A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang No 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 5679);
4. Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 No 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 5539)
sebagaiamana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas PP no 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 No 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 6321);
5. Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 No 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No 6041);
6. Peraturan Presiden No 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No 12);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 No 611); dan
B. PENGERTIAN
Pengawasan Keuangan Desa adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
ditujukan untuk memastikan Pengelolaan Keuangan Desa berjalan secara
transparan, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran serta partisipatif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. BPD
melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Keuangan Desa.
Bentuk Pengawasan terhadap kinerja pemerintah Desa dilakukan melalui :
a. Perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintahan Desa;
b. Pelaksanaan kegiatan;
c. Laporan pelaksanaan APB Desa;
d. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa, dan APB Desa
4. Masyarakat Desa
melakukan pengawasan melalui pemantauan terhadap Pengelolaan
Keuangan Desa dalam bentuk partisipasi masyarakat yaitu berhak meminta
dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa. Informasi tersebut
meliputi :
1. Tahap Perencanaan
Di tahap perencanaan pengawasan memuat fokus dan sasaran serta
jadwal pelaksanaan.
APIP melaksanakan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
berdasarkan fokus dan sasaran:
a. Penetapan tim Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang
dilakukan oleh pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dilakukan
sesuai dengan langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dan dapat disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan.
Langkah kerja menggunakan metode:
a. Telaah dokumen;
b. Wawancara;
c. Analisis data;
d. Kuesioner;
e. Survey;
3. Tahap Pelaporan
Pelaporan dituangkan dalam laporan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa yang paling sedikit memuat:
a. Temuan dalam Pengelolaan Keuangan Desa;
b. Rekomendasi atas perbaikan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Desa dan/atau pemerintah daerah.
Hasil pelaksanaan koordinasi antar APIP daerah provinsi dan APIP daerah
kabupaten/kota dilaporkan kepada inspektur jenderal Kementerian.
A. PENGANTAR
Materi yang disajikan dalam sub pokok bahasan ini antara lain:
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa;
2. Dasar Hukum dan Ketentuan Pengelolaan Keuangan Desa;
3. Asas-Asas Pengelolaan Keuangan Desa;
4. Tugas PKPKD (Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa);
5. Tugas PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa);
6. Tahapan kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa;
7. Pengadaan barang dan jasa di desa;
8. Peran Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
9. Peran dan Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa.
B. PENGERTIAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, pengertian Keuangan Desa adalah
semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Desa. Sedangkan pengertian Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan Desa.
1. Transparan
Terbuka - keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain
yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi (disembunyikan)
atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa, melakukan apa serta
bagaimana melaksanakannya.
Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian bahwa
informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat
guna memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang- undangan (KK, SAP,2005).
Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat dari
tidak tertatanya administrasi keuangan dengan tertib dan baik, adanya aliran
dana tertentu (nonbudgeter/dana taktis/dana yang tidak masuk dalam
anggaran), yang hanya diketahui segelintir orang, merahasiakan informasi,
dan ketidaktahuan masyarakat akan dana-dana tersebut. Hal itu memberikan
keleluasaan terjadinya penyimpangan/penyelewengan oleh oknum aparat
yang berakibat fatal bagi masyarakat maupun aparat yang bersangkutan.
Dengan demikian, asas transparan menjamin hak semua pihak untuk
mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses
semua pihak terhadap informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa.
Transparansi dengan demikian, berarti Pemerintah Desa pro aktif dan
memberikan kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk
3. Partisipatif
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya.
Pengelolaan Keuangan Desa, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan
masyarakat para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas,
utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari
program/kegiatan pembangunan di Desa, serta memperhatikan aspek
kesetaran gender.
G. PERAN PEMERINTAH
Berdasarkan pasal 102 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, bupati/walikota menginformasikan rencana ADD, bagian bagi hasil pajak
dan retribusi kabupaten/kota untuk desa, serta bantuan keuangan yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
Dalam pasal 154 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
TAHAP
PERAN DAN KETERLIBATAN ASAS
KEGIATAN
Transparansi
Meminta informasi dan penjelasan terkait Akutabel
Penatausahaan
dengan penatausahaan Tertib dan disiplin
anggaran
A. PENGERTIAN
Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran berkenaan yang
dianggarkan dalam APB Desa.
B. PROSEDUR
Sekretaris Desa bertugas mengoordinasikan penyusunan rancangan APB
Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan
APB Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun
Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa menyampaikan
kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah
BPD.
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan. Atas dasar kesepakatan bersama
kepala Desa dan BPD. Kepala Desa menyiapkan rancangan Peraturan
Kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa. Tugas penyusunan
Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa
dikoordinasikan oleh Sekretaris Desa.
Rancangan Peraturan Desa tentang APB disampaikan Kepala Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari
sejak disepakati untuk dievaluasi. Bupati/Wali Kota dalam melakukan
evaluasi berpedoman dengan panduan Evaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa.
Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi
dengan dokumen antara lain:
1. surat pengantar;
2. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
3. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
Pendapatan Desa
Kelompok
Jenis Pendapatan Keterangan
Pendapatan
b. Belanja Desa
Belanja desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan
Desa.
Klasifikasi Belanja
1) Belanja Pegawai
Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan
tetap, tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi kepala Desa dan perangkat Desa, serta tunjangan BPD.
Belanja pegawai dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan
pemerintahan Desa yang pelaksanaannya dibayarkan setiap
bulan.
Pembayaran jaminan sosial diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kemampuan APB Desa.
3) Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pengadaan barang dan/atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset yang digunakan untuk
kegiatan penyelenggaraan kewenangan Desa.
c. Pembiayaan Desa
Pembiayaan Desa merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya terdiri atas kelompok:
1) penerimaan pembiayaan
2) pengeluaran pembiayaan.
b) Penyertaan modal
Penyertaan modal digunakan untuk menganggarkan
kekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam BUM
KLASIFIKASI PEMBIAYAAN
A. PENGERTIAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa
merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui
rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota.
Berdasarkan APB Desa dan penjabaran APB Desa yang dihasilkan pada tahap
Perencanaan, dimulailah tahap pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang
mencakup:
- penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran),
- pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan
- selanjutnya pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Hal yang juga sangat penting untuk dipahami dengan tepat dan benar adalah
tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaku (Pengelola). Bab ini akan
memaparkan secara rinci topik di atas.
- Dalam hal terjadi Perubahan Peraturan Desa tentang APB Desa dan/atau
Perubahan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa yang
menyebabkan terjadinya perubahan anggaran dan/atau terjadi perubahan
kegiatan, Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran untuk menyusun rancangan DPPA (Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran) yang terdiri dari:
1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa Perubahan; dan
2. Rencana Anggaran Biaya Perubahan
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP dalam setiap
pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai periode yang tercantum dalam DPA
dengan nominal sama besar atau kurang dari yang tertera dalam DPA.
Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
- Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPP untuk kegiatan
pengadaan barang/jasa secara swakelola tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari
kerja. Dalam hal pembayaran pengadaan barang/jasa belum dilakukan
dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran wajib mengembalikan dana yang sudah diterima kepada Kaur
Keuangan untuk disimpan dalam kas Desa. Kaur Keuangan mencatat
pengeluaran anggaran ke dalam buku kas umum dan buku pembantu panjar.
- Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikan
pertanggungjawaban pencairan anggaran berupa bukti transaksi pembayaran
pengadaan barang/jasa kepada Sekretaris Desa. Sekretaris Desa
memeriksa kesesuaian bukti transaksi pembayaran dengan
pertanggungjawaban pencairan anggaran yang disampaikan oleh Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran. Dalam hal jumlah realisasi
pengeluaran pembayaran barang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang
diterima, Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisa
uang ke kas Desa.
- Arus kas masuk dan arus kas keluar dari mekanisme pembiayaan
dianggarkan dalam APB Desa.
D. PENYUSUNAN RAB
Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah suatu
dokumen yang berisi rincian kebutuhan dalam kegiatan pelaksanaan, rincian
komponen-komponen (input) dan besaran biaya dari masing-masing komponen
suatu kegiatan. RAB mencakup penjabaran lebih lanjut dari unsur perkiraan
biaya (how much) dalam rangka pencapaian output kegiatan yang telah
direncanakan dalam APB Desa memuat antara lain:
1. Rincian aktivitas/belanja
2. Perhitungan harga satuan, volume, dan jumlah harga masing-masing
komponen
3. Jumlah total harga yang menunjukkan harga keluaran/output
1. Pembayaran
Prosedur dan tata cara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/disahkan
Kepala Desa
b. Bendahara melakukan pembayaran sesuai SPP
c. Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi.
1 1 01 Penyediaan Penghasilan
Tetap dan Tunjangan
Kepala Desa
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
1 1 01 5 1 1 Penghasilan Tetap &
Tunjangan Kepala Desa
1 1 01 5 1 1 … <Rincian Obyek Belanja>
1 3 Administrasi
Kependudukan, Pencatatan
Sipil, Statistik dan
Kearsipan
1 3 01 Pelayanan administrasi
umum dan kependudukan
(Surat
Pengantar/Pelayanan KTP,
Kartu Keluarga, dll)
1 3 01 5 2 Belanja Barang dan Jasa
1 3 01 5 2 2 Belanja Jasa Honorarium
<Rincian Obyek Belanja>
2 Pelaksanaan Pembangunan
Desa
2 1 Pendidikan
2 1 05 Pembangunan/Rehabilitasi
/Peningkatan Sarana
Prasarana
Perpustakaan/Taman
Bacaan Desa/Sanggar
2 1 05 5 3 Belajar Modal
Belanja
2 1 05 5 3 4 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
1 1 05 5 3 4 … <Rincian Obyek Belanja>
5 Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat dan
Mendesak
5 1 Penanggulangan Bencana
5 1 00 5 4 Penanggulangan Bencana
5 1 00 5 4 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 00 Belanja Tak Terduga
dst
……….., ………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur/Kasi………………………
Sekretaris Desa,
(…………………………………..)
(……………………………………….) Disetujui oleh:
Kepala Desa,
(……………………………………………………………)
Cara pengisian:
Kolom 1,2 3, 4 dan 5 diisi sebagaimana yang tercantum dalam Penjabaran APB Desa sesuai tugas yang dilaksanakan oleh masing-masing Kaur/Kasi
: Pelaksana Kegiatan Anggaran
Kolom 6 diisi rencana penarikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing Kaur/Kasi Pelaksana Kegiatan Anggaran yang
:
diajukan kepada Kaur Keuangan
dalam setiap periode/bulan dalam baris jenis, objek, dan rincian objek belanja
Kolom 7 : diisi rencana jumlah penarikan anggaran untuk masing-masing kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Penyelenggaraan
1 Pemerintahan
Desa
Pembangunan
2
Desa
Pembinaan
3
Kemasyarakatan
Pemberdayaan
4
Masyarakat
…………………………..,Tanggal………,………,………
Kepala Desa, Sekretaris Desa,
(..........................) (..........................)
Keterangan:
* merupakan dokumen perencanaan yang disusun saat penyusunan RKP Desa
Bidang :
Sub Bidang :
Kegiatan :
Waktu Pelaksanaan :
Rincian Pendanaan :
HARGA SATUAN JUMLAH
NO URAIAN VOLUME
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
JUMLAH
................, ............................
Disetujui
Kepala Desa Kaur/Kasi ................
(............................) (...........................)
……….., …………………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur/Kasi……………………
Sekretaris Desa,
(………………………………..)
(……………………………….)
Disetujui oleh:
Kepala Desa,
(…………………………………………)
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Pasal 52 ayat 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, tata cara pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa di Desa diatur dengan Peraturan
Bupati/Walikota tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa berpedoman pada
peraturan perundang-undangan mengenai Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun dengan
berpedoman pada Peraturan Lembaga ini dengan memperhatikan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat.
Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Pemerintah Desa, baik
dilakukan melalui swakelola dan/atau penyedia barang/jasa.
Pengadaan merupakan pelaksanaan kewenangan desa yang kegiatan dan
anggarannya bersumber dari APB Desa. Pengadaan mengutamakan peran serta
masyarakat melalui Swakelola dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya yang ada di Desa secara gotong-royong dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dengan tujuan memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan
masyarakat setempat. Dalam hal Pengadaan tidak dapat dilakukan secara
Swakelola maka Pengadaan dapat dilakukan melalui Penyedia baik sebagian
maupun seluruhnya. Pengadaan melalui Penyedia dapat dilakukan untuk
mendukung swakelola atau kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan
swakelola.
Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan harus mematuhi etika
sebagai berikut:
1. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan;
2. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
Pengadaan;
3. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
4. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
5. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat
persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan;
6. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan desa;
1. Kepala Desa
Tugas Kepala Desa dalam Pengadaan adalah:
a. menetapkan TPK hasil Musrenbangdes;
b. mengumumkan Perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa
sebelum dimulainya proses Pengadaan pada tahun anggaran berjalan;
dan
c. menyelesaikan perselisihan antara Kasi/Kaur dengan TPK, dalam hal
terjadi perbedaan pendapat.
2. Kasi/Kaur
Kasi/Kaur mengelola Pengadaan untuk kegiatan sesuai bidang tugasnya.
Tugas Kasi/Kaur dalam mengelola Pengadaan:
a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK;
c. melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas nilai dan kegiatan
yang ditetapkan Musrenbangdes;
d. menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada
Kepala Desa; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya
kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
Kasi/Kaur dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani surat
perjanjian dengan Penyedia apabila anggaran belum tersedia atau anggaran
yang tersedia tidak mencukupi. Kaur Keuangan tidak boleh menjabat
sebagai pengelola Pengadaan
4. Masyarakat
Masyarakat adalah masyarakat Desa setempat dan/atau masyarakat desa
sekitar lainnya.
Peran Masyarakat dalam Pengadaan dilaksanakan dalam bentuk:
a. berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola; dan
b. berperan aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan.
Pengumuman
a. Hasil perencanaan pengadaan yang ada di dalam RKP Desa diumumkan
oleh Kepala Desa melalui media informasi yang mudah diakses oleh
Masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan pengumuman Desa.
2. Persiapan Pengadaan
a. Persiapan Pengadaan secara Swakelola
Kasi/ Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola
berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang terdiri dari:
1) jadwal pelaksanaan kegiatan;
2) rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan peralatan;
3) gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
4) spesifikasi teknis (apabila diperlukan); dan
5) RAB Pengadaan yaitu RAB yang disusun oleh Kasi/Kaur menjelang
dilaksanakannya kegiatan Swakelola.
3. Pelaksanaan Pengadaan
a. Pengadaan Secara Swakelola
1) Persiapan
Swakelola dilaksanakan berdasarkan dokumen persiapan
Pengadaan yang disusun oleh Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud
pada tahap Persiapan Pengadaan
3) Pengendalian
Kasi/Kaur melaksanakan tugas pengendalian pelaksanaan kegiatan
Swakelola meliputi antara lain:
a) kemajuan pelaksanaan kegiatan; dan/atau
b) penggunaan narasumber/tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan.
Berdasarkan hasil pengendalian, Kasi/Kaur melakukan evaluasi
kegiatan Swakelola. Apabila dalam hasil evaluasi kegiatan Swakelola
ditemukan ketidaksesuaian, Kasi/Kaur meminta TPK untuk
4) Pengumuman
Hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Swakelola diumumkan
melalui media informasi yang mudah diakses oleh Masyarakat
sekurang-kurangnya pada papan pengumuman Desa.
Untuk pekerjaan konstruksi selain diumumkan pada papan
pengumuman Desa, pengumuman hasil pengadaannya dilakukan di
lokasi pekerjaan.
Pengumuman hasil kegiatan Pengadaan secara Swakelola meliputi:
a) Nama Kegiatan;
b) Nilai Pengadaan;
c) Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
d) Nama TPK;
e) Lokasi; dan
f) Waktu Pelaksanaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara:
a) Pembelian Langsung;
b) Permintaan Penawaran; atau
c) Lelang.
c. Lelang
Lelang adalah metode pemilihan Penyedia untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia yang
memenuhi syarat.
Tata cara Lelang sebagai berikut:
(1) pengumuman Lelang;
3) Pengendalian
Kasi/Kaur melakukan pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang
tercantum dalam bukti transaksi.
4) Bukti Transaksi
Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:
a) bukti pembelian (contoh: struk, nota, kuitansi); dan
b) surat perjanjian.
Bukti pembelian digunakan untuk Pengadaan dengan metode
Pembelian Langsung atau Permintaan Penawaran.
6) Pengumuman
TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Penyedia
di media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat,
sekurangkurangnya pada papan pengumuman di kantor Desa.
Pengumuman kepada masyarakat, hasil Pengadaan melalui
Penyedia dengan metode Permintaan Penawaran dan Lelang
meliputi:
a) Nama Kegiatan;
b) Nama Penyedia;
c) Nilai Pengadaan;
d) Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
e) Lokasi; dan
f) Waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal
selesai).
1. PENGERTIAN
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana
fungsi kebendaharaan dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran
dalam buku kas umum.
Pencataan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan.
Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri dari:
a. buku pembantu bank
b. buku pembantu pajak
c. buku pembantu panjar
Buku pembantu bank merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui
rekening kas Desa.
Buku pembantu pajak merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak.
Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban
uang panjar.
Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdasarkan RAK Desa yang telah
disetujui oleh Kepala Desa.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan secara
swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur dan Kasi pelaksana
kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajukan serta telah disetujui
oleh Kepala Desa.
Buku kas umum yang ditutup setiap akhir dilaporkan oleh Kaur Keuangan kepada
Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Sekretaris Desa
melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan keuangan yang
disampaikan oleh kaur keuangan untuk selanjutnya hasil verifikasi, evaluasi dan
analisis tersebut disampaikan kepada Kepala Desa untuk disetujui.
Dilarang..!!
Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa dilarang:
Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan
pelaksanaan APB Desa.
Menyimpan uang, cek atau surat berharga, kecuali telah diatur
melalui peraturan perundang-undangan.
KECAMATAN :
KABUPATEN :
PROVINSI :
NO TGL KODE REKENING URAIAN PENERIMAAN PENGELUARA NOMOR JUMLAH SALDO
(Rp) N BUKTI PENGELUARAN (Rp)
(Rp) KUMULATIF
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2
a b c a b c d
……….., ………………………….
Diverifikasi oleh: Kaur Keuangan
Sekretaris Desa,
(…………………………………..)
(………………………………………………)
Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 3 : diisi dengan kode rekening penerimaan dan pengeluaran
sebagaimana tertera dalam Penjabaran APB Desa.
Kolom 4 : diisi dengan uraian transaksi penerimaan atau pengeluaran
sebagaimana tertera dalam penjabaran APB Desa
Kolom 5 : diisi dengan jumlah rupiah penerimaan
Kolom 6 : diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran
Kolom 7 : diisi dengan nomor bukti transaksi
Kolom 8 : diisi dengan netto transaksi
Kolom 9 : diisi dengan saldo kas.
BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING
(…………………………………..)
Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran Bank.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal transaksi Bank.
Kolom 3 : diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran.
Kolom 4 : diisi dengan bukti transaksi.
Kolom 5 : diisi dengan pemasukan jumlah setoran.
Kolom 6 : diisi dengan pemasukan jumlah bunga bank.
Kolom 7 : diisi dengan pengeluaran jumlah penarikan.
Kolom 8 : diisi dengan pengeluaran jumlah pajak.
Kolom 9 : diisi dengan pengeluaran biaya administrasi.
Kolom 10 : diisi dengan saldo Bank.
JUMLAH
……….., ………………………….
Kaur Keuangan
(…………………………………..)
Cara pengisian :
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut penerimaan (dari pemotongan pajak) atau
pengeluaran (dari penyetoran pajak).
Kolom 2 : diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 3 : diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 4 : diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 : diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 : diisi dengan saldo buku kas bendahara.
……….., ………………………….
Kaur Keuangan
(…………………………………..)
Cara pengisian:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 : diisi dengan tanggal transaksi.
Kolom 3 : diisi dengan nomor bukti transaksi.
Kolom 4 : diisi nama/sumber pemberi bantuan dan jenis bantuan.
Kolom 5 : diisi dengan jumlah uang yang berikan.
Kolom 6 : diisi dengan volume jenis barang/tenaga.
Kolom 7 : diisi dengan nomer bukti setor/pemberitahuan kepada Bendahara.
Kolom 8 : diisi dengan jumlah
c. Pak Sartono (warga RT 23) mengikuti seminar yang diadakan oleh Dinas
Sosial dan menerima uang saku sebesar Rp600.000,00. Maka PPh 21 yang
harus dipotong oleh Bendahara :
PPh 21 terutang : 5% x Rp600.000,00 = Rp30.000,00
DANA APBDes
SETOR
BANK/
KANTOR POS
BENDAHARA DESA
SSP
B
E
L
A
LAPOR N PAJAK
J PPh &/ PPN
SPT Masa A
REKANAN
10
3. PPh pasal 23
yaitu pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh pasal 21 dengan
tarif sebesar 2% dari nilai kontrak dan tidak termasuk PPN. Jika rekanan tidak
memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi.
Contoh: Jasa Catering (wajib pajak Badan), pemasangan/perawatan/perbaikan/
pemeliharaan mesin, AC, computer, kendaraan.
Jenis Jasa yang menjadi Objek PPh Pasal 23 (berdasarkan PMK
No.244/PMK.03/2008:
1) Jasa Penilai (appraisal)
2) Jasa Aktuaris
3) Jasa Akuntansi, Pembukuan, dan Asestasi Laporan Keuangan
4) Jasa Pengeboran (drilling) di bidang penambanngan migas, kecuali yang
dilakukan BUT Jasa
5) Jasa perancang (design)
6) Jasa penunjang di bidang penambangan Migas
7) Jasa penambangan dan jas penunjang di bidang penambangan selain Migas
8) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandara
9) Jasa penebangan hutan
10) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan
11) Jasa penyediaan tenaga kerja
12) Jasa perantara atau keagenan
13) Jasa penyelidikan dan keamanan
14) Jasa kostodian/penimpanan/penitipan
15) Jasa pengisian suara
6. Bea Materai
Adalah pajak atas dokumen yang bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan
Negara, memberikan kepastian hukum, menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, menerapkan pengenaan Bea Materai secara lebih adil dan
meyelaraskan ketentuan Bea Materai dengan ketentuan Per Undang-Undangan
lainnya.
Dokumen yang dikenakan Bea Meterai yaitu:
a. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan atau surat lainnyayang
sejenis, beserta rangkapnya;
b. Akta Notaris beserta grosse, salinan dan kutipannya;
c. Akta PPAT beserta salinan dan kutipannya;
d. Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun
e. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apapun;
f. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, dan grosse risalah
lelang;
g. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang menyebutkan penerimaan uang atau
berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi
atau diperhitungkan, dan
h. Dokumen lainnya yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
Ketentuan lainnya terkait Bea Materai adalah Bea Materai dikenakan 1 (satu) kali
untuk setiap dokumen. Sementara itu sesuai dengan Undang Undang No. 10
A. PENGERTIAN
1. Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu
periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab
(pertanggungjawaban) atas tugas dan wewenang yang diberikan.
2. Laporan merupakan suatu bentuk penyajian data dan informasi mengenai
sesuatu kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan dengan adanya suatu
tanggung jawab yang ditugaskan.
3. Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh suatu organisasi kepada pihak internal dan eksternal, yang merupakan
salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak yang
membutuhkan.
4. Laporan pertanggungjawaban mempunyai pengertian keterangan secara rinci
baik tertulis maupun lisan atas segala pelaksanaan kegiatan suatu organisasi
atas sebuah mandat guna dipertanggungjawabkan kepada pemberi mandat
(masyarakat ataupun pemerintah di atasnya).
5. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran yang
selanjutnya disebut LPPD Akhir Tahun Anggaran adalah laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota sebagai
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan
semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-
tugas dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota selama satu tahun anggaran.
6. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Masa Jabatan Kepala
Desa yang selanjutnya disebut LPPD Akhir Masa Jabatan adalah proses
kegiatan pelaporan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat
sebelum berakhirnya masa jabatan, meliputi laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa selama 6 (enam) tahun.
E. SANKSI
Untuk pemberian sanksi, di dalam pasal 28 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa Kepala Desa yang tidak
melaksanakan kewajiban dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan
dan/atau teguran tertulis. Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan,
dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 25,
dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana desa, Bupati/Walikota dapat menunda penyaluran dana desa
sampai dengan disampaikannya laporan realisasi penggunaan dana desa.
Dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
A. PENGANTAR APLIKASI
Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dikembangkan bersama antara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri). Aplikasi Siskeudes mulai diterapkan di Tahun 2015
dengan didukung oleh Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 143/8350/BPD
tanggal 27 November 2015 hal Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Surat
KPK Nomor B.7508/01-16/08/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Himbauan
Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. Aplikasi Siskeudes mengacu
pada peraturan pengelolaan keuangan desa yang berlaku saat itu yaitu
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Klik Database Koneksi => Pilih Database yang diaktifkan => Pilih Koneksi =>
Test => Simpan => Keluar
Pada interface koneksi data tersedia 2 pilihan opsi koneksi, via ODBC (Open
Database Connectivity) atau Direct Access. Dengan koneksi via ODBC, Aplikasi
Siskeudes melakukan pembacaan data tidak secara langsung ke Driver
MsAccess, akan tetapi menggunakan mesin ODBC pada sistem operasi
Windows. Sedangkan Direct Access, aplikasi Siskeudes akan melakukan
pembacaan file secara langsung pada file database yang bersangkutan.
Secara teknis penggunaan opsi via ODBC lebih disarankan dan lebih
menjamin keamanan data dari kerusakan (corrupt) dan dapat digunakan pada
mode multiuser dengan cara melakukan sharing folder database
“DataAPBDes.mde”.
F. LOGIN APLIKASI
Untuk dapat masuk ke Aplikasi Siskeudes, terdapat menu login user yang
harus diisi dengan benar agar dapat masuk ke dalam Aplikasi Siskeudes. Tujuan
login user ini adalah agar melindungi data dalam Aplikasi Siskeudes dan
dipastikan diisi oleh user yang telah memiliki otorisasi. Login User juga
menunjukkan level otoritas dalam penggunaan Aplikasi Siskeudes, yaitu Level
Operator (untuk pemerintah desa), Level Supervisor (untuk kecamatan) dan
Level Admin (untuk pemerintah kabupaten/kota).
Secara umum untuk pemerintah desa, login user untuk Aplikasi Siskeudes
diisi dengan: User ID: user dengan password user. Login user Aplikasi Siskeudes
selanjutnya akan diatur oleh Admin Siskeudes pemerintah kabupaten/kota,
sehingga untuk setiap desa akan mendapat user ID dan password yang
berbeda. Tahun Anggaran diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diinput
(sesuai dengan SML yang diberikan) misalnya 2021. Untuk praktik aplikasi
Siskeudes pada pelatihan ini, kita akan masuk sebagai admin menggunakan
user ID: balai dan password: balai
Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa parameter Data Umum Pemda
dikelola oleh adminstrator/satgas pada tingkat Kabupaten/Kota. Pemerintah
Desa tidak diperbolehkan melakukan pengubahan atau penambahan tanpa ijin
dari administrator pada tingkat Kabupaten/Kota.
Klik pada tombol selanjutnya isi data di bawah ini dan diakhiri
3. Referensi Kegiatan
Referensi Kegiatan terdiri dari 2 (dua) digit kode bidang, 2 (dua) digit kode
sub bidang, dan 2 (dua) digit kode kegiatan dengan format “00.00”. Kode
bidang diisi dengan 2 (dua) digit kode bidang kewenangan yang dilimpahkan
ke desa sesuai dengan UU No.6 Tahun 2014. Parameter kode kegiatan yang
boleh dilaksanakan oleh desa dibakukan sesuai dengan yang berlaku di
Kode Bidang dan Sub Bidang sesuai dengan Permendagri No.20 Tahun
2018 meliputi :
Kode Sub Bidang dan Kode Kegiatan digunakan menginput jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan pemerintah desa sesuai regulasi dan kewenangan
yang dimiliki oleh pemerintahan desa. Untuk keseragaman dan keselarasan
dalam Kodefikasi, kode dan nama Bidang/Sub Bidang/Kegiatan yang akan
dilakukan oleh Pemerintah Desa agar mengacu pada Peraturan Kepala
Daerah tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang mengacu pada
Permendagri 20/2018.
Bidang dan Sub Bidang tidak diperkenankan untuk diubah, karena sudah
ditetapkan dalam Permendagri 20/2018. Sedangkan untuk Kegiatan dapat
ditambahkan dari daftar yang tercantum sesuai dengan kebutuhan daerah
mulai kode 90 sampai dengan 99 untuk setiap Sub Bidang-nya. Daftar
Kegiatan menggunakan Bahasa Indonesia dan dapat disesuaikan dengan
bahasa daerah dengan kode rekening yang sama. Kodefikasi Bidang/Sub
Bidang/Kegiatan yang ada dalam Aplikasi Siskeudes diinput sesuai
pengaturan dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.
Lakukan double klik pada nama Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan sehingga
tampak daftar nama kegiatan yang ada dalam bidang dimaksud.
Untuk melihat data mapping korolari klik menu Parameter – Mapping Korolari
tampak form sebagai
berikut:
Menu Perencanaan digunakan untuk melakukan proses entri data Data Umum
Desa dan penyusunan perencanaan jangka menengah (RPJMDes) dan
perencanaan tahunan (RKPDes). Sebagai langkah awal, dalam menu Perencanaan
diinput terlebih dahulu Data Umum Desa. Penginputan data agar dimulai secara
berurut sesuai menu yang tersedia dalam aplikasi. Berikut ini petunjuk penginputan
dalam menu Perencanaan:
Petunjuk Pengoperasian
1. Diisi dari menu Data Entry => Perencanaan => Data Umum dan RPJM
Desa => Pilih Desa=> Kecamatan=> Desa=> Data Umum Desa
2. Klik pada tombol Tambah dan diakhiri dengan tombol Simpan atau Batal
No Jabatan Nama
1 Kasi Pemerintahan Agus
2 Kasi Pelayanan Sudarsono
3 Kasi Kesejahteraan Robi
4 Kaur TU dan Umum Subagio
5 Kaur Perencanaan Sari
Klik Tombol Tambah, Nomor ID akan otomatis terisi oleh Aplikasi, selanjutnya isi
Nama dan Jabatan Pelaksana Kegiatan Anggaran. Klik Tombol Simpan. Ulangi
sampai seluruh perangkat desa terisi seluruhnya. Sehingga tampak tampilan
sebagai berikut:
1. Klik menu Data Entry => Perencanaan => Visi Misi dan RPJM Desa
2. Pilih Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Klik Visi Misi => Pilih tombol Visi sehingga terbuka tab Visi
4. Klik tambah untuk memulai pengisian
5. Isi Tahun berlaku dan uraian visi
C. RPJM DESA
Menu RPJM Desa digunakan untuk melakukan penginputan data
perencanaan Pemerintah Desa seperti Bidang, Sub Bidang, Kegiatan, dan
Rincian Dana Indikatif. Data simulasi sebagai berikut:
Dana Selesai
1 I 2 unit 153.152.000 Kasi DDS 4 Bulan 1 Mei s.d. 31
Kesejahteraan Agustus 2020
2 IV 1 Unit 80.000.000 Kasi DDS 4 Bulan 1 Mei s.d. 31
Kesejahteraan Agustus 2023
1. Klik menu Data Entry => Perencanaan => Visi Misi dan RPJM Desa
2. Pilih Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Pilih RPJM Desa => Pilih tombol Bidang sehingga terbuka Tab Bidang
sehingga tampak isian formulir berikut.
4. Klik Tambah untuk memulai pengisian
5. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode Bidang dan nama Bidang
1. Klik radio button pada group box sebelah kiri jenis laporan yang akan dicetak
2. Pilih kode Kecamatan dan Desa
3. Opsi Print to File dicentang bila menginginkan agar laporan bisa ditransfer ke
format PDF atau Microsoft Excel, Opsi anggaran perubahan dicentang bila
ingin mencetak data anggaran setelah perubahan.
4. Klik tombol Cetak sehingga dihasilkan laporan yang diinginkan, seperti
contoh laporan RPJMDesa berikut.
5. Untuk mencetak ke media printer klik tombol gambar printer yang ada pada
sudut kiri atas, untuk memperbesar tampilan silahkan disesuaikan zoom 50%
s.d 200% sesuai keinginan.
6. Klik tombol Close untuk menutup laporan
1. Kegiatan
Menu ini digunakan untuk memasukkan data kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Data kegiatan harus
dilengkapi dengan atribut kegiatan yang meliputi kode, nama kegiatan,
lokasi, waktu pelaksanaan, nama pelaksana kegiatan, keluaran, dan pagu
anggaran setahun. Sumber data menggunakan data RKP Desa
1. Klik menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Kode Desa => nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Pilih tombol Kegiatan sehingga terbuka tab Bidang
Sumber Harga
Kode Rek Uraian Dana Vol Sat Satuan Jumlah
4 Pendapatan Desa
4 1 Pendapatan Asli
4 1 1 Desa Usaha
Hasil
4 1 1 01 Bagi hasil BUMDesa
01. Bagi hasil PAD 1 Tahun 15.000.000 15.000.000
BUMDesa
Mina Utama
4 1 3 Swadaya, Partisipasi
dan
Gotong Royong
4 1 3 01 Swadaya, partisipasi
dan gotong royong
01. Swadaya
pembangunan desa
4 2 Transfer
4 2 1 Dana Desa
4 2 1 01 Dana Desa
01. Dropping Dana DDS 1 Tahun 950.000.00 950.000.000
Desa 0
4 2 2 Bagian dari Hasil
Pajak dan Retribusi
Daerah
Kabupaten/kota
4 2 2 01 Bagian dari Hasil
Pajak dan Retribusi
Daerah
Kabupaten/kota
01. Bagi Hasil pajak
dan retribusi
4 2 3 Alokasi Dana Desa
4 2 3 01 Alokasi Dana Desa
01. Alokasi Dana
Desa
1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pendapatan
4. Klik pada tombol Tambah
Data Simulasi:
Sum
Kode Harga
Uraian ber Vol Sat Jumlah
Rek Satuan
Dana
5 BELANJA 153.152.000,00
2.0.1.06 1 Paket 76.576.000,00
Pembangunan
Gedung PAUD
Dusun Mawar
5.3.4 Belanja Modal Gedung, 76.576.000,00
Bangunan dan Taman
7. Pilih kode rekening Belanja Desa mulai dari level Jenis, Objek dan
Rincian Obyek Belanja.
8. Klik Simpan untuk menyimpan hasil pilihan rekening Belanja.
9. Double klik nama rekening yang sudah tersimpan sehingga tab
berpindah pada RAB Rinci
10. Klik tambah dan secara otomatis nomor urut terisi.
11. Isi uraian belanja sesuai dengan peruntukannya, jumlah satuan, satuan
belanja, harga satuan dan sumber dana
12. Klik Simpan bila sudah selesai, secara otomatis jumlah terkalkulasi dan
direkap pada obyek belanja yang bersangkutan.
1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pembiayaan 1
4. Klik pada tombol Tambah
1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Pembiayaan 2
4. Klik pada tombol Tambah
1. Pilih menu Data Entry => Penganggaran => Isian Data Anggaran
2. Pilih Desa => Nama Kecamatan kemudian pilih Nama Desa
3. Kemudian pilih Anggaran Kas Desa
4. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian pendapatan pada 12 bulan
pencairan (Januari – Desember) yang tersedia sesuai kebutuhan (tidak perlu
semua bulan diisi seluruhnya). Isian data bulanan sehingga seluruh target
Data Simulasi:
Bidang : Pelaksanaan Pembangunan Desa
Sub Bidang : Pendidikan
Kegiatan : Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat Peraga Edukatif (APE)
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non Formal Milik
Desa
Jenis Belanja : Belanja Modal
4. Pilih data Rincian Data Pembiayaan yang akan diisi rencana termin keluar
dari Rekening Kas Desa.
5. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian Pembiayaan pada 12 bulan
pencairan (Januari – Desember) yang tersedia sesuai kebutuhan (tidak perlu
semua bulan diisi seluruhnya). Isian data bulanan sehingga seluruh pagu
pembiayaan dialokasikan (lihat kotak kontrol, pastikan jumlah anggaran
dan jumlah termin telah sama sehingga sisa menjadi 0,00. Jika masih
terdapat pagu pembiayaan yang belum dialokasikan maka Sisa akan
berwarna merah dengan jumlah sisa/lebih yang dialokasikan.
Pengisian termin juga dapat dilakukan dengan pengisian prosentase pada
triwulanan yaitu Twn1, Twn2, Twn3 dan Twn4. Total prosentase sebesar
100%. Klik tombol RUN sehingga pengisian tersebut akan dilakukan otomatis
oleh aplikasi pada bulan terkait.
D. POSTING APBDESA
Menu Posting APBDes digunakan untuk melakukan posting data Rancangan
APBDes, APBDes awal tahun dan APBDes Perubahan. Data yang harus diinput
dalam posting APBDes yaitu Nomor Perdes, dan Tanggal.
Menu posting data anggaran dilaksanakan oleh administrator yang ditunjuk untuk
melakukan evaluasi Peraturan Desa tentang APBDesa pada tingkat Kecamatan
Data Simulasi:
Pada tanggal 30 Desember 2020, petugas evaluator atas nama Sukoco telah
menyetujui Usulan APBDes Desa A. Atas persetujuan tersebut diterbitkan
Perdes Nomor 09 tahun 2020 dan perkades nomor 09 tahun 2020 Tanggal
30 Desember 2020.
1. Klik menu Data Entri => Penganggaran => Posting Data Anggaran
2. Pilih Desa => Klik nama kecamatan kemudian disusul desa
3. Pilih jenis APBDes, nomor Perdes dan Tanggal perdes yang hendak
diposting.
4. Warna merah mengindikasikan bahwa pada database yang bersangkutan
data tersebut pernah diposting.
5. Klik Tombol proses untuk memposting.
6. Posting yang kedua dan seterusnya mengakibatkan data posting yang lama
akan ditimpa.
7. Klik tutup untuk mengakhiri proses posting.
Aplikasi menyediakan menu cetak setelah proses posting. Menu Cetak Posting
ini menghasilkan 2 output yaitu Lembar Evaluasi dan Proporsi APBDesa. Lembar
Evaluasi merupakan lembaran check list yang digunakan evaluator APBDes
Untuk mencegah data APBDesa yang sudah definitif tertimpa tidak sengaja,
dalam aplikasi ini diberikan fitur penguncian posting. Klik tombol Kunci Posting
apabila jumlah dan nilai APBDes sudah definitif dan siap untuk dilaksanakan
sehingga tampak formulir penguncian posting data sebagai berikut :
Klik tombol ubah dan centang “Kunci Data” dan kemudian simpan perubahan
yang ada.
5. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode Bidang dan nama Bidang
hingga Tab Kegiatan dan Paket Kegiatan yang akan dilanjutkan di
tahun berikutnya.
6. Isikan Target Fisik, Realisasi Fisik dan sisa hari posisi sampai dengan
pertengahan (minggu ke II) Bulan Desember Tahun berjalan.
7. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
8. Klik Tombol Tutup untuk mengakhiri menu pengisian Kegiatan
Lanjutan.
9. Pilih RAB Lanjutan. Hingga muncul Tab Kegiatan dan paket kegiatan
yang sebelumnya pernah diinput pada langkah sebelumnya (menu
11. Pilih tanda elipsis untuk memilih kode dan nama rekening belanja
yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan lanjutan.
12. Isikan Data Realisasi Keuangan yang sudah digunakan selama tahun
berjalan. Sisa Dana (Pagu anggaran dikurangi dengan Realisasi
Keuangan yang diinput) akan otomatis diisi sebagai sisa Anggaran
Lanjutan yang dapat dikerjakan/dilanjutkan di tahun berikutnya.
13. Klik tombol Simpan atau Batal bila tidak jadi.
14. Klik 2 kali rekening belanja yang akan kita buat rinciannya sehingga
berpindah ke TAB RAB Rinci dengan tampilan sebagai berikut:
Pilih RAK Lanjutan, Selanjutnya muncul Tab Kegiatan dan paket kegiatan
yang sebelumnya pernah diinput pada langkah sebelumnya (menu Kegiatan
Lanjutan). Klik 2x Tab Paket Kegiatan yang kita inginkan untuk diisi RAK
Lanjutan sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
18. Klik tombol Ubah untuk mengisi alokasi rincian Belanja pada 3 bulan
pencairan (Januari – Maret ) yang tersedia sesuai Pagu Anggaran yang
tersedia. Isian data bulanan sehingga seluruh pagu belanja dialokasikan
(lihat kotak kontrol). Jika total nilai dalam 3 bulan tersebut berbeda
dengan pagu anggaran, maka aplikasi akan memberikan pesan Tidak
Sesuai.
19. Klik tombol Simpan.
20. Klik Tombol Cetak untuk melihat Hasil pengisian Anggaran Lanjutan.
Contoh hasil pengisian Anggaran Lanjutan adalah sebagai berikut:
1. Klik radio button pada group box sebelah kiri jenis laporan yang akan dicetak
2. Pilih kode Kecamatan dan Desa
5. Untuk mencetak ke media printer klik tombol gambar printer yang ada pada
sudut kiri atas, untuk memperbesar tampilan silahkan disesuaikan zoom
50% s.d 200% sesuai keinginan.
6. Klik tombol close untuk menutup laporan.
A. PERSIAPAN PENATAUSAHAAN
Hal yang harus dipersiapkan sebelum proses penatausahaan dengan
menggunakan Aplikasi Siskeudes adalah pengisian parameter rekening bank
desa. Parameter Rekening Bank Desa harus ditambahkan sebelum proses
penatausahaan dilaksanakan.
Untuk menginput data paramater Rekening Bank Desa lakukan hal-hal sebagai
berikut:
Kode rekening berikut tidak boleh diubah dan digunakan untuk selain
yang ditentukan:
- Kode 1.1.1.01. Kas di Kaur Keuangan/Bendahara Desa
- Kode 1.1.1.02. Rekening Kas Desa
- Kode 1.1.2.07. Piutan Panjar Kegiatan
- Kode 4.3.6.01. Pendapatan Bunga Bank (tentative)
- Kode 5.2.5.99. Biaya Administrasi Bank (tentative)
B. SALDO AWAL
Menu saldo awal digunakan untuk mencatat kondisi awal keuangan desa,
baik mencatat aset lancar berupa silpa tahun anggaran sebelumnya, kewajiban-
kewajiban yang belum selesai di tahun anggaran sebelumnya seperti pajak
terutang dan posisi aset tetap yang nantinya pada akhir tahun anggaran menjadi
laporan kekayaan milik desa. Untuk menginput saldo awal aset desa yang
berupa aset tetap, didahului dengan inventarisasi aset desa dan
mengelompokkan hasil inventarisasi dalam rekening yang sudah ditetapkan.
Contoh:
Untuk aset desa yang berupa aset lancar seperti uang kas baik di
rekening kas desa atau kas di bendahara, dimasukkan dalam pencatatan saldo
awal. Besaran angka saldo awal ini harus sesuai dengan posisi uang yang ada
pada awal tahun (selesai tutup buku tahun sebelumnya). Isian saldo awal
harus dicatat dalam jumlah total yang seimbang antara total debet dengan total
kredit. Oleh karena itu, untuk akun aset lancardengan kode rekening “1.1.1.xx”
agar dinputkan juga rekening lawan pada akun “3.x.x.xx Ekuitas SAL” sebagai
rekening lawan. Untuk aset tetap dengan rekening “1.3.x.xx” agar diinputkan
juga rekening lawan “3.x.x.xx Ekuitas ” sebagai pengimbang.
1. Penerimaan Tunai
Pada penerimaan tunai Kaur Keuangan menerima pendapatan desa secara
tunai dari masyarakat atas Pendapatan Asli Desa. Penerimaan tunai ini wajib
disetorkan tersebut lebih dahulu ke Rekening Kas Desa dan tidak boleh
langsung digunakan.
Data Simulasi:
2. Penyetoran
Uang penerimaan desa yang diterima secara tunai oleh Kaur Keuangan
harus disetorkan terlebih dahulu ke Rekening Kas Desa dan tidak boleh
langsung digunakan. Data penerimaan tunai otomatis oleh aplikasi masuk
dalam daftar uang yang harus disetorkan pada menu penyetoran.
Data Simulasi:
3. Penerimaan Bank
Penerimaan pendapatan desa yang ditransfer langsung ke Rekening Kas
Desa seperti Dana Desa dan Alokasi Dana Desa diinput ke menu
Penerimaan Bank.
Data Simulasi:
1. SPP Panjar
Uang Panjar adalah uang yang diberikan kepada Pelaksana Kegiatan
Anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan.
Data Simulasi :
12) Cetak Formulir SPP permintaan panjar dengan mengklik tombol Cetak,
terdiri dari SPP-1 Surat Pengantar dan SPP-2 Rincian Pengajuan
Permintaan Panjar Kegiatan.
2. SPP Definitif
SPP Definitif digunakan untuk meminta pembayaran atas pelaksanaan
kegiatan atau pengadaan barang dan jasa yang sudah diterima. Barang/Jasa
sudah diterima dan bukti- bukti pengeluaran sudah tersedia. Nilai Rupiah
dalam SPP definitif yang diajukan sudah pasti dan didukung dengan bukti
kuitansi pembayaran.
Data Simulasi:
900.000 00002/KWT/01.2001/2021,
15 Maret 2021
Pembayaran Honor Anggota
Tim Pelaksana (3 orang)
Kegiatan bulan Maret 2020
Penerima: Iwan dkk
8.800.000 00005/KWT/01.2001/2020,
15 Maret 2020
Pembayaran pembelian 20 m3
pasir dan 4 pick up koral
Penerima: TB Pantang Mundur
Alamat: Jalan Gerobak No.
29
3. SPP Pembiayaan
SPP Pembiayaan digunakan untuk melakukan pengajuan pencairan untuk
pengeluaran pembiayaan, antara lain seperti penyertaan modal pada
BUMDes. Prosedur dan tata cara pengimputan SPP Pembiayaan pada
dasarnya sama dengan SPP Definitif.
Data Simulasi :
Kode
Uraian Nilai No dan Tanggal Kuitansi
Rek
E. PENCAIRAN SPP
Menu Pencairan SPP digunakan untuk mencairkan uang dari Kaur
Keuangan berdasarkan SPP yang telah disetujui oleh Kepala Desa. Menu ini
digunakan untuk seluruh jenis SPP baik SPP Panjar, SPP Definitif dan SPP
Pembiayaan yang telah disetujui oleh Kepala Desa. Data Simulasi:
Untuk mulai mengisi pencairan lakukan double klik nomor SPP yang akan
dicairkan sehingga tampak formulir berikut:
1) Akan tampak daftar SPP Panjar yang sebelumnya telah diterbitkan dan
dicairkan, yang bersifat masih terbuka (belum di-SPJ-kan).
2) Lakukan double klik nomor SPP Panjar yang akan di SPJ-kan,
sehingga berpindah pada Tab No. SPJ.
3) Klik tombol Tambah untuk memulai penginputan atribut SPJ Kegiatan.
4) Isi nomor SPJ, tanggal SPJ dan Uraian SPJ.
5) Klik Simpan bila sudah selesai.
6) Double klik nomor SPJ untuk memulai pengisian SPJ per rekening
belanja, sehingga berpindah ke Tab Rincian SPJ.
7) Klik tombol Tambah dan pilih rekening belanja dengan menekan
tombol elipsis untuk mengambil rekening belanja yang telah dilakukan
panjar sebelumnya.
8) Klik 2x rekening belanja yang akan di-SPJ-kan sehingga berpindah ke
Tab Bukti Kuitansi. Tampak tampilannya sebagai berikut.
9) Klik tombol Tambah untuk memulai pengisian atribut bukti seperti
nomor bukti dll
10) Isi nomor kuitansi, tanggal kuitansi, uraian pembayaran, nama
penerima dan alamat. Nomor rekening bank, nama bank dan NPWP
diisi bila pembayaran melalui Bank.
14) Klik gambar icon printer pada sudut kiri atas untuk mencetak ke media
printer.
H. PENYETORAN PAJAK
Menu penatausahaan pajak digunakan untuk melakukan penyetoran
pajak yang telah dipungut melalui bukti kuitansi pembayaran. Satu SSP hanya
dapat digunakan untuk menyetorkan satu jenis pajak. Satu SSP bisa terdiri dari
Data Simulasi:
5) Pilih tanda elipsis untuk menentukan jenis pajak yang akan disetor
6) Isi kode mata anggaran penerimaan pajak (MAP)
7) Isi keterangan yang akan dicantumkan dalam bukti pembayaran pajak
8) Isi nomor Nama, Alamat dan NPWP Kaur Keuangan/Bendahara Desa.
9) Pilih cara pembayaran/penyetoran “Tunai atau Bank”
10) Klik Simpan bila sudah selesai.
11) Double klik atas jenis pajak yang akan disetor untuk mengisi rincian setoran
pajaknya sehingga berpindah ke Tab Rincian Bukti
12) Klik Tambah untuk memulai pengisian
2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk pengambilan uang.
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank, Kode dan nama
rekening Kas di RKDes (otomatis), keterangan dan jumlah uang yang akan
diambil.
4) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
5) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti pengambilan uang di bank menjadi
kas tunai (jika diperlukan).
2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk penyetoran uang.
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank, Kode dan nama
rekening Kas di RKDes (otomatis), keterangan dan jumlah uang yang akan
disetor.
4) Klik tombol Simpan bila sudah selesai.
5) Klik tombol Cetak untuk mencetak bukti penyetoran uang kas tunai ke bank
(jika diperlukan).
2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk melakukan pencatatan
atas pendapatan bunga. Catatan: pendapatan bunga diketahui dari
rekening koran yang diperoleh dari bank atas Rekening Kas Desa
3) Isi Nomor Bukti (otomatis), tanggal bukti, Nama Bank,
2) Klik tombol Tambah untuk mengisi data atribut untuk melakukan pencatatan
atas baiaya administrasi bank. Catatan: Biaya Administrasi bank berupa
biaya admin bulanan dan pajak atas bunga bank diketahui dari rekening
koran yang diperoleh dari bank.
3) Isi Nomor Bukti, tanggal bukti, Nama Bank,
1) Klik Data Entri – Penatausahaan – Output Dana Desa. Pilih Kecamatan dan
Nama Desa lalu klik Fisik DD
2) Pilih Bidang, Sub Bidang dan Kegiatan sampai pada kegiatan yang
bersumber dari Dana Desa yang akan diinput realisasi output Dana
Desanya hingga berpindah ke Tab Target Output, sehingga tampak
tampilan form berikut:
J. LAPORAN PENATAUSAHAAN
Menu Laporan Penatausahaan digunakan untuk mencetak laporan
penatausahaan keuangan desa, terdiri dari Buku Kas Umum Desa, Buku Bank,
Buku Kas Tunai, Buku Pembantu Penerimaan, Buku Pembantu Kegiatan, dan
Buku Pembantu Pajak. Selain itu juga ditambahkan register SPP dan register
kuitansi pembayaran.
5) Pilih gambar print pada sudut kiri atas untuk mencetak ke printer sehingga
muncul dialog print.
6) Pilih jenis printer dan klik oke untuk memulai cetak ke media printer.