PENDAHULUAN
DASAR TEORI
Sel bahan bakar adalah alat yang mampu membangkitkan arus listrik dengan memanfaatkan
adanya reaksi kimia. Setiap sel bahan bakar memiliki dua elektroda, satu positif dan yang lainnya
negatif, yang lazim disebut anoda dan katoda. Reaksi yang menghasilkan listrik adalah reaksi
yang terjadi pada elektroda. Setiap sel bahan bakar juga memiliki elektrolit yang membawa
partikel-partikel berlistrik dari satu elektroda ke elektroda lainnya. Pada setiap sel bahan bakar
juga terdapat katalis yang berfungsi mempercepat reaksi pada elektroda. Dan yang paling
menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang yang berbahaya bagi manusia maupun
lingkungan alam. Hidrogen adalah bahan dasar bahan bakar,tapi sel bahan bakar ini juga
membutuhkan oksigen. Salah satu daya tarik sel bahan bakar ini adalah bahwa sel bahan bakar
mampu membangkitkan listrik dengan dampak polusi yang sangat kecil. Hidrogen dan oksigen
yang digunakan untuk membangkitkan listrik,akhirnya bereaksi menghasilkan suatu bentuk zat
yang aman (tidak merusak),yaitu air.
Salah satu hal penting dalam hal ini adalah,sebuah sel bahan bakar mampu
membangkitkan listrik searah (DC) dalam jumlah sangat sedikit. Dalam kenyataannya banyak sel
bahan bakar disusun menjadi suatu ‘stack’ (susunan/kumpulan sel-sel) untuk menghasilkan listrik
energi yang besar.
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat,kebutuhan akan bahan
bakar semakin meningkat, sdangkan cadangan bahan bakar minyak yang ada di perut bumi
semakin menipis dan suatu saat nanti akan habis. Oleh karena itu berbagai kemampuan manusia
dikerahkan untuk mencari sumber energi baru untuk menggantikan sumber energi dari bahan
bakar minyak atau bahan bakar fosil. Suatu sumber energi alternatif yang memiliki keunggulan
terbaik adalah “sel bahan bakar oksida padat” atau “solid oxide fuel cell”, yang selanjutkan dapat
kita sebut saja “fuel cell”. Keunggulannya adalah menggunakan elektroda-elektroda yang tidak
mahal, dan elektrolit padat. Energi yang dihasilkan adalah energi listrik yang mudah diubah ke
bentuk energi lain. Dan yang paling menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang
yang berbahaya bagi manusia maupun lingkungan alam. (Setyabudi, 2015)
Problem utama dalam pemanfaatan energi surya adalah faktor siang dan malam yang selalu
bergantian datangnya sehingga kontinuitas perolehan energi surya selalu terputus pada malam
hari. Meskipun demikian manusia dapat memanfaatkan baik secara langsung maupun tak dapat
secara langsung menggunakan bahan bakar alami yang ada dibumi, untuk menginformasikan
adanya alat
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
langsung dengan bantuan pesawat-pesawat pengubah energi, yang mengubah energi surya
menjadi tenaga listrik, tenaga mekanis dan pemanas air pada saat matahari sedang bercahaya.
Dan yang paling menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang yang berbahaya bagi
manusia maupun lingkungan alam.
Saat ini energi surya dimanfaatkan baik dengan teknologi sederhana maupun canggih.
Konversi energi surya dibedakan menjadi:
1. Sumber tenaga listrik dari energi surya
2. Tenaga mekanis dari energi surya
3. Sistem pemanas air/udara melalui tenaga surya
Pembangkit listrik energi surya dalam pelaksanaannya dibagi atas 4 metode, antara lain:
1. Dengan sistem photovoltaic
2. Dengan sistem konversi photoelektrokemis
3. Dengan sistem penerima termal surya terditribusi
4. Dengan sistem penerima termal surya secara sentral
Sel surya dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat secara
langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Alat ini digunakan
secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera maupun digabung seri maupun
paralel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat penghasil
tenaga listrik.
Hampir semua sel surya dibuat dari bahan silicon berkristal tunggal. Bahan ini sampai
saat ini masih menduduki temapt paling atas dari urutan biaya pembuatannya bila dibandingkan
dengan energi listrik yang diproduksi oleh pesawat-pesawat konvensional. Hal ini disebabkan
oleh harga silikon murni yan masih mahal. Meskipun berbahan dasar pasir silikon (SiO2), tetapi
untuk membuatnya diperlukan biaya produksi yang tinggi.
Konversi dari tenaga surya menjadi tenaga listrik melalui sel surya adalah melalui tahapan
proses berikut:
1. Absorpsi cahaya dalam semikonduktor
2. Membangkitkan serta memisahkan muatan positif dan negatif bebas ke daerah-daerah lain
dari sel surya, untuk membangkitkan tegangan dalam sel surya
3. Memindahkan muatan-muatan yang terpisah tersebut ke terminal-terminal listrik dalam
bentuk aliran tenaga listrik.
Alat ini digunakan untuk kontrol instrumen elektronik pada satelit komunikasi pertama
(Early Bird), dengan kekuatan terpasang sebesar 75 Watt. Roket Vanguard I yang diluncurkan
tahun 1958 membawa satelit generator photovoltaic sebagai pendukung daya listrik utama,
sedangkan satelit Intelsat IV menggunakan generator photovoltaic berkekkuatan 600 Watt.
Skylab yang menggunakan 312.000 sel surya dapat menghasilkan tenaga listrik untuk daerah-
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
daerah terpencil, dapat digunakan untuk menyuplai lisrik untuk keperluan rumah tangga, indutri,
pertanian, dan irigasi.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2.2 Tenaga Hidrogen
1. Disiapkan semua peralatan percobaan
2. Diletakkan fuel cell pada posisi terbalik di permukaan yang datar
3. Dilepaskan stopper yang ada pada silinder fuel cell
4. Dituangkan air terdistilasi pada kedua silinder penyimpanan hingga air sejajar
dengan tabung kecil di tengah silinder
5. Disentuh perlahan fuel cell untuk membantu air mengalir menuju area di sekitar
membran dan pelat besi pengumpul air
6. Ditambahkan air hingga meluber ke tabung pada silider
7. Dipasang kembali stopper pada silinder. Pastikan tidak ada udara pada silinder
tersebut
8. Jika fuel cell lama tidak digunakan, biarkan terbalik selama 20 menit; jika baru saja
digunakan, kembalikan ke posisi semula
9. Dipasang kabel merah pada terminal warna merah dan kabel hitam pada terminal
warna hitam pada hand generator
10. Disejajarkan panel surya dengan sumber cahaya, menjaga jarak minimum 20 cm
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
11. Dinyalakan lampu
12. Ketika silinder penyimpanan hidrogen mulai terisi lebih dari 12 ml
13. Dimatikan lampu
14. Dicabut kabel dari fuel cell
15. Dengan terminal warna merah dan warna hitam menghadap ke depan mobil,
dipasangkan fuel cell pada tempat yang disediakan hingga terdengar bunyi klik
16. Disambungkan jack warna merah dengan terminal positif dan jack warna hitam
dengan terminal negatif
17. Dijalankan mobil
18. Diukur jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB IV
3ml 200
5ml 391
8ml 450
10ml 575
13ml 681
Daya-VS-Tegangan
0.03
0.03
0.03
0.02
0.02
0.02
Daya (W)
0.02 0.01
0.01
0.01 0.01
0.01
0.01
0
0
0
0.06 0.09 0.13 0.16 0.18 0.21 0.23 0.25 0.29 0.3
Tegangan (Volt)
0,009
Slope = |∆∆WV |= |0,014−0,005
0,21−0,129 | =
0,081
= 0,111
3 200
5 391
8 450
10 575
13 681
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
14 13
12
Volume-VS-Waktu
10
10
8
Volume (ml)
6 5
4 3
0
200 391 450 575 600
Waktu (s)
5.2 Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi nilai arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya adalah
besarnya sudut pencahayaan dari sumber cahaya ke panel. Sudut pencahayaan dan nilai
arus yang dihasilkan memiliki hubungan berbanding terbalik, semakin besar sudut
pencahayaan maka semakin kecil arus yang dihasilkan, dengan demikian daya listrik yang
dihasilkan juga semakin kecil karena daya listrik berbanding lurus dengan arus.
2. Ketika cahaya mengenai permukaan panel surya, dengan waktu tertentu, maka foton-
foton akan terurai menjadi elektron-elektron, sehingga elekton akan mengalir pada
permukaan panel surya tersebut dan kemudian menimbulkan arus. Semakin lama cahaya
mengenai panel maka semakin besar arus yang dihasilkan. Arus yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh sudut pencahayaan dari sumber cahaya ke arah panel surya.
3. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pengaruh volume atau banyaknya kadar
hidrogen yang digunakan pada mobil dengan jarak yang ditempuh adalah berbanding
lurus, artinya semakin banyak hidrogen yang digunakan pada mobil, maka semakin jauh
jarak yang ditempuh mobil dan sebaliknya, semakin sedikit kandungan hidrogen yang
digunakan pada mobil maka semakin kecil jarak yang ditempuh mobil.
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih dahulu mempelajari materi praktikum.
2. Sebaiknya praktikan aktif dalam praktikum.
3. Sebaiknya asisten tetap bersikap ramah terhadap praktikan.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
DAFTAR PUSTAKA
Tenaga Hidrogen