BAMBANG ILYASARI
09320190183
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian............................................................................1
1.4 Batasan Masalah...................................................................................................2
1.5 Metode Pengamatan Data....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Boulder..................................................................................................................3
2.2 Stone Crusher.......................................................................................................3
2.3 Alat Berat (Alat Gali-Muat dan Alat Angkut)..................................................5
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................19
5.2 Saran....................................................................................................................19
GAMBAR..........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam Kerja Praktik ini adalah produktivitas alat berat dan
faktor keserasian di lokasi PIT Bukit Tinggi dan PIT Cirebon PT. Mineral Alam
Abadi Group.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Gambar 2. 2 Proses Pemecahan Batu
Yaitu proses pemecahan batu dengan cara menekan material diantara dua
permukaan yang mana penekanannya dapat dilakukan dari salah satu sisi atau kedua
permukaan tersebut, sistem ini cocok dipergunakan untuk materil yang keras, kasar
dan tidak melekat (Abrosimov, 2013).
9
untuk memecah batu yang mempunyai karakteristik material yang non abrasive
dengan kandungan air 12% (Abrosimov, 2013).
Gambar 2. 3 Excavator
10
Gambar 2. 4 Dump Truck
Unit Dump Truck yang digunakan hanya satu jenis yakni XCMG Hanvan G-
7. Dengan kapasitas vessel 8m3.
2.3.1 Produktivitas
Menurut Rostiyanti (1999), produktivitas adalah kemampuan alat dalam
satuan waktu (m3/jam), dan alat berat merupakan faktor penting didalam proyek
terutama proyek- proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan
alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai dengan lebih mudah
dengan waktu yang relatif singkat. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas,
waktu siklus alat, dan efisiensi alat. Siklus kerja dalam pemindahan material
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Waktu yang diperlukan dalam
siklus kegiatan diatas disebut waktu siklus. Waktu siklus sendiri terdiri dari beberapa
unsur, waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan disebut waktu siklus atau
Cycle Time (CT).
Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk
memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut.
Kemudian waktu angkut atau Hauling Time (HT), waktu angkut merupakan waktu
yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat permuatan ke tempat
pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga
alat, dan lain-lain. Pada saat kembali ke tempat permuatan maka waktu yang
diperlukan utuk kembali disebut (Return Time). Waktu kembali lebih singkat
11
daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan tidak ada muatan
(Febrianti et al., 2018).
3600
Pm= × KB× FF × SF × EK
CTm
Keterangan:
FF : Fill Factor
SF : Swell Factor
EK : Efisiensi Kerja
Untuk mendapatkan waktu edar (cycle time) alat muat yakni sebagai
berikut:
12
Ket: CTm : Total waktu edar waktu alat muat (detik)
Am : Waktu untuk menggali muatan/digging (detik)
Bm : Waktu ayunan bermuatan/Swing (detik)
Cm : Waktu untuk menumpahkan muatan/dumping (detik)
Dm : Waktu ayunan kosong/Swing (detik)
13
Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas Dump Truck adalah situasi
dan kondisi jalan kerja untuk mendapatkan efisiensi kerja yang tinggi, maka
produktivitas harus ditingkatkan (Sokop et al., 2018).
60
Pa= × KB× EK
CTa
Keterangan:
Pa : Produktivitas alat angkut (Dump Truck) (m3/jam)
60 : Waktu menit dalam 1 jam
CTa : Waktu edar alat angkut (menit)
KB : Kapasitas Bucket (m3)
EK : Efisiensi Kerja
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:
CTa=Aa+ Ba+Ca+ Da+ Ea+ Fa
Keterangan:
Cta : Total edar alat angkut (detik)
Aa : Waktu mengatur Manuver Loading (d)
Ba : Waktu Loading (d)
Ca : Waktu mengangkut muatan (d)
Da : Waktu Manuver Dumping (d)
Ea : Waktu Dumping (d)
Fa : Waktu kambali kosong (d)
CTm ×n × Na
MF=
CTa × Nm
Keterangan:
MF = Match Factor.
14
Nm = Jumlah alat muat, unit.
Bila dari hasil perhitungan tersebut diatas didapatkan hasil sebagai berikut:
1) MF < 1, maka alat muat akan menunggu sedangkan alat angkut akan bekerja
penuh
2) MF = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (synchron), artinya kedua-
duanya akan sama sibuknya dan tidak ada yang menunggu.
3) MF > 1, maka alat angkut akan menunggu sedangkan alat muat akan bekerja
penuh.
(Di and Minemex, 2017).
Keterangan:
MA = Mechanical availability atau kesiapan mekanik.
W = Working hours atau jumlah jam kerja alat.
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan.
15
b. Physical Availability (PA)
Physical Availability (PA) akan menunjukkan sejarah (catatan) alat
dan menunjukkan apa yang sudah dilakukan selama waktu-waktu lampau.
PA merupakan faktor availability yang penting untuk menyatakan unjuk
kerja mekanikal alat dan juga sebagai petunjuk efisiensi mesin dalam
program penjadwalan. Nilai PA selalu lebih besar dari MA, tetapi nilai
keduanya sama jika stand by.
W +S
PA= ×100 %
W + R+ S
Keterangan:
PA = Physical Availability atau kesiapan fisik peralatan.
W = Working hours atau jumlah jam kerja alat.
S = Stand by hours atau jumlah jam untuk Stand by.
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan.
16
W
EU = × 100 %
T
kerja sesungguhnya (jam kerja produktif) dengan jam kerja yang
dijadwalkan, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
E.U = Penggunaan efektif.
T = W + R + S Total Hours Availability atau Schedule. Hours
atau
jumlah jam kerja yang tersedia.
W = Total hari atau jumlah jam kerja
(Di and Minemex, 2017)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tahap Pendahuluan
a. Administrasi
b. Orientasi Lapangan
Boulder
Alat angkut
Bukit Tinggi Cirebon
Diketahui : Cta : 45.8 m Diketahui : Cta : 19.4 m
Kb : 8 m3 Kb : 8 m3
Ek : 0.8 Ek : 0.8
Time : 60 Time : 60
Density: 1.5 Density: 1.5
Pa (Bcm): (60/Cta) x Kb x Ek Pa (Bcm): (60/Cta)xKb x Ek
8.0 Bcm/jam 17.8 Bcm/jam
Over Burden
Alat angkut
Bukit Tinggi Cirebon
Cta : 11.0 Cta : 18.0
Na : 6 Na : 6
Diketahui : Kb : 8 Diketahui : Kb : 8
Ek : 0.8 Ek : 0.8
Time : 60 Time : 60
20
Pa (Bcm): (60/Cta) x Kb x Ek Pa (Bcm):(60/Cta)xKb x Ek
35.1 Bcm/jam 21.4 Bcm/jam
Boulder
MATCH FACTOR & KEBUTUHAN UNIT
Bukit Tinggi Cirebon
CTm : 0.45 m CTm : 0.45m
CTa : 48.0 m CTa : 21.6m
Diketahui Na : 16 unit Diketahui Na : 8 unit
Nm : 1 unit Nm : 1 unit
n: 6 n: 6
Match Factor Match Factor
MF : (CTm x Na x n) / (Cta x Nm) MF : (CTm x Na x n) / (Cta x Nm)
0.90 1.00
kebutuhan Unit Alat Angkut kebutuhan Unit Alat Angkut
Na : (MF x Cta x Nm) / (CTm x n) Na : (MF x Cta x Nm) / (CTm x n)
17.8 unit 8.0 unit
Over Burden
MATCH FACTOR & KEBUTUHAN UNIT
Bukit Tinggi Cirebon
CTm : 0.39 m CTm : 0.39 m
CTa : 11.0 m CTa : 18.0 m
Diketahui Na : 5 unit Diketahui Na : 7 unit
Nm : 1 unit Nm : 1 unit
n: 6 n: 6
Match Factor Match Factor
MF = (CTm x Na x n) / (Cta x Nm) MF = (CTm x Na x n) / (Cta x Nm)
1.07 0.91
kebutuhan Unit Alat Angkut kebutuhan Unit Alat Angkut
Na =(MF x Cta x Nm) / (CTm x n) Na = (MF x Cta x Nm) / (CTm x n)
4.7 7.7
21
Seminar kerja praktik dilakukan apabila penyusunan laporan telah selesai dan
disetujui oleh pembimbing.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Produktivitas
Tabel 4. 1 Produktivitas Excavator
Total
Kode Kapasita Materia Lokasi Cycle
Tipe Alat Ff Sf Ek (bcm/j
Unit s Bucket l Loading Time
)
XCMG
MMP Boulde Pit Bukit 27 80 60
XE370C 1.8 M3 80% 92.2
3-014 r Tinggi Detik % %
A
XCMG
BTG 23.5 100 82 60
XE370C 1.8 M3 OB RL 76 135.9
3-019 Detik % % %
A
- kapasitas Bucket Excavator sebesar 1.8 m3, dapat dilihat pada lampiran 3
- Cycle Time Excavator untuk material Boulder dengan rata-rata 27 detik dan
material OB dengan rata 23.5 detik dapat dilihat di lampiran 1 dan lampiran 2
- Jadi, total produksi Excavator MMP 3-014 adalah 92.2 bcm/jam, sedangkan
Excavator BTG 3-019 adalah 135.9 bcm/jam.
Kapasita Total
Tipe Alat Material Lokasi Loading Cycle Time Ek
Bucket (bcm/j)
XCMG PIT Bukit
8 M3 Boulder 48 m 80% 8.0
Hanvan G-7 Tinggi
XCMG
8 M3 Boulder PIT Cirebon 21.6 m 80% 17.8
Hanvan G-7
XCMG PIT Bukit
8 M3 OB 11 m 80% 35.1
Hanvan G-7 Tinggi
XCMG
8 M3 OB PIT Cirebon 18 m 80% 21.4
Hanvan G-7
22
- Produksi Dump Truck untuk material Boulder PIT Bukit Tinggi adalah 8
bcm/jam, sedangkan di PIT Cirebon adalah 17.8 bcm/jam.
- Produksi Dump Truck untuk material OB di Bukit Tinggi adalah 35.1
bcm/jam, sedangkan di PIT Cirebon adalah 21.4 bcm/jam.
- Kebutuhan unit Dump Truck di PIT Bukit Tinggi untuk material Boulder
adalah 16 unit Dump Truck dengan faktor keserasian 0.90, sedangkan
kebutuhan unit di PIT Cirebon adalah 8 unit Dump Truck dan faktor
keserasian 1.0. keserasian ini dapat diaplikasikan jika tidak terdapat
hambatan-hambatan di lapangan.
- Kebutuhan unit Dump Truck di PIT Bukit Tinggi untuk material OB adalah
5 unit Dump Truck dengan faktor keserasian 1.07, sedangkan kebutuhan unit
di PIT Cirebon adalah 7 unit Dump Truck dan faktor keserasian 0.91.
keserasian ini dapat diaplikasikan jika tidak terdapat hambatan-hambatan di
lapangan.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Produktivitas
- Produksi Excavator untuk material Boulder adalah 92.2 bcm/jam,
sedangkan untuk material OB adalah 135.9 bcm/jam
- Produksi Dump Truck untuk material Boulder di PIT Bukit Tinggi adalah
8.0 bcm/jam, sedangkan di PIT Cirebon adalah 17.0 bcm/jam
- Produksi Dump Truck untuk material OB di PIT Bukit Tinggi adalah
46.1 bcm/jam, sedangkan di PIT Bukit Tinggi adalah 25.0 bcm/jam
b. Match Factor dan kebutuhan unit Dump Truck
- Kebutuhan unit untuk material Boulder PIT Bukit Tinggi ke Stone
Crusher membutuhkan 16 unit Dump Truck dengan faktor keserasian 0.9
sedangkan Kebutuhan unit untuk material Boulder PIT Cirebon
membutuhkan 8 unit Dump Truck dengan faktor keserasian 1.0 untuk
kondisi jalan yang tidak memiliki hambatan (jalan licin dan Crowded)
- Kebutuhan unit untuk material OB PIT Bukit Tinggi membutuhkan 5
unit Dump Truck dengan faktor keserasian 1.07, sedangkan di PIT
Cirebon membutuhkan 7 unit Dump Truck dengan faktor keserasian 0.91
untuk kondisi jalan yang tidak memiliki hambatan (jalan licin dan
Crowded)
24
5.2 Saran
Setelah kami melakukan kerja praktik di PT. Mineral Alam Abadi Group Site
Obi, kami menyarankan agar perlengkap transportasi, agar mempermudah segala
kegiatan, dan menyesuaikan kebutuhan unit di masing-masing area Loading agar
Excavator dan Dump Truck serasi.
GAMBAR
25
Gambar 6. 2 Peta Jarak PIT Cirebon– Stone Crusher
26
Gambar 6. 4 Proses Pemecahan Batu
27
Gambar 6. 7 Pengangkutan (Hauling)
28
Gambar 6. 10 Topografi di Dry Tail
29
Gambar 6. 13 P5M di Pos Produksi
DAFTAR PUSTAKA
30
Lahan Perumahan Residence Jordan Sea’, 16(70), pp. 83–88.
Wongkar, D., Manoppo, F. J. and Malingkas, G. Y. (2020) ‘IDENTIFIKASI
RISIKO RANTAI PASOK BATU BOULDER DALAM PEKERJAAN
KONSTRUKSI PENGAMAN PANTAI ( Study Kasus : Pembangunan
Tembok Pengaman Pantai Desa Matani Kabupaten Minahasa Selatan )’, 10(1).
LAMPIRAN 1
31
11 7.1 6.8 6 6.1 26
12 7.4 6.3 6.2 6.3 26.2
13 8.6 6.4 6.5 6.4 27.9
14 7.8 6.6 6.6 6 27
15 7.4 7 6.6 6 27
16 8.5 7.1 6 6.6 28.2
17 7.5 6.2 6.1 6.5 26.3
18 7.2 8.7 6.3 6.2 28.4
19 7.9 7.8 5.8 7 28.5
20 7 6.9 6 7.1 27
21 7 7.1 5.9 6.3 26.3
22 7.3 8.2 5.2 7 27.7
23 7.5 6.1 6.1 6.4 26.1
24 7.2 6.9 6 6.3 26.4
25 7.4 6.7 6 6.1 26.2
26 7.7 6.5 6.1 6.8 27.1
27 7.1 6.7 6 6.2 26
28 8.2 7.9 5.7 6.2 28
29 7.3 7 6.5 6.3 27.1
30 8.1 6.2 6.6 7.1 28
Rata-rata 7.53 6.91 6.12 6.44 27.00
LAMPIRAN 2
32
11 5.6 7.9 4 4 21.6
12 5.8 6.2 8 8 28.0
13 6.0 7.1 8.7 5 26.8
14 6.2 5.5 5.6 5.6 22.9
15 6.4 6.2 8.5 6.3 27.4
16 6.6 5.5 7.2 4.7 24.0
17 6.8 4.8 7.2 6.6 25.4
18 7.0 5 9.5 5.7 27.2
19 7.7 4.9 7.5 4.9 25.0
20 4.5 5.4 5.9 5.9 21.7
21 7 3.4 4.2 6.2 20.8
22 5.6 4.1 4.6 6.2 20.5
23 5.6 4.6 4.5 7.1 21.8
24 4.9 5.9 4.5 5.5 20.8
25 5.3 5.1 6.2 6.2 22.8
26 6.7 7.7 3.9 5.5 23.8
27 7.5 6.1 4.2 4.8 22.6
28 6.1 6.3 5.0 5 22.4
29 6.2 6.5 3.6 4.9 21.2
30 6.2 6.6 7.1 5.4 25.4
rata-rata 5.7 6.2 5.7 5.8 23.5
LAMPIRAN 3
33
Source: Agrapanasentotsamahardika.com
34