Pembebanan :
Beban merata :
o Air hujan = 0,05 x 6,2 x 1000 = 310 kg/m
o Aspal = 0,05 x 6,2 x 2000 = 620 kg/m
o Plat beton = 0,2 x 6,2 x 2400 = 2976 kg/m
o Total beban mati ( qd ) = 3906 kg/m
Beban terpusat :
o Beban terpusat pada jembatan disebabkan oleh adanya sandaran pada tepi jembatan.
Diasumsikan berat sandaran 100 kg permeter panjang. Ini berarti beban terpusat akibat
sandaran :
100 x 6,2 = 620 kg
Gambar pembebanan untuk beban mati :
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pembebanan :
Lebar bidang kontak : 55 cm
Panjang bidang kontak : 40 cm
Luas bidang kontak : 0,55 x 0,4 = 0,22 m2
Beban roda yang disebarkan ke lantai :
q1 = 50% T / luas bidang kontak = 5000 kg / 0,22 m2 = 22727,273 kg/m2 = 22,727 ton/m2
Sandaran :
Berdasarkan PPJJR 1987, tiang – tiang sandaran pada setiap tepi jembatan harus diperhitungkan
untuk dapat menahan beban horisontal sebesar 100 kg/m’ yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas
lantai kendaraan.
Variasi pembebanan 2 :
= = 0,85
=0,0368
= 0,75 x = 0,75 x 0,0368 = 0.0276
Analisa tulangan tumpuan :
Mu =3,201 tonm = 31,391x 103 KNmm
Rn = = 0,001115 MPa
= 4,46023E-05
= 3,484 x 106
karena maka digunakan = 0,00438
As = x b x d = 0,00438 x 137,5 x 16 = 9,636 cm2
Aso = 0,002 x b x h = 0,002 x 137,5 x 20 = 5,5 cm2
Maka digunakan tulangan :
- Tulangan atas dipakai D14 – 200 = 10,78 cm2
- Tulangan bawah dipakai D14 – 400 = 6,16 cm2
Rn = = 0,001555MPa
= 6,22038E-05
= 4,85938E-06
Pembebanan :
Berat air = 0,05 x 1000 x 1,375 = 68,75 kg/m
Berat aspal = 0,05 x 2000 x 1,375 = 137,5 kg/m
Berat plat beton = 0,2 x 2500 x 1,375 = 687,5 kg/m
Berat gelagar memanjang sendiri ( asumsi ) = 150 kg/m
Total = 1043,75 kg/m
Untuk beban hidup :
Pada PPJJR 1987 yang disebutkan bahwa beban hidup pada jembatan ada dua macam yaitu :
Beban “ T “ yang merupakan beban terpusat untuk kekuatan lantai kendaraan atau sistem
lantai kendaraan jembatan.
Beban “ D “ yang merupakan beban jalur untuk gelagar.
Karena gelagar memanjang merupakan sistem lantai dan juga gelagar maka perencanaannya
didasarkan pada kedua beban tersebut dengan mengambil yang terbesar ( signifikan ).
Beban “ T “ :
Diagram pembebanan :
Pada jembatan kelas III dipakai muatan sebesar 50 % dari beban T = 50 % x 10 ton = 5 ton
Untuk jalan kelas III ( beban 50 % ) maka bidang kontak roda :
a1 = a2 = 10 cm
b1 = 6 cm
b2 = 25 cm
Penyebaran beban roda pada pelat lantai :
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pembebanan :
Lebar bidang kontak : 55 cm
Panjang bidang kontak : 40 cm
Luas bidang kontak : 0,55 x 0,4 = 0,22 m2
Beban roda yang disebarkan ke lantai :
q1 = 50% T / luas bidang kontak = 5000 kg / 0,22 m2 = 22727,273 kg/m2 = 22,727 ton/m2
Reaksi pembebanan maksimum untuk beban hidup ( Mt ) dengan menggunakan dua kondisi
pembebanan :
Variasi pembebanan 1 :
Variasi pembebanan 2 :
Dari perhitungan dengan menggunakan program staad pro ( hasil terlampir ) didapatkan reaksi
perletakan maksimum sebesar : 8,876 ton ( pada variasi pembebanan 2 tumpuan kedua )
Momen maksimum yang terjadi pada gelagar memanjang dengan bentang 6,2 meter :
Beban “ D “ :
Beban D atau beban jalur tersusun dari beban merata sebesar “ q “ ton / meter panjang per jalur
dan beban garis “ P “ ton per jalur lalu lintas tersebut.
a. Muatan garis “ P “ P = 12 ton perjalur. Karena jembatan kelas III maka beban yang
ditanggung 50 % x 12 ton = 6 ton.
b. Muatan merata “ q “ untuk L = 31 m maka q = 2,2 – ( 1,1 / 60 X ( 31 – 30 )) = 2,182
t / m’. Karena jembatan kelas III maka beban yang ditanggung 50 % x 2,182 t / m’= 1,091 t /
m’.
c. Koefisien kejut ( K ) = 1 + ( 20 / ( 50 + 6,2 )) = 1,356
Akibat P P’ = ( 6 / 2,75 ) x 1,375 = 3 ton = 3000 kg. Sesuai dengan PPJJR 87 maka
beban garis P harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum.
Sehingga P menjadi = 3000 x 1,356 = 4068 kg
Akibat q q’ = (1,091 / 2,75 ) x 1,375 = 0,5455 ton / m’ = 545,5 kg / m’
Momen yang dihasilkan :
Kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan yang digunakan :
1,2 D + 1,6 L + 0,5 La
1,2 D + 1,6 La + L
1,2 D + 1,3 W + L + 0,5 La
Dimana
o D adalah beban mati.
o L adalah beban hidup.
o W adalah beban angin.
o La adalah beban rem.
o = 1 untuk daerah kegiatan umum.
Perhitungan statika dengan menggunakan program STAAD ( hasil perhitungan
terlampir ) :
STAAD SPACE GELAGAR MEMANJANG
START JOB INFORMATION
JOB NAME Gelagar memanjang
JOB CLIENT Ir M Taufik Hidayat MT
JOB NO 1
JOB PART 1
ENGINEER NAME Ruly I
CHECKER NAME Ir Taufik
APPROVED NAME Ir Taufik
ENGINEER DATE 31-Mar-06
END JOB INFORMATION
INPUT WIDTH 79
UNIT METER MTON
JOINT COORDINATES
1 0 0 0; 2 6.2 0 0; 3 12.4 0 0; 4 18.6 0 0; 5 24.8 0 0; 6 31 0 0;
MEMBER INCIDENCES
1 1 2; 2 2 3; 3 3 4; 4 4 5; 5 5 6;
DEFINE MATERIAL START
ISOTROPIC STEEL
E 2.09042e+007
POISSON 0.3
DENSITY 7.83341
ALPHA 1.2e-005
DAMP 0.03
END DEFINE MATERIAL
CONSTANTS
MATERIAL STEEL MEMB 1 TO 5
MEMBER PROPERTY AMERICAN
1 TO 5 TABLE ST W4X13
SUPPORTS
1 TO 6 PINNED
LOAD 1 BEBAN MATI ( D )
MEMBER LOAD
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
1 TO 5 UNI Y -1.04375
LOAD 2 BEBAN HIDUP ( L )
MEMBER LOAD
1 TO 5 UNI Y -0.5455
1 TO 5 CON GY -4.068 3.1
LOAD 3 BEBAN REM ( LA )
MEMBER LOAD
1 TO 5 CMOM Z 0.654 3.1
LOAD 4 BEBAN ANGIN ( W )
MEMBER LOAD
1 TO 5 UNI GY -0.113
LOAD COMB 5 1,2 D + 1,6 L + 0,5 LA
1 1.2 2 1.6 3 0.5
LOAD COMB 6 1,2 D + 1,6 LA + L
1 1.2 3 1.6 2 1.0
LOAD COMB 7 1,2 D + 1,3 W + L + 0,5 LA
1 1.2 4 1.3 2 1.0 3 0.5
PERFORM ANALYSIS
PERFORM ANALYSIS
PERFORM ANALYSIS
PERFORM ANALYSIS
PERFORM ANALYSIS
PARAMETER
CODE LRFD
BEAM 1 MEMB 1 TO 5
FYLD 32000 MEMB 1 TO 5
TRACK 1 MEMB 1 TO 5
PROFILE W4X MEMB 1 TO 5
CHECK CODE MEMB 1 TO 5
UNIT CM KG
PERFORM ANALYSIS
PARAMETER
CODE LRFD
SELECT OPTIMIZED
PERFORM ANALYSIS
PERFORM ANALYSIS
FINISH
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pada batang 1
V=0
7,498 ton + 12,187 ton = 6,509 ton + ( 2,127 t/m x 6,2 m )
19,685 ton = 19,696 ton …………………………………ok !
Pada tumpuan 2
M=0
14,863 ton meter = 14,863 ton meter …………………………………ok !
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Kontrol profil :
Dari program Staad pro didapatkan profil yang optimal yaitu profil W 14 x 38
Karakteristik profil :
o Lebar sayap ( b ) = 6,770 inchi
o Tebal sayap ( t ) = 0,515 inchi
o Berat ( G ) = 38 pon / kaki = 56,55 kg / m
o Tinggi keseluruhan badan ( d ) = 14,1 inchi
o Tinggi pelat badan ( h ) = 12 inchi
o Tebal pelat badan ( tw ) = 0,301 inchi
o Modulus plastis sumbu kuat ( Zx ) = 61,5 inchi3 = 1007,804 cm3
o Modulus elastis sumbu kuat ( Sx ) = 54,6 inchi3 = 894,7337 cm3
Syarat – syarat yang harus dipenuhi :
Menurut buku “ Struktur baja, desain perilaku dengan penekanan pada LRFD oleh CG Salmon
dan JE Johnson jilid 1 “ profil harus memenuhi syarat :
o Mu ≤ Mn kontrol momen
o L / d ≤ 20 kontrol defleksi ( lebih untuk fungsi pelayanan dimana untuk balok atau
gelagar lantai yang mengalami beban kejut yang mendukung bidang – bidang terbuka yang
luas diberikan nilai sebesar tersebut diatas ).
o Vu ≤ Vn kontrol geser
o Ru ≤ Rn kontrol tekan tumpu ( pasal 8.10.1 SNI 03 – 1729 – 2002 )
Kontrol :
o Mu ≤ Mn kontrol momen dimana = 0,9 untuk komponen lentur.
Mu = 14,866 ton meter ( diambil dari kombinasi pembebanan yang menghasilkan momen
yang paling besar yaitu kombinasi pembebanan 1 pada node 5 ( tumpuan ). Seharusnya
digunakan momen pada lapangan karena momen tumpuan pada dasarnya nol karena
dijumlah dengan momen tumpuan pada batang sebelahnya yang nilainya sama tetapi
berbeda arah. Tetapi karena momen tumpuan lebih besar maka momen tumpuan digunakan
sebagai kontrol )
Untuk Mn dicek dulu apakah penampang kompak, non kompak atau langsing.
= b / 2t = 6,770 / ( 2 x 0,515 ) = 6,573
p = 170 / = 170 / = 9.503
karena ≤ p maka profil merupakan profil kompak.
Untuk profil kompak Mn = Mp dimana Mp diambil yang lebih kecil dari fyZ atau 1,5 My.
fy x Z = 3200 x 1007,804 = 3224972,8 kg cm = 32,249 ton meter.
1,5 My = 1,5 x fy x S = 1,5 x 3200 x 894,7337 = 4294721,76 kg cm = 42,947 ton meter.
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Sehingga :
Mu ≤ Mn
14,866 ton meter ≤ 0,9 x 32,249 ton meter
14,866 ton meter ≤ 29,024 ton meter .................................ok !
o L / d ≤ 20 kontrol defleksi dimana L = panjang bentang yang ditinjau
d = kedalaman penampang
6,2 meter / 14,1 inchi ≤ 20
6,2 meter / 0,358 meter ≤ 20
17,318 ≤ 20.........................................................................ok !
o Vu ≤ Vn kontrol geser
Vu ≤ 0,9 x Vn
Vu ≤ 0,9 x 0,6 x fy x Aw dengan syarat h / tw ≤ 62,3 ( tabel 7.7.1 baja, desain perilaku
dengan penekanan pada LRFD oleh CG Salmon dan JE Johnson jilid 1 )
h / tw ≤ 62,3
12 / 0,301 ≤ 62,3
39,867 ≤ 62,3……..memenuhi syarat. Sehingga :
Vu ≤ 0,9 x Vn
Vu = 12,293 ton pada kombinasi pembebanan 1 node 5
12,293 ton ≤ 0,9 x 0,6 x fy x Aw
12,293 ton ≤ 0,9 x 0,6 x 3200 kg/cm2 x d x tw
12,293 ton ≤ 0,9 x 0,6 x 3200 kg/cm2 x 35,814 cm x 0.765 cm
12,293 ton ≤ 47343,243 kg
12,293 ton ≤ 47,343 kg…………………………………..ok !
o Ru ≤ Rn kontrol tumpuan
Pembebanan :
Pd :
Berat air = 0,05 x 1000 x 1,375 x 6,2 = 426,25 kg
Berat aspal = 0,05 x 2000 x 1,375 x 6,2 = 852,5 kg
Berat plat beton = 0,2 x 2500 x 1,375 x 6,2 = 4262,5 kg
Berat gelagar memanjang sendiri = 56,55 x 6,2 = 350,61 kg
Total = 5891,86 kg
Pd tepi :
½ Pd = ½ x 5891,86 = 2945,93 kg
Berat sandaran = 100 x 6,2 = 620 kg
Total = 3565,93 kg
Berat sendiri gelagar melintang diasumsikan sebesar 300 kg / m.
Untuk beban hidup :
Untuk beban hidup digunakan beban “ D “ untuk gelagar.
Diagram pembebanan :
Pembebanan :
Akibat beban q’ :
100 % q = (1,091 / 2,75 ) x 6,2 = 2,459 ton / m’
Akibat beban P :
Karena untuk beban terpusat harus dikalikan dengan koefisien kejut, maka :
Koefisien kejut ( K ) = 1 + ( 20 / ( 50 + 6,2 )) = 1,356
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
V=0
49,228 ton + 49,228 ton = ( 4,694 x 7 + 4,334 x 5,5 + 9,279 x 2 + 5,799 x 4 ) ton
98,456 ton = 32,858 + 23,837 + 18,558 + 23,196
98,456 ton = 98,449 ton …………………………………ok !
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Kontrol profil :
Dari program Staad pro didapatkan profil yang optimal yaitu profil W 27 x 94
Karakteristik profil :
o Lebar sayap ( b ) = 9,99 inchi
o Tebal sayap ( t ) = 0,745 inchi
o Berat ( G ) = 94 pon / kaki = 139,887 kg / m
o Tinggi keseluruhan badan ( d ) = 26,92 inchi
o Tinggi pelat badan ( h ) = 24 inchi
o Tebal pelat badan ( tw ) = 0,49 inchi
o Modulus plastis sumbu kuat ( Zx ) = 278 inchi3 = 4555,604 cm3
o Modulus elastis sumbu kuat ( Sx ) = 243 inchi3 = 3982,057 cm3
Syarat – syarat yang harus dipenuhi :
Menurut buku “ Struktur baja, desain perilaku dengan penekanan pada LRFD oleh CG Salmon
dan JE Johnson jilid 1 “ profil harus memenuhi syarat :
o Mu ≤ Mn kontrol momen
o L/d ≤ 20 kontrol defleksi ( lebih untuk fungsi pelayanan dimana untuk balok atau
gelagar lantai yang mengalami beban kejut yang mendukung bidang – bidang terbuka yang
luas diberikan nilai sebesar tersebut diatas ).
o Vu ≤ Vn kontrol geser
o Ru ≤ Rn kontrol tekan tumpu ( pasal 8.10.1 SNI 03 – 1729 – 2002 )
Kontrol :
o Mu≤ Mn kontrol momen dimana = 0,9 untuk komponen lentur.
Mu = 78,439 ton meter ( diambil dari kombinasi pembebanan yang menghasilkan momen
yang paling besar yaitu kombinasi pembebanan 2 ).
Untuk Mn dicek dulu apakah penampang kompak, non kompak atau langsing.
= b / 2t = 9,99 / ( 2 x 0,745 ) = 6,705
p = 170 / = 170 / = 9.503
karena ≤ p maka profil merupakan profil kompak.
Untuk profil kompak Mn = Mp dimana Mp diambil yang lebih kecil dari fyZ atau 1,5 My.
fy x Z = 3200 x 4555,604 = 14577932,8 kg cm = 145,779 ton meter.
1,5 My = 1,5 x fy x S = 1,5 x 3200 x 3982,057 = 19113873,6 kg cm = 191,139 ton meter.
Sehingga :
Mu ≤ Mn
78,439 ton meter ≤ 0,9 x 145,779 ton meter
78,439 ton meter ≤ 131,201 ton meter .................................ok !
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pembebanan :
P:
Berat air = 0,05 x 4,5 x 6,2 x 1000 = 1125 kg
Berat aspal = 0,05 x 4,5 x 6,2 x 2000 = 2250 kg
Berat plat beton = 0,2 x 4,5 x 6,2 x 2500 = 11250kg
Berat gelagar memanjang = 2 x 6,2 x 56,55 = 565,5 kg
Berat gelagar melintang = 139,887 x ( 7 / 2 ) = 490 kg
Total = 15680,5 kg
P1 :
P1 = ½ x P = ½ x 15680,5 kg = 7840,25 kg
q:
Berat trotoar = 0,2 x 1 x 2400 = 480 kg/m
Berat sandaran ( asumsi ) = 100 kg/m
Berat gelagar induk ( asumsi ) = 450 kg/m
Total = 1030 kg/m
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pembebanan :
Beban D atau beban jalur tersusun dari beban merata sebesar “ q “ ton / meter panjang per jalur
dan beban garis “ P “ ton per jalur lalu lintas tersebut.
d. Muatan garis “ P “ P = 12 ton perjalur. Karena jembatan kelas III maka beban yang
ditanggung 50 % x 12 ton = 6 ton.
e. Muatan merata “ q “ untuk L = 31 m maka q = 2,2 – ( 1,1 / 60 x ( 31 – 30 )) = 2,182
t / m’. Karena jembatan kelas III maka beban yang ditanggung 50 % x 2,182 t / m’= 1,091 t /
m’.
f. Koefisien kejut ( K ) = 1 + ( 20 / ( 50 + 31 )) = 1,247
Akibat P P’ = ( 6 / 2,75 ) x 3,5 = 7,636 ton. Sesuai dengan PPJJR 87 maka beban garis P
harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum. Sehingga P
menjadi = 7,636 x 1,247 = 9,523 ton.
Akibat q q’ = (1,091 / 2,75 ) x 3,5 = 1,389 ton / m’
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Pembebanan :
H = 5 % ( P + q ) = 5 % ( 7,636 + 1,389 x 31 ) = 2,535 ton.
Momen yang dihasilkan ( Mr ) :
Mr = H x ( 0,25 + 1,8 ) = 2,535 x 2,05 = 5,196 ton meter.
Untuk gaya angin :
Sesuai PPJJR 87 pengaruh gaya angin sebesar 150 kg / m 2 pada jembatan ditinjau berdasarkan
bekerjanya beban angin horisontal terbagi rata pada bidang vertikal jembatan, dalam arah tegak
lurus sumbu memanjang jembatan. Bidang vertical yang terkena beban angin :
Untuk jembatan dengan beban hidup maka luas sisi jembatan gelagar penuh diambil sebesar
50 % dari 100 % luas bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin di tambah 50 % luas
bidang sisi lainnya.
Untuk beban hidup diambil sebesar 100 % luas bidang sisi yang langsung terkena angin
dimana ditetapkan sebesar 2 meter di atas lantai kendaraan.
Tinggi pelat untuk gelagar induk disyaratkan 1/10 sampai 1/12 L.
Hw = ( 1/12) x 31 = 2,583 m.
Dibulatkan menjadi 2,6 m.
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Diagram pembebanan :
Pembebanan :
Momen pada serat bawah gelagar induk permeter panjang :
M = { ( 150 x 2 x ( ½ x 2 + 0,25 + 2,6 )) + ( ½ x 150 x ( 0,25 + 2,6 )) x ½ x ( 0,25 + 2,6)) + ( ¼
x 150 x ( 0,25 + 2,6 ) x ½ x ( 0,25 + 2,6 )) } = 1,916 ton meter
Momen torsi diubah menjadi momen lentur dengan cara kopel :
1 UNI Y -1.03
1 CON GY -19.326 6.2
1 CON GY -19.326 12.4
1 CON GY -19.326 18.6
1 CON GY -19.326 24.8
JOINT LOAD
1 2 FY -9.663
LOAD 2 LOADTYPE None TITLE Beban hidup ( L )
MEMBER LOAD
1 UNI Y -1.389
1 CON Y -9.523 15.5
LOAD 3 LOADTYPE None TITLE Beban rem ( La )
MEMBER LOAD
1 CMOM Z -5.196 15.5
LOAD 4 LOADTYPE None TITLE Beban angin ( W )
MEMBER LOAD
1 UNI GY -0.274
LOAD COMB 5 1,2 D + 1,6 L + 0,5 La
1 1.2 2 1.6 3 0.5
LOAD COMB 6 1,2 D + 1,6 La + L
1 1.2 3 1.6 2 1.0
LOAD COMB 7 1.2 D + 1,3 W + L + 0,5 La
1 1.2 4 1.3 2 1.0 3 0.5
PERFORM ANALYSIS PRINT ALL
PERFORM ANALYSIS PRINT ALL
PERFORM ANALYSIS PRINT ALL
FINISH
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
V=0
119,117 ton + 119,285 ton = ( 3,458 x 31 + 23,191 x 4 + 11,596 x 2 + 15,237 ) ton
238,402 ton = ( 107,198 + 92,764 + 23,191 + 15,237 ) ton
238,402 ton = 238,391 ton …………………………………ok !
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
≥ dimana Fyf adalah mutu baja pelat sayap = 3200 kg /cm2 = 45,515 ksi.
≥ = 143,779
tw ≤ = = 0,698 inchi.
≤ = = 296,451
tw ≥ = 0,339 inchi
≤ = = 263,513
tw ≥ = 0,381 inchi
Af = = = 13,653 inchi2
Karena diasumsikan tebal pelat sayap = 1 inchi maka lebar sayap :
bf = = = 13,653 inchi.
Ix = = 103833,847 inchi4
Dan modulus elastis dari gelagar :
Sx = = = 2028,758 inchi3
Untuk balok non hibrida sesuai dengan AISC persamaan A-G2-1 dan A-G2-2 penampang
melintang yang simetris kekuatan lenturnya tidak perlu dikontrol terhadap leleh pada sayap
tarik. Yang perlu dikontrol adalah tekuk pada sayap tekan. Tekuk pada sayap tekan dipengaruhi
oleh nilai terkecil ( kritis ) dari nilai tegangan kritis pada lateral torsional buckling atau lokal
buckling.
Nilai batas pada lateral torsional buckling ( ltb ) :
=
Dimana Lb adalah panjang tak terkekang yaitu sebesar 6,2 m = 244,094 inchi ( jarak antara
gelagar melintang ).
Rt = = = 3,229 inchi
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Sehingga :
= = = 75,594
p = = = 44,468
r = = = 112,058
Dimana :
Dimana :
Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau ( pada kombinasi beban yang
menghasilkan momen maksimum yaitu kombinasi 1 ).
Ma, Mb dan Mc adalah momen pada ¼, ½ dan ¾ bentang yang ditinjau.
Karena beban simetris maka :
Mmax = Mb = 6969,6 feet kips
Ma = Mc = momen pada jarak 7,75 meter dari tumpuan.
Ma = Mc = 119,117 x 7,75 – 11,596 x 7,75 – ½ x 3,458 x 7,752 – 23,191 x 1,55
Ma = Md = 693,494 ton meter = 5016,044 kips feet
Cb = 1,155
Maka nilai Fcr dari lateral torsional buckling ( ltb ) :
= 40,465 ksi.
= = = 6,827
p = = = 9,635
Karena ‹ p maka :
Fcr = Fyf = 45,515 ksi.
Dari dua nilai Fcr diambil nilai yang terkecil yaitu nilai Fcr dari lateral torsional buckling
sebesar 40,465 ksi.
Beberapa nilai yang dibutuhkan untuk menghitung faktor reduksi kekuatan ( RPG ) :
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
ar = = = 2,940 ‹ 10
= 250,905
RPG = = = 0,861
Ix = = 133318,412 inchi4
Dan modulus elastis dari gelagar :
Sx = = = 2604,842 inchi3
Nilai batas pada lateral torsional buckling ( ltb ) :
=
Dimana Lb adalah panjang tak terkekang yaitu sebesar 6,2 m = 244,094 inchi ( jarak antara
gelagar melintang ).
rt = = = 2,849 inchi
Sehingga :
= = = 85,672
p = = = 44,468
r = = = 112,058
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Karena p r msks keruntuhan akan disebabkan inelastic ltb maka dengan perhitungan
yang sama seperti sebelumnya :
= 36,546 ksi.
Untuk nilai Fcr pada local buckling tidak terjadi perubahan nilai batas sehingga tetap sebesar
Fyf yaitu 45,515.
Dari dua nilai Fcr diambil nilai yang terkecil yaitu nilai Fcr dari lateral torsional buckling
sebesar 36,546 ksi.
Beberapa nilai yang dibutuhkan untuk menghitung faktor reduksi kekuatan ( RPG ) :
Aw = 0,75 x 100,362 = 75,272 inchi2
Af = 1 x 13,653 = 13,653 inchi2
ar = = = 5,513 ‹ 10
= 133,816
RPG = ≤1
RPG = = 1.051
= = 3,775
kv = 5 + =5+ = 7,222
Menentukan kisaran h / tw :
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Cv = = = 0,390
Karena h / tw = 133,816 > 187 dan memperhitungkan tension field action maka
persamaan AISC A – G3 – 2 akan dipergunakan untuk menghitung kekuatan geser nominal
( tidak termasuk panel ujung ) :
Vn = 1406,510 kips.
Kekuatan geser design :
ØvVn = 0,9 x 1406,510 = 1265,859 kips > 237,415 kips ( geser maksimum perhitungan dengan
program staad pro kombinasi 1 ).
Dari staad pro pada kombinasi pembebanan maksimum ( kombinasi 1 ) didapatkan bahwa geser
maksimum terdapat pada tumpuan sebesar 237,415 kips. Meskipun pada design diatas ditujukan
pada geser selain tumpuan tetapi karena kekuatan geser design jauh melampaui geser maksimum
yang terjadi akibat beban yang terjadi pada tumpuan maka kekuatan geser design memenuhi.
Pada ujung batang tension field action tidak diijinkan terjadi sehingga kuat geser dihitung
Berdasarkan persamaan AISC A – G3 – 3 :
V = 0,6 Aw Fyw Cv = 0,6 x 75,272 x 45,515 x 0,390 = 801,685 kips
Kekuatan geser design :
ØvVn = 0,9 x 801,685 = 721,517 > 237,415 kips ( ok )
Maka spasi antar intermediate stiffeners adalah :
a / h = 1,5 a = h x 1,5 = 100,362 x 1,5 = 150,543 inchi = 3,824 meter.
Jarak antara intermediate stiffeners beserta jarak tumpuan dengan intermediate stiffeners
terdekat diambil sebesar 3,1 meter = 122,047 inchi ( berada di tengah panel ). Ini berarti
mengubah nilai a / h menjadi :
a / h = 122,047 / 100,362 = 1,216
Pada gelagar induk yang bersambungan dengan gelagar melintang maka intermediate stiffeners
berubah fungsi sebagai bearing stiffeners.
Ukuran penampang melintang intermediate stiffeners :
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
Berdasarkan buku buku LRFD steel design oleh William T Segui, penentuan ukuran penampang
melintang intermediate stiffeners didasarkan pada tiga criteria yaitu :
1. Penampang melintang yang minimum.
2. Momen inersia yang minimum.
3. Rasio lebar dan tebal yang maksimum.
Untuk menghitung luasan intermediate stiffeners minimum digunakan persamaan AISC A – G4
–1:
Ast =
Digunakan j = 0,5
Momen inersia yang dibutuhkan berdasarkan AISC apendiks F 2.3 :
Ist = a.tw3.j = 122,047 x 0,753 x 0,5 = 25,744 inchi4
Digunakan juga nilai maksimum dari b /t :
= = 14,081
= = 8 14,081 ( ok )
Ist = = x 2 stiffeners
sehingga t = = 0,426
Karena bearing stiffeners digunakan pada sambungan antara gelagar induk dan gelagar
melintang maka digunakan satu bearing stiffeners pada satu sisi gelagar induk selain pada
tengah bentang. Diasumsikan tebal las badan dan sayap 0,75 inchi serta potongan pada pojok
bearing stiffeners 1 inchi.
Dicek kekuatan tumpuan :
Ø Rn = 0,75 ( 1,8 Fy Apb ) = 0,75 x 1,8 x 45,515 x ( 6 – 1 ) = 307,226 > 237,415 kips ( ok )
Pada tengah bentang digunakan 2 buah bearing stiffeners untuk menahan beban akibat beban
hidup. Karena penggunaan 1 buah bearing stiffeners sudah dapat menahan geser maksimum
pada tumpuan maka otomatis geser pada tengah bentang akibat beban hidup dapat ditahan oleh
bearing stiffeners.
Dicek bearing stiffeners sebagai kolom :
Berdasarkan AISC K 1. 9 panjang dari badan gelagar induk yang beraksi bersama pelat
stiffeners sebagai elemen tekan adalah 12 kali tebal gelagar induk. Ini berarti :
12 x 0,75 = 9 inchi
Untuk bearing stiffeners yang dipasang pada satu sisi gelagar ( pada tumpuan dan sambungan
gelagar induk dan melintang ) :
Jarak antar tepi bearing stiffeners dengan pusat badan : 9 / 2 = 4,5 inchi.
A = ( 0,75 x 6 ) + ( 0,75 x 9 ) = 11,25 inchi2
I= = 65,074 inchi 4
r= = = 2,405 inchi
= = = 31,297
c = = = 0,398
TUGAS JEMBATAN BAJA
RULY ISNANDAR ( 0001060077 – 61 )
ØcPn = Øc Fcr A = 0,85 x 42,438 x 11,25 = 405,813 kips > 237,415 kips ( ok )
Karena beban pada tengah beban lebih kecil daripada tumpuan dan menggunakan 2 buah
bearing stiffeners maka otomatis beban mampu ditahan.
Sambungan badan dan sayap :