Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PANEL SURYA DI INDONESIA

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Kebutuhan akan konsumsi energi yang semakin meningkat dewasa ini harus diiringi dengan pengembangan dari instansi instansi pembangkit listrik, dengan semakin berkurangnya ketersediaan dari bahan bakar fosil yang merupakan sumber energi utama untuk mengoprasikan pembangkit listrik tersebut. Sebenarnya selain dari bahan bakar fosil tersebut masih ada sumber daya yang dapat digunakan sebagai penghasil energi listrik salah satunya yaitu energi dari sinar matahari.
Indonesia adalah negara khatulistiwa, memiliki karunia sinar matahari sepanjang tahun. Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan solar panel adalah ramah lingkungan. Data dari beberapa sumber, tenaga matahari dapat diubah menjadi energi listrik adalah rata-rata sebesar 4.8 kWh/m2 per hari. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya:

Energi yang terbarukan dan tidak pernah habis Bersih, ramah lingkungan Daya tahan panel surya sampai dengan 20 25 tahun Sebagai investasi listrik jangka panjang Praktis, tidak memerlukan perawatan Data produksi 2009 dari sumber Departemen ESDM sebesar 115.714 GWh (Giga Watt

hour) dan konsumsi listrik 2009 adalah 99.817 GWh. Untuk menuju kemandirian listrik dan peningkatan pembangunan, beberapa hal yang diperlukan oleh pemerintah Indonesia:

Pembangunan

pembangkit

listrik baru, seperti pembangkit

listrik

mikrohidro/ tenaga

air,

pembangkit listrik uap dengan geo thermal (panas bumi), tenaga angin, tenaga surya.

Pembangunan transmisi baru

Peningkatan Tarif Dasar Listrik TDL untuk menuju ke-ekonomian bagi perusahaan pembangkit listrik Pemberian insentif listrik untuk pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan. Efisiensi penggunaan energi listrik. Pemerintah Indonesia telah menargetkan pembangunan 50 MW listrik tenaga surya per tahun. Untuk mengurangi ketergantungan kepada pembangkit listrik tenaga fosil seperti minyak bumi, dan batu bara. Selain pembangunan pembangkit listrik baru, Indonesia juga memerlukan pembangunan jaringan transmisi baru. Kejadian di Jakarta pada bulan November di Jakarta, dimana terjadi kebakaran jaringan transmisi di Cawang dan Kebon Jeruk, mengakibatkan pemadaman bergilir di Jakarta. Rencana pinjaman dari ADB Asian Development Bank untuk PLN dalam rangka pembangunan jaringan transmisi Jawa-Bali, Sumatera Malaka, Kalimantan Barat-Sarawak. Pemanasan global menyebabkan pencairan gunung es di Antartika, Greenland Kutub Utara, menyusutnya es abadi di Himalaya. Pemanasan tersebut paling banyak disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fossil, seperti minyak bumi dari pembangkit listrik, mobil, industri, dan bahan bakar batubara. Mobil listrik sudah mulai diciptakan untuk mengurangi polusi. Efisiensi kelistrikan seperti penggunaan lampu yang hemat energi, penggantian lampu Sodium, Metal Halide Watt besar dengan lampu LED ataupun lampu induksi LVD. Penggantian lampu pijar dengan lampu Compact Fluorescent. Menggunakan bahan bangunan yang memantulkan panas, menghemat penggunaan Air condition. Air condition inverter mengurangi penggunaan listrik.

C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka permasahan yang dibahas dalam program ini adalah: 1. Mengapa Sollar Cell perlu dikembangkan? 2. Bagaimana Keuntungan dari penggunaan Solar cell? 3. Bagaimana Prospek PLTS di Indonesia?

D. TUJUAN Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Pengetahuan kepada masyarakat bahwa bangunan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga matahari. 2. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah : 1. Meningkatkan karya kreatifitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepatguna. 2. Masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang didapat dari bangunan yang dimiliki. 3. Berkurangnya penggunaan bahan bakar fosil 4. Pemerintah dapat mendukung dan mengembangkan fungsi bangunan sebagai pembangkit listrik tenaga matahari.

F. KEGUNAAN Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah : 1. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang teknologi. 2. Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi tepat guna. 3. Memperkenalkan kepada Masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang didapat dari bangunan yang dimiliki.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Pemerintah memberikan insentif kepada rumah yang menggunakan energi alternatif. Insentif dapat berupa pengurangan biaya listrik, sampai insentif pajak penghasilan. Penggunaan energi listrik dari panel surya sangat mudah diterapkan. Kombinasi antara penerapan solar panel dan listrik dari PLN.

Listrik dari tenaga matahari, semakin menjanjikan. Pertama, energi matahari adalah gratis, dan memiliki potensi besar, terutama untuk Indonesia. Kedua, semua perusahaan elektronik memasarkan produksolar cell, seperti Sharp, Panasonic (Sanyo

dibeli oleh Panasonic), dan LG. Ketiga, biaya solar cell semakin murah, dan semakin efisien. Keempat perangkat baru semakin hemat listrik. G.1. Keuntungan dari Penggunaan Solar Cell Berikut merupakan beberapa Keuntungan dari penggunaan Solar Cell : Indonesia memiliki karunia sinar matahari. Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan solar cell. Solar cell terdiri dari photovoltaic, yang menghasilkan listrik dari intensitas cahaya, saat intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik yang dihasilkan juga akan berkurang.

Penggunaan listrik yang dibangkitkan oleh tenaga matahari, sudah banyak dilakukan di daerah yang belum ada listrik. Untuk daerah perkotaan, dimulai dari iklan. Sharp adalah perusahaan yang mengiklankan solar cell besar-besarn di harian Kompas pada tahun lalu. Upaya untuk menyadarkan masyarakat kota mengenai penggunaan energi terbarukan. Panasonic yang mengakuisisi Sanyo solar cell, kemudian juga menyusul membuat ikaln besarbesaran pada tahun ini. LG baru-baru ini mengumumkan akan meningkatkan kapasitas pabrik solar cell dari 240 Mega Watt saat ini menjadi 1 Giga Watt pada tahun 2015.

Biaya solar cell semakin murah, saat ini biaya per Watt hour sudah turun dari Rp. 50.000 60.000 tahun lalu menjadi Rp. 30.000 40.000 tahun ini. Beberapa faktor penyebab adalah karena krisis Yunani. Hal tersebut menyebabkan belanja di Eropa menurun, sehingga suplai pasar menjadi lebih besar.

Efisiensi dari solar cell dengan teknologi saat ini tidak bisa lebih dari 30%. Tetapi baru-baru ini dari team yang dipimpin oleh Universitas Minnesota, telah menciptakan terobosan. Saat ini pada solar cell, sinar matahari mengenai

lapisan paling atas dari solar cell, yang terbuat dari bahan semikonduktor kristalbiasanya silikon. Elektron di silikon menyerap kelebihan jumlah energi matahari dan memancarkan energi yang jauh sebagai panas sebelum dapat dimanfaatkan. Quantum dot-adalah semikonduktor selenide-lead bisa dibuat untuk menyerahkan panas mereka elektron sebelum mereka didinginkan. Elektron ditarik oleh titanium dioksida, yang murah dan berlimpah. Hasil studi menunjukkan efisiensi sampai dengan 66%. Implementasi menjadi suatu produk membutuhkan waktu dan studi lebih lanjut, tetapi ini adalah kabar menggembirakan. Perangkat baru lebih hemat listrik, lihat saja komputer dibuat semakin efisien dengan kecepatan semakin tinggi. Mobil tenaga hibrida dikembangkan, memadukan penggunaan baterai dan bahan bakar. G.2. Masa Depan Listrik Tenaga Surya di Indonesia

PERKEMBANGAN pesat sedang terjadi pada teknologi listrik tenaga surya. Pada saat Jepang mulai mengembangkan pada tahun 1974, harganya berkisar 20.000 yen per watt peak (Wp). Tahun 1985, harga turun menjadi 1.000 yen per Wp, dan dengan kemajuan pesat dalam riset dan pengembangan teknologi, harga per Wp turun lagi saat ini mencapai 140 yen. Harga ini masih lebih mahal dari harga listrik konvensional sebesar 100 yen per Wp, tetapi mulai tahun 2020 harga pembangkitan listrik sel surya ini sudah bisa lebih murah 50 persen dari listrik konvensional. Wilson yang juga Wakil Direktur Basic Science Center Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, dengan total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per meter persegi per hari, Indonesia tergolong kaya sumber energi Matahari. Di samping itu, karena letaknya di khatulistiwa, Matahari bersinar di Indonesia per tahun berkisar 2.000 jam. Sementara itu, menurut data tahun 1997 dari Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia baru mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW29.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah mengembangkan aplikasi teknologi sel surya dengan menggunakan panel sel surya impor sejak tahun 1980. Sistem fotovoltaik ini dipasang di daerah terpencil seperti Sumba, Sipirok di Sumatera Utara, Pelaw di Maluku, Kepulauan Seribu, Nusa Penida, dan beberapa daerah terpencil lainnya. Riset dan aplikasi sel surya juga sudah dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Lembaga Energi Nasional (LEN) dengan fokus riset masih berbasis silikon. Sedangkan di Departemen Fisika ITB dikembangkan sel surya silikon amorf dengan teknik penumbuhan menggunakan peralatan plasma enhanced chemical vapor depodotion. Teknologi ini mampu memperoleh efisiensi sebelum terdegradasi sekitar 11 persen. Untuk memasuki tahap produksi ekonomis, efisiensi sel surya silikon amorf harus mencapai 10 persen. Peningkatan dimaksud sangat mungkin karena masih banyak variabel fabrikasi yang belum dioptimalkan. Di samping itu, menurut Wilson, ia sedang mengembangkan sel surya baru dengan struktur berbasis material ZnO dan Si. Sel surya ini akan difabrikasi dalam ukuran besar dan diharapkan akan menjadi modul sel surya pertama yang dibuat secara mandiri di Indonesia. Wilson dalam disertasi berjudul Study on Textured ZnO Thin Film and Its Application to Sollar Cells untuk gelar doktor pada tahun 1994 di Department of Electrical and Electronic Engineering, Tokyo Institute of Technology, menawarkan tekstur bergerigi, selama ini rata, sebagai usulan baru dalam pengembangan sel surya. Teori baru itu ternyata mampu membuktikan dengan menggunakan lapisan bergerigi, sinar Matahari yang terserap ke dalam sel surya tingkat efisiensinya meningkat, sekitar 15-20 persen dari potensi awal. Penemuan ini cukup spektakuler sehingga dimuat di Nihon Kogyo Shimbun edisi 12 April 1991. "Besok hari, sesudah dipublikasi koran, laboratorium tempat saya meneliti didatangi kalangan industriwan Jepang," kata Wilson yang dalam penelitian dibimbing oleh Makato Konagai. Sekarang material ini telah digunakan secara luas di industri sel surya di Jepang, yaitu Fuji Elektrik dan Showa Sel. Penemuan itu kemudian dipatenkan atas namanya, Wilson Walery Wenas, nyong Manado kelahiran Desa Suwaan, Kecamatan Airmadidi Tonsea, yang masih membujang.

"PENEMUAN itu bukan puncak pencarian saya sebagai ilmuwan," kata Wilson. Hingga kini dia masih terus dalam proses pencarian dan pendalaman. Beberapa penemuan terbarunya akan dipublikasikan awal Januari 2004 di Konferensi Internasional Ke-14 Photovoltaic di Bangkok, Thailand, di depan pakar sel surya, termasuk Prof Martin Green dari Australia. Pada forum itu, Wilson bersama mahasiswanya, Syarief Riyadi, untuk pertama kali memaparkan teori baru lagi mengenai cara kerja sel surya baru berstruktur Zno, Si02, dan Si. Sel surya ini cukup ekonomis, sudah dibuat di beberapa negara termasuk di ITB, namun sampai saat ini belum ada penjelasan teoretis tentang cara kerjanya. "Kami diundang sebagai penemu teori dan kami siap menjelaskan teori itu di hadapan para ahli semikonduktor dunia," katanya. Kehadiran Wilson di Bangkok sekaligus menunjukkan bahwa peneliti negara berkembang pun dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu dasar, tidak melulu melaporkan data atau fenomena eksperimen yang bersifat empiris atau aplikasi suatu teori secara sporadis. Penjelasan yang sama rencananya juga akan dilakukan di European Photovoltaic Conference, di Paris, Juni 2004. WILSON Walery Wenas dilahirkan tanggal 21 September 1964 dari pasangan Bernhard Gerungan Wenas dan Jeannette Wuysang. Ia lulus nomor satu (terbaik) di SMA Negeri I Manado, kemudian masuk ITB, mengambil ilmu fisika. Sejak menyelesaikan studi doktor di Jepang pada tahun 1994, Wilson tiga kali menjadi peneliti muda terbaik Indonesia dalam bidang teknik dan rekayasa, yaitu tahun 1996, 1997, dan 1998, setelah itu diangkat menjadi juri oleh LIPI. Pada tahun 1998 mendapat penghargaan Dosen Teladan I ITB. Selain itu, ia pernah diundang menjadi ilmuwan tamu di Aritsu Companny, Jepang (1999), dosen tamu di Utrech University, Belanda (2000), dan menjadi pembicara pada seminar fotovoltaik internasional, selain menghasilkan 125 tulisan ilmiah yang sudah termuat di berbagai jurnal akademi tingkat dunia. Untuk disertasi doktornya, Wilson mengembangkan sel surya jenis a-Si (amorf silikon) dan menghasilkan rekor efisiensi tertinggi di dunia, sebesar 12,9 persen. Hasil penelitian ini dianggap terbaik sehingga mendapat penghargaan dari Tokyo Engineering Institute of Technology dan uang 500.000 yen.

Tiga tahun kemudian, ITB membuat thin film light emitting diode dari bahan a-Si, yaitu lapisan tipis yang dapat memancarkan cahaya merah dan kuning, dan biasanya digunakan dalam peralatan seperti TV layar datar dan layar komputer notebook. Walaupun bukan yang pertama di dunia, ini salah satu tonggak terpenting di Indonesia untuk pengembangan teknologi optoelektronik.

H. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan di atas adalah metode Penyebaran Informasi dan praktek langsung. Gabungan kedua metode ini diharapkan mampu untuk menambah Pengetahuan kepada masyarakat bahwa bangunan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga matahari.

Keterkaitan antara tujuan dan metode yang dipakai serta bentuk kegiatan yang direncanakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 01. Keterkaitan Masalah dengan Metode Kegiatan No 1 Tujuan Mengenalkan Panel Surya kepada Masyarakat Presentasi Metode Bentuk Kegiatan - Pemberian informasi dan

penjelasan mengenai manfaat dari penggunaan panel surya sebagai pengganti bahan bakar fosil

Masyarakat dapat

diharapkan

- Memberi

pelatihan

kepada

mengembangkan Praktek langsung

masyarakan tentang tata cara pemasangan dan penggunan panel Surya

penggunaan dari panel surya

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Tabel 02. Jadwal Kegiatan Program Waktu Pelaksanaan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst

No 1

Uraian Kegiatan Persiapan : Penyusunan Proposal Pengajuan Proposal Sosialisasi Program Pengadaan Alat dan Bahan

* * * * *

Pelaksanaan : Survei ke tempat kegiatan Menyebar undangan Seminar Praktek langsung * * * * * *

Pelaporan : Penyusunan Laporan Penyetoran Laporan * * *

I. RANCANGAN BIAYA No Rincian Volume Harga Jumlah

Satuan (Rp) 1 Pemasangan Panel Surya - Sistem dan perangkat - Konsumsi Jumlah Biaya Bahan Habis Pakai 2 Perjalanan : - Biaya survei pelaksana dan dosen - Biaya angkut bahan-bahan dari kota ke lokasi kegiatan Jumlah Biaya Perjalanan 3 Dokumentasi : - Sewa kamera digital - Sewa Handycam - Cetak Foto dari kamera digital - Cetak Kaset ke CD Jumlah Biaya Dokumentasi 4 Pelaporan : - Penyusunan, pengetikan, dan cetak laporan - Penggandaan dan penjilidan laporan Jumlah Biaya Pelaporan TOTAL 10 eks 15.000 1 paket 100.000 1 unit 1 unit 40 lembar 1 kaset 50.000 100.000 2.000 100.000 1 unit 500.000 4x 4 org 50.000 30 Set 100 bks 82.000 8.000

(Rp)

2.460.000 800.000 3.260.000

800.000

500.000 1.300.000

50.000 100.000 80.000 100.000 330.000

100.000

150.000 250.000 5.140.000

J. DAFTAR PUSTAKA

http://solarcellpanel.wordpress.com/tag/solar-panel/

treehugger.com

Publikasi Ilmiah "Peranan energi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan", Direktorat teknologi energi BPPT, Mei 1995, Jakarta.

K. LAMPIRAN I. NAMA ANGGOTA DAN TIM : a) Ketua Pelaksana Program Nama Lengkap Tempat dan Tanggal Lahir N.I.M. / Tahun Angkatan Program Studi Fakultas Universitas : A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana : Denpasar, 31 Oktober 1992 : 1004105006 / 2010 : Teknik Sipil : Teknik : Universitas Udayana

Waktu untuk Kegiatan PKMT : 4 jam / hari

Denpasar,

April 2013

A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana

b) Anggota Pelaksana Program I Nama Lengkap Tempat dan Tanggal Lahir N.I.M. / Tahun Angkatan Program Studi Fakultas Universitas : A.A. Ayu Istri Laksemana Dewi : Denpasar, 18 Mei 1992 : 1004105110 / 2010 : Teknik Sipil : Teknik : Universitas Udayana

Waktu untuk Kegiatan PKMT : 4 jam / hari

Denpasar,

April 2013

A.A. Ayu Istri Laksemana Dewi

c) Anggota Pelaksana Program II Nama Lengkap Tempat dan Tanggal Lahir N.I.M. / Tahun Angkatan Program Studi Fakultas Universitas : I Putu Edi Rusmana : Denpasar, 1 Maret 1994 : 1104105054 / 2011 : Teknik Sipil : Teknik : Universitas Udayana

Waktu untuk Kegiatan PKMT : 4 jam / hari

Denpasar,

April 2013

I Putu Edi Rusmana

II.

NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama NIP Golongan dan Pangkat Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Fakultas/Jurusan Perguruan Tinggi Bidang Keahlian Waktu untuk kegiatan PKM : D.M.Priyantha Wedagama,ST.,MT.,MSc.,PhD. : 19700303 199702 1005 : IIIa \Penata Muda : Lektor Kepala : Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil : Teknik/Teknik Sipil : Universitas Udayana : Transportasi & Sistem Informasi Geografis : 7 bulan

Anda mungkin juga menyukai