Disusun oleh:
MOHD PRIESKA H. A.
1204108010044
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI ........................................ i
iii
2.3.5 Lebar Jalan Angkut Pada Tambang Terbuka ............................ 14
2.3.6 Faktor-faktor Pengembangan Material ..................................... 17
2.4 Penggunaan Caterpillar Rimpull-Speed-Gradeability Curves .......... 19
2.4.1 Pengaruh Ketinggian (Altitude Deration) Terhadap Rimpull ... 22
2.5 Pemilihan Bucket Shovel .................................................................. 23
2.6 Dump Truck ...................................................................................... 24
2.7 Keseimbangan Shovel dan Trucks .................................................... 25
2.8 Produksi Alat Angkut ....................................................................... 30
2.9 Ongkos-ongkos Produksi .................................................................. 31
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daya dukung material ...................................................................... 6
Tabel 2.2 Efisiensi kerja berdasarkan kondisi operator ................................... 8
Tabel 2.3 Angka tahanan gelinding standar, 20 lbs/ton = 1 % ........................ 11
Tabel 2.4 Angka angka tahanan gelinding dalam satuan persen .................. 12
Tabel 2.5 Kriteria desain jalan yang direkomendasikan .................................. 14
Tabel 2.6 Pengaruh kemiringan jalan terhadap tahanan kemiringan ............... 15
Tabel 2.7 Lebar minimum jalan angkut pada tambang terbuka ...................... 17
Tabel 2.8 Bobot isi dan faktor pengembangan dari berbagai material ............ 22
Tabel 2.9 Bucket fill factors ............................................................................. 27
Tabel 2.10 Sinkronisasi produksi pada rangkaian loading hauling ................. 29
Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan dalam penelitian ..................................... 33
Tabel 3.2 Jadwal penelitian .............................................................................. 38
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kegiatan dalam satu siklus dump truck ........................................ 4
Gambar 2.2 Kemiringan (grade) jalan angkut 1% ........................................... 11
Gambar 2.3 Posisi truck berhadapan pada jalan lurus ..................................... 16
Gambar 2.4 Lebar jalan angkut tikungan dua jalur .......................................... 17
Gambar 2.5 Rimpull-speed-gradeability caterpillar 777D ............................... 20
Gambar 2.6 Pengaruh ketinggian terhadap rimpull ......................................... 23
Gambar 3.1 Diagram alir kegiatan penelitian .................................................. 35
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kemampuan kerja aktual per shift kerja terhadap
rangkaian shovel dan dump truck pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan
material.
2. Untuk membandingkan kemampuan kerja aktual dan teoritis dari rangkaian
shovel dan dump truck.
3. Untuk mengidentifikasi area kerja yang perlu diperbaiki.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2.1)
Keterangan:
CT = Waktu edar (detik)
DgT = Waktu penggalian material (detik)
SLT = Waktu ayun bermuatan (detik)
DpT = Waktu penumpahkan material (detik)
SET = Waktu ayun kosong (detik)
3
Kemudian, waktu edar dump truck dihitung menggunakan persamaan berikut:
(2.2)
Keterangan:
CT = Waktu edar (detik)
LT = Waktu pemuatan material (detik)
HLT = Waktu pergi bermuatan (detik)
SDT = Waktu manuver sebelum menumpahkan muatan (detik)
DT = Waktu menumpahkan muatan (detik)
RET = Waktu kembali tanpa muatan (detik)
SLT = Waktu manuver sebelum diisi muatan (detik)
Waktu
menumpahkan
muatan
Waktu manuver
sebelum
Waktu kembali
menumpahkan muatan tanpa muatan
Waktu pemuatan
material
Gambar 2.1 Kegiatan dalam satu siklus Dump Trucks (ESDM Minerba, 2015)
4
secara optimal. Supaya dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi dan
teratur, maka harus dipelajari dan diamati dengan teliti keadaan lapangan kerja
(tempat kerja)nya.
5
2.2.3 Daya Dukung Material
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat
yang terletak di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah atau batuan, maka
alat tersebut akan menyebabkan terjadinya daya tekan (ground pressure),
sedangkan tanah atau batuan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang
disebut data dukung (load capacity). Bila daya tekan lebih besar dari pada daya
dukung materialnya, maka alat tersebut akan terbenam. Besar daya dukung dari
macam macam material dapat dilihat pada Tabel 2.1.
6
dan tipe alat-alat yang perlu akan dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara
membersihkannya, berapa lama dan berapa besar biayanya.
7
awal kerja kondisi operator adalah baik, tetapi setelah bekerja beberapa waktu
kemudian kondisi operator agak berkurang, ini ditandai dengan bucket shovel
berhenti sebentar yang disebabkan oleh faktor kelelahan dan ngantuk, dengan
asumsi bahwa kondisi operator adalah sedang. Efisiensi kerja dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Keterangan:
Waktu kerja produktif = Waktu operasi produksi dalam satu jam (menit)
Waktu kerja tersedia = 60 (menit)
8
2.3 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Angkut
Salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik buruknya
hasil kerja (keberhasilan) suatu alat pemindahan tanah mekanis adalah besarnya
produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut. Oleh karena itu usaha dan upaya
untuk dapat mencapai produksi yang tinggi selalu menjadi perhatian yang khusus.
Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat-alat mekanis yang dipakai,
maka perlu dipelajari dan dipahami faktor-faktor yang langsung mempengaruhi
hasil kerja alat-alat tersebut. Faktor-faktor yang akan dibicarakan disini
diperkirakan akan mempengaruhi kinerja alat.
9
drawbar pull yang tersedia kecil. Drawbar pull biasanya sudah tersedia pada
daftar spesifikasi mesin. Untuk menghitung drawbar pull sebenarnya digunakan
persamaan:
(2.4)
Keterangan:
DBP teoritis = Drawbar pull berdasarkan spesifikasi alat (lbs)
RR = Rolling resistance (lbs)
Rimpull yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan
oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Bila coefficient of traction cukup tinggi untuk
menghindari terjadinya selip, maka rimpull (RP) maksimum adalah fungsi dari
tenaga mesin (HP) dan gear ratios (versnelling) antara mesin dan roda-rodanya.
Tetapi jika selip, maka rimpull maksimum akan sama dengan besarnya tenaga
pada roda penggerak dikalikan coefficient of traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan sudah tersedia pada
daftar spesifikasi alat namun, apabila tidak diketahui dapat dihitung dengan
mempertimbangkan efisiensi mesin antara 80% 85% menggunakan persamaan
sebagai berikut:
(2.5)
Keterangan:
RP = Rimpull (lbs)
HP = Tenaga mesin (HP)
375 = Angka konversi
10
1) Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaannya, semakin keras
dan mulus atau rata jalan tersebut maka akan semakin kecil tahanan
gelindingnya.
2) Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan permukaan jalur jalan,
antara lain:
a. Kalau memakai ban karet, yang akan berpengaruh adalah ukuran ban,
tekanan dan keadaan permukaan bannya apakah masih baru atau sudah
gundul dan macam kembangan pada ban tersebut.
b. Jika memakai rantai ban besi (clawler track), maka keadaan dan macam
track kurang berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh dalam keadaan
jalannya.
Besar tahanan gelinding dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive pull
yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta
isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu. Beberapa
angka rata-rata dari tahanan gelinding untuk bermacam-macam keadaan jalan dan
roda telah diperoleh dari pengalaman di lapangan. Harus juga diingat bahwa untuk
menentukan tahanan gelinding yang tepat bagi setiap macam jalan itu sukar
dilakukan, karena ukuran ban, tekanan ban dan kecepatan gerak kendaraan pun
sebenarnya dapat mempengaruhi tahanan gelinding. Oleh karena itu yang dapat
diperoleh adalah angka rata-ratanya saja. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan
Tabel 2.4 di bawah ini.
11
A dirt road, rutted, flexing under road, little if any 100
maintenance, no water, 1 (25 mm) or 2 (50 mm) tire
penetration.
Rutted dirt roadway, soft under travel, no maintenance, no 150
stabilization, 4 (100 mm) to 6 (150 mm) tire penetration.
Loose sand or gravel. 200
Soft, muddy, rutted roadway, no maintenance. 200 to 400
12
2.3.4 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Kalau
jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus slope), maka tahanan
kemiringan atau grade resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan, sehingga
memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur
jalan itu turun disebut kemiringan negatif (minus slope), maka tahanan
kemiringannya akan membantu gerak kendaraan, berarti akan mengurangi rimpull
yang dibutuhkan.
Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor, yaitu:
1) Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Kemiringan jalan berhubungan dengan kemampuan alat angkut dalam
mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman saat alat berisi muatan
maupun kosong. Kemiringan jalan angkut dinyatakan dalam persen (%).
Dalam pengertiannya kemiringan () 1% berarti jalan tersebut naik atau turun
1 meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft
(Gambar 2.2). Kemiringan (grade) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
( )
( ) (2.7)
( )
Keterangan:
h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)
x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m)
13
Gambar 2.2 Kemiringan (grade) jalan angkut 1% (Dani, 2011)
14
Tabel 2.6 Pengaruh kemiringan jalan terhadap tahanan kemiringan dalam
lbs/ton (ESDM Minerba, 2015)
Kemiringan GR Kemiringan GR Kemiringan GR
(%) (lb/ton) (%) (lb/ton) (%) (lb/ton)
1 20,0 9 179,2 20 392,3
2 40,0 10 199,0 25 485,2
3 60,0 11 218,0 30 574,7
4 80,0 12 238,4 35 660,6
5 100,0 13 257,8 40 742,8
6 119,8 14 277,4 45 820,8
7 139,8 15 296,6 50 894,4
8 159,2
(2.9)
15
Kemudian, menentukan Grade Resistance dalam satuan kilogram dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut:
(2.12)
Keterangan:
Grade Resistance = Tahanan kemiringan (kg)
Grade = Kemiringan (%)
GMW = Berat kotor unit (ton)
Keterangan:
RP/TP/TE/DB = Rimpull/Tractive pull/Tractive effort/Draw bar pull (lbs)
GR = Tahanan Kemiringan (lbs/gross ton)
Grade = Kemiringan
16
Lebar jalan angkut di tentukan oleh jenis dan ukuran dari alat angkut terbesar
di sebuah tambang dan kecepatan yang diinginkan. Pertimbangan khusus harus
diberikan pada sepanjang jalan angkut dengan kemiringan yang dapat merugikan
dan di tempat-tempat tertentu yang dapat menyebabkan terganggunya penglihatan
operator (Long, 1968).
Tabel 2.7 Lebar minimum jalan angkut pada tambang terbuka (Galina, 2007)
Jumlah Jalur Factor x Lebar Maksimum Kendaraan
1 2,0
2 3,5
3 5,0
4 6,5
Kemudian secara lebih khusus untuk lebar jalan angkut oleh Aasho Manual
Rural High-Way membagi lebar jalan angkut sebagai berikut:
1) Lebar Jalan Angkut Lurus
Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih.
Lebar jalan angkut disesuaikan dengan alat angkut terbesar yang digunakan pada
suatu operasi penambangan (lihat Gambar 2.3) (Ady, 2014)
( ) ( )( ) (2.14)
Keterangan:
L = Lebar minumum jalan angkut (m)
n = Jumlah jalur
W(t) = Lebar alat angkut (m)
17
Gambar 2.3 Posisi trucks berhadapan pada jalan lurus terhadap kelebaran jalan
(Wahyudi, 2006)
( ) (2.16)
Keterangan:
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)
N = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (m)
Fa = Lebar juntai depan atau Jarak as roda depan dengan bagian depan trucks x
sin (m)
18
Fb = Lebar juntai belakang atau Jarak as roda belakang dengan bagian
belakang trucks x sin (m)
= Sudut penyimpangan roda depan
C = Jarak antara dua trucks yang akan bersimpangan (m)
Z = Jarak sisi luar trucks ke tepi jalan (m)
Gambar 2.4 Lebar jalan angkut tikungan dua jalur (August, 2009)
19
yang mengarah ke titik pusat bumi. Kendaraan akan terguling apabila momen
guling lebih besar dari momen stabilisasi.
Kemiringan jalan ini secara matematis merupakan perbandingan antara
kenaikan tinggi jalan dengan lebar jalan. Untuk menentukan besarnya kemiringan
jalan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan yang melaluinya dan
koefisien friksinya. Seperti terlihat pada gambar gaya N mempunyai komponen
vertikal yang besarnya N cos dan komponen horizontal yang besarnya N sin
yang mengarah ke pusat gaya sentripetal. Jika V merupakan kecepatan dan R jari
jari tikungan, maka sudut miring sebagai super elevasi dapat dihitung sebagai
berikut:
(2.17)
Keterangan:
V = Kecepatan renacana (km/jam)
R = Radius tikungan (m)
G = Gravitasi bumi (9,8 m/det2)
20
tanah liat di alam bila telah digali dapat memiliki volume kira-kira 1,25 cuyd. Ini
berarti terjadi penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material tersebut
mempunyai faktor pengembangan (swell factor) sebesar 0,80 atau 80%.
( ) (2.19)
( ) (2.20)
( ) (2.21)
Keterangan:
V undisturbed = Material insitu (m3)
V loose = Material lepas/berai (m3)
V compacted = Material dipadatkan (m3)
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya dianggap sama
dengan persen swell. Kalau ingin mendapat angka-angka yang lebih tepat, maka
dapat melakukan percobaan langsung pada tanah yang akan diteliti. Tetapi untuk
perhitungan perkiraan (estimation) cukup dipakai angka rata-ratanya saja (lihat
Tabel 2.8).
21
Tabel 2.8 Bobot isi dan faktor pengembangan dari berbagai material (ESDM
Minerba, 2015)
Bobot Isi
Macam Material (Density) Swell Factor
lb/cu yd, in-
situ
Bauksit 2.700 - 4.325 0,75
Tanah liat, kering 2.300 0,85
Tanah liat, basah 2.800 - 3.000 0,82 - 0,80
Antrasit (anthracite) 2.200 0,74
Batubara Bituminous (Bituminous Coal) 1.900 0,74
Bijih Tembaga (Copper Ore) 3.800 0,74
Tanah biasa, kering 2.800 0,85
Tanah biasa, basah 3.370 0,85
Tanah biasa, bercampur pasir kerikil 3.100 0,90
(gravel)
Kerikil, kering 3.250 0,89
Kerikil, basah 3.600 0,88
Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 - 0,56
Hematit, pecah-pecah 6.500 - 8.700 0,45
Bijih Besi (Iron Ore), pecah-pecah 3.600 - 5.300 0,45
Batu Kapur, pecah-pecah 2.500 - 4.200 0,60 - 0,57
Lumpur 2.160 - 2.970 0,83
Lumpur, sudah ditekan (packed) 2.970 - 3.510 0,88
Pasir, kering 2.200 - 3.250 0,89
Pasir, basah 3.300 - 3.600 0,88
Serpih (Shale) 3.000 0,75
Batu Sabak (Slate) 4.590 - 4.860 0,77
22
Gambar 2.5 Rimpull-Speed-Gradeability Caterpillar OHT (Caterpillar, 2015)
23
7) Diperoleh kecepatan dalam satuan kmh dan mph yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kecepatan dalam m/min atau ft/min.
8) Lakukan hal yang sama untuk muatan kosongan yaitu garis B.
Kemudian Total Resistance atau Total Effective Grade adalah efek kombinasi
atau jumlah dari tahanan gelinding (pada ban dump trucks) dan tahanan
kemiringan dengan persamaan sebagai berikut:
(2.22)
Keterangan:
Rolling Resistance = Tahanan gelinding (kg atau lb)
Grade Resistance = Tahanan kemiringan (kg atau lb)
Keterangan:
Waktu = Lamanya waktu perjalanan per section (menit)
Jarak = Jarak antar section (menit)
Kecepatan = Kecepatan berdasarkan grafik gradeability CAT (m/menit)
24
2.4.1 Pengaruh Ketinggian (Altitude Deration) Terhadap Rimpull
Kekuatan rimpull dan kecepatan seharusnya berada dalam kondisi tidak ideal
untuk ketinggian bersamaan gaya pada roda. Persentase menurunnya kekuatan
rimpull sekiranya sama dengan menurunnya persentase daya kuda. (lihat Gambar
2.7) Pengaruh ketinggian terhadap rimpull). Brosur spesifikasi alat menunjukkan
seberapa besar tarikan pada mesin dapat dihasilkan pada saat penggunaan gear
serta kecepatan tertentu ketika mesin beroperasi dengan daya kuda yang terhitung.
Ketika mesin standar dioperasikan di ketinggian, mesin mungkin mengalami
keadaan tidak normal dan mesin berupaya tetap bergerak. Mesin yang
mengalamai keadaan tidak normal akan menghasilkan lebih sedikit rimpull. Tabel
Keadaan tidak normal di ketinggian memberikan informasi pengaruh keadaan
tidak normal di ketinggian dari persen daya kuda untuk kategori mesin saat ini.
Perlu dicatat bahwa beberapa mesin dengan kelengkapan turbocharged dapat
beroperasi sampai dengan ketinggian 3050 m (10.000 ft) sebelum mengalami
deration. Namun, kebanyakan mesin didesain untuk dapat beroperasi sampai
dengan 1.520 m (5000 ft) sebelum mengalami deration. Penurunan daya kuda
karena ketinggian harus dipertimbangkan dalam setiap estimasi pekerjaan. Jumlah
daya kuda yang menurun akan terlihat dalam grafik gradeability dari mesin pada
saat bermuatan, perjalanan, dan penumpahan.
25
Gambar 2.6 Pengaruh ketinggian terhadap rimpull (Caterpillar, 2015)
26
Keterangan:
Bucket size = Kapasitas bucket shovel diperlukan (m3)
Volume = Muatan bucket shovel per siklus (m3)
Fill factor = Faktor pengisian (%)
Nilai bucket fill factor tersebut sangat sukar ditentukan angka rata-ratanya,
oleh karena itu sebaiknya ditentukan langsung di tempat kerjanya. Berdasarkan
pengalaman dan penelitian besarnya nilai tahanan gali atau bucket fill factor dapat
dilihat pada Tabel 2.9.
27
3) Integral Bottom Dump.
Produksi dan jumlah armada Trucks yang diperlukan dipengaruhi banyak
faktor, yaitu rencana penambangan, kondisi jalan, alat angkut, target produksi,
kinerja dan waktu edar Trucks, metoda operasi, keseimbangan Shovel dan Trucks,
dan availabilitas serta utilitas Shovel dan Trucks. Metode yang digunakan untuk
mengestimasi dan mengevaluasi pun bervariasi dari yang sederhana sampai
simulasi komputer yang kompleks. Seperti telah disinggung di atas bahwa
evaluasi Shovel dan Trucks dititik beratkan untuk mengeliminir waktu tunggu
Trucks.
Perlu dicatat bahwa harga Ttl adalah lama waktu sebuah Trucks dimuati
material termasuk manuver atau spoting time Trucks agar siap diisi. Jadi, Ttl
adalah waktu edar shovel ditambah waktu manuver atau spoting time Trucks.
Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara Trucks dengan shovel, misalnya
Power Shovel atau Loader, dapat diukur dengan menggunakan Faktor
Keseimbangan atau Match Factor (MF) sebagai persamaan berikut:
(2.27)
Keterangan:
nH = Jumlah dump trucks
nL = Jumlah shovel
Cth = Waktu edar dump trucks (menit)
28
Ctl = Waktu edar shovel (menit)
29
: 6.120.000,00 LCM / Year
Load Production per Year : 5.202.000,00 BCM / Year
: 11.964.600,00 Tonne/Year
Hauler Type : Kom DT785; kap. = 120 ton
Working Efficiency : 0,80
Hauling Distance : 2.000,00 m
Operating Hours per Year : 6.000,00 OpHr/Year
Speed of Fully Load 25 km/Hr : 416,67 m/minute
Speed of Empty Load 40 km/Hr : 666,67 m/minute
Dumping Time : 0,50 minute
Spot at Loader : 0,25 minute
Queue at Dumping and Loader 1,00 minute
Pass of Loading : 6,00
: 65,00 m3 (Loose)
Hauling Capacity
: 127,08 Tonne
Cycle Time of Truck : 12,25 minute
: 254,69 LCM / Hour
Production per Operating Hour : 216,49 BCM / Hour
: 497,93 Tonne/Hour
: 1.528.163,27 LCM / Year
Haul Production per Year : 1.298.938,78 BCM / Year
: 2.987.559,18 Tonne/Year
Fleet Synchronization Results
Production target per year : 400.000.000,00 BCM/year
- Total Hauler per Loader : 4,00 units/Loader
Fleet
- Loader to cover target : 76,89 units
Size:
- Total Hauler to cover target : 307,94 units
Match Factor (MF) based on Target : 0,88
30
CT = Cycle time (detik)
Fc = Faktor koreksi
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Bahan
Penulis menggunakan data primer yaitu:
Data mengenai cycle time shovel dan dump trucks.
Data lokasi pemuatan dan penumpahan material untuk mengetahui jarak
angkut.
Data lebar jalan, kemiringan, dan tahanan gulir jalan tambang dari lokasi
pemuatan sampai lokasi penumpahan material.
Penulis menggunakan data sekunder yaitu:
Data target produksi.
Data kapasitas bucket shovel dan kapasitas vessel dump trucks.
Data efisiensi peralatan mekanis.
Spesifikasi shovel dan dump trucks.
Biaya operasional shovel dan dump trucks.
32
3.2.2 Alat
1) Alat Tulis
Digunakan dalam mendukung kegiatan pengumpulan data.
2) Kamera digital
Digunakan untuk pengambilan dokumentasi gambar yang menunjukkan area
kerja yang diamati selama penelitian.
3) Stopwatch
Digunakan dalam pengamatan cycle time untuk shovel dan dump trucks yang
diamati di lapangan
4) Pita ukur
Digunakan untuk mengukur lebar jalan persegmen dengan interval yang
disesuaikan menurut kondisi lapangan.
5) GPS (Global Positioning System)
Digunakan untuk menentukan koordinat titik lokasi.
6) Laptop
Digunakan untuk menginput dan mengolah serta menganalisis data yang
diperoleh dilapangan.
33
3.3.1 Variabel Tetap
Variabel tidak berubah yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Shovel dan dump trucks serta spesifikasinya.
2) Waktu kerja efektif dan jadwal kerja dari peralatan.
34
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Prosedur Penelitian Skematis
Tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir di Gambar 3.1
Mulai
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Analisis Data
Analisis keserasian kapasitas bucket shovel dan trucks
Analisis nilai match factor antara shovel dan trucks
Analisis lebar jalan tambang, tahanan gulir dan kemiringan jalan tambang
Analisis biaya operasional bahan bakar
Analisis perbandingan cycle time aktual dan teoritis rangkaian shovel-trucks
Optimalisasi
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Diagram alir kegiatan penelitian
35
3.4.2 Prosedur Penelitian Deskriptif
Penelitian ini diawali dengan observasi lapangan kemudian di lanjutkan
pengambilan data lapangan. Pengambilan data lapangan yang dilakukan pada
bulan Agustus 2016 akan dibandingkan dengan data perencanaan dari mine plan
engineer. Data primer yang digunakan diantaranya cycle time shovel dan truck,
lokasi loading dan hauling, lebar jalan tambang, tahanan gulir, kemiringan jalan
tambang dan super elevasi jalan tambang, kemudian data sekunder yang
digunakan diantaranya efisiensi peralatan mekanis, spesifikasi berbagai peralatan
mekanis, dan target produksi.
Data - data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian diinput dan diolah
menggunakan software Microsoft Excel 2010 untuk menunjukkan grafik
kemampuan kerja aktual. Kemudian dianalisis keserasian bucket shovel dan
trucks, lebar jalan tambang, tahanan gulir dan kemiringan jalan tambang, biaya
operasional bahan bakar agar menghasilkan grafik baru sebagai performa kerja
teoritis peralatan mekanis setelah optimalisasi yang disesuaikan dengan data
perencanaan produksi dari mine plan engineer untuk dibandingkan dengan grafik
kinerja aktual, sehingga perbandingan grafik kinerja peralatan mekanis akan
menghasilkan solusi untuk mencapai target produksi yang sudah ditetapkan.
36
untuk menghitung produktivitas per shift. Kemudian, Tampilan hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk grafik beserta uraian penjelasan dari
hasil pembacaan data.
b) Analisis Data
Data-data yang telah dilakukan pengolahan menggunakan Microsoft Excel
2010 selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai optimal dari penggunaan
shovel dan dump trucks berdasarkan penelitian oleh Mkhatshwa 2009
berjudul Optimization of The Loading and Hauling Fleet at Mamatwan Open
Pit Mine. Analisis data tersebut dimulai dari cycle time peralatan mekanis
shovel dan dump trucks, perbandingan cycle time secara aktual dan
perencanaan dari mine plan engineer. Untuk mempersingkat cycle time,
dianalisis permasalahan yang mempengaruhi waktu pemuatan berupa
keserasian kapasitas antara bucket shovel dan vessel dump trucks secara
teoritis menghasilkan kapasitas bucket shovel dan vessel dump trucks yang
serasi guna memperkecil waktu pemuatan. Selanjutnya dianalisis waktu
pengangkutan dan waktu kembali dump trucks yaitu, lebar jalan tambang
aktual yang didapatkan tidak sesuai dengan lebar jalan tambang teoritis,
sehingga jalan tersebut harus dilebarkan lagi berdasarkan ketentuan teoritis,
begitu pun dengan tahanan gulir dan kemiringan jalan tambang akan
didapatkan kecepatan aktual dump trucks sehingga untuk meningkatkan
kecepatan dump trucks dilakukan perbaikan untuk kemiringan jalan angkut.
Selanjutnya akan diperoleh solusi terbaik dalam mengoptimalisasi peralatan
mekanis untuk mencapai target produksi.
37
3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada Juni Agustus 2016 seperti
dalam Tabel 3.2. Adapun jadwal penelitian tersebut disesuaikan lagi dengan
kebijakan perusahaan.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Masha, D, L. 2015. Laporan Kerja Praktek Penentuan Kinerja Off Higway Truck
775F Tail Gate, 775F, dan 773E Dalam Mencapai Target Produksi Di Pit B.
Banda Aceh.
Hustrulid, W., et al. 2013. Open Pit Mine Palnning & Design 3rd Edition. United
State: CRC Press
Wahyudi, Hary. 2006. Panduan Lapangan untuk Feromen dan Supervisor. Edisi
pertama. Jakarta: PT Bukit Makmur Mandiri Utama.
40