Anda di halaman 1dari 40

BIODATA

• Nama : Ahmad Fikhri


• Tempat Tanggal Lahir : Muaratais, 12 September 1981 (40 Tahun)
• Alamat: Desa Muaratais I, Kec. Angkola Muaratais Kab.
Tapanuli Selatan
• Pekerjaan : PNS/ASN
• Jabatan : Sekretaris pada Inspektorat Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan (Sejak 28 Desember 2017)
PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA

OLEH : AHMAD FIKHRI


Dasar :
• UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa
• PP No47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP No 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
• PP No12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
• Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
• Permendagri No 73 Tahun 2020 tentang Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa
Desa
• UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pasal 71 UU No 6 Tahun 2014 Keuangan
Desa
• Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa, menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.
Pasal 72 UU No 6 Tahun 2014
Pendapatan Desa bersumber dari:
a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-
lain pendapatan asli Desa;
b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;
d. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota;
e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
g. lain-lain pendapatan Desa yang sah
Pasal 72 (5) UU No 6 Tahun 2014 Tentang
Desa
• Dalam rangka pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa melimpahkan
sebagian kewenangan kepada perangkat Desa yang ditunjuk
Pasal 74 (1) UU No 6 Tahun 2014

• Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan


yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah.
Permendesa PDTT 13 tahun 2020 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 
• Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 masih diwarnai dengan perbaikan dampak Pandemi
COVID-19.
• mengatur Prioritas Penggunaan Dana Desa dan pedoman umum pelaksanaan penggunaan Dana
Desa Tahun 2021
• mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli
kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa
berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
• tetap mengutamakan kesehatan masyarakat desa dan perbaikan kondisi ekonomi desa
• Desa Aman COVID-19 dan BLT Desa pun menjadi hal penting.
• menggarisbawahi adanya Padat Karya Tunai Desa kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa,
khususnya yang miskin dan marginal, yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan
sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan,
mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Pasal 17 PP 12 Tahun 2017
• Pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap Perangkat Daerah
dilaksanakan oleh gubernur untuk daerah provinsi dan bupati/walikota
untuk daerah kabupaten/kota.
• Pembinaan dan pcngawasan kcpala daerah terhadap Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh inspektorat daerah.
• Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimalsud pada ayat (l) dan ayat
(2) dilaksanakan dalam bentuk audit, reviu, monitoring, evaluasi,
pemantauan, dan bimbingan teknis serta bentuk pembinaan dan
pengawasan lainnya.
Pasal 19 PP 12 Tahun 2017
• bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap desa.
• Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan bupati/walikota dibantu oleh camat
atau sebutan lain dan inspektorat kabupaten/kota.
• Pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat kabupaten/kota dilaksanakan untuk
menjaga akuntabilitas pcngclolaan keuangan desa meliputi :
a. laporan pertanggungiawaban pengelolaan keuangan desa;
b. Efisiensi dan efcktivitas pengelolaan keuangan desa; dan
c. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan Dana Desa
• Sesuai Permendagri 73 Tahun 2020 tentang Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa
“Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa adalah usaha, tindakan, dan
kegiatan yang ditujukan untuk memastikan Pengelolaan Keuangan Desa
berjalan secara transparan, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran, serta
partisipatif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
Pasal 4 Permendagri 73 Tahun 2020 tentang
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
(1) Bupati/Wali Kota melakukan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
di wilayah daerah kabupaten/kota.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
APIP daerah kabupaten/kota dan camat.
Pasal 6 Permendagri 73 Tahun 2020 tentang
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa yang dilaksanakan oleh APIP Kementerian, APIP
daerah provinsi, dan APIP daerah kabupaten/kota dilakukan dalam bentuk:
a. reviu;
“merupakan penelaahan ulang bukti suatu kegiatan untuk memastikan kegiatan tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan”
b. monitoring;
“merupakan proses penilaian kemajuan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
c. evaluasi;
merupakan rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau
norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan
d. pemeriksaan;
“merupakan proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen dan profesional untuk menilai efisiensi, efektivitas, kehematan,
dan kepatuhan atas regulasi”
e. pengawasan lainnya :
Berbentuk :
a) sosialisasi mengenai Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa;
b) pendidikan dan pelatihan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa;
c) pembimbingan dan konsultansi Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa;
d) pengelolaan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa; dan
e) penguatan pengawasan berbasis masyarakat;
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
dilaksanakan melalui tahapan :
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. pelaporan; dan
d. tindak lanjut hasil pengawasan
Perencanaan Pengawasan
• Perencanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dikoordinasikan pimpinan APIP
daerah provinsi untuk pemerintah daerah kabupaten/kota memuat fokus, Sasaran, dan
jadwal pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
• Perencanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa ditetapkan setiap tahunnya dalam
Peraturan Menteri yang mengatur mengenai perencanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
• Perencanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa meliputi a. penetapan tim
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa; b. pengumpulan informasi umum obyek
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa; c. penentuan skala prioritas; dan d. penyusunan
program kerja Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa.
Ruang lingkup Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa oleh APIP daerah kabupaten/kota :

a. evaluasi terhadap efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa lingkup daerah kabupaten/kota;


b. pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan dan aset desa;
c. pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan BUM Desa;
d. reviu atas proses evaluasi Rancangan APB Desa mengenai APB Desa, termasuk konsistensi
dengan RKP Desa;
e. reviu atas kualitas belanja Desa;
f. reviu pengadaan barang dan jasa di Desa;
g. pemantauan atas penyaluran dana transfer ke Desa dan capaian keluaran Desa; dan
h. Pemeriksaan Investigatif.
Metode Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa
a. telaah dokumen
b. wawancara;
c. analisis data;
d. kuesioner;
e. survei;
f. inspeksi;
g. observasi; dan/atau
h. metode lainnya terkait pengawasan.
Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa
• dilakukan sesuai dengan langkah kerja yang telah ditentukan dalam
program kerja Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan
a. evaluasi terhadap efektivitas Pengelolaan
Keuangan Desa lingkup daerah kabupaten/kota
• Meliputi kegiatan pemeriksaan dalam rangka penilaian atas efektivitas
Pengelolaan Keuangan Desa.
b. Pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan
dan aset Desa meliputi :
1. Survey Pendahuluan :
• Mengidentifikasi regulasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa
• Mengidentifikasi Data Penyaluran dan penggunaan dana transfer untuk dana Desa
dan ADD
• Mengidentifikasi Data Perencanaan RPJM Desa dan RKP Desa
• Mengidentifikasi Dokumen Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Realisasi APBDesa
2. Pengujian Sistem Pengendalian Intern(SPI)

• Mereviu efektivitas sistem pengendalian intern Pengelolaan Keuangan


Desa
• Identifikasi kelemahan-kelemahan pengendalian intern atas Pengelolaan
Keuangan Desa
3. Pengujian substantif atas transaksi/kejadian penting meliputi :

• Pengujian atas perencanaan keuangan Desa


Menguji dokumen-dokumen, antara lain: RPJM Desa, RKP Desa, SK tim penyusun RKP
Desa, notulen musrenbangdes, notulen musyawarah Desa, dan peraturan terkait
perencanaan Keuangan Desa.
• Pengujian substantif atas perencanaan keuangan Desa (APB Desa)
Menguji Data tim penyusun APB Desa untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat
dalam penyusunan APB Desa.
wawancara/konfirmasi kepada kepala Desa dan/atau ketua Badan Permusyawaratan Desa
atas proses penyusunan penganggaran pada APB Desa;
4. Pengujian atas penatausahaan pendapatan
Desa
• Menguji dokumen-dokumen, antara lain: buku kas umum, buku bank,
buku kas pembantu kegiatan, buku pembantu pajak, SPP, laporan realisasi
APB Desa, dan dokumen lain yang terkait, Dasar hukum pagu pendapatan
transfer
• Melakukan pemeriksaan kas
5. Pengujian atas penatausahaan belanja Desa

• Menguji realisasi APB Desa per bidang kewenangan


• pengujian bukti transaksi baik formil dan materiil
• Melakukan prosedur tambahan melalui konfirmasi dan cek fisik
6. Pengujian atas penatausahaan pembiayaan
Desa
Menguji kelengkapan SPP beserta lampirannya yaitu SPTB dan bukti
pendukung
7. Pengujian atas penatausahaan pengadaan
barang dan jasa
• Menguji dokumen-dokumen, yaitu buku kas umum, buku bank, buku kas
pembantu kegiatan, SPP, LRAPB Desa, dan dokumen lain yang terkait
• uji petik atas kegiatan pengadaan barang/jasa (PBJ).
• melakukan pemeriksaan fisik atas konstruksi fisik dan pengeluaaran
belanja modal lainnya yang dibiayai oleh APB Desa.
8. Pengujian atas Penatausahaan Kewajiban
Perpajakan
• Identifikasi transaksi-transaksi yang berpotensi menimbulkan kewajiban
perpajakan baik belanja barang/jasa maupun belanja modal
• pengujian perhitungan pajak apakah telah sesuai dengan ketentuan tarif
pajak
• pengujian antara buku pembantu pajak dengan bukti penyetoran pajak
SSP
9. Pengujian atas penatausahaan aset
Desa
• identifikasi belanja modal atau barang jasa pada laporan realisasi
anggaran
• membandingkan daftar aset pada buku inventaris aset Desa dengan
identifikasi hasil pengadaan berdasarkan belanja modal atau barang jasa
pada tahun yang bersangkutan.
• cek fisik dan konfirmasi atas keberadaan aset yang dimiliki Desa.
10. Pengujian atas pemanfaatan hasil kegiatan
Desa
• Identifikasi daftar realisasi program/kegiatan dan identifikasi keluaran per
kegiatan
• Melakukan konfirmasi ke target penerima program/kegiatan
• melakukan analisis atas keluaran kegiatan
11. Pengkomunikasian hasil pemeriksaan
kinerja
• melakukan pengkomunikasian hasil pemeriksaan berupa pertemuan pembahasan
dengan Kepala Desa, Objek Penugasan dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan
• mendokumentasikan masukan dan tanggapan atas pembahasan/diskusi hasil
pemeriksaan kinerja
• melakukan pengujian dan evaluasi terhadap masukan dan tanggapan yang
mempengaruhi simpulan hasil pemeriksaan kinerja.
• membuat simpulan akhir, daftar permasalahan/temuan, dan saran perbaikan.
• Penyusunan laporan hasil pemeriksaan kinerja.
Pelaporan
Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dituangkan dalam laporan
hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa paling sedikit memuat:
a. temuan dalam Pengelolaan Keuangan Desa; dan
b. rekomendasi atas perbaikan untuk dapat ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Desa dan/atau pemerintah daerah.
• Laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa disampaikan
kepada gubernur, bupati/wali kota, dan/atau kepala Desa dengan tembusan
inspektur jenderal Kementerian untuk hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa APIP daerah provinsi dan inspektur daerah provinsi untuk
hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP daerah
kabupaten/kota.
• Dalam hal hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa terdapat
indikasi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian Keuangan
Desa, inspektur daerah wajib melaporkan hasil Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa kepada inspektur jenderal Kementerian
untuk hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa APIP daerah
provinsi dan inspektur daerah provinsi untuk hasil Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa APIP daerah kabupaten/kota
• Dalam hal hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa terdapat
indikasi tindak pidana korupsi, pimpinan APIP Kementerian dan
pimpinan APIP daerah provinsi dan pimpinan APIP daerah
kabupaten/kota wajib melaporkan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa kepada aparat penegak hukum.
Pasal 77 Permendagri No 20 Tahun 2018
• Kerugian Desa yang terjadi karena adanya pelanggaran administratif
dan/atau pelanggaran pidana diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
• Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa wajib ditindaklanjuti oleh gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali kota, kepala perangkat
daerah terkait, kepala Desa, dan/atau pihak yang disebutkan dalam laporan hasil
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa paling lama 60 (enam puluh) hari kalender
sejak laporan hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa diterima.
• Pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-
masing melakukan penelaahan atas tindak lanjut yang dilakukan oleh gubernur, wakil
gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali kota, kepala perangkat daerah terkait,
kepala Desa, dan/atau pihak yang disebutkan dalam laporan hasil Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa.
Penelaahan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
diklasifikasikan menjadi :
a. tindak lanjut telah sesuai dengan rekomendasi, apabila rekomendasi pimpinan APIP
Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masingmasing telah
ditindaklanjuti secara memadai;
b. tindak lanjut belum sesuai dengan rekomendasi, apabila tindak lanjut rekomendasi pimpinan
APIP Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing masih
dalam proses atau telah ditindaklanjuti tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan rekomendasi;
c. rekomendasi belum ditindaklanjuti, apabila rekomendasi pimpinan APIP Kementerian dan
pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masingmasing belum ditindaklanjuti; dan
d. rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti, apabila rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti
secara efektif, efisien, dan ekonomis berdasarkan pertimbangan profesional APIP.
Dalam hal hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana
pada belum ditindaklanjuti, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil
bupati, wali kota, wakil wali kota, kepala perangkat daerah terkait, kepala
Desa, dan/atau pihak yang disebutkan dalam laporan hasil Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa dikenai sanksi administratif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terima Kasih

sampai berjumpa kembali

Anda mungkin juga menyukai