Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

OLEH:
KELOMPOK 7

Anandha Binawangsa (1805531041)


Chrisbiantoro Saverius Sitorus (1805531043)
Mokh. Bima Dwi Oktavian (1805531044)
Donny Christian Purba (1805531046)
Gede Jovial Jumaniana Jaya (1805531047)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan
Proses Produksi
Semester Ganjil 2020

Oleh:
Kelompok 7

Anandha Binawangsa (1805531041)


Chrisbiantoro Saverius Sitorus (1805531043)
Mokh. Bima Dwi Oktavian (1805531044)
Donny Christian Purba (1805531046)
Gede Jovial Jumaniana Jaya (1805531047)

Mengetahui, Menyetujui,
Kalab Proses Produksi Dosen Pembimbing

Dr. Ir. I Ketut Suarsana, MT. Dr. Ir. I Ketut Suarsana, MT.
NIP : 196512311992031028 NIP : 196512311992031028

Praktikum Proses Produksi ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-nya, Laporan Praktikum Proses Produksi ini mampu diselesaikan
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Adapun penyusunan laporan ini, disusun
sebagai syarat dalam kuliah praktikum Proses Produksi.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mengalami kendala dan
hambatan namun atas bantuan dari berbagai pihak maka semua hambatan kami atasi,
maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD. Selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M. Erg. Selaku Koordinator Program
Studi Teknik Mesin Universitas Udayana.
3. Dr. Ir. I Ketut Suarsana, MT. selaku Kepala Laboratorium Proses
Produksi Universitas Udayana sekaligus dosen pembimbing dalam
rangka penyusunan laporan praktikum ini.
4. I Nyoman Suwandana selaku teknisi di laboratorium yang telah
membantu dalam pelaksanaan praktikum.
Besar harapan kami, dengan disusunnya laporan ini dapat membantu
memudahkan dalam pemberian nilai, serta menambah pengetahuan bagi mahasiswa
lainnya khususnya dalam praktikum Proses Produksi.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan sehingga mengharapkan sumbangan-sumbangan pemikiran, kritik
yang konstruktif dari semua pihak demi lebih sempurnanya laporan Proses Produksi
ini. Akhirnya terimakasih penyusun mengucapkan, semoga semua pikiran yang
baik datang dari semua arah.

Jimbaran, November 2020

Penyusun

Praktikum Proses Produksi iii


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI. ....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Tujuan ............................................................................................1
1.3. Output .............................................................................................1
1.4. Lingkup Praktikum ..........................................................................2
BAB II KERJA BANGKU ................................................................................3
2.1 Dasar Teori .......................................................................................3
2.2 Tujuan ..............................................................................................4
2.3 Prosedur Praktikum ..........................................................................4
2.4 Hasil Pratikum ..................................................................................4
BAB III MESIN BUBUT...................................................................................5
3.1 Dasar Teori .......................................................................................5
3.2 Tujuan ..............................................................................................8
3.3 Prosedur Praktikum ..........................................................................8
3.4 Tugas................................................................................................10
3.5 Hasil Pratikum ..................................................................................12
BAB IV PROSES GURDI (DRILLING) ............................................................13
4.1 Dasar Teori .......................................................................................13
4.2 Tujuan ..............................................................................................14
4.3 Prosedur Praktikum ..........................................................................14
4.4 Tugas................................................................................................15
4.5 Hasil Pratikum ..................................................................................17
BAB V PROSES LAS LISTRIK........................................................................19
5.1 Dasar Teori .......................................................................................19
5.2 Tujuan ..............................................................................................24
5.3 Prosedur Praktikum ..........................................................................25
5.4 Tugas................................................................................................25
5.5 Hasil Pratikum ..................................................................................26
BAB VI PENUTUP ...........................................................................................28
6.1 Kesimpulan ......................................................................................28
6.2 Saran ................................................................................................28
LEMBAR ASISTENSI ......................................................................................29
KARTU PRAKTIKUM .....................................................................................30

Praktikum Proses Produksi iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum Proses Produksi merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diambil oleh mahasiswa untuk melengkapi SKS yang ditawarkan
pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Berdasarkan analisa Evaluasi Diri Progam Studi Teknik Mesin, maka proses
pembelajaran perlu ditingkatkan. Proses pembelajaran ini dapat
meningkatkan mutu lulusan. Kurikulum Program Studi Teknik Mesin tahun
2016 mewajibkan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin mengikuti
praktikum dasar Proses Produksi. Praktikum bertujuan untuk memudahkan
pemahaman mahasiswa terhadap Mata Kuliah: Proses Produksi I, Proses
Produksi II, Teknik Pengelasan, Metrologi dll. Pada dasarnya kegiatan ini
berkaitan dengan usaha perbaikan dan peningkatan mutu proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi lulusan.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berkompetisi secara
profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang berkaitan
dengan peningkatan mutu hasil proses pembelajaran dan mempercepat
tingkat kelulusan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di perkuliahan
(teoritis) kedalam kegiatan praktis, yang nantinya berguna setelah
mahasiswa lulus dan bekerja di lapangan.

1.3 Output
Hasil yang diharapkan dari praktikum antara lain :
1. Proses pembelajaran (praktikum) berlangsung secara efektif sesuai
dengan pedoman akademik Fakultas Teknik UNUD.

Praktikum Proses Produksi 1


2. Makin meningkatnya profesionalisme proses pembelajaran
(Praktikum).
3. Meningkatkan jumlah dan kualitas lulusan dengan masa studi tepat
waktu.

1.4 Lingkup Kegiatan Praktikum


Kegiatan praktikum yang direncanakan untuk dilaksanakan pada tiap
semester adalah:
1. Praktikum Kerja Bangku.
2. Praktikum Bubut.
3. Praktikum Las.
4. Praktikum Drilling.

Praktikum Proses Produksi 2


BAB II
KERJA BANGKU

2.1 Dasar Teori


Kerja Bangku adalah pekerjaan perkakas tangan yang di gunakan
untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang sesuai
dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua
pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Gambar 2.1
menunjukkan tempat dilaksanakannya proses kerja bangku serta tempat
penyimpanan dari alat-alat kerja bangku. Kerja bangku meliputi pekerjaan
yang bisa atau dapat dilakukan diatas meja. Contohnya: Mengikir, mengetap,
menggerinda, menandai gambar, gergaji tangan, menekuk, bor
tangan/manual dan pekerjaan merakit serta finishing. Sebelum pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas terlebih dahulu mengetahui dan memahami
tentang alat ukur. Seperti contohnya: mistar baja ,jangka sorong, rolmeter,
mikrometer dan juga harus mengetahui tentang peralatan-peralatan tangan
yang standar, itulah yang disebut kerja
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris
yang sesuai dengan perintah kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik
beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana
pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin produksi.
Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian
dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita
waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin
pada waktu sekarang Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang
digunakan harus benar-benar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang
alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa
terjadi dalam pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik.

Praktikum Proses Produksi 3


2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kerja bangku adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis peralatan Kerja Bangku.
2. Mahasiswa dapat memiliki wawasan terkait Kerja Bangku.

2.3 Prosedur Praktikum


a) Peralatan praktikum.
Alat yang digunakan antara lain :
1. Jangka sorong.
2. Ragum.
3. Kikir.
b) Langkah-langkah praktikum Kerja Bangku.
1. Mengukur lebar diameter spesimen pelat besi menggunakan jangka
sorong.
2. Menentukan lebar diameter spesimen yang diinginkan.
3. Memasang spesimen pelat besi pada ragum.
4. Mengatur kelurusan spesimen yang selanjutnya akan dikikir.
5. Mengikir spesimen hingga mencapai diameter yang diinginkan.
6. Data yang diambil dari proses pemotongan adalah diameter akhir
spesimen..

2.4 Hasil Praktikum


Berikut proses dan hasil pengikiran spesimen praktikum Kerja Bangku :

Gambar 2.1 Proses Pengikiran Spesimen Gambar 2.2 Hasil Pengikiran Spesimen
menunjukkan 6.04 mm

Praktikum Proses Produksi 4


BAB III
PROSES BUBUT

3.1 Dasar Teori


Benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang diujung poros
utama (spindle) gambar (3.1). Dengan mengatur dengan lengan pengatur,
yang terdapat pada kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih.
Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat, dengan aturan yang
telah distandarkan misalnya: 600, 710, 800, 900, 1000,1120, 1200, 1400,
1600, 1800, 2000 rpm.

Gambar 3.1 Mesin Bubut.

Gambar 3.2 Bagian - Bagian Mesin Bubut.

Praktikum Proses Produksi 5


Keterangan Gambar :
1. Handle perubahan gerak feeding (gerak makan).
2. Handle pengaturan putaran spindle.
3. Handle pengaturan putaran spindle.
4. Cross slide hand Crank
Untuk menggerakkan carriage secara cross section.
5. Lever of clamping square tool post
Untuk memegang alat potong (pahat).
6. Top slide hand crank
Untuk menggerakkan carriage secara longitudinal.
7. Clamping lever tail stock center sleever.
Untuk menguatkan atau menggerakkan center tail stock agar
tidak dapat bergerak.
8. Bed Clamp
Untuk menguatkan atau menggerakkan tail stock agar tidak dapat
berubah.
9. Hand well for tail stock center tail stock sleever.
Untuk menggerakkan center tail stock.
10. Hand well for longitudinal
Digunakan untuk gerakan apro secara manual.
11. Level for section of longitudinal or cross feed.
Mempunyai 3 posisi :
 Posisi keatas untuk menggerakkan apron secara longitudinal.
 Posisi tengah adalah netral.
 Posisi ke bawah untuk menggerakkan carriage secara cross.
12. Handle untuk membuat ulir.
13. Handle poros transporter dan poros ulir.
14. Handle pengaturan kecepatan feeding.
15. Handle pengatur roda gigi untuk gerak feeding.
16. Handle pengatur roda gigi untuk gerak feeding.

Praktikum Proses Produksi 6


Untuk mesin bubut putaran motor variabel, ataupun dengan sistem
transmisi variabel, kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat
melainkan berkesinambungan (continue). Pahat dipasang pada dudukan
pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur
silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar menunjukan selisih harga
diameter), dengan demikian kedalaman gerak translasi bersama-sama
dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada
rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut
bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan,
misalnya : 0.1, 0.112, 0.125, 0.14, ... (mm/r).

Kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :


 Benda kerja :
𝑑𝑜 = diameter mula-mula (mm)
𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
L = panjang spesimen (mm)
𝑙 = panjang pemesinan (mm)
 Pahat :
𝑇𝑠 = Waktu setting mesin bubut
𝑇𝑝 = Waktu pendinginan
Mesin bubut :
𝑎 = kedalaman potong (mm)
𝑓 = gerak makan (mm/r)
𝑛 = putaran poros utama (benda kerja, (r/min)

Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut :


1. Kecepatan potong
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = (m/min), menjadi 𝑉𝑐 = 𝜋.𝑑.𝑛 (mm/min)
1000
Dimana:
𝑑 = diameter rata-rata, yaitu:
(𝑑0+𝑑𝑚)
𝑑= ≈ 𝑑0 (mm)
2

Praktikum Proses Produksi 7


2. Kecepatan makan
𝑣𝑓 = 𝑓 ∙ 𝑛 (mm/menit)

3. Waktu Pengerjaan
𝐿+𝑙
𝑇𝑐 = ×2
vf
𝑇𝑠 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔
𝑇𝑝 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛

Gambar 3.3 Kondisi Pemotorngan

3.2 Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat:
1. Membuat suatu bentuk elemen mesin atau benda uji yang sudah
ditentukan sesuai gambar yang diberikan.
2. Menghitung waktu pengerjaan sesuai parameter dan dimensi spesimen
bubut.

3.3 Prosedur Praktikum


a) Peralatan praktikum
Alat yang digunakan antara lain :
1. Mesin Bubut 4. Jangka sorong
2. Material besi / baja 5. Gergaji
3. Kunci - kunci 6. Pahat (pisau bubut)

Praktikum Proses Produksi 8


b) Langkah-langkah bubut
a) Potong spesimen dengan gergaji sesuai dimensi yang diberikan
b) Memasang spesimen yang telah tersedia pada chuck atau poros
utama.
c) Mengatur kelurusan spesimen yang akan diputar oleh spindle.
d) Memasang pahat yang akan dipakai dalam praktek tersebut.
e) Membuat diameter yang akan dipakai sesuai dengan gambar yang
telah ada dilembar pekerjaan praktek.
f) Mengatur pahat agar membentuk sudut yang sesuai dengan
gambar yang ada.
g) Membuat secara perlahan-lahan supaya mendapatkan hasil yang
memuaskan yang sesuai dengan gambar yang telah ditentukan.

c) Pencatatan data proses bubut


Data yang diambil dari proses bubut antara lain adalah:
1. Diameter bahan sebelun diproses (do);
2. Diameter setelah diproses (dm);
3. Gerakan atau putaran spindle (n);
4. Gerak makan (f).

Gambar 3.4 Dimensi Spesimen Sebelum Dibubut.

Praktikum Proses Produksi 9


3.4 Tugas
 Diketahui:
𝑑𝑜 = 38 𝑚𝑚
𝑑𝑚 = 15 𝑚𝑚
l = 20 & 10 mm
𝑓 = 0,2 mm
L = 30mm
 Hitunglah:
a) Berapa kecepatan potong yang kita dapat peroleh dalam pembuatan
spesimen tersebut ?
 Pada saat praktikum, diketahui n = 380 rpm
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = (m/min), menjadi 𝑉𝑐 = 𝜋.𝑑.𝑛 (mm/min)
1000
Dimana :
𝑑 = diameter rata-rata, yaitu:
(𝑑0+𝑑𝑚)
𝑑= ≈ 𝑑0 (mm)
2
(38 + 20)
𝑉1𝑐 = 3,14 × × 380 = 34602,8 mm/min
2
(20 + 15)
𝑉2𝑐 = 3,14 × × 380 = 20881 mm/min
2

b) Berapakah besar kecepatan makan ?


 𝑣𝑓 = 𝑓 ∙ 𝑛 (mm/menit)
= 0,2 mm x 380 rpm
= 76 mm/menit

c) Banyak pemakanan :
(38− 20) (20− 15)
 N= + = 115 kali proses pemotongan
0,2 0,2

d) Waktu Pengerjaan :

Praktikum Proses Produksi 10


𝑙
 𝑇𝑐 = ×𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠
𝑣𝑓

20
𝑇𝑐1 = × 90 = 23,68 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
76
10
𝑇𝑐2 = × 25 = 3,29 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
76

𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝑇𝑐1 + 𝑇𝑐2 + 𝑇𝑠 + 𝑇𝑝)


= (23,68 + 3,29 + 15 +7)
= 48,97 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

e) Ceritakan urutan proses pembuatan spesimen !


1. Setting chuck dan pahat untuk melakukan proses meratakan
spesimen.
2. Atur kecepatan putaran pada handel pengaturan putaran spindel
agar kecepatan putaran spindel nantinya adalah 380 rpm.
3. Ratakan spesimen dengan pembubutan agar permukaan spesimen
menjadi rata.
4. Setting pahat untuk membubut diameter spesimen dari 38 mm ke
20 mm sepanjang 20 mm dari pinggir spesimen.
5. Kemudian lakukan pembubutan lagi diameter specimen dari 20
mm ke 15 mm sepanjang 10 mm dari pinggir benda kerja.
6. Pada saat membubut diberikan air sebagai media pendingin agar
pahat tidak cepat aus dan spesimen tidak berubah sifat mekaniknya.
7. Tahap akhir melakukan pembubutan chamfer pada setiap ujung
diameter benda kerja.

Praktikum Proses Produksi 11


3.5 Hasil Praktikum

Gambar 3.5 Dimensi Spesimen Sebelum dan Sesudah Dibubut.

Gambar 3.6 Hasil Spesimen Sesudah Dibubut.

Praktikum Proses Produksi 12


BAB IV
PROSES GURDI (DRILLING)

4.1 Dasar Teori


Pada pahat gurdi mempunyai dua mata potong dan melakukan gerak
potong karena diputar poros utama mesin gurdi. Putaran tersebut dapat
dipilih dari beberapa tingkatan putaran yang tersedia pada mesin gurdi, atau
ditetapkan sekehendak bila system transmisi putaran mesin gurdi
merupakan system berkesinambungan (Stepless spindle drive). Gerak
makan dapat dipilih bila mesin gurdi mempunyai system gerak makan
dengan tenaga motor (Power feeding). Untuk jenis mesin gurdi yang kecil
(mesin gurdi bangku) gerak makan tersebut tidak dapat dipastikan karena
tergantung pada kekuatan tangan untuk menekan lengan poros utama.
Selain itu, proses gurdi dapat dilakukan pada mesin bubut dimana
benda kerja diputar oleh pencekam poros utama dan gerak makan dilakukan
oleh pahat gurdi yang dipasang pada dudukan pahat (tool-post) atau kepala
gerak (Tail-Stok).

Gambar 4.1 Proses Gurdi (Drilling).

Praktikum Proses Produksi 13


Dari gambar (4.1) dapat diturunkan beberapa rumus untuk beberapa
elemen pada proses gurdi yaitu :
 Benda kerja :
𝑇𝑠 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔
𝑇𝑝 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛
𝑇total = Tc + Ts + Tp

3.2 Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat:
a) Membuat suatu bentuk elemen mesin atau benda uji yang sudah
ditentukan sesuai gambar yang diberikan.
b) Menghitung waktu pengerjaan sesuai parameter dan dimensi spesimen
drilling.

3.3 Prosedur Praktikum


a) Peralatan praktikum
Alat yang digunakan antara lain :
1. Mesin gurdi/drill
2. Material besi atau baja
3. Kunci-kunci
4. Jangka sorong
5. Tool (mata bor)

b) Langkah-langkah gurdi
 Menandai bagian yang akan didrilling agar ujung mata bor pas
dengan titik pusat lubang.
 Menaruh spesimen yang akan didrilling pada dudukan.
 Mengatur kelurusan mata bor dengan tanda pada specimen.
 Memasang mata bor yang sesuai dengan diameter lubang yang
diinginkan.
 Menggurdi secara perlahan-lahan supaya mendapatkan hasil yang
benar sesuai dengan gambar yang telah ditentukan.

Praktikum Proses Produksi 14


 Pada saat proses drilling berlangsung berikan air sebagai media
pendingin agar pahat tidak cepat haus dan sifat mekanis spesimen
tidak berubah.

c) Pencatatan data proses gurdi


Data yang diambil dari proses bubut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Diameter gurdi yang digunakan (d)
2. Putaran poros utama (n)
3. Kecepatan makan (Vf)

Gambar 4.2 Dimensi Spesimen sebelum Drilling.

3.4 Tugas
Diketahui: d1 = 10 mm 𝑑2 = 16 mm
𝑙𝑡2 = 15 mm 𝑙𝑡1 = 15 mm
𝑛 = 500 rpm 𝐿 = 30 mm
𝑇𝑠 = 10 menit 𝑇𝑝 = 5 menit

Hitung:
1. Kecepatan Potong
2. Kedalaman Potong
3. Waktu Pengerjaan
Jawab:
1. Kecepatan Potong:
a. Kecepatan potong pada mata gurdi 1:
𝜋. 𝑑1 . 𝑛 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛

Praktikum Proses Produksi 15


3.14 𝑥 10 𝑚𝑚 𝑥 500 𝑟𝑝𝑚 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛
15,700 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛
𝑚
𝑣 = 15.7 ( )
𝑚𝑖𝑛
b. Kecepatan potong pada mata gurdi 2:
𝜋. 𝑑2 . 𝑛 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛
3.14 𝑥 16 𝑚𝑚 𝑥 500 𝑟𝑝𝑚 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛
25,120 𝑚
𝑣= ( )
1000 𝑚𝑖𝑛
𝑚
𝑣 = 25.12 ( )
𝑚𝑖𝑛
2. Kedalaman Potong:
a. Kedalaman potong pada mata gurdi 1:
𝑎 = 𝑑1/2 (𝑚𝑚)
𝑎 = 10 𝑚𝑚/2
𝑎 = 5 𝑚𝑚
b. Kedalaman potong pada mata gurdi 2:
𝑎 = 𝑑2 /2 (𝑚𝑚)
𝑎 = 16 𝑚𝑚/2
𝑎 = 8 𝑚𝑚
3. Waktu Pengerjaan
a. Waktu pengerjaan pada mata gurdi 1:
𝐿 + 𝑙𝑡1
𝑇𝑐1 =
𝑣𝑓1
30 + 15
𝑇𝑐1 =
15.7
45
𝑇𝑐1 =
15.7
𝑇𝑐1 = 2.866 𝑚𝑖𝑛

Praktikum Proses Produksi 16


b. Waktu pengerjaan pada mata gurdi 2:
𝐿 + 𝑙𝑡2
𝑇𝑐2 =
𝑣𝑓2
30 + 15
𝑇𝑐2 =
25.12
45
𝑇𝑐2 =
25.12
𝑇𝑐2 = 1.79 𝑚𝑖𝑛
Waktu pengerjaan total pada 2 mata gurdi (𝑇𝑐,𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ):
𝑇𝑐,𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇𝑐1 + 𝑇𝑐2
𝑇𝑐,𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2.866 𝑚𝑖𝑛 + 1.79 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑐,𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4.656 𝑚𝑖𝑛
Sehingga waktu pengerjaan total (𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ) adalah:
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇𝑐 + 𝑇𝑠 + 𝑇𝑝
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4.656 𝑚𝑖𝑛 + 10 𝑚𝑖𝑛 + 5 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 19.656 𝑚𝑖𝑛

Praktikum Proses Produksi 17


3.5 Hasil Praktikum
Dari hasil praktikum yang dilakukan, didapatkan :

Gambar 4.3 Dimensi Spesimen Setelah Drilling.

Gambar 4.4 Hasil Spesimen Setelah Drilling.

Praktikum Proses Produksi 18


BAB V
PROSES LAS

5.1 Dasar Teori


Pengelasan adalah menyambung dua buah logam atau lebih dengan
memberikan energi panas atau tekanan dengan tanpa penambahan logam
pengisi (Fillermetal) untuk menghasilkan penyatuan lokal melalui
rekristalisasi dibidang permukaan yang berkontak. Keuntungan-keuntungan
yang diperoleh dengan penyambungan cara las sebagai berikut :
1. Komposisi kimia yang seragam diseluruh sambungan las.
2. Kesamaan sifat, seperti warna, berat jenis, konduktivitas (daya antar)
listrik dan konduktivitas termal.
3. Keseragaman sifat mekanik (kekuatan, kekerasan, elastisitas)
disambungan las logam induk setelah perlakuan panas (Postweld heat
treatment).
Standar-standar dibuat agar tidak terjadi patah sambungan las dan
kekuatan logam pengisi darielektrodatersebut akan sesuai dengan logam
induknya. Secara metalurgi, sambungan las terdiri dari tiga daerah yang
berbeda yaitu :
1. Daerah komposit adalah campuran logampengisi dan logam induk yang
mencair bersama secara homogen.Unmixed zone adalah daerah
disekitar daerah komposit merupakan lapisan yang terjadi dari logam
induk cair yang membeku sebelum mengalami pencampuran seperti
pada daerah komposit.Antarmuka las adalah merupakan batas antara
logam induk yang mencair dan logam induk yang tidak mencair.
2. Daerah temperatur panas / Heat Affected Zone (HAZ) adalah daerah
panas yang mempu melakukan perubahan struktur mikro, tetapi belum
mampu mencairkan logam.
3. Logam induknya tidak terpengaruh panas.

Praktikum Proses Produksi 19


❖ Las Listrik
Adalah proses pengelasan dengan busur nyala listrik, dimana panas
didapat dari busur nyala yang memancar dari elektroda dengan selubung
flux dan benda kerja. Ujung elektroda daerah las busur nyala dan daerah
sekitar molten metal dilindungi dari pengotoran udara sekeliling dengan
adanya gas yang terjadi karena pembakaran dan penguraian flux. Sedangkan
molten metal mendapat tambahan perlindungan dari adanya molten slag
.

Gambar 5.1 Shielded Metal Arc Welding Process


Diagram
Busur nyala listrik adalah arus elektron yang kontinyu mengalir melalui
media yang pendek antara dua elektroda (+ dan -)yang diketahui dengan
terjadinya energi pana dan radiasi atau gas antara elektroda akan diionosir
oleh elektron yang dipancarkan oleh katoda.
Dua faktor yang mempengaruhi pancaran elektron adalah :
1. Temperatur
2. Kekuatan medan listrik
Untuk menimbulkan busur nyala listrik, kedua elektrodadihubungkan
dengan cara disentuhkan terlebih dahulu dan pada bagian yang bersentuhan
ini akan terjadi pemanasan (temperatur naik, hal ini mendorong terjadinya
busur. Dan selanjutnya pengelasan dengan jarak busur biasanya (0,6-0,8) x
penampang elektroda.

Praktikum Proses Produksi 20


Proses pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik (loncatan bunga
api listrik) adalah proses yang paling banyak dipakai dalam industri.
Busur ditimbulkan oleh elektroda dengan logam induk, yang termasuk
didalam las busur listrik adalah :
1. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
2. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
3. Flux Cored Arc Welding (FCAW)
4. Submerged Arc Welding (SAW)
5. Plasma Arc welding (PAW)
6. Elektroslag Welding (ESW)
7. Elektrogas Welding (EGW)

Desain Sambungan dan Persiapan Pengelasan


Sambungan las nantinya akan menerima beban gaya jenis beban
mempengaruhi pemilihan tipe sambungan (Joint) dan las (Weld). Kadang -
kadang sambungan las memerlukan pembuatan alur agar pengelasan
mencapai tempat paling dasar. Pembuatan alur tersebut bisa dilakukan
dengan cara kikir atau gerinda. Bentuk- bentuk alur antara lain

Gambar 5.2 Bentuk-bentuk Alur


Las joint dan sambungan Weld adalah mekanisme penyambungan
(ada alur atau tidak), bagaimana bentuknya. Pertimbangan utama desain
sdambungan las adalah kemampuan untuk meneruskan beban. Disusul

Praktikum Proses Produksi 21


dengan biaya, jadi sambungan las ideal adalah yang dapat meneruskan
beban dan berharga murah. Dalam desain perlu dihindari pembuatan
Groove terlalu dalam yang akan menghabiskan logam pengisi, jika yang
dilas adalah pelat yang tebal, pemakaian logam pengisi bisa dikurangi
dengan mengurangi sudut groove tersebut. Faktor penting lain yang penting
dalam desain sambungan las adalah masalah keterjangkauan (acessbility)

Gambar 5.3 Desain Sambungan dengan Menggunakan Groove dan


Fillet

Praktikum Proses Produksi 22


Gambar 5.4 Desain Sambungan Dengan Joint dan Fillet

❖ Shielded Metal Arc Welding


Las jenis ini sering dipakai dibengkel-bengkel dan sangat populer, dipakai
antara lain untuk hal sebagai berikut:
 Pengelasan konstruksi ringan dari baja, seperti menara air dan pagar.
 Konstruksi-konstruksi sipil seperti jembatan dan kerangka gedung
bertingkat.
Panas dihasilkan oleh busur yang terbentuk dari kawat elektroda yang
dilingkupi oleh Flux dan logam benda kerja. Logam cair dilindungi dari
pengaruh udara luar oleh gas yang terbentuk selama pembakaran dan pengurain
Flux yang melingkupi kawat elektroda. SMAW dapat dilakukan didalam dan di
luar ruangan dan sambungan yang rumit relatif mudah dikerjakan dengan
metode ini, untuk operasinya diperliukan Power Supply, kabel, pemegang
elektroda (elektroda holder), dan elektroda. Untuk memulai pengelasan

Praktikum Proses Produksi 23


elektroda (yang telah dihubungkan dengan power supply) disentuhkan ujungnya
ke benda kerja yang telah diklaim yang disambung ke power supply.
Elektroda yang dipakai dalam SMAW punya bermacam variasi tergantung
pada komposisi kimia kawat dan Flux-nya. Klasifikasi elektroda oleh AWS 7
dipakai dibanyak industri, untuk kode jenis elektroda diawali dengan huruf E
(untuk elektroda) dan empat angka (lima angka untuk kekuatan diatas 100 ksi 8).
Dua angka pertama menunjukan kekuatan tarik minimum diatas ksi,
material logam hasil las. Angka ketiga menunjukan posisi yang paling bagus
untuk pengelasan dengan elektroda tersebut, sebagai contoh :
 Exx 1x adalah menunjukan semua posisi.
 Exx 2x adalah untuk pengelasan datar dan horizontal.
 Exx 4x adalah untuk pengelasasan vertical ke bawah angka keempat
menunjukan tipe pembungkus elektroda dan arus yang cocok.

Efek Kelembaban
Elektroda harus ditempatkan di tempat kering, setelah penyimpanan lama,
harus diadakan pengeringan ulang untuk memperbaiki mutu, khusus untuk
elektroda E6010 dan E6011. Elektroda akan menghasilkan pengelasan terbaik
jika kondisi kering. Pemilihan jenis elektroda dalam pengelasan antra lain,
disini tersedia bermacam-macam tipe :
 Tipe seri E60xx adalah cocok untuk pengelasan baja karbon yang memiliki
kekuatan rendah.
 Tipe seri E70xx adalah cocok untuk pengelasan baja karbon yang
mempunyai kekuatan yang lebih tinggi.

5.2 Tujuan
a) Membuat suatu bentuk elemen mesin atau benda uji yang sudah
ditentukan sesuai dengan gambar yang diberikan.
b) Menjalankan mesin atau mampu mengoperasikan mesin las secara
benar.

Praktikum Proses Produksi 24


5.3 Prosedur Praktikum
a) Peralatan praktikum
Alat yang digunakan antara lain :
1. Mesin las.
2. Material besi atau baja.
3. Elektroda.
4. Jangka sorong.
5. Gergaji.
6. Kuas.

b) Langkah - langkah Pengelasan


 Menyiapkan material yang akan dilas.
 Menaruh material pada tempat pengelasan dan ditata dengan baik dan
benar.
 Menghidupkan mesin las listrik sesuai dengan arus yang diinginkan.
 Mengelas material sesuai dengan gambar yang diberikan oleh
pengawas.
 Membersihkan kerak hasil yang sudah dilas denga menggunakan palu,
agar kerak yang menempel pada material dapat hancur.
 Menaruh material yang sudah dilas ke tempat yang telah disediakan
atau dilakukan proses perlindungan.

5.4 Tugas
 Bagaimana hasil las kalau arus listrik diperbesar dan diperkecil?
Pengaturan besarnya arus sangat diperlukan. Arus yang kecil
mengakibatkan elektroda lebih lama meleleh dibandingkan menggunakan
arus yang besar. Hal ini harus dihindari karena akan membentuk hasil yang
dangkal atau terdapat lubang-lubang halus di antara logam penyambung dan
daerah HAZ (Heat Affected Zone). Hal ini yang menyebabkan sambungan
menjadi tidak kuat.

Praktikum Proses Produksi 25


 Ceritakan langkah-langkah pengelasan?
1. Proses pertama, pasang spesimen pada meja las.
2. Proses kedua, setting arus listrik pengelasan pada 80 Ampere.
3. Proses ketiga, lakukan proses las secara perlahan dan konsisten.

Gambar 5.5 Proses Pengelasan


Terlalu dekat akan mengakibatkan hasil las kurang matang dan
kawat mudah menempel pada bahan sehingga apinya mati. Terlalu jauh
mengakibatkan hasil las kasar dan tidak rata. Jikalau berhenti pada saat
pengelasan, harus membersihkan kerak pada hasil las dengan mengetok
menggunakan palu torak. Bila hal ini tidak dilakukan maka pengelasan
berikutnya akan menempel pada kerak sehingga kekuatannya berkurang.

Praktikum Proses Produksi 26


5.5 Hasil Praktikum

Gambar 5.6 Dimensi spesimen sebelum pengelasan

Gambar 5.7 Hasil Pengelasan Spesimen

Pada gambar 5.6 diperlihatkan dimensi spesimen dari 2 buah plat yang
memiliki ukuran yang sama yakni memiliki panjang 9.5 cm dan lebar 2 cm serta
tebal 0.2 cm. Setelah dilakukannya pengelasan, kedua spesimen tergabungkan dan
ukurannya menjadi; panjang 9.5 cm dan lebar 5 cm serta tebal 0.2 cm.

Praktikum Proses Produksi 27


BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dengan dilakukan Praktikum Proses Produksi yang terdiri dari beberapa
sub bab yaitu :
1. Praktikum Kerja Bangku.
2. Praktikum Bubut.
3. Praktikum Driling.
4. Praktikum Las.
Kami dapat memahami mata kuliah yang berkaitan dengan proses produksi
yaitu Proses Produksi I, Proses Produksi II, Teknik Pengelasan, Metrologi
dll. Dalam hal kegiatan ini berkaitan dengan usaha perbaikan dan
peningkatan mutu proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kompetensi lulusan mahasiswa terutama mahasiswa Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana.

6.2 Saran
Berdasarkan analisa pada saat praktikum, terlihat mesin yang
digunakan untuk proses pembelajaran masih kotor sehingga dapat
mempengaruhi kinerja dari mesin tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
perawatan lebih sering dan secara rutin.

Praktikum Proses Produksi 28


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Alamat : Jalan Kampus Unud Bukit Jimbaran Badung, Bali 80361
POKOK-POKOK MATERI KULIAH
Program Studi : TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Mata Kuliah : Praktikum Proses Produksi Dosen : Dr. Ir. I Ketut Suarsana,MT
Jumlah SKS : 1 SKS Waktu 08,30 - 16.20 Wita
Jumlah Mahasiswa 15 0rang Ruangan Laboratorium Proses Produksi
Pokok-Pokok Jml Mhs TTD
No Hari/Tgl Jenis Evaluasi Koord
Materi Kuliah hadir Dosen Mhs.
Jumat, Pengenalan Materi
1 Absensi 12
23 September 2020 Proses produksi
Jumat, Pembagian Modul
2 Cek Modul 12
2 Oktober 2020 Proses Produksi
Jumat, Pembagian Kelompok Cek Jumlah
3 15
9 Oktober 2020 sesuai urutan Absensi Kelompok
Jumat, Persiapan Bahan materi Pree
4 Cek Materi 15
16 Oktober 2020 test Praktikum
Jumat,
5 Pree test Test 15
23 Oktober 2020
Jumat, Rekaman Vedio Praktikum
6 Putar Vedio 15
6 November 2020 Proses Produksi
Jumat Bahan Praktikum Pelaksanaan
7 12
13 November 2020 Besi strip, besi pejal Praktikum
Jumat, Pelaksanaan
8 Proses Kerja Bangku 15
20 November 2020 Praktikum
Jumat, Pelaksanaan
9 Proses Bubut 15
27 November 2020 Praktikum
Jumat, Pelaksanaan
10 Proses Driiling 15
4 Desember 2020 Praktikum
Jumat, Pelaksanaan
11 Proses skrap 15
7 Desember 2020 Praktikum
Jumat, Pelaksanaan
12 Proses Las 15
8 Desember 2020 Praktikum
Jumat, Analisa Laporan Menganalisa,
13 15
10 Desember 2020 Kelompok 6 , 7 dan 8 membuat
Jumat, Analisa Laporan Menganalisa,
14 15
11 Desember 2020 Kelompok 6 , 7 dan 8 membuat
Jumat, Laporan akhir
15 Hasil Laporan 15
18 Desember 2020 Praktikum
Jumat, Pengumpulan Laporan
16 Hasil akhir Laporan 15
21 Desember 2020 akhir Praktikum

Jimbaran,
Ketua Laboratorium

Dr. Ir. I Ketut Suarsana, MT


NIP 19651231 199203 1 028

Anda mungkin juga menyukai