Kelompok 14 (B) :
1. Muhammad Al`Ayubi Fahzar (2021201068)
2. Satrio Wibowo (2021201070)
3. Aditiya Aprian (1921201073)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan praktikum ini dapat disusun
dan di selesaikan tepat pada waktunya. Praktikum ini bertujuan sebagai syarat
ii
kelulusan dalam mengikuti mata kuliah Praktikum Proses Produksi. Di mana
isinya mengenai mesin bubut, alat-alat pengelasan, mesin bor, mesin gergaji,
mesin gerinda dan experiment pembuatan alat baut kopling flen yang meliputi
teori dan penjelasan mengenai benda kerja, daftar tabel dan lampiran yang
sekiranya diperlukan dalam pembahasan laporan ini.
Di dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan
juga tidak terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
2.1.TEORI PEMBUBUTAN
2.1.1. Pengertian mesin bubut .......................................... 5
2.1.2. Macam-macam Percobaan pada Mesin Bubut ......... 7
2.2.KERJA BANGKU
2.2.1. Ragum .................................................................. 11
2.2.2. Snei ...................................................................... 12
2.3.KERJA MESIN
2.3.1. Mesin Bubut .......................................................... 13
2.3.2. Ragum .................................................................... 14
2.3.3. Snei ........................................................................ 15
v
BAB III METODE PRAKTIKUM
LAMPIRAN.... ................................................................................................. 25
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
kebutuhan praktikum di laboratorium agar mahasiswa dapat melakukan
kegiatan praktikum secara maksimal.
viii
9. Di didik untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas, handal,
berdisiplin tinggi, berwawasan ke depan dan peduli terhadap lingkungan
masyarakat sekitarnya.
BAB I : PENDAHULUAN
ix
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM
BAB IV : PENUTUP
BAB II
DASAR TEORI
1. PENGERTIAN
Mesin bubut adalah suatu mesin yang pada umumnya terbuat dari logam,
yang mana kegunaannya adalah membentuk benda kerja dengan cara
menyayat, dengan gerakan utamanya berputar. Pembubutan adalah proses
yang paling banyak dan sering digunakan dalam kegiatan industri, karena :
1. Banyak bagian konstruksi mesin dan juga perkakas menurut
bentuk dasarnya merupakan benda berputar dengan cara
pembubutan.
2. Perkakas bubut relatif sederhana dan biaya operasionalnya juga
murah.
3. Dapat menghasilkan permukaan yang halus.
x
Kecepatan putaran benda kerja digerakkan pada pahat dan kecepatan
putar ini
disebut dengan kecepatan potong.
2. Gerakan Memanjang
Jika pemotongan yang dilakukan arahnya sejajar dengan sumbu benda
kerja dan
gerakan ini dinamakan pemakanan.
3. Gerakan Melintang
Jika pemotongan yang dilakukan arahnya tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja
dan gerakan ini dinamakan gerakan melintang atau pemotongan
permukaan.
xi
Kecepatan Potong
Gerakan utama pada pembubutan adalah gerak putar benda kerja. Karena
kecepatan potong gerak benda kerja sama dengan kecepatan potong, maka
kecepatan potong pada pembubutan adalah kecepatan menempuh jarak yang
berbentuk melingkar.
Dimana : Vc
𝒅 .𝝅.𝒏
= put/menit
𝟏𝟎𝟎𝟎
A. Membubut Luar
1. Membubut Memanjang
Pada waktu membubut memanjang, pahat bergerak dari kiri ke kanan,
dan dengan demikian bahan dipotong menjadi silinder dengan diameter
yang lebih kecil atau benda berbentuk lain menjadi bentuk silinder.
2. Membubut Melintang
Pada membubut melintang, pahat bergerak tegak lurus terhadap benda
dengan
demikian bahan dipotong menjadi dua bagian atau sisi kanan diratakan.
xii
3. Membubut Tirus / Kerucut
Pada pembubutan tirus/kerucut, pahat dapat bergerak miring terhadap
benda dan dengan demikian bahan dipotong menjadi benda tirus atau
kerucut.
4. Membubut Ulir
Pada membubut ulir, pahat bergerak berulang dari kanan ke kiri dan dari
kiri ke kanan pada waktu bergerak dari kanan ke kiri, pahat melakukan
pemotongan, sedangkan waktu arah balik tidak melakukan pemotongan.
xiii
Ulir dapat dibuat dengan bentuk segitiga, segiempat, trapesium dan juga
dapat berbentuk bundar.
5. Membubut Gerigi
Pada waktu merigi, alat rigi tetap ditempat. Alat ini ditekan kearah benda
kerja. Setelah rigi selesai dibuat, maka alat rigi dapat digeser kekiri, jika
kita hendak membuat rigi lebih besar. Untuk membuat lurus alat rigi
terdiri dari satu roll rigi, tetapi untuk membuat rigi-rigi bersilang
diperlukan dua roll rigi.
B. Membubut Dalam
Misalkan memperbesar diameter lubang benda kerja, pada pahat bergerak
dari kanan ke kiri dan dari arah benda ke arah operator. Dengan demikian
diameter lubang diperbesar.
xiv
2. Rumah pahat ( tool holder ), digunakan sebagai pemegang pahat. Tool
holder ini
dilengkapi dengan penyetelan ketinggian.
xv
Proses Pemotongan
1. Pemotongan muka dilakukan dari tengah menuju kesisi benda kerja.
2. Ukur panjang benda kerja dengan mistar baja.
3. Membubut memanjang dilakukan dengan memutar eretan atas.
4. Ukur hasil pembubutan dengan mengunakan jangka sorong/vernier
caliper.
5. Pengukuran dilakukan dalam keadaan mesin berhenti.
6. Ketelitian pemotongan (gerakan pahat), diketahui dengan menghitung
skala terkecil
pada spindel.
7. Hasil pembubutan yang baik adalah ukuran tepat dengan toleranso 0,1
mm, permukaan halus, silindris dan di chamfer agar tdk tajam.
Keselamatan Kerja
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di dalam proses pengerjaan mesin bubut,
banyak disebabkan oleh kecerobohan dan kelalaian operator mesin bubut
itu sendiri yang akan berakibat fatal pada diri sendiri, orang lain dan
xvi
mesin. Oleh karena itu untuk meminalisirkan kecelakaan kerja yang
terjadi maka perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini :
xvii
2.2. Kerja Bangku
Merupakan kegiatan pengerjaan suatu benda kerja yang dilakukan
dalam suatu bengkel kerja, selain menggunakan mesin-mesin, juga
memakai peralatan atau perkakas tangan dan alat ukurnya, yang umum di
lakukan diatas meja kerja.
Alat-alat yang dipakai tergantung dari bentuk benda kerja yang akan
di kerjakan, umumnya terdiri dari palu, pahat, gergaji besi, kikir, center
tool, catok, amplas, tap, snei, grip, sikat kawat, siku, mistar, ragum dan
lain-lain.
2.2.1 Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja
dengan dua rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di
tempat. Nama lain dari ragum adalah tanggem, perkakas ini
digunakan pada beberapa jenis pekerjaan mekanik baik untuk
pengerjaan logam maupun kayu. Di pasaran, banyak merek dan
bentuk tanggem dengan spesifikasi modern dan canggih
menyesuaikan kebutuhan Anda.
xviii
2.2.2. Snei
Snei adalah perkakas pendukung yang biasanya
dikhususkan untuk membuat ulir luar ( menciptakan ulir luar
pada baut ). Snei ini juga dibuat dari bahan HSS dan biasanya ia
berbentuk bulat dengan bagian lubang yang berada di tengah
( seperti mur ) yang dirancang untuk membuat dan memotong
ulir.
xix
2.3.1. Mesin Bubut
xx
9.hidupkan mesin dengan tombol atau sakral pengendali dan
lakukan penyayatan.
2.3.2. Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja
dengan dua rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di tempat.
Nama lain dari ragum adalah tanggem, perkakas ini digunakan pada
beberapa jenis pekerjaan mekanik baik untuk pengerjaan logam maupun
kayu. Di pasaran, banyak merek dan bentuk tanggem dengan spesifikasi
modern dan canggih menyesuaikan kebutuhan Anda.
Ragum berfungsi sebagai perkakas yang digunakan untuk
mencengkam objek kerja agar tidak bergeser atau terlepas ketika proses
pengerjaan sedang berlangsung. Proses memotong, mengikir dan
menggerinda akan memberikan hasil kerja yang maksimal, jika daya
cengkam dari tanggem tergolong kuat.
xxi
2.3.3. Snei
Snei adalah perkakas pendukung yang biasanya dikhususkan
untuk membuat ulir luar ( menciptakan ulir luar pada baut ). Snei ini juga
dibuat dari bahan HSS dan biasanya ia berbentuk bulat dengan bagian
lubang yang berada di tengah ( seperti mur ) yang dirancang untuk
membuat dan memotong ulir.
xxii
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2022, Pukul
09:30 WIB. Bertempat di bengkel teknik, Fakultas Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3.1.1. Alat
1. Mesin bubut
2. Jangka sorong
xxiii
3. Snei
3.1.2. Bahan
1. Besi (panjang 100 mm diameter 27)
xxiv
BAB IV
xxv
4.2. Gambar Jadi Benda Kerja Ulir Metris
xxvi
2. Melakukan set up pada mesin bubut yang akan
digunakan dengan putaran spindle (n), gerak makan (f),
kecepatan potong (v), dalam 5 kali proses pembubutan.
xxvii
BAB V
5.1. Kesimpulan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mesin bubut, jangka
sorong untuk mengukur dimensi benda kerja. Kunci chuck untuk mengunci
chuck / pencekam, mata pahat untuk memotong dan menyayat benda kerja.
Kuas untuk membersihkan mesin dari geram benda kerja, chuck untuk
menjepit / mencekam benda kerja, dan kacamata untuk melindungi matadari
geram benda kerja.
xxviii
5.2. Saran
Saran dari laporan proses pembuatan piringan pisau perajang sebagai berikut:
xxix
DAFTAR PUSTAKA
1 ST., MT, Wiyono Slamet. Proposal penelitian “Pengembangan model empiris untuk
memprediksi kekasaran permukaan pada finish hard turning”. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Jurusan Teknik Mesin. 2005.
[3] Shefelbine Wendy and Dornfeld A., David. The Effect of Dry machining on
burr size, the Journal of Consortium and Edge Finishing. University of California,
Berkeley. 2004.
[4] Hartanto Agus. Tugas Akhir., Analisa pengujian umur pahat dan kekasaran
permukaan pada benda kerja ST 42. Universitas Mercubuana, Jurusan Teknik
Mesin.
2003.
[6] Corus Engineering Steels. Cold work tool steel to AISI O1.
http://www.corusnz.com/downloads/Tool steel_AISIO1.pdf#search=’AISI%20O1’
[7] Ozel Tuqrul and Karpat Yigit. Predictive modeling of surface roughness and
tool wear in hard turning using regression and nural networks. Int., Journal of
machine toolds and manufacture 45 (2005) 467- 479. University of New Jersey.
2004
[9] Feng, C, Shaw. Hattor, Mitsuro. Cost and Process Information Modelling for
Dry Machining. Manufacturing Engineering Laboratory NIST, DoC and AIST, MITI.
xxx
[10]Graham Don, Huddle Dave and McNamara Dennis. Feature Article – Machining
Dry is Worth A Try. Fro MMS Online TM. 2005.
[11]Ozel Tuqrul, Hsu Kong-Tsu, and Zeren Erol. Effect of cutting edge geometry,
workpiece hardness, feed rate and cutting speed on roughness and forces in finish
turning of hardened AISI H13 steel. Intl J Adv Manuf Technol page 25:262-269 .
[12]Soroka, P, Daniel. Hard Turning and the machine tool, Hardinge Inc., 2003.
[13]Metal Handbook. Heat treating cleaning and finishing. Eighth edition. Volume 2.
American Society for Metal (ASM)
[15]Http://global.kyocera.com/prdct/tool/cera tip/repert/CBN.html
xxxi
LAMPIRAN
Foto foto hasil pratikum mesin bubut
xxxii