Anda di halaman 1dari 6

Indonesia adalah negara dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat.

Qomara (2015)
menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam kebangkitan ekonomi yang sangat baik. Namun, hal ini
tidak diiringi dengan meningkatkan produksi listrik nasional. Upaya Pemerintah Indonesia
memperbaiki kinerja kurangnya pasokan listrik nasional, misalnya melalui Program Percepatan
Pembangkit 10 GW dan Program 35.000 MW belum menunjukkan hasil yang signifikan. Menurut
(Schwab. 2017) dalam Global Competitiveness Report, layanan suplai tenaga listrik Indonesia masih
jauh di bawah Thailand, dan hanya satu tingkat di atas Vietnam. Sebagai informasi lain, (Sulaeman
et al. 2021) menyampaikan pada Gambar 1 bahwa China memiliki PLTS terpasang adalah 376 MW
dan Jepang memiliki PLTS terpasang adalah 23 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih mendominasi pada pasokan listrik nasional hingga
mencapai 47,31% dari kapasitas listrik terpasang sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) baru hanya dimanfaatkan sebesar 0,04% (Gambar 1). Kementerian ESDM melalui Peraturan
Presiden Nomor 18 Tahun 2020 memiliki target strategis nasional yakni Pembangkit Listrik 27.000
MW, Transmisi 19.000 KMS dan Gardu Induk 38.000 MVA. Untuk meningkatkan jumlah pasokan
listrik yang signifikan sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk memanfaatkan area
genangan bendungan yang cukup luas untuk dimanfaatkan sebagai PLTS terapung, di antaranya
adalah bendungan yang dimiliki oleh Kementerian PUPR.
Kelebihan PLTS
Salah satu sisi pembangkit listrik tenaga surya ialah soal kelebihan PLTS yang menjadi daya tariknya, yaitu sebagai berikut.
1. Energi Melimpah
Kelebihan pembangkit listrik tenaga surya terpenting adalah energi yang dihasilkan didapat dari sumber yang benar berlimpah yaitu matahari.
Matahari tidak akan ada habisnya, tidak seperti beberapa sumber energi lain meski matahari akan tersedia setidaknya selama 5 miliar tahun kedepan.
2. Mengurangi Tagihan
Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya adalah tagihan listrik bulanan akan turun atau minimal hanya membayar biaya beban bulanan. Bahkan bisa tidak sama
sekali jika Anda menggunakan PLTS offgrid. Terlebih jika sebagian atau seluruh kebutuhan energi di rumah menggunakan listrik yang dihasilkan dari PLTS.
penghematan anggaran tentu saja tergantung pada ukuran kapasitas PLTS yang dibangun.
3. Tambahan Penghasilan
Tidak hanya akan menghemat tagihan listrik, tetapi juga ada kemungkinan untuk menerima pembayaran atas kelebihan energi yang dijual kembali ke jaringan PLN.
Jika PLTS menghasilkan lebih banyak listrik daripada yang digunakan maka dapat diekspor ke PLN.
4. Beragam Keperluan
Energi matahari dapat digunakan untuk berbagai tujuan, baik itu untuk menghasilkan listrik atau panas. Energi matahari dapat digunakan untuk menghasilkan listrik di
daerah yang tidak memiliki akses ke jaringan PLN.
Untuk menyaring air dengan persediaan air bersih yang terbatas dan untuk menggerakkan satelit di luar angkasa. Energi matahari juga dapat diintegrasikan ke dalam
material yang digunakan untuk bangunan, seperti memasang panel surya di atap dan jendela.
5. Perawatan Mudah
Sistem tenaga surya umumnya tidak membutuhkan banyak perawatan, hanya perlu menjaganya tetap bersih dan membersihkannya beberapa kali dalam setahun. Selain
itu, karena tidak ada bagian yang bergerak maka tidak akan ada keausan.
Meskipun, ada inverter yang biasanya menjadi bagian yang perlu diganti setelah 5-10 tahun karena terus bekerja mengubah energi matahari menjadi listrik. Selain
inverter, kabel juga perlu perawatan untuk memastikan sistem tenaga surya bekerja dengan efisiensi.
6. Teknologi Terbaru
Teknologi dalam industri tenaga surya terus berkembang dan peningkatannya akan semakin intensif di masa depan. Inovasi dalam fisika kuantum dan nanoteknologi
berpotensi dapat meningkatkan efektivitas panel surya dan bahkan dapat menggandakannya hingga tiga kali lipat dari input listrik panel surya.
Kekurangan PLTS
Sebelum memutuskan memasang panel surya di rumah, ketahui beberapa kekurang PLTS berikut ini.
1. Biaya Awal Tinggi
Kekurangan pembangkit listrik tenaga surya adalah biaya awal untuk membeli komponen tenaga surya yang masih cukup mahal, termasuk untuk membeli panel surya, rak, scc,
inverter, baterai, dan kabel.
Namun, teknologi tenaga surya terus berkembang yang menunjukkan bahwa harga komponen PLTS akan terus turun di masa akan datang khususnya harga panel surya.
2. Ketergantungan Cuaca
Meskipun energi matahari masih dapat diperoleh saat mendung dan hujan, namun efisiensinya mengalami penurunan. Kelemahan PLTS saat cuaca mendung akan menghasilkan
energi lebih sedikit dibanding cuaca cerah.
Apabila beberapa hari mendung dan hujan, maka cadangan listrik bisa jadi tidak akan mencukupi untuk pasokan semua perangkat elektonik di rumah.
Jika ingin tetap menggunakan energi matahari saat malam maka Anda harus memasang baterai untuk menyimpan daya saat panel surya memproduksi listrik dari pagi hingga sore.
3. Baterai Mahal
Energi matahari dapat langsung digunakan atau disimpan ke baterai. Bank baterai dipakai pada PLTS sistem off grid dan hybrid, dimana pengisian baterai dapat dilakukan dari pagi
hingga sore hari.
Dengan begitu energi yang disimpan dapat digunakan saat malam tiba. Cara ini merupakan pilihan yang tepat agar dapat menggunakan energi matahari sepanjang hari.
Meski biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal untuk mendapatkan baterai dalam jumlah yang banyak. Apabila ingin berhemat, lebih baik memasang PLTS on grid dimana energi
matahari digunakan dari pagi sampai sore sementara listrik PLN digunakan saat malam.
4. Butuh Ruangan
Semakin banyak listrik yang ingin dihasilkan, semakin banyak panel surya yang diperlukan, karena sinar matahari harus dikumpulkan sebanyak mungkin.
Akibatnya butuh banyak ruang dan atap yang besar untuk memuat sejumlah panel surya. Alternatif lainnya bisa memasang beberapa panel surya di halaman rumah atau memasang
lebih sedikit untuk tetap memenuhi sebagian kebutuhan listrik.
5. Limbah dan Polusi
Meskipun polusi yang terkait dengan sistem energi matahari jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi lain. Ada beberapa bahan beracun dan berbahaya yang digunakan
selama proses pembuatan panel surya.z
Secara tidak langsung bahan tersebut dapat menciptakan limbah di kemudian hari. Namun demikian, polusi energi matahari jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi
alternatif lainnya. Perlu diketahui bahwa kelebihan dan kekurangan PLTS tersebut bersifat umum bagi semua sistem baik On Grid, Off Grid, dan Hybrid yang semuanya memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) PLTS Terapung Cirata ini,
PLN Nusantara berkontribusi dalam terwujudnya Net Zero
Emission di tahun 2060.
Energi alternatif selalu bertumbuh dengan pesat dikarenakan pertumbuhan dan permintaan energi di dunia terus berkembang. Dengan kebutuhan energi yang semakin
meningkat bahan fosil lama kelamaan akan menipis dan habis, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya adalah energi
matahari yang dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya ( solar photovoltaic panel ). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata merupakan
pembankit listrik terbesar di pulau Jawa dengan kapasitas 1 MWp, dengan luas kurang lebih 1 hektar. Panel surya yang digunakan yaitu jenis thin film dengan tipe CIS (Copper
Indium Selenium). Ada tiga penempatan instalasi panel surya di PLTS Cirata yaitu sistem di atas tanah (ground mounted), rooftop, dan parking shade dipasang menghadap ke
arah terbit matahari dengan sudut kemiringan 10 ? dari atas tanah. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data produksi harian dengan intensitas data base per-30 menit,
data iradiasi, data temperatur panel surya serta faktor lingkungan. Sehinga didapatkan hasil perbandingan produksi energi panel surya dengan kapasitas masing-masing
percobaan sebesar 20kW, terjadi perbedaan output produksi yaitu energi maksimal sebesar 87,9 kWh pada ground mounted, 83,81 kWh pada parkingshade, dan 81,39 kWh
pada rooftop. Sehingga panel surya yang terpasang diatas tanah menghasilkan energy yang lebih optimal di Pembangkit Listrik Tenaga Surya Cirata 1 MWp.
Pemanfaatan genangan waduk ini akan menghilangkan kebutuhan lahan yang luas pada
pengaplikasian PLTS konvensional, sehingga dapat secara signifikan mengurangi biaya yang
dibutuhkan.
Sampai saat ini, Indonesia belum punya pengalaman yang cukup dalam pemanfaatan genangan
waduk untuk PLTS meskipun potensi untuk pemanfaatan PLTS merupakan peluang yang sangat
besar dalam mendukung keperluan pasokan listrik di Indonesia. Sebagai gambaran, ilustrasi sistem
PLTS terapung dapat dilihat pada Gambar

Melihat potensi PLTS terapung yang besar,


khususnya di Indonesia, beberapa investor telah melakukan studi untuk membangun PLTS dengan
memperhatikan kaidah keamanan bendungan serta perundang-undangan yang ada. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia telah memiliki peraturan yakni
Peraturan Menteri PUPR No. 6 tahun 2020, Pasal 105, ayat (6) menyatakan bahwa pemanfaatan
ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat dilakukan untuk kegiatan pariwisata, kegiatan
olahraga, budi daya perikanan dan pembangkit listrik tenaga surya terapung. Perlu dicatat bahwa
untuk pemanfaatan area genangan waduk juga diatur di dalam Peraturan Menteri PUPR tersebut,
dimana luas permukaan daerah genangan waduk yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
tenaga surya terapung paling tinggi 5% (lima persen) dari luas permukaan genangan waduk pada
muka air normal. Terkait pedoman pembangunan PLTS terapung, hingga saat studi ini dilakukan dan
ditulis, belum didapati pedoman teknis dalam bidang sumber daya air dalam rangka membangun
PLTS terapung pada area genangan waduk dan tampungan air lainnya.
Selain itu, belum didapati penelitian ilmiah yang melakukan evaluasi kuantitatif teknis dan non
teknis dari pembangunan PLTS terapung ini pada area genangan waduk di Indonesia.
Kesimpulan
Telah dilakukan review terhadap pembangunan PLTS terapung di berbagai negara, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan. Tidak hanya informasi kesuksesan terhadap pembangunan
PLTS terapung, namun juga kegagalan yang mungkin akan terjadi selama proses pengoperasiannya.
Untuk itu, pada studi ini kami menyimpulkan beberapa hal yang penting dilakukan dalam
merencanakan PLTS terapung. Penyusunan rencana PLTS terapung di genangan waduk memerlukan
aspek teknis dan sosial yang perlu dievaluasi. Dalam hal teknis, beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penempatan panel PLTS terapung adalah inflow, velocity, tinggi gelombang,
distribusi sedimen melayang, dan angin kencang. Selain itu, lokasi penempatan PLTS terapung tidak
dekat dengan lokasi spillway pada bendungan. Pada aspek sosial, keterlibatan dan pelaksanaan
koordinasi yang baik antara stakeholder dan pihak terkait sangat perlu dalam tahap perencanaan,
terutama meyakinkan masyarakat terhadap penerimaan PLTS terapung.

Anda mungkin juga menyukai