Nomor : Nomor jembatan sesuai dengan urutan arah ruas dan sesuai dengan
“sistem referensi jembatan” pada singkatan buku petunjuk. Gunakan
“Nomor tambahan” untuk memasukkan tambahan jembatan.
2. Nama : Nama Jembatan
3. Lokasi dari : Tiga huruf kode untuk kota dan ruas asal. Kode ini harus sama seperti
yang digunakan dalam IRMS.
Contoh BDG = Bandung. Lihat IRMS “Data ruas” untuk mencek kode ini.
4. Lokasi KM : Jarak terdekat dari kota asal untuk kepala jembatan 1 adalah 0,1 Km.
5. Tahun bang : Tahun dibangunnya jembatan
6. Nomor bent : Nomor bentang jembatan sesuai dengan arah ruas, contoh bentang 1
adalah bentang yang terdekat dengan kota asal.
7. Panjang : Panjang tiap bentang diukur dalam meter dengan ketelitian 0,1 meter.
Lihat diagram pada singkatan buku petunjuk
8. Lebar : Lebar jembatan dalam meter. Ukurlah sampai ketelitian 0,1 meter dari
kerb sebelah dalam.
Lihat diagram pada singkatan buku petunjuk.
9. Trot : Total lebar trotoir sebelah kanan dan kiri jembatan diukur dengan
ketelitian 0,1 meter.
Lihat diagram pada singkatan buku petunjuk.
10. Tinggi bebas : Tinggi ruang bebas adalah jarak vertikal antara permukaan jalan dengan
penghalang yang terletak dibagian atas jembatan diukur dengan ketelitian
0,1 meter.
Komputer akan mencetak nilai “ default” dari 0,0 meter jembatan
tersebut tidak mempunyai penghalang vertical.
11. BA Type : Tipe Bangunan Atas terdiri dari huruf kode :
Huruf pertama = Kode tipe struktur bangunan atas (Kolom A)
Huruf kedua = Kode bahan ( Kolom B)
Huruf ketiga = Kode asal bangunan atas (Kolom C)
Contoh : GTI = Gelagar Beton bertulang Indonesia