GUDANG
II.1. PENDAHULUAN
Perencanaan Atap
Data Perencanaan
Perencanaan Dimensi
Perencanaan Penggantung
Perencanaan Gording
Perencanaan Ikatan
Asbes Gelombang
Gording
Gambar 2.2
Overlap pada atap Asbes Gelombang
1. Beban mati :
• Alat-alat pengikat
2. Beban hidup :
• Terpusat : P = 100 kg
• Cantilever P = 200 kg
Berikut adalah Gambar 2.3 yang menjelaskan tentang rencana atap beserta detail dan
gording yang ingin direncanakan
(a)
Penggantung
gording
(b)
Gambar 2.3
(a) Rencana Atap
(b) Potongan rencana atap dan gording
Gording direncanakan dengan menggunakan profil WF 100 × 50 × 5 × 7 dengan
spesifikasi sebagai berikut :
• Mutu Baja :
BJ 37, dengan fu = 370 MPa = 3700 kg/cm2
fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2
E = 2 x 106 kg/cm2
• Dimensi pada Gambar 2.4, dengan detail (Diambil dari Tabel Profil Konstruksi Baja):
Berat sendiri / q (kg/m) = 9,3 kg/m
2
Luas / A (cm ) = 11,85 cm2
d (mm) = 100 mm
Tebal Badan / tw (mm) = 5 mm r
Lebar Sayap / bf (mm) = 50 mm
twtf d
Tebal Sayap / tf (mm) = 7 mm
Radius Sudut / r (mm) = 8 mm
Momen Inertia / Ix (cm4) = 187 cm4
Momen Inertia / Iy (cm4) = 14,8 cm4
bf
ix = 3,98 cm
iy = 1,12 cm Gambar 2.4
Penampang Profil
Section modulus / Sx (cm3) = 37,5 cm3
Section modulus / Sy (cm3) = 5,91 cm3
Plastic modulus / Zx (cm3) = 42 cm3
Plastic modulus / Zy (cm3) = 4,37 cm3
• Penutup :
Asbes Gelombang, dengan spesifikasi (Brosur Tugas Struktur Baja II) :
Tebal = 0.5 mm
Berat = 20/(1,8x1,1) = 10,10 kg/m2
Lebar efektif = 760 mm
Jarak antar gording direncanakan = 100 cm = 1 m
II.2.1. PERHITUNGAN PEMBEBANAN
(a) (b)
Gambar 2.5
(a) Momen Beban Terbagi Rata
(b) Momen Beban Terpusat
= P : MxL = ¼ (P cos α) L
Terhadap sumbu y-y profil :
Gambar 2.6
Beban Pada Sumbu x-x dan y-y profil
q sin α
Kuda - kuda
200
q cos α
q
b) Terpusat P = 100 kg ..............................( PPIUG 1983 Pasal 3.2.(1) )
1 1 L
MLx = ( p Cos α ) L MLy = ( p Sin α ) ( )
4 4 3
1 1 5
= × ( 100 cos 20 ) × 5 = ( 100 Sin 20 ) ( )
4 4 3
= 117,46 kgm = 14,25 kgm
P sin α
Kuda-kuda P cos α
200
Jenis Penampang :
• Penampang kompak,
jika λ≤λp maka kuat nominal penampang Mn = Mp
........................................................................................(LRFD; 8.2-1a)
• Penampang tak kompak,
jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M M − −M r
p
........................................(LRFD;8.2-1b)
n pM λr − λ p
p
• Penampang Langsing,
jika λp> λ, maka muat nominal penampang
r M
M 2
λ
...............................................................(LRFD;8.2-1c)
n r
λ
Karena hasil perhitungan menunjukan λ≤λp, maka profil
tersebut termasuk jenis penampang kompak, maka kuat
nominal penampang Mn = Mp
Mn = Mp = Zxfy = 42 × 2400 = 100800 = 1008 kgm
b) Lateral Buckling
Terdapat 3 kategori yaitu :
• Bentang Pendek : Lb ≤ Lp ............................................ (LRFD; 8.3-2a)
• Bentang Menengah : Lp ≤ Lb ≤ Lr ................................ (LRFD; 8.3-2b)
• Bentang Panjang : Lb ≥ Lp ............................................ (LRFD; 8.3-2c)
Berikut adalah Gambar 2.7 yang menjelaskan Lebar Asbes Gelombang
beserta letak baut pengikat
Asbes Gelombang
177 cm
177 cm
1050 cm
1050 cm
Baut
53,1 cm
Gambar 2.7
Gambar lebar gelombang dan letak baut pengikat
E 2 10
Lp = 1.76 × iy × = 1.76 × 1.12 × 6 = 56,9 cm = 57 cm
fy
2400
Lp = 57 cm > LB → Bentang Pendek
Gambar
2.8
Pembebanan yang diterima
profil
= 0,221 + 0,072
= 0,293 ≤ 1
OK!
II.2.1.7. Kontrol Lendutan
Menurut PPBBI 1984 tabel 31 diatur bahwa kontrol lendutan dilakukan
hanya untuk beban hidup saja termasuk beban angin. Lendutan
maksimum arah vertikal untuk gording baik bentang tunggal maupun
menerus adalah sebagai berikut :
L
f
180
400 (PPBBI 1984 ps. 15.1 tabel 31 )
2,22
cm
180
• Lendutan
1 PL3 5 q c o s 20 L
4
f
48 EIx 384 EIx
• Lendutan arah x
1 P c o s 20 L
3
5 q c os 20 L
4
f
48 EIx 384 EIx
1 1c o s 20 500
3 5 0,218 c os 20500
4
f 6 6
48 2 10 187 384 2 10 187
f 0,4522cm
• Lendutan arah y
P sin 20 3 q sin 20 4
L L
fy
1 3 5 3
48 EIy 384 EIy
3 4
1 3 5 3
fy 6 6
48 2 10 14,8 384 2 10 14,8
fy 0,0263cm
Maka :
f f x2 2
fy
2
0,4552 0,026 0,46 cm f 2,22 cm
2
Berikut adalah Gambar 2.9 yang menjelaskan rencana atap beserta detail
penggantung gording
Gambar 2.9
Potongan rencana atap gording
Data:
Jarak Kuda-kuda =5m
Jumlah Penggantung gording = 2 buah
Jumlah gording yang dipikul = 10 buah
L 5
Jarak Penggantung Gording = m
3 3
Kuda-kuda
100cm
A A Penggantung
100cm Gording
100cm B B
C C
500cm
Gambar 2.9
Penggantung Gording
II.3.1. PERHITU
NGAN PEMBEBANAN
w sin a
w cos a
a
1. Beban Mati ( D )
Berat asbes = 10,10 x 0,957 = 9,67 Kg/m
Berat profil = 9,3 Kg/m
= 18,97 Kg/m
Berat alat-alat penggantung ( 10%) = 1,897Kg/m
2. Beban Hidup ( L )
a) Beban Hidup Terbagi Rata ( Air Hujan ) .........(PPIUG 1983 Pasal 3.2.(2)a.
q = (40-0,8α)
= (40- 0,8x20) = 24 kg/m2 ≥ 20 kg/m2
→ Karena q ≥ 20 kg/m2,maka diambil q = 20 kg/m2
qL = 20 kg/m2 x 1 m
= 20 kg/m
L
RL = qL × Sin α ×
3
5
= 20 × Sin 20 ×
3
= 11,4 kg
b) Beban Terpusat....................................... (PPIUG 1983 Pasal 3.2(2).b)
P = 100 kg
RL = P sinα = 100 x sin 20
= 34,2 kg
w sin a
w cos a
a
a) Penggantung Gording I
RA = 1,2 RD + 1,6 RL + 0,8 RW
= 1,2 ( 11,97 ) + 1,6 ( 11,4+ 34,2 kg ) + 0,8 ( 12,13 kg )
= 97,028 kg
jarak miring
arc tanθ
go rd ing
L
3
0,8
0,48
5
3
θ 25,64
RI 970, 28
R2 = = = 2242,3 kg ( Menentukan )
Sin Sin 25,64
φf 0,9
2400
y
b) Kontrol Putus
Pu φ fu 0,75 Ae → dengan φ 0,75...................................
(LRFD10.1.1 - 2.b)
Pu 2242,3
Ag perlu 1,077 cm
2
φ fu 0,75 0,75
3700
0,75
1
Ag π
2
d
4
Ag 4 π
D
1,077 4 π
1,17 cm
→ Coba dipakai Ø 14 cm = 14 mm
1 2
A πd
4
1 2
3,14 1.4
4
2 2)
1,54 cm Ag (1.17cm ........(OK!)
c) Kontrol Kelangsingan
Untuk mengetahui apakah dimensi batang yang digunakan sudah cukup atau
tidak ( tidak terlalu kurus / besar ) sehingga tidak boros & patah saat
meenerima beban tarik.
L
500 ; d = diameter penggantung gording
d
III.1. PENDUHULUAN
Pada gudang terbuka angin bertiup pada bidang atap ditahan oleh kuda-kuda dan
kolom. Sedangkan angin yang bertiup sejajar bidang atap atau tegak lurus bidang
kuda-kuda ditahan oleh ikatan angin :
• ikatan angin pada atap
• ikatan/ bracing/ pengaku memanjang pada kolom (ikatan gigi anjing)
Ikatan Angin merupakan struktur kaku yang berfungsi untuk menahan gaya tarik.
Pada Gambar 3.1 dapat kita lihat bahwa R1, R2, R3, dan R4 merupakan gaya-gaya
yang didapat dari reaksi pada regel 1, 2, 3, 4.
Ikatan angin
R4
R3 R2
R1
4 3 2 1
10.00 11.09 12.18 13.28
5.00
6.00 6.00 6.00
Gambar 3.1
Ikatan Angin Atap
III.2 DATA PERENCANAAN IKATAN ANGIN ATAP
Tekanan Angin (W) = 25 kg/cm2 ............(PPIUG Pasal 4.2.1)
Koefisien Angin (Ctekan) = 0,8
(PPIUG Pasal 4.3)
Koefisien Angin (Chisap) = 0,4
Lebar Ikatan Angin (a1) = 300 cm
Panjang Setengah Ikatan Angin (a2) = 250 cm
Sudut Kemiringan Atap (α) = 20o
C = 0,8 C = 0,4
α = 20 o
Gambar 3.2
Koefisien Angin Atap tanpa Dinding
R =½xWxCxaxh
R1 = ½ x 25 x 0,8 x 1,5 x 10 = 150 kg
R2 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 11,09 = 332,7 kg
R3 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 12,18 = 365,4 kg
R4 = ½ x 25 x 0,8 x 3 x 13,28 = 398,4 kg
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
= 150 + 332,7 + 365,4 + 398,4
= 1246,5 kg
Tan = = = 0,6
= 30,96 o
A S2
S1 S3
S3
S2
Kuda-kuda
A φ S1 B
Pada ikatan angin terdapat gaya-gaya yang terjadi akibat pembebanan pada
regel kolom. Pada gambar 3.2 c terlihat gaya-gaya yang bekerja pada regel,
dengan total gayanya R. Pada detail ikatan angin pada gambar 3.2 b terdapat
gaya-gaya pada titik simpul, sehingga kita mencari terlebih dahulu gaya-gaya
titik simpulnya.
Dari gambar 3.3 b, kita dapat mengetahui gaya-gaya pada titik simpulnya,
yaitu :
• Pada Titik Simpul A
ΣV =0 ΣH =0
Rtotal + S1 =0 S2 = 0
S1 = - Rtotal
S1 = - 1246,5 kg
R1 + S1 + S3 cos =0
S3 =
− (168,8
S3 = 1246,5)
sin 30,96
S3 = -2751,1 kg
• Kontrol Leleh
Pu = . fy . Ag ; dengan = 0,9
Ag =
3301,3
=
0,9.2400
= 1.528 cm2
• Kontrol Putus
Pu = . fu . 0,75 Ag ; dengan = 0,75
Ag =
3301,3
=
0,75.3700.0,75
= 1.586 cm2 ... (menentukan)
Ag = ¼ π d2
4.1,586
d2= =
3,14
d = 1,42 cm ... pakai d = 15 mm
Panjang S3 =
=
= 522 cm
Cek : d >
1,5 >
1 2 3 4 5 6 7 8
26 27 15
17 16 14 29 13 11 10 9
28 12 33
18 19 20 21 22 23 24 25
35
34
Gambar 3.4
Ikatan Gigi Anjing
18.8
x
21.2
Gambar 3.5
penampang melintang profil 1 siku
Kuat Rencana = Ф Rn
= Ф Ae × Fu
= 0.75 × 1.31 × 3700
= 3635.25 kg
ø Rn ( 3635.25 kg ) > Pu (125 kg ) ...OK!
1 125
→ λx = λ y = = 239,923
0.521
fy
λc = ............................................................LRFD 7.6.2
E
239,923 240
=
2 10
5
= 2.646 → λc ≥ 1.2
Maka ω = 1.25 λc2 .................................LRFD 7.6-5c
fy
Nn = Ag ×
* Kuat Nominal
= 1.25 ( 2.646 )2
= 8,75
..........................................................LRFD 7-6-3
2400
= 2.78 ×
8.75
= 762.514 kg
Kuat Rencana
ø Nn = 0.85 × 762.514 kg
= 648.137
kg
ø Nn ( 648.137 kg ) > Pu ( 562.5 kg ) ...OK!
Kuat Penampang
b 30
Sayap = 6
t 5 b
R
t
250 250
λR = 16.13
fy 240 Penampang
h 30 Tidak langsing
Badan = 6
t 5
h
665 665 R
t
λR = 42.92
fy 240
0 - 0,4
0,9 - 0,4
Gambar 6.1
Beban Angin yang terjadi
Beban angin dirumuskan sebagai berikut :
q=CWd
dimana : C = Koefisien angin
W = 25 Kg/m2
d = jarak antar kolom = 6 m
1. Beban tekan atap
q 1 = 0 . 25 . 5 = 0 Kg/m
2. Beban hisap atap
q 2 = - 0,4 . 25 . 5 = -50 Kg/m
3. Beban tiup kolom
q3 = 0.9 . 25 . 5 = 113 Kg/m
4. Beban hisap kolom
q4 = -0.4 . 25 . 5 = -50 Kg/m
P4 memanjang
P3
600 cm
P5 P2 P6 P6
P1
melintang
600 cm
P2
P3
600 cm
P4
B
500 cm 500 cm 500 cm
.
Balok Memanjang
Balok Melintang 500 x 300 x 11 x 15
500 x 300 x 11 x 15 Balok Anak
400 x 300 x 10 x 16
Gambar 6.2
Beban pada Plat Lantai
Beban Mati
▪ Bondex = 10, 1 Kg/m2
▪ Beton 0,14 x 2400 = 336 Kg/m2
▪ Beban finishing = 84 Kg/m2 +
qM = 430,1 Kg/m2
Beban Hidup = 400 Kg/m2
Portal Melintang
1. Beban P1 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat Plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok anak 107 x 5 = 535 Kg +
Pm1 = 6986,5 Kg
Beban Hidup
Ph1 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q1 (merata)
▪ Balok Induk Melintang 114 = 114 Kg/m
2. Beban P2 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok Induk memanjang 114 x 5 = 570 Kg +
Pm2 = 7021,5 Kg
Beban Hidup
Ph2 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q2 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m
3. Beban P3 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 5 = 6451,5 Kg
▪ Balok anak 107 x 5 = 535 Kg +
Pm3 = 6986,5 Kg
Beban Hidup
Ph3 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q3 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m
4. Beban P4 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 1,5 x 5 = 3225,75 Kg
▪ Balok induk memanjang 114 x 5 = 570 Kg +
Pm4 = 3795,75 Kg
Beban Hidup
Ph4 = 1 x (400 x 1,5 x 5) = 3000 Kg
Beban q4 (merata)
▪ Balok induk melintang 114 = 114 Kg/m
Portal Memanjang
1. Beban P5 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 3 x 2,5 = 3225,75 Kg
▪ Balok induk melintang 114 x 3 = 342 Kg +
Pm5 = 3567,75 Kg
Beban Hidup
Ph5 = 1 x (400 x 3 x 2,5) = 3000 Kg
Beban q5 (merata)
▪ Balok induk memanjang 114 = 114 Kg/m
2. Beban P6 (terpusat)
Beban Mati
▪ Berat plat 430,1 x 5 x 3 = 6451,5 Kg
▪ Balok induk melintang 114 x 3 = 342 Kg +
Pm6 = 6793,5 Kg
Beban Hidup
Ph6 = 1 x (400 x 3 x 5) = 6000 Kg
Beban q6 (merata)
▪ Balok induk memanjang 114 = 114 Kg/m
F2
2.5
5
F1 5 10
6 6 6
Gambar 6.3
Beban Gempa yang terjadi
F1
Balok Induk Memanjang
5
F1
5
5
6 6 6
18
Gambar 6.4
Beban Lantai
Beban Hidup
Beban air hujan = 1 x (20 x 18 x 5) = 1800 Kg
Total beban atap(W2) = 2255,3 + 1800
= 4055,3 Kg
Berat total (Wt) = W1 + W2
= 82236 + 4055,3 = 86291,3144 Kg
3. Gaya gempa
T = 0,085 x H3/4
= 0,085 x 103/4
= 0,478
Tanah lunak C = 0,75 k=3
I=1
CI
V = Wt
R
0,75 1
= = 12943,697 Kg
86291,3
5
Wi
Gaya gempa : untuk lantai = W1 x h1 = 82236 x 5
Wixhi
= 411180 Kgm
Untuk atap = W2 x H = 4055,314 x 10
= 40553,14 Kgm
∑Wihi = 451733,14 Kgm
W 1h1 411180
F1 = xV x12943,697 = 11781,71 Kg
451733,1439
=
Wihi 40553,14392
F2 = x12943,697 = 1161,99 Kg
W 2h 2 451733,1439
xV =
Wihi
F2
1161.99 Kg
5m
F1
11781.7 Kg
5m
6m 6m 6m
Arah Sumbu Y
(a)
F2
1162 Kg
F1
11782 Kg
5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
Arah Sumbu X
(b)
Gambar 6.5
Gaya Gempa : (a) Arah Sumbu Y
(b) Arah Sumbu X
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
Kombinasi Pe4mbebananP3 P2 P1 P2 P3
P4
Beban Mati
Pm = 106.7 kg/m
0
20
(a)
Beban Hidup
Ph = 100 kg/m
0
20
P4 P3 P2 P1 P2 P3 P4
6m 6m 6m
(b)
8 9
5 6 7
1 2 3 4
Gambar 7.1
Portal Melintang
6m
Gambar 7.2
Lendutan Beban Terpusat
2
5L
y max (Ms − 0.1(Ma − Mb))
48EI
2
5 600
(14038 .5 − 0.1(13529 .48 − 13529 .48)
48 2000000 60400
0.4358 cm y ijin (1.667cm)...OK!
h 1370 900000 Aw
o Elastis : > → Vn = 2 ....... Buku Ajar Struktur Baja I
tw fy h
tw
h 416
= 37.818
tw 11
h 1100
≤
tw fy
1100 1100
= = 71.005
fy 240 Plastis
LRFD ( 8.8 – 2.a)
bf 300
10
2tf 2 15 bf
Sayap :
170 170 p
p 10.973 2t f
fy 240
fy 240
bf h
Karena p dan p maka berpenampang kompak .................
2tf tw
........................................................................................( LRFD : 8-2-1a )
Jenis Penampang :
a. Penampang kompak, jika λ≤λp maka kuat nominal penampang
Mn = Mp ............................................................... ( LRFD : 8.2-1a )
b. Penampang tak kompak, jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M M − − Mr .......................... ( LRFD : 8.2-1b )
n p M p
p
λr −λp
Lr= 987 cm
12.5M Max r
Cb
2.5M max 3M A 4M B 3M C
12.5 (12.60508 )
2.3
2.5 ( ) 3(7.32286 ) 4(7.90812 ) 3(2.51469 )
12.60508
1.018 2.3....OK!
977.808 −600
M 1.018 4250000 − 6392006 − 4250000
Mn 977.808 − 346.5025
P
64466 .65kgm M P (63920
kgm)
8 9
5 6 7
1 2 3 4
Gambar 7.3
Dimensi Kolom
Kolom direncanakan menggunkan profil WF 450 × 300 × 10 × 15 dengan
spesifikasi sebagai berikut : ........................ ..........(Tabel Profil Konstruksi Baja)
q = 106 Kg/m
A = 135 cm2
IX =46800 cm4
IY = 6690 cm4
ZX = 2398.5 cm3
ZY = 765 cm3
iY = 7.04 cm
iX = 18.6 cm
r = 24 mm
d = 434 mm
Sy = 448 cm3
Sx = 2160 cm3
VII.2.1. Kontrol Kolom
- Penampang ( Kelangsingan elemen penampang ) .............. (LRFD; Tabel 7.5-1)
bf 300
10
2tf 2 15 bf
Sayap : R
170 250 2t f
p 16.1374
fy 240
Penampan
Badan : h = d – 2 ( tf + r ) = 434 – 2 ( 15 + 24 ) = g
356 mm Kompak
h 356
35.7 h
tw 10 R
665 665 tw
p 42.926
fy 240
Jenis Penampang :
a. Penampang kompak, jika λ≤λp maka kuat nominal penampang
Mn = Mp .....................................................................(LRFD;
8.2-1a)
b. Penampang tak kompak, jika λp≤ λ≤ λr, maka kuat nominal penampang
λ −λ
M
M
− −M
r
p
....................................(LRFD;8.2-1b)
n
p
pM
λr − λ p
x y
Gambar 7.4
Kelangsingan Struktur
Terhadap sumbu y
kyL
λy .................................................................. (LRFD; 9.7.8 (9.7-2))
iy
fy
Pn A g .......... ......... ......... ................... ......... ......... ......... ..(LRFD 7.6 -
3)
2400
135 286725.66 kg 286.725 t
1.13
Pn Pu
0.85 286725.66 kg 36065 kg
243716.81 kg 36065 kg...OK!
Pu 36065
0.148 1 → Pers.int
II
Pn 243716 .81
Gambar 7.5
Momen Balok Kuda-Kuda
MS = 3323.36 kgm
MA = 17623.4 kgm
MB = 2142.14 kgm
Lr − Lb
nx Cb Mr Mp − Mr Lr −Lb M P
M
A B C
478.88
Gambar 7.6
Momen yang terjadi
12.5M Max r
Cb
2.5M max 3M A 4M B 3M C
12.5 (17623 )
2.3
2.5 ( 17623 ) 3(3475) 4(24574 ) 3(45673)
0.76015 2.3....OK!
1020 −500
M nx 0.76015 2159000 3282393 .6 − 2159000 M
1020 − 381.559
P
23366 .924kgm M P (32823 .
936kgm)
cm
bx = > 1,00 (cm= 0,85 --- beban transversal kaku)
Nu
1 −
Ncrbx
0,85
=
6684 ,49
1 −
91082,78
= 0,917 < 1,00 ; dipakai bx = 1
bx . Mntx = 1 . 17623 = 17623 kgcm
1
sx =
Nu
1 −
Ncrsx
1
=
6684 ,49
1 −
91082,78
= 1,079
sx . Mltx = 1,079 . 17623 = 19019 kgcm
VIII.1. PENDAHULUAN
Pada Bab ini kita akan menghitung mengenai sambungan pada gudang. Sambungan
yang akan kita hitung yaitu sambungan pada atap, sambungan pada kolom, dan
sambungan pada balok. Untuk lebih jelasnya tertera pada Gambar 8.1 dibawah ini.
5m
C D
5m
6m 6m 6m
Gambar 8.1
Perencanaan sambungan pada Gudang
Pu 10 mm
Mu
130 mm
95 mm
300 mm
95 mm
130 mm
300 mm
10 mm
Gambar 8.2
Sambungan Balok kuda-kuda
Direncanakan : Φbaut = 10 mm
t plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3
Dari perhitungan hasil SAP diperoleh : Mu = 2142,14 kgm = 21414 kgcm
Pu = 2557 cos 20 + 120,48 sin 20
= 2558 kg
Kontrol Kekuatan Baut
P u 1345
Ruv = = 224 kg
n 6
Kuat geser фRnv = ф × 0.5 × fu × m × Ab……………....…(LRFD: 13.2.2.1)
= 0.75 × 0.5 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 1472,622 kg (menentukan)
Kuat tumpu фRn = ф × 2.4 × d × tp × fu……………..…(LRFD: 13.2.2.4)
2T
= 0.75 × 2.4 × 1 × 1 × 3700
= 6660 kg
Kuat tarik фRnt = ф × 0.75 × fu × Ab…….........………(LRFD: 13.2.2.2)
= 0.75 × 0.75 × 5000 × 1 × (1/4 × π × 12)
= 2209 kg (menentukan)
R ut 2114 kg T
130 mm 2T
95 mm
2T
95 mm d2
2T
d1
130 mm
a
300 mm
Gambar 8.3
Jarak perletakan baut pada sambungan
a=
2114 6
= 0,18 cm
T
fy B 2400 30
d1 = 12,8 cm
d2 = 22,3 cm
d3 = 31,8 cm +
Pu
∑di = 67 cm
Mu
0,9 f y a
Ø Mn =
B
2
Tdi Mu
2
0,9 2400 0,03 .30
= 283202 ,956 Mu
2
= 284208,8198 kgcm ≥ 214214 kgcm ...................(OK)
Sambungan Kuat!!
Pu
Mu 130 mm
95 mm
450 mm
95 mm
130 mm
300 mm
Gambar 8.4
Sambungan kolom dengan kuda-kuda
Direncanakan : Φbaut = 14 mm t
plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3
130 mm
2T
95 mm d3
2T d2
130 mm d1
a
300 mm
Gambar 8.5
Jarak perletakan baut pada sambungan
Pu
a=
T 3181 6
f y B 2400 30 = 0,265 cm
d1 = 12,7 cm d2
= 22,2 cm d3 =
31,7 cm +
∑di = 66,7 cm
0,9 f y 2 a
Ø Mn =
B Tdi Mu
2
Sambungan Kuat!!
Pu
105 mm
Mu 110 mm
110 mm
650 mm 110 mm
110 mm
105 mm
300 mm
Gambar 8.6
Sambungan kolom dan balok
Direncanakan : Φbaut = 20 mm
t plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3
650 mm 110 mm 2T
d5
d4
110 mm 2T d3
105 mm 2T d2
d1
a
300 mm
Gambar 8.7
Jarak perletakan baut pada sambungan
a=
T
6435 10
= 0,89 cm
fy B 2400 30
d1 = 9,61 cm
d2 = 20,6 cm
d3 = 31,7 cm
d4 = 42,6 cm
d5 = 53,6 cm +
∑di =158 cm
Pu Pu
2
0,9 f y a
B Tdi Mu
Ø Mn =
2 Mu
Mu
Sambungan Kuat!!
Mu 650 110 mm
Mu
mm
110 mm
110 mm
110 mm
105 mm
300 mm
Gambar 8.8
Sambungan kolom dan balok
Direncanakan : Φbaut = 22 mm t
plat minimum = 10 mm
fu baut = 5000 kg/cm3
fu plat = 3700 kg/cm3
φR 1
ut
φRnv nt
2 2
2668 R ut
1
5296
4771
R ut 4390,82kg T
Letak Garis netral a :
Pada Gambar 8.9 berikut dijelaskan mengenai jarak peletakan baut dan letak
garis netral a.
105 mm
2T
110 mm
110 mm 2T
650 mm 110 mm 2T
d5
d4
110 mm 2T d3
105 mm 2T d2
d1
a
300 mm
Gambar 8.9
Jarak perletakan baut pada sambungan
a=
T
4390 ,82 10
= 0,61 cm
fy B 2400 30
d1 = 9,89
cm d2 = 20,9
cm d3 = 31,9
cm d4 = 42,9
cm
d5 = 53,9 cm
+
∑di =159
cm
Pu Pu
2
0,9 f y a
B Tdi Mu
Ø Mn =
2 Mu
Mu
0,9 2400 0,37 .30
= 1400239 ,66 Mu
2
= 1412289,223 kgcm ≥ 1276250 kgcm ...................(OK)
Sambungan Kuat!!
fu 3700 10
aeff maksimum di web = 0,71 0,71 = 5,32 mm
70 70,3 70 70,3
3700 10
aeff maksimum di end plate = 1,41 uf 1,41 = 10,6 mm
70 70,3 70 70,3
2 2
= (242,5 633 )
2
= 677,7kg / cm
Kontrol kekuatan Las
Ø fn = 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3 = 2214 kg/cm2
Ø fn > ftotal = 677,7 kg/cm2
75 mm 450 mm 75 mm
Base plate
127,5 mm
255 mm 400 mm
127,5 mm
72,5 mm
600 mm
72,5 mm
127,5 mm
255 mm 400 mm
127,5 mm
72,5 mm
600 mm
Gambar 8.11
Penampang melintang base plate
Data Perencanaan :
Rencana panjang plat dasar kolom L : 60 cm
Rencana lebar plat dasar kolom B : 40 cm
σb’ tekan (k-225) PBI ’71 : 75 kg/cm2
σb’tarik (k-225) PBI ’71 : 7 kg/cm2
fc’ beton : 20 Mpa
Momen yang bekerja pada dasar kolom Mu : 8574,31 kgcm
Lintang yang bekerja pada dasar kolom Du : 2805,11 kg
Normal yang bekerja pada dasar kolom Pu : 15789,9 kg
A = 60 x 40 = 2400 cm2
W = 1/6. B. L2 = 1/6. 60 . 402 = 16000 cm3
Tegangan yang terjadi
P M
σ=
A W
15789 ,9 8574 ,31
=
2400 16000
σmax = 7,12 kg/cm2
σmin = 6,04 kg/cm2
Jadi q = 7,12 kg/cm2
Untuk mempermudah perhitungan mengenai jarak-jarak antar baut maupun
jarak kolom dari tepi, maka disajikan gambar 8.12 Untuk mencari momen di
tiap daerah.
72,5 mm
127,5
255 mm mm 400 mm
127,5
mm
600 72,5 mm
mm
3
1
Gambar
8.12
Penampang melintang base
plate
o Untuk daerah 3
a/b = 7,5/25,5 = 0,29 < 0,5 (dihitung plat cantilever)
M = ½ . q . a12
M = ½ . 7,12. 7,52 = 200 kg.cm
Tebal Base Plate
6 M 6 200
tplate = 0,866 1 cm
plat 1600
Cek Momen
Mu = 8574,31 kg.cm ≤ Ф Mn => z = ¼ . b . t2 = ¼ . 45 . 22 = 45
8574,31 kg.cm ≤ 0,9 . z . fy
8574,31 kg.cm ≤ 0,9 . 45 . 2400
8574,31 kg.cm ≤ 97200 kg.cm………. OK !
Perhitungan Anker
Dibawah ini tertera Gambar 8.13, yang digunakan sebagai acuan untuk
perhitungan angker pada base plate
MP
40 cm
x y
M
20
min
P
max
1/3x C 1/3y
Gambar 8.13
Angker pada base plate
Kontrol diameter :
o Leleh : Pu = Ø. fy. Ag
7242,82322 2
Ag perlu = 3,35cm
0,9 2400
o Putus : Pu = Ø. 0,75. fy. Ag
7242,82322 2
Ag perlu = 3,48cm
0,75 0,75 3700
7242,82322 2
o A baut perlu = 6,47cm
1120
3621,41
L= 54,9cm
7 2 1,5
Menghitung Sambungan Las
Berikut Gambar 8.14 mengenai sambungan las pada kolom pondasi untuk
perhitungan kekuatan sambungan las berikut ini.
tplat = 4cm
30 cm
30 cm
Gambar 8.14
Sambungan las pada kolom pondasi
Akibat Pu :
Pu 15789 ,9 2
fvp= 4,963kg / cm
2(2b d)t 2(2.30 30)17,7
e
Akibat Mu :
Mu 8574 ,31 2
fhm= 7,14526 kg / cm
Sx 1200
ftotal= 2
fy f
2 2
4,96 8,7kg / cm
2
h 2
7,15
ftotal ≤ 0,75 x 0,6 x fu las
8,7 kg/cm2 ≤ 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3
8,7 kg/cm2 ≤ 2214,45 kg/cm2 (OK)