BENTANG 60 METER
KATA PENGANTAR
Pedoman Pemasangan Jembatan Gantung Pejalan Kaki ini juga merupakan bagian dari
persyaratan dokumen terkait serah terima Penyedia PT CITRAMASJAYATEKNIK MANDIRI ke
Pejabat Pembuat Komitmen ESP, Bahan dan Peralatan Jembatan Satker Direktorat Jembatan,
Direktorat Jenderal Bina Marga Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dokumen
ini dibuat untuk memberikan gambaran terkait pelaksanaan konstruksi jembatangantung di
daerah-daerah. Kami PT CITRAMASJAYA TEKNIK MANDIRI berharap saran dan kritik dari
pembaca dapatmenambah kesempurnaan dokumen ini, sehingga bisa lebih bermanfaat untuk
pelaksanaan pekerjaan dikemudian hari.
LAMPIRAN
iv
Gambar 6.7 Pemasangan rumah roller ................................................................. 37
Gambar 6.8 Posisi marking kabel utama .............................................................. 37
Gambar 6.9 Pemasangan kabel utama pada roller .............................................. 38
Gambar 6.10 Pemasangan kabel utama ................................................................... 38
Gambar 6.11 Ilustrasi panjang kabel utama dari as pylon ke tepi
end socket ............................................................................................. 39
Gambar 6.12 Memasukkan wire rope ke dalam lubang blok tengah ......................... 40
Gambar 6.13 Seizing wire rope ................................................................................. 40
Gambar 6.14 Menandai ujung wire rope ................................................................... 40
Gambar 6.15 Pembukaan strand wire rope ............................................................... 41
Gambar 6.16 Pemekaran kawat strand wire rope ..................................................... 41
Gambar 6.17 Pemekaran optimum kawat strand wire rope ....................................... 41
Gambar 6.18 Menutup celah blok angkur .................................................................. 42
Gambar 6.19 Pre-sagging kabel utama ..................................................................... 43
Gambar 6.20 Pemasangan Turnbuckle Body Only ................................................... 43
Gambar 6.21 Pemutaran drat walter mur pada Turnbuckle ...................................... 44
Gambar 6.22 Penyesuaian tinggi hanger dan pemasangan
clamp hanger ........................................................................................ 44
Gambar 6.23 Pemasangan hanger ............................................................................ 44
Gambar 6.24 Pemasangan bearing pad .................................................................... 45
Gambar 6.25 Pemasangan gelagar melintang dan memanjang ............................... 45
Gambar 6.26 Arah Pemasangan gelagar .................................................................. 46
Gambar 6.27 Penyetelan lay out kabel utama .......................................................... 47
Gambar 6.28 Pemasangan segmen deck jembatan ................................................. 47
Gambar 6.29 Pemasangan lantai jembatan .............................................................. 48
Gambar 6.30 Pemasangan tiang sandaran ............................................................... 48
Gambar 6.31 Pemasangan sandaran tengah ............................................................ 49
Gambar 6.32 Pemasangan kawat harmonika ............................................................ 49
Gambar 6.33 Memasukkan kabel angin pada angkur angin ..................................... 50
Gambar 6.34 Memasang bulldog grip ....................................................................... 51
Gambar 6.35 Memasang ikatan angin dan bulldog grip pada sackle ........................ 51
Gambar 6.36 Menarik dan mengunci ikatan angin .................................................... 51
v
DAFTAR TABEL
vi
CATATAN KHUSUS
300 kg/m2
2 Sudut Angkur Utama Analisis perhitungan desain jembatan dilakukan tiga variasi sudut
angkur utama yaitu 31°, 35° dan 45° dengan sudut paling kritis
yang diijinkan adalah 45°. Pemilihan sudut angkur utama
ditentukan berdasarkan kondisi elevasi tanah atau keterbatasan
lahan di lokasi pekerjaan, sudut yang telah ditentukan harus
terpasang konsisten dan tidak boleh ada perbedaan sudut pada
setiap angkur utama dalam satu rangkaian jembatan.
vii
No. ITEM CATATAN
3 Posisi End Socket Posisi pemasangan end socket pada angkur utama tidak boleh
terbalik dimana posisi diameter kecil berada di posisi atas dan
diameter besar berada di bawah.
4 Marking Wire Rope Utama Penempatan posisi wire rope utama pada pylon harus sesuai
dengan marking yang telah dibuat. Pemasangantidak dibenarkan
dimulai dari angkur utama. Terdapat 3 marking pada wire rope
utama, yaitu 2 marking untuk posisi pada as roller dan 1 marking
untuk posisipada as jembatan (chamber tengah).
viii
No. ITEM CATATAN
5 Jangan Tukar Pasang Posisi Komponen Posisi komponen sudah ditentukan sesuai dengan list komponen
dan packing list, tidak dibenarkan untuk memasang komponen
tidak sesuai dengan posisi masing-masing komponen atau
mengganti komponen tidak sesuai dengan spesifikasinya.
6 Penempatan Komponen Harus diberikan Ganjal/Penahan Komponen struktur baja dan bentuk lainnya harus ditempatkan
Profil Baja Bracing Profil Baja
Bantalan Kayu
di atas penyangga kayu atau penahan gelincir di atas gudang
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
atau tempat penyimpanan yang mempunyai drainase yang
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu memadai.
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Pelat Baja
ix
No. ITEM CATATAN
7 Arah Pemasangan Baut Pemasangan baut harus dilakukan dengan prosedur
H250*250*9*14 yang benar untuk menghindari terjadinya longgar pada
baut yang telah dikencangkan. Urutan pemasangan
baut yang benar dilakukan dari bagian tengah menuju
13 14
9 10 tepi secara menyilang.
1 2
5 6
17 18
20 19
8 7
4 3
12 11
16 15
x
No. ITEM CATATAN
9 Pembentukan Pre-sagging, Sagging, dan Chamber Pastikan nilai Pre-sagging, Sagging, dan Chamber sesuai
dengan rencana.
Pre-Sagging (Y2)
Sagging (Y2)
Chamber (X)
Sagging (Y2)
Chamber (X)
xi
TIDAK
TIDAK
xii
1. Menentukan As Pylon 2. Menentukan As Fondasi Angkur Utama
As Angkur As Angkur
Utama Utama
Sungai
Fondasi As Fondasi As Fondasi Fondasi
Pondasi Pondasi Angkur Utama 2 Angkur Angin Angkur Angin Angkur Utama 1
As Fondasi As Fondasi
Angkur Angin Angkur Angin
xiii
4. Pekerjaan Fondasi Bangunan Bawah 5. Pekerjaan Fondasi Dudukan Pylon
Block Out
Angkur
Elevasi ±0.00
Fondasi
Pylon
Baseplate Angkur
Tiang Pancang Batu Kali
Angkur Pylon
Elevasi ±0.00
Block Out
Angkur
Fondasi Pylon
xiv
As
As Angkur Angin
Angkur Utama Elevasi ±0.00 Angkur
Elevasi ±0.00
Angin
Fondasi
Angkur
Angin
Angkur Utama
Fondasi
Angkur
Utama
Ulir
Socket Besar
Pin Angkur
Fondasi
Angkur
Utama
xv
10. Pekerjaan Pemasangan Kaki dan Bracing Pylon
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Bracing Pylon
Bracing
Pylon
Base Plate
Angkur Pylon
Base Plate
Angkur Pylon Base Plate
Angkur Pylon
Base Plate
Angkur Pylon
Base Plate
Base Plate Angkur Pylon
Fondasi Pylon Angkur Pylon Fondasi Pylon
Fondasi Pylon
xvi
11. Pekerjaan Pemasangan Sambungan Kaki dan Bracing Pylon
Batang Datar
Bracing
Bracing
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Sambungan
Kaki Pylon Kaki Pylon
Bracing
Fondasi Pylon
xvii
12. Pekerjaan Pemasangan Rumah Roller
Rumah Roller
Rumah Roller
Pelat Dudukan
Roller
xviii
13. Pekerjaan Pemasangan Kabel Utama pada Roller
Tutup Roller
Pasang Tutup
Marking Kabel Buka Tutup Rumah Roller
Utama Rumah Roller Rumah Roller
Kabel
Utama Kabel Utama
Rumah Roller
Dudukan
Roller
xix
14. Pekerjaan Pemasangan Kabel Utama pada End Socket Angkur Utama
End Socket
Fondasi
Angkur Utama
Kabel Utama
E=C–D
E = C – 1,777 m
xx
15. Pekerjaan Penyetelan Lay Out Kabel Utama (Pre-Sagging)
Tengah Bentang
Pre-Sagging Kabel
Utama dari Tinggi
Pylon (m)
Kabel Utama
xxi
16. Pekerjaan Pemasangan Turnbuckle
xxii
17. Pekerjaan Pemasangan Hanger
Kabel Utama
Batang Hanger
Clamp
Hanger
Batang
Hanger
xxiii
18. Pekerjaan Pemasangan Bearing Pad
Bearing Pad
Bearing Pad
Grouting
Grouting
xxiv
19. Pekerjaan Pemasangan Gelagar
Turnbuckle
Gelagar
Melintang
Batang
Hanger
xxv
20. Pekerjaan Penyesuaian Chamber dan Sagging
xxvi
21. Pekerjaan Pemasangan Lantai Jembatan
xxvii
22. Pekerjaan Pemasangan Railing
Tian
g
Lantai Jembatan Sand
a
Sandaran
Tengah
Kawat
Tiang Sandaran
xxix
24. Pekerjaan Pemasangan Kabel Angin dan Ikatan Angin (a)
Kabel
Angin
Kabel
Angin
Pondasi
Angkur
Angin Pondasi
Angkur
Angkur Angkur Angin
Angin Angin
Kabel Angin
Kabel Angin
Bulldog Grip
Bulldog Grip
Pondasi
Angkur Angkur
Angkur Pondasi Angin Angin
Angin Angkur
Angin
xxx
25. Pekerjaan Pemasangan Kabel Angin dan Ikatan Angin (b)
Kabel Angin
Bulldog Grip
xxxi
xxxii
BAB 1
PENJELASAN UMUM
1.1 UMUM
Buku pedoman pemasangan ini menjelaskan secara garis besar mengenai petunjuk
pelaksanaan termasuk pemeliharaan dan penanganan komponenjembatan gantung pejalan
kaki simetris bentang 42 m.
3) Bangunan Pelengkap
Berfungsi sebagai keamanan tambahan jembatan dan memberikan
tambahan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jembatan.
Meliputi : oprit, retaining wall (dinding penahan tanah), slope protection
(pelindung lereng), rambu-rambu dan papan perhatian.
1
1.3.2 PENDEKATAN PERENCANAAN TEKNIS
1) Kekuatan
Struktur jembatan harus kuat untuk menahan beban hidup, beban mati dan beban tidak
terduga yang ditentukan pada spesifikasi teknis dan gambar.
2) Kekakuan
Jembatan gantung pejalan kaki tidak boleh melendut sehingga menyebabkan kecemasan
atau ketidaknyamanan untuk pengguna atau menyebabkan batang-batang yang
terpasang menjadi tidak rata.
3) Stabilitas
Pada jembatan gantung pejalan kaki dapat saja terjadi getaran akibat angin atau orang
yang berjalan diatasnya. Beban angin dapat diatasi dengan menggunakan ikatan angin
dan pembatasan barisan pejalan kaki.
Faktor-faktor konsep desain elemen struktur dapat dilihat pada Tabel 1.1berikut:
Analisis perhitungan desain jembatan dilakukan tiga variasi sudut angkurutama yaitu 31°,
35° dan 45° dengan sudut paling kritis yang diijinkan adalah 45°. Pemilihan sudut angkur
utama ditentukan berdasarkan kondisi elevasi tanah atau keterbatasan lahan di lokasi
pekerjaan, sudut yang telah ditentukan harus terpasang konsisten dan tidak boleh ada
perbedaan sudut pada setiap angkur utama dalam satu rangkaian jembatan. Desain
geometri jembatan gantung pejalan kaki bentang 42 m dapat dilihat pada Tabel 1.2, Tabel
1.3, Tabel 1.4, dan Gambar 1.1 berikut:
2
Tabel 1.2 Data geometri jembatan gantung dengan sudut 31°
Keterangan Dimensi
Panjang bentang utama (main span), L 60 m
Panjang backstay (side span), A 15 m
Sudut kabel utama, D 31°
Sudut kabel angin, Dw 23°
Tinggi pylon, H 8m
Lebar as pylon ke as pylon (front view), Wp 5m
Lebar jalur, Wj 1,8 m
Jarak as jembatan gantung ke as ikatan angin, Ww 15 m
Lebar as pylon ke as pylon (side view), Wd 1.612 m
3
BAB 2
KOMPONEN JEMBATAN GANTUNG
2.1 UMUM
Detail komponen jembatan gantung menjelaskan secara garis besar kelompok komponen
pada setiap bagian jembatan gantung.
Anchorage (angkur) utama adalah bagian dari struktur jembatan gantung yang berfungsi
sebagai penahan wire rope utama pada kedua ujung jembatan gantung (Lihat Gambar 2.1).
2.1.2 PYLON
Berfungsi sebagai penahan beban utama akibat berat struktur jembatan dan beban hidup
yang disalurkan melalui wire rope utama. (Lihat Gambar 2.2). Pada bagian ujung atas pylon
terdapat saddle dan roller yang berfungsi untuk mengurangi pengaruh ketidakseimbangan
menara akibat lendutan wire rope utama.
5
Gambar 2.2 Pylon jembatan gantung simetris bentang m
6
Gambar 2.3 Wire rope utama
7
2.1.4 HANGER
Hanger berfungsi menahan beban struktur jembatan gantung dan beban hidup di atasnya.
Pada jembatan gantung ini digunakan perpaduan antara besi bulat assental/roundbar dan
walter mur. Pada bagian atas dihubungkan dengan wire rope utama dengan menggunakan
klem hanger yang dikencangkan dengan menggunakan mur dan baut. Pada bagian bawah
dihubungkan ke gelagarjembatan dengan klem gelagar (Lihat Gambar 2.5).
Pada bagian tengah hanger dipasang walter mur (Lihat Gambar 2.6) yang berfungsi untuk
mengatur elevasi hanger dan chamber jembatan gantung sesuai rencana.
8
Gambar 2.7 Tampak samping hanger jembatan gantung bentang 40 m
9
2.1.5 GELAGAR JEMBATAN GANTUNG
Gelagar jembatan berfungsi sebagai pengaku dan tumpuan beban pelat lantai jembatan dan
beban hidup yang bekerja.
Gelagar jembatan adalah komponen utama jembatan gantung yang terdiri dari:
1) Gelagar.
2) Stringer.
3) Komponen pengaku lainnya.
Gelagar jembatan gantung yang menyatu dengan pelat lantai merupakan bagian elemen
struktur utama dan pemikul beban yang bekerja pada jembatan, kemudian disalurkan ke
sistem kabel (Lihat Gambar 2.8).
10
2.1.6 LANTAI BORDERS DAN RAILING
1) Lantai borders
Berfungsi sebagai pendukung beban lalu lintas yang bekerja di atasnya. Berdasarkan
faktor teknis dan ekonomis, digunakan besi pelat borders sebagai bahan material lantai
jembatan dikarenakan mudah didapatkan di pasaran, serta mudah dalam pemasangan
dan pemeliharaan. Ukuran lantai borders disesuaikan dengan type dan fungsi masing-
masing jembatan gantung yang direncanakan (Lihat Gambar 2.9).
11
2) Railing (sandaran)
Berfungsi memberikan rasa aman bagi pengguna jembatan serta sebagaipembatas
pada pinggiran jembatan. Untuk konstruksi sandaran terdiri dari:
a) Rail post (tiang sandaran) dari besi siku.
b) Hand rail (sandaran) dari besi siku.
10
2.1.7 BANGUNAN BAWAH
Bangunan bawah pada jembatan gantung meliputi : fondasi untuk tumpuan pylon, fondasi
angkur utama dan fondasi ikatan angin. Fondasi berfungsi sebagai pemikul seluruh beban
dan gaya-gaya yang bekerja pada jembatan kemudian disalurkan ke lapisan tanah
pendukung (Lihat Gambar 2.11).
(a) Fondasi pylon (b) Fondasi angkur utama (c) Fondasi angkur angin
Gambar 2.11 Bangunan bawah
Spesifikasi material harus sesuai dan cocok dengan spesifikasi yang mengacu pada
AASHTO, ASTM, JIS, EN atau spesifikasi lain yang telah disetujui.
Rincian spesifikasi material dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2
11
2.3 DAFTAR PERALATAN, BAHAN DAN KOMPONEN
Daftar peralatan, bahan dan komponen menjelaskan tentang perlatan, bahan dan komponen
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan perakitan jembatan.
Peralatan minimum yang digunakan dalam perakitan jembatan gantung dapat dilihat pada
Tabel 2.3 berikut:
No Peralatan No Peralatan
Daftar bahan yang digunakan dalam jembatan gantung bentang 60 m dapat dilihat pada
Tabel 2.4 berikut:
12
Tabel 2.5 Volume pemakaian minimum resin
Sumber : WIRELOCK
1) Komponen Pylon
List komponen pylon untuk jembatan gantung bentang 60 m dapat dilihat pada
(Lampiran A.1).
13
BAB 3
PENANGANAN DAN PENGAMANAN KOMPONEN JEMBATAN
3.1 UMUM
1) Komponen Utama
Seluruh jenis komponen jembatan gantung yang telah difabrikasi, sudah diberi tanda
menggunakan kode “huruf dan nomor“ dengan posisi stamping yang mudah terbaca untuk
masing-masing jenis komponen sesuai gambar dan packing list. Penandaan komponen
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
14
3.1.3 PACKING KOMPONEN JEMBATAN
Komponen jembatan gantung yang telah digalvanis disusun dan dipisahkan sesuai dengan
kode komponen dalam satu satuan packing, sehingga pada saat penerimaan di lokasi
penyimpanan, komponen tersebut dapat tertata dengan baik sesuai packing list.
1) Komponen-komponen minor seperti baut, mur, dan ring harus ditempatkan dalam drum
(maksimum berat 500 kg) dengan ditandai nomor seri secara jelas pada drum. Penggunaan
kardus dan semacamnya tidak dibenarkan.
2) Seluruh bundel untuk komponen utama, sekunder, dan kecil harus diikat dengan
menggunakan strapping plate coil painted dengan minimum lebar 11/4” (32 mm) tebal 0,8
mm dan menggunakan clamp ukuran 11/4” (32 mm).
3) Setiap barang, bungkus, bundel atau drum harus ditandai secara jelas dengan label
sesuai nomor kontrak, nomor identifikasi paket, berat bersih, berat kotor, dan dimensi dari
paket.
4) Setiap barang atau bagian perakitan yang dipak/dibungkus terpisah untuk angkutan harus
diberi label atau dibubuhi dengan nomor item setiap barang atau anggotanya atau sub
bagian grupnya.
5) Pembungkusan harus cukup kuat untuk diangkat selama persinggahan dan tahan pada
cuaca tropis, termasuk temperatur yang ekstrim, korosif (garamdan hujan), serta mampu
menahan fasilitas pengangkatan yang digunakan.
Komponen jembatan gantung harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga pada
waktu dilakukan pengangkutan dan pembongkaran tidak mengalami tegangan, deformasi
yang berlebihan, atau kerusakan lainnya.
15
3.1.5 BONGKAR MUAT DAN PENYIMPANAN KOMPONEN
Semua bahan dan komponen untuk pemasangan struktur jembatan gantungyang telah
dimobilisasi sebelumnya disimpan pada gudang penyimpanan.
2) Komponen struktur baja dan bentuk lainnya harus ditempatkan di ataspenyangga kayu
atau penahan gelincir di atas gudang atau tempat penyimpanan yang mempunyai
drainase yang memadai (Lihat Gambar 3.4).
Profil Baja Bracing
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
Bantalan Kayu
16
3) Bagian struktur berbentuk balok I atau profil kanal harus disimpan dengan bagian badan
(web) balok dalam posisi tegak untuk mencegah tergenangnyaair dan tertahannya kotoran
pada bagian badan (web) balok tersebut.
4) Semua komponen sejenis harus disimpan di suatu tempat untuk kemudahan pengenalan
dan penyimpanan komponen harus diletakkan sedemikian rupa sehingga stamping pada
komponen tersebut dapat ditemukan tanpa menggeser atau memindah komponen yang
bersebelahan.
5) Seluruh baut dan perlengkapan kecil harus disimpan dalam penampung atau kaleng di
lokasi yang kering dan tidak terkena cuaca.
Untuk penggudangan sementara, komponen baja biasanya diletakkan di atas ganjal yang
kuat, kering dan mudah dijangkau. Komponen tersebut harusditempatkan pada tempat yang
tidak terkena air, dan terlindung dari cipratan lumpur.
17
3.2 PENANGANAN PERALATAN
Peralatan yang akan dioperasikan harus dalam keadaan baik, yaitu dengan syarat siap untuk
dipakai, bersih, berfungsi dengan baik, terkalibrasi dan setiap peralatan harus ada SOP/buku
pan duan.
Penanganan alat dapat dilakukan secara rutin dengan cara sebagai berikut :
Bahan yang memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya adalah resin dan grease
oil, berikut merupakan tata cara penyimpanannya :
1) Posisi
Resin atau grease oil diletakan pada posisi berdiri, usahakan jangan miring atau terbalik.
Hal ini dikhawatirkan resin atau grease oil yang salah posisi penyimpanan akan tumpah.
2) Terhindar dari cahaya matahari
Sinar matahari dapat menyebabkan resin atau grease oil menjadi mengentaldan dapat
menjadi keras.
3) Tempat kering
Pastikan tempat penyimpanan resin atau grease oil berada di tempat yang kering agar
terhindar dari bercampurnya zat cair lain.
4) Pisahkan katalis dengan resin
Jika memakai katalis usahakan beri jarak saat menyimpan resin dan katalis, karena
apabila tercampur akan menimbulkan panas.
5) Selain penyimpanan yang tepat, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Selalu tutup dengan rapat setelah digunakan, jangan sampai grease oil
tumpah.
b) Usahakan jangan menghirup bau resin atau grease oil.
c) Penyimpanan resin jangan lebih dari 1 tahun, karna semakin lama disimpan resin akan
menjadi semakin kental hingga perlahan lahan menjadi keras dan tidak bisa
digunakan.
18
3.4 PENANGANAN KOMPONEN
1) Penumpukan komponen
a) Usahakan area menyimpan komponen dalam keadaan kering dan menggunakan alas
penumpu agar tidak berhubungan langsung dengan tanah atau genangan air.
b) Apabila disimpan ditempat terbuka, komponen disusun/ditumpuk diatasalas penumpu
dengan posisi web tegak untuk menghindari genangan air dan menutupnya dengan plastik
untuk komponen pelat.
19
3) Faktor kerusakan pada komponen jembatan:
a) Komponen terjatuh pada saat bongkar muat karena tidak menggunakan alat angkat
yang sesuai dengan berat komponen.
b) Sambungan las pada komponen terlepas karena salah penyimpanan atau
pengangkatan komponen.
c) Terjadi puntir pada komponen karena penyimpanan tidak sesuai dan miring sehingga
beban komponen yang ditumpuk tidak merata.
1) Kerusakan galvanis yang tidak mencapai 20% dari luas permukaan Kerusakan yang
ada terbatas dan tidak parah penanganannya dengan caratacap. Tacap dilakukan
menggunakan spray cold dip galvanis.
20
BAB 4
BANGUNAN BAWAH
4.1 UMUM
Semua bagian bangunan bawah harus dibuat memenuhi ketentuan dimensi dan fungsinya.
Pada saat di lapangan harus disediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga
penggalian tanah tidak mengganggu struktur tanah sekitar dan telah mencapai daya dukung
yang telah ditentukan setelah dilakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Bangunan struktur bawah harus dapat mengakomodir jenis beban yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1:
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat persiapan perakitan dan penyiapan area untuk
bangunan bawah adalah sebagai berikut :
1) Dalam menyiapkan fondasi untuk membuat jembatan gantung pastikan sudah dilakukan
penyelidikan tanah terlebih dahulu serta jarak bagian bawah jembatan dengan ujung
sungai harus aman terhadap tanah longsor dengan jarak minimal ±5 m dari permukaan
tepi sungai (Lihat Gambar 4.1).
5m 5m
Sungai
Pondasi
Pondasi
Pylon 1
Pylon 2
21
2) Menentukan as jembatan gantung yaitu as fondasi pylon ke as fondasi pylon lainnya
(panjang as tersebut merupakan panjang bentang jembatan gantung yang akan dipasang,
Lihat Gambar 4.2).
3) Menentukan as blok angkur utama. Penentuan posisi blok angkur utama yang perlu
diperhatikan adalah jarak antara as fondasi pylon ke as blok angkur utama sesuai dengan
kondisi lapangan.
As Angkur As Angkur
Utama Utama
4) Menentukan as fondasi angkur angin. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara as
fondasi pylon dengan as fondasi angkur angin adalah sekitar 10% sampai 15% dari
panjang bentang jembatan, lebih besar lebih baik. Jika tidak memungkinkan maka
diperbolehkan untuk merubah posisi atau kedudukkan fondasi angkur angin (Lihat
Gambar 4.4).
As Fondasi As Fondasi
Fondasi Fondasi
Angkur Angin Angkur Angin
Angkur Utama 2 Angkur Utama 1
Fondasi Fondasi
Pylon 2 Pylon 1
As Fondasi As Fondasi
Angkur Angin Angkur Angin
Fondasi Angkur Angin Fondasi Angkur Angin
22
4.3 PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH
Sebelum dilakukan pekerjaan bangunan bawah terlebih dahulu ditentukan jenis fondasi
dalam berdasarkan hasil penyelidikan tanah dan desain yang telah ditentukan, fondasi dalam
digunakan sebagai penopang bagunan bawah (Lihat Gambar 4.5).
Pondasi Sumuran Lingkaran Pondasi Sumuran Persegi
Bored Pile
Tanah Lunak
Tanah Keras
(c) Contoh Fondasi Tiang Pancang (d) Contoh Fondasi Pasangan Batu
23
4.3.1 FONDASI DUDUKAN DAN ANGKUR PYLON
Elevasi ±0.00
Fondasi Pylon
2) Pastikan kedua fondasi pylon dalam satu garis lurus serta dengan elevasi yang sama dan
jarak antara fondasi sesuai dengan kebutuhan panjang bentang jembatan yang dipasang.
3) Menggali tanah sesuai dengan ukuran dimensi fondasi pylon.
4) Lakukan perakitan tulangan dan pemasangan bekisting sesuai dengan dimensi fondasi
pylon.
5) Buatlah block out untuk posisi angkur pylon sesuai dengan ukuran baseplate
angkur pylon.
6) Lakukan pengecoran untuk fondasi pylon.
7) Pasang angkur pylon yang sudah disiapkan ke posisi fondasi dengan menggunakan
tamplate (Lihat Gambar 4.7).
Baseplate Angkur
Angkur Pylon
Fondasi Pylon
24
4.3.2 FONDASI ANGKUR UTAMA
Fondasi Angkur
Utama
Angkur Utama
Pin Angkur
Fondasi Angkur
Utama
25
4.3.3 FONDASI ANGKUR ANGIN
As Angkur Angin
Elevasi ±0.00
Angkur Angin
Fondasi Angkur
Angin
6) Rapatkan kembali tulangan pada area angkur angin, kemudian tutup dengan
bekisting.
7) Lakukan pengecoran untuk fondasi angkur angin.
8) Pastikan angkur tidak berubah posisi saat pengecoran beton dilaksanakan.
26
BAB 5
SAMBUNGAN
5.1 UMUM
Dalam konstruksi jembatan gantung ini terdapat beberapa sambungan yang dipakai pada
saat perakitan jembatan di lapangan, antara lain : Baut, Resin, Wire clip/bulldog grip,
Clamp hanger, Turnbukcle.
Pada bagian pekerjaan sambungan ini menjelaskan secara garis besarmengenai tata cara
penyambungan antar komponen dengan baik.
5.2.1 BAUT
Nu Washe Head
27
1) Petunjuk pemasangan baut:
a) Pastikan semua baut yang akan dipasang jumlah dan ukurannya sesuai dengan
erection drawings pada (Lampiran C) dan list komponen pada (Lampiran A).
b) Ulir baut yang kotor harus dibersihkan sebelum digunakan dan mur harusdiberi pelumas.
c) Pastikan posisi baut yang masuk ke dalam lubang sambungan tidak akan lepas dan
terjatuh sebelum dilakukan pengencangan sementara.
d) Pemasangan baut harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk menghindari
terjadinya longgar pada baut yang telah dikencangkan. Urutan pengencangan baut
yang benar dilakukan dari bagian tengah menuju tepi secara menyilang (Lihat Gambar
5.2).
17 18
13 14
13 14
PLT 20 9 10
10
5 6
17 18 1 2
4 3
20 19
8 7
12 11
12 11
16 15 15
h) Pengencangan baut dilakukan hanya dengan memutar mur. Jika perlu kepala baut
ditahan supaya tidak ikut berputar.
2) Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan pada saat melakukan pemasangan baut antaralain : kunci
pas, kunci momen, impact baut.
28
5.2.2 RESIN
1) Material Wirelock/Resin
a) Kemasan wirelock/resin terdiri atas 2 kemasan kaleng, yaitu kaleng 1 berisi resin dan
kaleng 2 berisi bubuk campuran kompon, kedua kemasan kaleng untuk campuran 500
cc (Lihat Gambar 5.2).
b) Pergunakan kedua kemasan wirelock/resin tersebut secara keseluruhan. Jangan
mencampur kurang dari seluruh isi kemasan yang ada. Satu kali pencampuran hanya
untuk satu kali penuangan.
c) Pada kemasan tersebut juga tertera tanggal kadaluarsa, jangan gunakan wirelock/resin
tersebut setelah lewat tanggal kadaluarsa, karena akan berpengaruh terhadap kualitas
hasil pengecoran.
d) Penyimpanan resin harus berada di ruangan yang dingin maksimal penyimpanan 1
tahun.
30
b) Pengeringan
- Wirelock/resin tersebut akan mengeras dan mengering dalam waktu sekitar 20
menit pada suhu 18°C sampai 22°C.
- Selama proses pengerasan dan pengeringan, resin akan berubah warnakembali dari
biru kehijauan menjadi kuning kecoklatan.
- Blok angkur harus dijaga pada posisi berdiri tegak pada tambahan waktu sekitar
±10 menit sampai proses pengerasan dan pengeringan selesai.
- Blok angkur akan siap digunakan sekitar 60 menit setelah pengerasan.
- Jangan panaskan blok angkur untuk meratakan pengerasan, cukupketuk-ketuk bodi
blok angkur agar cairan wirelock/resin mengalir mengisi rongga blok angkur.
3) Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan pada saat pemasangan wirelock/resin adalahsebagai
berikut : kawat, ember, kain lap, kuas, lilin dan thiner.
31
b) Saat akan melakukan pemasangan wire clip/bulldog grip, tekuklah wire rope yang
sudah disandarkan dengan thimble di dalamnya.
c) Wire clip/bulldog grip pertama diletakkan pada ujung wire rope yang ditekuk kemudian
kencangkan. Setelah itu masukkan wire clip/bulldog grip kedua dan seret sampai
mendekati thimble sampai diujung agar tidak selip kemudian kencangkan. Terakhir
pasangkan wire clip/bulldog grip ketiga dengan jarak yang sejajar dengan kiri dan
kanan wire clip/bulldog grip pertama dan kedua seperti pada Gambar 5.4.
d) Kunci ujung mata wire rope dengan wire clip/bulldog grip dimana posisi baut wire
clip/bulldog grip tetap sama yaitu baut berada pada wire rope yang panjang.
e) Terakhir pasang kembali wire clip/bulldog grip di tengah-tengah yang jaraknya harus
sejajar atau sama panjang kanan dan kiri.
Note : Posisi wire clip/bulldog grip tidak boleh dipasang terbalik atau dibolak-balik dan
urutan pemasangan tidak boleh dirubah, harus dari ujung wire rope yang pendek
kemudian ujung mata wire rope dan terakhirdibagian tengah.
2) Alat Bantu
Alat bantu pada saat pemasangan wire clip/bulldog grip adalah dengan menggunakan
kunci momen.
2) Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan pada saat pemasangan clamp hanger adalah sebagai
berikut : alat bantu diketinggian, tackle, kunci pas, dan kunci ring.
32
5.2.5 TURNBUCKLE
3) Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan pada saat pemasangan turnbuckle adalah sebagai berikut
: kunci pas.
33
BAB 6
PERAKITAN DAN PEMASANGAN
6.1 UMUM
2) Siapkan semua alat bantu yang diperlukan dan simpan di tempat aman.
34
6.2.2 PEKERJAAN PEMASANGAN PYLON
Fondasi Pylon
c) Dirikanlah kaki pylon dengan alat bantu pipa (box bantu yang telah terpasang
sling dan tacle).
d) Pasang kaki pylon pada posisi angkur pylon yang sudah terpasang fix difondasi
pylon (Lihat Gambar 6.2).
Catatan : Umur beton fondasi pylon harus sudah mencapai umur pakai.
Kaki Pylon
Fondasi Pylon
35
e) Jika sudah terpasang, pasanglah mur angkur pylon lalu lakukan
pengencangan sementara.
f) Pasang kaki pylon lainnya satu persatu, untuk mempersingkat waktu pasanglah
kaki pylon di dua lokasi fondasi pylon secara bersamaan.
g) Pasang bracing pylon pada sisi kaki pylon (Lihat Gambar 6.3).
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Bracing Pylon
Bracing Pylon
Base Plate
Angkur Pylon Base Plate
Fondasi Pylon Fondasi Pylon Angkur Pylon
h) Bila pylon terdiri dari beberapa segmen maka lanjutkan pemasangan segmen di
atasnya, termasuk bracing pylon sampai seluruh komponen pylon terpasang (Lihat
Gambar 6.4).
Sambungan
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Bracing Bracing
Pylon Pylon
Batang Datar
Bracing
Batang Datar
Bracing
Batang Datar
Bracing
Kaki Pylon
Kaki Pylon
Bracing
Fondasi Pylon
37
6.2.3 PEKERJAAN PEMASANGAN ROLLER
2) Pasang dan posisikan pada dudukannya sesuai dengan as roller (Lihat Gambar
6.7).
Rumah Roller
Pelat Dudukan
Roller
4) Pada saat pemasangan roller, tutup harus di buka terlebih dahulu dan tutup dipasang
setelah kabel utama terpasang.
5) Untuk mempersingkat waktu, pemasangan roller ini sebaiknya dilakukan pada dua sisi
pylon secara bersamaan.
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan dalam pekerjaan pemasangan kabel utama
ke pylon :
Tutup Roller
Marking Kabel Buka Tutup Rumah
Utama Roller
Kabel Utama
Rumah Roller
Dudukan
Roller
Pasang Tutup
Rumah Roller
Rumah Roller
Kabel Utama
f) Setelah itu lanjutkan pemasangan kabel utama pada sisi yang lainnya.
Hanger
41
2) Pekerjaan pemasangan kabel utama pada end socket angkur utama
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan dalam pekerjaan pemasangan kabel utama
pada end socket angkur utama :
a) Hitung kebutuhan panjang kabel utama dari as roller ke as angkur utama (Lihat Gambar
6.11).
C=ξ 2+ 2
E=C–D
E = C – 1,777 m
Gambar 6.11 Ilustrasi panjang kabel utama dari as pylon ke tepi end socket
Keterangan :
A = Panjang dari as pylon ke as angkur utama yang tertanam (m). B = Tinggi
dari base plate pylon ke ujung as roller (m).
C = Panjang kabel dari ujung as roller ke as angkur utama tertanam (m). D = Jarak
as angkur utama tertanam ke tepi end socket (1.777 m).
E = Panjang kabel dari as pylon ke tepi end socket.
b) Periksa lubang tengah blok yang akan dimasukkan kabel utama kedalamnya, apakah
terdapat jalur ulir, jika tidak ada jangan gunakan blok tersebut, gunakan hanya blok dengan
lubang tengah yang terdapat jalur ulir yang berfungsi untuk menahan campuran resin
tetap ditempatnya.
c) Lubang blok tengah yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat kawat dan
kain pembersih, lubang tengah blok tengah harus bebas dari semua kotoran,
gemuk/grease/oli dan kotoran-kotoran lainnya yang menempel dibagian dalam lubang
blok tengah
c) Blok angkur yang akan digunakan juga harus bebas dari kerusakan fisik, tidak ada retak
atau bekas benturan pada blok angkur.
d) Masukkan ujung wire rope ke dalam lubang blok tengah yang telah dibersihkan sampai
keluar ujung blok lainnya sampai kira-kira ujung wire rope leluasa untuk dilakukan
perlakuan selanjutnya seizing dan pemekaran kawat. (Lihat Gambar 6.12)
42
End Socket
Kabel Utama
Ujung wire rope ditandai dengan kapur, kemudian dari tanda tersebut wire rope diikat
kawat/seizing sepanjang 1 kali diameter wire rope ke arah atas dan ke arah bawah (Lihat
Gambar 6.14).
43
f) Pemekaran kawat wire rope
Bagian ujung wire rope kemudian didudukan di penjepit dari batas kawat seizing supaya
kokoh tidak bergerak untuk kemudian dilakukan pemekaran wire rope sampai batas
ikatan (Lihat Gambar 6.15).
Pemekaran kawat harus dilakukan dengan optimum membentuk sudut yang diminta
dan tidak ada lagi kawat yang menempel satu sama lain (Lihat Gambar 6.17).
44
g) Pembersihan kawat wire rope
Letakkan ujung kawat wire rope yang telah dimekarkan kemudian bersihkan dari
gemuk/grease yang melapisi wire rope dan dari kotoran- kotoran lainnya.
Setelah dibersihkan biarkan ujung wire rope tersebut dalam posisi tegak sampai
kondisinya kering dan bersih.
a) Penyetelan lay out kabel utama dilakukan setelah pemasangan kabel utama ke end socket
selesai.
b) Bentangkan sling atau tambang dari pylon satu ke pylon seberang dengan ketinggian
sesuai dengan nilai pre-sagging rencana berdasarkan dari elevasi tinggi pylon (Lihat
Gambar 6.19).
45
Tengah Bentang
Kabel Utama
c) Untuk mencapai nilai pre-sagging yang direncanakan dapat dilakukan dengan memainkan
walter mur pada angkur utama. Pre-sagging di titik tengah tercapai apabila kabel utama
menempel dengan sling atau tambang yang sudah dibentangkan sebelumnya.
d) Penentuan nilai pre-sagging kabel utama juga dapat dilakukan dengan pengukuran
melalui total station sebagai alat pengontrol sampai pre-sagging kabel utama terbentuk.
1) Setelah kabel utama terpasang dan pre-sagging telah terbentuk, siapkanlah batang-
batang hanger.
2) Setting terlebih dahulu semua hanger termasuk pasang turnbuckle (Lihat Gambar 6.20)
sesuai dengan nilai ketinggian masing-masing hanger di setiap bentang. Dimensi hanger
sesuai tabel nilai panjang hanger (Lampiran A.3).
Walter Mur
Hanger
Walter Mur
Hanger
Turnbuckle Turnbuckle
Body Only Body Only
Walter Mur
Walter Mur Hanger
Hanger
46
Turnbuckle
Arah Body Only
Hanger
4) Selanjutnya jika suda dilakukan setting hanger maka dilanjutkan pemasangan hanger di
kabel utama.
5) Pasang hanger beserta klem hanger pada kabel utama sesuai urutannya dengan kondisi
hanger masih dapat digeser, ini dilakukan di kedua sisi(Lihat Gambar 6.22).
Clamp Pemasangan
Hanger Clamp Hanger
Kabel
Utama
Batang
Hanger
Kabel
Utama
Clamp
Hanger
Turnbuckle
Batang
Hanger
Gambar 6.23 Pemasangan hanger
47
6.2.6 PEKERJAAN PEMASANGAN BEARING PAD
1) Lakukan grouting pada area bantalan pastikan elevasi semua bantalan tidak
mempengaruhi elevasi jembatan.
2) Siapkan landasan dari plat baja, marking dan tempatkan pada area yangtelah
ditentukan.
3) Tempatkan bearing pad di atas landasan plat baja.
4) Pastikan kembali elevasi bearing pad sebelum erection gelagar.
Bearing Pad
Bearing Pad
Grouting
Grouting
Turnbuckle
Gelagar
Melintang
Batang
Hanger
48
3) Setelah rangkaian gelagar melintang terpasang pada hanger, kemudian pasang rangka
gelagar memanjang dan bracing gelagar.
4) Rangkaian pemasangan gelagar melintang, gelagar memanjang dan bracing gelagar ini
dilakukan di kedua sisi secara bersamaan untuk menghindari beban yang tidak berimbang
pada kabel utama dan pylon.
1. Penyesuaian chamber
a) Pemeriksaan chamber ini dilakukan setelah jembatan gantung dipasang dan
tersambung (belum terpasang pelat lantai dan railing). Hal tersebut dilakukan pada saat
walter mur hanger utama masih dimungkinkan dapat diputar untuk menyesuaikan
kelengkungan/chamber jembatan.
b) Hindari penyetelan chamber dengan memutar walter mur pada angkur utama.
Pembentukan kelengkungan/chamber jembatan dan menyamakan elevasi kanan dan
kiri jembatan dapat dilakukan dengan memutar waltermur pada hanger.
c) Langkah pemeriksaan dilakukan dengan mengukur elevasi sepanjang jembatan,
terutama pada titik-titik hanger kedua sisi dengan menggunakan theodolit atau water
pass.
2. Penyesuaian sagging
a) Melakukan pengukuran dengan total station terhadap penurunan
pre-sagging yang terjadi setelah dilakukan erection gelagar jembatan.
b) Lakukan penyetelan sagging kabel utama dengan memainkan walter murpada hanger
sampai nilai rencana sagging tercapai.
49
Gambar 6.27 Penyetelan lay out kabel utama Tabel
2) Tempatkan deck jembatan pada sesuai dengan lubang baut yang ada pada gelagar,
kemudian pasang dan kencangkan sementara baut pada setiap segmen jembatan (Lihat
Gambar 6.28).
50
3) Pemasangan deck jembatan sebaiknya dilaksanakan dari satu sisi agar tidakmembentuk
celah antar deck jembatan.
1) Pasang terlebih dahulu tiang sandaran ujung dan tengah dimulai dari salah satu sisi
jembatan ke sisi yang lainnya.
Lantai
Jembatan
51
Tiang
Sandaran
Sandaran
Tengah
3) Disarankan agar pemasangan railing dilakukan dari satu sisi ke sisi lain,agar dapat
mengikuti chamber jembatan yang telah terbentuk.
Sandaran
Tengah
Kawat
Harmonika
Tiang
Sandaran
52
6.2.11 PEKERJAAN PEMERIKSAAN CHAMBER AKHIR
1) Setelah lantai jembatan dan sandaran/railing terpasang semua, maka sebaiknya kita
adakan pemeriksaan terhadap chamber kembali dengan cara yang sama dengan cara
pemeriksaan chamber pada (Poin 6.2.8).
Catatan: Tidak dibenarkan melakukan setting chamber dari walter murangkur utama.
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan dalam pekerjaan pemasangan kabel angin
dan ikatan angin :
Kabel Angin
Pondasi Angkur
Angin
Angkur Angin
Kabel Angin
Pondasi Angkur
Angin
Angkur Angin
53
3) Memasang bulldog grip pada setiap ikatan angin tetapi mur bautnya jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
Angkur Angin
Bulldog Grip
Pondasi Angkur
Angin
4) Pasang ikatan angin dan bulldog grip pada sackle gelagar jembatan.
Kabel Angin
Bulldog Grip
Gambar 6.35 Memasang ikatan angin dan bulldog grip pada sackle
5) Tarik kabel angin pada sackel hingga bertemu kabel angin utama dan pasangkan
bulldog grip untuk menguncinya.
6) Setelah semua ikatan angin terpasang maka ujung kabel angin yang belumterkunci
ditarik dan dikuncikan pada walter mur ujung satunya.
54
7) Untuk mempercepat waktu pemasangan, pasang kedua kabel angin secara bersamaan.
Setelah semua kabel angin terpasang periksa kelurusan dan goyangan jembatan dengan
cara :
1) Setelah kabel angin dan ikatan angin terpasang serta bentangan jembatan gantung telah
lurus, maka selanjutnya kita bisa melakukan pengecoran pelat injak pada kedua ujung
jembatan.
Note : Pengecoran pelat injak dapat dilakukan dengan metode site mix dengan catatan
komposisi campuran beton dapat dijaga sesuai muturencana.
1) Setelah semua komponen jembatan gantung telah terpasang dan bentangan jembatan
gantung telah lurus harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh atau pemeriksaan akhir
(Lampiran D).
2) Periksa semua kekencangan mur baut pada area pylon, clamp hanger, gelagar dengan
kunci torsi. Setelah dikencangkan beri tanda mur baut dengan marker.
55
6.3 KESALAHAN UMUM KETIKA PELAKSANAAN
Berikut merupakan beberapa hal yang harus dihindari pada saat pelaksanaan:
1) Pemotongan kabel yang tidak sesuai karena pemotongan kabel dilakukan di satu sisi
sehingga marking kabel menjadi tidak pas.
2) Pemotongan kabel yang tidak mengikuti aturan sehingga mutu kabel menjadi turun.
3) Penempatan posisi block out angkur pylon pada base plat pylon tidak tepat.
4) Penempatan sudut kaki pylon tidak tepat sehingga berpengaruh kepada posisi
sambungan baut yang tidak tepat.
6) Komponen yang dipasang tidak sesuai atau tertukar karena mengabaikan komponen list
dan gambar akan berakibat ketidaksesuaian terhadap rangkajembatan.
7) Pengencangan baut yang tidak sesuai dengan nilai minimal torsi momen sehingga akan
mengurangi kekuatan sambungan baut.
56
BAB 7
PENGECEKAN AKHIR
7.1 UMUM
Pengecekan akhir dilakukan secara menyeluruh pada jembatan gantung sebelum dilayak
fungsikan. Pengecekan akhir juga dimaksudkan untukmemprediksi kemungkinan terjadinya
kerusakan atau cacat yang ditimbulkanpada saat perakitan jembatan gantung.
2. Mur baut perlu diperiksa secara menyeluruh kencangkannya dan pastikan mur tidak
ada yang telepas dari baut.
3. Ganti segera komponen yang rusak dengan komponen cadangan atau barudengan
spesifikasi yang sama.
Pada komponen utama jembatan gantung tidak boleh terjadi perubahan letak posisi jika
jembatan sudah terpasang. Bila diperlukan penggantian maka harusdilakukan secara cermat
sesuai dengan prosedur.
1. Angkur Utama
Angkur yang telah tertanam harus diberi tanda untuk mempermudah pada saat
pengecekan perawatan jika sewaktu-waktu angkur tercabut maka tanda tersebut akan
menerikan indikator bahwa angkur tercabut.
2. Wire Rope
Pada wire rope dilakukan pengecekan pada area resin, pastikan tidak ada wire rope yang
tercabut dari blok angkur serta serabut wire rope tidak ada yang terbuka atau terkelupas.
57
3. Wire Clip/Bulldong Grip
Pada wire rope ikatan angin dilakukan pengencangan wire clip/bulldog grip pada masing-
masing fondasi ikatan angin dan percabangan-percabangan yang menghubungkan
dengan gelagar jembatan.
4. Roller
Periksa kekencangan mur baut pada dudukan roller jangan sampai ada yangkendor. Roller
dan wire rope utama yang menumpu diberi grease/ pelumas.
5. Hanger
Periksa pergeseran antara walter mur dan as hanger, hal tersebut dapat dilihat dari tanda
marking yang ada, berikan grease/pelumas pada ulir turnbuckle. Masing-masing mur baut
klem hanger dicek kekencangannya.
6. Gelagar
Pemeriksaan pada gelagar jembatan adalah pada sambungan antara profil dan pelat
simpul, untuk mengetahui apabila pada sambungan terjadi perubahan, maka sambungan
harus dikencangkan dengan kunci momen.
7. Lantai Borders
Pemeriksaan lantai borders dilakukan pada mur baut. Mur baut yang kendor dapat
mengakibatkan bergesernya lantai sehingga jarak rongga antara lantai tidak beraturan
dan lantai bergoyang. Mur baut dicek satu per satu dan jika terjadi baut kendor maka
harus segera dikencangkan.
8. Railing
Pada sandaran maupun tiang sandaran diperiksa kelurusan dan mur baut. Jika terdapat
bagian yang masih tidak lurus atau bengkok segera diperbaikidan mur baut yang kurang
kencang segera dikencangkan.
Komponen-komponen jembatan gantung yang terbuat dari baja diperiksa untuk memastikan
bahwa semua komponen dalam kondisi yang baik dan berfungsi secara normal. Jika terdapat
komponen yang rusak maka komponen tersebut harus diganti dengan mutu yang sama.
58
2. Perbaikan Cat Galvanis
Semua permukaan komponen jembatan gantung yang terbuat dari bajadilapisi cat untuk
mememberikan perlindungan terhadap karat dalam jangka panjang. Apabila lapisan cat
telah memudar, hilang atau terkelupas maka harus dilakukan pengecatan ulang.
3. Pelumasan
Bagian yang bergerak dan berulir/drat, seperti roller, hanger, angkur utama, ikatan angin
dan bagian bergerak lainnya harus diberi grease/pelumas, untuk mencegah agar tidak
terjadi kerusakan akibat gesekan dan mencegahtimbulnya karat.
1) Penggantian baut
Jika setelah diperiksa diketahui bahwa baut mengalami masalah serius seperti berkarat,
retak atau patah, maka baut tersebut harus segera diganti. Kekuatan, spesifikasi, dan
dimensi harus sesuai dengan desain awal.
3) Penggantian bagian yang rusak harus mengembalikan bagian tersebut pada kapasitas
beban rencana semula.