TAHUN 2016
Laporan Akhir
Kegiatan Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB)
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas izin dan
rahmat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Analisis
Standar Belanja (ASB) untuk kegiatan Fisik dan Non Fisik di pemerintah
Kota Mojokerto. Analisis Standar Belanja (ASB) ini merupakan standar
atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja
atau beban biaya setiap program atau kegiatan Fisik dan Non Fisik yang
akan dilaksanakan oleh suatu SKPD dalam satu tahun anggaran di
lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Diharapkan dengan adanya ASB
ini akan memberikan manfaat bagi SKPD sehingga mempermudah dalam
perencanaan pekerjaan atau kegiatan dalam proses penyusunan
anggaran, mendorong SKPD untuk lebih selektif mengalokasikan
anggaran serta menghindari tumpang tindih kegiatan. Bagi Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD), dengan adanya ASB akan mempermudah
melakukan evaluasi anggaran yang telah diusulkan oleh masing-masing
SKPD.
TTD
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........... .............................................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah penelitian ini adalah seluruh SKPD di bawah
Pemerintah Kota Mojokerto
b. Lingkup Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah seluruh kegiatan Fisik dan Non Fisik
yang dibiayai oleh belanja langsung APBD Pemerintah Kota
Mojokerto Tahun Anggaran 2016
1.5 Metodologi
a. Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan peneltian terapan, yaitu menyusun
sebuah konsep yang bertujuan untuk diimplementasikan.
BAB II
RERANGKA KONSEPTUAL
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan dan Pelaporan
Dari masing-masing jenis kegiatan di atas dapat diuraikan lagi menjadi
beberapa bentuk kegiatan.
Kegiatan Fisik :
1. Pembangunan Gedung Negara, Rumah Negara, & Pagar Terdiri dari :
a. Pembangunan Gedung Negara
b. Pembangunan Rumah Negara
c. Pembangunan Pagar Gedung Negara
d. Pembangunan Pagar Rumah Negara
2. Pembangunan Jalan & Saluran Terdiri dari :
a. Pembuatan Jalan Flexible Pavements Baru
b. Pemeliharaan Jalan (Flexible Pavements)
c. Peninggian Jalan Lama (Flexible Pavements)
d. Peningkatan Daya Dukung Struktur Jalan
e. Patching & Perbaikan Jalan
f. Pembuatan Jalan Rigid Pavements Baru
g. Pembuatan Jalan Rigid Pavements Dengan Eksisting Aspal
h. Pembuatan Jalan Paving Pavements
i. Saluran Batu Kali Tanpa Tutup
j. Saluran Batu Kali Dengan Tutup
k. Saluran Pasangan Bata
Kegiatan Non Fisik :
1. Jenis kegiatan perencanaan; terdiri dari :
a. Penelitian/Kajian
b. Penyusunan Produk Hukum
c. Pendataan/Survei
2. Jenis kegiatan pelaksanaan; terdiri dari :
a. Sosialisasi/Penyuluhan
b. Pembinaan/Fasilitasi/Pendampingan
c. Pelatihan/Bimtek/ Workshop
d. Pendidikan dan Pelatihan (diklat)
e. Dialog/Rapat/Koordinasi
f. Pagelaran/Festival/Pawai
g. Pameran/Expo
h. Lomba
i. Akreditasi /Assesment
j. Uji
k. Ujian/Seleksi
l. Seremonial / upacara / Anugerah / Pemberian
3. Jenis kegiatan pengawasan dan pelaporan; terdiri dari :
a. Pemantauan/Pengawasan
b. Pengendalian
c. Pelaporan
Berikut ini adalah definsi dari masing – masing kegiatan :
a. Pembangunan Gedung Negara, Rumah Negara, & Pagar adalah
kegiatan pembangunan fasiltas pemerintahan dalam bentuk
gedung negara, rumah negara atau pagar yang digunakan untuk
berjalannya aktifitas pemetintahan yang lebih baik.
b. Pembangunan Jalan & Saluran pembangunan sarana jalan dan
saluran untuk kepentingan umum dalam rangka pembangunan
daerah.
c. Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
d. Pelaksanaan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
e. Pengawasan dan pelaporan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan.
II. Spesifikasi:
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m
2. Ketinggian Bangunan 1 Lantai
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,80 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur sederhana
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan
*)
10.1. Parkir kendaraan Minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas
bangunan gedung
10.2. Aksesibiltas Tersedia sarana aksesibilitas bagi
penyandang cacat
10.3. Drainase Tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
KET
10.4. Pembuangan sampah Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara
10.5. Pembuangan limbah Tersedia sarana pengolahan limbah,
khususnya untuk limbah berbahaya
10.6. Penerangan halaman Tersedia penerangan halaman
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2 bangunan gedung
negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per-m' bangunan pagar
gedung negara
II. Spesifikasi:
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m
2. Ketinggian Bangunan 1 Lantai
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,80 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan
*)
10.1. Parkir kendaraan Minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas
bangunan gedung
10.2. Aksesibiltas Tersedia sarana aksesibilitas bagi
penyandang cacat
10.3. Drainase Tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
KET
10.4. Pembuangan sampah Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara
10.5. Pembuangan limbah Tersedia sarana pengolahan limbah,
khususnya untuk limbah berbahaya
10.6. Penerangan halaman Tersedia penerangan halaman
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2 bangunan gedung
negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per-m' bangunan pagar
gedung negara
II. Spesifikasi:
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m, dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan dan
kenyamanan
2. Ketinggian Bangunan Minimal 2 lantai
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,80 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur sederhana
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan
*)
10.1. Parkir kendaraan Minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas
bangunan gedung
10.2. Aksesibiltas Tersedia sarana aksesibilitas bagi
penyandang cacat
10.3. Drainase Tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
KET
10.4. Pembuangan sampah Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara
10.5. Pembuangan limbah Tersedia sarana pengolahan limbah,
khususnya untuk limbah berbahaya
10.6. Penerangan halaman Tersedia penerangan halaman
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2 bangunan gedung
negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per-m' bangunan pagar
gedung negara
II. Spesifikasi:
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m, dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan dan
kenyamanan
2. Ketinggian Bangunan maksimum 8 lantai, ketinggian > 8 lantai harus
mendapat rekomendasi Menteri Pekerjaan
Umum
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,80 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan
*)
10.1. Parkir kendaraan Minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas
KET bangunan gedung
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2 bangunan gedung
negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per-m' bangunan pagar
gedung negara
2. Spesifikasi
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat
dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
2. Ketinggian Bangunan -
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,70 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
- Untuk rumah negara kelas C, D, dan E pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan
pada tabel tersebut diatas dibangun berdasarkan "dokumen pelelangan desain prototype daerah
setempat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan desain
perum/perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
- Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunangedung bertingkat banyak (rumah
susun) memakai ketentuan - ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung
negara sesuai ketentuan yang berlaku
- Apabila bahan - bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan
bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratanfungsi dan mutu dengan pengesahan instasi
teknis setempat
2. Spesifikasi
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat
dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
2. Ketinggian Bangunan -
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,70 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan rumah negara
10. Tandon Air Bersih Minimal 3 m3
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
- Untuk rumah negara kelas C, D, dan E pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan
pada tabel tersebut diatas dibangun berdasarkan "dokumen pelelangan desain prototype daerah
setempat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan desain
perum/perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
- Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunangedung bertingkat banyak (rumah
susun) memakai ketentuan - ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung
negara sesuai ketentuan yang berlaku
- Apabila bahan - bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan
bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratanfungsi dan mutu dengan pengesahan instasi
teknis setempat
2. Spesifikasi
URAIAN KET
A. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan Minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat
dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
2. Ketinggian Bangunan -
3. Ketinggian Langit-langit Minimal 2,70 m
4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
8. Wujud Arsitektur Sesuai fungsi & kaidah arsitektur Sederhana
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco
(1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan rumah negara
10. Tandon Air Bersih Minimal 3 m3
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan
tersendiri sebagai biaya non-standar.
- Untuk rumah negara kelas C, D, dan E pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan
pada tabel tersebut diatas dibangun berdasarkan "dokumen pelelangan desain prototype daerah
setempat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan desain
perum/perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
- Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak (rumah
susun) memakai ketentuan - ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung
negara sesuai ketentuan yang berlaku
Pagar Halaman Menggunakan dinding batu bata/ batako plester dengan kombinasi besi, baja,
kayu atau bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur
bangunan
- depan Tinggi 1,5 Meter
- samping Tinggi 2 Meter
- belakang Tinggi 3 Meter
Berikut ini adalah defini dan kata kunci yang digunakan untuk mentukan luasan suatu
kegiatan non fisik dilingkungan Kota Mojokerto :
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
perlu diperbaiki sehingga terus terjadi peningkatan dalam penyusunan ASB dari
tahun ketahun.
Surabaya,
KETUA,
LEMBAGA PENGABDIAN, PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Burkhead, j. 1961, government budgeting, jhon Willy & Sons Inc, Third Printed
Peraturan Perundang-undangan: