Laporan IMB KUA PDF

LAPORAN ANALISIS STRUKTUR SEPTEMBER, 2019
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

GEDUNG KANTOR KUA
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
BAB II. DATA PERENCANAAN

2.1 Data Gedung ......................................................................................... 2
2.2 Data Struktur......................................................................................... 2
2.3 Denah dan Tampak Gedung ................................................................. 2
2.4 Data Tanah ............................................................................................ 4
BAB III. PEMODELAN STRUKTUR

3.1 Sistem Sumbu Koordinat (Global dan Lokal) ...................................... 5
3.2 Perencanaan Model Struktur Frame dan Shell ..................................... 5
3.3 Diaphragm Constraint .......................................................................... 6
3.4 Jenis-Jenis Beban yang Bekerja............................................................. 6
3.5 Analisis Struktur .................................................................................... 6
3.6 Desain Beton Bertulang dengan Program SAP2000.............................. 7
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS

4.1 Data Pembebanan ................................................................................. 8
4.2 Hasil Analisis ........................................................................................ 13
4.3 Desain Penulangan Elemen Struktur .................................................... 16
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Faktor Keutamaan Gempa, Ie.............................................................. 9

Tabel 4.2 Koefisien Situs Fa ............................................................................... 10
Tabel 4.3 Koefisien Situs Fv ............................................................................... 10
Tabel 4.4 Variabel Spektrum Respon Percepatan Gempa Desain ...................... 11
Tabel 4.5 Rasio Partisipasi Massa (SAP2000) .................................................... 13
Tabel 4.6 Gaya Geser Dasar Respon Spektrum .................................................. 14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Denah Lantai 1 Gedung Kantor ...................................................... 2

Gambar 2.2 Tampak Depan Gedung Kantor ...................................................... 3
Gambar 2.3 Tampak Samping Gedung Kantor .................................................. 3
Gambar 3.1 Sistem koordinat sumbu lokal dan global dalam SAP2000 (Thamrin
N, 2011) .......................................................................................... 4
Gambar 3.2 Tampilan 3D Struktur Gedung ........................................................ 7
Gambar 4.1 Beban Mati (Dead Load) ................................................................ 8
Gambar 4.2 Beban Hidup (Live Load)................................................................ 8
Gambar 4.3 Grafik Respon Spektrum................................................................. 12
Gambar 4.4 Diagram Bidang Momen ................................................................. 15
Gambar 4.5 Diagram Bidang Gaya Geser .......................................................... 15
Gambar 4.6 Diagram Bidang Gaya Normal ....................................................... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

IMB atau Izin Mendirikan Bangunan diberikan oleh instansi pemerintah tingkat
kota untuk setiap rencana pembangunan rumah baru atau renovasi. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 Tentang Bangunan
Gedung Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa “Izin mendirikan bangunan gedung adalah
perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan
gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/ atau
merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku”.
Laporan analisa struktur berikut merupakan salah satu persyaratan dalam
memperoleh IMB untuk suatu bangunan. Laporan ini berisi tentang analisa struktur
bangunan yang meliputi elemen balok dan kolom, serta penjelasan terkait proses dalam
melakukan analisis dan desain elemen struktur. Kombinasi pembebanan pada struktur ini
meliputi beban gravitasi dan juga beban gempa, yang mana beban gempa perlu
diperhitungkan untuk struktur karena kota Palu merupakan salah satu wilayah di
Indonesia yang rawan akan gempa bumi.
Adapun pedoman yang digunakan dalam melakukan analisis dan desain elemen
struktur adalah sebagai berikut:
1. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI
1727-2013)
2. Tata Cara Perencanaan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI-
1726-2012)
3. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2013)
1
BAB II
DATA PERENCANAAN
2.1 Data Gedung

Data gedung berisi tentang informasi umum terkait gedung yang akan
direncanakan, yang terdiri dari:
1. Lokasi rencana gedung : Kota Palu, Sulawesi Tengah
2. Fungsi dan peruntukkan gedung : Perkantoran
3. Jumlah lantai : 1 lantai
4. Tinggi gedung : 4 meter
2.2 Data Struktur

Data struktur merupakan data mengenai sistem, jenis dan material struktur yang
digunakan dalam perencanaan gedung, yaitu:
1. Sistem struktur : Rangka beton bertulang pemikul momen khusus
2. Tipe kolom : Kolom persegi dengan sengkang ikat
3. Tipe pondasi : Pondasi poor plat
4. Data material struktur
a. Beton struktural
- Kuat tekan, f’c = 20,75 MPa (K-250)
- Modulus elastisitas, Ec = 4700 f 'c = 21409,520 MPa
- Angka poisson, υ = 0,2

b. Baja tulangan
- Tegangan leleh, fy = 345 MPa (BjTS 35) dan 235 MPa (BjTP 24)
- Tegangan putus, fu = 4 MPa (BjTS 32) dan 380 MPa (BjTP 24)
- Modulus elastisitas, Es = 200.000 MPa
- Angka poisson, υ = 0,3
2
2.3 Denah dan Tampak Gedung
Gedung kantor ini merupakan gedung yang struktur utamanya terbuat dari
material beton yang yang merupakan kombinasi dari kolom, balok dan pelat lantai.
Untuk lebih detail mengenai deskripsi gedung ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini. Gedung ini memiliki 1 lantai. Panjang dan lebar gedung ini memiliki ukuran panjang
16 meter dan lebar 12 meter. Denah gedung dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan untuk
tampak depan dan samping gedung dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan 2.3 berikut ini
1200
400 400 400

150 250 150 250 400
150 100 150
TERAS
R.KM/WC
250
- 0.05
-0.10 R.PANTRI MUSHOLLA
± 0.00 + 0.10
400
400
T.WUDHU
- 0.20
150
R.ARSIP
± 0.00
R.PENYULUH R.KOMPUTER
± 0.00
150
150
± 0.00
400
400
250
250
R.PENGHULU
± 0.00
1600
1600
AREA .STAF
± 0.00
250
+ 0.20
400
400
400
150
R.KM/WC
-.0.10
RECEPCIONIS
R.BALAI NIKAH
±.0.00
400
400
400
400
R.TAMU R.KEPALA
± 0.00 KUA
± 0.00
250
250
TERAS
- 0.10
75
75
75 250 75
400 400 400
1200
Gambar 2.1 Denah Lantai 1 Gedung Kantor
3
KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PALU
347
KANTOR URUSAN AGAMA & MANASIK HAJI
KOTA PALU 298
Gambar 2.2 Tampak Depan Gedung Kantor
Gambar 2.3 Tampak Samping Depan Gedung Kantor

2.4 Data Tanah
Data tanah yang digunakan pada gedung ini merupakan hasil penyelidikan tanah
berupa data sondir yang dapat dilihat pada Lampiran
4
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR
3.1 Sistem Sumbu Koordinat (Global dan Lokal)

Sistem koordinat digunakan untuk menetapkan geometri model, arah
pembebanan, arah deformasi, dan arah gaya reaksi yang ada. Secara keseluruhan, sistem
diatur satu sistem koordinat global, tetapi pada setiap bagian (nodal, elemen, atau
constraint) dapat juga memiliki koordinat lokal secara sendiri, orientasinya bisa sama
atau berbeda dari sistem koordinat globalnya. Sumbu global merupakan sumbu tata
ruang struktur, sedangkan sumbu lokal merupakan sumbu frame (batang) seperti
Gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1 Sistem koordinat sumbu lokal dan global dalam SAP2000 (Thamrin N,
2011)
3.2 Perencanaan Model Struktur Frame dan Shell

Secara garis besar, perencanaan model stuktur frame dan shell dengan SAP2000
ini akan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Menentukan geometri model struktur
2. Mendefinisikan data-data:
a. Jenis dan kekuatan bahan
b. Dimensi penampang elemen struktur
c. Jenis beban
d. Kombinasi pembebanan
5
3. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur:

a. Data penampang
b. Data beban
4. Memeriksa input data
5. Analisis mekanika teknik
6. Desain struktur beton sesuai aturan yang ada
7. Modifikasi struktur/redesign
3.3 Diaphragm Constraint

Tahapan ini dilakukan secara manual dalam Program SAP2000. Diaphragm
constraint ini menyebabkan semua joint pada satu lantai diberi batasan constraint
bergerak secara bersamaan sebagai diafragma planar yang bersifat kaku (rigid) terhadap
semua deformasi yang mungkin terjadi.
3.4 Jenis-Jenis Beban yang Bekerja

Beban-beban yang didesain bekerja pada struktur pada saat perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Beban mati dan beban hidup untuk gedung perkantoran sesuai dengan Beban
Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727:2013).
2. Beban gempa diambil sesuai parameter respons spektral percepatan gempa yang
diperoleh dari website desain spektra Indonesia oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman, Kementrian Pekerjaan Umum.
3.5 Analisis Struktur

Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan bantuan program SAP2000.
Analisis struktur yang dilakukan meliputi:
1. Analisis statis untuk beban gravitasi (beban mati dan beban hidup).
2. Analisis beban gempa dilakukan menggunakan analisa respon spektrum.
6
3.6 Desain Beton Bertulang dengan Program SAP2000

Desain elemen-elemen struktur gedung pada perencanaan ini menggunakan
bantuan software SAP2000. Secara garis besar, berikut ini tahapan dalam melakukan
desain pada program SAP2000, yaitu:
1. Membuat pemodelan struktur
2. Menentukan parameter desain seperti dimensi awal dan karakteristik material.
3. Menentukan kombinansi pembebanan untuk struktur
4. Desain dilakukan secara otomatis oleh program.
Hasil yang diperoleh dari desain beton bertulang dengan SAP2000 adalah
kebutuhan tulangan pokok, tulangan geser, dan tulangan torsi pada elemen-elemen
struktur.
Tampilan pemodelan 3D struktur gedung dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah
ini
Gambar 3.2 Tampilan 3D Struktur Gedung
7
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
5.1 Data Pembebanan

1. Beban Gravitasi
- Beban mati terdiri dari beban sendiri struktur gedung yang dihitung otomatis
oleh program SAP2000 (berat isi beton 24 kN/m3) serta berat rangka baja dan
berat atap.
- Beban hidup pada atap 0,96 kN/m2 (SNI 1727-2013)
Gambar 4.1 Beban Mati (Dead Load)
Gambar 4.2 Beban Hidup (Live Load)
8
2. Beban Gempa
Parameter Analisis Beban Gempa
- Faktor keutamaan gempa, Ie
Tabel 4.1 Faktor Keutamaan Gempa, Ie
Kategori Resiko Struktur Bangunan Faktor Keutamaan Gempa, Ie

I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : SNI 1726-2012
Berdasarkan fungsi gedung yaitu perkantoran, maka gedung termasuk dalam

kategori resiko II dengan faktor keutamaan gempa Ie = 1,0
- Penentuan kelas situs
Kelas situs yang digunakan dalam perhitungan analisis beban gempa adalah SE
(tanah lunak)
- Respon percepatan batuan dasar , SS dan S1
Nilai SS dan S1 diperoleh dari hasil plot data pada website
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/, dengan
memasukkan nama wilayah dan menyesuaikan klasifikasi situs. Dari hasil plot
pada website tersebut diperoleh nilai SS = 2,164 (g) dan S1 = 0,765 (g).
- Respon percepatan gempa di permukaan tanah, SMS dan SM1
Nilai SMS dan SM1 dihitung dengan persamaan berikut:
SMS  Fa  S S  0,9  2,164  1,948( g )
SM 1  FV  S1  2, 4  0, 765  1,836( g )
; nilai Fa =0,9 (Tabel 3.2) dan Fv =2,4 (Tabel 3.3)
9
Tabel 4.2 Koefisien Situs Fa

Kelas Situs Ss ≤ 0,25 Ss = 0,50 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss = 1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
SF SSb
Tabel 4.3 Koefisien Situs Fv

Kelas Situs Ss ≤ 0,10 Ss = 0,20 Ss = 0,30 Ss = 0,40 Ss = 0,50
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
SD 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
SF SSb
- Respon percepatan spektral desain, SDS dan SD1
S DS  2 3  SMS  2 3 1,948  1, 298( g )
S D1  2 3  SM 1  2 3 1,836  1, 224( g )
- Periode TS dan T0
S D1 1, 224
TS    0,943detik
S DS 1, 298
T0  0, 2TS  0, 2  0,943  0,189detik
- Kategori desain seismik

Berdasarkan SNI 1726-2012 terdapat pengecualian bagi struktur dengan
S1≥0,75g, jika struktur bangunan tersebut termasuk dalam kategori resiko I,II,
atau III maka harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik
E. Sehingga perencanaan ini tergolong ke dalam kategori desain seismik E .
- Koefisien seismik ( R, 0 , Cd ) untuk sistem penahan gaya gempa
 koefisien modifikasi respon, R =8
10
 faktor kuat lebih sistem , 0 =3
 faktor pembesaran defleksi, Cd = 5 12

Untuk membuat spektrum respon percepatan gempa desain diperlukan variabel-
variabel spektrum percepatan, Sa yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut
ini :
Tabel 4.4 Variabel Spektrum Respon Percepatan Gempa Desain
Periode, T Spektrum Percepatan Spektrum Percepatan

Ket.
(detik) Elastik, Sa(g) Inelastik, Sa(g)x(Ie/R)
0,0000 0,519 0,065 T = 0 detik
0,0250 0,623 0,078
0,0500 0,726 0,091  T 
0,0750 0,829 0,104 Sa  S DS  0,4  0,6 
 T0 
0,1000 0,933 0,117 
0,1885 1,298 0,162 T0
0,9427 1,298 0,162 TS
1,00 1,224 0,153
1,25 0,979 0,122
1,50 0,816 0,102
1,75 0,699 0,087
2,00 0,612 0,077
2,50 0,490 0,061
3,00 0,408 0,051
3,50 0,350 0,044
4,00 0,306 0,038
4,50 0,272 0,034
S D1
5,00 0,245 0,031 Sa 
5,50 0,223 0,028 T
6,00 0,204 0,026
6,50 0,188 0,024
7,00 0,175 0,022
7,50 0,163 0,020
8,00 0,153 0,019
8,50 0,144 0,018
9,00 0,136 0,017
9,50 0,129 0,016
10,00 0,122 0,015
11
Gambar 4.3 Grafik Respon Spektrum
3. Kombinasi Pembebanan
Elemen struktur maupun struktur gedung secara keseluruhan didesain agar memiliki
kuat rencana yang tidak boleh kurang dari kombinasi ultimit U dari beban mati D, beban
hidup L, dan beban gempa E, sesuai persamaan-persamaan berikut yang didasarkan pada
SNI 2847-2013 Pasal 9.2.1.
U = 1,4D
U = 1,2D + 1,6L
U = 1,2D + 1,0E + 0,5L
U = 0,9D + 1,0E
12
5.2 Hasil Analisis

1. Hasil Analisis Modal
- Rasio Partisipasi Massa
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.9.1, analisis harus menyertakan jumlah
ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi
sebesar paling sedikit 90% dari massa aktual masing-masing arah horizontal
ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
Tabel 4.5 Rasio Partisipasi Massa (SAP2000)

TABLE: Modal Participating Mass Ratios
OutputCase StepType StepNum Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ
Text Text Unitless Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
MODAL Mode 1 0,489893 0 1 0 0 1 0
MODAL Mode 2 0,405077 1 0 0 1 1 0
MODAL Mode 3 0,385842 0 0 0 1 1 0
MODAL Mode 4 0,014455 0 1,205E-18 0,31 1 1 0,31
MODAL Mode 5 0,014455 0 1,225E-11 3,061E-08 1 1 0,31
MODAL Mode 6 0,01444 7,738E-09 0 5,571E-19 1 1 0,31
MODAL Mode 7 0,01444 8,564E-14 0 2,466E-18 1 1 0,31
MODAL Mode 8 0,014072 1,096E-20 6,832E-08 7,073E-12 1 1 0,31
MODAL Mode 9 0,014072 0 1,7E-18 0,28 1 1 0,6
MODAL Mode 10 0,014072 1,041E-17 0 2,14E-14 1 1 0,6
MODAL Mode 11 0,014072 2,166E-07 0 8,356E-19 1 1 0,6
MODAL Mode 12 0,013689 0 0 0,39 1 1 0,99
Dari Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah ragam yang digunakan dalam
analisis ragam getar sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan total
partisipasi massa ragam terkombinasi minimal 90% pada arah sumbu x dan y.
2. Hasil Analisis Beban

- Konrol gaya geser dasar respon spektrum
Berdasarkan persyaratan pada SNI 1726-2012 nilai gaya geser dasar (base shear)
hasil analisis respon spektrum harus lebih besar 85% dari gaya geser dasar yang
dihitung menggunakan metode statik ekivalen. Dari hasil perhitungan, diperoleh
gaya geser dasar static sebesar V= 22467 N, sehingga 85%.V= 19096,560 N.
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa gaya geser dasar respon spektrum sebesar
13
29712,6 N > 85%.V (19096,560 N) yang berarti sudah dapat digunakan sebagai
beban gempa rencana pada struktur gedung yang direncanakan.
Tabel 4.6 Gaya Geser Dasar Respon Spektrum

TABLE: Base Reactions
OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY
Text Text Text N N
RS-X LinRespSpec Max 29712,6 3,999E-11
RS-Y LinRespSpec Max 5,933E-11 29712,6
- Kontrol simpangan antar lantai

SNI 1726-2012 dalam Pasal 7.12.1, memberikan batasan terhadap simpangan
antar lantai. Simpangan antar lantai desain tidak boleh melebihi simpangan antar
lantai ijin. Batasan simpangan antar lantai dibedakan berdasarkan jenis struktur
dan kategori resiko bangunan. Berdasarkan jenis struktur dan kategori resiko
bangunan pada perencanaan ini maka diperoleh simpangan antar lantai ijin,
yaitu:
∆a = 0,02hsx = 0,02.4000 = 80 mm
Simpangan yang terjadi pada arah x dan y sebesar :
d 5,5
( e e( 1) ) (8,600 0) 47,302 mm
Ie 1,0
d 5,5
( e e( 1) ) (12,579 0) 69,184 mm
Ie 1,0
Simpangan yang terjadi telah memenuhi syarat yaitu kurang dari simpangan
antar lantai ijin.
14
3. Gaya Dalam Hasil Analisis (Envelope)
Gambar 4.4 Diagram Bidang Momen
Gambar 4.5 Diagram Bidang Gaya Geser
15
Gambar 4.6 Diagram Bidang Gaya Normal
5.3 Desain Penulangan Elemen Struktur

a. Balok dan Kolom (Desain menggunakan SAP2000)
Ringbalk arah melintang
Dimensi balok = 15/25
Ast tul. 10 = 78,540 mm2
As perlu Tumpuan (atas) = 127,103 mm2
Jumlah Tulangan = 1,61 3 (3D10)
As perlu Lapangan = 33,393 mm2
Jumlah Tulangan = 0,43 2 (2D10)
Av/s = 0,224 mm2/mm

Digunakan tulangan geser, tumpuan Ø8 – 150 dan lapangan Ø8 – 200
Ringbalk arah memanjang

Dimensi balok = 15/20
Ast tul. 10 = 78,540 mm2
As perlu Tumpuan (atas) = 117,207 mm2
Jumlah Tulangan = 1,49 3
As perlu Lapangan = 37,654 mm2
Jumlah Tulangan = 0,48 2
Av/s = 0,215 mm2/mm

16
Kolom
Dimensi kolom = 20/25
Ast perlu Tul. Pokok = 500 mm2
Digunakan tul.12, Ast = 113,097 mm2
Jumlah Tulangan = 4,421
= 8D12
Av/s = 0,226 mm2/mm

b. Sloof (Balok pengikat/ Tie Beam)

Data Perencanaan:
Lebar penampang tie beam, b = 150 mm
Tinggi penampang tie beam, h = 200 mm
Diameter tul. lentur D = 10 mm
Diameter tul. geser Ø = 8 mm
Tebal selimut beton, S = 25 mm
Faktor reduksi kekuatan, ϕ = 0,9 (lentur) ; ϕ = 0,75 (geser)
Ditinjau tie beam dengan bentang (jarak as ke as kolom), l = 4,0 m,
→ Beban yang bekerja pada tie beam
- Berat sendiri tie beam, q1 = (0,15 0,2) 24 = 0,720 kN/m
- Berat dinding partisi bata, q2
Berat dinding per luas dinding = 1,500 kN/m2
Tinggi tingkat lantai dasar = 4,0 m ; tinggi balok = 0,2 m
1
(4,0 0,2) 1,500 k m 5,850 k m
2
- Beban merata dari tanah
Beban merata dari tanah (q3) bekerja dengan arah ke atas. Beban ini
diambil dari 10% gaya aksial terfaktor Pu terbesar yaitu Pu = 16,629 kN
yang kemudian didistribusikan ke sepanjang bentang tie beam.
q3 = 10% Pu / l = 10% 16,629 / 4,0 = 0,416 kN/m
17
Beban merata total yang diterima tie beam, Q

Q = [1,2 (q1 + q2)] – q3
Q = [1,2 (0,720 + 5,850)] – 0,416 = 7,469 kN/m
→ Momen dan gaya geser akibat beban merata Q
1 1
7,469 4,02 14,937 k m
8 8
Momen tumpuan, M+ = 65% M = 65% 14,937 = 9,709 kN.m
Momen lapangan, M- = 35% M = 35% 14,937 = 5,228 kN.m
1 1
7,469 4,0 14,937 k
2 2
→ Penulangan lentur tie beam (momen tumpuan)
1 1
200 25 8 10 162 mm
2 2
106
n 2,740
ϕ 0,9 150 1622
f 2
(1 √1 ) 0,0086
f 0,85 f
Rasio penulangan lentur minimum

0, 25 f 'c 0, 25 20, 75
min    0, 00303
fy 345
1, 4 1, 4
min    0,00406  nilai terbesar
f y 345
f c  600  20, 75  600 
b  0,85 1    0,85 0,85    0, 0276
f y  600  f y  345  600  345 
maks  0, 75  b  0, 75  0, 0276  0, 0207

Cek ρ terhadap ρmin dan ρmaks, ρmin < ρ < ρmaks
0,0041 < 0,0086 < 0,0276 … (memenuhi)
Luas tulangan perlu, As,perlu
As,perlu = ρ b d = 0,0086 150 162 = 210,919 mm2
18
210,919
n 2 2,685 3 batang
(0,25 ) (0,25 102)
Luas tulangan terpasang, As,aktual
As,aktual = n (0,25 D2) = 3 (0,25 102) = 235,620 mm2
f 235,620 345
30,726 mm
0,85 f 0,85 20,75 150
ϕ ϕ f ( ) 10,726 k m
2
Cek momen nominal terfaktor terhadap M-
ϕ M- ⇒ 10,726 kN.m > 9,709 kN.m … (memenuhi)
Sehingga, pada tumpuan balok sloof digunakan tulangan 3D10 dan dengan
menggunakan perhitungan yang sama untuk momen lapangan, diperoleh hasil
tulangan lentur terpasang pada lapangan adalah 2D10.
→ Penulangan geser tie beam
1
ϕ ϕ √f 13,836 k
6
(0,5 )
22,845 k
0,5
22,845
ϕ 13,836 16,623 k
ϕ 0,75
Cek kuat geser tulangan perlu
1
√f
3
1 1
√f √20,75 150 162 36,897 k
3 3
16,623 kN < 36,897 k … (digunakan luas tulangan geser minimum)
Luas tulangan geser minimum
1 1 150
0,213 mm2 mm
3 f 3 235
Dipakai sengkang tertutup diameter 8 mm, 2Ø8

Av = 2 (0,25 82) = 100,531 mm2
19
100,531
472,480 mm
0,213
162
81 mm
2 2
Dipakai tulangan geser 2Ø8-80
Balok Sloof
Dimensi balok = 15/20 Jarak tulangan geser
Tul. Pokok Tumpuan = 3D10 Tumpuan = Ø8 - 80
Tul. Pokok Lapangan = 2D10 Lapangan = Ø8 - 80
c. Pondasi Poor Plat

Data Perencanaan :
Mutu Beton (K-250) fc' = 20,75 MPa

Mutu Baja (BJTS) D13 = 345 MPa
(BJTP) Ø10 = 235 MPa
Pu = 16,629 kN
Dimensi Kolom = 20 x 25
Kedalaman rencana pondasi = 1,2 m
Kapasitas Daya Dukung Ijin, qa = 2,3115 kg/cm2
Menentukan Ukuran Pondasi

Dimensi Rencana Footplat = 0,75 x 0,75 m
Teg. Ytd = P/A
= 0,296 kg/cm2 (< 2,3115 kg/cm2) … OK
20
Kontrol Geser
Data : Dimensi pondasi, B x L = 750 x 750 mm
Tebal Pondasi = 200 mm
Selimut = 75 mm
Tebal efektif, d = 118,490 mm
→ Aksi satu arah

Cx = 200 mm
Cy = 250 mm
W1 = (1/2 . B) – (1/2 . Cx) – d = 156,510 mm
A1 = W1 . L = 117383 mm2
Vu = Pu . A1 = 1,464 kN
Kuat geser beton, Vc = 1/6. f’ . w. d = 67,468 kN
ϕ Vc = 0,75 Vc = 50,601 kN
Cek, Vu ≤ ϕ Vc =>> 1,464 kN < 50,601 k … OK

→ Aksi dua arah
A =BxL = 562500 mm2
W2 = Cy + 0,5d + 0,5 d = 368,490 mm
L2 = Cx + 0,5d + 0,5 d = 318,490 mm
A2 = W2 . L2 = 117360,380 mm2
Atotal = A - A2 = 0,445 m2
Vu = Pu . Atotal = 5,551 kN
Kuat geser beton,

b0 = 2(1/2.d + Cx +1/2d) + 2(1/2.d + Cy +1/2d) = 805,470 mm
Vc = 1/3. f’ . 0. d = 660,128 kN
ϕ Vc = 0,75 Vc = 495,096 kN
Cek, Vu ≤ ϕ Vc =>> 5,551 kN < 495,096 k … OK
21
Penulangan Pondasi
Data : L = B = 750 mm
d = 118,490 mm
F = (L – 200)/2 = 275 mm
Pu = 16,629 kN
Menghitung Momen terfaktor

Mu = Pu . F . 1/2F . L = 471575,569 N.mm
Rn = 0,054
m = 19,561
ρmin = 0,0041
ρperlu = 0,0001
Pakai ρmin = 0,0041
As perlu = 360,622 mm2
Ast D13 = 132,786 mm2
n = 2,716 3
maka, S = (B – 2.Selimut) / (n – 1) = 300 mm
Digunakan tul. D13 dengan jarak 150 mm D13 – 150
22
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perencanaan elemen struktur, diperoleh dimensi dan
jumlah tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Dimensi Ringbalk 15/20 dan 15/25
2. Dimensi Kolom 20/25
3. Dimensi Tie Beam 15/20
4. Pondasi Poor Plat tebal 20 cm dimensi 75x75 cm
23
24
TABLE: Element Forces -
Frames
Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3
Text mm Text Text Text N N N N-mm N-mm N-mm
K-9 0 Envelope 1 Combination Min -14482,94 -1706,18 -3698,29 -8,556E-10 -8846016,3 -6461579,93
K-1 4000 Envelope 1 Combination Max -623,11 2753,31 2353,31 8,631E-10 4713947,54 5882196,31
K-12 2000 Envelope 1 Combination Min -12208,9 -4105,07 -1591,19 -8,556E-10 -2893061,13 -1469711
K-2 2000 Envelope 1 Combination Min -12208,9 -4105,07 -1711,56 -8,556E-10 -2812409,47 -1469711
K-13 2000 Envelope 1 Combination Max -4743,57 4105,07 1711,56 8,631E-10 2812409,47 1469711
K-3 2000 Envelope 1 Combination Max -4743,57 4105,07 1591,19 8,631E-10 2893061,13 1469711
RBX-1 4000 Envelope 1 Combination Min 0 -130,79 0 -321131,76 -3,954E-10 -6660217,38
RBX-2 0 Envelope 1 Combination Min 0 -5617,32 -1,931E-13 -44,69 0 -5899561,62
RBX-2 4000 Envelope 1 Combination Min 0 170,88 -1,931E-13 -44,69 -7,723E-10 -5899561,62
RBX-5 0 Envelope 1 Combination Min 0 -5617,32 -1,931E-13 -44,69 0 -5899561,62
RBX-5 4000 Envelope 1 Combination Min 0 170,88 -1,931E-13 -44,69 -7,723E-10 -5899561,62
RBX-2 500 Envelope 1 Combination Min 0 -4608,99 -1,931E-13 -44,69 -9,654E-11 -3342982,48
RBX-1 3000 Envelope 1 Combination Max 0 4238,41 0 642525,08 3,954E-10 2017532,21
RBX-2 3000 Envelope 1 Combination Max 0 3600,66 1,931E-13 44,69 5,792E-10 1877652,47
RBX-2 2000 Envelope 1 Combination Max 0 1584 1,931E-13 44,69 3,862E-10 1302229,1
RBX-5 2000 Envelope 1 Combination Max 0 1584 1,931E-13 44,69 3,862E-10 1302229,1
RBX-2 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1584 -1,931E-13 -44,69 -3,862E-10 566082,2
RBX-5 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1584 -1,931E-13 -44,69 -3,862E-10 566082,2
RBX-1 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1885,67 0 -321131,76 -3,954E-10 399953,01
RBX-2 0 Envelope 1 Combination Max 0 -170,88 1,931E-13 44,69 0 1979672,93
RBX-5 0 Envelope 1 Combination Max 0 -170,88 1,931E-13 44,69 0 1979672,93
RBY-1 4000 Envelope 1 Combination Min 0 -44,54 0 -385408,19 -2,704E-10 -5617522,86
RBY-3 0 Envelope 1 Combination Min 0 -4892,68 0 -22252,53 0 -5098949,65
RBY-5 4000 Envelope 1 Combination Min 0 164,26 -1,32E-13 -11958,3 -7,984E-10 -5098949,65
RBY-6 4000 Envelope 1 Combination Min 0 164,26 -1,32E-13 -22252,53 -7,984E-10 -5098949,65
RBY-3 4000 Envelope 1 Combination Min 0 149,27 0 -22252,53 -6,444E-20 -5072070,24
RBY-4 4000 Envelope 1 Combination Min 0 149,27 0 -11958,3 -6,444E-20 -5072070,24
RBY-5 0 Envelope 1 Combination Min 0 -4858,19 -1,32E-13 -11958,3 -2,704E-10 -5072070,24
RBY-1 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1569,02 0 -385408,19 -2,704E-10 361996,47
RBY-5 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1360,22 -1,32E-13 -11958,3 -5,344E-10 482023,07
RBY-6 2000 Envelope 1 Combination Min 0 -1360,22 -1,32E-13 -22252,53 -5,344E-10 482023,07
RBY-3 2000 Envelope 1 Combination Max 0 1360,22 0 11958,3 3,222E-20 1178735,71
RBY-5 2000 Envelope 1 Combination Max 0 1384,96 1,32E-13 22252,53 5,344E-10 1178735,71
RBY-3 500 Envelope 1 Combination Max 0 216,86 0 11958,3 0 1664889,08
RBY-4 500 Envelope 1 Combination Max 0 216,86 0 22252,53 0 1664889,08
RBY-3 0 Envelope 1 Combination Max 0 -164,26 0 11958,3 0 1678040,03
RBY-4 0 Envelope 1 Combination Max 0 -164,26 0 22252,53 0 1678040,03
RBY-5 0 Envelope 1 Combination Max 0 -149,27 1,32E-13 22252,53 2,704E-10 1750097,42
RBY-6 0 Envelope 1 Combination Max 0 -149,27 1,32E-13 11958,3 2,704E-10 1750097,42

Laporan IMB KUA PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan IMB KUA PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN ANALISIS STRUKTUR SEPTEMBER, 2019

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB II. DATA PERENCANAAN

BAB III. PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS

Tabel 4.1 Faktor Keutamaan Gempa, Ie.............................................................. 9

Gambar 2.1 Denah Lantai 1 Gedung Kantor ...................................................... 2

1.1 Latar Belakang

2.1 Data Gedung

2.2 Data Struktur

- Angka poisson, υ = 0,2

2.3 Denah dan Tampak Gedung

400 400 400

Gambar 2.1 Denah Lantai 1 Gedung Kantor

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

Gambar 2.2 Tampak Depan Gedung Kantor

Gambar 2.3 Tampak Samping Depan Gedung Kantor

3.1 Sistem Sumbu Koordinat (Global dan Lokal)

3.2 Perencanaan Model Struktur Frame dan Shell

3. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur:

3.3 Diaphragm Constraint

3.4 Jenis-Jenis Beban yang Bekerja

3.5 Analisis Struktur

3.6 Desain Beton Bertulang dengan Program SAP2000

Gambar 3.2 Tampilan 3D Struktur Gedung

5.1 Data Pembebanan

Gambar 4.1 Beban Mati (Dead Load)

Gambar 4.2 Beban Hidup (Live Load)

Kategori Resiko Struktur Bangunan Faktor Keutamaan Gempa, Ie

Berdasarkan fungsi gedung yaitu perkantoran, maka gedung termasuk dalam

SMS  Fa  S S  0,9  2,164  1,948( g )

; nilai Fa =0,9 (Tabel 3.2) dan Fv =2,4 (Tabel 3.3)

Tabel 4.2 Koefisien Situs Fa

Tabel 4.3 Koefisien Situs Fv

T0  0, 2TS  0, 2  0,943  0,189detik

- Kategori desain seismik

 koefisien modifikasi respon, R =8

 faktor kuat lebih sistem , 0 =3

 faktor pembesaran defleksi, Cd = 5 12

Periode, T Spektrum Percepatan Spektrum Percepatan

Gambar 4.3 Grafik Respon Spektrum

5.2 Hasil Analisis

Tabel 4.5 Rasio Partisipasi Massa (SAP2000)

2. Hasil Analisis Beban

Tabel 4.6 Gaya Geser Dasar Respon Spektrum

- Kontrol simpangan antar lantai

3. Gaya Dalam Hasil Analisis (Envelope)

Gambar 4.4 Diagram Bidang Momen

Gambar 4.5 Diagram Bidang Gaya Geser

Gambar 4.6 Diagram Bidang Gaya Normal

5.3 Desain Penulangan Elemen Struktur

Av/s = 0,224 mm2/mm

Ringbalk arah memanjang

Av/s = 0,215 mm2/mm

Av/s = 0,226 mm2/mm

b. Sloof (Balok pengikat/ Tie Beam)

Beban merata total yang diterima tie beam, Q

Rasio penulangan lentur minimum

maks  0, 75  b  0, 75  0, 0276  0, 0207

Dipakai sengkang tertutup diameter 8 mm, 2Ø8

c. Pondasi Poor Plat

Mutu Beton (K-250) fc' = 20,75 MPa