Anda di halaman 1dari 27

2021

Laporan Evaluasi Struktur


Gedung ERIC (Engineering Research
Innovation Center)

DISUSUN OLEH
AISYAH – 20/467501/PTK/13562

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
I. Data Evaluasi Struktur

1.1 Deskripsi Bangunan

Nama bangunan : Gedung ERIC (Engineering Research Innovation Center)


Fungsi bangunan : Gedung fasilitas pendidikan
Lokasi bangunan : Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tinggi bangunan : 16,9 meter
Kondisi tanah : Tanah sedang (SD)
Fungsi bangunan per-lantai disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1. 1 Fungsi bangunan per-lantai

Elevasi (m) Fungsi

Atap ruang tangga +16,90 Atap datar

Atap bangunan utama +15,60 Atar datar

Lantai 4 +14,32 Atap datar

Lantai 3 +10,12 Koridor dan ruang serbaguna

Lantai 2 +5,92 Void

Lantai 1 -0,08 Lobi dan showroom

1.2 Data Gambar

Data gambar berupa gambar arsitektur dan gambar struktur yang dilampirkan pada bagian akhir
laporan evaluasi struktur. Data gambar struktur sebagai penunjang pemodelan dan analisis
ditampilkan pada gambar berikut.

1
(a) (b) (c)
Gambar 1. 1 (a) Denah pondasi, (b) Denah lantai 1, dan (c) Denah lantai 2

(a) (b)

Gambar 1. 2 (a) Denah lantai 3 dan (b) Denah lantai 4

2
(a) (b)

Gambar 1. 3 Denah atap (a) TOC. +15,60 dan (b) TOC. +16,90

Gambar 1. 4 Potongan memanjang dan melintang bangunan

3
1.3 Properti Material

Beton
Elemen Bored Pile, Foundation, Column, Beam, dan Slab
• Kuat tekan (fc’) = 30 MPa
• Masa jenis = 2400 kg/m3
• Poisson’s ratio = 0,2
• Modulus elastisitas = 25742,96 MPa

Baja Tulangan
BJTS-40
• Tegangan leleh (fy) = 420 MPa
• Tegangan putus (fu) = 560 MPa
• Masa jenis = 7850 kg/m3
• Poisson’s ratio = 0,3
• Modulus elastisitas = 200000 MPa

Beton Ringan Dinding


Material AAC (Autoclaved Aerated Concrete)
• Kuat tekan (fc’) = 4 – 6 MPa
• Masa jenis = 550 – 650 kg/m3
• Poisson’s ratio = 0,2
• Modulus elastisitas = 1740 MPa

4
II. Peraturan yang Digunakan
Peraturan yang digunakan dalam evaluasi struktur bangunan ini adalah sebagai berikut :

• SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan
Penjelasan
• SNI 1727:2020 tentang Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung
dan Struktur Lain
• SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung

5
III. Pemodelan Struktur Bangunan

3.1 Program Bantu Analisis Struktur

Program bantu yang digunakan dalam mengevaluasi struktur bangunan ini adalah ETABS
(Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems) versi 18.1.1. ETABS merupakan
program bantu yang dikhususkan untuk analisis struktur bagunan gedung bertingkat / high rise
building dengan memperhitungkan beban berat sendiri struktur, beban hidup, beban angin,
beban gempa, serta beban tambahan lainnya.

3.2 Model Geometri

Pemodelan geometri struktur gedung pada ETABS dilakukan secara tiga dimensi menggunakan
elemen frame dan elemen shell atau pelat. Pemodelan elemen struktur kolom, balok, dan bored
pile menggunakan frame section sedangkan untuk slab dan dinding menggunakan slab section.
Pemodelan struktur bangunan disajikan pada gambar berikut. Pemodelan memperhitungkan
tampang retak.

Gambar 3. 1 3D view model struktur

6
Gambar 3. 2 Tampak potongan pada grid Y5 pemodelan

Gambar 3. 3 Tampak potongan pada grid X3 pemodelan

7
Gambar 3. 4 Pemodelan tangga

Gambar 3. 5 Pemodelan pondasi bored pile menggunakan spring

8
IV. Pembebanan Struktur
Pembebanan pada struktur yang digunakan adalah beban mati atau berat sendiri struktur, beban
mati tambahan, beban hidup, beban gempa, dan beban akibat soil interaction yaitu berupa gaya
spring pada pondasi.

4.1 Beban Mati (DL)

Beban mati merupakan berat sendiri dari elemen-elemen struktural yang telah dimodelkan dan
terkalkulasi secara otomatis pada program bantu ETABS.

4.2 Beban Mati Tambahan (SDL) dan Beban Hidup (LL)

Beban mati tambahan dan beban hidup diinputkan secara manual pada pemodelan. Berikut
detail perhitungan pembebanan per-lantai.

1. Beban pelat lantai 1


a. Beban mati tambahan (SDL)
• Berat pasir 3 cm = 0,03 x 16 kN/m3 = 0,48 kN/m2
• Berat spesi 3 cm = 0,03 x 21 kN/m3 = 0,63 kN/m2
• Berat penutup lantai 1 cm = 0,01 x 24 kN/m3 = 0,24 kN/m2 +
Total = 1,35 kN/m2
b. Beban hidup (LL)
• Lobi dan koridor atau panggung pertemuan = 4,79 kN/m2
(Tabel 4-3-1 SNI 1727:2020)

2. Beban pelat lantai 3


a. Beban mati tambahan (SDL)
• Berat pasir 3 cm = 0,48 kN/m2
• Berat spesi 3 cm = 0,63 kN/m2
• Berat penutup lantai 1 cm = 0,24 kN/m2
• Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
• Pipa air bersih dan kotor = 0,10 kN/m2
• Instalasi listrik = 0,10 kN/m2 +
Total = 1,73 kN/m2

9
b. Beban hidup (LL)
• Koridor dan ruang multifungsi = 4,79 kN/m2
(Tabel 4-3-1 SNI 1727:2020)

3. Beban pelat lantai 4, atap bangunan utama dan atap ruang tangga
a. Beban mati tambahan (SDL)
• Berat pasir 3 cm = 0,48 kN/m2
• Berat spesi 3 cm = 0,63 kN/m2
• Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
• Pipa air bersih dan kotor = 0,10 kN/m2
• Instalasi listrik = 0,10 kN/m2 +
Total = 1,49 kN/m2
b. Beban hidup (LL)
• Atap datar = 0,96 kN/m2
(Tabel 4-3-1 SNI 1727:2020)
• Genangan air 5 cm = 0,50 kN/m2 +
Total = 1,46 kN/m2

4. Beban pelat atap kanopi


a. Beban hidup (LL)
• Atap datar = 0,96 kN/m2
(Tabel 4-3-1 SNI 1727:2020)
• Genangan air 5 cm = 0,50 kN/m2 +
Total = 1,46 kN/m2

4.3 Beban Gempa

4.3.1 Respons Spektrum

Penentuan respons spektrum pada lokasi bangunan berdasarkan website resmi


http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ dengan kelas situs tanah sedang ditunjukkan pada gambar
berikut.

10
Gambar 4. 1 Respons spektrum UGM Yogyakarta

4.3.2 Ground Motion Data

Data ground motion diperoleh dari website PEER yang kemudian dilakukan penskalaan
menyesuaikan respons spektrum dalam rentang periode 0,8Tc hingga 1,2Tc. Berikut 7 data
ground motion yang digunakan.

No Gempa Tahun Stasiun Magnitude

1. Imperial Valley 02 1940 El Centro Array 6,95

2. Imperial Valley 06 1979 El Centro Array 6,53

3. Victoria Mexico 1980 Chihuahua 6,33

4. Irpinia Italy 01 1980 Bagnoli Irpinio 6,9

5. Irpinia Italy 01 1980 Calitri 6,9

6. Irpinia Italy 01 1980 Sturno (STN) 6,9

7. Corinth Greece 1981 Corinth 6,6

11
4.4 Soil Interaction
Soil interaction dimodelkan sebagai konstanta spring, perhitungan konstanta spring ditunjukkan
sebagai berikut.
Tabel 4. 1 Subgrade reaction

Sumber : Bowles,1989
Jenis tanah : Pasir
Ks (medium sand) = 110 MN/m3 (diambil nilai pada tabel 4.1)
= 1,1 x 105 kN/m3
Pembagian segmen = 0,5 meter
Diameter tiang = 0,8 meter
Konstanta spring horizontal, kh = 1,1 x 105 kN/m3 x 0,5 m x 0,8 m
= 44000 kN/m
Konstanta spring vertikal, kv = ½ x 1,1 x 105 kN/m3 x 0,5 m x 0,8 m
= 22000 kN/m

4.5 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI 1727:2020 dan SNI 1726:2019.

• 1,4D
• 1,2D + 1,6L
• 1,38D + 1,3EQx + 0,39EQy + 1L
• 1,38D + 0,39EQx + 1,3EQy + 1L

12
V. Analisis Struktur terhadap Beban Gempa
Analisis beban gempa dilakukan dengan statik ekuivalen, dinamik respons spektrum, dan
dinamik time history. Hasil analisis dari ketiga perhitungan tersebut diambil yang menghasilkan
pengaruh gaya dalam paling besar, yang akan digunakan untuk evaluasi struktur. Parameter-
parameter yang akan digunakan untuk analisis beban gempa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5. 1 Parameter gempa

Parameter Gempa Keterangan Nilai Sumber

Gedung sekolah
Kategori risiko struktur
dan faasilitas IV Tabel 3, SNI 1726:2019
bangunan
pendidikan

Faktor keutamaan (Ie) Kategori IV 1,5 Tabel 4, SNI 1726:2019

Kelas situs - SD -

Ss - 1,14 g Aplikasi RSA 2021

S1 - 0,51 g Aplikasi RSA 2021

Sds - 0,79 g Aplikasi RSA 2021

Sd1 - 0,61 g Aplikasi RSA 2021

Kategori desain Tabel 8 & 9,


- D
seismik SNI 1726:2019

Sistem struktur - SRPMK -

Faktor modifikasi Tabel 12,


- 8
respons (R) SNI 1726:2019

13
Parameter Gempa Keterangan Nilai Sumber

Faktor kuat lebih Tabel 12,


- 3
system (Ω0b) SNI 1726:2019

Faktor pembesaran Tabel 12,


- 5,5
defleksi (Cd) SNI 1726:2019

Perhitungan Periode Struktur

Perioda fundamental pendekatan Ta (detik) ditentukan dari persamaan Ta = Ct . hnx ,

Di mana :

- hn : ketinggian struktur (m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur,


- Ct dan x : ditentukan sesuai SNI 1726:2019 Tabel 18.

Perhitungan perkiraan periode struktur untuk rangka beton pemikul momen adalah sebagai
berikut.

Ct = 0,0466
X = 0,9
hn = 16,98 m

Ta = Ct x hnx = 0,0466 x 16,980,9 = 0,596 detik

Waktu getar alami struktur (Tc) pada hasil analisis menggunakan ETABS adalah sebesar 0,481
detik pada mode 1 (UX) dan 0,395 detik pada mode 2 (UY) detik ditunjukkan pada tabel dan
gambar berikut.

Tabel 5. 2 Periode dan frekuensi alami hasil analisis ETABS

14
Mode 1 (Translasi UX)

Periode = 0,481 detik


Frekuensi = 2,08 Hz

Gambar 5. 1 Deform shape tampak melintang pada mode 1

Mode 2 (Translasi UY)

Periode = 0,395 detik


Frekuensi = 2,53 Hz

Gambar 5. 2 Deform shape tampak memanjang pada mode 2

15
Mode 3 (Rotasi RZ)

Periode = 0,312 detik


Frekuensi = 3,203 Hz

Gambar 5. 3 Deform shape plan view pada mode 3

Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai Sd1 sebesar 0,61 g dan Ta 0,596 detik,
didapat nilai Cu sebesar 1,4 pada tabel 17 SNI 1726:2019, maka besarnya periode maksimum
adalah sebagai berikut :

Tmaks = Cu . Ta
= 1,4 . 0,596
= 0,834 detik

Kontrol batasan waktu besar :

Tcx < Tmaks


0,481 < 0,834 detik (OK)
Tcy < Tmaks
0,395 < 0,834 detik (OK)

16
Besaran waktu getar pada setiap mode :

Tabel 5. 3 Perhitungan selisih periode alami

Mode Period (Sec) ∆T (%)


1 0,481 17,88
2 0,395 21,01
3 0,312 4,81
4 0,297 3,03
5 0,288 7,99
6 0,265 0,75
7 0,263 0,76
8 0,261 1,53
9 0,257 0,00
10 0,257 0,00

Pada tabel di atas didapati selisih periode antar ragam getar memiliki nilai yang bervariasi dan
cukup signifikan dengan selisih terbesar adalah 21% > 15% menggunakan SRSS.

5.1 Analisis Statik Ekivalen

5.1.1 Berat Struktur

Berat struktur dapat diketahui dari program bantu ETABS.

Tabel 5. 4 Berat bangunan per-lantai

17
Koefisien respons seismic

Kategori : 4
ik Ie 1,5
Cs 0,14629
Cs ≤ 0,189234 OK
Cs ≥ 0,051494 OK
Cs ≥ 0,0465 OK
V 2215,745 kN

Sds 0,78021 g Jenis : Rangka beton pemikul momen Kategori :


Vx Sd1 0,59652 g Ct 0,0466 Ta 0,591057 detik Ie
395,8380755 To 0,15291 detik x 0,9 k 1,045528 Cs
1503,02222 Ts 0,76456 detik R 8 Cs ≤ 0
2215,745333 TL 6 detik Ω0 3 Cs ≥ 0
2500,152743 Wt 15146,2 kN Cd 5,5 Cs ≥
hi 16,82 m Cu 1,4 Tabel 17 V 2

Statik Ekivalen
Lantai Wi (kN) hsx (m) hi (m) hik (m) Wi.hik (kNm) Cvx Fx Vx
4 1579,61 2,58 16,82 19,12652019 30212,47 0,178648 395,8381 395,8380755
3 5258,49 4,2 14,24 16,07043101 84506,20 0,499689 1107,184 1503,02222
2 4878,07 4,2 10,04 11,15170078 54398,83 0,321663 712,7231 2215,745333
1 3430,07 5,84 5,84 6,328582488 21707,49 0,128357 284,4074 2500,152743
ΣW 15146,2477 169117,50 2215,745

Gaya gempa statik ekivalen kemudian diinputkan pada pemodelan ETABS. Penyatuan beban
gempa yang bekerja dengan elemen Gedung harus disatukan dengan diafragma dengan cara
Klik luasan plat pada lantai.

18
5.2 Analisis Respons Spektrum

Analisis beban gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana
dan massa total struktur. Dalam analisis struktur terhadap beban gempa dinamik, massa
bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia akibat gempa. Maka massa tambahan yang
diinput pada ETABS meliputi massa akibat beban mati tambahan dan beban hidup yang direduksi
dengan faktor reduksi 0,3.

Penentuan tipe ragam respons spektrum mengacu SNI 1726:2019

• CQC (Complete Quadratic Combination)


Jika struktur gedung memiliki waktu getar alami yang berdekatan atau selisih nilainya
kurang dari 15%,
• SRSS (Square Root of the Sum of Squares)
Jika struktur gedung memiliki waktu getar alami yang berjauhan. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, terlihat bahwa waktu getar struktur ada yang melebihi 15%, maka
digunakan kombinasi ragam spektrum SRSS.

Partisipasi Massa

Period
Case Mode UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ RX RY RZ SumRX SumRY SumRZ
sec
Modal 1 0,481 0,5454 0,0049 9,91E-06 0,5454 0,0049 9,91E-06 0,0018 0,2096 0,0235 0,0018 0,2096 0,0235
Modal 2 0,395 0,0085 0,6114 2,58E-06 0,554 0,6163 1,25E-05 0,1633 0,0029 0,0054 0,1651 0,2125 0,0289
Modal 3 0,312 0,0324 0,0102 3,90E-05 0,5864 0,6265 0,0001 0,0026 0,015 0,5717 0,1677 0,2274 0,6006
Modal 4 0,297 0,0036 0,0005 2,41E-06 0,5899 0,627 0,0001 0,0001 1,06E-05 0,0161 0,1678 0,2274 0,6168
Modal 5 0,288 0 3,29E-06 0,0002 0,5899 0,627 0,0002 0,0017 8,85E-07 1,57E-05 0,1695 0,2274 0,6168
Modal 6 0,265 1,13E-05 2,07E-05 2,28E-06 0,5899 0,627 0,0002 0,0056 0,0001 1,22E-05 0,1751 0,2275 0,6168
Modal 7 0,263 1,10E-05 3,06E-05 0,0001 0,59 0,627 0,0003 0,0011 0,0004 0,0011 0,1762 0,2279 0,6178
Modal 8 0,261 0 2,27E-05 0,0173 0,59 0,6271 0,0176 0,0059 0,0001 9,44E-06 0,1821 0,228 0,6179
Modal 9 0,257 0,0026 0,0001 5,41E-06 0,5926 0,6271 0,0177 3,28E-05 0,0054 0,0001 0,1821 0,2334 0,618
Modal 10 0,257 0,0009 8,27E-06 5,01E-06 0,5935 0,6271 0,0177 2,98E-05 0,0002 0,0002 0,1822 0,2336 0,6182

Mode pertama dan mode kedua partisipasi massa dominan arah translasi sedangkan rotasi baru
terjadi pada mode 3.

19
Gaya Geser Dasar (Base Shear)

Pada SNI Gempa 1726:2019 pasal 7.9.4.1 disebutkan bahwa kombinasi respons untuk geser
ragam (Vt) lebih kecil 85% dari geser dasar yang dihitung (V) menggunakan prosedur gaya
lateral ekivalen maka gaya harus dikalikan dengan 0,85V/Vt.

Gaya geser Gaya geser


Arah statik (Vs) Vs 85% dinamik (Vd) Kontrol
Gaya Vd ≥
(kN) (kN)
(kN) Vs85%
X 59713,57 50756,53 52749,01
OK

Y 59713,57 50756,53 60828,6


OK

Befrdasarkan tabel tersebut disimpulkan persyaratan gaya geser gempa dinamik sudah
terpenuhi.

Checking persyaratan simpangan antar lantai

20
Tabel 5. 5 Simpangan Arah X (Respons Spektrum)

Load Drif X
Lantai hx (m) δex (m) δx (m) Δx (m) Ket
Case (Δx/hx)

0,1168
4 RSP X 5,84 0,0098 0,036 0,002 0,03%
(OK)
0,084
3 RSP X 4,2 0,0094 0,034 0,009 0,21%
(OK)
0,084
2 RSP X 4,2 0,0069 0,025 0,013 0,30%
(OK)
0,0516
1 RSP X 2,58 0,0035 0,013 0,013 0,50%
(OK)

Tabel 5. 6 Simpangan Arah Y (Respons Spektrum)

Load Drif Y
Lantai hx (m) δey (m) δy (m) Δy (m) Ket
Case (Δy/hx)

0,1168
4 RSP Y 5,84 0,0020 0,0074 0,0010 0,02%
(OK)
0,084
3 RSP Y 4,2 0,0018 0,0064 0,0018 0,04%
(OK)
0,084
2 RSP Y 4,2 0,0013 0,0046 0,0009 0,02%
(OK)
0,0516
1 RSP Y 2,58 0,0010 0,0037 0,0037 0,14%
(OK)

21
Tabel 5. 7 Simpangan arah x (Time History)

Load hx Drif X
Lantai δex (m) δx (m) Δx (m) Ket
Case (m) (Δx/hx)

- -
4 TH X 5,84 0,000236 0,0008653 0,1168
0,0003740 0,00640%

3 TH X 4,2 0,000338 0,0012393 0,0005353 0,01275% 0,084

2 TH X 4,2 0,000192 0,0007040 0,0003630 0,00864% 0,084

1 TH X 2,58 9,30E-05 0,0003410 0,0003410 0,01322% 0,0516

Tabel 5. 8 Simpangan arah y (Time History)

Load hx δey Drif Y


Lantai δy (m) Δy (m) Ket
Case (m) (m) (Δy/hx)

4 TH Y 5,84 7,80E-05 0,0003 0,0000 0,00% 0,1168

3 TH Y 4,2 6,80E-05 0,0002 0,0001 0,00% 0,084

2 TH Y 4,2 5,10E-05 0,0002 0,0001 0,00% 0,084

1 TH Y 2,58 3,30E-05 0,0001 0,0001 0,00% 0,0516

22
Keterangan :

δxei = Perpindahan horizontal (m)

δxi = Perpindahan horizontal yang diperbesar (m)

Checking stabilitas torsi

Stabilitas torsi perlu diperhitungkan apakah bangunan tersebut mengalami no irregularity,


irregularity atau extreme irregularity. Rasio max/avg tidak boleh lebih dari 1.2 pada setiap
lantai agar tidak menyebabkan ketidakberaturan torsi.

Tabel 5. 9 Stabilitas torsi arah x Time History

Story δ1 δ2 direction average maximum ratio

4 0,000218 0,00026 x 0,000239 0,00026 1,08787

3 0,000268 0,000264 x 0,000266 0,000268 1,00752

2 0,000131 0,000245 x 0,000188 0,000245 1,30319

1 0,000098 0,000149 x 0,000124 0,000149 1,20648

Tabel 5. 10 Stabilitas torsi arah y Time History

Story δ1 δ2 direction average maximum ratio

4 0,000023 0,00002 Y 2,15E-05 0,000023 1,06977

3 0,00002 0,000019 Y 1,95E-05 0,00002 1,02564

2 0,000015 0,000015 Y 0,000015 0,000015 1,00000

1 0,000008906 0,00000973 Y 9,32E-06 9,73E-06 1,04422

23
Tabel 5. 11 Stabilitas torsi arah x Respons Spektrum

Story δ1 δ2 direction average maximum ratio

4 9,703 9,913 X 9,808 9,913 1,01071

3 94,145 9,531 X 51,838 94,145 1,81614

2 6,847 8,499 X 7,673 8,499 1,10765

1 3,432 5,142 X 4,287 5,142 1,19944

Tabel 5. 12 Stabilitas torsi arah x Respons Spektrum

Story δ1 δ2 direction average maximum ratio

4 2,592 2,536 Y 2,564 2,592 1,011

3 2,498 2,427 Y 2,4625 2,498 1,014

2 2,713 2,008 Y 2,3605 2,713 1,149

1 1,380 1,255 Y 1,3175 1,380 1,047

Berdasarkan perhitungan di ata, semua story memiliki rasio max/avg < 1,2 sehingga
bangunan dapat dikategorikan no irregularity.

Checking distribusi gaya geser

FX FY
Story Load Case Load Case
kN kN
Base EQX Max 142.29 EQY Max 51.11
Base EQX Max 141.98 EQY Max 49.46
Base EQX Max 140.66 EQY Max 49.10
Base EQX Max 140.60 EQY Max 48.26
Base EQX Max 106.67 EQY Max 46.69
Base EQX Max 106.02 EQY Max 45.92
Base EQX Max 105.67 EQY Max 45.28
Base EQX Max 105.06 EQY Max 45.08

24
Story Load Case FX (kN) Load Case FY (kN)
Base EQX Max 15,87 EQY Max 6,66
Base EQX Max 15,41 EQY Max 6,59
Base EQX Max 15,30 EQY Max 6,52
Base EQX Max 15,24 EQY Max 6,49
Base EQX Max 7,90 EQY Max 5,58
Base EQX Max 7,89 EQY Max 5,57
Base EQX Max 7,86 EQY Max 5,54
Base EQX Max 7,81 EQY Max 5,54

Tabel 5. 13 Total base shear

FX FY
Load Case
kN kN
EQX 1 6731,12 3,01E-11
EQY 1 1,20-11 6512,12

Nilai di atas dibandingkan dengan total base shear nya, dengan persyaratan bahwa elemen
frame harus mampu memikul gaya geser minimum sebesar 25%, atau Elemen Shearwall
harus mampu memikul gaya geser maksimum sebesar 75%. Hasilnya ditampilkan pada
tabel berikut.

Parameter Nilai (kN) Keterangan


Vrx 7292.14
Vry 7101.26
Vswx 1384.12
Vswy 519.85
Persentase X 15% OK < 75%
Persentase Y 5.96% OK <75%

25
Dalam pengerjaan tugas, terdapat beberapa kendala seperti waktu pengerjaan,
keterbatasan hardware pribadi terutama untuk running nonlinier, serta tidak adanya
petemuan secara langsung membuat kami kesulitan mengikuti materi.

26

Anda mungkin juga menyukai