Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konstruksi jalan dan jembatan
yang di bina oleh Bapak Drs. Sugiyanto, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Maulana Sayyidin Malik Ibrahim
Nim ( 220522705991 )
Offering (06GE)
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL
2023
1
1. Data Teknis
Berikut gambar struktur jembatan :
2
Gambar 1.3. Potongan melintang jembatan
3
2. Perencanaan Struktur Atas Jembatan
2.1. Sandaran Trotoar / Relling Jembatan
Gambar Sandaran Relling :
Kontrol Tegangan
Material yang dapat dibakai s = 12,9 / 5288,88 = 409,96 kg/cm 2 < teg ijin
Kesimpulan material yang dapat dipakai = s x Total sandaran relling
= 409,96 x 12 = 4919,53 kg/cm 2
4
2.2. Tiang Sandaran Relling
a. Pembebanan :
Tiang sandaran relling dari beton dengan penampang b = 150 mm, h = 160 mm
Tiang – tiang sandaran pada setiap tepi treotoar harus diperhitungkan untuk
menahan Beban horinzontal sebesar H = 100 kg/m, Momen ditinjau terhadap
muka lantai setinggi = 1,2 m, dari pusat gaya yang bekerja :
Momen Lentur ( M )
M = 2 x 100 x 1.2 = 240 kgm 2400000 Nmm
Gaya Geser ( V )
V = 2 x 100 = 200 kg 2000 N
Sehingga :
Mu = 1.2 MD + 1.6 ML = 1,2 (0) + 1.6 (2400000) = 3840000 Nmm
Vu = 1.2 VD + 1.6 VL = 1.2 (0) + 1.6 (2000) = 3200 N
1.4
ρmin= =¿ 0,005883
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,005669
Jadi pmin > pperlu < pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,005883
5
As = ρ x b x d = 122,5
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D10
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 1,561 2D10
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 157 mm
Dikarenakan Kolom Persegi maka dipasang tulangan pada sisi – sisi sejumlah 4
buah.
c. Kontrol Kapasitas Momen Kolom :
Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh pada saat beton mulai retak
Ts = As x fy = 37680,00
∑ F H =0 →C C=T T
a = Cc / Ts = 14,776 mm
( a2 )=4996811 Nmm
M n=T S d−
1
Vc ¿ √ fc . b . d = 15653,48 N
6
Ø . Vc
= 5869,68 N
2
6
Diperoleh hasil : Ø . Vc > Vu < Ø . Vc / 2 Maka Tidak Perlu Tulangan Geser
Walaupun secara teoritis tidak perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur,
peraturan mensyaratkan dipasang tulangan minimum.
1
√ fc . b . S
Av min 3 65 mm2
¿ =¿
fy
AV . FY
S= =¿
1 107,9 mm2
√ fc . b
3
7
2.3. Plat Kantilever Trotoar
8
V8 = ( 1/2 x a x t ) x tbid = =(1/2 x 1.2 x 0.14) x 1
VL = P + q1 = 445 kg
9
Diketauhi :
Mu = 12158821 Nmm
Vu = 24803,92 N
h = 300
b = 1000
Ts = 40
d = h – Ts = 300 – 40 = 260
fy 240
m= = =14,118
0.85 x fc 0.85 x 20
Mu 12158821
Rn ¿ 2
= 2
=0,180
b x d 1000 x 260
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,043006
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,005883
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,0000753
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,005883
As = ρ x b x d = 1516,667
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D12
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 13,417 14 D 12
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 1846,3 mm
As '
S perlu = x b=¿ 121,74 mm2
As
Maka tulangan tarik 14 D 12 – 100 mm
10
Cc = 0.85 x fc' x b x a = 17000 a N
Ts = As x fy = 364000,00
∑ F H =0 →C C=T T
a = Cc / Ts = 21,412 mm
Kapasitas Momen Nominal :
( a2 )=90743059 Nmm
M n=T S d−
11
Gambar Penulangan Trotoar Jembatan
12
Berat Jenis air hujan (w) = 1000 kg/m 2
Diameter rencana tulangan utama = D13
Tebal Selimut beton (Ts) = 40 mm
a. Pembebanan
- Beban Tetap ( Mati )
Berat sendiri plat = T plat x c = 480 kg/m
Berat air hujan = T aspal x a = 110 kg/m
Berat aspal = T air hujan x w = 50 kg/m
Berat Total (WD) = 640 kg/m
WUD = 1,2 x WD = 768 kg/m 0,768 Ton/m
Gambar 1.8. Gambar Ikhtiar momen dan gaya pasal 13.2 akibat (q)
Mxmt = 1/12 x qDL x Lx 2 = 0,164 Tm
Mxml = 1/14 x qDL x Lx 2 = 0,140 Tm
Myml = 1/3 x Mxm = 0,0546 Tm
Perhitungan Berdasarkan Perencanaan Beton Bertulang SKSNI 15-1991-03
hal 74
- Beban Hidup
Akibat beban muatan T pada lantai jembatan :
Distribusi beban pada lantai jembatan akibat beban roda kendaraan T = 10 Ton
( PPPJJR 1987, Hal 5 ). Karena lebar lantai jembatan > 5,5 m, maka ditinjau
terhadap dua kondisi :
Kondisi 1 ( 1 Roda Ditengah Plat )
Gambar beban 1 roda di tengah plat :
13
Gambar 1.9. Gambar Penyebaran Beban 1 Roda
[ ( )]
tx=a+ 2 x
R
tan (a ' )
=¿ 80 cm 0,8 m
[ ( )]
t y =b+ 2 x
R
'
tan (b )
=¿ 60 cm 0,6 m
(
T ' =T . K=T . 1+
a
b.L)=¿ 31,08
14
tx / Lx = 0,500
ty / Lx = 0,375
Sehingga diketahui angka diatas selanjutnya mencari koefisien perhitungan
dengan dicari melalui tabel Bitner.
15
fym = 0,0927
Sehingga Momen Kondisi 1 :
Momen arah X :
Mxh = fxm . T' . Tx . Ty = 2,203 Tm
Momen arah Y :
Mym = fym . T' . Tx . Ty = 1,383 Tm
16
Sehingga diketahui :
Beban roda (T) = 10 T
Bidang kontak : tx = 80 cm
ty = 60 cm
Luas yang di tinjau : Lx = 160 cm
Ly = 270 cm
Tinjau Keadaan I :
17
Koefisien perhitungan menggunakan Tabel Bitner, didapatkan :
fxm = 0,0910
fym = 0,0608
Sehingga Momen Kondisi 2 :
Momen arah X :
Mxh = fxm . T' . Tx . Ty = 2,715 Tm
Momen arah Y :
Mym = fym . T' . Tx . Ty = 1,814 Tm
b. Momen Total
Momen Arah X tumpuan :
Mx1 = Mxmt + Mxh (Kondisi 1) = 2,367 Tm 23,67 KNm
Mx2 = Mxmt + Mxh (Kondisi 2) = 2,879 Tm 28,79 KNm
Momen Arah X lapangan :
Mx1 = Mxml + Mxh (Kondisi 1) = 2,344 Tm 23,44 KNm
Mx2 = Mxml + Mxh (Kondisi 2) = 2,856 Tm 28,56 KNm
Momen Arah Y lapangan :
My1 = Myml + Mxh (Kondisi 1) = 1,438 Tm 14,38 KNm
My2 = Myml + Mxh (Kondisi 2) = 1,869 Tm 18,69 KNm
Ctt : digunakan yang terbesar untuk penulangan plat.
c. Penulangan Plat
Mu 28789219 ,7
Rn ¿ 2
= 2
=¿ 1,1246
b xd 1000 x 160
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,002879
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 560,000 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D13
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 4,221 5 D 13
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 663,3 mm
As '
S perlu = x b=¿ 118,45 mm2
As
Maka tulangan tarik 5 D 13 – 100 mm
19
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton (Ts) = 30 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) = 0,85
d = h – Ts = 200 – 40 = 170 mm
fy 400
m= = =16 , 20
0.85 x fc 0.85 x 29 , 05
Mu 28555162 ,5
Rn ¿ 2
= 2
=¿ 0,9881
b xd 1000 x 170
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,002522
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 595,000 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D13
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 4,485 5 D 13
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 663,3 mm
As '
S perlu = x b=¿ 111,48 mm2
As
Maka tulangan tarik 5 D 13 – 100 mm
20
Faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) = 0,85
d = h – Ts = 200 – 40 = 160 mm
fy 400
m= = =16 , 20
0.85 x fc 0.85 x 29 , 05
Mu 28555162 ,5
Rn ¿ 2
= 2
=¿ 0,7299
b xd 1000 x 170
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,001853
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 560,000 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D13
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 4,221 5 D 13
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 663,3 mm
As '
S perlu = x b=¿ 118,45 mm2
As
Maka tulangan tarik 5 D 13 – 100 mm
21
Gambar 2.4. Gambar Penulangan Plat Arah Memanjang ( Ly )
22
Gambar 2.6. Gambar Denah Penulangan Plat Lantai Kendaaraan
Asumsi perhitungan gelagar balok utama menumpu kedua sisi abutmen / landasan
jembatan dengan asumsi tumpuan sendi - rol. Semua pembebanan yang akan
ditopang balok utama dianalisis.
Lebar beban mati balok seluas L = 2,031 m
Jumlah balok diafragma pada bentang 5,5 m = 3 bh
Beban Khusus jaringan air dll g = 356,4 kg/m
23
Data Perencanaan :
Panjang total jembatan = 11,9
Panjang bentang = 11 m
Jumlah bentang = 1 buah
Lebar jembatan = 11,12 m
Tebal plat lantai (hf) = 200 mm
Mutu baja (fy) = 400 MPa
Mutu beton (fc’) = 29,05 MPa
Berat jenis beton bertulang (c) = 2400 kg/m2
Berat jenis aspal (a) = 2200 kg/m2
Berat jenis air hujan (w) = 1000 kg/m2
a. Beban Mati
Tiang relling = Tinggi x Penampang x Bj x 1m = 69,1 kg/m
Railling jembatan = Diameter pipa x Berat besi x 2 = 34,62 kg/m
Perkerasan = 0.05 x 2200 x 2.031 = 223,41 kg/m
Air Hujan = 0.05 x 1000 x 2.031 = 101,55 kg/m
Plat Lantai = 0.20 x 2400 x 2.031 = 974,88 kg/m
BS Gelagar balok = Penampang x Bj x 1 = 960 kg/m
Beban jaringan air (g) = 356,4 kg/m
Beban Total (qDL) = 2720,0 kg/m
Balok Diafragma (qb) = Penampang x 0.5 x BJ = 162 kg/m
b. Momen Lentur Akibat Beban Mati
Momen lentur akibat beban mati ( Soemon, Heinzfrick ), dilakukan persegmen
agar dapat melihat perilaku momen pada masing - masing segmen balok.
1 2
Rumus : M q DL → Mx= x q DL x L x
2
X
L
1−
{ ( )}
X
L
24
MqDL = 32640 kgm
MTb = 1/2 * qb * x = 243 kgm
M2.DL = MqDL + MTb = 32883 kgm 328828 Nm
Momen pada potongan 3 (M3.DL) x = 4,50 m
MqDL = 39780 kgm
MTb = 1/2 * qb * x = 364,5 kgm
M3.DL = MqDL + MTb = 40144 kgm 401442 Nm
Momen pada potongan 4 (M4.DL) x = 5,50 m
MqDL = 41140 kgm
MTb = 1/2 * qb * x = 445,5 kgm
M4.DL = MqDL + MTb = 41585 kgm 415852 Nm
c. Beban Hidup
20
Koefisien kejut, K=1+ =¿ 1,3279
50+ L
8400
Beban garis, P=K x x L=¿ 8238 kg
2.75
1540
Beban Terbagi merata, q=K x x L=¿ 1510 kg
2.75
d. Momen Lentur Akibat Beban Hidup
Momen lentur akibat beban hidup terdiri dari g merata dan P beban garis, diambil
dalam statika Chu kia wang menjelasakan perhitungan persegmen dapat
mengkontrol perilaku material gabungan dari beton dan baja, bagaimana tegangan,
regangan dan penempatan tulangan slipp. Perhitungan dilakukan persegmen :
Rumus : Mx ( P )=Px L { ( )}
X
L
1−
X
L
1
Mx ( q )= x q x L
2 { ( )}
2 X
L
1−
X
L
Momen pada potongan 1 (M1.LL) x = 1.50 m
Mx (P) = 10672 kgm
Mx (q) = 10761 kgm
M1.LL = Mx (P) + Mx (q) = 21432 kgm 214323 Nm
Momen pada potongan 2 (M2.LL) x = 3,00 m
25
Mx (P) = 17973 kgm
Mx (q) = 18123 kgm
M2.LL = Mx (P) + Mx (q) = 36097 kgm 360966 Nm
Momen pada potongan 3 (M3.LL) x = 4,50 m
Mx (P) = 21905 kgm
Mx (q) = 22088 kgm
M3.LL = Mx (P) + Mx (q) = 43993 kgm 439927 Nm
Momen pada potongan 4 (M4.LL) x = 5,50 m
Mx (P) = 22654 kgm
Mx (q) = 22843 kgm
M4.LL = Mx (P) + Mx (q) = 45497 kgm 454967 Nm
Tabel Momen Lentur Total :
Pembebanan M1 (Nm) M2 (Nm) M3 (Nm) M4 (Nm)
Beban mati, DL 195014 328828 401442 415852
Beban hidup, LL 214323 360966 439927 454967
Total 409337 689793 841369 870819
26
Beban Angin Kend Cari
Beban temperature Cari
Beban lain Cari
Total 409337 689793 841369 870819
Mn
Rn ¿ 2
=¿ 0,7713
b xd
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
pmax = 0.75 * Pb = 0,023612
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,001959
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 1697,5 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D22
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 4,468 5 D 22
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 1899,7 mm
27
As '
S perlu = x b=¿ 111,91 mm2
As
Maka tulangan tarik 5 D 13 – 100 mm
28
1
√ fc . b . S
Av min 3 100,721 mm2
¿ =¿
fy
Maka dipakai tulangan sengkang D12 – 100 mm2
i. Analisa Balok pada Lapangan, Potongan 1
Balok ini melentur pada bagian tengah, dimulai dari tepi tumpuan, karena lentur
mengakibatkan bagian atas akan tertekan, maka dipakai balok jenis T. Dilakukan
analisis pada tiap segmen berapabutuhnya tulangan terpakai. Digunakan bentuk
balok T dengan posisi tarik dibagian bawah dan bagian atas tekan :
(
Mnf =0.85 x fc x b x hf d −
hf
2)=¿ 6874392000 Nmm 6874392 Nm
29
3
Mu x 10
M n= =¿ 511671271 Nmm
0.85
fy 400
m= = =16 , 20
0.85 x fc 0.85 x 29 , 05
Mn
Rn ¿ 2
=¿ 1,0876
b xd
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,002782
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 1697,5 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D22
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 4,468 5 D 22
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 1899,7 mm
As '
S perlu = x b=¿ 111,91 mm2
As
Maka tulangan tarik 5 D 13 – 100 mm
30
Mn=As x fy x d− ( a2 )=¿ 713699262 Nmm 713699,268 Nm
Mn
=¿ 1,74 > 1 ........OK ,Maka Penampang dapat Dipakai
Mu
Cek Duktilitas Tulangan :
{
ASmax=0,0319 x hf x b+bw x ( 0,510hf x d −1)}=¿ 14908,465 mm2
ASmin=Pmin x b x d =¿ 1697,5 mm2
Mn
Rn ¿ 2
=¿ 2,3138
b xd
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
31
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,006084
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,006084
As = ρ x b x d = 2950,897 mm 2
Dicoba menggunakan tulangan diameter : D22
Dipakai tulangan lentur :
n = As / ¼ x 3.14 x Dtul 2 = 7,767 8 D 22
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 3039,5 mm
As '
S perlu = x b=¿ 103 mm2
As
Maka tulangan tarik 8 D 13 – 100 mm
32
Gambar 2.7. Gambar Penulangan Gelagar Induk
33
Rencana Tul Utama D13
Rencana Sengkang Ø8
Tinggi Efektif = d = h - Ts - Dsengkang - Dtul utama = 301,536 mm 0,349 m
Beban Mati (qd) = 1.2 x b x d x BJ = 301,536 kg/m 3015,36 N/m
1. Perhitungan Tulangan Utama
M = 1/8 x q x L^2 = 542,7648 Nm
3
Mu x 10
M n= =¿ 678456 Nmm
0.85
fy 400
m= = =16 , 20
0.85 x fc 0.85 x 29 , 05
Mn
Rn ¿ 2
=¿ 0,0186
b xd
fc . β 1 . 600
ρb=0.85 =¿0,031483
( 600+ fy ) . fy
1.4
ρmin= =¿ 0,003500
fy
ρ=
1
m ( √
x 1− 1−
2. m . Rn
fy )
=0,000046
Jadi pmin < pperlu > pmax maka dalam perencanaan digunakan :
ρ = 0,003500
As = ρ x b x d = 366,45 mm 2
Luas Tulangan
As = 1/4*3.14 x Dtul 2 x Dipakai Tulangan = 398 mm
As '
S perlu = x b=¿ 108,61 mm2
As
Maka tulangan tarik 3 D 13 – 100 mm
34
2. Perhitungan Gaya Geser
Gaya Geser :
- Beban mati terbagi rata = 1/2 x qDL x L = 14960 kg
- Balok melintang = 1/2 x qb = 480 kg
- Beban hidup garis P = 1/2 x P = 4119 kg
- Beban hidup terbagi merata, q = 1/2 x q x L = 8306 kg
Gaya Geser (V) = 27865 kg 278652,51 N
Vu
Vc ¿ =¿ 464420,8562 N
0 ,6
1
Vc ¿ √ fc . b . d = 94052,1
6
1/2 x Ø x Vc = 28215,63
Vu < ØVc
35