BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana terdapat banyak pulau yang hanya
dipisahkan oleh laut. Untuk menghubungkan antar pulau dibutuhkan suatu konstruksi agar
berbagai kegiatan/informasi/barang dapat disalurkan. Jembatan adalah suatu konstruksi
yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujungnya akibat
adanya hambatan berupa: sungai/lintasan air, lembah, jalan/jalan kereta api yang
menyilang dibawahnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemodelan gambar rencana konstruksi jembatan rangka?
2. Bagaimana perencanaan pelat lantai kendaraan?
3. Bagaimana perencanaan balok memanjang?
4. Bagaimana perencanaan balok melintang?
5. Bagaimana perencanaan ikatan angin?
6. Bagaimana perencanaan rangka utama?
7. Bagaimana perhitungan sambungan?
1.3. Tujuan
1. Dapat membuat pemodelan gambar rencana konstruksi jembatan rangka,
2. Dapat merencanakan pelat lantai kendaraan,
3. Dapat merencanakan balok memanjang,
4. Dapat merencanakan balok melintang,
5. Dapat merencanakan ikatan angin,
6. Dapat merencanakan rangka utama,
7. Dapat menghitung sambungan,
1.4. Manfaat
Manfaat yang akan didapat setelah menyelesaikan tugas besar konstruksi jembatan
adalah mahasiswa mampu menyusun laporan dan perencanaan struktur jembatan.
Penyusunan laporan dan perencanaan sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah
wawasan, ilmu pada mahasiswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan untuk
masyarakat.
1
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
BAB II
PRELIMINARY DESIGN
2.1. Data Perencanaan
Jembatan yang akan direncanakan merupakan jenis jembatan rangka baja yang memiliki
beberapa paremeter-parameter perencanaan antara lain sebagai berikut:
1. Jembatan rangka baja yang direncanakan memiliki data perencanaan sebagai berikut:
• Jumlah Segmen Jembatan (n) = 8 Segmen
• Jarak Antar Segmen (λ) =6m
• Bentang Jembatan (L) = n x λ = 8 x 6 = 48 m
• Tipe Rangka = Rangka Batang Tertutup
• Letak Lantai Kendaraan = Di Bawah
• Tinggi Rangka (H) = 5,7 m
• Lebar Ruang Bebas Jembatan (B) = 11,5 m
• Lebar Trotoar = 2 x 0,65 m
• Tebal Kerb = 30 cm
2 Data material yang digunakan sebagai bahan pembangunan jembatan adalah:
• Material Baja (Rangka) = Mutu BJ-37
• Beton = Mutu f’c 30 Mpa
• Tulangan Utama = Mutu fy 280 Mpa
• Tulangan Geser/Pembagi = Mutu fy 280 Mpa
3. Daerah di sekitar jembatan = Lahan Terbuka
4. Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perencanaan antara lain:
• Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 2 : beban jembatan departemen
PU tahun 1992
• Tata cara perancanaan struktur baja untuk bangunan gedung
• SNI 03 -1729-2002
• SNI 1725: 2016 Pembebanan untuk Jembatan.
• SNI 2052: 2017 Peraturan Baja Tulangan Beton
• Pedoman Perancangan Bantalan Elastomer untuk Perletakan jembatan Kementrian
PUPR 2015
• SNI 2833: 2008, Standard Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan.
• BMS (Bridge Management System) 1997
2
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
5. Preliminary Design dari struktur jembatan rangka baja adalah sebagai berikut:
• Balok Memanjang = Profil WF 600.200.11.17
• Balok Melintang = Profil WF 800.300.14.26
• Rangka Atas = Profil WF 400.400.45.70
• Rangka Bawah = Profil WF 400.400.45.70
• Rangka Diagonal = Profil WF 400.400.18.18
• Ikatan Angin = Double Siku 100.100.10
3
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
BAB III
Mengacu pada persyaratan tersebut maka tebal minimum dari pelat beton diambil
sebesar 200 mm. Direncanakan dan digunakan pelat beton setebal 200 mm. Pelat memiliki
lebar (Lx) 1000 mm dan panjang (Ly) 6000 mm (sesuai dengan jarak atar gelagar
melintang) sehingga:
• 𝐿𝑦 ≤ 2 → Plat 2 arah
𝐿𝑥
Direncanakan Lx = 1 m
𝐿𝑦
(Digunakan plat 1 arah bertumpu menerus pada balok memanjang)
𝐿𝑥
Tebal minimum lapisan permukaan aspal mengacu kepada SNI 1725:2016 Pasal
7.3.1 menyatakan bahwa semua jembatan harus mampu memikul beban tambahan berupa
aspal beton setebal minimal 50 mm. Maka digunakan tebal lapis aspal, d4 = 50 mm.
4
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Sehingga digunakan:
d3 = 200 mm d4 = 50 mm Keterangan :
d3 = tebal pelat beton
5
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Air hujan masuk kedalah beban mati karena air hujan disini dihitung sebagai air
genangan dengan tebal 5 cm. Jadi beban air hujan dapat dihitung atau diabaikan karena
dianggap jembatan sudah memiliki drainase yang baik.
Faktor Beban Dinamis (FBD) sebesar 0,3 sehingga besarnya beban truk “T” adalah:
• FBD (faktor beban dinamis) untuk truk = 30%
T = “T” x (1 + FBD)
T = 112,5 x (1 + 0,3) T
= 146,25 kN
= x qD x Lx2
= x 9,44 x 1
= 0,786 kNm
MD2 = x qD x Lx2
= x 9,44 x 1
6
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 0,674 kNm
Maka momen lapangan yang digunakan yaitu MD1 = 0,786 kNm
• Momen Tumpuan: MD1
= x qD x Lx2
= x 9,44 x 1
= 0,393 kNm
MD2 = x qD x Lx2
= x 9,44 x 1
= 0,674 kNm
MD3 = x qD x Lx2
= x 9,44 x 1
= 0,786 kNm
Maka momen tumpuan yang digunakan yaitu MD1 = 0,393 kNm
ML = 37,44 kNm
• Momen ultimate
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
Mu Lapangan = (1,2 x 0,786) + (1,6 x 37,44)
= 60,85 kNm
Mu Tumpuan = (1,2 x 0,393) + (1,6 x 37,44)
= 60,38 kNm
3.3. Penulangan Plat Lantai
• Data Perencanaan - fc = 30 Mpa . . . Untuk fc > 30, maka β1 = 0,85 –
7
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
- fy = 280 Mpa
- fy’ = 280 Mpa
- Faktor Reduksi Ø = 0,8
- Profil Rangka BJ 37
- Tebal Plat (t) = 20 cm = 200 mm
- Selimut Beton (d’) = 4 cm = 40 mm
- Direncanakan diameter tulangan D16
- Tinggi efektif (dx) = t – d’ – ½ d = 200 – 40 – ½ x 16 = 152 mm
- Tinggi efektif (dy) = t – d’ – d – ½ d = 200 – 40 – ½ x 16 = 152 mm
- β1 = 0,85 – 0,05 x (fc −
28)
7
= 0,85 – 0,05 x ( )
= 0,84
- ρb = 0,85 x β1 x fc x ( 600 )
fy 600 + fy
= 0,85 x 0,84 x 30 x ()
280
= 0,052
- ρ min =1 ,4
f𝑦
=
= 0,005
- ρ max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,052
= 0,039
3.3.1. Tulangan Pada Lapangan
• Mu = 60,85 kNm
• Mn perlu = Mu
Ø
=
= 76,06 kNm
8
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
=
• Rn Mn 2 b x
𝑑𝑥
= 3,29
• m = f𝑦 ′
0,85 x 𝑓𝑐
= 10,98 kNm
• ρ perlu
= 0,0153
ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max
0,005 ≤ 0,0153 ≤ 0,039 . . . maka digunakan ρ perlu
• As perlu = ρ perlu x b x dx
= 0,0153 x 1000 x 152
= 2325,6 mm2
• As D16 = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 162
= 200,96 mm2
= 86,41 mm ≈ 100 mm
Mengacu pada SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.2 syarat jarak antar tulangan untuk
tulangan susut dan suhu adalah sebagai berikut:
S-max = 3 x tebal plat atau 450 mm
= 3 x 200 mm atau 450 mm
= 600 mm atau 450 mm
S-pakai = 100 mm
9
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= ¼ x π x 𝑑2 𝑥 1000
• As ada
100
=
= 2009,6 mm
• As ada > As perlu
2009,6 > 2325,6 … OK!
Maka digunakan tulangan Ø16 – 100 mm
• Tiap 1 meter dibutuhkan 10 tulangan
• Mn perlu = Mu
Ø
=
= 99,6 kNm
Rn = b Mnx 𝑑𝑥2
• m = 0,85f 𝑦x 𝑓𝑐′
= 10,98 kNm
• ρ perlu
= 0,016
• ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max
0,0036 ≤ 0,016 ≤ 0,0282 . . . maka digunakan ρ perlu
• As perlu = ρ perlu x b x dx
10
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
mm
Mengacu pada SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.2 syarat jarak antar tulangan untuk
tulangan susut dan suhu adalah sebagai berikut:
S-max = 3 x tebal plat atau 450 mm
= 3 x 200 mm atau 450 mm
= 600 mm atau 450 mm
S-pakai = 100 mm
As ada = ¼ x π x 𝑑2 𝑥 1000
100
=
= 2543,4 mm
• As ada > As perlu
2543,4 > 2432… OK!
Maka digunakan tulangan Ø18 – 100 mm
• Tiap 1 meter dibutuhkan 10 tulangan
=
= 0,005
• As perlu = ρ perlu x b x dy
= 0,016 x 1000 x 136
= 2176 mm2
11
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
• As D16 = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 162
= 200,96 mm2
2
• Jarak antar tulangan (s) = ¼ x π x 𝑑 𝑥 1000 As perlu
mm
Mengacu pada SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.2 syarat jarak antar tulangan untuk
tulangan susut dan suhu adalah sebagai berikut:
S-max = 3 x tebal plat atau 450 mm
= 3 x 200 mm atau 450 mm
= 600 mm atau 450 mm
S-pakai = 100 mm
= ¼ x π x 𝑑2 𝑥 1000
• As ada
90
=
= 2232,8 mm2
As ada > As perlu
2232,8 > 2176 … OK!
Maka digunakan tulangan Ø16 – 80 mm
• Tiap 0,8 meter dibutuhkan 5 tulangan
12
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
- T = 112,5 kN
- b0 = 0,5 (d4 + d3) + 75 + 0,5 (d4 + d3)
= 0,5 (5 + 20) + 75 + 0,5 (5 + 20) = 100 cm
- d0 = 0,5 (d4 + d3) + 25 + 0,5 (d4 + d3)
= 0,5 (5 + 20) + 25 + 0,5 (5 + 20) = 50 cm
• Keliling Kritis
U = 2 x (b0 + d0)
= 2 x (100 + 50) = 300 cm
• Luas Kritis
A = U x (d4 + d3)
= 300 x (5 + 20) = 7500 cm2 = 750.000 mm2
• Gaya Geser Ultimate
Vn = KuTT x T x (1 + DLA)
= 1,8 x 112,5 x (1 + 0,3) = 263,25 kN
13
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
• Kemampuan Geser
Vu xA
14
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
- T = 25 kN
- b0 = 0,5 (d4 + d3) + 15 + 0,5 (d4 + d3)
= 0,5 (5 + 20) + 15 + 0,5 (5 + 20) = 40 cm
- d0 = 0,5 (d4 + d3) + 25 + 0,5 (d4 + d3)
= 0,5 (5 + 20) + 25 + 0,5 (5 + 20) = 50 cm
• Keliling Kritis
U = 2 x (b0 + d0)
= 2 x (40 + 50) = 180 cm
• Luas Kritis
A = U x (d4 + d3)
= 180 x (5 + 20) = 4500 cm2 = 450.000 mm2
• Gaya Geser Ultimate
Vn = KuTT x T x (1 + DLA)
= 1,8 x 25 x (1 + 0,3) = 58,5 kN
• Kemampuan Geser
Vu xA
15
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
BAB IV
BALOK MEMANJANG
Digunakan BJ 37
fu = 3700 kg/cm2 fy
= 2400 kg/cm2
4.1. Pembebanan
4.1.1. Beban Mati
Faktor beban untuk berat sendiri (SNI 1725:2016 Tabel 3) adalah sebagai berikut:
• ɣUMS Berat Sendiri Beton Cor di tempat = 1,30
• ɣUMS Berat Sendiri Beton Aspal =2
• ɣUMS Berat Sendiri Profil Baja = 1,10
• ɣbeton = 24 kN/m3
• ɣaspal = 22 kN/m3
Maka besarnya beban yang dipikul oleh gelagar memanjang akibat beban mati adalah
dihitung sebagai berikut:
• Berat Aspal = d4 x ɣaspal x b1 x ɣUMS aspal
= 0,05 x 22 x 1 x 2
= 2,2 kN/m
16
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
• Berat Bekisting = W x b1
= 0,897 x 1
= 0,897 kN/m
Va Vb
3m 3m
Mmax
MU-D = x qD x λ2
= x 10,59 x 62
= 47,65 kNm
VU-D = VA = VB = x qD x λ
= x 10,59 x 6
= 31,77 kN
4.1.2. Beban Hidup
Mengacu pada SNI 1725:2016, beban hidup yang bekerja pada elemen struktur
jembatan adalah terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T” dimana mengacu pada
SNI 1725:2016 Tabel 12 dan 13 faktor beban untuk beban tersebut adalah:
• ɣUTD Beban Lajur “D” untuk gelagar baja = 2,0
17
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
18
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 49 x (1 + 40%) x 2 x 1
= 137,2 kN
Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Lajur “D”
Besarnya momen dan gaya geser maksimum yang terjadi akibat beban lajur
“D” merupakan hasil penjumlahan momen akibat BTR dan BGT sebagai berikut:
300 300
Gambar 4.4 Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Lajur “D”
= x 14,6 x 62 + x 137,2 x 6
= 271,5 kNm
= x 14,6 x 6 + x 137,2
= 112,4 kN
19
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Gambar 4.5 Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Lajur “D”
MU-L = x PL-T x L
= x 315 x 6
= 472,5 kNm
VU-L = x PL-T
= x 315
=157,5 kN
Maka selanjutnya perhitungan beban hidup yang bekerja pada gelagar memanjang
akan didasarkan pada gaya-gaya tersebut.
20
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 319,15 kNm
VU = VU-D + VU-L
= 31,77 + 112,4
= 144,17 kNm
Dengan gaya-gaya maksimum yang sudah didapatkan akibat dari beban mati dan beban
hidup maka selanjutnya perhitungan kontrol kekuatan dari profil gelagar memanjang akan
didsarkan pada gaya-gaya tersebut.
4.2. Kontrol Kekuatan Profil Terhadap Momen
4.2.1. Kontrol Terhadap Tekuk Lokal
Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lokal adalah
mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.2 yang merupakan fungsi dari λ, λp, dan λr
dimana nilaiλp dan λr didapatkan dari tabel 4 pada RSNI T-03-2005 dan merupakan
fungsi dari jenis penampang profil. Perhitungan kontrol terhadap tekuk lokal adalah
sebagai berikut: • Kontrol Plat Sayap
λp
λ < λp
6,25 < 10,973 . . . (OK!)
• Kontrol Plat Badan
λp
λ < λp
44 < 108,44 . . . (OK!)
Dari hasil kontrol terhadap pelat sayap dan pelat badan maka didapatkan bahwa
penampang termasuk penampang kompak, sehingga mengacu pada RSNI T-03 2005
Pasal 7.2.1 dan 7.2.3 besarnya momen nominal penampang adalah:
Mn = Mp ≤ 1,5 My
= Zx . fy ≤ 1,5 . Sx . fy
= 2096 x 2400 ≤ 1,5 x 1910 x 2400
= 5030400 kgcm ≤ 6876000 kgcm
21
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Untuk balok yang termasuk pada bentang menengah maka mengacu pada RSNI T-03
2005 Pasal 7.3.4 besarnya momen nominal adalah dihitung sebagai berikut:
Mp = Zx . fy ≤ 1,5 . Sx . fy
= 2096 x 2400 ≤ 1,75 x 1910 x 2400
= 5030400 kgcm ≤ 6876000 kgcm
Mp = 50304 kgm Mr
= Sx (fy – fr)
= 1910 (2400 – 700)
= 3247000 kgcm ≈ 32470 kgm
22
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Cb
= 28175,27 ≤ 50304
Maka diambil nilai Mn sebesar 50304 kgm øMn
≥ Mu
= = 44
Nilai h/tw tersebut harus di control terhadap nilai berikut:
23
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Pada gelagar memanjang tidak dipasang pengaku pada arah lateral sehingga nilai kN
adalaah sebesar 5, dengan nilai kN tersebut maka:
44 < 71 → maka kuat geser yang terjadi adalah geser plastis Kontrol
kapasitas penampang terhadap geser:
Vn = 0,6 x fy x Aw
= 0,6 x 2400 x (h – 2(tf + r) x tw)
= 0,6 x 2400 x (50 – 2(1,6 + 2) x 1)
= 61632 kg
ØVn = 0,9 x Vn
= 0,9 x 61632
= 55468,8 kg ≈ 554,688 kN
ØVn > Vu
554,688 > 194,38 … OK!
= 0.264
f (T) = x PL−T x λ 3
E Ix
= 0,0148
Karena f (BTR + BGT) > f (T) maka digunakan f (BTR + BGT)
Lendutan yang terjadi < Lendutan Ijin
0.0148 < 0.625… (OK!)
24
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
BAB V
BALOK MELINTANG
5.1. Pembebanan Faktor Pembebanan ɣUMS beton cor di tempat = 1,3 (SNI
1725:2016 Pasal 7.2 Tabel 3) ɣUMS aluminium = 1,1 (SNI 1725:2016 Pasal
7.2 Tabel 3) ɣUMS baja = 1,1 (SNI 1725:2016 Pasal 7.2 Tabel 3)
ɣUTD beban hidup BTR & BGT = 2 (SNI 1725:2016 Pasal 8.3 Tabel 12)
ɣUTT beban hidup truk =2 (SNI 1725:2016 Pasal 8.4 Tabel 13)
ɣUDL beban pelaksanaan = 1 (SNI 1725:2016 Pasal 7.5 Tabel 10) Ku TT
muatan truk = 1,8 (RSNI T-02-2005 halaman 22)
25
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
MD1 x qD x L2
= 78515,17 kgm
B. Setelah Komposit
• Berat Aspal = d4 x ɣaspal x λ x ɣUMS
= 0,05 x 2245 x 6 x 1,3
= 875,55 kg/m
• Berat Kerb = h x ɣbeton x λ x ɣUMS
26
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 8115,705 kg
) kPa
= 7,3 kPa ≈ 7,3 kN/m2
qL-BTR = ɣUTD x BTR x B
= 2 x 7,3 x 1
= 14,6 kN/m
• Beban hidup BGT merata
P = 49 kN (SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1)
FBD = 40% (SNI 1725:2016 Pasal 8.6)
P’ = (1+FBD) x P x ɣUTD
= (1 + 0,4) x 49 x 2
= 137,2 kN/m
• Beban Total (BTR + BGT)
LL = qL-BTR + P’
= 14,6 + 137,2
27
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 151,8 kN/m
RA = ½ x LL x L
= ½ x 151,8 x 11,5
= 872,85 kN
= 3044,73 kNm
B. Akibat Beban “T” (SNI 1725:2016 Pasal 8.4.1)
• Jarak antar 2 roda truk dalam las = 1,75 m
• Beban roda truk “T” = 112,5 kN
• FBD = 40%
• T = 112,5 x (1 + FBD) x KuTT
= 112,5 x (1 + 0,4) x 2
= 315 kN ≈ 31500 kg
• Beban Total
ML2 = RA (1 + ) – T x
= 661,5 (1 + ) – 315 x
= 2220,75 kNm
28
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
λp λ
< λp … Geser Plastis
Vn = 0,6 x fy x Aw
= 0,6 x 2400 x (h – 2(tf + r) x tw)
= 0,6 x 2400 x (90 – 2(2,8 + 2,8) x 1,6)
= 103795,2 kg ≈ 1037,952 kN
Vu = 1145,93 kN
ØVn = 0,9 x Vn
= 0,9 x 1037,952
934,2 kN
ØVn > Vu
934,2 > 925,92 …(OK!)
= 0.00023
f (T) = 1 x T x L3
48 E Ix
= 0,0008
Karena f (BTR + BGT) < f (T) maka digunakan f (T)
Lendutan yang terjadi < Lendutan Ijin 0,0008
< 0,3 … OK!
λp
λ < λp 5,36 <
10,97 … OK!
• Kontrol Plat Badan
λp = 108,44
λ < λp
49,25 < 108,44 … OK!
=
B. Setelah Komposit
Diasumsikan balok yang dihitunf merupakan balok eksterior
• Cek Kriteria Penampang
λp
λ < λp
49,25 < 108,44 …OK!
Kapasitas momen penampang dianalisa dengan distribusi tegangan plastis
• Lebar efektif (Be) pada lantai yang membentang pada masing-masing dari sumbu
balok tidak boleh melebihi: (SNI 1729:2002 Pasal 12.4.1)
a. 1/8 bentang = 1/8 x 11500 = 1437,5 mm
b. ½ jarak antar gelagar = ½ x 6000 = 3000 mm
c. Jarak ke tepi plat = 6000 mm
Maka digunakan Be = 131,25 cm
Ac = Be x tb
= 131,25 x 20 = 2625 cm2
• Gaya Tekan Beton (C)
C merupakan nilai terkecil dari:
C1 = As x fy = 309,8 x 2400 = 743520 kg
d1 = tb - a = 200 - = 83,5 mm
2 d2 = 0 (Profil baja tidak
mengalami tekan) d3 = h = 900 = 450 mm
2 2
d = 25 mm Asc x π x d2 x π x 252 =
490,874 mm2
Qn = ½ x Asc x (fc x Ec)0.5
= ½ x 490,874 x (30 x 3700√30)0.5
= 191373,52 N
Vn =C
= 669375 kg = 6693750 N n = Vn
Qn
33
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 73,25 ≈ 75 buah
• Jumlah shear connector yang dibuthkan sepanjang gelagar
2 x n = 2 x 75 = 150 buah
• Jarak shear connector
S = L =
2xn
= 7,6 cm ≈ 100 mm
Maka shear connector digunakan 35Ø25 – 100 mm
34
BAB VI
IKATAN ANGIN
Keterangan:
VDZ = Kecepatan angin rencana pada elevasi rencana Z (km/jam)
V10 = Kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 10000 mm diatas
permukaan atau diatas permukaan air rencana (km/jam)
Z = Elevasi struktur diukur dari permukaan tanahdan oermukaan air dimana beban angin
dihitung (Z > 10000 mm)
V0 = Kecepatan gesekan angin, yang merupakan karakteristik meteorology, sebagaimana
ditentukan dalam tabel 28 SNI 1725:2016, untuk berbagai macam tipe permukaan
di hulu jembatan (km/jam). V0 dapat diperoleh dari:
• Grafik kecepatan angin dasar untuk berbagai periode ulang
• Survei angin pada lokasi jembatan, dan
• Jika tidak ada data yang lebih baik, perencana dapat mengamsusikan bahwa
V10 = VB
Z0 = Panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik meteorology,
ditentukan pada tabel 28 SNI 1725:2016
35
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Gambar 6.1 Tabel Nilai V0 dan Zo ntuk Berbagai Variasi Kondisi Permukaan Hulu
Berdasarkan keterangan – keterangan diatas, ditentukan:
• VB = 100 km/jam
• V0 = 13,2 km/jam
• Z0 = 70 x 10-3 m
• V10 = VB
Berdasarkan gambar perencanaan, elevasi struktur Z di ukur dari permukaan air adalah
10500 mm untuk bagian atas jembatan dan 5000 mm untuk bagian bawah jembatan,
sehingga:
a. Untuk Bagian Atas Jembatan
Setelah kecepatan angin rencana diperoleh. Selanjutnya dihitung beban angin yang terjadi
pada struktur (EWs). Beban angin pada struktur dihitung dengan rumus berikut:
EWs = PD x h x 30%
Keterangan:
PD = Tekanan angin rencana (MPa) h
= Ketinggian struktur
Perlu diperhatikan bahwa PD merupakan beban area yang membebani struktur pada luasan
yang dibatasi oleh rangka – rangka terluar. Berdasarkan RSNI T 02-2005, 30% merupakan
perkiraan beban angin yang mengenai keseluruhan rangka – rangka struktur.
Tekanan angin rencana:
PD = PB (VDZ/VB)2
PB = Tekanan angin dasar yang di tentukan berdasarkan tabel 29 SNI 1725:2016. Besar PB
merupakan penjumlahan angin tekan dan angin hisap.
36
Digunakan tekanan angin dasar pada rangka, kolom, dan pelengkung, sehingga PB:
PB = 0,0024 + 0,0012 = 0,0036 MPa
Maka,
Untuk Bagian Atas Jembatan
Vdz
PD = PB x ( Vb )2
165,35 2
= 0,0036 x ( )
100
= 0,0098 Mpa
Vdz
PD = PB x ( Vb )2
140,87 2
= 0,0036 x ( )
100
= 0,0071 Mpa
Dengan demikian didapatkan nilai beban angin yang mengenai struktur sebesar:
a. Untuk Bagian Atas Jembatan
EWs = PD x h x 30%
= 0,0098 x 5700 x 30%
= 16,758 N/mm ≈ 16,758 kN/m
b. Untuk Bagian Bawah Jembatan
EWs = PD x h x 30%
= 0,0071 x 5700 x 30%
= 12,141 N/mm ≈ 12,141 kN/m
37
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Dengan:
A = Jumlah segmen atas = 6 buah
B = Jumlah segmen bawah = 8 buah
C = Total segmen = 14 buah
λ = Panjang tiap segmen = 6 m
Beban angin pada join – join di ikatan angin atas, EWJ = WA dihitung sebagai berikut:
WA = EWs x (A/C) x λ
= 16,758 x (6/14) x 6
= 42,62 kN
Reaksi tumpuan (R)
ΣW = Total semua beban – beban pada join
= (WA x 8) + (WA/2 x 2)
= (42,62 x 6) + (42,62/2 x 2)
= 298,34 kN
R1 = R2
= ΣW/2
= 298,34/2
= 149,17 kN
38
39
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Diambil salah satu contoh perhitungan gaya batang secara manual sebagai berikut:
ΣMa =0
0 = (S5 x 11,5) + (WA/2 x 6) – (R1 x 6)
0 = (S5 x 11,5) +(42,62/2 x6) –(149,17x 6)
S5 = 66,71 kN [Tarik]
ΣMb =0
0 = (-S2 x 11,5) + (WA/2 x 6) – (R1 x 6)
0 =(-S2 x 11,5) + (42,62/2 x 6) –(149,17x 6)
S2 =-66,71 kN [Tekan]
c. Mencari S2 dan S3
ΣH =0
0 = (S3 x cos Ø) + S2
0 = (94,34 x cos 45˚) + S2
S2 = -66,71 kN [Tekan]
ΣV =0
0 = –WA/2 – S1 – (S3 x sin Ø)
0 = –42,62 – (-82,46) – (S3 x sin 45˚)
S3 = 56,34 kN [Tarik]
Gambar 6.8 Gaya Batang S2
dan S3
40
f. Mencari S6 dan S9
ΣH =0
0 = (S9 x cos Ø) + S8 – S2
0 = (S9 x cos 45˚) + (-88,95) – (-66,71)
S9 = 31,45 kN [Tarik]
ΣV =0
0 = WA/2 + S6 + (S9 x sin Ø)
0 = 42,62/2 + S6 + (31,45 x sin 45˚)
S6 = -43,55 kN [Tekan]
Gambar 6.11 Gaya Batang S6
dan S9
41
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Dipilih gaya batang yang paling besar yaitu S29, sehingga didapatkan nilai Pu sebesar
130,83 kN
42
LK = 10,106 m
Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan profil L 180.180.16 dengan data
sebagai berikut:
W = 43,5 kg/m Ix = Iy = 1680 cm4
Ag = 55,4 cm2 ix = ix = 5,51
B=H = 180 mm Ø Baut = 12 mm
t = 16 mm A baut = 113,097 mm2
Tebal plat = 5 mm Ø Lubang = 12 + 2 = 14 mm [Metode Plong]
Pu = S1 = 130,83 kN
1010,6
= 5,51
43
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Makan nilai Rn diambil nilai terkecil yaitu akibat kekuatan geser baut sebesar 46,65 kN
Jumlah Baut (n)
n = Pu / Rn
= 130,83 / 46,65
= 2,8 ≈ digunakan 3 buah (atas-bawah)
Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (3 – 1) + 50 = 150 mm
Jarak Baut Jarak Tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 = 36 mm
Jarak tepi max = 15 x tebal plat = 15 x 5 = 75 mm
Maka digunakan jarak baut sebesar 60 mm
Jarak antar baut
Jarak baut min = 1,5 x Ø baut = 1,5 x 12 = 18 mm
Jarak baut max = 4 x tebal plat + 100 = 120 mm
Maka direncanakan jarak baut sebesar 50 mm
44
45
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
46
a. Mencari S3 dan S4
ΣV =0
0 = R1 – WB/2 + (S4 x sin Ø) – (S3 x sin Ø)
0 = 183,6 – 20,4 + (S4 – S3) x sin 45˚
S4 – S3 = -191,79 (Persamaan I)
ΣH =0
0 = (S4 x cos Ø) + (S3 x cos Ø)
S3 = -S4 (Persamaan II)
Substitusi Persamaan I dan II
2 S4 = -191,79
S4 = -95,895 kN [Tekan]
S3 = 95,895 kN [Tarik]
Gambar 6.16 Gaya Batang S3 dan S4
b. Mencari S8 dan S9
ΣV =0
0 = R1 – WB/2 – WB + (S9 x sin Ø) –
(S8 sin Ø)
0 = 183,6 – 20,4 – 40,8 +
(S9 – S8) x sin 45˚
S9 – S9 = -143,85 (Persamaan I)
ΣH =0
0 = (S8 x cos Ø) + (S9 x cos Ø)
S8 = -S9 (Persamaan II)
Substitusi Persamaan I dan II
2 S9 = -143,85
Gambar 6.17 Gaya Batang S8 dan S9 S9 = -71,93 kN [Tekan]
47
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
S8 = 154,06 kN [Tarik]
Dipilih gaya batang yang paling besar yaitu S25, sehingga didapatkan nilai Pu sebesar 195,476
kN
48
Dipilih gaya batang yang paling besar yaitu S20, sehingga didapatkan nilai Pu sebesar 212,567
kN
49
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
LK = 10,106 m
Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan profil L 150.150.14 dengan data
sebagai berikut:
W = 40,7 kg/m Ix = Iy = 1230 cm4
Ag = 51,8 cm2 ix = iy = 4,86
B = H = 160mm Ø Baut = 12 mm
t = 17 mm Luas Baut (Ab)= 113,097 mm2
Tebal plat = 5 mm
Ø Lubang = 12 + 2 = 14 mm [Metode Plong]
Pu = S1 = 195,476 kN
• Kontrol Kelangsingan [SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.4]
λmaks = lk / i
= 10,106/4,86
= 2,080 < 300 … OK!
• Kontrol Kekuatan Leleh [SNI 03-1729-2002 Pasal 10.1]
ØPn = Øfy x Ag
= 0,9 x 2400 x 51,8
= 111888 kg ≈ 1118,88 Kn
• Kekuatan geser
Jumlah bidang geser, n = 1 dan kekuatan baut (Rn) diambil yang terkecil dari:
Kuat geser
Rn = n x 0,5 x fu baut x A baut
= 1 x 0,5 x 8250 x 1,131
= 4665,265 kg ≈ 46,65 kN
Kuat Tumpu
Rn = 2,4 x (Ø baut + 2) x fu x tp
= 2,4 x (1,2 + 0,2) x 3700 x 0,5
= 6216 kg ≈ 62,16 kN
50
Makan nilai Rn diambil nilai terkecil yaitu akibat kekuatan geser baut sebesar 46,65 kN
Jumlah Baut (n) n = Pu / Rn
= 212,567 / 46,65
= 4,55 ≈ digunakan 5 buah (atas-bawah)
Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (5 – 1) + 50 = 250 mm
Jarak Baut Jarak Tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 = 36 mm
Jarak tepi max = 15 x tebal plat = 15 x 5 = 75 mm
Maka digunakan jarak baut sebesar 53,3 mm
Jarak antar baut
Jarak baut min = 1,5 x Ø baut = 1,5 x 12 = 18 mm
Jarak baut max = 4 x tebal plat + 100 = 120 mm
Gambar 6.18 Jarak Baut Maka direncanakan jarak baut sebesar 50 mm
Ae = 4189,22 mm2
= An x (1 - ix)
L
ØPn = Ø x fu x Ae
= 0,75 x 3700 x 21,432
= 59473,8 kg ≈ 594,738 kN
51
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
ØPn ≥ Pu
594,738 ≥ 212,567… OK!
6.3.2.2. Kontrol Batang Tekan
Perencanaan batang tekan sama dengan perencanaan batang tarik pada sub bab
sebelumnya.
Pu = 212,567 kN
• Kontrol Penampang Sayap
λr
λ < λr … OK! Badan
λ = = = 9,412 tw 14
λr
λ < λr … OK!
Maka Penampang Kompak
Kelangsingan Komponen Struktur [SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.4]
λ = lk/i = 1010,05/4,86 = 164,18 < 200 … OK!
λc = λ/π x √(fy/E) = 164,18/π x √(240/200000) = 1,8 ≥ 1,2
Maka:
ω = 1,25 x λc2
= 1,25 x 1,82 = 4,05
ØPn = Ø x Ag x fy/ω
= 0,85 x 51,8 x 2400/4,05
= 26091,85 kg ≈ 260,918 kN
ØPn ≥ Pu
260,918 ≥ 212,567 … OK!
52
BAB VII
RANGKA UTAMA
53
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
54
55
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
56
57
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
7.3.1. Beban lajur “D” Garis Terpusat (BGT) dan Terbagi Rata (BTR) dengan metode
garis pengaruh
- Pada metode garis pengaruh beban lalu lintas diubah menjadi beban terpusat di titik
simpul
- Berdasarkan SNI 1725:1989 beban hidup pada trotoar adalah 500 kg/m2
• Beban Hidup Trotoar = Beban Hidup Trotoar x λ x L.kerb
= 500 x 6 x 0,65
= 1950 kg/m2 ≈ 19,5 kN/m2
• V (BTR) = Beban BTR x λ x L. Bebas Jembatan x Load Factor x ½ +
Beban hidup trotoar
= 7,3 x 6 x 11 x 1,8 x 0,5 + 19,5
= 453,12 kN
• V (BGT) = Beban BGT (1+FBD) x L.Bebas Jembatan x Load Factor x ½
= 49 x (1 + 0,4) x 11 x 1,8 x 0,5
= 679,14 Kn
6.4 Perhiutngan Garis Pengaruh
Beban P sebesar 1 satuan berjarak x dari titik A menyebabkan reaksi perletakan A dan
Bb erubah-ubah sesuai dengan jarak P pada titik A untuk RA dan RB dicari dengan
cara:
a. GPVA
ΣMB =0
RA (L) – P (L – X) =0
P (L – X)
RA = L
1 (48 – 0)
Jika P (1 ton) di titik A = = 1 ton
48
1 (48 – 48)
Jika P (1 ton) di titik I = = 0 ton
48
58
b. GPVB
ΣMA =0
RB (L) – P (L – X) =0
P (L – X)
RB = L
1 (48 – 0)
Jika P (1 ton) di titik I = = 1 ton
48
1 (48 – 48)
Jika P (1 ton) di titik A = = 0 ton
48
59
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
4−1 3
Y3 = x Y4 = 4 x (-2,11) = -1,58
4
4−1 3
Y5 = x Y4 = 4 x (-2,11) = -1,58
4
4−2 2
Y6 = x Y4 = 4 x (-2,11) = -1,05
4
4−3 1
Y7 = x Y4 = 4 x (-2,11) = -0,53
4
4
ΣME =0 P ( 1 ton) di D, maka RA = 8
RA (5 x λ ) - S15 x h = 0
4/8 (5 x 6) - S15 x 5,7 = 0
S2 = 2,63 (Y3)
4
ΣME =0 P ( 1 ton) di D, maka RA = 9
RA (4 x λ ) – S4 x h =0
4/8 (4 x 6) – S4 x 5,7 = 0
S2 = 2,1 (Y4) [Tarik]
3−2 1
Y1 = x Y3 = 3 x (2,63) = 0,876
3
3−1 2
Y2 = x Y3 = 3 x (2,63) = 1,75
3
5−1 4
Y5 = x Y4 = 5 x (2,1) = 1,68
5
5−2 3
Y6 = x Y4 = 5 x (2,1) = 1,26
5
5−3 2
Y7 = x Y4 = 5 x (2,1) = 0,84
5
60
3−2 1
Y1 = x Y3 = 3 x (0,46) = 0,153
3
3−1 2
Y2 = x Y3 = 3 x (0,46) = 0,306
3
6−1 5
Y5 = x Y4 = 6 x (-0,62) = -0,516
6
6−2 4
Y6 = x Y4 = 6 x (-0,62) = -0,413
6
61
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
6−3 3
Y7 = x Y4 = 6 x (-0,62) = -0,31
6
6−4 2
Y8 = x Y4 = 6 x (-0,62) = -0,206
6
6−5 1
Y9 = x Y4 = 6 x (-0,62) = -0,103
6
ΣMc = 0, P (1 ton) di E
S24 – P =0
S24 - 1 =0
S24 = 1 kN (tarik) (Y5)
Gaya Batang S24 = V BGT (Y5)
= 679,14 (1) = 679,14 kN (tarik)
62
• 1,2 D + 1,6 L
63
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.1 besarnya kelangsingan maksimum (λ-max)
dari batang yang menerima gaya aksial tekan harus kurang dari 140.
L
λ = iy
600 cm
= 11,1 cm
Sambungan dari rangka batang dianggap tidak memikul momen sehingga diasumsikan
rangka batang tertumpu secara sendi-sendi pada kedua ujungnya. Mengacu pada RSNI
T-03-2005 Pasal 6.2 kuat tekan penampang dihitung sebagai berikut:
Lk = Kc x L [Dimana Kc = 1 untuk tumpuan sendi-sendi]
= 1 x 600
= 600 cm
Lk fy
λc = iy x π √ E
600 240
= 11,1 x π √200000
= 0,6
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.2 untuk λc < 1,5 maka kuat nominal
penampang adalah dihitung sebagai berikut:
Nu = 9154,72kN
2
ØNn = 0,75 x 0,66λc x Ag x fy
= 0,75 x 0,660,6 (2) x 770,1 x 2400
= 845569,8 kg ≈ 84556,98 kN
ØNn > Nu
84556,98 > 9154,72 OK!
b) Rangka Utama Horizontal Bawah
- Data Perencanaan:
Direncanakan profil WF 400x400x45x70
d = 498 mm Iy = 94400 cm4
b = 432 mm Sx = 12000 cm3
tf = 70 mm Sy = 4370 cm3
64
tw = 45 mm Zx = 14385 cm3
W = 605 kg/m Zy = 6713 cm3
Ag = 770,1 cm2 ix = 24,3 cm
Ix = 298000 cm4 iy = 11,1 cm
- Kontrol kelangasingan penampang
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.1 besarnya kelangsingan maksimum (λ-max)
dari batang yang menerima gaya aksial tekan harus kurang dari 140.
L
λ = iy
600 cm
= 11,1 cm
600 240
= 11,1 x π √200000
= 0,6
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.2 untuk λc < 1,5 maka kuat nominal
penampang adalah dihitung sebagai berikut:
Nu = 5457,57 kN
2
ØNn = 0,75 x 0,66λc x Ag x fy
2
= 0,75 x 0,660,6 x 770,1 x 2400
= 845569,8 kg ≈ 84556,98 kN2
ØNn > Nu
84556,98 > 5457,57 OK!
65
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.1 besarnya kelangsingan maksimum (λ-max)
dari batang yang menerima gaya aksial tekan harus kurang dari 140.
66
L
λ = iy
600 cm
= 10,12 cm
Sambungan dari rangka batang dianggap tidak memikul momen sehingga diasumsikan
rangka batang tertumpu secara sendi-sendi pada kedua ujungnya. Mengacu pada RSNI
T-03-2005 Pasal 6.2 kuat tekan penampang dihitung sebagai berikut:
Lk = Kc x L [Dimana Kc = 1 untuk tumpuan sendi-sendi]
= 1 x 600
= 600 cm
Lk fy
λc = iy x π √ E
600 240
= 10,12 x π √200000
= 0,65
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 6.2 untuk λc < 1,5 maka kuat nominal
penampang adalah dihitung sebagai berikut:
Nu = 2241,78kN
2
ØNn = 0,75 x 0,66λc x Ag x fy
2
= 0,75 x 0,660,65 x 218,7 x 2400
= 228322,8 kg ≈ 2283,23 kN
ØNn > Nu
2283,23 > 2241,78 OK!
67
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Ae = u x Ag
= 0,9 x 218,7
= 196,83 cm2
Ø Pn = Ø fu x Ae
= 0,9 x 370 x 196,83 x 100
= 6554439 N
= 65544,39 Kn
- Cek syarat
Ø Pn > Pu
65544,39 kN > 2241,78 Kn OK!
68
BAB VIII
PERENCANAAN SAMBUNGAN
69
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 250 mm
Panjang bersih (Lnv) = L – n (db + 0,1 cm)
= 250 – 8 (12 + 1)
= 146 mm
Luas bersih (Anv) = Lnv x Tebal Plat Siku
= 146 x 10
= 1460 mm2 ≈ 14,6 cm2
Kekuatan Plat (ØPn) = Ø x 0,6 x fu x Anv
= 0,75 x 0,6 x 3700 x 14,6
= 24309 kg
71
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Vu < ØPn
14417 < 48618 … OK!
73
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar
11762,44 kg
❖ Kebutuhan Jumlah Baut (n)
Vu
n = ØVd
92594,6
= 11762,44 = 7,87 ≈ 8 buah
= 500 mm
= 94705,2 kg
Karena terdapat 2 buah plat siku pada daerah sambungan maka:
Kekuatan plat = 2 x ØPn = 2 x 94705,2 = 189410,4 kg
Vu < ØPn
92594,6 < 189410,4 … OK!
75
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Sehingga:
ØVd = Ø x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 3 x 4 x 3700
= 79920 kg
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar
43736,9 kg
• Kebutuhan Jumlah Baut (n)
Vu
n = ØVd
915472
= 43736,9 = 19,93 ≈ 20 buah
Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya didapatkan besarnya gaya aksial
maksimum yang terjadi pada batang S2 adalah sebesar 545757 kg dan merupakan gaya
aksial tekan. Perhitungan kebutuhan jumlah baut terhadap batang S5 adalah sebagai
berikut:
• Kuat Geser Rencana Baut
m =2
r1 = 0,5 (baut tanpa ulir pada bidang geser)
ØVd = Ø x m x r1 x fub x Ab
= 0,75 x 2 x 0,5 x 8250 x 7,07
= 43736,9 kg
76
77
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
= 70 cm
Lebar Block Shear (B) = 20 cm
Tebal Flens Profil (t) = 2 x 4,5 cm = 9 cm
Luas Geser Kotor, Agv = L x t = 70 x 9 = 630 cm2
Luas Tarik Kotor, Agt = B x t = 20 x 9 = 180 cm2
Jumlah baut
Luas Geser Netto, Anv = Agv - (Jumlah baris - 1) x db x t
14
= 630 - ( - 1) x 3 x 9 = 468 cm2
2
Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya didapatkan besarnya gaya aksial
maksimum yang terjadi pada batang S21 adalah sebesar 224178 kg dan merupakan gaya
aksial tekan. Perhitungan kebutuhan jumlah baut terhadap batang S21 adalah sebagai
berikut:
78
79
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
80
= 20 cm
Lebar Block Shear (B) = 20 cm
Tebal Flens Profil (t) = 2 x 7 cm = 14 cm
Luas Geser Kotor, Agv = L x t = 20 x 14 = 280 cm2
Luas Tarik Kotor, Agt = B x t = 20 x 14 = 280 cm2
Jumlah baut
Luas Geser Netto, Anv = Agv - (Jumlah baris - 1) x db x t
4
= 280 - (2 - 1) x 3 x 14 = 238 cm2
81
BAYU ARI WIJAYA (19035010039)
TUGAS BESAR PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN
82