Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

METODE PENELITIAN
vancouver

YOGA BRAMASTA SIDABUTAR


F44117112
KELAS B
Studi Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

“Konsumsi energi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik diperkirakan
dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020”(1). Energi alternatif dan yang
terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini
disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional
dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara
yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya
upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)(1).

“Jika melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini, penggunaan energi
diprediksikan akan meningkat sebesar 70% antara tahun 2000 sampai 2020. Sumber energi
yang berasal dari fosil, yang saat ini menyumbang 87,7% dari total kebutuhan energi dunia
diperkirakan akan mengalami penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber
cadangan baru. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan
hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk
batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan
energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar
4,3%), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan
membuat tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang
terbaharukan”(1).

“Indonesia bebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang tinggi dengan
radiasi harian rata-rata (insolasi) sebesar 4,5 kWh/m2/hari”(2). Potensi ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang murah dan tersedia sepanjang tahun.
Disamping itu, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menyebabkan
masih banyaknya daerah terpencil yang belum terjangkau listrik PLN. Oleh karena itu
penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memanfaatkan potensi
energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi tersebut merupakan solusi yang tepat(2).

“Penerapan teknologi tenaga surya untuk kebutuhan listrik daerah terpencil dapat
dilakukan dengan berbagai macam sistem pembangkit listrik tenaga surya, seperti
pembangkit listrik hybrida yaitu gabungan antara sumber energi surya dengan sumber energi
lainnya, yang paling umum adalah penggabungan energi surya dengan energi mesin diesel
atau sumber energi mikro-hydro. Sistem tenaga surya lainnya adalah “Solar Home System”
(SHS), yang terdiri dari panel modul surya, baterai, alat pengontrol dan lampu, sistem ini
dipasang pada masing-masing rumah dengan modul fotovoltaik dipasang diatas atap rumah.
Sistem ini biasanya mempunyai modul fotovoltaik dengan kapasitas daya 50 Wp dimana
pada radiasi matahari rata-rata harian 4,5 Kwh/m2 akan menghasilkan energi kurang lebih
125 s/d 130 watt-jam. Kendala penerapan SHS adalah harga yang masih relatif mahal untuk
masyarakat terpencil dan miskin”(3).

“Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang
dapat merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan
menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis”(4). Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan
cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi
penghantar(4).
Sel surya merupakan komponen piranti elektronika yang mengkonversi energi
matahari menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC). Piranti modul surya
(fotovoltaic) ialah sejumlah sel surya yang dirangkai baik seri maupun paralel digunakan agar
dapat meningkatkan tegangan serta arus yang dihasilkan sehingga dapat dimanfatkan pada
sistem catu daya beban. Intensitas (iradiasi) matahari dapat mempengaruhi kualitas daya, jika
intensitas cahaya tidak maksimal maka daya yang dihasilkan juga tidak maksimal begitu pula
berlaku untuk sebaliknya. Penggunaan sudut pada panel surya juga dapat mepengaruhi hasil
iradiasi yang diterima. Selain itu faktor kebersihan pada panel juga mempengaruhi iradiasi
yang diterima oleh panel surya, jika permukaan berdebu maka akan mengurangi intensitas
radiasi yang masuk(5).

Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam menggunakan panel surya, berikut ini
keunggulan dalam penggunaan Panel Surya(5):
1. Panel surya termasuk ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca
yang berbahaya, seperti karbon dioksida. Panel surya juga tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim.
2. Panel surya memanfaatkan energi matahari, dan matahari adalah sumber energi yang
paling berlimpah di planet bumi.
3. Panel surya berbiaya perawatan atau pemeliharaan yang sangat rendah serta mudah
dipasang.
4. Dibeberapa negara, pemilik rumah yang menggunakan panel surya mendapat insentif yang
menguntungkan bagi pemilik rumah itu sendiri.
5. Efisiensi masa pakai panel surya umumnya selama 20 tahun sehingga tidak kehilangan
banyak efisiensi dalam masa pakai tersebut.
6. Karena efisiensi diatas 20 tahun, secara otomatis penggunaan panel surya memberikan
menggaransi bagi penggunanya dalam penghematan penggunaan biaya listrik / energi.

Sedangkan kelemahan dalam menggunakan panel surya adalah(5):


1. Walaupun beberapa pabril panel surya telah menurunkan harga namun secara umum harga
panel surya masih relatif mahal.
2. Salah satu penyebab alasan orang tidak menggunakan panel surya adalah karena efisiensi
paner surya rata-rata kurang dari 20% sehingga efisiensi panel surya masih perlu untuk
ditingkatkan lagi secara signifikan, walaupun begitu sumber energi dari matahari adalah
sumber energi gratis yang disediakan alam untuk kita.
3. Bahan yang digunakan dalam pembuatan panel surya terbuat dari beberapa bahan yang
tidak ramah lingkungan, seperti material silikon.
4. Limbah panel surya jika tidak berhati-hati dalam mendaur ulang panel surya akan
menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitarnya, karena limbah yang dihasilkan
memiliki kandungan selenium, silikon dan lainnya sehingga kandungan-kandungan tersebut
merupakan gas rumah kaca yang ada pada panel surya.
DAFTAR PUSTAKA
Vancouver

1. Asy H, Purnama M. PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN. Seminar
Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan. 2011.

2. Bachtiar M. PROSEDUR PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA UNTUK


PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM).

3. Sanubary I, Putu P, Santoso A, Mahmuda D, Sambas PN. Pembuatan Instalasi Panel Surya pada
Sistem Hidroponik di Desa Dalam Kaum. Vol. 4, WIDYABHAKTI JURNAL ILMIAH POPULER.

4. Samsurizal S, Aji MT, M KT. Pemanfaatan Tenaga Surya Pada Photovoltaic Jenis Polycristaline Untuk
Catu Daya Tanaman Hidroponik. ENERGI & KELISTRIKAN. 2021 Jun 22;13(1):58–66.

5. Setiawan D, Eteruddin H, Siswati L, Teknik Elektro P, Teknik F, Lancang Kuning U, et al. Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Tanaman Hidroponik. Vol. 14, Jurnal Teknik. 2020.

Anda mungkin juga menyukai