KOTA PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan
Draft ini. Laporan Draft Final ini merupakan salah satu laporan tahap berikutnya setelah
pengumpulan data dan kajian awal dalam kegiatan Perencanaan Review DED IPLT Kota
Pekanbaru, Tahun Anggaran 2018.
Laporan ini berisikan tentang Pendahuluan, Gambaran Umum Lokasi dalam hal ini Kota
Pekanbaru dan juga kondisi sanitasi lingkungan Kota Pekanbaru, Dasar Perencanaan
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal serta bab terakhir yang memaparkan mengenai
Rencana Pelayanan LLTT - IPLT di Kota Pekanbaru.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Cipta Karya Satuan Kerja
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman ProvinsiRiau dengan PT. MULTI
KARADIGUNA JASA. Kritik dan saran yang membangun terhadap laporan ini sangat
diharapkan sebagai masukan dalam melaksanakan tahap selanjutnya dalam kegiatan ini.
Team Leader
i|P age
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
DAFTAR ISI
ii | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
3.2 DEMOGRAFI............................................................................................................ 69
4.1.1 Tujuan.................................................................................................... 73
4.4.8 Peraturan............................................................................................... 96
iii | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
iv | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
DAFTAR GAMBAR
vi | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 3 Ilustrasi Perencanaan Kapasitas IPLT Berdasar Laju Timbulan Limbah .... 19
Tabel 2. 22 Kriteria Desain Volumetric BOD Loading Rate dan persentase penyisihan
BOD berdasarkan temperatur ...................................................................... 43
Tabel 2. 30 Pemetaan Kewenangan Dinas dan Badan Terkait Air Limbah Domestik ... 59
Tabel 4. 8 Proyeksi Jumlah Penduduk 20 tahun Mendatang Zona 2 Tahun 2018 s/d
tahun 2038 .................................................................................................... 80
Tabel 4. 9 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 1 Tahun 2018 s/d 2038 .......... 82
Tabel 4. 10 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 2 Tahun 2018 s/d 2038 .......... 83
Tabel 4. 11 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 3 Tahun 2018 s/d 2038 .......... 83
viii | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Tabel 5.2 Kebutuhan perbaikan sarana saptik tank dan Peralatan penyedot Tinja
Kabupten Pekanbaru hingga tahun 2023 .................................................. 101
Tabel 5.3 Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi IPLT ................................................. 102
Tabel 5.5 Perkiraan Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&M) Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja LLTT kota Pekanbaru........................................................... 107
Tabel 5.8 Target kualitas effluent hasil pengolahan IPLT .......................................... 109
ix | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 1
PENDAHULUAN
10 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
1.3 SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya Prasarana Instalsi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk
Masyarakat Kota Pekanbaru yang presentatif dan ramah lingkungan serta terlaksananya
pusat bidang sanitasi di Kabupaten/ Kota.
11 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
12 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 2
Lumpur tinja atau septage didefinisikan sebagai seluruh cairan dan padatan yang berada di
dalam unit setempat (on-site unit). Di dalam unit setempat, lumpur tinja terbagi menjadi
lapisan lender (scum), cairan (liquid) dan endapan lumpur (sludge). Scum mengambang di
permukaan, endapan lumpur terakumulasi di dasar unit system setempat, sedangkan cairan
berada diantara keduanya.
Lumpur tinja terdiri dari padatan yang larut didalam air yang sebagian besar berupa bahan
organik dan mineral. Selain itu lumpur tinja juga mengandung berbagai macam
mikroorganisme seperti bakteri, virus dan lain sebagainya. Kandungan mikroorganisme yang
tinggi inilah yang menjadikan lumpur tinja harus diolah sebelum dibuang. Lumpur tinja yang
berada di septic tank dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat
dekomposisinya, yaitu (Balai Pelatihan Air Bersih & Penyehatan Lingkungan Permukiman,
2000) :
- Lumpur tinja segar yaitu lumpur tinja berumur kurang dari 8 (delapan) jam.
- Night soil yaitu lumpur tinja yang telah mengalami proses dekomposisi antara 8
(delapan) jam – 7 (tujuh) hari.
- Lumpur tinja (septage) yang telah mengalami dekomposisi yang lama umumnya
13 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
tahunan
Untuk kepentingan perencanaan IPLT, lumpur tinja lebih seringkali didefinisikan sebagai
seluruh cairan dan padatan yang dipompa keluar dari dalam unit setempat untuk kemudian
dibawa mobil truk tinja ke lokasi pembuangannya (lihat Gambar 2.1). diagram asal usul
perjalanan lumpur tinja).
Perlu diketahui bahwa lumpur tinja adalah limbah kakus yang sudah mengalami berbagai
proses fisis, kimiawi dan mikrobiologis selama keberadaannya di dalam unit setempat.
Beberapa proses yang terjadi di tangki septik adalah :
- Sedimentasi; dimana padatan yang dikandung limbah kakus akan mengendap ke dasar
unit setempat. Suatu unit setempat biasanya didesain agar dapat menahan limbah kakus
selama 2 hari sampai 4 hari. Didalam rentang waktu tersebut, kandungan padatan yang
berat akan memisahkan diri dari cairan limbah kakus dan terakumulasi di dasar unit
setempat. Proses sedimentasi dapat memisahkan 60-70% padatan yang dikandung
limbah kakus.
- Penguraian anaerobik; yang dilakukan oleh mikroba anaerobic terhadap senyawa
organic yang tersuspensi di dalam fase cairan limbah kakus. Proses ini menghasilkan
gas metan yang perlu dikeluarkan dari unit setempat. Suatu unit setempat yang baik
14 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
mampu menurunkan 50% - 70% senyawa organic yang terkandung dalam limbah kakus.
- Pengentalan; dimana endapan padatan akan terus terakumulasi di dasar unit setempat
dan memadat akibat beratnya sendiri. Pengentalan juga terjadi pada berbagai jenis
senyawa tersuspensi lainnya yang tertahan dalam unit setempat. Sebagai akibatnya
konsentrasi padatan dan senyawa tersuspensi yang dikandung lumpur tinja akan
semakin tinggi.
- Stabilisasi lumpur; dimana residu senyawa organik yang terkandung dalam endapan
padatan akan diuraikan oleh mikroba anaerobik. Suatu unit setempat biasanya didesain
agar dapat menampung endapan selama 3 tahun sampai 5 tahun. Selama periode itu,
proses stabilisasi lumpur secara anaerobik akan terus berlangsung sehingga banyak
lumpur akan termineralisasi (mineralized).
Keempat proses diatas membuat lumpur tinja memiliki kandungan organik dan padatan
yang jauh lebih tinggi daripada limbah kakus. Sebagai ilustrasi, limbah kakus umumnya
mengandung 150 – 250 mg/L senyawa organic (dalam BOD5) dan 75 mg/L padatan,
sementara lumpur tinja dapat mengandung 17.000 mg/L senyawa organik (dalam BOD5)
dan 19.000 mg/L padatan.
Definisi dari IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) adalah instalasi pengolahan air
limbah yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut melalui
mobil (truk tinja) atau gerobak motor tinja. Lumpur tinja diambil dari unit pengolahan limbah
tinja seperti tangki septic. IPLT dirancang untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak
membahayakan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Proses penguraian lumpur tinja yang terjadi di IPLT menggunakan proses biologis (dengan
bantuan mikroorganisme – bakteri) yang berlangsung dalam kondisi aerob (dengan adanya
oksigen) dan kondisi anaerob (tanpa adanya oksigen). Lumpur yang terbentuk di IPLT akan
diolah sehingga menjadi lumpur kering yang disebut cake dan air hasil olahan (effluent)
yang sudah aman dapat dibuang atau dimanfaatkan kembali. Lumpur kering dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman. Pengolahan lumpur tinja dengan IPLT
dimaksudkan untuk menstabilkan senyawa organik dan meningkatkan padatan yang
terkandung dalam lumpur tinja sampai memenuhi persyaratan untuk dibuang ke lingkungan
atau dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu IPLT
harus memenuhi seluruh fungsi teknis sebagai berikut :
- Fungsi penapisan (screening); Untuk memisahkan atau menyaring benda-benda besar
dari lumpur tinja, yang biasanya dilakukan dengan menggunakan jaring besi.
- Fungsi stabilisasi (stabilization atau digestion); untuk menurunkan kandungan organic
15 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
dari lumpur tinja, baik secara anaerobic (anaerobic digestion) maupun aerobic (aerobic
digestion).
- Fungsi pengentalan (thickening); untuk memisahkan padatan dengan cairan yang
dikandung lumpur tinja, sehingga konsentrasi padatannya akan meningkat atau menjadi
lebih kental.
- Fungsi pengolahan cairan (liquid treatment); untuk menurunkan kandungan organic
dalam cairan lumpur tinja.
Fungsi pengeringan (dewatering atau drying); untuk menurunkan kandungan air dari lumpur
hasil olahan, baik dengan mengandalkan proses penguapan atau proses mekanis.
Tidak semua fungsi pada diagram diatas merupakan satu unit yang tersendiri. Dapat saja
dua fungsi tergabung ke dalam satu unit, misalnya fungsi stabilisasi dan pengolahan cairan
dapat menjadi satu unit, sehingga cairan hasil pengolahan dapat langsung dibuang ke
effluent.
Penentuan jenis teknologi yang tepat untuk menjalankan fungsi-fungsi diatas, sangat
tergantung kepada karakteristik lumpur tinja yang umum dijumpai di Indonesia. Aspek
karakteristik lumpur tinja yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kandungan air,
kandungan padatan (total solid, total suspended solid, volatile and fixed solids), parameter
kandungan organic (BOD5 dan COD). Perhitungan dimensi sangat tergantung ke besaran
timbulan limbah tinja yang dihasilkan tiap orang.
16 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Sampai saat ini belum ada baku mutu untuk IPLT, sehingga acuan untuk effluent dirancang
untuk dapat memenuhi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0. 112/2003 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik atau Peraturan Daerah setempat yang berlaku.
No Parameter Nilai
1. pH 6–9
2. BOD5 100 mg/L
3. TSS 100 mg/L
4. Minyak dan Lemak 10 mg/L
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Sedangkan lumpur olahan yang dihasilkan oleh IPLT harus memenuhi target hasil olahan
yang ditetapkan dalam SNI no 19-7030-2004, seperti pada table berikut ini.
No Parameter Nilai
1. pH 6,8 – 7,5
2. Padatan 50 – 60%
3. C 9,8 – 32%
4. N ≥4
5. Rasio C/N 10 – 20
6. P ≥ 0,1
7. Suhu ±30ºC
Sumber : Target Hasil Olahan SNI no 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah
Organik Domestik
Kapasitas IPLT ditentukan dengan menghitung jumlah sarana tangki septik yang berada di
daerah pelayanan. Apabila data tangki septic sulit didapat atau diinventarisasi maka dapat
digunakan pendekatan persentase atau persen pelayanan dari jumlah penduduk yang ada
di dalam daerah layanan memiliki tangki septik. Table berikut ini akan memberikan ilustrasi
perencanaan kapasitas modul IPLT berdasarkan laju timbulan limbah dan berdasarkan
manajemen penyedotan terjadwal.
17 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
18 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Debit
Persen Perencanaan
Klasifikasi Penduduk Lumpur
Jumlah Penduduk Pelayanan Modul IPLT
Kabupaten Terlayani Tinja
(%) (m3/hari)
(m3/hari)
Kecil 20.000 – 100.000 70% 14.000 – 70.000 7 – 35 10 dan 25
Sedang 100.000 – 500.000 70% 70.000 – 350.000 35 – 175 25, 45 dan 100
Besar 500.000 – 1.Jt 70% 350.000 – 700.000 175 - 350 45 dan 100
Asumsi : Laju timbulan lumpur tinja diasumsikan 0,5 liter/orang/hari (jika penyedotan dilakukan seluruh tangki
septic), Perhitungan : Debit Lumpur Tinja = Penduduk Terlayani x Laju Timbulan Lumpur
Perencanaan
Klasifikasi Penduduk Debit Lumpur
KK Terlayani Modul IPLT
Kabupaten Terlayani Tinja (m3/hari)
(m3/hari)
Kecil 14.000 – 70.000 2.800 – 14.000 7,78 – 38,89 10 dan 25
Sedang 70.000 – 350.000 14.000 – 70.000 38,89 – 194,44 25, 45 dan 100
Besar 350.000 – 70.000 – 140.000 194,44 – 388,89 45 dan 100
700.000
Asumsi : 1 KK * 5 penduduk;1 KK = 1 tangki septic; durasi penyedotan = 3 thn (36 bulan x 25 hari
kerja/bulan)
Perhitungan :
- Jumlah tangki septic = jumlah KK
- Debit Lumpur Tinja = (Jumlah tangki septic) x (vol.tangki septic rata2)
Durasi penyedotan
Lumpur tinja memiliki karakteristik yang sangat bervariasi. Beberapa hal yang
mempengaruhi karakteristiknya adalah sebagai berikut :
a) kebiasaan penggunaan kakus, khususnya cara pembilasan (flushing), penggunaan
kertas kakus (toilet paper), kebiasaan pembuangan materi lain ke dalam kakus,
b) spesifikasi unit setempat, baik menyangkut jenis dan volumenya,
c) kondisi unit setempat, khususnya menyangkut adanya kebocoran dinding unit yang
dapat menyebabkan adanya infiltrasi air tanah atau sebaliknya,
19 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Walaupun sangat bervariasi, lumpur tinja secara umum mengandung senyawa organic,
padatan dan nitrogen yang tinggi. Lumpur tinja berpotensi mengeluarkan bau busuk dan
dapat menarik lalat dan serangga lainnya. Sampai saat ini belum pernah dilakukan kajian
intensif terhadap karakteristik lumpur tinja di Indonesia. Oleh karena itu, dalam perencanaan
system pengolahan lumpur tinja ini menggunakan karakteristik lumpur tinja seperti pada
table dibawah ini:
No Parameter Besaran
1. pH 5,5 – 6,0
2. Total Padatan Tersuspensi (TSS) 15.000 mg/l
3. BOD5 7.500 mg/l
4. COD 15.000 mg/l
Sumber : - Handbook Septage and Treatment Disposal, EP-USA (1984)
- Sludge from On-Site Sanitation Systems – Low Cost Treatment Alternatives, oleh Koottatep, T, et al. (2001).
20 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Sedangkan untuk menjalankan program Layanan Lumpur Tinja terjadwal (LLTT), setidaknya
terdapat 7 (tujuh) komponen penyusun yang harus ada, yaitu :
- Pelanggan
- Sarana dan prasarana
- Prosedur
- Pola operasi
- Kelembagaan
21 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
- Finansial
- Peraturan
Berikut akan diuraikan komponen dalam Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Kota Pekanbaru.
2.2.1 Pelanggan/Konsumen
Pelanggan atau konsumen merupakan komponen utama dalam keberlangsungan program
LLTT, karena program tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pelanggan. Dalam hal
ini, yang termasuk pelanggan adalah pihak baik perseorangan maupun kelompok yang
memiliki instalasi pengolahan air limbah setempat (on-site) sehingga memerlukan
pengurasan lumpur secara teratur (reguler). Instalasi pengolahan dapat berupa septic tank
individual, septic tank komunal, biofilter, dsb.
Pengelompokan pelanggan sangat diperlukan dalam program pengembangan LLTT, hal ini
berkaitan dengan pembebanan retribusi nantinya. Adanya subsidi silang diantara para
pelanggan dengan mengembangkan prinsip yang kaya membantu yang miskin pelaksanaan
LLTT dapat berjalan sesuai dengan tujuanya
Pengelompokan pelanggan LLTT di Kota Pekanbaru di sarankan mengikuti pola pelanggan
PDAM sebagaimana dalam tabel berikut ini.
No Golongan Pelanggan
i Sosial
1 Sosial Umum
2 Sosial Khusus
ii Non Niaga
4 Rumah Tangga B
iii Niaga
1 Niaga Kecil
Niaga Kecil 1
Niaga Kecil 2
22 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Niaga Kecil 3
2 Niaga Menengah
3 Niaga Besar
IV Industri
1 Industri Kecil
2 Industri Menengah
3 Industri Besar
Sarana dan prasarana yang harus ada dan terkait langsung dengan operasi LLTT
diantaranya adalah :
- Keberadaan Fasilitas Yang akan dilayani
- Ketersediaan armada pengangkutan
- Ketersediaan Instalasi Pengolahan Lumpur tinja
23 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Berikut ini Ada 2 (dua) fasilitas On-site yang saat ini dianggap layak teknis dan dapat
dijadikan pedoman yaitu Saptik Tank menurut SNI dan Biofilter.
24 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kapasitas Kapasitas
Kelayakan Sebagai
Struktur Tanah Perkolasi Absorpsi
Resapan
[Men/Cm] [(L/M2.Hr)]
- Kerikil s.d pasir kasar < 0.5 200 Perlu perbaikan tanah
- Pasir Kasar s.d Pasir Medium 0.5 – 2 100 – 200 Perlu perbaikan tanah
- Pasir Halus s.d Pasir Berlempung 3–6 15 – 35 CUKUP BAIK
- Lempung Berpasir s.d Lempung
- Lempung s.d Lempung Berlumpur 7 – 12 8 – 15 SANGAT BAIK
yang menyerap
- Lempung Tanah Liat yang 13 – 24 4–8 CUKUP BAIK
menyerap s.d Lempung Tanah
25 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kapasitas Kapasitas
Kelayakan Sebagai
Struktur Tanah Perkolasi Absorpsi
Resapan
[Men/Cm] [(L/M2.Hr)]
Liat Perlu perbaikan tanah
25 – 48 2–4
Sumber: SNI 03-2398-2002
A.2 Biofilter
Merupakan tangki septik terpadu yang terdiri dari tangki septik dan An-aerobik fixed
bed biofilm reaktor dalam satu kesatuan unit bangunan. Umumnya berupa sistem
pengolahan biologis An-aerobik dengan pertumbuhan melekat, yaitu dengan media
untuk pertumbuhan bakteri, sehingga menghasilkan effisiensi pengolahan yang lebih
tinggi, dan effluent dapat dibuang langsung ke saluran drainase. Biofilter ini sering
digunakan oleh pengembang perumahan.
Berbagai ukuran Bioilter yang sering dijumpai dalam masyarakat diperlihatkan dalam
Tabel berikut
Tabel 2. 10 Umuran biofilter
Peruntukan Kapasitas
No Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)
Biofilter Tanki (m3)
1 Individual 0,96 0,96 0,95 1,05
2 5 KK 2,40 1,00 1,20 2,00
3 10 KK 4,80 2,00 1,20 2,00
4 15 KK 7,20 1,89 1,90 2,00
26 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Peruntukan Kapasitas
No Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)
Biofilter Tanki (m3)
5 20 KK 9,60 2,40 2,00 2,00
6 30 KK 14,40 1,89 1,90 2,00
7 50 KK 24,00 3,00 2,00 2,00
8 100 KK 48,00 3,00 2,00 2,00
Sumber : Biosan, 2016
Adapun spesifikasi sarana pengangkut lumpur tinja yang umumnya digunakan dapat
dilihat pada Tabel berikut :
No Unit Speksifikasi
Memiliki 6 ban
2 Kelengkapan Penunjang
27 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
No Unit Speksifikasi
No Unit Speksifikasi
Kelengkapan
2
Penunjang
28 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
No Unit Speksifikasi
Kelengkapan : Selang
(a) unit pengumpul, untuk mengumpulkan lumpur tinja dari truk tangki penyedot
lumpur tinja sebelum masuk ke sistem pengolahan;
(b) unit penyaringan, untuk memisahkan atau menyaring benda kasar didalam
lumpur tinja, yang dapat dilakukan dengan menggunakan bar screen manual atau
mekanik;
(c) unit pemisahan partikel diskrit, untuk memisahkan partikel diskrit agar tidak
mengganggu proses selanjutnya;
(d) unit pemekatan, untuk memisahkan padatan dengan cairan yang dikandung
lumpur tinja, sehingga konsentrasi padatannya akan meningkat atau menjadi
lebih kental, dengan alternatif teknologi yakni tangki imhoff dan clarifier;
(e) unit stabilisasi, untuk menurunkan kandungan organik dari lumpur tinja, baik
secara anaerobik maupun aerobik, dengan alternatif teknologi yakni:
(1) sistem kolam, Anaerobik – fakultatif – Aerobik;
(2) Anaerobik Sludge Digester; dan
29 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
(a) platform (dumping station) yang merupakan tempat truk penyedot tinja untuk
mencurahkan (unloading) lumpur tinja ke dalam tangki imhoff ataupun bak
ekualisasi (pengumpul);
(b) kantor yang diperuntukkan bagi tenaga kerja;
(c) gudang untuk tempat penyimpanan peralatan, suku cadang unit di IPLT, dan
perlengkapan lainnya;
(d) laboratorium untuk pemantauan kinerja IPLT;
(e) infrastruktur jalan berupa jalan masuk dan keluar, jalan operasional, jalan inspeksi;
(f) sumur pantau untuk memantau kualitas air tanah di sekitar IPLT;
(g) fasilitas air bersih untuk mendukung kegiatan pengoperasian IPLT;
(h) alat pemeliharaan dan keamanan;
(i) pagar pembatas untuk mencegah gangguan serta mengamankan aset yang ada di
dalam lingkungan IPLT; dan
(j) sumber listrik.
30 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
(d) Penentuan alternatif unit pengolahan lumpur tinja Pengolahan lumpur tinja dapat
menggunakan dua metode, yang ditentukan berdasarkan karakteristik lumpur tinja
yang akan diolah, yaitu:
(1) Pengolahan IPLT dengan pemisahan padatan dan cairan. Penerapan metode
ini dilakukan jika karakteristik lumpur tinja yang masuk ke IPLT berupa
lumpur tinja yang sudah diolah dan tinja yang belum diolah. Untuk
mengurangi beban pengolahan biologi, lumpur hasil pengolahan pada unit
pemekatan, diolah lebih lanjut pada unit stabilisasi untuk mengurangi
konsentrasi pencemar sebelum dibuang ke badan air penerima.
(2) Pengolahan IPLT tanpa pemisahan padatan dan cairan terlebih dahulu.
Metode ini dapat digunakan jika karakteristik lumpur tinja yang masuk IPLT
berupa lumpur tinja yang telah mengalami pengolahan di unit pengolahan
setempat, sehingga memiliki beban organik yang lebih rendah.
Alternatif metode pengolahan lumpur tinja dapat dilihat pada Gambar berikut:
31 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
(1) efektif, murah dan sederhana dalam hal konstruksi maupun operasi dan
pemeliharaannya;
(2) kapasitas dan efisiensi pengolahan yang sebaik mungkin; dan
(3) ketersediaan lahan untuk lokasi IPLT.
32 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
33 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
34 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
35 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Dimensi tangki imhoff dan contoh desain tangki imhoff tertera pada tabel dan
gambar berikut ini:
Dimensi tangki imhoff
Tabel 2. 18 Contoh desain dimensi tangki imhoff
b. Bak Pengendap
Fungsi unit Pengendap untuk proses pemisahan, pengendapan material hasil
proses pengolahan oleh bakteri dari hasil proses biologi yaitu partikel yang
mengelompok oleh gaya saling tarik menarik menjadi gumpalan lebih besar,
lebih berat sehingga mudah mengendap.
Pelaksanaan perencanaan bak pengendap dilaksanakan berdasarkan kriteria
desain clarifier yang tertera pada tabel berikut.
37 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Waktu pengambilan
cake matang T
1 hari
Ketebalan cake hc 10 - 30 cm
Tebal lapisan kerikil hk 20 – 30 cm
Tebal lapisan pasir hp 20 - 30 cm
Kadar air P 20 %
Kadar solid Pi 80 %
38 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
39 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Drying Area merupakan proses pengeringan padatan lumpur yang sudah setengah
kering dan sekaligus proses desinfeksi mikroorganisme terkandung dalam
lumpur melalui sinar matahari (ultra violet). Proses pengeringan ini pada dasarnya
dihitung berdasarkan koefisien laju kematian mikroorganisme, yang apabila
dihitung berada pada kisaran. Perencanaan dan gambar unit Drying Area dapat
dilihat dibawah ini.
Tabel 2. 21 Perencanaan unit Drying Area
40 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
42 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Setelah ditentukan volumetric BOD loading rate, volume kolam anaerobik dapat ditentukan
berdasarkan formulasi berikut ini:
LQ
~~ ~ Va
Keterangan:
Rerata waktu retensi hidrolis pada kolam anaerobik ditentukan berdasarkan rumus berikut
Va
9a _ i
Keterangan:
43 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Q~a L~Q
Aa - ____ -
D a AvDa
Keterangan:
2. Kolam fakultatif berfungsi untuk menguraikan dan menurunkan konsentrasi bahan organik
yang ada di dalam limbah yang telah diolah pada kolam anaerobik.
44 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Setelah ditentukan surface BOD loading rate, luas area pada kolam fakultatif dapat dihitung
berdasarkan formulasi berikut:
~~ = 10 L1Q
Af
Keterangan:
Af = Area kolam fakultatif (Ha)
λs = Surface BOD loading rate (kg/Ha/hari)
Li = Konsentrasi bebab BOD influen (mg/l)
Q = Debit air limbah (m3/hari) T = Temperatur (°C)
Kolam fakultatif mampu mengolah air limbah domestik dengan surface BOD loading
rate maksimum 350 kg/ha/day pada temperatur 25°C.
Penentuan surface BOD loading rate ini menjadi sangat penting karena akan menentukan
kecepatan pembentukan lumpur di dalam kolam yang selanjutnya akan mempengaruhi
stratifikasi kolam menjadi zona aerobik dan anaerobik.
Setelah luas area kolam fakultatif ditentukan, maka selanjutnya dapat ditentukan waktu
retensi (Of, hari)
2
AfDf
Of =
(2Q − 0.001 e Af)
Keterangan:
Of = Waktu retensi kolam anaerobik
Qi = Debit masuk (m3/hari)
Af = Luas area kolam fakultatif
Df = Kedalam kolam fakultatif
e = Laju evaporasi (mm/hari)
45 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Perencanaan kolam fakultatif berdasarkan kriteria desain yang tertera pada tabel berikut.
Perhitungan debit yang keluar dari Kolam Fakultatif menuju Kolam Maturasi
dapat dihitung dengan formulasi berikut:
Qe = Q1 − 0.001 e Af
Keterangan:
46 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kolam maturasi berfungsi untuk menurunkan fekal koliform yang berada di dalam air limbah
melalui perubahan kondisi yang berlangsung dengan cepat serta pH yang tinggi.
Perhitungan perencanaan penurunan bakteri fekal koliform dilaksanakan dengan
menggunakan formulasi berikut ini:
N 1
Ne = [1 + (kfiG)]
Keterangan:
Ni = jumlah faecal coliform /100 ml pada influen
Ne = jumlah faecal coliform /100 ml pada effluen
KB = konstanta first-order rate penyisihan fekal koliform (hari-1)
Θ= Waktu retensi kolam
Nilai KB dapat dihitung dengan formulasi berikut:
KB = 2.6 (1.19)T-2°
Untuk penyisihan bakteri fekal koliform yang menggunakan rangkaian kolam anaerobik,
fakultatif, dan maturasi dapat menggunakan formulasi berikut:
Ne = N i
[(1 + kBea)(1 + kBef)(1 + kBem)n]
dengan notasi a, f, dan m merupakan kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi. Pada
rumus ini diasumsikan ukuran dimensi kolam maturasi seragam, namun bila tidak
memungkinkan secara topografi maka pada rumus untuk bagian kolam maturasi
disesuaikan dengan waktu retensi air limbah pada setiap kolam, dan disesuaikan dengan
menggunakan formulasi berikut ini:
Perencanaan kolam maturasi berdasarkan kriteria desain yang tertera pada tabel berikut ini:
47 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Waktu retensi pada kolam maturasi memiliki beberapa batasan yang terdiri atas:
• Om <Of
• Om > min n
• As(m1) < 0.75 As(f)
waktu retensi minimum (e~~in) = 3 hari Perhitungan waktu retensi untuk kolam maturasi
pertama dapat dihitung dengan formulasi berikut:
10 Le~~ac)Din
emi = 0.75A.s(f.ac)
Keterangan:
Le(fac) = beban BOD tanpa filtrasi (mg/l) dari kolam fakultatif
Dm = Kedalaman kolam maturasi (m)
Asuao = Surface BOD loading rate kolam fakultatif (kg/ha/hari)
Perhitungan waktu retensi untuk kolam maturasi dapat dihitung dengan menggunakan
formulasi berikut ini:
i
N ~
em=~
1}x1
Ne[(1 +
kBea)(1 +
Formulasi diatas diiterasi dengan menggunakan n =kBef)(1 +
1, kemudian n = 2, dan seterusnya,
lin
sehingga didapatkan Of > Om > G ~~' komo ] kB(7)
Selanjutnya setelah ditentukan waktu retensi dapat ditentukan Luas Area Kolam Maturasi
yang dibutuhkan dengan formulasi berikut:
2
QiGm
Ami =
(2Dm − 0.001 e Gm)
48 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Keterangan:
Om = Waktu retensi kolam maturasi (hari)
Qi = Debit masuk (m3/hari)
Am = Luas area kolam maturasi (m2) Dm = Kedalam kolam maturasi
e = Laju evaporasi (mm/hari)
L ~
L e = 1 + kiGm
Perhitungan debit yang dikeluarkan dari Kolam Maturasi menuju kolam Maturasi lainnya,
atau ke badan air permukaan penerima, dapat dihitung dengan formulasi berikut:
Qe = Qi − 0.001 e Am
Keterangan:
Qe = Debit efluen ( m3/ hari)
Qi = Debit influen (m3/hari) e = Laju evaporasi (mm/tahun)
Am = Luas area kolam maturasi (m2)
49 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
c) BOD tereduksi
50 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
d) SS tereduksi
e) Waktu Tinggal
51 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
3. BOD tereduksi
4. SS tereduksi
5. Waktu tinggal
52 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Sludge Drying Bed (SDB) Sludge Drying Bed berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang
telah stabil. Lumpur yang telah dikeringkan di Sludge Drying Bed diharapkan sudah memiliki
kandungan padatan yang tinggi (20 – 40% padatan). Sludge Drying Bed terdiri dari:
Bak pengering, berupa bak dangkal berisi pasir sebagai media penyaring dan batu
kerikil sebagai penyangga pasir; dan
Saluran air tersaring (filtrat) yang terdapat di bagian bawah dasar bak. Perencanaan
Sludge Drying Bed dilaksanakan berdasarkan kriteria desain yang tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel 2. 28 Kriteria desain Sludge Drying Bed
53 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Keterangan:
A = luas per kapita, ft 2/kapita
K = faktor yang tergantung pada tipe pengolahan, yaitu:
- K = 1,0 untuk anaerobik digestion
- K = 1.6 untuk aerobik digestion
R = hujan tahunan, (inch)
Dalam satu unit SDB terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:
a. lapisan lumpur, dengan ketebalan 20 – 30 cm;
b. lapisan pasir, dengan ketebalan 15 – 25 cm;
c. lapisan drain, letaknya di bawah kerikil untuk menampung resapan air dari
lumpur.
Contoh gambar ukuran lapisan-lapisan yang ada di SDB terdapat pada gambar berikut
ini:
54 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
E. Pola Operasi
Pola Operasi pengumpulan lumpur tinja dapat dilakukan sebagaimana digram
Gambar sebagai berikut. Pola Operasi yang digunakan tergantung dari hal-hal
sebagai berikut:
55 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Pelanggan
Layanan Langsung
Institusi Pemerint Truck IPLT
Tinja
Layanan Langsung
Pelanggan
Komersial Truck
Tinja IPLT
Layanan Antara
Pelanggan Motor Tinja
Rumah Tangga Tangki Truck
Pick-up Antara Tinja IPLT
Layanan Komunal
Pelanggan Truck
Komunal Tinja IPLT
F. Finansial
1) Pembiayaan Investasi
Pembiayan investasi yang diperlukan LLTT IPLT yang diantaranya meliputi
kegiatan sebagai berikut :
Pembangunan IPLT
Pengadaan kendaraan pengumpul lumpur tinja
Bangunan Penunjang IPLT
Pengadaan Saptik Tank dan Biofilter
Pembiayaan investasi terutama unit pengolahan IPLT dapat diusulkan melalui
hibah dari APBN, sedangkan untuk bangunan pendukungnya diusulkan dari
dana APBD Pemerintah Kabupaten.
2) Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan
Biaya Personel (upah dan gaji)
56 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
G. Peraturan
Sebagaimana pengelolaan air limbah pada umumnya, dalam pengelolaan lumpur
tinja diperlukan beberapa peraturan untuk menjamin keberlangsungan pengelolaan.
Diperlukan adanya peraturan yang berisi :
- Mewajibkan perkantoran dan komersial untuk berlangganan penyedotan
terjadwal
- Pengaturan tarif dan retribusi
- Insentif dan disentif bagi masyarakat pengguna
- Pengelola sistem pengolahan
Contoh biaya penyedotan lumpur tinja ecra On-call sebagaimana dalam tabel berikut.
57 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Jumlah Biaya
Total Biaya
Biaya Penyedotan Yang Harus
No Uraian Yang Harus
Lumpur Tinja Dibayar Minimal
Dibayar (Rp)
(Rp./2m2)
H. Kelembagaan
1. Umum
Secara umum, isu-isu terkait kelembagaan sektor air limbah di Kota Pekanbaru
adalah sebagai berikut :
- Terpecahnya beberapa aspek pengelolaan sektor air limbah di beberapa
dinas dan badan sesuai dengan tupoksi masing-masing. Namun belum
terdapat dinas atau badan yang secara jelas dan tegas bertanggungjawab
terhadap operasi penyediaan layanan air limbah.
- Belum ada lembaga khusus yang mengelola IPLT dan layanan air limbah
lainnya
58 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kewenangan
Bappeda X X X X V X
BLH X V X V X X
Dinas PU X V V V V V
Dinkes V X X X V X
59 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
60 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
61 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
62 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Dengan melihat matriks tersebut di atas, skenario kelembagaan air limbah untuk Kab
Pekanbaru yang cukup layak adalah sebagai berikut :
1. Membentuk UPTD Air Limbah di bawah koordinasi Dinas PU. Tugas dan
kewenangan UPTD Air Limbah ini adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan layanan sedot tinja secara rutin dan terjadwal kepada masyarakat.
b. Mengelola IPLT .
c. Mengkoordinasikan operator penyedotan lumpur tinja swasta.
d. Mengembangkan sistem layanan air limbah off site skala kalster dan skala kota.
e. Mengoperasikan IPAL skala klaster dan skala kota.
f. Memberikan dampingan teknis dan kelembagaan secara berkelanjutan kepada
kelompok-kelompok masyarakat yang mengelola sistem-sistem skala komunal.
2. Meningkatkan kelembagaan UPTD air limbah menjadi BLUD Air Limbah. perlu
disiapkan persyaratan-persyaratan administratif. Diharapkan pada akhir periode ini,
semua persyaratan terpenuhi dan kemudian Kepala SKPD terkait, dalam hal ini
Kepala Dinas PU, mengajukan usulan kepada Sekda Kota Pekanbarudengan
menyertakan dokumen-dokumen yag disyaratkan. Sekda meneruskan usulan
tersebut kepada Bupati Pekanbaru. Selanjutnya bupati meminta Tim Penilai (yang
terdiri dari Bappeda, Sekda, Bawasda dan Tim Ahli) untuk memberikan rekomendasi.
Berdasarkan hasil rekomendasi ini Bupati akan memutuskan untuk menolak usulan
atau menyetujui.
63 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 3
Kota Pekanbaru secara geografis terletak antara 101’ 14’ – 101’ 34’ Bujur Timur dan 0’ 25’ –
0’ 45’ Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut berkisar 5 – 50 meter. Sedangkan
permukaan wilayah bagian utara merupakan daratan landai dan bergelombang dengan
ketinggian berkisar 5 – 11 meter, dan dibelah oleh aliran Sungai Siak, yang mengalir dari
barat hingga ke timur, serta memiliki beberapa anak sungai seperti sungai; Umban Sari,
Sail, Air Hitam,Sibam, Setukul, Kelulut, Pengambang, Ukai, Sago, Senapelan, Limau dan
Tampan.
Berdasarkan Perda Kota Pekanbaru No.3 Tahun 2003 dibagi menjadi 12 Kecamatan dan
Kelurahan baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan
Sebagaimana Gambar berikut:
64 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
65 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kabupten Pekanbaru memiliki wilayah seluas 7.462,18 km2, atau 6,91% dari luas
wilayah Provinsi Riau (107.932,71 km2). Secara administratif pemerintahan terbagi
dalam 16 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 147 Desa dengan rincian luas wilayah
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut:
66 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kota Pekanbaru terletak pada bagian ketinggian 5 – 50 meter di atas permukaan laut.
Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar denganketinggian rata-rata antara 10-20
meter di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya
mempunyai ketinggian antara 25-50 meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif
tinggi dan berbukit terutama dibagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan
Rumbai Pesisir dengan ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut.
Sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru (44%) mempunyai tingkat kemiringan antara 0-2%
atau relatif datar. Sedangkan wilayah kota yang agak landai hanya sekitar 17%, landai
(21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan yang relatif curam hanya sekitar 4-5% yang
terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir.
2. Geologi
Kota Pekanbaru mempunyai struktur geologi yang terdiri atas sesar mendatar dengan arah
umum barat laut - tenggara, lipatan siklin dan antiklin dengan arah penunjaman ketimur -
laut daya. Struktur geologi tersebut masuk dalam sistem patahan Sumatera. Sementara itu
sesar-sesar mendatar ini termasuk dalam sistem patahan Semangko yang diduga terjadi
pada masa Miosen Tengah.
3. Hidrologi
Sungai Siak, dengan lebar rata-rata 96 meter dan kedalaman rata-rata 8 meter,
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, kecepatan aliran rata-rata 0,75 liter/detik
Sungai Senapelan merupakan penampung utama bagi wilayah sebelah Barat Jl. Jendral
Sudirman dan sebelah utara Jalan Tuanku Tambusai, dengan lebar rata-rata 3-4 meter
Sungai Sail, merupakan penampung utama bagi wilayah sekitar Pasar Laket yang
dibatasi Jl. Pelajar di sebelah barat, Jl. Pepaya di sebelah timur, Jl. Mangga disebelah
utara dan Jl. Tuanku Tambusai di selatan
Sungai Sago merupakan penampung bagi wilayah sebelah barat Jl. Sudirman, Sungai
Lunau, Sungai Tanjung Datuk I dan II
Wilayah yang terletak di tepian Sungai Siak dan anak-anak sungai Siak merupakan kawasan
yang berpotensi banjir dan genangan. Secara topografi kawasan ini terletak pada daerah
67 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
yang relatif rendah dengan ketinggian elevasi antara 1,50 sampai 2,50 meter di atas
permukaan air laut dan setiap musim hujan sering mengalami banjir yang disebabkan oleh :
Disamping masalah tersebut, anak-anak sungai dan saluran drainase dalam kota yang
mengalir ke Sungai Siak sering tidak lancar dan berpotensi terjadinya genangan lokal dan
banjir di beberapa lokasi. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat di
daerah perkotaan, khususnya di musim penghujan.
Wilayah yang rawan bencana di Kota Pekanbaru adalah wilayah yang relatif rendah dan
rawan genangan air seperti pada wilayah Tabek Gadang, Terminal AKAP unjung, Rumbai
Pesisir, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Diponegoro, dan diidentifikasi sekitar 20 titik rawan
genangan air lainnya.
Sedangkan area yang terletak di tepian Sungai Siak dan anak-anak sungai Siak merupakan
kawasan yang berpotensi banjir. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya aktivitas
masyarakat di daerah perkotaan, khususnya di musim penghujan.
4. Klimatologi
Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara
31,00C-33,40C dengan suhu udara minimum berkisar antara 23,40C-24,40C. Curah hujan
antara 73,9-584,1 mm/tahun. Kelembaban maksimum berkisar antara 85,5%-93,2% dan
kelembaban minimum berkisar antara 57,0-67,7%.
68 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
3.2 DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupten Pekanbaru pertengahan tahun 2015 tercatat 592.278 orang
yang terdiri dari penduduk laki-laki 304.050 jiwa (51,34 persen) dan wanita 288.228 jiwa
(48,66 persen). Rasio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk
perempuan) adalah 1,05.
Pada tabel diatas dapat dilihat terjadi kenaikan penduduk setiap tahunnya, dimana jumlah
penduduk Kota Pekanbaru dari tahun 2014 meningkat sebesar 1.067.566 jiwa pada tahun
2016.
Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Tampan yaitu 263.06 jiwa
dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sail yang hanya berjumlah 21.479 jiwa.
69 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Pada tahun 2016 kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sukajadi
yaitu 12597 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 11104 jiwa/km2.
70 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Rumbai
dengan 524 jiwa/km2 dan Kecamatan Rumbai Pesisir dengan 480 jiwa/km2.
Kota Pekanbaru
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016
1 Jumlah penduduk 1011467 1038118 1067566
Masyarakat Kota Pekanbaru menurut data monitoring STBM tahun 2018 bulan Agustus
2018 (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) menunnjukaan masih ada masyarakat yang
melakukan BABs (Buang air besar sembarangan) sebesar 9,09%, sedangakan penggunaan
Jamban Sehat Permanen (JSP) sebesar 70 %, JSSP (Jamban Sehat Semi Permanen)
7,08%, dan Jamban Haring sebesar 4,92%, Detail masing-masing kecamatan diperlihatkan
sebagaimana tabel 3.6
Berdasarkan data BPS , Statistik Kesejahteraan Kota Pekanbaru tahun 2017 menunjukan
sistem pembuangan air limbah tinja Tangki saptik/IPAL/SPAL.diperlihatkan dalam grafik
Gambar 3.2
71 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Akses Sanitasi
No Nama Kecamatan % Non Akses
JSP (KK) % Akses JSP JSSP (KK) % Akses JSSP Sharing (KK) % Akses Sharing
BABS (KK) (BABS)
1 SUKAJADI 10.182 92,40% 560 0,57% 182 1,7% 19 0,22%
2 MARPOYAN DAMAI 31.580 96,00% 70 0,31% 1.212 3,3% 93 0,32%
3 BUKIT RAYA 13.874 61,40% 5.786 25,39% 2.888 12,4% 174 0,78%
4 SAIL 4.749 76,00% 1.068 16,17% 441 6,9% 67 0,87%
5 LIMAPULUH 7.580 91,58% 403 4,70% 168 2,5% 81 1,22%
6 TENAYAN RAYA 39.595 89,10% 1.013 5,13% 653 3,4% 356 2,38%
7 PEKANBARU KOTA 2.404 47,86% 1.202 19,73% 1.494 20,1% 915 12,29%
8 RUMBAI PESISIR 14.511 77,40% 706 6,47% 406 1,9% 279 13,87%
9 SENAPELAN 0 0,00% 0 0,00% 0 0,0% 0 0,00%
10 RUMBAI 16.443 80,84% 1.654 4,53% 869 2,7% 279 11,93%
11 TAMPAN 38.272 74,78% 868 1,63% 1.225 1,4% 10 22,23%
12 PAYUNG SEKAKI 21.432 53,90% 40 0,31% 1.150 2,8% 69 42,99%
200.622 70,11% 13.370 7,08% 10.688,0 4,92% 2342 9,09%
72 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 4
4.1 UMUM
4.1.1 Tujuan
Secara garis besar perbedaan layanan lumpur tinja terjadwal dengan sistem sebelumnya
disajikan dalam tabel 4.1 berikut
73 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
LLTT memilki 7 (tujuh) aspek yang perlu kita perhatikan, baik dalam penyiapannya maupun
dalam penyelenggaraannya, yaitu aspek pola operasi, aspek pelanggan, aspek infrastruktur,
aspek kelembagaan, aspek prosedur, aspek finansial dan aspek aturan. Ke-7 aspek ini
harus membentuk satu kesatuan sistem yang saling mendukung guna memastikan operasi
LLTT berlangsung dengan baik dan berkelanjutan.
LLTT memiliki 7 aspek pengelolaan agar dapat terselenggaran dengan baik dan berkelanjutan. Ke-
7 aspek tersebut harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan wilayahnya,
selain juga tentunya dengan sasaran layanan yang ingin dicapai.
74 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
75 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Wilayah penduduk
(jiwa/Km2)
(km2) (jiwa)
1 Rumbai Umban sari 8,68 15.588 1.795,85
Rumbai Bukit 28,97 8.584 296,31
Muara Fajar 48,29 11.557 239,32
Palas 34,32 10.174 296,45
Sri Meranti 8,59 21.620 2.516,88
Jumlah 8,68 15.588 1.795,85
2 Rumbai pesisir Meranti Pandak 3,88 12.548 3.234,02
Limbungan 2,48 13.247 5.341,53
Lembah sari 9,77 12.742 1.304,20
Lembah Damai 4,32 7.936 1.837,04
Limbungan Baru 2,09 20.611 9.861,72
Tebing Tinggi Okura 134,79 5.432 40,30
Jumlah 157,33 72.516 460,92
Jumlah 166 88.104,00 1.128
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Wilayah penduduk
(jiwa/Km2)
(km2) (jiwa)
1 Tanayan Raya Kulim 51,5 28.605 555,44
Tangkerang tTimur 9,92 31.734 3.198,99
Rejosari 11,11 38.084 3.427,90
Sail 98,74 48.148 487,62
Jumlah 171,27 146.571 855,79
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Wilayah penduduk
(jiwa/Km2)
(km2) (jiwa)
1 Payung Sekaki Labuh Baru Timur 11,8 28.547 2.419,24
Tampan 56,04 23.836 425,34
Air Hitam 27,3 9.789 358,57
76 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Wilayah penduduk
(jiwa/Km2)
(km2) (jiwa)
Labuh Baru Barat 36 28.493 791,47
Jumlah 131 90.665 691,36
2 Bukit Raya Simpang Tiga 13,65 44.018 3.224,76
Tengkerang Selatan 3,09 18.351 5.938,83
Tengkerang Utara 2,64 23.488 8.896,97
Tengkerang Lubuai 2,67 17.257 6.463,30
Jumlah 22,05 103.114 4.676,37
3 Marpoyan Damai Tangkerang Tengah 13 34.207 2.631,31
Tangkerang Barat 67,97 18.481 271,90
Maharatu 13 31.815 2.447,31
Sidomulyo Timur 13,2 26.704 2.023,03
Wonorejo 1,34 20.038 14.953,73
Jumlah 108,51 131.245 1.209,52
4 Limapuluh Rintis 0,68 8.885 13.066,18
Sekip 0,82 9.793 11.942,68
Tanjaung Rhu 1,68 13.994 8.329,76
Pesisir 0,86 8.765 10.191,86
Jumlah 4 41.437 10.256,68
5 Pekanbaru Kota Simpang Empat 0,66 1.728 2.618,18
Sumahilang 0,51 5.750 11.274,51
Tanah Datar 0,29 6.392 22.041,38
Kota Baru 0,24 5.878 24.491,67
Sukaramai 0,25 5.276 21.104,00
Kota Tinggi 0,31 3.793 12.235,48
Jumlah 2,26 28.817 12.750,88
6 Sukajadi Jadirejo 0,6 5.538 9.230,00
Kampung Tengah 0,55 8.854 16.098,18
Kampung Melayu 0,93 8.506 9.146,24
Kedungsari 0,41 6.761 16.490,24
Harjosari 0,39 6.007 15.402,56
Sukajadi 0,44 7.994 18.168,18
Pulau karam 0,44 3.704 8.418,18
Jumlah 3,76 47.364 12.596,81
7 Senapelan Padang Bulan 1,59 10.193 6.410,69
Padang terubuk 1,54 7.998 5.193,51
Sago 0,68 2.017 2.966,18
Kampung Dalam 0,68 2.856 4.200,00
Kampung Bandar 0,68 4.228 6.217,65
Kampung Baru 0,97 9.256 9.542,27
77 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Wilayah penduduk
(jiwa/Km2)
(km2) (jiwa)
Jumlah 6,14 36.548 5.952,44
8 Payung Sekaki Cinta Raya 0,87 2.196 6.048,00
Suka Maju 1,21 5.331 7.199,00
Suka Mulia 1,18 3.273 8.232,00
Jumlah 3,26 10.800 3.312,88
9 Pekanbaru Kota Simpang Empat 0,66 1.728 2.618,18
Sumahilang 0,51 5.750 11.274,51
Tanah Datar 0,29 6.392 22.041,38
Kota Baru 0,24 5.878 24.491,67
Sukaramai 0,25 5.276 21.104,00
Kota Tinggi 0,31 3.793 12.235,48
Jumlah 2,26 28.817 12.750,88
Jumlah 90.812 389.216 6.778
1. Pertumbuhan Penduduk
Selama pereode 3 (tiga ) tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru
sebesar 2,7% dengan pertumbuhan terbesar di Kecamatan Sukajadi dan terkecil di Rumbai
Pesisir. Pertmbuhan penduduk per kecamatan disajikan dalam tabel berikut:
78 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Proyeksi jumlah penduduk Kota Pekanbaru 20 (dua puluh ) tahun mendatang per-
kecamatan dengan menggunakan metode proyeksi Geometrik disajikan dalam tabel berikut:
79 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Tanayan
1 Kulim 30.171 34.470 39.381 44.992 51.403
Raya
Tangkerang tTimur 33.471 38.240 43.689 49.914 57.026
Rejosari 40.168 45.892 52.431 59.902 68.437
Sail 50.783 58.019 66.286 75.731 86.522
Jumlah 154.593 176.621 201.787 230.540 263.389
80 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
81 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Dengan asumsi bahwa timbulan lumpur tinja per-orang perhari yaitu sebesar 0,5
l/orang/hari, maka proyeksi jumlah lumpur tinja di Kabupten Pekanbaru masing-masing zona
pelayanan LLTT diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 9 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 1 Tahun 2018 s/d tahun
2038
82 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Tabel 4. 10 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 2 Tahun 2018 s/d
tahun 2038
Tabel 4. 11 Proyeksi Jumlah Lumpur Tinja Tahun Zona 3 Tahun 2018 s/d
tahun 2038
83 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Target dan strategi layanan LLTT disusun dengan memperhatikan pada rencana
pengembangan air limbah domestik yang tertuang dalam buku SSK (Strategi Sanitasi Kota)
tahun 2015 .dan Rencana Program Jangka Penengan dan Panjang.
Target pelayanan masing-masing Zone diperlihatkan dalam tabel 4.12, tabel 4.13 dan Tabel
4.14 berikut:
85 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
A Zona 1
Sarana dan Prasarana
1 98,30% 97,00% 91,00% 87,00%
SPALD-S
- Cubluk 70,00% 35,00% 0,00% 0,00%
- Saptik Tank 28,00% 60,50% 89,05% 84,50%
- MCK/Saptik
0,30% 1,00% 1,20% 1,50%
Komunal
- IPAL Komunal <10
0,00% 0,50% 0,75% 1,00%
KK
Sarana dan
2 0,10% 3,00% 9,00% 13,00%
Prasarana SPALD-T
- IPAL Komunal >10
0,10% 1,00% 2,00% 3,00%
KK
- IPAL Kawasan 0,00% 2,00% 3,00% 4,00%
86 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
B ZONA 2
Sarana dan Prasarana
1 98,42% 97,00% 93,00% 89,00%
SPALD-S
- Cubluk 58,80% 20,00% 0,00% 0,00%
- Saptik Tank 39,00% 76,00% 91,20% 86,30%
- MCK/Saptik
0,52% 0,70% 1,00% 1,20%
Komunal
- IPAL Komunal <10
0,10% 0,30% 0,80% 1,50%
KK
Sarana dan
2 0,10% 3,00% 7,00% 11,00%
Prasarana SPALD-T
- IPAL Komunal >10
0,10% 1,00% 2,00% 3,00%
KK
- IPAL Kawasan 0,00% 2,00% 4,00% 6,00%
- IPAL Kota 0,00% 0,00% 1,00% 2,00%
TOTAL 98,52% 100,00% 100,00% 100,00%
3 Layanan LLTT
- Jumlah Lumpur
77 88 101 132
Total (m3/hari)
- Potensi Layanan
30,0 70,4 92,1 113,9
(m3/hari)
- Cakupan
30% 50% 80%
Layanan(%)
Kapasitas layanan 10 30 100
IPLT Permanen 30 m3/hari + IPLT
4 Strategi Pelayanan IPLT
Mobile
87 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
C ZONA 3
Sarana dan Prasarana
1 97,87% 93,00% 86,00% 80,00%
SPALD-S
- Cubluk 50,80% 25,00% 0,00% 0,00%
- Saptik Tank 46,00% 67,30% 84,20% 77,00%
- MCK/Saptik
0,57% 0,50% 1,00% 1,50%
Komunal
- IPAL Komunal <10
0,50% 0,20% 0,80% 1,50%
KK
Sarana dan
2 0,50% 7,00% 14,00% 20,00%
Prasarana SPALD-T
- IPAL Komunal >10
0,50% 2,00% 4,00% 6,00%
KK
- IPAL Kawasan 0,00% 1,00% 4,00% 6,00%
- IPAL Kota 0,00% 4,00% 6,00% 8,00%
TOTAL 98,37% 100,00% 100,00% 100,00%
3 Layanan LLTT
- Jumlah Lumpur
274,00 313,0 358 430,0
Total (m3/hari)
- Potensi Layanan
126 211 301 331
(m3/hari)
- Cakupan
30% 50% 80%
Layanan(%)
Kapasitas layanan 63 151 265
1. Stategi Umum
a) Mengikutsertakan Kabupten Pekanbaru kedalam berbagai skema program
percepatan pembangunan sanitasi permukiman agar dapat mengakses
bantuan pengembangan sistem air limbah dari pemerintah pusat maupun
hibah luar negeri
88 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
89 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
2. Jangka Pendek
Strategi Pelayanan LLTT pada jangka pendek meliputi:
a) Pembangunan IPLT Permanen di Zona 1 sebesar 30 m3/hari sampai
dengan tahun 2023 dengan tahap pertama sebesar 10 m3/hari pada tahun
2019 di Zona 1 dan Zona 2
b) Pelayanan LLTT 100% untuk Instansi pemerintah, Institusi Sosial dan
konsumen komersial tahun 2023 di Zona 1 dan 2 , serta 35 % pelayanan
rumah tangga pada Zona 1 dan 12 % pelayanan pada Zona 2.
c) Peningkatan kualitas sarana Saptik tank individual sebesar 50% dari tarjet
pelayanan LLTT menjadi sarana yang layak aman.
90 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
4. Jangka panjang
a) Pembangunan IPLT Permanin di Zona 3 pada tahun 2024 sebesar 10
m3/hari.pada tahun
b) Pengembangan pelayanan LLTT sebesar 75% sampai dengan tahun 2028
pada zona 1 dan pengembangan pelayanan hingga 40% di Zona 2 sampai
dengan tahun 2028
c) Pengadaan 2 unit IPLT mobile sebesar 5 m3/hari untuk zona 1 dan 2
4.4.3 Pelanggan
LLTT perlu memiliki pelanggan yang jumlahnya cukup banyak guna mengoptimalkan
operasi layanan dan mendatangkan pendapatan finansial berarti. Pelanggan LLTT harus
memenuhi kriteria: a) pengguna unit setempat, b) lokasinya terjangkau oleh kendaraan
sedot tinja, c) terdaftar dan d) bersedia membayar layanan.
4.4.4 Infrastruktur
4.4.5 Kelembagaan
Kinerja dan keberlanjutan LLTT perlu didukung oleh lembaga‐lembaga yang memiliki fungsi
spesifik, yaitu perencanaan, pengadaan infrastruktur, penaatan peraturan, pengelola operasi
(operator) dan pengawasan operasi. LLTT dapat saja melibatkan mitra swasta untuk
menjalankan sebagian tugasnya.
Ada 2 opsi bentuk kelembagaan yang dapat diterapkan untuk lembaga operator LLTT, yaitu
1) unit pelaksana teknis (UPT) dan 2) perusahaan daerah (PD). Tiap opsi ada kelebihan dan
kekurangannya. Bentuk UPT seringkali dinilai lebih layak di awal‐awal operasi LLTT.
Sebagai lembaga yang berada di bawah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) induknya,
operasi UPT masih akan tetap didanai pemerintah kota. Tidak ada beban bagi UPT untuk
91 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
memperoleh pemasukan yang cukup untuk mendanai operasinya. Semua pemasukan akan
diterima dan dikelola pemerintah kota. UPT tidak diberi kewenangan untuk mengelola
sendiri pemasukannya.
Bentuk kelembagaan UPT dinilai tepat di saat operasi LLTT masih dalam tahap awalnya.
Jika skala operasi LLTT sudah lebih besar, UPT harus ditingkatkan kapasitasnya sehingga
berwenang untuk mengelola keuangannya secara mandiri. UPT demikian disebut sebagai
UPT dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK‐ BLUD).
Mereka dapat menerima pemasukan dari pelanggan dan menggunakannya langsung untuk
kebutuhan operasionilnya. Pemasukan tidak perlu lagi disetorkan ke pemerintah kabupaten.
Walau demikian, mengingat bentuknya sebagai lembaga pemerintah, UPT dengan
PPK‐BLUD tersebut masih tetap berhak untuk mendapatkan dukungan dana operasional
dari pemerintah kota.
Struktur organisasi lembaga operator LLTT dipengaruhi oleh bentuk kelembagaan dan
tugasnya. Lembaga UPT yang hanya mengelola operasi LLTT tentu akan memiliki
organisasi yang sangat berbeda dengan lembaga UPT atau perusahaan daerah yang
multi‐tugas. Struktur organisasi juga dipengaruhi oleh skala operasi LLTT berikut rencana
keuangannya. Apapun nanti rancangan struktur organisasinya, penting bagi kita untuk
memastikan bahwa seluruh tugas‐tugas pengelolaan operasi LLTT sudah terbagi ke
bagian‐bagian dari organisasi tersebut. Tidak saja tugas teknis operasional, tetapi juga
tugas‐tugas administratif, pengelolaan pelanggan maupun keuangan (lihat tabel berikut).
TUGAS TUGAS
UMUM KEUANGAN
92 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
TUGAS TUGAS
UMUM KEUANGAN
PELANGGAN TEKNIS
Banyaknya pegawai yang dibutuhkan tentu perlu disesuaikan dengan jumlah pelanggan dan
luasan cakupan layanan LLTT tersebut. Tidak selalu berbanding lurus, tetapi umumnya
semakin banyak jumlah pelanggan dan semakin luas daerah layanannya, maka sebagian
besar juga jumlah pegawai yang dibutuhkan.
4.4.6 Prosedur
93 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
4.4.7 Finansial
LLTT perlu memperoleh pendapatan yang cukup untuk menutup seluruh biaya operasinya.
Sedapat mungkin, LLTT memperoleh pendapatan yang cukup untuk turut membiayai investasi
infrastrukturnya dan memberikan laba yang layak.
Besarnya tarif yang akan kita tagihkan ke pelanggan. Acuannya adalah nilai tarif dasar LLTT
yang sudah kita dihitung saat pembuatan konsep awal. Tidak hanya tarif pelanggan untuk
pelanggan rumah tangga, tetapi juga untuk kelompok‐kelompok pelanggan lainnya. Selain
dalam pola cicilan bulanan, terbuka kemungkinan tarif pelanggan LLTT akan diberlakukan
dalam pola pembayaran lain. Untuk memastikan kesehatan kondisi keuangan Operator
LLTT, kita juga perlu memproyeksikan kondisi keuangan LLTT.
Informasi mengenai volume rata-rata tangki septik untuk tiap klasifikasi pelanggan dapat
diperoleh dari hasil survai calon pelanggan.
Tabel berikut menunjukkan ilustrasi hasil perhitungan tarif dasar untuk tiap klasifikasi
pelanggan, dengan asumsi penerapan pola penyedotan volume tetap.
VOLUME VOLUME
KLASIFIKASI TANGKI PENYEDOTA TARIF DASAR
PELANGGAN (Rp/bulan)
SEPTIK (m3) N (m3)
Rumah Tangga R 2 1,5 8.000
Niaga N 8 6 32.000
Pemerintah P 6 4 24.000
Sosial S 4 3 16.000
94 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat kita ingin menentukan tarif pelanggan LLTT
atau tarif yang nantinya akan ditagihkan ke pelanggan LLTT. Termasuk antara lain:
Kebijakan subsidi silang akan membuat suatu kelompok pelanggan membayar lebih tingi
guna menutup sebagian ongkos layanan bagi kelompok lainnya. Kebijakan ini umumnya
akan menurunkan tarif pelanggan rumah tangga kecil dan pelanggan sosial, namun
sebaliknya akan menaikkan tarif pelanggan niaga.
Target laba operator LLTT hanya dapat diperhitungkan dalam penentuan tarif pelanggan jika
lembaga operator tersebut adalah PDAM atau perusahaan daerah lain. Jika lembaga
operator berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT), kita tidak perlu memperhitungkan target
laba operator dalam penentuan tarif pelanggan.
Opsi lain yang patut dipertimbangkan sebagai pola pembayaran tarif pelanggan LLTT.
95 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
4.4.8 Peraturan
LLTT perlu peraturan yang mewajibkan a) penggunaan tangki septik yang benar, b)
penyedotan tangki septik secara berkala, c) pembuangan di IPLT dan d) pembayaran tarif
layanan. Selain juga ketentuan‐ketentuan terkait a) kerangka kelembagaan, b) keterlibatan
swasta, c) mekanisme pembayaran dan d) besaran tarif layanan.
Pada praktiknya, LLTT hanya dapat berlangsung jika suatu daerah memiliki kerangka
regulasi pengelolaan lumpur tinja yang lengkap.
Regulasi tersebut harus mewajibkan setiap tangki septik untuk menjalani penyedotan setiap
periode tertentu.
Butir–butir kewajiban dan ketentuan pengelolaan lumpur tinja harus diletakkan di kerangka
regulasi sesuai hirarkinya. Rumusannya, pewajiban dan ketentuan yang spesifik terkait
pengelolaan lumpur tinja sebaiknya diletakkan di regulasi setingkat Peraturan Bupati.
Kedudukannya kuat tetapi masih tidak sulit untuk merubahnya di kemudian hari.
96 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 5
5.1.1 Pelanggan
Sesuai dengan rencana pola pelayanan LLTT maka prioritas pelayanan merupakan
wilayah dengan jarak tempuh kendaraan penyedot tinja relatif pendek. Oleh karena itu
wilayah operasi pelayanan penyedotan adalah Zona 1 dan sebagian Zona 3
Potensi jumlah pelanggan yang menjadi prioritas pelayanan jangka pendek Zona 1 dan
sebagian Zona 3 adalah sebagaimana tabel berikut ini :
1 Rumah 25.500
3 Komersial 3.000
1. Pola Operasi
Sesuai dengan kondisi tata ruang di zona 1, maka diusulkan pelayanan LLTT
menggunakan pola operasi langsung sebagaiman di gambarkan dalam tabel berikut :
97 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Pola transportasi langsung terjadi jika transportasi lumpur tinja dilakukan oleh unit sedot
tinja yang sebelumnya melakukan penyedotan lumpur tinja dari satu atau lebih tangki
septik. Dalam pola ini, tidak ada pemindahan lumpur tinja dari satu unit sedot tinja ke unit
lainnya. Pola pengangkutan ini cocok diterapkan untuk zona layanan yang tidak jauh dari
IPLT dan yang memiliki ruas jalan yang dapat dilalui truk tinja.
2. Pereode Penyedotan
Periode penyedotan mempengaruhi beban lumpur tinja yang harus diolah. Semakin lama
periode penyedotan, semakin sedikit lumpur tinja yang akan dibebankan ke IPLT.
Pengaruh sama juga terjadi untuk jumlah unit sedot tinja yang dibutuhkan. Semakin tinggi
periode penyedotan, semakin sedikit jumlah unit sedot tinja yang dibutuhkan.
98 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Tidak tertutup kemungkinan bahwa tiap klasifikasi pelanggan akan memiliki periode
penyedotan yang berbeda. Misalnya, 3 tahun untuk pelanggan rumah tangga, 2 tahun
untuk pelanggan instansi dan 1 tahun untuk pelanggan niaga.
a. Pola Penyedotan
Ada 3 pola penyedotan lumpur tinja yang dapat diterapkan dalam LLTT, yaitu a)
penyedotan keseluruhan, b) penyedotan proporsional dan c) penyedotan volume tetap.
Pemilihan pola penyedotan ini akan mempengaruhi jumlah truk yang dibutuhkan dan
banyaknya ritase pengangkutan lumpur tinja menuju IPLT.
Dalam pola penyedotan keseluruhan, operator LLTT akan mengeluarkan seluruh lumpur
tinja dari dalam tangki septik. Pola penyedotan ini akan membuat tangki septik kembali
mendapatkan volume penampungan maksimalnya. Mengingat tingginya variasi volume
tangki‐tangki septik, sulit bagi operator LLTT untuk mengefisienkan operasi truk‐ truk
tinjanya.
Setidaknya ada 3 pola enyedotan yang dapat dipilih untuk operasi LLTT, yaitu 1) pola keseluruhan, 2) pola proporsional
dan 3) pola tetap. Masing‐masing ada elebihan dan kekurangannya. Di tahap awal operasi LLTT, ada baiknya kita
memakai pola yang paling sederhana yaitu pola penyedotan tetap.
99 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Dalam pola penyedotan proporsional, operator LLTT akan mengeluarkan lumpur tinja
dengan proporsi yang tetap terhadap volume tangki septik. Misalnya, dengan penyedotan
proporsional 60%, truk tinja akan mengeluarkan 1,2 m3 lumpur tinja dari tangki septik 2 m3
atau mengeluarkan 1,8 m3 lumpur tinja dari tangki septik 3 m3. Secara teknis, pola
penyedotan proporsional memiliki dasar pertimbangan terbaik. Walau demikian, penerapan
pola ini akan menghadapi masalah inefisiensi yang sama dengan pola penyedotan
keseluruhan. Selain itu, sulit bagi petugas penyedotan untuk memastikan lumpur tinja
sudah dikeluarkan sesuai proporsi volume tangki septik.
Dalam pola penyedotan tetap (fixed volume), operator LLTT akan mengeluarkan lumpur
tinja dengan volume yang konstan dari setiap tangki septik. Misalnya, dengan penyedotan
tetap 1,5 m3, truk tinja akan selalu mengeluarkan lumpur tinja sebanyak 1,5 m3 dari tangki
septik 2 m3 maupun dari tangki septik 3 m3. Operasi unit sedot tinja dapat lebih
diefisienkan dengan pola penyedotan tetap ini. Kelemahannya, pola ini tidak
mengembalikan volume tangki septik ke kapasitas penampungan maksimalnya.
Manfaatkan informasi volume tangki septik rata‐rata dari hasil survei, sebelum kita
menentukan volume proporsional atau volume tetap. Resiko teknis dan finansial yang
timbul dapat dikurangi dengan pemilihan spesifikasi unit sedot tinja dengan dimensi tangki
yang tepat. Ketidak puasan pelanggan dapat dikurangi melalui program promosi layanan
yang menyebutkan alasan dipilihnya pola penyedotan tertentu.
Memastikan kondisi fasilitas On-site dengan cara identifikasi septik tank door to
door
Perbaikan saptik tank secara pereodik sebagai bagian dari pelaksanaan LLTT
Penyediaan kendaraan penyedot tinja
Kegiatan lainnya yang bersifat non teknis
Kebutuhan perbaikan sarana saptik tank dan Peralatan penyedot Tinja Kabupten
Pekanbaru hingga tahun 2023 dapat dilihat pada table berikut:
100 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Tabel 5.2 Kebutuhan perbaikan sarana saptik tank dan Peralatan penyedot
Tinja Kabupten Pekanbaru hingga tahun 2023
3 Ritasi truck 4 4 4 4 4
4 Jumlah Lumpur yg diangkut 60 60 60 60 48
5.1.3 Kelembagaan
Struktur Kelembagaan IPLT diperlihatkan dalam gambar 5.4 berikut ini. Kelembagaan ini
berbentuk UPTD dibawah SKPD dinas PU atau Dinas teknis lainnya.
UPTD IPLT
KEPALA REGU
OPERATOR
101 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Fungsi dan tugas pokok masing-masing seksi adalah sebagaimana dalam tabel 5.3
berikut:
Tabel 5.3 Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi IPLT
Mengkoordinir kegiatan
petugas .
Mengarsipkan surat.
Melakukan perencanaan
Pembukuan Keuangan
(Accounting)
Merealisasikan Keuangan
Membuat pembukuan/
penutupan kas.
Menerima pengaduan
masyarakat
102 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Mengoperasikan dan
memelihara unit pengolahan
dan peralatan
Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan kegiatan
pengoperasian dan
pemeliharaan IPLT
Dan sebagainya
Melaksanakan kegiatan
Pelayanan pengoperasian dan
Masyarakat pemeliharaan kendaraan
pelayanan penyedotan
Mendokumentasikan kegiatan
pengoperasian dan
pemeliharaan
Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan kualitas dan
volume lumpur tinja
Merencanakan kegiatan
Pengembangan tahunan dan anggaran
103 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
5.1.4 Peraturan
Aspek pengaturan yang diperlukan dalam optimalisasi kinerja IPLT antara lain adalah :
- Penetapan bentuk badan usaha IPLT
- Penetapan struktur Organisasi dan tata kelola IPLT
- Penetapan tarif retibusi IPLT
- Penegakan peraturan pembuangan lumpur tinja disembarang tempat
- Peraturan tentang kualitas effluent IPLT
- Peraturan tentang perlunya pengamanan kualitas air sumur permukaan dan
- pengetatan sistem On-site layak teknis.
5.1.5 Finansial
1. Biaya Investasi
Biaya investasi yang diperlukan Optimalisasi IPLT Kapasitas 60 m3/hari adalah sebesar 6
Milyar yang meliputi pekerjaan:
Pembangunan Bak Penerima Saringan Mekanis
Upgrading Bak Prasedimentasi dan Bak Equalisasi
Upgrading Bak An-aerobik Biofilter
Upgrading Bak Aerobik Biofilter
Rehabilitasi Bak Sludge Drying Bed
Rehabilitasi Kolam Fakultatif
104 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
b. Biaya OM Kendaraan
Alokasi biaya untuk OM kendaraan meliputi kendaraan mobil tinja dan motor tinja;
Mobil tinja;
- Bahan bakar untuk target 2 trip perhari dengan jarak 20 km maksimum
- Minyak pelumas; alokasi biaya untuk minyak pelumas adalah 10% dari biaya
bahan bakar
- Biaya perbaikan dan suku cadang ; biaya ini dialokasikan masing-masing
sebesar 15% dari alokasi biaya bahan bakar
- Biaya STNK dan KIR; biaya ini dialokasikan sebesar 15% dari bahan bakar
- Asuransi : biaya ini dialokasikan 1% dari nilai kendaraan
- Peralatan bantu : biaya ini dialokasikan 0.5% dari nilai kendaraan
Motor tinja;
- Bahan bakar untuk target 4 trip perhari dengan jarak 10 km maksimum
- Minyak pelumas; alokasi biaya untuk minyak pelumas adalah 10% dari biaya
bahan bakar
- Biaya perbaikan dan suku cadang ; biaya ini dialokasikan masing-masing
sebesar 15% dari alokasi biaya bahan bakar
- Biaya STNK dan KIR; biaya ini dialokasikan sebesar 15% dari bahan bakar
- Asuransi : biaya ini dialokasikan 1% dari nilai kendaraan
105 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Biaya Overhead
Yang termasuk biaya overhead ini meliputi; biaya pegawai, biaya listrik dan biaya
administrasi serta biaya lainnya.
Biaya pegawai ini merupakan rumenerasi /gaji pegawai yang jumlahnya
diperkirakan sebanyak 6 orang pada awal operasi dan 15 orang pada optimal
kinerja instalasi
Biaya Listrik meliputi; biaya listrik untuk kantor, listrik untuk peneragan, listrik
untuk instalasi dan untuk air bersih.
Biaya administrasi; biaya ATK, kendaraan kantor, komunikasi, kampanye, dan
sebagainya
Biaya lain-lain; biaya `tak terduga yang belum terakomodasi dalam komponen
biaya seperti; seminar, pelatihan, tamu dan sebgainya
Biaya Penyususutan
Penyisihan sejumlah uang (biaya) atas harta/aset yang dipakai untuk menghasilkan
pendapatan atau bisa di artikan sebagai sejumlah biaya yang dikumpulkan dalam
periode tertentu terhadap harta/aset yang dipakai dalam proses untuk mendapatkan
pendapatan, akan tetapi ini bukan berarti pengumpulan sejumlah dana untuk
mengganti aset. Biaya penyusutan terdiri dari:
Biaya penyusutan mobil tinja dengan usia pakai 10 tahun
Biaya penyusutan bangunan sipil instalasi dengan usia pakai 30 tahun
106 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
TAHUN
No URAIAN 2019 2020 2021 2022 2023
I FASILITAS ON-SITE
1 - Perbaikan Septik Tank 600.000.000 1.200.000.000 1.800.000.000 2.100.000.000 1.800.000.000
2 - Pengadaan Septik tank 1.056.000.000 2.112.000.000 3.168.000.000 3.696.000.000 3.168.000.000
Sub Jumlah 1 1.656.000.000 3.312.000.000 4.968.000.000 5.796.000.000 4.968.000.000
II KENDARAAN TINJA
1 - Mobil Tinja 3-4 m3 309.062.400 339.968.640 373.965.504 411.362.054 452.498.260
2 - Mobil Tinja 1,5 m3 - - - - -
3 - Motor Tinja - - - - -
Sub Jumlah II 309.062.400 339.968.640 373.965.504 411.362.054 452.498.260
III IPLT
1 Biaya Energi 86.940.000 7.128.000 7.840.800 8.624.880 9.487.368
2 Biaya OM 33.000.000 5.346.000 5.880.600 6.468.660 7.115.526
3 Biaya Kimia 8.100.000 2.970.000 3.267.000 3.593.700 3.953.070
4 Biaya lab 18.000.000 6.600.000 7.260.000 7.986.000 8.784.600
5 Biaya Umum dan Administrasi 3.600.000 3.960.000 4.356.000 4.791.600 5.270.760
Sub Jumla III 149.640.000 26.004.000 28.604.400 31.464.840 34.611.324
IV OVERHEAD
1 Biaya Pegawai 180.000.000 198.000.000 450.000.000 546.000.000 546.000.000
2 Administrasi 7.200.000 7.920.000 8.712.000 9.583.200 10.541.520
3 Kantor 14.400.000 15.840.000 17.424.000 19.166.400 21.083.040
Sub jumlah IV 201.600.000 221.760.000 476.136.000 574.749.600 577.624.560
V PENYUSUTAN
- Mobil Tinja 3-4 m3 75.000.000 75.000.000 150.000.000 150.000.000 225.000.000
- IPLT 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000
Sub jumlah V 175.000.000 175.000.000 250.000.000 250.000.000 325.000.000
Perkiraan Tarif penyedotan lumpur tinja di Kota Pekanbaru melalui On-call dan
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal .dengan memperhitungkan biaya penyusutan dan
tanpa biaya penyusutan diperlihatkan pada tabel 5.6 berikut ini:
107 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kadar
Karakteristik Lumpur Tinja Satuan
maksimum
BOD5 Mg/l 3.000
COD Mg/l 5.000
Total Nitrogen Kejdl Mg/l 150
NH3-N Mg/l 140
Total P Mg/l 50
Lemak Mg/l 50
pH 6
Sumber :
Oleh karena belum adanya peraturan kualitas effluent yang harus dihasilkan oleh kegiatan
IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) baik gubernurRiau maupun Bupati Rokan Hulu,
target kualitas effluent IPLT mengacu pada peraturan MNKLHK No. P68 tahun 2016
sebagaimana dalam table berikut:
108 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
MNKLHK
Parameter Satuan No.P68 tahun
2016
BOD5 Mg/l 30
COD Mg/l 20
NH3-N Mg/l 10
pH 622
Hasil optimalisasi IPLT Muara Fajar direncanakan mampu mengolah lumpur tinja sebesar
60 m3/hari
a) Sistem Pengolahan
Sistem pengolahan yang diusulkan adalah sistem pengolahan yang terdiri dari sistem
pemisahan kandungan solid dan stabilisasi supernatan, yang mempunyai karakteristik :
efektif, murah dan sederhana dalam konstruksi maupun operasi dan pemeliharaan,
Kapasitas dan efesiensi pengolahan yang sebaik mungkin.
Sistem pengolahan yang direncanakan sebagaimana dalam gambar yang terdiri dari unit
komponen sebagai berikut.
Unit Pemisahan Kandungan solid dan material besar berupa bak penerima saringan
mekanis
Unit Stabilisasi Lumpur
Unit Bak Prasedimentasi
Unit Bak Equalisasi
109 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Kondisi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Existing dan rencana optimalisasi digambarkan
sebagaimana site plan gambar 5.6, gambar 5.7 dan gambar 5.8 berikut ini:
110 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
111 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Rencan detail Teknis optimalisasi IPLT yang menggambarkan kondisi sebelum dan
sesudah optimalisasi disajikan dalam tabel berikut:
Unit Pengolahan
No Keterangan
Existing Optimalisasi
112 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Unit Pengolahan
No Keterangan
Existing Optimalisasi
Bak Equalisasi
113 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Unit Pengolahan
No Keterangan
Existing Optimalisasi
III Bak Aeobik Dengan Bak Aeobik Dengan Media Berfungsi untuk
Media Bak Arobik penguraian kandungan
organik karboon dan
Bak Aerobik N : 1 (satu) unit
nitrifikasi (carbon
Panjang (P) : 6 meter
N : 1 (satu) unit removal dan nitrifikasi
Lebar (l) : 3 meter
Panjang (P) : dengan
Dalam (H) : 2 meter
Lebar (l) : mikroorganisme
Jenis Media : Honey Comb
Dalam (H) : aerobik pertumbuhan
Volume Media :
Jenis Media : Honey Comb attached growth
Bak Clarifier dengan (menempel)
Volume Media :
Plate Settler
Bak Clarifier
Clarifier
N : 1 (satu) unit Berfungsi untuk
Panjang (P) : 3 meter
Panjang (P) : pengendaan
Lebar (l) : 1,5 meter
suspensi/biomassa
Lebar (l) : Dalam (H) : 2 m
(lumpur aktif), yang
Dalam (H) : Settler sebagian akan
Jumlah Plate : 60 lembar diresirkulasikan
Ukuran : 1,5 x 1 m
Peralatan
114 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Unit Pengolahan
No Keterangan
Existing Optimalisasi
115 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Gambar 5. 9 Diagram Skematik dan Water Balance IPLT Muara Fajar Kapasitas 60 m3/hari
BOD : 3.000 mg/l BOD : 2 400 mg/l BOD : 480 mg/l BOD : 30. mg/l BOD : 6 mg/l BOD : 5 mg/l
COD :5.000 mg/l COD : 4.000 mg/l COD : 800 mg/l COD :50 mg/l COD : 10 mg/l COD :5.000 mg/l
TSS : 7.000 mg/l TSS : 1.060 mg/l TSS : 212 mg/l TSS : 42 mg/l TSS : 8,4mg/l TSS : 5 mg/l
NH3-N : 160 mg/l NH3-N : 160 mg/l NH3-N : 96 mg/l NH3-N : 10 mg/l NH3-N : 5 mg/l NH3-N < 5 mg/l
116 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
BAB 6
1. Orientasi Pelayanan
117 | P a g e
REVIEW DED IPLT PROVINSI RIAU PT. MULTI KARADIGUNA JASA
Zona 3
Kecamatan Senapelan
3 Rencana IPLT
118 | P a g e