Anda di halaman 1dari 4

Secara umum jurnal merupakan sebuah publikasi periodik dalam bentuk artikel yang

diterbitkan secara berkala. Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah
penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya sedang
melakukan kegiatan penelitian yang sejenis. Pada umumnya jurnal memiliki cakupan materi
yang luas namun sangat padat, hanya terdiri dari 6 hingga 8 halaman, namun di setiap
kalimatnya bernilai ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunannya jurnal tidak seperti membuat tulisan biasa. Ada beberapa pakem yang
harus dipenuhi. Misalnya dalam hal susunan bab tulisan. Ada 8 susunan yang harus ada di
dalam jurnal Anda.

1. Judul
Dalam pembuatan judul jurnal harus jelas. Judul akan memudahkan pembaca mengetahui
inti jurnal tanpa harus membaca isi jurnal keseluruhan. Judul tidak boleh memiliki makna
ganda. Disarankan tidak boleh lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih dari
10 kata jurnal berbahasa Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan
huruf kapital, dan dicetak tebal. Misalnya, Anda membuat jurnal dengan judul “Laporan
Lab Fisika”. Dengan judul seperti itu, kurang efektif untuk pembaca karena tidak
menggambarkan isi jurnal. Yang ada pembaca jadi malas membaca jurnal karena dari
judulnya saja tidak rinci. Pilihlah judul yang jelas seperti “Pengaruh Gaya Sentrifugal
Terhadap Angin”. Judul ini akan memudahkan pembaca yang ingin mencari tahu tentang
gaya sentrifugal di dalam jurnal.
2. Nama
Nama Penulis, Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, tanpa gelar akademik
dianjurkan disertai nama lembaga (afiliasi : nama prodi, fakultas, dan universitas), serta
dianjurkan menyertakan alamat dan email.
3. Abstrak
Setelah jurnal, yang harus diperhatikan adalah abstrak. Sekilas abstrak hampir sama
dengan ringkasan, tapi sebenarnya berbeda. bstrak ini biasanya ditulis terakhir. Bagian
abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak
ditulis sebagai penjelas jurnal tanpa mengacu pada jurnal. Setidaknya Anda harus
menyajikan 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan di dalam
abstrak. Dalam penulisan abstrak hindari singkatan atau kutipan. Pada abstrak harus dapat
berdiri sendiri tanpa catatan kaki.
4. Pendahuluan
Setelah abstrak, Anda bisa memasuki bab pendahuluan. Pendahuluan adalah pernyataan
dari kasus yang sedang Anda selidiki. Dibagian ini Anda harus memberikan informasi
kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik dalam rangka tooritis yang lebih besar.
Pada bagian ini, juga mencakup latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap
penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk
menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Ingat, jangan membuat
pendahuluan terlalu luas supaya pembaca tidak bingung arahnya kemana.
5. Bahan dan Metode
Selanjutnya adalah menentukan bahan dan metode. Dalam bagian ini Anda akan
menjelaskan tentang proses percobaan yang dilakukan. Informasi yang dijelaskan di sini
mencakup desain percobaan, peralatan yang dipergunakan, metode dalam pengumpulan
data, gambaran lokasi, dan jenis pengendalian. Perlu diperhatikan dalam bagian ini kita
harus menjelaskan secara rinci dan jelas. Hindari penggunaan kata yang membingungkan.
Jelaskan to the point, sehingga pembaca bisa langsung paham dengan informasi yang
Anda tulis.
6. Hasil
Pada bagian hasil, Anda dapat menyajikan data yang ringkasan dengan tinjauan dalam
bentuk teks, tabel, maupun gambar. Perlu diingat, dalam bagian ini informasi yang
diberikan hanya hasil yang disajikan. Tidak ada interprestasi data maupun kesimpulan
dari data yang Anda dapat. Sebuah data yang diinformasikan harus disajikan dalam
bentuk tabel atau gambar menggunakan teks naratif dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
7. Pembahasan
Dari data yang sudah Anda dapatkan, Anda baru bisa membahasnya secara detail pada
bagian pembahasan. Dalam bagian pembahasan, Anda bisa menafsirkan data-data yang
ada dengan pola yang diamati. Dari setiap hubungan antara variable percobaan yang
penting dan korelasi antar variabel dapat dilihat dengan jelas. Anda harus menyertakan
sebuah penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan
stiap percobaan terkait dengan penelitian yang dilakukan orang lain. Perlu dicatat, bahwa
setiap percobaan yang dilakukan tidak harus merujuk pada hasil besar atau
kecenderungan untuk menjadi penting. Jika memang menemukan hasil negatif, Anda bisa
menjelaskan apa penyebabnya. Barangkali dari hasil negatif tersebut Anda justru
mendapatkan hasil penting yang harus diubah pada pada kegiatan penelitian selanjutnya.
8. Kesimpulan
Dari semua Membuat sebuah kesimpulan dari keseluruhan percobaan yang telah
dilakukan. Intinya adalah peneliti merujuk kembali kepada pernyataan dalam
pendahuluan dari setiap data yang diinformasikan.
9. Daftar Pustaka
Saat membuat jurnal jangan sampai lupa mencantumkan daftar pustaka pada halaman
terakhir. Bagian daftar pustaka merupakan kumpulan dari nama-nama literatur yang kita
gunakan sebagai referensi dalam pembuatan jurnal. Dari keseluruhan informasi yang
berupa kutipan, kita harus menuliskan daftar pustaka sesuai dengan aturan penulisan
daftar pustaka yang baik dan benar.

Jika susunan jurnal sudah benar, maka selanjutnya bagaimana cara supaya jurnal layak
dijadikan referensi. Untuk mencapai hal tersebut bukan soal yang mudah. Ada 8 unsur yang
harus ada di dalam jurnal Anda. Berikut ini penjabarannya:

a. Informasi Dapat Dipertanggungjawabkan


Cara membuat jurnal yang layak dijadikan referensi, pertama dilihat dari informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan dan diterbitkan secara berkala. Bahasa isi dan judul yang
digunakan untuk cara membuat jurnal singkat, bermakna, tepat, dan penyampaiannya
mudah dipahami, sehingga orang mudah untuk mengacu. Pemilihan bahasa pun harus
mudah dicerna namun tetap menggunakan bahasa baku. Penulisan isi pun menonjolkan
bidang ilmu tertentu yang dikuasi oleh peneliti. Selain itu, setidaknya jurnal telah
memiliki International Standard Serial Number (ISSN). ISSN versi cetak umumnya
memiliki kode p-ISSN, sedangkan kode untuk jurnal elektronik e-ISSN. Jika jurnal dalam
bentuk elektronik, e-ISSN dapat diperoleh dengan mendaftarkan ke portal khusus.
b. Kelembagaan Penerbit
Kelembagaan yang menerbitkan jurnal juga harus jelas. Secara tidak langsung,
kelembagaan penerbit yang ditunjuk akan berperan sebagai badan hukum. Mereka
bertugas memberi jaminan atas kesinambungan dana dan naungan hukum. Bentuk
lembaganya pun berbeda-beda, ada yang berbentuk organisasi profesi, kelembagaan
penelitian dna pengembangan, perguruan tinggi ataupun institusi bentuk lain.
c. Manajemen Pengelolaan dan Sustansi penyuntingan
Kriteria penilaian substansi dan manajemen dalam cara membuat jurnal setidaknya telah
mengikuti ketentuan mitra bebestari, mutu penyuntingan, kualifikasi anggota, memahami
petunjuk dan mutu penulis. Termasuk juga mutu penyuntingan format dan manajemen
pengelolaan terbitan. Ketentuan mitra bebestari setidaknya jurnal telah dinyatakan dan
dikualifikasi minimal 3 tahun terkahir. Sementara untuk mutu penyuntingan substansi
tergantung dari keterlibatan mitra bebestari. Keterlibatan ini diukur dari kualitas isi
tulisan yang diterbitkan yang meliputi bahasa yang digunakan.
d. Substansi Tulisan
Subtansi tulisan dapat dinilai dari cangkupan keilmuan, aspirasi wawasan, keorisinalan
karya, sumbangan dari penelitian terhadap masyarakat, dampak ilmiah, kemutakhiran
acuan sumber, analisis-sintesis dan kesimpulan. Cakupan keilmuan terbitan meliputi
cabang ilmu, spesialis, superspesialis, disiplin ilmu dan bungai rampai. Penilaian aspirasi
wawasan yang diukur lebih pada sisi geografis, meliputi luas daerah, asal negara.
Semakin luas cakupannya, semakin mendapatkan nilai yang lebih baik.
e. Gaya Penulisan
Gaya penulisan jurnal dapat dilihat dari bagaimana keefektifan judul, pencantuman nama
penulis, penulisan kelembagaan penulis, dan perhatikan pula penulisan abstrak. Penilaian
gaya penulisan dalam cara membuat jurnal yang lain juga dilihat dari sistematika
penulisan bab. Apakah sudah urut atau belum. Jika sudah urut dan sistematis maka jurnal
dapat dikatakan baik.
f. Penulisan yang Rapi
Tampilan yang rapi memberikan tingkat keterbacaan yang lebih tinggi. Penampilan disini
menyangkut tentang penyajian format yang digunakan. Seperti memperhatikan
pengaturan ukuran bidang tulisan, margin kanan-kiri-atas dan bawah. Jarak antar kalimat
juga diperhatikan, agar tidak terlilhat terlalu rapat.
g. Keberkalaan
Jurnal dianggap dikatakan lolos dari keberkalaan jika telah memenuhi beberapa kriteria
penilaian yang meliputi penilaian jadwal penerbitan, penomoran penerbitan dan halaman.
adapun kriteria lain, seperti peng-indek-an setiap jilid dan volume.
h. Penyebarluasan
Jurnal dikatakan layak disebarluaskan jika memenuhi 3 kriteria ini. Yakni, jumlah
kunjungan unik pelanggan, kelengkapan identitas artikel dan pengindeksan secara
internasional dan memiliki reputasi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai