Anda di halaman 1dari 41

PERANCANGAN JEMBATAN KOMPOSIT

Nama : Fatchur Rizqi Ichsan


NIM : 161222019150265
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Perancangan Jembatan
Dosen : Candra Aditya, ST., MT.
A. DATA DESIGN JEMBATAN
DIMENSI JEMBATAN
Panjang jembatan L = 14.00 m
Lebar total jembatan B = 8.00 m
Lebar jalur lalu lintas b1 = 6.00 m
Lebar trotoar b2 = 1.00 m
Lebar median b3 = - m
Jarak antara Girder Baja s = 1.50 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal ta = 0.05 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tebal trotoar tt = 0.25 m
Tinggi bidang samping jembatan ha = 1.70 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : K - 240.96
Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 20.00 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 21019.04 MPa
Angka poisson ᴗ = 0.2
Modulus geser G = Ec / (2*(1 + u)) = 8757.93 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05 / °C

Mutu baja : BJ - 37
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan dasar, fs = fy / 1.5 = 160 MPa
Modulus elastis baja, Es = 210000 MPa

Profil Baja : WF 500 200 10 16


Berat profil baja Wprofil = 0.8958 kN/m
Tinggi d = 500 mm
Lebar b = 200 mm
Tebal badan tw = 10 mm
Tebal sayap tf = 16 mm
Luas penampang A = 11420 mm²
Tahanan momen Wx = 1910000 mm³
Momen Inersia Ix = 4.78E+08 mm⁴
Panjang bentang girder L = 14000 mm
Tebal slab beton ts = 200 mm
Jarak antara girder baja s = 1500 mm

Specific Gravity kN/m3


Berat beton bertulang Wc = 25.00
Berat beton tidak bertulang (beton rabat) W'c = 24.00
Berat lapisan aspal Wa = 22.00
Berat air hujan Ww = 9.80
Berat baja Ws = 77.00
# Pedoman yang dipakai :
SNI T-12-2004 Perencanaan struktur beton untuk jembatan

RSNI T- 14 - 2004 Geometri Jalan Perkotaan


SNI 1725:2016 Pembebanan untuk jembatan
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

Nama : Fatchur Rizqi Ichsan


NIM : 161222019150265
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Perancangan Jembatan
Dosen : Candra Aditya, ST., MT.
A. DATA DESIGN JEMBATAN
DIMENSI JEMBATAN
Panjang jembatan L = 14.00 m
Lebar total jembatan B = 8.00 m
Lebar jalur lalu lintas b1 = 6.00 m
Lebar trotoar b2 = 1.00 m
Lebar median b3 = - m
Jarak antara Girder Baja s = 1.50 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal ta = 0.05 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tebal trotoar tt = 0.25 m
Tinggi bidang samping jembatan ha = 1.70 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : K - 240.96
Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 20.00 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 21019.04 MPa
Angka poisson ᴗ = 0.2
Modulus geser G = Ec / (2*(1 + u)) = 8757.93 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05 / °C

Mutu baja : BJ - 37
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan dasar, fs = fy / 1.5 = 160 MPa
Modulus elastis baja, Es = 210000 MPa

Profil Baja : WF 500 300 11 15


Berat profil baja Wprofil = 1.1400 kN/m
Tinggi d = 500 mm
Lebar b = 300 mm
Tebal badan tw = 11 mm
Tebal sayap tf = 15 mm
Luas penampang A = 14550 mm²
Tahanan momen Wx = 2500000 mm³
Momen Inersia Ix = 6.04E+08 mm⁴
Panjang bentang girder L = 14000 mm
Tebal slab beton ts = 200 mm
Jarak antara girder baja s = 1500 mm

Specific Gravity kN/m3


Berat beton bertulang Wc = 25.00
Berat beton tidak bertulang (beton rabat) W'c = 24.00
Berat lapisan aspal Wa = 22.00
Berat air hujan Ww = 9.80
Berat baja Ws = 77.00
I. ANALISIS BEBAN SLAB LANTAI JEMBATAN
1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit : KMS = 1.30
Ditinjau slab lantai jembatan selebar, b = 1.00 m
Tebal slab lantai jembatan, h = ts = 0.20 m
Berat beton bertulang, Wc = 25.00 kN/m3
Berat sendiri, QMS = b * h * Wc = 5.00 kN/m

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Faktor beban ultimit : KMA = 2.00
TEBAL BERAT BEBAN
NO JENIS
(m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lapisan aspal 0.05 22.00 1.10
2 Genangan air hujan 0.05 9.80 0.49
Beban mati tambahan : QMA = 1.59 kN/m

3. BEBAN TRUK "T" (TT)


Faktor beban ultimit : KTT = 2.00
Beban hidup pada lantai jembatan
berupa beban roda ganda oleh Truk
T = 50 kN
(beban T) yang besarnya,

T = 50 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan


truk diambil,
DLA = 0.30

Beban truk "T" :


PTT = ( 1 + DLA ) * T
PTT = 65.00 kN

4. BEBAN ANGIN (EW)


Faktor beban ultimit : KEW = 1.20
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)² kN/m
dengan,
Cw = koefisien seret = 1.20
Vw = Kecepatan angin rencana = 35.00 m/det (PPJT-1992,Tabel 5)
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)² = 1.76 kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h = 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, PEW = ( 1/2 * h / x * TEW )
PEW = 1.008 kN

5. PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Faktor beban ultimit : KET = 1.20
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur,
diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan
temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata Tmax = 40 °C
Temperatur minimum rata-rata Tmin = 15 °C
ΔT = ( Tmax - Tmin ) / 2
Perbedaan temperatur pada slab, ΔT = 12.50 °C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05 / °C
Modulus elastis beton, Ec = 21019039 kPa
6. MOMEN PADA SLAB LANTAI JEMBATAN
Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang menerus
dilakukan seperti pada gambar.

Momen maksimum pd slab dihitung berdasarkan metode one way slab dengan beban
sebagai berikut :
QMS = 5.000 kN/m
QMA = 1.590 kN/m
PTT = 65.000 kN
PEW = 1.008 kN
ΔT = 12.500 °C
Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang menerus dengan beban
merata, terpusat, dan perbedaan temperatur adalah sebagai berikut :

k = koefisien momen s = 1.50 m


Untuk beban merata Q : M = k * Q * s²
Untuk beban terpusat P : M = k*P*s
Untuk beban temperatur, ΔT : M = k * α * ΔT * Ec * s³

Momen akibat berat sendiri (MS) :


Momen tumpuan, MMS = 0.0833 * QMS * s² = 0.937 kNm
Momen lapangan, MMS = 0.0417 * QMS * s² = 0.469 kNm
Momen akibat beban mati tambahan (MA) :
Momen tumpuan, MMA = 0.1041 * QMA * s² = 0.372 kNm
Momen lapangan, MMA = 0.0540 * QMA * s² = 0.193 kNm
Momen akibat beban truck (TT) :
Momen tumpuan, MTT = 0.1562 * PTT * s = 15.230 kNm
Momen lapangan, MTT = 0.1407 * PTT * s = 13.718 kNm
Momen akibat beban angin (EW) :
Momen tumpuan, MEW = 0.1562 * PEW * s = 0.236 kNm
Momen lapangan, MEW = 0.1407 * PEW * s = 0.213 kNm
Momen akibat temperatur (ET) :
Momen tumpuan, MET = 5.62E-07 * α * ΔT * Ec * s³ = 0.005 kNm
Momen lapangan, MET = 2.81E-06 * α * ΔT * Ec * s³ = 0.025 kNm
6.1. MOMEN SLAB
Faktor Daya Keadaan Mtumpuan Mlapangan
No Jenis Beban
Beban Layan Ultimit ( kNm ) ( kNm )
1 Berat sendiri KMS 1.00 1.30 0.937 0.469
2 Beban mati tambahan KMA 1.00 2.00 0.372 0.193
3 Beban truk "T" KTT 1.00 2.00 15.230 13.718
4 Beban angin KEW 1.00 1.20 0.236 0.213
5 Pengaruh temperatur KET 1.00 1.20 0.005 0.025

6.2. KOMBINASI-1
Faktor Mtumpuan Mlapangan Mtumpuan Mlapangan
No Jenis Beban
Beban ( kNm ) ( kNm ) ( kNm ) ( kNm )
1 Berat sendiri 1.30 0.937 0.469 1.218 0.610
2 Beban mati tambahan 2.00 0.372 0.193 0.745 0.386
3 Beban truk "T" 2.00 15.230 13.718 30.459 27.437
4 Beban angin 1.00 0.236 0.213 0.236 0.213
5 Pengaruh temperatur 1.00 0.005 0.025 0.005 0.025
Total Momen ultimit slab, Mu = 32.663 28.670

6.3. KOMBINASI-2
Faktor Mtumpuan Mlapangan Mtumpuan Mlapangan
No Jenis Beban
Beban ( kNm ) ( kNm ) ( kNm ) ( kNm )
1 Berat sendiri 1.30 0.937 0.469 1.218 0.610
2 Beban mati tambahan 2.00 0.372 0.193 0.745 0.386
3 Beban truk "T" 1.00 15.230 13.718 15.230 13.718
4 Beban angin 1.20 0.236 0.213 0.283 0.255
5 Pengaruh temperatur 1.20 0.005 0.025 0.006 0.030
Total Momen ultimit slab, Mu = 17.482 15.000

7. PEMBESIAN SLAB
7.1. TULANGAN LENTUR NEGATIF
Momen rencana tumpuan : Mu = 32.663 kNm
Mutu beton : K - 240.964 Kuat tekan beton, fc' = 20.00 MPa
Mutu baja : U - 37 Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tebal slab beton, h = ts = 200 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 35 mm
Modulus elastis baja, Es Es = 2.10E+05
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1 * 0.85 * fc' / fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.043
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [ 1 - ½ * 0.75 * ρb * fy / ( 0.85 * fc' ) ] = 5.979
Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.8
Momen rencana ultimit, Mu = 32.663 kNm
Tebal efektif slab beton, d = h - d' = 165 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / φ = 40.829 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10⁶ / ( b * d² ) = 1.500
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc' / fy * [ 1 - √ 1 - 2 * Rn / (0.85 * fc' )] = 0.0066
Rasio tulangan yang diperlukan : ρmin = 25% * ( 1.4 / fy ) = 0.0015
Rasio tulangan yang digunakan, ρ = 0.0066
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ * b * d = 1081.032 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, = D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D² * b / As = 186.066 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
As = π / 4 * D² * b / s = 1340.952 mm²
Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok.
As' = 50% * As = 670.476 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, = D 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D² * b / As = 198.047 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 150
As = π / 4 * D² * b / s = 885.238 mm²

7.2. TULANGAN LENTUR POSITIF


Momen rencana tumpuan : Mu = 28.670 kNm
Mutu beton : K - 240.964 Kuat tekan beton, fc' = 20.00 MPa
Mutu baja : U - 37 Tegangan leleh baja, fy = 240.00 MPa
Tebal slab beton, h = ts = 200.00 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 35 mm
Modulus elastis baja, Es Es = 2.10E+05
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1 * 0.85 * fc' / fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.043
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [ 1 - ½ * 0.75 * ρb * fy / ( 0.85 * fc' ) ] = 5.979
Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.8
Momen rencana ultimit, Mu = 28.670 kNm
Tebal efektif slab beton, d = h - d' = 165 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / φ = 35.838 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10⁶ / ( b * d² ) = 1.316
Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan :


ρ = 0.85 * fc' / fy * [ 1 - √ 1 - 2 * Rn / (0.85 * fc' )] = 0.0057
Rasio tulangan yang diperlukan : ρmin = 25% * ( 1.4 / fy ) = 0.0015
Rasio tulangan yang digunakan, ρ = 0.0057
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ * b * d = 943.046 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, = D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D² * b / As = 213.291 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
As = π / 4 * D² * b / s = 1340.952 mm²
Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok.
As' = 50% * As = 670.476 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, = D 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 * D² * b / As = 198.047 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 150
As = π / 4 * D² * b / s = 885.238 mm²
8. KONTROL LENDUTAN SLAB
Mutu beton : K - 240.964 Kuat tekan beton, fc' = 20.00 MPa
Mutu baja : U - 37 Tegangan leleh baja, fy = 240.00 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700 * √ fc' = 21019.04 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.10E+05 MPa
Tebal slab, h = 200.00 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 30.00 mm
Tebal efektif slab, d = h - d' = 170.00 mm
Luas tulangan slab, As = 1340.95 mm²
Panjang bentang slab, Lx = 1.85 m = 1850.00 mm
Ditinjau slab selebar, b = 1.00 m = 1000.00 mm
Beban terpusat, P = PTT = 65.00 kN
Beban merata, Q = PMS + PMA = 6.59 kN/m
Lendutan total yang terjadi (δtot) harus < L x / 240 = 7.71 mm
Inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h³ = 6.67E+08 mm³
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3.13 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 9.99
n * As = 13397.38 mm²

Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 13.40 mm

Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :


Icr = 1/3 * b * c³ + n * As * ( d - c )² = 3.37E+07 mm⁴
Yt = h / 2 = 100.00 mm
Momen retak : Mcr = fr * Ig / Yt = 2.09E+07 Nmm

Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :


Ma = 1/8 * Q * Lx² + 1/4 * P * Lx = 32.88 kNm
Ma = 3.29E+07 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
Ie = ( Mcr / Ma )³ * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )³ ] * Icr = 1.96E+08 mm⁴
Q = 6.59 N/mm
P = 65000.00 N
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
δe = 5 / 384 * Q * Lx⁴ / (Ec * Ie ) + 1/48 * P * Lx³ / (Ec * Ie) = 2.331 mm

Rasio tulangan slab lantai jembatan :


ρ = As / ( b * d ) = 0.00789

Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
Ϛ = 0.20
λ = Ϛ / ( 1 + 50 * ρ ) = 0.14343

Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :


δg = λ * 5 / 384 * Q * Lx⁴ / ( Ec * Ie ) = 0.035 mm

Lendutan total pada plat lantai jembatan :


Lx / 240 = 7.708 mm
δtot = δe + δg = 2.366 mm
< Lx / 240 … Aman ( OK )

9. KONTROL TEGANGAN GESER PONS

Mutu Beton : K - 240.964 Kuat tekan beton, fc' = 20.00 Mpa


Kuat geser pons yang disyaratkan, fv = 0.3 * √fc' = 1.342 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser, φ = 0.60
Beban roda truk pada slab, PTT = 65.00 kN = 65000 N
h = 0.20 m a = 0.30 m
ta = 0.05 m b = 0.50 m
u = a + 2 * ta + h = 0.60 m = 600 mm
v = b + 2 * ta + h = 0.80 m = 800 mm
Tebal efektif plat, d = 165 mm
Luas bidang geser : Av = 2 * ( u + h ) * d = 264000 mm²
Gaya geser pons nominal, Pn = Av * fv = 354193.1676 N
φ * Pn = 283354.5341 N
Faktor beban ultimit, KTT = 2.00
Beban ultimit roda truk pada slab, Pu = KTT * PTT = 130.00 N
Pu < φ * Pn … Aman ( OK )
D
1 D
6 1
6
-
- 1
D13 - 150 1 5
5
0 0

D13 - 150

D13 - 150
D16 - 150

D16 - 150
D13 - 150

D16 - 150
D13 - 150

D13 - 150
D16 - 150
D13 - 150
II. PERHITUNGAN SLAB TROTOAR D16
D13 D13 T = 50 kN
D16 150--150
D13
-D16 150
1. BERAT SENDIRI TROTOAR

Jarak antara tiang railing : L = 2.00 m


Berat beton bertulang : Wc = 25.00 kN/m3
Berat sendiri Trotoar untuk panjang L = 2.00 m
b h L Berat Lengan Momen
NO Shape
(m) (m) (m) ( kN ) (m) ( kNm )
1 1.00 0.20 1.00 2.00 10.000 0.500 5.000
2 0.75 0.25 1.00 2.00 9.375 0.375 3.516
3 0.125 0.25 0.50 2.00 0.781 0.792 0.618
4 0.15 0.30 0.50 2.00 1.125 0.850 0.956
5 0.10 0.30 1.00 2.00 1.500 0.950 1.425
6 0.09 0.30 0.50 2.00 0.675 1.030 0.695
7 0.875 0.05 1.00 2.00 2.188 0.438 0.957
8 0.025 0.05 0.50 2.00 0.031 0.883 0.028
9 0.19 0.20 0.50 0.15 0.071 0.995 0.071
10 0.15 0.20 0.50 0.15 0.056 1.075 0.060
11 0.15 0.50 1.00 0.15 0.281 1.075 0.302
12 Pipa SGP dengan berat / m = 0.63 4.00 2.520 1.075 2.709
Total = 28.604 16.338
Berat sendiri Trotoar per m lebar PMS = 14.302 MMS = 8.169

2. BEBAN HIDUP PADA PEDESTRIAN


PERHITUNGAN GIRDER KOMPOSIT

Nama : Fatchur Rizqi Ichsan


NIM : 161222019150265
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Perancangan Jembatan
Dosen : Candra Aditya, ST., MT.
A. DATA DESIGN JEMBATAN
DIMENSI JEMBATAN
Panjang jembatan L = 14.00 m
Lebar total jembatan B = 8.00 m
Lebar jalur lalu lintas b1 = 6.00 m
Lebar trotoar b2 = 1.00 m
Lebar median b3 = - m
Jarak antara Girder Baja s = 1.50 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal ta = 0.05 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tebal trotoar tt = 0.25 m
Tinggi bidang samping jembatan ha = 1.70 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : K - 240.96
Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 20.00 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 21019.04 MPa
Angka poisson ᴗ = 0.2
Modulus geser G = Ec / (2*(1 + u)) = 8757.93 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05 / °C

Mutu baja : BJ - 37
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan dasar, fs = fy / 1.5 = 160 MPa
Modulus elastis baja, Es = 210000 MPa

Profil Baja : WF 500 300 11 15


Berat profil baja Wprofil = 1.1400 kN/m
Tinggi d = 500 mm
Lebar b = 300 mm
Tebal badan tw = 11 mm
Tebal sayap tf = 15 mm
Luas penampang A = 14550 mm²
Tahanan momen Wx = 2500000 mm³
Momen Inersia Ix = 6.04E+08 mm⁴
Panjang bentang girder L = 14000 mm
Tebal slab beton ts = h = 200 mm
Jarak antara girder baja s = 1500 mm

Specific Gravity kN/m3


Berat beton bertulang Wc = 25.00
Berat beton tidak bertulang (beton rabat) W'c = 24.00
Berat lapisan aspal Wa = 22.00
Berat air hujan Ww = 9.80
Berat baja Ws = 77.00
Gb. Penampang Profil Baja

Gb. Potongan Memanjang

Gb. Potongan Melintang

V. SECTION PROPERTIES SEBELUM KOMPOSIT


1. KONTROL PENAMPANG
L/d = 28.000
1.25 * b / tf = 25.000
L/d > 1.25 * b / tf ( OK )
d / tw = 45.455
d / tw < 75 ( OK )

Compact section ( OK )

2. TEGANGAN IJIN KIP


Pada girder baja diberi pengaku samping yang berupa balok diafragma yang berfungsi sebagai
pengaku samping yang merupakan dukungan lateral dengan jarak,
L1 = L / 4 = 3500 mm
c1 = L1 * d / ( b * tf ) = 388.889
c2 = 0.63 * Es / fs = 826.875
Karena nilai, 250 < c1 < c2 maka :
Tegangan kip dihitung dengan rumus :
F skip = fs - ( c1 - 250 ) / ( c2 - 250 ) * 0.3 * fs = 148.443 MPa
3. SECTION PROPERTIES SETELAH KOMPOSIT

3.1. LEBAR EFEKTIF SLAB BETON


Lebar efektif slab beton ditentukan dari nilai terkecil berikut ini :
L1 = L / 4 = 3500 mm
s = 1500
12 * h = 2400
Diambil lebar efektif slab beton, Be = 1000 mm

3.2. SECTION PROPERTIES GIRDER KOMPOSIT


Rasio perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 9.991 mm
Luas penampang beton transformasi, Act = Be * h / n = 20018.132 mm²
Luas penampang komposit, Acom = A + Act = 34568.132 mm²
Momen statis penampang terhadap sisi bawah balok,
Acom * ybs = A * d / 2 + Act * ( d + h / 2 )
Jarak garis netral terhadap sisi bawah,
ybs = [ A * d / 2 + Act * ( d + h / 2 ) ] / Acom = 452.682 mm
< d maka garis netral di bawah slab beton
Jarak sisi atas profil baja terhadap garis netral, yts = d - ybs = 47.318 mm
Jarak sisi atas slab beton terhadap garis netral, ytc = h + yts = 247.318 mm
Momen inersia penampang komposit :
1/12 * Be * h³ / n = 66727108 mm⁴
Act * ( ytc - h / 2 ) ² = 434443996 mm⁴
Ix = 604000000 mm⁴
A * ( d / 2 - yts ) ² = 597715286 mm⁴
Icom = 1702886390 mm⁴

Tahanan momen penampang komposit :


Sisi atas beton, Wtc = Icom / ytc = 6885419 mm³
Sisi atas baja, Wts = Icom / yts = 35988310 mm³
Sisi bawah baja, Wbs = Icom / ybs = 3761770 mm³

3.3. TEGANGAN IJIN


Tegangan ijin lentur beton, Fc = 0.4 * fc' = 8 MPa
Tegangan ijin lentur baja, Fs = 0.8 * fs = 128 MPa
4. KONDISI GIRDER SEBELUM KOMPOSIT
4.1. BEBAN SEBELUM KOMPOSIT
Beban
No Jenis Beban
( kN/m )
1 Berat sendiri profil baja WF 500 300 11 15 1.1400
2 Berat diafragma 0.1790
3 Perancah dan bekisting dari kayu 1.7500
4 Slab beton 1.00 x 0.20 x 25.00 5.0000
Total beban mati girder sebelum komposit, QD = 8.0690

Beban hidup sebelum komposit, merupakan beban hidup pekerja pada saat
pelaksanaan konstruksi, dan diambil qL = 2.000 kN/m²
Beban hidup girder sebelum komposit, QL = s * qL = 3.000 kN/m
Qt = QD* QL = 6.000 kN/m

4.2. TEGANGAN PADA BAJA SEBELUM KOMPOSIT


Panjang bentang girder, L = 14.000 m
Momen maksimum akibat beban mati, M = 1/8 * Qt * L ² = 147.000 kNm

Tegangan lentur yang terjadi, f = M * 10 ⁶ / Wx = 58.800 MPa


< F skip = 148.443 MPa
Aman ( OK )

4.3. LENDUTAN PADA BAJA SEBELUM KOMPOSIT


Qt = 6.000 kN/m E = 210000000 kPa
L = 14.00 m Ix = 0.000604 m²
δ = 5 / 384 * Qt * L ⁴ / ( E * Ix ) = 0.024 m
< L / 240 = 0.058 m
Aman ( OK )
5. BEBAN PADA GIRDER KOMPOSIT
5.1. BERAT SENDIRI (MS)
Beban
No Jenis Beban
( kN/m )
1 Berat sendiri profil baja WF 500 300 11 15 1.1400
2 Berat diafragma 0.1790
4 Slab beton 1.00 x 0.20 x 25.00 5.0000
Total beban mati girder sebelum komposit, QMS = 6.3190

Panjang bentang girder, L = 14.00 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri,
MMS = 1/8 * QMS * L ² = 154.82 kNm
VMS = 1/2 * QMS * L = 44.23 kN

5.2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Beban
No Jenis Beban
( kN/m )
1 Aspal 0.05 x 1.00 x 22.00 1.1000
4 Air hujan 0.05 x 1.00 x 9.80 0.4900
Total beban mati girder sebelum komposit, QMA = 1.5900

Panjang bentang girder, L = 14.00 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri,
MMA = 1/8 * QMA * L ² = 38.96 kNm
VMA = 1/2 * QMA * L = 11.13 kN
5.3. BEBAN LAJUR "D"
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load), KEL seperti pada Gambar.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang
dibebani lalu-lintas atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 8 * ( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L ≥ 30 m

KEL mempunyai intensitas, p = 44.00 m


Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025 * ( L - 50 ) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L ≥ 90 m
Panjang bentang girder, L = 14.00 m
q = 8.00 kPa
DLA = 0.40
s = 1.50 m
Beban lajur "D", Q TD
= q * s = 12.00 kN/m
PTD = ( 1 + DLA ) * p * s = 92.40 kN

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur "D",


MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD = 44.10 kNm
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 130.20 kN
5.4. GAYA REM (TB)
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sbg gaya dalam arah memanjang
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m dari permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya
rem tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, TTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, TTB = 250 + 2.5 * ( Lt - 80 ) kN untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, TTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m
Panjang bentang girder, L = 14.00 m
Jumlah girder, n = 5
Besarnya gaya rem, TTB = 250 / n = 50 kN
Lengan terhadap pusat tampang girder, y = ytc + ta + 1.80 = 2.097 m

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur "D",


MTB = 1/2 * TTB * y = 52.43 kNm
VTB = TTB * y / L = 7.49 kN

5.5. BEBAN ANGIN (EW)


Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
2
TEW = 0.0012 * Cw * ( Vw ) kN
Cw = koefisien seret = 1.20
Vw = kecepatan angin rencana = 35 m/det
TEW = 0.0012 * Cw * ( Vw ) 2 = 1.764 kN
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan h = 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, QEW = [ 1/2 * h / x * TEW ]
QEW = 1.008 kN/m

Panjang bentang girder, L = 14.00 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban angin,
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 24.70 m
VEW = 1/2 * QEW * L = 7.06 m

5.6. BEBAN GEMPA (EQ)


Gaya gempa vertikal pada balok dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah sebesar 0.1*g dengan g = percepatan grafitasi.
Gaya gempa vertikal rencana : TEQ = 0.01 * Wt
Wt = Berat total struktur yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan.

Beban berat sendiri, QMS = 5.00 kN/m


Beban mati tambahan, QMA = 1.59 kN/m
Beban gempa vertikal, QEQ = 0.10 * ( QMS + QMA ) = 0.659 kN/m
Panjang bentang girder, L = 14.00 m
Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban angin,
MEQ = 1/8 * QEQ * L2 = 16.15 kNm
VEQ = 1/2 * QEQ * L = 4.61 kN
6. TEGANGAN PADA GIRDER KOMPOSIT
Wtc = 6885419 mm2
Wts = 35988310 mm2
Wbs = 3761770 mm2
n = 9.991

Tegangan pada sisi atas beton, ftc = M * 106 / ( n * Wtc )


Tegangan pada sisi atas baja, fts = M * 106 / Wts
Tegangan pada sisi bawah baja, fbs = M * 106 / Wbs
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
Momen M ftc fts fbs
No Jenis Bahan
( kNm ) ( MPa ) ( MPa ) ( MPa )
1 Berat sendiri (MS) 154.816 2.250 4.302 41.155
2 Beban mati tamb (MA) 38.955 0.566 1.082 10.355
3 Beban lajur "D" (TD) 44.100 0.641 1.225 11.723
4 Gaya rem (TB) 52.433 0.762 1.457 13.938
5 Beban angin (EW) 24.696 0.359 0.686 6.565
6 Beban gempa (EQ) 16.146 0.235 0.449 4.292

KOMBINASI - 1 Tegangan ijin beton : 100% * Fc = 8 MPa


Tegangan ijin baja : 100% * Fs = 128 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
ftc fts fbs
No Jenis Bahan
( MPa ) ( MPa ) ( MPa )
1 Berat sendiri (MS) 2.250 4.302 41.155
2 Beban mati tamb (MA) 0.566 1.082 10.355
3 Beban lajur "D" (TD) 0.641 1.225 11.723
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW)
6 Beban gempa (EQ)
3.458 6.610 63.234
< 100% Fc < 100% Fs
Aman ( OK ) Aman ( OK )
KOMBINASI - 2 Tegangan ijin beton : 125% * Fc = 10 MPa
Tegangan ijin baja : 125% * Fs = 160 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
ftc fts fbs
No Jenis Bahan
( MPa ) ( MPa ) ( MPa )
1 Berat sendiri (MS) 2.250 4.302 41.155
2 Beban mati tamb (MA) 0.566 1.082 10.355
3 Beban lajur "D" (TD) 0.641 1.225 11.723
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW) 0.359 0.686 6.565
6 Beban gempa (EQ)
3.817 7.296 69.799
< 125% Fc < 125% Fs
Aman ( OK ) Aman ( OK )

KOMBINASI - 3 Tegangan ijin beton : 140% * Fc = 11.2 MPa


Tegangan ijin baja : 140% * Fs = 179.2 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
ftc fts fbs
No Jenis Bahan
( MPa ) ( MPa ) ( MPa )
1 Berat sendiri (MS) 2.250 4.302 41.155
2 Beban mati tamb (MA) 0.566 1.082 10.355
3 Beban lajur "D" (TD) 0.641 1.225 11.723
4 Gaya rem (TB) 0.762 1.457 13.938
5 Beban angin (EW) 0.359 0.686 6.565
6 Beban gempa (EQ)
4.579 8.753 83.737
< 140% Fc < 140% Fs
Aman ( OK ) Aman ( OK )

KOMBINASI - 4 Tegangan ijin beton : 150% * Fc = 12 MPa


Tegangan ijin baja : 150% * Fs = 192 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
ftc fts fbs
No Jenis Bahan
( MPa ) ( MPa ) ( MPa )
1 Berat sendiri (MS) 2.250 4.302 41.155
2 Beban mati tamb (MA) 0.566 1.082 10.355
3 Beban lajur "D" (TD) 0.641 1.225 11.723
4 Gaya rem (TB) 0.762 1.457 13.938
5 Beban angin (EW) 0.359 0.686 6.565
6 Beban gempa (EQ) 0.235 0.449 4.292
4.814 9.201 88.029
< 150% Fc < 150% Fs
Aman ( OK ) Aman ( OK )
7. LENDUTAN PADA GIRDER KOMPOSIT
Lendutan max. pada girder akibat :
1 Beban merata Q : δ max = 5 / 384 * Q * L4 / ( Es * Icom )
2 Beban terpusat P : δ max = 1 / 48 * P * L3 / ( Es * Icom )
3 Beban momen M : δ max = 1 / ( 72 √3 )* M * L2 / ( Es * Icom )

Panjang bentang girder, L = 14.00 m


Modulus elastis, Es = 210000000 kPa
Momen inersia, Icom = 0.001702886 m4

Q P M Lendutan
No Jenis Bahan
( kN/m ) (kN) ( kNm ) δ max
1 Berat sendiri (MS) 6.319 0.00884
2 Beban mati tamb (MA) 1.590 0.00222
3 Beban lajur "D" (TD) 12.000 92.400 0.03156
4 Gaya rem (TB) 52.433 0.00023
5 Beban angin (EW) 1.008 0.00141
6 Beban gempa (EQ) 0.659 0.00092

Batasan lendutan elastis, L/240 = 0.058


KOMBINASI BEBAN KOM - 1 KOM - 2 KOM - 3 KOM - 4
Lendutan Lendutan Lendutan Lendutan
No Jenis Bahan
δ max δ max δ max δ max
1 Berat sendiri (MS) 0.00884 0.00884 0.00884 0.00884
2 Beban mati tamb (MA) 0.00222 0.00222 0.00222 0.00222
3 Beban lajur "D" (TD) 0.03156 0.03156 0.03156 0.03156
4 Gaya rem (TB) 0.00023 0.00023
5 Beban angin (EW) 0.00141 0.00141 0.00141
6 Beban gempa (EQ) 0.00092
δ max = 0.04262 0.04403 0.04426 0.04518
< L / 240 < L / 240 < L / 240 < L / 240
( OK ) ( OK ) ( OK ) ( OK )

8. GAYA GESER MAKSIMUM PADA GIRDER KOMPOSIT


Gaya Geser
No Jenis Beban
V ( kN )
1 Berat sendiri (MS) 44.233
2 Beban mati tamb (MA) 11.130
3 Beban lajur "D" (TD) 130.200
4 Gaya rem (TB) 7.490
5 Beban angin (EW) 7.056
6 Beban gempa (EQ) 4.613
KOMBINASI - 1 100%
Gaya Geser
No Jenis Beban
V ( kN )
1 Berat sendiri (MS) 44.233
2 Beban mati tamb (MA) 11.130
3 Beban lajur "D" (TD) 130.200
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW)
6 Beban gempa (EQ)
Vmax = 185.563

KOMBINASI - 2 125%
Gaya Geser
No Jenis Beban
V ( kN )
1 Berat sendiri (MS) 44.233
2 Beban mati tamb (MA) 11.130
3 Beban lajur "D" (TD) 130.200
4 Gaya rem (TB)
5 Beban angin (EW) 7.056
6 Beban gempa (EQ)
Vmax = 192.619

KOMBINASI - 3 140%
Gaya Geser
No Jenis Beban
V ( kN )
1 Berat sendiri (MS) 44.233
2 Beban mati tamb (MA) 11.130
3 Beban lajur "D" (TD) 130.200
4 Gaya rem (TB) 7.490
5 Beban angin (EW) 7.056
6 Beban gempa (EQ)
Vmax = 200.109

KOMBINASI - 4 150%
Gaya Geser
No Jenis Beban
V ( kN )
1 Berat sendiri (MS) 44.233
2 Beban mati tamb (MA) 11.130
3 Beban lajur "D" (TD) 130.200
4 Gaya rem (TB) 7.490
5 Beban angin (EW) 7.056
6 Beban gempa (EQ) 4.613
Vmax = 204.722
Persen Vmax 100% Vmax
No Kombinasi Beban
Teg. Ijin ( KN ) ( kN )
1 Kombinasi - 1 100% 185.563 185.563
2 Kombinasi - 2 125% 192.619 154.095
3 Kombinasi - 3 140% 200.109 142.935
4 Kombinasi - 4 150% 204.722 136.482
Vmax (rencana) = 185.563 kN

9. PERHITUNGAN SHEAR CONNECTOR


Shear Connector
2 D 10

Gb. Penampang Shear Connetor

Gaya geser maksimum rencana, Vmax = 185.563 kN


ytc = 247.318 mm h = 200 mm
Luas penampang beton yang ditransformasikan, A Act = 20018.132 mm2
Momen statis penampang tekan beton yang ditransformasikan,
Sc = Act* ( ytc - h / 2 ) = 2949026.52 mm3
Gaya geser maksimum, Qmax = Vmax * Sc / Icom = 321.355 N/mm
Untuk shear connector digunakan besi beton bentuk U, D 10
Luas penampang geser, Asv = π / 4 * D² * 2 = 628.571 mm2
Tegangan ijin geser, Fsv = 0.6 * fs = 96 MPa
Kekuatan satu buah shear connector, Qsv = Asv * fsv = 60342.857 N
Jumlah shear connector dari tumpuan sampai 1/4 L :
n = 1 / 4 * Qmax * L / Qsv = 18.639 buah
Jarak antara shear connector, s=L/(4*n) = 187.777 mm
Digunakan shear connector, 2 D 10 - 150 mm
Jumlah shear connector 1/4 L sampai tengah bentang :
n = 1 / 8 * Qmax * L / Qsv = 9.320 buah
Jarak antara shear connector, s=L/(4*n) = 375.553 mm
Digunakan shear connector, 2 D 10 - 300 mm
PERHITUNGAN DIAFRAGMA DAN SAMBUNGAN

Nama : Fatchur Rizqi Ichsan


NIM : 161222019150265
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Perancangan Jembatan
Dosen : Candra Aditya, ST., MT.
A. DATA DESIGN JEMBATAN
DIMENSI JEMBATAN
Panjang jembatan L = 14.00 m
Lebar total jembatan B = 8.00 m
Lebar jalur lalu lintas b1 = 6.00 m
Lebar trotoar b2 = 1.00 m
Lebar median b3 = - m
Jarak antara Girder Baja s = 1.50 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal ta = 0.05 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tebal trotoar tt = 0.25 m
Tinggi bidang samping jembatan ha = 1.70 m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : K - 240.96
Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 20.00 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 21019.04 MPa
Angka poisson ᴗ = 0.2
Modulus geser G = Ec / (2*(1 + u)) = 8757.93 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05 / °C

Mutu baja : BJ - 37
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan dasar, fs = fy / 1.5 = 160 MPa
Modulus elastis baja, Es = 210000 MPa

Profil Baja : WF 500 300 11 15


Berat profil baja Wprofil = 1.1400 kN/m
Tinggi d = 500 mm
Lebar b = 300 mm
Tebal badan tw = 11 mm
Tebal sayap tf = 15 mm
Luas penampang A = 14550 mm²
Tahanan momen Wx = 2500000 mm³
Momen Inersia Ix = 6.04E+08 mm⁴
Panjang bentang girder L = 14000 mm
Tebal slab beton ts = h = 200 mm
Jarak antara girder baja s = 1500 mm

Specific Gravity kN/m3


Berat beton bertulang Wc = 25.00
Berat beton tidak bertulang (beton rabat) W'c = 24.00
Berat lapisan aspal Wa = 22.00
Berat air hujan Ww = 9.80
Berat baja Ws = 77.00
Gb. Penampang Profil Baja

Gb. Potongan Memanjang

Gb. Potongan Melintang

VI. DIAFRAGMA DAN SAMBUNGAN


1. SAMBUNGAN GELAGAR PROFIL BAJA
Bentang 14 dari jembatan ini dibagi menjadi 4 segmen, maka untuk itu diperlukan adanya sambungan
seperti pada gambar berikut :

Sambungan

WF . 500 . 300 . 11 . 15

a. Data Teknis :
Profil baja WF . 500 . 300 . 11 . 15
- Berat profil baja Wprofil = 114.000 kg/m
- Tinggi d = 500 mm
- Lebar b = 300 mm
- Tebal badan tw = 11 mm
- Tebal sayap tf = 15 mm
- Luas penampang A = 146 cm²
- Tahanan momen Wx = 2500 cm³
- Momen Inersia Ix = 6.04E+04 cm⁴
- Tegangan ijin profil σ ijin = 1600 kg/cm²
- Tegangan ijin baut = 1600 kg/cm²
Momen kapasitas profil σ ijin x Wx = 4000000 kg/cm²

b. Perencanaan Sambungan
- Alat sambungan dengan baut Ø 3/4" = 19 mm
- Pelat sambungan pada flens
tebal = 50 mm
b' = 200 mm
- Pelat sambungan pada web
tebal = 50 mm
b' = 750 mm
- Tegangan pada baut
* Tegangan geser
t = 9.6 kNcm2
* Tegangan tumpu
s tp = 1.5 x s ijin profil ( untuk S1 ≥ 2d )
= 1.5 x 1600
= 2400 kg/cm² = 24.00 kN/cm²
s tp = 1.2 x s ijin profil ( untuk 1,5 d ≤ S1 ≤ 2d )
= 1.2 x 1600
= 1920 kg/cm² = 19.20 kN/cm²

Flens, syarat A' > Δf


h' . T' > tebal badan . lebar sayap
200 x 50 > 11 x 300
10000 mm² > 3300 mm² …………. OK

* Tegangan ijin tarik


s ta = 0.7 x s ijin baut
= 0.7 x 1600
= 1120 kg/cm² = 11.20 kN/cm²

Web, syarat t ≥ 0.7 x t web


50 mm ≥ 0.7 x 11
50 mm > 7.7 mm …………. OK

- Pola pemasangan baut


Alat sambungan dengan baut Ø 3/4" = 19 mm
a. 2.5 d ≤ S ≤ 7d
2.5 x 19 ≤ S ≤ 7 x 19
47.5 ≤ S ≤ 133
S = 86 mm

b. 1.5 d ≤ u ≤ 3d
1.5 x 19 ≤ u ≤ 3 x 19
28.5 ≤ u ≤ 57
u = 29 mm
c. 2.5 d ≤ S1 ≤ 7d
2.5 x 19 ≤ u ≤ 7 x 19
47.5 ≤ u ≤ 133
u = 86 mm

- Perhitungan Sambungan
Kekuatan sambungan ditentukan oleh kuatnya kapasitas dari profil itu sendiri, dimana momen
kapasitas profil sebesar 4000000 kg/cm² didistribusikan ke sayap dan ke badan profil. Besarnya
distribusi momen tersebut sebanding dengan inersia sayap dan inersia badan.

Mf = ( If / It ) / Mpr
Mb = ( Ib / It ) / Mpr
Dimana :
Mf = Momen pada sayap (flens)
Mb = Momen pada badan (web)
If = Inersia sayap
Ib = Inersia badan
It = (If + Ib)

- Menurut PPBBI, mei, 1984, ukuran maksimal dari diameter lubang paku keling / baut ditambah 1
mm. Jadi diameter baut yang diperhitungkan adalah :
* Pada badan ( web )
D = 19 + 1 = 20 mm
* Pada sayap ( flens )
D = 19 + 1 = 20 mm

Σx2 = 6480
Σy2 = 6480

c. Perhitungan Inersia flens dan Inersia badan


- Inersia flens
If = { 4 ( 1 /12 .20 . 5^3 ) } + { 4 ( 20 . 5 . 21.4^2 ) }
If = 184017.3333 cm4
A lubang = 10.00 cm2
I lubang = { 8 ( 1 /12 . 2 . 5^3 ) } + { 8 . 10 . 21.4^2 ) }
I lubang = 36803.467 cm4
If total If - I lubang = 184017.3333 - 36803.467
If total = 147213.8667 cm 4

- Inersia badan
A lubang = 10.00 cm2
Iw = 10011.41 cm4
Iw 2 x 10011.40727 = 20022.81 cm4
Iw lubang = 3.333 cm4
I lubang = 6426.67 cm4
Iw total Iw - I lubang = 20022.81 - 6426.667
Iw total = 13596.15 cm 4
- Inersia total
Inersia total If total + Iw total = 160810.01 cm4
d. Momen yang bekerja pada flens dan badan (Mf dan Mb)
- Mf = ( If total / It ) . Mpr
Mf = 3661808.429 kg.cm
- Mb = ( Iw total / It ) . Mpr
Mb = 338191.5711 kg.cm

e. Garis normal pada flens


Gaya normal pada flens merupakan momen kopel (Nf), dimana besarnya dapat dihitung sebagai berikut :
Nf = Mf / h
Nf = 73236.169 kg

Dengan adanya gaya normal, maka timbul tegangan pada flens yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Af = 4 . ( 8.6 . 5 ) - 4 . ( 2 . 5 )
Af = 132.000 kg
Tegangan pada flens = 554.819 ≤ 1600 …………. OK
Jadi pelat masih aman untuk menahan beban

f. Garis normal pada flens


- Sambungan pada pelat flens
K = Nf / 16 = 4577.261 kg
(ada 16 baut pada flens)
Kgs = 1/4 . π . D2 . Τ . s ijin baut = 25142.857 kg > k …………. OK
Ktp = t . D . s ijin profil = 19200 kg > k …………. OK

Dari kedua nilai di atas dapat disimpulkan bahwa baut pada flens mampu untuk menahan beban
yang bekerja karena Kgs dan Ktp > K

- Sambungan pada pelat badan


Σx2 + Σy2 = 12960 cm2
Mb = 338191.571 kg.cm
KY1 = KX1 = ( Mb . Y ) / ( Σx2 + Σy2 )
KY1 = KX1 = 313.140 kg
2 2
K1 = KY1 + Kx1
K1 = 442.847 kg
Kekuatan geser dan tumpu pada baut
Kgs = 1/4 . π . D2 . Τ . s ijin baut . 2
Kgs = 50285.714 kg > k …………. OK
Ktp = t . D . s ijin profil
Ktp = 19200 kg > k …………. OK

Nilai kedua perhitungan di atas menunjukkan bahwa baut kuat menahan beban yang bekerja
karena Kgs dan Ktp > K1
2. SAMBUNGAN DIAFRAGMA
Direncanakan menggunakan diafragma dari profil baja yaitu WF 200 . 100 . 5.5 . 8 dengan data-data
teknis sebagai berikut
Data teknis :
WF 200 . 100 . 5.5 . 8
- Berat profil baja = 21.30 kg/m
- Tinggi = 200 mm
- Lebar = 100 mm
- Tebal badan = 5.5 mm
- Tebal sayap = 8 mm
Untuk menyambung dengan gelagar utama digunakan pelat siku 150 . 150 . 18
dan alat sambungannya baut dengan D = Ø 1/2" = 1 cm

Perhitungan sambungan
- Beban-beban yang bekerja
berat sendiri profil = 21.30 kg/m
muatan thd konstruksi = 100 kg/m
Beban total = 121.30 kg/m

- Momen maksimum
M max = 1/8 x Wd x L2
M max = 34.116 kg.m

- Gaya lintang (D)


D = 1/2 x beban total x jarak antar gelagar
D = 136.463 kg

- Pemasangan baut menurut PPBBI - 1984


2,5 d ≤ s ≤ 7d
2.5 ≤ s ≤ 7
Diambil = 7 cm
2,5 d ≤ u ≤ 7d
2.5 ≤ u ≤ 7
Diambil = 7 cm
1,2 d ≤ S1 ≤ 3d
1.2 ≤ S1 ≤ 3
Diambil = 3 cm

- Kontrol alat penyambung


Tp ≥ 0.7 tw
Tp ≥ 0.385
Diambil Tp = 0.385 cm

- Gaya horizontal pada sambungan (Tm) adalah kopel dari momen yang bekerja
Tm = M max / L
Tm = 22.744 kg

- Gaya yang ditahan oleh baut akibat gaya lintang (Td)


Td = D / Σbaut
Td = 8.529 kg/cm2

- Tegangan yang terjadi


tegangan lentur
σ = Tm / A baut
σ = 28.947 kg/cm2
tegangan geser
τ = Td / A
τ = 10.855 kg/cm2
Tegangan ideal
σ ideal = √ σ2 + 1,56 . τ2
σ ideal = 1021.721 kg/cm2 ≤ 1600 kg/cm2

Anda mungkin juga menyukai