Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MEMBUBUT


POROS ULIR

Kelompok 14 (B) :
1. Muhammad Al`Ayubi Fahzar (2021201068)
2. Satrio Wibowo (2021201070)
3. Aditiya Aprian (1921201073)

FAKULTAS TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
Juli 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi Fakultas Teknik Universitas


Muhammadiyah Tangerang ini, telah di teliti dan dinilai oleh assisten dan dosen
pembimbing. Praktikum ini telah dilaksanakan di Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Tangerang dan hasilnya telah memenuhi syarat sebagai laporan
akhir praktikum pada semester genap tahun akademik 2021/2022 yang digunakan
sebagai syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Proses Produksi.

Tangerang, 31 Juli 2022


Menyetujui:

Hendra Harsanta, S.Pd., MT

Dosen Mata Kuliah Praktikum Proses Produksi Universitas


Muhammadiyah Tangerang
Catatan:
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan praktikum ini dapat disusun
dan di selesaikan tepat pada waktunya. Praktikum ini bertujuan sebagai syarat

ii
kelulusan dalam mengikuti mata kuliah Praktikum Proses Produksi. Di mana
isinya mengenai mesin bubut, alat-alat pengelasan, mesin bor, mesin gergaji,
mesin gerinda dan experiment pembuatan alat baut kopling flen yang meliputi
teori dan penjelasan mengenai benda kerja, daftar tabel dan lampiran yang
sekiranya diperlukan dalam pembahasan laporan ini.

Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan


menjadi calon tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta
mampu berdikari mandiri menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi.
Artinya mampu mengusai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat
selama di bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan
dalam dunia kerja nyata di lapangan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang Tua yang tanpa lelah memberikan doa dan dukungan.


2. Bapak Hendra Harsanta, S.Pd., MT selaku Dosen materi kuliah Proses
Produksi Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Bapak Sabar sebagai Assisten Dosen Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Tangerang.

4. Kepada teman-teman yang telah kompak dalam pelaksanaan praktikum dan


penyusunan laporan.
5. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan praktikum
ini baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat
menyelesaikannya tepat pada waktunya.

Di dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan
juga tidak terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Tangerang, Juni 2022

iii
Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah ................................................. 1


1.2. Tujuan Penulisan ........................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................ 2
1.4. Metodologi Praktikum ................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................... 3

BAB II DASAR TEORI

2.1.TEORI PEMBUBUTAN
2.1.1. Pengertian mesin bubut .......................................... 5
2.1.2. Macam-macam Percobaan pada Mesin Bubut ......... 7
2.2.KERJA BANGKU
2.2.1. Ragum .................................................................. 11
2.2.2. Snei ...................................................................... 12
2.3.KERJA MESIN
2.3.1. Mesin Bubut .......................................................... 13
2.3.2. Ragum .................................................................... 14
2.3.3. Snei ........................................................................ 15

v
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat .......................................................... 16


3.2. Alat dan Bahan ................................................................ 16

3.1.1. Alat ........................................................................ 16

3.1.2. Bahan ..................................................................... 17

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

4.1. Gambar Benda Kerja Ulir Metris ..................................... 18

4.2. Gambar Jadi Benda Kerja Ulir Metris .............................. 19

4.2.1 Cara Kerja ............................................................... 20

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................................ 21

5.2. Saran .................................................................................. 22

DAFTTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

LAMPIRAN.... ................................................................................................. 25

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas


yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan
menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat
benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses
produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang menjadi
bentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang
pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian
spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan putar sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda
kerja disayatkan pada benda kerja yang berputar.
Pada umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada
perkembangannya ada jenis mesin yang berputar alat potongnya,
sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai
perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga
benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Mesin bubut yang
terdapat di lab pemesinan merupakan jenis mesin bubut konvensional.
Pada bidang industri mesin bubut diperlukan untuk proses permesinan
baik itu dalam skala besar maupun skala kecil, selain itu guna menunjang

vii
kebutuhan praktikum di laboratorium agar mahasiswa dapat melakukan
kegiatan praktikum secara maksimal.

1.2 Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan diadakan praktikum ini adalah :

1. Untuk memenuhi standard kelulusan mahasiswa yang telah di tetapkan


universitas Muhammadiyah Tangerang.

2. Untuk dapat mengenal dan mempergunakan mesin bubut dan snei,


serta peralatan yang ada di laboratorium, sehingga siap bekerja di bengkel
yang sesungguhnya dalam dunia kerja bila sudah lulus dari bangku
akademisi.

3. Untuk dapat mengetahui dan membaca sebuah gambar benda kerja,


peta kerja dan arus operasi kerja.

4. Dapat menghitung lama waktu bekerja dalam menyelesaikan suatu


pekerjaan.

5. Dapat mempelajari dan mengetahui bagaimana cara pemecahan


masalahnya bila menemui suatu kendala.

6. Dapat menghitunng ongkos biaya kerja.

7. Dapat bekerja sama secara teamwork dengan baik dan profesional


dalam menyelesaikan suatu tugas di lapangan.

8. Dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan suatu


pekerjaan yang di tugaskan, dengan mengindahkan norma K3LL
(Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan).

viii
9. Di didik untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas, handal,
berdisiplin tinggi, berwawasan ke depan dan peduli terhadap lingkungan
masyarakat sekitarnya.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan masalah yang ada, maka


dalam pembuatan laporan praktikum ini di perlukan pembatasan-
pembatasan, diantaranya :

1. Pengerjaan proses pembuatan Ulir Metris di lakukan di bengkel


laboratorium Universitas Muhammadiyah Tangerang.

2. Peserta praktikum harus sudah memahami mesin-mesin dan


peralatan yanng sudah ada.

3. Tidak akan membahas proses benda kerja lainnya, selain


pembuatan Ulir Metris.

1.5 Sistematika Penulisan

Di dalam memudahkan memahami pokok bahasan , maka penulisan


laporan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah , tujuan penulisan, pembatasan


masalah, metodelogi praktikum, dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di gunakan sebagai


dasaruntuk menentukan model/cara pemecahan masalahnnya.

BAB III : METODE PRAKTIKUM

ix
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

Berisi tentang langkah-lanngkah dalam pembuatan poros ulir yang


meliputi peralatan, bahan bakunya, gambar benda kerja, dan tahapan-
tahapan penngerjaannya.

BAB IV : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan proses pembahasan dan


saransaran sebagai masukan yang dapat membuat hasil penyelesaian
laporan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Teori Pembubutan

1. PENGERTIAN

Mesin bubut adalah suatu mesin yang pada umumnya terbuat dari logam,
yang mana kegunaannya adalah membentuk benda kerja dengan cara
menyayat, dengan gerakan utamanya berputar. Pembubutan adalah proses
yang paling banyak dan sering digunakan dalam kegiatan industri, karena :
1. Banyak bagian konstruksi mesin dan juga perkakas menurut
bentuk dasarnya merupakan benda berputar dengan cara
pembubutan.
2. Perkakas bubut relatif sederhana dan biaya operasionalnya juga
murah.
3. Dapat menghasilkan permukaan yang halus.

Dalam membubut suatu bahan, diperlukan beberapa macam gerakan-gerakan,


yaitu
:
1. Gerakan Berputar

x
Kecepatan putaran benda kerja digerakkan pada pahat dan kecepatan
putar ini
disebut dengan kecepatan potong.
2. Gerakan Memanjang
Jika pemotongan yang dilakukan arahnya sejajar dengan sumbu benda
kerja dan
gerakan ini dinamakan pemakanan.
3. Gerakan Melintang
Jika pemotongan yang dilakukan arahnya tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja
dan gerakan ini dinamakan gerakan melintang atau pemotongan
permukaan.

xi
Kecepatan Potong
Gerakan utama pada pembubutan adalah gerak putar benda kerja. Karena
kecepatan potong gerak benda kerja sama dengan kecepatan potong, maka
kecepatan potong pada pembubutan adalah kecepatan menempuh jarak yang
berbentuk melingkar.
Dimana : Vc
𝒅 .𝝅.𝒏
= put/menit
𝟏𝟎𝟎𝟎

Vc = kecepatan potong dalam ( put /


menit ) d = diameter benda kerja dalam (
mm ) n = putaran benda kerja setiap (
menit )

2. MACAM-MACAM PERCOBAAN PADA MESIN BUBUT


Ada beberapa macam pengerjaan yang dapat dikerjakan pada mesin bubut,
diantaranya seperti contoh dibawah ini :

A. Membubut Luar
1. Membubut Memanjang
Pada waktu membubut memanjang, pahat bergerak dari kiri ke kanan,
dan dengan demikian bahan dipotong menjadi silinder dengan diameter
yang lebih kecil atau benda berbentuk lain menjadi bentuk silinder.
2. Membubut Melintang
Pada membubut melintang, pahat bergerak tegak lurus terhadap benda
dengan
demikian bahan dipotong menjadi dua bagian atau sisi kanan diratakan.

xii
3. Membubut Tirus / Kerucut
Pada pembubutan tirus/kerucut, pahat dapat bergerak miring terhadap
benda dan dengan demikian bahan dipotong menjadi benda tirus atau
kerucut.

3. Membubut Bentuk / Profil


Pada waktu membubut bentuk, pahat bergerak dari kiri ke kanan dan
juga pada
pahat. Bergerak maju dan mundur mengikuti bentuk / profil / model
yang di \
inginkan. Dengan demikian bentuk yang dibuat adalah sesuai dengan
bentuk model
yang dibuat terlebih dahulu.

4. Membubut Ulir
Pada membubut ulir, pahat bergerak berulang dari kanan ke kiri dan dari
kiri ke kanan pada waktu bergerak dari kanan ke kiri, pahat melakukan
pemotongan, sedangkan waktu arah balik tidak melakukan pemotongan.

xiii
Ulir dapat dibuat dengan bentuk segitiga, segiempat, trapesium dan juga
dapat berbentuk bundar.

5. Membubut Gerigi
Pada waktu merigi, alat rigi tetap ditempat. Alat ini ditekan kearah benda
kerja. Setelah rigi selesai dibuat, maka alat rigi dapat digeser kekiri, jika
kita hendak membuat rigi lebih besar. Untuk membuat lurus alat rigi
terdiri dari satu roll rigi, tetapi untuk membuat rigi-rigi bersilang
diperlukan dua roll rigi.
B. Membubut Dalam
Misalkan memperbesar diameter lubang benda kerja, pada pahat bergerak
dari kanan ke kiri dan dari arah benda ke arah operator. Dengan demikian
diameter lubang diperbesar.

Jenis Mesin Bubut


Mesin yang digunakan di Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Prodi Teknik Mesin
adalah mesin bubut konvensional, dengan gerakan manual dan semi
otomatis.

Peralatan Mesin Bubut


1. Cekam dengan Rahang tiga, digunakan untuk mencekam benda kerja
bentuk silindris.

xiv
2. Rumah pahat ( tool holder ), digunakan sebagai pemegang pahat. Tool
holder ini
dilengkapi dengan penyetelan ketinggian.

Jenis Pahat Bubut


1. Pahat kasar digunakan untuk pengerjaan awal ( pengasaran )
2. Pahat rata digunakan untuk pengerjaan akhir.
3. Pahat chamfer digunakan untuk menghilangkan sisi tajam dari benda
kerja.

Pencekaman Benda Kerja


1. Pasang cekam dengan baik dan benar.
2. Cekamlah benda kerja sepanjang mungkin.
3. Pencepitan akan simetris apabila pada saat pengencangan benda kerja
diputar
perlahan-lahan dengan tangan.
4. Periksa kesimetrisan dengan kongkol pengores.
5. Perbaiki keselarasan dengan palu plastik.
6. Pengontrolan dilakukan dengan cara mesin dijalankan dan sentuhan
pensil atau kapur pada permukaan benda kerja.

xv
Proses Pemotongan
1. Pemotongan muka dilakukan dari tengah menuju kesisi benda kerja.
2. Ukur panjang benda kerja dengan mistar baja.
3. Membubut memanjang dilakukan dengan memutar eretan atas.
4. Ukur hasil pembubutan dengan mengunakan jangka sorong/vernier
caliper.
5. Pengukuran dilakukan dalam keadaan mesin berhenti.
6. Ketelitian pemotongan (gerakan pahat), diketahui dengan menghitung
skala terkecil
pada spindel.
7. Hasil pembubutan yang baik adalah ukuran tepat dengan toleranso 0,1
mm, permukaan halus, silindris dan di chamfer agar tdk tajam.

Keselamatan Kerja
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di dalam proses pengerjaan mesin bubut,
banyak disebabkan oleh kecerobohan dan kelalaian operator mesin bubut
itu sendiri yang akan berakibat fatal pada diri sendiri, orang lain dan

xvi
mesin. Oleh karena itu untuk meminalisirkan kecelakaan kerja yang
terjadi maka perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini :

1. Lingkungan kerja harus bersih dan terhindar dari tumpuhan oli /


coolent.
2. Memakai alat keselamatan kerja, antara lain : wear pack/jas pack,
sepatu, kacamata pelindung, sarung tangan, dll.
3. Alat kerja dan perkakas penjepit yang sedang bergerak tidak boleh
disentuh
dengan tangan.
4. Benda kerja dan perkakas harus dijepit dengan erat. Harus dipastikan
benda kerja
tercekam dengan erat / pemoros antara center-center berputar tanpa
kelonggaran.
5. Penyingkiran /pengambilan geram-geram /tatal, hanya boleh
dilakukan dengan
gaetan serpih / dengan kuas, karena geram/tatal tersebut tajam dan
biasanya panas.
6. Jangan mengukur benda kerja pada saat mesin bekerja.
7. Pelindung muka hanya boleh disingkirkan/dibuka pada saat mesin
berhenti dan
harus digunakan kembali pada saat membubut kembali.
8. Jangan meninggalkan kunci-kunci pada kepala tetap, kepala lepas, dan
eretan.
9. Jangan memakai cincin atau jam tangan pada saat membubut.
10. Rambut yang panjang harus ditutup dengan penutup kepala atau
dikuncir.
11. Perhatikan Standart Operasional Alat (SOP).

xvii
2.2. Kerja Bangku
Merupakan kegiatan pengerjaan suatu benda kerja yang dilakukan
dalam suatu bengkel kerja, selain menggunakan mesin-mesin, juga
memakai peralatan atau perkakas tangan dan alat ukurnya, yang umum di
lakukan diatas meja kerja.

Alat-alat yang dipakai tergantung dari bentuk benda kerja yang akan
di kerjakan, umumnya terdiri dari palu, pahat, gergaji besi, kikir, center
tool, catok, amplas, tap, snei, grip, sikat kawat, siku, mistar, ragum dan
lain-lain.

2.2.1 Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja
dengan dua rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di
tempat. Nama lain dari ragum adalah tanggem, perkakas ini
digunakan pada beberapa jenis pekerjaan mekanik baik untuk
pengerjaan logam maupun kayu. Di pasaran, banyak merek dan
bentuk tanggem dengan spesifikasi modern dan canggih
menyesuaikan kebutuhan Anda.

xviii
2.2.2. Snei
Snei adalah perkakas pendukung yang biasanya
dikhususkan untuk membuat ulir luar ( menciptakan ulir luar
pada baut ). Snei ini juga dibuat dari bahan HSS dan biasanya ia
berbentuk bulat dengan bagian lubang yang berada di tengah
( seperti mur ) yang dirancang untuk membuat dan memotong
ulir.

2.3. Kerja Mesin

xix
2.3.1. Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan


untuk memotong benda dengan cara diputar. Bubut sendiri
merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.

Adapun prosedur menjalankan mesin bubut ini, adalah:

1. Siapkan peralatan dan perlengakapan yang akan di


gunakan.
2. Cek kondisi atau kesiapan mesin.
3. Masukkan sumber utama arus.
4. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan
dengan.
material yang digunakan.
5. Pasang senter lepas pada kepala lepas.
6. Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter.
7. Pasang atau cekam benda kerja.
8. Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan
disayat.

xx
9.hidupkan mesin dengan tombol atau sakral pengendali dan
lakukan penyayatan.

2.3.2. Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja
dengan dua rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di tempat.
Nama lain dari ragum adalah tanggem, perkakas ini digunakan pada
beberapa jenis pekerjaan mekanik baik untuk pengerjaan logam maupun
kayu. Di pasaran, banyak merek dan bentuk tanggem dengan spesifikasi
modern dan canggih menyesuaikan kebutuhan Anda.
Ragum berfungsi sebagai perkakas yang digunakan untuk
mencengkam objek kerja agar tidak bergeser atau terlepas ketika proses
pengerjaan sedang berlangsung. Proses memotong, mengikir dan
menggerinda akan memberikan hasil kerja yang maksimal, jika daya
cengkam dari tanggem tergolong kuat.

Adapun prosedur menggunkan ragum ini, adalah:

1. Pastikan ketinggian ragum tidak melebihi sikut pekerja saat


pekerja berdiri tegak di depan ragum dan meja kerja.
2. Perhatikan benda kerja yang akan dijepit, gunakan pelindung
tambahan pada rahang penjepit agar tidak merusak badan dari benda
kerja saat di jepit di ragum.
3. Putar handle ragum ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam)
untuk membuka rahang geser.
4. Pasang benda kerja tepat di tengah-tengah antara rahang geser
dan rahang tetap
5. Putar handle ragum ke arah kanan (searah jarum jam) untuk
menjepit benda kerja.
6. Tekan handle secukupnya untuk memperkuat jepitan ragum
terhadap benda kerja.
7. Benda kerja sudah dijepit dan siap dilakukan pekerjaan
selanjutnya.

xxi
2.3.3. Snei
Snei adalah perkakas pendukung yang biasanya dikhususkan
untuk membuat ulir luar ( menciptakan ulir luar pada baut ). Snei ini juga
dibuat dari bahan HSS dan biasanya ia berbentuk bulat dengan bagian
lubang yang berada di tengah ( seperti mur ) yang dirancang untuk
membuat dan memotong ulir.

Adapun prosedur menggunkan snei ini, adalah:

1. Siapkan diameter poros sama dengan diameter nominal


ulir yang akan dibuat.
2. Pinggul (chamfer) ujung poros yang akan disnei
3. Tempelkan sisi tirus snei pada ujung poros yang telah
dipinggul tersebut, lalu putar tangkai tersebut, lalu sambil
sedikit ditekan tangkainya, putar tangkai tersebut searah
atau berlawanan arah jarum jam sesuai dengan jenis ulir
kiri atau kanan.

4. Lumasi dengan minyak pelumas.

xxii
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2022, Pukul
09:30 WIB. Bertempat di bengkel teknik, Fakultas Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Tangerang.

3.2. Alat dan Bahan

Didalam penelitian ini diperlukan alat dan bahan agar penelitian


dapat terlaksana dan mencapai tujuan yang sudah ditentukan, alat dan
bahan yang digunakan

3.1.1. Alat

1. Mesin bubut

2. Jangka sorong

xxiii
3. Snei

3.1.2. Bahan
1. Besi (panjang 100 mm diameter 27)

xxiv
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

4.1. Gambar Benda Kerja Ulir Metris

xxv
4.2. Gambar Jadi Benda Kerja Ulir Metris

4.2.1 Cara Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan proses


pembubutan.

xxvi
2. Melakukan set up pada mesin bubut yang akan
digunakan dengan putaran spindle (n), gerak makan (f),
kecepatan potong (v), dalam 5 kali proses pembubutan.

3. Memasang benda kerja pada spindle mesin bubut, dan


memasang pahat bubut pada dudukan pahat (tool post).

4. Mengatur posisi pahat pada tool post agar tegak lurus


pada sumbu spindle mesin bubut

5. Langkah berikutnya bubut rata di sisi kanan dan di sisi


kiri pada benda kerja.

6. Setelah itu bubut pada benda kerja dan sesuaikan


ukurannya seperti di geambar benda kerja.

7. Setelah ukurannya sudah di inginkan, berikutnya ganti


pahat menjadu pahat alur.

8. Setelah itu benda kerja di bubut menggunakan pahat


alur dengan ukuran yng ada di gambar benda kerja.

9. Langkah berikutnya setelah benda kerja sudah selesai


proses pembubutan, benda kerja membuat ulir menggunkan
Snei

10. Buat lah ulir menggunakan snei denggan ukuran


panjang snei M. 16 x 1,5 dan M. 14 x 1,5.

xxvii
BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas, menghasilkan kesimpulan dari proses


pembuatan piringan pisau perajang, diantaranya:

Mesin bubut adalah mesin yang fungsinya sebagai pembentuk


benda kerja dengan cara menyayat, memahat, dengan gerakan utamanya
adalah berputar. Komponen – komponen mesin bubut terdiri dari
head stock, handle pengatur putaran, chuck, benda kerja, mata pahat, tool
post dan eretan atas, eretan lintang, meja mesin, senter jalan, tail stock,
pengunci barel, lead screw, feeding shaft, roda penggerak eretan
memanjang, rem mesin, main switch, coolant motor switch, tabel
mesin, pengatur arah feeding shaft, handle lead screw
Mesin bubut adalah mesin yang fungsinya sebagai pembentuk benda kerja
dengan cara menyayat dengan gerakan utamanya adalah berputar. Komponen
– komponen mesin bubut terdiri dari head stock, handle pengatur putaran,
chuck, benda kerja, mata pahat, tool post dan eretan atas, eretan melintang,
meja mesin, senter putar, tail stock, pengunci barel, lead screw, feeding shaft,
roda penggerak eretan memanjang rem mesin, main switch, coolant motor
switch, tabel mesin, pengatur arah feeding shaft, handle lead screw.

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mesin bubut, jangka
sorong untuk mengukur dimensi benda kerja. Kunci chuck untuk mengunci
chuck / pencekam, mata pahat untuk memotong dan menyayat benda kerja.
Kuas untuk membersihkan mesin dari geram benda kerja, chuck untuk
menjepit / mencekam benda kerja, dan kacamata untuk melindungi matadari
geram benda kerja.

xxviii
5.2. Saran
Saran dari laporan proses pembuatan piringan pisau perajang sebagai berikut:

1. Pada saat pemasangan pahat sebaiknya dipermudah dengan tambahan


plat tipis untuk menjajarkan pahat dengan kepala lepas lebih mudah
(senter).
2. Pada proses finishing sebaiknya menggunakan otomatis saat
penyatyatan.

3. Buat pengerjaan ulir menggunakan snei sebaiknya di sesuaikan terlebih


dahulu ukurannya, supaya meminimalisir kesalahan terhadap benda kerja
nanti.

xxix
DAFTAR PUSTAKA

1 ST., MT, Wiyono Slamet. Proposal penelitian “Pengembangan model empiris untuk
memprediksi kekasaran permukaan pada finish hard turning”. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Jurusan Teknik Mesin. 2005.

[2] Wiyono Slamet, AS Danardono, Kiswanto Gandjar. Pengaruh parameter


pemesinan terhadap kualitas permukaan baja DF-3 (AISI O1) yang dikeraskan.
JURNAL TEKNOLOGI Universitas Indonesia, Edisi No.3, tahun XIX, September
2005, 179-265.

[3] Shefelbine Wendy and Dornfeld A., David. The Effect of Dry machining on
burr size, the Journal of Consortium and Edge Finishing. University of California,
Berkeley. 2004.

[4] Hartanto Agus. Tugas Akhir., Analisa pengujian umur pahat dan kekasaran
permukaan pada benda kerja ST 42. Universitas Mercubuana, Jurusan Teknik
Mesin.
2003.

[5] Amstead, B.H. 1990. Teknologi Mekanik, Jakarta. Erlangga.

[6] Corus Engineering Steels. Cold work tool steel to AISI O1.
http://www.corusnz.com/downloads/Tool steel_AISIO1.pdf#search=’AISI%20O1’

[7] Ozel Tuqrul and Karpat Yigit. Predictive modeling of surface roughness and
tool wear in hard turning using regression and nural networks. Int., Journal of
machine toolds and manufacture 45 (2005) 467- 479. University of New Jersey.
2004

[8] http://www.mothersontools.com/cbn_har d_steel_adv.thm

[9] Feng, C, Shaw. Hattor, Mitsuro. Cost and Process Information Modelling for
Dry Machining. Manufacturing Engineering Laboratory NIST, DoC and AIST, MITI.

xxx
[10]Graham Don, Huddle Dave and McNamara Dennis. Feature Article – Machining
Dry is Worth A Try. Fro MMS Online TM. 2005.

[11]Ozel Tuqrul, Hsu Kong-Tsu, and Zeren Erol. Effect of cutting edge geometry,
workpiece hardness, feed rate and cutting speed on roughness and forces in finish
turning of hardened AISI H13 steel. Intl J Adv Manuf Technol page 25:262-269 .

University of New Jersey. 2005.

[12]Soroka, P, Daniel. Hard Turning and the machine tool, Hardinge Inc., 2003.

[13]Metal Handbook. Heat treating cleaning and finishing. Eighth edition. Volume 2.
American Society for Metal (ASM)

[14]Web master www.kyocera.com

[15]Http://global.kyocera.com/prdct/tool/cera tip/repert/CBN.html

[16]Ariani Wahyu Dorothea. Pengendalian kualistas statistik (Pendekatan kuantitatif


manajemen kualitas). Penerbit ANDI Yogyakarta. 2004.

[17]Rochim, T. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Laboratorium Teknik Produksi


dan Metrologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITB, Bandung. 1993.

xxxi
LAMPIRAN
Foto foto hasil pratikum mesin bubut

xxxii

Anda mungkin juga menyukai