Anda di halaman 1dari 173

HIMPUNAN MATERI

PELATIHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


BERBASIS APLIKASI SISKEUDES

BALAI PEMERINTAHAN DESA DI YOGYAKARTA


DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2021

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta i


DAFTAR ISI

PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ........................................ 1

KONSEPSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ................................................ 12

PENYUSUNAN DAN PENJABARAN APB DESA ................................................ 21

PELAKSANAAN KEUANGAN DESA ................................................................... 31

PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA .............................................................. 46

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA .............................................................. 63

PERPAJAKAN DI DESA ...................................................................................... 72

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA ................. 83

INSTALASI, SYSTEM REQUIREMENT, DAN PENGATURAN PARAMETER


SISKEUDES ......................................................................................................... 88

DATA ENTRY PERENCANAAN........................................................................... 103

DATA ENTRY PENGANGGARAN ....................................................................... 110

DATA ENTRY PENATAUSAHAAN ...................................................................... 135

LAPORAN ............................................................................................................ 168

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta i


PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang No 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 5679);
4. Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 No 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 5539)
sebagaiamana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas PP no 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 No 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 6321);
5. Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 No 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No 6041);
6. Peraturan Presiden No 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No 12);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 No 611); dan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 1


8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 73 Tahun 2020 tentang Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa.

B. PENGERTIAN
Pengawasan Keuangan Desa adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
ditujukan untuk memastikan Pengelolaan Keuangan Desa berjalan secara
transparan, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran serta partisipatif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. BENTUK PENGAWASAN DAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Pengawas Pengelola Keuangan Desa terdiri dari :
1. Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
merupakan inspektorat jenderal kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang pemerintahan dalam negeri terkait Pengelolaan Keuangan
Desa, unit pengawasan lembaga non kementerian, inspektorat daerah
provinsi dan inspektorat daerah kabupaten/kota
a. APIP Kementerian: Menteri melakukan pengawasan pengelolaan
keuangan Desa secara nasional
b. APIP Propinsi: Gubernur melakukan pengawasan pengelolaan keuangan
desa di wilayah daerah propinsi
c. APIP Kabupaten/Kota: Bupati/Wali Kota melakukan pengawasan
pengelolaan keuangan desa di wilayah daerah kabupaten/kota

Bentuk Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan oleh APIP


Kementerian, APIP daerah propinsi dan APIP daerah kabupaten/kota yaitu:
a. Reviu merupakan penelahaan ulang bukti suatu kegiatan untuk
memastikan kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
b. Monitoring merupakan proses penilaian kemajuan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau
prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 2


ditetapkan, dan menentukan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
d. Pemeriksaan merupakan proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, dan profesional untuk
menilai efisiensi, efektivitas, kehematan, dan kepatuhan atas regulasi.
e. Pengawasan lainnya, terdiri atas:
1) Sosialisasi mengenai Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
2) Pendidikan dan pelatihan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
3) Pembimbingan dan konsultasi Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa
4) Pengelolaan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
5) Penguatan pengawasan berbasis masyarakat

Ruang Lingkup Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa :


a. APIP Kementerian, terdiri atas:
 Evaluasi terhadap efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa secara
nasional;
 Pemeriksaan terhadap pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atas pelaksanaan
tugas Bupati/Walikota dalam Pengelolaan Keuangan Desa;
 Pemeriksaan terhadap pembinaan Gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat dalam peningkatan kapasitas aparatur
kabupaten/kota dalam Pengelolaan Keuangan Desa;
 Pemeriksaan kebijakan bantuan keuangan yang bersumber dari
APBD Provinsi ke Desa;
 Pemeriksaan terhadap pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atas pelaksanaan
tugas Bupati/Walikota dalam pembinaan dan pengawasan terkait
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
 Pemeriksaan Investigatif yaitu proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadinya atau tidaknya suatu perbuatan dan
pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 3


b. APIP daerah Provinsi, terdiri atas :
 Evaluasi terhadap efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa lingkup
daerah provinsi;
 Pemeriksaan terhadap pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
oleh Bupati/Walikota dalam Pengelolaan Keuangan Desa;
 Pemeriksaan terhadap pembinaan yang dilakukan oleh
Bupati/Walikota dalam peningkatan kapasitas aparatur desa dalam
Pengelolaan Keuangan Desa;
 Reviu kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota yang
berhubungan dengan Pengelolaan Keuangan Desa dan BUMDesa;
 Reviu perhitungan rincian dan penyaluran Dana Desa, ADD, dan
dana transfer kabupaten/kota ke Desa yang dilakukna oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota;
 Pemantauan atas penyaluran dana transfer ke Desa dan capaian
keluaran Desa;
 Pemeriksaan Investigatif.

c. APIP daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas :


 Evaluasi terhadap efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa lingkup
daerah kabupaten/kota;
 Pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan desa dan aset desa;
 Pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan BUMDesa;
 Reviu atas proses evaluasi Rancangan APB Desa mengenai APB
Desa termasuk konsistensi dengan RKP Desa;
 Reviu atas kualitas belanja Desa;
 Reviu atas pengadaan barang dan jasa di Desa;
 Pemantauan atas penyaluran dana transfer ke Desa dan capaian
keluaran Desa;
 Pemeriksaan Investigatif.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 4


2. Camat
melakukan pengawasan dalam Pengelolaan Keuangan Desa dan
Pendayagunaan Aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bentuk Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dan Pendayagunaan Aset
Desa dilakukan dalam bentuk :
a. Evaluasi rancangan peraturan Desa terkait dengan APB Desa;
b. Evaluasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Aset Desa; dan
c. Evaluasi dokumen laporan pertanggungjawaban APB Desa

Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa oleh Camat disampaikan


kepada Bupati/Wali kota dan ditembuskan kepada APIP daerah
kabupaten/kota. Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa menjadi
bahan bagi APIP daerah kabupaten/kota untuk menentukan ruang lingkup
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.

3. BPD
melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Keuangan Desa.
Bentuk Pengawasan terhadap kinerja pemerintah Desa dilakukan melalui :
a. Perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintahan Desa;
b. Pelaksanaan kegiatan;
c. Laporan pelaksanaan APB Desa;
d. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa, dan APB Desa

Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang dilakukan oleh BPD


disampaikan kepada kepala Desa dalam musyawarah BPD dan juga
disampaikan kepada camat dan APIP daerah kabupaten/kota.

4. Masyarakat Desa
melakukan pengawasan melalui pemantauan terhadap Pengelolaan
Keuangan Desa dalam bentuk partisipasi masyarakat yaitu berhak meminta
dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa. Informasi tersebut
meliputi :

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 5


a. APB Desa;
b. Pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan;
c. Realisasi APB Desa;
d. Realisasi kegiatan;
e. Kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana; dan
f. Sisa anggaran

Pemantauan dilakukan melalui :


a. Partisipasi dalam musyawarah Desa untuk menanggapi laporan terkait
Pengelolaan keuangan Desa
b. Penyampaian aspirasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa
c. Penyampaian pengaduan masyarakat terkait dengan Pengelolaan
Keuangan Desa
Hasil pemantauan oleh masyarakat disampaikan kepada Pemerintah Desa
dan BPD untuk mendapatkan tanggapan atau tindak lanjut.
Hal hasil pemantauan, jika terdapat :
a. Keluhan, maka diselesaikan secara mandiri oleh Desa berdasarkan
kearifan lokal melalui musyawarah BPD;
b. Dianggap kurang memuaskan oleh masyarakat, maka hasil pemantauan
dapat disampaikan kepada camat untuk dilakukan mediasi;
c. Terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang, kerugian Keuangan
Desa, dan/atau indikasi tindak pidana korupsi maka masyarakat dapat
menyampaikan hasil pemantauan kepada APIP daerah kabupaten/kota

D. TAHAPAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Tahapan pengawasan terdiri dari:

1. Tahap Perencanaan
Di tahap perencanaan pengawasan memuat fokus dan sasaran serta
jadwal pelaksanaan.
 APIP melaksanakan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
berdasarkan fokus dan sasaran:
a. Penetapan tim Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang
dilakukan oleh pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 6


Daerah sesuai kewenangan masing-masing dengan memperhatikan
kompetensi teknis;
b. Pengumpulan informasi umum obyek Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa guna mengumpulkan informasi dan memahami
obyek Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa;
c. Penentuan skala prioritas dilakukan untuk mengidentifikasi dan
memetakan area Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang
beresiko tinggi terhadap penyimpangan;
d. Penyusunan program kerja Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa dilakukan untuk merancang uraian langkah pengawasan yang
akan dilakukan oleh tim Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
 APIP melaksanakan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
berdasarkan jadwal pelaksanaan:
a. Jadwal pelaksanaan disusun berdasarkan prinsip kesesuaian,
keterpaduan, menghindari tumpang tindih, efisensi dan efektivitas,
dalam penggunaan sumber daya Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa;
b. Jadwal pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa :
• APIP Kementerian ditetapkan dengan Keputusan Menteri
• APIP daerah provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
• APIP daerah kabupaten/kota ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota

2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dilakukan
sesuai dengan langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dan dapat disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan.
Langkah kerja menggunakan metode:
a. Telaah dokumen;
b. Wawancara;
c. Analisis data;
d. Kuesioner;
e. Survey;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 7


f. Inspeksi;
g. Observasi; dan/atau
h. Metode lainnya terkait pengawasan

Hasil pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dituangkan


dalam dokumen kertas kerja Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.

3. Tahap Pelaporan
Pelaporan dituangkan dalam laporan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa yang paling sedikit memuat:
a. Temuan dalam Pengelolaan Keuangan Desa;
b. Rekomendasi atas perbaikan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Desa dan/atau pemerintah daerah.

Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa direviu secara


berjenjang dan ditanda tangani oleh inspektur sesuai kewenangan masing-
masing paling lama 2 (dua) minggu setelah pengawasan selesai dilakukan.

• Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa


Disampaikan kepada gubernur, bupati/walikota, dan/atau kepala Desa
dengan tembusan inspektur jenderal Kementerian untuk hasil
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP Daerah Provinsi dan
inspektur daerah provinsi untuk hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa APIP daerah Kabupaten/Kota.

• Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa terkait


dengan sumber pendapatan yang berasal dari APBN
Disampaikan kepada kepala daerah dan/atau kepala Desa dengan
tembusan:
a. Inspektur Jenderal Kementerian;
b. Kepala badan pengawasan keuangan pembangunan;
c. Inspektur jenderal kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahaan di bidang keuangan;
d. Inspektur jenderal kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi sesuai kewenangannya berdasarkan peraturan per-UU

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 8


• Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa terdapat
indikasi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian Keuangan
Desa
Inspektur daerah wajib melaporkan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa kepada inspektur jenderal Kementerian untuk hasil
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP Daerah Provinsi dan
inspektur daerah provinsi untuk hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa APIP daerah Kabupaten/Kota

• Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa terdapat


indikasi tindak pidana korupsi
Pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP daerah provinsi dan
pimpinan APIP daerah kabupaten/kota wajib melaporkan hasil
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa kepada aparat penegak
hukum

IKHTISAR HASIL PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN


DESA
Disusun oleh APIP berdasarkan laporan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa. Ikhtisar hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa yang disusun oleh:
- APIP daerah kabupaten/kota disampaikan oleh Bupati/Wali Kota
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat paling lama akhir
bulan Februari tahun berikutnya
- APIP daerah provinsi disampaikan oleh gubernur kepada Menteri
paling lama pada minggu kedua bulan Maret tahun berikutnya
(termasuk hasil konsolidasi ikhtisar hasil Pengawasan yang disusun
oleh APIP daerah kabupaten/kota)
- APIP Kementerian disampaikan oleh inspektur jenderal kepada
Menteri paling lama pada minggu kedua bulan Maret tahun
berikutnya
- Menteri melalui inspektur jenderal menyusun ikhtisar hasil
Pengawasan secara nasional berdasarkan laporan dan ikhtisar hasil
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa paling lama pada minggu
kedua bulan Maret tahun berikutnya.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 9


- Menteri menyampaikan ikhtisar hasil Pengawasan Pengelolaan
keuangan Desa kepada Presiden paling lambat pada minggu
keempat bulan Maret tahun berikutnya.

Ikhtisar hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa merupakan


bagian dari ikhtisar hasil pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah secara nasional.

4. Tahap Tindak Lanjut Hasil Pengawasan


Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa wajib ditindaklanjuti
oleh Gubernur, wakil gubernur, Bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali
kota, kepala perangkat daerah terkait, kepala desa paling lama 60 (enam
puluh) hari kalender sejak laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa diterima dengan melakukan penelahaan.
Penelahaan diklasifikasi menjadi:
a. Tindak lanjut telah sesuai dengan rekomendasi, apabila rekomendasi
pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai
kewengan masing-masing telah ditindaklanjuti secara memadai;
b. Tindak lanjut belum sesuai dengan rekomendasi apabila masih dalam
proses atau telah ditindaklanjuti tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan
rekomendasi;
c. Rekomendasi belum ditindaklanjuti, apabila rekomendasi belum
ditindaklanjuti, dan
d. Rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti, apabila rekomendasi yang tidak
dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien, dan ekonomis berdasarkan
pertimbangan profesional APIP

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 10


E. KOORDINASI PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ANTAR
APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)
APIP Kementerian, APIP kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian, APIP daerah provinsi, dan APIP daerah kabupaten/kota
melakukan koordinasi dalam pelaksanaaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan dalam bentuk:
1. Pengawasan bersama;
Dalam melakukan pengawasan bersama ditunjuk penanggungjawab
pengawasan berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan APIP
Kementerian, pimpinan APIP kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian, pimpinan APIP daerah propinsi, dan pimpinan APIP daerah
kabupaten/kota. Jadwal pelaksanaan pengawasan bersama dan
pendampingan pengawasan ditetapkan dengan Keputusan Menteri
2. Pendampingan pengawasan;
3. Sosialisasi;
4. Tukar menukar informasi; dan
5. Peningkatan kompetensi APIP.

Hasil pelaksanaan koordinasi antar APIP daerah provinsi dan APIP daerah
kabupaten/kota dilaporkan kepada inspektur jenderal Kementerian.

F. SISTEM INFORMASI PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Informasi pengawasan Keuangan Desa yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pengawasan Keuangan Desa secara elektronik
terhadap Pengelolaan Keuangan Desa. Digunakan oleh APIP Kementerian,
APIP daerah provinsi, dan APIP daerah kabupaten/kota untuk menyampaikan
hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa melalui sistem Informasi
Pengawasan Keuangan Desa yang dikelola oleh Kementerian.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 11


KONSEPSI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

A. PENGANTAR
Materi yang disajikan dalam sub pokok bahasan ini antara lain:
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa;
2. Dasar Hukum dan Ketentuan Pengelolaan Keuangan Desa;
3. Asas-Asas Pengelolaan Keuangan Desa;
4. Tugas PKPKD (Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa);
5. Tugas PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa);
6. Tahapan kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa;
7. Pengadaan barang dan jasa di desa;
8. Peran Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
9. Peran dan Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa.

B. PENGERTIAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, pengertian Keuangan Desa adalah
semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Desa. Sedangkan pengertian Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan Desa.

C. DASAR HUKUM DAN KETENTUAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Semua uang yang dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa adalah uang Negara dan uang rakyat,
yang harus dikelola berdasar pada hukum atau peraturan yang berlaku. Adapun
dasar hukum dan ketentuan pengelolaan keuangan desa yaitu:
 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 12


 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN;
 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN
 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN;
 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
 Peraturan Bupati;
 Peraturan Desa;
 Peraturan Kepala Desa;
Serta peraturan lain yang terkait, antara lain:
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2020 tentang
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa;
 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
sesuai tahun fiskal; dan
 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Tata Cara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana
Desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 13


D. ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Asas adalah nilai-nilai yang menjiwai Pengelolaan Keuangan Desa. Asas
dimaksud melahirkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dan harus tercermin
dalam setiap tindakan Pengelolaan Keuangan Desa. Asas dan prinsip tidak
berguna bila tidak terwujud dalam tindakan. Sesuai Permendagri Nomor 20
Tahun 2018, keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas, yaitu:

1. Transparan
Terbuka - keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain
yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi (disembunyikan)
atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa, melakukan apa serta
bagaimana melaksanakannya.
Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian bahwa
informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat
guna memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang- undangan (KK, SAP,2005).
Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat dari
tidak tertatanya administrasi keuangan dengan tertib dan baik, adanya aliran
dana tertentu (nonbudgeter/dana taktis/dana yang tidak masuk dalam
anggaran), yang hanya diketahui segelintir orang, merahasiakan informasi,
dan ketidaktahuan masyarakat akan dana-dana tersebut. Hal itu memberikan
keleluasaan terjadinya penyimpangan/penyelewengan oleh oknum aparat
yang berakibat fatal bagi masyarakat maupun aparat yang bersangkutan.
Dengan demikian, asas transparan menjamin hak semua pihak untuk
mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses
semua pihak terhadap informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa.
Transparansi dengan demikian, berarti Pemerintah Desa pro aktif dan
memberikan kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 14


mengakses/mendapatkan/mengetahui informasi terkait Pengelolaan
Keuangan Desa.
2. Akuntabel
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja
pemerintah/lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan akan
pertanggungjawaban (LAN, 2003). Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan
dan penggunaan anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan
baik, mulai dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban.
Asas ini menuntut Kepala Desa mempertanggungjawabkan dan
melaporkan pelaksanaan APB Desa secara tertib, kepada masyarakat
maupun kepada jajaran pemerintahan di atasnya, sesuai peraturan
perundang-undangan.

3. Partisipatif
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya.
Pengelolaan Keuangan Desa, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan
masyarakat para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas,
utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari
program/kegiatan pembangunan di Desa, serta memperhatikan aspek
kesetaran gender.

4. Tertib dan Disiplin Anggaran


Pengelolaan anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan
pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan
di desa. Hal ini dimaksudkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan Desa dalam masa 1
(satu) tahun anggaran yang dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 15


E. KETENTUAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang


Pengelolaan Keuangan Desa dijelaskan bahwa:
1. Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
(PKPKD) dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik
desa yang dipisahkan. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB
Desa
d. Menetapkan Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD)
e. Menyetujui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA), dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Lanjutan (DPAL)
f. Menyetujui Rencana Anggaran Kas (RAK) Desa
g. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa, kepala Desa
menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa selaku
PPKD. Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD ditetapkan
dengan keputusan kepala Desa.
2. PPKD berasal dari unsur Perangkat Desa, terdiri dari:
a. Sekretaris Desa;
b. Kaur dan Kasi; dan
c. Kaur Keuangan.
3. Sekretaris Desa selaku koordinator Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa
mempunyai tugas:
a. Mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB Desa;
b. Mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan
perubahan APB Desa;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 16


c. Mengoordinasikan penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa, perubahan APB Desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan
APB Desa;
d. Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala Desa
tentang Penjabaran APB Desa dan Perubahan Penjabaran APB Desa;
e. Mengoordinasikan tugas perangkat desa lain yang menjalankan tugas
PPKD; dan
f. Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan desa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretaris Desa
mempunyai tugas:
a. Melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL;
b. Melakukan verifikasi terhadap RAK Desa; dan
c. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran
APB Desa.
4. Kaur dan Kasi bertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran yang terdiri
dari:
a. Kaur Tata Usaha dan Umum
b. Kaur Perencanaan
c. Kasi Pemerintahan
d. Kasi Kesejahteraan
e. Kasi Pelayanan
Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tim yang
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena sifat dan
jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri. Tim tersebut berasal dari unsur
Perangkat Desa dalam hal ini pelaksana kewilayahan, Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan/atau masyarakat yang terdiri atas:
1) Ketua;
2) Sekretaris; dan
3) Anggota
Pembentukan tim diusulkan pada saat penyusunan RKP Desa melalui
Keputusan Kepala Desa
Kaur Keuangan dalam PPKD melaksanakan fungsi kebendaharaan.
Kaur Keuangan mempunyai tugas:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 17


a. menyusun RAK Desa; dan
b. melakukan penatausahaan yang meliputi menerima,
menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APB Desa.
Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak Pemerintah Desa.

F. TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Pengelolaan Keuangan Desa merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung
dengan mengikuti siklus.

Siklus Pengelolaan Keuangan Desa:

G. PERAN PEMERINTAH
Berdasarkan pasal 102 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, bupati/walikota menginformasikan rencana ADD, bagian bagi hasil pajak
dan retribusi kabupaten/kota untuk desa, serta bantuan keuangan yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
Dalam pasal 154 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 18


camat melakukan tugas pembinaan dan pengawasan desa melalui fasilitasi
pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.
Berdasarkan pasal 34 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, pemerintah kabupaten/kota melalui
camat atau sebutan lain melakukan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa.

H. PERAN DAN KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


KEUANGAN DESA
Sesuai makna yang terangkum dalam pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus kepentingannya
sendiri, maka peran dan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa menjadi keharusan, karena pada
dasarnya desa adalah organisasi milik masyarakat. Tata kelola desa secara
tegas juga menyaratkan hal itu, terlihat dari fungsi pokok musyawarah desa
sebagai forum pembahasan tertinggi di desa bagi kepala desa (pemerintah
desa), BPD, dan unsur-unsur masyarakat untuk membahas hal-hal strategis bagi
keberadaan dan kepentingan desa.
Dengan demikian, peran dan keterlibatan masyarakat juga menjadi
keharusan dalam pengelolaan keuangan desa. Oleh sebab itu, setiap tahap
kegiatan pengelolaan keuangan desa harus memberikan ruang bagi peran dan
keterlibatan masyarakat.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 19


PERAN/KETERLIBATAN MASYARAKAT

TAHAP
PERAN DAN KETERLIBATAN ASAS
KEGIATAN

Memberikan masukan tentang rancangan APB


Perencanaan Partisipatif
Desa kepada Kepala Desa dan/atau BPD

▪ Bersama dengan Kasi, menyusun RAB,


memfasilitasi proses pengadaan barang
dan jasa, mengelola atau melaksanakan
pekerjaan terkait kegiatan yang telah Partisipatif
Pelaksanaan
ditetapkan dalam Perdes tentang APB Transparan
Desa.
▪ Memberikan masukan terkait perubahan
APB Desa

Transparansi
Meminta informasi dan penjelasan terkait Akutabel
Penatausahaan
dengan penatausahaan Tertib dan disiplin
anggaran

Pelaporan dan Meminta informasi, mencermati materi LPj, Partisipatif


Pertanggung- Bertanya/meminta penjelasan terkait LPj dalam Transparan
jawaban Musyawarah Desa Akuntabel

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 20


PENYUSUNAN DAN PENJABARAN APB DESA

A. PENGERTIAN
 Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran berkenaan yang
dianggarkan dalam APB Desa.

B. PROSEDUR
 Sekretaris Desa bertugas mengoordinasikan penyusunan rancangan APB
Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan
APB Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun
 Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa menyampaikan
kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah
BPD.
 Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan. Atas dasar kesepakatan bersama
kepala Desa dan BPD. Kepala Desa menyiapkan rancangan Peraturan
Kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa. Tugas penyusunan
Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa
dikoordinasikan oleh Sekretaris Desa.
 Rancangan Peraturan Desa tentang APB disampaikan Kepala Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari
sejak disepakati untuk dievaluasi. Bupati/Wali Kota dalam melakukan
evaluasi berpedoman dengan panduan Evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa.
 Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi
dengan dokumen antara lain:
1. surat pengantar;
2. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
3. peraturan Desa mengenai RKP Desa;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 21


4. peraturan Desa mengenai Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
5. peraturan Desa mengenai Pembentukan Dana Cadangan, jika tersedia;
6. peraturan Desa mengenai Penyertaan Modal, jika tersedia;
7. berita acara hasil musyawarah BPD.

 Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa


tentang APB Desa kepada camat atau sebutan lain.
 Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31
Desember tahun anggaran berjalan
 Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada
tahun berjalan;
2. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun
berjalan yang akan digunakan dalam tahun berkenaan;
3. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang,
antar sub bidang, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; dan
4. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan
dalam tahun berjalan.
 Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APB Desa
dilakukan dengan mempedomani RKP Desa.
 Peraturan Kepala Desa tentang Perubahan Penjabaran APB Desa dapat
dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada
tahun berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar objek
belanja;
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan
SiLPA akan dilaksanakan dalam tahun berjalan.
 Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai Peraturan Kepala
Desa tentang Perubahan Penjabaran APB Desa dan selanjutnya
disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui surat pemberitahuan
mengenai Peraturan Kepala Desa tentang Perubahan Penjabaran APB

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 22


Desa. Perubahan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa
selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Desa mengenai Perubahan APB
Desa.

C. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


1. STRUKTUR APB DESA
Struktur/susunan APB Desa terdiri dari tiga komponen pokok:
a. Pendapatan Desa
b. Belanja Desa
c. Pembiayaan Desa

Masing-masing komponen itu diuraikan lebih lanjut, sebagai berikut:


a. Pendapatan Desa
Pendapatan Desa, meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening kas desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

Pendapatan Desa

Kelompok
Jenis Pendapatan Keterangan
Pendapatan

Pendapatan a. Hasil Usaha Rincian Pendapatan


Asli Desa b. Hasil Aset  Hasil usaha Desa antara
c. Swadaya, partisipasi, lain bagi hasil Badan
gotong royong Usaha Milik Desa
d. Lain-lain Pendapatan  Hasil aset antara lain,
Asli Desa tanah kas Desa,
tambatan perahu, pasar
Desa, tempat pemandian
umum, dan jaringan
irigasi.
 Swadaya, partisipasi dan
gotong royong adalah
penerimaan yang berasal

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 23


dari sumbangan
masyarakat Desa
 Lain-lain pendapatan asli
Desa antara lain hasil
pungutan Desa

Transfer a. Dana Desa; Bantuan Keuangan dari


b. Bagian dari Hasil APBD Provinsi dan
Pajak Daerah dan Kabupaten/Kota dapat
Retribusi Daerah bersifat umum dan khusus.
Kabupaten/Kota Bantuan Keuangan bersifat
c. Alokasi Dana Desa khusus dikelola dalam
(ADD); APBDesa tetapi tidak
d. Bantuan Keuangan diterapkan dalam ketentuan
dari APBD Provinsi; penggunaan paling sedikit
dan 70% (tujuh puluh perseratus)
e. Bantuan Keuangan dan paling banyak 30% (tiga
APBD puluh perseratus).
Kabupaten/Kota.

Pendapatan a. Penerimaan dari hasil  Penerimaan dan hibah


Lain-lain kerja sama desa dari pihak lain mengikuti
b. Penerimaan dari peraturan perundang-
Bantuan Perusahaan undangan yang berlaku.
yang berlokasi di
Desa
c. Hibah dan sumbangan
dari Pihak Ketiga
d. Koreksi kesalahan
belanja tahun
anggaran sebelumnya
yang mengakibatkan
penerimaan di kas

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 24


Desa pada tahun
anggaran berjalan.
e. Bunga Bank
f. Pendapatan lain Desa
yang sah

b. Belanja Desa
Belanja desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan
Desa.
Klasifikasi Belanja

Bidang Sub Bidang Kegiatan

Penyelenggaraan a. penyelenggaraan belanja Kegiatan dapat dilihat


Pemerintahan penghasilan tetap, pada Daftar Kode
Desa tunjangan dan Rekening Bidang, Sub
operasional pemerintahan Bidang, dan Kegiatan
desa (Lampiran formulir A1
b. sarana dan prasarana Permendagri No 20
pemerintahan Desa Tahun 2018)
c. administrasi
kependudukan,
pencatatan sipil, statistik,
dan kearsipan
d. Tata Praja Pemerintahan,
Perencanaan, Keuangan
dan Pelaporan
e. Pertanahan

Pelaksanaan a. Pendidikan. Kegiatan dapat dilihat


Pembangunan b. Kesehatan. pada Daftar Kode

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 25


Desa c. pekerjaan umum dan Rekening Bidang, Sub
penataan ruang. Bidang, dan Kegiatan
d. kawasan permukiman. (Lampiran formulir A1
e. kehutanan dan Permendagri No 20
lingkungan hidup. Tahun 2018)
f. perhubungan, komunikasi
dan informatika.
g. energi dan sumber daya
mineral.
h. pariwisata

Pembinaan a. ketentraman, ketertiban, Kegiatan dapat dilihat


Kemasyarakatan dan pelindungan pada Daftar Kode
Desa masyarakat; Rekening Bidang, Sub
b. kebudayaan dan Bidang, dan Kegiatan
keagamaan (Lampiran formulir A1
c. kepemudaan dan olah Permendagri No 20
raga Tahun 2018)
d. kelembagaan masyarakat

Pemberdayaan a. kelautan dan perikanan; Kegiatan dapat dilihat


Masyarakat Desa b. pertanian dan pada Daftar Kode
peternakan; Rekening Bidang, Sub
c. peningkatan kapasitas Bidang, dan Kegiatan
aparatur Desa; (Lampiran formulir A1
d. pemberdayaan Permendagri No 20
perempuan, perlindungan Tahun 2018)
anak dan keluarga;
e. koperasi, usaha micro
kecil dan menengah;
f. dukungan penanaman
modal;
g. perdagangan dan
perindustrian

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 26


Penanggulangan a. penanggulangan Kegiatan dapat dilihat
bencana, bencana; pada Daftar Kode
keadaan darurat b. keadaan darurat; dan Rekening Bidang, Sub
dan mendesak c. keadaan mendesak Bidang, dan Kegiatan
Desa (Lampiran formulir A1
Permendagri No 20
Tahun 2018)

Dalam penyusunan APB Desa, jenis belanja dibedakan menjadi empat


terdiri atas:
1) belanja pegawai
2) belanja barang/jasa
3) belanja modal
4) belanja tak terduga

1) Belanja Pegawai
 Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan
tetap, tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi kepala Desa dan perangkat Desa, serta tunjangan BPD.
 Belanja pegawai dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan
pemerintahan Desa yang pelaksanaannya dibayarkan setiap
bulan.
 Pembayaran jaminan sosial diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kemampuan APB Desa.

2) Belanja Barang dan Jasa


 Belanja barang/jasa digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua
belas) bulan antara lain untuk:
a) operasional pemerintah Desa;
b) pemeliharaan sarana prasarana Desa;
c) kegiatan sosialisasi/rapat-rapat/pelatihan/bimbingan teknis;
d) operasional BPD;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 27


e) insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga
f) pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat
(untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Desa).

 Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga maksudnya adalah


bantuan uang untuk operasional lembaga Rukun Tetangga/Rukun
Warga dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pelayanan
pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan
ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat Desa.

3) Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pengadaan barang dan/atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset yang digunakan untuk
kegiatan penyelenggaraan kewenangan Desa.

4) Belanja Tak Terduga


Belanja tak terduga merupakan belanja untuk kegiatan pada sub
bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan
mendesak yang berskala lokal Desa yang pelaksanaannya
ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

c. Pembiayaan Desa
Pembiayaan Desa merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya terdiri atas kelompok:
1) penerimaan pembiayaan
2) pengeluaran pembiayaan.

1) Penerimaan pembiayaan meliputi:


a) SiLPA tahun sebelumnya;
b) pencairan dana cadangan; dan
c) hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 28


SiLPA antara lain pelampauan penerimaan pendapatan terhadap
belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan yang belum
selesai atau lanjutan.
Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan
kebutuhan dana cadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam
penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.
Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan dicatat dalam
penerimaan pembiayaan hasil penjualan kekayaan Desa yang
dipisahkan.

2) Pengeluaran pembiayaan terdiri dari :


a) Pembentukan dana cadangan
 Pembentukan dana cadangan dilakukan untuk mendanai
kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus
dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan
dengan peraturan Desa.Peraturan Desa paling sedikit
memuat:
(1) penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;
(2) program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan;
(3) besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan;
(4) sumber dana cadangan; dan
(5) tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
 Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari
penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari penerimaan
yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir
masa jabatan Kepala Desa.

b) Penyertaan modal
 Penyertaan modal digunakan untuk menganggarkan
kekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam BUM

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 29


Desa untuk meningkatkan pendapatan Desa atau pelayanan
kepada masyarakat.
 Penyertaan modal merupakan kekayaan Desa yang
dipisahkan yang dianggarkan dari pengeluaran pembiayaan
dalam APB Desa.Penyertaan modal dalam bentuk tanah kas
Desa dan bangunan tidak dapat dijual.
 Penyertaan modal pada BUM Desa melalui proses analisis
kelayakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.Tata cara penyertaan modal diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai pengelolaan
keuangan Desa yang sedikitnya memuat ketentuan:
(1) indikator penyertaan modal yang dapat disertakan
(2) indikator analisa kelayakan penyertaan modal

KLASIFIKASI PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

a. SiLPA tahun sebelumnya; a. pembentukan dana cadangan; dan


b. pencairan dana cadangan; b. penyertaan modal
dan
c. hasil penjualan kekayaan
Desa yang dipisahkan
kecuali tanah dan
bangunan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 30


PELAKSANAAN KEUANGAN DESA

A. PENGERTIAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa
merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui
rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota.
Berdasarkan APB Desa dan penjabaran APB Desa yang dihasilkan pada tahap
Perencanaan, dimulailah tahap pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang
mencakup:
- penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran),
- pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan
- selanjutnya pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Hal yang juga sangat penting untuk dipahami dengan tepat dan benar adalah
tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaku (Pengelola). Bab ini akan
memaparkan secara rinci topik di atas.

B. KETENTUAN PELAKSANAAN KEUANGAN DESA


- Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda
tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
- Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, rekening kas
Desa dibuka di wilayah terdekat yang dibuat oleh Pemerintah Desa dengan
spesimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan dan dilaporkan
kepala Desa kepada Bupati/Wali Kota.
- Bupati/Wali Kota melaporkan daftar rekening kas Desa kepada Gubernur
dengan tembusan Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa
sebagai pengendalian penyaluran dana.
- Kaur Keuangan dapat menyimpan uang tunai pada jumlah tertentu untuk
memenuhi kebutuhan operasional pemerintah Desa, sesuai dengan yang
ditetapkan dalam peraturan bupati/wali kota mengenai pengelolaan keuangan
desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 31


- Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
sesuai tugasnya menyusun DPA paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa ditetapkan.
- DPA terdiri dari:
1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa;
2. Rencana Kerja Kegiatan Desa; dan
3. Rencana Anggaran Biaya.

- Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa merinci setiap kegiatan, anggaran


yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang telah
dianggarkan.
- Rencana Kerja Kegiatan Desa merinci lokasi, volume, biaya, sasaran, waktu
pelaksanaan kegiatan, pelaksana kegiatan anggaran, dan tim yang
melaksanakan kegiatan.
- Rencana Anggaran Biaya merinci satuan harga untuk setiap kegiatan.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan DPA
kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 (enam) hari kerja
setelah penugasan. Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan DPA
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi menyerahkan
rancangan DPA. Kepala Desa menyutujui rancangan DPA yang telah
diverifikasi oleh Sekretaris Desa.

- Dalam hal terjadi Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa dan/atau
Perubahan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa yang
menyebabkan terjadinya perubahan anggaran dan/atau terjadi perubahan
kegiatan, Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran untuk menyusun rancangan DPPA (Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran) yang terdiri dari:
1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa Perubahan; dan
2. Rencana Anggaran Biaya Perubahan

Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan DPPA


kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 (enam) hari kerja
setelah penugasan. Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan DPPA

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 32


paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi menyerahkan
DPPA.
Kepala Desa menyutujui rancangan DPPA yang telah diverifikasi oleh
Sekretaris Desa.

- Kaur Keuangan menyusun rancangan RAK Desa berdasarkan DPA yang


telah disetujui kepala Desa. Selanjutnya disampaikan kepada kepala Desa
melalui Sekretaris Desa. Sekretaris Desa melakukan verifkasi terhadap
rencangan RAK Desa yang diajukan Kaur Keuangan.
Kepala Desa menyetujui rancangan RAK Desa yang telah diverifikasi
Sekretaris Desa.
- RAK Desa memuat arus kas masuk dan arus kas keluar yang digunakan
mengatur penarikan dana dari rekening kas untuk mendanai pengeluaran
berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh kepala Desa.
- Arus kas masuk memuat semua pendapatan Desa yang berasal dari
Pendapatan Asli Desa, transfer dan pendapatan lain-lain. Setiap pendapatan
didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
- Arus kas keluar memuat semua pengeluaran belanja atas beban APB Desa.
Setiap pengeluaran didukung dengan bukti yang lengkap dan sah serta
mendapat persetujuan kepala Desa dan kepala Desa bertanggung jawab atas
kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti tersebut.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran bertanggung jawab terhadap
tindakan pengeluaran. Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
menggunakan buku pembantu kegiatan untuk mencatat semua pengeluaran
anggaran kegiatan sesuai dengan tugasnya.
- Kaur dan Kasi melaksanakan kegiatan berdasarkan DPA yang telah disetujui
Kepala Desa.
- Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pengadaan melalui swakelola
dan/atau penyedia barang/jasa namun lebih diutamakan melalui swakelola.
Pengadaan melalui swakelola dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan
material/bahan dari wilayah setempat dan gotong royong dengan melibatkan
partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja dan
pemberdayaan masyarakat setempat. Dalam hal pelaksanaan kegiatan tidak
dapat dilaksanakan melalui swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 33


dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang dianggap mampu dan
memenuhi persyaratan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan pengadaan
barang/jasa di Desa diatur dengan peraturan Bupati/Wali Kota berpedoman
pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa di
Desa.

- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP dalam setiap
pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai periode yang tercantum dalam DPA
dengan nominal sama besar atau kurang dari yang tertera dalam DPA.
Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
- Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPP untuk kegiatan
pengadaan barang/jasa secara swakelola tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari
kerja. Dalam hal pembayaran pengadaan barang/jasa belum dilakukan
dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran wajib mengembalikan dana yang sudah diterima kepada Kaur
Keuangan untuk disimpan dalam kas Desa. Kaur Keuangan mencatat
pengeluaran anggaran ke dalam buku kas umum dan buku pembantu panjar.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikan
pertanggungjawaban pencairan anggaran berupa bukti transaksi pembayaran
pengadaan barang/jasa kepada Sekretaris Desa. Sekretaris Desa
memeriksa kesesuaian bukti transaksi pembayaran dengan
pertanggungjawaban pencairan anggaran yang disampaikan oleh Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran. Dalam hal jumlah realisasi
pengeluaran pembayaran barang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang
diterima, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisa
uang ke kas Desa.

- Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan melalui


penyedia barang/jasa dilakukan setelah barang/jasa diterima. Pengajuan SPP
dilampiri dengan:
1. pernyataan tanggung jawab belanja; dan
2. bukti penerimaan barang/jasa di tempat.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 34


Dalam setiap pengajuan SPP, sekretaris Desa berkewajiban untuk:
1. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran;
2. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB Desa yang
tercantum dalam permintaan pembayaran;
3. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
4. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh Kaur dan Kasi
pelaksana kegiatan anggaran apabila tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.

- Kepala Desa menyetujui permintaan pembayaran sesuai dengan hasil


verifikasi yang dilakukan oleh sekretaris Desa. Kaur Keuangan melakukan
pencairan anggaran sesuai dengan besaran yang tertera dalam SPP setelah
mendapatkan persetujuan dari kepala Desa.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib menyampaikan laporan
akhir realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada Kepala Desa
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak seluruh kegiatan selesai.

- Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyusun RAB


pelaksanaan dari anggaran belanja tak terduga yang diusulkan kepada
kepala Desa melalui sekretaris Desa. Sekretaris Desa melakukan verifikasi
terhadap RAB yang diusulkan.

Kepala Desa melalui surat keputusan kepala Desa menyetujui RAB


pelaksanaan kegiatan anggaran belanja tak terduga sesuai dengan verifikasi
yang dilakukan oleh sekretaris Desa. Kepala Desa melaporkan pengeluaran
anggaran belanja tak terduga kepada Bupati/Wali Kota paling lama 1 (satu)
bulan sejak keputusan kepala Desa ditetapkan.

- Setiap pengeluaran kas Desa yang menyebabkan beban atas anggaran


Belanja Desa dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan mengenai perpajakan yang berlaku. Kaur Keuangan sebagai
wajib pungut pajak melakukan pemotongan pajak terhadap pengeluaran kas
Desa.

Pemotongan pajak meliputi pengeluaran kas Desa atas beban belanja

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 35


pegawai, barang/jasa, dan modal. Kaur Keuangan wajib menyetorkan seluruh
penerimaan pajak yang dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

- Arus kas masuk dan arus kas keluar dari mekanisme pembiayaan
dianggarkan dalam APB Desa.

- Penerimaan pembiayaan dari SiLPA tahun sebelumnya digunakan untuk:


1. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari
pada realisasi belanja; dan
2. mendanai kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.
- SiLPA yang digunakan untuk menutupi deficit anggaran merupakan
perhitungan perkiraan penerimaan dari pelampauan pendapatan dan/atau
penghematan belanja tahun sebelumnya yang digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB Desa tahun anggaran
berkenaan.
- SiLPA yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang belum selesai atau
lanjutan merupakan perhitungan riil dari anggaran dan kegiatan yang harus
diselesaikan pada tahun anggaran berikutnya.
- Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan kembali
rancangan DPA untuk disetujui kepala Desa menjadi DPAL untuk mendanai
kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.

- Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran dalam mengajukan


rancangan DPA, terlebih dahulu menyampaikan laporan akhir realisasi
pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada kepala Desa paling lambat
pertengahan bulan Desember tahun anggaran berjalan.
- Sekretaris Desa menguji kesesuaian jumlah anggaran dan sisa kegiatan yang
akan disahkan dalam DPAL. Kemudian DPAL yang telah disetujui menjadi
dasar penyelesaian kegiatan yang belum selesai atau lanjutan pada tahun
anggaran berikutnya.
- Pencairan dana cadangan dan pembentukan dana cadangan sebagaimana
dicatatkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Pencatatan pencairan
dana cadangan merupakan penyisihan anggaran dana cadangan dalam
rekening kas Desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 36


- Pembentukan Dana Cadangan dilarang digunakan untuk membiayai program
dan kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa
mengenai dana cadangan. Program dan kegiatan yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Desa dilaksanakan apabila dana cadangan telah
mencukupi untuk melaksanakan program dan kegiatan. Dana cadangan
dianggarkan pada penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.

- Penyertaan modal dicatat pada pengeluaran pembiayaan. Hasil keuntungan


dari penyertaan modal dimasukan sebagai pendapatan asli Desa.

C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKU

Unsur Pengelola Tugas dan Tanggungjawab


Kepala Seksi (Kasi) dan  Meyusun DPA – Dokumen Pelaksanaan Anggaran.
Kepala Urusan (Kaur)  Mengajukan SPP – surat permintaan pembayaran
 Memfasilitasi pengadaan Barang dan Jasa
 Mengerjakan Buku Kas Pembantu Kegiatan
 Menyampaikan Laporan Akhir Realisasi
Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran kepada
Kepala Desa
Sekretaris Desa:  Memverifikasi DPA
 Memverifikasi persyaratan pengajuan SPP
Kepala Desa  Menyetujui DPA
 Menyetujui SPP
Kaur Keuangan sebagai  Menyusun RAK Desa
Bendahara  Melakukan pembayaran/pengeluaran uang dari kas
Desa
 Mencatat transaksi dan menyusun Buku Kas Umum
 Mendokumentasikan bukti bukti pengeluaran

Rangkaian Kegiatan Pelaksanaan


Kegiatan awal yang harus dilakukan pada tahap ini meliputi:
1. Penyusunan DPA.
2. Pengadaan Barang dan Jasa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 37


3. Pengajuan SPP.
4. Pembayaran, dan
5. Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan.

D. PENYUSUNAN RAB
Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah suatu
dokumen yang berisi rincian kebutuhan dalam kegiatan pelaksanaan, rincian
komponen-komponen (input) dan besaran biaya dari masing-masing komponen
suatu kegiatan. RAB mencakup penjabaran lebih lanjut dari unsur perkiraan
biaya (how much) dalam rangka pencapaian output kegiatan yang telah
direncanakan dalam APB Desa memuat antara lain:
1. Rincian aktivitas/belanja
2. Perhitungan harga satuan, volume, dan jumlah harga masing-masing
komponen
3. Jumlah total harga yang menunjukkan harga keluaran/output

Manfaat dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk:


1. perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai dengan
target.
2. menetapkan tujuan khusus operasional kegiatan dimasa yang akan datang.
3. menetapkan gambaran taksiran biaya kegiatan.
4. menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan.
5. menetapkan suatu rencana biaya dalam pengelolaan kegiatan.
6. mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam kegiatan.
7. pemeriksaan kualitas hasil kegiatan.

Dalam melakukan penyusunan RAB harus memperhatikan langkah-langkah


sebagai berikut:
1. Menghimpun informasi yang dibutuhkan, meliputi :
a. Gambar (bila pekerjaan konstruksi);
b. Menyusun jenis, volume dan spesifikasi barang;
c. Menyesuaikan standar harga barang dan jasa yang telah ditetapkan oleh
pemerintah kabupaten;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 38


Sebelum menyusun RAB, harus dipastikan tersedia data tentang standar
harga barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan. Standar harga dimaksud diperoleh melalui survey harga di
lokasi setempat (desa atau kecamatan setempat). Dalam hal atau kondisi
tertentu, standar harga untuk barang dan jasa (tertentu) dapat
menggunakan standar harga barang/jasa yang ditetapkan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
d. Informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga
satuan material, harga satuan peralatan dan harga satuan Upah.
2. Proses penyusunan Rencana Anggaran Biaya
a. Menentukan tahapan pelaksanaan kegiatan.
Dalam tahap perencanaan, sangatlah penting untuk menentukan tahapan
pelaksanaan kegiatan terlebih dahulu, karena setiap jenis tahapan akan
memberikan karakteristik pekerjaan yang berbeda, mempengaruhi
sumber daya yang akan digunakan yang selanjutnya akan mempengaruhi
estimasi biaya. Pada tahap pelaksanaan yang telah dipilih pada tahap
perencanaan dimungkinkan dilakukan perubahan setelah mendapat
persetujuan dari pelaksana kegiatan, berbagai pertimbangan yang
diajukan untuk merubah tahapan kegiatan antara lain ketersediaan
sumber daya, ataupun faktor teknis yang lain yang selanjutnya akan
mempengaruhi pada estimasi biaya. Pada saat melaksanakan penawaran
maupun biaya pelaksanaan.
Menjabarkan ruang lingkup masing-masing tahapan kegiatan;
Menguraikan kegiatan dalam struktur yang lebih rinci dan
menggambarkan riil kegiatan untuk mencapai hasil kegiatan secara lebih
optimal.
b. Menghitung volume masing-masing tahapan kegiatan.
c. Menganalisis dan menetapkan harga satuan.
d. Membuat rincian anggaran biaya.
Pelaksana Kegiatan menyiapkan RAB untuk semua rencana kegiatan.
Pelaksana Kegiatan mengajukan RAB kepada Sekretaris Desa untuk
dilakukan verifikasi. Pelaksana Kegiatan mengajukan RAB yang sudah
diverifikasi kepada Kepala Desa. Kepala Desa menyetujui dan
mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan (RAB).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 39


Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 40
E. PENGAJUAN SPP
Selanjutnya, Kepala Seksi dan atau Kepala Urusan sebagai Koordinator
Pelaksana Kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai
prosedur dan tata cara sebagai berikut:

 Berdasarkan RAB tersebut, Pelaksana Kegiatan membuat Surat Permintaan


Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa dilengkapi dengan Pernyataan
Tanggung Jawab Belanja dan Bukti Transaksi.
 Sekretaris Desa melakukan verifikasi terhadap SPP beserta lampirannya.
 Kepala Urusan/Kepala Seksi mengajukan dokumen SPP yang sudah
diverifikasi kepada Kepala Desa
 Kepala Desa menyetujui SPP dan untuk selanjutnya dilakukan pembayaran
oleh Kaur Keuangan selaku bendahara.

1. Pembayaran
Prosedur dan tata cara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/disahkan
Kepala Desa
b. Bendahara melakukan pembayaran sesuai SPP
c. Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi.

2. Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan


Kaur/Kasi sebagai pelaksana kegiatan bertanggung jawab terhadap tindakan
pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan yang

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 41


dicatat Buku Kas Pembantu Kegiatan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan di desa. Buku Kas Pembantu Kegiatan ini berfungsi
untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan Anggaran.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 42


Formulir-Formulir Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN*
TAHUN ANGGARAN …………………………………………….
DESA :
KABUPATEN :
PROVINSI :
ANGGARAN RENCANA PENARIKAN ANGGARAN (Rp)
KODE REKENING URAIAN Jumlah JUMLAH (Rp)
Sumber Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7
a b c a b c d
1 Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
1 1 Penyelenggaraan Belanja
Penghasilan Tetap,
Tunjangan dan Operasional
Pemerintahan Desa

1 1 01 Penyediaan Penghasilan
Tetap dan Tunjangan
Kepala Desa
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
1 1 01 5 1 1 Penghasilan Tetap &
Tunjangan Kepala Desa
1 1 01 5 1 1 … <Rincian Obyek Belanja>
1 3 Administrasi
Kependudukan, Pencatatan
Sipil, Statistik dan
Kearsipan
1 3 01 Pelayanan administrasi
umum dan kependudukan
(Surat
Pengantar/Pelayanan KTP,
Kartu Keluarga, dll)
1 3 01 5 2 Belanja Barang dan Jasa
1 3 01 5 2 2 Belanja Jasa Honorarium
<Rincian Obyek Belanja>
2 Pelaksanaan Pembangunan
Desa
2 1 Pendidikan
2 1 05 Pembangunan/Rehabilitasi
/Peningkatan Sarana
Prasarana
Perpustakaan/Taman
Bacaan Desa/Sanggar
2 1 05 5 3 Belajar Modal
Belanja
2 1 05 5 3 4 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
1 1 05 5 3 4 … <Rincian Obyek Belanja>
5 Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat dan
Mendesak
5 1 Penanggulangan Bencana
5 1 00 5 4 Penanggulangan Bencana
5 1 00 5 4 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 00 Belanja Tak Terduga
dst
……….., ………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur/Kasi………………………
Sekretaris Desa,

(…………………………………..)
(……………………………………….) Disetujui oleh:
Kepala Desa,

(……………………………………………………………)
Cara pengisian:
Kolom 1,2 3, 4 dan 5 diisi sebagaimana yang tercantum dalam Penjabaran APB Desa sesuai tugas yang dilaksanakan oleh masing-masing Kaur/Kasi
: Pelaksana Kegiatan Anggaran

Kolom 6 diisi rencana penarikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing Kaur/Kasi Pelaksana Kegiatan Anggaran yang
:
diajukan kepada Kaur Keuangan
dalam setiap periode/bulan dalam baris jenis, objek, dan rincian objek belanja
Kolom 7 : diisi rencana jumlah penarikan anggaran untuk masing-masing kegiatan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 43


RENCANA KERJA KEGIATAN DESA*
TAHUN : …………….
DESA :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
PROVINSI :

Sasaran Waktu Pelaksanaan Tim yang


Bidang/Sub Bidang/Kegiatan Pelaksana
melaksanaka
No LokasiVolume Satuan Biaya (Rp) Kegiatan n kegiatan
Jumlah laki-lakiPerempuanA-RTM Durasi Mulai Selesai Anggaran
Bidang Sub Bidang Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Penyelenggaraan
1 Pemerintahan
Desa

Jumlah Per Bidang 1

Pembangunan
2
Desa

Jumlah Per Bidang 2

Pembinaan
3
Kemasyarakatan

Jumlah Per Bidang 3

Pemberdayaan
4
Masyarakat

Jumlah Per Bidang 4


Bidang
Penanggulangan
Bencana,
5
Keadaan
Darurat, dan
Mendesak Desa

…………………………..,Tanggal………,………,………
Kepala Desa, Sekretaris Desa,

(..........................) (..........................)

Keterangan:
* merupakan dokumen perencanaan yang disusun saat penyusunan RKP Desa

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 44


RENCANA ANGGARAN BIAYA
DESA .......................... KECAMATAN ........................
TAHUN ANGGARAN ...............

Bidang :
Sub Bidang :
Kegiatan :
Waktu Pelaksanaan :

Rincian Pendanaan :
HARGA SATUAN JUMLAH
NO URAIAN VOLUME
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

JUMLAH

................, ............................
Disetujui
Kepala Desa Kaur/Kasi ................

(............................) (...........................)

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 45


RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN LANJUTAN*
TAHUN ANGGARAN …………………………………………….
DESA : ……………………………..
KECAMATAN : ……………………………..
KABUPATEN : ……………………………..
PROVINSI : ……………………………..
KODE REKENING URAIAN ANGGARAN REALISASI LANJUTAN
Anggaran Volume Jumlah Waktu Penarikan Anggaran (Rp)
kegiata Anggaran Penyelesaian
n
Jumlah
1 2 SumberJumlah (Rp) % % Rp. hari Jan Feb Mar Jumlah
(Rp)
a b c a b c d

……….., …………………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur/Kasi……………………
Sekretaris Desa,

(………………………………..)
(……………………………….)
Disetujui oleh:
Kepala Desa,

(…………………………………………)

Ket: Diisi untuk kegiatan yang dilajutkan saja

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 46


PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Pasal 52 ayat 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, tata cara pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa di Desa diatur dengan Peraturan
Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa berpedoman pada
peraturan perundang-undangan mengenai Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun dengan
berpedoman pada Peraturan Lembaga ini dengan memperhatikan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat.
Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Pemerintah Desa, baik
dilakukan melalui swakelola dan/atau penyedia barang/jasa.
Pengadaan merupakan pelaksanaan kewenangan desa yang kegiatan dan
anggarannya bersumber dari APB Desa. Pengadaan mengutamakan peran serta
masyarakat melalui Swakelola dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya yang ada di Desa secara gotong-royong dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dengan tujuan memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan
masyarakat setempat. Dalam hal Pengadaan tidak dapat dilakukan secara
Swakelola maka Pengadaan dapat dilakukan melalui Penyedia baik sebagian
maupun seluruhnya. Pengadaan melalui Penyedia dapat dilakukan untuk
mendukung swakelola atau kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan
swakelola.

Pengadaan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:


1. efisien, berarti Pengadaan harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu
yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk
mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum;
2. efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang
telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 47


3. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan
bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan Penyedia
yang berminat;
4. terbuka, berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa
yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas;
5. pemberdayaan masyarakat, berarti Pengadaan harus dijadikan sebagai
wahana pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola
pembangunan desanya;
6. gotong-royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa;
7. bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang sehat
di antara sebanyak mungkin Penyedia yang setara dan memenuhi
persyaratan;
8. adil, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia
dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu; dan
9. akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan Pengadaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan harus mematuhi etika
sebagai berikut:
1. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan;
2. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
Pengadaan;
3. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
4. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
5. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat
persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan;
6. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan desa;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 48


7. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi;
dan
8. tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan.

Para Pihak dalam Pengadaan terdiri atas:

1. Kepala Desa
Tugas Kepala Desa dalam Pengadaan adalah:
a. menetapkan TPK hasil Musrenbangdes;
b. mengumumkan Perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa
sebelum dimulainya proses Pengadaan pada tahun anggaran berjalan;
dan
c. menyelesaikan perselisihan antara Kasi/Kaur dengan TPK, dalam hal
terjadi perbedaan pendapat.

2. Kasi/Kaur
Kasi/Kaur mengelola Pengadaan untuk kegiatan sesuai bidang tugasnya.
Tugas Kasi/Kaur dalam mengelola Pengadaan:
a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK;
c. melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas nilai dan kegiatan
yang ditetapkan Musrenbangdes;
d. menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada
Kepala Desa; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya
kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
Kasi/Kaur dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani surat
perjanjian dengan Penyedia apabila anggaran belum tersedia atau anggaran
yang tersedia tidak mencukupi. Kaur Keuangan tidak boleh menjabat
sebagai pengelola Pengadaan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 49


3. TPK
Tim Pelaksana Kegiatan yang selanjutnya disingkat TPK adalah tim yang
membantu Kasi/Kaur dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa
yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kasi/Kaur.
TPK terdiri dari unsur:
a. Perangkat Desa;
b. Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan
c. Masyarakat
TPK ditetapkan dengan jumlah personil minimal 3 (tiga) orang. Berdasarkan
pertimbangan kompleksitas Pengadaan, personil TPK dapat ditambah
sepanjang berjumlah gasal.
Organisasi TPK terdiri atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
Tugas TPK dalam Pengadaan adalah:
a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Lelang;
c. mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.

Khusus untuk pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan secara Swakelola


ditunjuk penanggung jawab teknis pekerjaan dari anggota TPK yang mampu
dan memahami teknis kegiatan/pekerjaan konstruksi. TPK dapat diberikan
honorarium yang besarannya memperhatikan kemampuan keuangan Desa.

4. Masyarakat
Masyarakat adalah masyarakat Desa setempat dan/atau masyarakat desa
sekitar lainnya.
Peran Masyarakat dalam Pengadaan dilaksanakan dalam bentuk:
a. berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola; dan
b. berperan aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 50


5. Penyedia
Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Penyedia adalah badan
usaha atau orang perorangan yang menyediakan barang/jasa.
Penyedia di Desa memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki tempat/lokasi usaha, kecuali untuk tukang batu, tukang kayu,
dan sejenisnya;
b. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan;
c. memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/ jasa yang dibutuhkan;
dan
d. khusus untuk pekerjaan konstruksi, mampu menyediakan tenaga ahli
dan/atau peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

B. TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA


1. Perencanaan Pengadaan
Perencanaan Pengadaan dilakukan pada saat penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa). Perencanaan Pengadaan yang dimuat
dalam RKP Desa meliputi:
a. jenis kegiatan;
b. lokasi;
c. volume;
d. biaya;
e. sasaran;
f. waktu pelaksanaan kegiatan;
g. pelaksana kegiatan anggaran;
h. tim yang melaksanakan kegiatan; dan
i. rincian satuan harga untuk kegiatan pengadaan yang akan dilakukan.
Hasil Perencanaan Pengadaan dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Musrenbangdes dalam penyusunan RKP Desa.

Pengumuman
a. Hasil perencanaan pengadaan yang ada di dalam RKP Desa diumumkan
oleh Kepala Desa melalui media informasi yang mudah diakses oleh
Masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan pengumuman Desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 51


b. Pengumuman perencanaan pengadaan paling sedikit memuat:
1) Nama Kegiatan;
2) Nilai Pengadaan;
3) Jenis Pengadaan;
4) Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
5) Nama TPK;
6) Lokasi; dan
7) Waktu Pelaksanaan.

Perencanaan Pengadaan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana


Kegiatan dan Anggaran Desa dan Rencana Kerja Kegiatan Desa.

2. Persiapan Pengadaan
a. Persiapan Pengadaan secara Swakelola
Kasi/ Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang terdiri dari:
1) jadwal pelaksanaan kegiatan;
2) rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan peralatan;
3) gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
4) spesifikasi teknis (apabila diperlukan); dan
5) RAB Pengadaan yaitu RAB yang disusun oleh Kasi/Kaur menjelang
dilaksanakannya kegiatan Swakelola.

Khusus untuk pekerjaan konstruksi, dokumen persiapan Pengadaan


melalui Swakelola berupa:
1) gambar rencana kerja;
2) jadwal pelaksanaan kegiatan;
3) spesifikasi teknis;
4) RAB Pengadaan dan Analisa Harga Satuan; dan
5) rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan peralatan.

Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan RAB Pengadaan yang dihitung


dengan menggunakan data/informasi antara lain:
1) Harga pasar di Desa setempat; atau
2) Harga di desa terdekat dari desa setempat.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 52


 Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada
DPA, sepanjang tidak melebihi nilai pagu rincian objek belanja,
pengadaan dapat dilanjutkan dengan terlebih dahulu melakukan
revisi RAB pada DPA.
 Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada
DPA yang melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan tidak
dapat dilanjutkan dan Kasi/Kaur melapor kepada Kepala Desa.

Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK


untuk dilakukan Pengadaan melalui Swakelola.

b. Persiapan Pengadaan melalui Penyedia


Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan melalui Penyedia
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang terdiri atas:
1) waktu pelaksanaan pekerjaan;
2) gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
3) Kerangka Acuan Kerja (KAK)/spesifikasi teknis (apabila
diperlukan)/daftar kuantitas dan harga (apabila diperlukan);
4) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga perkiraan sendiri yang
ditetapkan oleh Kasi/Kaur menjelang dilaksanakannya kegiatan
pengadaan melalui Penyedia dengan merujuk pada harga pasar.

Harga pasar diperoleh dengan cara mencari informasi tentang harga


barang/jasa di Desa setempat dan/atau desa sekitar lainnya, menjelang
dilaksanakannya pemilihan Penyedia.
Kasi/Kaur dapat menggunakan harga pasar di desa sekitar, apabila
barang/jasa yang dibutuhkan tidak ada di desa setempat.
Kasi/Kaur menentukan harga pasar dengan memperhatikan kondisi
sebagai berikut:
a) Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar
adalah harga yang ditawarkan Penyedia tersebut.
b) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar
adalah
(1) harga yang paling banyak ditemukan; atau

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 53


(2) harga yang paling rendah, jika tidak ada harga sebagaimana
dimaksud pada huruf a).

Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan HPS yang dihitung dengan cara:


a) Menggunakan data/informasi antara lain:
(1) Harga pasar di Desa setempat; atau
(2) Harga di desa terdekat dari desa setempat, dalam hal
barang/jasa yang dibutuhkan tidak ada di desa setempat.
b) Memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
c) Memperhitungkan biaya angkut (jika barang yang diadakan tersebut
harus diangkut ke suatu tempat yang memerlukan biaya angkut).

 Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada DPA,


sepanjang tidak melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan
dapat dilanjutkan dengan terlebih dahulu melakukan revisi RAB pada
DPA.
 Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada DPA yang
melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan Kasi/Kaur melapor kepada Kepala Desa.

5) rancangan surat perjanjian


Rancangan surat perjanjian digunakan untuk transaksi yang
membutuhkan penjabaran teknis terkait ruang lingkup kegiatan, hak dan
kewajiban para pihak, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain.
Dalam hal pelaksanaan Pengadaan dilakukan oleh TPK, Kasi/Kaur
menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK untuk
dilakukan Pengadaan.

3. Pelaksanaan Pengadaan
a. Pengadaan Secara Swakelola

1) Persiapan
Swakelola dilaksanakan berdasarkan dokumen persiapan
Pengadaan yang disusun oleh Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud
pada tahap Persiapan Pengadaan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 54


2) Pelaksanaan
Swakelola dilaksanakan oleh:
a) TPK; atau
b) TPK dengan melibatkan masyarakat.
Pelaksanaan Swakelola dilakukan dengan panduan antara lain:
a) TPK melakukan pembahasan kegiatan yang menghasilkan
catatan hasil pembahasan.
b) Apabila diperlukan, TPK menentukan narasumber/tenaga kerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Narasumber dapat berasal dari masyarakat Desa setempat,
organisasi perangkat daerah kabupaten/kota, dan/atau
tenaga profesional; dan/atau
(2) Tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat Desa
setempat.
c) TPK menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan dilengkapi
dengan dokumentasi kegiatan.
d) Dalam melaksanakan kegiatan swakelola, TPK
memanfaatkan sarana/prasarana/peralatan/material/bahan yang
tercatat/dikuasai Desa.
Dalam hal pelaksanaan Swakelola membutuhkan sarana
prasarana/peralatan/material/bahan yang tidak dimiliki/tidak
dikuasai Desa maka TPK melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia.

3) Pengendalian
Kasi/Kaur melaksanakan tugas pengendalian pelaksanaan kegiatan
Swakelola meliputi antara lain:
a) kemajuan pelaksanaan kegiatan; dan/atau
b) penggunaan narasumber/tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan.
Berdasarkan hasil pengendalian, Kasi/Kaur melakukan evaluasi
kegiatan Swakelola. Apabila dalam hasil evaluasi kegiatan Swakelola
ditemukan ketidaksesuaian, Kasi/Kaur meminta TPK untuk

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 55


melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan.

4) Pengumuman
Hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Swakelola diumumkan
melalui media informasi yang mudah diakses oleh Masyarakat
sekurang-kurangnya pada papan pengumuman Desa.
Untuk pekerjaan konstruksi selain diumumkan pada papan
pengumuman Desa, pengumuman hasil pengadaannya dilakukan di
lokasi pekerjaan.
Pengumuman hasil kegiatan Pengadaan secara Swakelola meliputi:
a) Nama Kegiatan;
b) Nilai Pengadaan;
c) Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
d) Nama TPK;
e) Lokasi; dan
f) Waktu Pelaksanaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).

b. Pengadaan Melalui Penyedia

1) Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan:


a) berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan yang disusun oleh
Kasi/Kaur
b) untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa dalam rangka
mendukung pelaksanaan Swakelola atau kegiatan/belanja yang
tidak dapat dilaksanakan dengan Swakelola.

Contoh kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung


pelaksanaan Swakelola antara lain:
(1) pembelian material pada Swakelola pembangunan jembatan
Desa;
(2) sewa peralatan untuk Swakelola pembangunan balai Desa;
(3) konsultan untuk merencanakan pembangunan kantor Desa;
atau
(4) konsultan untuk mengawasi pembangunan kantor Desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 56


Contoh kebutuhan untuk kegiatan/belanja yang tidak dapat
dilaksanakan dengan Swakelola antara lain:
(1) pengadaan komputer, printer, dan kertas;
(2) langganan internet;
(3) pengadaan alat pengeras suara;
(4) sewa tenda;
(5) pengadaan kendaraan bermotor; dan/atau
(6) pengadaan traktor.
c) mengutamakan Penyedia dari Desa setempat.
d) dalam hal Penyedia memerlukan bahan/alat/material maka
diutamaka menggunakan bahan/alat/material dari lokasi
pekerjaan setempat.
e) Untuk pemilihan Penyedia dengan cara Lelang, TPK menyusun
dokumen Lelang yang memuat antara lain:
(1) ruang lingkup pekerjaan (dalam bentuk Kerangka Acuan
Kerja (KAK);
(2) Daftar Kuantitas dan Harga;
(3) spesifikasi teknis;
(4) gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
(5) waktu pelaksanaan pekerjaan;
(6) persyaratan administrasi;
(7) rancangan surat perjanjian; dan
(8) nilai total HPS.
f) Persyaratan administrasi untuk Penyedia berupa surat
pernyataan kebenaran usaha. Untuk pengadaan seperti
kendaraan bermotor, genset, traktor, dan pengadaan dengan
metode Lelang, persyaratan administrasi untuk Penyedia berupa
izin usaha dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara:
a) Pembelian Langsung;
b) Permintaan Penawaran; atau
c) Lelang.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 57


Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Pembelian Langsung
adalah metode pengadaan yang dilaksanakan dengan cara
membeli/membayar langsung kepada 1 (satu) Penyedia oleh
Kasi/Kaur atau TPK.
Tata cara Pembelian Langsung adalah sebagai berikut:
(1) Kasi/Kaur/TPK memilih Penyedia;
(2) Kasi/Kaur/TPK melakukan negosiasi (tawar menawar)
dengan Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih
murah; dan
(3) Transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atas
nama/diketahui oleh Kasi/Kaur sebagai pelaksana kegiatan
anggaran.
Pelaksanaan Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung
dapat dilakukan kepada Penyedia yang sama dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun anggaran berturut-turut. Setelah jangka
waktu 2 (dua) tahun anggaran, Kasi/Kaur/TPK melakukan
Pembelian Langsung kepada Penyedia lain di Desa setempat
atau sekitar. Apabila tidak terdapat Penyedia lain yang mampu
menyediakan barang/jasa maka Kasi/Kaur/TPK dapat
melakukan Pembelian Langsung kepada Penyedia yang sama.
b) Permintaan Penawaran
Permintaan Penawaran adalah metode Pengadaan dengan
membeli/ membayar langsung dengan permintaan penawaran
tertulis paling sedikit kepada 2 (dua) Penyedia yang dilakukan
oleh TPK.
Tata cara Permintaan Penawaran adalah sebagai berikut:
(1) TPK meminta penawaran secara tertulis dari minimal 2
(dua) Penyedia. Permintaan penawaran dilampiri dokumen
persyaratan teknis (Kerangka Acuan Kerja (KAK), rincian
barang/jasa, volume, spesifikasi teknis, gambar rencana
kerja (apabila diperlukan), dan/atau waktu pelaksanaan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 58


pekerjaan) dan dan/atau formulir surat pernyataan
kebenaran usaha;
(2) Penyedia menyampaikan surat penawaran sebagaimana
dimaksud dalam dokumen lelang dan harga disertai surat
pernyataan kebenaran usaha;
(3) TPK mengevaluasi penawaran Penyedia;
(4) Penawaran Penyedia dinyatakan lulus apabila memenuhi
persyaratan teknis dan harga;
(5) Dalam hal Penyedia yang lulus lebih dari 1 (satu), maka
TPK menetapkan Penyedia dengan harga penawaran
terendah sebagai pemenang untuk melaksanakan
pekerjaan;
(6) Dalam hal ada lebih dari 1 (satu) Penyedia menawar
dengan harga yang sama, maka TPK melakukan negosiasi
(tawar-menawar) dengan setiap Penyedia untuk
memperoleh harga yang lebih murah;
(7) Dalam hal hanya 1 (satu) Penyedia yang lulus, maka TPK
melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan Penyedia
untuk memperoleh harga yang lebih murah;
(8) Hasil negosiasi harga (tawar-menawar) dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Negosiasi;
(9) Transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atau
surat perjanjian antara Kasi/Kaur sebagai pelaksana
kegiatan anggaran dengan Penyedia; dan
(10) Dalam hal di Desa setempat hanya terdapat 1 (satu)
Penyedia, Permintaan Penawaran dapat dilakukan kepada
1 (satu) Penyedia tersebut.

c. Lelang
Lelang adalah metode pemilihan Penyedia untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia yang
memenuhi syarat.
Tata cara Lelang sebagai berikut:
(1) pengumuman Lelang;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 59


(2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang;
(3) pemasukan Dokumen Penawaran;
(4) evaluasi penawaran;
(5) negosiasi; dan
(6) penetapan pemenang.

Dalam melaksanakan Lelang perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:
(1) Pengumuman Lelang
(a) TPK mengumumkan Pengadaan dan meminta Penyedia
menyampaikan penawaran tertulis.
(b) Pengumuman dilakukan melalui media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat, sekurang-kurangnya
di papan pengumuman desa. Pengumuman Pengadaan
sekurang-kurangnya berisi:
i. Nama paket pekerjaan;
ii. nama TPK;
iii. lokasi pekerjaan;
iv. ruang lingkup pekerjaan;
v. nilai total HPS;
vi. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;dan
vii. jadwal proses Lelang.
(c) Bersamaan dengan pengumuman Pengadaan, TPK
dapat mengirimkan undangan tertulis kepada Penyedia
untuk mengikuti Lelang.
(2) Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang
(a) Penyedia mendaftar untuk mengikuti Lelang.
(b) TPK memberikan dokumen Lelang kepada Penyedia
yang mendaftar.
(3) Pemasukan Dokumen Penawaran
Penyedia menyampaikan penawaran tertulis berisi dokumen
administrasi serta penawaran teknis dan harga.
(4) Evaluasi Penawaran
(a) TPK mengevaluasi penawaran Penyedia.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 60


(b) Penawaran Penyedia dinyatakan lulus apabila
memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan harga.
(5) Negosiasi
(a) Dalam hal terdapat hanya 1 (satu) Penyedia yang lulus,
maka TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) yang
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Negosiasi.
(b) Dalam hal ada lebih dari 1 (satu) Penyedia yang lulus
menawar dengan harga yang sama, maka TPK
melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan setiap
Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih murah
yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Negosiasi.
(6) Penetapan Pemenang
(a) TPK menetapkan Penyedia dengan harga penawaran
terendah sebagai pemenang untuk melaksanakan
pekerjaan.
(b) Transaksi dituangkan dalam bentuk surat perjanjian
antara Kasi/ Kaur sebagai pelaksana kegiatan anggaran
dengan Penyedia.
Jenjang nilai Pengadaan melalui Penyedia sebagai berikut:
a) Pembelian Langsung
Dilaksanakan untuk Paket Pengadaan sampai dengan
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
b) Permintaan Penawaran
Dilaksanakan untuk Paket Pengadaan sampai dengan
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
c) Lelang
Dilaksanakan untuk Paket Pengadaan di atas Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
Jenjang nilai Pengadaan dapat ditetapkan berbeda oleh Bupati/Walikota
sesuai dengan wilayah masing-masing.

3) Pengendalian
Kasi/Kaur melakukan pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang
tercantum dalam bukti transaksi.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 61


Dalam hal terjadi perbedaan antara target dalam pelaksanaan
dengan bukti transaksi maka Kasi/Kaur memerintahkan Penyedia
untuk melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan
maka Kasi/Kaur dapat memberi sanksi kepada Penyedia
sebagaimana tercantum dalam bukti transaksi.

4) Bukti Transaksi
Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:
a) bukti pembelian (contoh: struk, nota, kuitansi); dan
b) surat perjanjian.
Bukti pembelian digunakan untuk Pengadaan dengan metode
Pembelian Langsung atau Permintaan Penawaran.

5) Perubahan Surat Perjanjian


Perubahan Surat Perjanjian dilakukan dalam hal:
a) terjadi keadaan kahar; atau
b) terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK.

Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat


pelaksanaan dengan gambar dan/ atau spesifikasi teknis/KAK,
Kasi/Kaur bersama Penyedia melakukan perubahan surat perjanjian
yang meliputi perubahan:
a) spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
b) volume; dan/atau
c) jadwal pelaksanaan.

Dalam hal perubahan surat perjanjian memerlukan perubahan


anggaran, Kasi/Kaur dapat melakukan perubahan surat perjanjian
setelah dilakukan penyesuaian dokumen anggaran.
Penyesuaian dokumen anggaran berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 62


Perubahan Surat Perjanjian dilakukan Kasi/Kaur dengan persetujuan
oleh Kepala Desa.

6) Pengumuman
TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Penyedia
di media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat,
sekurangkurangnya pada papan pengumuman di kantor Desa.
Pengumuman kepada masyarakat, hasil Pengadaan melalui
Penyedia dengan metode Permintaan Penawaran dan Lelang
meliputi:
a) Nama Kegiatan;
b) Nama Penyedia;
c) Nilai Pengadaan;
d) Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
e) Lokasi; dan
f) Waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal
selesai).

4. Pelaporan dan Serah Terima


TPK melaporkan kepada Kasi/Kaur:
a) kemajuan pelaksanaan Pengadaan; dan
b) pelaksanaan Pengadaan yang telah selesai 100% (seratus persen).
Laporan disertai dengan dokumen pendukungnya.
Berdasarkan laporan, Kasi/Kaur menerima hasil kegiatan Pengadaan:
a) melalui Swakelola dari TPK dengan menandatangani Berita Acara
Serah Terima (BAST); atau
b) melalui Penyedia dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima
(BAST).
Kasi/Kaur menyerahkan hasil kegiatan dari Pengadaan sesuai bidang
tugasnya kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
Kasi/Kaur melakukan pengarsipan dokumen terkait Pengadaan yang telah
dilaksanakan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 63


PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA

1. PENGERTIAN
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana
fungsi kebendaharaan dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran
dalam buku kas umum.
Pencataan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan.
Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri dari:
a. buku pembantu bank
b. buku pembantu pajak
c. buku pembantu panjar
Buku pembantu bank merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui
rekening kas Desa.
Buku pembantu pajak merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak.
Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban
uang panjar.

2. KETENTUAN POKOK PENATAUSAHAAN


Penerimaan Desa disetor ke rekening kas Desa dengan cara:
a. Disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
b. Disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos oleh
pihak ketiga
c. Disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh dari pihak
ketiga

Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdasarkan RAK Desa yang telah
disetujui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan secara
swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur dan Kasi pelaksana
kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajukan serta telah disetujui
oleh Kepala Desa.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 64


Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang seluruhnya dilakukan
melalui penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh Kaur Keuangan langsung kepada
penyedia atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh Kasi pelaksana kegiatan
anggaran dan telah disetujui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai, dilakukan secara
langsung oleh Kaur Keuangan dan diketahui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa dibuktikan dengan kuitansi pengeluaran dan
kuitansi penerimaan yang ditandatangani oleh Kaur Keuangan dan Kepala Desa
serta ditandatangani oleh penerima dana.

Buku kas umum yang ditutup setiap akhir dilaporkan oleh Kaur Keuangan kepada
Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Sekretaris Desa
melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan keuangan yang
disampaikan oleh kaur keuangan untuk selanjutnya hasil verifikasi, evaluasi dan
analisis tersebut disampaikan kepada Kepala Desa untuk disetujui.

3. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN


a. Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa wajib melakukan penatausahaan
terhadap seluruh penerimaan maupun pengeluaran.
b. Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan
penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada kepala desa paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya.
c. Kepala Urusan dan Kepala Seksi, selaku Pelaksana Kegiatan
bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas
beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu
kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan
anggaran desa.
d. Prosedur penatausahaan penerimaan
1) Prosedur Penerimaan melalui Kaur Keuangan sebagai Bendahara
Desa
Penyetoran langsung melalui Bendahara Desa oleh pihak ketiga, dilakukan
sesuai prosedur dan tata cara sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 65


- Pihak ketiga/penyetor mengisi Surat Tanda Setoran (STS)/tanda bukti
lain.
- Bendahara Desa menerima uang dan mencocokan dengan STS dan
tanda bukti lainya.
- Bendahara Desa mencatat semua penerimaan
- Bendahara Desa menyetor penerimaan ke rekening kas desa
- Bukti setoran dan bukti penerimaan lainnya harus diarsipkan secara
tertib.

Dilarang..!!
Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa dilarang:
 Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan
pelaksanaan APB Desa.
 Menyimpan uang, cek atau surat berharga, kecuali telah diatur
melalui peraturan perundang-undangan.

2) Prosedur Penerimaan melalui Bank


Penyetoran melalui bank oleh pihak ketiga dilakukan sesuai prosedur dan
tata cara sebagai berikut:
- Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Desa dalam rangka menyimpan
uang dan surat berharga lainnya yang ditetapkan sebagai rekening kas
desa.
- Pihak ketiga/penyetor mengisi STS/tanda bukti lain sesuai ketentuan
yang berlaku.
- Dokumen yang digunakan oleh bank meliputi:
 STS/Slip setoran
 Bukti penerimaan lain yang sah
- Pihak ketiga/penyetor menyampaikan pemberitahuan penyetoran yang
dilakukan melalui bank kepada Kaur Keuangan sebagai bendahara
desa dengan dilampiri bukti penyetoran/slip setoran bank yang sah.
- Kaur keuangan sebagai Bendahara desa mencatat semua penerimaan
yang disetor melalui bank.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 66


3) Prosedur Penerimaan melalui Petugas Pemungut
Penerimaan melalui Petugas Pemungut adalah:
- Kepala Desa menetapkan Petugas Pemungut;
- penyetor mengisi STS/tanda bukti lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku;
- Petugas Pemungut menerima uang sesuai yang tercantum dalam
STS/tanda bukti lainnya;
- Petugas Pemungut dapat menyetorkan penerimaan melalui Kaur
keuangan sebagai Bendahara Desa atau bank;
- Petugas Pemungut menyampaikan pemberitahuan penyetoran kepada
Kepala Desa; dan
- Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa mencatat semua penerimaan
yang disetor melalui bank.

e. Prosedur penatausahaan pengeluaran


Prosedur pengeluaran meliputi:
Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dengan proses sebagai
berikut:
(1) Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan harus disertai dengan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA).
(2) DPA diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan disahkan oleh Kepala Desa.
(3) Pelaksana Kegiatan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran
yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan
mempergunakan Buku Pembantu Kas Kegiatan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa.
(4) Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran pelaksana kegiatan
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa.
(5) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) terdiri dari:
a. Rencana kegiatan dan anggaran
b. Rencana kerja kegiatan desa
c. Rencana anggaran biaya (RAB)
(6) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, Sekretaris Desa
berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan DPA yang diajukan oleh pelaksana kegiatan;

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 67


b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB Desa yang
tercantum dalam permintaan pembayaran;
c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
d. mengembalikan atau menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh
pelaksana kegiatan apabila tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 68


BUKU KAS UMUM
DESA ……………………
TAHUN ANGGARAN .......................

KECAMATAN :
KABUPATEN :
PROVINSI :
NO TGL KODE REKENING URAIAN PENERIMAAN PENGELUARA NOMOR JUMLAH SALDO
(Rp) N BUKTI PENGELUARAN (Rp)
(Rp) KUMULATIF
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2
a b c a b c d

JUMLAH Rp. Rp. Rp. Rp.

……….., ………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur Keuangan
Sekretaris Desa,

(…………………………………..)

(……………………………….) Disetujui oleh:


Kepala Desa,

(………………………………………………)

Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 3 : diisi dengan kode rekening penerimaan dan pengeluaran
sebagaimana tertera dalam Penjabaran APB Desa.
Kolom 4 : diisi dengan uraian transaksi penerimaan atau pengeluaran
sebagaimana tertera dalam penjabaran APB Desa
Kolom 5 : diisi dengan jumlah rupiah penerimaan
Kolom 6 : diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran
Kolom 7 : diisi dengan nomor bukti transaksi
Kolom 8 : diisi dengan netto transaksi
Kolom 9 : diisi dengan saldo kas.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 69


BUKU PEMBANTU BANK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........

BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING

No. TANGGAL URAIAN BUKTI PEMASUKAN (Rp) PENGELUARAN (Rp) SALDO


TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAK SETORAN BUNGA PENARIKAN PAJAK BIAYA ADM (Rp)
SI BANK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TOTAL TRANSAKSI BULAN INI


TOTAL TRANSAKSI KUMULATIF
……….., ………………………….
Kaur Keuangan

(…………………………………..)

Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran Bank.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal transaksi Bank.
Kolom 3 : diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran.
Kolom 4 : diisi dengan bukti transaksi.
Kolom 5 : diisi dengan pemasukan jumlah setoran.
Kolom 6 : diisi dengan pemasukan jumlah bunga bank.
Kolom 7 : diisi dengan pengeluaran jumlah penarikan.
Kolom 8 : diisi dengan pengeluaran jumlah pajak.
Kolom 9 : diisi dengan pengeluaran biaya administrasi.
Kolom 10 : diisi dengan saldo Bank.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 70


BUKU KAS PEMBANTU PAJAK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN ........

No. TANGGAL URAIAN PEMOTONGAN PENYETORAN SALDO


(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5

JUMLAH

……….., ………………………….
Kaur Keuangan

(…………………………………..)

Cara pengisian :
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut penerimaan (dari pemotongan pajak) atau
pengeluaran (dari penyetoran pajak).
Kolom 2 : diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 3 : diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 : diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 : diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 : diisi dengan saldo buku kas bendahara.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 71


BUKU PEMBANTU PANJAR
DESA……………….. KECAMATAN…………………..
TAHUN ANGGARAN……………………………………

No. Tanggal Nomor Uraian Penerima Pemberian Pertanggung- Saldo


Bukti (Rp) jawaban Panjar (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8

……….., ………………………….
Kaur Keuangan

(…………………………………..)

Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal transaksi.
Kolom 3 : diisi dengan nomor bukti transaksi.
Kolom 4 : diisi nama/sumber pemberi bantuan dan jenis bantuan.
Kolom 5 : diisi dengan jumlah uang yang berikan.
Kolom 6 : diisi dengan volume jenis barang/tenaga.
Kolom 7 : diisi dengan nomer bukti setor/pemberitahuan kepada Bendahara.
Kolom 8 : diisi dengan jumlah

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 72


PERPAJAKAN DI DESA

Pengelolaan Keuangan Desa di dalamnya memuat ketentuan perpajakan


terutama pada transaksi belanja. Dasar hukum pajak diatur dengan ketentuan formil
yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 16 Tahun 2019. Selanjutnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 42 Tahun 2009
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, tiga regulasi tersebut diatas merupakan regulasi inti yang digunakan dalam
rangka pelaksanaan perpajakan dalam Pengelolaan Keuangan di Desa.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 16 Tahun 2019 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, tugas Kaur Keuangan Desa terhadap
perpajakan yaitu :
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
2. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan, penyetoran dan pelaporan
pajak ke KPP atau KP2KP dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak
dan / atau melalui aplikasi e-filing pajak pada web www.djponlinepajak.go.id

Syarat pendaftaran NPWP Kaur Keuangan Desa, yaitu :


1. SK Penunjukan sebagai Kaur Keuangan Desa (Bendahara Desa)
2. NPWP Pribadi Bendahara
3. Fotokopi KTP Bendahara

Jenis-jenis perpajakan yang dipotong/dipungut di desa :


1. PPh pasal 21
yaitu pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan.
Contoh kegiatan: pembayaran upah tukang, pembayaran honor tim, pembayaran
gaji dan tunjangan yang bersifat tetap kepada Kepala Desa, Perangkat Desa,
dan BPD.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 73


Jenis Pembayaran PPh pasal 21
a. Pembayaran honor panitia/pejabat pengadaan, bendahara dan staf proyek
(PNS) dengan tarif sebesar:
1) Golongan I dan II sebesar 0%;
2) Golongan III sebesar 5% Golongan IV sebesar 15%;
b. Pembayaran honor anggota dalam kepanitian (Non PNS) dengan tarif 5%
(apabila telah memiliki NPWP) atau dengan tarif 6% (apabila belum memiliki
NPWP) x honor yang dibayar;
c. Upah Tenaga Kerja Lepas yang menerima upah harian/mingguan, upah
satuan/borongan tidak dilakukan pemotongan PPh pasal 21, sepanjang upah
yang diterima tidak melebihi Rp450.000,00 sehari dan penghasilan kumulatif
yang diterima tidak melebihi Rp4.500.000,00
d. Upah Tenaga Ahli (Non PNS) dengan tarif 5% x 50% x jumlah upah yang
dibayar

Contoh PPh pasal 21


a. Sutadi (PNS-Gol Iva) menerima honor sebagai Pengawas Ujian di bulan
Maret sebesar Rp800.000,00. Maka PPh 21 yang harus dipotong oleh
Bendahara:
PPh 21 (final) terutang = 15% x Rp800.000 = Rp120.000,00

b. Pak Charles (Toko Elektronik) memberikan jasa perbaikan AC di Kantor


Bupati dengan imbalan jasa sebesar Rp2.000.000,00. Maka PPh 21 yang
harus dipotong oleh Bendahara :
PPh 21 terutang = 5% x (50% x Rp2.000.000,00) = Rp50.000,00

c. Pak Sartono (warga RT 23) mengikuti seminar yang diadakan oleh Dinas
Sosial dan menerima uang saku sebesar Rp600.000,00. Maka PPh 21 yang
harus dipotong oleh Bendahara :
PPh 21 terutang : 5% x Rp600.000,00 = Rp30.000,00

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 74


2. PPh pasal 22
a. Menurut UU RI No. 36 Tahun 2008 PPh Ps. 22 adalah bentuk
pemotongan/pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap Wajib
Pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang, besaran tarif
PPh Ps. 22 adalah 1,5% dan jika Rekanan tidak memiliki NPWP maka
tarifnya 100% lebih tinggi.
b. Sesuai PMK No. 231/PMK.03/2019 di atur mengenai pengecualian
pemungutan pada PPh Ps. 22 diberlakukan pada:
1) Pembayaran atas pembelian barang yang jumlahnya paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk PPN dan merupakan
pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya
lebih dari Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
2) Pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi
Pemerintah Pusat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai tata cara pembayaran dan penggunaan kartu
kredit pemerintah;
3) Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas,
pelumas, benda-benda pos atau pemakaian air dan listrik;
4) Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana BOS;
5) Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras;
6) Pembayaran kepada WP yang memiliki dan menyerahkan foto copy
surat keterangan yang telah dipotong PPh Ps 4 ayat (2) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Usaha yang diterima /diperoleh WP yang memiliki
peredaran Bruto tertentu;
7) Pembayaran untuk pembelian barang kepada WP yang dapat
menyerahkan fotocopy Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan
dan/atau Pemungutan PPh sesuai dengan ketentuan yang mengatur
mengenai tata cara pengajuan permohonan pembebasan dari
pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan oleh pihak lain,
yang telah dilegalisasi oleh KPP yang menerbitkan SKB dimaksud.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 75


Contoh PPh pasal 22
Arman Bendahara Desa Suka Maju membeli computer Rp10.000.000,00 (harga
yang tertulis di kuitansi).
Penghitungan PPh 22:
Harga yang tertulis di kuitansi adalah Nilai Barang termasuk PPN, maka terlebih
dahulu harus dicari Nilai Barang tanpa PPN dengan cara
100/110 x Rp10.000.000,00 = Rp9.090.000,00
PPh pasal 22 terutang : Rp9.090.000,00 x 1,5% = Rp136.350,00
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka PPh pasal 22 terutang:
Rp.9.090.000,00 x 3% = Rp272.700,00

DANA APBDes

SETOR
BANK/
KANTOR POS
BENDAHARA DESA
SSP
B
E
L
A
LAPOR N PAJAK
J PPh &/ PPN
SPT Masa A

REKANAN

KE * BADAN HUKUM USAHA


KPP PRATAMA * ORANG PRIBADI

10

Tata Cara Pemungutan dan penyetoran PPh pasal 22


 Membuat SSP (Surat Setoran Pajak) dengan Kode Akun Pajak 411122 dan
Kode Jenis Setoran 930
 SSP yang diisi atas nama Rekanan, distempel dan ditandangani oleh
Bendahara/Kaur Keuangan Desa.
 Dipungut pada setiap pelaksanaan pembayaran dan disetor pada hari yang
sama ke Bank atau Kantor Pos

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 76


Tata Cara Pelaporan PPh pasal 22
 Mengisi SPT Masa PPh pasal 22
 Dilaporkan ke KPP/KP2KP/Pos Pelayanan
 Pelaporan disampaikan paling lambat 14 hari setelah bulan berakhir, jika
jatuh pada hari libur maka pelaporan pada hari kerja berikutnya

3. PPh pasal 23
yaitu pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh pasal 21 dengan
tarif sebesar 2% dari nilai kontrak dan tidak termasuk PPN. Jika rekanan tidak
memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi.
Contoh: Jasa Catering (wajib pajak Badan), pemasangan/perawatan/perbaikan/
pemeliharaan mesin, AC, computer, kendaraan.
Jenis Jasa yang menjadi Objek PPh Pasal 23 (berdasarkan PMK
No.244/PMK.03/2008:
1) Jasa Penilai (appraisal)
2) Jasa Aktuaris
3) Jasa Akuntansi, Pembukuan, dan Asestasi Laporan Keuangan
4) Jasa Pengeboran (drilling) di bidang penambanngan migas, kecuali yang
dilakukan BUT Jasa
5) Jasa perancang (design)
6) Jasa penunjang di bidang penambangan Migas
7) Jasa penambangan dan jas penunjang di bidang penambangan selain Migas
8) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandara
9) Jasa penebangan hutan
10) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan
11) Jasa penyediaan tenaga kerja
12) Jasa perantara atau keagenan
13) Jasa penyelidikan dan keamanan
14) Jasa kostodian/penimpanan/penitipan
15) Jasa pengisian suara

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 77


16) Jasa mixing film
17) Jasa sehubungan dengan software computer termasuk perawatan,
pemeliharaan, dan perbaikan
18) Jasa instalasi atau pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC dan/atau TV Kabel
19) Jasa pengelolaan limbah
20) Jasa maklon
21) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga kecuali yang dilakukan
Bursa Efek, KSEI dan KPEI
22) Jasa penyelenggaraan kegiatan
23) Jasa pengepakan
24) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
25) Jasa pembasmi hama
26) Jasa kebersihan atau cleaning service
27) Jasa catering atau tata boga
28) Jasa Teknik dan Manajamen

Tata Cara Pemotongan dan Pelaporan PPh pasal 23


 Dipotong pada saat bendahara membayarkan penghasilan
 Membuat bukti potong PPh pasal 23 yang dibuat 3 rangkap untuk rekanan,
KPP dan arsip
 SSP (Surat Setoran Pajak) yang dibuat atas nama Bendahara dan
ditandatangani oleh Bendahara
 Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
 Pelaporan mengisi SPT Masa PPh pasal 23 dengan lampiran bukti potong
lembar ke-2 dan SSP Lembar ke-3
 Dilaporkan ke KPP paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir

Contoh PPh pasal 23


Parlan Bendahara Desa Sukorame menggunakan jasa service mobil ke CV.
Pangestu senilai Rp13.000.000,00 (harga yang tertulis di kuitansi)

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 78


Penghitungan PPh pasal 23 :
Harga yang tertulis di kuitansi adalah Nilai Barang termasuk PPN, maka terlebih
dahulu harus dicari Nilai Barang tanpa PPN dengan cara dikalikan 100/110 :
Rp13.000.000,00 x 100/110 = Rp11.818.000,00

PPh Pasal 23 terutang : Rp11.818.000,00 x 2 % = Rp236.360,00

Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka PPh pasal 23 terutang:


Rp11.818.000,00 x 4% = Rp472.720,00

4. PPh final 4 ayat 2


yaitu pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan
tertentu, seperti persewaan tanah dan/atau bangunan, pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan, jasa kontruksi
Objek PPh pasal 4 ayat 2:
a. Pengalihan hak atas Tanah/Bangunan tariff 2,5%
b. Sewa Tanah dan/atau Bangunan tariff 10%
c. Jasa Kontruksi:
1) Pelaksanan Kontruksi
- Kualifikasi Kecil tariff 2%
- Kualifikasi Menengah tariff 3%
- Non Kualifikasi tariff 4%
2) Perencanaan/Pengawasan Kontruksi
- Kualifikasi Usaha tariff 4%
- Non Kualifikasi tariff 6%

Tata cara Pemotongan dan pelaporan PPh pasal 4 ayat 2


 Dipotong pada saat Bendahara membayarkan penghasilan
 Bukti Potong dibuat 3 rangkap untuk Rekanan, KPP, dan arsip
 SSP dibuat atas nama Bendahara dan ditandatangani oleh Bendahara
 Disetor maksimal tanggal 10 bulan berikutnya
 Mengisi SPT Masa dengan lampiran bukti potong lembar ke-2 dan SSP
lembar ke-3

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 79


 Dilaporkan ke KPP maksimal tanggal 20 bulan berikutnya
5. PPN
yaitu pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan dengan
penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.
Contoh : pembelian ATK, pembelian seragam untuk keperluan dinas, computer,
mesin absensi pegawai, perolehan jasa kontruksi, perolehan jasa pemasangan,
perolehan jasa perawatan AC Kantor.
Syarat Pemungutan PPN:
a. Penyerahan di dalam daerah Pabean
b. Yang diserahkan Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak
c. Yang menyerahkan adalah Pengusaha Kena Pajak (Orang Pribadi atau
Badan) dengan syarat memiliki omset setahun lebih dari 4,8 Milyar
(pengusaha kecil dengan omset kurang dari 4,8 Milyar boleh memilih untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak)

Pembayaran yang masuk pengecualian pemungutan PPN oleh Bendahara:


 Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (tidak termasuk
PPN yang terutang) dan bukan merupakan pembayaran yang terpecah-
pecah dari suatu transaksi
 Pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi
Pemerintah Pusat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai tata cara pembayaran dan penggunaan kartu kredit
pemerintah;
 Pembayaran untuk pengadaan tanah
 BBM dan non BBM dari Pertamina
 BKP/JKP yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan
 Pembayaran atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan
telekomunikasi
 Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan

Kelompok Barang yang tidak dikenakan PPN:


1) Barang hasil Pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, seperti: minyak mentah (crude oil), gas bumi, panas bumi, pasir

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 80


dan kerikil, batubara sebelum diproses menjadi briket batubara dan bijih besi,
bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih
bauksit
2) Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh Rakyat banyak,
seperti: Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik beryodium
maupun yang tidak beryodium, daging, telur, susu, buah
3) Makanan dan Minuman yang disajikan di Hotel, Restoran, Rumah Makan,
Warung dan sejenisnya. Tidak termasuk makanan dan minuman yang
diserahkan oleh jasa Tata Boga
4) Uang, Emas Batangan, dan Surat-surat Berharga

Kelompok Jasa yang tidak dikenakan PPN:


1) Pelayanan kesehatan
2) Pelayanan sosial
3) Pengiriman surat dengan perangko
4) Keuangan
5) Keagamaan
6) Pendidikan
7) Kesenian dan hiburan
8) Penyiaran yang tidak bersifat iklan
9) Angkutan umum di darat dan di air
10) Tenaga kerja
11) Perhotelan
12) Pemerintahan

Kelompok BKP tertentu yang PPN nya dibebaskan:


1) Buku-buku pelajaran umum, Kitab Suci, dan buku-buku pelajaran agama
2) Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk pembuatan
makanan ternak, unggas dan ikan
3) Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap
langsung dari sumbernya
4) Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran atau perikanan
5) Air Bersih dan Listrik

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 81


Tata cara pemungutan dan Pelaporan PPN
 Dasar pemungutan yaitu pembayaran oleh Bendahara sudah termasuk PPN
 Rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
 SSP dibuat atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara
 Disetor maksimal tanggal 7 bulan berikutnya
 Faktur Pajak dibuat oleh Rekanan minimal 2 rangkap untuk Bendahara dan
Arsip
 SPT Masa PPN dilaporkan oleh Bendahara paling lama akhir bulan
berikutnya

6. Bea Materai
Adalah pajak atas dokumen yang bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan
Negara, memberikan kepastian hukum, menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, menerapkan pengenaan Bea Materai secara lebih adil dan
meyelaraskan ketentuan Bea Materai dengan ketentuan Per Undang-Undangan
lainnya.
Dokumen yang dikenakan Bea Meterai yaitu:
a. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan atau surat lainnyayang
sejenis, beserta rangkapnya;
b. Akta Notaris beserta grosse, salinan dan kutipannya;
c. Akta PPAT beserta salinan dan kutipannya;
d. Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun
e. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apapun;
f. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, dan grosse risalah
lelang;
g. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang menyebutkan penerimaan uang atau
berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi
atau diperhitungkan, dan
h. Dokumen lainnya yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
Ketentuan lainnya terkait Bea Materai adalah Bea Materai dikenakan 1 (satu) kali
untuk setiap dokumen. Sementara itu sesuai dengan Undang Undang No. 10

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 82


Tahun 2020 Tentang Bea Materai dikenakan tariff tetap yaitu sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 83


PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DESA

A. PENGERTIAN
1. Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab
(pertanggungjawaban) atas tugas dan wewenang yang diberikan.
2. Laporan merupakan suatu bentuk penyajian data dan informasi mengenai
sesuatu kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan dengan adanya suatu
tanggung jawab yang ditugaskan.
3. Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh suatu organisasi kepada pihak internal dan eksternal, yang merupakan
salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak yang
membutuhkan.
4. Laporan pertanggungjawaban mempunyai pengertian keterangan secara rinci
baik tertulis maupun lisan atas segala pelaksanaan kegiatan suatu organisasi
atas sebuah mandat guna dipertanggungjawabkan kepada pemberi mandat
(masyarakat ataupun pemerintah di atasnya).
5. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran yang
selanjutnya disebut LPPD Akhir Tahun Anggaran adalah laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota sebagai
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan
semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-
tugas dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota selama satu tahun anggaran.
6. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Masa Jabatan Kepala
Desa yang selanjutnya disebut LPPD Akhir Masa Jabatan adalah proses
kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat
sebelum berakhirnya masa jabatan, meliputi laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa selama 6 (enam) tahun.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 84


7. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran Kepala
Desa yang selanjutnya disebut LKPJ Akhir Tahun Anggaran adalah proses
kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada rakyat melalui Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi keterangan seluruh proses
pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.

B. JENIS DAN MEKANISME PELAPORAN KEUANGAN DESA


 Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester
pertama kepada Bupati/ Walikota melalui camat yang terdiri dari:
1. laporan pelaksanaan APB Desa; dan
2. laporan realisasi kegiatan.
 Kepala Desa menyusun laporan dengan cara menggabungkan seluruh
laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun berjalan.
 Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan konsolidasi pelaksanaan APB Desa
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa paling
lambat minggu kedua Bulan Agustus tahun berjalan.
 Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB
Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir tahun anggaran,
dan disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran
berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
 Peraturan Desa tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APB Desa
disertai dengan:
▪ Laporan keuangan, terdiri dari:
1. laporan realisasi APB Desa; dan
2. catatan atas laporan keuangan.
▪ Laporan realisasi kegiatan; dan
▪ Daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya yang
masuk ke Desa.
 Laporan Pertanggungjawaban merupakan bagian dari laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 85


 Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan konsolidasi realisasi pelaksanaan
APB Desa kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan
Desa paling lambat minggu kedua Bulan April tahun berjalan.
 Selain menyampaikan laporan kepada Bupati/Wali Kota, laporan
pertanggungjawaban wajib diinformasikan kepada masyarakat melalui media
informasi paling sedikit memuat:
1. laporan realisasi APB Desa;
2. laporan realisasi kegiatan;
3. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;
4. sisa anggaran; dan
5. alamat pengaduan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan
menjamin akuntabiltas pengelolaan keuangan desa, sebagaimana ditegaskan
dalam asas Pengelolaan Keuangan Desa (Asas Akuntabel). Hakikat dari
pelaporan ini adalah Pengelolaan Keuangan Desa dapat
dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek seperti hukum, administrasi,
maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan keuangan desa
menjadi kewajiban Pemerintah Desa sebagai bagian tak terpisahkan dari
penyelengaraan pemerintahan desa.
Secara umum tujuan pelaporan keuangan disusun adalah bentuk
pertanggungjawaban lembaga atas penggunaan dan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki dalam suatu periode tertentu. Dari tujuan umum tersebut dapat
diketahui beberapa manfaat pentingnya pelaporan keuangan bagi Desa,
diantaranya:
1. Mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan kemanfaatan pengelolaan
sumber daya ekonomi oleh desa dalam 1 tahun anggaran.
2. Nilai kekayaan bersih yang dimiliki desa sampai dengan posisi terakhir
periode pelaporan akan dapat diketahui secara akurat.
3. Sebagai alat evaluasi kinerja aparatur desa utamanya Kepala Desa
yang lebih informatif.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 86


4. Sebagai sarana pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya praktik
penyalahgunaan ataupun penyimpangan sumber-sumber ekonomi
yang dimiliki desa.
5. Sebagai wujud riil implementasi azas transparansi dan akuntabilitas
yang diamanatkan peraturan perundangan yang dapat dijadikan model
praktis bagi entitas lain.

D. PENYAMPAIAN INFORMASI LAPORAN KEPADA MASYARAKAT


Sejalan dengan prinsip transparan, akuntabel, dan partisipatif yang
merupakan ciri dasar tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
maka pertanggungjawaban tidak hanya disampaikan kepada pemerintah yang
berwenang, tetapi juga harus disampaikan kepada masyarakat baik langsung
maupun tidak langsung.
Secara langsung, pertanggungjawaban kepada masyarakat bisa
disampaikan melalui Musyawarah Desa sebagai forum untuk membahas hal-hal
strategis, yang dihadiri BPD dan unsur-unsur masyarakat lainnya. Selain itu,
laporan pertanggungjawaban juga dapat disebarluaskan melalui berbagai sarana
komunikasi dan informasi seperti papan Informasi Desa, web site resmi
pemerintah kabupaten atau bahkan desa.

E. SANKSI
Untuk pemberian sanksi, di dalam pasal 28 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa Kepala Desa yang tidak
melaksanakan kewajiban dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan
dan/atau teguran tertulis. Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan,
dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 25,
dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana desa, Bupati/Walikota dapat menunda penyaluran dana desa
sampai dengan disampaikannya laporan realisasi penggunaan dana desa.
Dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 87


Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
disebutkan bahwa dalam hal terdapat SiLPA Dana Desa lebih dari 30% pada
akhir tahun anggaran sebelumnya, Bupati/Walikota memberikan sanksi
administratif Kepala Desa yang bersangkutan. Sanksi berupa penundaan
penyaluran Dana Desa tahap I tahun anggaran berjalan sebesar SiLPA Dana
Desa. Dalam hal pada tahun anggaran berjalan masih terdapat SiLPA Dana
Desa lebih dari 30%, Bupati/Walikota memberikan sanksi administratif Kepada
Desa yang bersangkutan. Sanksi berupa pemotongan Dana Desa tahun
anggaran berikutnya sebesar SiLPA Dana Desa tahun berjalan. Pemotongan
penyaluran Dana Desa menjadi dasar Menteri melakukan pemotongan
penyaluran Dana Desa untuk Kabupaten/Kota tahun anggaran berikutnya.
Ketentuan mengenai pengenaan sanksi administratif diatur dengan peraturan
Bupati/Walikota.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 88


INSTALASI, SYSTEM REQUIREMENT, DAN PENGATURAN
PARAMETER SISKEUDES

A. PENGANTAR APLIKASI
Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dikembangkan bersama antara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri). Aplikasi Siskeudes mulai diterapkan di Tahun 2015
dengan didukung oleh Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 143/8350/BPD
tanggal 27 November 2015 hal Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Surat
KPK Nomor B.7508/01-16/08/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Himbauan
Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. Aplikasi Siskeudes mengacu
pada peraturan pengelolaan keuangan desa yang berlaku saat itu yaitu
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Pada Bulan April 2018, Kemendagri mengeluarkan Permendagri Nomor 20


Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang mencabut Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014, sehingga Aplikasi Siskeudes perlu disesuaikan dengan
regulasi tersebut. Aplikasi Siskeudes versi terbaru dikeluarkan dengan Rilis Versi
2.0. Tampilan muka Aplikasi Siskeudes versi 2.0 yang sesuai dengan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 89


B. INSTALASI
Sebagaimana versi sebelumnya, Aplikasi Siskeudes 2.0 menggunakan
database Microsoft Access sehingga lebih portable dan mudah diterapkan oleh
pengguna aplikasi yang awam sekalipun. Secara teknis transaksi keuangan desa
termasuk dalam kelompok skala kecil, sehingga lebih tepat ditangani secara
mudah dengan database Microsoft Access ini. Penggunaan aplikasi dengan
menggunakan database SQLServer hanya dikhususkan untuk tujuan tertentu
atau volume transaksi sudah masuk dalam kategori skala menengah.

C. OPERATING SYSTEM DAN PERANGKAT KERAS


Penggunaan operating system Windows XP, Windows 7, Windows 8 dan
Windows 10. Penggunaan perangkat keras komputer minimal Intel Celeron 1,5
Ghz dengan memori RAM 1 GB dan ruang hardisk kosong yang tersisa minimum
10 GB.

D. SETTING KONFIGURASI KOMPUTER


Setelah melakukan instal aplikasi dan pemasangan database, langkah
berikutnya adalah melakukan setting konfigurasi agar aplikasi siap untuk
digunakan. Setting yang harus dilakukan adalah Setting Konfigurasi
menghubungkan database dengan aplikasi. Cara melakukan setting konfigurasi
yaitu setting konfigurasi kalender pada control panel windows dengan format
yang berlaku di Indonesia yaitu “dd/mm/yyyy”.

E. DATABASE DAN SISTEM KONEKSI DATA


Koneksi database harus dilakukan pada saat pertama kali aplikasi
digunakan. Koneksi database disimpan dalam file config.ini pada folder aplikasi
Siskeudes. Koneksi database secara default menggunakan tab koneksi Microsoft
Access Database seperti tampak pada gambar berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 90


Langkah-langkah koneksi :

Klik Database Koneksi => Pilih Database yang diaktifkan => Pilih Koneksi =>
Test => Simpan => Keluar

Pada interface koneksi data tersedia 2 pilihan opsi koneksi, via ODBC (Open
Database Connectivity) atau Direct Access. Dengan koneksi via ODBC, Aplikasi
Siskeudes melakukan pembacaan data tidak secara langsung ke Driver
MsAccess, akan tetapi menggunakan mesin ODBC pada sistem operasi
Windows. Sedangkan Direct Access, aplikasi Siskeudes akan melakukan
pembacaan file secara langsung pada file database yang bersangkutan.

Penggunaan opsi koneksi ODBC mengharuskan sistem komputer terinstall


Microsoft Jet OleDB 4.0 pada Microsoft Office 2000-2003. Sehingga untuk
komputer yang tidak terinstall Microsoft Office 2003 tidak dapat menggunakan
fitur ini. Apabila ingin tetap menggunakan fitur ini adalah dengan cara
menambahkan instalasi Microsoft Office Access 2003 atau Access Database
Engine.

Secara teknis penggunaan opsi via ODBC lebih disarankan dan lebih
menjamin keamanan data dari kerusakan (corrupt) dan dapat digunakan pada
mode multiuser dengan cara melakukan sharing folder database
“DataAPBDes.mde”.

Penggunaan opsi Direct Access membuat aplikasi langsung melakukan


pembacaan file pada database keuangan desa. Opsi ini digunakan apabila

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 91


dalam komputer tidak tersedia Microsoft Jet Oledb4.0 untuk “*.mdb” pada
komputer yang hanya terinstall Microsoft Office 2007, 2010 atau 2013.
Penggunaan opsi ini tidak disarankan karena pada kondisi tertentu dapat
menyebabkan permasalahan seperti komputer lambat, low memory atau
komputer yang terinfeksi virus dapat membuat database rusak atau corrupts.
Penggunaan opsi ini hanya untuk single user atau dengan kata lain hanya untuk
komputer PC atau Laptop secara stand alone (tidak menggunakan jaringan).

F. LOGIN APLIKASI
Untuk dapat masuk ke Aplikasi Siskeudes, terdapat menu login user yang
harus diisi dengan benar agar dapat masuk ke dalam Aplikasi Siskeudes. Tujuan
login user ini adalah agar melindungi data dalam Aplikasi Siskeudes dan
dipastikan diisi oleh user yang telah memiliki otorisasi. Login User juga
menunjukkan level otoritas dalam penggunaan Aplikasi Siskeudes, yaitu Level
Operator (untuk pemerintah desa), Level Supervisor (untuk kecamatan) dan
Level Admin (untuk pemerintah kabupaten/kota).

Secara umum untuk pemerintah desa, login user untuk Aplikasi Siskeudes
diisi dengan: User ID: user dengan password user. Login user Aplikasi Siskeudes
selanjutnya akan diatur oleh Admin Siskeudes pemerintah kabupaten/kota,
sehingga untuk setiap desa akan mendapat user ID dan password yang
berbeda. Tahun Anggaran diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diinput
(sesuai dengan SML yang diberikan) misalnya 2021. Untuk praktik aplikasi
Siskeudes pada pelatihan ini, kita akan masuk sebagai admin menggunakan
user ID: balai dan password: balai

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 92


G. PARAMETER UMUM
Pengisian menu Data Umum Pemda adalah proses pertama yang harus
dilakukan. Tanpa pengisian Data Umum Pemda, maka akan ada beberapa
proses yang tidak dapat dilakukan serta dalam output/laporan yang tidak dapat
terinformasi secara lengkap.

Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa parameter Data Umum Pemda
dikelola oleh adminstrator/satgas pada tingkat Kabupaten/Kota. Pemerintah
Desa tidak diperbolehkan melakukan pengubahan atau penambahan tanpa ijin
dari administrator pada tingkat Kabupaten/Kota.

Parameter Umum terdiri dari:

1. Parameter Data Umum Pemda


Menu Data Umum Pemda digunakan untuk melakukan penginputan data
umum pemerintah daerah yang menggunakan aplikasi Siskeudes, seperti:
Nama Pemda, Alamat, Ibukota, Nama Kepala Daerah, dan Tahun Anggaran.

Langkah-langkah pengisian Data Umum Pemda adalah sebagai berikut:

Pilih Parameter => Data umum Pemda

Klik pada tombol selanjutnya isi data di bawah ini dan diakhiri

dengan tombol , sebagai contoh:

Nama Pemda : Pemerintah Kabupaten Simulasi


Ibukota : Simulasi
Alamat : Jl. Raya Simulasi Nomor 12

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 93


Menu parameter Data Umum Pemda pada kolom isian “Nama Pemda” tidak
dapat diganti karena telah dikunci dengan kode provinsi dan kode
kabupaten/kota beserta tahun anggaran. Hal ini terkait dengan monitoring
pengguna Aplikasi Siskeudes secara berjenjang dan kepentingan kompilasi
data keuangan desa secara nasional.

Kode Provinsi dan Kabupaten/Kota yang digunakan dalam Aplikasi


Siskeudes mengacu pada kodifikasi wilayah yang tercantum dalam
Permendagri No. 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri No
137 Tahun 2017 tentang Kode Administrasi Wilayah Propinsi, Kabupaten,
Kecamatan, dan Desa.

2. Parameter Kecamatan dan Desa


Kode kecamatan dan desa terdiri dari 2 (dua) digit kode kecamatan dan
4 (empat) digit kode desa dengan format “00.0000.” Kode kecamatan dan
desa dimasukkan sesuai dengan urutan yang ada dalam Permendagri No.
72 Tahun 2019.

3. Referensi Kegiatan
Referensi Kegiatan terdiri dari 2 (dua) digit kode bidang, 2 (dua) digit kode
sub bidang, dan 2 (dua) digit kode kegiatan dengan format “00.00”. Kode
bidang diisi dengan 2 (dua) digit kode bidang kewenangan yang dilimpahkan
ke desa sesuai dengan UU No.6 Tahun 2014. Parameter kode kegiatan yang
boleh dilaksanakan oleh desa dibakukan sesuai dengan yang berlaku di

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 94


pemerintahan daerah yang bersangkutan. Kode kegiatan disusun
berdasarkan kebutuhan yang ada, dirumuskan oleh OPD Teknis yang
berhubungan dengan desa dan dibakukan dalam Peraturan Kepala Daerah
yang mengatur mengenai pedoman Pengelolaan Keuangan Desa atau
Peraturan Kepala Daerah yang mengatur mengenai pedoman penyusunan
APBDesa. Penyusunan daftar kegiatan yang boleh dilaksanakan oleh desa
disesuaikan dengan kewenangan dan tetap memperhatikan peraturan yang
lebih tinggi, seperti Permendes PDTT, Permenkeu dan Permendagri yang
mengatur masalah keuangan desa.

Kode Bidang dan Sub Bidang sesuai dengan Permendagri No.20 Tahun
2018 meliputi :

BIDANG SUB BIDANG


01. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan Belanja Penghasilan
Pemerintahan Desa Tetap, Tunjangan dan Operasional
Pemerintahan Desa
2. Sarana dan Prasarana
PemerintahanDesa
3. Administrasi kependudukan,
Pencatatan Sipil, Statistik dan
Kearsipan
4. Tata Praja pemerintahan,
Perencanaan, Keuangan dan
Pelaporan
5. Pertanahan
02. Pelaksanaan Pembangunan 1. Pendidikan
Desa 2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
4. Kawasan Permukiman
5. Kehutanan dan LingkunganHidup
6. Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 95


7. Energi dan SumberDaya Mineral
8. Pariwisata
03. Pembinaan Kemasyarakatan 1. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Pelindungan Masyarakat
2. Kebudayaan dan Keagamaan
3. Kepemudaan dan Olah Raga
4. Kelembagaan Masyarakat
04. Pemberdayaan Masyarakat 1. Kelautan dan Perikanan
2. Pertanian dan Peternakan
3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa
4. Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga
5. Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
6. Dukungan Penanaman Modal
7. Perdagangan dan Perindustrian
05. Penanggulangan Bencana, 1. Penanggulangan Bencana
Keadaan darurat dan Mendesak 2. Keadaan Darurat
Desa 3. Keadaan Mendesak

Untuk membuka parameter Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan lakukan


langkah-langkah sebagai berikut:

Pilih Parameter => Referensi Kegiatan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 96


Pengguna Aplikasi Siskeudes tidak dapat melakukan perubahan data Bidang
sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tersebut di
atas, kecuali apabila terdapat perubahan peraturan dimaksud.

Kode Sub Bidang dan Kode Kegiatan digunakan menginput jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan pemerintah desa sesuai regulasi dan kewenangan
yang dimiliki oleh pemerintahan desa. Untuk keseragaman dan keselarasan
dalam Kodefikasi, kode dan nama Bidang/Sub Bidang/Kegiatan yang akan
dilakukan oleh Pemerintah Desa agar mengacu pada Peraturan Kepala
Daerah tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang mengacu pada
Permendagri 20/2018.

Bidang dan Sub Bidang tidak diperkenankan untuk diubah, karena sudah
ditetapkan dalam Permendagri 20/2018. Sedangkan untuk Kegiatan dapat
ditambahkan dari daftar yang tercantum sesuai dengan kebutuhan daerah
mulai kode 90 sampai dengan 99 untuk setiap Sub Bidang-nya. Daftar
Kegiatan menggunakan Bahasa Indonesia dan dapat disesuaikan dengan
bahasa daerah dengan kode rekening yang sama. Kodefikasi Bidang/Sub
Bidang/Kegiatan yang ada dalam Aplikasi Siskeudes diinput sesuai
pengaturan dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.

Untuk melihat data kegiatan pada masing-masing bidang lakukan langkah-


langkah berikut:

Lakukan double klik pada nama Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan sehingga
tampak daftar nama kegiatan yang ada dalam bidang dimaksud.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 97


4. Referensi Sumber Dana

Menu Referensi Sumber Dana digunakan untuk melakukan penginputan data


Sumber Dana. Kode sumber dana diberi singkatan dengan 3 digit huruf.
Jenis-jenis sumber dana terdiri dari Pendapatan Asli Desa (PAD), Alokasi
Dana Desa (ADD), Dana Desa (DDS), Penerimaan Bagi Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah (PBH), Penerimaan Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
(PBK), Penerimaan Bantuan Keuangan Provinsi (PBP), Swadaya
Masyarakat (SWD), dan Pendapatan Lain-Lain (PDL).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 98


Langkah-langkah untuk melihat referensi Sumber Dana adalah:

Pilih Parameter => Referensi Sumber Dana

Untuk melakukan penginputan, pengubahan dan penghapusan Referensi


Sumber Dana dilakukan oleh admin kabupaten/kota.

5. Rekening Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


Menu Rekening APBDesa digunakan untuk melakukan pengelolaan data
Rekening APBDesa. Terdiri dari 5 level data yang meliputi: Akun,
Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Obyek. Pengguna aplikasi tidak
diperbolehkan melakukan perubahan kodefikasi karena telah diatur
dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.

6. Parameter Standar Satuan Harga


Parameter Standar Satuan Harga digunakan untuk memasukkan data
standar harga yang dijadikan acuan bagi desa pada saat menyusun
APBDesa. Untuk mempermudah implementasi, standar harga dibuat
pada masing-masing obyek belanja. Data Standar Harga diisi oleh
administrator Kabupaten/Kota sesuai dengan harga yang berlaku di
Kabupaten/Kota setempat. Mengingat kondisi geografis yang cukup
variatif pada beberapa daerah, besaran harga satuan tidak dikunci pada
saat penginputan data RAB. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 99


melakukan penambahan atau perubahan data Standar Satuan Harga
adalah sebagai berikut:

Pilih menu Parameter => Standar Satuan Harga

Sehingga tampak tampilan form sebagai berikut:

7. Parameter Output Kegiatan Dana Desa


Output kegiatan Dana Desa digunakan untuk menginput data referensi jenis
output kegiatan Dana Desa beserta satuan yang dipakai dalam menyusun
APBDesa. Output kegiatan dana desa ini sudah tercantum seperti yang di
Permendagri 20/2018. Apabila pemerintah kabupaten/kota menambahkan
kegiatan dengan kode 90 s.d. 99 maka output kegiatan dana desa ini harus
ditambahkan sesuai dengan kegiatan yang sudah ditambahkan oleh
pemerintah kabupaten/kota.

Untuk menginput data output kegiatan Dana Desa :

Klik menu Parameter – Output Kegiatan Dana Desa

Klik Tambah untuk menambahkan referensi, masukan Kode, uraian output,


serta satuan yang digunakan, Klik Simpan jika telah selesai, sehingga
tampak form isian berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 100


8. Parameter Referensi Peraturan
Parameter referensi peraturan digunakan sebagai alat bantu untuk
menyusun rancangan Peraturan Desa APBDesa, Peraturan Kepala Desa
Penjabaran APBDesa, Peraturan Desa Perubahan APBDesa, dan Peraturan
Desa Pertanggungjawaban APBDesa. Peserta dapat menambahkan,
mengubah atau menghapus klausul menimbang dan mengingat dalam
peraturan desa atau peraturan kepala desa melalui fitur ini. Hasil print out
peraturan ini berupa file microsoft words yang bisa diedit menyesuaikan
dengan keperluan desa.

9. Parameter Belanja Operasional


Parameter mapping belanja operasional digunakan untuk meregister
kegiatan yang masuk dalam kelompok belanja operasional sebagaimana
dimaksud dalam PP 11 Tahun 2019 pasal 100 huruf b. Kegiatan yang
diregister dalam parameter ini akan dikelompokkan sebagai belanja
operasional dan dihitung porsinya dari total APBDesa.

Aplikasi tidak melakukan penguncian posting diatas 30% sebagaimana


dimaksud dalam PP 11 Pasal 100. Aplikasi ini hanya memberikan informasi
terjadi pelampauan porsi belanja operasional APBDes>30% pada saat akan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 101


diposting. Untuk melihat data kegiatan operasional rutin klik menu Parameter
– Belanja Operasional sehingga tampak form isian berikut:

10. Parameter Mapping Korolari


Parameter korolari digunakan untuk mencatat kapitalisasi belanja modal ke
dalam aset secara otomatis. Kode rekening belanja modal yang
menghasilkan aset secara otomatis akan menambah nilai aset pada laporan
kekayaan milik desa.

Untuk melihat data mapping korolari klik menu Parameter – Mapping Korolari
tampak form sebagai
berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 102


Pola hubungan Belanja Modal dengan aset pada Laporan Kekayaan Milik
Desa/Laporan Aset dapat dilihat dalam laporan berikut :

11. Parameter Rekening Bank Desa


Parameter rekening kas desa digunakan untuk meregistrasi nomor rekening
bank dimana uang kas desa ditempatkan. Sesuai dengan kebijakan single
account hanya satu rekening bank yang dapat diregistrasi dalam aplikasi
SISKEUDES. Jika desa memiliki lebih dari satu rekening maka hanya satu
rekening kas yang diakui sebagai rekening kas desa, sedangkan rekening
lainnya dianggap sebagai rekening temporer atau rekening penampungan
sementara.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 103


DATA ENTRY PERENCANAAN

Menu Perencanaan digunakan untuk melakukan proses entri data Data Umum
Desa dan penyusunan perencanaan jangka menengah (RPJMDes) dan
perencanaan tahunan (RKPDes). Sebagai langkah awal, dalam menu Perencanaan
diinput terlebih dahulu Data Umum Desa. Penginputan data agar dimulai secara
berurut sesuai menu yang tersedia dalam aplikasi. Berikut ini petunjuk penginputan
dalam menu Perencanaan:

A. DATA UMUM DESA


Menu Data Umum dan RPJMDesa digunakan untuk melakukan penginputan
data umum pemerintah Desa seperti nama kepala desa, nama sekretaris desa,
tanggal perdes, dan tanggal PAK.

Petunjuk Pengoperasian
1. Diisi dari menu Data Entry => Perencanaan => Data Umum dan RPJM
Desa => Pilih Desa=> Kecamatan=> Desa=> Data Umum Desa
2. Klik pada tombol Tambah dan diakhiri dengan tombol Simpan atau Batal

Contoh Data Umum Desa


Tahun : 2020
Nama Desa : Pemerintah Desa A
Nama Kepala Desa : Tirta
Jabatan Kepala Desa : Kepala Desa
Status APBDesa : Awal
Nomor Perdes Pertgjwbn :
Tanggal Perdes Pertgjwbn :
Nama Sekretaris Desa : Ronggo
Jabatan Sekretaris Desa : Sekretaris Desa
Nama Kaur Keuangan : Lastri
Jabatan Kaur Keuangan : Kaur Keuangan
NPWP Kaur Keuangan : 020202020202020
Ibukota desa : Martani

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 104


Pelaksana Kegiatan Anggaran:
Pelaksana Kegiatan Anggaran merupakan menu untuk menginput data
perangkat desa yang nantinya terkait dengan pelaksana kegiatan anggaran.

No Jabatan Nama
1 Kasi Pemerintahan Agus
2 Kasi Pelayanan Sudarsono
3 Kasi Kesejahteraan Robi
4 Kaur TU dan Umum Subagio
5 Kaur Perencanaan Sari

Untuk mengisi Pelaksana Kegiatan Anggaran, klik Tab Pelaksana Kegiatan.

Klik Tombol Tambah, Nomor ID akan otomatis terisi oleh Aplikasi, selanjutnya isi
Nama dan Jabatan Pelaksana Kegiatan Anggaran. Klik Tombol Simpan. Ulangi
sampai seluruh perangkat desa terisi seluruhnya. Sehingga tampak tampilan
sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 105


B. VISI DAN MISI DESA
Menu Visi Misi Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
perencanaan pemerintah Desa seperti Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Desa.

Data simulasi sebagai berikut:


Input data visi:
Visi Desa A Tahun 2021 – 2026 adalah: “Terwujudnya Desa A yang
Makmur dan Sejahtera”
Input data misi, tujuan, dan sasaran:

Misi 01 Mewujudkan Sarana Prasarana Desa Yang Memadai


Tujuan 01 Terwujudnya sarana jalan yang dapat mendukung
perekonomian warga desa
Sasaran 01 Tersedianya jalan desa yang baik dan memadai
Sasaran 02 Tersedianya jalan lingkungan yang baik
Tujuan 02 Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan memadai
Sasaran 01 Terciptanya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan
lancar

Untuk melakukan input data bidang dan kegiatan lakukan langkah-langkah


berikut ini:

1. Klik menu Data Entry => Perencanaan => Visi Misi dan RPJM Desa
2. Pilih Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Klik Visi Misi => Pilih tombol Visi sehingga terbuka tab Visi
4. Klik tambah untuk memulai pengisian
5. Isi Tahun berlaku dan uraian visi

6. Klik tombol bila sudah selesai, sehingga tampak isian formulir


berikut.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 106


7. Klik Tab Misi
8. Klik tambah untuk memulai pengisian
9. Isi kode Misi dan uraian Misi

10. Klik tombol bila sudah selesai


11. Double klik nomor Misi yang sudah disimpan atau klik tab Tujuan
12. Klik Tambah untuk memulai pengisian
13. Isi Kode Tujuan dan uraian Tujuan

14. Klik tombol bila sudah selesai.


15. Double klik nomor Tujuan yang sudah disimpan atau klik tab Sasaran
16. Klik Tambah untuk memulai pengisian
17. Isi Kode Tujuan dan uraian Tujuan

18. Akhiri dengan klik tombol bila sudah selesai.


19. Cetak Visi Misi Desa yang telah dibuat.

C. RPJM DESA
Menu RPJM Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
perencanaan Pemerintah Desa seperti Bidang, Sub Bidang, Kegiatan, dan
Rincian Dana Indikatif. Data simulasi sebagai berikut:

1. Bidang: Pelaksanaan Pembangunan Desa


Sub Bidang: Pendidikan
Kegiatan: : Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat Peraga Edukatif (APE)
Sasaran : Terciptanya kegiatan belajar mengajar
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Nonbisa berjalan
Formal Milikdengan
Desa
Lokasi
Renstra : Desa
lancarA
Keluaran : Terbangunnya gedung PAUD
Sasaran/m : Masyarakat desa
anfaat
Keterangan : jumlah perangkat desa 8 orang (6 Kasi/Kaur + 2 Kadus)
No Thn Volume Satuan Biaya Pelaksana Sumber Waktu Mulai dan

Dana Selesai
1 I 2 unit 153.152.000 Kasi DDS 4 Bulan 1 Mei s.d. 31
Kesejahteraan Agustus 2020
2 IV 1 Unit 80.000.000 Kasi DDS 4 Bulan 1 Mei s.d. 31
Kesejahteraan Agustus 2023

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 107


Untuk melakukan input data Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan lakukan
langkah-langkah berikut ini:

1. Klik menu Data Entry => Perencanaan => Visi Misi dan RPJM Desa
2. Pilih Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Pilih RPJM Desa => Pilih tombol Bidang sehingga terbuka Tab Bidang
sehingga tampak isian formulir berikut.
4. Klik Tambah untuk memulai pengisian

5. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode Bidang dan nama Bidang

6. Klik tombol bila sudah selesai.


7. Double klik nomor Bidang yang sudah disimpan atau klik tab Sub Bidang,
sehingga tampak tampilan berikut :

8. Klik Tambah untuk memulai pengisian

9. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode Sub Bidang,.

10. Klik tombol bila sudah selesai.


11. Double klik nomor Sub Bidang yang sudah disimpan atau klik tab Kegiatan
12. Pilih tanda untuk memilih kode Kegiatan, Pilih sasaran renstra, isi lokasi,
keluaran, sasaran, manfaat dan pelaksanaan.

13. Klik tombol bila sudah selesai.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 108


14. Double klik nomor Kegiatan yang sudah disimpan atau klik tab Dana
Indikatif
15. Klik Tambah untuk memulai pengisian
16. Isi Tahun, Lokasi, Volume, Sasaran wanita, sasaran pria, sasaran RTM,
pelaksana, sumberdana, biaya, waktu, mulai hingga selesai kegiatan, dan
pola kegiatan. Ulangi pengisian kegiatan dan tahunnya sesuai dokumen
RKPDesa.

17. Akhiri dengan klik tombol bila sudah selesai.


18. Cetak hasil Rencana Kerja Pemerintah Desa yang telah dibuat.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 109


D. LAPORAN PERENCANAAN
Menu Laporan perencanaan digunakan untuk mencetak output proses
perencanaan. Menu ini terdapat pada kelompok menu Laporan dengan cara
melakukan klik menu Laporan => Perencanaan sehingga tampak menu sebagai
berikut:

Langkah-langkah pencetakan laporan penganggaran adalah sebagai berikut:

1. Klik radio button pada group box sebelah kiri jenis laporan yang akan dicetak
2. Pilih kode Kecamatan dan Desa
3. Opsi Print to File dicentang bila menginginkan agar laporan bisa ditransfer ke
format PDF atau Microsoft Excel, Opsi anggaran perubahan dicentang bila
ingin mencetak data anggaran setelah perubahan.
4. Klik tombol Cetak sehingga dihasilkan laporan yang diinginkan, seperti
contoh laporan RPJMDesa berikut.
5. Untuk mencetak ke media printer klik tombol gambar printer yang ada pada
sudut kiri atas, untuk memperbesar tampilan silahkan disesuaikan zoom 50%
s.d 200% sesuai keinginan.
6. Klik tombol Close untuk menutup laporan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 110


DATA ENTRY PENGANGGARAN

Menu Penganggaran digunakan untuk melakukan proses entri data dalam


rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Penginputan data agar dilakukan secara berurut sesuai menu yang tersedia dalam
Aplikasi Siskeudes. Berikut ini petunjuk penginputan data anggaran sebagai berikut:

A. ISIAN DATA ANGGARAN


Terdiri dari:

1. Kegiatan
Menu ini digunakan untuk memasukkan data kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Data kegiatan harus
dilengkapi dengan atribut kegiatan yang meliputi kode, nama kegiatan,
lokasi, waktu pelaksanaan, nama pelaksana kegiatan, keluaran, dan pagu
anggaran setahun. Sumber data menggunakan data RKP Desa

Daftar Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan untuk latihan simulasi

Bidang Sub Bidang Kegiatan

Bidang Pendidikan Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/


Pelaksanaan Pengadaan Sarana/Prasarana/Alat
Pembangunan Peraga Edukatif (APE)
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah
NonFormal Milik Desa

Untuk melakukan input data bidang dan kegiatan lakukan langkah-langkah


berikut ini:

1. Klik menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Kode Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Pilih tombol Kegiatan sehingga terbuka tab Bidang

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 111


4. Klik pada tombol Tambah dan pilih kode Bidang dengan melakukan

klik pada tanda sehingga tercantum daftar Bidang sebagaimana


dimaksud dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
Catatan: Pengguna Aplikasi tidak diperbolehkan menulis secara manual
kode dan nama bidang.
5. Lakukan double klik nama Bidang sehingga tab pindah ke “Sub Bidang”
6. Klik pada tombol Tambah dan pilih kode Sub Bidang dengan melakukan

klik pada tanda sehingga tercantum daftar Sub Bidang sebagaimana


dimaksud dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
7. Lakukan double klik nama Sub bidang sehingga tab pindah ke “Kegiatan”
8. Klik tombol Tambah untuk memulai entri data kegiatan
9. Pilih Kode dan Nama Kegiatan dengan melakukan klik pada tombol

sehingga tercantum daftar nama kegiatan yang sudah ditetapkan


oleh Kepala Daerah (Parameter).
10. Isi data lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, nama dan jabatan
pelaksana, keluaran, volume dan pagu anggaran kegiatan sesuai RAB.
11. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
12. Lakukan double klik nama Kegiatan sehingga tab pindah ke “Paket
Kegiatan”
13. Klik tombol tambah untuk memulai entri data Paket Kegiatan.
14. Isi data nama paket, nilai, sumber dana, pola kegiatan, sifat kegiatan,
lokasi kegiatan, target output, uraian output, satuan, satuan sesuai RAB.
15. Akhiri dengan Simpan atau Batal bila tidak jadi

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 112


2. Pendapatan
Menu ini digunakan untuk melakukan penginputan data anggaran
pendapatan pemerintah desa. Pendapatan tersebut dapat berupa Hasil
Pengelolaan Tanah Kas Desa, Hasil Pengelolaan Pasar Desa, Hasil Usaha
Desa Lainnya, Hasil Swadaya, Dana Desa, ADD, dan Pendapatan Hibah dan
Pihak Ketiga yang tidak mengikat. Sumber Data menggunakan data RKP
Desa.

Sumber Harga
Kode Rek Uraian Dana Vol Sat Satuan Jumlah

4 Pendapatan Desa
4 1 Pendapatan Asli
4 1 1 Desa Usaha
Hasil
4 1 1 01 Bagi hasil BUMDesa
01. Bagi hasil PAD 1 Tahun 15.000.000 15.000.000
BUMDesa
Mina Utama
4 1 3 Swadaya, Partisipasi
dan
Gotong Royong
4 1 3 01 Swadaya, partisipasi
dan gotong royong
01. Swadaya
pembangunan desa
4 2 Transfer
4 2 1 Dana Desa
4 2 1 01 Dana Desa
01. Dropping Dana DDS 1 Tahun 950.000.00 950.000.000
Desa 0
4 2 2 Bagian dari Hasil
Pajak dan Retribusi
Daerah
Kabupaten/kota
4 2 2 01 Bagian dari Hasil
Pajak dan Retribusi
Daerah
Kabupaten/kota
01. Bagi Hasil pajak
dan retribusi
4 2 3 Alokasi Dana Desa
4 2 3 01 Alokasi Dana Desa
01. Alokasi Dana
Desa

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 113


4 2 4 Bantuan Keuangan
Provinsi
4 2 4 01 Bantuan Keuangan
dari
APBD Provinsi
01. Bantuan
keuangan provinsi
4 2 5 Bantuan Keuangan
APBD Kabupaten/
Kota
4 2 5 01 Bantuan Keuangan
APBD
Kabupaten/Kota
01. Bantuan
keuangan kabupaten
4 3 Pendapatan Lain-lain
4 3 6 Bunga Bank
4 3 6 01 Bunga Bank

Untuk dapat melakukan Penginputan data pendapatan lakukan langkah-


langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pendapatan
4. Klik pada tombol Tambah

5. Klik tombol untuk memilih kode rekening pendapatan.


6. Pilih Kode Nama Kelompok Pendapatan, Nama Jenis Pendapatan, dan
Nama Obyek Pendapatan.
7. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan Pendapatan.
8. Lakukan double klik pada nama Pendapatan sehingga tab berpindah
pada rincian data RAP Rinci Pendapatan.
9. Lakukan Pengisian data RAP dengan memasukkan Rincian RAP
10. Akhiri dengan tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi, sehingga
tampak tampilan sebagai berikut :

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 114


3. Belanja
Menu ini digunakan untuk melakukan penginputan data anggaran belanja
pemerintah desa. Belanja tersebut harus diinput sesuai dengan uraian RAB
(Rincian Anggaran Belanja).

Data Simulasi:

Bidang : Pelaksanaan Pembangunan Desa


Sub Bidang : Pendidikan
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Kegiatan :
Sarana/Prasarana/Alat peraga edukatif (APE)
Sumber Dana : Dana Desa (DDS)
Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Output/Keluaran : Tersedianya sarana/prasarana PAUD dan TK

Sum
Kode Harga
Uraian ber Vol Sat Jumlah
Rek Satuan
Dana
5 BELANJA 153.152.000,00
2.0.1.06 1 Paket 76.576.000,00
Pembangunan
Gedung PAUD
Dusun Mawar
5.3.4 Belanja Modal Gedung, 76.576.000,00
Bangunan dan Taman

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 115


5.3.4.01 Belanja Modal Gedung, 5.600.000,00
Bangunan, Taman -
Honor Pelaksana
Kegiatan
1 Honor Ketua DDS 4 OB 500.000,00 2.000.000,00
2 Honor anggota tim DDS 12 OB 300.000,00 3.600.000,00
5.3.4.02 Belanja Modal 40.200.000,00
Gedung, Bangunan,
Taman -
Upah Tenaga Kerja
1 Upah tukang DDS 160 OH 120.000,00 19.200.000,00
2 Upah pekerja DDS 240 HOK 87.500,00 21.000.000,00
5.3.4.03 Belanja Modal Gedung, 30.776.000,00
Bangunan, Taman -
Bahan Baku/Material
1 Semen DDS 85 Zak 45.000,00 3.825.000,00
2 Pasir DDS 20 M3 350.000,00 7.000.000,00
3 Bata DDS 8 Pk 600.000,00 4.800.000,00
4 Koral DDS 4 Pick up 450.000,00 1.800.000,00
5 Besi Cor 10 mm DDS 80 Batang 70.000,00 5.600.000,00
6 Besi cor 12 mm DDS 40 Batang 95.000,00 3.800.000,00
7 Besi cor 6 mm DDS 40 batang 30.000,00 1.200.000,00
8 Kayu usuk DDS 40 Batang 35.500,00 1.420.000,00
9 Papan sirap DDS 20 Buah 19.750,00 395.000,00
10 Paku usuk DDS 10 Kg 21.000,00 210.000,00
11 Kawat Bendrat DDS 6 Kg 121.000,00 726.000,00

2.0.1.06 2 Paket 76.576.000,00


Pembangunan
Gedung PAUD
Dusun Melati
5.3.4 Belanja Modal 76.576.000,00
Gedung, Bangunan
dan Taman
5.3.4.01 Belanja Modal Gedung, 5.600.000,00
Bangunan, Taman -
Honor Pelaksana
Kegiatan

1 Honor Ketua DDS 4 OB 500.000,00 2.000.000,00


2 Honor Anggota DDS 12 OB 300.000,00 3.600.000,00
5.3.4.02 Belanja Modal Gedung, 40.200.000,00
Tim Pengadaan
Bangunan, Taman -
Upah Tenaga Kerja
1 Upah Tukang DDS 160 OB 120.000,00 19.200.000,00
2 Upah pekerja DDS 240 OB 87.500,00 21.000.000,00
5.3.4.03 Belanja Modal Gedung, 30.776.000,00
Bangunan, Taman -
Bahan Baku/Material

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 116


1 Semen DDS 85 Sak 45.000,00 3.825.000,00
2 Pasir DDS 20 pickup 350.000,00 7.000.000,00
3 Bata DDS 8 Pk 600.000,00 4.800.000,00
4 Koral DDS 4 pickup 450.000,00 1.800.000,00
5 Besi Cor 10 mm DDS 80 batang 70.000,00 5.600.000,00
6 Besi Cor 12 mm DDS 40 batang 95.000,00 3.800.000,00
7 Besi Cor 6 mm DDS 40 batang 30.000,00 1.200.000,00
8 Kayu Usuk DDS 40 batang 35.500,00 1.420.000,00
9 Papan Sirap DDS 20 buah 19.750,00 395.000,00
10 Paku Usuk DDS 10 Kg 21.000,00 210.000,00
11 Kawat bendrat DDS 6 Kg 121.000,00 726.000,00

Untuk dapat melakukan input data Belanja desa lakukan langkah-langkah


sebagai berikut:

1. Klik menu Data Entri – Penganggaran – Isian data Anggaran


2. Pilih Desa => Double klik Kecamatan dan Nama Desa
3. Pilih tombol Belanja
4. Double klik nama Bidang sehingga tab berpindah ke Kegiatan
5. Double klik nama Kegiatan sehingga Tab berpindah pada RAB
6. Klik Tambah dan pilih kode rekening belanja dengan menekan tombol

7. Pilih kode rekening Belanja Desa mulai dari level Jenis, Objek dan
Rincian Obyek Belanja.
8. Klik Simpan untuk menyimpan hasil pilihan rekening Belanja.
9. Double klik nama rekening yang sudah tersimpan sehingga tab
berpindah pada RAB Rinci
10. Klik tambah dan secara otomatis nomor urut terisi.
11. Isi uraian belanja sesuai dengan peruntukannya, jumlah satuan, satuan
belanja, harga satuan dan sumber dana
12. Klik Simpan bila sudah selesai, secara otomatis jumlah terkalkulasi dan
direkap pada obyek belanja yang bersangkutan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 117


4. Pembiayaan 1 (Penerimaan Pembiayaan)
Menu pembiayaan 1 digunakan untuk melakukan penginputan data
penerimaan pembiayaan.

Kode Uraian Sumber Vol Sat Harga Jumlah


Satuan
Rek
6.1.1.01 SILPA tahun sebelumnya Dana
SILPA Dana Desa Tahun DDS 1 Ls 56.880.000 56.880.000
56.880.0
2020
00
Untuk dapat melakukan penginputan data penerimaan pembiayaan lakukan
langkah-langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pembiayaan 1
4. Klik pada tombol Tambah

5. Klik tombol untuk memilih kode rekening penerimaan pembiayaan.


6. Pilih Kode Nama Kelompok Pembiayaan, Nama Jenis Pembiayaan,
dan Nama Obyek Pembiayaan.
7. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan penerimaan pembiayaan.
8. Lakukan double klik pada nama obyek pembiayaan sehingga tab
berpindah pada tab RAP Rinci Penerimaan Pembiayaan.
9. Akhiri dengan tombol Simpan atau Batal

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 118


5. Pembiayaan 2 (Pengeluaran Pembiayaan)
Menu Pembiayaan 2 digunakan untuk melakukan penginputan data
Pengeluaran Pembiayaan. Pengeluaran pembiayaan antara lain dapat
berupa Penyertaan Modal Desa pada BUMDes.

Kode Uraian Sumber Vol Sat Harga Jumlah


Rek Dana Satuan
6.2.2. Penyertaan Modal 40.000.000
01 1 Penyertaan
BUMDesa Modal Dana 1 Ls 40.000.000 40.000.000
BUMDesa Mina Desa
Utama

Untuk dapat melakukan penginputan data pengeluaran pembiayaan


lakukan langkah-langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pembiayaan 2
4. Klik pada tombol Tambah

5. Klik tombol untuk memilih kode rekening pengeluaran pembiayaan.


6. Pilih Kode Nama Kelompok Pembiayaan, Nama Jenis Pembiayaan,
dan Nama Obyek Pembiayaan.
7. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan pengeluaran
pembiayaan.
8. Lakukan double klik pada nama obyek pembiayaan sehingga tab
berpindah pada rincian data RAP Pengeluaran Pembiayaan
9. Lakukan Pengisian data RAP dengan memasukkan RAP Rincian
10. Tentukan sumber pendanaan asal atas pengeluaran pembiayaan
dimaksud.
11. Akhiri dengan tombol Simpan atau Batal

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 119


B. ANGGARAN KAS DESA
Menu Anggaran Kas Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
Rencana Anggaran Kas Desa. Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa) adalah
dokumen yang memuat arus kas masuk dan arus kas keluar yang digunakan
mengatur penarikan dana dari rekening kas untuk mendanai pengeluaran
pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh kepala Desa.

 Bagi Hasil BUM Desa


Bulan Jumlah
Januari 15.000.000
Jumlah 15.000.000
Anggaran
 Dana Desa (DDS)
Bulan Jumlah Bulan Jumlah
Januari 380.000.000 Juli 0
Februari 0 Agustus 0
Maret 0 September 190.000.000
April 0 Oktober 0
Mei 380.000.000 November 0
Juni 0 Desember 0
Jumlah Anggaran 950.000.000

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 120


Untuk dapat melakukan penginputan data Rencana Anggaran Kas Desa lakukan
langkah- langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Anggaran Kas Desa

Terdapat 3 pilihan untuk menginput Rencana Anggaran Kas Desa yaitu


Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.

Rencana Anggaran Kas - Pendapatan


Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa) Pendapatan adalah dokumen yang
memuat perkiraan arus kas masuk ke rekening kas Desa.

1. Klik tombol Pendapatan.


2. Klik pada tombol Load. Aplikasi akan memanggil data rincian pendapatan
yang sebelumnya telah diisi pada menu Anggaran – Pendapatan. Aplikasi
akan menampilkan pertanyaan konfirmasi, klik Yes.
3. Pilih data Rincian Data Pendapatan yang akan diisi rencana termin
masuknya ke Rekening Kas Desa.

4. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian pendapatan pada 12 bulan
pencairan (Januari – Desember) yang tersedia sesuai kebutuhan (tidak perlu
semua bulan diisi seluruhnya). Isian data bulanan sehingga seluruh target

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 121


pendapatan dialokasikan (lihat kotak kontrol, pastikan jumlah anggaran dan
jumlah termin telah sama sehingga sisa menjadi 0,00). Jika masih terdapat
target pendapatan yang belum dialokasikan maka Sisa akan berwarna
merah dengan jumlah sisa/lebih yang dialokasikan.
Pengisian termin juga dapat dilakukan dengan pengisian prosentase pada
triwulanan yaitu Twn1, Twn2, Twn3 dan Twn4. Total prosentase sebesar
100%. Klik tombol RUN sehingga pengisian tersebut akan dilakukan otomatis
oleh aplikasi pada bulan terkait.
5. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan Rencana Anggaran Kas
Pendapatan.

Rencana Anggaran Kas - Belanja


Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa) Belanja adalah dokumen yang
memuat perkiraan arus kas keluar dari rekening kas Desa yang dapat digunakan
untuk mendanai belanja kegiatan.

Data Simulasi:
 Bidang : Pelaksanaan Pembangunan Desa
Sub Bidang : Pendidikan
Kegiatan : Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat Peraga Edukatif (APE)
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non Formal Milik
Desa
Jenis Belanja : Belanja Modal

RAK Bulanan Kegiatan Pembangunan Gedung PAUD:


a. Pembangunan Gedung PAUD Dusun Mawar: Rp76.576.000,00
b. Pembangunan Gedung PAUD Dusun Melati: Rp76.576.000,00

1. Klik tombol Belanja.


2. Pilih Belanja yang akan dirinci termin pengeluarannya melalui pemilihan
Bidang, Kegiatan dan RAK Bulanan.
3. Klik pada tombol Load. Aplikasi akan memanggil data rincian Belanja yang
sebelumnya telah diisi pada menu Anggaran – Belanja. Aplikasi akan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 122


menampilkan pertanyaan konfirmasi, klik Yes.
4. Pilih data Rincian Data Belanja yang akan diisi rencana termin keluar dari
Rekening Kas Desa.
5. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian Belanja pada 12 bulan
pencairan (Januari – Desember) yang tersedia sesuai kebutuhan (tidak perlu
semua bulan diisi seluruhnya). Isian data bulanan sehingga seluruh pagu
belanja dialokasikan (lihat kotak kontrol, pastikan jumlah anggaran dan
jumlah termin telah sama sehingga sisa menjadi 0,00). Jika masih terdapat
pagu belanja yang belum dialokasikan maka Sisa akan berwarna merah
dengan jumlah sisa/lebih yang dialokasikan.
Pengisian termin juga dapat dilakukan dengan pengisian prosentase pada
triwulanan yaitu Twn1, Twn2, Twn3 dan Twn4. Total prosentase sebesar
100%. Klik tombol RUN sehingga pengisian tersebut akan dilakukan otomatis
oleh aplikasi pada bulan terkait.

6. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan Rencana Anggaran Kas


Belanja.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 123


Rencana Anggaran Kas - Pembiayaan
Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa) Pembiayaan adalah dokumen yang
memuat perkiraan arus kas keluar dari rekening kas Desa yang dapat digunakan
untuk mendanai pembiayaan seperti Penyertaan Modal ke BUMDes.

1. Klik tombol Pembiayaan.


2. Klik pada tombol Load. Aplikasi akan memanggil data rincian pembiayaan
yang sebelumnya telah diisi pada menu Anggaran – Pembiayaan. Aplikasi
akan menampilkan pertanyaan konfirmasi, klik Yes.
3. Pilih data Rincian Data Pembiayaan yang akan diisi rencana termin
keluarnya dari Rekening Kas Desa.

4. Pilih data Rincian Data Pembiayaan yang akan diisi rencana termin keluar
dari Rekening Kas Desa.
5. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian Pembiayaan pada 12 bulan
pencairan (Januari – Desember) yang tersedia sesuai kebutuhan (tidak perlu
semua bulan diisi seluruhnya). Isian data bulanan sehingga seluruh pagu
pembiayaan dialokasikan (lihat kotak kontrol, pastikan jumlah anggaran
dan jumlah termin telah sama sehingga sisa menjadi 0,00. Jika masih
terdapat pagu pembiayaan yang belum dialokasikan maka Sisa akan
berwarna merah dengan jumlah sisa/lebih yang dialokasikan.
Pengisian termin juga dapat dilakukan dengan pengisian prosentase pada
triwulanan yaitu Twn1, Twn2, Twn3 dan Twn4. Total prosentase sebesar
100%. Klik tombol RUN sehingga pengisian tersebut akan dilakukan otomatis
oleh aplikasi pada bulan terkait.

6. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pilihan Rencana Anggaran Kas


Pembiayaan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 124


C. PERATURAN APBDES
Menu Anggaran Kas Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
Peraturan Desa APBDes, Peraturan Kepala Desa Penjabaran APBDes dan
Peraturan Desa Pertanggungjawaban APBDes. Dengan menu ini, Aplikasi
Siskeudes akan menghasilkan format Perdes/Perkades dalam bentuk word
secara otomatis yang dapat diedit/disesuaikan oleh pemerintah desa. Pengisian
Data pada menu ini adalah penginputan Nama Desa, Nomor dan Tanggal
Perdes/Perkades, Nomor Lembaran, Tanggal Lembaran dan nama
Kades/Sekdes.

Untuk dapat melakukan penginputan data Peraturan Desa lakukan langkah-


langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Peraturan APBDes


2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Perdes/Perkades/Pertanggungjawaban Desa sebagaimana
tampak berikut:

Peraturan Desa - APBDes


Peraturan Desa – APBDes adalah menu yang digunakan untuk menginput data-
data yang diperlukan untuk penyusunan Peraturan Desa tentang APBDes
sehingga aplikasi dapat menghasilkan secara langsung Peraturan Desa-

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 125


APBDes secara otomatis dalam bentuk Microsoft Word yang selanjutnya dapat
diedit/disesuaikan oleh Pemerintah Desa.

1. Klik tombol Perdes.


2. Klik pada tombol Tambah.
3. Isi Nama Desa, Nomor Peraturan dan Tanggal, Lembaran/Tanggal, Tempat
Desa, Jenis APBDes dan, nama dan jabatan Kepala Desa dan Sekretaris
Desa.
4. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
5. Klik tombol Perdes untuk melihat hasilnya berupa Perdes APBDes dalam
bentuk word.

Peraturan Kepala Desa - Penjabaran APBDes


Peraturan Kepala Desa – Penjabaran APBDes adalah menu yang digunakan
untuk menginput data-data yang diperlukan untuk penyusunan Peraturan Kepala
Desa tentang Penjabaran APBDes sehingga aplikasi dapat menghasilkan secara
langsung Peraturan Kepala Desa- Penjabaran APBDes secara otomatis dalam
bentuk Microsoft Word yang selanjutnya dapat diedit/disesuaikan oleh
Pemerintah Desa.

1. Klik tombol Perkades. Klik pada tombol Tambah.


2. Isi Nama Desa, Nomor Peraturan dan Tanggal, Lembaran/Tanggal, Tempat
Desa, Jenis APBDes dan nama dan jabatan Kepala Desa dan Sekretaris
Desa.
3. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
4. Klik tombol Perdes untuk melihat hasilnya berupa Perkades Penjabaran
APBDes dalam bentuk Microsoft Word.

D. POSTING APBDESA
Menu Posting APBDes digunakan untuk melakukan posting data Rancangan
APBDes, APBDes awal tahun dan APBDes Perubahan. Data yang harus diinput
dalam posting APBDes yaitu Nomor Perdes, dan Tanggal.

Menu posting data anggaran dilaksanakan oleh administrator yang ditunjuk untuk
melakukan evaluasi Peraturan Desa tentang APBDesa pada tingkat Kecamatan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 126


atau Kabupaten/Kota. Selanjutnya dikunci dan data hasil postingan dikirimkan
kembali ke Desa agar dapat dijadikan dasar dokumen realisasi APBDes.

Data Simulasi:

Pada tanggal 30 Desember 2020, petugas evaluator atas nama Sukoco telah
menyetujui Usulan APBDes Desa A. Atas persetujuan tersebut diterbitkan
Perdes Nomor 09 tahun 2020 dan perkades nomor 09 tahun 2020 Tanggal
30 Desember 2020.

Untuk melakukan posting data anggaran lakukan langkah-langkah berikut:

1. Klik menu Data Entri => Penganggaran => Posting Data Anggaran
2. Pilih Desa => Klik nama kecamatan kemudian disusul desa
3. Pilih jenis APBDes, nomor Perdes dan Tanggal perdes yang hendak
diposting.
4. Warna merah mengindikasikan bahwa pada database yang bersangkutan
data tersebut pernah diposting.
5. Klik Tombol proses untuk memposting.
6. Posting yang kedua dan seterusnya mengakibatkan data posting yang lama
akan ditimpa.
7. Klik tutup untuk mengakhiri proses posting.

Aplikasi menyediakan menu cetak setelah proses posting. Menu Cetak Posting
ini menghasilkan 2 output yaitu Lembar Evaluasi dan Proporsi APBDesa. Lembar
Evaluasi merupakan lembaran check list yang digunakan evaluator APBDes

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 127


(Kecamatan atau Dinas PMD) dalam proses mengevaluasi Rancangan APDesa
yang diajukan oleh pemerintah desa.

Sedangkan output Proporsi APBDesa adalah output yang disediakan Aplikasi


Siskeudes yang menggambarkan proporsi Belanja Operasional dengan total
APBDesa sebagaimana diatur dalam PP 43/2014 jo PP 47/2015, terakhir kali
diubah dengan PP 11/2019 dan Permendagri 20/2018 (lampiran A.1).
Pengaturan kegiatan-kegiatan yang masuk dalam proporsi belanja operasional
diatur pada Parameter Belanja Operasional (Lihat Menu Parameter – Belanja
Operasional).

Untuk mencegah data APBDesa yang sudah definitif tertimpa tidak sengaja,
dalam aplikasi ini diberikan fitur penguncian posting. Klik tombol Kunci Posting
apabila jumlah dan nilai APBDes sudah definitif dan siap untuk dilaksanakan
sehingga tampak formulir penguncian posting data sebagai berikut :

Klik tombol ubah dan centang “Kunci Data” dan kemudian simpan perubahan
yang ada.

Penguncian data terutama wajib dilakukan apabila Rancangan APBDesa telah


selesai dievaluasi oleh Kecamatan atau Kabupaten/Kota. Penggunaan menu di
atas agar dikoordinasikan oleh administrator setempat.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 128


E. ANGGARAN LANJUTAN
Menu Anggaran Lanjutan digunakan untuk melakukan penginputan data DPA
Lanjutan. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL) adalah dokumen
yang memuat kegiatan, anggaran dan rencana penarikan dana untuk kegiatan
lanjutan yang anggarannya berasal dari SiLPA tahun anggaran sebelumnya. Jadi
kegiatan yang belum selesai dan direncanakan akan dilanjutkan pada tahun
berikutnya dapat dilakukan oleh pemerintah desa dengan mekanisme ini.
Pengisian Data pada menu ini adalah pemilihan paket kegiatan yang akan
dilanjutkan, target dan realisasi fisik yang sudah terealisasi berserta harinya serta
data penginputan RAB dan Rencana Anggaran Kas nya selama bulan Januari
s.d. Maret Tahun berikutnya.

Untuk dapat melakukan penginputan data Anggaran Lanjutan lakukan langkah-


langkah berikut:

1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Anggaran Lanjutan


2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa. Terdapat 3
langkah untuk melakukan pengisian menu Anggaran Lanjutan.
Tampilannya sebagai berikut:

Langkah 1: Pengisian Kegiatan Lanjutan


3. Lakukan pemilihan paket kegiatan yang akan dilakukan/dilanjutkan di
tahun berikutnya. Caranya dengan pilih Kegiatan Lanjutan sehingga

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 129


tampak tampilan berikut:

4. Klik pada tombol Tambah.

5. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode Bidang dan nama Bidang
hingga Tab Kegiatan dan Paket Kegiatan yang akan dilanjutkan di
tahun berikutnya.
6. Isikan Target Fisik, Realisasi Fisik dan sisa hari posisi sampai dengan
pertengahan (minggu ke II) Bulan Desember Tahun berjalan.
7. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
8. Klik Tombol Tutup untuk mengakhiri menu pengisian Kegiatan
Lanjutan.

Langkah 2: Pengisian RAB Lanjutan


Setelah memilih paket kegiatan yang akan dilanjutkan pekerjaannya di tahun
berikutnya, maka langkah selanjutnya adalah pengisian Data RAB Lanjutan.
Data ini berupa rincian belanja yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan lanjutan tersebut. Langkahnya sebagai berikut:

9. Pilih RAB Lanjutan. Hingga muncul Tab Kegiatan dan paket kegiatan
yang sebelumnya pernah diinput pada langkah sebelumnya (menu

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 130


Kegiatan Lanjutan). Klik 2x Tab Kegiatan sehingga ketemu Paket
kegiatan yang kita inginkan untuk diisi RAB Lanjutannya. Klik 2x
sehingga posisi Tab Berpindah ke TAB RAB sebagaimana tampilan
sebagai berikut:

10. Klik pada tombol Tambah.

11. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode dan nama rekening belanja
yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan lanjutan.
12. Isikan Data Realisasi Keuangan yang sudah digunakan selama tahun
berjalan. Sisa Dana (Pagu anggaran dikurangi dengan Realisasi
Keuangan yang diinput) akan otomatis diisi sebagai sisa Anggaran
Lanjutan yang dapat dikerjakan/dilanjutkan di tahun berikutnya.
13. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
14. Klik 2 kali rekening belanja yang akan kita buat rinciannya sehingga
berpindah ke TAB RAB Rinci dengan tampilan sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 131


15. Klik pada tombol Tambah dan secara otomatis nomor urut terisi.
16. Isi uraian belanja sesuai dengan peruntukannya, jumlah satuan, satuan
belanja, harga satuan dan sumber dana. Maksimal rincian belanja yang
dapat diisi adalah sebesar sisa RAB yang diisi pada menu sebelumnya.
Jika terdapat kelebihan dalam menginput besaran RAB maka aplikasi
akan memberikan pesan selisih. Pastikan Sisa SAL yang dihitung
otomatis oleh Aplikasi bernilai 0,00.
17. Klik Simpan bila sudah selesai, secara otomatis jumlah terkalkulasi dan
direkap pada obyek belanja yang bersangkutan.

Langkah 3: Pengisian RAK Lanjutan


Setelah memilih paket kegiatan yang akan dilanjutkan beserta pengisian
Data RAB Lanjutan maka langkah berikutnya adalah pengisian RAK
Lanjutan. Data yang perlu diinput dalam menu ini adalah rencana penarikan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 132


dana dari Rekening Kas Desa selama bulan Januari s.d. Maret. Langkahnya
sebagai berikut:

Pilih RAK Lanjutan, Selanjutnya muncul Tab Kegiatan dan paket kegiatan
yang sebelumnya pernah diinput pada langkah sebelumnya (menu Kegiatan
Lanjutan). Klik 2x Tab Paket Kegiatan yang kita inginkan untuk diisi RAK
Lanjutan sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

18. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian Belanja pada 3 bulan
pencairan (Januari – Maret ) yang tersedia sesuai Pagu Anggaran yang
tersedia. Isian data bulanan sehingga seluruh pagu belanja dialokasikan
(lihat kotak kontrol). Jika total nilai dalam 3 bulan tersebut berbeda
dengan pagu anggaran, maka aplikasi akan memberikan pesan Tidak
Sesuai.
19. Klik tombol Simpan.
20. Klik Tombol Cetak untuk melihat Hasil pengisian Anggaran Lanjutan.
Contoh hasil pengisian Anggaran Lanjutan adalah sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 133


F. LAPORAN PENGANGGARAN
Menu Laporan Penganggaran digunakan untuk mencetak output proses
penganggaran APBDesa. Menu ini terdapat pada kelompok menu laporan
dengan cara melakukan klik menu Laporan => Penganggaran sehingga tampak
menu sebagai berikut:

Langkah-langkah pencetakan laporan penganggaran adalah sebagai berikut:

1. Klik radio button pada group box sebelah kiri jenis laporan yang akan dicetak
2. Pilih kode Kecamatan dan Desa

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 134


3. Opsi Print to File dicentang bila menginginkan agar laporan bisa ditransfer ke
format PDF atau Excel, Opsi anggaran perubahan dicentang bila ingin
mencetak data anggaran setelah perubahan.
4. Klik tombol Cetak sehingga dihasilkan laporan yang diinginkan, seperti
contoh laporan ringkasan APBDes berikut.

5. Untuk mencetak ke media printer klik tombol gambar printer yang ada pada
sudut kiri atas, untuk memperbesar tampilan silahkan disesuaikan zoom
50% s.d 200% sesuai keinginan.
6. Klik tombol close untuk menutup laporan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 135


DATA ENTRY PENATAUSAHAAN

A. PERSIAPAN PENATAUSAHAAN
Hal yang harus dipersiapkan sebelum proses penatausahaan dengan
menggunakan Aplikasi Siskeudes adalah pengisian parameter rekening bank
desa. Parameter Rekening Bank Desa harus ditambahkan sebelum proses
penatausahaan dilaksanakan.

No. Kode Rekening Uraian

1 1.1.1.02 Bank BPD Simulasi


No. Rek. 024.00299181

Untuk menginput data paramater Rekening Bank Desa lakukan hal-hal sebagai
berikut:

1. Buka menu parameter Rekening Bank Desa


2. Pilih desa yang akan diinput datanya kemudian klik tombol Rekening Kas
Desa
3. Klik tambah untuk memulai pengisian
4. Pilih kode akun Rekening Kas Desa
5. Isi nomor rekening bank dan nama bank tempat penyimpanan Rekening
Kas Desa.
6. Klik tombol Simpan bila sudah selesai.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 136


PETUNJUK KODE REKENING PENATAUSAHAAN:
Dalam proses penatausahaan keuangan desa, dapat berjalan sesuai yang
diharapkan maka peserta diharapkan memahami kode rekening yang digunakan
dalam penatausahaan keuangan desa. Dalam Aplikasi Siskeudes kode rekening
penatausahaan adalah sebagai berikut:

 Kode rekening berikut tidak boleh diubah dan digunakan untuk selain
yang ditentukan:
- Kode 1.1.1.01. Kas di Kaur Keuangan/Bendahara Desa
- Kode 1.1.1.02. Rekening Kas Desa
- Kode 1.1.2.07. Piutan Panjar Kegiatan
- Kode 4.3.6.01. Pendapatan Bunga Bank (tentative)
- Kode 5.2.5.99. Biaya Administrasi Bank (tentative)

 Kode rekening sehubungan dengan tugas-tugas Kaur Keuangan sebagai


wajib pungut atas potongan perhitungan fiskal pihak ketiga (PFK)
ditentukan sebagai berikut:
- Kode 7.1.1.xx Perhitungan PFK – Pajak Pusat
- Kode 7.1.2.xx Perhitungan PFK – Pajak Daerah
- Kode 7.1.3.xx Perhitungan PFK – Potongan Lainnya

 Penomoran dokumen penatausahaan agar mengikuti aturan sebagai


berikut:
Nomor dokumen seperti TBP, SPP, STS telah diformat oleh aplikasi
dengan struktur 0000/AAA/00.0000/0000, dengan penjelasan:

0000 = 4 digit nomor urut dokumen


AAA = 3 alfabet nama dokumen
00.0000 = 2 digit kode kecamatan dan 4 digit kode desa
0000= 4 digit tahun anggaran berkenaan.
Contoh: 0001/TBP/01.0401/2019 atau 0001/SPP/01.0401/2019

 Nomor dokumen pencairan terdiri dari 0000/AAAA/00.0000/0000,


dengan penjelasan:
0000 = 4 digit nomor dokumen pencairan

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 137


AAAA = 4 digit jenis dokumen pencairan, misal : SLIP/BANK untuk bank,
bila menggunakan cek diberi kode CHEQ atau CASH untuk tunai.
00.0000 = 2 digit kode kecamatan dan 4 digit kode desa
0000 = 4 digit tahun anggaran berkenaan.
Contoh: 00001/SLIP/01.0401/2019.

 Nomor bukti kuitansi terdiri dari 00000/AAA/00.0000/0000 dengan


penjelasan:
00000 = 5 digit nomor urut bukti
AAA = 3 alfabet dokumen, disingkat KWT
00.0000 = 2 digit kode kecamatan dan 4 digit kode desa
0000 = 4 digit tahun anggaran berkenaan

B. SALDO AWAL
Menu saldo awal digunakan untuk mencatat kondisi awal keuangan desa,
baik mencatat aset lancar berupa silpa tahun anggaran sebelumnya, kewajiban-
kewajiban yang belum selesai di tahun anggaran sebelumnya seperti pajak
terutang dan posisi aset tetap yang nantinya pada akhir tahun anggaran menjadi
laporan kekayaan milik desa. Untuk menginput saldo awal aset desa yang
berupa aset tetap, didahului dengan inventarisasi aset desa dan
mengelompokkan hasil inventarisasi dalam rekening yang sudah ditetapkan.
Contoh:

1. Rekening Peralatan Kantor senilai Rp. xxx.xxx,xx terdiri dari :


- Mesin Ketik
- Mesin Hitung, Kalkulator
- Mesin Stensil
- Meja Kerja
- Meja Rapat
- Kursi Kerja
- Peralatan Kantor Lainnya
2. Rekening Peralatan Rumah Tangga Rp xxx.xxx.xxx,xx terdiri dari:
- Kompor
- Pemanas Air

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 138


- TV
- Kulkas
- Lain-lain
3. Rekening Peralatan Komputer Rp xxx.xxx.xxx,xx terdiri dari:
- Komputer PC
- Komputer Laptop
- Printer
- Lain-lain

Untuk aset desa yang berupa aset lancar seperti uang kas baik di
rekening kas desa atau kas di bendahara, dimasukkan dalam pencatatan saldo
awal. Besaran angka saldo awal ini harus sesuai dengan posisi uang yang ada
pada awal tahun (selesai tutup buku tahun sebelumnya). Isian saldo awal
harus dicatat dalam jumlah total yang seimbang antara total debet dengan total
kredit. Oleh karena itu, untuk akun aset lancardengan kode rekening “1.1.1.xx”
agar dinputkan juga rekening lawan pada akun “3.x.x.xx Ekuitas SAL” sebagai
rekening lawan. Untuk aset tetap dengan rekening “1.3.x.xx” agar diinputkan
juga rekening lawan “3.x.x.xx Ekuitas ” sebagai pengimbang.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 139


B. PENYESUAIAN
Menu penyesuaian digunakan untuk melakukan penyesuaian Laporan. Apabila
ada silpa tahun sebelumnya, maka laporan realisasi silpa akan muncul setelah
diinput dalam laporan ini. Penyesuaian akan ditambahkan dalam laporan
keuangan apabila telah di Posting.

Untuk membukanya, Buka menu Data Entri – Pembukuan – Penyesuaian


sehingga tampak form sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 140


C. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
Penerimaan desa dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori, penerimaan yang
diterima secara tunai dan penerimaan desa yang diterima melalui bank. Selain
itu, Pelaksana Kegiatan dapat menerima pendapatan Swadaya berupa uang
yang harus disetorkan kepada Kaur Keuangan.

Untuk membuka menu penatausahaan penerimaan klik menu Data Entri –

Penatausahaan – Penerimaan Desa sehingga tampak menu berikut.

1. Penerimaan Tunai
Pada penerimaan tunai Kaur Keuangan menerima pendapatan desa secara
tunai dari masyarakat atas Pendapatan Asli Desa. Penerimaan tunai ini wajib
disetorkan tersebut lebih dahulu ke Rekening Kas Desa dan tidak boleh
langsung digunakan.

Data Simulasi:

Telah diterima bagi hasil BUMDes dengan rincian sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 141


No Kode Uraian Nilai
Rekening

0001/TBP/01.2001/2021, 4.1.1.01 Bagi Hasil BUMDes Rp15.000.000


09/01/2021 Mina Utama
Penyetor: BUMDes
Mina Utama
Alamat: Desa
Minamartani

1) Klik menu tambah untuk memulai entri penerimaan.


2) Isi Nomor bukti, tanggal bukti penerimaan, uraian penerimaan, nama dan
alamat penyetor
3) Klik Simpan bila sudah selesai
4) Double klik nomor TBP yang sudah diinput sehingga tab penerimaan
pindah ke Rincian TBP.
5) Klik tambah untuk memulai pengisian kode rekening pendapatan desa

6) Klik untuk memilih kode rincian pendapatan yang tercantum dalam


RAP Pendapatan.
Note: bila terdapat obyek pendapatan yang belum dianggarkan namun
ada realisasinya maka penerimaan tersebut agar dimasukkan dalam
RAB Pendapatan terlebih dahulu dengan nilai 0 sehingga penerimaan
tersebut dapat direalisasi.
7) Lakukan pengisian nilai/jumlah penerimaan
8) Klik Simpan untuk mengakhiri isian.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 142


9) Klik Cetak untuk menampilkan bukti penerimaan
10) Klik print (gambar printer) untuk mencetak ke media printer.

2. Penyetoran
Uang penerimaan desa yang diterima secara tunai oleh Kaur Keuangan
harus disetorkan terlebih dahulu ke Rekening Kas Desa dan tidak boleh
langsung digunakan. Data penerimaan tunai otomatis oleh aplikasi masuk
dalam daftar uang yang harus disetorkan pada menu penyetoran.

Data Simulasi:

Pada tanggal 09/01/2021, telah disetor ke bank atas penerimaan bagi


hasil BUMDes Mina Utama sebesar Rp15.000.000,00 (dari bukti TBP-0001)
dengan nomor bukti penyetoran ke Bank 0001/STS/01.2001/2021.

Langkah-langkah penyetoran adalah dengan mengambil input pada menu


Penyetoran sehingga tampak isian sebagai berikut :

1) Klik Tambah untuk memulai pengisian


2) Isi nomor bukti penyetoran, tanggal penyetoran dan uraian penyetoran
3) Pilih nomor Rekening Kas Desa tempat menyimpan uang

4) Klik tombol bila sudah selesai.


5) Double klik nomor STS yang sudah disimpan atau klik tab Rincian
Setoran sehingga tampak rincian penyetoran sebagai berikut.
6) Klik tambah untuk memulai pengisian

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 143


7) Klik untuk mengambil daftar penerimaan yang akan disetor
8) Klik Simpan bila sudah terisi nomor TBP dan jumlah yang akan
disetorkan.

9) Klik cetak untuk menayangkan bukti penyetoran ke bank.


10) Klik print untuk mencetak ke media printer.

3. Penerimaan Bank
Penerimaan pendapatan desa yang ditransfer langsung ke Rekening Kas
Desa seperti Dana Desa dan Alokasi Dana Desa diinput ke menu
Penerimaan Bank.

Data Simulasi:

Kaur Keuangan telah menerima transfer dana sebesar Rp950.000.000,00


dengan uraian sebagai berikut:

No dan tanggal bukti Kode Uraian Nilai


Rekening
0002/TBP/01.2001/2021 4.2.1.01 Dana Desa Tahap I 380.000.000
14/01/2021 Penyetor: KPPN
Alamat: Jl. Diponegoro No.35

0003/TBP/01.2001/2021 4.2.1.01 Dana Desa Tahap II 380.000.000


30/05/2021 Penyetor: KPPN
Alamat: Jl. Diponegoro No.35

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 144


0004/TBP/01.2001/2021 4.2.1.01 Dana Desa Tahap III 190.000.000
30/09/2021 Penyetor: KPPN
Alamat: Jl. Diponegoro No.35

1) Klik tambah untuk memulai pengisian


2) Isi nomor bukti, tanggal bukti, uraian penerimaan, nama penyetor dan
alamat
3) Pilih Bank Penerima tempat rekening kas desa disimpan
4) Klik Simpan bila sudah selesai.
5) Lakukan double klik nomor TBP sehingga tab berpindah ke Rincian
TBP
6) Klik tambah untuk memulai pengisian rincian TPB

7) Pilih tanda elipsis untuk mengambil rekening pendapatan desa


Note: bila terdapat obyek pendapatan yang belum dianggarkan namun
ada realisasinya maka penerimaan tersebut agar dimasukkan dalam
RAB Pendapatan terlebih dahulu dengan nilai Rp0,00 dan penerimaan
direalisasi.
8) Isi jumlah penerimaan
9) Klik Simpan bila sudah selesai.
10) Cetak Tanda Bukti Penerimaan Bank yang telah dibuat

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 145


D. PENATAUSAHAAN PENGELUARAN
Penatausahaan pengeluaran digunakan untuk menatausahakan pengeluaran
belanja di desa. Pengeluaran dimulai dengan adanya usulan SPP dari Pejabat
Pelaksana Keuangan Desa (PPKD). Dalam aplikasi ini SPP dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yakni: SPP Panjar, SPP Definitif dan SPP Pembiayaan.

1. SPP Panjar
Uang Panjar adalah uang yang diberikan kepada Pelaksana Kegiatan
Anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan.

Data Simulasi :

Pada tanggal 3 Februari 2021 Pelaksana Kegiatan telah membuat


pengajuan SPP Uang Panjar Nomor 0001/SPP/01.2001/2021 untuk
kegiatan pembangunan gedung PAUD Dusun Mawar dengan uraian sebagai
berikut :

No Kode Rekening Uraian Nilai


1 5.3.4.02 Belanja Modal Upah tenaga 2.512.500
kerja
Jumlah 2.512.500

Untuk menginput SPP Panjar lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pilih menu Data Entri – Penatausahaan – SPP Kegiatan – Panjar


Kegiatan
2) Klik Tambah untuk mulai pengisian SPP
3) Isi Nomor SPP, tanggal SPP dan uraian permintaan panjar
4) Klik Simpan bisa sudah selesai
5) Double nomor SPP atau klik Tab Rincian SPP untuk mengisi rencana
penggunaan dana
6) Klik Tambah untuk mulai mengisi rincian rencana penggunaan dana

7) Pilih tanda elipsis untuk memilih rekening belanja yang tercantum

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 146


dalam RAB.
8) Pilih kode rekening belanja yang direncanakan untuk digunakan
9) Isi jumlah rupiah rencana penggunaan dana.
10) Klik Simpan bila sudah yakin.
11) Ulangi untuk kode rekening yang lainnya.

12) Cetak Formulir SPP permintaan panjar dengan mengklik tombol Cetak,
terdiri dari SPP-1 Surat Pengantar dan SPP-2 Rincian Pengajuan
Permintaan Panjar Kegiatan.

2. SPP Definitif
SPP Definitif digunakan untuk meminta pembayaran atas pelaksanaan
kegiatan atau pengadaan barang dan jasa yang sudah diterima. Barang/Jasa
sudah diterima dan bukti- bukti pengeluaran sudah tersedia. Nilai Rupiah
dalam SPP definitif yang diajukan sudah pasti dan didukung dengan bukti
kuitansi pembayaran.

Data Simulasi:

Pada tanggal 15 Maret 2021 Pelaksana Kegiatan telah membuat SPP


Definitif No 0002/SPP/01.2001/2021 untuk pembayaran honor Tim
Pelaksana dan pembelian bahan material kegiatan Pembangunan Gedung
PAUD Dusun Mawar telah diverifikasi oleh Sekdes dan disetujui oleh Kepala
Desa

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 147


Kode Rek Uraian Nilai No dan Tanggal Kuitansi

5.3.4.01 Belanja Modal – 500.000 00001/KWT/01.2001/2021,


Honor Tim 15 Maret 2021.
Pelaksana Kegiatan Pembayaran
Pembangunan Honor Ketua Tim Pelaksana
Gedung/Bangunan Kegiatan bulan Maret 2021
Penerima: Robi
Alamat: Desa A

900.000 00002/KWT/01.2001/2021,
15 Maret 2021
Pembayaran Honor Anggota
Tim Pelaksana (3 orang)
Kegiatan bulan Maret 2020
Penerima: Iwan dkk

5.3.4.03 Belanja Modal – 8.625.000 00004/KWT/01.2001/2020,


Bahan 15 Maret 2020
Baku/Material Pembayaran
Alamat : Desapembelian
B
Pembangunan 85 zak semen dan 8 pick up
Gedung/Bangunan bata
Penerima: TB Maju Terus
Alamat: Jalan Pedati No. 07

8.800.000 00005/KWT/01.2001/2020,
15 Maret 2020
Pembayaran pembelian 20 m3
pasir dan 4 pick up koral
Penerima: TB Pantang Mundur
Alamat: Jalan Gerobak No.
29

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 148


13.351.000 00006/KWT/01.2001/2020,
15 Maret 2020
Pembayaran pembelian besi cor
10 mm, 12 mm, dan 6 mm dan
kayu usuk, papan sirap, paku
usuk dan kawat bendrat
Penerima: TB Besi Utama
Alamat: Jalan Andong No. 36

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 149


1) Klik tombol Tambah untuk memulai entri SPP
2) Isi nomor, tanggal SPP dan uraian pembayaran
3) Klik Simpan bila sudah selesai.
4) Lakukan double klik nomor SPP atau pindah Tab Rincian SPP
5) Klik tombol Tambah untuk memulai pengisian rincian belanja

6) Pilih tombol elipsis untuk mengambil kode rekening sesuai RAB


7) Pilih kode rekening belanja dan klik Simpan
8) Klik 2x Rincian Belanja atau Pindahkan ke Tab Bukti Pengeluaran
9) Klik Tambah untuk memulai pengisian bukti pengeluaran
10) Isi nomor bukti, tanggal, uraian pembayaran, nama penerima, alamat
dan nilai pembayaran.
11) Klik Simpan untuk mengakhiri.
12) Cetak Bukti kuitansi pengeluaran dengan menekan tombol Cetak.
13) Lanjutkan dengan bukti kuitansi lainnya.
14) Jika dalam pengeluaran tersebut terdapat potongan-potongan seperti
pajak, maka lakukan input data pemotongan dengan cara klik 2x Bukti
Pengeluaran yang ada potongannya sehingga berpindah ke Tab
Potongan.
15) Klik Tambah untuk memulai pengisian data pemotongan
16) Pilih tombol elipsis untuk mengambil Kode Potongan sesuai Parameter
yang disediakan.
17) Isikan besaran nilai potongan. Klik Simpan untuk mengakhiri.
18) Ulangi pengisian data pemotongan sesuai kebutuhan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 150


19) Jika posisi berada pada Tab Bukti Pengeluaran atau Tab Potongan,
maka ketika diklik tombol Cetak akan keluar Tanda Bukti Pengeluaran
UangUntuk mencetak SPP-1, SPP-2 dan SPTB, pindahkan ke Tab SPP
atau Tab Rincian SPP.
20) Klik tombol cetak untuk mencetak output SPP-1, SPP-2 dan SPTB.
SPP-1 berupa Surat Pengantar pengajuan SPP. SPP-2 berupa form
SPP yang diajukan sedangkan SPTB merupakan Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Belanja.

3. SPP Pembiayaan
SPP Pembiayaan digunakan untuk melakukan pengajuan pencairan untuk
pengeluaran pembiayaan, antara lain seperti penyertaan modal pada
BUMDes. Prosedur dan tata cara pengimputan SPP Pembiayaan pada
dasarnya sama dengan SPP Definitif.

Data Simulasi :

Pada tanggal 18 Mei 2021 Pelaksana Kegiatan telah membuat SPP


Definitif No 0003/SPP/01.2001/2021 untuk Penyertaan Modal BUMDesa
Mina Utama telah diverifikasi oleh Sekdes dan disetujui oleh Kepala desa.
Dengan rincian sebagai berikut:

Kode
Uraian Nilai No dan Tanggal Kuitansi
Rek

5.2.2.01 Penyertaan Modal 40.000.000 00007/KWT/01.2001/2021,


BUMDes Mina Utama 18 Mei 2021,
pada BUMDes Desa Mina Penyertaan modal
Utama BUMDesa
Penerima: BUMDesa Mina
Utama
Alamat: Desa A

1) Klik menu Data Entri – Penatausahaan – SPP Kegiatan. Klik SPP


Pembiayaan Klik Tambah untuk memulai entri SPP
2) Isi nomor, tanggal SPP dan uraian pembayaran
3) Klik Simpan bila sudah selesai.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 151


4) Lakukan double klik nomor SPP atau pindah Tab Rincian SPP.
5) Klik Tambah untuk memulai pengisian rincian belanja

6) Pilih tombol elipsis untuk mengambil kode rekening pembiayaan


7) Pilih kode rekening pembiayaan dan klik Simpan
8) Pindahkan Tab Bukti Pengeluaran Pembiayaan
9) Klik Tambah untuk memulai pengisian bukti pengeluaran
10) Isi nomor bukti, tanggal, uraian pembayaran, nama penerima, alamat
dan nilai pembayaran.
11) Klik Simpan untuk mengakhiri.
12) Cetak Bukti kuitansi pengeluaran dengan menekan tombol Cetak.
13) Lanjutkan dengan bukti kuitansi lainnya.
14) Untuk mencetak SPP-1, SPP-2 dan SPTB pindahkan ke Tab SPP atau
Tab Rincian SPP.
15) Klik tombol Cetak untuk mencetak output SPP-1, SPP-2 dan SPTB.
Selanjutnya SPP-Pembiayaan dibuka pada menu Pencairan SPP untuk
merealisasikan pembayaran atas pengeluaran pembiayaan.

E. PENCAIRAN SPP
Menu Pencairan SPP digunakan untuk mencairkan uang dari Kaur
Keuangan berdasarkan SPP yang telah disetujui oleh Kepala Desa. Menu ini
digunakan untuk seluruh jenis SPP baik SPP Panjar, SPP Definitif dan SPP
Pembiayaan yang telah disetujui oleh Kepala Desa. Data Simulasi:

No dan Tanggal Keterangan Jumlah Nomor dan tanggal


SPP bukti pencairan

0001/SPP/01.2001/ Panjar untuk pembayaran 2.512.500 0003/BANK/01.2002/


2021, HOK minggu ketiga kegiatan 2021,
4 Februari 2021 pembangunan gedung PAUD 4 Februari 2021
Dusun Mawar

0002/SPP/01.2001/ Pembayaran kegiatan 32.176.000 0004/BANK/01.2002/


2021, pembangunan Gedung 2021,
15 Maret 2021 PAUD Dusun Mawar 18 Mei 2021

0003/SPP/01.2002/ Penyertaan modal BUMDes 40.000.000 0005/BANK/01.2002/


2021, Mina Utama 2021,
18 Mei 2021 18 Mei 2021

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 152


Untuk melakukan pencairan SPP langkahnya adalah masuk ke menu Data Entri
– Penatausahaan – Pencairan SPP, sehingga tampak formulir berikut:

Perhatikan tombol menu disebelah kiri. Tombol “Pencairan” digunakan untuk


menayangkan SPP yang belum dicairkan, sedangkan tombol “Browse”
digunakan untuk menayangkan SPP yang telah dicairkan.

Untuk mulai mengisi pencairan lakukan double klik nomor SPP yang akan
dicairkan sehingga tampak formulir berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 153


1) Klik tombol Tambah untuk memulai
2) Isi nomorbukti pencairan dengan format
yang ditentukan, contoh 0001/CASH/01.2001/2019 untuk
pengambilan uang berdasarkan SPP yang diajukan.
3) Pilih tanggal pencairan sesuai tanggal pengambilan uang
4) Isi uraian pembayaran atas pencairan SPP
5) Pilih jenis pembayaran: Bank (bila uang diambil dari RKD) atau Tunai
(bila berasal dari Uang Tunai yang dipegang Kaur Keuangan).
6) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
7) Cetak bukti pencairan SPP yang sekaligus berfungsi sebagai bukti
serah terima uang dari Kaur Keuangan kepada Pelaksana Kegiatan.
8) Selesai.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 154


F. SPJ KEGIATAN
Sebagaimana dijelaskan, terdapat 2 jenis SPP untuk belanja yaitu SPP
Definitif dan SPP Panjar. SPP Definitif ketika disetujui dan dicairkan maka
proses pertanggungjawaban belanja sudah selesai. Namun untuk SPP Panjar,
karena bersifat uang muka maka perlu disampaikan SPJ-nya. Panjar yang
sudah diterima oleh pelaksana kegiatan sudah harus dipertanggungjawabkan
paling lambat 10 hari sejak diserahkan uang panjar sesuai aturan Permendagri
20/2018.

Bila uang panjar telah digunakan dan bukti-bukti dipertanggungjawabkan


telah tersedia, maka pertanggungjawaban atas panjar tersebut harus
dimasukkan dalam Aplikasi Siskeudes melalui menu SPJ Kegiatan. Menu SPJ
Kegiatan adalah menu yang digunakan untuk pertanggungjawaban SPP Panjar
yang pernah diajukan sebelumnya. Langkahnya adalah Data Entri –
Penatausahaan – SPJ Panjar Kegiatan.

1) Akan tampak daftar SPP Panjar yang sebelumnya telah diterbitkan dan
dicairkan, yang bersifat masih terbuka (belum di-SPJ-kan).
2) Lakukan double klik nomor SPP Panjar yang akan di SPJ-kan,
sehingga berpindah pada Tab No. SPJ.
3) Klik tombol Tambah untuk memulai penginputan atribut SPJ Kegiatan.
4) Isi nomor SPJ, tanggal SPJ dan Uraian SPJ.
5) Klik Simpan bila sudah selesai.
6) Double klik nomor SPJ untuk memulai pengisian SPJ per rekening
belanja, sehingga berpindah ke Tab Rincian SPJ.
7) Klik tombol Tambah dan pilih rekening belanja dengan menekan
tombol elipsis untuk mengambil rekening belanja yang telah dilakukan
panjar sebelumnya.
8) Klik 2x rekening belanja yang akan di-SPJ-kan sehingga berpindah ke
Tab Bukti Kuitansi. Tampak tampilannya sebagai berikut.
9) Klik tombol Tambah untuk memulai pengisian atribut bukti seperti
nomor bukti dll
10) Isi nomor kuitansi, tanggal kuitansi, uraian pembayaran, nama
penerima dan alamat. Nomor rekening bank, nama bank dan NPWP
diisi bila pembayaran melalui Bank.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 155


11) Isi nilai pembayaran yang dilakukan.
12) Bila terdapat potongan pajak lanjutkan dengan memilih tab Potongan
dan isi jumlah potongan pajaknya.
13) Cetak bukti kuitansi pembayaran.

14) Klik gambar icon printer pada sudut kiri atas untuk mencetak ke media
printer.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 156


Laporan Panjar
Aplikasi menyediakan laporan kendali uang panjar yang telah diberikan.
Laporan Panjar menggambarkan SPP Panjar beserta nilai yang telah diSPJ-
kan dan sisa dana yang belum di-SPJ-kan. Caranya Posisi Tab berada pada
Tab No. SPJ atau Tab Rincian SPJ klik tombol cetak akan ditampilkan pilihan
cetak diantaranya Laporan Panjar. Tampilan Laporan Panjar adalah sebagai
berikut:

Surat Pengesahan Panjar Kegiatan


Sebagai bukti pertanggungjawaban atas SPP panjar yang telah dilakukan,
aplikasi memberikan form Surat Pengesahan Panjar Kegiatan. Surat
Pengesahan Panjar Kegiatan ini ditandatangani oleh pihak-pihak terkait
sebagaimana pertanggungjawaban pada SPP Definitif. Caranya Posisi Tab
berada pada Tab No. SPJ atan Tab Rincian SPJ klik tombol cetak akan
ditampilkan pilihan cetak diantaranya Surat Pengesahan Panjar Kegiatan.
Tampilan Surat Pengesahan Panjar Kegiatan adalah sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 157


Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
Sebagaimana SPP Definitif, atas belanja-belanja yang dilakukan sebagai
pertanggungjawaban SPP Panjar yang diberikan, Pelaksana Kegiatan
Anggaran membuat Pernyataan Tanggungjawab Belanja atas bukti-bukti
transaksi yang telah dibuat. Caranya Posisi Tab berada pada Tab No. SPJ atan
Tab Rincian SPJ klik tombol cetak akan ditampilkan pilihan cetak diantaranya
Pernyataan Tangung Jawab Belanja. Tampilan Pernyataan Tangung Jawab
Belanja adalah sebagai berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 158


SISA PANJAR
Bila terdapat sisa panjar kegiatan maka uang sisa harus dikembalikan
sekaligus bersamaan dengan penyerahan SPJ Panjar Kegiatan kepada Kaur
Keuangan. Untuk menginput pengembalian tersebut dari Data Entri – SPJ
Kegiatan, kemudian lakukan hal- hal sebagai berikut:

1) Pilih Kecamatan dan Desa


2) Pilih menu Sisa Panjar sehingga tampak isian formulir berikut:
3) Lakukan double klik nomor SPP-SPJ yang akan dikembalikan sisa uangnya
sehingga tampak form pengembalian sebagai berikut
4) Klik Tambah untuk memulai pengisian
5) Isi Nomor Bukti pengembalian sisa panjar, tanggal pengembalian, uraian
dan jumlah uang yang dikembalikan
6) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
7) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti pengembalian sisa panjar dari
PPKD kepada Kaur Keuangan.

8) Klik print untuk mencetak ke media printer.


9) Klik tutup bila sudah selesai.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 159


G. PENGEMBALIAN BELANJA
Dalam praktik pengelolaan keuangan desa, dimungkinkan adanya
kesalahan dalam transaksi belanja yang menyebabkan belanja yang dikeluarkan
lebih besar dari yang seharusnya sehingga kelebihan belanja tersebut harus
segera dikembalikan. Atas dikembalikannya kelebihan belanja tersebut di tahun
berjalan, Aplikasi Siskeudes menyediakan menu untuk pengembalian belanja.
Dengan pengembalian belanja ini maka uang di Kaur Keuangan akan
bertambah, sedangkan nilai belanja yang bersangkatan akan dikurangi sebesar
nilai yang dikembalikan di tahun berjalan. Cara penggunaannya adalah dari
Data Entri – Penatausahaan - Pengembalian, kemudian lakukan hal-hal sebagai
berikut:

1) Pilih Kecamatan dan Desa


2) Terdapat 2 (dua) pilihan pengembalian yaitu Belanja dan Pembiayaan. Pilih
Belanja untuk pengembalian belanja atau pilih Pembiayaan untuk
pengembalian pembiayaan.
3) Klik Tambah untuk memulai pengisian
4) Isi Nomor Bukti pengembalian, tanggal pengembalian, uraian dan data-data
penyetor (Nama, Alamat dan TTd)
5) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
6) Double Klik Bukti Pengembalian sehingga berpindah ke Tab Rincian Bukti.
7) Klik tombol Tambah

8) pilih kode rekening belanja dengan menekan tombol elipsis untuk


mengambil rekening belanja yang akan dikembalikan.
9) Otomatis aplikasi akan menampilkan kode rekening, suber dana beserta
nama rekening yang akan dikembalikan belanjanya.
10) Input nilai belanja yang akan dikembalikan. Klik Simpan.
11) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti pengembalian belanja.
12) Hal yang sama dilakukan untuk pengembalian Pembiayaan.

H. PENYETORAN PAJAK
Menu penatausahaan pajak digunakan untuk melakukan penyetoran
pajak yang telah dipungut melalui bukti kuitansi pembayaran. Satu SSP hanya
dapat digunakan untuk menyetorkan satu jenis pajak. Satu SSP bisa terdiri dari

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 160


kumpulan potongan pajak dari beberapa nomor bukti pengeluaran. Sebagai
contoh penyetoran pajak honorarium narasumber atas 5 (lima) kuitansi
pembayaran honor dari narasumber yang berbeda dapat dikumpulkan dalam
satu SSP.

Data Simulasi:

Seluruh pajak yang dipotong bendahara melalui bukti-bukti pengeluaran


yang diajukan dalam SPP Definitif Nomor : 0002/SPP/01.2001/2021 tanggal 15
Maret 2021 disetorkan ke Kas Negara oleh Bendahara Desa tanggal 1 April
2021.

Untuk membuka menu penyetoran pajak klik menu Data Entri –


Penatausahaan – Penyetoran Pajak sehingga tampak form isian berikut:

1) Pilih Kecamatan dan Desa


2) Klik Menu Penyetoran Pajak
3) Klik Tambah untuk memulai pengisian
4) Isi nomor SSP (nomor intern otomatis dari aplikasi) dan tanggal penyetoran

5) Pilih tanda elipsis untuk menentukan jenis pajak yang akan disetor
6) Isi kode mata anggaran penerimaan pajak (MAP)
7) Isi keterangan yang akan dicantumkan dalam bukti pembayaran pajak
8) Isi nomor Nama, Alamat dan NPWP Kaur Keuangan/Bendahara Desa.
9) Pilih cara pembayaran/penyetoran “Tunai atau Bank”
10) Klik Simpan bila sudah selesai.
11) Double klik atas jenis pajak yang akan disetor untuk mengisi rincian setoran
pajaknya sehingga berpindah ke Tab Rincian Bukti
12) Klik Tambah untuk memulai pengisian

13) Pilih tanda untuk menentukan/memilih kuitansi belanja yang terdapat


potongan pajak yang akan disetor
14) Kode Rincian, Nama Rincian dan Nilai yang akan disetor otomatis terisi
berdasarkan data yang berasal dari kuitansi belanja yang terdapat pajak
yang telah dipotong
15) Klik tombol Cetak untuk menyiapkan bukti penyetoran pajak (jika
diperlukan).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 161


I. MUTASI KAS
Menu mutasi kas digunakan untuk mencatat mutasi pergeseran saldo kas desa.
Menu Mutasi Kas terdiri dari Menu Pengambilan dan Menu Penyetoran. Menu
Pengambilan digunakan untuk mencatat pengambilan uang dari Bank yang
dipindahkan ke Kas Tunai di Kaur Keuangan. Menu Penyetoran digunakan untuk
mencatat perpindahan uang dari Kas Tunai di Kaur Keuangan ke Rekening Kas
Desa.

Langkah operasionalnya dengan Klik Data Entri – Penatausahaan – Mutasi Kas


sehingga tampak tampilan form berikut:

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 162


Menu Pengambilan
1) Klik Menu Pengambilan untuk melakukan pengambilan uang dari Rekening
Kas Desa menjadi kas Tunai di kaur Keuangan, sehingga keluar tampilan
sebagai berikut:

2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk pengambilan uang.
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank, Kode dan nama
rekening Kas di RKDes (otomatis), keterangan dan jumlah uang yang akan
diambil.
4) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
5) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti pengambilan uang di bank menjadi
kas tunai (jika diperlukan).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 163


Menu Penyetoran
1) Klik Menu Penyetoran untuk melakukan penyetoran uang tunai yang ada di
Kaur Keuangan untuk disimpan ke Rekening Kas Desa, sehingga keluar
tampilan sebagai berikut:

2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk penyetoran uang.
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank, Kode dan nama
rekening Kas di RKDes (otomatis), keterangan dan jumlah uang yang akan
disetor.
4) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
5) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti penyetoran uang kas tunai ke bank
(jika diperlukan).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 164


Menu Pendapatan Bunga
1) Klik Menu Pendapatan Bunga untuk melakukan pendapatan bunga yang
berasal dari simpanan uang yang ada di Rekening Kas Desa, sehingga
keluar tampilan sebagai berikut:

2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk melakukan pencatatan
atas pendapatan bunga. Catatan: pendapatan bunga diketahui dari
rekening koran yang diperoleh dari bank atas Rekening Kas Desa
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank,

4) Pilih tanda elipsis untuk menentukan kode rekening pendapatan bunga,


dengan memilih daftar pendapatan yang ditawarkan aplikasi
5) Isi keterangan dan jumlah pendapatan bunga yang akan diterima.
6) Klik tombol Simpan bila sudah selesai. Lakukan atas setiap pendapatan
bunga yang diterima yang menambah kas di Rekening Kas Desa, yang
terlihat dari rekening koran (Sisi Kredit)
7) Klik tombol Cetak untuk mencetak pendapatan bunga bank (jika
diperlukan).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 165


Menu Biaya Admin Bank
1) Klik Menu Biaya Admin Bank untuk melakukan pencatatan atas biaya
administrasi bank yang terdiri dari biaya adminsitarasi bank dan biaya pajak
atas bunga, sehingga keluar tampilan sebagai berikut:

2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk melakukan pencatatan
atas baiaya administrasi bank. Catatan: Biaya Administrasi bank berupa
biaya admin bulanan dan pajak atas bunga bank diketahui dari rekening
koran yang diperoleh dari bank.
3) Isi Nomor Bukti, tanggal bukti, Nama Bank,

4) Pilih tanda elipsis untuk menentukan kode rekening biaya administrasi


bank, dengan memilih daftar yang ditawarkan aplikasi
5) Isi keterangan dan jumlah biaya administasi (Sisi Debet di Rekening
Koran).
6) Klik tombol Simpan bila sudah selesai. Lakukan atas setiap biaya admin
bank yang memotong saldo Rekening Kas Desa.
7) Klik tombol Cetak untuk mencetak biaya administrasi bank (jika diperlukan).

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 166


Output Dana Desa
Menu Output Dana Desa digunakan untuk menginput data realiasi Fisik
kegiatan yang bersumber dari Dana Desa. Input data ini akan digunakan dalam
Laporan Output Kegiatan yang bersumber dar Dana Desa. Langkah
operasionalnya sebagai berikut:

1) Klik Data Entri – Penatausahaan – Output Dana Desa. Pilih Kecamatan dan
Nama Desa lalu klik Fisik DD
2) Pilih Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan sampai pada kegiatan yang
bersumber dari Dana Desa yang akan diinput realisasi output Dana
Desanya hingga berpindah ke Tab Target Output, sehingga tampak
tampilan form berikut:

3) Double klik nama Bidang sehingga tab berpindah ke Kegiatan


4) Aplikasi akan menampilkan Nama Paket kegiatan beserta target dan satuan
outputnya yang pernah diisi pada saat penyusunan APBDes.
5) Klik tombol ubah untuk mengisi output kegiatan Dana Desa (s.d. Tahap II)
yaitu volume, jumlah tenaga kerja, durasi kerja dan nilai upah (Rp).
6) Klik tombol Simpan.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 167


7) Klik tombol Tutup untuk menutup menu pengisian Output Dana Desa.
8) Lakukan juga untuk pengisian s.d. Tahap III sesuai tahapan pelaporan yang
dibutuhkan.

J. LAPORAN PENATAUSAHAAN
Menu Laporan Penatausahaan digunakan untuk mencetak laporan
penatausahaan keuangan desa, terdiri dari Buku Kas Umum Desa, Buku Bank,
Buku Kas Tunai, Buku Pembantu Penerimaan, Buku Pembantu Kegiatan, dan
Buku Pembantu Pajak. Selain itu juga ditambahkan register SPP dan register
kuitansi pembayaran.

Pilih menu Laporan – Penatausahaan sehingga tampak formulir cetak


laporan sebagai berikut.

1) Pilih kode kecamatan dan desa serta periode tanggal pelaporan.


2) Pilih jenis laporan yang akan dicetak
3) Centang Print to File bila menginginkan agar preview laporan dapat

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 168


ditransfer dalam bentuk format PDF, Excel, Word atau emulasi text.
4) Klik tombol Cetak untuk memulai pencetakan.

5) Pilih gambar print pada sudut kiri atas untuk mencetak ke printer sehingga
muncul dialog print.

6) Pilih jenis printer dan klik oke untuk memulai cetak ke media printer.

Cara yang sama dilakukan untuk mencetak jenis-jenis laporan penatausahaan


yang lainnya.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 169


LAPORAN

Sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, Kepala Desa menyusun


laporan pelaksanaan APBDesa Semester Pertama kepada Bupati/Walikota melalui
Camat. Selain itu, Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban
realisasi APB Desa setiap akhir Tahun Anggaran. Laporan tersebut ditetapkan
dengan Peraturan Desa yang disertai dengan Laporan Keuangan yang terdiri dari
Laporan Realisasi APBDesa dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Menu Laporan Pembukuan digunakan untuk mencetak laporan keuangan yang


harus disajikan oleh pemerintah desa, meliputi:

- Laporan Realisasi Anggaran Desa


- Laporan Realisasi Anggaran Desa per Kegiatan
- Laporan Realisasi Anggaran Desa Periodik (bulanan, triwulanan dan
semesteran)
- Laporan Kekayaan Milik Desa
- Laporan Realisasi Anggaran per Sumber Dana
- Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa
- Laporan Penyerapan Dana Desa PMK 225
Untuk mencetak laporan pembukuan klik menu Laporan Pembukuan sehingga
tampak tampilan berikut.

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 170


1) Pilih jenis laporan yang akan dicetak
2) Pilih kode kecamatan dan desa
3) Klik Cetak untuk menayangkan laporan
4) Print ke Media Printer

Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta 171

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai