KEGIATAN
PENYUSUNAN HSPK DAN ASB FISIK KONSTRUKSI
TA 2023 - KABUPATEN SOPPENG
PEMERINTAH
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN ANGGARAN
2023
DAFTAR ISI
Syarat lainnya tentang kriteria pemerintah yang baik adalah adanya Effectiveness and
Efficiency yaitu memenuhi kebutuhan dengan cara terbaik dalam penggunaan sumberdaya.
Menurut Mardiasmo1 efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input
tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output dengan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan. Sedangkaan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program
dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan
outcome dengan output.
1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PEKERJAAN
Apabila tujuan kegiatan ini dapat tercapai, maka diharapkan memperoleh manfaat diantaranya
antara lain:
Referensi dan peraturan perundangan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan standarisasi Harga Satuan Pokok Pekerjaan / Analisis Standar Belanja ini adalah:
2
5. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2018 Tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
6. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
dan Nomenklatur;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi
dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi, & Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan & Keuangan Daerah.
3
BAB II
RUANG LINGKUP, OUTPUT, &
TAHAPAN PEKERJAAN
Secara umum lingkup pekerjaan standarisasi Harga Satuan Pokok Pekerjaan / Analisis
Standar Belanja ini adalah: Melakukan penyempurnaan dan pengelolaan data komponen
standarisasi Harga Satuan Pokok Pekerjaan / Analisis Standar Belanja bersama dengan Badan
Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah; Penyempurnaan yang dimaksud adalah
melakukan analisis dan evaluasi bersama dengan SKPD/UKPD dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Soppeng dalam merumuskan penyusunan standarisasi harga satuan pekerjaan
fisik konstruksi.
Dengan ruang lingkup pekerjaan tersebut diatas, keluaran yang diharapkan dari
pekerjaan Penyusunan standarisasi Harga Satuan Pokok Pekerjaan / Analisis Standar Belanja
ini adalah:
Untuk mencapai tujuan pekerjaan dan mendapatkan manfaat seperti yang telah
disebutkan di atas, tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan penyusunan ini
adalah persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan; dengan detil penjelasan sebagai berikut:
2.3.1 Persiapan
1. Observasi Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan upaya - upaya pemahaman terhadap pekerjaan secara
umum. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah:
4
• Mengkaji ulang semua Standar Kegiatan dan komponen yang ada, khususnya
pekerjaan fisik baik konstruksi maupun non konstruksi; apakah semua kegiatan
yang diperlukan sudah terstandarisasi.
• Mengecek ulang apakah ada peraturan perundang - undangan yang baru
terkait dengan kegiatan yang akan disusun.
• Menyusun metode dan rencana kerja dan mempersiapkan SDM, fasilitas, serta
sarana penunjang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Mempersiapkan literatur – literatur standarisasi yang akan digunakan sebagai
acuan.
Metode pelaksanaan pada tahapan observasi pendahuluan ini antara lain sebagai
berikut:
2. Identifikasi kegiatan
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan evaluasi dan identifikasi masalah
terhadap kegiatan pekerjaan fisik konstruksi berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPD
yang terkait dengan pengelola pekerjaan fisik konstruksi. Kegiatan-kegiatan tersebut
perlu diidentifikasi dan dianalisis dari sisi jenis maupun kesesuaiannya dengan tupoksi
dan tujuan dari masing-masing SKPD. Dari identifikasi tersebut selanjutnya
dikembangkan dan dikonversikan sesuai dengan program dan kegiatan yang diatur
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2020.
5
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan meminta seluruh peran aktif dari Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) khususnya satuan kerja yang melakukan pekerjaan fisik
konstruksi, untuk menyerahkan data - data koreksi atau data tambahan usulan
kegiatan. Data yang dibutuhkan dalam penyempurnaan standarisasi harga satuan ini
meliputi jenis – jenis kegiatan rutin tahunan atau pekerjaan yang pernah dilaksanakan
sebelumnya, dan selanjutnya keseluruhan data tersebut dihimpun untuk dijadikan data
sekunder.
Data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya terdiri atas data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber data, sedangkan data
sekunder adalah data yang bersumber dari laporan atau referensi. Teknik pengambilan
data dilaksanakan berdasarkan sumber data, yaitu:
2.3.2 Pelaksanaan
1. Pembahasan dan Diskusi
Setelah tersusun draft awal standar standarisasi harga fisik yang merupakan
penyempurnaan awal dari standar standarisasi harga fisik yang lalu, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan pihak terkait di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Soppeng. Diskusi merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua pihak
atau lebih mengenai suatu masalah. Diskusi dilakukan untuk memperoleh masukan
dari satuan kerja teknis dan berbagai pihak yang berkepentingan guna
menyempurnakan draft standar harga satuan tersebut.
2. Analisa Data
Analisa data merupakan hasil telaah dan penguraian data yang nantinya akan
menghasilkan kesimpulan. Analisa data dilakukan setelah data di lapangan
dikumpulkan. Kegiatan analisa data ini mencakup:
6
• Melakukan pengecekan terhadap aturan – aturan pemerintah terbaru yang
berkaitan dengan standarisasi harga satuan.
• Melakukan pengecekan ulang jika ada updating terhadap penyusuan
standarisasi harga fisik pada tahun sebelumnya.
• Bersama dengan SKPD melakukan analisa dan membuatkan analisa kegiatan
bagi kegiatan-kegiatan baru yang belum tercantum di dalam standarisasi harga
fisik tahun sebelumnya sesuai dengan mekanisme alur flowchart yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Pendampingan dan Sosialisasi
Setelah dokumen standarisasi ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan sudah
distandarkan, selanjutnya dilakukan pendampingan kepada SKPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Soppeng. Pendampingan diperlukan agar standarisasi harga
dapat digunakan secara optimal oleh setiap SKPD sehingga Standar Harga Satuan
Pokok dan berbagai perbaikan dalam perencanaan kegiatan, pengelolaan keuangan
daerah dapat dilakukan.
2.3.3 Pelaporan
Mekanisme laporan pada pekerjaan Penyusunan standarisasi Harga Satuan Pokok
Pekerjaan / Analisis Standar Belanja ini terdiri dari:
1. Laporan Akhir
7
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Dasar perhitungan standarisasi membahas tata cara perhitungan yang dilakukan untuk
mendapatkan indeks atau koefisien yang merupakan dasar untuk menghitung analisa biaya
kegiatan. Dasar acuan yang digunakan dalam analisa perhitungan adalah referensi yang
merupakan hasil penelitian di lapangan, pendapat ahli, dan data histori. Beberapa hal yang
dibahas dalam analisa perhitungan meliputi tata cara perhitungan indeks bahan, upah dan
peralatan bidang pekerjaan fisik konstruksi dan non konstruksi.
A. Penyusunan dan penyempurnaan komponen harga satuan
3.1 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan setiap mata pembayaran yang merupakan keluaran (output) diperoleh
melalui proses perhitungan dari masukan - masukan (input). Dalam hal ini, masukan yang
dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah tenaga kerja.
Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan koefisien bahan,
upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu menentukan asumsi - asumsi dan
faktor - faktor serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut
dengan harga satuan dasar ditambah dengan biaya umum dan laba akan menghasilkan harga
satuan setiap mata pembayaran. Selanjutnya Harga Satuan Setiap Mata Pembayaran
dikalikan dengan Volume Pekerjaan menghasilkan Harga Pekerjaan Setiap Mata
Pembayaran. Adapun jumlah Harga Pekerjaan Seluruh Mata Pembayaran yang dikalikan
dengan PPN 11 % merupakan Perkiraan (Estimasi) Biaya Proyek (EE/OE).
3.1.1 Bahan
Bahan yang dimaksud adalah bahan/material yang memenuhi ketentuan/persyaratan
yang tercantum dalam dokumen kontrak buku 3 Spesifikasi, baik mengenai jenis, kuantitas
maupun komposisinya bila merupakan suatu produk campuran. Perhitungan yang dilakukan
adalah untuk mendapatkan kuantitas komponen bahan dalam satuannya masing - masing,
misalnya aspal dalam kg, semen dalam kg atau zak, dan sebagainya untuk memperoleh satu
satuan produk/hasil pekerjaan yang bersangkutan. Apabila di dalam dokumen lelang tidak
dicantumkan volume kebutuhan bahan untuk tiap - tiap mata pembayaran maka penyusun
harus mengadakan perhitungan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang
dan metode kerja yang dipergunakan. Apabila kebutuhan kuantitas bahan ' untuk setiap mata
8
pembayaran dicantumkan dalam dokumen lelang yang bertujuan untuk memudahkan evaluasi
maka penyusun harus menggunakan kuantitas tersebut sebagai dasar perhitungan.
Perhitungan dilakukan berdasarkan:
1. Faktor kembang dan faktor kehilangan bahan
Analisa perhitungan harga satuan pekerjaan wajib menyertakan prediksi
kembang susut bahan dan faktor loss (kehilangan bahan)
2. Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi Teknis)
Untuk mata pembayaran yang mempunyai produk terdiri atas beberapa
macam bahan/material seperti Asphalt Treated Base (ATB), Hot Rolled Sheet
(HRS), Asphalt Concrete (AC) dan lain - lain, komposisi campuran bahan -
bahan tersebut harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Spesifkasi
Teknis. Kuantitas bahan adalah volume setiap jenis bahan dalam satuannya
masing - masing (zak, kg, dsb.) yang diperlukan dalam suatu mata
pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata pembayaran yang
bersangkutan, misalkan ATB dalam satuan M3, HRS dan AC dalam satuan M', dan
lain - lain.
3. Harga Satuan Dasar Bahan
Bahan yang dimaksud dapat berupa:
Bahan Dasar seperti semen, aspal, baja tulangan, pasir, dan lain - lain.
Bahan Olahan seperti agregat base dan beton
3.1.2 Alat
Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan kuantitas jam kerja suatu jenis alat yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh alat tersebut untuk menghasilkan satu satuan produk
mata pembayaran yang bersangkutan. Perhitungan komponen alat pada umumnya
berdasarkan:
• Jenis
Jenis alat yang diperlukan ini disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi - spesifikasi tertentu.
• Kapasitas
Kapasitas alat yang akan digunakan harus sesual dengan besarnya
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi (bila ada), sebagai misal dalam mata pembayaran HRS untuk
penggilasan awal diperlukan Tandem Roller dengan kapasitas 6 - 8 ton dan
untuk penggilasan antara diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8 - 10
9
ton. Untuk alat utama seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher,
kapasitasnya tergantung dari volume dan lamanya waktu yang diperlukan
untuk pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut.
• Faktor Efisiensi Produksi
Menentukan beberapa faktor seperti:
Ev = Faktor konversi material
Ea = Faktor efisiensi kerja alat
Eb = Faktor bucket untuk Shovel & Loader
Eb = Faktor bucket untuk Excavator
Ep = Faktor posisi untuk Excavator
Es = Faktor sudu untuk Bulldozer.
• Waktu siklus kerja (Cycle Time)
• Hasil Produksi/Satuan Waktu
Hasil produksi alat diukur dalam satuan produk per jam. Dalam menaksir produksi
(out put) peralatan perlu mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut: Kinerja
peralatan yang diberikan oleh pabrik dan Faktor efisiensi, operator, kondisi
lapangan, material.
• Kuantitas Jam Kerja
Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian alat
dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata pembayaran.
• Harga Satuan Dasar Alat
Harga satuan dasar alat yang cliperlukan dalam proses perhitungan analisa harga
satuan pekerjaan yaitu berupa keluaran dari analisa alat yang meliputi biaya pasti
serta biaya operasi dan pemeliharaan.
3.1.3 Upah
Perhitungan upah tenaga kerja adalah berdasarkan:
1. Kualifikasi
Ada beberapa kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu jenis mata pembayaran pekerjaan, antara lain mandor, pekerja, tukang,
sopir, operator, dan lain - lain.
2. Jumlah
Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai faktor utama dalam proses produksi
(misalnya pembesian, galian yang menggunakan tenaga manusia, pasangan bate
bats, plesteran dan lain sebagainya) dihitung dengan cara di taksir. Jumlah tenaga
10
kerja yang digunakan sebagai pendukung peralatan dihitung atas dasar
produktifitas peralatan yang paling menentukan dibagi dengan jumlah clan
klasifikasi tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan uraian metode
kerja. Sebagai panduan dan cara terbaik untuk menaksir jumlah/produktifitas
tenaga kerja dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal - hal sebagai
berikut. Produktifitas sebelumnya untuk pekerjaan yang memiliki sifat serupa
Berdasarkan hasil uji coba di daerah masing - masing.
3. Kuantitas Jam Kerja
Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian tenaga
kerja dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata pembayaran.
4. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Biaya harga satuan dasar pengupahan mengikuti regulasi daerah setempat yg
diatur baik melalui perwal, perbup, atau pergub.
11
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan
pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam
lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan
berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami
proses sosialisasi. dengan adanya proses sosialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang
peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam
dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan
disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat
suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan
informal sekaligus.
12
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dari table diatas bisa dijelaskan untuk Nama Komponen merujuk kepada peraturan yang
berlaku dan sudah disesuaikan dengan karakteristik kegiatan di pemerintah daerah. Rincian
analisa kebutuhan didalam pekerjaan tersebut di dapatkan dari peraturan yang berlaku dan
dari perhitungan teknis. Unsur di dalam rincian komponen tersebut sudah dijelaskan pada Bab
sebelum nya, adalah terdiri dari Harga Satuan Dasar ( Upah ; Bahan ; Alat ).
13
B. Kebijkan Di Dalam Komponen
Sebelum menyusun kertas kerja HSPK/ASB ada perihal yang harus disepakati bersama
dengan sector terkait mengenai Kebijakan Kesepahaman dalam implementasi komponen
tersebut di dalam penganggaran. Berikut perihal nya :
1. Bahwa Komponen HSPK/ASB adalah bersifat pendekatan biaya
2. Asumsi factor penambah biaya ( PPN ; O/h+Profit ; SMKK ) di dalam analisa HSPK/ASB
3. Penggunaan HSD ( Upah ; Bahan ; Alat ) yang sudah melalui survey di tahun berkenaan
dalam analisa HSPK/ASB
4. Penggunaan Kode Rekening Belanja di dalam Analisa HSPK/ASB
14
LAMPIRAN
HSPK/ASB KEGIATAN FISIK
KONSTRUKSI:
15
REKAP
HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
TA 2023
Kode Uraian Kegiatan Spek Sat. Jumlah
9 Beban
9.1 Beban Operasi
9.1.2 Beban Barang Dan Jasa
9.1.2.18 Beban Pemeliharaan
9.1.2.18.03 Beban Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan
9.1.2.18.03.02 Pekerjaan Gedung & Bangunan Divisi 2 Sitework
9.1.2.18.03.02.002 Pekerjaan Fasilitas Sementara
9.1.2.18.03.02.002.00001 1 M1 Pembuatan Pagar Sementara Dari Kayu M2 451,200
Tinggi 2 M
9.1.2.18.03.02.002.00002 1 M1 Pembuatan Pagar Sementara Seng M1 522,800
Gelombang Tinggi 2 M
9.1.2.18.03.02.002.00003 1 M1 Pembuatan Pagar Sementara Kawat M1 220,300
Duri Tinggi 1,8 M
9.1.2.18.03.02.002.00004 1 M1 Pengukuran Dan Pemasangan M1 183,800
Bowplank
9.1.2.18.03.02.002.00005 1 M2 Pembuatan Kantor Sementara Dengan M2 1,763,900
Lantai Plesteran
9.1.2.18.03.02.002.00006 1 M2 Pembuatan Gudang Semen Dan M2 1,312,100
Peralatan
9.1.2.18.03.02.002.00007 1 M2 Pembuatan Bedeng Kerja M2 1,313,300
9.1.2.18.03.02.002.00008 1 M2 Pembersihan Lapangan Dan Perataan M2 22,100
9.1.2.18.02.02.001.00012 1 Unit Service Sedang Truck Besar Ganti Per Unit 3,648,000
9.1.2.18.02.02.001.00013 1 Unit Service Sedang Truck Besar Skur Klep Unit 1,728,000
9.1.2.18.02.02.001.00015 1 Unit Service Berat Truck Besar Over Houl Unit 17,320,000
Set
9.1.2.18.02.02.002.00001 1 M2 Pemeliharaan Kontainer Bak Sampah M2 1,230,100