Anda di halaman 1dari 27

`

LAPORAN PRAKTIKUM
PROSES PEMBUATAN RAK SEPATU
Disusun untuk memenuhi penilaian Matakuliah Proses Manufaktur Semester IV,
Tahun Akademik 2019/2020

Dosen Pengampu:
Fathurohman, S.Pd., M.T.

Disusun oleh:
Muhamad Nur Hidayat
18416226201167
TI18H

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufiq,
hidayah dan inayah Nya kita semua senantiasa berada dalam keadaan sehat wal
‘afiat, sehingga kita dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses Manufaktur
ini. Shalawat serta salam seraya kita curahkan atas Baginda Alam Habibana
Wannabiyyanana Muhammad SAW, semoga kita selaku umatnya senantiasa
memperoleh syafaatnya di akhir nanti.
Laporan Praktikum ini disusun sebagai tugas akhir serta syarat kelulusan
mata kuliah Proses Manufaktur Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Dalam Penyusunan laporan ini kami tidak terlepas dari pada bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada
kesempatan ini kami ucakan terimakasih kepada:
1. Fathurohman, S.Pd., M.T., Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Proses
Manufaktur Program Studi Teknik Industri UBP Karawang
2. Assisten Laboratorium Proses Manufaktur UBP Karawang
3. Mahasiswa Teknik Industri Angkatan tahun 2018 UBP Karawang
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan laporan ini, oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk memperbaiki laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang berkenan membacanya, Amin Ya
Robbal’Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Karawang, 01 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... II


DAFTAR ISI ................................................................................................... III
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................. 3
1.4 MANFAAT ........................................................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................ 4
LANDASAN TEORI.......................................................................................... 4
2.1 SOFTWARE AUTOCAD........................................................................................................... 4
2.2 PROSES PENGUKURAN ........................................................................................................... 5
2.3 PROSES CUTTING WHEEL ....................................................................................................... 8
2.4 PENGELASAN ....................................................................................................................... 9
2.5 GERINDA TANGAN .............................................................................................................. 10
2.6 BOR TANGAN .................................................................................................................... 13

BAB III ............................................................................................................. 15


METODELOGI PENELITIAN ...................................................................... 15
3.1 PERANCANGAN PRODUK ...................................................................................................... 15
3.2 DESAIN RAK SEPATU ........................................................................................................... 15
3.3 BAHAN RAK SEPATU ........................................................................................................... 16
3.4 PERALATAN PEMBUATAN RAK ............................................................................................... 16
3.5 FLOW PROSES PEMBUTAN RAK SEPATU ................................................................................... 17

BAB IV ............................................................................................................. 20
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 20
4.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 20
4.2 SARAN ............................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21


LAMPIRAN ..................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki
kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa
langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum,
mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa
belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan
prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010). Pembelajaran
dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan
secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri
(afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor)
(Rahayuningsih, 2005). Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum
(laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat
mengulang-ulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar- benar terampil
(Sumiatun, 2013).
Pembuatan produk dari logam sudah banyak dilakukan oleh perusahaan
perusahaan industri besar khususnya di Indonesia sebagai macam bahan
infrastruktur jalan bangunan aksesoris rumah dan sebagainya tidak terlepas
dengan yang namanya proses produksi seluruh kegiatan produksi tentunya harus
memperhatikan segala aktivitas yang berhubungan dengan hal tersebut mulai dari
perancangan waktu bahan biaya produksi persiapan alat dan bahan keselamatan
dan kenyamanan kerja atau K3 pengetahuan atau pengaplikasian ilmu proses
produksi yang telah didapat dan sebagainya perencanaan waktu bahan baku dan
biaya produksi akan membentuk para enginer berfikir secara terarah sehingga
kegiatan yang dilakukan memiliki standarisasi yang jelas proses produksi yang
dipelajari oleh mahasiswa teknik industri merupakan mata kuliah yang
mempelajari proses seluruh kegiatan yang dapat menghasilkan barang baik itu
produk logam maupun non logam.

1
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
2

Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu teknik industri menuntut


agar mahasiswanya mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas yaitu mata kuliah proses manufaktur
mayoritas para mahasiswa hanya menghafal ilmu yang telah didapat tanpa
memahami ilmu dan praktek langsung di lapangan atau lingkungan kerja padahal
jika ilmu telah didapat dan langsung dipraktekkan pada kehidupan maka ilmu
tersebut akan lebih bermanfaat.
Permasalahan-permasalahan di lapangan banyak sekali mengenai
kesalahan kerja pada proses produksi dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan di
dalamnya sehingga terkadang menimbulkan kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan seperti kecelakaan kerja tidak efektif dalam penggunaan waktu
produksi tidak efisien dalam penggunaan alat dan bahan yang diperlukan
kesalahan dalam membentuk produk dan lain sebagainya oleh karena itu demi
menambah ilmu pengetahuan mahasiswa teknik industri khususnya proses
pembuatan suatu produk maka dilaksanakan praktikum proses manufaktur dalam
proses pembuatan rak sepatu dari mulai pembutan desain sampai penjabaran biaya
serta proses-proses yang dilalui dari pembuatan rak sepatu tersebut.
Praktikum pembuatan rak sepatu ini dibuat agar mahasiswa Teknik
Industri mampu memahami pemilihan material yang cocok untuk raw material,
cara membuat bill of material, bill of management, langkah-langkah pembuatan
rak sepatu dengan mudah dan sesuai prosedur serta estimasi harga barang sebelum
dipasarkan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah yang berkaitan nmengenai praktikum pembuatan rak
sepatu ini adalah sebagai berikuit :
1. Bagaimana cara merencanakan produksi mengenai bahan, waktu dan biaya
produksi pembuatan rak sepatu?
2. Bagaimana cara pembuatan rak sepatu?
3. Bagaimana perancangan bahan, waktu dan biaya dalam pembuatan rak
sepatu?

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


3

4. Mesin dan alat ukur apa saja yang digunakan?


5. Bagaimana keterkaitan teori dengan praktikum yang telah dilaksanakan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pembuatan rak sepatu ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat merancangkan dan mengendalikan waktu, bahan dan biaya produksi.
2. Mengetahui cara pembuatan rak sepatu.
3. Memahami perancangan bahan ,waktu dan biaya dalam pembuatan rak
sepatu.
4. Mengetahui mesin dan alat ukur apa saja yang akan diguankan.
5. Dapat menghubungkan antara teori dan praktikum yang telah dilakukan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum pembuatan rak sepatu ini adalah sebagai
berikut:
1. mahasiswa dapat menyusun perencanaan dan dapat menganalisis setiap
perbedaan yang tidak sesuai dengan perencanaan
2. mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai mata kuliah proses
manufaktur yang dapat diaplikasikan di laboratorium manufaktur
3. mahasiswa dapat memberi nilai tambah pada produk yang dihasilkan
sehingga dapat menghasilkan diperbanyak dan dapat bermanfaat untuk diri
sendiri maupun orang lain
4. Mahasiswa mampu menjelaskan ilmu proses manufaktur karena teori atau
ilmunya telah dipraktekkan langsung pada laboratorium manufaktur

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Software AutoCAD


AutoCAD adalah sebuah perangkat lunak komputer CAD untuk
menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk.
Keluarga produk AutoCAD secara keseluruhan adalah software CAD yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia. AutoCAD digunakan oleh para insinyur
sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior dan lain-lain.
Format data asli AutoCAD terbagi menjadi dua yaitu DWG dan yang lebih tidak
populer format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF, secara
de facto menjadi standar data CAD. Sekarang ini AutoCAD sudah mendukung
format DWF, yaitu sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh
Autodesk untuk mempublikasikan data CAD.
AutoCAD saat ini hanya berjalan disistem operasi Microsoft. AutoCAD
secara khusus dibuat untuk Windows dan biasanya versi AutoCAD terbaru
mendukung versi Windows terbaru dan mungkin beberapa versi windows
pendahulu, seperti windows xp, windows 7, windows 8, dan yang terbaru
windows 10. Walaupun begitu ada beberapa alternatif CAD yang digunakan di
OS Linux seperti Draftsight, Briscad, Caduntu, dan BRL-CAD. Versi untuk Unix
dan Macintosh sempat dikeluarkan tahun 1980-an dan 1990-an, tetapi kemudian
tidak dilanjutkan. Ada versi kompatibel untuk komputer Macintosh yang dirilis,
namun pada tahun 2010 Autodesk mengumumkan bahwa mereka akan sekali lagi
mendukung Apple Mac OS X dengan merilis AutoCAD 2012. AutoCAD masih
bisa berjalan di emulator seperti Virtual PC atau Wine. AutoCAD dan AutoCAD
LT tersedia dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Jepang,
Korea, Tionghoa Sederhana, Tionghoa Tradisional, Rusia, Ceko, Polandia,
Hongaria, Brasil, Portugis, Denmark, Belanda, Swedia, Finlandia, Norwegia dan
Vietnam.

4
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
5

2.2 Proses pengukuran


Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam
kehidupan. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya.
(Wasis,2004:19)
Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala
induk yang ada pada alat ukur. Kesalahan penglihatan dapat terjadi kalau
memperhatikan skala dari arah samping. Kesalahan demikian dinamakan
kesalahan paralaks. Ketidaktepatan hasil pengukuran dapat juga bersumber pada
keterbatasannya skala terkecil yang pada skala induk. Penafsiran terpaksa
dilakukan dan akan menimbulkan angka yang diragukan. Kesulitan ini dapat
dihindari dengan menambah sebuah skala selain skala induk yang sudah ada.
Sakala pembantu ini dinamakan dengan membaca skala nonius hasil pengukuran
akan lebih teliti. (Drs.Kardiawarman,M.Se,dkk.1993:19)

2.2.1 Jenis Alat Ukur Panjang


a. Penggaris atau mistar
Penggaris merupakan alat ukur panjang yang sudah biasa kita
gunakan.Penggaris umumnya terbuat dari bahan kayu , plastik , besi dan
kertas. Fungsi utama penggaris adalah sebagai alat ukur panjang dan
alat bantu untuk menggambar garis lurus ataupun melengkung.
Penggaris juga memiliki banyak jenis seperti penggaris segitiga ,
penggaris siku , penggaris pola (biasanya digunakan dalam proses
manjahit).

Gambar 2.2.1 Penggaris

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


6

b. Meteran
Meteran merupakan alat ukur panjang yang terbuat dari bahan
fleksibel yang bisa digulung dan mudah dibawa kemana mana. Meteran
dipergunakan sebagai alat bantu mengukur objek yang besar dalam
pertukangan dan juga sebagai alat ukur tanah, bangunan dan lebar jalan.
Meteran yang biasa digunakan dalam pertukangan dikenal dengan nama
roll meter yang terbuat dari bahan plat besi tipis yang umumnya
memiliki panjang 3 – 10 meter. Sedangkan meretan yang biasa
digunakan mengukur tanah dan bangunan dikenal dengan nama meteran
fiber atau meteran roll yang terbuat dari bahan pita plastik yang
umumnya memiliki panjang hingga 50 meter. Ketelitian pengukuran
dengan rollmeter sampai 0,5 mm. Meteran umumnya menggunakan
satuan mm atau cm dan satuan feet atau inch.

Gambar 2.2.2 Meteran

c. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat
akurasi dan presisi yang sangat baik hingga ±0,05 mm. Alat ini biasanya
dipakai untuk mengukur diameter benda benda kecil pada bidang industri
enjinering pada proses perancangan, pembuatan, hingga pengecekan akhir
suatu produk. Karena memiliki tingkat akurasi yang tinggi alat ini menjadi
pilihan para enjiner ketimbang menggunakan penggaris, terlebih lagi saat ini

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


7

sudah ada jangka sorong digital yang dapat menampilkan hasil ukur pada
layar digital.

Bentuk jangka sorong menyerupai kunci inggris sehingga bisa


digunakan untuk mengukur diameter bagian luar maupun dalam dari sebuah
objek. Pada jangka sorong terdapat dua pasang rahang, yaitu sepasang
rahang luar atau rahang bawah yang berfungsi untuk mengukur jarak dan
sepasang rahang dalam atau rahang atas yang berfungsi untuk mengukur
diameter dalam seperti mengukur diameter dalam pada pipa.

Gambar 2.2.3 caliper/jangka sorong

d. Mikrometer sekrup
Mikrometer Sekrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik yaitu hingga 0,01 mm 10x
lebih presisi ketimbang jangka sorong. Pada awal penemuannya benda
ini difungsikan untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan
ukuran benda luar angkasa dari teleskop. Namun saat ini mikrometer
sekrup juga sering digunakan untuk mengukur ketebalan serta diameter
daribenda-benda yang kecil seperti ketebalan kertas dan diameter
kawat serta pengukuran lainnya.Sedangkan untuk pengukuran panjang
benda jarang digunakan. Sayangnya meskipun memiliki nama
mikrometer, alat ini tidak tepat jika digunakan untuk mengukur benda
dengan skala mikrometer. Pemberian nama mikrometer diambil dari
Bahasa Yunani “micros” yang berarti kecil.

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


8

Gambar 2.2.3 caliper/jangka sorong

2.3 Proses Cutting Wheel

Memotong adalah kegiatan memutus satu bagian atau membagi kedalam


bebrapa bagian satu bagian utuh, Mesin Cutting wheel merupakan salah satu alat
bantu kerja yang di gunakan pada pabrik industri yang nota bene mempunyai
work shop sebagai sarana perbaikan dan development mesin produksi.

Mesin cutting wheel itu sendiri berfungsi sebagai alat untuk memotong
semua jenis benda atau material baik yang berbahan logam maupun non logam.

Ada beberapa model besar kecilnya bentuk mesin cutting wheel tergantung
kebutuhan, sehingga ada mesin cutting wheel yang bisa di pindah atau di bawa ke
manapun sesuai keperluan namun ada juga mesin cutting wheel yang secara
permanen di tempatkan di work shop.

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


9

Gambar 2.3 Las Listrik

2.4 Pengelasan
Pengelasan adalah Sebuah ikatan karena adanya proses metalurgi pada
sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair. Dari pengertian
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa pengertian las adalah sebuah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas baik sumbernya dari panas aliran listrik maupun api dari pembakaran gas.
Dewasa ini jenis pengelasan semakin banyak dengan adanya kemajuan
teknologi, baik proses pengelasan yang menggunakan bahan tambah atau filler
maupun yang tanpa menggunakan bahan tambah. Yang terbaru adalah proses
pengelasan yang menggunakan energi putaran yang nantinya akan terjadi gesekan
dan menimbulkan panas yang tinggi dan dapat digunakan untuk proses
pengelasan yang biasanya disebut dengan proses las friction welding.
Pengelasan juga dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis berdasarkan cara kerjanya,
yaitu jenis pengelasan tekan, pengelasan cair dan juga pematrian. Banyak jenisnya
juga salahsatunya yaitu las listrik.

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


10

Gambar 2.4 Las Listrik

2.5 Gerinda Tangan


Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa
logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan
untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan
untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan
hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan
permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


11

Gambar 2.5 Gerinda Tangan

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar


11000 - 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan
komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai,
dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat
digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu grinda
yang dikhususkan untuk memotong. Untuk mengetahui komposisi kandungan
batu gerinda yang sesuai untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel
spesifikasi batu gerinda.

Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda


atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang
sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain
seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain.
Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang
bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar,
karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam
umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Untuk itu kita perlu
menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti pelindung mata, pelindung
hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu menggunakan handle tangan

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


12

yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda
tangan menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan
handle tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda kerja
non-logam.

Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata gergaji circular


ukuran 4″ seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT. Untuk
memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton, keramik, atau batu
alam kita dapat menggunakan mata potong seperti yang disediakan oleh merk
Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau menggerinda bahan bangunan
juga dapat menggunakan mata gerinda beton seperti yang disediakan oleh
merk Benz. Untuk menggerinda kaca kita juga dapat menggunakan batu
gerinda yang dikhususkan untuk kaca. Tetapi selain menggunakan batu atau
mata yang tepat kita juga harus dapat menggunakan mesin gerinda tangan
yang tepat pula. Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin gerinda tangan,
mesin gerinda tangan ukuran 4″ adalah mesin gerinda yang banyak
disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak digunakan
untuk hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan ukuran yang lebih
besar biasanya lebih banyak digunakan untuk industri-industri besar.

Pada mesin gerinda ukuran 4″ beberapa merk terkenal (seperti : Makita,


Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu yang standard dan yang
bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki daya listrik berikisar
antara 500 - 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-100, Dewalt
DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar memiliki daya lebih besar
dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C / CE, Dewalt D28111).
Pada dasarnya semua keperluan cukup menggunakan tipe standard,
penggunaan mesin dengan tenaga yang lebih besar diperlukan untuk benda
kerja yang lebih keras, seperti stainless steel, logam yang lebih keras,
keramik, batu alam atau beton. Mesin tipe standar yang digunakan untuk
material-material tersebut umumnya lebih cepat panas dan berumur lebih
pendek, karena pada material yang lebih keras, mesin bekerja lebih keras
sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas yang

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


13

lebih tinggi. Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena sifat materialnya,
kita membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih rendah. Dan yang
menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch dengan tipe GWS
8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa pengaturan akecepatan, yang tidak
dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita dapat mengatur mesin pada
kecepatan rendah sehingga mengurangi resiko rusak pada benda kerja. Selain
itu karena fitur ini, mesin gerinda Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat
digunakan untuk memoles mobil. Cukup dengan menggunakan piringan karet
dan wol poles yang sesuai.

Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan
untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan,
kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang
tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi
tak lupa kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.

2.6 Bor Tangan


Mesin bor tangan merupakan jenis bor yang paling sering kita pakai. Bor
tangan ini sendiri memiliki sub jenis di dalamnya yang ditentukan oleh ukuran
dari mata bornya. Ukuran tersebut mulai dari 6.5 mm, 10 mm, 13 mm, 16 mm, 23
mm, dan 32 mm. Di mana angka tersebut adalah ukuran maksimal dari bor itu
sendiri. Mesin bor tangan biasanya digunakan untuk mengebor besi maupun kayu.
Hal ini tergantung dengan mata bor yang digunakan. Di samping itu, mesin bor
jenis ini juga bisa digunakan untuk mengencangkan atau melepaskan baut. Cara
penggunaannya sendiri menggunakan tangan dengan menekan tombol yang
berada pada pegangannya. Bentuknya yang menyerupai pistol juga membuat jenis
bor ini disebut sebagai bor pistol.
Selain itu, mesin bor tangan memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan
kecepatan putaran yang menghadirkan fitur kecepatan putaran yang
memperbolehkan penggunanya untuk mengatur kecepatan. Juga,
fitur reversible yang dapat membuat putarannya dilakukan dari dua arah yaitu
kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam berbagai bentuk dan juga kapasitas
yang disesuaikan dengan kegunaannya.\

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


14

Gambar 2.6 Bor Tangan

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Perancangan Produk
Langkah awal sebelum pembuatan sebuah produk adalah perancangan yang
mana hal ini menyangkut tentang Desian Produk, Bahan dan Material serta
kebutuhannya, Peralatan yang akan diperlukan dan Kebutuhan biaya produksinya.
Setelah diperhitungkan untuk pembuatan rak sepatu ini menggunakan bahan dasar
besi hollow. Desain rak sepatunya sendiri memiliki 4 tingkatan (rak) dengan
dimensi 1000x300x860.

3.2 Desain Rak Sepatu


Untuk menggambarkan seperti apa rak yang akan dibuat dan memudahkan
proses produksi diperlukan desain atau gambaran rak, Oleh karna itu sebelum
produksi dibuatkan terlebih dahulu desain rak, pada tahap ini pembuatan desain
menggunaka software Autocad.

15
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
16

3.3 Bahan Rak Sepatu


Rak sepatu yang akan dibuat menggunakan bahan utama material kayu
dengan perincian kebutuhan sebagai berikut :
a. Besi hollow ukuran 30x30x940 mm ( 8 Potong )
b. Besi hollow ukuran 30x30x860 mm ( 4 Potong )
c. Besi hollow ukuran 30x30x240 mm ( 12 Potong)
d. Papan kayu ukuran 10x300x1000 mm ( 4 Pcs )
e. Baut L m6 (40 Pcs )
f. Cat besi dan Cat kayu ( 1 kaleng )

3.4 Peralatan Pembuatan Rak


Dalam pembuatan rak sepatu menggunakan beberapa alat, diantaranya
sebagai berikut :
a. Meteran
Meteran digunakan Untuk mengukur dan menjadikan bahan mentah
menjadi seperti ukuran yang telah di rancang dari Panjang, lebar serta
tinggi.
b. Cutting Whel
Cuttinng wheel digunakan untuk memotong bahan yang tadinya
Panjang menjadi ukuran - ukuran sesuai rancangan.
c. Las Listrik
Las Listrik digunakan untuk menyambungkan potongan-potongan
yang sudah masuk ukuran, dan kemudian di welding sesuai gambar yang
di desain.
d. Gerinda Tangan
Gerinda Tangan digunakan untuk menghaluskan permukan atau
sambungan dari hasil weldingan, agar permukaan rata dan tidak
menonjol, agar terlihat rapi

e. Cat besi dan cat kayu

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


17

Cat besi digunakan untuk mewarnai besi yang sudah terbentuk agar
rak sepatu terlihat lebih bagus dan menarik, sedangkan cat kayu untuk
mewarnai papan kayu.
f. Bor tangan
Digunakan untuk melubangi papan kayu dan besi supaya bisa di
sambungkan antara papan kayu dan besi.
g. Tap ulir
Digunakan untuk membuat ulir yang sudah dilubangi bersamaan
dengan papan kayu agar center saat dibaut nantinya.
h. Baut L M6
Setelah diproses semua baut digunakan unruk menyambungkan
papan kayu dengan besi agar tidak terlepas satu sama lain.

3.5 Flow Proses Pembutan Rak Sepatu


Dalam pembuatan rak sepatu melewati beberapa tahapan-tahapan yang
dilalui dari mulai perancangan produk sampai produk jadi/Rak jadi, Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada flow proses pembutan rak sepatu dibawah ini :

Perancangan
Produk
( Desain dan Bahan )

Pembuatan Desain
( software Autocad )

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


18

Proses Pembuatan
Rak Sepatu

Perencanaan
Harga jual
( Perhitungan Biaya )

Penjualan
Produk

Tabel 3.1 Rincian Biaya Kebutuhan Bahan ( Hps )

NO BAHAN DIMENSI KEBUTUHAN HARGA TOTAL


1 Besi Hollow 30x30 6m Rp 27.500/m Rp. 165.000
2 Besi Hollow 30x30 6m Rp 27.500/m Rp. 165.000
3 Besi Hollow 30x30 2m Rp 27.500/m Rp. 55.000
4 Papan kayu 10x300 4m Rp 30.000/m Rp. 120.000

5 BAUT L m6 45 Pcs Rp 1.500/pcs Rp. 60.000


Cat Minyak dan
6 Kayu - 1 kaleng - Rp. 20.000
Jumlah
Rp. 585.000

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


19

Tabel 3.2 Rincian Biaya Proses Pembuatan (Hps )

Sub Proses Jumlah Biaya Total


Pemotongan 24 Rp. Rp.
100.00/Potong 100.000
Pengelasan -
(penyambungan) 42 Rp. 25.000

(penghalusan 42 - Rp. 25.000


sambungan las)
Finishing
1 produk - Rp. 25.000
JUMLAH Rp. 76.000

Perkiraan keuntungan produk :

1 .Biaya Produksi berdasarkan harga perkiraan sendiri ( Hps )

a. Hps untuk kebutuhan bahan baku Rp. 585.000


b. Hps untuk Biaya proses pembutan

Rp. 76.000 Total

Rp. 661.000

2. Perkiraan keuntungan

a. Biaya produksi ( Hps) Rp. 661.000


b. Harga jual produk Rp. 856.000

Total Keuntungan Rp. 195.000

Total keuntungan yang didapat dari penjualan rak sepatu sebesar


Rp 195.000 yang mana biaya pokok (Hps) untuk pembuatan rak
sebesar Rp 661.000, Jika rak dijual dengan harga Rp 195.000.

Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan perancangan proses pembuatan rak sepatu, Dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rak sepatu menggunakan material berbahan besi hollow, mudah sekali
ditemukan relative kuat dengan harga ekonomis,
2. Dimensi rak 240x860x1000 dengan memiliki 5 tingkat (rak) yang
dapat menampung kurang lebih 10 sepatu tapi tetep mengutamakan
keringkasan rak dan simple tapi elegan
3. Dari perhitungan biaya didapat biaya produksi (Hps) sebesar Rp
661.000, Sedangkan setelah diperhitungkan laba yang bisa didapat
sebesar Rp 195.000 dengan menjual rak seharga Rp 856.000

Dengan adanya praktikum perancangan proses pembuatan rak ini


memberikan pengetahuan tentang flow proses,bill of material serta dapat
menghitung profit yang bisa didapat dengan memperhitungkan biaya proses dan
harga jual produk.
4.2 Saran
Setelah melakukan penyelesain tugas ini penulis berharap praktikum
prosman ini tidak hanya sebatas laporan perancangan saja tapi lebih ke proses
nyata/ praktikum, sehingga tidak hanya mendapatkan ilmu berupa materi saja tetapi
skill lapangannya juga.

20
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.ipb.ac.id/index.php/e-jaii/article/viewFile/6745/5219
http://xindustri.blogspot.co.id/2017/08/arsitektur-produk.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=85748&val=233&title=Shelf
%20Applications%20in%20Storage%20Container%20for%20Freshwater%20Pra
wn%20(Cherax%20quadricarinatus)%20Transportation%20without%20Water%2
0Media
https://media.neliti.com/media/publications/134554-ID-rancang-bangun-alat-
penyusun-rak-penjemu.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/92829-ID-perancangan-mebel-
compact-multifungsi-un.pdf

21
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
LAMPIRAN

22
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
23
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167
NO BAHAN DIMENSI KEBUTUHAN HARGA TOTAL
1 Besi Hollow 30x30 6m Rp 27.500/m Rp. 165.000
2 Besi Hollow 30x30 6m Rp 27.500/m Rp. 165.000
3 Besi Hollow 30x30 2m Rp 27.500/m Rp. 55.000
4 Papan kayu 10x300 4m Rp 30.000/m Rp. 120.000

5 BAUT L m6 45 Pcs Rp 1.500/pcs Rp. 60.000


Cat Minyak dan
6 Kayu - 1 kaleng - Rp. 20.000
Jumlah
Rp. 585.000

Sub Proses Jumlah Biaya Total


Pemotongan 24 Rp. Rp.
100.00/Potong 100.000
Pengelasan -
(penyambungan) 42 Rp. 25.000

(penghalusan 42 - Rp. 25.000


sambungan las)
Finishing
1 produk - Rp. 25.000
JUMLAH Rp. 76.000

24
Proses Manufaktur_Muhamad Nur hidayat_1167

Anda mungkin juga menyukai