Anda di halaman 1dari 13

Kelompok VI

PERENCANAAN PENULANGAN VOUTE

A. DATA-DATA

Gambar 1 Potongan melintang jembatan


1. Data Geometris Jembatan
Tebal slab lantai jembatan, ts = 0.25 m
Tebal lapisan aspal + overlay, ta = 0.10 m
Tebal genangan air hujan, th = 0.05 m
Lebar jalur lalu-lintas, 2b1 = 7.00 m
Lebar trotoar, b2 = 1.00 m
Lebar total jembatan, bt = 9.00 m
Panjang bentang jembatan, L = 30.00 m

2. Data Material
Beton
Kuat tekan beton, fc’ = 25 MPa
Modulus elastisitas, Ec = 4700√𝑓𝑐′ = 23500 MPa
Angka poisson, μ = 0,20
Modulus geser, G = 9791.67 MPa
Koefisien muai panjang, α = 10-5 /C° <30 MPa

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Baja Tulangan
Tulangan utama fy = 320 MPa
Tulangan sengkang fys = 240 Mpa

Berat Jenis (Specific Gravity)


Berat beton bertulang Wc = 24 kN/m3
Beton tidak bertulang W’c = 22 kN/m3
Berat aspal Wa = 22 kN/m3
Berat jenis air Ww = 9.8 kN/m3
Berat baja Ws = 78.5 kN/m3

B. Dimensi Voute

DIMENSI VOUTE

NOTASI (m) NOTASI (m)


c1 1.00 h1 0.70
c2 0.35 h2 0.45
c 1.70 ts 0.35

C. MODEL STRUKTUR

Gambar 2. Input Data dan Dimensi

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Gambar 3. Struktur Voute

D. Analisis Beban Voute

1. Akibat Beban Mati


1. Beban Mati
Berat Sendiri (QMS)
Faktor beban, berdasarkan Tabel 3 SNI 1725-2016:
𝑆 𝑈
Layan, 𝛾𝑀𝑆 = 1.0; Ultimit, 𝛾𝑀𝑆 = 1.3

No Jenis beban Tinggi Tebal Panjang Berat Beban Satuan

h (m) t (m) L (m) (kN/m3)

1 Slab lantai 0.35 5.00 25.00 43.75 kN/m

2 Trotoar 0.25 5.00 24.00 30.00 kN/m


3 Dinding pagar 0.90 0.25 5.00 25.00 28.13 kN

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Gambar 4. Beban Berat Sendiri

Beban Mati Tambahan (QMA)


Faktor beban, berdasarkan Tabel 4 SNI 1725-2016:
𝑆 𝑈
Layan, 𝛾𝑀𝐴 = 1.0; Ultimit, 𝛾𝑀𝐴 = 2.0

No Jenis beban Tebal Panjang Berat Beban Satuan

t (m) L (m) (kN/m3)

1 Lapisan aspal + overlay 0.10 5.00 22.00 11.00 kN/m


2 Air hujan 0.05 5.00 9.80 2.45 kN/m

3 Tiang listrik 5.00 kN

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Gambar 5. Beban Mati Tambahan

2. Beban Hidup
Beban Lajur “D” (TD)
Faktor beban, berdasarkan Tabel 12 SNI 1725-2016:
𝑆 𝑈
Layan, 𝛾𝑇𝐷 = 1.0; Ultimit, 𝛾𝑇𝐷 = 1.8
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata (BTR) dan beban garis (BGT), seperti
ditunjukkan pada Gambar 2

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

p = 49 kN/m

q = 9 kPa

Gambar 2 Beban lajur "D" yang bekerja pada jembatan

Beban merata (q) adalah intensitas BTR dalam arah memanjang (kPa) yang mana besarnya
tergantung pada panjang total L yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
q = 9 kPa ..................................................................... untuk L ≤ 30 m
q = 9 (0,5 + 15/L) kPa................................................. untuk L > 30 m
sehingga untuk panjang bentang total jembatan (L) = 30 m nilai q = 9 kPa.
Intensitas p harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas jembatan. Besarnya
intensitas p adalah 49 kN/m. (Pasal 8.3.1 SNI 1725-2016) Faktor beban dinamis (FBD)
untuk beban lajur “D” diambil sebagai berikut:

30

Gambar 3 FBD untuk pembebanan lajur “D”


Sumber: (Gambar 28 SNI 1725-2016)

Sehingga, FBD untuk pembebanan lajur “D” adalah 40%

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Beban Terbagi Merata (BTR)

q = 9 kPa = 9 kN/m2; lebar tinjauan = 1 m

BTR = q * lebar tinjauan = 9 * 1 = 9 kN/m

Beban Garis Terpusat (BGT)

p = 49 kN/m; FBD = 40% = 0.4

BGT = p * FBD = 49 * 0,4 = 19.6 kN (Pasal 8.6 SNI 1725-2016)


Didapatkan data – data pembebanan untuk beban lajur “D” sebagai berikut:
BTR = 9 kN/m
BGT = 19.6 kN

Beban Truk “T” (PTT)


Faktor beban, berdasarkan Tabel 13 SNI 1725-2016:
𝑆 𝑈
Layan, 𝛾𝑇𝑇 = 1.0; Ultimit, 𝛾𝑇𝑇 = 1.8
Panjang jembatan = 30 meter
Faktor beban dinamis (FBD) untuk beban truk “T” = 30% (Pasal 8.6 SNI 1725-2016)

Gambar 6 Pembebanan Truk “T” (500 kN)


Beban truk (Rumus : PTT = (1 + FBD) * T) pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk,
besarnya:
 Roda depan = 25 kN; Beban truk “T” (PTT1) = 32.5 kN
 Roda tengah = 112.5 kN; Beban truk “T” (PTT2) = 146,25 kN
 Roda belakang = 112.5 kN; Beban truk “T” (PTT3) = 146,25 kN

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Pengaruh beban hidup untuk momen positif diambil yang terbesar dari:

Pengaruh beban lajur “D”

Beban truk dikalikan dengan FBD


untuk momen negatif, beban truk dikerjakan pada dua bentang yang berdampingan dengan
jarak gandar tengah truk terhadap gandar depan truk dibelakangnya adalah 15 m, dengan jarak
antar gandar tengah dan gandar belakang adalah 4 m (Pasal 8.4.6 SNI 1725-2016)

146.25 kN
kN 32.5 kN 146.25 kN 146.25 kN
146.25 kN
kN kN kN

4m

3.5 m 4m
Gambar 7 Penempatan beban
11 m truk untuk kondisi
5m momen negatif
2.5 m

maksimum

3. Beban Angin Kendaraan (EWI)


Faktor beban,
𝑆 𝑈
Layan, 𝛾𝐸𝑊 = 1.0; Ultimit, 𝛾𝐸𝑊 = 1.2
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin
yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus:
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2
= 0.0012 * 1.2 * (35)2
= 1.76 kN/m
Keterangan:
Koefisien seret, Cw = 1.20
Kecepatan angin rencana,Vw = 35 m/det (Pasal 9.6.1 SNI 1725-2016)
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m di
atas lantai jembatan, h = 2.0 m
Jarak antar roda kendaraan, x = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan (PEW) = [ ½ * h / x * TEW ]

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

= [ ½ * 2 / 1.75 * 1.76 ]
= 1.01 kN

= 1.76 kN

PEW = 1.01 kN
Gambar 4 Beban garis mendatar (TEW) pada bidang samping kendaraan
4. KOMBINASI BEBAN
Kombinasi beban dengan faktor beban ultimit dilakukan seperti Gambar 13.

Gambar 8 Kombinasi beban

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

5. MOMEN DAN GAYA GESER

Gambar 15. Momen untuk kombinasi-1

Gambar 16. Momen untuk kombinasi-2

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Gambar 17. Gaya geser untuk kombinasi-1

Gambar 18. Gaya geser untuk kombinasi-2

Momen dan gaya geser ultimit.

No Kombinasi Beban Mu- Mu + Vu

(kNm) (kNm) (kN)

1 COMB-1 313.56 119.43 425.21


2 COMB-2 339.04 92.29 425.21
Rencana 339.04 119.43 425.21

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

E. . PEMBESIAN VOUTE

1. PERHITUNGAN TULANGAN
Momen rencana pilecap :
Momen negatif :Mu - = 339.04kNm
Momen positif :Mu+ =119.430kNm
Gaya geser rencana : Vu = 425.210 kN
Lebar Voute ,b = 1550 mm
Tinggi Voute,h = 1050 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150mm
Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 900 mm

1.1 TULANGAN LENTUR NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu /  = 423.800 kNm


Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,33755
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - v * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0,00087
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0,00350
Rasio tulangan yang digunakan, = 0,00359
Luas tulangan yang diperlukan,As = b * d = 5007,69 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D 25 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( /4* D )= 10,202
2

Digunakan tulangan, 11 D 25


As = n * /4* D = 5399,61 mm2
2

1.2 TULANGAN LENTUR POSITIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu /  = 423.800 kNm


Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,33755
Rn < Rmax (OK)

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)
Kelompok VI

Rasio tulangan yang diperlukan :


 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - v * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0,00087
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0,00350
Rasio tulangan yang digunakan, = 0,00359
Luas tulangan yang diperlukan,As = b * d = 5007,69 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D 25 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( /4* D )= 10,202
2

Digunakan tulangan, 11 D 25


As = n * /4* D = 5399,61 mm2
2

1.3 TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 425,21kN


Faktor reduksi kekuatan geser,  = 0,75
Tegangan leleh tulangan geser,fy = 390 MPa
Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 1253,130 kN
 Vc = 939,847 kN
Hanya perlu tul.geser min

Vs = Vu = 425,21 KN

Vs = 566,947 KN

Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 16

Luas tulangan geser sengkang,Av = 2 *  / 4 * D2 = 402,12 mm2


Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S= Av * fy * d / (Vs * 103) = 153,20 mm

Digunakan sengkang, 2 D 16 - 150

Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 2


(HSKB732)

Anda mungkin juga menyukai