TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
KATA PENGANTAR
Rasa syukur selalu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas izin dan rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Harga Satuan Pokok
Kegiatan (HSPK) untuk kegiatan Fisik dan Non Fisik di pemerintah Kota Mojokerto.
Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) ini merupakan standar atau pedoman yang
digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau beban biaya setiap
program atau kegiatan Fisik dan Non Fisik yang akan dilaksanakan oleh suatu SKPD
dalam satu tahun anggaran di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Diharapkan
dengan adanya HSPK ini akan memberikan manfaat bagi SKPD sehingga
mempermudah dalam perencanaan pekerjaan atau kegiatan dalam proses penyusunan
anggaran, mendorong SKPD untuk lebih selektif mengalokasikan anggaran serta
menghindari tumpang tindih kegiatan. Bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),
dengan adanya HSPK akan mempermudah melakukan evaluasi anggaran yang telah
diusulkan oleh masing-masing SKPD.
Semoga Laporan Akhir pekerjaan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, yang nantinya akan berguna dan membantu
ii | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
TTD
iii | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…................................................................................................................... ........................ ii
Daftar Isi........................................................................................................................................................... iv
Daftar Tabel ........... ....................................................................................................................................... vi
iv | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
BAB IV. ANALISIS PERHITUNGAN HSPK FISIK DAN NON FISIK .................... 14
4.1. Analisis Perhitungan HSPK FISIK KONSTRUKSI .............................. 14
4.1.1 Maksud dan Tujuan........................................................................ 14
4.1.2 Perhitungan Harga Satuan Dasar ............................................. 15
4.1.3 Perhitunan Harga Satuan Pekerjaan ....................................... 29
4.2. Analisis Perhitungan HSPK Non Fisik................................................... 31
4.2.1 Klasifikasi Kegiatan ......................................................................... 31
4.2.2 Perumusan Komponen Pembiayaan Kegiatan ..................... 32
BAB V. LAMPIRAN ........................................................................................................ 36
DAFTAR TABEL
vi | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
BAB I
PENDAHULUAN
tuntutan, harapan dan cita - cita bagi pemerintahan di masa yang akan datang.
Kedepan pemerintah akan menghadapi gelombang perubahan baik yang berasal dari
tekanan internal dan eksternal. Dari sisi tekanan eksternal, pemerintah akan
menghadapi globalisasi yang sarat dengan persaingan dan liberalisasi arus informasi,
investasi, modal, tenaga kerja dan budaya. Dari sisi internal pemerintah akan
Osborne dan Gaebler (1992), salah satu syarat terwujudnya good governance adalah
adalah satu - satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas
Effectiveness and Efficiency yaitu memenuhi kebutuhan dengan cara terbaik dalam
yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk
1
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak
yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Sedangkan
efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Agar terwujud efisiensi dan efektiftas dalam pengelolaan anggaran maka proses
setiap dana masyarakat yang dikelolahnya dalam APBD. Supaya proses pengelolaan
anggaran dapat memenuhi akuntabilitas publik maka perlu merubah bentuk anggaran
yang lebih memfokuskan pada manajemen kebijakan serta memperhatikan apa yang
akan dilakukan daerah dan jenis pengeluaran apa yang akan dibelanjakan daerah.
APBD disusun dengan pendekatan kinerja dan disyaratkan untuk mengukur kinerja
kinerja dan Standar Biaya. Standar analisis belanja adalah standar atau pedoman yang
digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Tolok ukur kinerja merupakan
ukuran keberhasilan yang dicapai setiap unit kerja yang ditetapkan dalam bentuk
kegiatan yang meliputi: masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat
(benefit), dan dampak (impact). Sedangkan Standar biaya yang merupakan harga
satuan unit biaya yang berlaku berbeda untuk masing-masing daerah. Dalam
implementasi di lapangan, standar biaya meliputi harga satuan unit biaya barang atau
Standar biaya untuk barang merupakan harga satuan unit biaya belanja barang.
menjadi Standar Barang dan Harga Satuan Barang Bahan Bangunan/Konstruksi yang
merupakan pembakuan harga barang sesuai dengan jenis, spesifikasi, dan kualitas
dalam 1 (satu) periode tertentu. Standarisasi barang dan harga satuan barang
merupakan proses penentuan harga yang berlaku untuk suatu jenis barang dan untuk
jangka waktu tertentu. Salah satu fungsi adanya standar barang dan harga satuan
barang adalah sebagai pedoman dalam proses penyusunan anggaran yang terkait
dengan belanja barang sehingga akan terwujud pembakuan harga barang yang sama
untuk bila barang tersebut mempunyai jenis, spesifikasi, dan kualitas yang sama.
Satu tingkat diatas standar biaya barang adalah standar biaya kegiatan, dimana
salah satu unsur penyusun standar biaya kegiatan adalah standar biaya barang. Saat
ini di beberapa Pemerintah Kabupaten/kota belum ada standar biaya kegiatan atau
dengan istilah lain Standar Harga Satuan Pokok Kegiatan (yang selanjutnya disingkat
menjadi HSPK) yang merupakan pembakuan biaya kegiatan fisik dan atau non fisik
melalui analisis yang distandarkan untuk setiap jenis komponen dengan menggunakan
standar barang dan harga satuan barang sebagai elemen penyusunnya. Belum adanya
HSPK ini bukan berarti di lingkungan Pemerintah Kabupaten/kota belum ada analisis
Unit Satuan Kerja, terutama Dinas Teknis, telah mempunyai analisis tersendiri untuk
biaya kegiatan dan biasanya berlaku di internal Satuan kerja tersebut, akan ada Satuan
Kerja yang lain dengan kegiatan yang sama bisa jadi mempunyai harga satuan kegiatan
yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan variebel penyusunan kegiatan yang tidak
sama atau variabel penyusunnya sama akan tetapi koefisien masing-masing varabel
berbeda yang pada akhirnya akan mengakibatkan harga satuan kegiatan berbeda. Hal
ini semakin terlihat ketidakseragaman harga satuan kegiatan apabila kita melihat
kegiatan non fisik. Sebagaimana kegiatan fisik, pada kegiatan non fisik potensi
perbedaan harga satuan akan semakin tinggi karena tolok ukur yang kurang baku
sehingga masing-masing Satuan Kerja akan menyusun harga satuan kegiatan sesuai
mempunyai karakteristik sama, baik waktu dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan,
akan terjadi harga satuan kegiatan yang berbeda antar Satuan Kerja. Akibat langsung
belum jika belum ada harga satuan pokok kegiatan adalah yang merupakan
pembakuan biaya kegiatan adalah tidak adanya keseragaman biaya dalam kegiatan
yang sama, potensi terjadinya inefisiensi dalam rencana dan pelaksanaan belanja
satuan kerja yang pada akhirnya akan terjadi inefisiensi dalam pengelolaan anggaran
Seperti telah diungkapkan pada uraian diatas, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh
dalam pengelolaan anggaran yang berjalan saat ini khususnya dalam proses
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah menyusun Standar
Harga Satuan Pokok Kegiatan yang merupakan pembakuan biaya kegiatan fisik dan
atau non fisik melalui analisis yang distandarkan untuk setiap jenis komponen dengan
menggunakan standar barang dan harga satuan barang sebagai elemen penyusunnya
Apabila tujuan kegiatan ini dapat dicapai, maka diharapkan diperoleh manfaat
evaluasi kegiatan, efisiensi dalam rencana dan pelaksanaan anggaran yang pada
Kabupaten/kota.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman
g. SNI 7393 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Besi dan
h. SNI 7395 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Lantai
i. SNI 3434 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu untuk
j. SNI 2835 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah untuk
k. SNI 2839 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Langit – langit
l. SNI 7394, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk
m. SNI 2837 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plester untuk
n. SNI 6897 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding untuk
o. SNI 2836 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi untuk
BAB II
Lingkup pekerjaan ini secara proses meliputi keseluruhan proses dan kegiatan
yang dimaksudkan untuk Penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan. Secara materi
ruang lingkup pekerjaan tersusunnya Harga Satuan Pokok Kegiatan yang mencakup
bidang :
Pekerjaan Pondasi
Struktur Utama
Pekerjaan Kayu
Pekerjaan Finishing
Pekerjaan Pengairan
Service Kendaraan
Biaya Dokumentasi
Publikasi
Dengan ruang lingkup pekerjaan di atas, hasil yang diharapkan dari pekerjaan
Penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan adalah tersusunnya Buku Harga Satuan
Pokok Kegiatan yang mencakup fisik konstruksi, fisik non konstruksi dan non fisik
yang disempurnakan.
BAB III
Untuk mencapai tujuan pekerjaan dan mendapatkan manfaat seperti yang telah
disebutkan di atas, tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Pada tahap ini dilakukan upaya - upaya pemahaman terhadap pekerjaan secara
pekerjaan
pekerjaan fisik konstruksi berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPD yang terkait
diidentifikasi dan dianalisis dari sisi jenis maupun kesesuaiannya dengan TUPOKSI
dikembangkan dan dikonversikan sesuai dengan program dan kegiatan yang diatur
keseluruhan yang mencakup bidang pekerjaan, jenis pekerjaan, jenis kegiatan yang
merupakan perincian dari pekerjaan tertentu, item atau variabel untuk masing-masing
kegiatan yang akan dipergunakan dalam pengisian HSPK. Format standar teknis
pekerjaan ini dilakukan setelah kegiatan identifikasi kegiatan dilakukan dan akan
disempurnakan setelah tahapan collecting data, yaitu setelah didapatkan data dari
responden baik berupa penyempurnaan jenis pekerjaan, jenis kegiatan maupun item
pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan meminta seluruh Satuan
Kerja khususnya Satuan Kerja yang melakukan pekerjaan fisik Konstruksi untuk
Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi literatur berkenaan dengan model
Data yang dibutuhkan dalam penyusunan HSPK ini meliputi jenis –jenis
10 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
c. Menghitung volume baru dari tiap item pekerjaan dengan membagi volume
Setelah tersusun draft buku HSPK pekerjaan berisi volume persatuan pekerjaan
dari tiap item pekerjaan, langkah selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan pihak
bertukar pikiran antara dua pihak atau lebih mengenai suatu masalah. Diskusi
dilakukan untuk memperoleh masukan dari satuan kerja teknis dan berbagai pihak
lingkungan Pemerintah Kota yang terlibat dalam pembahasan dan diskusi draft buku
HSPK diantaranya Dinas PU Bina Marga, PU Cipta Karya dan SKPD Lainnya.
3.1.7 Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan agar HSPK dapat digunakan secara optimal oleh setiap SKPD
11 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
pelaksanaan pekerjaan.
Data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya terdiri atas data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber data.
Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan atau referensi.
12 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
Adapun jenis dan jumlah laporan tersebut akan diatur sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
c. Laporan Akhir
13 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
BAB IV
mendapatkan indeks atau koefisien yang merupakan dasar untuk menghitung analisis
biaya kegiatan atau harga satuan pokok kegiatan (HSPK). Dasar acuan yang digunakan
lapangan dan di Laboratorium, pendapat ahli dan data histori. Beberapa hal yang
dibahas dalam analisis perhitungan meliputi tata cara perhitungan indeks bahan, upah
Maksud dan tujuan penyusunan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) ini
agar lebih akurat pada proses perencanaan, pra kontrak maupun pada
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan HSPK ini adalah untuk
14 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
di atas ;
pengadaan jasa/barang.
4.1.2.1.Umum
yang terjadi
Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Kota Mojokerto dan media cetak lainnya
4.1.2.2. Bahan
antara lain ada 2 macam, yaitu bahan dasar dan bahan olahan
tersebut misalnya bahan diambil harga di quarry (batu kali, pasir, dan lain -
lain) atau bahan dia mbil di pabri k ata u gudang grosi r (se men, aspal, besi,
sebagainya).
15 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
base camp, atau ditempat terdekat). Analisis perhitungan bahan olahan ini dapat
A. Masukan (input)
lain:
d. Yaitu harga satuan dasar batu kali berupa d ata otentik yang tersedia.
f. Merupakan biaya sewa peralatan per satu satuan waktu yang merupakan
h. Yaitu harga satuan dasar tenaga kerja berupa data otentik yang tersedia
i. Kapasitas Alat
Loader.
16 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
diolah.
B. Proses
berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut dan biaya sewa alatnya.
b. Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali & pasir) yang diperlukan
C. Keluaran (Output)
untuk agregat kasar dan halus. Harga satuan dasar bahan ini merupakan masukan
4.1.2.3. Alat
Masukan yang diperlukan dalam perhitungan harga sewa alat (biaya sewa
A. Asumsi
B. Jenis Alat
C. Kapasitas Alat
17 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
Umur Ekonomis (Economic Life Years) Alat dari tahun yang lamanya
pembuatnya.
Adalah Harga Pembelian Alat Setempat, bila pengadaan alat tidak melalui
dealer. Yang dimaksud harga setempat adalah harga dari asal ditambah
handling cost (biaya masuk, biaya incliring sewa gudang, ongkos angkut,
Merupakan tingkat suku bunga bank untuk investasi yang berlaku pada
I. Tenaga Mesin
18 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
bakar dan minyak pelumas. Acuan resmi yang digunakan antara lain :
4.1.2.3.2 Proses
Maintenance Cost).
A. Biaya Pasti.
sebagai berikut :
( B - C ) x D + F GW
Dimana:
s e t e m p a t a d a l a h h a r ga da ri C IF di t a mb a h h a n dli n g c os t
sa mp a i ke guda n g pembeli. B i l a m e m b e l i s e t e m p a t a r t i n y a
l e w a t d e a l e r / a g e n a d a l a h h a r g a s a m p a i k e gudang pembeli.
19 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
p e r a l a t a n y a n g b e r s a n g k u t a n s e t e l a h u m u r ekonomisnya
i X ( 1 + i )A
8 j a m / h a r i d a n 2 0 0 hari/tahun maka :
8 j . - i m / h a r i d a n 1 5 0 hari/tahun maka :
b a h a n b a k a r u n t u k p e m a n a s a n d a n pengeringan
agregat).
2. Pelumas (1).
20 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
yang bersangkutan).
3. Penggantian baterei/accu.
4. Perbaikan alat.
21 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
kerja efektif.
Dimana;
dalam 1 liter
22 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
L : ( 1 s/d 2)% x HP
dimana :
Untuk menghitung biaya spare part, ban, accu dan perbaikan alat dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan perbaikan dalam per jam kerja dipakai
pendekatan
Keluaran harga satuan dasar alat adalah Harga Satuan Dasar Alat yang
meliputi biaya pasti, biaya operasi dan pemeliharaan. Keluaran Harga Satuan Dasar
Alat ini selanjutnya merupakan masukan (input) untuk proses analisis harga
satuan pekerjaan.
4.1.2.4. T E N A G A K E R J A
23 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
hari standar (Standard.Man Day) yang disingkat dengan HO dan MD, yaitu sama
dengan upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam
istirahat).
Di dalam standar hari orang yang dimaksud satu hari kerja adalah 8 jam
terdid dari 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat. Apabila perhitungan upah
dinyatakan dengan jam orang, maka Hari Upah Jam Orang merupakan Upah
24 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
4.1.3.1. UMUM
diperoleh melalui proses perhitungan dari masukan-masukan (input). Dalam hal ini,
masukan yang dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah
tenaga kerja serta biaya umum & laba (overhead & profit). Berdasarkan masukan
tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan koefisien bahan, upah tenaga kerja
serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut dengan
harga satuan dasar ditambah dengan biaya umum & laba akan menghasilkan harga
Setiap Mata Pembayaran. Adapun jumlah Harga Pekerjaan Seluruh Mata Pembayaran
(EE/OE).
4.1.3.2. BAHAN
25 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
bahan dalam satuannya masing-masing, misalnya aspal dalam kg, semen dalam
perhitungan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang dan
perhitungan.
macam bahan/material seperti Asphalt Treated Base (ATB), Hot Rolled Sheet (HRS),
harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Spesifkasi Teknis. Kuantitas bahan
adalah volume setiap jenis bahan dalam satuannya masing-masing (zak, kg, dsb.)
produk mata pembayaran yang bersangkutan, misalkan ATB dalam satuan M3, HRS
26 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
1. Bahan Dasar seperti semen, aspal, baja tulangan, pasir, dan lain-lain,
4.1.3.3. ALAT
a. Jenis
b. Kapasitas
Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan kuantitas jam kerja suatu jenis alat
yaitu waktu yang dibutuhkan oleh alat tersebut untuk menghasilkan satu satuan
4.1.3.3.1. JENIS
Jenis alat yang diperlukan ini disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum
4.1.3.3.2. KAPASITAS
spesifikasi (bila ada), sebagai misal dalam mata pembayaran HRS untuk penggilasan
awal diperlukan Tandem Roller dengan kapasitas 6-8 ton dan untuk penggilasan
27 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
antara diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8-10 ton. Untuk alat utama
seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher, kapasitasnya tergantung dari
volume dan lamanya waktu yang diperlukan untuk pekerjaan yang berhubungan
Hasil produksi alat diukur dalam satuan produk per jam. Dalam menaksir
Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian alat
Harga satuan dasar alat yang cliperlukan dalam proses perhitungan analisis
28 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
harga satuan pekerjaan yaitu berupa keluaran dari analisis alat yang meliputi biaya
a. Kualifikasi
b. Jumlah
4.1.3.4.1. KUALIFIKASI
menyelesaikan suatu jenis mata pembayaran pekerjaan, antara lain mandor, pekerja,
4.1.3.4.2. JUMLAH
Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai faktor utama dalam proses
batu bata, plesteran dan lain sebagainya) dihitung dengan cara di taksir. Jumlah tenaga
klasifikasi tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan uraian metode kerja.
29 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
t e n a ga ke rj a da la m me n ge rj a ka n sa t u sa t ua n p roduk sua t u ma t a
pembayaran.
merupakan jumlah total harga tenaga, bahan, dan alat, perlu diperhitungkan adanya
biaya umum dan keuntungan yang . berupa prosentase dari biaya langsung
tersebut. Biaya Umum dan Keuntungan diambil maksimum 10 % sesuai dengan Surat
Harga Satuan setiap mata pembayaran adalah harga jenis pekerjaan tertentu
per satuan tertentu berdasarkan rincian pelaksanaan, yang memuat jenis, kuantitas
dan harga satuan dasar dan komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang
kebutuhan per proyek yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill
Of Quantities).
Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) yang merupakan hasil perkalian volume
Harga total seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh hasil
30 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
pembayaran.
Perkiraan biaya proyek merupakan jumlah dari harga total seluruh mata
mendapatkan indeks atau koefisien yang merupakan dasar untuk menghitung analisis
biaya kegiatan atau harga satuan pokok kegiatan (HSPK). Dasar acuan yang digunakan
lapangan, pendapat ahli dan data histori. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis
perhitungan meliputi tata cara dimulai dari mengklasifikasi kegiatan dan perumusan
memilah kegiatan berdasarkan suatu rumusan baku. Hal terpenting dalam membuat
suatu rumusan klasifikasi kegiatan adalah identifikasi definisi dari kegiatan. Dari
kegiatan tersebut mengandung unsur biaya yang jumlahnya bervariasi. Dalam satu
kegiatan yang diikuti dengan pembuatan anggaran dari tiap kegiatan tersebut.
dan efisiensi proses penganggaran kegiatan-kegiatan non fisik; penentuan tolak ukur
31 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
kinerja kegiatan dalam proses evaluasi; dan sebagai bahan dasar dalam penyusunan
atau memiliki kemiripan komponen penentu sedangkan pembeda dari jenis kegiatan
Dalam penyusunan standarisasi biaya kegiatan non fisik ini didasarkan pada
seluruh laporan pengeluaran kegiatan yang pernah dikerjakan oleh pemerintah Kota
kegiatan . Dalam penentuan anggaran biaya kegiatan non fisik nantinya komponen
kegiatan non fisik. Penentuan komponen tersebut didasarkan pada kebutuhan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan. Jadi dalam penyusunan anggaran biaya dari sebuah
komponen biaya pada tiap kegiatan non fisik ini memberikan posisi anggaran setiap
32 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
kegiatan dapat lebih efisien dan terkontrol dalam penggunaannya. Standar komponen
biaya ini berupa komponen biaya penetu yang dimasukkan dalam komponen biaya
kegiatan, untuk komponen biaya penunjang belum dimasukkan dalam penyusunan ini
Dalam penyusunan HSPK ini terdapat beberapa bentuk kegiatan yang belum
lain :
a. Komponen biaya kegiatan tersebut hanya dilaksanakan oleh unit kerja tertentu
tipe-tipe yang membedakan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Alat Tulis Kantor (ATK) Peserta terbagi dalam beberapa tipe, antara lain:
33 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
4. Biaya Dokumentasi
Perlengkapan Dekorasi dan Sound System dibagi beberapa tipe, antara lain:
6. Publikasi
34 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
1. Publikasi tipe I
2. Publikasi tipe II
35 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
BAB V
LAMPIRAN
Lampiran berikut ini merupakan rekapan dari hasil analisis HSPK fisik dan non
fisik Kota Mojokerto untuk tahun 2017. Lampiran ini dimaksudkan untuk mengetahui
ringkasan dari semua analisis yang terlah dilaksanakan. HSPK Fisik ditunjukkan di dalam
Tabel 5.1
Rekap HSPK fisik
36 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
37 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
38 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
39 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
40 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
41 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
42 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
43 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
44 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
45 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
46 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
47 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
48 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
49 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
50 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
51 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
52 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
53 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
54 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
55 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
56 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
57 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
58 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
2.02.03.01.01.015 1 m Instalasi 1 Titik Lampu PJU (Tarikan Udara) 2,5 m' 53.100,00
m
2.02.03.01.01.016 1 m Instalasi 1 Titik Lampu PJU (Tarikan Udara) 3 m m' 63.800,00
2.02.03.01.01.017 1 m Instalasi 1 Titik Lampu PJU (Tarikan Udara) 4 m m' 85.000,00
2.02.03.01.01.018 1 m Instalasi 1 Titik Lampu PJU (Tarikan Udara) 7 m m' 148.800,00
2.02.03.01.01.019 1 m Instalasi 1 Titik Lampu PJU (Tarikan Udara) 8.5 m' 180.600,00
m
2.02.03.01.01.020 1 Unit Roll Pipa 1,5" Unit 105.200,00
2.02.03.01.01.021 1 Unit Roll Pipa 2" Unit 113.000,00
2.02.03.01.01.022 1 Unit Roll Pipa 3" Unit 146.800,00
2.02.03.01.01.023 1 Unit Roll Pipa 4" Unit 190.300,00
2.02.03.01.01.024 1 Buah Pemasangan Ornamen Lampu PJU panjang Buah 725.600,00
1,5 m
2.02.03.01.01.025 1 Buah Pemasangan Ornamen Lampu PJU panjang 2 Buah 796.800,00
m
2.02.03.01.01.026 1 Buah Pemasangan Ornamen Lampu PJU panjang 3 Buah 1.006.500,00
m
2.02.03.01.01.027 1 Buah Pemasangan Ornamen Lampu PJU Panjang 6 Buah 1.481.800,00
m
2.02.03.01.01.028 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 1 Phase Unit 4.936.500,00
2.02.03.01.01.029 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 5.802.100,00
6600VA
2.02.03.01.01.030 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 5.851.100,00
10600VA
2.02.03.01.01.031 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 5.864.100,00
13200VA
2.02.03.01.01.032 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 5.879.500,00
16500VA
2.02.03.01.01.033 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 6.001.300,00
23000VA
2.02.03.01.01.034 1 Unit Pemasangan Panel Lampu PJU 3 Phase Unit 6.468.500,00
33000VA
2.02.03.01.02 Elektrikal
2.02.03.01.02.001 1 Unit Pembongkaran Instalasi Kabel Unit 60.600,00
2.02.03.01.02.002 1 Unit Bongkar Panel Unit 121.200,00
2.02.03.01.02.003 1 Unit Bongkar Kap Lampu Taman Unit 287.300,00
2.02.03.01.02.004 1 Unit Bongkar Tiang Lampu Tanam Unit 383.300,00
2.02.03.01.02.005 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4x 6 m' 99.600,00
mm
2.02.03.01.02.006 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4x 10 m' 134.200,00
mm
2.02.03.01.02.007 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4x 16 m' 161.900,00
mm
2.02.03.01.02.008 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel m' 72.400,00
NYFGBY/NYRGBY 4 x 2,5 mm
2.02.03.01.02.009 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel m' 86.600,00
NYFGBY/NYRGBY 4 x 4 mm
2.02.03.01.02.010 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel NYY 4 x 2.5 mm m' 62.400,00
2.02.03.01.02.011 1 m Pemasangan/Penarikan Kabel NYY 4 x 4 mm m' 78.900,00
59 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
60 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
61 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
62 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
63 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
64 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
Tabel 5.2 berikut dibawah ini adalah rekapan HSPK non fisik Kota Mojokerto tahun
2017. Rekapan ini memuat kode, uraian kegiatan dan jumlah harga untuk setiap analisis
Tabel 5.2
Rekap HSPK non Fisik
65 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
66 | P e m e r i n t a h K o t a M o j o k e r t o 2 0 1 6