Sistem Perhitungan
Dasar perhitungan struktur gedung ini menggunakan analisis mekanika, struktur beton
bertulang dan bahan beton bertulang, yaitu :
1a. Program SAP 2000V14 untuk analisis mekanika struktur utama dan struktur tahan
gempa,
2b. Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (SNI 03-1727-2013),
3c. Pedoman perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-17262012),
4d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-2847-2002), dan
5e. Baja tulangan beton (SNI 07-2052-2002).
3Analisis beton bertulang dibantu oleh program SAP2000, dengan keluaran akhir
memberikan informasi kebutuhan luas tulangan total yang diperlukan, sedangkan untuk
pemilihan diameter, jumlah atau jarak tulangan dilakukan secara manual berdasarkan hasil
perhitungan luas tulangan oleh program. (Gunawan, R., 1987). Dalam running output
digunakan code ACI 1999 yang juga merupakan dasar dari SNI 2002, ditambah dengan
penyesuaian faktor reduksi kekuatan. (Satyarno, dkk., 2012).
4Secara umum tahapan untuk desain penampang beton bertulang meliputi penentuan
code atau dasar peraturan untuk desain (parameter faktor reduksi), pemilihan kombinasi yang
dipakai, dan tahap desain otomatis. Desain beton bertulang dilakukan setelah model selesai
dianalisis (run). Model yang dipakai untuk desain adalah model dengen elemen balok dan
kolom yang telah diberi faktor reduksi inersia (0,35 untuk balok persegi dan 0,70 untuk
kolom, bukan inersia penuh). Model dinamik digunakan pada analisis gempa adalah analisis
dinamik yang telah dikalikan faktor skala guna memenuhi syarat base shear minimum 80%
gaya geser statik. (Satyarno, dkk., 2012)
52. Spesifikasi Beban
2
: 24 Kg/m .
: 1000 Kg/m3
: 1600 Kg/m3
2
: 250 Kg/m .
Urutan dan tahapan permodelan struktur dimasukkan sesuai dengan gambar rencana dan
parameter-parameter material dan pembebanan dimasukkan sesuai dengan spesifikasi dari
material yang digunakan.Setelah permodelan dan analisa struktur maka tahapan berikutnya
adalah evaluasi pendetailan elemen struktur dari permodelan tersebut
4.1.
Tebal (mm)
250
2 Dinding GWT
200
150
11
Gambar 5.1. Hasil Analisis model Struktur
12Dari gambar Kontour tegangan yang didapatkan dari analisis struktur tersebut, kemudaian
dapat dihitung kebutuhan tulangan pada masing masing elemen struktur (plat lantai dasar,
dinding, dan Plat penutup). Hasil Analisis kebutuhan tulangan di tampilkan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Penulangan Model Struktur
ELEMEN STRUKTUR
TEBAL
250 mm
200 mm
150 mm
JUMLAH
LAYER
2 LAPIS
2 LAPIS
2 LAPIS
TULANGAN
VERTIKAL
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
HORIZONTAL
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2013, Tata Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah
dan gedung, SNI 03-1727-2013, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional, 2012, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung , SNI-2847-2002, Jakarta.
CSI, 2006, Automated lateral Loads Manual for SAP2000 and ETABS, Computers and
Structures, Inc., USA.
Gunawan, R., 1987, Tabel Profil Konstruksi Baja, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Satyarno, I., Nawangalam, P., dan Pratomo, R. I., 2012, Analisis SAP2000 Edisi 2, Penerbit
Zamil Publishing, Yogyakart