BAB VII

PERHITUNGAN PORTAL

7.1 Data perencanaan

 Fungsi bangunan : Pertokoan
 Mutu beton (fc’) : 30 Mpa
 Mutu baja (fy) : 260 Mpa
 Beban mati : a. Beban pelat lantai = 904 kg/m²
b. Beban pelat lantai KM/WC = 1224 kg/m2
c. Beban pelat balkon = 1064 kg/m2
d. Beban tembok ½ bata = 250 kg/m²
 Beban hidup : a. Beban pelat lantai = 250 kg/m²
b. Beban pelat lantai balkon yang menjorok
keluar = 200 kg/m²

Gambar 7.1 Rencana Pelat dan Balok

79 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

7.2 Perhitungan Sistem Portal
7.2.l Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada struktur
Perhitungan dimensi balok
Dalam perhitungan ukuran dimensi balok diambil dari bentang terpanjang dan
terpendek balok sebagai berikut :
Bentang terpanjang (Ly) = 770 cm
Bentang Terpendek (Lx) = 580 cm
a. Balok anak
Lx = 5,80m  h = 1/16 x 580 cm = 36,25 cm ~ 40 cm = 0,4 m
b = 2/3 h = 26,8 cm ~ 30 cm = 0,3 m
Ukuran Balok anak = 40 x 30 cm
b. Balok Induk
Ly = 7,70 m h= 1/16 x 770 cm = 46,88 ~ 60 cm = 0,6 m
b= 2/3 h = 40,2 ~ 45 cm = 0,45 m
Ukuran Balok induk = 60 x 45 cm

a. Berat bangunan total (Wt)

b. Berat Atap
 Beban mati
Penutup Atap = 2 x (7,2 m x 69,2 m ) x 11 kg/m2 =10961,28 kg
Gording = 20 x 82,96 m x 9.27 kg/m = 9964,8 kg
Rangka Batang =
82,96 x 9,6 (2L 50.50.5) kg/m x 9 = 7167,4 kg
Plafon + penggantung=
82,96 m x 9 m x 18 kg/m² =13439,52kg+
Wm =41533,34kg
Beban hidup
Beban Hidup Atap = 250 kg x 9 = 2250 kg
Wh = 2250 kg
Jadi Total beban W1= 41533,34kg + 2250 kg = 85316,69 kg
= 85,317 ton

80 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

  Berat lantai 2
Beban mati
Pelat = 6120 m² x 0,12 m x 2400 kg/m³ = 1762560 kg
Balok induk =
(17,8 m x 7) x 0,6 m x 0,45 m x 2400 kg/m³ = 80740,8 kg
Balok anak =
(34,6mx13) x 0.3 m x 0,4m x 2400 kg/m³ = 192542 kg
kolom beton 20 cm =
21 x 0,2 m x 0,45m x 0,50m x 2400 = 2268 kg
Dinding =
[( 34,6 m x 2 x 8,45 m) + (13,4 m x 7 x 8,45 m) + (13.4 m x 2,74 m x
2)] x 250 kg/m2 = 344377,5 kg
Tangga + Bordes =
(2 (4,63 m x 0,2 m x 1,5 m))+(2.5 m x 1 m x 0.2 m) x 2400 kg/m³ x 4
= 31468,8 kg
Spesi = 6120 m² x 21 kg/m = 128520 kg
Tegel = 6120 m²x 24 kg/m = 146880 kg+
Wm = 2626318 kg
Beban hidup
qh lantai = 250 kg/m2
koefisien reduksi = 0,3
Wh = 0,3. (6120 x 250 kg/m2) = 459000 kg
Jadi beban total W2 = 2626318 kg + 459000 kg
= 3085318 kg
= 3085,3 ton

81 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

  Berat lantai 1
Beban mati
Sloof = [(17,8 m x 7)+ (34,6mx13)] x 0.2 x 0.3 x 2400 = 82713,6 kg
Kolom = (21 x 5.9 m) . 0,45. 0,5 . 2400 = 66906 kg
Dinding = [( 34,6 m x 2 x 5.9 m)+(13.4 m x 7 x 5.9 m)]x 250 kg/m2
= 347.500 kg
Spesi = (34.6x2)m x (7.7+5.7)m x 21kg/m = 19472,88 kg
Tegel= (34.6x2)m x (7.7+5.7)m. 24kg/m =22254,72kg+
Wm =538847,2kg
Beban hidup
qh lantai = 250 kg/m2
koefisien reduksi = 0,3
Wh = 0,3. (34.6x2) m x (7.7+5.7)m x 250 kg/m2 = 69546 kg
Jadi beban total W3 = 38847,2kg + 69546 kg
= 608939 kg
= 608,939 ton

Jadi Wt = W1 + W2 + W3
= 85,317 ton + 3085,3 ton + 608,939 ton
= 3779.03 ton

c. Waktu getar bangunan

Dengan rumus empiris :
Tx=Ty=0,06. H 3/ 4
H=2+5+ 7=14 m
3/4
Tx=Ty=0,06.(14) =0,43 detik

82 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

d. Koefisien Gempa Dasar
C diperoleh dari gambar berikut:
WILAYAH 3
0,20

0,15

0,10

0,05
0,03
0,02
5
0 0,39 5
1 2,0 3,0

Untuk Tx = Ty = 0,43 detik zone 3 untuk tanah lunak diperoleh C = 0,07

e. Faktor keutamaan I dan faktor jenis struktur K

Menurut Buku Gedeon Kusuma untuk daktilitas penuh I = 1,0 dan K=1,0

f. Gaya geser horizontal total akibat gempa

Vx = Vy = C. I . K . Wt
= 0,07. 1. 1. 3779.03 ton
= 264.53 ton

g. Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa ke sepanjang

tinggi gedung
 Arah X (lihat tabel di bawah ini)
H 13.4
= =0,194<3
A 69.2
Wi . hi
Fi , x=
Σ Wi . hi

 Arah Y (lihat tabel di bawah ini)

H 13,4
= =1< 3
A 13,4
Wi . hi
Fi , x=
Σ Wi . hi
Dengan :
Fi = gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-i

83 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

 hi = tinggi lantai ke-i terhadap lantai dasar
Vx, y = gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah X dan Y
A,B = panjang sisi bangunan arah x dan arah y.

7.3 Pembebanan Portal

Potal yang dianalisa adalah portal yang terkritis yaitu portal yang menerima
beban paling besar. Dalam hal ini portal yang dianalisis adalah portal tengah.
a. Perhitungan beban yang diakibatkan Pelat yang menumpu
pada Balok Induk

Gambar 7.5 pembebanan portal bagian balok induk

Trapeziodal load (Dead Load) pada balok anak untuk masing-masing

tipe pelat:
Beban pelat A (Balkon) = 0,85 m x 420 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m
Beban pelat B = 1.45 m x 687 kg/m2 x 2 = 1617 kg/m
Beban pelat C = 1.34 m x 687 kg/m2 x 2 = 852 kg/m
Beban pelat D = 1,51 m x 687 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m
Beban pelat E (Balkon) = 1,35 m x 420 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m

84 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

 Beban mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load pada kotak distance diisi (0,
0.5, 0.5, 1).
Trapeziodal load (Live Load) pada balok anak untuk masing-masing tipe
pelat:
Beban pelat A (Balkon) = 0,85 m x 200 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m
Beban pelat B = 1.45 m x 250 kg/m2 x 2 = 1617 kg/m
Beban pelat C = 1.34 m x 250 kg/m2 x 2 = 852 kg/m
Beban pelat D = 1,51 m x 250 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m
Beban pelat E (Balkon) = 1,35 m x 200 kg/m2 x 2 = 1386 kg/m
Beban mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load pada kotak distance diisi (0,
0.5, 0.5, 1).

b. Beban Akibat dinding yang menumpu pada balok

Beban dinding terdapat pada lt.1

Gambar 7.6 Pembebanan Tembok pada Portal

Trapeziodal load (Dead Load) pada balok induk untuk beban tembok:
P = Luas trapeisium x BJ dinding

P= ( 0,95+3,85
2
.1,45 ) x 250

P=870 kg

Beban tembok diinput ke program SAP 2000 pada batang yang juga menerima
beban tembok. Input Trapezoidal Load pada kotak distance diisi (0, 0.5, 0.5, 1).

85 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

Beban dinding yang disalurkan ke kolom arah tegak lurus balok Induk

Beban tembok C = 5,8 m x 250 kg/m2 = 1450 kg/m

Beban dinding arah memanjang yang disalurkan ke kolom

Gambar 7.8 Pembebanan Tembok pada Portal

Beban dinding menumpu kolom lt.1

P = Luas segitiga x BJ dinding

P= ( 12 x 2,9 x 1,45) x 250

P=525,63 kg

Beban dinding menumpu kolom lt.2

P = Luas segitiga x BJ dinding

P= ( 12 x 2,9 x 1,45) x 250

P=525,63 kg

c.Beban akibat balok anak yang disalurkan ke balok induk

beban mati akibat pelat balok anak

P(1) = Luas Trapesium x WD

= 2. ( 3,85+0,95
2
x 1,45 ) x 687

= 4701,52 kg

86 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

 1
P(2) = 2 x ( x a x t) x WD
2
1
= 2 x ( x 2,9 x 1,45). 687 Kg/m
2
= 2888,84 kg

beban mati akibat berat balok anak

P = ( 2 . 1/2 . L ) b . h . 2400 kg/m³
= (2 . 1/2. 1,45) 0.3 x 0.4 x 2400 kg/m³
= 417,6 kg
Input beban mati akibat balok anak pada SAP 2000 V14 pada
P(1) = 2888,84 kg + 417,6 kg = 3837.75 Kg
P(2) = 4701,52 kg + 417,6 kg = 2220.75 Kg

beban hidup akibat pelat balok anak

P(1) = = Luas Trapesium x WL

= 2. ( 3,85+0,95
2
x 1,45 ) x 250

= 1740 kg
1
P(2) = 2 x ( x a x t) x WL
2
1
= 2 x ( x 2,9 x 1,45) x 250 Kg/m
2
= 1051,25 kg

a. Pembebanan akibat balok induk yang disalurkan ke kolom

 Beban mati
Pelat (A)
P = 2 luas pelat (df) x WD pelat
= 2 (1,71) x 687
= 2339,28 kg ~ 2340 kg
Pelat (B)
P = 2 luas pelat (bd) x WD pelat
= 2 (2,90) x 687

87 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

 = 3984,6 kg ~ 4000 kg
Pelat (C)
P = 2 luas pelat (bd) x WD pelat
= 2 (2,67) x 687
= 3668,58 kg ~ 3670 kg
Pelat (D)
P = 2 luas pelat (bd) x WD pelat
= 2 (3,01) x 687
= 4135,74 kg ~ 4140 kg
Pelat (E)
P = 2 luas pelat (bd) x WD pelat
= 2 (2,7) x 687
= 3709,8 kg ~ 3710 kg

beban mati akibat berat balok induk

P =( 2 . 1/2 . L ) b . h . 2400 kg/m³
= (2 . 1/2. 1,45) 0.45 x 0.6 x 2400 kg/m³
= 939,6 kg ~ 940 kg
Input beban mati akibat balok anak pada SAP 2000 V14 pada
P(A) = 2340 kg + 940 kg = 3280 kg
P(B) = 4000 kg + 940 kg = 4940 kg
P(C) =3670 kg + 940 kg = 4610 kg
P(D) = 4140 kg + 940 kg = 5080 kg
P(E) = 3710kg + 940 kg = 4650 kg

 Beban hidup
Pelat (A)
P = 2 luas pelat (df) x WL pelat
= 2 (1,71) x 250
= 855 kg
Pelat (B)
P = 2 luas pelat (bd) x WL pelat

88 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

 = 2 (2,90) x 250
= 1450 kg
Pelat (C)
P = 2 luas pelat (bd) x WL pelat
= 2 (2,67) x 250
= 1335 kg
Pelat (D)
P = 2 luas pelat (bd) x WL pelat
= 2 (3,01) x 250
= 1505 kg
Pelat (E)
P = 2 luas pelat (bd) x WL pelat
= 2 (2,7) x 250
= 1350 kg

89 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

Gambar geometry portal

90 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

Gambar pembebanan akibat beban mati pelat dan beban mati balok anak

Gambar pembebanan akibat beban hidup pelat dan beban hidup balok anak

91 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

Gambar pembebanan dinding yang membebani balok induk dan pembebanan
dinding ke kolom

Gambar pembebanan akibat balok induk yang disalurkan ke kolom akibat beban
mati

92 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

Gambar pembebanan akibat balok induk yang disalurkan ke kolom akibat beban
hidup

Gambar pembebanan akibat beban gempa

93 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

  Dari kombinasi pembebanan 1.4 D diperoleh diagram momen
sebagai berikut

Gambar 8.2 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 1

 Dari kombinasi pembebanan
Visualisasi SAP1.2 D v.14
2000 + 1.6 Ldiperoleh diagram
momen sebagai berikut

Gambar 8.3 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 2

Visualisasi SAP 2000 v.14

94 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI

  Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1 L + 1 E diperoleh diagram
momen sebagai berikut

Gambar 8.3 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 3

Visualisasi SAP 2000 v.14

 Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1 L - 1 E diperoleh diagram

momen sebagai berikut

Gambar 8.3 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 4

Visualisasi SAP 2000 v.14
95 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI
96 PERANCANGAN GEDUNG 1 “PERTOKOAN” – ANNISA RATNASARI