Anda di halaman 1dari 77

BAB I PERENCANAAN

GUDANG

I.1 DATA PERENCANAAN :


Dalam Mata Kuliah Struktur Baja II, mahasiswa dituntut untuk mampu merencanakan
suatu bangunan dengan data dan spesifikasi yang telah ditentukan. Adapun data dan
spesifikasi yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
• Fungsi Bangunan : Gudang
• Sifat Bangunan : Lantai dasar tertutup (h= 5m)
Lantai tingkat 1 terbuka (h= 5m)
• Mutu Baja : BJ 37
(fy = 2400 kg/cm2 ; fu = 3700 kg/cm2)….SNI 03-1729-2002
• Penutup Atap : Asbes Gelombang
• Jenis Kuda-Kuda : Solid Beam
• Sudut Atap : 200
• Beban Angin : q = 25 kg/m2 (gedung jauh dari pantai)…..….PPIUG 1983
• Jarak Kolom : 5 meter
• Kanopi Pintu : 3 meter
• Dinding Lantai Dasar : Batu bata
• Lantai : Balok baja dengan lantai dari steel deck dan beton

I.2 PEDOMAN YANG DIPAKAI :


Dalam menyelesaikan tugas Struktur Bangunan Baja ini, akan dipakai beberapa
referensi sebagai pedoman untuk perencanaan. Pedoman yang dipakai antara lain:
• Konsep Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perencanaan Konstruksi Baja Untuk
Bangunan Gedung (LRFD)
• Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
• Tabel Profil Baja
• Tata cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
BAB II
PERENCANAAN ATAP

II.1. PENDAHULUAN

Dalam proses perencanaan gedung, yang diperhitungkan pertama kali adalah


perencanaan atap. Hal ini terkait struktur yang akan dipakai dalam perencanaan dan
pembebanan yang terjadi akibat dari penggunaan struktur tersebut. Berikut pada
Gambar 2.1 dijelaskan langkah-langkah dalam perencanaan atap.

Perencanaan Atap

Perencanaan Pola Beban

Data Perencanaan

Perencanaan Dimensi

Perencanaan Penggantung

Perencanaan Gording

Perencanaan Ikatan

Gambar 2.1 Flowchart Perencanaan Atap

II.2. PERENCANAAN GORDING


Pada pemasangan penutup atap, overlap harus cukup supaya air hujan tidak bocor.
Untuk penutup atap asbes gelombang dengan sudut atap 20 0- 400, perkiraan panjang
overlap nya sebesar 15cm arah melintang. Untuk lebih jelasnya, overlap dapat dilihat
pada Gambar 2.2
15 cm

Asbes Gelombang

Gording
Gambar 2.2
Overlap pada atap Asbes Gelombang

Beban- beban yang dipikul oleh gording adalah :

1. Beban mati :

• Berat sendiri penutup atap

• Berat sendiri gording

• Alat-alat pengikat

2. Beban hidup :

Sesuai peraturan pembebanan

• Terbagi rata : q = (40 – 0,8α) ≤ 20 kg/m2

• Terpusat : P = 100 kg

• Cantilever P = 200 kg

3. Beban angin / Beban Sementara :

Lihat peraturan pembebanan

• Besarnya tergantung sudut α dari daerah / wilayah

Sedangkan untuk gording dapat dipakai :

1. Baja C untuk struktur ringan

2. Baja kanal untuk struktur sedang

3. Baja WF untuk struktur berat


4. Gording rangka untuk bentang besar

Berikut adalah Gambar 2.3 yang menjelaskan tentang rencana atap beserta detail dan
gording yang ingin direncanakan

(a)

Penggantung
gording

(b)

Gambar 2.3
(a) Rencana Atap
(b) Potongan rencana atap dan gording
Gording direncanakan dengan menggunakan profil WF 100 × 50 × 5 × 7 dengan
spesifikasi sebagai berikut :

• Mutu Baja :
BJ 37, dengan fu = 370 MPa = 3700 kg/cm2
fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2
E = 2 x 106 kg/cm2

• Dimensi pada Gambar 2.4, dengan detail (Diambil dari Tabel Profil Konstruksi Baja):
Berat sendiri / q (kg/m) = 9,3 kg/m
2
Luas / A (cm ) = 11,85 cm2
d (mm) = 100 mm
Tebal Badan / tw (mm) = 5 mm r
Lebar Sayap / bf (mm) = 50 mm
twtf d
Tebal Sayap / tf (mm) = 7 mm
Radius Sudut / r (mm) = 8 mm
Momen Inertia / Ix (cm4) = 187 cm4
Momen Inertia / Iy (cm4) = 14,8 cm4
bf
ix = 3,98 cm
iy = 1,12 cm Gambar 2.4
Penampang Profil
Section modulus / Sx (cm3) = 37,5 cm3
Section modulus / Sy (cm3) = 5,91 cm3
Plastic modulus / Zx (cm3) = 42 cm3
Plastic modulus / Zy (cm3) = 4,37 cm3

• Penutup :
Asbes Gelombang, dengan spesifikasi (Brosur Tugas Struktur Baja II) :
Tebal = 0.5 mm
Berat = 20/(1,8x1,1) = 10,10 kg/m2
Lebar efektif = 760 mm
Jarak antar gording direncanakan = 100 cm = 1 m
II.2.1. PERHITUNGAN PEMBEBANAN

• Untuk beban terbagi rata

Pada gambar 2.5 a Perhitungan momen di tengah bentang (momen maximum)


pada beban terbagi rata adalah :
M = ½ qL . ¼ L
= 1/8 qL2

• Untuk beban terpusat

Pada gambar 2.5 b Perhitungan momen di tengah bentang (momen maximum)


pada beban terpusat adalah:
M=½P.½L
= ¼ PL

(a) (b)

Gambar 2.5
(a) Momen Beban Terbagi Rata
(b) Momen Beban Terpusat

• Beban pada sumbu x-x dan sumbu y-y profil

Terhadap sumbu x-x profil :

Beban mati : MxD = 1/8 (q cos α) L2

Beban hidup = q : MxL = 1/8 (q cos α) L2

= P : MxL = ¼ (P cos α) L
Terhadap sumbu y-y profil :

Beban mati : MxD = 1/8 (q sin α) (L/3)2

Beban hidup = q : MxL = 1/8 (q sin α) (L/3)2

= P : MxL = ¼ (P sin α) (L/3)

Gambar 2.6
Beban Pada Sumbu x-x dan y-y profil

II.2.1.1 Beban Mati

Berat asbes = 10,10 x 0,957 = 9,67 Kg/m


Berat profil = 9,3 Kg/m
= 18,97 Kg/m
Berat alat-alat penggantung ( 10%) = 1,897Kg/m

q total = 20,867 Kg/m


qd = 20,876 kg/m
≈ 21 kg/m
q sin α
20° q cos α
q

(Momen Max ditengah bentang akibat beban terbagi diantara 2 perletakan


sederhana berupa sendi)
1 1 L
MDx = qd Cos α L2 MDx = qd Sin α ( ) 2
8 8 3
1 1 5
= × 21 Cos 20 × 52 = × 21 Sin 20 × ( ) 2
8 8 3
= 61,667 kgm = 2,494 kgm

II.2.1.2. Beban Hidup

a) Air Hujan ( Terbagi rata )


q = ( 40 – 0.8 α ) ......... ( Pasal 3.2 Bab 3 Peraturan Pembebanan )
= 40 – ( 0.8 × 20 )
= 24 kg/m2 ≥ 20 kg/m2
,Menurut peraturan pembebanan dipakai 20 kg/m.
q = jarak gording horizontal x q
q = 1 × 20 = 20 kg/m
1 1 L
MLx = × q Cos α L2 MLy = × q Sin α ( ) 2
8 8 3
1 1 5
= × 20 Cos 20 × 52 \
= × 20 Sin 20 × ( ) 2
8 8 3
= 58,73 kgm = 2,37 kgm

q sin α
Kuda - kuda

200
q cos α
q
b) Terpusat P = 100 kg ..............................( PPIUG 1983 Pasal 3.2.(1) )
1 1 L
MLx = ( p Cos α ) L MLy = ( p Sin α ) ( )
4 4 3
1 1 5
= × ( 100 cos 20 ) × 5 = ( 100 Sin 20 ) ( )
4 4 3
= 117,46 kgm = 14,25 kgm

P sin α
Kuda-kuda P cos α
200

II.2.1.3. Beban Angin

w = 25 kg/m2 ...................................... ( PPIUG 1983 Bab – 4 Pasal 4.2 )


a) Angin Tekan : W =C×w
= (0,02α-0,4) × 25
=0
b) Angin Hisap = 0,4x30
= 12 kg/m2
Bila dibandingkan dengan beban tetap ( beban mati + beban hidup ) = 20
kg/m2, maka angin hisap ini kalah besar. Jadi tidak menentukan dan tidak
diperhitungkan.

II.2.1.4. Besarnya Momen Berfaktor Mu


Tekan : MU = 1,2 MD + 1,6 ML
(SNI Tata Cara Perencanaan Struktur baja Untuk Gedung pasal 6.2.2)
Pembebanan Beban Mati + Beban Hidup Terpusat
MUx = 1,2 MDx + 1,6 MLx
= 1,2 ( 61,667 ) + 1,6 ( 117,46 )
= 74 + 187,94
= 261,94 kgm
MUy = 1,2 MDy + 1,6 MLy
= 2,993 + 22,8
= 25,793 kgm

Pembebanan Beban Mati + Beban hidup Terbagi rata


MUx = 1,2 MDx + 1,6 MLx
= 1,2 ( 61,667 ) + 1,6 ( 58,73 )
= 74 + 93,968
= 167,968kgm
MUy = 1,2 MDy + 1,6 MLy
= 1.2 ( 2,494 ) + 1.6 ( 2,37 )
= 2,993 + 3,792
= 6,785 kgm

II.2.1.5. Kontrol Kekuatan Momen lentur


a) Local Buckling ........................................................ Tabel LRFD 7.5 – 1
Ada 3 kategori penampang ( nilai λp dan λR → Tabel 7.5.1 Peraturan )
• Penampang Kompak ( “ Compact Section “ ) :
b
≤ λp
t
Penampang dapat mencapai tegangan plastis, sebelum menekuk.
• Penampang Tidak Kompak ( “ Non Compact Section “ ) :
b
λp < ≤ λR
t
Penampang dapat mencapai tegangan leleh disebagian tempat ( belum
seluruh penampang ), sebelum menekuk.
• Penampang Langsing ( “ Slender Compression Element “ ) :
b
> λR
t
Sangat tidak ekonomis untuk kolom, sehingga tidak boleh dipakai
sebagai kolom.
Untuk kolom, penampang harus memenuhi kategori “ Compact “ atau
b
“ Non Compact “ → ≤ λR
t
bf 50
Sayap : = 3,57 bf
=
2tf p = 27 f 170
=
170 10.97
= y
240 < p
2tf
(OK)
Kompak
h 10 −2(0.7 0.8)
Badan : 
h
= 14 < p
tw 0.5 tw
1680 1680
p = = =
f (OK)
108.44
y 240

Jenis Penampang :
• Penampang kompak,
jika λ≤λp maka kuat nominal penampang Mn = Mp
........................................................................................(LRFD; 8.2-1a)
• Penampang tak kompak,
jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M M − −M  r
p
........................................(LRFD;8.2-1b)
n pM  λr − λ p
p

• Penampang Langsing,
jika λp> λ, maka muat nominal penampang
r  M 
M 2
λ
...............................................................(LRFD;8.2-1c)
 
n r
 λ 
Karena hasil perhitungan menunjukan λ≤λp, maka profil
tersebut termasuk jenis penampang kompak, maka kuat
nominal penampang Mn = Mp
Mn = Mp = Zxfy = 42 × 2400 = 100800 = 1008 kgm

b) Lateral Buckling
Terdapat 3 kategori yaitu :
• Bentang Pendek : Lb ≤ Lp ............................................ (LRFD; 8.3-2a)
• Bentang Menengah : Lp ≤ Lb ≤ Lr ................................ (LRFD; 8.3-2b)
• Bentang Panjang : Lb ≥ Lp ............................................ (LRFD; 8.3-2c)
Berikut adalah Gambar 2.7 yang menjelaskan Lebar Asbes Gelombang
beserta letak baut pengikat

Asbes Gelombang

177 cm
177 cm
1050 cm
1050 cm

Baut

53,1 cm

Gambar 2.7
Gambar lebar gelombang dan letak baut pengikat

Karena letak baut pengikat berjarak 3 gelombang, dengan 1 gelombangnya


berjarak 177mm.
Sehingga didapat LB = 53,1 cm (177 x 3 = 531 m…….. dari brosur)

E 2 10
Lp = 1.76 × iy × = 1.76 × 1.12 × 6 = 56,9 cm = 57 cm
fy
2400
Lp = 57 cm > LB → Bentang Pendek

Mnx = MPx = 1008 kgm


1
Mny = Zy ( 1 flens ) × fy = × tf × bf 2 × fy
4
1
= × 0.7 × 5 2 × 2400
4
= 10500 = 105 kgm
(Tabel 2.7 PPBBI Chapter 10. Dipakai hanya sayap atas Zy)

Berikut adalah Gambar 2.8 yang menjelaskan pembebanan yang


dipikul oleh profil.
Px Px bf
Py
Py

Dipikul oleh Profil Dipikul Hanya sayap atas Zy


penuh 2
Zy = ¼ tf . bf ~ Zy/2

Gambar
2.8
Pembebanan yang diterima
profil

II.2.1.6. Persamaan Interaksi


Mux Muy
 ≤ 1 .......................................................(LRFD ; 11.3 – 1)
φ b Mnx φ b Mny
Φb = Faktor reduksi untuk lentur = 0,9 .......................(LRFD Tabel 6.4 – 2)
a) Beban terpusat
Mux Muy 314,94 25,793
 = 
φ b Mnx φ b 0,9 (1008) 0,9 (105 )
Mny
= 0,347 +
0,272
= 0,619 ≤ 1
OK!
b) Beban Terbagi Rata
Mux Muy 200,968 6,785
 = 
φ b Mnx φ b 0,9 ( 1008 0,9 ( 105 )
Mny )

= 0,221 + 0,072
= 0,293 ≤ 1
OK!
II.2.1.7. Kontrol Lendutan
Menurut PPBBI 1984 tabel 31 diatur bahwa kontrol lendutan dilakukan
hanya untuk beban hidup saja termasuk beban angin. Lendutan
maksimum arah vertikal untuk gording baik bentang tunggal maupun
menerus adalah sebagai berikut :

L
f 
180
400 (PPBBI 1984 ps. 15.1 tabel 31 )
  2,22
cm
180
• Lendutan
1 PL3 5 q c o s 20 L
4
f    
48 EIx 384 EIx

• Lendutan arah x
1 P c o s 20 L
3
5 q c os 20 L
4
f    
48 EIx 384 EIx
1 1c o s 20  500
3 5 0,218 c os 20500
4
f   6   6
48 2 10 187 384 2 10 187
f  0,4522cm

• Lendutan arah y
P sin 20   3 q sin 20   4 
L   L
fy    
1  3 5  3
48 EIy 384 EIy
3 4
   
1  3  5  3 
fy   6   6
48 2 10 14,8 384 2 10 14,8
fy  0,0263cm
Maka :
f  f x2 2
 fy
2
 0,4552  0,026  0,46 cm  f  2,22 cm
2

Maka profil WF 100 x 50 x 5 x 7 dapat digunakan.


II.3 PENGGANTUNG GORDING

Berikut adalah Gambar 2.9 yang menjelaskan rencana atap beserta detail
penggantung gording

Gambar 2.9
Potongan rencana atap gording

Data:
Jarak Kuda-kuda =5m
Jumlah Penggantung gording = 2 buah
Jumlah gording yang dipikul = 10 buah
L 5
Jarak Penggantung Gording =  m
3 3

Kuda-kuda

100cm
A A Penggantung
100cm Gording

100cm B B

C C

500cm

Gambar 2.9
Penggantung Gording
II.3.1. PERHITU
NGAN PEMBEBANAN
w sin a

w cos a
a

1. Beban Mati ( D )
Berat asbes = 10,10 x 0,957 = 9,67 Kg/m
Berat profil = 9,3 Kg/m
= 18,97 Kg/m
Berat alat-alat penggantung ( 10%) = 1,897Kg/m

q total = 20,867 Kg/m

qD = 20,876 x 1 = 20,876 kg/m ≈ 21 kg/m


L
RD = qD × Sin α ×
3
5
= 21 × Sin 20 ×
3
= 11,97 kg

2. Beban Hidup ( L )
a) Beban Hidup Terbagi Rata ( Air Hujan ) .........(PPIUG 1983 Pasal 3.2.(2)a.
q = (40-0,8α)
= (40- 0,8x20) = 24 kg/m2 ≥ 20 kg/m2
→ Karena q ≥ 20 kg/m2,maka diambil q = 20 kg/m2
qL = 20 kg/m2 x 1 m
= 20 kg/m
L
RL = qL × Sin α ×
3
5
= 20 × Sin 20 ×
3
= 11,4 kg
b) Beban Terpusat....................................... (PPIUG 1983 Pasal 3.2(2).b)
P = 100 kg
RL = P sinα = 100 x sin 20
= 34,2 kg

c) Beban Angin (Angin Tekan )

w sin a

w cos a
a

W = 25 kg/m2..................................................... (PPIUG 1983 Pasal 4.2 (1)) qL


C = 0.8...... ................................................... (PIPUG 1983 Pasal 4.3 (3) a.II
W = CxW
= 0.8 x 25 kg/m2
= 20 kg/m2
→ qL = 20 kg/m2 × 1 m
= 20 kg/m2
L
RW = qL × Tan α ×
3
5
= 20 × Tan 20 ×
3
= 12,13 kg

II.3.2 PERHITUNGAN GAYA

a) Penggantung Gording I
RA = 1,2 RD + 1,6 RL + 0,8 RW
= 1,2 ( 11,97 ) + 1,6 ( 11,4+ 34,2 kg ) + 0,8 ( 12,13 kg )
= 97,028 kg

R1 Total = RA × Jumlah Gording


= 97,028 kg × 10
= 970,28
kg 0.8 m
θ
a) Penggantung Gording II
5/3

jarak miring
arc tanθ 
go rd ing
L
3
0,8
 
0,48
5
3
θ  25,64

RI 970, 28
R2 = = = 2242,3 kg ( Menentukan )
Sin Sin 25,64

II.3.3 PERENCANAAN PENGGANTUNG GORDING ( BATANG


TARIK )
Pu = R2 = 2242,3 kg
BJ 37 → fu = 3700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2 ..................................................... ( LRFD Tabel 5.3 )
a) Kontrol Leleh
Pu  φ  fy  → φ  0,9........................... ................... .........(LRFD10.1.1
Ag - 2.a)
Pu 2242,3
Ag perlu   1,038 cm
2

φf 0,9 
 2400
y

b) Kontrol Putus
Pu  φ  fu  0,75  Ae → dengan φ  0,75...................................
(LRFD10.1.1 - 2.b)
Pu 2242,3
Ag perlu   1,077 cm
2

φ  fu  0,75  0,75 
 3700
0,75

1
Ag  π
2
d
4
Ag 4 π
D

1,077 4 π
 1,17 cm
→ Coba dipakai Ø 14 cm = 14 mm
1 2
A πd
4
1 2
  3,14 1.4
4
2 2)
 1,54 cm  Ag (1.17cm ........(OK!)
c) Kontrol Kelangsingan
Untuk mengetahui apakah dimensi batang yang digunakan sudah cukup atau
tidak ( tidak terlalu kurus / besar ) sehingga tidak boros & patah saat
meenerima beban tarik.
L
 500 ; d = diameter penggantung gording
d

L jarak antar penggantung gording jarak horizontal gording



L
d ; 2 2
L  1,67  1 = 1,95 m
500
195
1
500
1 > 0,39 ………… OK !
Jadi dipakai penggantung gording  14 mm.
BAB III
PERENCANAAN IKATAN ANGIN ATAP

III.1. PENDUHULUAN
Pada gudang terbuka angin bertiup pada bidang atap ditahan oleh kuda-kuda dan
kolom. Sedangkan angin yang bertiup sejajar bidang atap atau tegak lurus bidang
kuda-kuda ditahan oleh ikatan angin :
• ikatan angin pada atap
• ikatan/ bracing/ pengaku memanjang pada kolom (ikatan gigi anjing)
Ikatan Angin merupakan struktur kaku yang berfungsi untuk menahan gaya tarik.
Pada Gambar 3.1 dapat kita lihat bahwa R1, R2, R3, dan R4 merupakan gaya-gaya
yang didapat dari reaksi pada regel 1, 2, 3, 4.

Ikatan angin

R4

R3 R2
R1

4 3 2 1
10.00 11.09 12.18 13.28

5.00
6.00 6.00 6.00

Gambar 3.1
Ikatan Angin Atap
III.2 DATA PERENCANAAN IKATAN ANGIN ATAP
Tekanan Angin (W) = 25 kg/cm2 ............(PPIUG Pasal 4.2.1)
Koefisien Angin (Ctekan) = 0,8
(PPIUG Pasal 4.3)
Koefisien Angin (Chisap) = 0,4
Lebar Ikatan Angin (a1) = 300 cm
Panjang Setengah Ikatan Angin (a2) = 250 cm
Sudut Kemiringan Atap (α) = 20o

III.3 PERHITUNGAN TINGGI IKATAN ANGIN ( H )


h1 = 10 meter + 0 x tan 20o = 10 meter
h2 = 10 meter + 3 x tan 20o = 11,09 meter
h3 = 10 meter + 6 x tan 20o = 12,18 meter
h4 = 10 meter + 9 x tan 20o = 13,28 meter

III.4 PERHITUNGAN GAYA - GAYA YANG BEKERJA


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan) yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Pada gambar 3.2
dibawah ini, penentuan koefisien angin untuk atap tanpa dinding dengan kemiringan
atap = 20 o , maka:
Koefisien Angin (Ctekan) = 0,8
(PPIUG Pasal 4.3)
Koefisien Angin (Chisap) = 0,4

C = 0,8 C = 0,4

α = 20 o

Gambar 3.2
Koefisien Angin Atap tanpa Dinding
R =½xWxCxaxh
R1 = ½ x 25 x 0,8 x 1,5 x 10 = 150 kg
R2 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 11,09 = 332,7 kg
R3 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 12,18 = 365,4 kg
R4 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 13,28 = 398,4 kg
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
= 150 + 332,7 + 365,4 + 398,4
= 1246,5 kg

III.5 PERENCANAAN DIMENSI IKATAN ANGIN


Untuk merencanakan dimensi ikatan angin diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Menghitung kemiringan ikatan angin
2. Menghitung gaya pada titik simpul pada ikatan angin
3. Merencanakan batang tarik (kontrol leleh dan kontrol putus)
4. Kontrol kelangsingan

III.5.1 Menghitung Kemiringan ikatan angin

Sudut Kemiringan Ikatan Angin ( )

Tan = = = 0,6
= 30,96 o

III.5.2 Menghitung Gaya Pada Titik Simpul


Akibat dari beban yang bekerja pada ikatan angin pada atap (R) seperti yang
terlihat pada Gambar 3.3, maka dapat dicari gaya yang bekerja rangka
batang ikatan angin.
- Batang atas kuda-kuda mendapat beban tambahan
- Gording mendapat beban tambahan
Maka batang atas dari kuda-kuda dan gording harus diperhitugkan akibat
beban tambahan ini.
Gambar 3.3 a
Rencana atap
Ikatan angin
R total

A S2
S1 S3

S3
S2
Kuda-kuda
A φ S1 B

Gambar 3.3 b Gambar 3.3 c


Detail Ikatan Angin Detail gaya yang bekerja

Pada ikatan angin terdapat gaya-gaya yang terjadi akibat pembebanan pada
regel kolom. Pada gambar 3.2 c terlihat gaya-gaya yang bekerja pada regel,
dengan total gayanya R. Pada detail ikatan angin pada gambar 3.2 b terdapat
gaya-gaya pada titik simpul, sehingga kita mencari terlebih dahulu gaya-gaya
titik simpulnya.
Dari gambar 3.3 b, kita dapat mengetahui gaya-gaya pada titik simpulnya,
yaitu :
• Pada Titik Simpul A
ΣV =0 ΣH =0
Rtotal + S1 =0 S2 = 0
S1 = - Rtotal
S1 = - 1246,5 kg

• Pada Titik Simpul B


ΣV =0

R1 + S1 + S3 cos =0

S3 =
− (168,8 
S3 = 1246,5)
sin 30,96
S3 = -2751,1 kg

III.5.3. Perencanaan Batang Tarik


Pu = S3 x 1,6 x 0,75
= - 2751,1 x 1,6 x 0,75
= - 3301,3 kg
BJ 37; fu = 3700 kg/cm2
fy = 2400 kg/cm2

• Kontrol Leleh
Pu = . fy . Ag ; dengan = 0,9
Ag =

3301,3
=
0,9.2400
= 1.528 cm2

• Kontrol Putus
Pu = . fu . 0,75 Ag ; dengan = 0,75
Ag =

3301,3
=
0,75.3700.0,75
= 1.586 cm2 ... (menentukan)

Ag = ¼ π d2
4.1,586
d2= =
3,14
d = 1,42 cm ... pakai d = 15 mm

III.5.4 Kontrol Kelangsingan


Jarak Kuda-Kuda = 500 cm
Jarak Miring Gording = 150 cm

Panjang S3 =
=
= 522 cm

Cek : d >

1,5 >

1,5 > 1,04 ... OK!!!

III.6 IKATAN GIGI ANJING


III.6.1 Perhitungan Gaya
Gaya yang bekerja pada Ikatan Gigi Anjing sama dengan gaya yang bekerja pada
Ikatan angin atap R = 1246,5 kg.

1 2 3 4 5 6 7 8
26 27 15
17 16 14 29 13 11 10 9
28 12 33

18 19 20 21 22 23 24 25

35
34

Gambar 3.4
Ikatan Gigi Anjing

III.6.2 Batang Tarik ( Profil dobel siku 30 × 30 × 5 )


Berdasarkan SAP 2000, batang tarik dengan PU paling besar berada pada
S20 → PU = 0.125 t = 125 kg
* Kelangsingan
L 125
I min =   0.5208cm ......................................LRFD 7.6.4
240 240
* Profil 1 siku – siku (gambar 3.5) → Ag = 2.78 cm2
ix = iy = 0.88 cm > i min ( 0.5208 cm ) ..OK
iη = 0.57 cm
x = 0.92 cm > i min ( 0.5208 cm ) .......OK

18.8

x
21.2
Gambar 3.5
penampang melintang profil 1 siku

baut tipe bor Ø 20 → d = 20 + 1.5 = 21.5 mm


* Batas Leleh
Ag = 2.78 cm2
Kuat Rencana Ф Rn = Ф Ag × fy ............................LRFD 10.1.1-2.a
= 0.9 × 2.78 × 2400
= 6004.8 kg
Ф Rn (6004.8 kg ) > Pu ( 125 kg ) .....................................OK!
* Batas Putus
A= An
x
U=1-  0,9
L
Dimana:
x= jarak titik berat penampang terhadap sisi luar elemen
penampang yang disambung
L= jarak antara baut pertama dan terakhir dalam satu baris
An = Ag – n × d × t
= 2.78 – 1 × 2.15 × 0.5
= 1.705 cm2
x Ae = U × An ...........LRFD.10.2
U =1-
L = 0.7683 × 1.705
2.78 = 1.31 cm2
=1- = 0.7683
12

Kuat Rencana = Ф Rn
= Ф Ae × Fu
= 0.75 × 1.31 × 3700
= 3635.25 kg
ø Rn ( 3635.25 kg ) > Pu (125 kg ) ...OK!

* Kontrol Block Shear


Agt = 18.8 × 0.5 = 9.4 cm2
Ant = ( 18.8 – ½ × 2.15 ) 0.5 = 8.8625 cm2
Agv = 16 × 0.5 = 8 cm2
Anv = ( 16 – 2.5 × 2.15 ) 0.5 = 5.3125 cm2
Fu × Ant = 3700 × 8.8625= 32791.25 kg
0.6 Fu Anv < Fu Ant
0.6 Fu Anv = 0.6 × 3700 × 5.3125 = 11793.75 kg
Kuat Rencana = ø Rn
= ø ( Fu Ant + 0.6 Fy Agv )
= 0.75 ( 3700 × 8.8625 + 0.6 × 2400 × 8 )
= 33233.4375 kg
Ø Rn ( 33233.4375 kg ) > Pu (125 kg ) ...OK!

III.6.3 Batang Tekan ( Profil dobel siku 30 × 30 × 5 )


Berdasarkan SAP 2000, batang tekan dengan Pu paling besar berada Pada S1
→ Pu = 0.5625 t = 562.5 kg
* Kontrol kelangsingan Komponen Struktur
lk k c L
λ=  kc = 1 ( Rangka batang ) .............LRFD 7.6.3
i i

1  125
→ λx = λ y = = 239,923
0.521
 fy
λc = ............................................................LRFD 7.6.2
 E
239,923 240
=
 2  10
5

= 2.646 → λc ≥ 1.2
Maka ω = 1.25 λc2 .................................LRFD 7.6-5c
fy
Nn = Ag ×

* Kuat Nominal
= 1.25 ( 2.646 )2
= 8,75
..........................................................LRFD 7-6-3
2400
= 2.78 ×
8.75
= 762.514 kg
Kuat Rencana
ø Nn = 0.85 × 762.514 kg
= 648.137
kg
ø Nn ( 648.137 kg ) > Pu ( 562.5 kg ) ...OK!

Kuat Penampang
b 30
Sayap =  6
t 5 b
 R
t
250 250
λR =   16.13
fy 240 Penampang
h 30 Tidak langsing
Badan =  6
t 5
h

665 665 R
t
λR =   42.92
fy 240

Jadi Profil dobel siku 30 × 30 × 5 bisa digunakan pada ikatan


gigi anjing
BAB VI
PEMBEBANAN PADA STRUKTUR UTAMA
DAN ANALISA STRUKTUR

VI.1 PEMBEBANAN STRUKTUR UTAMA


VI.1.1 Pembebanan Pada Atap
Beban Mati :
Beban gording = 9,3 x 5 = 46,5 Kg
Berat asbes gelombang =10,1x 5 =50,5 Kg
= 97 Kg
Alat pengikat dll (10%) = 9,7 Kg +
Pm = 106,7Kg
Beban Hidup :
Ph = 100 Kg

VI.1.2 PEMBEBANAN ANGIN (Gudang terbuka)


Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan) yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Pada gambar
6.1 di bawah ini, penentuan koefisien angin untuk atap tanpa dinding dengan
kemiringan atap = 20 o

0 - 0,4

0,9 - 0,4

Gambar 6.1
Beban Angin yang terjadi
Beban angin dirumuskan sebagai berikut :
q=CWd
dimana : C = Koefisien angin
W = 25 Kg/m2
d = jarak antar kolom = 6 m
1. Beban tekan atap
q 1 = 0 . 25 . 5 = 0 Kg/m
2. Beban hisap atap
q 2 = - 0,4 . 25 . 5 = -50 Kg/m
3. Beban tiup kolom
q3 = 0.9 . 25 . 5 = 113 Kg/m
4. Beban hisap kolom
q4 = -0.4 . 25 . 5 = -50 Kg/m

VI.1.3 Beban Akibat Plat Lantai, Balok Memanjang Dan Melintang

P4 memanjang

P3
600 cm
P5 P2 P6 P6

P1
melintang

600 cm

P2

P3
600 cm
P4

B
500 cm 500 cm 500 cm
.
Balok Memanjang
Balok Melintang 500 x 300 x 11 x 15
500 x 300 x 11 x 15 Balok Anak
400 x 300 x 10 x 16

Gambar 6.2
Beban pada Plat Lantai
Beban Mati
▪ Bondex = 10, 1 Kg/m2
▪ Beton 0,14 x 2400 = 336 Kg/m2
▪ Beban finishing = 84 Kg/m2 +
qM = 430,1 Kg/m2
Beban Hidup = 400 Kg/m2
Portal Melintang
1. Beban P1 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat Plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok anak 107 x 5 = 535 Kg +
Pm1 = 6986,5 Kg
Beban Hidup
Ph1 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q1 (merata)
▪ Balok Induk Melintang 114 = 114 Kg/m
2. Beban P2 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok Induk memanjang 114 x 5 = 570 Kg +
Pm2 = 7021,5 Kg
Beban Hidup
Ph2 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q2 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m
3. Beban P3 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok anak 107 x 5 = 535 Kg +
Pm3 = 6986,5 Kg
Beban Hidup
Ph3 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q3 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m
4. Beban P4 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 1,5 x 5 = 3225,75 Kg
▪ Balok induk memanjang 114 x 5 = 570 Kg +
Pm4 = 3795,75 Kg
Beban Hidup
Ph4 = 1 x (400 x 1,5 x 5) = 3000 Kg
Beban q4 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m

Portal Memanjang
1. Beban P5 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 2,5 = 3225,75 Kg
▪ Balok induk melintang 114 x 3 = 342 Kg +
Pm5 = 3567,75 Kg
Beban Hidup
Ph5 = 1 x (400 x 3 x 2,5) = 3000 Kg
Beban q5 (merata)
▪ Balok induk memanjang 114 = 114 Kg/m
2. Beban P6 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 5 x 3 = 6451,5 Kg
▪ Balok induk melintang 114 x 3 = 342 Kg +
Pm6 = 6793,5 Kg
Beban Hidup
Ph6 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q6 (merata)
▪ Balok induk memanjang 114 = 114 Kg/m

Beban-beban Pada Portal Melintang


- P1 Pm1 = 6986,5 Kg - P2 Pm2 = 7021,5 Kg
Ph1 = 6000 Kg Ph2 = 6000 Kg
q1 = 114 Kg q2 = 114 Kg
- P3 Pm3 = 6986,5 Kg - P4 Pm4 = 3795,75 Kg
Ph3 = 6000 Kg Ph4 = 3000 Kg
q3 = 114 Kg q4 = 114 Kg
Beban-beban Portal Memanjang
- P5 Pm5 = 3567,8 Kg - P6 Pm6 = 6793,5 Kg
Ph5 = 3000 Kg Ph6 = 6000 Kg
q5 = 114 Kg q6 = 114 Kg
Beban Gempa
Data Gempa :
❖ Zona Gempa =3
❖ Tanah lunak
❖k
=3
❖I =1
Untuk kolom menggunakan profil WF 450 x 300 x 10 x 15, sedangkan untuk kuda-
kuda menggunakan profil 300 x 300 x 12 x12.

F2
2.5
5

F1 5 10

6 6 6

Gambar 6.3
Beban Gempa yang terjadi

F1
Balok Induk Memanjang

5
F1
5
5

Balok Induk Melintang

6 6 6

18

Gambar 6.4
Beban Lantai

1. Beban Lantai (W1)


Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 18 x 5 = 38709 Kg
▪ Balok induk memanjang 114 x 5 x 4 = 2280 Kg
▪ Balok induk melintang 114 x 18 = 2052 Kg
▪ Balok anak 107 x 5 x 3 = 1605 Kg
▪ Kolom = 106 x 5 x 2 = 1060 Kg
106 x 2,5 x 2 = 530 Kg +
= 46236 Kg
Beban Hidup
▪ Balok + plat Memanjang = Ph1 + 2(Ph2) + 2(Ph3) + 2(Ph4)
= 6000 + 2(6000) + 2(6000) + 2(3000)
= 36000 Kg
Total beban Lantai (W1) = 46236 + 36000
= 82236 Kg
2. Beban Atap (W2)
Beban Mati
▪ Berat atap = 106,7 Kg
▪ Balok kuda-kuda 84 , 5
x 18 = 1618,6 Kg
cos 20
▪ Kolom 106 x 2,5 x 2 = 530 Kg +
= 2255,3 Kg

Beban Hidup
Beban air hujan = 1 x (20 x 18 x 5) = 1800 Kg
Total beban atap(W2) = 2255,3 + 1800
= 4055,3 Kg
Berat total (Wt) = W1 + W2
= 82236 + 4055,3 = 86291,3144 Kg
3. Gaya gempa
T = 0,085 x H3/4
= 0,085 x 103/4
= 0,478
Tanah lunak C = 0,75 k=3
I=1
CI
V = Wt
R
0,75  1 
= = 12943,697 Kg
86291,3
5
Wi
Gaya gempa : untuk lantai = W1 x h1 = 82236 x 5
Wixhi
= 411180 Kgm
Untuk atap = W2 x H = 4055,314 x 10
= 40553,14 Kgm
∑Wihi = 451733,14 Kgm
W 1h1 411180
F1 = xV x12943,697 = 11781,71 Kg
451733,1439
=
Wihi 40553,14392
F2 = x12943,697 = 1161,99 Kg
W 2h 2 451733,1439
xV =
Wihi
F2
1161.99 Kg

5m

F1
11781.7 Kg

5m

6m 6m 6m

Arah Sumbu Y

(a)

F2
1162 Kg

F1
11782 Kg

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m

Arah Sumbu X

(b)
Gambar 6.5
Gaya Gempa : (a) Arah Sumbu Y
(b) Arah Sumbu X

P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4

Kombinasi Pe4mbebananP3 P2 P1 P2 P3
P4

Beban Mati
Pm = 106.7 kg/m

0
20
(a)

Pm1 = 6986,5 Kg Pm3 = 6986,5 Kg


Pm2 = 7021,5 Kg Pm4 = 3795,75Kg

Beban Hidup
Ph = 100 kg/m

0
20

P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4

6m 6m 6m
(b)

Ph1 = 6000 Kg Ph3 = 6000 Kg


Ph2 = 6000 Kg Ph4 = 3000 Kg
Beban Angin
q = 0 kg/m q = -50 kg/m
(c)
Gambar 6.6
(a) Beban Mati
(b) Beban Hidup
(c) Beban Angin

VI.2 HASIL ANALISA STRUKTUR MENGGUNAKAN SAP 2000

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3
Text m Text Text Kgf Kgf Kgf-m
1 0 1.2D+1.6L Combination -30535.29 699.71 903.69
1 2.5 1.2D+1.6L Combination -30228.9 699.71 -845.58
1 5 1.2D+1.6L Combination -29922.52 699.71 -2594.86
1 0 1.2D+1L+1E Combination -17716.83 478.98 665.99
1 2.5 1.2D+1L+1E Combination -17410.44 111.73 -72.4
1 5 1.2D+1L+1E Combination -17104.06 -255.52 107.33
1 0 1.2D+1L-E Combination -15789.9 2805.11 8574.31
1 2.5 1.2D+1L-E Combination -15483.52 2805.11 1561.53
1 5 1.2D+1L-E Combination -15177.13 2805.11 -5451.26
2 0 1.2D+1.6L Combination -36065.83 240.68 766.97
2 2.5 1.2D+1.6L Combination -36372.22 240.68 165.27
2 5 1.2D+1.6L Combination -36678.6 240.68 -436.42
2 0 1.2D+1L+1E Combination -23597.22 -185.63 -406.81
2 2.5 1.2D+1L+1E Combination -23903.61 -185.63 57.28
2 5 1.2D+1L+1E Combination -24209.99 -185.63 521.37
2 0 1.2D+1L-E Combination -24443.88 -3706.69 -8649.68
2 2.5 1.2D+1L-E Combination -24750.27 -3706.69 617.05
2 5 1.2D+1L-E Combination -25056.65 -3706.69 9883.77
3 0 1.2D+1.6L Combination -36065.83 -240.68 -766.97
3 2.5 1.2D+1.6L Combination -36372.22 -240.68 -165.27
3 5 1.2D+1.6L Combination -36678.6 -240.68 436.42
3 0 1.2D+1L+1E Combination -23400.96 -292.47 -725.36
3 2.5 1.2D+1L+1E Combination -23707.35 -292.47 5.82
3 5 1.2D+1L+1E Combination -24013.73 -292.47 736.99
3 0 1.2D+1L-E Combination -22694.04 -3715.07 -8717.54
3 2.5 1.2D+1L-E Combination -23000.42 -3715.07 570.12
3 5 1.2D+1L-E Combination -23306.81 -3715.07 9857.79
4 0 1.2D+1.6L Combination -29922.52 699.71 2594.86
4 2.5 1.2D+1.6L Combination -30228.9 699.71 845.58
4 5 1.2D+1.6L Combination -30535.29 699.71 -903.69
4 0 1.2D+1L+1E Combination -17154.1 9.66 -55.91
4 2.5 1.2D+1L+1E Combination -17460.48 -152.84 123.06
4 5 1.2D+1L+1E Combination -17766.87 -315.34 708.27
4 0 1.2D+1L-E Combination -19526.29 -2716.82 -5264.46
4 2.5 1.2D+1L-E Combination -19832.68 -2716.82 1527.59
4 5 1.2D+1L-E Combination -20139.06 -2716.82 8319.64
5 0 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -10120.21 -17163.29
5 0.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -10054.4 -12119.63
5 1 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -9988.6 -7108.88
5 1.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 -9922.79 -2131.04
5 2 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 -9856.98 2813.9
5 2.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 -9791.17 7725.94
5 3 1.2D+1L-E Combination 8176.01 -9725.36 12605.08
5 3 1.2D+1L-E Combination 8176.01 8258.44 12605.08
5 3.5 1.2D+1L-E Combination 8176.01 8324.24 8459.41
8 4 1.2D+1.6L Combination 8176.01 8390.05 4280.83
8 4.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 8455.86 69.35
8 5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 8521.67 -4175.03
8 5.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 8587.48 -8452.31
8 6 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 8653.28 -12762.5
8 0 1.2D+1L+1E Combination 2996.13 -6024.99 -8722.49
8 0.5 1.2D+1L-E Combination 2996.13 -5959.18 -5726.45
8 1 1.2D+1L-E Combination 2996.13 -5893.38 -2763.31
8 1.5 1.2D+1L-E Combination 2996.13 -5827.57 166.93
9 2 1.2D+1.6L Combination 2996.13 -5761.76 3064.26
9 2.5 1.2D+1.6L Combination 2996.13 -5695.95 5928.69
9 3 1.2D+1.6L Combination 2996.13 -5630.14 8760.21
9 3 1.2D+1.6L Combination 2996.13 5753.66 8760.21
9 3.5 1.2D+1.6L Combination 2996.13 5819.46 5866.93
9 4 1.2D+1.6L Combination 2996.13 5885.27 2940.75
9 4.5 1.2D+1.6L Combination 2996.13 5951.08 -18.34
9 5 1.2D+1.6L Combination 2996.13 6016.89 -3010.33
9 5.5 1.2D+1.6L Combination 2996.13 6082.7 -6035.23
9 6 1.2D+1.6L Combination 2996.13 6148.5 -9093.03
9 0 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -4062.99 -1852.16
9 0.5 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3997.18 162.88
9 1 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3931.37 2145.02
9 1.5 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3865.57 4094.26
9 2 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3799.76 6010.59
9 2.5 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3733.95 7894.01
9 3 1.2D+1.6L Combination -6239.07 -3668.14 9744.54
9 3 1.2D+1.6L Combination -6239.07 7715.66 9744.54
9 3.5 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 7781.47 5870.26
9 4 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 7847.27 1963.07
9 4.5 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 7913.08 -1977.02
9 5 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 7978.89 -5950.01
9 5.5 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 8044.7 -9955.91
9 6 1.2D+1L+1E Combination -6239.07 8110.51 -13994.71
9 0 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9386.75 -13529.48
9 0.5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9320.94 -8852.55
9 1 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9255.13 -4208.54
9 1.5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9189.32 402.58
9 2 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9123.52 4980.79
9 2.5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -9057.71 9526.09
9 3 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 -8991.9 14038.5
9 3 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 8991.9 14038.5
9 3.5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 9057.71 9526.09
9 4 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 9123.52 4980.79
9 4.5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 9189.32 402.58
9 5 1.2D+1L+1E Combination 7935.33 9255.13 -4208.54
9 5.5 1.2D+1L-E Combination 7935.33 9320.94 -8852.55
9 6 1.2D+1L-E Combination 7935.33 9386.75 -13529.48
9 0 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -6022.92 -8686.22
9 0.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5957.11 -5691.21
9 1 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5891.3 -2729.11
9 1.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5825.49 200.09
9 2 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5759.69 3096.39
9 2.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5693.88 5959.78
9 3 1.2D+1L-E Combination 3181.76 -5628.07 8790.27
9 3 1.2D+1L-E Combination 3181.76 5755.73 8790.27
9 3.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 5821.54 5895.95
9 4 1.2D+1L-E Combination 3181.76 5887.35 2968.73
9 4.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 5953.15 8.6
9 5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 6018.96 -2984.43
9 5.5 1.2D+1L-E Combination 3181.76 6084.77 -6010.36
9 6 1.2D+1L-E Combination 3181.76 6150.58 -9069.2
9 0 1.2D+1L-E Combination -2532.38 -4907.57 -5345.03
9 0.5 1.2D+1L-E Combination -2532.38 -4841.77 -2907.69
10 1 1.2D+1.6L Combination -2532.38 -4775.96 -503.26
10 1.5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 -4710.15 1868.26
10 2 1.2D+1.6L Combination -2532.38 -4644.34 4206.89
10 2.5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 -4578.53 6512.6
10 3 1.2D+1.6L Combination -2532.38 -4512.73 8785.42
10 3 1.2D+1.6L Combination -2532.38 6871.07 8785.42
10 3.5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 6936.88 5333.43
10 4 1.2D+1.6L Combination -2532.38 7002.69 1848.54
10 4.5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 7068.5 -1669.26
10 5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 7134.31 -5219.96
10 5.5 1.2D+1.6L Combination -2532.38 7200.12 -8803.57
10 6 1.2D+1.6L Combination -2532.38 7265.92 -12420.08
10 0 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8653.28 -12762.5
10 0.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8587.48 -8452.31
10 1 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8521.67 -4175.03
10 1.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8455.86 69.35
10 2 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8390.05 4280.83
10 2.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -8324.24 8459.41
10 3 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 -8258.44 12605.08
10 3 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 9725.36 12605.08
10 3.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 9791.17 7725.94
10 4 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 9856.98 2813.9
10 4.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 9922.79 -2131.04
10 5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 9988.6 -7108.88
10 5.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 10054.4 -12119.63
10 6 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 10120.21 -17163.29
10 0 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5824.58 -8343.84
10 0.5 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5758.78 -5448
10 1 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5692.97 -2585.06
10 1.5 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5627.16 244.97
10 2 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5561.35 3042.1
10 2.5 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5495.54 5806.32
10 3 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 -5429.74 8537.64
10 3 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 5954.06 8537.64
10 3.5 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 6019.87 5544.16
10 4 1.2D+1L+1E Combination 3474.23 6085.68 2517.77
10 4.5 1.2D+1L-E Combination 3474.23 6151.49 -541.53
10 5 1.2D+1L-E Combination 3474.23 6217.3 -3633.72
10 5.5 1.2D+1L-E Combination 3474.23 6283.11 -6758.82
10 6 1.2D+1L-E Combination 3474.23 6348.91 -9916.83
10 0 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -4002.31 -3702.54
10 0.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3936.51 -1717.83
10 1 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3870.7 233.97
10 1.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3804.89 2152.87
10 2 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3739.08 4038.86
10 2.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3673.27 5891.95
10 3 1.2D+1L-E Combination 1182.69 -3607.46 7712.13
10 3 1.2D+1L-E Combination 1182.69 7776.34 7712.13
10 3.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 7842.14 3807.51
10 4 1.2D+1L-E Combination 1182.69 7907.95 -130.01
10 4.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 7973.76 -4100.44
10 5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 8039.57 -8103.77
10 5.5 1.2D+1L-E Combination 1182.69 8105.38 -12140.01
10 6 1.2D+1L-E Combination 1182.69 8171.18 -16209.15
11 0 1.2D+1.6L Combination -9834.63 7476.3 17623.35
11 2.5 1.2D+1.6L Combination -10141.02 7476.3 -1067.4
11 5 1.2D+1.6L Combination -10447.4 7476.3 -19758.15
11 0 1.2D+1.6L Combination -4411.39 3251.65 7643.06
11 2.5 1.2D+1.6L Combination -4717.78 3251.65 -486.05
11 5 1.2D+1.6L Combination -5024.16 3251.65 -8615.16
11 0 1.2D+1.6L Combination -4446.47 2737.52 6384.19
11 2.5 1.2D+1.6L Combination -4752.86 2737.52 -459.62
11 5 1.2D+1.6L Combination -5059.24 2737.52 -7303.42
11 0 1.2D+1.6L Combination -9834.63 -7476.3 -17623.35
11 2.5 1.2D+1.6L Combination -10141.02 -7476.3 1067.4
11 5 1.2D+1.6L Combination -10447.4 -7476.3 19758.15
11 0 1.2D+1.6L Combination -4137.51 -3464.57 -7461.92
11 2.5 1.2D+1.6L Combination -4443.9 -3464.57 1199.5
11 5 1.2D+1.6L Combination -4750.29 -3464.57 9860.92
11 0 1.2D+1.6L Combination -4687.44 -3899.51 -8552.87
11 2.5 1.2D+1L+1E Combination -4993.82 -3899.51 1195.91
11 5 1.2D+1L+1E Combination -5300.21 -3899.51 10944.68
11 0 1.2D+1L+1E Combination -10389.07 -6684.49 -17623.35
11 4.7888 1.2D+1L+1E Combination -8707.25 -2063.72 3323.36
11 9.5776 1.2D+1L+1E Combination -7025.42 2557.05 2142.14
11 0 1.2D+1L+1E Combination -4564.33 -3033.23 -7643.06
11 4.7888 1.2D+1L+1E Combination -3783.34 -887.46 1744.62
11 9.5776 1.2D+1L+1E Combination -3002.34 1258.31 856.66
11 0 1.2D+1L+1E Combination -5185.12 -2844.6 -6384.19
11 4.7888 1.2D+1L+1E Combination -4404.13 -698.84 2100.24
11 9.5776 1.2D+1L+1E Combination -3623.13 1446.93 309.01
11 0 1.2D+1L+1E Combination -10389.07 -6684.49 -17623.35
11 4.7888 1.2D+1L+1E Combination -8707.25 -2063.72 3323.36
11 9.5776 1.2D+1L+1E Combination -7025.42 2557.05 2142.14
11 0 1.2D+1L+1E Combination -4670.74 -2703.04 -7461.92
11 4.7888 1.2D+1L+1E Combination -3889.75 -868.55 1089.88
11 9.5776 1.2D+1L-E Combination -3108.75 965.95 856.66
11 0 1.2D+1L-E Combination -5267.54 -3071.04 -8552.87
11 4.7888 1.2D+1L-E Combination -4486.54 -925.27 1015.89
11 9.5776 1.2D+1L-E Combination -3705.55 1220.49 309.01
11 0 1.2D+1L-E Combination -30535.29 699.71 903.69
11 2.5 1.2D+1L-E Combination -30228.9 699.71 -845.58
11 5 1.2D+1L-E Combination -29922.52 699.71 -2594.86
11 0 1.2D+1L-E Combination -17716.83 478.98 665.99
11 2.5 1.2D+1L-E Combination -17410.44 111.73 -72.4
11 5 1.2D+1L-E Combination -17104.06 -255.52 107.33
11 0 1.2D+1L-E Combination -15789.9 2805.11 8574.31
11 2.5 1.2D+1L-E Combination -15483.52 2805.11 1561.53
11 5 1.2D+1L-E Combination -15177.13 2805.11 -5451.26
11 0 1.2D+1L-E Combination -36065.83 240.68 766.97
11 2.5 1.2D+1L-E Combination -36372.22 240.68 165.27
11 5 1.2D+1L-E Combination -36678.6 240.68 -436.42
12 0 1.2D+1.6L Combination -23597.22 -185.63 -406.81
12 2.5 1.2D+1.6L Combination -23903.61 -185.63 57.28
12 5 1.2D+1.6L Combination -24209.99 -185.63 521.37
12 0 1.2D+1L+1E Combination -24443.88 -3706.69 -8649.68
12 2.5 1.2D+1L+1E Combination -24750.27 -3706.69 617.05
12 5 1.2D+1L+1E Combination -25056.65 -3706.69 9883.77
12 0 1.2D+1L-E Combination -36065.83 -240.68 -766.97
12 2.5 1.2D+1L-E Combination -36372.22 -240.68 -165.27
12 5 1.2D+1L-E Combination -36678.6 -240.68 436.42
13 0 1.2D+1.6L Combination -23400.96 -292.47 -725.36
13 2.5 1.2D+1.6L Combination -23707.35 -292.47 5.82
13 5 1.2D+1.6L Combination -24013.73 -292.47 736.99
13 0 1.2D+1L+1E Combination -22694.04 -3715.07 -8717.54
13 2.5 1.2D+1L+1E Combination -23000.42 -3715.07 570.12
13 5 1.2D+1L+1E Combination -23306.81 -3715.07 9857.79
13 0 1.2D+1L-E Combination -29922.52 699.71 2594.86
13 2.5 1.2D+1L-E Combination -30228.9 699.71 845.58
13 5 1.2D+1L-E Combination -30535.29 699.71 -903.69
14 0 1.2D+1.6L Combination -17154.1 9.66 -55.91
14 2.5 1.2D+1.6L Combination -17460.48 -152.84 123.06
14 5 1.2D+1.6L Combination -17766.87 -315.34 708.27
14 0 1.2D+1L+1E Combination -19526.29 -2716.82 -5264.46
14 2.5 1.2D+1L+1E Combination -19832.68 -2716.82 1527.59
14 5 1.2D+1L+1E Combination -20139.06 -2716.82 8319.64
14 0 1.2D+1L-E Combination 8176.01 -10120.21 -17163.29
14 0.5 1.2D+1L-E Combination 8176.01 -10054.4 -12119.63
14 1 1.2D+1L-E Combination 8176.01 -9988.6 -7108.88
15 1.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -9922.79 -2131.04
15 2 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -9856.98 2813.9
15 2.5 1.2D+1.6L Combination 8176.01 -9791.17 7725.94
15 3 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 -9725.36 -459.26
15 3 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 8258.44 -114.81
15 3.5 1.2D+1L+1E Combination 8176.01 8324.24 2.872E-12
15 4 1.2D+1L-E Combination 8176.01 8390.05 -459.26
15 4.5 1.2D+1L-E Combination 8176.01 8455.86 -114.81
15 5 1.2D+1L-E Combination 8176.01 8521.67 7.228E-13
BAB VII
KONTROL PROFIL STRUKTUR UTAMA

VII.1. KONTROL PROFIL BALOK INDUK MELINTANG


Dari hasil output program SAP 2000 pada portal melintang frame 5 dengan
kombinasi 3 ( 1.2 D + 0.5 L + 1 E ) diperoleh:
Mu max = 12.60508tm Vu max = 8.17601 t

8 9

5 6 7

1 2 3 4

Gambar 7.1
Portal Melintang

Balok induk melintang menggunkan profil WF 500 × 300 × 11 × 15 dengan


spesifikasi sebagai berikut : .......................................( Tabel Profil Konstruksi Baja )
q = 114 Kg/m r = 26 mm
A = 145.5 cm2 d = 482 mm
IX = 60400 cm4 Sx = 2500 cm3
IY = 6760 cm4 Sy = 451 cm3
ZX = 2790 cm3 iX = 20.4 cm
ZY = 680 cm3 iY = 6.82 cm

VII.1.1. Kontrol Lendutan


L 600
yijin    1.667cm ................................... (LRFD; Tabel 6.4-1)
360 360
P

6m

Gambar 7.2
Lendutan Beban Terpusat
2
5L
y max  (Ms − 0.1(Ma − Mb))
48EI
2
5 600
 (14038 .5 − 0.1(13529 .48 − 13529 .48)
48  2000000  60400
 0.4358 cm  y ijin (1.667cm)...OK!

VII.1.2. Kontrol Geser


h 1100
o Plastis : ≤ → Vn = 0.6 fy Aw
tw fy
1100 h 1370 1100  tw
o Inelastis : < ≤ → Vn = 0.6 fy Aw
fy tw fy h fy

h 1370 900000 Aw
o Elastis : > → Vn = 2 ....... Buku Ajar Struktur Baja I
tw fy h
 
 tw 

h 416
=  37.818
tw 11
h 1100

tw fy
1100 1100
= = 71.005
fy 240 Plastis
LRFD ( 8.8 – 2.a)

Vn = 0.6 fy Aw ..............................................................LRFD ( 8.8 – 3a )


= 0.6 × 2400 × d × tw
= 0.6 × 2400 × 48.2 × 0.7
= 76348.8 kg
ø Vn = 0.9 × 48585.6
= 68713.9 kg = 68.7139 t
ø Vn > Vu
68.7139 t > 18691.72 t ...OK!

VII.1.3. Kontrol Kuat Momen Lentur


• Local buckling.......................................................... LRFD; Tabel 7.5-1

bf 300
  10
2tf 2 15 bf
Sayap :
170 170 p
p    10.973 2t f
fy 240

Badan : h = d – 2 ( tf + r ) = 482 – 2 ( 15 + 26 ) = 400 mm


h 416
  37.818 h
tw 11 p
t
1680 1680
p    108.444 w

fy 240
bf h 
Karena   p dan p maka berpenampang kompak .................
2tf tw
........................................................................................( LRFD : 8-2-1a )

Jenis Penampang :
a. Penampang kompak, jika λ≤λp maka kuat nominal penampang
Mn = Mp ............................................................... ( LRFD : 8.2-1a )
b. Penampang tak kompak, jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M M − − Mr  .......................... ( LRFD : 8.2-1b )
n p M  p
p

λr −λp

c. Penampang Langsing, jika λp> λ, maka muat nominal penampang


M M
 r2
λ
..................................................... ( LRFD : 8.2-1c )
r  
n  λ 
d. Karena hasil perhitungan menunjukan λ≤λp, maka profil tersebut termasuk
jenis penampang kompak, maka kuat nominal penampang Mn = Mp
Mn = Mp = Zx × fy = 2663 × 2400 = 6392006 kgcm = 6392 kgm
• Lateral Buckling
LB = 600 cm
LP = 346.5 cm (dari tabel)

Lr= 987 cm

Lp < Lb < Lr (bentang menengah)

• Dari hasil output program SAP 2000:


Mmax = 12.60508 tm
MA = 7.32286 tm
MB = 7.90812 tm
MC = 2.51469 tm

12.5M Max r
Cb 
2.5M max  3M A  4M B  3M C
12.5 (12.60508 )
  2.3
2.5 ( )  3(7.32286 )  4(7.90812 )  3(2.51469 )
12.60508
 1.018  2.3....OK!

MR = Sx ( fy – fr ) = 2500 ( 2400 -700 ) = 4250000 kgcm = 4250 kgm

MP = Zx . fy = 2663 × 2400 = 6392006 kgcm = 63920 kgm

 977.808 −600 
M  1.018 4250000 − 6392006 − 4250000  
Mn  977.808 − 346.5025 
P
 64466 .65kgm  M P (63920
kgm)

Maka Mn = MP = Zx . fy = 63920 kgm

ø Mn = 0.9 × 63920 = 57528 kgm > Mmax (12937.51 kgm ) ....OK!

Jadi balok 500 × 300 × 11 × 15 bisa dipakai !

VII.2. KONTROL DIMENSI KOLOM


Dari hasil output program SAP 2000 pada portal melintang As 6 frame 2dengan
kombinasi 3 ( 1.2 D + 0.5 L + 1 E ) diperoleh:
Mux = 9.884 tm → kombinasi 3 ( 1.2 D + 0.5 L + 1 E )
Muy = 8.649 tm → kombinasi 3 ( 1.2 D + 0.5 L + 1 E )
Pu max = 36.065 t → kombinasi 1 ( 1.2 D + 1.6 L )

8 9

5 6 7

1 2 3 4

Gambar 7.3
Dimensi Kolom
Kolom direncanakan menggunkan profil WF 450 × 300 × 10 × 15 dengan
spesifikasi sebagai berikut : ........................ ..........(Tabel Profil Konstruksi Baja)
q = 106 Kg/m
A = 135 cm2
IX =46800 cm4
IY = 6690 cm4
ZX = 2398.5 cm3
ZY = 765 cm3
iY = 7.04 cm
iX = 18.6 cm
r = 24 mm
d = 434 mm
Sy = 448 cm3
Sx = 2160 cm3
VII.2.1. Kontrol Kolom
- Penampang ( Kelangsingan elemen penampang ) .............. (LRFD; Tabel 7.5-1)
bf 300
  10
2tf 2 15 bf
Sayap :  R
170 250 2t f
p    16.1374
fy 240
Penampan
Badan : h = d – 2 ( tf + r ) = 434 – 2 ( 15 + 24 ) = g
356 mm Kompak
h 356
 
35.7 h
tw 10  R
665 665 tw
 p   42.926
fy 240

Jenis Penampang :
a. Penampang kompak, jika λ≤λp maka kuat nominal penampang
Mn = Mp .....................................................................(LRFD;
8.2-1a)
b. Penampang tak kompak, jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M 
M
− −M 
r
p
....................................(LRFD;8.2-1b)
n
p

pM
λr − λ p

c. Penampang Langsing, jika λp> λ, maka muat nominal penampang


r  M 
M 2
λ
............................................................(LRFD;8.2-1c)
r 
n  λ 
Kerena hasil perhitungan menunjukan λ≤λp, maka profil tersebut
termasuk jenis penampang kompak, maka kuat nominal penampang Mn =
Mp
Kuat Nominal Komponen Struktur Terhadap Lentur
Mn = Mp .............................................................. ( LRFD ; Tabel 8.2
– 1a ) Mnx = f y. Zx
= 2400 kg/cm2 × 2287 cm3
= 5489412 kg cm = 54894.12 kgm = 54.894 tm
Mny = f y. Zy
= 2400 kg/cm2 × 748.995 cm3
= 1797588 kg cm = 17975.88 kgm =
17.975 tm ø Mnx > Mu max
0.9 × 54.894 tm > 9.88377 tm
60.8472 tm > 9.88377 tm ....... OK!

VII.2.2. Kontrol Kelangsingan Elemen


Struktur
k x L
λx  ..................................................................(LRFD; 9.7.8 (9.7 − 2))
ix
600 cm kx = 0,8 ky = 0,8

x y

Gambar 7.4
Kelangsingan Struktur

kx dan ky berdasarkan LRFD gambar 7.6-1


Terhadap sumbu x
k x L
λx  .......... ......... ................... ......... ...............(LRFD; 9.7.8 (9.7 − 2))
ix
0,8 600
  25.806
18.6
2E Ag 2 2.10 6  135
→ N    3997437 kg.................LRFD7.6 − 1
crbx
2 x 25.806
2

Terhadap sumbu y
kyL
λy  .................................................................. (LRFD; 9.7.8 (9.7-2))
iy

k y1 L 0.8 600


   68.182
iy 7.04
2E Ag 2 2.10 6  135
→ N    572642 .5kg.................LRFD7.6 − 1

crby 2 2
x 68.182

Tekuk kritis arah y, karena λcy > λcx


Untuk λc ≤ 0,25 maka ω = 1 .................................... (LRFD; 7.6.2 (7.6-5a))
1,43
Untuk 0,25 < λc ≤ 1,2 maka ω  … ..……..…(LRFD; 7.6.2 (7.6-5b))
1,6 - 0,67λ c

Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2 …………………...… (LRFD; 7.6.2 (7.6-5c))


maka: λmax = λy = 68.182
λ
λ c   f y ...................................................................(LRFD; 7.6.1 (7.6 −
π 2))
E
68.182 240
  5  0.73
3.14 2,110
→ 0.25  c  1.2............................................................(LRFD7.6 − 5b)
1.43 1.43
   1.129......................... ..( LRFD 7.6 - 5b )
1.6 - 0.67λ 1.6 − 0.670.73
c

fy
Pn  A g .......... ......... ......... ................... ......... ......... ......... ..(LRFD 7.6 -
 3)
2400
 135   286725.66 kg  286.725 t
1.13

 Pn  Pu
0.85  286725.66 kg  36065 kg
243716.81 kg  36065 kg...OK!
Pu 36065
  0.148  1 → Pers.int
II
Pn 243716 .81

Kontrol interaksi beam kolom pers. interaksi II


Pu  Mux M uy 
   1
2Pn  bM nx bM ny 
  1
36.065  9.884 8.649 
2  0.85   0.9  0.9 17.975 
243.1768 54.894
0.0872  0.2  0.53  1
0.8172  1.....................OK!!!!!

Profil WF 450 × 300× 10 × 15 bisa digunakan sebagai kolom.

VII.3. KONTROL KUDA-KUDA


Direncanakan Propil WF 300 x 300 x 9 x 14 dengan data sebagai berikut :
A = 110.8 cm2 Ix = 18800 cm4 Sx = 1270 cm3
W = 87 kg/m Iy = 6240 cm4 Sy = 417 cm3
bf = 299 mm ix = 13 cm Zx = 1368 cm3
d = 298 mm iy = 7.51 cm Zy = 570 cm3
tw = 9 mm r = 18 mm h = 298 - 2 ( 14 + 18 )
tf = 14 mm = 234 mm

VII.3.1. Kontrol Propil Balok Kuda-Kuda


Dari Output SAP 2000, batang dengan momen maksimum pada batang 10
potongan melintang Kombinasi 2 ( 1,2 DL + 1,6 LL + 0,8 W )

17623.4 kgm 2557 kg


2142 kgm
10
6684 kg

Gambar 7.5
Momen Balok Kuda-Kuda

MS = 3323.36 kgm
MA = 17623.4 kgm
MB = 2142.14 kgm

VII.3.2. Kontrol Penampang


* Kontrol Sayap
bf 299
= = 10.679
2tf 28
bf
 p
p = 170 = 170 = 10,97 2.tf
fy 240
Penampang Kompak
* Kontrol Badan
Mnx= Mpx
h 234
= = 26
tw 9 h
 p
tw
1680
p = = 1680 = 108,44
fy 240
VII.3.3. Kontrol Lateral Buckling
LB = 5 m = 500 cm
E
Lp = 1,76.iy.
fy
= 1,76 . 7,51 . 2.10 6 = 381,56 cm
2400
Maka : LB = 600 cm
LP = 381,56 cm (dari tabel) Lr=

881 cm (dari tabel)

Lp < Lb < Lr (bentang menengah)

 Lr − Lb 
nx  Cb Mr  Mp − Mr  Lr −Lb   M P
M

A B C
478.88

Gambar 7.6
Momen yang terjadi

MA = 17623 x (1/4 x 4,788) – 17623.4 = 3475.38 kgm MB


= 17623 x (1/2 x 4,788) – 17623.4 = 24574.1 kgm MC =
17623 x (3/4 x 4,788) – 17623.4 = 45672.9 kgm

12.5M Max r
Cb 
2.5M max  3M A  4M B  3M C
12.5 (17623 )
  2.3
2.5 ( 17623 )  3(3475)  4(24574 )  3(45673)
 0.76015  2.3....OK!

MR = Sx ( fy – fr ) = 1270 ( 2400 -700 ) = 2159000 kgcm = 21590 kgm

MP = Zx . fy = 1368 × 2400 = 3282393.6 kgcm = 32823.936 kgm


My = Sx . fy = 1270 × 2400 = 3048000 kgcm = 30480 kgm

1,5 My =45720 kgm > Mp

 1020 −500 
M nx  0.76015 2159000  3282393 .6 − 2159000  M
1020 − 381.559 
P

 23366 .924kgm  M P (32823 .
936kgm)

Maka Mn = 23366.924 kgm (tekuk lateral menentukan)

ø Mn = 0.9 × 23366.924 = 21030.23 kgm > Mmax (17623.4 kgm ) ....OK!

Jadi balok 300 x 300 x 9 x 14 bisa dipakai !

VII.3.4. Kontrol tekuk


Lkx = L Kuda – kuda = 20.13 m = 2013 cm
Lky = Jarak antar ikatan angin = 447.4322 cm
L kx 2013
x = = = 154.9 cm ( menentukan )
ix 13
L ky 447.4
y = = = 59.58 cm
iy 7.51
 2 .E.Ag 3,14 2.2.10
Ncrbx = 6
.110,8 = 91082,78 kg
x 2 = 2
154.88

 2 .E.Ag 3,14 2.2.10


Ncrby = 6
.110,8 = 615537,443 kg
y 2 = 2
59,58

Tekuk kritis arah x : ( x > y )


 fy 154,88 2400
c = . = . 6 = 1,709
 E 3,14 2.10
c = 1,71 ; maka c > 1,2
 = 1,25 . c2 = 1,25 . 1,712 = 3,655
Pu = 6684 kg
fy 2400
Pn = .Ag = .110,8 = 72752,64 kg
 3,655
Pu 6684,5
 = 0,108 < 0,2 ( Rumus 2 LRFD )
 .Pn 0,85.72752 ,64
Menentukan Mu
Untuk Elemen bergoyang : Mu = b . Mnt + s . Mlt

cm
bx = > 1,00 (cm= 0,85 --- beban transversal kaku)
 Nu 
1 − 
 Ncrbx 
0,85
=
 6684 ,49 
1 − 
 91082,78 
= 0,917 < 1,00 ; dipakai bx = 1
bx . Mntx = 1 . 17623 = 17623 kgcm
1
sx =
 Nu 
1 − 
 Ncrsx 
1
=
 6684 ,49 
1 − 
 91082,78 
= 1,079
sx . Mltx = 1,079 . 17623 = 19019 kgcm

Mux = bx . Mntx + sx . Mltx


= 17623 + 19019
= 36642 kgcm

Persamaan Interaksi Momen


Pu  Mux M uy 
   1
2P  bM nx bM ny 
n 
6684 ,49
  0   1
36642,5
0.85  72753   0.9  
3282393
0,1205  1..................OK!!!!!

Profil yang di pakai cukup kuat

VII.3.5. Kontrol Geser


Vu = 17623,4 kg
h 234
= = 26
tw 9 h 1680

1680 tw fy
= 1680 = 108,4
fy 240
Keadaan geser plastis !!!
* Vn = 0.6 fy.Aw = 0,6.2400.0,9.29,8 = 38621 kg
* Vu <  .Vn → 17623,4 kg < 0,9.38621 = 34758,72 kg…….. ( OK )
Profil dapat dipakai
BAB VIII
SAMBUNGAN

VIII.1. PENDAHULUAN
Pada Bab ini kita akan menghitung mengenai sambungan pada gudang. Sambungan
yang akan kita hitung yaitu sambungan pada atap, sambungan pada kolom, dan
sambungan pada balok. Untuk lebih jelasnya tertera pada Gambar 8.1 dibawah ini.

5m

C D

5m

6m 6m 6m

Gambar 8.1
Perencanaan sambungan pada Gudang

VIII.2. SAMBUNGAN PADA ATAP


Sambungan pada atap menggunakan pelat simpul dan baut.
Cara menggambar pelat simpul dan meletakan baut:
Setelah jumlah baut dihitung , kemudian dilanjutkan dengan lngkah-langkah
sebagai berikut:
1. Di gambar garis-garis sistem / garis berat penampang profil (e) bertemu pada
satu titik.
2. gambarlah batang-batang utuhya (sisi batang sejarak e dari garis sistim)
3. tempatkan baut-baut sesuai peraturan (letak baut = w dari sisi batang)
4. tarik garis batas akhir baut pada setiap batang (misal = 2d)
5. tarik garis-garis batas tepi pelat
catatan:
e = letak garis berat profil / garis kerja gaya (dapat dilihat pada tabel profil)
w = letak lubang / letak baut (dapat dilihat pada tabel profil)

VIII.2.1. Sambungan A (Sambungan Balok Kuda-Kuda)


Untuk perencanaan Sambungan A yaitu sambungan balok dan kuda- kuda akan
dijelaskan pada Gambar 8.2 dibawah ini.

Pu  10 mm

Mu
130 mm
95 mm
300 mm
95 mm
130 mm
300 mm

10 mm

Gambar 8.2
Sambungan Balok kuda-kuda

Direncanakan : Φbaut = 10 mm
t plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3
Dari perhitungan hasil SAP diperoleh : Mu = 2142,14 kgm = 21414 kgcm
Pu = 2557 cos 20 + 120,48 sin 20
= 2558 kg
Kontrol Kekuatan Baut
P u 1345
Ruv =  = 224 kg
n 6
Kuat geser фRnv = ф × 0.5 × fu × m × Ab……………....…(LRFD: 13.2.2.1)
= 0.75 × 0.5 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 1472,622 kg (menentukan)
Kuat tumpu фRn = ф × 2.4 × d × tp × fu……………..…(LRFD: 13.2.2.4)

2T
= 0.75 × 2.4 × 1 × 1 × 3700
= 6660 kg
Kuat tarik фRnt = ф × 0.75 × fu × Ab…….........………(LRFD: 13.2.2.2)
= 0.75 × 0.75 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 2209 kg (menentukan)

Persamaan interaksi Geser dan Tarik:


2 2
 R uv   R ut 
    φR   1
 φRnv   nt 
2 2
 224,1   R ut 
 1473    2209   1

R ut  2114 kg  T

Letak Garis netral a :


Pada Gambar 8.3 berikut dijelaskan mengenai jarak peletakan baut dan letak garis
netral a.

130 mm 2T
95 mm
2T
95 mm d2
2T
d1
130 mm
a

300 mm
Gambar 8.3
Jarak perletakan baut pada sambungan

a=
 
2114 6
= 0,18 cm
T
fy B 2400  30

d1 = 12,8 cm
d2 = 22,3 cm
d3 = 31,8 cm +
Pu
∑di = 67 cm

Mu
0,9  f y  a 
Ø Mn =
B
2
  Tdi  Mu
2
0,9 2400 0,03  .30
=  283202 ,956  Mu
2
= 284208,8198 kgcm ≥ 214214 kgcm ...................(OK)

Sambungan Kuat!!

VIII.2.2. Sambungan B (Kolom dan Balok Kuda-Kuda)


Untuk perencanaan Sambungan B yaitu sambungan kolom dan balok kuda- kuda
akan dijelaskan pada Gambar 8.4 dibawah ini.

Pu

Mu 130 mm
95 mm
450 mm
95 mm

130 mm
300 mm

Gambar 8.4
Sambungan kolom dengan kuda-kuda

Direncanakan : Φbaut = 14 mm t
plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3

Dari perhitungan hasil SAP diperoleh : Mu = 3323,36 kgm = 332336 kgcm


Pu = 2064 cos 20 = 2063,68 kg

Kontrol Kekuatan Baut


Pu
Ruv =  = 344 kg
2064
n 6
Kuat geser фRnv = ф × 0.5 × fu × m × Ab………………(LRFD: 13.2.2.1)
= 0.75 × 0.5 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 2886,338 kg (menentukan)
Kuat tumpu фRn = ф × 2.4 × d × tp × fu……………..…(LRFD: 13.2.2.4)
= 0.75 × 2.4 × 1 × 1 × 3700
= 9324 kg
Kuat tarik фRnt = ф × 0.75 × fu × Ab……………(LRFD: 13.2.2.2)
= 0.75 × 0.75 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 3204 kg (menentukan)

Persamaan interaksi Geser dan Tarik:


2 2
 R uv   R ut 
    φR   1
 φRnv   nt 
2 2
 343,9  R 
   ut   1
3204
 2886   
R ut  3181kg  T

Letak Garis netral a :


Pada Gambar 8.5 berikut dijelaskan mengenai jarak peletakan baut dan letak garis
netral a.

130 mm
2T

95 mm d3
2T d2
130 mm d1
a

300 mm

Gambar 8.5
Jarak perletakan baut pada sambungan

Pu

a=
 T 3181 6

f y B 2400  30 = 0,265 cm
d1 = 12,7 cm d2
= 22,2 cm d3 =
31,7 cm +
∑di = 66,7 cm

0,9  f y 2 a 
Ø Mn =
B   Tdi  Mu
2

0,9 2400 0,07  .30


=  424381,845  Mu
2
= 426658,576 kgcm ≥ 214214 kgcm ...................(OK)

Sambungan Kuat!!

VIII.3. SAMBUNGAN PADA BALOK DAN KOLOM


VIII.3.1. Sambungan C (Kolom Dan Balok)
Untuk perencanaan Sambungan C yaitu sambungan kolom dan balok akan
dijelaskan pada Gambar 8.6 dibawah ini.

Pu

105 mm
Mu 110 mm
110 mm
650 mm 110 mm
110 mm
105 mm

300 mm

Gambar 8.6
Sambungan kolom dan balok

Direncanakan : Φbaut = 20 mm
t plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3

Dari perhitungan hasil SAP diperoleh : Mu = 3323,36 kgm = 332336 kgcm


Pu = 2064 cos 20 = 2063,68 kg

Kontrol Kekuatan Baut


P u 10447 ,4
Ruv =  = 1045 kg
n 10
Kuat geser фRnv = ф × 0.5 × fu × m × Ab………………(LRFD: 13.2.2.1)
= 0.75 × 0.5 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 5890,486 kg (menentukan)
Kuat tumpu фRn = ф × 2.4 × d × tp × fu……………..…(LRFD: 13.2.2.4)
= 0.75 × 2.4 × 1 × 1 × 3700
= 13320 kg
Kuat tarik фRnt = ф × 0.75 × fu × Ab………..…......…(LRFD: 13.2.2.2)
= 0.75 × 0.75 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 6538,44 kg (menentukan)

Persamaan interaksi Geser dan Tarik:


2 2
 R uv   R ut 
    φR   1
 φRnv   nt 
2 2
 1045   R ut 
 5890   6538   1
   
R ut  6434,78kg  T

Letak Garis netral a :


Pada Gambar 8.7 berikut dijelaskan mengenai jarak peletakan baut dan letak garis
netral a.
105 mm
2T
110 mm
110 mm 2T

650 mm 110 mm 2T
d5
d4
110 mm 2T d3
105 mm 2T d2
d1
a
300 mm

Gambar 8.7
Jarak perletakan baut pada sambungan

a=
 T 
6435  10
= 0,89 cm
fy B 2400  30

d1 = 9,61 cm
d2 = 20,6 cm
d3 = 31,7 cm
d4 = 42,6 cm
d5 = 53,6 cm +
∑di =158 cm
Pu Pu
2
0,9  f y  a 
B   Tdi  Mu
Ø Mn =
2 Mu
Mu

0,9 2400 0,8  .30


=  2033794 ,277  Mu
2
= 2059673,264 kgcm ≥ 1975815 kgcm ...................(OK)

Sambungan Kuat!!

VIII.3.2. Sambungan D (Kolom Dan Balok)


Untuk perencanaan Sambungan D yaitu sambungan kolom dan balok akan
dijelaskan pada Gambar 8.8 dibawah ini.
 22
Pu Pu
105 mm

Mu 650 110 mm
Mu
mm
110 mm

110 mm
110 mm
105 mm
300 mm

Gambar 8.8
Sambungan kolom dan balok

Direncanakan : Φbaut = 22 mm t
plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3

Dari perhitungan hasil SAP diperoleh : Mu = 12763 kgm = 1276250 kgcm


Pu = 26679 kg

Kontrol Kekuatan Baut


Pu 26679 ,
Ruv =  = 2667,9 kg
08
n 10
Kuat geser фRnv = ф × 0.5 × fu × m × Ab………………(LRFD: 13.2.2.1)
= 0.75 × 0.5 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 4771,294 kg (menentukan)
Kuat tumpu фR2nT = ф × 2.4 × d × tp × fu……………..…(LRFD: 13.2.2.4)
2T
= 0.75 × 2.4 × 1 × 1 × 3700
2T
d5
2T
= 11988 kg d4
d3
Kuat tarik фRn tT
2 = dф1 ×d02 .75 × fu × Ab……………(LRFD: 13.2.2.2)
= 0.75 × 0.75 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 5296,136 kg (menentukan)
Persamaan interaksi Geser dan Tarik:
2
 R uv   R 
2

   φR   1
ut

φRnv   nt 
2 2
 2668  R ut 
 1
 5296 
 4771
   
R ut  4390,82kg  T
Letak Garis netral a :
Pada Gambar 8.9 berikut dijelaskan mengenai jarak peletakan baut dan letak
garis netral a.
105 mm
2T
110 mm
110 mm 2T

650 mm 110 mm 2T
d5
d4
110 mm 2T d3
105 mm 2T d2
d1
a
300 mm

Gambar 8.9
Jarak perletakan baut pada sambungan

a=
 T 
4390 ,82  10
= 0,61 cm
fy B 2400  30

d1 = 9,89
cm d2 = 20,9
cm d3 = 31,9
cm d4 = 42,9
cm
d5 = 53,9 cm
+
∑di =159
cm
Pu Pu
2
0,9  f y  a 
B   Tdi  Mu
Ø Mn =
2 Mu
Mu
0,9 2400 0,37  .30
=  1400239 ,66  Mu
2
= 1412289,223 kgcm ≥ 1276250 kgcm ...................(OK)

Sambungan Kuat!!

VIII.4. KONTROL KEKUATAN SAMBUNGAN LAS


Perhitungan Tebal Las Efektif pada Sambungan

fu 3700  10
aeff maksimum di web = 0,71  0,71 = 5,32 mm
70  70,3 70  70,3
3700  10
aeff maksimum di end plate = 1,41 uf  1,41 = 10,6 mm
70  70,3 70  70,3

Perhitungan Gaya yang Bekerja Pada Sambungan Las


Misal te = 1 cm
A = (37,4 x 1 + 17,6 x 1) x 2 = 110 cm2
2  37,4  17,6
    cm
3

2
  2

2017
    1 2
 3   3 
Pu 26679 ,08 2
fv =   243kg / cm
A 110
Mu 1276250
fh =   633kg / cm 2
Sx 2016,67
ftotal = 2
( f y  f h2 )

2 2
= (242,5  633 )
2
= 677,7kg / cm
Kontrol kekuatan Las
Ø fn = 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3 = 2214 kg/cm2
Ø fn > ftotal = 677,7 kg/cm2

Perhitungan Tebal Efektif


f to ta l 678
te perlu =   0,31
Ø.f n 2214
Perhitungan Lebar Perlu
0,87
a perlu =  1,23mm  a eff max
0,707
 1,23mm  5,3158 mm.......... ......... .........(OK )
a min  4mm

Perhitungan Tebal efektif dengan Lebar Perlu


te perlu = 4 x 0,71 = 2,83 mm < 5,32 mm.....................(OK)

VIII.5 SAMBUNGAN PADA KOLOM PONDASI


VIII.5.1. Sambungan E (Base Plate)

75 mm 450 mm 75 mm

Gambar 8.10 72,5 mm

Base plate
127,5 mm
255 mm 400 mm
127,5 mm

72,5 mm

600 mm
72,5 mm
127,5 mm
255 mm 400 mm
127,5 mm

72,5 mm

600 mm

Gambar 8.11
Penampang melintang base plate
Data Perencanaan :
Rencana panjang plat dasar kolom L : 60 cm
Rencana lebar plat dasar kolom B : 40 cm
σb’ tekan (k-225) PBI ’71 : 75 kg/cm2
σb’tarik (k-225) PBI ’71 : 7 kg/cm2
fc’ beton : 20 Mpa
Momen yang bekerja pada dasar kolom Mu : 8574,31 kgcm
Lintang yang bekerja pada dasar kolom Du : 2805,11 kg
Normal yang bekerja pada dasar kolom Pu : 15789,9 kg

Kontrol Plat Landasan


fc’ beton = 20 Mpa = 200 kg/cm2
Pu yang bekerja = 15789,9 kg
Kekuatan tumpu beton
Pn = 0,85 fc’ A
A = 60 x 40 = 2400 cm2
Pn = 0,85 x 200 x 2400 = 408000 kg
2
Pu ≤ ØPn
3
15789,9 ≤ 0,6 x 408000
1
15789,9 ≤ 244800 (OK)

Menghitung tegangan yang diterima beton


- Eksentrisitas
e= 8574 ,31
M = 0,54 cm
15789 ,9
P

A = 60 x 40 = 2400 cm2
W = 1/6. B. L2 = 1/6. 60 . 402 = 16000 cm3
Tegangan yang terjadi
P M
σ= 
A W
15789 ,9 8574 ,31
= 
2400 16000
σmax = 7,12 kg/cm2
σmin = 6,04 kg/cm2
Jadi q = 7,12 kg/cm2
Untuk mempermudah perhitungan mengenai jarak-jarak antar baut maupun
jarak kolom dari tepi, maka disajikan gambar 8.12 Untuk mencari momen di
tiap daerah.

72,5 mm
127,5
255 mm mm 400 mm

127,5
mm

600 72,5 mm
mm

3
1

Gambar
8.12
Penampang melintang base
plate

Momen yang terjadi


q = 7,12 kg/cm2 x 1 cm = 7,12 kg/cm
o Untuk daerah 1
M = ½ . q . 7,252 = ½ x 7,12 x 7,252 = 187 kg.cm
o Untuk daerah 2
Mαq di mana a/b = 45/12,8 = 3,53; α1 = 0,1; α2 = 0,046
2
b

M  α1  q  b 2  0.1 7,12 12,8 2  kgcm


116
M  α 2  q  b 2  0.046  7,12 12,8 2  53,2 kg.cm

o Untuk daerah 3
a/b = 7,5/25,5 = 0,29 < 0,5 (dihitung plat cantilever)
M = ½ . q . a12
M = ½ . 7,12. 7,52 = 200 kg.cm
Tebal Base Plate
6 M 6 200
tplate =   0,866  1 cm
 plat 1600

Cek Momen
Mu = 8574,31 kg.cm ≤ Ф Mn => z = ¼ . b . t2 = ¼ . 45 . 22 = 45
8574,31 kg.cm ≤ 0,9 . z . fy
8574,31 kg.cm ≤ 0,9 . 45 . 2400
8574,31 kg.cm ≤ 97200 kg.cm………. OK !

Perhitungan Anker
Dibawah ini tertera Gambar 8.13, yang digunakan sebagai acuan untuk
perhitungan angker pada base plate
MP

40 cm
x y

M
20
 min
P
 max
1/3x C 1/3y

Gambar 8.13
Angker pada base plate

Gaya-gaya total yang terjadi :


σ max σ min

x B−x
 min . B 6,04 x 40
x   18,371cm
min  max 6,04  7,115
y = B – x = 40 -18,4 = 21,63 cm

1/3. x = 6,12 cm > Smin = 1,5 d


= 1,5 ( 2 x tf )
= 1,5 (2 x 1,1)
= 3,3 cm
1/3. y = 7,21 cm
r = 20 – 1/3y = 20 – 7,21 = 12,8 cm
C= 40 – 7,21 – 6,12 = 26,67 cm
M - P .r 8574,31 - 15789,9  12,79
T= =  7242,823kg  Pu
C 26,7

Kontrol diameter :
o Leleh : Pu = Ø. fy. Ag
7242,82322 2
Ag perlu =  3,35cm
0,9  2400
o Putus : Pu = Ø. 0,75. fy. Ag
7242,82322 2
Ag perlu =  3,48cm
0,75  0,75  3700
7242,82322 2
o A baut perlu =  6,47cm
1120

Untuk tiap sisi A baut perlu = 6,47 / 2 sisi = 3,2334 cm 2


Direncanakan menggunakan angker D30 dengan A= 7,065 cm 2
Jumlah angker dalam 1 sisi = 3,48 / 7,07 = 0,4925 ~ 1 buah
Dipasang 3D30, maka A= 21,2 cm2 > A baut perlu = 3,23 cm2 (OK)

Menghitung panjang anker


Kekuatan baut untuk menerima beban tarik pada tiap sisi adalah :
7242,82322
  /1baut  3621kg
 
 2 sisi 

3621,41
L=  54,9cm
7  2  1,5
Menghitung Sambungan Las

Berikut Gambar 8.14 mengenai sambungan las pada kolom pondasi untuk
perhitungan kekuatan sambungan las berikut ini.
tplat = 4cm

30 cm

30 cm

Gambar 8.14
Sambungan las pada kolom pondasi

Profil baja BJ37 ---- fu = 3700 kg/cm2

fu las E70xx = 70 ksi = 70 x 70,3 kg/cm3

Syarat tebal plat : amin = 3 mm


amax = t – 0,1 = 4 – 0,1 = 3,9 cm
f elemen  t
af max = 1,41 x u
f u las
3700 4
= 1,41 x
70  70,3
= 4,241 cm
= 42,4 mm
Gunakan : a = 25 mm
te= 0,707 a = 17,7 mm
b = 30 cm
d = 30 cm

b .d d 2 30.30 302 3


Sx =   1200 cm
3 3

Akibat Pu :
Pu 15789 ,9 2
fvp=   4,963kg / cm
2(2b  d)t 2(2.30  30)17,7
e

Akibat Mu :
Mu 8574 ,31 2
fhm=   7,14526 kg / cm
Sx 1200

ftotal= 2
fy  f
2 2
 4,96   8,7kg / cm
2

h 2
7,15
ftotal ≤ 0,75 x 0,6 x fu las
8,7 kg/cm2 ≤ 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3
8,7 kg/cm2 ≤ 2214,45 kg/cm2 (OK)

Sambungan las kuat!!!!

Anda mungkin juga menyukai