Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

Perencanaan Jembatan
Non Konvensional

Disusun Oleh: Bayu Rahmat Ramadhan | F112 21 036

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2022
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN

Perhitungan perencanaan jembatan diawali dengan perencanaan struktur


atas jembatan yang terdiri dari slab lantai kendaraan dan balok gelagar pelat.
Gambar potongan melintang struktur atas jembatan Sardjito II dapat dilihat pada
gambar 5.1 di bawah ini.

Sandaran

Trotoar Median
Slab Aspal

Girder

Gambar 1. Komponen Struktur Atas Jembatan

1. PERENCANAAN KANTILEVER

Perencanaan kantilever jembatan meliputi perencanaan tulangan pokok


tiang sandaran beserta tulangan geser tiang sandaran.

A. PERENCANAAN TULANGAN POKOK TIANG SANDARAN

Sandaran merupakan suatu konstruksi pada jembatan yang berfungsi


sebagai pengaman bagi para pengguna jembatan. Sandaran ini direncanakan dari
pipa besi bulat dan tiang sandaran (railing) direncanakan dari beton bertulang.
Adapun data dan perhitungan tiang sandaran adalah sebagai berikut :
Jarak antar tiang railing (L) =2m

Beban horizontal tiang railing (w’) = 0,73 kN/m (AASHTO

LRFD Bridge Design Specification)

Gaya horizontal pada tiang railing (H) =

( )

Berdasarkan AASHTO nilai H ini harus ditambah sebesar 0,89 kN yang


diasumsikan sebagai beban terpusat pada tiap elemen longitudinal (panjang),
maka:

Lengan terhadap sisi bawah tiang sandaran (y) = 1, 1 m

Kuat tekan beton, fc’ = 30 Mpa

Tegangan leleh baja, fy’ = 240 Mpa

Berat jenis beton = 24 kN/m3

Bentuk tiang sandaran dapat dilihat pada gambar 5.2 di bawah ini.

0.15
H2 = 0.73 kN/m
0.50 4

tebal 15 cm
0.40 3

0.20 2 1

0.20

0.30

Gambar 2. Tiang Sandaran


Tabel 1. Berat Sendiri Tiang Sandaran

Lengan Momen
No b (m) h (m) Shape L (m) Gaya (kN))
(m) (kNm)
1 0.15 0.2 0.5 0.15 0.054 0.2 0.0108
2 0.15 0.2 1 0.15 0.108 0.075 0.0081
3 0.15 0.4 1 0.15 0.216 0.075 0.0162
4 0.15 0.5 1 0.15 0.27 0.075 0.0203
6 SGP 3" dengan berat /m = 0.63 2 1.26 0.075 0.0945
Berat Sendiri Railing = 1.908 ΣM= 0.1499

Momen Pada Tiang Akibat Gaya Horizontal / M =

Faktor beban akibat beban sendiri = 1,25

Faktor beban ultimit = 1,75

Momen ultimit rencana (Mu) =

Gaya Geser Ultimit Rencana/Vu =

Diambil ukuran tiang sandaran 15 x 15 cm seperti gambar 5.3 di bawah ini.

Gambar 3. Dimensi Tiang Sandaran

Faktor bentuk distribusi tegangan beton (β) = 0,85

Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,8


Faktor reduksi kekuatan geser = 0,6

Tebal efektif tiang railing =

( )

Perhitungan tulangan tiang sandaran =

( )

( )

Mu = 4,711 kN.m = 47110000 N.mm

( √ )

( √ )

Ternyata,

Sehingga rasio tulangan yang digunakan =


Luas tulangan pokok :

Dipakai tulangan diameter 12 mm

Jumlah tulangan (n) =

Digunakan tulangan 2 D 12

Untuk tulangan tarik digunakan As = 2 D 12

Untuk tulangan desak digunakan As’ = 2 D 12


B. PERENCANAAN TULANGAN GESER TIANG SANDARAN

Gaya geser ultimit (Vu) = 2,35 kN = 2350 N

( √ ) ( √ )

Berdasarkan perhitungan di atas tidak diperlukan adanya tulangan geser,


akan tetapi tetap digunakan tulangan sengkang dengan jarak minimum yaitu 20
cm. Jadi tiang sandaran menggunakan tulangan tarik As = 2 D 12 dan tulangan
desak As’ = 2 D 12, serta untuk tulangan geser digunakan P8 – 200 mm. Gambar
tulangan dapat dilihat pada gambar 5.4 di bawah ini.

P8 - 200

2 D 12 2 D 12

Gambar 4. Detail Penulangan Pada Tiang Sandaran


PERENCANAAN SLAB/LANTAI JEMBATAN

Tampang slab/lantai jembatan dapat dilihat pada Gambar 5. di bawah ini.

Sandaran

Trotoar Median
Slab Aspal

Girder

Gambar 5. Tampang Slab Jembatan

Tebal slab (h) = 0,30 M

Tebal trotoar = 0,20 m

Tebal lapisan aspal = 0,05 m

Tebal genangan air hujan = 0,05 m

Jarak antar gelagar (Lx) = 2,20 m

Lebar jalur lalu lintas = 6 m

Lebar trotoar = 1,5 m

Lebar median = 0,5 m

Mutu beton (fc’) = 30 Mpa

Mutu baja (fy) = 400 Mpa

BJ beton = 24 kN/m3

BJ aspal = 22,5 kN/m3

BJ air = 9,80 kN/m3


1. Perhitungan Beban Slab Jembatan

a. Beban Mati (DC) dan Beban Mati Tambahan (DW)

Beban mati yang bekerja pada slab jembatan berupa berat sendiri
lantai jembatan, berat sendiri trotoar, sandaran, dan berat sendiri median,
termasuk beban mati tambahan yaitu beban mati akibat lapisan aspal dan
genangan air hujan yang dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2. Beban Mati dan Beban Mati Tambahan Pada Slab Trotoar

Ditinjau Tebal Berat Beban


No Jenis Beban
Selebar (m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Slab Jembatan 1 0.3 24 7,2
2 Slab Trotoar 1 0.2 24 4.8
3 Median 0.5 0.3 24 3.6
4 Lapisan Aspal 1 0.05 22.5 1.125
5 Genangan Air Hujan 1 0.05 9.8 0.49
6 Sandaran 1.908 kN

b. Beban Hidup Lalu Lintas (LL)

Beban hidup yang bekerja pada slab jembatan merupakan beban


lalu lintas kendaraaan. Berdasarkan AASHTO LRFD Bridge Design
Specification besarnya beban kendaraan dan jarak antar gandar dapat dilihat
pada gambar 5.6 di bawah ini.

Gambar 6. Beban Truk


c. Beban Hidup Pada Trotoar(PL)

Beban hidup yang bekerja pada trotoar dapat dilihat pada gambar
5.7 di bawah ini.

0.15

0.50
0.30
P = 14,6 kN
0.40
q = 3,6 kN/m
0.20
0.20

0.30

Gambar 7. Beban Hidup Pada Slab Trotoar

2. Perhitungan Momen yang Bekerja Pada Slab Jembatan

Perhitungan momen yang bekerja pada jembatan dilakukan dengan


menggunakan software SAP 2000. Kombinasi pembebanan yang digunakan
dalam perhitungan adalah sebagai berikut:

Gambar 8. di bawah ini menunjukkan gambar struktur slab


jembatan yang digunakan pada perhitungan SAP 2000.

Gambar 8. Struktur Slab Jembatan Perhitungan SAP 2000


78

Letak beban-beban yang bekerja pada slab jembatan dan hasil


perhitungan momen pada slab jembatan dapat dilihat pada bagian lampiran.
Momen yang dihasilkan:
Momen Positif (Daerah Lapangan) = 84,05 kN.m

Momen Negatif (Daerah Tumpuan) = 99,16 kN.m

3. Perhitungan Tulangan Slab Lantai Jembatan

Mutu beton, f’c = 30 MPa

Tegangan leleh baja, fy’ = 400 MPa

Faktor bentuk distribusi tegangan beton (β) = 0,85

Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,9

Faktor reduksi kekuatan geser = 0,6

Ditinjau slab beton selebar = b = 1000 mm

Tebal slab = h = 300 mm

Tebal selimut beton = 40 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton = d’ = 40 + (0,5.16) = 48 mm

Panjang sisi pendek (Lx) = 2200 mm

Panjang bentang panjang jembatan (Ly) = 65000mm

Menggunakan Plat 1 Arah

Perhitungan tulangan slab jembatan =

( ) ( )
a. TulanganPositif

Mu = 84,05 kN.m

Mu = 84,05 x 106N.mm

Tebal efektif slab (d) = h – d’ = 300 – 48 = 252 mm

( √ )

( √ )

Ternyata,

Sehingga rasio tulangan yang digunakan =

Luas tulangan pokok =

Dipakai tulangan diameter 16 mm =

Jarak tulangan yang diperlukan =


Luas tulangan yang diperlukan =

Jadi Dipakai Tulangan D 16 – 150 mm

b. Tulangan Negatif

Mu = 99,16 kN.m

Mu = 99,16 x 106 N.mm

Tebal efektif slab (d) = h – d’ = 300 – 48 = 252 mm

( √ )

( √ )

Ternyata,

Sehingga rasio tulangan yang digunakan =

Luas tulangan pokok =


Dipakai tulangan diameter 16 mm =

Jarak tulangan yang diperlukan =

Luas tulangan yang diperlukan =

Jadi Dipakai Tulangan D 16 – 150 mm

c. Tulangan Susut

Karena baja yang digunakan adalah BJTD-40, maka digunakan


rumus tulangan susut yang diperlukan sebagai berikut:

Dipakai tulangan diameter 13 mm


Jarak tulangan yang diperlukan =


Luas tulangan yang diperlukan =

Jadi Dipakai Tulangan Susut D 13 – 200 mm

Berdasarkan perhitungan, dipakai tulangan positif D16 – 150,


tulangan negatif D16 -150 dan tulangan susut D13 – 200. Gambar detail
penulangan slab lantai jembatan dapat dilihat pada gambar 5.9 di bawah ini
baik untuk bentang panjang maupun bentang pendek.

D13 - 200

D13 - 200
D13 - 200

D13 - 200

D16 - 150

D16 - 150
A D16 - 150 A
D16 - 150

B 300

POTONGAN B - B

D16 - 150 D13 - 200

300

D16 - 150 D13 - 200

POTONGAN A - A

Gambar 9. Detail Penulangan Slab Lantai Jembatan

Anda mungkin juga menyukai