Anda di halaman 1dari 36

90

BAB VII
PERHITUNGAN PORTAL LANTAI 1

A. Data Perencanaan
- Fungsi bangunan : Pertokoan
- Jumlah lantai : Dua lantai
- Tinggi Lt.1 : 4,00 m
- Tinggi Lt.2 : 4,00 m
- Mutu beton (fc’) : 22,5 MPa
- Mutu baja (fy) : 360 MPa
- Berat sendiri beton bertulang : 2400 kg/m3 (PMI, 1971:13)
- Beban mati pelat (WD) : 443 kg/m2
- Beban tembok : 250 kg/ m2 (Dalam (PMI, 1970:16),
untuk beban mati pasangan dinding setengah bata adalah 250 kg/ m2)
- Beban hidup (WL) : 250 kg/m2
- Beban Ultimate pelat lantai : 9,32 kN/m2
- Beban Ultimate pelat lantai KM : 14,54 kN/m2
- Beban Hidup Merata(toko) : 250 kg/m2 ( PMI ’70 Pasal 3.2(1)
hal 15 )
- Dimensi kolom : 40/60 cm

Gambar Rencana Balok Induk

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


91

7.2. Perhitungan Portal Arah Sumbu Y-Y


7.2.1. Perhitungan Pembebanan Portal Arah Sumbu Y-Y
Dimensi Balok induk
Ly = 5,00 m h = 1/16 x 500 cm = 31,25 cm ~ 40 cm
b = 2/3 x 40 cm = 27 cm ~ 30 cm
ukuran balok induk = 40 x 30 cm
a. Beban Mati
i. Akibat beban sendiri dan plat lantai

Gambar Pembebanan sendiri dan plat lantai

Beban plat Lantai A = ((1/2 x (4,5+2)x1,25)/4,5 m x 4,43kN/m2 = 3,99 kN/m


Beban plat Lantai B = ((1/2 x 2 x 4,5) /4,5m x 4,43 kN/m2 = 4,43 kN/m
Berat sendiri = 0,4 m . 0,3 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m
Berat sendiri kolom (0,4m x 0,6m x 24 kN/m3) = 6 kN/m +
Beban mati total (WD) = 17,3 kN/m

ii. Akibat beban dinding

Gambar Pembebanan Akibat Dinding

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


92

a. Tembok segitiga (T3)


qtembok = 250 kg/m2 x 2,25 m = 562,5 kg/m = 5,62 kN/ml

Gambar pembebanan Tembok segitiga ( T3 )


b. Tembok trapesium (T1)
qtembok = 250 kg/m2 x (1/2 x (1,75+4,00)) x 2,25
= 1617,18 kg = 16,17 kN/ml

Gambar pembebanan ( T1 )

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


93

c. Tembok trapesium (T2)

qtembok = 250 kg/m2 x (2 x 1/2 x (1,75+4,00)) x 2,25


= 3234 kg = 32,34 kN/ml

Gambar akibat beban T2


iii. Akibat beban atap (Single beam)

Gaya Beban mati


va 33,02 Kn
ve 33,02 Kn
ha 12,62 kN
he 12,62 Kn

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


94

Gambar beban akibat beban mati atap


b. Beban Hidup
Beban hidup berdasarkan PMI ‘70 hal 16 untuk pertokoan adalah
sebesar 2.5 kN/m2
a. Beban hidup
i. Akibat beban atap
Gaya Beban hidup
va 1,47 kN
ve 1,47 kN
ha 0,63 kN
he 0,63 kN

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


95

Gambar akibat beban hidup atap


ii. Akibat beban plat
Beban hidup berdasarkan PMI ‘70 hal 16 untuk bangunan kantor
adalah sebesar 2.5 kN/m2

Gambar beban akibat plat


b. Beban Angin
i. Akibat beban atap
Beban
Gaya
Angin
va 2,76 kN
ve 0,1 kN
ha 1,09 kN
he 0,8 kN
ii. Akibat angin pada kolom
Wt = koefisien angin tekan x jarak antar portal x w
= 0,9 x 4,5 m x 25 kg/m2 = 101,25 kg/m = 1,01 kN/

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


96

Gambar beban akibat angin


c. Bebam Gempa
i. Berat bangunan total
1. Berat atap
BEBAN MATI (Wm)

a. Berat metal sheet : 2 x (luas atap)


= 2 x (36 m x 14 m)
= 1008 m2
b. Berat gording : 2 x (jumlah gording x panjang gording)
= 2 x ( 8 buah x 36 m)
= 576 m
c. Berat kapstang : 2 x (jumlah kapstang x panjang sisi miring kapstang)
= 2 x (9 buah x 6,93 m)
= 124,74 m
Berat alat penyambung 10% x 124,74 m = 12,47 m + 124,74 m = 137,21 m

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


97

d. Berat plafon dan penggantung : luas lantai


= 36 m x 12 m = 432 m2
e. Konsol = 2 x (jumlah konsol x panjang sisi miring konsol)
= 2 x (1 x 2,39 m)
= 4,78 m

Volume Berat
Berat Bagian Struktur W (kg)
Nilai Satuan Nilai Satuan
Beban Atap 1008 m² 10 kg/m² 10080
Gording 576 M 11 kg/m 6336
Kapstang 137,21 M 94 kg/m 12897,74
Atap
Plafon dan
432 m² 17 kg/m² 7344
Penggantung
Konsol 4,78 m³ 21,1 kg/m³ 100,858
          jumlah 36758,6

BEBAN HIDUP (Wh)


qh atap = 200 kg/m2
koefisien reduksi = 0,20
Wh = 0,20 x ( 36 m x 12 m x 200 kg/m2) = 17280 kg
Beban mati Beban hidup Total beban
(Wm) (Wh) (Wu)
36758,6 17280 54038,6 kg
540,38 kN
2. Berat lantai 2
BEBAN MATI (Wm)
a. Pelat = 36 m x 12 m x 0,12 m = 51,84 m3
b. Balok induk 30/40 = 9 x 12 m x 0,3 m x 0,4 m = 12,96 m3
c. Balok anak 20/30 = 3 x 36 m x 0,2 m x 0,3 m = 6,48 m3
d. Berat kapstang : 2 x (jumlah kapstang x panjang profil baja)
= 2 x (18 buah x 4 m)
= 144

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


98

Berat alat penyambung 10% x 144 m = 14,4 m + 144 m = 158,4 m


e. Dinding = 4,0 m x (36 m + 12 m) x 2 = 384 m2
f. Spesi = 0,02 m × 36 m × 12 m = 8,64 m3
g. Keramik= 0,01 × 36 m × 12 m = 43,2 m3
h. Pasir = 0,03 m × 36 m × 12 m = 12,96 m3
i. Plafon= 36 m x 12 m = 432 m2
Bagian Volume Berat  
Berat
Struktur nilai Satuan Nilai Satuan w (kg)
Pelat 51,84 m³ 2400 kg/m³ 124416
Balok induk 12,96 m³ 2400 kg/m³ 31104
Balok Anak 6,48 m³ 2400 kg/m³ 15552
Kolom 158,4 M 94 kg/m 14889,6
Lantai Plafon Dan
432 m² 17 kg/m² 7344
2 Penggantung
Dinding 384 m² 250 kg/m² 96000
Spesi 8,64 m³ 21 kg/m³ 181,44
Pasir 12,96 m³ 1600 kg/m³ 20736
Keramik 432 m³ 24 kg/m³ 10368
Jumlah 320591,04

BEBAN HIDUP (Wh)


qh = 250 kg/m2
koefisien reduksi = 0,2
Wh = 0,2 x (36 m x 12 m x 250 kg/m2) = 21600 kg

Total beban
Beban mati (Wm) Beban hidup (Wh) (Wu)
320591,04 kg 21600 kg 342191,04 kg
3421,91kN

3. Berat lantai 1
BEBAN MATI (Wm)

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


99

a. Sloof 30/20 = 0,30 m × 0,20 m × ((36 m × 9) + (12 m × 3)) =


19,44 m3
b. Kolom 60/40 = 0,6 m × 0,4 m × (½ × 4,0 m × 27) = 13 m3
c. Dinding= 4,0 m x (36 m + 12 m) x 2 = 384 m2
d. Spesi = 0,02 m × 36 m × 12 m = 8,64 m3
e. Keramik = 0,01 × 36 m × 12 m = 4,32 m3
f. Pasir = 0,03 m × 36 m × 12 m = 12,96 m3
Bagian Volume Berat  
Berat
Struktur Nilai Satuan Nilai Satuan W (kg )
Sloof 19,44 m³ 2400 kg/m³ 46656
Kolom 16,8 m³ 2400 kg/m³ 40320
LANTA Dinding 480 m² 250 kg/m² 120000
I3 Spesi 864 m³ 21 kg/m³ 18144
Keramik 4,32 m³ 24 kg/m³ 103,68
Pasir 12,96 m³ 1600 kg/m³ 20736
jumlah 245959,68
BEBAN HIDUP (Wh)
qh = 250 kg/m2
koefisien reduksi = 0,2
Wh = 0,2 x (36 m x 12 m x 250 kg/m2) = 21600 kg
Total beban
Beban mati (Wm) Beban hidup (Wh) (Wu)
245959,68 kg 21600 kg 267559,68 kg
2675,59 kg

4. Berat total bangunan (Wt)


Wt = Wu atap + Wu lantai 2 Wu lantai 1
= 540,38 kN + 3421,91 kN + 2675,59 kN
= 6637,89 kN = 6637,89 kg
iii. Perhitungan Gaya Geser Horizontal Akibat Gempa (SKSNI
T-15-1991-03)
1. Waktu getar bangunan (T)

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


100

Menurut SKSNI-1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk di


daerah Malang termasuk dalam wilayah gempa 4 : 0,20 g.

Gambar Perencanaan Ketahanan Gempa di daerah Pulau Sumatera

2. Waktu getar alami struktur bangunan

Menurut UBC 97 rumus empiris untuk SRPM (Sistem Rangka Pemikul


Momen) beton digunakan rumus :
T = 0,0731 . H3/4
Dimana :
T = Waktu getar alami struktur bangunan
H = tinggi total bangunan
Maka :
H = 1,5 m + 4 m + 4 m = 9,5 m
T = 0,0731 . (9,5)3/4
= 0,4 detik

3. Beban gaya geser dasar nominal (V) dan Beban gempanominal statik

equivalen

pada lantai (Fi)

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


101

C1. I
V= .Wt
R

Nilai C1 didapatkan dari grafik


pada SNI 1726-2002 hal 22

Maka didapatkan nilai C1 = 0,3


Nilai I untuk bangunan sekolah = 1 (SNI 1726-2002 hal 12)
Gedung direncanakan daktail penuh, maka nilai R = 8,5
Maka :
0,3 . 1
V= . 6637,89 kN=234,2 kN
8,5
Distribusi gaya geser horizontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi
gedung
H/A = 9,5 m / 36 m = 0,26 < 3
maka beban gempa nominal pada tiap lantai dihitung dengan rumus :
Wi . Zi
Fi= .V
Σ(Wi . Zi)

Tinggi Fi tegak
lantai Berat lurus
Momen
dari lantai V Fi arah
No. Lantai (Wi.Zi)
dasar (Wi) gempa
(Zi) 30%
(m) (kN) (kN-m) kN kN (kN)
1 Atap 9,5 367,58 3492,01 234,2 32,96 9,89
3205,9
2
2 5,5 1 17632,5 234,2 166,42 49,93
2459,5
3
1 1,5 9 3689,39 234,2 34,82 10,45
6033,0
    ∑= 8 24813,9

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


102

iv. Gaya Gempa


Gaya gempa yang diterima oleh masing-masing portal
(30%fx)/
fx/9 (30% fx)/3 fx/3 9
3,66 3,30 10,99 1,10
18,49 16,64 55,47 5,55
3,87 3,48 11,61 1,16

Gambar gaya gempa tinjauan arah utara selatan


7.2.2. Perhitungan Momen Portal Arah Sumbu Y-Y
- Perhitungan momen
Mx My
Beam Node Env Fx kN Fy kN Fz kN kNm kNm Mz kNm
163 128 +ve 26.002 36.460 0.000 0.000 0.339 31.281
    -ve 0.000 0.000 -0.131 -0.026 0.000 0.000
163 129 +ve 26.002 0.000 0.000 0.000 0.000 35.887
    -ve 0.000 -38.507 -0.131 -0.026 -0.248 0.000

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


103

164 129 +ve 23.175 36.330 0.000 0.003 0.175 30.755


    -ve 0.000 0.000 -0.069 0.000 0.000 0.000
164 130 +ve 23.175 0.000 0.000 0.003 0.000 35.944
    -ve 0.000 -38.636 -0.069 0.000 -0.136 0.000
165 130 +ve 20.780 36.451 0.000 0.000 0.053 31.050
    -ve 0.000 0.000 -0.017 -0.001 0.000 0.000
165 131 +ve 20.780 0.000 0.000 0.000 0.000 35.696
    -ve 0.000 -38.516 -0.017 -0.001 -0.023 0.000
166 131 +ve 18.823 36.537 0.024 0.000 0.000 31.247
    -ve 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.040 0.000
166 132 +ve 18.823 0.000 0.024 0.000 0.067 35.505
    -ve 0.000 -38.430 0.000 0.000 0.000 0.000
167 132 +ve 17.259 36.637 0.064 0.000 0.000 31.458
    -ve 0.000 0.000 0.000 -0.002 -0.132 0.000
167 133 +ve 17.259 0.000 0.064 0.000 0.157 35.268
    -ve 0.000 -38.330 0.000 -0.002 0.000 0.000
168 133 +ve 16.015 36.512 0.104 0.022 0.000 31.378
    -ve 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.199 0.000
168 134 +ve 16.015 0.000 0.104 0.022 0.268 35.752
    -ve 0.000 -38.455 0.000 0.000 0.000 0.000
169 134 +ve 15.822 39.114 0.000 0.000 0.106 34.434
    -ve 0.000 0.000 -0.028 -1.060 0.000 0.000
169 135 +ve 15.822 0.000 0.000 0.000 0.000 27.094
    -ve 0.000 -35.852 -0.028 -1.060 -0.021 0.000

Didapatkan hasil sebagai berikut :


a. Gaya Momen

b. Gaya Geser

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


104

c. Gaya axial

7.2.3. Perhitungan Penulangan Portal Arah Sumbu Y-Y


. Data perencanaan
b (lebar) = 300 mm
h (tinggi) = 400 mm
Ø Tulangan utama = D 25 mm
Ø Tulangan sengkang = Ø 8 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Perhitungan tinggi efektif (d) :
d = h – p - Ø tul. sengkang – ( ½ . Ø tul. utama) (SKSNI T 15-1991-03)
= 400– 40 – 8 – ( ½ x 25)
= 339 mm

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


105

As min = 1,4 / fy x b x d (SKSNI T-15-1991-03)


= 1,4 / 360 x 300 x 339
= 396 mm
2. Perhitungan Tulangan Tumpuan A = I dan Lapangan A-B = H-I
a. Tulangan tumpuan di A
Mt = Mu = 31,8 kNm
Mu 31,8
k= 2 = 2 = 1152 kN/m
2
. b .d 0,8 0,3 .0,339
Menentukan ρhitung menggunakan table Ir.Gideon hal 53
1152−1100
ρhit = 0,0036+ .(0,0039−0,0036) = 0,0038
1200−1100
ρmin teoritis untuk fc’ = 22,5 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,0052
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin > ρhit  digunakan ρmin = 0,0052
- Tulangan tekan (As)
As = ρ x b x d
= 0,0052 x300 x 339 = 528 mm2
Dipakai tulangan 2D25 ( As = 982 mm2)
- Tulangan tarik (As’)
Untuk daerah tekan, dipasang tulangan praktis sebesar 30% dari As, yaitu :
As' = 30% . As = 30% . 528 = 158 mm2
Dipakai tulangan 2D25 ( As = 982 mm2)
b. Tulangan lapangan
Ml = Mu = 35,88,0 kNm
Mu 35,88
k= 2 = 2 = 1300,8 kN/m
2
. b .d 0,8.0,30 .0,339
Menentukan ρhitung menggunakan table Ir.Gideon hal 53
1300,8−1300
ρhit = 0,0042+ .(0,0046−0,0042) = 0,0042
1400−1300
ρmin teoritis untuk fc’ = 22,5 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,0052
Dengan syarat jika :

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


106

ρmin > ρhit  digunakan ρmin


ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin > ρhit  digunakan ρmin = 0,0052
- Tulangan tarik (As)
As = ρ x b x d
= 0,0052 x 300 x 339 = 529 mm2
Dipakai tulangan 2D25 ( As = 982 mm2)
- Tulangan tekan(As’)
Untuk daerah tekan, dipasang tulangan praktis sebesar 30% dari As, yaitu :
As' = 30% . As = 30% . 529 = 158 mm2
Dipakai tulangan 2D25 ( As = 982 mm2)
c. Tulangan Geser
Vu=36,46 kN
Vu 36,46
vu = = =0,00035 MPa
bd 300. 339
1
6 √
Ø vc = 0,6. . f 'c

1
6 √
= 0,6 . . 22,5

= 0,47 MPa.
Karena vu > vc maka perlu menggunakan tulangan geser.
Jarak sengkang maksimal menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.4.5.1 adalah
= d/2 = 339/2 = 169,5 mm
Jadi digunakan tulangan sengkang praktis Ø 8 - 100
Perhitungan untuk tulangan tumpuan dan lapangan yang lain sama, sehingga
untuk mempermudah perhitungan dilakukan dengan menggunakan program
excel.

7.3. Perhitungan Portal Arah Sumbu X-X

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


107

7.3.1. Perhitungan Pembebanan Portal Arah Sumbu X-X

Beban mati
i. Akibat beban Balok dan plat lantai

Gambar Pembebanan Akibat Balok Anak plat lantai


Beban plat Lantai A = ((1/2 x (4,5+2)x1,25)/4,5 m x 4,43kN/m2 = 3,99 kN/m
Beban plat Lantai B = ((1/2 x 2 x 4,5) /4,5m x 4,43 kN/m2 = 4,43 kN/m
Beban plat Beban balok anak = 0,2 m x 0,3 m x 24 kN/m3 = 1,44 kN/m
Berat sendiri = 0,4 m . 0,3 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m
Berat sendiri kolom (0,5m x 0,5m x 24 kN/m3) = 6 kN/m +
Beban mati total (WD) = 18,74
kN/m

Perhitungan pembebanan akibat pelat, baik beban merata dan beban


terpusat secara otomatis diitung oleh STAAD Pro.

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


108

ii. Akibat beban dinding

Gambar Pembebanan Akibat Dinding

a. Tembok trapesium (T4)


qtembok = 250 kg/m2 x ( 1/2 x (1,75+4,00) x 2,25 )
= 1617 kg = 16,17 kN/m

b. Tembok trapesium (T5)


qtembok = 250 kg/m2 x ( 1/2 x (1,75+4,00) x 2,25) +
(1/2 x (2,75+4) x 1,25 )
= 3726 kg = 37,26 kN/ml

c. Tembok trapesium (T6)


qtembok = 250 kg/m2 x ( 1/2 x (2,75+4,00) x 1,25) +
(1/2 x (1,5+4) x 2,5 )
= 4492 kg = 44,92 kN/ml

d. Tembok trapesium (T7)

qtembok = 250 kg/m2 x ( 1/2 x (1,5+4,00) x 2,5 )


= 1500 kg = 15,00 kN/ml

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


109

e. Tembok segitiga (T8)


qtembok = 2,50 kN/m2 x 2,25 m
= 5,56 kN/ml

f. Tembok segitiga (T9)

qtembok = 2,50 kN/m2 x 1,25 m


= 3,125 kN/ml

f. Tembok segitiga (T10)


qtembok = 2,50 kN/m2 x 2,5 m
= 6,25 kN/ml

iv. Akibat beban atap (Single beam)

Gaya Beban mati


va 33,02 kN
ve 33,02 kN
ha 12,62 kN
he 12,62 kN

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


110

Gambar beban mati akibat atap


d. Beban hidup
iii. Akibat beban atap
Gaya Beban hidup
va 1,47 kN
ve 1,47 kN
ha 0,63 kN
he 0,63 kN

Gambar beban hidup akibat atap


iv. Akibat beban plat
Beban hidup berdasarkan PMI ‘70 hal 16 untuk bangunan
pertokoan adalah sebesar 2.5 kN/m2

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


111

Gambar beban akibat plat


e. Beban Angin
v. Akibat beban atap
Beban
Gaya
Angin
va 2,76 kN
ve 0,1 kN
ha 1,09 kN
he 0,8 kN

vi. Akibat angin pada kolom


Wt = koefisien angin tekan x jarak antar portal x w
= 0,9 x 4,5 m x 25 kg/m2 = 101,25 kg/m = 1,01 kN/m

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


112

Gambar Beban angin


f. Bebam Gempa
Besar pembebannannya sama dengan yang d sumbu Y-Y tapi
menggunakan arah tinjauan timur barat.
Gaya Gempa
Gaya gempa yang diterima oleh masing-masing portal
(30%fx)/
fx/9 (30% fx)/3 fx/3 9
3,66 3,30 10,99 1,10
18,49 16,64 55,47 5,55
3,87 3,48 11,61 1,16

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


113

Gambar akibat gaya gempa tinjauan arah timur dan barat

7.3.2. Perhitungan Momen Portal Arah Sumbu X-X


Perhitungan momen menggunakan program STAAD Pro. Didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Gaya Momen

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


114

b. Gaya geser

c. Gaya axial

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


115

d. Rekapitulasi portal 4
Balok induk melintang
Bea Mx My
m Node Env Fx kN Fy kN Fz kN kNm kNm Mz kNm
139 110 +ve 62.988 138.298 0.053 0.537 0.000 200.189
    -ve 0.000 -0.200 -0.000 -0.000 -0.220 -0.669
139 111 +ve 62.988 13.694 0.053 0.537 0.019 0.231
    -ve 0.000 -0.200 -0.000 -0.000 -0.000 -141.794
140 111 +ve 62.978 0.820 0.522 0.000 0.000 0.231
-
    -ve 0.000 123.669 -0.000 -0.803 -0.386 -141.795
140 112 +ve 62.978 0.820 0.522 0.000 0.918 220.231
-
    -ve 0.000 165.951 -0.000 -0.803 -0.000 -2.707
141 112 +ve 15.946 80.434 0.000 0.000 0.841 99.251
    -ve 0.000 -0.482 -0.306 -0.087 -0.000 -1.161
141 113 +ve 15.946 1.836 0.000 0.000 0.000 74.583
    -ve 0.000 -70.566 -0.306 -0.087 -0.688 -5.043

Balok Konsol
Mx My Mz
Beam Node Env Fx kN Fy kN Fz kN kNm kNm kNm
138 109 +ve 0.000 0.000 0.438 0.000 0.000 0.001
    -ve -0.074 -40.245 -0.000 -1.244 -0.295 0.000
105.90
138 110 +ve 0.000 0.000 0.438 0.000 0.581 9
    -ve -0.074 -65.663 -0.000 -1.244 -0.000 0.000
105.90
142 113 +ve 0.000 65.663 0.000 1.253 0.513 7
    -ve -0.069 -0.000 -0.414 -0.000 -0.000 -0.000

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


116

142 114 +ve 0.000 40.245 0.000 1.253 0.000 0.000


    -ve -0.069 -0.000 -0.414 -0.000 -0.314 -0.001

Balok Sloof
Mx My Mz
Beam Node Env Fx kN Fy kN Fz kN kNm kNm kNm
129.79 190.79
134 104 +ve 35.581 9 0.005 0.200 0.000 7
    -ve 0.000 -0.084 -0.000 -0.000 -0.010 -0.307
134 105 +ve 35.581 12.828 0.005 0.200 0.011 0.070
-
130.11
    -ve 0.000 -0.084 -0.000 -0.000 -0.000 4
135 105 +ve 35.580 0.197 0.015 0.000 0.000 0.070
- -
124.51 130.11
    -ve 0.000 7 -0.000 -0.302 -0.016 9
228.72
135 106 +ve 35.580 0.197 0.015 0.000 0.023 6
-
162.55
    -ve 0.000 8 -0.000 -0.302 -0.000 -0.701
136 106 +ve 32.325 73.036 0.000 0.000 0.023 77.624
    -ve -0.719 -0.135 -0.007 -0.029 -0.000 -0.341
136 107 +ve 32.325 0.380 0.000 0.000 0.000 68.737
    -ve -0.719 -69.481 -0.007 -0.029 -0.014 -0.935

7.3.3. Perhitungan Penulangan Portal Arah Sumbu X-X


A. Tulangan Lentur
Direncanakan :
 Tinggi balok (h) : 400 mm

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


117

 Lebar balok (b) : 300 mm


 Ø Tulangan utama : D 25 mm
 Ø Tulangan sengkang : Ø 8 mm
 Tebal selimut beton (p) : 40 mm
 d = h – p – Ø tul. sengkang – ½ D. tul. utama
= 400 – 40 – 8 – ½. 25
= 339 m
As min = 1,4 / fy x b x d (SKSNI T-15-1991-03)
= 1,4 / 360 x 300 x 339
= 396 mm2
Ditinjau dari balok melintang
1. Momen di tumpuan positif
M = 220,31 kNm
Mu 220,31
k= 2 = 2 = 7987,7kN/m
2
. b .d 0,8 0,3 .0,339
Menentukan ρhitung menggunakan table Ir.Gideon hal 53
7987−5800
ρhit = 0,0210+ .(0,0210−0,0200) = 0,0319
6000−5800
ρmin teoritis untuk fc’ = 22,5 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,0052
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin < ρhit  digunakan ρhit = 0,0319
- Tulangan tekan (As)
As = ρ x b x d
= 0,0319 x300 x 339 = 3244,23 mm2
Dipakai tulangan 8D25 ( As = 3927 mm2)
- Tulangan tarik (As’)
Untuk daerah tekan, dipasang tulangan praktis sebesar 30% dari As, yaitu :
As' = 30% . As = 30% 3244,23 = 973 mm2
Dipakai tulangan 8D25 ( As = 3927 mm2)

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


118

2. Momen di lapangan
M = 200,189
Mu 200,189
k= 2 = = kN/m2
. b .d 0,8 0,3 .0,339 2
Menentukan ρhitung menggunakan table Ir.Gideon hal 53
7258−5800
ρhit = 0,0210+ .(0,0210−0,0200) = 0,0282
6000−5800
ρmin teoritis untuk fc’ = 22,5 Mpa dan fy’ = 360 Mpa adalah 0,0052
Dengan syarat jika :
ρmin > ρhit  digunakan ρmin
ρmin < ρhit  digunakan ρhit
Dalam perhitungan diatas diperoleh ρmin < ρhit  digunakan ρhit = 0,0282
- Tulangan tarik (As)
As = ρ x b x d
= 0,0282 x 300 x 339 = 2867,94 mm2
Dipakai tulangan 8D25 ( As = 3927 mm2)
- Tulangan tekan (As’)
Untuk daerah tekan, dipasang tulangan praktis sebesar 30% dari As, yaitu :
As' = 30% . As = 30% . 2867 = 860 mm2
Dipakai tulangan 8D25 ( As = 3927 mm2)

B. Tulangan Gesar (Sengkang)


Data Perencanaan:
b = 300 mm
d = 400 mm
Ø Tulangan utama = D 25 mm
Ø Tulangan Sengkang = Ø 8 mm
d' = 339 mm
Vu = 138,6 + 0,053 kN
= 138,653 kN
Syarat diperlukan tulangan geser
Bila: = Vu > Ø Vc
Vc = 1/6 . √ fc ' . b.d

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


119

=1/6 . √ 22,5 . (300 . (400) . 10-3


=94,86 kN
Ø Vc =0,6 . Vc
=0,6 . 94,86
=56,9 kN
Vu>Ø Vc
138,653 kN > 56,9 kN  Sehingga perlu perlu tulangan geser.

Vu =138,65

ØVc =56,9

Menentukan arak tulangan sengkang ½ L


Av x fy x d
s=
Vs
Dipakai sengkang Ø 8  iris ganda Av = 100,48 mm2
Vu
Vs = – Ø Vc
Ø
138,653
= – 99,7653
0,6
= 131,3 kN
100,48 x 360 x 339
s=
131,3
= 93,3mm
Dipakai tulangan sengkang Ø 8 – 100 mm
Jarak maksimal sengkang menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.4.5.1 adalah =
d/2 = 339/2 = 169,5 mm
Digunakan untuk balok yang tidak memerlukan tulangan sengkang melainkan
hanya menggunakan tulangan sengkang praktis.
Dipakai tulangan sengkang Ø 8 – 100

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


120

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


fy = 360 Mpa
Rekapitulasi Perhitungan Tulangan Balok Induk fc' = 22,5 Mpa

Selimut beton
Tulangan Tarik Tulangan Tekan

Mutu baja (fy)


Tulangan Tarik Tulangan Tekan

Mutu Beton (fc’)


1. Data Perencanaan
A'=

2
2

2 2 Ø Pakai
As x Ø Pakai
Posisi M (kNm) d (mm) b (mm) K (kN/m ) ρhit ρpakai
30%

(mm )
(mm )

Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah

As (mm ) (mm)
(mm)

A tulangan
A tulangan

tulangan hit
tulangan hit

2
tulangan Pakai
tulangan Pakai

(mm )
Tumpuan A 31,28 339 300 1134 0,0038 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan A-B 35,89 339 300 1301 0,0042 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2

N. Perhitungan Penulangan Kolom


Tumpuan B 30,77 339 300 1116 0,0036 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan B-C 35,94 339 300 1303 0,0042 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan C 31,05 339 300 1126 0,0038 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan C-D 35,69 339 300 1294 0,0042 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2

= 40 mm

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


Tumpuan D 31.45 339 300 1140 0,0037 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2

= 360 Mpa
= 22,5 Mpa
Lapangan D-E 35,51 339 300 1287 0,0039 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan E 31,45 339 300 1140 0,0037 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan E-F 35,27 339 300 1279 0,0039 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan F 31,38 339 300 1138 0,0036 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan F-G 35,75 339 300 1296 0,0038 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan G 34,43 339 300 1248 0,0037 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan G-H 35,94 339 300 1303 0,0042 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan H 30,77 339 300 1116 0,0036 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Lapangan H-I 35,89 339 300 1301 0,0042 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
Tumpuan I 31,28 339 300 1134 0,0038 0,0052 529 25 491 1,078 2 159 25 491 0,3234 2
121
122

Diameter tulangan utama = D25 mm


Diameter tulangan sengkang = Ø 8 mm
Dimensi Kolom = 40/60
2. Perhitungan statika
Dalam perhitungan statika untuk menentukan beban aksial (Pu) dan momen
ultimate pada kolom menggunakan software STAAD PRO 2004, dari hasil
perhitungan diperoleh :
Kolom 40/60 : (untuk semua kolom)
Mx My
Beam Node Env Fx kN Fy kN Fz kN kNm kNm Mz kNm
149 98 +ve 675.103 1.445 0.000 0.000 23.812 4.101
    -ve 0.000 -82.468 -8.979 -0.166 0.000 -29.129
149 104 +ve 664.501 1.445 0.000 0.000 10.343 97.531
    -ve 0.000 -82.468 -8.979 -0.166 0.000 -4.303
151 100 +ve 821.681 54.099 0.000 0.000 20.446 12.452
    -ve -0.334 -2.178 -7.881 -0.021 -0.000 -8.118
151 106 +ve 811.078 54.099 0.000 0.000 8.624 1.064
    -ve -0.334 -2.178 -7.881 -0.021 0.000 -68.697
152 101 +ve 511.062 28.325 0.000 0.242 23.667 3.100
    -ve -2.021 -3.156 -8.867 -0.000 -0.000 -17.560
152 107 +ve 500.459 28.325 0.000 0.242 10.367 1.171
    -ve -2.021 -3.156 -8.867 -0.000 -0.000 -53.423
155 104 +ve 425.906 2.747 0.000 0.000 16.382 2.240
    -ve 0.000 -46.886 -8.764 -0.190 -0.000 -93.266
155 110 +ve 397.633 0.000 0.000 0.000 0.000 94.278
    -ve 0.000 -46.886 -8.764 -0.190 -18.674 -0.669
157 106 +ve 428.911 50.846 0.000 0.000 13.868 82.404
    -ve -0.282 -3.341 -7.351 -0.024 -0.000 -6.517
157 112 +ve 400.637 50.846 0.000 0.000 0.000 6.846
-
    -ve -0.282 -3.341 -7.351 -0.024 -15.538 120.981
158 107 +ve 358.170 0.689 0.000 0.278 16.213 15.314
    -ve -1.685 -4.599 -8.646 -0.000 -0.000 -4.456
158 113 +ve 329.896 0.689 0.000 0.278 0.000 31.322
    -ve -1.685 -4.599 -8.646 -0.000 -18.372 -1.250

Beban aksial (Pu) = 821,861 kN = 82186,1 kg


M1 = 23,812 kN = 2381,2 kg
M2 = 120,98 kN = 12098 kg

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


123

3. Perhitungan kekakuan kolom


a. Perhitungan kekakuan kolom 40/60 (Elk)

EIk (= E2,5I ) (Gideon seri 1 hal 186)


c g

1+ β d
Untuk fc’ 35 Mpa, Ec = 4700 √ f c '
Ec = 4700 √ 22,5 = 22294,05 N/mm2
1
Ig = bh3
12
1
Ig = × 400 × 6003 = 52 x 108 mm4
12
Ec x Ig = 22294 × 52 × 108
= 11 × 1013 Nmm2
= 110000 kNm2

EIk = ( 110000
2,5 ) = 29333,3 kNm 2

1+0,5

b. Perhitungan kekakuan kolom 40/60 (Elb)

EIk ( )
Ec I g
= 2,5 (Gideon seri 1 hal 186)
1+ β d
Untuk fc’ 35 Mpa, Ec = 4700 √ f c '
Ec = 4700 √ 22,5 = 22294,05 N/mm2
1
Ig = bh3
12
1
Ig = × 400 × 6003 = 5,2 x 109 mm4
12
Ec x Ig = 22294 × 5,2 × 109
= 11 × 1013 Nmm2
= 110000 kNm2

EIk = ( 110000
5 ) = 14666,6 kNm 2

1+0,5

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


124

4. Perhitungan faktor pembesar dan kelangsingan kolom


Dari hasil perhitungan STAAD PRO didapat :
Mu1 = 23,812 kN = 2381,2 kg
Mu2 = 120,98 kN = 12098 kg
Mu1 = momen terkecil yang dapat terjadi pada kolom
Mu2 = momen positif bila pada kolom tidak berubah tanda dan negatif bila
pada kolom berubah tanda
Pada kolom tengah bawah berlaku:
ψ = 0 (terjepit penuh)

[ Σ EIk ¿¿¿ lk ] [ 29333,3


4 ]
ψ=
[ Σ
EIb
lb ] [ =
14666,6
10 ]
=5

Dari grafik alignment didapatkan nilai k = 0,68 (Gideon seri 4:112)


Penentuan kelangsingan kolom
kl u M1
< 34-12
0,3 h M2
0,68 ×4 23,81
< 34-12
0,3 . 0,5 120,98
18,13 < 31,63
Menurut hasil pemeriksaan 15,11 < 33,27 maka kolom pendek

5. Menentukan tulangan kolom (40/60) (SKSNI T-15-1991-03)


Mu 120,98 kNm
et = = = 0,14 m = 140 mm
Pu 821,861 kN
etmin = (15 + 0,03h)  Gideon seri 1 hal. 190
= (15 + 0,03 x 600) = 30 mm < 140 mm
et 14 0 mm
h
= 5 00 mm = 0,28

Pu 82186,1 N
∅ Ag 0,85 fc '
= 1× ( 400 ×600 ) ×0,85 × 22,5
= 0,17

Pu et
.
∅ Ag 0,85 fc ' h
= 0,17 x 0,28 = 0,048

d’ = p + Øsengkang + ( ½ . Øtul. utama)

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1


125

= 40 + 10 + ( ½ . 25)
= 63 mm
et 63
= = 0,1
h 500
Menurut grafik 6.2 (Gideon 4 hal 92)
fc‘ = 22,5  β = 1
nilai r = 0,03 sehingga ρ = β x r = 1 x 0,03 = 0,04
As= ρ x Agr
= 0,04 x (400 mm x 600 mm)
= 10000 mm2
Masing-masing sisi kolom menerima = 0,25 x As
Maka As’ = 0,25 x 10000 mm2 = 2500 mm2
Dipakai 6D25  As pakai 22945 mm2
Kontrol jarak bebas tulangan :
bo-2 ( tebal selimut+ ∅ tul. sengkang ) -nD
a tul = ≥ 2,5 cm
n-1
40-2 ( 4+0,10 ) - 6 . 2,5
=
6 -1
= 3,36 cm ≥ 2,5 cm  OK
Jadi tulangan D25 dengan jumlah 6 dapat dipasang.

6. Perhitungan tulangan sengkang


Menurut SKSNI – 03 – 2847 – 2002 pasal 23.10.5 menetapkan jarak spasi
maksimum sengkang ikat tidak boleh melebihi :
1. 8 kali Ø tulangan pokok memanjang terkecil = 8 x 25 = 200 mm
2. 24 kali Øsengkang ikat = 24 x 10 = 240 mm
3. Setengah dimensi penampang kecil = ½ x 400 = 200 mm
Dari ketetapan diatas jarak tulangan sengkang yang digunakan diambil dari
nilai terkecil yaitu 200 mm, maka digunakan sengkang Ø10 - 150 mm (jarak
maksimum sengkang).

BAB 7 Perhitungan Portal dan Kolom Lantai 1

Anda mungkin juga menyukai