Anda di halaman 1dari 10

15

BAB II
PERHITUNGAN SLAB LANTAI
JEMBATAN, SLAB TROTOAR, TIANG RAILING DAN PLAT INJAK
2.1 Data Slab Lantai Jembatan
2.1.1

Data perencanaan

Tebal slab lantai jembatan

(ts) = 0,3 m

Tebal lapisan aspal + overlay

(ta) = 0,13 m

Tebal genangan air hujan

(th) = 0,05 m

Jarak antara balok prategang

(s) = 1,8 m

Lebar jalur lalu-lintas

(b1) = 7,2 m

Lebar trotoar

(b2) = 2,5 m

Lebar median pemisah jalur

(b3) = 2,5 m

Lebar total jembatan

(b) = 21,9 m

Panjang bentang jembatan

(L) = 38.1 m

2.1.2

Bahan struktur

a. Beton
Kuat tekan beton

fc = 30 Mpa

Modulus elastik

Ec = 4700 f ' c

Angka poisson

= 0,2

Modulus geser

= Ec / [2 (1 + )] = 10726,23 Mpa

= 25742,96 Mpa

16

b. Baja
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur fy = 500 Mpa
Tegangan leleh baja untuk tulangan ikat

fy = 200 Mpa

Modulus elastisitas baja

Es = 200000 MPa

c. Specific gravity

2.1.3

Berat beton bertulang

Wc = 25 kN/m3

Berat beton tidak bertulang

Wc = 24 kN/m3

Berat aspal

Wa = 22 kN/m3

Berat jenis air

Ww = 9,81 kN/m3

Berat baja

Ws = 78 kN/m3

Analisis beban slab lantai

a. Berat sendiri
Faktor beban ultimit :

Kms = 1,3

Ditinjau slab lantai jembatan selebar b

= 1,00 m

Tebal slab lantai jembatan

h = ts

= 0,3 m

Berat beton bertulang

Wc

= 25 kN/m3

Berat sendiri, Qms = b h Wc

= 7,5 kN/m3

b. Berat mati tambahan


Faktor beban ultimit

Kma = 2,0

Lapisan aspal + overplay, t wa = 0,13 22


Air hujan,

= 2,86 kN/m3

th ww = 0,05 9,80 = 0,49 kN/m3

Berat mati tambahan

= 3,35 kN/m3

17

c. Beban T
Faktor beban ultimit : KTT = 2,0
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk
(beban T) yang besarnya, T = 112,5 kN (RSNI T-02-2005).
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA= 0,3
Berat truk T, PTT = (1+DLA) T

= 146,25 kN

T = 112,5 kN

d. Beban angin
Faktor beban ultimit KEW = 1,2
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai
jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung
dengan rumus:
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 kN/m. (RSNI T-02-2005)
Dengan,
Cw = koefisien seret

= 1,20

Vw = Kecepatan angin rencana

= 35 m/s (lokasi 5 km dari pantai)

TEW

= 1,764 kN/m

18

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan


dengan tinggi 2 m dari atas jembatan.

h=2m

Jarak antara roda kendaraan

x = 1,75 m

Transfer beban angin ke lantai jembatan,

PEW = [ h/x TEW]


PEW = 1,008 kN

b.1.4 Perhitungan momen


Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada
bentang menerus di lakukan seperti gambar. Momen maksimum pada slab
dihitung berdasarkan metode one way slab dengan beban sebagai berikut.
Qms = 7,5

kN/m

QMA = 3,35

kN/m

PTT

= 146 kN/m

PEW = 1,01

kN/m

k = koefisien momen, s = 1,8 m


Untuk beban terbagi rata Q, rumus M = k Q s2
Untuk beban terpusat P, rumus M = k P s2
a. Momen akibat berat sendiri (MS)
Koefisien momen tumpuan = 0,0833; koefisien momen lapangan = 0,0417
Momen tumpuan, Mms = 0,0833 7,5 1,82 = 2,025 kN.m

19

Momen lapangan, Mms = 0,0417 7,5 1,82 = 1,013 kN.m


b. Momen akibat beban mati tambahan
Koefisien momen tumpuan = 0,1041; koefisien momen lapangan = 0,0540
Momen tumpuan, Mma = 0,1041 3,351 x 1,82 = 1,130 kN.m
Momen lapangan, Mma = 0,0540 3,351 1,82 = 0,586 kN.m
c. Momen akibat beban truk (TT)
Koefisien momen tumpuan = 0,1562; koefisien momen lapangan = 0,1407
Momen tumpuan, Mew = 0,1562 146,25 1,8 = 41,119 kN.m
Momen lapangan, Mew = 0,1407 146,25 1,8 = 37,034 kN.m
d. Momen akibat beban angin (EW)
Koefisien momen tumpuan = 0,1562; koefisien momen lapangan = 0,1407
Momen tumpuan, Mew = 0,1562 1,008 1,8 = 0,283 kN.m
Momen lapangan, Mew = 0,1407 1,008 1,8 = 0,255 kN.m
e. Rekap momen slab
Momen
No
.

Jenis
Beban

Fakto
r
Beba
n

Berat
Sendiri
Beban
2
mati
tambahan
Beban
3
truck
Beban
4
Angin
Total Momen Ultimit
(Mu)
1

Kombinasi 1

Kombinasi 2

Mtumpuan
(kNm)

Mlapangan
(kNm)

Faktor
Beban

Mtumpuan
(kNm)

Mlapangan
(kNm)

Fakto
r
Beba
n

2.025

1.012

1.3

2.632

1.316

1.3

2.632

1.3162

1.130

0.586

2.260

1.172

2.260

1.172

41.119

37.039

82.239

74.078

41.119

37.039

0.283

0.255

0.283

0.255

1.2

0.340

0.306

44.558

38.893

87.415

76.822

46.352

39.834

b.1.5 Perencanaan penulangan plat lantai kendaraan


Data perencanaan :
mutu baja (fy)

= 500 Mpa = 4000 kg/cm2

mutu beton (fc) = 30 Mpa = 300 kg/cm2


Mlapangan

= 76,823 kNm

Mtumpuan

= 87,415 kNm

Mtumpuan
(kNm)

Mlapangan
(kNm)

20

b.1.5.1 Perencanaan penulangan plat lantai lentur negatif


Direncanakan plat lentur negatif :
-

Tebal plat beton (h)

= 30 cm = 300

Lebar plat beton tiap 1 m( b )

= 100 cm = 1000 mm

Diameter tulangan (D)

= 1,6 cm = 16

mm

Jarak tulangan ke sisi luar (d) = 3,5 cm = 35

mm

Tebal efektif slab beton (d)

Faktor bentuk distribusi tegangan beton (1) = 0,85

Rasio penulangan pada keadaan seimbang regangan


'

(b) =

600
(600+ fy)

(0,85. 1. f c)
fy

600
(600+500)

= h d

mm

= 300 35 = 265 mm

(0,85. 0,85 .30)


500

= 0,024

max = 0,75. b = 0,0177

Koefisien tahanan maksimum


(Kmax) = max.fy.

0,5. max . fy
0,5.0,0177 .500
)
(
)
'
= 0,0177.500.
=
( 0,85.30 )
( 0,85. f c )

7,325
-

Faktor reduksi kekuatan lentur () = 0,80

Momen nominal rencana (Mn) =

Mu

Koefisien tahanan momen (K) =

Mn . 106
b . d2

87,415
0,8

109,269. 106
1000. 2652

Rn < Rmax (ok)


-

Rasio tulangan yang diperlukan


() =

(0,85 . f ' c)
fy

12. k
(0,85.30)

)=

= 109,269 kNm

(0,85 . 30)
500

= 1,556

21

12.1,556
(0,85.30)

) = 0,0032

Rasio tulangan minimum min=

karena

1,4
fy

0,0032 min 0,0028

1,4
500

= 0.0028

hit
, maka dipakai

Digunakan rasio tulangan = 0,0032

Luas yang diperlukan (Asperlu) = .b.d = 0,0032.1000.265 = 851,497


. d2
4

Digunakan tulangan D16 =

Jarak tulangan yang diperlukan (s) =

Digunakan tulangan D16-200

D 16. b 200,96.1000
=
As
851,497

= 236,008

= 1180,04 mm2/m

Tulangan bagi memanjang = 0,5.Astulanganpokok = 0,5. 851,497 = 425,748


. d2
4

Digunakan tulangan D12 =

Jarak tulangan yang diperlukan (s) =

Digunakan tulangan D16-250


Luas tulangan per m (As) =

b.2

= 200,96 m2

D 16. b 200,96.1000
=
200
200

Luas tulangan per m (As) =


-

. 162
4

. 122
4

= 113,04 m2

D 12. b 113,04. 1000


=
As
425,748

D 12. b 113,04. 1000


=
250
250

= 265,509

= 452,16 mm2/m

Perhitungan Sandaran Jembatan


Data perencanaan :

Jarak antar tiang sandaran

Tinggi sandaran (dari trotoar) : 0,9 m

Profil railing: Baja bulat pipa 60,5 t = 4,0 (q = 5,57 kg/m)

: 2,5 m

22

Profil tiang sandaran: Baja bulat pipa 101,6 t = 4,0 (q = 9,63 kg/m)

Muatan hidup vertikal

: 1 kN/m = 100 kg/m

Beban horizontal

: 1 kN/m = 100 kg/m

leleh baja

: 3600 kg/cm2

baja

: 2400 kg/cm2
2,5 m
Tiang Sandaran

0,9m
Lantai Trotoar

Sandaran Mendatar

b.2.4 Pembebanan
a. Sandaran mendatar (railing)
Sandaran direncanakan dibuat dari baja bulat pipa 60,5 dengan data
sebagai berikut :
-

= 5,57 kg/m

Wx

= 9,41 cm3

Beban yang bekerja :


-

Berat sendiri profil

5,57 kg/m

Beban horizontal

100 kg/m

Bebanvertikal

100 kg/m

Momen yang timbul :


Mux

= 1/8 q L2 + P L
= 1/8 5,572,52 + 100 2,5
= 4,352 + 62,5
= 66,852 kgm

Muy

= 6685,2 kgcm

= 1/4 P L
= 1/4 100 2,5
= 62,5 kgm

= 6250 kgcm

23

Tegangan yang timbul :

ytb

Mx My

Wx Wx
6685,2 6250

9,41
9,41

=
= 1374,622 kg/cm2< = 2400 kg/cm2 . . . . (aman)
Dengan demikian Profil Baja Bulat 60,5 dengan t = 4 dapat digunakan
sebagai sandaran mendatar.
b. Tiang sandaran (Railing Fast)
Direncanakan menggunakan baja bulat pipa 101,6 dengan t = 4,0 mm
sebagai tiang sandaran, dengan data sebagai berikut :
-

= 9,63 kg/m

Wx = Wn

= 28,8 cm3

ix

= 3,45 cm4

= 12,26 cm2

Tinggi tiang sandaran terhitung dari papan lantai trotoar :


H = tinggi tiang sandaran + 1/2 tebal plat trotoar
= 90 + 1/2 (20)

= 100 cm = 1,0 m

Pembebanan vertikal :
-

Berat sendiri profil

= 1,0 9,63

Sandaran mendatar

= 2 ( x (5,57+100+100)) x 2,5

= 513,93 kg

Beban muatan hidup

9,63 kg

= 100,00 kg
P

= 623,56 kg

Berdasarkan RSNI T 02-2005 hal 56, tiang sandaran direncanakan untuk


beban daya layan rencana 0,75 kPa/m * L dengan titik tangkap sejarak 90 cm dari
lantai trotoar.

24

Besar gaya horizontal pada tiang sandaran :


H = 100 kg/m x 2,5 m = 250 kg
Momen yang timbul :
M

= 250 kg x 90 cm
= 22500 kgcm

Kondisi tumpuan adalah jepit bebas,


P

lk = 2L = 2 x 90 = 180 cm

90

i
=

min

2 90
3,45

= 52,174

Dari tabel profil baja, untuk BJ-52 didapat faktor tekuk :


= 52,174

= 1,386 (interpolasi)

Tegangan yang timbul :

ytb

P
M
+
F
Wn

=
623,53
22500
1,386 +
12,26
28,8

=
2

= 851,739 kg/cm <

tk//

= 2400 kg/cm2 . . . .. (aman)

Jadi untuk tiang sandaran dapat dipakai baja bulat pipa


dengan
t = 4,0 mm.

101,6

Anda mungkin juga menyukai