Anda di halaman 1dari 24

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Perencanaan Teknis Jalan Ruas Takkalasi - Bainange - Lawo
1 Paket

Uraian Pendahuluan

1. LATAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini Dinas


BELAKANG Pekerjaan Umum dan Tata Ruang salah satu fungsinya adalah
melaksanakan pekerjaan pembangunan dan preservasi jalan
dan jembatan dalam upaya untuk menjaga agar jaringan jalan
tetap dalam kondisi mantap, kelancaran lalu lintas terjaga
dengan memenuhi aspek keselamatan pengguna jalan dan
berwawasan lingkungan.

Untuk itu diperlukan perencanaan jalan dan jembatan yang


handal sehingga tersedia jaringan jalan yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi.

Untuk maksud tersebut maka dilakukan pelelangan Paket


Perencanaan Teknis Jalan.

2. MAKSUD DAN Layanan Konsultan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas


TUJUAN Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan
dalam penyiapan dokumen perencanaan teknis jalan.
Bertujuan untuk memperoleh perencanaan teknik secara Detail
Engineering Design (DED) Ruas Jalan Takkalasi – Bainange
– Lawo yang memenuhi standar pelayanan minimal ruas jalan
dan jaringan jalan yang berwawasan lingkungan dengan
memperhitungkan aspek keselamatan dan keamanan.

3. SASARAN a. Tercapainya produk perencanaan teknis jalan.


b. Tersedianya Dokumen Pengadaan termasuk dokumen
Analisa Harga Satuan, Spesifikasi Teknik dan Gambar
Rencana.

4. LOKASI Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di wilayah Provinsi


KEGIATAN Sulawesi Selatan yaitu:

Perencanaan Teknis Jalan Ruas Takkalasi - Bainange -


Lawo 1 Paket

Nama Ruas Jalan


No. Panjang/Bentang
No. /Jembatan
Ruas Km/m

Ruas Takkalasi -
1. Bainange - Lawo 22.00 Km
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
5. SUMBER Kegiatan ini dibiayai sumber pendanaan APBD Tahun
PENDANAAN Anggaran 2020.

6. NAMA DAN Nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) :


ORGANISASI Sukarlan Birro Allo, ST.,MT
KUASA Organisasi KPA :
PENGGUNA Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi
ANGGARAN Selatan
(KPA)

Data Penunjang

7. DATA Sebagai Data Dasar dalam Kegiatan Perencanaan Teknis


DASAR Jalan ini adalah :
1. Data Kondisi Jalan
2. Gambar Desain Jalan dan Jembatan yang diawasi
3. Spesifikasi yang berlaku disaat pelaksanaan proyek

8. STANDAR - Acuan Geometrik Jalan


TEKNIS - Acuan Perhitungan Tebal Perkerasan
- Acuan Perhitungan Drainase
- Acuan Struktur (seperti tembok penahan dll)
- Acuan Utility dan bangunan pelengkap lainnya
- Ketentuan tentang aspek lingkungan
- Ketentuan tentang aspek keselamatan jalan

9. STUDI – STUDI Dokumen-dokumen Studi maupun Perencanaan yang sudah


TERDAHULU ada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi
Sulawesi Selatan.

10. REFERENSI 1. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan


HUKUM 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16, Tahun 2018
tanggal 16 Maret 2018, tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
3. Permen PUPR No. 19/PRT/M/2017 tentang Standar
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 14 Tahun
2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
6. DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sulsel

11. LINGKUP Lingkup Jasa Konsultan Perencanaan Teknik Jalan mencakup


KEGIATAN pekerjaan - pekerjaan, antara lain sebagai berikut :
1. Pembuatan DED
2. Penyusunan Engineer Estimate
3. Penyusunan Dokumen Pemilihan
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
1. PEMBUATAN DED
Kegiatan pembuatan DED terdiri atas kegiatan :

a. SURVEI
Survei terdiri atas 3 tahap, masing-masing Persiapan
Survei, Survei Pendahuluan dan Survei Detail.
Sebagaimana diuraikan di bawah ini :

1) Persiapan Survei
Mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, tata guna lahan, serta lingkungan,
informasi yang dibutuhkan berupa antara lain:

1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan


Skala minimum 1 : 50.000
2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data
base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
3) Peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250.000,
daerah rawan bencana, dan koridor trase
4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
5) Inventarisasi dokumen lingkungan
6) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek

2) Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan bertujuan untuk
mengumpulkan data - data awal berdasarkan
aspek-aspek yang diperlukan yang akan digunakan
sebagai dasar / referensi untuk detail survei
berikutnya dan harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Konsultan perencana melakukan pemeriksaan
secara visual (scanning) sepanjang ruas jalan yang
direncanakan, dan mengumpulkan data-data
sekunder antara lain berupa :
(1) Kondisi Eksisting Perkerasan
(a) Inventarisasi terhadap data histori penanganan
jalan.
(b) Identifikasi jenis perkerasan.
(c) Identifikasi kerusakan perkerasan.
(d) Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan
ini adalah:
- Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
- Nilai Kekasaran Jalan (Road Condition
Index), yang dapat diperoleh dari hasil
survai NAASRA Roughness Meter atau
ditentukan secara visual dengan ketentuan
skala sebagai berikut :
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
KONDISI TIPE PERMUKAAN
RCI
VISUAL TIPIKAL
8 - 10 Sangat rata Hot Mix (AC dan HRS) yang baru
dan mulus dibuat/ditingkatkan dengan
beberapa lapisan aspal
7-8 Sangat baik Hot Mix setelah dipakai
umumnya rata beberapa tahun atau lapisan tipis
hot mix di atas Penetrasi Mc
Adam
6-7 Baik Hot Mix lama, Nacas/Lasbutag
baru.
5-6 Cukup, sedikit / Penetrasi Mc Adam, Nacas baru
tak ada lubang, atau Lasbutag berumur
permukaan beberapa tahun
tidak rata
4-5 Jelek, kadang- Penetrasi Mc Adam berumur 2-3
kadang tahun, Nacas lama, jalan kerikil
berlubang, tak terawat.
tidak rata
3-4 Rusak, Penetrasi Mc Adam lama, Nacas
bergelombang lama, jalan kerikil tak terawat.
banyak lubang

2-3 Rusak berat, Semua tipe perkerasan yang


banyak lubang sudah lama tidak terpelihara
dan seluruh
daerah
perkerasan
hancur
<2 Tidak dapat Jalan tanah dengan drainase
dilalui kecuali jelek, semua tipe permukaan
oleh Jeep 4 jalan yang diabaikan sama sekali
WD

(2) Drainase
(a) Mengumpulkan data curah hujan
(b) Menginventarisasi bangunan drainase
eksisting.
(c) Melakukan dokumentasi pada lokasi – lokasi
penting.
(d) Mengumpulkan informasi dengan wawancara
kepada masyarakat.
(3) Topografi
(a) Mengidentifikasi medan secara stationing /
urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi
: medan datar, perbukitan, pegunungan / bukit
curam dalam bentuk tabel.
(b) Mencatat daerah – daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus dan lokasi yang
perlu dilakukan perluasan koridor.
(c) Membuat rencana kerja untuk survei detail
pengukuran.
(4) Bangunan Pelengkap Jalan
(a) Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat
data lokasi / stasiun rencana penempatan
bangunan pelengkap.
(b) Untuk lokasi yang sudah ada (eksisting) perlu
dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap.
(c) Membuat sketsa, foto-foto beserta catatan
khusus dan saran-saran yang berguna untuk
dijadikan panduan dalam pengambilan data
perencanaan pada saat melakukan survei
detail, dimana akan berpengaruh terhadap
keamanan /kestabilan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
(5) Geometrik
(a) Mengidentifikasi / memperkirakan penerapan
persyaratan geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian.
(b) Melakukan pengukuran - pengukuran
secara sederhana dan benar dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi
yang dianggap sulit untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang memanjang
rencana trase jalan.
(6) Geologi dan Geoteknik
(a) Melakukan pengamatan secara visual
mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi
sumber material dan mengantisipasi serta
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor.
(b) Memberikan rekomendasi rencana trase jalan.
(c) Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko dan batasan-batasan
proyek.
(d) Mencatat pengalaman visual menurut stasiun,
patok kilometer atau informasi lain seperti
GPS.
(7) Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan
apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada
saat Pra FS / FS
(a) Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan bersejarah / bangunan budaya serta
benda cagar budaya.
(b) Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas
wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase jalan.
(c) Memperkirakan kebutuhan lahan untuk rumija
rencana trase jalan.
(8) Keluaran Survei Pendahuluan meliputi :
(a) Laporan seluruh hasil survei pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan faktor -
faktor berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan antara lain menyajikan stripmap
kondisi perkerasan dan tahun penanganan
terakhir, inventarisasi bangunan pelengkap.
(b) Dokumentasi ruas jalan yang disurvey
berupa video dan foto per 100 m (untuk lokasi
tertentu foto per 25 m).
(c) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan
yaitu usulan lokasi yang akan direncanakan,
jenis survey dan jumlahnya.
(d) Menyarankan posisi patok Bench Mark
pada lokasi / titik yang akan dijadikan
referensi.
(e) Mengusulkan pos pengamatan untuk survei
lalu lintas.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
3) Survei Detail
a) Survey Topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana
trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan berupa :
(a) Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di
awal dan akhir Proyek.
(b) Pada penetuan titik awal dan titik akhir
pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh
200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah
titik akhir pekerjaan, seperti gambar berikut :

Koridor Pengambilan Data


(c) Pemasangan patok – patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton
dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa
paralon ukuran 4 inchi yang diisi dengan
adukan beton dan di atasnya dipasang nut
dari baut dengan ujung kepala baut (nut)
diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu)
km dan pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada
daerah yang aman terhadap kemungkinan
tercabut atau berubah posisi dan mudah
terlihat, masing- masing 1 (satu) pasang di
setiap sisi sungai/alur.
i. Patok BM dipasang/ditanam dengan
kuat, bagian yang tampak di atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna merah dan
putih, diberi logo Pemprov SulSel, notasi
dan nomor BM dengan warna hitam.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
ii. Patok BM yang sudah terpasang,
kemudian difoto sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai koordinat
serta elevasi.
iii. Untuk setiap titik poligon dan sifat datar
harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya
50 cm, bagian bawahnya diruncingkan,
bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang
masih nampak diberi nomor dan dicat
warna merah. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.
iv. Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
v. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon
dan sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.
(d) Pengukuran Titik Kontrol Horizontal
i. Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dengan sistem poligon dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
ii. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara
optis ataupun elektronis.
iii. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat
ukur theodolit/Total Station dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan
untuk menggunakan Electronik Distance
Meter/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
(e) Pengukuran Titik Kontrol Vertikal
i. Pengukuran ketinggian dilakukan dengan
cara 2 kali berdiri / pembacaan pergi –
pulang.
ii. Pengukuran sifat datar harus
mencakup semua titik pengukuran (poligon,
sifat datar, dan potongan melintang) dan titik
BM.
iii. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus
dalam keadaan baik, berskala benar, jelas
dan sama.
iv. Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya,
yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah
(BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan millimeter. Pada setiap pembacaan
harus dipenuhi : 2BT = BA + BB
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
Dalam satu seksi (satu hari
pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
(f) Pengukuran Situasi
i. Pengukuran situasi dilakukan dengan
sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam
maupun manusia yang ada disepanjang
jalur pengukuran, seperti alur, sungai,
bukit, jembatan, rumah, gedung termasuk
batas – batasnya, tiang listrik, tiang telepon
dan sebagainya.
ii. Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi - lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus
dilakukan dengan tingkat kerapatan yang
lebih tinggi.
iii. Untuk pengukuran situasi harus
digunakan alat Total Station.
(g) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan:
Interval,
Lebar koridor, (m)
Kondisi
(m) Jalan
baru
Datar,
landai, dan 75 + 75 50
lurus
Pegunungan 75 + 75 25
Tikungan 50 (luar) + 100
25
(dalam)
Untuk pengukuran penampang melintang
harus digunakan alat Theodolit / Total Station
(TS).
(h) Pengukuran Pada Perpotongan Rencana
Trase Jalan dengan Jembatan/Jalan :
i. Koridor pengukuran ke arah hulu dan
hilir masing-masing minimum 75 m dari
perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan
dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
ii. Koridor pengukuran searah rencana
trase jembatan masing-masing minimum
200 m dari garis tepi sungai/jalan atau
sampai pada garis pertemuan antara oprit
jembatan dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang
rencana trase jalan sebesar 25 meter.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek
yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
1. Persyaratan
a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah alat ukur
yang telah dikalibrasi dan dibuktikan dengan
bukti tera yang masih berlaku dari instansi yang
berwenang.
b. Ketelitian dalam pengukuran (polygon) sebagai
berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10” √n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari
5”.
c. Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan
hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harus dilakukan kontrol perhitungan pada
setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris. Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.
d. Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh
dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,
Y, Z nya dan diberi tanda khusus.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
e. Titik kontrol horizontal
Titik kontrol horisontal diukur dengan
menggunakan metode penentuan posisi Global
Positioning System (GPS) secara diferensial.
GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System.
Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik
digunakan sebagai titik referensi (base station)
dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan
adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan
titik kontrol horisontal dapat dilakukan
pengukuran menggunakan metode poligon
dengan menggunakan alat Total Station.
f. Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM). Ketentuan proyeksi
UTM :
- Proyeksi adalah Transverse Mercator
- Lebar zona adalah 6°
- Titik awal setiap zona adalah perpotongan
meridian tengah dan ekuator.
- Faktor skala pada meridian tengah ko = 0.9996
- Timur (T) didefinisikan dengan
penambahan 500.000 meter kepada nilai x
yang dihitung dari meridian tengah.
- Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.000 meter kepada nilai y yang dihitung
dari ekuator selatan.
- Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke
arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174°
timur sampai dengan 180° timur.
- Satuan dalam meter.
- Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° Selatan.
- Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di
depan Utara (U).
- Datum DGN-95.
Batas Meridian
Zona
Zona Tengah
46 90°- 96° 93°
47 96° - 102° 99°
48 102° - 108° 105°
49 108° - 114° 111°
5 114° - 120° 117°
51 120° - 126° 123°
52 126° - 132° 129°
53 132° - 138°° 135°
54 138° - 144° 141°

g. Pengukuran dengan menggunakan GPS


dilakukan setiap interval 1000 m (setiap 1 Km).
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
h. Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan jenis Total Station (TS) dengan
ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk
jarak.
i. Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus
mengunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi
mengacu pada Pedoman Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.

2. Keluaran Survei Topografi meliputi :


a. Laporan :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima.
- Data Koordinat dan Elevasi Bench Mark.
- Foto Dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark
b. Peta Fotografi (peta transies) dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan yang akan
dilakukan.

b) Survei Lalu Lintas


Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui
kondisi lalu lintas, serta menginventarisasi jumlah
setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan
tertentu dalam satuan waktu.

Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah


mengetahui koridor trase lokasi perencanaan
yang akan dilakukan pada pos pengamatan yang
telah ditetapkan.

Data lalu lintas yang telah didapatkan harus


dianalisis sehingga mendapatkan data yang siap
pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan
kendaraan/hari dan smp/hari.
Angka pertumbuhan lalu lintas dapat diperoleh
dari data statistik.
1. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data
harus mengacu pada buku Manual Desain
Perkerasan Jalan, buku Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 036/T/BM/1997,
Pedoman Survei Pencatatan Lalu Lintas
dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau
pedoman yang disyaratkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
2. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan berupa laporan yang
di dalamnya memuat :
a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas
jalan dan perhitungan perkerasan jalan.
b. Foto Dokumentasi.

c) Survei Hidrologi
Survei Hidrologi bertujuan untuk mengumpulkan
data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air
pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan
maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi,
penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air
banjir), perencanaan teknis drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river
training (pengarah arus) yang diperlukan.
Survei hidrologi meliputi :
(1) Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment
area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika dan/atau instansi terkait di kota
terdekat dari lokasi perencanaan.
(2) Mengumpulkan data bangunan pengaman
yang ada seperti gorong-gorong, jembatan,
selokan yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi,
tinggi muka air banjir.
(3) Menganalisis data curah hujan dan
menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan periode
ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun
untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan
lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode
yang sesuai.
(4) Menganalisa pola aliran air pada daerah
rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan.
(5) Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(6) Menentukan rencana elevasi aman untuk
jalan/jembatan termasuk pengaruh akibat
adanya bangunan air (aflux).
(7) Merencanakan bangunan pengaman jalan /
jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
Proses analisa perhitungan harus mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03
– 3424 – 1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No : 03 - 1724 -1989 SKBI - 1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika
untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02 -2006 - B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.
01 / BM / 05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
Keluaran yang dihasilkan dari Survei Drainase
adalah berupa Laporan Drainase yang
didalamnya memuat :
- Data identifikasi semua aliran air yang ada
dan lintasan-lintasan drainase.
- Daerah-daerah tangkapan berdasarkan
peta-peta topografi.
- Informasi histori banjir yang tersedia
(tingkatan dan tanggal kejadian).
- Lokasi-lokasi drainase yang memiliki
permasalahan banjir.
- Acuan banjir/sumber informasi drainase.
- Kapasitas aliran air dan debit aliran air
permukaan yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan.
- Data curah hujan yang digunakan dalam
desain drainase.
- Dimensi saluran dan gorong-gorong.
- Potensi erosi baik erosi tebing maupun
erosi dasar sungai / saluran baik erosi
umum maupun lokal.

d) Survei Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Survei ini merupakan pengujian perkerasan jalan
dengan alat D C P yang bertujuan untuk menilai
CBR lapisan tanah dasar badan jalan yang
dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum
beraspal, pelebaran jalan, seperti jalan tanah,
jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak
hingga tampak lapisan pondasinya.
Dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan ukuran seperti yang
diberikan dalam gambar 1.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval
pemeriksaan 100 m.
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan
permukaan lapisan tanah dasar.
- Harus dicatat ketebalan dan setiap bahan
perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu,
lapisan Telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90
cm, dari permukaan lapisan tanah dasar,
kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat
keras (lapis batuan).
- Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-
keadaan khusus yang perlu diperhatikan
seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca,
waktu dan sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir harus dicatat dengan
jelas.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini,
dicatat dalam formulir DL.2.2.2.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
e) Pengujian CBR Lapangan
Tujuan pengujian CBR Lapangan dimaksudkan
untuk mendapatkan nilai CBR langsung (in place)
yang digunakan untuk perencanaan tebal
perkerasan maupun lapis tambah perkerasan
(overlay).
Pengujian CBR lapangan dilakukan dengan
bantuan truk sebagai penahan beban penetrasi.
Hal ini didasarkan atas kemudahan pengujian
CBR di lapangan.

Data CBR lapangan dilengkapi dengan data kadar


air dan kepadatan sebagai data pendukung pada
proses analisis yang akan dilakukan setelah uji
lapangan selesai dikerjalan.
Kegunaan data CBR lapangan adalah:
- Untuk mengevaluasi dan merencanakan tebal
lapis perkerasan lentur (lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah), kekuatan struktural tanah
dasar dan tebal lapis perkerasan jalan dengan
lapis permukaan tanpa pengikat. Jika CBR
lapangan digunakan secara langsung untuk
evaluasi atau desain tanpa memperhatikan
variasi kadar air lapisan/bahan tanah, maka
seharusnya pengujian CBR lapangan
dilakukan pada salah satu kondisi di bawah ini:
1) derajat kejenuhan tanah tersebut
(persentase rongga terisi air) 80% atau
lebih;
2) pada material butiran kasar dan non plastis,
yang tidak memiliki pengaruh yang besar
ketika terjadi perubahan kadar air;
3) tanah tidak dimodifikasi akibat aktivitas
konstruksi selama 2 tahun sebelum
pengujian. Pada kenyataannya kadar air
tidak konstan, tetapi umumnya berubah-
ubah dalam rentang yang sempit.
- Untuk menentukan kapasitas pembebanan
rata-rata yang dapat dipikul oleh suatu
lapisan/bahan tanah.

f) Pemeriksaan Lokasi Sumber Material


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
informasi mengenai bahan-bahan perkerasan
yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan
konstuksi pada ruas jalan yang akan dikerjakan.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan
ini adalah:
- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada,
misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan
berikut perkiraan jumlah yang ada.
- Perkiraan harga satuan tiap jenis perkerasan.
- Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari
quarry ke base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan
lokasinya (Km, Sta).
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
g) Pengendalian Survei
Pengendalian survei bertujuan sebagai kendali
mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya :
1. Setiap akan kegiatan survei baik
pendahuluan maupun survei detail pelaksana
kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan
yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat
ijin melakukan survei baik pendahuluan
maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala
Bidang / KPA atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
2. Proses survei baik pendahuluan maupun
survey detail wajib diawasi dimulai dari
persiapan peralatan sampai pada proses
survei oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Bidang / KPA atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
3. Data hasil pengambilan pada survei detail
wajib diperiksa kebenarannya sebelum
dilakukan proses desain. proses desain dapat
dilakukan apabila data hasil survei detail sudah
dapat diterima oleh Kepala Bidang / KPA atau
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
4. Adanya berita acara pemeriksaan baik
terhadap survey pendahuluan maupun survey
detail yang dikeluarkan oleh Kepala Bidang
/ KPA atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.

b. PROSES DESAIN
Proses Desain bertujuan :

1. Mengolah data hasil survey dan melakukan


analisis data menggunakan metode analitis sesuai
pedoman dan standar yang berlaku.
2. Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.

Kegiatan Proses Desain mencakup :


1. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada
peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan
kondisi medan yang memenuhi Standar Perencanaan
Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama dengan
Ahli Perkerasan Jalan.
2. Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan
tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar
kota maupun perkotaan.
3. Melakukan perhitungan perencanaan tebal
perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel
dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
4. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
5. Melakukan perencanaan manajemen traffic pada
saat pelaksanaan.
6. Menyiapkan peta geologi.
7. Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert / gorong–gorong dan
bangunan pelengkap jalan lainnya. yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
8. Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya
membuat identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian
resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
9. Penggambaran Desain Jalan :
a) Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
b) Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
c) Potongan Melintang Skala Horisontal 1:200,
Skala Vertikal 1:100
10. Pengendalian pada saat proses perencanaan
dilakukan agar desain yang dihasilkan memenuhi
persyaratan secara teknis, dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data
sekunder harus mendapat persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
b) Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang merupakan
review terhadap desain awal harus diperiksa
dan diasistensikan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
c) Pemeriksaan dan asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh konsultan
perencana kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat persetujuan
dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Selatan dan mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
11. Penggambaran Desain Jembatan
- Alinyemen Horizontal dengan skala 1 : 500
- Alinyemen Vertikal dengan skala 1 : 500
- Potongan Melintang Skala Horizontal 1 : 100,
Skala Vertikal 1 : 50
- Detail-detail skala 1 : 50 atau 1 : 20 atau 1 : 15
atau disesuaikan dengan kebutuhan
perencanaan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
12. Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti NSPM yang
diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga dan atau
SNI yang dituang dalam Kerangka Acuan Kerja
dan/atau referensi lain yang disetujui oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK).

2. PENYUSUNAN ENGINEER ESTIMATE

a. Perhitungan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)


dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu metode
perhitungan manual (berdasarkan perkalian variabel –
variabel komposisi penyusun) dan metode perhitungan
otomatis dengan menggunakan fasilitas fungsi “AREA”
(atau yang sejenisnya) pada software.
b. Engineer Estimate disusun dengan 2 (dua)
pendekatan yaitu metode analitis (perhitungan dengan
menggunakan analisa harga satuan) dan metode statistik
(dengan menggunakan pembanding harga terkontrak
pada beberapa tahun terakhir). Dalam perhitungan
dengan metode analitis, Penyedia Jasa sekurang-
kurangnya harus mendapatkan harga dari Supplier,
Distributor, harga dari pemerintah (Kota/Kabupaten dan
Provinsi), dan harga pasar.
c. Dalam penyusunannya, penyedia jasa harus
memperhitungkan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan
termasuk untuk pengelolaan lingkungan hasil
rekomendasi dari Dokumen Lingkungan (jika ada),
kebutuhan untuk K3 dan lain-lain.

3. PENYUSUNAN DOKUMEN PEMILIHAN


a. Dokumen pemilihan disusun berdasarkan peraturan
mengenai pengadaan barang/jasa yang berlaku.
b. Apabila dalam desain diperlukan spesifikasi
khusus, maka Penyedia Jasa wajib membuat /
menyusun dan menyelesaikan proses pengajuan
Spesifikasi Khusus hingga disetujui oleh Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi
Sulawesi Selatan.

12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah :


1. Laporan Detail Desain
a. Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan dalam
ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat
penerapan di lapangan.
b. Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur /
perkerasan kaku termasuk analisisnya.
c. Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh
data pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto
dokumentasi.
d. Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data
survei hidrologi termasuk analisis perhitungan.
2. Laporan Engineering Estimate
3. Spesifikasi Teknis.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
13. PERALATAN, Data dan Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Anggaran
MATERIAL, yang dapat digunakan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa :
PERSONIL DAN a. Laporan dan Data (bila ada)
FASILITAS Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
DARI KUASA serta fotografi (bila ada) yang berpedoman pada Buku
PENGGUNA Spesifikasi tahun 2018.
ANGGARAN b. Akomodasi dan Ruangan Kantor (tidak disediakan)
(KPA) Fasilitas – fasilitas yang harus dicantumkan dalam kontrak.
c. Akomodasi yang berupa kendaraan, fasilitas lainnya
termasuk kantor dan lain – lain harus disediakan sendiri
oleh Penyedia jasa dengan cara sewa yang akan
dibayarkan melalui kontrak.
d. Staf Pengawas / Pendamping
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi.

14. PERALATAN Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian
DAN MATERIAL Biaya namun diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
DARI dianggap sudah termasuk ke dalam kontrak dan harus
PENYEDIA disediakan oleh penyedia jasa.
JASA
KONSULTANSI

15. LINGKUP Sebagaimana yang tertuang dalam Syarat-Syarat Umum


KEWENANGAN Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak Dokumen
PENYEDIA Pekerjaan Konstruksi.
JASA

16. JANGKA Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini diperkirakan 1,50


WAKTU (Satu Koma Lima Nol) bulan.
PENYELESAIAN
KEGIATAN

17. PERSONIL Jumlah


No. Posisi Kualifikasi Orang
Bulan
Tenaga Ahli
1 Team Leader / Highway Ahli Madya 1,50
Engineer Jalan
(SKA 203)
2 Pavement Engineer / Cost Ahli Madya 1,50
& Quantity Engineer Jalan
(SKA 203)
3 Ahli K3 Sertifikat 1,50
Kompetensi K3
Konstruksi
Tenaga Pendukung
1 Asisten Highway Engineer Ahli Muda 1,50
Jalan (SKA
203)
2 Asisten Pavement Ahli Muda 1,50
Engineer Jalan (SKA
203)
3 Surveyor (8 Orang) SKT TS 004 / 0,40
TS 042 / TS
047
5 Drafter (4 Orang) SKT TS 003 / 1,00
TS 058
6 Typist 1,50
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
Semua tenaga ahli yang akan digunakan harus mempunyai
sertifikasi keahlian dan dinyatakan lulus, sesuai bidang dan
jabatan yang akan ditempatinya.

Jabatan/posisi-posisi personil dan keahliannya yang diperlukan


serta tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan Jasa
ini, yaitu sebagai berikut :

a. Ketua Tim (Team Leader) / Highway Engineer

Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Madya,


SKA 203) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih diutamakan /
disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama
7 (tujuh) tahun atau lebih, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari
LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota
tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

b. Ahli Perkerasan Jalan (Pavement Engineer / Cost &


Quantity Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Madya,
SKA 203) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata. 1. (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis s e l a m a
5 (lima) tahun atau lebih, diutamakan / disukai
Perencanaan Jalan, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari
LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader / Ketua Tim, merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknis struktur perkerasan jalan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan
di laboratorium. Bertanggung jawab terhadap keakuratan
dan kelengkapan hasil survei pengumpulan data jalan serta
melakukan perencanaan teknis yang berhubungan dengan
kuantitas pekerjaan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
c. Ahli K3 Konstruksi
Mempunyai sertifikat kompetensi Ahli K3 Konstruksi Muda
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang berwenang.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata. 1. (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis s e l a m a
3 (tiga) tahun atau lebih, diutamakan / disukai me miliki
pengal a man dala m perencanaan Jalan.

Tugas pokok Ahli K3 Konstruksi adalah sebagai berikut :


(a) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait K3 Konstruksi;
(b) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
pelaksanaan konstruksi;
(c) Merencanakan dan Menyusun program K3;
(d) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
ketentuan K3;
(e) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan
SMK3 dan pedoman Teknik K3 Konstruksi;
(f) Melakukan pengkajian RKK yang dituangkan dalam
Tabel IBPRP (IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN
RESIKO, PENGENDALIAN SERIKO K3, PROGRAM
K3, DAN BIAYA).

d. Asisten Highway Engineer


Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Muda,
SKA 203) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.
Asisten Highway Engineer adalah Sarjana Teknik Sipil yang
berpengalaman minimal 1 (satu) tahun atau lebih untuk
S-1 / minimal 3 (tiga) tahun untuk Sarjana Muda (D3)
dalam pelaksanaan perencanaan teknis jalan. Mempunyai
Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) dalam bidang
Perencanaan Jalan/Jembatan.

Tugas pokok Asisten Highway Engineer adalah sebagai


berikut :
(a) Memeriksa dan menganalisa semua survei
pengumpulan data jalan / jembatan yang dilaksanakan,
sehingga dapat dipertanggung-jawabkan;
(b) Bertanggung jawab terhadap keakuratan dan
kelengkapan hasil survei pengumpulan data jalan /
jembatan yang telah ditetapkan dalam dokumen
kontrak;
(c) Melakukan pengawasan langsung terhadap jalannya
survei pengumpulan data yang dilakukan Surveyor dan
memberikan petunjuk tentang jenis survei yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan dokumen
kontrak.
(d) Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada Highway
Engineer.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
e. Asisten Pavement Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Muda,
SKA 203) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.
Asisten Pavement Engineer adalah Sarjana Teknik Sipil
yang berpengalaman minimal 1 (satu) tahun atau lebih
untuk S-1 / minimal 3 (tiga) tahun untuk Sarjana Muda (D3)
dalam pelaksanaan survei jalan / jembatan. Mempunyai
Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) dalam bidang
Perencanaan Jalan/Jembatan
Tugas pokok Asisten Pavement Engineer adalah sebagai
berikut :
(a) Memeriksa dan menganalisa semua survei
pengumpulan data jalan yang dilaksanakan, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan;
(b) Bertanggung jawab terhadap keakuratan dan
kelengkapan hasil survei pengumpulan data jalan yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak;
(c) Melakukan pengawasan langsung terhadap jalannya
survei pengumpulan data yang dilakukan Surveyor dan
memberikan petunjuk tentang jenis survei yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan dokumen kontrak.
(d) Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada Pavement
Engineer

f. Surveyor
Surveyor adalah Sarjana / Sarjana Muda (D3)Teknik Sipil
yang telah berpengalaman minimal 3 tahun melaksanakan
survei pengumpulan data untuk perencanaan teknis
jalan/jembatan atau yang relevan dengan pekerjaan ini.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) dalam
bidang Survei Perencanaan/Pemetaan Jalan/Jembatan.

Tugas pokok Surveyor adalah :


(a) Melaksanakan survei pengumpulan data sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan;
(b) Bertanggung jawab atas keakuratan dan kelengkapan
data serta ketepatan jadwal waktu pelaksanaan sesuai
dokumen kontrak.
(c) Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada Bridge
Engineer / Asisten Bridge Engineer.

g. Drafter
Drafter mempunyai pengalaman dalam bidang pembuatan
gambar-gambar Teknik Sipil khususnya jalan / jembatan.
Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT)
dalam menggambar Perencanaan Jalan/Jembatan

Mempunyai latar belakang pendidikan minimal SMA / SMK.


Drafter bertanggung jawab atas pembuatan gambar-
gambar yang dibutuhkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
h. Operator Komputer / Typist
Operator Komputer / Typist harus mengikuti petunjuk Team
Leader, Pavement Engineer / Asisten Pavement Engineer
dalam membuat surat-surat maupun pengetikan laporan,
paham mengenai cara-cara pembuatan/penyusunan
laporan yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.
Memahami pengoperasian komputer dengan persyaratan
lulusan S-1 pengalaman minimal 0 tahun setelah lulus, D-3
minimal 1 tahun setelah lulus atau SMA minimal 2 tahun
setelah lulus

18. JADWAL - Mobilisasi personil sesuai kebutuhan lapangan;


TAHAPAN - Monitoring pelaksanaan survei;
PELAKSANAAN - Rapat pembahasan kemajuan dan permasalahan pekerjaan.
KEGIATAN

19. LAPORAN Laporan Kegiatan berisikan Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
KEGIATAN Gambar, Daftar Tabel.
1. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
3. Lokasi Penanganan
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
5. Identifikasi Kegiatan
6. Lingkup Kegiatan
7. Keluaran
2. Pendekatan Metodologi dan Rencana Kerja
a. Pendekatan Masalah
b. Metodologi,
c. Uraian Metodologi Kerja
(Tahapan Persiapan, Survei Pendahuluan, Survei Detail,
Perencanaan Teknis, Perhitungan Volume, Pelaporan)
3. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi
2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
4. Rencana Keselamatan Konstruksi.
Tugas dan Tanggung Jawab Konsultansi Konstruksi
Perencanaan dan Pengkajian menyusun Rancangan
Konseptual SMKK dalam perencanaan dan pengkajian
konstruksi dengan mengidentifikasi Keselamatan
Konstruksi antara lain dari aspek:
a. Lokasi
b. Lingkungan
c. Sosio-Ekonomi
d. Dampak Lingkungan
Hasil pengkajian dituangkan dalam Tabel IBPRP
(IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO,
PENGENDALIAN SERIKO K3, PROGRAM K3, DAN
BIAYA)

Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
20. LAPORAN Laporan Topografi berisikan Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
TOPOGRAFI Gambar, Daftar Tabel
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
c. Lokasi Penanganan
d. Jangka Waktu Pelaksanaan
e. Identifikasi Kegiatan
f. Lingkup Kegiatan
g. Keluaran
2. Survei Topografi
a. Umum
b. Pengukuran Titik Kontrol
c. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
d. Pengukuran Penampang
e. Perhitungan dan Penggambaran Peta
3. Analisa Data Pengukuran
a. Mobilisasi Tim dan Orientasi Lapangan
b. Pengukuran Situasi
c. Penggambaran

Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.

21. LAPORAN Laporan Perencanaan berisikan Kata Pengantar, Daftar Isi,


PERENCANAAN Daftar Gambar, Daftar Tabel.
1. Pendahuluan
a. Umum
b. Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Lapangan
a. Umum
b. Analisa Data Lalu Lintas
c. Sortir Data Lebar Perkerasan
d. Sortir Data CBR
e. Sortir Data Kerataan Jalan
f. Survei Bangunan Utilitas (Gorong-gorong dan Drainase
Samping)
g. Survei Tambahan (Survei Kekurangan Lengkung
Horizontal)
3. Perencanaan Teknis
a. Umum
b. Overlay Desain
c. Desain Konstruksi Perkerasan Jalan Baru
d. Penetapan Lebar Perkerasan dan Bahu
e. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

4. Analisa Volume dan Harga Satuan


a. Analisa Volume
Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
setelah jadwal Demobilisasi masing-masing personil disertai
soft copy Laporan yang dimasukkan ke dalam Flash Disk (FD)
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2020
22. DOKUMEN Penyusunan Dokumen Pemilihan berpedoman pada Peraturan
PEMILIHAN Presiden Republik Indonesia No. 16, Tahun 2018 tanggal 16
Maret 2018, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sesuai pedoman tersebut, Dokumen Pemilihan yang diperlukan
untuk setiap paket pekerjaan, terdiri dari :
Bab I Undangan Pengambilan Dokumen Pemilihan
Bab II Instruksi Kepada Peserta (IKP)
Bab III Lembar Data Pemilihan (LDP)
Bab IV Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Bab V Bentuk Dokumen Penawaran
Bab VI Bentuk Kontrak
Lampiran 1 : Surat Penawaran
Lampiran 2 : Syarat-syarat Umum Kontrak
Lampiran 3 : Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Lampiran 3A : Personil inti, sub penyedia
dan peralatan.
Bab VII Bentuk Dokumen Lainnya
Lampiran 1 : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ)
Lampiran 2 : Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Lampiran 3 : Jaminan Sanggah Banding
Lampiran 4 : Jaminan Uang Muka
Hal – Hal Lain
23. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

24. PERSYARATAN Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


KERJA SAMA diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini
maka persyaratan berikut harus dipatuhi : -

25. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


PENGUMPULA berikut : -
N DATA
LAPANGAN

Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


26. ALIH
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
PENGETAHUAN
alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Kuasa
Pengguna Anggaran berikut : -

Makassar, September 2020

Plt. Kepala Bidang Bina Teknik dan Perencanaan


Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Selatan

SUKARLAN BIRRO ALLO, ST.,MT


Pangkat : Penata Tk. I
NIP : 19830922 200604 1 007

Anda mungkin juga menyukai