Anda di halaman 1dari 40

PANDUAN NO.

02 / M / BM / 2021
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

Panduan Praktis Perencanaan Teknis


Jembatan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


Volume 5
Contoh Perhitungan

i
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii


1 Pendahuluan .............................................................................................................. 1
1.1 Ruang lingkup ............................................................................................................ 1
1.2 Acuan Normatif........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan panduan perencanaan .................................................................................... 1
1.4 Susunan panduan ...................................................................................................... 1
1.5 Penggunaan panduan ................................................................................................ 2
1.6 Penutup panduan ....................................................................................................... 2
2 Contoh perhitungan perencanaan jembatan ............................................................... 3
2.1 Contoh perencanaan bangunan atas.......................................................................... 3
2.1.1 Contoh perencanaan pelat lantai ................................................................................ 3
2.1.2 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton bertulang tipe T ................................ 13
2.1.3 Contoh perencanaan box culvert .............................................................................. 35
2.1.4 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan segmental .......................... 53
2.1.5 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan nonsegmental .................. 156
2.1.6 Contoh perencanaan jembatan baja ....................................................................... 204
2.2 Contoh perencanaan bangunan bawah .................................................................. 386
2.2.1 Contoh perencanaan pilar tipe portal 1 tingkat........................................................ 386
2.2.2 Contoh perencanaan pilar tipe portal dengan balok transversal ............................. 399
2.3 Contoh perencanaan fondasi.................................................................................. 418
2.3.1 Contoh perencanaan fondasi telapak ..................................................................... 418
2.3.3 Contoh perencanaan fondasi dalam ....................................................................... 430

ii
1 Pendahuluan

1.1 Ruang lingkup

Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam tahapan perencanaan jembatan yang berisi
tentang contoh perhitungan jembatan dimulai dari struktur bangunan atas, struktur bangunan
bawah, dan fondasi pada jembatan. Objek utama dalam panduan ini adalah jembatan standar,
sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Ditjen Bina Marga No. 05/SE/Db/2017,
sedangkan untuk jembatan pejalan kaki, jembatan kereta api, dan jembatan utilitas tidak
termasuk dalam lingkup panduan ini.
Panduan ini merujuk kepada perkembangan terbaru teknologi perencanaan jembatan yang
juga sudah diakomodir pada BMS Peraturan Teknik Jembatan dan BMS Panduan
Perencanaan Jembatan terbaru. Rujukan utama BMS Peraturan Teknik Jembatan terbaru
adalah AASTHO LRFD Bridge Design Specifications 8th Edition (2017). Penjelasan dalam
panduan ini juga merujuk kepada dokumen terbaru dari Federal Highway Administration
(FHWA) dan National Highway Institue (NHI).
Pembahasan tentang kriteria perencanaan merujuk kepada dokumen terbaru yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau yang
lebih khusus adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian PUPR. Daftar lengkap rujukan terdapat pada Daftar Pustaka pada setiap bab.

1.2 Acuan Normatif

SNI 1725:2016, Pembebanan untuk jembatan.


SNI 8460:2017, Persyaratan perancangan geoteknik.
SNI 2833:2016, Perancangan jembatan terhadap beban gempa.
RSNI T-12-2004, Perencanaan struktur beton untuk jembatan.
SNI 8460:2017, Persyaratan perancangan geoteknik.
Peta Gempa Nasional:2017, Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia.
RSNI T-03-2005, Perencanaan struktur baja untuk jembatan.
ACI 343R-95: reaproved 2004, Analysis and design of reinforced bridge structure.
AASHTO: 2017, AASHTO LRFD Bridge design specifications.

1.3 Tujuan panduan perencanaan

Tujuan panduan praktis perencanaan teknis jembatan ini adalah sebagai acuan dalam
perencanaan jembatan dan pedoman pelatihan tentang tahapan perencanaan jembatan.
Panduan ini diharapkan menjadi referensi bagi praktisi jembatan dalam menerjemahkan
peraturan, norma, standar, pedoman, kriteria dan manual ke dalam praktik perencanaan.
Selain itu, panduan ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi.

1.4 Susunan panduan

Untuk mencapai pokok tujuan panduan perencanaan di atas, urutan pembahasan pada
Volume 5 terdiri dari:

1
1) Contoh perencanaan pelat lantai
2) Contoh perencanaan jembatan gelagar betob bertulang Tipe T
3) Contoh perencanaan box culvert
4) Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan segmental
5) Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan nonsegmental
6) Contoh perencanaan jembatan baja
7) Contoh perencanaan pilar tipe portal 1 tingkat
8) Contoh perencanaan pilar tipe portal 1 dengan balok transversal
9) Contoh perencanaan fondasi telapak
10) Contoh perencanaan fondasi dalam.

1.5 Penggunaan panduan

Panduan ini disusun berdasarkan alur tahapan perencanaan jembatan yang dibagi menjadi
lima volume. Pembaca disarankan untuk memahami terlebih dahulu Volume sebelumnya
mengenai langkah-langkah perencanaan struktur bangunan atas, perencanaan bangunan
bawah, dan fondasi yang telah ditampilkan dalam bentuk diagram alir guna untuk
mempermudah pembaca dalam memahami setiap alur perencanaan jembatan.

1.6 Penutup panduan

Panduan ini menyajikan tahapan perencanaan jembatan standar dari awal hingga akhir, yang
dapat digunakan bagi perencana, praktisi maupun akademisi. Semoga panduan ini
bermanfaat dan dapat digunakan hingga masa yang akan datang. Meskipun kelak terdapat
pembaruan peraturan atau code yang menjadi referensi di panduan saat ini, namun
hakikatnya dasar-dasar perencanaan jembatan yang ada dalam panduan masih dapat
digunakan sampai kapanpun.

2
2 Contoh perhitungan perencanaan jembatan

2.1 Contoh perencanaan bangunan atas

2.1.1 Contoh perencanaan pelat lantai

1. Data pelat lantai

Berikut data struktur jembatan yaitu:


Panjang bentang Lb := 16 m

Jarak antar gelagar sg := 2100 mm

Lebar jalan raya W r := 9000 mm

Gambar denah jembatan

Gambar potongan memanjang jembatan

3
Gambar potongan melintang jembatan

2. Perhitungan struktur atas


2.1 Perhitungan pelat jembatan
Pada struktur pelat lantai beton bertulang yang didukung oleh gelagar I beton pratekan arah
longitudinal jembatan, tulangan utama pelat lantai beton dipasang pada arah melintang
jembatan.
2.1.1 Perhitungan lebar strip
Pengaruh beban mati yang bekerja pada pelat lantai dihitung berdasarkan lebar pelat strip
selebar 1000 mm. Sedangkan untuk pengaruh beban hidup ditentukan berdasarkan lebar strip
ekivalen. Lebar strip ekivalen untuk momen positif ditentukan dengan persamaan berikut:
Untuk spasi gelagar S := 2100mm
w :=
w := 660mm + 0.55 S = 1815 660.0mm + 0.55 S = 1.82 m
 mm

Gambar bidang kontak roda truk dengan pelat

4
2.1.2 Pembebanan pelat lantai
Pengaruh
Pengaruh beban matiyang
beban mati yangbekerja
bekerjapada
pada pelat
pelat deklantai dihitung
dihitung berdasarkan
berdasarkan lebar pelat strip
lebar pelat
selebar 10001000mm
strip selebar mm.
b := 1000 mm

1) Berat sendiri (MS)


Berat sendiri sudah terhitung secara otomatis oleh program, dengan berat jenis beton sebagai
berikut:
kN
γ c := 25
3
m
2) Beban mati tambahan (MA)
a) Beban beton barrier
kN
Berat jenis beton γ c = 25
3
m
2
Luas barrier Ab := 369800 mm

Lebar efektif b = 1000 mm

Beban barrier W br := γ c Ab b = 9.24 kN

b) Beban aspal
kN
Berat jenis aspal γ a := 22.4
3
m
Tebal aspal ta := 50 mm

Lebar efektif b = 1000 mm


kN
Beban aspal W a := γ a ta b = 1.12
m

c) Beban trotoar
kN
Berat jenis beton γ c = 25
3
m
tinggi trotoar htr := 435 mm

Lebar efektif b = 1000 mm


kN
Beban trotoar W tr := γ c htr b = 10.88
m

Untuk mendapatkan pengaruh beban mati (MS) dan beban mati tambahan (MA), struktur pelat
lantai dimodelkan sebagai balok menerus diatas banyak tumpuan.
Beban mati (MS) merupakan berat sendiri pelat lantai yang dihitung secara otomatis oleh
pogram. Besarnya momen akibat beban mati (berat sendiri pelat) dapat dilihat pada gambar
berikut:

5
Bidang momen akibat beban mati (berat sendiri)

Besarnya beban mati tambahan (MA) dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar beban aspal

Gambar beban trotoar

Gambar beban barrier

Bidang momen akibat beban mati tambahan

kN m
Momen akibat berat sendiri per 1 m lebar strip ekivalen MMS := 1.13
m
kN m
Momen akibat beban mati tambahan per 1 m lebar strip ekivalen MMA := 4.97
m

6
3) Beban lalu lintas truk

0,5 m 0,5 m
1,75 m
5m (4-9) m
2,75 m
50 kN 225 kN 225 kN

150 mm 25 kN 750 mm 112,5 kN 750 mm 112,5 kN

250 mm
250 mm 250 mm
250 mm 250 mm 2,75 m
250 mm

150 mm 25 kN 750 mm 112,5 kN 750 mm 112,5 kN

Gambar beban truk

Dalam perencanaan pelat lantai digunakan beban roda truk terbesar yaitu roda tengah atau
roda belakang.
Beban 1 roda
P1 := 112.5 kN

Faktor pembesaran dinamik FBD := 0.3

Beban PT1 := P1 ( 1 + FBD)

PT1 = 146.25 kN

Gambar posisi truk alternatif 1

Gambar posisi truk alternatif 2

7
Gambar posisi truk alternatif 3

Gambar envelop bidang momen akibat beban truk

Berdasarkan hasil analisis permodelan didapatkan momen lentur positif maksimum terdapat
pada posisi alternatif 3, yaitu:

MTruk := 54.69kN m

Untuk mendapatkan momen rencana akibat beban truk, momen envelop akibat beban truk
dibagi dengan lebar strip ekivalen:

MTruk kN m
MLL := = 30.13
w m

Sehingga momen ultimit yang didapatkan akibat kombinasi kuat I adalah:

kN m
Mu := 1.3 MMS + 2 MMA + 1.8 MLL = 65.65
m
Momen ultimit ini adalah momen yang didapatkan berdasarkan lebar pelat strip ekivalen.

2.1.3 Perhitungan tulangan pelat lantai


1) Desain lentur
Lebar efektif pelat lantai b = 1000 mm
tts := 250 mm
Tebal pelat lantai s := 250 mm
3
b tts3
b 3
:= b  t s
s = = 1302083333.33
1302083333.33 mm
mm4
4
Inersia
Inersia penampang
penampang IIIg
g :=
:= 12 = 1302083333.33  mm
4
g 12
12
tt s
Titik berat penampang := tss =
yyytt := = 125 mm
mm
t := 2 = 125
125 mm
2
2
Mutu beton f'c := 30 MPa

f'c  30 maka β 1 := 0.85


Faktor modifikasi
λ := 1
kepadatan beton

8
Mutu tulangan fy := 420 MPa

Momen terfaktor Mu := 65.65 kN m

Faktor reduksi lentur ϕ f := 0.9


Mu 2
Luas tulangan minimum As req := = 928.76 mm
(
ϕ f fy 0.85de )
Jarak antar tulangan s = 100mm

Diameter tulangan D := 16 mm

Luas tulangan b 1 2 2
Asuse :=   π D = 2010.62 mm
yang digunakan s 4
Asuse fy
Tinggi blok tekan ekivalen a := = 33.12 mm
0.85f'c b

 a
Momen nominal: Mn :=Asuse  fy   de -  =171.80  kN  m
 2
a
Jarak dari serat tekan c := = 38.96 mm
terluar ke sumbu netral β1

Regangan ultimit beton ε c := 0.03

d c
Cek regangan baja: s :=  e  c = 0.14
 c 
Karena regangan baja yang terjadi adalah 0.14 dan lebih besar dari 0.005, maka
penggunaan nilai faktor reduksi kekuatan lentur sebesar 0.9 sudah tepat.
Momen tahanan Mr := ϕ f Mn = 154.62 kN m

Syarat tulangan minimum:

Tulangan yang digunakan harus memenuhi salah satu syarat dibawah ini:

Tegangan retak beton fr := 0.63 f'c MPa = 3.45 MPa

Variabel faktor retak lentur γ 1 := 1.6 γ 3 := 0.75

 Ig 
Momen retak penampang Mcr :=     de -  =43.13  kN  m
3 1  y 
 t 
Momen retak penampang
Dengan demikian, persyaratan tulangan minimum:

1.33Mu = 87.31 kN m

1.2 Mcr = 51.76 kN m

9
Cek_Tulangan_Minimum := (
"Oke" if Mr  min 1.2Mcr 1.33  Mu ) = "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


sebaliknya

Sehingga untuk tulangan lentur pelat lantai digunakan D16-100 (T3 dan T4)Maka luas
tulangan minimum ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari 1.33 Mu atau 1.2 Mcr Karena 1.2
Mcr lebih kecil dari 1.33 Mu, maka yang menentukan luas tulangan minimum adalah 1.2 Mcr.
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh tahanan lentur terfaktor (Mr) sebesar
154.62kN.m. Nilai ini lebih besar dari nilai momen tulangan minimum 1.2 Mcr, sehingga
persyaratan tulangan minimum sudah terpenuhi.

2) Tulangan Pembagi

Tulangan pembagi adalah tulangan searah lajur lalu lintas yang berfungsi sebagai tulangan
susut.
110 110
 67 % = 75.91 %
S 2.1

Maka gunakan persentase tulangan 67 %


2
As := Asreq 0.67 = 622.27 mm

Jarak antar tulangan s := 100 mm

Diameter tulangan Ds := 13 mm

Luas tulangan b 1 2 2
Asused :=   π Ds = 1327.32 mm
yang digunakan s 4
Periksa: Asused > As ...Oke

Maka, digunakan Gunakan tulangan pembagi D13-100 (T1 dan T2)

Geser pada pelat lantai (Punching Shear)

750 mm

50mm

250mm

10
d/2 750mm d/2
d/2

250mm d0

d/2
b0
Tinggi efektif pelat d = 0.22 m
Gambar punching shear pelat lantai
Maka dimensi penampang bo := P + d = 0.97 m
Dimensi
kritis bidang kontak truk P := 750mm L := 250mm
do := L + d = 0.47 m

Tinggi bo  mm
=0.22
Tinggi efektif
efektif pelat
pelat lantai d
d e=:= 220m= 2.06
Rasio panjang terhadap lebar β c
:= P
bo := d +d
P o+ d ==0.97 m
Maka dimensi
Maka dimensi penampang
penampang kritis b o e 970 mm
kritis
Keliling geser kritis Uo:=:=
d
d o
:=2L (
L b
+od
+ )
d+=d=0.47 m
e o470 mm
bo
Uc=:=2.88 m= 2.06
β
Rasio panjang terhadap lebar do
Faktor reduksi geser ϕ shear := 0.9
Keliling geser kritis
Beban truk
Keliling geser kritis
U
U := 2 bo((
TT := 112.5 kNo ))
:= 2 bo ++ ddo = 2880 mm

Faktor reduksi geser ϕ v := 0.75


U = 2.88 m
Faktor beban hidup LF := 1.8
Faktor reduksi geser ϕ shear := 0.9
Beban truk TT := 112.5 kN
Faktor pembesaran dinamis FBD := 1.3
Beban truk
Faktor pembesaran dinamis TT
FBD := =112.5
0.3  kN
Gaya gser terfaktor Vu := LF FBD TT
Gaya geser
Faktor bebanterfaktor
hidup Vu := 1.8
LF LF ( 1 + FBD)  TT = 263.25 kN
5
Vu = 2.63  10 N
Faktor pembesaran dinamis FBD := 1.3 0.33 
Kuat geser nominal pelat Vn :=  0.17 +   f`c MPa  U  de = 1144.86kN
 c 
Gaya gser terfaktor 
Vu := LF FBD TT
5
Syarat geser nominal pelat VVnu=0.33
2.63  f'10 MPa
c
N  U d
e
1144.86 kN  1145.22 kN ...Oke
Maka nilai geser pelat Vn = 1144.86 kN
yang digunakan
Vr := ϕ v Vn = 858.65 kN

Kontrol terhadap geser yang bekerja

Vu  Vr

263.25 kN  858.65 kN ...Oke

11
Gambar detai tulangan pelat lantai

12
2.1.2 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton bertulang tipe T

Desainlah jembatan beton bertulang gelagar T dengan tumpuan sederhana yang memiliki
panjang bentang 20 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan raya dengan tebal perkerasan
aspal 5 cm serta memiliki pembatas pada kedua sisi dengan berat 7,56 kN/m. Mutu beton dan
baja yang digunakan adalah f'c = 30 MPa dan fy = 420 MPa.

Solusi:
Desain struktur atas jembatan pada kasus ini meninjau dua kasus desain, yaitu desain pelat
lantai jembatan dan desain gelagar beton bertulang tipe T.

1. Pemilihan dimensi penampang komponen struktur atas

Tipe struktur yang akan didesain adalah tipe struktur jembatan beton bertulang. Berdasarkan
Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017) Tabel 3.6.2.2.1-1, tipe struktur atas
jembatan bertulang dikategorikan sebagai tipe (e).

Penentuan dimensi gelagar T


Tinggi gelagar minimum ditentukan berdasarkan tabel berikut ini:

Tabel Tinggi gelagar minimum


Jika variabel tinggi komponen
digunakan, nilainya disesuaikan untuk
Struktur atas menghitung kekakuan relatif dari
momen positif dan negatif
Tinggi minimum (Termasuk pelat lantai)
Bentang
Material Tipe struktur Bentang menerus
sederhana
Pelat lantai dengan 1,2 ( S + 3000 ) S + 3000
tulangan utama sejajar  165mm
dengan lalu lintas 30 30
Beton Gelagar T 0,070L 0,065L
bertulang
Gelagar boks 0,060L 0,055L
Struktur gelagar untuk
0,035L 0,033L
pejalan kaki
Pelat lantai 0,030L ≥ 165mm 0,027L ≥ 165mm

Gelagar boks cor ditempat 0,045L 0,040L


Beton Gelagar I pracetak 0,045L 0,040L
pratekan
Struktur gelagar untuk
0,033L 0,030L
pejalan kaki
Gelagar boks berdekatan 0,030L 0,025L
Tinggi total gelagar I
0,040L 0,032L
komposit
Baja Tinggi gelagar bagian dari
0,033L 0,027L
gelagar I komposit
Rangka baja 0,100L 0,100L
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3, 2017

13
Panjang rencana jembatan Lb := 20 m

Tinggi gelagar T minimum hmin := 0.07 Lb = 1400 mm

Tinggi gelagar T yang digunakan hg := 1400 mm

Lebar gelagar T yang digunakan bw := 500 mm

Penentuan jarak antar gelagar dan lebar jalan


Konfigurasi gelagar pada arah tegak lurus jembatan dipengaruhi oleh metode analisis beban
hidup yang digunakan. Pada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017)
terdapat dua metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis pendekatan (Pasal
3.5.3.2.2) dan metode rinci (Pasal 3.5.3.2.3). Pada kasus ini, metode analisis struktur akibat
beban hidup yang digunakan adalah metode pendekatan, sehingga berdasarkan metode
pendekatan pada Tabel 3.6.2.2b-1, untuk tipe struktur (e), spasi antar gelagar adalah besar
sama dengan 1100 mm tetapi tidak boleh lebih besar dari 4900 mm.
1100  sg  4900
Olehkarena
Oleh karenaitu,
itu, pada
pada kasus
kasus ini
inidicoba
dicobaspasi
spasiantar
antargelagar
gelagarsebesar
sebesar 1200 mm.
1200 Jalan
mm. yang
Jalan di di
yang
desain terdiri dari dua lajur, maka diperlukan 8 gelagar (2 gelagar ekstererior dan 6 gelagar
desain terdiri dari dua lajur, maka diperlukan 8 gelagar (2 gelagar eksterior dan 6 gelagar
interior). Panjang pelat kantilever pada sisi luar gelagar eksterior ditentukan berdasarkan
interior). Panjang pelat
Tabel 3.6.2.2.2d-1 yaitu:kantilever pada sisi luar gelagar eksterior ditentukan berdasarkan
Tabel 3.6.2.2.2d-1 yaitu:

300  de  1700

Yang mana de adalah jarak antara as gelagar eksterior ke sisi dalam kerb atau pembatas
jalan, de bernilai positif jika gelagar eksterior berada di sisi dalam kerb atau pembatas jalan
dan bernilai negatif jika gelagar eksterior berada di sisi luar kerb atau pembatas jalan. Oleh
karena itu, pada kasus ini digunakan panjang katilever 300 mm. Detail dimensi melintang
jembatan adalah seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar potongan melintang jembatan

14
Jarak antar gelagar sg := 1200mm
Tebal minimum pelat lantai yaitu ts_1  200mm dan (
ts_2  100 + 40 sg )
ts_2  148mm
Maka digunakan tebal pelat lantai yaitu ts := 250mm

2. Perhitungan gaya dalam struktur dan kombinasi pembebanan

a) Gaya dalam pada gelagar T akibat beban permanen

Momen tak terfaktor


Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017) Pasal 3.6.2.6
mengizinkan bahwa untuk menghitung ketahanan lentur akibat beban permanen dapat
diambil berdasarkan luas tributari. Efek beban dari kerb atau pembatas jalan diperhitungkan
dengan cara membagi berat kerb atau pembatas jalan tersebut ke semua gelagar jembatan
dengan syarat bahwa kerb atau pembatas jalan tersebut dipasang setelah pelat lantai
mengeras. Oleh karena itu, dimensi gelagar T yang diperhitungkan dalam analisis adalah
seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar penampang gelagar T


Data-data yang diperlukan
:

kN
Berat volume beton γ c := 24
3
m
kN
Berat volume aspal γ a := 22
3
m
Tebal aspal ta := 50 mm

Lebar gelagar bw = 500 mm


2
Luas barrier Ab := 314900 mm
kN
berat 1 barrier W br := Ab γ c = 7.56
m
Jumlah pembatas jalan nbr := 2

Jumlah gelagar ng := 8

Panjang jembatan Lb = 20m

Tinggi minimum gelagar T hmin = 1400 mm


15
Panjang jembatan L = 20m

Tinggi minimum gelagar T hmin = 1400 mm

Tinggi gelagar hg = 1400 mm

Tebal pelat lantai ts = 250 mm

Jarak antar gelagar sg = 1200 mm

Tinggi web tw := hg  ts = 1150 mm

( )
Syarat lebar efektif bef , diambil nilai terkecil dari:
bef  bw sg  bw
1
bef <  Lb bef  bw 
4  8  ts 2 2
2
bef < 5000 mm bef  1200mm
bef  4500mm

digunakan lebar
Maka digunakan lebar efektif
efektif bef := 1200 mm
2
Luas penampang gelagar T Ag := bw tw + ts bef = 875000 mm2

kN
Berat gelagar W g := Ag γ c = 21
m
nbr kN
Berat pembatas jalan W b := W br = 1.89
ng m
kN
Berat aspal W a := ta bef γ a = 1.32
m
kN
Beban mati komponen struktural MS := W g + W b = 22.89
m
kN
Beban mati perkerasan MA := W a = 1.32
m

Momen tak terfaktor


Karena beban merata,
Karena beban merata,maka
makamomen
momenakibat
akibatbeban
bebanMS
MSdan
danMA
MAditentukan
ditentukan dengan persamaan
dengan
berikut:
persamaan-persamaan berikut:
1 2
Momen MS maksimum MSmax :=  MS Lb = 1144.47 kN m
8
1 2
Momen MA maksimum MAmax :=  MA Lb = 66 kN m
8
Geser Tak Terfaktor
MS Lb
Gaya geser gelagar akibat beban MS VMS := = 228.89 kN
2
MA Lb
Gaya geser gelagar akibat beban MA VMA := = 13.20 kN
2

16
b) Gaya dalam pada gelagar akibat beban lajur (BTR dan BGT)

Untuk jembatan bentang menengah dan panjang, gaya dalam yang terjadi akibat beban lajur
lebih dominan. Berdasarkan SNI pembebanan jembatan, faktor beban dinamis ditentukan
berdasarkan panjang bentang jembatan. Untuk panjang bentang jembatan 20 m maka beban
rencana harus diperbesar sebesar 40%.
Jarak antar gelagar sg = 1200 mm

Faktor beban dinamis FBD := 1 + 0.4 = 1.4


kN
Beban Garis Terpusat BGT := 49
m
Panjang jembatan Lb = 20 m

PBGT := FBD BGT  sg = 82.32 kN

L  30m maka nilai qBTR := 9kPa

kN
Beban Terbagi Rata W BTR := qBTR sg = 10.80
m

Gaya dalam maksimum akibat Beban Garis Terpusat (BGT) di tengah bentang
1
Momen MBGT :=P  L = 411.60 kN m
4 BGT b
1
Geser VBGT :=  PBGT = 41.16 kN
2
Gaya dalam maksimum akibat beban terbagi rata (BTR) di tengah bentang
1 2
Momen MBTR :=  W BTR Lb = 540 kN m
8
1
Geser VBTR :=  W BTR Lb = 108 kN
2

Total gaya dalam akibat beban BTR dan BGT ditengah bentang
Momen Mtotal_BTR_BGT := MBTR + MBGT = 951.60 kN m

Geser Vtotal_BTR_BGT := VBTR + VBGT = 149.16 kN

c) Gaya dalam pada gelagar akibat beban truk


Karena panjang jembatan eksisting adalah 20 m, maka terdapat 3 sumbu truk yang akan
membebani jembatan. Untuk menganalisis gaya-gaya dalam akibat beban kendaraan truk
standar dapat dilakukan dengan metode garis pengaruh.

1) Menentukan momen maksimum di tengah bentang


Momen maksimum di dapatkan dengan menempatkan beban truk tepat di tengah bentang
jembatan. Dalam perhitungan momen ini, beban truk bergerak dari kiri ke kanan, seperti
gambar berikut ini:

17
Truk bergerak dari kiri ke kanan

P1=225 kN P2=225 kN
P3=50 kN

RA RB
6 (m) 4 (m) 5 (m) 5 (m)

20 (m)

Posisi beban truk

Untuk mendapatkan garis pengaruh momen maksimum, maka diasumsikan bahwa bekerja
beban sebesar satu satuan ditengah bentang.
P= satu satuan

RA RB
10 (m) 10 (m)

20 (m)

Posisi beban satu satuan di tengah bentang

Panjang bentang jembatan LAB := 20m


LAB
Jarak dari tumpuan A ke titik C LAC := = 10000 mm
2
LAB
Jarak dari titik C ke tumpuan B LCB := = 10000 mm
2

Beban satu satuan P := 1

Reaksi tumpuan yang terjadi akibat beban satu satuan yang bekerja yaitu:

P  LCB P  LAC
RA := = 0.5 RB := = 0.5
LAB LAB

Selanjutnya, menghitung garis pengaruh momen maksimum akibat beban satu satuan di
tengah bentang yaitu dengan mengalikan reaksi tumpuan ke titik C yang ditinjau.

18
LAB
MC := RA  = 5000  mm
2

Maka, diagram garis pengaruh momen maksimum di tengah bentang akibat beban satu
satuan yaitu:

P= satu satuan

RA RB
10 (m) 10 (m)

20 (m)

A C B

5 (m)

Gambar diagram garis pengaruh momen maksimum

Kemudian untuk mendapatkan momen maksimum akibat beban truk yang bergerak yaitu
dengan menempatkan beban truk terbesar tepat di tengah bentang kemudian dikalikan
dengan nilai garis pengaruh akibat beban satu satuan.

4 (m) 5 (m)
P1=225 kN P2 = 225 kN P3 = 50 kN

A C B

Y1 Y2 = 5 (m) Y3

X1 = 6 (m) X3 = 5 (m)

X2 = 10 m X2 = 10 m

Gambar penempatan beban truk di tengah bentang pada diagram garis pengaruh

19
Beban gandar
gandar depan
depan truk
truk P3 := 50kN

Beban gandar
gandar tengah
tengah truk
truk P2 := 225kN

Beban gandar
gandar belakang
belakang truk
truk P1 := 225kN

Jarak dari tumpuan


tumpuan A ke
ke P1 X1 := 6000 mm
6000mm

Jarak dari A ke C
C dan
dan C
C ke
ke B
B X2 := 10m = 10000mm
10000mm

Jarak dari P3 ke B X3 := 5000


5000mm
mm

Nilai garis pengaruh di tengah bentang Y2 := 5000 mm


akibat beban satu satuan
Untuk
Untuk mendapatkan nilai Y
mendapatkan nilai Y1 dan Y3 dilakukan
dilakukandengan
denganperbandingan
perbandingan segitiga.
1 dan Y3 segitiga.
Y2  X3
Y2  X1
Y3 := = 2500  mm
Y1 := = 3000  mm X2
X2

Maka momen maksimum akibat beban truk di tengah bentang yaitu:

Mtruk_max := P1  Y1 + P2  Y2 + P3  Y3 = 1925  kN  m

2) Menentukan gaya geser maksimum


Gaya geser maksimum didapatkan dengan menempatkan truk tepat ditumpuan jembatan.
yang mana dalam perhitungan gaya geser ini, beban truk bergerak dari kiri ke kanan, seperti
gambar di bawah ini.

Truk bergerak dari kiri ke kanan

P1=225 kN P2=225 kN
P3=50 kN

RA RB
4 (m) 5 (m)

20 (m)

Gambar penempatan beban truk di tumpuan

untuk mendapatkan garis pengaruh gaya geser, maka diasumsikan bahwa bekerja beban
sebesar satu satuan.

20
a) Jika beban satu satuan berada di tumpuan A

P= satu satuan

RA RB
20 (m)

Gambar penempatan beban satu satuan di tumpuan A

Jarak P ke tumpuan B XP_B := 20m

Panjang bentang jembatan Lb = 20 m

Beban satu satuan P=1

Nilai garis pengaruh Σ MB := 0


P XP_B
RA1 := =1
Lb

b ) jika beban satu satuan ada di tumpuan B


P= satu satuan

RA RB
20 (m)

Gambar penempatan beban satu satuan di tumpuan B

Jarak P ke tumpuan B X2. := 0

NIlai garis pengaruh Σ MB. := 0


P X2.
RA2 := =0
Lb

21
4 (m) 5 (m)

225 kN 225 kN 50 kN

RA Y1 Y2
11 (m)
16 (m)

20 (m)

Gambar penempatan beban truk pada diagram garis pengaruh

Di
Di tumpuan
tumpuan A R =1
A A1 = 1
RA1
Panjang
Panjang segitiga
segitiga Y1 L := 16000 mm
Y1 Y1 := 16000 mm
LY1
Panjang
Panjang segitiga
segitiga Y2 L := 11000 mm
Y2 Y2 := 11000 mm
LY2
Panjang
Panjang segitiga
segitiga RA L := 20000 mm
RA RA := 20000 mm
LRA
Beban
Beban gandar
gandar belakang
belakang truk P = 225  kN
truk 1 = 225  kN
P1
Beban
Beban gandar
gandar tengah
tengah truk P = 225  kN
truk 2 = 225  kN
P2
Beban
Beban gandar
gandar depan
depan truk P = 50 kN
truk 3 = 50 kN
P3

Menentukan tinggi Y1 dan Y2 dengan cara perbandingan segitiga.

RA1  LY1 RA1  LY2


Y1 := = 0.8 Y2 := = 0.55
LRA LRA

Gaya geser maksimum akibat truk yang bergerak


Vtruk_max := P3  Y2 + P2  Y1 + P1  RA1 = 432.50 kN

Faktor distribusi beban hidup


Efek beban lalu lintas perlu ditinjau pada gelagar eksterior dan interior. Pada kasus ini, efek
beban lalu lintas yang ditinjau adalah efek dari beban truk. Efek beban kendaraan truk pada
gelagar ditentukan dengan mengalikan gaya dalam akibat beban truk dengan faktor distribusi.
Faktor Distribusi Beban Hidup gelagar Interior:

Modulus elastisitas beton Ec := 25742.96 MPa


Modulus elastisitas gelagar Eb := Ec

Modulus elastisitas pelat lantai Ed := Ec


Eb
Rasio modulus elastisitas gelagar dan pelat n := =1
lantai Ed

Momen inersia gelagar

22
Momen inersia gelagar
bef

ts A2

hg
tw A1

bw

Gambar penampang gelagar T beton bertulang

Luas penampang 1 ( )
A1 := bw hg  ts = 575000 mm
2

hg  ts
Titik berat penampang 1 y1 := = 575 mm
2

( )
1 3 4
Momen inersia penampang 1 Ix1 := b  h  t = 63369791666.67 mm
12 w g s

2
Luas penampang 2 A2 := bef ts = 300000 mm
ts
Titik berat penampang 2 y2 := hg  = 1275 mm
2
1 3 4
Momen inersia penampang 2 Ix2 :=  bef ts = 1562500000 mm
12

A1 y1 + A2 y2
Tititk berat penampang terhadap sumbu Y Y := = 815 mm
A1 + A2

Jarak titik
Jarak titikberat
beratpenampang
penampangtotal
totalke
kebagian
bagian dd11:=:= YYyy11==240
240 mm
mm
penampangyang
penampang yangditinjau
ditinjau
dd22:=:= YYyy22==460  mm
460 mm
2 2
Momen Inersia Ix := Ix1 + Ix2 + A1 d1 + A2 d2

4
Ix = 161532291666.67 mm
ts
Ekesentrisitas gelagar eg :=hg  Y  ts = 460 mm
Ekesentrisitas gelagar eg :=hg  Y  2 = 460 mm
2 2
Ag = 875000 mm
2
Luas penampang gelagar Ag = 875000mm

 2
2
Parameter kekakuan
kekakuan longitudinal K := nnIIxx ++ A
Kgg := Ab. eegg 
Parameter longitudinal  g 
4
Kg = 346682291666.67 mm 4
Kg = 346682291666.667 mm

Spasi antar gelagar Sg := 1200 mm


23
Spasi antar gelagar Sg := 1200 mm
a) Faktor distribusi momen gelagar Interior
Faktor distribusi momen gelagar interior satu lajur terbebani:
0.4 0.3 0.1
 Sg   Sg   Kg 
gmi_1 := 0.06 +       = 0.32
 4300 mm  Lb   L t 3 
 b s 
Faktor distribusi momen gelagar interior dua lajur terbebani
0.6 0.2 0.1
 sg   sg   Kg 
gmi_2 := 0.075 +   .  . 3 
= 0.41
 2900.mm  L   L.t s 

9 12
Catatan: Nilai Kg harus memenuhi syarat batas 4.10  kg  3.10
hj
b)b) Faktor
Faktor distribusi
distribusigeser
gesergelagar
gelagarInterior
Interior

Faktor distribusi geser satu lajur terbebani:

Sg
gvi_1 := 0.36 + = 0.52
7600 mm
Faktor distribusi geser dua lajur terbebani:
Faktor distribusi geser dua lajur terbebani:
0.6 2
 sg   sg 
g := 0.2 +   .  = 0.52
vi_2  3600.mm   10700 
   

Gaya dalam tak terfaktor akibat kendaraan standar dengan jarak gandar depan ke gandar
tengah 5 m dan gandar tengah ke gandar belakang 4 m yaitu:
(
Mtruk_maxs := Mtruk_max  max gmi_1 gmi_2 = 796.96 kN  m )
(
Vtruk_maxs := Vtruk_max  max gvi_1 gvi_2 = 225.23 kN )
Bandingkan gaya dalam akibat beban truk dan beban lajur. Momen yang menentukan untuk
analisis gelagar yaitu beban lajur (BTR dan BGT) karena menimbulkan momen lebih besar.
Sedangkan gaya geser ditentukan oleh beban truk.
Momen maksimum yang digunakan Mmax_standar := 915.60kN m

Geser maksimum yang digunakan Vmax_standar := 225.23kN

3. Kombinasi pembebanan

Kombinasi pembebanan ditentukan dengan mengacu kepada standar pembebanan untuk


jembatan tahun 2016 yang dirangkum pada Tabel 1 pada peraturan tersebut.

24
Kombinasi Pembebanan Ultimit

Momen
Momengelagar
gelagarInterior:
Interior:

( )
Multimit_1_I := 1.3 MS max + 2 MA max + 1.8 Mmax_standar = 3267.89 kN m

Geser gelagar interior:


Geser gelagar interior:
Karena gaya geser maksimum disebabkan oleh beban truk, maka dikalikan dengan Faktor Beban
Dinamis gaya
Karena (FBD).geser
FBD maksimum
untuk bebandisebabkan
truk adalah 0.3
oleh beban truk, maka dikalikan dengan Faktor
S
Beban Dinamis (FBD). FBD untuk beban truk adalah 0.3
FBD = 0.3

( )
Vultimit_1_I := 1.3 VMS + 2 VMA + ( 1 + FBD)  1.8 Vmax_standar = 851 kN
Z
Kombinasi pembebanan ekstrem 2
Momen gelagar interior:

( )
MEkstrem_1_I := 1.3 MS max + 2 MA max + 0.5 Mmax_standar = 2077.611 kN m

Geser gelagar interior:

VEkstrem_1_I := 1.3 VMS + 2 VMA + ( 1 + FBD


FBD )  0.5
)  0.5 ( (
 Vmax_standar
Vmax_standar ) )
= 470.36
= 470.36  kN  kN

Kombinasi pembebanan layan 2


Momen gelagar Interior:

( )
MLayan_2_I := 1 MS max + 1 MA max + 1.3 Mmax_standar = 2400.75 kN m

Geser gelagar Interior:


( )
VLayan_2_I := 1 VMS + 1 VMA + ( 1 + FBD)  1.3 Vmax_standar = 622.73 kN

4. Desain tulangan D

a) Desain tulangan lentur

Momen ultimit Mu := 3267.89kN m

Tegangan leleh baja fy := 420 MPa

Kuat tekan beton f'c := 30 MPa maka β 1 := 0.85

Tebal selimut beton dc := 50 mm

Tulangan geser Ds := 16 mm

Diameter tulangan lentur D := 32 mm


D
Asumsi tinggi efektif d := h  d  D D = 1318 mm
Asumsi tinggi efektif d e:= hg g dc c Ds s 2= 1318 mm
2
Faktor reduksi kekuatan ϕ lentur := 0.9
Faktor reduksi kekuatan ϕ lentur := 0.9

25
D
de := hg  dc  Ds  = 1318 mm
2
Faktor reduksi kekuatan ϕ lentur := 0.9
f := 0.9
MM uu 2 2
Luas tulangan
tulangan perlu
perlu As_req := = 7716.87
= 7716.87  mm
 mm
 fy0.85
f fy 0.85
ϕ lentur de  d

Digunakan tiga lapis tulangan diameter 32 mm:


1 2 2
Luas satu tulangan lentur As :=  π D = 804.25 mm
4
Lebar yang mengalami tekan bef = 1200 mm
As_req
Jumlah tulangan yang ntulangan := = 9.60
diperlukan As

Digunakan jumlah ntulangan_used := 10


tulangan
2
Luas tulangan lentur total As_total := ntulangan_used As = 8042.48 mm

As_total fy
Tinggi blok tegangan tekan atrial_1 := = 110.39 mm
0.85 f'c bef
atrial_1
c := a = 129.87 mm
Letak sumbu netral ctrial_1 := trial_1
β1 = 129.87 mm
Letak sumbu netral trial_1 β1
f
Atrial_1<ts maka gelagar T dianalisis sebagai gelagar persegi karena sumbu netral terletak
pada sayap gelagar.
 a
trial_1 
Momen nominal penampang: Mn := A  f d   = 4265.56  kNm
s_total y  e 2 
 
ϕ f Mn = 3839 kN m

Cek_Kapasitas_Lentur := "Oke" if ϕ f Mn  Mu = "Oke"

"Tidak Oke" sebaliknya


otherwise
Nilai faktor reduksi kekuatan lentur (  f ) yang digunakan sebelumnya adalah
o 0.9. Hal ini perlu
diperiksa ulang. Beton bertulang  f = 0.9 jika regangan yang terjadi pada tulangan tarik terluar
besar sama dengan 0.005. Pada kasus ini, regangan pada tulangan tarik terluar adalah:
atrial_1
Letak sumbu netral ctrial_2 := = 129.87 mm
β1

Regangan ultimit beton ε cu := 0.003

de  atrial_1
Regangan pada baja ε s :=  ε cu = 0.028
ctrial_2
Karena regangan yang terjadi adalah 0.028 dan lebih besar dari 0.005, maka penggunaan
nilai faktor reduksi kekuan lentur sebesar 0.9 sudah tepat. Dimensi tulangan tekan ditentukan
berdasarkan luas tulangan minimum.

26
Pemeriksaan luas tulangan minimum

(
Tahanan lentur terfaktor Mr ) ditentukan berdasarkan nilai yang terkecil dari:

1) 1,33 kali momen terfaktor yang dihasilkan  Sc dari


 kombinasi beban terfaktor untuk satu level
kekuatan (
Mcr = γ 3  tertentu, )
2  fcpe Sc  Mdnc   S  1
γ 1  fr + γdan

2) 1,2 kali Momen penampang retak Mcr nc 
bef = 1200 mm b = 500  mm  S.c 
(
M.cr = γ .3  γ .1 f.r +w )
γ .2 f.cpe S.c  M.dnc    1

hb = 1400  mm ts = 250  mm  S.nc 

2
Luas pelat Acs_1 := bef  ts = 300000  mm

bef =berat  mm = 500 mm ts


( )
Titik 1200penampang
bwpelat
ycs1 := hb  ts + = 1275  mm
2
hg = 1400 mm ts = 250 mm 1
Inersia pelat 3
Ix1_cs1 := b t
12 ef s 2
Luaspelat
Luas pelat Acs_1 := bef ts = 300000 mm
4
Ix1_cs1 = 1562500000 ts  mm
Titik berat penampang pelat
(
ycs1 := hg  ts +
2
)
= 1275 mm

Inersia pelat 1 3
Ix1_cs1 := b t
12 ef s
4
Ix1_cs1 = 1562500000 mm

(
Acs_2 := bw hg  ts = 575000 mm ) 2
Luas badan (web)
Luas badan (web) (
Acs_2 := bw hb  ts = 575000 mm ) 2

( ( ) )
hg  ts
Titik berat Web ycs_2 :=hb  ts = 575 mm
Titik berat Web ycs_2 := 2 = 575 mm
2

( ( ) )
Inersia Web 1 3
Inersia Web Ix2_cs2 :=1  b  h  3t
Ix2_cs2 :=  bw whb gts s
12
12
4
Ix2_cs2 = 63369791666.67 mm 4
Ix2_cs2 = 63369791666.67 mm
Acs_1  y + A+ Acs_2
 ycs1cs1
 ycs_2
Titikberat
beratpenampang
penampanggelagar
gelagar
Acs_1
:= cs_2 ycs_2 = 815  mm
Titik TT Y
Yb :=
b A + A = 815 mm
Acs_1 + Acs_2
cs_1 cs_2

:= :=
dcs_1
dcs_1  YbY=b 460
ycs1
ycs1 = 460  mm
 mm

:= :=
dcs_2
dcs_2  YbY=b =240
ycs_2
ycs_2 240  mm
 mm

2 2 2 2
Inersiagelagar
gelagar Ix_g := Ix1_cs1
Ix_g+:=Ix2_cs2
Ix1_cs1++AIcs_1  dcs_1
x2_cs2 +A
+ Acs_1 cs_1 dcs_2
 dcs_2 + Acs_2 dcs_2
Inersia
4
Ix_g = 161532291666.67 mm

27
bef =1200

250
Titik berat

1150
penampang
Yb

500

Gambar titik berat penampang

Untuk gelagar T beton bertulang, fcpe = 0 dan Sc = Snc. Oleh karena itu, persamaan untuk
menghitung momen retak menjadi:

Mcr = γ 3  γ 1  fr  Snc

Dengan γ1 = 1.6 dan γ3 = 0.75, maka:


Mcr = γ1  γ3  fr  Snc

 IgI 
 fr f  g
r yty 
M
Mcr == 0.75
0.75  1.6
 1.6
cr
 
 t
Momen inersia penampang gelagar T Ig := Ix_g

Jarak tititk berat ke sisi tarik terluar yt := Yb

Modulus retak penampang fr := 0.63 f'c MPa = 3.45 MPa

IgIg 
Momen retak
retak Mcr
cr :=
= 0.75
0.75  1.6
1.6 
f f   820.70 kN
r ryy  == 820.70  kN
 m m
 t 
t

Tahanan momen terfaktor Mr := ϕ f Mn = 3839 kN m


Dengan demikian, persyaratan tulangan minimum:
1.33 Mu = 4346.29 kN m

1.2 Mcr = 984.84 kN m

Cek_Tulangan_Minimum :=
Cek_Tulangan_Minimum :=
"OK" if Mr  min 1.2Mcr 1.33 Mu  = "OK"
(
"Oke" if Mr  min 1.2Mcr 1.33 Mu = "Oke"
( ))
"NOT OK" otherwise
sebaliknya
"Tidak Oke" otherwise
tulangan tekan ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari 1.2Mcr atau 1.33 Mu .
LuasFGH
Sehingga, luas tulangan tekan yang diperlukan adalah:

(
min 1.2Mcr 1.33 Mu ) 2
As'_req := = 2325.62 mm
ϕ f fy 0.85de

28
As'_req :=
(
min 1.2Mcr 1.33 Mu )
= 2325.62 mm
2
ϕ lentur fy 0.85d

Diameter tulangan tekan D_tekan := 32 mm


As'_req
Jumlah tulangan di dapat n_tulangan := = 2.89
1 2
 π D_tekan
4
Jumlah tulangan digunakan n_tul := 4

Luas tulangan tekan digunakan 1 2 2


As' := n_tul1  π D_tekan 2 = 3216.99 mm 2
Luas tulangan tekan digunakan A ' = n _ tul 4   D _ tekan = 3216.99  mm
s 4 
 
Pemeriksaan deformasi akibat beban mati

Pemeriksaan terhadap deformasi dihitung berdasarkan momen inersia penampang retak.

Momen maksimum tahap deformasi dihitung Ma := MSmax + MAmax = 1210.47 kN m

Modulus elasitistas baja Es := 200000 MPa

Modulus elastisitas beton Ec = 25743 MPa


Modulus elastisitas beton Ec = 25742.96MPa
E
Esss
Rasio modulus
Rasio modulus elastisitas
elastisitas baja
baja nn :=
:= E = == 7.77
7.77
7.77
teradap beton
terhadap beton Eccc

Momen inersiapenampang
Momen inersia penampangretak:
retak:

( ) ( )
1 3 2 4
Icr := b  c + n As_total de  ctrial_2 = 88569692104.38  mm
3 w trial_2

 Mcr 
3  3  M  3
 cr  3 4
Ie :=   Ig
M+
1     
 IM = 111309705351.38
  mm
cr  +  cr
cr  =  mm4
Inersia efektif  Mae  M  gMa   M   cr
I = I 1 I 111309705351.38
 a    a  

4
Inersia gross Ig = 161532291666.67 mm

Periksa: Ie  Ig ...Oke

Ie > Icr ...Oke

Deformasi
Deformasi seketika
seketika akibat beban
beban matiberdasarkan
k mati berdasarkaninersia
inersiaefektif:
efektif:
Deformasi seketika 2
5M akibat
L
a b
beban mati berdasarkan inersia efektif:
Δ DL_Ie := = 17.6 mm
48 Ec Ie
Deformasi seketika akibat beban mati berdasarkan inersia bruto dapat ditentukan dengan
menggunakan salah satu dari dua persamaan berikut:
I 
 :=    e  = 12.13  mm atau
DL_Ig DL_Ie  I 
 g
2
5Ma Lb
Δ DL_Ig. := = 12.13 mm
48 Ec Ig

29
Selanjutnya, setelah deformasi seketika dihitung, maka dapat ditentukan deformasi jangka
panjang dengan mengalikan deformasi seketika akibat beban mati dengan faktor pengali
sebagai berikut:
 Faktor perbesaran deformasi sebesar 3-1.2(As'/A.s)  1.6 jika deformasi seketika
ditentukan dengan menggunakan inersia efektif (Ie).
 Faktor perbesaran deformasi sebesar 4, jika deformasi seketika berdasarkan inersia
bruto ( Ig)
Faktor deformasi berdasarkan inersia efektif:

  A 
F := 3  1.2   s'   = 2.52
2.52  1.60 ...Oke
LT_Ie  A 
  s_total  
Deformasi jangka panjang berdasarkan inersia efektif:
Δ DLT_Ie := FΔ LT_Ie Δ DL_Ie = 50.70 mm
Δ DLT_Ie := F Δ LT_Ie Δ DL_Ie = 44.36 mm
Deformasi
Deformasi jangka panjangberdasarkan
jangka panjang berdasarkaninersia
inersia gross
bruto:
F Δ LT_Ig := 4

Δ DLT_Ig := FΔ LT_Ig Δ DL_Ig = 48.52 mm


Deformasi jangka panjang berdasarkan momen inersia bruto lebih besar dari pada deformasi
jangka panjang berdasarkan inersia effektif. Maka persyaratan camber ditentukan
berdasarkan nilai terbesar yaitu deformasi jangka panjang berdasarkan inersia bruto.

Pemeriksaan deformasi akibat beban hidup


Pemeriksaan deformasi akibat beban hidup diambil yang terbesar dari dua berikut ini yaitu:
1) Deformasi beban truk itu sendiri.
2) Deformasi dari 25% beban truk yang digunakan secara bersamaan dengan beban lajur.

Solusi:
Solusi:
Lb
Deformasi izin akibat beban hidup Δ LL := = 25 mm
800

Momen akibat beban mati MD := 1210.47kN m


Momen maksimum akibat beban Truk Mtruk_maxs = 796.96 kN  m

Momen akibat beban lajur M_lajur := MBTR + MBGT = 951.60 kN  m

Momen total akibat beban hidup MLL := Mtruk_maxs + M_lajur = 1748.56  kN  m

Karena adanya penambahan momen pada gelagar akibat beban hidup maka momen total
saat deformasi dihitung yaitu:

30
Momen saat deformasi dihitung Ma. := MD + MLL = 2959.03 kN m

Mutu beton f'c = 30 MPa

Modulus Rupture fr = 3.45 MPa

Jarak dari serat tarik ketitik yt = 815 mm


berat penampang
4
Inersia gross Ig = 161532291666.67 mm 4
Ig = 161532291666.67 mm
Ig
Momen retak Mcr. := fr Ig = 683.92 kN m
Momen retak Mcr. := fryt = 683.92 kN m
yt
4
Icr = 88569692799.05 mm 4
Inersia retak Icr = 88569692799.05 mm

f 3  3
M   M   4
Momen inersia efektif Ie =  cr  g 1   cr
 I +    Icr = 89470557620.57  mm
M M
 a    a  

Deformasi yang terjadi akibat beban truk  truk( )


Deformasi akibat beban truk tiga gandar dihitung untuk ketiga posisi gandar truk tersebut.
Dimana gandar tengah di tempatkan ditengah bentang.
Deformasi yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut:
Panjang bentang Lb = 20 m

Modulus elastisitas Ec = 25742.96 MPa

P_1=225 kN P_2=225 kN
P_3=50 kN

6000 4000 5000 5000

Gambar posisi truk

a ) a) Gandar
Gandar depan
Depan

Gandar depan P_3 := 50 kN

Jarak P_3 dari titik A a := 15000 mm

Jarak P_3 ke titik B b := 5000 mm

Posisi defleksi ditengah x := 10000 mm


bentang akibat gandar depan

P_3 b x  Lb  b  x
2 2 2
Maka deformasi yang terjadi
Δ truk_3 :=
 = 2.49 mm
akibat truk 6Ec Ie. Lb

b ) Gandar tengah
Beban gandar tengah truk P_2 := 225 kN
31
b ) b) Gandar
Gandar tengah
tengah
Beban gandar tengah truk P_2 := 225 kN
3
P_2 Lb
Maka deformasi yang terjadi Δ truk_2 := = 16.28 mm
akibat truk 48 Ec Ie.

c) Gandar belakang
c ) Gandar belakang
Beban gandar tengah truk P_1 := 225 kN
Jarak P_1 dari titik B a := 14000 mm

Jarak P_1 ke titik A b := 6000 mm

Defleksi ditengah
ditengah bentang
bentang x = 10000mm
mm
akibat
akibat gandar
gandar depan
P_1bbxx LLb  b b  x x 
22 22 22
P_1
Maka
Maka deformasi yang
yang terjadi Δ truk_1 :=
:= = =12.89
12.89 mm
 mm
6EccIIe.
6E e.LLb
Jadi , total deformasi akibat beban truk yaitu:
Δ total_truk := Δ truk_1 + Δ truk_2 + Δ truk_3 = 31.66 mm

Jumlah lajur nL := 2
Jumlah gelagar ng = 8
nL
Distribusi beban hidup untuk deformasi gΔ := = 0.25
ng

Faktor beban dinamis untuk beban truk FBD = 0.3

Deformasi akibat truk yang digunakan Δ total_truk_used := ( 1 + FBD)  gΔ  Δ total_truk

Δ total_truk_used = 10.29 mm

Deformasi dari 25% beban truk digunakan bersamaan dengan beban lajur.
d
Momen akibat beban lajur M_lajur = 951.60 kN m
2
Deformasi maksimum yang terjadi 5 M_lajur Lb
Δ lajur_max := = 17.21 mm
akibat beban lajur 48 Ec Ie.

Deformasi yang terjadi akibat Δ lajur := gΔ  Δ lajur_max = 4.3 mm


beban lajur yaitu
Δ Live := 0.25 Δ total_truk + Δ lajur = 12.22 mm
Jadi, deformasi maksimum yang terjadi disebabkan oleh beban lajur.

Deformasi diizinkan akibat beban hidup > Deformasi maksimum yang terjadi
25 mm > 12.22 mm ...Oke

32
Desain tulangan geser
Gaya geser ultimit Vu = 851 kN

ϕ v := 0.75
Faktor reduksi
1
Kuat geser beton Vc :=  f'c MPa bw de = 601.58 kN
6
0.5 ϕ v Vc = 225.59 kN
Tulangan transversal harus disediakan ketika Vu > 0.5  v(Vc+Vp). Karena gelagar pada
kasus ini adalah nonprategang, maka Vp = 0.
Periksa := "Perlu Tulangan Geser" if Vu > 0.5   v  Vc = "Perlu Tulangan Geser"

"Tulangan Minimum" sebaliknya


otherwise

Diameter tulangan Ds = 16 mm


1 2 2
Luas tulangan dua kaki Av := 2  π Ds = 402.12 mm
4
Jarak tulangan s = 200mm
Kekuatan geser tulangan Av fy de b s
Luas tulangan minimum Asv_min := 0.083= 1113
V := kN w = 108.24 mm2
kN
fc MPa
s fy
Vn1 := Vc + Vs = 1714.58 kN
Kekuatan geser nominal 2
Luas tulangan yang digunakan Av_used := Av = 402.12 mm
Vn2 := 0.25 f'c bw de = 4942.50 kN
Kuat geser yang disumbangkan Av fy d
Kuat
oleh geser nominal
tulangann
Tahanan
digunakan
geser geseryang
nominal
V
V :=
:=
( (
min
n := Vss+ n1
Vsn c n2
)
VV =V=1113
) = kN
1714.58  kN  kN
1714.58

Tahanan geser nominal


Tahanan geser terfaktor ( )
Vn := Vs + Vc = 1714.58 kN
V := ϕ  V = 1285.94 kN
Cek_kapasitas_geser := "Oke" if ϕ v Vrn > Vuv n= "Oke"
Tahanan geser terfaktor "Oke" if ϕ  V
Cek_Kuat_Geser := :=
Cek_kapasitas_geser Vrn:= ϕ geser= V
> V n = 1285.94 kN
"Oke"
"Oke" r  Vvuotherwise
if Voke"
"Tidak u= "Oke"
"Tidak sebaliknya
oke" otherwise
Cek_Kuat_Geser := "OK""Tidak Vr  otherwise
ifOke" Vu = "OK"
Kapasitas geser nominal masih sanggup menahan gaya geser yang terjadi pada gelagar.
"NOTdigunakan
OK" otherwise c
Jadi, Tulangan geser yang yaitu D16 - 200 mm
Selanjutnya, periksa spasi tulangan geser yang digunakan terhadap spasi maksimum yang
Maka, tulangan geser yang digunakan yaitu D16-200mm
diizinkan.
Vu
Tegangan geser di beton v u := = 1.72 MPa
ϕ v bw de

0.125 f'c = 3.75 MPa

Cek_tegangan_geser := "Ya" if vu < 0.125 f'c = "Ya"


Cek_tegangan_geser := "Ya" if vu < 0.125 f'c = "Ya"
"Tidak " otherwise
sebaliknya
"Tidak " otherwise
v

33
Karena, vu < 0.125  f' c maka syarat spasi maksimum: smax := 0.8 d e  600 mm

0.8 de = 1054.40 mm

Cek_spasi_maksimum := 0.8 de if 0.8 d e  600 mm = "600 mm "

"600 mm " otherwise


sebaliknya

Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan


Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang D16 -200 mm
digunakan D16-200 mm memenuhi spasi
memenuhi spasi maksimum yang diizinkan.
maksimum yang diizinkan.

34
2.1.3 Contoh perencanaan box culvert

Struktur jembatan yang akan direncanakan yaitu struktur box culvert 2 cell. Berikut adalah
gambar detail mengenai box culvert 2 cell.

Gambar potongan memanjang jembatan

Gambar potongan melintang jembatan

35
1) Lebar strip ekivalen
Pengaruh beban
Pengaruh bebanhidup
hidupditentukan
ditentukanberdasarkan lebarlebar
berdasarkan strip ekivalen . Sedangkan
strip ekivalen. Sedangkan pengaruh
pengaruh beban mati dan beban lainnya dihitung berdasarkan lebar strip
beban mati dan beban lainnya dihitung berdasarkan lebar strip selebar 1 meter. selebar 1
meter.
Lebar strip ekivalen ( E ) untuk beban hidup yaitu:

Jarak bersih S := 3100mm

Lebar strip ekivalen E := 2440mm + 0.12  S = 2812  mm

2) Pembebanan
a. Berat sendiri kN
Berat sendiri struktur secara otomatis dihitung oleh program, dengan γ c := 25
3
m
b. Beban mati
mati tambahan
tambahan (MA)
(MA)
Beban mati tambahan
tambahan pada
pada jembatan
jembatan ini terdiri
terdiri dari:
dari:
 Beban trotoar
kN kN
γγc == 25 
c 25.003 3
Berat jenis
jenis beton
m m
2 2
AAtr := 200000
trotoar := 200000 mm
Luas
Luas trotoar
trotoar mm

Lebar
Lebar strip bb:= 1000  mm
strip strip := 1000mm
Lebar
Lebar jembatan
jembatan b j:=:= 9m
W 9000 mm
Beban trotoar
trotoar untuk
untuk qtrotoar := γ  A = 10 kN  bstrip 2 = 10  kN
Beban
dikedua sisi
W tr := γ c Atrcb 2trotoar
kedua sisi q
Beban trotoar total qtrotoar_totalW tr:= trotoar kN = 1.11 
kN
Beban trotoar total W tr_tot := = 1.11b m
Wj m

 Bebanbarrier
Beban barrier
kNkN
Beratjenis
jenisbeton
beton γγc c==25.00
25.00
Berat 33
mm
22
bb:=:=210000
Luasbeton
Luas beton barrier
barrier AA mm
210000mm

Lebarefektif
Lebar efektif bb==1000
1000  mm
 mm

Lebarjembatan
Lebar jembatan WWj j==9000
9000  mm
 mm

Beban
Bebanbeton
betonrailing
railing WWbrbr:=:=γ cγcA b
Abbb2 2= =10.50  kN
10.50  kN
untuk
untuk kedua
keduasisi
sisi
WW
brbr kNkN
br_tot WW = =1.17
:=
:=  
Beban
Bebantrotoar
trotoartotal
total WWbr_tot 1.17
j j m m
 Beban
Bebanperkerasan
perkerasan
kN
kN
γγaγ :=:= 2222 kN
Berat
Beratjenis
jenisaspal
aspal aa := 22 3 33
mmm
Tebal
Tebalaspal tat t :=:=50 mm
Tebal aspal
aspal aa := 50 50 mm
mm
Lebar
Lebarefektif
efektif b b= =1000  mm
1000  mm
Lebar r :=
WW 7m
r := 7m
Lebarjalan
jalan
WW :=:=
γ aγ ta tb W r =r 7.70  kN
a a b W = 7.70  kN
Beban aa 36
Bebanaspal
aspal
Wa kN
Beban trotoar total W a_tot := W a= 1.10 kN
Beban trotoar total W a_tot :=W r = 1.10m

kN
γ a := 22
3
m
Tebal aspal ta := 50 mm

Lebar efektif b = 1000 mm

Lebar jalan W r := 7m

W a := γ a taW
 ba W r = 7.70
kN kN
Beban
Bebanaspal
trotoar total W a_tot := = 1.10
Wr m
Wa kN
Beban trotoar total W a_tot := = 1.10 kN
Beban mati tambahan total W MA := W Wtr_tot
r + W br_tot
m + W a_tot = 3.38
per lebar strip 1 m m

c.Beban
Bebanmati
tekanan air (WP)
(WP) kN
c. Beban tekanan air
tambahan total W MA := W tr_tot + W br_tot + W a_tot = 3.38
kN m
per lebar strip 1 m γ γw :=:=1010 kN
Berat jenis
Berat air
jenis air w 3
mm3
Lebar efektif
Lebar efektif bb==10001000 mm
 mm
Tinggi air
Tinggi air maksimum
maksimum ww:=:=2130mm
hh 2130mm
dalam box
dalam box kN
Tekanan air
air WP:=:=γγww
WP  b bh w
hw==21.30
21.30  kN
Tekanan mm

d. Beban tekanan tanah lateral aktif


kN
Berat jenis tanah γ s := 18
3
m
Lebar strip b = 1000 mm

Tinggi tanah hs := 3.65m

Koefesien tekanan tanah aktif Ka := 0.333


kN
Tekanan tanah lateral aktif TA:=:=γ γ sb b
TA   hsK Ka= =21.88
h 21.88 
kN
s s a mm
e.e.Beban
Bebantekanan
tekanansurhcarge
surhcarge(PS)
(PS)
kN
WW :=
oprit :=9 9kN
Bebanmerata
meratapada
padaoprit
oprit
Beban oprit 22
mm
b b= =1000  mm
Lebarstrip
strip 1000
Lebar  mm
Koefesientekanan
tekanantanah
tanahaktif
aktif
KK = 0.33
Koefesien a a= 0.33
kN
Tekanansurcharge
Tekanan surcharge PS := W oprit b Ka = 3.00kN

PS := W oprit b Ka = 3.00 m
m

f. Kekakuan spring tanah dasar


Berdasarkan data hasil penyelidikan geoteknik, bisa dihitung dengan korelasi modulus
sub grade tanah dasar.
Kedalaman posisi box culvert hbox := 2.8 m
Deskripsi tanah sandy gravelly clay
kg
Tanah ujung sondir qc_sondir := 250
2
cm
Daya dukung izin (sondir) qa_sondir := 2500kPa
kN
Modulus sub grade tanah (sondir) Ks_sondir := 48000
3
kN m
Modulus sub grade tanah dasar Ks := 48000
3
m
Lebar strip b = 1000 mm

37

Anda mungkin juga menyukai