar daerah toleransinya
ditentukan oleh angka kualitas bagi ulir yang bersangkutan.
4.1 PENYIMPANGAN FUNDAMENTAL
Penyimpangan fundamental adalah batas daerah toleransi yang
paling dekat dengan garis nol. Untuk sistem toleransi ISO, hal ini dinyatakan
dengan suatu simbol huruf. Bagi ulir metrik yang umum dipakai (general
purpose) digunakan simbol G dan H untuk ulir dalam (mur) dan simbol e, g
dan h untuk ulir luar (baut). Harga penyimpangan fundamental bergantung
pada simbol yang dipakai serta harga pits, sebagaimana rumus pada tabel
1A
Tabel 1A Penyimpangan fundamental daerah toleransi ulir.
Ulir luar Ulir dalam

Ì
tak berlaku bagi p # 0,75 mm
es = penyimpangan atas daerah toleransi baut, ìm
EI = penyimpangan bawah daerah toleransi mur, ìm
p = pits ulir, mm

Contoh:
Misalkan harga sebuah baut metrik (M10 x 1,5) dengan ukuran nominal d=10
mm dan harga p=1,5 mm. Berapakah harga penyimpangan fundamental bagi
daerah toleransi untuk diameter mayor, diameter minor dan diameter pitsnya,
apabila baut tersebut dibuat dari kelas g.

ìm (dibulatkan), maka,

- batas terbesar diameter mayor baut:


mm

- batas terbesar diameter minor baut:

mm

- batas terbesar diameter pits baut:

mm.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 11

4.2 BESAR DAERAH TOLERANSI

Besar daerah toleransi diameter mayor, diameter minor dan diameter


pits ditentukan berdasarkan angka kualitas toleransi. Menurut sistem ISO,
hanya ada 4 macam diameter saja yang diberi daerah toleransi berdasarkan
angka kualitas, lihat tabel 1.B.
Tabel 1B Angka kualitas toleransi baut dan mur.
diameter mayor baut d 4 6 8

diameter pits baut, d2 3 4 5 6 7 8 9


diameter minor mur, D1 4 5 6 7 8
diameter pits mur, D2 4 5 6 7 8

Untuk angka kualitas 6, besar daerah toleransi dapat dihitung menurut rumus
seperti yang tercantum dalam tabel 1.C.

Tabel 1.C Rumus untuk menghitung besar daerah toleransi bagi


kualitas 6.

daerah toleransi diameter mayor baut,

daerah toleransi diameter pits baut,

daerah toleransi diameter minor

(untuk 0,2 # p # 0,8 mm)

(untuk p > 1 mm)

satuan : p [mm], d [mm], Td, TD [ìm]

Untuk kualitas selain 6, daerah toleransinya dihitung dengan


menggunakan rumus pada tabel 1.C, kemudian dikalikan dengan faktor
pengali sesuai dengan angka kualitasnya sebagaimana tabel 1.D.

Tabel 1D Faktor pengali guna menentukan besar daerah toleransi


sesuai dengan kualitas.
Kualitas Faktor Kualitas Faktor
3 0,5 7 1,25
4 0,63 8 1,6
5 0,8 9 2
6 1

Daerah toleransi bagi diameter pits mur (TD2) dihitung dengan


memakai rumus untuk diameter kisar baut ( Td2(6) ) sebagaimana pada tabel
1.C, kemudian dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan angka
kualitasnya seperti yang tercantum pada tabel 1.E.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
12 METROLOGI ULIR

Tabel 1.E Faktor pengali untuk menentukan besar daerah toleransi


bagi diameter pits mur, TD2.
Kualitas Faktor Kualitas Faktor
4 0,85 7 1,17

5 1,06 8 2,12
6 1,32

Beberapa aturan lain yang perlu diperhatikan adalah :

1 Diameter meter mayor baut, d, tidak boleh melampaui garis batas nol (profil
dasar).
2 Diameter minor baut, d1, harus terletak di dalam daerah toleransi
sebagaimana yang ditunjukkan di gambar 8.

Penyimpangan fundamental dan besar daerah toleransi sebagaimana yang


dibahas di atas secara skematik ditunjukkan seperti gambar 9.

Gambar 9 Skema daerah toleransi baut dan mur menurut sistem


toleransi ulir ISO.

Contoh :

Untuk baut M10 x 1,5, yang dibuat dari kelas g dengan kualitas 8, berapakah
besar daerah toleransi dan diameter minimum bagi ke tiga macam diameter-
nya?

Dari tabel 1.C, besar daerah toleransi untuk kualitas 8 adalah:

ìm

ìm

Untuk kualitas 8, menurut tabel 1.D, diperoleh:


ìm

ìm

Menurut contoh yang lalu, diketahui bahwa diameter maksimum:


mm

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 13

mm

mm

Jadi, harga diameter minimum adalah:


mm

mm

Harga diameter inti baut minimum, sebagaimana penjelasan pada gambar 8,


adalah :

mm.

4.3 TOLERANSI YANG DIANJURKAN BAGI ULIR KONSTRUKSI UMUM

Karena ulir luar selalu dipakai bersama-sama dengan ulir dalam,


maka panjang pemasangan ulir merupakan faktor penting dalam menentukan
toleransi. Panjang pemasangan (R) ini telah distandarkan sehingga dikenal
tiga macam harga yaitu, panjang (L), pendek (S), dan normal (N). Panjang
pemasangan normal telah ditentukan dengan harga yang terletak di antara
dua batas, yaitu :

ukuran dalam mm.

Untuk menekan ongkos pembuatan ulir serendah mungkin, dalam arti


membatasi jenis perkakas potong dan alat ukur yang harus dipunyai oleh
pabrik, maka standar ISO menganjurkan untuk memilih jenis toleransi
sebagaimana tabel 1.F. Untuk menghindari overlap bagi setiap pasangan ulir
(baut & mur), salah satu ulirnya harus mempunyai kelas h atau H. Toleransi
bagi pasangan ulir yang umum adalah jenis 6H/6g, sedangkan bagi ulir
dengan dimensi yang kecil (# M 1.4) dapat dipilih pasangan 5H/6h. Tabel 1.F,
tersebut berlaku pula bagi ulir yang dilapis chrom atau nikel.

Tabel 1.F Toleransi yang dianjurkan bagi ulir konstruksi umum


Ulir Dalam (Mur) Ulir Luar (Baut)
Kualitas G H e g h
panjang
pemasangan S N L S N L S N L S N L S N L

halus - - - 4H 5H 6H - - - - - - 3h4h 4h 5h4h


normal 5G 6G 7G 5H 6H 7H - 6e 7e6e 5g6g 6g 7g6g 5h6h 6h 7h6h
kasar - 7g 8g - 7H 8H - - - - 8g 9g8g - - -

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
14 METROLOGI ULIR

4.4 PERNYATAAN SPESIFIKASI ULIR PADA GAMBAR TEKNIK

Pada gambar teknik, spesifikasi ulir dituliskan dengan menggunakan


simbol yang diatur menurut sistematika berikut:
1 Simbol huruf M, yang menandakan bahwa profil ulir adalah sesuai dengan
standar ISO metrik.!
2 Simbol angka, yang menyatakan diameter nominal, yaitu diameter luar
profil ulir dasar dalam satuan mm.
3 Simbol angka, yang menyatakan harga pits dalam mm. Dipisahkan dari
simbol angka sebelumnya dengan memakai tanda kali (x). Apabila
harga pits ini tak dinyatakan, maka dianggap ulir tersebut mempunyai
harga pits yang “kasar” (besar) sesuai dengan tingkatan diameter
nominalnya.
4 Simbol toleransi dinyatakan dengan angka dan huruf dan dipisahkan dari
simbol sebelumnya dengan memakai tanda penghubung (-).
Simbol Angka menyatakan kualitas yang menentukan besar daerah
toleransi.
Simbol Huruf menyatakan posisi yang menentukan harga
penyimpangan fundamental terhadap garis nol profil dasar. Simbol
toleransi (angka dan huruf) ini menyatakan kelas toleransi bagi
diameter pits dan diameter mayor, baik bagi baut (huruf kecil)
maupun bagi mur (huruf besar). Apabila toleransi ulir baut untuk
diameter pits berbeda dengan toleransi yang digunakan bagi
diameter mayornya, maka dituliskan terpisah. Jikalau tanda toleransi
tak dicantumkan, berarti baut yang dimaksud adalah dari kelas 6g
atau mur yang dimaksud adalah dari kelas 6H.
5 Untuk menuliskan spesifikasi secara bersamaan bagi mur dan baut
pasangannya, maka pernyataan toleransinya digabungkan dengan
memakai tanda garis miring (/) di mana tanda toleransi mur didahulu-
kan.
Contoh untuk ulir ISO metrik dengan diameter nominal sebesar 10 mm.
Keterangan :
M 10 ; Baut atau Mur dengan harga pits paling
kasar yaitu 1,5 mm, toleransi kelas 6g atau
kelas 6H.
M 10 x 1,5 - 6g ; toleransi diameter pits dan diameter mayor baut
adalah 6g.
M 10 x 1,5 - 6H ; toleransi diameter pits dan diameter mayor
mur adalah 6H.
M 10 x 1,5 - 7g6g ; toleransi diameter pits adalah 7g
toleransi diameter mayor adalah 6g
M 10 x 1,5 - 6H/6g ; kelas toleransi mur dengan baut dinyatakan
bersama-sama.

5 PENGUKURAN GEOMETRI ULIR


Sebagaimana yang telah disinggung di muka, pengukuran geometrik
ulir bertujuan untuk memastikan kualitas geometrik ulir. Beberapa metoda
pengukuran dapat dipilih sesuai dengan jenis geometrik ulir yang diperiksa.
Dalam bab ini akan diulas metoda pengukuran diameter mayor, pengukuran
diameter minor, pengukuran diameter pits, pengukuran geometrik ulir dalam,
pengukuran sudut sisi ulir, pengukuran pits, dan kaliber pemeriksa ulir.

5.1 PENGUKURAN DIAMETER MAYOR


Diameter mayor ulir adalah dimensi ulir yang terbesar, yaitu diameter
silinder kayal yang menyinggung seluruh puncak ulir. Untuk ulir luar,
pengukuran diameter mayor dapat dilakukan dengan memakai jangka sorong
(bagi ulir kualitas rendah), dengan mikrometer (bagi ulir kualitas menengah),
dengan mikrometer indikator (indicating micrometer), atau mikrometer
bangku (bench micrometer; yang memiliki kecermatan sebesar 1 ìm pada
bagian indikatornya).

!
untuk profil ulir selain ISO metrik, digunakan simbol huruf lain. Biasanya diletakkan pada akhir
urutan simbol spesifikasi, misalnya : UNC, UNF, UNEF dan sebagainya.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 15

Kesalahan yang terjadi di saat pengukuran harus diusahakan sekecil


mungkin. Sebaiknya tekanan pengukuran harus dijaga tetap dan serendah
mungkin. Jikalau kecermatan dan ketelitian yang tinggi dikehendaki, maka
dapat dipakai sebuah mikrometer bangku (bench micrometer) seperti yang
diperlihatkan pada gambar 10. Landasan tetapnya berupa poros yang
merupakan sensor suatu indikator. Indikator tersebut (fiducial indicator),
berfungsi sebagai penjaga tekanan pengukuran. Pembacaan skala mikro-
meter hanya dilakukan setelah jarum indikator berada di tengah. Meskipun
daerah pengukuran mikrometer ini cukup lebar (25 mm) dalam prakteknya
mikrometer jenis ini lebih sering digunakan sebagai suatu komparator.
Karena hanya sebagian kecil bagian ulir pada mikrometer ini yang dipakai
saat pengukuran secara tak langsung, efek kesalahan kisar yang mungkin
ada pada ulir utama dapat dieliminir.

Gambar 10 Bench Micrometer.


Sebelum digunakan, posisi landasan tetap dapat diatur, sehingga
jarak rahang ukur sesuai dengan suatu ukuran standar (blok ukur atau
silinder referensi !) dan bersamaan dengan itu angka pada skala mikrometer
dapat ditetapkan (penyetelan kedudukan nol). Setelah benda standar diambil,
barulah benda ukur dapat diukur. Hasil pengukuran dibandingkan dengan
hasil pengukuran benda standar. Diameter mayor suatu ulir dihitung dengan
rumus berikut:

di mana :
d = diameter mayor, mm
Dc = diameter silinder referensi, diameter yang paling dekat dengan diameter
mayor yang akan diukur.
Rt = pembacaan mikrometer sewaktu mengukur ulir, mm
Rc = pembacaan mikrometer sewaktu mengukur silinder referensi, mm.
Pengukuran diameter mayor sebaiknya diulang sekali atau dua kali
pada beberapa posisi penampang poros ulir guna memeriksa kebulatan.
Pengukuran pada beberapa tempat sepanjang sumbu ulir dilakukan untuk
memeriksa ketirusan (konisitas) yang mungkin ada pada baut yang diukur.

5.2 PENGUKURAN DIAMETER MINOR

Diameter minor adalah diameter silinder kayal yang mempunyai


sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir dan permukaannya menyinggung
dasar ulir. Pengukuran diameter minor dilaksanakan dengan memakai
mikrometer yang dibantu dengan batang prisma (batang V). Satu dari
beberapa macam batang prisma (dengan dimensi dan radius ujung tertentu)
dapat dipilih disesuaikan dengan profil ulir supaya ujungnya menyinggung
dasar ulir. Sebagaimana halnya dengan pengukuran diameter mayor,
pengukuran diameter minor juga dilakukan secara perbandingan dengan
suatu silinder referensi, lihat gambar 11.

!
Supaya kondisi kontak pengukuran hampir sama, bentuk benda standar sebaiknya disesuaikan
dengan bentuk benda ukur. Jadi, dalam hal pengukuran diameter mayor, pemakaian silinder
referensi lebih dianjurkan daripada pemakaian blok ukur.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
16 METROLOGI ULIR

Gambar 11 Penggunaan batang prisma untuk Gambar 12 Floating Carriage Diameter Mea-
pengukuran diameter minor. suring Machine; untuk melaksanakan
pengukuran diameter minor dan pits
dengan memakai sepasang batang
prisma atau tiga silinder yang digantung
pada kaitan.

Karena adanya pits ulir, posisi ujung prisma menjadi tidak segaris.
Akibatnya, timbul momen putar yang disebabkan oleh tekanan pengukuran
(F; Newton). Momen putar sebesar F.p/2 (Newton. m) ini bertendensi untuk
memutar ulir yang diukur. Untuk menghindari kesalahan pengukuran, ulir
harus dipasang di antara dua senter tetap dan garis ukur mikrometer harus
tetap tegak lurus sumbu ulir. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memakai alat
ukur yang disebut sebagai “alat ukur diameter dengan dasar mengambang”
(floating carriage diameter measuring machine), pada mana suatu mikrome-
ter bangku dapat bergerak menyilang tegak lurus dengan sumbu penyenter,
lihat gambar 12. Pemeriksaan ketirusan dan kebulatan silinder minor harus
juga dilakukan dengan melaksanakan pengukuran pada beberapa tempat
sepanjang sumbu ulir yang diukur.

5.3 PENGUKURAN DIAMETER PITS (DIAMETER EFEKTIF)


Diameter pits adalah diameter silinder kayal dengan sumbu yang
berimpit dengan sumbu ulir dan memotong sisi ulir sedemikian rupa sehingga
tebal ulir, yaitu jarak mulai dari ruang kosong di antara sisi ulir yang
berseberangan sampai dengan sisi ulir berikutnya, adalah sama dan sama
dengan setengah harga pits. Pengukuran diameter pits dapat dilaksanakan
dengan dua cara, yaitu :
1 dengan mikrometer ulir, atau
2 dengan dua/tiga kawat.

5.3.1 Metode Mikrometer Ulir


Mikrometer ulir adalah sejenis dengan mikrometer biasa, di mana
sepasang kontak yang berbentuk serupa dengan profil ulir dapat dipasangkan
pada dua ujung sensor mikrometer. Kontak tersebut dibuat dari berbagai
ukuran dan hanya sesuai bagi satu jenis profil ulir (metrik, whitwort, dsb.)
dengan tingkatan/kapasitas ukur untuk variasi harga pits yang tertentu
(Metrik 0.4-0.5, 0.6-0.9, 1-1.75, 2-3, dst.-nya). Contoh bentuk kontak adalah
seperti gambar 13.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 17

Gambar 13 Ujung kontak mikrometer ulir (screw thread micrometer).

Ujung kontak dengan sisi yang diperpendek lebih sering digunakan,


sebab pengaruh kesalahan sudut sisi ulir maupun kesalahan sudut ujung
kontak tersebut dapat dieliminir. Dengan demikian, dapat diukur diameter
fungsional ulir. Kecermatan hasil pengukuran dipengaruhi oleh kualitas ulir
yang diukur serta kecakapan sipengukur. Biasanya harga ketepatan
pengukuran akan berkisar di antara ± 8 ìm sampai ± 20 ìm. Ketelitian dan
kecermatan pengukuran yang tinggi akan dicapai apabila mikrometer
tersebut digunakan seolah-olah sebagai kaliber ulir jenis rahang. Dalam hal
ini, setelah rahang ukur distel sesuai dengan ulir standar, mikrometer ini
dapat digunakan bagi pengukuran sejumlah ulir tanpa dilakukan perubahan
jarak rahang ukurnya. Untuk kapasitas ukur dari 0 sampai dengan 25 mm,
kedudukan nol mikrometer dapat diperiksa dengan cara merapatkan kedua
ujung kontak. Sementara itu, untuk kapasitas ukur yang lebih besar daripada
25 mm diperlukan kaliber penyetel khusus.

5.3.2 Metode Tiga Kawat


Cara pengukuran diameter pits yang cermat, teliti, dan banyak
dipraktekkan adalah dengan metode tiga kawat !. Cara tersebut ditunjukkan
seperti gambar 14 di mana digunakan tiga buah silinder (kawat) dengan
diameter yang sama. Setelah tiga kawat dengan diameter yang telah
diketahui dipasang pada alur ulir, jarak M antara kawat yang berseberangan
dapat diukur dengan memakai mikrometer-pembanding (komparator).
Selanjutnya, diameter pits yang dicari dapat dihitung dengan rumus berikut,
lihat gambar 14 b.

Gambar 14 Metoda Tiga Kawat untuk pengukuran diameter pits ulir luar.

!
Sama dengan metode dua kawat; di mana dalam hal pemakaian dua kawat, pengukuran harus
dilaksanakan dengan alat ukur seperti floating carriage diameter measuring machine.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
18 METROLOGI ULIR

Dalam ÄCDO,

Dalam ÄCBE,

Maka

. . . . . . . . . . . . . . (1)

Rumus di atas hanya berlaku bagi ulir yang berdiameter besar serta
mempunyai harga pits p yang relatif kecil. Untuk geometri ulir yang umum di
mana harga pits relatif besar, rumus 1 di atas harus dikoreksi akibat adanya
sudut kisar ã serta tekanan pengukuran F yang bertendensi untuk
mendeformasikan penampang kawat. Pengaruh dari sudut kisar ã adalah
seperti yang ditunjukkan gambar 15.

Karena adanya sudut kisar ã, maka :

. . . . . . . . . . . (2)

Gambar 15 Pengaruh sudut kisar ã pada


hasil pengukuran dengan meto-
da tiga kawat.
Untuk sudut ulir yang tertentu, :

á = 60o, (metrik) maka

á = 55o (whitworth) maka

Karena adanya tekanan pengukuran F, rumus 2 perlu dikoreksi


sehingga menjadi,
. . . . . . . . . . . . . . . (3)

di mana dan äk tergantung pada diameter pits d2. Secara grafik harga
ä1 dan äk digambarkan seperti gambar 16.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 19

Dalam penurunan rumus M sebagaimana di atas dianggap tidak ada


kesalahan pada ukuran diameter kawat, harga pits serta sudut ulir. Dalam
prakteknya ke tiga hal terakhir ini tidaklah selalu benar, sehingga akan
mempengaruhi ketelitian (kebenaran) harga M.

Gambar 16 Faktor koreksi karena sudut kisar dan tekanan pengukuran; bagi ulir metrik.

Supaya pengaruhnya dapat diabaikan maka diameter kawat dD harus


dåpilih sedemikian rupa sehingga persis menyinggung sisi ulir pada lingkaran
pits. Apabila titik D dan E pada gambar 14 b berimpit, maka harga diameter
kawat yang terbaik adalah:

Diameter kawat terbaik : .. . . . . . . . . . . . . . (4)

Bagi ulir metrik, dO = 0,577p ; ulir withworth, dO = 0,564p.


Untuk menghindari banyaknya ragam diameter kawat, kawat
pengukur ulir tersebut hanya dibuat menurut set yang tertentu. Carl Zeiss
misalnya, membuat set yang berisi 21 buah kawat dari 0,17 mm sampai
dengan 6,35 mm yang dapat digunakan untuk mengukur ulir dengan harga
pits dari 0,25 mm sampai dengan 12 mm. Jika kawat set tersebut dipilih
dengan benar, maka singgungan kawat dengan sisi ulir hanya menyinggung
terhadap diameter pits paling jauh sebesar 0,1 p (ke atas atau ke bawah).

Dalam hal pengukuran yang sangat cermat, maka pengaruh


kesalahan diameter kawat, pits serta sudut ulir tidak boleh diabaikan,
sehingga harga M perlu dikoreksi lebih lanjut.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
20 METROLOGI ULIR

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)

M dihitung menurut rumus 3, sedangkan harga koreksi ÄM adalah:

. . . . . . . . . . . . . (6)

di mana :
- koreksi akibat kesalahan diameter kawat adalah KdÄdD :

(ìm)

- koreksi akibat kesalahan pits adalah KpÄp,

Äp = kesalahan pits (ìm)


- koreksi akibat kesalahan sudut ulir adalah KáÄá

Äá = kesalahan sudut ulir (radian)


Cara pengukuran yang cermat tersebut (misalnya bagi pengukuran
geometri ulir utama mikrometer atau kaliber pemeriksa ulir) hanya dilakukan
dengan alat ukur linear berkecermatan tinggi (lebih kecil daripada 1 ìm).

5.4 PENGUKURAN ULIR DALAM

Pengukuran ulir dalam lebih sulit dibandingkan dengan pengukuran


ulir luar. Permukaan ulir sulit dicapai oleh sensor alat ukur dan tak terlihat
dengan jelas. Pengukuran diameter mayor dapat dilakukan dengan bantuan
sepasang ujung kontak sebagaimana yang digunakan untuk mengukur ulir
luar. Untuk pengukuran yang lebih cermat (misalnya diameter pits kaliber ulir
ring) digunakan metode dua bola. Dua buah ujung kontak yang berupa bola
(dengan diameter “terbaik”) dipasang pada ke dua belah rahang komparator
(lihat gambar 17). Rahang gerak berhubungan dengan kepala ambang yang
mempunyai kontak dengan poros jam ukur. Kepala ambang selalu menekan
poros dari jam ukur karena adanya pegas.

Jarak rahang ukur komparator diatur untuk suatu harga tertentu (E)
sesuai dengan dimensi ulir yang akan diukur, yaitu:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
di mana :
E = ukuran standar yang ditentukan, mm
D2 = diameter teoretik; diameter pits ulir yang hendak diukur, mm
H = tinggi segitiga fundamental profil ulir yang diukur, lihat gambar 2,
Z = konstanta alat ukur, dalam hal ini sesuai dengan jarak a ditambah b
(mm).

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 21

Gambar 17 Pengukuran Ulir Dalam dengan memakai komparator bersensor


bola.

Setelah harga E ditentukan, kedudukan kepala tetap komparator


diatur sedemikian rupa (gambar 17 b) sehingga jarum jam ukur menunjuk nol.
Kemudian komparator dipakai untuk memeriksa ulir (gambar 17c). Selisih
antara harga diameter pits teoretik dengan diameter pits sebenarnya dapat
diketahui dari penyimpangan yang ditunjukkan oleh jam ukur.

5.5 PENGUKURAN SUDUT ULIR DAN PITS

Seperti yang telah dibahas pada bab 3, kesalahan sudut ulir dan
kesalahan pits akan menyebabkan diameter fungsional menjadi lebih
besar/kecil daripada diameter pits. Dengan demikian, sebetulnya cukup
dilakukan pemeriksaan apakah harga diameter tersebut masih berada dalam
daerah toleransi diameter pits. Pengukuran sudut ulir dan pits biasanya
dilakukan pada permulaan proses produksi ulir, supaya dapat dilakukan
perbaikan bila diperlukan. Ulir dengan kualitas tinggi, seperti halnya ulir pada
kaliber pemeriksa ulir dan ulir utama mikrometer, memerlukan pengukuran
kesalahan sudut ulir maupun pits. Dengan demikian, akibat ketidaksempur-
naan proses pembuatannya akan bisa diketahui guna melakukan koreksi.
Sudut ulir luar dapat diukur dengan memakai profil proyektor. Supaya
bayangan ulir dapat kelihatan jelas pada kaca buram (layar proyeksi) sumbu
ulir harus dibuat miring sebesar sudut kisar (ã, lead angle/helix angle)
terhadap arah sinar kolimator. Cara seperti ini mempunyai kerugian, karena
terjadi pemendekan bayangan jarak pits, lihat gambar 18b.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
22 METROLOGI ULIR

Gambar 18 Pengukuran sudut ulir dengan profil proyektor;


a bayangan ulir tidak akan tajam, karena terhalang oleh sisi
ulir.
b dengan memutar sumbu ulir sebesar ã, bayangan akan
tajam tetapi terjadi distorsi; bayangan sudut ulir tidak
sesuai aslinya.
c dengan memutar kolimator, bayangan tajam dan tak terjadi
distorsi.
Masalah ini dapat diatasi dengan memutar sumber cahaya (kolimator)
sehingga berkas sinar sejajar tersebut tidak terhalang ketika melalui celah
ulir sampai ke lensa obyektif, lihat gambar 18 c. Dalam hal terakhir ini tidak
akan terjadi pemendekan bayangan jarak pits dan sekaligus bayangan
kelihatan tajam. Bayangan digerakkan (dengan menggerakkan meja) sampai
tepinya berimpit dengan garis silang pada kaca buram proyektor profil. Harga
sudut ulir dapat dibaca pada skala sudut di pinggir piringan kaca buram.

Sudut ulir-dalam tak dapat diukur secara langsung dengan profil


proyektor. Untuk ini, perlu dibuat cetakannya (negatifnya) dengan memakai
lilin, belerang, atau polimer (Technovite). Setelah mengeras cetakan bahan
ini dapat diukur dengan memakai profil proyektor. Pengukuran sudut ulir-
dalam dapat pula dilakukan dengan memakai contour recorder (pencatat
bentuk penampang) sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 19 b.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 23

Gambar 19 Pengukuran sudut ulir dalam;


a dengan membuat negatif terbuat dari bahan lilin.
b dengan memakai contour recorder.
Kesalahan pits dapat diukur dengan menggunakan mesin pengukur
pits (pits measuring machine). Gambar 20 menunjukkan prinsip pengukuran
pits dengan alat sebagaimana yang dirancang oleh NPL (National Physical
Laboratory, England). Alat tersebut mempunyai indikator (fiducial indikator)
di mana sensornya mempunyai ujung bulat yang dapat dipilih sehingga dapat
masuk ke dalam ruang antara ulir dan menyinggung lingkaran pits. Ulir yang
diperiksa dipasang pada senter yang dapat digeserkan dengan bantuan
mikrometer berkecermatan tinggi pada salah satu ujungnya. Apabila
mikrometer diputar, ulir akan bergerak dalam arah tegak lurus sumbu sensor
yang mengakibatkan sensor tersebut akan tertekan ke dalam dan ke luar
mengikuti profil ulir. Setiap kali jarum indikator menunjuk pada garis referensi
(fiducial line) harga yang ditunjukkan pada skala mikrometer dibaca. Dengan
demikian, dapat diketahui kesalahan pits yaitu selisih antara harga pits
teoretik dengan harga yang dibaca pada mikrometer.

Grafik kesalahan pits kumulatif ! dapat dibuat dengan memeriksa


sejumlah profil pada jarak yang tertentu. Biasanya dilakukan pengamatan
sekali lagi, yaitu dengan memutar ulir 180E. Bila sumbu ulir tidak berimpit
dengan sumbu senter, kesalahannya dapat dieliminir dengan cara mencari
harga rata-rata dari ke dua pengamatan tersebut. Pemeriksaan ulir-dalam
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang dipasangkan pada
fiducial indicator, sehingga sensor yang dipasang pada batang penerus dapat
mengikuti bentuk profil ulir dalam.
Gambar 20 c menunjukkan prinsip kerja fiducial indicator. Sensor
bergerak maju mundur mengikuti profil ulir yang digerakkan dalam arah
transversal. Dalam hal ini, sumbu putar ikut bergeser sementara plat baja
akan menahan gerakan sensor. Apabila gaya di sebelah kiri sensor F1 tidak
sama dengan gaya di sebelah kanan F2, plat baja akan terpuntir sehingga
badan di sebelah atas akan berputar pada sumbu putar. Akibatnya garpu
akan memutar jarum indikator. Jikalau sensor persis menyinggung diameter
kisar ulir yang diperiksa, gaya F1 akan sama dengan gaya F2, garpu tidak
berputar dan jarum indikator akan menunjuk garis referensi (fiducial line).
Pada saat ini dilakukan pembacaan harga skala mikrometer.

!
Grafik yang dihasilkan akan serupa dengan grafik kesalahan Kisar Kumulatif.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
24 METROLOGI ULIR

Gambar 20 Pits Measuring Machine. a Pengukuran Ulir Luar.


b Pengukuran Ulir Dalam
c Prinsip kerja fiducial indicator.

5.6 KALIBER PEMERIKSA ULIR

Kualitas geometrik ulir hanya dapat diketahui secara lengkap dengan


cara mengukur ke lima besaran ulir (diameter: mayor, minor, pits; sudut sisi
ulir, dan pits) seperti yang telah dibahas. Pengukuran ini akan memakan
waktu, apalagi jikalau harus dilaksanakan untuk sepanjang baut/mur. Untuk
mempercepat pemeriksaan kualitas geometrik ulir dapat digunakan kaliber
pemeriksa ulir (screw gauge). Cara ini dapat menghemat ongkos
pemeriksaan ulir yang diproduksi secara massal. Biasanya hanya dipakai
suatu jenis kaliber yang memeriksa satu elemen geometrik ulir yang
terpenting yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik proses pembuatan.
Dengan mengetahui keadaan elemen tersebut, pada saat yang cocok dapat
dilakukan perbaikan atas variabel yang mempengaruhi proses produksi guna
menjamin kualitas ulir yang dihasilkan.

5.6.1 Jenis Kaliber Pemeriksa Ulir


Garis besar jenis kaliber ada dua, pertama untuk memeriksa ulir luar
dan kedua untuk memeriksa ulir dalam. Untuk pemeriksaan ulir luar ada dua
jenis kaliber yaitu kaliber ulir ring dan kaliber ulir celah, sedang bagi
pemeriksaan ulir dalam digunakan kaliber ulir pena, lihat gambar 21. Jenis
kaliber pemeriksa ulir dan cara pemeriksaan maupun pemakaiannya yang
dibahas pada standar ISO (R 1502, ISO General Purpose Metric Screw
Threads, Gauging) adalah sebagai berikut :

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 25

Gambar 21 Jenis kaliber pemeriksa ulir.

A Kaliber Pemeriksaan Ulir Luar

A.1 Kaliber Ulir Ring GO (GO Screw Ring Gauge).

Ada dua jenis Kaliber Ulir Ring GO, yaitu yang dapat distel dan yang
tidak dapat disetel. Kaliber ini memeriksa batas material-maksimum bagi
diameter fungsional ulir luar. Pemakaian kaliber ulir Ring GO lebih dianjurkan
dibandingkan dengan jenis kaliber lain, karena kaliber ini mengikuti prinsip
Taylor! yang memeriksa diameter pits dan sekaligus memeriksa beberapa
kesalahan seperti kesalahan pits, kesalahan sudut ulir, variasi sudut kisar
dan kesalahan bentuk (kebulatan dan kelurusan untuk sepanjang badan
kaliber). Panjang sisi ulir akan terperiksa juga, karena kaliber ini mempunyai
profil ulir yang penuh. Sewaktu dipakai, kaliber diputar dengan tanpa paksaan
dan harus masuk untuk seluruh panjang ulir yang diperiksa. Kaliber ini
mempunyai beberapa jenis pena pengecek dan penyetel, yaitu:
- Pena ulir pengecek (GO & NOT GO); digunakan bagi pemeriksaan kaliber
ulir Ring GO yang masih baru,
- Pena ulir penyetel, untuk Kaliber Ulir Ring GO yang dapat distel, dan
- Pena ulir pemeriksa keausan (NOT GO).
A.2 Kaliber Ulir Rahang GO (GO Screw Calliper Gauge)

Kaliber Ulir Rahang GO memeriksa batas maksimum diameter pits


(pada bidang aksial) yang cenderung untuk membesar sebagai akibat dari
kesalahan pits dan sudut sisi ulir bagi baut yang diperiksa. Panjang sisi ulir
juga diperiksa. Kaliber ini tidak mengikuti prinsip Taylor, karena kesalahan
pits periodik serta kesalahan bentuk (kebulatan dan kelurusan baut) tidak
akan terperiksa. Baut yang diperiksa harus masuk karena gaya beratnya
sendiri ataupun dengan penekanan yang cukup sesuai dengan cara
penyetelan yang digunakan bagi kaliber ini. Pemeriksaan diulang pada tiga
posisi di sekeliling baut. Kaliber ulir rahang relatif lebih murah, mudah, dan
cepat pemakaiannya dibandingkan dengan kaliber ulir ring. Untuk memasti-
kan sifat ketertukaran (interchangeability) baut, secara berkala satu atau

!
Prinsip perencanaan kaliber menurut Taylor:
- Kaliber GO harus memeriksa sebanyak mungkin elemen geometrik yang saling berkaitan
yang menentukan profil geometrik yang diukur. Kaliber GO memeriksa elemen geome-
trik yang dimaksud pada harga batas material maksimum (poros paling besar atau
lubang paling kecil).
- Kaliber NOT GO harus memeriksa satu elemen geometrik (tak boleh berkaitan/bersing-
gungan dengan elemen geometrik lain). Kaliber NOT GO memeriksa elemen geometrik
yang dimaksud pada harga batas material minimum (poros paling kecil atau lubang
paling besar).

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
26 METROLOGI ULIR

beberapa produk (yang telah diperiksa dengan kaliber ulir rahang) diperiksa
sekali lagi dengan memakai kaliber ulir ring. Dengan demikian, kaliber ulir
ring ini menjadi tidak cepat aus (karena jarang dipakai).
Untuk menghindari lenturan bagi baut yang tidak kaku (mempunyai
lubang dan berdinding tipis) dianjurkan untuk memakai kaliber ulir ring. Pena
Ulir Penyetel (GO) dapat dibuat untuk keperluan penyetelan posisi rahang,
sehingga kaliber ulir rahang, dengan frekuensi pemakaian yang cukup tinggi,
dapat dengan mudah diperiksa dan distel ukurannya.

A.3 Kaliber Ulir Rahang NOT GO (NOT GO Screw Calliper Gauge)


Kaliber ini memeriksa batas minimum diameter pits. Kebalikannya
dengan jenis GO, kaliber ulir rahang NOT GO mengikuti prinsip Taylor (hanya
memeriksa satu elemen geometrik). Pemeriksaan produk dilakukan pada tiga
posisi di sekeliling baut, dan harus tidak masuk (kecuali pada dua ulir di ujung
baut). Tersedia juga suatu pena ulir penyetel yang digunakan untuk menyetel
posisi rahang ukurnya.
A.4 Kaliber Ulir Ring NOT GO (NOT GO Screw Ring Gauge)
Seperti jenis rahang, kaliber ini memeriksa batas minimum diameter
pits. Kaliber ini tidak sesuai dengan prinsip Taylor, yang terpaksa dipilih bila
benda ukur tidak kaku. Kaliber Ulir Ring NOT GO diputar sehingga baut yang
diperiksa (yang berdinding tipis) hanya dapat masuk tidak lebih dari satu atau
dua kali putaran. Kaliber ini bisa dilengkapi dengan,
- Pena ulir pengecek (GO & NOT GO), digunakan untuk memeriksa kaliber
ulir ring NOT GO yang masih baru,
- Pena ulir penyetel untuk kaliber ulir ring NOT GO yang dapat distel, dan
- Pena ulir pemeriksa keausan.
A.5 Kaliber Ring atau Kaliber Rahang untuk memeriksa diameter Mayor.

Diameter mayor tidak diperiksa oleh jenis kaliber di atas (1 s.d. 4),
oleh sebab itu pemeriksaannya dilakukan secara terpisah. Dalam hal ini
dapat digunakan jenis kaliber ring atau rahang (tak berulir, GO & NOT GO)
sebagaimana yang digunakan untuk memeriksa toleransi poros.
B Kaliber Pemeriksa Ulir Dalam.

B.1 Kaliber Ulir Pena GO (GO Screw Plug Gauge).


Kaliber ini memeriksa diameter fungsional ulir dalam. Prinsip Taylor
dipenuhi, karena selain memeriksa batas minimum diameter pits, pengaruh
kesalahan lain juga diperiksa, antara lain kesalahan pits, kesalahan sudut sisi
ulir, variasi sudut kisar dan kesalahan bentuk (kebulatan dan kesilindrisan).
Kesalahan-kesalahan tersebut membawa pengaruh terhadap diameter
fungsional, yang mana akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
diameter pitsnya. Selain itu, juga diperiksa batas minimum diameter mayor
dan panjang sisi ulir. Sewaktu digunakan, kaliber ini harus bisa diputar tanpa
paksaan masuk ke dalam untuk seluruh panjang mur yang diperiksa. Secara
berkala kaliber ulir pena GO biasanya diperiksa keausannya dengan
pengukuran secara langsung (kaliber pemeriksa keausannya tidak perlu
dibuat).

B.2 Kaliber Ulir Pena NOT GO (NOT GO screw plug gauge).


Kaliber ini memeriksa apakah batas maksimum diameter pits ulir-
dalam tidak dilampaui. Kaliber Ulir Pena NOT GO diputar tanpa paksaan
masuk ke dalam mur yang diperiksa, tetapi tidak boleh masuk lebih dari dua
kali putaran. Apabila mur yang diperiksa hanya mempunyai tiga ulir atau
kurang, maka kaliber ini sama sekali harus tidak dapat masuk.
B.3 Kaliber Pena pemeriksa diameter minor

Diameter minor mur diperiksa secara terpisah dengan memakai


kaliber pena GO & NOT GO (tak berulir), sebagaimana yang digunakan untuk
memeriksa toleransi lubang.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 27

5.6.2 Bentuk Profil Ulir dan Toleransi Kaliber Pemeriksa Ulir

Sesuai dengan fungsinya, dan sedapat mungkin memenuhi prinsip


perencanaan kaliber menurut Taylor, ditentukan 2 jenis profil ulir yang
digunakan bagi kaliber pemeriksa ulir, yaitu profil penuh dan profil
terpotong/terpenggal. Kaliber pemeriksa ulir GO selalu mempunyai profil
ulir penuh seperti gambar 22 a&b. Sementara itu, kaliber pemeriksa ulir NOT
GO mempunyai profil ulir terpotong yang hanya menyinggung di sekitar
diameter pits supaya bila ada kesalahan pits maupun kesalahan sudut sisi ulir
tidak akan berpengaruh, lihat gambar 22 c&d. Jumlah ulir kaliber NOT GO
paling sedikit 2 buah.
Karena kaliber juga dibuat, maka tidak luput dari kesalahan. Oleh
sebab itu ditentukan toleransi pembuatannya. Daerah toleransi kaliber jelas
harus lebih kecil daripada daerah toleransi produk yang diperiksanya. Selain
itu, letak daerah toleransi harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
sebanyak mungkin produk yang baik (berada di dalam daerah toleransi)
dapat diterima dan sesedikit mungkin produk yang jelek (berada di luar
daerah toleransi) keliru dianggap baik. Harga toleransi serta posisinya relatif
terhadap daerah toleransi produk yang diperiksa dijelaskan seperti tabel 2.

Gambar 22 Jenis profil kaliber pemeriksa ulir;


A Kaliber GO pemeriksa ulir-dalam dengan profil sisi penuh.
B Kaliber GO pemeriksa ulir-luar dengan profil sisi penuh;
bagi kaliber jenis rahang GO jarak antara rahang atas dan bawah
sama dengan harga ke tiga diameter tersebut untuk pemeriksaan
masing-masing diameter ulir yang dimaksud.
C Kaliber NOT GO pemeriksa ulir-dalam; profil sisi ulirnya diperpendek.
D Kaliber NOT GO pemeriksa ulir-luar; profil sisi ulirnya diperpendek;
bagi kaliber jenis rahang NOT GO jarak antara rahang atas dan
bawah sama dengan harga ke tiga diameter tersebut untuk
pemeriksaan masing-masing diameter ulir yang dimaksud.

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
28 METROLOGI ULIR

Tabel 2 Toleransi Kaliber Pemeriksa Ulir (harga dalam ìm)

A Daerah toleransi kaliber pemeriksa ulir luar dan pena penyetel serta
pemeriksanya (untuk diameter pits baut).
1 Kaliber ulir ring GO; 2 Pena ulir pemeriksa GO untuk (1); 3 Pena ulir
pemeriksa keausan untuk (1); 4 Pena ulir penyetel untuk kaliber ulir
rahang GO; 5 Kaliber ulir ring NOT GO; 6 Pena ulir pemeriksa
keausan untuk (5); 7 Pena ulir penyetel untuk kaliber ulir rahang NOT
GO, atau kaliber ulir ring NOT GO yang dapat distel.
B Daerah toleransi kaliber pemeriksa ulir dalam (untuk diameter pits
mur).
C Daerah toleransi kaliber pemeriksa diameter mayor ulir luar.
D Daerah toleransi kaliber pemeriksa diameter minor ulir dalam.

T d2 TR T CP m ZR W GO W NG
di atas s.d.
24- 50 8 6 10 -4 10 7
50- 80 10 7 12 -2 12 9
80-125 14 8 15 2 16 12
125-200 18 9 18 8 21 15
200-315 23 12 22 12 25½ 19½
315-500 30 15 27 20 33 25
500-670 38 18 33 28 41 31

T D2 T PL ZPL
di atas s.d. W GO W NG

24- 50 6 0 8 6
50- 80 7 2 9½ 7½
80-125 9 6 12½ 9½
125-200 11 12 17½ 11½
200-315 14 16 21 15
315-500 18 24 27 19
500-670 22 32 33 23

Td
di atas s.d. Z2

36- 85 4 8
85-140 5 20
140-335 8 38
335-850 15 54
850-950 21 60

T D1 Z1
di atas s.d.

38-100 4 9
100-180 5 22
180-375 8 38
375-710 13 52
710-1250 23 65

PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan


MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai