Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir semua
aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup.
Dewasa ini dan beberapa tahun ke depan, manusia masih akan tergantung pada sumber
energi fosil karena sumber energi fosil inilah yang mampu memenuhi kebutuhan energi
manusia dalam skala besar. Sedangkan sumber energi alternatif/terbarukan belum dapat
memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat
keekonomian yang belum bisa bersaing dengan energi konvensional.
Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber energy
fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil. Melihat
kondisi tersebut maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang intensif untuk mencari,
mengoptimalkan dan menggunakan sumber energi alternatif / terbarukan. Hasil penelitian
tersebut diharapkan mampu mengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
penggunaan energi fosil. Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi
perhatian besar pada banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen. Hidrogen
diproyeksikan oleh banyak negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah
lingkungan dan lebih efisien.
Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cells)
menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan tidak polusi, sehingga
menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di dunia, industri otomotif
maupun pemerintahan. Untuk itu dalam pratikum kali ini yakni orientasi panel surya dan
tenaga hidrogen, kita akan meneliti pengaruh dari sudut pencahayaan terhadap daya listrik
yang dihasilkan panel surya.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai arus listrik yang dihasilkan oleh
panel surya.
2. Untuk mengetahui orientasi dari panel surya terhadap sumber cahaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh volume hidrogen terhadap jarak lintasan mobil.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB II

DASAR TEORI

Sel bahan bakar adalah alat yang mampu membangkitkan arus listrik dengan memanfaatkan
adanya reaksi kimia. Setiap sel bahan bakar memiliki dua elektroda, satu positif dan yang lainnya
negatif, yang lazim disebut anoda dan katoda. Reaksi yang menghasilkan listrik adalah reaksi
yang terjadi pada elektroda. Setiap sel bahan bakar juga memiliki elektrolit yang membawa
partikel-partikel berlistrik dari satu elektroda ke elektroda lainnya. Pada setiap sel bahan bakar
juga terdapat katalis yang berfungsi mempercepat reaksi pada elektroda. Dan yang paling
menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang yang berbahaya bagi manusia maupun
lingkungan alam. Hidrogen adalah bahan dasar bahan bakar,tapi sel bahan bakar ini juga
membutuhkan oksigen. Salah satu daya tarik sel bahan bakar ini adalah bahwa sel bahan bakar
mampu membangkitkan listrik dengan dampak polusi yang sangat kecil. Hidrogen dan oksigen
yang digunakan untuk membangkitkan listrik,akhirnya bereaksi menghasilkan suatu bentuk zat
yang aman (tidak merusak),yaitu air.
Salah satu hal penting dalam hal ini adalah,sebuah sel bahan bakar mampu
membangkitkan listrik searah (DC) dalam jumlah sangat sedikit. Dalam kenyataannya banyak sel
bahan bakar disusun menjadi suatu ‘stack’ (susunan/kumpulan sel-sel) untuk menghasilkan listrik
energi yang besar.
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat,kebutuhan akan bahan
bakar semakin meningkat, sdangkan cadangan bahan bakar minyak yang ada di perut bumi
semakin menipis dan suatu saat nanti akan habis. Oleh karena itu berbagai kemampuan manusia
dikerahkan untuk mencari sumber energi baru untuk menggantikan sumber energi dari bahan
bakar minyak atau bahan bakar fosil. Suatu sumber energi alternatif yang memiliki keunggulan
terbaik adalah “sel bahan bakar oksida padat” atau “solid oxide fuel cell”, yang selanjutkan dapat
kita sebut saja “fuel cell”. Keunggulannya adalah menggunakan elektroda-elektroda yang tidak
mahal, dan elektrolit padat. Energi yang dihasilkan adalah energi listrik yang mudah diubah ke
bentuk energi lain. Dan yang paling menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang
yang berbahaya bagi manusia maupun lingkungan alam. (Setyabudi, 2015)
Problem utama dalam pemanfaatan energi surya adalah faktor siang dan malam yang selalu
bergantian datangnya sehingga kontinuitas perolehan energi surya selalu terputus pada malam
hari. Meskipun demikian manusia dapat memanfaatkan baik secara langsung maupun tak dapat
secara langsung menggunakan bahan bakar alami yang ada dibumi, untuk menginformasikan
adanya alat
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
langsung dengan bantuan pesawat-pesawat pengubah energi, yang mengubah energi surya
menjadi tenaga listrik, tenaga mekanis dan pemanas air pada saat matahari sedang bercahaya.
Dan yang paling menjanjikan adalah tidak menimbulkan emisi gas buang yang berbahaya bagi
manusia maupun lingkungan alam.
Saat ini energi surya dimanfaatkan baik dengan teknologi sederhana maupun canggih.
Konversi energi surya dibedakan menjadi:
1. Sumber tenaga listrik dari energi surya
2. Tenaga mekanis dari energi surya
3. Sistem pemanas air/udara melalui tenaga surya
Pembangkit listrik energi surya dalam pelaksanaannya dibagi atas 4 metode, antara lain:
1. Dengan sistem photovoltaic
2. Dengan sistem konversi photoelektrokemis
3. Dengan sistem penerima termal surya terditribusi
4. Dengan sistem penerima termal surya secara sentral
Sel surya dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat secara
langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Alat ini digunakan
secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera maupun digabung seri maupun
paralel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat penghasil
tenaga listrik.
Hampir semua sel surya dibuat dari bahan silicon berkristal tunggal. Bahan ini sampai
saat ini masih menduduki temapt paling atas dari urutan biaya pembuatannya bila dibandingkan
dengan energi listrik yang diproduksi oleh pesawat-pesawat konvensional. Hal ini disebabkan
oleh harga silikon murni yan masih mahal. Meskipun berbahan dasar pasir silikon (SiO2), tetapi
untuk membuatnya diperlukan biaya produksi yang tinggi.
Konversi dari tenaga surya menjadi tenaga listrik melalui sel surya adalah melalui tahapan
proses berikut:
1. Absorpsi cahaya dalam semikonduktor
2. Membangkitkan serta memisahkan muatan positif dan negatif bebas ke daerah-daerah lain
dari sel surya, untuk membangkitkan tegangan dalam sel surya
3. Memindahkan muatan-muatan yang terpisah tersebut ke terminal-terminal listrik dalam
bentuk aliran tenaga listrik.
Alat ini digunakan untuk kontrol instrumen elektronik pada satelit komunikasi pertama
(Early Bird), dengan kekuatan terpasang sebesar 75 Watt. Roket Vanguard I yang diluncurkan
tahun 1958 membawa satelit generator photovoltaic sebagai pendukung daya listrik utama,
sedangkan satelit Intelsat IV menggunakan generator photovoltaic berkekkuatan 600 Watt.
Skylab yang menggunakan 312.000 sel surya dapat menghasilkan tenaga listrik untuk daerah-
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
daerah terpencil, dapat digunakan untuk menyuplai lisrik untuk keperluan rumah tangga, indutri,
pertanian, dan irigasi.

Gambar 2.2 Sistem pompa energi matahari untuk irigasi


Telah disebutkan bahwa efisiensi maksimum yang dapat dicapai secara teoritis dari
generator photovoltaic adalah 25% sedang dalam pelaksanaanya bahkan berkurang hingga 15%
saja. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain:
1. Adanya kerugian pantulan pada permukaan sel surya yang tidak dapat dihindari
2. Daya penyerapan yang kurang sempurna
3. Ikatan pada pasangan lubang elektron yang kurang sempurna
4. Timbulnya tahanan dalam secara seri yang menyebabkan tambahan lengkung degradasi
5. Suatu faktor tegangan
Berbeda dengan generator photovoltaic yang menggunakan elemen silikon (sistem
kering), pada sistem ini konversi photoelektrokemis energi surya diubah melalui elektrolisa air
(sistem basah) di mana melalui alat konverter tersebut ditumbuhkan tenaga listrik dan tenaga
kemis yang berupa gas hidrogen sebagai bahan bakar. Kalau sistem generator listrik, baik
photovoltaic maupun konversi photoelektrokemis, mengolah gelombang sinar elektromagnetik
menjadi tenaga listrik, dalam sistem ini gelombang sinar thermisnya yang diubah menjadi tenaga
listrik melalui konsentrator thermis pemanas fluida sebagai media utama penggerak turbin yang
berfungsi menggerakkan generator listrik.
Dalam pelaksanaannya dibedakan antara sistem penerima kalor melalui kolektor-kolektor
pelat datar dan sistem penerima kalor yang difokuskan pada saluran-saluran pipa
pemanas/penguap melalui konsentrator berbentuk parabola. Pada pesawat sistem penerima kalor
yang berbentuk pelat datar, pipa-pipa penguap berada di bawah pelat-pelat datar penyerap utama
kalor thermis dari energi surya, di mana suhu yang dapat dicapai berkisar antara 121°C sampai
dengan 538°C sehingga lebih menguntungkan dan lebih efisiensi pula.
Cara kerja dari kedua pesawat adalah sama, yakni memanaskan fluida baik yang berupa
air, natrium, maupun gas helium sebagai media utama penggerak turbin. Untuk pesawat yang
menggunakan air, uap yang terjadi ditampung dalam suatu drum kolektor untuk kemudian
didistribusikan ke pesawat-pesawat turbin penggerak generator listrik. (Pudjanarsa, 2006)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Sebagian besar sel bahan bakar operasional adalah sel bahan bakar suhu rendah yang
menggunakan hidrogen dan oksigen sebagai reaktan. Sebagian besar sel ini beroperasi pada suhu
di bawah 500 K, dan sementara menurunkan suhu operasi meningkatkan efisiensi konversi, laju
oksidasi atau output daya sel dapat ditingkatkan dengan meningkatkan tekanan sistem dan / atau
suhu.
              Sel bahan bakar redoks adalah sel bahan bakar oksigen hidrogen yang berbeda dari sel
bahan bakar normal di mana reaksi kimia tidak terjadi pada elektron . Sel redoks memiliki dua
larutan elektrolit yang dipisahkan oleh membran penukar ion dan gas reaktan digelembungkan
melalui masing-masing elektrolit. Sel ini secara inheren kurang efisien daripada sel konvensional
tetapi memiliki resistensi dan kerugian polarisasi yang lebih rendah dan berpotensi kepadatan
arus yang lebih tinggi. Keuntungan utama sel ini adalah dapat beroperasi pada reaktan yang
relatif tidak murni.
              Banyak penelitian sedang dilakukan pada pengembangan sel bahan bakar suhu tinggi
yang dapat digunakan untuk beroperasi dengan bahan bakar tidak murni dan murah, seperti
hidrokarbon. Untuk memanfaatkan bahan bakar hidrokarbon, pertama-tama harus dipecah
menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Penggunaan dua gas bahan bakar (karbon monoksida
dan hidrogen) dalam sel bahan bakar mempersulit pemilihan elektrolit dalam sistem ini. Selain
itu, karena sistem ini beroperasi pada suhu hingga 1200 K, itu menghalangi penggunaan elektrolit
berair dan lainnya untuk elektrolit padat atau garam cair. Dua kemungkinan elektrolit untuk
sistem ini adalah campuran oksida atau semacam garam karbonat (CO3).
              Setiap sel bahan bakar yang berhasil harus memenuhi dua persyaratan utama yaitu
invarian dan persyaratan reaktivitas. Persyaratan invarian menentukan bahwa sistem harus
dirancang untuk beroperasi secara andal untuk jangka waktu yang lama. Tidak boleh ada
keracunan katalis oleh kotoran dalam reaktan, tidak ada penyumbatan pori-pori elektroda, tidak
ada gelembung melalui reaktan, dan tidak ada interdifusi og reaktan.
              Persyaratan reaktivitas berkaitan dengan memperoleh energi maksimum yang mungkin
dari reaksi kimia pada laju reaksi yang relatif tinggi. Jadi, penting bahwa semua atom bahan
bakar teroksidasi sepenuhnya selama operasi sel. Laju reaksi juga dapat ditingkatkan dengan
menggunakan elektroda berpori yang diambil untuk meningkatkan laju reaksi biasanya
bertentangan dengan persyaratan invarian.
              Sejumlah sel bahan bakar telah berhasil digunakan untuk aplikasi khusus. Sistem ini
telah digunakan secara luas dalam program luar angkasa untuk aplikasi jangka pendek yang
relatif seperti penerbangan ruang angkasa berawak dan misi Apollo ke bulan. Sayangnya, sel
bahan bakar belum berkembang ke titik di mana mereka dapat memasok energi listrik ekonomis
dalam jumlah besar secara efisien untuk jangka waktu yang lama. Bahkan, beberapa orang yang
bekerja di bidang ini memiliki keraguan bahwa sel bahan bakar akan pernah memenuhi aplikasi
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
tertentu itu. Energi elektromagnetik dapat dikonversi langsung menjadi energi listrik dalam sel
fotovoltaik, yang biasa disebut sel surya. Seperti sel bahan bakar , efisiensi konversi maksimum
sistem ini tidak dibatasi oleh efisiensi siklus mesin panas yang dapat dibalik secara eksternal.
Namun demikian, konversi energi matahari menjadi energi listrik terbatas pada efisiensi konversi
yang relatif rendah.
              Prinsip pengoperasian sel fotovoltaik ditemukan oleh Adams and Day pada tahun 1876,
menggunakan selenium. Pada tahun 1919, Coblenz menemukan bahwa tegangan diinduksi antara
daerah yang diterangi dan gelap kristal semikonduktor. Namun, konversi fotolistrik pada
dasarnya adalah fenomena laboratorium sampai 1941 ketika Ohl menemukan efek fotovoltaik di
persimpangan p-n dari dua semikonduktor. (Culp, 1979)
Cara yang baik untuk menemukan bagaimana kinerja sel surya adalah dengan melakukan tes
khusus. Sel surya terestrial mengalami berbagai perubahan kondisi, beberapa di antaranya
meningkatkan outputnya dan yang lain membatasi. Ada empat variabel yang memiliki efek
signifikan: cahaya, suhu, luas sel, dan beban. Cahaya menyerang sel dalam jumlah yang
bervariasi, sel surya terpapar ke berbagai suhu, sel surya diproduksi dengan berbagai dimensi
atau jumlah luas permukaan, dan perangkat yang mengkonsumsi daya atau banyak ukuran yang
berbeda melekat pada terminal ini. generator tenaga surya. Pengetahuan kita tentang fotovoltaik
akan sangat maju jika kita bisa mengisolasi kondisi individu ini dan membiarkannya
memengaruhi sel kita satu per satu.
 Prosedur yang sehat secara ilmiah adalah menahan semua kecuali satu dari keadaan yang
berubah saat memanipulasi variabel yang tersisa. Untuk menghemat waktu dan meningkatkan
akurasi percobaan kami, akan lebih mudah jika kita bisa menggerakkan matahari di langit sesuka
hati atau kadang-kadang menjaga posisinya tetap. Kami ingin memvariasikan suhu pada rentang
yang luas, jadi akan sangat berguna jika kita dapat beralih dari musim panas ke musim dingin dan
membawa salju beku atau menahan panas. Kami akan memiliki sel dengan berbagai ukuran
untuk bereksperimen, dan sebagai beban kami akan menggunakan resistor variabel. Tempat uji
akan berada di luar ruangan di permukaan laut di area terbuka yang luas tanpa penghalang atau
tempat teduh.
Kami membutuhkan beberapa instrumen untuk mengukur kinerja sel surya kita. Meter
tegangan (voltmeter) dipasang di terminal sel surya, dan meter arus (ammeter) ditempatkan
secara seri dengan beban. Pada siang hari matahari pada hari yang cerah, sebuah situs di bumi
mengalami tenaga surya maksimum pada hari itu, karena radiasi matahari langsung memiliki
jumlah atmosfer paling sedikit untuk ditembus dan sudut datangnya dengan permukaan bumi
paling dekat dengan tegak lurus Oleh karena itu, dengan menggerakkan matahari di sekitar langit,
kita berlaku memvariasikan intensitas cahaya yang menyerang sel surya kita. Matahari yang bisa
bergerak adalah sumber cahaya variabel kami. (Buresch, 1983) 
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi


1. Panel surya
Fungsi: sebagai alat yang akan menyerap cahaya yang dipantulkan terhadapnya
2.  Load measurement box
Fungsi: alat yang akan mengukur besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
3. Dua kabel, warna merah dan warna hitam.
Fungsi: sebagai penghubung penel surya dengan load measurement box dan penghubung
antara hand generator, fuel cell dan mobil
4. Lampu PAR 100-200 watt
Fungsi: sebagai sumber cahaya yang dipantulkan ke panel surya
5. Penggaris
Fungsi: sebagai alat yang akan mengukur jarak antara panel surya dengan sumber cahaya
dan mengukur jarak lintasan mobil
6. Busur derajat
Fungsi: alat yang akan mengukur sudut cahaya
7. Fuel cell
Fungsi: sebagai wadah hidrogen dan oksigen direaksikan
8. Mobil dengan motor
Fungsi: sebagai alat untuk mengubah enegi listrik menjadi energi kinetik
9.  Air terdistilasi
Fungsi: untuk mempermudah menghasilkan Hidrogen yang akan digunakan sebagai
bahan bakar
10. Hand Generator
Fungsi: untuk menghasilkan arus listrik pada fuel cell
11. Stopwatch
Fungsi: untuk menghitung waktu tempuh mobil
12. Senter
Fungsi: untuk melihat volume H2 dalam fuel cell
13. Kacamata hitam
Fungsi: untuk menghindari mata dari sinar radiasi (cahaya lampu)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
3.2  Prosedur Percobaan
3.2.1  Orientasi panel surya
1. Disiapkan semua peralatan percobaan
2. Disambungkan panel surya pada terminal current load mesurement box dengan
menggunakan kabel-warna merah dengan warna merah dan warna hitam dengan
warna hitam
3. Diatur posisi sumber cahaya (jaga jarak minimum 45 cm antara sumber cahaya dan
panel surya)
4. Diputar kenop load pada short circuit lalu tekan tombol ON/OFF
5. Diperiksa layar hingga muncul “A”. Jika tidak muncul, periksa kembali
sambungannya. Jika muncul angka negatif, maka sambungan terbalik dan anda
perlu membetulkannya
6. Diatur posisi panel surya dan sumber cahaya sehingga panel surya berhadapan
langsung dengan sumber cahaya
7. Dinyalakan lampu
8. Digerakkan lampu mendekati atau menjauhi panel surya sambil dijaga sudut
pencahayaan pada 0 derajat
9. Diukur dan dicatat jaraknya
10. Dituliskan arus yang tercantum pada ammeter

3.2.2  Tenaga Hidrogen
1. Disiapkan semua peralatan percobaan
2. Diletakkan fuel cell pada posisi terbalik di permukaan yang datar
3. Dilepaskan stopper yang ada pada silinder fuel cell
4. Dituangkan air terdistilasi pada kedua silinder penyimpanan hingga air sejajar
dengan tabung kecil di tengah silinder
5. Disentuh perlahan fuel cell untuk membantu air mengalir menuju area di sekitar
membran dan pelat besi pengumpul air
6. Ditambahkan air hingga meluber ke tabung pada silider
7. Dipasang kembali stopper pada silinder. Pastikan tidak ada udara pada silinder
tersebut
8. Jika fuel cell lama tidak digunakan, biarkan terbalik selama 20 menit; jika baru saja
digunakan, kembalikan ke posisi semula
9. Dipasang kabel merah pada terminal warna merah dan kabel hitam pada terminal
warna hitam pada hand generator
10. Disejajarkan panel surya dengan sumber cahaya, menjaga jarak minimum 20 cm
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
11. Dinyalakan lampu
12. Ketika silinder penyimpanan hidrogen mulai terisi lebih dari 12 ml
13. Dimatikan lampu
14. Dicabut kabel dari fuel cell
15. Dengan terminal warna merah dan warna hitam menghadap ke depan mobil,
dipasangkan fuel cell pada tempat yang disediakan hingga terdengar bunyi klik
16. Disambungkan jack warna merah dengan terminal positif dan jack warna hitam
dengan terminal negatif
17. Dijalankan mobil
18. Diukur jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan


4.1.1 Orientasi Panel Surya (R=3Ω)
θ(° ) I (A)
0 0,100
10 0,095
20 0,082
30 0,075
40 0,070
50 0,061
60 0,052
70 0,043
80 0,030
90 0,019

4.1.2 Tenaga Hidrogen

Hidrogen (mL) Waktu (s)

3ml 200
5ml 391
8ml 450
10ml 575
13ml 681

Medan, 15 Desember 2020


Asisten Praktikan

(Amelia Azmi Nasution) (Molley Situmeang)


4.2 Analisa Data
1. Bagaimana hubungan antara sudut pencahayaan dengan arus yang di hasilkan oleh panel
surya?
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Jawab: Hubungan antara sudut pencahayaan dengan arus yang di hasilkan oleh panel
surya adalah berbanding terbalik. Dimana, saat sudut pencahayaan semakin besar
maka arus yang di hasilkan oleh panel surya semakin mengecil, begitu pula
sebaliknya. Jika sudut pencahayaan semakin kecil, maka arus yang di hasilkan
panel surya semakin membesar.
2. Menghitung daya yang dihasilkan untuk hidrogen dan hambatan !
Jawab: Dengan R = 3Ω
I (A) P (W)
0,100 0,03
0,095 0,027075
0,082 0,020172
0,075 0,016875
0,070 0,0147
0,061 0,011163
0,052 0,008112
0,043 0,005547
0,030 0,0027
0,019 0,001083
3. Buatlah grafik Daya vs Tegangan (Hitung Slope)!
Jawab:
P(W ) V (volt)
0,03 0,3
0,027075 0,285
0,020172 0,246
0,016875 0,225
0,0147 0,21
0,011163 0,183
0,008112 0,156
0,005547 0,129
0,0027 0,09
0,001083 0,057
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Daya-VS-Tegangan
0.03
0.03

0.03
0.02
0.02
0.02
Daya (W)

0.02 0.01
0.01
0.01 0.01
0.01
0.01
0
0
0
0.06 0.09 0.13 0.16 0.18 0.21 0.23 0.25 0.29 0.3

Tegangan (Volt)

0,009
Slope = |∆∆WV |= |0,014−0,005
0,21−0,129 | =
0,081
= 0,111

4. Buatlah grafik volume H2 vs waktu (Hitung Slope)!


Jawab:

Hidrogen (mL) Waktu (s)

3 200
5 391
8 450
10 575
13 681
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
14 13

12
Volume-VS-Waktu
10
10
8
Volume (ml)

6 5

4 3

0
200 391 450 575 600

Waktu (s)

Slope = |∆∆vt |= |450−391


8−5
| = 593 = 0,050
5. Berdasarkan percobaan, coba jelaskan manfaat menggunakan solar cell dan tenaga
hidrogen sebagai sumber energi terbarukan!
Jawab: Penggunaan solar cell dalam jumlah besar dapa tmembantu menghemat daya
listrik rumah tanggadan juga dapat membantu mengurangi pemakaian daya
listrik yang banyak dari Negara. Solar cell sangat ramah lingkungan sehingga
dapat mengurangi polusi pada lingkungan dari bahan bakar fosil.

4.3 Gambar Percobaan


( Terlampir)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi nilai arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya adalah
besarnya sudut pencahayaan dari sumber cahaya ke panel. Sudut pencahayaan dan nilai
arus yang dihasilkan memiliki hubungan berbanding terbalik, semakin besar sudut
pencahayaan maka semakin kecil arus yang dihasilkan, dengan demikian daya listrik yang
dihasilkan juga semakin kecil karena daya listrik berbanding lurus dengan arus.
2. Ketika cahaya mengenai permukaan panel surya, dengan waktu tertentu, maka foton-
foton akan terurai menjadi elektron-elektron, sehingga elekton akan mengalir pada
permukaan panel surya tersebut dan kemudian menimbulkan arus. Semakin lama cahaya
mengenai panel maka semakin besar arus yang dihasilkan. Arus yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh sudut pencahayaan dari sumber cahaya ke arah panel surya.
3. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pengaruh volume atau banyaknya kadar
hidrogen yang digunakan pada mobil dengan jarak yang ditempuh adalah berbanding
lurus, artinya semakin banyak hidrogen yang digunakan pada mobil, maka semakin jauh
jarak yang ditempuh mobil dan sebaliknya, semakin sedikit kandungan hidrogen yang
digunakan pada mobil maka semakin kecil jarak yang ditempuh mobil.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih dahulu mempelajari materi praktikum.
2. Sebaiknya praktikan aktif dalam praktikum.
3. Sebaiknya asisten tetap bersikap ramah terhadap praktikan.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
DAFTAR PUSTAKA

Buresch, Matthew. 1983. PHOTOVOLTAIC ENERGY SYSTEMS. New York: McGraw-Hill


Book Company.
Pages: 71-73
Culp,Archie W. 1979. PRINCIPLES OF ENERGY CONVERSION. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Pages: 399-401
Pudjanarsa, Astu. 2006. MESIN KONVERSI ENERGI. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Halaman: 224- 231
Setyabudi, Ismanto. 2015. TEKNIK MOTOR DIESEL. Bandung : Alfabeta
Halaman : 66-67

Medan, 15 Desember 2020


Asisten Praktikan

(Amelia Azmi Nasution) (Molley Situmeang)


LAMPIRAN
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Orientasi Panel surya

Tenaga Hidrogen

Anda mungkin juga menyukai