Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SATKER PERENCANAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR


PR. 06 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN JAWA TIMUR

NAMA JEMBATAN : BOKWEDI


RUAS JALAN : JALAN IR. JUANDA PASURUAN KM SBY
PROPINSI : JAWA TIMUR

ENGINEERING CALCULATION SHEET STRUKTUR


JEMBATAN BOKWEDI

REV. DATE DESCRIPTION APPROVED REV.

DOCUMENT No. :

NAME SIGN
PREPARED BY
CHECKED BY
APPROVED BY
DAFTAR ISI
BAB 1. KRITERIA DESAIN 3
BAB 1. KRITERIA DESAIN 3
BAB 3. PEMBEBANAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH 6
BAB 4. PERHITUNGAN PENULANGAN ABUTMENT 11
BAB 5. PERHITUNGAN PONDASI 14
BAB 1. KRITERIA DESAIN
1.1. Kriteria Desain
Kriteria desain Jembatan mengacu pada peraturan tersebut antara lain :
1. Umur rencana Jembatan Standar 50 tahun untuk komponen - komponen Utama Jembatan
2. Pembebanan Jembatan menggunakan BM 100
3. Geometrik :
a. lebar lajur 3.5 m
b. lebar Jalur 7 m
c. terdapat trotoar dengan lebar minimum 0.50 m
d. Superelevasi atau kemiringan melintang adalah 2% pada permukaan perkerasan lantai sedangkan kemiringan memanjang
maksimum adalah 5%
e. Ruang beban dibawah jembatan adalah minimal 5.1 m untuk lalulintas, sedangkan untuk Kereta Api adalah 6.5 m
f. Ruang bebas aliran sungai :
- minimal 0.50 m untuk sungai yang dapat di kontrol/saluran irigasi
- minimal 1.00 m untuk sungai yang tidak membawa benda hanyutan
- minimal 1.50 m untuk sungai yang membawa benda hanyutan
g. JIka ada pemukiman penduduk di kiri dan kanan Oprit maka harus di sediakan akses.
h. Jembatan harus di berikan jalan inspeksi untuk bangunan atas
3. Perencanaan bangunan atas menggunakan Kombinasi Keadaan Batas atau ULS sedangkan bangunan bawah atau daya dukung
pondasi mengunakan kombinasi layan SLS
4. Lendutan maksimum akibat beban lalu lintas dengan faktor beban dinamis tidak boleh melebihi L/800 untuk struktur sederhana diatas
dua tumpuan atau L/400 untuk struktur kantilever Lawan lendut harus didesain berdasarkan beban layan sebesar d = 150 % (dDL + dLL)
5. Desain Struktur Pilar
a. Pilar portal satu tingkat dengan tinggi tipikal < 15 meter
b. Pilar kolom tunggal dengan tinggi tipikal < 15 meter (tidak untuk daerah gempa berat)
6. Faktor Kemanan :
a. Untuk pondasi tiang pancang, SF = 3, untuk sumuran dan pondasi langsung, SF = 2
b. Faktor kemanan stabilitas guling dan geser, SF = 1.50
7. Deformasi Lateral
a. Deformasi lateral fondasi tiang yang diizinkan mak:simum 1 inchi atau 2,5 cm yang dibawah pile cap
b. Penurunan maksimum fondasi yang diizinkan 1 cm.
c. Kedalaman fondasi direncanak:an hingga sampai pada tanah keras, apabila tanah keras cukup dalam ( > 50 m), maka fondasi dapat
direncanakan mengandalkan friksi saja akan tetapi menjadi batasan adalah daya dukung dan penurunan
8. Kalendering Terakhir
a. Tiang Pancang baja ± 2,5 cm /10 pukulan& tiang pancang beton 3 - 5 cm / 10 pukulan untuk end point bearing dengan jenis hammer
yang sesuai sehingga dapat memenuhi daya dukung tiang rencana
b. Apabila fondasi direncanak:an tidak: sampai pada kedalaman tanah keras mak:a diwajibkan untuk melakukan uji tiang
9. Perencanaan Jalan Pendekat
a. Tinggi Timbunan tidaK boleh melebihi H ijin
H ijin = ( c.Nc + gD Nq )/g, dengan nilai C dan g dari hasil lab. sedangkan nilai Safety Factor SF > 1.50
b. Jika tinggi timbunan melebihi H ijin harus direncanakan dengan sistem perkuatan tanah
kemiringan memanjang

pi adalah 6.5 m

gunan bawah atau daya dukung

00 untuk struktur sederhana diatas


ayan sebesar d = 150 % (dDL + dLL)

ap

am ( > 50 m), maka fondasi dapat


unan

oint bearing dengan jenis hammer

melakukan uji tiang


1.2. Standard Desain
- SNI - 1725 - 2016 (Pembebanan Untuk Jembatan)
- SNI - 2833 - 2016 (Persyaratan Gempa Jembatan)
- SNI : 2847 - 2019 (Persyaratan Beton Struktural)
- SNI : 1726 - 2019 (Persyaratan Beton Struktural Tahan gempa bangunan Gedung)
- SNI 03-2847-2002 & S-2002 ( Tata Cara Perhitungan Struktur Beton)
- SNI : 03-6747-2002 (Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang Jembatan)
- SNI : 03-3446-1994 (Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Langsung Jembatan)
- SNI : 03-3447-1994 (Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Sumuran Jembatan)
- SNI : 3967 - 2008 (Spesifikasi Bantalan Elastomer)
- Surat Edaran Menteri No. 05/SE/Db/2017 : Kriteria Design Jembatan
- Surat Edaran Menteri No. 10/SE/M/2015 : Pedoman Perancangan Elastomer
- Surat Edaran Menteri No. 53/SE/M/2015 : Pedoman Perancangan Pilar Langsing
- Surat Edaran Menteri No. 12/SE/M/2015 : Pedoman Penetuan Beban Impak Bangunan - Pelindung Pilar Jembatan
- Pd T-13-2004-B ( Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan)
- Pd T-11-2003 ( Standar Perencanaan Jalan Pendekat Jembatan)
- FHWA - NHI - 15 - 004 : LRFD Seismic Analysis and Design of Bridge
- MJ Tomlinson : Pile Design and Construction Practice

1.3. Mutu Bahan


- Mutu beton Pelat lantai f'c = 30
- Mutu beton Abutment f'c = 30
- Mutu beton Pilar f'c = 30
- Mutu beton Pile Cap f'c = 30
- Mutu baja tul. ulir BJTS 420 fy = 420
- Mutu baja tul. polos BJTP 280 fy = 280
Gambar. 1 Lay Out Jembatan
r Jembatan

Mpa
Mpa
Mpa
Mpa
Mpa
Mpa
BAB 2. PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN,
2.1 DATA SLAB LANTAI JEMBATAN
Tebal slab lantai jembatan (ts) = 0.25
Tebal lapisan aspal + overlay (ta) = 0.10
Tebal genangan air hujan (th) = 0.05
Jarak antara balok prategang (s) = 2.10
Lebar jalur lalu-lintas (b1) = 9.00
Lebar trotoar (b2) = 0.60
Panjang bentang jembatan (L) = 40.00
Berat jenis beton bertulang = 25.00
Berat jenis aspal = 22.30
Berat jenis air = 10.00
Berat baja = 77.00
2.2. PERHITUNGAN BEBAN SLAB LANTAI JEMBATAN
1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit (K ) = 1.30
MS
m
m
m
m
m
m
m
kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m3

Gambar. 2 Potongan memanjang jembatan

Gambar. 3 Potongan melintang jembatan


Ditinjau slab lantai jembatan selebar, b = 1.00
Berat jenis beton bertulang wc = 25.00
Tebal slab lantai jembatan h = ts = 0.25
Berat sendiri slab QMS = b * h * wc = 6.25
Tebal trotoar jembatan, h = ts + ttr = 0.50
Berat trotoar jembatan QMS = b * h * wc = 12.50
Luas penampang railing jembatan, A
railing = 0.17 m2 Berat railing
jembatan QMS = Arailing * wc = 4.18 kN/m

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Faktor beban ultimit (KMA) = 2.00


Ditinjau slab lantai jembatan selebar, b = 1.00
Tebal lapisan aspal + overlay (ta) ta = 0.10
Tebal genangan air hujan (th) th = 0.05
Berat jenis aspal wa = 22.30
Berat jenis air ww = 10.00
Berat sendiri QMA = b * ta * wa + b * th * Ww = 2.73 kN/m
3. BEBAN TRUCK (TT)
Faktor beban ultimit (K ) = 1.80
TT
Beban hidup pada slab berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T)
T
TT = 112.50 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil


DLA = 0.30
Beban Truk "T", P = ( 1 + DLA ) * T =
TT 146.25 kN
Gambar. 4 Skematik pembebanan truck
4. BEBAN ANGIN KENDARAAN (EWL)
Faktor beban ultimit (K ) = 1.00
EW
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan
dihitung dengan rumus :

Beban angin kendaraan sesuai Tabel 31 EWL = 1.46


Lebar triburary badan truck W= 4.50
Beban angin kendaraan sesuai Tabel 31 TEW = 6.57
m
kN/m3
m
kN/m
m
kN/m
Berat railing

m
m
m
kN/m3
kN/m3

T = 146.25 kN

kendaraan di atas jembatan

kN/m
m
kN
Gambar. 5 Skematik pembebanan angin kendaraan
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
1.80 m di atas lantai jembatan. h= 1.80
jarak antara roda kendaraan x= 1.75
Transfer beban angin ke lantai jembatan, Pew = [Tew*h/x] =
P =[T *h/x]= 6.76 kN
EW EW

5. BEBAN PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Faktor beban ultimit (K ) = 1.00
ET
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur
yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Panjang bentang jembatan, L= 30.6 m
oC
oC

Temperatur maksimum rata-rata T


max = 40.00
Temperatur minimum rata-rata T
min = 15.00
Perbedaan temperatur pada slab DT = 12.50
oC
Koefisien muai panjang untuk beton, α= 0.00000
/ oC
Modulus elastis beton, E = 25742960.2 KPa
c

2.3. PERHITUNGAN MOMEN SLAB LANTAI JEMBATAN


Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang menerus dilakukan seperti pada gambar di bawah ini.
Momen maksimum pada slab dihitung berdasarkan metode one way slab dengan beban sebagai berikut :

Q
MS 6.250 kN/m
Q
MA 2.730 kN/m
P
TT 146.250 kN
P
EW 6.758 kN
∆T 12.5 C
Gambar. 6 Input beban pada slab jembatan
m
m
6.76 kN

bil perbedaan temperatur


antai jembatan.

40.00
15.00
12.50

ada gambar di bawah ini.


Hasil output pemodelan struktur slab menggunakan program SAP2000 sebagai berikut:
Beban MS

Beban MA

Beban TT

Beban EWL

Beban TG

2.4. PERHITUNGAN BEBAN KOMBINASI SLAB LANTAI JEMBATAN


2.4.1. KOMBINASI BEBAN - KUAT 1
JENIS BEBAN Faktor M Tump. M Lap. Mu Tump. Mu Lap.
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
Berat sendiri 1.30 11.94 2.21 15.52 2.87

Beban mati tambahan 1.40 0.98 0.67 1.37 0.94

Beban truk "T" 1.80 44.89 45.63 80.80 82.14

Beban angin kendaraan 1.00 1.21 2.54

Pengaruh temperatur 1.00 -5.03 4.42 -5.03 4.42

TOTAL BEBAN KOMBINASI KUAT 1 92.66 90.37


rikut:
2.4.2. KOMBINASI BEBAN - KUAT 2
JENIS BEBAN Faktor M Tump. M Lap. Mu Tump. Mu Lap.
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
Beban Sendiri 1.30 11.94 2.21 15.52 2.87

Beban mati tambahan 1.40 0.98 0.67 1.37 0.94

Beban truk "T" 1.40 44.89 45.63 62.84 63.88

Beban angin kendaraan 1.20 1.21 2.54 1.45 3.05

Pengaruh temperatur 1.20 -5.03 4.42 -6.04 5.30

TOTAL BEBAN KOMBINASI 75.14 76.05

2.5. PERHITUNGAN PENULANGAN SLAB LANTAI JEMBATAN


Momen yang terjadi pada slab lantai jembatan, M =
u

Lebar slab lantai jembatan yang ditinjau, b=


Tebal slab lantai jembatan, h=
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' =
Tebal efektif slab, d = h - d' =
Kuat tekan beton, f '=
c

Kuat leleh baja tulangan, f


y=

Modulus elastis baja, E =


s

Faktor distribusi teg. beton, β =


1

pb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =


Faktor reduksi kekuatan lentur, ф =
Rmax = 0.75 * pb * fy * [1-½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] =
Mn = Mux / ф =
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
R n < Rmax → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
p = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] =

Rasio tulangan minimum, p


min
=

Rasio tulangan yang digunakan, → p=


Luas tulangan yang diperlukan, As = p * b * d =
Diameter tulangan yang digunakan,
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D2 * b / As =
Jarak tulangan maksimum, s
max
=

Jarak tulangan yang digunakan, →


Digunakan tulangan, D 16
Luas tulangan terpakai, A = π / 4 * D2 * b / s =
s
M =
u 92.7 kNm
b= 1000 mm
h= 250 mm
d' = 25 mm
d = h - d' = 225 mm
f '=
c 30 MPa
f
y= 420 MPa
E =
s 2.0E+05 MPa
β =
1 0.85
85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.030357
ф = 0.90
½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.770
Mn = Mux / ф = 103.0 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 2.03360

Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0051


p
min
=
0.003333
→ p= 0.0051
As = p * b * d = mm2
mm
= π / 4 * D2 * b / As = 177 mm
s
max
=
200 mm
s= 150 mm
- 150
= π / 4 * D2 * b / s = 1340.41 mm2
2.5. KONTROL TEGANGAN GESER PONS

Kuat Tekan beton


Kuat geser pons yang disyaratkan,
Faktor reduksi kekuatan geser,
Beban roda truk pada slab,
Tebal slab lantai jembatan,
Tebal aspal rencana,
Lebar sisi pendek roda truck,
Lebar sisi panjang roda truck,
Lebar kritis geser pons,
Lebar kritis geser pons,
Luas bidang geser,
Gaya geser pons nominal,
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek roda truck,
Kuat geser slab lantai jembatan, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / βc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 =
Vc = [ αs * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 =
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 =
Diambil, kuat geser pilecap,
v

Faktor reduksi kekuatan geser, ф = 0.75


Kuat geser pilecap, ф*V =
c
kN

Syarat yang harus dipenuhi,

ф * Vc ≥ Vux
→ AMAN (OK)
fc' = 30 MPa
fv = 0.3 * √ fc' = 1.64 MPa
Ø= 0.6
PTT = 146.25 kN
h= 250 mm
ta = 100 mm
bx = 300 mm
by = 500 mm
u = a + 2 * ta + h = 750 mm
v = b + 2 * ta + h = 950 mm
A =2*(u+v)*d= 765000 mm2
Pn = Av * fv = 1257 kN Gambar. 7 Input beban roda truck
βc = bx / by = 0.6000
g diperoleh dari pers.sbb. :
* √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 890 kN
√ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 225 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 411 kN
→ V =
c 225 kN

ф = 0.75
ф*V = kN
c
uhi, ф * Vc = 169 kN

→ AMAN (OK)
168.8 > 146.3
BAB 3. PEMBEBANAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH
3.1. BEBAN MATI JEMBATAN
Panjang bentang = 30.60 m
Jumlah PCI Girder = 7.00 bh
Luas Penampang PCI Girder = 0.62 m2
Luas Penampang Slab = 3.50 m2
Luas penampang trotoar = 0.27 m2
Luas penampang railing = 0.48 m2
Luas Penampang lapisan aspal = 0.84 m2
Spasi antar girder = 2.10 m
REAKSI PCI GIRDER PADA ABUTMENT
1/2 Berat 7@PCI Girder = 158.49 ton
VMS = 158.49

1/2 Berat railing = 35.54

1/2 Berat Slab = 128.52


1/2 Berat Aspal = 28.66
1/2 Berat 2@ trotoar = 19.98
VMA = 212.70
3.2. BEBAN HIDUP JEMBATAN
Beban kendaraan berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis
(Knife Edge Load ), KEL seperti pada Gambar 5
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu- lintas seperti Gambar 5
atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

q = 0.9 t/m2 untuk L < 30 m q = 0.9 *( 0.5 + 15 / L ) t/m2 untuk L > 30 m


q = 0.9*(0,5+15/L) t/m2 untuk L < 30 m q = 0.9 *( 0.5 + 15 / L ) t/m2 untuk L > 30 m

Gambar 8. Distribusi Beban lajur "D"

Gambar 9. Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL)


q= 0.9 t/m
KEL mempunyai intensitas, p = 4.9 t/m2
30.60 m
7.00 bh
0.62 m2
3.50 m2
0.27 m2
0.48 m2
0.84 m2
2.10 m

158.49 ton
ton

ton

ton
ton
ton
ton

UDL dan beban garis

ntas seperti Gambar 5

m2 untuk L > 30 m
m2 untuk L > 30 m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance ) untuk KEL diambil sebagai berikut : DLA = 0.4 untuk L
< 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L > 90 m

DLA = 0.4 untuk L < 50


DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untuk 50 < L
DLA = 0.3 untuk L > 90

Gambar 10. Faktor beban dinamis (DLA)

"D" KEL*DLA
ton/m2
0.9 ton/m
6.86

Gambar 11. Beban Truck Desain (TT)


Beban hidup berupa
Faktor beban dinamisbeban
untukroda ganda oleh
pembebanan Truk
truk (beban T)
diambil
DLA = Truk "T",
Beban 0.30 P
TT
= ( 1 + DLA ) * T =
146.25 kN
Beban rem yang bekerja pada jembatan untuk setiap gelagar diambil dari nilai terbesar dari 2 ketentuan berikut:
Jumlah lajur nL = 4.00
Jumlah girder nG = 10.00
25% dari berat gandar truk desain

Berat gandar truk desain WT = 225.00


Beban rem TB1 = 22.50
untuk L

untuk L < 50 m
025*(L - 50) untuk 50 < L < 90 m
untuk L > 90 m

berikut:
lajur
lajur

kN
kN
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata (BTR)
Beban Truck Rencana PT = 500 kN

KEMENTERIAN 3305 kN
P =
BTR

Beban rem TB2 = 26.52 kN


PEKERJAAN UMUM DAN
Sehingga beban rem desain adalah : TB = 26.52 kN
PERUMAHAN RAKYAT
Bentang Jembatan L= 30.60 m

Lebar Lalu lintas w= 12.00 m


Lebar 2@ trotoar w= 1.00 m
Beban hidup merata UDL = 0.9 t/m2
Beban hidup garis terpusat x FD = 1.4 KEL = 6.86 t/m
Beban hidup Truck x FD = 1.3 TT = 14.625 ton
Beban hidup trotoar q= 0.5 t/m2

REAKSI PCI GIRDER PADA ABUTMENT


1/2 Beban Hidup UDL 7@PCI Girder = 165.24 ton

1/2 Beban Hidup KEL 7@PCI Girder = 41.16 ton


Beban Roda Truck = 29.25 ton
1/2 Beban hidup 2@ Trotoar = 7.65 ton
VLL = 243.3 ton
3.3. BEBAN GEMPA PADA JEMBATAN
Dengan memperhatikan pola tumpuan jembatan yang digunakan, yaitu tumpuan fix pada abutment kiri (A1) dan move pada
abutment kanan (A2), sehingga dalam perencanaan gempa, abutment yang didesain terhadap beban gempa akibat pengaruh
massa struktur atas hanya abutment kiri saja. Karena kriteria operasional jembatan adalah jembatan lainnya, maka kontribusi
beban hidup diabaikan ketika beban gempa bekerja.

Bentang Jembatan Lb =
Lebar Abutment b
abt
=

Panjang Abutment P
abt
=

Tinggi Abutment H
abt
=

1. Perhitungan berat struktur yang berkonstribusi terhadap beban gempa

Berat sendiri struktur atas WMS =


Berat tambahan struktur atas WMA =
Berat abutment W
MS_ABT
=

2. Perhitungan kekakuan abutment (K) dan perpindahan statik vs


Kuat tekan beton
fc ' =
Modulus elastisitas beton Ec =
Momen inersia penampang Ig =
Momen inersia penampang efektif Ie =
Perpindahan struktur akibat beban 1 satuan arah long:
δ =
long

Kekakuan pilar arah longitudinal K


long
=

Perpindahan statis arah longitudinal v


long
=
A1) dan move pada
empa akibat pengaruh
nnya, maka kontribusi

30.60 m
0.85 m
14 m
2.5 m

316.98 Ton
425.40 Ton
188.90 Ton

30 MPa
25742.96 MPa
0.716 mm4
0.502 mm4

0.001107 m/kN
903.374 kN/m
0.033873 m
3. Perhitungan faktor α, β dan γ dan periode getar alami struktur
W =W /L = 238.00 kN/m α =v *L = 3.62E-05 m2
Berat total struktur atas total_long D b long long b
β = 0.00861 kNm
long
y = 0.000292 kNm2 T = 5.70 Sec
long long

4. Parameter untuk menghitung koefisien respon elastik (C sm )


Koefisien beban percepatan gempa yang digunakan untuk perhitungan pengaruh beban gempa pada abutment ditentukan
berdasarkan kurva respon spektrum elastis di permukaan tanah yang diperoleh pada Contoh perhitungan 6.3 didapatkan data
sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


Kelas Situs Tanah S = S
Parameter percepatan gempa untuk periode 0.2 detik S1 = PGA =
Parameter percepatan gempa untuk periode 1 detik Percepatan
puncak tanah dasar

Faktor amplifikasi PGA F


PGA
=

Faktor amplifikasi periode 0.2 detik Fa =


Faktor amplifikasi periode 1 detik Fv =

Koefesien percepatan puncak muka tanah As =

Nilai spektra permukaan tanah pada periode 0.2 detik SDS =


Nilai spektra permukaan tanah pada periode 1.0 detik SD1 =
Periode pada 0.2 detik Ts = SD1 / SDS =
Periode awal T0 = 0.2TS =
5. Perhitungan beban gempa arah longitudinal
a. Gaya gempa akibat struktur atas yang dipikul abutment
Karena T0 > Tlong berdasarkan SNI 2833:2016 Perencanaan jembatan terhadap beban gempa Pasal 5.4.2 nomor 2, koefisien respon gempa
elastik adalah sebagai berikut:
Koefisien respon gempa elastik C
sm
= 0.115 g

Gaya gempa statik ekivalen p


e_long
= (β *C /y
long sm long
)* W *v
total_long long
= 27.31235 kN/m Faktor modifikasi respon R= 1.5

Koefisien gesek elastomer μ= 0.18


Ha = μ * V * 0.5 = 655.45 kN
d
Gaya gempa yang dipikul abutment V
e_long
= 120.2053 kN

b. Gaya gempa akibat berat sendiri abutment dan tekanan tanah belakang abutment di atas pile cap berat abutment
W = 1853.10 kN
MS_ABT
Gaya gempa akibat berat sendiri abutment V
e_abt
= 335.6 kN
tment ditentukan
6.3 didapatkan data

RAKYAT SE (tanah lunak) 0.5093 g


0.2057 g
0.2488 g

1.456
1.681
3.177

0.362245 g

0.856334 g
0.653647 g
0.763309 Sec
0.152662 Sec
n gempa arah longitudinal
atas yang dipikul abutment
2, koefisien respon gempa
stik adalah sebagai berikut:
C = 0.115 g
sm
R= 1.5

μ= 0.18
Ha = μ * V * 0.5 = 655.45 kN
d
V = 120.2053 kN
e_long

at abutment
c. Gaya gempa akibat tekanan tanah aktif gempa
Berikut diberikan parameter untuk menghitung koefisien tekanan aktif seismik
s
/m3
Berat jenis tanah (asumsi) γ =

KEMENTERIAN
Sudut geser internal tanah
PEKERJAAN UMUM DAN H=
Ø =
PERUMAHAN
Sudut geser diantara tanahRAKYAT
dan abutment δ=
Kemiringan dinding abutment terhadap bidang vertikal β=
Sudut kemiringan abutment i=
Koefisien percepatan vertika Kv =
Koefisien percepatan horizontal Kh =
θ=
Koefisien tekanan lateral akibat gempa KAE =
Berdasarkan persamaan Mononobe-Okabe, tekanan tanah aktif gempa dihitung sebagai berikut:
P = 0.5γ * H2 * (1 - K ) K *P = 207.2859 kN
AE s v AE abt

Total beban gempa yang bekerja pada abutment:


ΣV =V +V +P = 663.1 kN
e e_long e_abt AE

V +V
DL LL Kombinasi Layan 1
Vs = V + V =
DL LL
614.49 ton
Kombinasi Kuat 1
V Vu = 1.2V + 1.4V + 1.8V = 941.76 ton
E MA MA LL
Kombinasi Kuat 2
Vu = 1.2VMA + 1.4VMA + 1.4VLL = 844.44 ton

Gambar 13. Beban Reaksi Struktur atas pada abutment


/m3
17 kN
2m
300
200
0
0
0
0.181122
10.27
0.435
3.4. TEKANAN AKTIF TANAH
Gambar 14. Skema beban tekanan aktif tanah pada abutment

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


SATKER PERENCANAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR
PR. 06 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN JAWA TIMUR
Sudut geser tanah (hasil korelasi ) Ø =
Sudut timbunan oprit α=
Tinggi Abutment H=
Lebar Abutment By =
Beban Merata pada Oprit w=
YAT
R

30.00
0.00
4.55 m
18.00 m
1.00 t/m2
Gambar 15. Grafik Beban tekanan aktif tanah (coulomb)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
SATKER PERENCANAN DAN PENGAWASAN JALAN
NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR
PR. 06 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN JAWA
TIMUR

cos α = 1.00
cos2 α = 1.00
cos2 ф = 0.75
cos2 α - cos2 ф = 0.25
Tekanan aktif Ka = 0.33
Ka =
Tekanan aktif akibat gempa Kae =
)

0.33
0.44
No Gaya akibat tekanan tanah TTA Lengan y MTA
(ton) thd. O (m) (ton.m)
1 TTA = (gs)* H * Ka * By 27.85 y = H/2 2.28 63.3
2 T TA = 1/2 * H2 * gs * Ka * By 105.58 y = H/3 1.52 160.1

KEMENTERIAN PEKERJAAN 20.73


154.16
y = H/3 1.52 31.4
M TA = 254.9
UMUM
3.4. MOMEN DAN
TAHANAN PERUMAHAN
/ COUNTERACTING ABUTMENT

RAKYAT Berat sendiri abutment =


Berat timbunan =
Panjang Lengan abutment =
Panjang Lengan timbunan =
Momen tahanan akibat berat sendiri abutment.
Mc1 =
Momen tahanan akibat berat sendiri timbunan.
Mc2 =
Total momen counteracting abutment
Mct =
Total momen overtuning akibat beban tanah
M =
ov(PA)

Total momen overtuning akibat beban tanah + gempa


254.92
M
ov(PAE)
=
t.m
Safety Factor, M /M SF = 2.97
CA OV
(Guling abutment) > 1.50 (OK)
Gambar 16. Detail Dimensi Abutment
3.5. BEBAN KOMBINASI
y MTA
(ton.m)
63.3
160.1
1.52 31.4
M TA = 254.9

= 242.78 ton
= 76.19 ton
= 2.28 m
= 2.68 m
endiri abutment.
Mc1 = 553.55 t.m
endiri timbunan.
Mc2 = 204.20 t.m
en counteracting abutment
Mct = 757.75 t.m
beban tanah
M
ov(PA)
=
223.48 t.m
a
BAB 4. PERHITUNGAN PENULANGAN ABUTMENT
4.1. PENULANGAN DINDING ABUTMENT
4.1.1. Tulangan Lentur Dinding Abutment
Kuat tekan beton, fc' =

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


f
y=

Momen yang terjadi pada dinding abutment, Mu =


PERUMAHAN RAKYAT
Gaya aksial yang terjadi pada dinding abutment, Pu =
Lebar dinding abutment, b=
Tebal dinding abutment, h=
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' =
Tebal efektif dinding abutment, d = h - d' =
Perhitungan penulangan dinding abutment, dianalisa menggunakan diagram interaksi kolom karena perilaku dari dinding abutment
adalah mengalami gaya aksial dan gaya lentur yang bersamaan.
Diasumsikan tulangan lentur menggunakan D25-150, didapatkan diagram interaksi sebagai berikut:
P ( kN)
(Pmax) 30000 (Pmax)

fs=0 fs=0
fs=0.5fy fs=0.5fy

1
00 60
Mx ( kNm)

(Pmin) (Pmin)

-60 00
-10000

Gambar 17. Diagram Interaksi Dinding Abutment


4.1.2. Tulangan Geser Abutment

Kuat tekan beton,


Kuat leleh baja tulangan,
Gaya geser yang terjadi pada pilecap,
Gaya aksial yang terjadi pada pilecap,
Faktor reduksi kekuatan geser,
Tebal efektif dinding abutment,
Diameter tulangan yang digunakan,
Jumlah kaki / ties, n=
Luas penampang abutment, A
g(abutment)
=

Luas tulangan geser A v = ns * π / 4 * P 2 =


Jarak antar tulangan geser, s=
Gaya geser nominal tulangan, Vs = Av * fy * d / s =
Gaya geser nominal beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * (1 + Pu / 14 * Ag) * 10-3 =
Kapasitas geser penampang beton, ф Vn = ф (Vs + Vc) =
фVn ≥ Vu
1809.2 > 1570.7
4.2. PENULANGAN PILECAP ABUTMENT
Kuat tekan beton, f '=
c
30 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( Ø > 12 mm ), f = 420 MPa
y
Berat beton bertulang, w = 24 kN/m3
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y : c b = 0.40 m
Lebar bearing pad x
No. bearingJumlah
Panjang pad x n* No. Jumlah n *y y2
b =
y
0.85 m

Jarakn tiang pancang x2beton,


(m) tepi terhadap sisi luar n2 (m2)a = 0.75 m
Tebal71pilecap, -0.75 (m2) 2 6.30 h = 79.38 0.80 m
1 4.20 z = 35.28
Tebal72tanah di atas
0.75pilecap, 3.94 2 2.00 m
2 2.10ws = 18.508.82
Berat volume tanah di atas pilecap, 3.94 2 kN/m3
3 0.00αs = 0.00
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) 2 30.00
4 -2.10
P = 9417.59 8.82
Gaya aksial akibat beban struktur atas, (ultimate) 2 kN
5 uk
-4.20 35.28
2
6 -6.30 79.38
14
7 Σ y2 = 246.96
8
n= 14 Σ x2 7.88 Lx = 3.00
Lebar pilecap arah x, = Ly = 14.60 m
Lebar pilecap arah y, m
4.2.1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG
Berat tanah di atas pilecap, W = L * L * z * w = 761.94 kN
s x y s
Berat pilecap + abutment + wingwall W = L * L * h * w = 2427.84 kN Total gaya aksial terfaktor,
c x y c
P =P +
u uk
1.2 * W + 1.2 * W = 13245.33 kN Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, x = 0.75 m
s c max
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, y
max
= 6.30 m

Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, x


min
= -0.75 m

Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, y


min
= -6.30 m Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

p = P /n + M *x / Σx2 + M * y / Σy2 = kN
umax u ux max uy max
p = P /n + M *x / Σx2 + M * y / Σy2 = kN
umin u ux min uy min

4.2.2. KONTROL GESER


Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.075 m Tebal efektif pilecap,
d = h - d' = 0.725 m
Gaya aksial akibat beban struktur atas, V
ux
= 946.09 kN

Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b= 1000 mm


Tebal efektif pilecap, d= 725 mm
fc' = 30 MPa
f
y= 420 MPa
Mu = 364.7 kNm
Pu = 9238.7 kN
b= 2100.0 mm
h= 850.0 mm
d' = 74 mm
d = h - d' = 776 mm
aku dari dinding abutment

f'C = 30 MPa
fy = 420 MPa
Vu = 1570.7 kN
Pu = 9238.7 kN
ф= 0.75
d= 776 mm
D 19 mm
n= 2 leg
A
g(abutment)
=
1.79E+06 mm2
v = ns * π / 4 * P 2 = 567.06 mm2
s= 200 mm
s = Av * fy * d / s = 924.08 kN
/ 14 * Ag) * 10-3 = 1488.16 kN
ф Vn = ф (Vs + Vc) = 1809.18 kN

→ AMAN (OK)

m
m

tor, P =P +
u uk

maksimum dan minimum pada tiang pancang,

Tebal efektif pilecap,

m
m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, βc = bx / by =
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :

KEMENTERIAN PEKERJAAN
Vc = [ αs * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 =
UMUM DAN PERUMAHAN
V = 1 / 3 * √ f ' * b * d * 10 c c
-3
=
Diambil, kuat geser pilecap,
RAKYAT
→ V =
c
1324 kN Faktor reduksi kekuatan geser,

ф = 0.75

993
Kuat geser pilecap, ф*V =
c
kN

Syarat yang harus dipenuhi,

ф * Vc ≥ V
ux
992.7 > 946.1 → AMAN (OK)
4.2.3. PENULANGAN PILECAP
Jarak tepi dinding terhadap sisi luar pilecap, c =(L -b )/2=
x x x

Jarak tiang thd. sisi kolom, e =


x

Berat beton, W =c *L *h*w =


1 x y c

Berat tanah, W =c *L *z*w =


2 x y s

Momen yang terjadi pada pilecap, M


ux
=

Lebar pilecap yang ditinjau, b=


Tebal pilecap, h=
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' =
Tebal efektif pilecap, d = h - d' =
Kuat tekan beton, f '=
c

Kuat leleh baja tulangan, f


y=

Faktor distribusi teg. beton, β =


1

pb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =


Faktor reduksi kekuatan lentur, ф =
Rmax = 0.75 * pb * fy * [1-½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] =
Mn = Mux / ф =
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
R
n < R max → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
p = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] =

Rasio tulangan minimum, p


min
=

Rasio tulangan yang digunakan, → p=


Luas tulangan yang diperlukan, As = p * b * d =
Diameter tulangan yang digunakan,
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D2 * b / As =
Jarak tulangan maksimum, s
max
=

Jarak tulangan yang digunakan, →


Digunakan tulangan, D 25
Luas tulangan terpakai, A = π / 4 * D2 * b / s =
s
βc = bx / by = 0.4706
rs.sbb. :

PEKERJAAN 3475 kN
12 * 10-3 = 7859 kN
RUMAHAN
V = 1 / 3 * √ f ' * b * d * 10
c c
-3
= 1324 kN
r reduksi kekuatan geser,

b )/2=
x
1.075 m
e =
x -0.750 m
W =c *L *h*w =
1 x y c 43.344 kN
W =c *L *z*w =
2 x y s 83.528 kN
M
ux
=
709.6 kNm
b= 2100 mm
800h= mm
75d' = mm
d = h - d' =
725 mm
f '=
c 30 MPa
f
y= 420 MPa
β =
1 0.85
.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.030357
ф = 0.90
½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.770
Mn = Mux / ф = 788.412 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.71426

Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.17%


p
min
=
0.33%
→ p= 0.33%
As = p * b * d = mm2
mm
= π / 4 * D2 * b / As = 203 mm
s
max
=
200 mm
s= 200 mm
- 200
= π / 4 * D2 * b / s = 5154.18 mm2
4.3. PENULANGAN WINGWALL ABUTMENT
Momen yang terjadi pada wingwall, M
ux
=

Lebar wingwall yang ditinjau, b=

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' =
Tebal efektif plat, d = h - d' =
Kuat tekan beton, f '=
c

Kuat leleh baja tulangan, f


y=

Faktor distribusi teg. beton, β =


1

pb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =


Faktor reduksi kekuatan lentur, ф =
Rmax = 0.75 * pb * fy * [1-½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] =
Mn = Mux / ф =
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
R n < R max → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
p = 0.85
157.5 kN * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] =
Rasio tulangan minimum, p
min
=

Rasio tulangan yang digunakan, → p=


Luas tulangan yang diperlukan, As = p * b * d =
Diameter tulangan yang digunakan,
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D2 * b / As =
Jarak tulangan maksimum, s
max
=

Jarak tulangan yang digunakan, →


Digunakan tulangan, D 19
Luas tulangan terpakai, A
s
= π / 4 * D2 * b / s = 1890.19 mm2

4.4. PENULANGAN PELAT INJAK


Gambar 18. Ilustrasi beban roda pada pelat injak
Beban truck ultimit rencana, TTU =
Tebal plat injak, Tp =
Tebal lapisan aspal, Ta =
Lebar bidang kontak roda truk, b=
Lebar bidang geser kritis, b' = b + Ta =
Standard modulus of soil reaction, Ks =
M
ux
= 169.4 kNm

b= 1000 mm

MAHAN RAKYAT 400 mm


d' = 50 mm
d = h - d' = 350 mm
f '=
c 30 MPa
f
y= 420 MPa
β =
1 0.85
.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.030357
ф = 0.90
½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.770
Mn = Mux / ф = 188.202 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.53634

Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0038


p
min
=
0.33%
→ p= 0.38%
As = p * b * d = mm2
mm
= π / 4 * D2 * b / As = 215 mm
s
max
=
150 mm
s= 150 mm
- 150
mm2

TTU = 157.5 kN
Tp = 300.0 mm
Ta = 50.0 mm
b= 300.0 mm
b' = b + Ta = 350.0 mm
Ks = 81500.0 kN/m2
Modulus elastik beton, E =
c

Angka Poisson, μ=

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


λ=
Momen yang terjadi pada pelat injak, M
max
=

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' =


Tebal efektif plat, d = h - d' =
Kuat tekan beton, f '=
c

Kuat leleh baja tulangan, f


y=

Modulus elastis baja, E =


s

Faktor distribusi teg. beton, β =


1

pb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =


Faktor reduksi kekuatan lentur, ф =
Rmax = 0.75 * pb * fy * [1-½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] =
Mn = Mux / ф =
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
Rn < R
max →
Rasio tulangan yang diperlukan,
p = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] =
Rasio tulangan minimum, p
min
=

Rasio tulangan yang digunakan, → p=


Luas tulangan yang diperlukan, As = p * b * d =
Diameter tulangan yang digunakan,
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D2 * b / As =
Jarak tulangan maksimum, s
max
=

Jarak tulangan yang digunakan, →


Digunakan tulangan, D 16
Luas tulangan terpakai, As = π / 4 * D2 * b / s =
E =
c 25743 MPa
μ= 0.15

MAHAN RAKYAT
λ=
175.0
0.923
mm

M
max
=
43.011 kNm
d' = 50 mm
d = h - d' = 250 mm
f '=
c 30 MPa
f
y= 420 MPa
E =
s 2.00E+05 MPa
β =
1 0.85
.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.030357
ф = 0.90
½*0.75* pb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.770
Mn = Mux / ф = 47.790 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.76463
(OK)

Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0018


p
min
=
0.003333
→ p= 0.0033
As = p * b * d = mm2
mm
= π / 4 * D2 * b / As = 965 mm
s
max
=
200 mm
s= 200 mm
- 200
= π / 4 * D2 * b / s = 1005.31 mm2
BAB 5. PERHITUNGAN PONDASI
5.1. Analisa Daya Dukung Pondasi (Luciano De Court )
Ql = Qp + Qs

KEMENTERIAN = daya dukung tiang maksimum

PEKERJAAN UMUM
Q p = resistance ultimate diujung tiang
DAN PERUMAHAN
Q
Qp
s =
=
resistance ultimate akibat lekatan lateral
qp.Ap = (Np. K) x Ap
RAKYAT
Qs = qs.As = (Ns/3)+1 x As
K = Koefisien karakteristik tanah
Np = harga rata - rata SPT disekitar 4B diatas hingga dibawah dasar pondasi
qp = tegangan diujung tiang
Ap = luas penampang di ujung tiang
As = Luas selimut tiang
Ns = harga rata - rata sepanjang tiang yang tertanam, dengan batasan 3<N<50
qs = tegangan lekatan lateral
* P ijin berdasarkan daya dukung tanah :
Depth Jenis Tanah N N' Np K qp Ap α Qp Ns1 Ns qs As β Qs QL SF QL 1 Tiang Qs 1 Tiang
(m) (t/m2) (t/m2) m2 (ton) (t/m2) m2 (ton) (ton) 2.5 (ijin) (ijin)
0 Lanau Kelempungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Lanau Kelempungan 0 0.0 12.7 25 317.50 0.196 1 62.34 3 3 2.00 1.57 1 3.14 65.48 3 21.83 1.05
2 Lanau Kelempungan 3 3.0 15.3 25 381.25 0.196 1 74.86 3 3 2.00 3.14 1 6.28 81.14 3 27.05 2.09
3 Lanau Kelempungan 31 23.0 15.8 25 394.64 0.196 1 77.49 23 10 4.22 4.71 1 19.90 97.38 3 32.46 6.63
4 Batu dan Pasir 60 37.5 18.0 25 450.00 0.196 1 88.36 38 17 6.54 6.28 1 41.10 129.46 3 43.15 13.70
5 Lanau Kelempungan dan Pasir 41 28.0 19.4 25 485.71 0.196 1 95.37 28 19 7.30 7.85 1 57.33 152.70 3 50.90 19.11
6 Lanau Kelempungan dan Pasir 23 19.0 20.4 25 510.71 0.196 1 100.28 19 19 7.31 9.42 1 68.85 169.13 3 56.38 22.95
7 Lanau Kelempungan dan Pasir 16 15.5 18.7 25 467.86 0.196 1 91.86 16 18 7.14 11.00 1 78.54 170.40 3 56.80 26.18
8 Lanau Kelempungan dan Pasir 10 10.0 15.2 25 380.36 0.196 1 74.68 10 17 6.79 12.57 1 85.35 160.03 3 53.34 28.45
9 Lanau Kelempungan dan Pasir 10 10.0 13.4 25 333.93 0.196 1 65.57 10 17 6.52 14.14 1 92.15 157.72 3 52.57 30.72
10 Pasir Kelanauan sedikit kulit keran 11 11.0 12.4 25 308.93 0.196 1 60.66 11 16 6.33 15.71 1 99.48 160.14 3 53.38 33.16
11 Pasir Kelanauan sedikit kulit keran 13 13.0 11.4 21 240.00 0.196 1 47.12 13 16 6.24 17.28 1 107.86 154.99 3 51.66 35.95
12 Pasir Kelanauan sedikit kulit keran 15 15.0 11.7 21 246.00 0.196 1 48.30 15 16 6.22 18.85 1 117.29 165.59 3 55.20 39.10
13 Pasir Kelanauan sedikit kulit keran 12 12.0 12.4 21 261.00 0.196 1 51.25 12 15 6.13 20.42 1 125.14 176.39 3 58.80 41.71
14 Pasir Kelanauan sedikit kulit keran 9 9.0 13.9 21 292.50 0.196 1 57.43 9 15 5.98 21.99 1 131.42 188.86 3 62.95 43.81
15 Lanau Kelempungan 12 12.0 16.1 21 339.00 0.196 1 66.56 12 15 5.91 23.56 1 139.28 205.84 3 68.61 46.43
16 Lanau Kelempungan 15 15.0 18.4 21 385.50 0.196 1 75.69 15 15 5.92 25.13 1 148.70 224.39 3 74.80 49.57
17 Pasir kelanauan padat 28 21.5 21.4 21 448.50 0.196 1 88.06 22 15 6.05 26.70 1 161.53 249.59 3 83.20 53.84
18 Pasir kelanauan padat 42 28.5 24.9 21 522.00 0.196 1 102.49 29 16 6.30 28.27 1 178.02 280.52 3 93.51 59.34
19 Pasir kelanauan padat 46 30.5 28.0 21 588.00 0.196 1 115.45 31 17 6.55 29.85 1 195.56 311.02 3 103.67 65.19
20 Pasir kelanauan padat 51 33.0 30.9 21 648.00 0.196 1 127.23 33 17 6.83 31.42 1 214.41 341.65 3 113.88 71.47
21 Pasir kelanauan padat 52 33.5 32.9 21 691.50 0.196 1 135.78 34 18 7.08 32.99 1 233.53 369.30 3 123.10 77.84
22 Pasir kelanauan padat 53 34.0 34.0 21 714.00 0.196 1 140.19 34 19 7.32 34.56 1 252.90 393.09 3 131.03 84.30
23 Pasir kelanauan padat 55 35.0 34.8 21 730.50 0.196 1 143.43 35 20 7.55 36.13 1 272.79 416.23 3 138.74 90.93
24 Pasir kelanauan padat 57 36.0 35.2 21 739.50 0.196 1 145.20 36 20 7.78 37.70 1 293.22 438.42 3 146.14 97.74
25 Pasir kelanauan padat 57 36.0 35.6 21 748.50 0.196 1 146.97 36 21 7.99 39.27 1 313.64 460.60 3 153.53 104.55
26 Pasir kelanauan padat 57 36.0 35.9 21 754.50 0.196 1 148.15 36 22 8.18 40.84 1 334.06 482.20 3 160.73 111.35
27 Pasir kelanauan padat 57 36.0 36.0 21 756.00 0.196 1 148.44 36 22 8.36 42.41 1 354.48 502.92 3 167.64 118.16
28 Pasir kelanauan padat 58 36.5 36.0 21 756.00 0.196 1 148.44 37 23 8.53 43.98 1 375.16 523.60 3 174.53 125.05
29 Pasir kelanauan padat 57 36.0 36.0 21 756.00 0.196 1 148.44 36 23 8.68 45.55 1 395.58 544.02 3 181.34 131.86
ah dasar pondasi

n batasan 3<N<50
30 Pasir kelanauan padat 56 35.5 36.0 21 756.00 0.196 1 148.44 36 23 8.82 47.12 1 415.74 564.18 3 188.06 138.58

Gambar 19. Nilai N-SPT pada lokasi abutment


5.2. Analisa Reaksi Pondasi
Gaya aksial akibat beban tak terfaktor, P
k(service)
= 614.49 ton

Gaya aksial akibat beban terfaktor, P = 941.76 ton Susunan tiang pancang arah x :
uk
Susunan tiang pancang arah y :

KEMENTERIAN
n
x
(m)
n * x2
(m ) 2
No. Jumlah
n
y
(m)
n * y2
(m2)
PEKERJAAN
1 7 -0.75 3.94 1 2 6.30 79.38
UMUM
2 DAN7 0.75 3.94 2 2 4.20 35.28

PERUMAHAN 3
4
2
2
2.10
0.00
8.82
0.00
5 2 -2.10 8.82
6 2 -4.20 35.28
7 2 -6.30 79.38

n= 14 Σ x2 = 7.88 n= 14 Σ y2 = 246.96
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.20
Lebar pilecap arah y, Ly = 14.60
m
m
138.58

n
ton Susunan tiang pancang arah x :

m
m
76.19
242.78

KEME
1388.33
NTERI
0.75
AN
6.30
PEKE
-0.75
-6.30
Berat tanah di atas pilecap, W =L *L *z*w =
s x y s t
Berat wingwall + abutment W =L *L *h*w =
c x y c o
Total gaya aksial tak terfaktor, P =P +W +W =
u uk s c n
Total gaya aksial terfaktor, P = P + W + W = Lengan maksimum tiang pancang arah
u uk s c
x thd. pusat, x
max
=
t
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, y
max
=
o
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, x
min
=
n
Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, y
min
= Gaya aksial maksimum dan
minimum pada tiang pancang,
t
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Σx2 + Muy* ymax / Σy2 = o
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Σx2 + Muy* ymin / Σy2 = n

t
o
n
66.68
66.68
Pengecekan daya dukung tiang tunggal :
p
servis ≤ q ijin kedalaman 24 m
66.68 < 178.00 → AMAN (OK)
Pengecekan daya dukung tiang kelompok :
Diameter tiang pancang, D= m
Jarak antar tiang pancang, S= m
Efisiensi tiang pancang, E = 1 - θ * ((n-1) * m + (m-1) * n) / (90 m * n) =
f
%

Daya dukung ijin kelompok tiang pancang sebagai berikut:

0.50
1.50
0.722
1799.26
q
all
=q
ijin
*n
tiang
*E =
f ton
p ≤ q kedalaman 24 m
servis all

933.47
1799.26
< → AMAN (OK)
Gaya aksial (ultimate) maksimum dan minimum pada tiang pancang,

p
umax = Pu / n + Mux* xmax / Σx2 + Muy* ymax / Σy2 =
p
umin = Pu / n + Mux* xmin / Σx2 + Muy* ymin / Σy2 =

5.3. Pengecekan Penurunan Group

Beban aksial permanen dari abutment P=


Panjang tiang L
pile
=

2/3 dari panjang tiang 2/3 L


pile
=

Lebar pilecap B
PC
=

Panjang pilecap L
PC
=

Asumsi Tan α =
Equivalent width pilecap B'
PC
=B
PC
+ 2 * 2/3L
pile
* Tan α =
Equivalent length pilecap L'
PC
=L
PC
+ 2 * 2/3L
pile
* Tan α =

Beban permanen/luas equivalent raft q =


n

Jenis tanah Soil =


Modulus deformasi tanah (Bowles, 1996 ) Es =

Kedalaman base equivalent D=


Tebal compressible soil layer H=
Rasio lebar dan pancang eqivalent raft L' /B'
PC PC
=

Rasio tebal layer dengan lebar eqivalent pilecap H/B =


Faktor koreksi untuk finite thickness dari lapisan tanah elastis μ =
i
MAN (OK)

Σx2 + Muy* ymax / Σy2 = ton


Σx 2
+ Muy* ymin / Σy =
2
ton

P= 9157.3 kN
L
pile
=
21 m
3L
pile
=
14.0 m
B
PC
=
3 m
L
PC
=
18 m
= 0.25
10.00 m
25.00 m
q =
n 36.63 kPa
Soil = Clay
Es = 12000 kPa

D= 21 m
H= 10 m
/B'
C PC
=
2.50
H/B = 1.00
μ =
i 0.48
Rasio kedalaman 2/3 pile dengan lebar eqivalent pilecap
Faktor koreksi untuk kedalaman blok equivalent raft

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


ρ
group ≤ PERUMAHAN RAKYAT
ρ
all

9.52 < 12.70 → AMAN (OK)


D/B = 2.10
μ0 = 0.65
ρ
group
=
9.52 mm
Gambar 20. Skematik Penurunan Abutment
5.4. Pengecekan Penurunan Satu Tiang
Pengecekan penurunan pada tiang pancang menggunakan program bantu Allpile, dimana tiang- pacang mempunyai perilaku fix-
head sehingga didapatkan grafik penurunan pile sebagai berikut:

Gaya aksial total tiang pancang, P


all(total)
=

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


P =
all(single)

PERUMAHAN RAKYAT

Cek terhadap penurunan ijin satu tiang (mm):


ρ
singgle ≤ ρ
all

0.70 < 12.70


mempunyai perilaku fix-

P
all(total)
=
6028.16 kN
P
all(single)
=
654.10 kN

→ AMAN (OK)
5.5. Defleksi Lateral Tiang Pancang
Pengecekan defleksi lateral pada tiang pancang menggunakan program bantu Allpile, dimana tiang pacang mempunyai perilaku fix-
head sehingga didapatkan grafik lateral pile sebagai berikut:
Gaya aksial total tiang pancang,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


Gaya lateral total tiang pancang akibat beban gempa,
PERUMAHAN RAKYAT
Gaya lateral total tiang pancang akibat tanah + rem,
Gaya aksial 1 (satu) tiang pancang,
Sehingga dilakukan pengecekan gaya lateral satu tiang sebagai berikut:
Sehingga dilakukan pengecekan gaya lateral satu tiang sebagai berikut:
δ ≤ δ
pile all
→ AMAN (OK)
1.59 < 25.70
5.6. Kontrol Kapasitas Spun Pile
Pengecekan kapasitas spun pile diambil pada posisi momen maksimum, dimana momen diambil di area yang mendekati dengan
pilecap. Hasil gaya aksial dan momen maksimum akan dimasukkan pada diagram interaksi kolom sebagai berikut:
Gaya Aksial spun pile P = 972.82 kN
u
Momen pada spun pile (output allpile) M = 262.40 kNm
u
g mempunyai perilaku fix-

P
all(total)
=
6028.16 kN
P
all(single)
=
654.10 kN
H
e(total)
=
663.13 kN
H
u(total)
=
1335.46 kN
H
u(single)
=
95.39 kN

MAN (OK)

ang mendekati dengan


i berikut:
Mutu beton spun pile
Mutu beton isian tiang pancang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


Gambar 17. Diagram Interaksi Tiang Pancang Sisi Tumpuan
RAKYAT
Sehingga didapatkan konfigurasi isian tiang pancang sebesar 8 D16 dengan tulangan spiral D13-100 sepanjang 3 meter dari bottom
of pilecap.

Tipe tiang pancang spunpile yang dipakai adalah sebagai berikut:

Digunakan spun pile Ø500 mm Kelas C dengan kuat momen crack фMcr = 166.7 kNm dan kapasitas aksial
фPn = 1648 kN, Panjang spun pile L = 24 m
f
c(CSP)
'=
52 MPa
f '=
c(Infill) 30 MPa

N PERUMAHAN
piral D13-100 sepanjang 3 meter dari bottom

dan kapasitas aksial


5.7. Kontrol Geser Isian Tiang Pancang
Kuat tekan beton,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


Gaya geser yang terjadi pada area sendi plastis spunpile,
Gaya aksial yang terjadi pada spunpile,
Faktor reduksi kekuatan geser,
Diameter isian tiang pancang,
Tebal selimut beton,
Diameter efektif isian spunpile,
Diameter inti isian spunpile,
Diameter tulangan yang digunakan, D 13
Jumlah interlocking,
Luas tulangan geser
Jarak antar tulangan geser,
Luas penampang isian spunpile,
Luas penampang isian spunpile efektif,
Gaya geser nominal tulangan,
Gaya geser nominal beton,
Kapasitas geser penampang beton,
фVn ≥ Vu
250.9 > 152.6 → AMAN (OK)
Pengecekan confinement
Rasio mutu beton dengan tulangan spiral, 0.12 * f ' / f =
c y
0.0086 Rasio tulangan spiral dengan luas inti beton,
ρ = 4A / (D * s) = 0.0724
s v v
ρ ≥ 0.12 * f ' / f
s c y

0.07244
0.00857
> → AMAN (OK)
Sehingga diperlukan tulangan geser pada isian tiang di area sendi plastis sebesar D13-100
g
f'C =

RJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT fy =


i plastis spunpile, Vu =
Pu =
eduksi kekuatan geser, ф=
er isian tiang pancang, D=
ts =
er efektif isian spunpile, De = D/2 + Dr/2 =
eter inti isian spunpile, Dv = 0.9De =
D 13
n=
A v = ns * π / 4 * D = 2

s=
A =
g(infill)
A =
e(infill)

Vs = Av * fy * Dv (cotθ + cotα) * sinα / s =


Vc = 0.083 * (√ fc') * 0.25 * π * Dv2 * 10-3 =
ф Vn = ф (Vs + Vc) =

0.12 * f ' / f = 0.0086 Rasio tulangan spiral dengan luas inti beton,
c y

→ AMAN (OK)
di plastis sebesar D13-100
30 MPa
420 MPa
152.6 kN
972.8 kN
0.75
250 mm
40 mm
162.88 mm
146.59 mm
mm
2 leg
265.46 mm2
100 mm
49087 mm2
39270 mm2
326.9 kN
7.7 kN
250.9 kN

Anda mungkin juga menyukai