Anda di halaman 1dari 11

I.

Perhitungan Berat Bangunan (Wt)


a) Berat sendiri bahan bangunan/beban mati (PPIUG 1983)
Beton bertulang
= 2,4 t/m3
Beton
= 2,2 t/m3
Dinding pas. bata merah
= 0,25 t/m 3
b) Berat beban hidup yang bekerja pada gedung (PPIUG 1983)
Pada lantai
= 0,25 t/m2
Pada plat dack
= 0,1 t/m2
Pada tangga & borders
= 0,3 t/m2

1. Lantai II
Beban mati
- Atap dack (10 cm) = 0,10 m x 16 m x 8 m x 2,4 t/m3 = 30,720 ton
- Balok RB 1 (25/30) = 0,25 m x 0,30 m x 4 m x 2,4 t/m3
= 0,72 ton x 17 buah
-

Kolom K1 (30/40)

Dinding Lantai II
Dinding Lantai III

= 15,84 ton

= 0,30 m x 0,40 m x 4 m x 2,4 t/m3


= 1,1520 ton x 12 buah
= 17,28 ton
= 4 m x 52 m x 0,25 t/m2
= 64
ton
2
= 1 m x 36 m x 0,25 t/m
= 12
ton
Jumlah

= 139,84 ton

Beban hidup
-

Beban hidup atap dack


= 0,8 (12 m x 8 m x 0,1 t/m2)
= 10.24

ton

Merat Bangunan lantai II


W1
= 139,84 + 10,24
= 150.08
ton

2. Lantai I
Beban mati
- Plat lantai (12 cm) = 0,12 m x 12 m x 8 m x 2,4 t/m3 = 30,72 ton
- Spesi (2 cm)
= 0,02 m x 12 m x 8 m x 2,2 t/m3 = 5,632 ton
- Balok BL 1 (25/40) = 0,25 m x 0,40 m x 4 m 2,4 t/m3
= 0,96 ton x 17 buah
= 21,12 ton
3
- Kolom K1 (30/40) = 0,30 m x 0,40 m x 4 m x 2,4 t/m
= 1,152 ton x 12 buah
= 17,28 ton
- K. Praktis (13/13) = 0,13 m x0,13 m x 2,4 t/m
=0,16224 ton x 5 buah
= 0,8112
2
- Dinding Lantai I
= 4 m x 52 m x 0,25 t/m
= 64
ton

Tangga
Anak tangga

= (0,1697 + 4197) x 0,25 m x 0,9 m


= 0,06631 m3 x 2,4 t/m3 x 32 buah = 5,093 ton

= 0,12 m x 1 m x 1,85 m x 2,4 t/m3

Borders

= 0,5328 ton x 2 buah


-

Spesi (2 cm)

= 1,0656 ton

= 0,02 m x 0,5 m x 0,9 m x 2,2 t/m3


= 0,0216 ton x 14 buah
= 0,6336 ton
Jumlah

146,35

Beban hidup
-

Beban hidup pada Plat lantai


= 0,8 (12 m x 8 m x 0,25 t/m2)
= 25,6

ton

Beban hidup pada tangga


= 0,75 (0,25 m x 0,9 m x 0,300 t/m2)
= 0,0506 ton
Beban hidup pada borders
= 0.75 (1 m x 1,85 m x 0,300 t/m2)
= 0,41625

ton

Berat Bangunan Lantai I


W2
= 146,35 + 25,6 + 0,0506 + 0,41625
= 172,42
ton
Berat Keseluruhan Bangunan
Wt
= W 1 + W2
= 150,08 + 172,42
= 322,5
ton

II.
Perhitungan Beban Gempa
1. Waktu Getar Bangunan (T)
T = 0,06 H3/4
H = tinggi total bangunan (9 m)
T = Waktu getar bangunan (detik)
T

= 0,06 x 93/4
= 0,312 detik

2. Koefesienggempa Dasar (C )
Koefisien gempa biasanya tergantung pada geografis bangunan
jenis tanah dan waktu getar alami gedung serta wilayah peta

Indonesia. PPKGURG (1987) Menunjukkan lokasi Lhokseumawe


Nanggro Aceh Darussalam digolong pada zona 3,sehingga dari tabel
spektrum respon gempa rencana di peroleh nilai :
Tc = 0,5 detik
(untuk jenis tanah keras)
T < Tc
Jadi, C = Am
= 0,45

..(Tabel 6 Spektrum respans gempa rencana,


SNI-1726-2002)

3. Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa


Beban gusur terlambat gempa:
CxI
xWt
R
V =
Dimana :
C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor keutamaan (diambil 1,0 untuk bangunan untuk
perniagaan)
R = Faktor reduksi gempa (diambil 4,8)
Maka :
CxI
xWt
R
V =
0,45 x1
x322,5
4,5
V =
= 32,25 ton
4. Distribusi Gaya Geser Horizontal Akibat Gempa ke Sepanjang
Tinggi Gedung
Lantai (tingkat)
Tingkat II
Tingkat I
Total

hi (m)

Wi (ton)

Wi.hi (t.m)

Vt (ton)

150,08

1350,08

21,34

172,42

689,68

10,9

2040,4

V
- Vt2

Wi x hi
Wi x h

32,25 x

1350,08
2040,4

= 21,34 ton

V
- Vt1

Wi x hi
Wi x h

32,25 x

=
= 10,9 ton

689,68
2040,4

Dimana :
V = Gaya geser horizontal akibat gempa untuk arah X dan Y (ton)
Vt = Gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-i (ton)
Wi = Berat bangunan (ton)
h = Tinggi lantai ke-i terhadap lantai lantai dasar (m)
5. Perhitungan Kekakuan
a) Nilai kekakuan arah melintang
-

Kolom 30/40

K =
-

Balok (25/40)

K =
-

Ix
x k0
L

Ix
x k0
L

Balok (25/30)

Kx=

Ix
x k0
L
=

L=4m

1
(0,30).(0,40) 3
12
x 10 3
4m
= 0,400

L=4m

1
(0,25).(0,40) 3
12
x 10 3
4m
= 0,333

L=4m
1
(0,25).(0,30) 3
12
x 10 3
4m

= 0,141

25/30
K=0,141

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

25/40
K=0,333

25/30
K=0,141

30/40 K=0,4

25/40
K=0,333

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

Gambar. Kekakuan Pada Portal Melintang

b) Nilai Kekakuan arah memanjang


-

Kolom 30/40

K =
-

Balok (25/40)

K =
-

Ix
x k0
L

Ix
x k0
L

Balok (25/30)

Kx=

Ix
x k0
L
=

L=4m

1
(0,30).(0,40) 3
12
x 10 3
4m
= 0,400

L=4m

1
(0,25).(0,40) 3
12
x 10 3
4m
= 0,333

L=4m
1
(0,25).(0,30) 3
12
x 10 3
4m

= 0,141

25/30
K=0,141

30/40 K=0,4

25/30
K=0,141

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

25/40
K=0,333

25/40
K=0,333

25/30
K=0,141

30/40 K=0,4

25/40
K=0,333

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

30/40 K=0,4

Gambar. Kekakuan Pada Portal Memanjang

Tabel Perhitungan Kekakuan Balok


Type

Ix

Iy

Kx (Ix/L) Ky (Iy/L)

Memannjang

0,25
0,25

0,40
0,40

4
4

0,0013
0,0013

0,00052 0,3333
0,00052 0,3333

Melintang

0,25
0,25

0,30
0,30

4
4

0,00056 0,00039 0,1406


0,00056 0,00039 0,1406

0,1302
0,1302
0,0977
0,0977

Tabel Perhitungan Kekakuan Kolom


Type

Memanjang

0,30
0,30

Ix

Iy

Kx (Ix/L)

Ky (Iy/L)

0,40
0,40

4
4

0,0016
0,0016

0,0009
0,0009

0,4
0,4

0,225
0,225

0,30
0,30

Melintang

0,40
0,40

4
4

0,0016
0,0016

0,0009
0,0009

0,4
0,4

0,225
0,225

6. Perhitungan D-Value Kolom


Menurut Muto (1993), gaya geser gempa pada setiap tingkat lantai
didistribusikan pada elemen-elemen gaya gesernya (D-value). Untuk
ketinggian tingkat yang seragam harga D-value adalah :
D = a . kc
Keterangan :
a = Konstanta yang tergantung pada k
Kc = kekakuan rata-rata dari balok dan kolom yang ditinjau
Adapun harga a menurut rumus umum Muto (1993), adalah :
k
2k

a =

Sedangkan harga rasio kekakuan rata-rata (

k ) adalah :

k1 k2 k3 k4
2kc

Untuk lantai pertama harga rasio kekakuan rata-rata (

k1 k 2
kc

0,5 k
2k

Keterangan :
a

= Konstanta yang tergantung pada k

Kc

= kekakuan rata-rata dari kolom yang ditinjau

= Tinggi kolom

K1,K2,K3,K4 = kekakuan rata-rata dari balok yang ditinjau

k ) adalah :

a) D-Value untuk arah melintang


- Tingkat II

V1

V2

7. Perhitungan momen lentur

Mb = V.h.y

K1

Menurut Muto (1993), momen lentur kolom dan balok dapat


ditentukan dengan mengalikan gaya geser dengan titik lentur balik.
Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada gambar 2.11
Ma = V.h.(1-y)

hlow

K3

K4
hup

Momen Bawah (Mb) :


Mb..................................................................= V1 . Yb . = Vt . h . Y

Momen Atas (Ma) :


Ma.........................................................= V1 . Ya . = Vt . h . (1 Y)
Keterangan :
Vt

= Gaya Gempa yang bekerja pada kolom

Ya

= Jarak kerja momen atas (Ma)

Ya

= Jarak kerja momen bawah (Mb)

= Jumlah faktor koreksi

= Tinggi yang ditinjau (m)

8. Momen Balok Akibat Gempa


Menurut Muto (1993), momen balok akibat gempa dapat
ditentukan dengan cara mendistribusikan jumlah momen kolom atas
dan kolom bawah pada suatu titik tumpuan terhadap perbandingan
kekakuan, untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada gambar 2.12.
Rumus yang digunakan adalah :
MB =

MBA
MBc

(MBD + MBE)

k AB
xM B
k

k
AB
BC
=
k BC
xM B
=
k AB k BC

Dengan :
MBA = MB dari batang BA
MBC = MB dari batang BC

Mab
A

Mbc
k

D
L

h2
k

Mba

Mcb

h1

Gambar 2.12: Perhitungan Momen Tumpuan Balok


Sumber: Muto (1993)

Anda mungkin juga menyukai