Laporan Struktur Parkir

PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN GEDUNG PARKIR

RUMAH SAKIT BINA SEHAT JEMBER
DAFTAR ISI
PROYEK : PERENCANAAN GEDUNG PARKIR
LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

Jember-Jawa Timur
BAB I KRITERIA DESAIN DAN PENJELASAN UMUM

1.1 Spesifikasi Bangunan
1.2 Peraturan dan Standar
1.3 Spesifikasi Mutu Bahan Struktur
1.4 Pembebanan
1.5 Sistem Struktur
1.6 Sistem Pondasi
1.7 Tahapan Perencanaan
1.8 Analisa Struktur
BAB II PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

2.1 Penentuan Gaya Gempa
2.2 Penomoran Titik dan Elemen
2.3 Tampak 3D Struktur Utama
2.4 Data Input
2.5 Data Output
2.6 Perhitungan Elemen-elemen Struktur
2.7 Perhitungan Desain Kapasitas
2.8 Perhitungan Pertemuan Balok Kolom
BAB III PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI

3.1 Laporan Penyelidikan Tanah
3.2 Sistem Pondasi
3.3 Elevasi-Elevasi
3.4 Perhitungan Daya Dukung Pondasi
3.5 Effek Group Kelompok Tiang
3.6 Kontrol Gaya-Gaya pada Tiang
3.7 Perhitungan Pile Cap
1
BAB – I
KRITERIA DESAIN DAN

PENJELASAN UMUM

Jember-Jawa Timur
2
BAB I
KRITERIA DESAIN DAN PENJELASAN UMUM


Jember-Jawa Timur
1.1 Spesifikasi Bangunan
Bangunan yang direncanakan adalah bangunan gedung 6 lantai
ditambah dengan 1 tingkat lantai atap dan satu tingkat atap ruang mesin lift.
Fungsi bangunan untuk Parkir Rumah Sakit Bina Sehat Jember, berlokasi di
Jalan Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates Jember-Jawa Timur, terdiri atas
bangunan 7 tingkat dengan data ketinggian sebagai berikut :
No Lantai Tinggi tingkat dari Lt.1 Elevasi dari lantai 1

(m) (m)
1 Satu 4.00 ± 0.00
2 Dua 4.00 + 4.00
3 Tiga 4.00 + 8.00
4 Empat 4.00 + 12.00
5 Lima 4.00 + 16.00
6 Enam 4.00 + 20.00
7 Atap 4.00 + 24.00
8 Atap Lift 4.00 + 28.00
Sistem struktur atas terdiri atas pelat lantai, balok anak, balok induk, kolom
dan sebagai sistem struktur penahan gempa terdiri atas portal dan dinding
geser. Sistem struktur bawah terdiri atas pondasi tiang pancang type spunc
pile diameter 45 cm kedalaman 12 m (sampai tanah keras) dari muka tanah
setempat. Perencanaan pondasi berdasarkan hasil penyelidikan tanah berupa
2 titik sondir dan 2 titik bor dalam lengkap SPT dan hasil pengujian
laboratorium.
1.2 Peraturan dan Standar

Perencanaan struktur bangunan ini dalam segala hal memenuhi semua
peraturan, standar dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang
tercantum dalam peraturan-peraturan sebagai berikut :
1) Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung , SNI 2847 : 2013
2) Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur
lainnya, SNI 1727 : 2013
3) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung Dan
Non Gedung, SNI 1726 : 2012
4) Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1729:2015.
5) Minimum design loads for buildings and other structure ( ASCE 7-2)
3
1.3 Spesifikasi Mutu Bahan Struktur

Mutu bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Mutu beton pondasi K-600, fc’=50 Mpa
2) Mutu beton struktur pile cap, tie beam, kolom dan dinding core, pelat,
balok K-300, f’c = 25 Mpa
3) Mutu baja tulangan :
fy=400 Mpa ( D > 10mm );
fy=240 Mpa ( D < 10mm )
1.4 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan meliputi : beban mati, beban hidup dan beban
gempa.
1) Beban Mati :
Beban mati akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon
dan beban dinding dan beban lain yang melekat pada struktur
diperhitungkan sesuai dengan ASCE 7-2
BERAT
JENIS BAHAN Diambil dari
kN/m2
( ASCE 7‐10 Table C3‐1 Ceramic, or quarry tile ( 19mm) on 25mm
Keramik 1.10
mortar bed
Ducting 0.19 ( ASCE 7‐10 Table C3‐1, Mechanical Duct Allowance )
Penggantung
0.10 ( ASCE 7‐10 Table C3‐1, Suspended Steel Channel System )
Langit‐langit
Plafon 0.05 ( ASCE 7‐10 Table C3‐1, Acoustical fiberboard )
4
2) Beban Hidup :
Beban hidup yang ditinjau dalam perencanaan gedung parkir sesuai
dengan Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan
Struktur lainnya, SNI 1727 : 2013 adalah sebagai berikut :
 Parkir qL = 8.00 kN/m2
 Roof qL = 0.96 kN/m2
Dalam analisa struktur terhadap prosentase beban hidup yang ditinjau
adalah sebagai berikut :
 Pada perhitungan pelat lantai : 100 %
 Pada perhitungan akibat portal sistem struktur akibat gempa : 30%
 Pada perhitungan struktur kolom : tergantung kepada jumlah tingkat
3) Beban Gempa
Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik

ekuivalen dan dinamik respons spektrum. Hasil analisis dari kedua
perhitungan gempa tersebut diambil yang menghasilkan pengaruh gaya
dalam paling besar. Perhitungan analisis struktur gedung terhadap beban
gempa mengacu pada Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Gedung Dan Non Gedung (SNI1726-2012)
1.5. Sistem Struktur
Sistem struktur bangunan kampus terdiri dari elemen struktur : pelat, balok,
kolom dan dinding geser beton bertulang. Sistem pelat lantai menggunakan
pelat two way dan one system beton bertulang dengan balok di tepinya.
Sistem struktur penahan gempa teridiri atas portal dan dinding geser. Jarak
bentang arah X adalah 8.00m, jarak bentang arah Y adalah 9.00m. Analisa
struktur dilakukan dengan bantuan program ETABS v.9.7.4
1.6. Sistem Pondasi
Dalam desain pondasi, type pondasi yang akan dipakai disesuaikan dengan
kondisi beban rencana yang diperoleh dari hasil analisa dengan program
ETABS V.9.7.4, dan hasil soil test yang telah dilakukan sebelumnya
Untuk kondisi pembebanan gempa, daya dukung tiang dinaikkan 150% dari
nilai daya dukung ijin. Kombinasi beban yang ditinjau untuk perencanaan
pondasi adalah :
P = DL + LL  Pijin.
P = DL + LL + 1.0 EQx + 0.3 EQy  1.50 Pijin.
1.7. Tahapan Perencanaan
Prosedur atau tahapan perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan
struktur atas dan struktur pondasi bangunan ini adalah sebagai berikut :
a) Penentuan ukuran-ukuran elemen-elemen struktur dengan perhitungan-
perhitungan standar sesuai SNI.
5
b) Analisa 3-D struktur atas dengan untuk beban mati beban hidup dan beban
gempa.
c) Penentuan gaya yang bekerja pada masing-masing kelompok pondasi.
d) Penentuan jumlah tiang pondasi yang dibutuhkan pada masing-masing
kolom.
e) Penulangan pile cap dan tie beam.
f) Penulangan balok dan kolom dengan memperhitungkan kombinasi beban
seperti yang disyaratkan.
1.8. Analisa Struktur

1.8.1 Analisa Struktur untuk Beban Gempa
Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik ekuivalen dan dinamik
respons spektrum. Hasil analisis dari kedua perhitungan gempa tersebut diambil
yang menghasilkan pengaruh gaya dalam paling besar. Perhitungan analisis
struktur gedung terhadap beban gempa mengacu pada Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03-
1726-2012) dengan tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan Katagori Resiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan

Berdasarkan Pasal 4.1.2 SNI 1726-2012 disebutkan bahwa Gedung Parkir
termasuk dalam katagori resiko IV dengan faktor keutamaan gempa Ie
sebesar 1,5.
b. Menentukan Kelas Situs

Salah satu cara penetapan kelas situs melalui penyelidikan tanah dilakukan
dengan mengolah data N-SPT sampai kedalaman 30 m sesuai SNI Gempa
03-1726-2012 Pasal 5.1. Hasil data tanah berdasarkan nilai SPT (Soil
Penetration Test) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
6
c. Menentukan Parameter Percepatan Gempa (Ss, S1)

Parameter percepatan gempa (Ss, S1) dapat diketahui secara detail melalui
situs online Dinas PU di link :
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Data yang diinput dalam situs tersebut adalah sebagai berikut :
Jenis input = diisi koordinat atau nama Kota.
Jenis batuan = keras, sedang, atau lunak.
d. Menentukan Koefisien Situs dan Parameter Respons Spectra Percepatan

Gempa
Berdasarkan website
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
didapatkan nilai parameter spektrum respons percepatan pada perioda
pendek (SMS) dan perioda 1 detik (SM1)
e. Menentukan Spectrum Respon Desain

Penentuan respons spektrum desain berdasarkan website resmi Dinas PU di
link http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
f. Menentukan Katagori Desain Seismic

Penentuan Kategori Desain Seismik (KDS) berdasarkan kategori risiko dan
parameter respons spektral percepatan desain sesuai Tabel 6 dan Tabel 7
SNI Gempa 03-1276-2012 Pasal 6.5 sebagai berikut.
tabel Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Perioda Pendek.
Tabel 2.4. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

Percepatan pada Perioda 1 Detik
7
g. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem

Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.2.2 dan hasil seminar
HAKI dirumuskan pemilihan sistem struktur untuk berbagai tingkat
kegempaan pada Tabel 2.5 berikut :
Tabel 3.5. Pemilihan Sistem Struktur Berdasarkan Tingkat Resiko Gempa
1.8.2 Eksentrisitas Pusat Massa Tambahan

Menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung,
SNI_03-1726-2012, eksentrisitas pusat massa terhadap pusat kekakuan yang
harus ditinjau dalam analisa struktur terdiri dari eksentrisitas aslinya (ex dan
ey) ditambah atau dikurangi dengan suatu eksentrisitas tambahan sebagai
berikut :
Untuk gempa arah - X :
eyd = 1.5 ey + 0.05 by; atau
eyd = 1.0 ey – 0.05 by
Untuk gempa arah - Y:
exd = 1.5 ex + 0.05 bx
eyd = 1.0 ex – 0.05 bx
dimana by dan bx adalah ukuran denah gedung terbesar diukur tegak lurus arah
gempa.
Eksentrisitas tambahan yang dihitung menurut rumus-rumus diatas merupakan
jarak-jarak penggeseran koordinat pusat massa di dalam data input komputer.
Dalam analisa struktur 3 dimensi gedung ini, eksentrisitas tambahan ini
diperhitungkan pada waktu memasukkan koordinat pusat massa di tiap-tiap
lantai sebagai data input program komputer.
8
9
1.8.3 Kombinasi Pembebanan yang Ditinjau

Beban gempa dianggap terjadi bersamaan dalam dua arah yang ortogonal
(arah-X dan arah-Y) dan dikombinasikan dengan beban gravitasi sebagai berikut
:
1. 1.4DL
2. 1.2DL+1.6LL
3. 1.2DL+0.5LL+1.0EQx+0.3EQY.
4. 1.2DL+0.5LL +1.0EQx-0.3EQy.
5. 1.2DL+0.5LL -1.0EQx+0.3EQy.
6. 1.2DL+0.5LL -1.0EQx+0.3EQy.
7. 1.2DL+0.5LL +0.3EQx+1.0EQy.
8. 1.2DL+0.5LL +0.3EQx-1.0EQy.
9. 1.2DL+0.5LL -0.3EQx+1.0EQy.
10. 1.2DL+0.5LL -0.3EQx-1.0EQy.
11. 0.9DL+1.0EQx+0.3EQy.
12. 0.9DL+1.0EQx-0.3EQy.
13. 0.9DL-1.0EQx+0.3EQy.
14. 0.9DL-1.0EQx-0.3EQy.
15. 0-9DL+0.3EQx+1.0EQY.
16. 0.9DL+0.3EQx-1.0EQy.
17. 0.9DL-0.3EQx+1.0EQY.
18. 0.9DL-0.3EQx-1.0EQy.
1.8.4 Penulangan Portal dan Perencanaan Kapasitas

Dari analisa struktur 3 dimensi akibat kombinasi pembebanan yang paling
menentukan (dengan cara kombinasi envelope) didapatkan gaya-gaya dalam
(momen lentur, momen puntir, gaya normal dan gaya geser) pada setiap
elemen struktur. Perhitungan penulangan balok dan kolom beton bertulang
dilakukan dengan sudah memperhitungkan perencanaan kapasitas (strong
column weak beam).
10
BAB – II
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS


Jember-Jawa Timur
11
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS


Jember-Jawa Timur
2.1 Penentuan Gaya Gempa Dinamis

2.1.1. Analisis Gempa Dinamis Dengan Respon Spektrum
Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik ekuivalen dan
dinamik respons spektrum. Hasil analisis dari kedua perhitungan gempa
tersebut diambil yang menghasilkan pengaruh gaya dalam paling besar.
Perhitungan analisis struktur gedung terhadap beban gempa mengacu pada
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012) dengan tahapan sebagai berikut.
a. Menentukan Katagori Resiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan
Berdasarkan Pasal 4.1.2 SNI 03-1726-2012 disebutkan bahwa Gedung
Parkir Rumah Sakit termasuk dalam katagori resiko IV dengan faktor
keutamaan gempa Ie sebesar 1,5.
b. Menentukan Kelas Situs
Salah satu cara penetapan kelas situs melalui penyelidikan tanah dilakukan
dengan mengolah data N-SPT sampai kedalaman 30 m sesuai SNI Gempa
03-1726-2012 Pasal 5.1. Hasil data tanah berdasarkan nilai SPT (Soil
Penetration Test) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Ṅ = nilai hasil test penetrasi standar rata- rata, N
ti = tebal lapisan tanah ke-i,
Ni = hasil test penetrasi standar lapisan tanah ke-i.
12
Getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak
dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan klasifikasi tanah
tersebut berdasarkan data tanah pada kedalaman hingga 30 m, karena menurut
penelitian hanya BAB III. Analisis Beban Gempa lapisan- lapisan tanah sampai
kedalaman 30 m saja yang menentukan pembesaran gelombang gempa
(Wangsadinata, 2006). Data tanah tersebut adalah :
a. Shear wave velocity (kecepatan rambat gelombang geser),
b. Standard penetration resistance (uji penetrasi standard SPT), dan
c. Undrained shear strength (kuat geser undrained).
Dari 3 parameter tersebut minimal harus dipenuhi 2, dimana data yang terbaik
adalah Vs (shear wave velocity) dan data yang digunakan harus dimulai dari
permukaan tanah, bukan dari bawah basement (HATTI, 2006). Perhitungan
Nilai SPT untuk penentuan jenis tanah ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Nilai N-SPT Laporan Akhir Soil Investigation
d
No SPT
Tebal Lapisan
1 2 4 0.50
2 2 8 0.25
3 2 24 0.08
4 2 60 0.03
5 2 60 0.03
6 2 60 0.03
7 2 60 0.03
8 2 60 0.03
9 2 60 0.03
10 2 60 0.03
11 2 60 0.03
12 2 60 0.03
13 2 60 0.03
14 2 60 0.03
15 2 60 0.03
Total 30 1.23
Nilai rata rata N = = = 24,32

.
Berdasarkan SNI Gempa 03-1726- 2012 Pasal 5.3, nilai rata- rata N sebesar 32,47
masuk ke dalam katagori tanah sedang (SD) sesuai pada Tabel 3.2 berikut.
13
Tabel 2.2. Klasifikasi Situs
2.2 Menentukan Parameter Percepatan Gempa (Ss, S1)

Parameter percepatan gempa (Ss, S1) dapat diketahui secara detail melalui
situs online Dinas PU di link :
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011
2.2.1 Peta Percepatan gempa ( S1 )
14
2.2.2 Peta Percepatan gempa ( Ss )
2.2.3 Grafik Respon Spektra
Grafik tanah
sedang
Hasil data klasifikasi situs, kondisi tanah di lokasi rencana pembangunan

masuk dalam situs SD ( tanah sedang )
15
2.2.4 Menentukan Kategori Desain Seismik

Penentuan Kategori Desain Seismik (KDS) berdasarkan kategori risiko
dan parameter respons spektral percepatan desain sesuai Tabel 6 dan
Tabel 7 SNI Gempa 03-1276-2012 Pasal 6.5 sebagai berikut.
Percepatan pada Perioda Pendek.

Percepatan pada Perioda 1 Detik
Berdasarkan dari table diatas, kota Jember untuk klasifikasi situs SD ( tanah
sedang ) dengan nilai percepatan respons spektral pada perioda pendek, SDs =
0.704g dan parameter percepatan respons spektral pada perioda 1 detik, SD1 =
0.301g, Rencana gedung Parkir Rumah Sakit Bina Sehat Jember – Jawa Timur
masuk dalam kategori seismic D sedangkan untuk kategori risiko struktur
bangunan masuk dalam kategori risiko IV
2.2.5 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem

Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.2.2 dan hasil seminar
HAKI dirumuskan pemilihan sistem struktur untuk berbagai tingkat
kegempaan pada Tabel 2.5 berikut :
16
Tabel 3.5. Pemilihan Sistem Struktur Berdasarkan Tingkat Resiko Gempa
struktur Gedung yang ditinjau masuk pada katagori tingkat resiko gempa Tinggi (D),
sehingga sesuai dengan table diatas system penahan gempa dipilih Sistem Rangka
Momen Khusus ( SRMK ) sesuai ditunjukkan pada Tabel 2.6 berikut.
17
2.2.6 Menghitung Periode Struktur (T)
Waktu getar struktur adalah peristiwa bergetar dan bergoyangnya struktur

dalam 1 periode. Peristiwa tersebut dimodelkan sebagai model massa
terpusat (lump mass model) ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut.
Gambar. Peristiwa Bergetarnya Struktur dalam 1 Periode

Perioda fundamental pendekatan Ta (detik) ditentukan dari persamaan
Ta = Ct . hxn ,
Dimana :
hn = ketinggian struktur (m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur,
Ct dan x = ditentukan sesuai SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.8.2.1 seperti
pada Tabel 3.7 berikut :
Tabel 2.7. Nilai Parameter Pendekatan untuk Ct dan x
18
Rencana pembangunan gedung Parkir Rumah Sakit Bina Sehat Jember

dibangun 7 tingkat ditambah 1 tingkat untuk machine room, dengan rencana
ketinggian gedung setinggi 31,5 meter dari permukaan tanah, sehingga dengan
perhitungan batasan perioda fundamental struktur adalah sebagai berikut :
Ta = Ct x hnx = 0,0466 x 31.5^0.9 = 1.0390 detik.
Sedangkan pada batasan maksimumnya adalah sebesar
Tmax = Ta x 1.4 = 1.0390 x 1.4 = 1.4546 detik
Dari hasil out put program ETABS V.9.7.4 diperoleh waktu getar alami ( Tc)
sebagai berikut :
Mode Period UX UY UZ
1 0.994 40.20 11.84 0.00
2 0.843 28.22 23.65 0.00
3 0.638 0.64 33.47 0.00
4 0.369 2.11 0.01 0.00
5 0.323 1.54 3.00 0.00
6 0.307 3.19 0.29 0.00
7 0.281 0.17 2.86 0.00
8 0.223 10.92 2.25 0.00
9 0.192 1.27 0.73 0.00
10 0.148 0.18 12.04 0.00
11 0.134 0.35 0.93 0.00
12 0.110 5.89 0.40 0.00
Nilai waktu fundamental struktur awal bangunan (Tc) yang didapatkan dari hasil
analisis model program tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batasan
perioda yang dihitung (Ta)
Dari hasil ouput program ETABS diperoleh nilai maksimum period yang terjadi
adalah 0.99 detik.
Kontrol batasan waktu getar :
Tcx < Ta
0.994 detik < 1.0390detik, maka batasan time periode yang dipaki adalah
Ta=1.0390 detik
2.2 Penentuan Gaya Gempa Statik Ekuivalen
Beban gempa statik ekuivalen adalah penyederhanaan dari perhitungan
beban gempa yang sebenarnya, dengan asumsi tanah dasar dianggap tetap
(tidak bergetar), sehingga beban gempa diekuivalensikan menjadi beban lateral
statik yang bekerja pada pusat massa struktur tiap lantai bangunan.
19
Perhitungan gempa statik ekuivalen dapat dilakukan secara otomatis

dengan Auto Lateral Loads dan secara manual dengan cara menginput
besarmya beban gempa ke pusat massa struktur tiap lantai. Ilustrasi dari
perencanaan gempa dengan metode statik ekuivalen ditunjukkan pada Gambar
3.9 berikut.
Gambar Ilustrasi dari Analisis Gempa dengan Metode Statik Ekuivalen

Tahap perhitungan gempa statik ekuivalen adalah sebagai berikut :
2.2.1. perhitungan berat dan beban total struktur
berat sendiri struktur didapt secara otomatis dari hasil oaut put program
Etabs 9.7.4, sedangkan untuk beban luar diperhitungkan secara manual,
20
2.2.2. Menghitung Koefisien Respon Seismik

Koefisien respons seismic dihitung berdasarkan SNI Gempa 1726- 2012
Pasal 7.8.1.1
V = Cs x W
Cs min = 0,044 x Sds x Ie = 0.044 x 0.777 x 1. 5 =0.0513 > 0.01
.
maks = = 0.0732g
. / .
Cs hitungan
hit Y = 0.146 g
x = 0.146 g
Karena nilai Cs hitungan lebih besar dari Cs mak. Maka sesuai dengan
SNI 1726-2012 pasal .7.8.1.1, maka nilai koefisien yang dipakai adalah
Cs mak dengan nilai Cs mak.=0.061 g
2.2.3. Menghitung Gaya Geser Dasar
Perhitungan nilai gaya geser dalam arah yang ditetapkan dihitung
berdasarkan SNI Gempa 1726 – 2012 Pasal 7.8.1 sebagai berikut:
Vx = Csx x W = 0.0732 x 131.430.4= 9620.705 kN.
Vy = Csy x W = 0,0732 x 131.430.4= 9620.705 kN.
2.2.4. Menghitung Distribusi Beban Gempa
Perhitungan gaya gempa menggunakan persamaan sesuai SNI gempa
03-1726-2014 Pasal 7.8.3 sebagai berikut :
Fx = Cvx x V
Dimana :
Cvx = faktor distribusi vertikal
V = gaya geser dasar (kN)
Wi dan wx = berat seismik efektif total struktur di tingkat i atau x
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
21
k = exponen yang terkait dengan periode struktur

T ≥ 2,5 , nilai k = 2
0,5 < T < 2,5 , nilai k = 2 , atau ditentukan dengan interpolasi linear
antara 1 dan 2.
Simulasi arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur gedung
harus ditinjau dalam arah utama dianggap penuh (100%) dan 30% untuk arah tegak
lurusnya.
Beban gempa yang diinput pada 2 arah tersebut sebagai antisipasi datangnya gempa
dari arah yang tidak terduga, misalnya dari arah 15°, 30°, 45°, dll. Besarya beban
gempa yang diinput ke pusat massa ditunjukkan pada Tabel 2.12 berikut.
2.3 Analisa prilaku Ragam getar

Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.2.1 disebutkan bahwa jumlah
ragam vibrasi yang ditinjau dalam penjumlahan respons harus menghasilkan
partisipasi massa minimum 90%.berdasarkan hasil output dari program ETABS
hal tersebut tercapai pada ke-8 untuk arah x dan mode ke-6 untuk arah y sesuai
dengan table 2.13 dibawah ini.
Tabel 2.12. partisipasi massa arah X dan Y

Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ RX RY RZ SumRX SumRY SumRZ
1 0.99 40.20 11.84 0.00 40.20 11.84 0.00 13.81 54.95 23.72 13.81 54.95 23.72
2 0.84 28.22 23.65 0.00 68.41 35.49 0.00 30.05 42.62 19.34 43.86 97.57 43.06
3 0.64 0.64 33.47 0.00 69.05 68.96 0.00 54.30 1.24 29.70 98.16 98.81 72.76
4 0.37 2.11 0.01 0.00 71.16 68.97 0.00 0.08 0.11 0.71 98.24 98.92 73.47
5 0.32 1.54 3.00 0.00 72.69 71.97 0.00 0.00 0.00 5.10 98.24 98.92 78.57
6 0.31 3.19 0.29 0.00 75.88 72.26 0.00 0.14 0.24 0.93 98.39 99.16 79.50
7 0.28 0.17 2.86 0.00 76.05 75.12 0.00 0.53 0.00 0.48 98.92 99.16 79.97
8 0.22 10.92 2.25 0.00 86.97 77.37 0.00 0.06 0.48 1.27 98.98 99.64 81.25
9 0.19 1.27 0.73 0.00 88.24 78.11 0.00 0.02 0.05 2.54 99.00 99.69 83.79
10 0.15 0.18 12.04 0.00 88.42 90.14 0.00 0.82 0.02 7.51 99.82 99.71 91.30
11 0.13 0.35 0.93 0.00 88.77 91.07 0.00 0.01 0.00 1.12 99.84 99.71 92.42
12 0.11 5.89 0.40 0.00 94.66 91.47 0.00 0.01 0.22 0.38 99.84 99.93 92.81
2.2.5. Gaya Geser dasar Nominal, V ( base shear )

Pada SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal 7.1.3 disebutkan bahwa : Nilai
akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa
nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu,
tidak boleh diambil kurang dari 85% nilai respons ragam yang pertama.
Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser
dasar nominal V, seperti persamaan berikut :
Vdinamik > 0,85 Vstatik
22
Tabel 2.15. Besarnya Gaya Geser Dasar (Base Shear) Nominal

untuk Masing- masing Gempa
FX FY 85% STATIK ARAH X 85% STATIK ARAH Y
TIPE BEBAN GEMPA
kN kN kN kN
Eqx 5,745.15 ‐ 4,883.38 ‐
STATIK
Eqy (0.02) 8,953.05 (0.02) 7,610.09
RSPx 4,888.75 4,698.72
DINAMIK
RSPy 5,375.79 7,604.48
Hasil nilai dari Tabel 3.15 tersebut dapat disimpulkan persyaratan gaya
geser gempa dinamik telah terpenuhi (Vdinamik < 0,85 Vstatik)
2.2.6. Simpangan Struktur

Kriteria persyaratan simpangan mengacu pada SNI Gempa 2012 dengan
faktor- faktor sebagai berikut :
1. Faktor pembesaran defleksi (Cd) untuk SRPMK = 5,5
(Tabel 9 SNI 1726- 2012).
2. Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1,5 (Tabel 1 SNI 1726- 2012).
3. Faktor redundansi untuk gedung dengan KDS D adalah ρ = 1,3

(Pasal 7.3.4.2 1726- 2012).
4. Simpangan antara lantai yang diijinkan untuk gedung dengan

kriteria risiko IV adalah Δa = (0,015) x H, dimana H : tinggi tingkat
(Tabel 16 SNI 1726- 2012).
Tabel 2.16. Besarnya Simpangan Struktur Arah - X

Tinggi Simpangan Perpindahan Simpangan Diizinkan
Lantai Ket.
tingkat (mm) Elastis (mm) yang Diperbesar antar Lantai (mm) (mm)
LTLIFT 3500 23.32 102.59 18.33 52.50 OK
LTATAP 4000 19.15 84.26 11.86 60.00 OK
LT06 4000 16.45 72.40 13.23 60.00 OK
LT05 4000 13.45 59.17 13.75 60.00 OK
LT04 4000 10.32 45.42 14.36 60.00 OK
LT03 4000 7.06 31.07 13.84 60.00 OK
LT02 4000 3.91 17.22 10.99 60.00 OK
LT01 4000 1.42 6.23 6.23 60.00 OK
23
Tabel 2.17. Besarnya Simpangan Struktur Arah – Y

Tinggi Simpangan Perpindahan Simpangan Diizinkan
Lantai Ket.
tingkat (mm) Elastis (mm) yang Diperbesar antar Lantai (mm) (mm)
LTLIFT 3500 31.35 137.93 62.16 52.50 OK
LTATAP 4000 17.22 75.78 12.35 60.00 OK
LT06 4000 14.42 63.43 11.66 60.00 OK
LT05 4000 11.77 51.77 11.86 60.00 OK
LT04 4000 9.07 39.91 12.22 60.00 OK
LT03 4000 6.29 27.70 11.85 60.00 OK
LT02 4000 3.60 15.85 10.17 60.00 OK
LT01 4000 1.29 5.68 5.68 60.00 OK
Perpindahan yang diperbesar = (δe x Cd) / Ie
Simpangan antar lantai = (δn ‐ δi)
24
2.3 Penomoran Titik dan Elemen

PENOMORAN BATANG DAN JOINT (LANTAI DASAR)
25
PENOMORAN BATANG DAN JOINT (LANTAI 1)
26
27
28
29
30
31
PENOMORAN BATANG DAN JOINT (LANTAI ATAP)
32
PENOMORAN BATANG DAN JOINT (LANTAI ATAP LIFT)
33
2.4 Tampak 3D Struktur Utama
Permodelan 3D-1
34
Permodelan 3D-2
35
2.5 OUT PUT PROGRAM

BIDANG MOMENT LT.1 ( COMBO ENVE, ton meter )
36
37
38
39
BIDANG MOMENT LT.5
40
BIDANG MOMENT LT.6
41
BIDANG MOMENT LT.ATAP
42
BIDANG MOMENT LT.ATAP LIFT
43
Bidang Momen (arah x-z) (ETABS V.9.7.4)
44
Bidang Momen (arah y-z) (ETABS V.9.7.4)
45
Bidang Momen 3D (ETABS V.9.7.4)
46
Bidang Momen 3D (ETABS V.9.7.4)
47
BIDANG LINTANG LT.1
48
BIDANG LINTANG LT.2
49
BIDANG LINTANG LT.3
50
BIDANG LINTANG LT.4
51
BIDANG LINTANG LT.5
52
BIDANG LINTANG LT.6
53
BIDANG LINTANG LT.ATAP
54
BIDANG LINTANG LT.ATAP LIFT
55
Bidang Lintang / Geser (arah x-z) (ETABS V.9.7.4)
56
Bidang Lintang / Geser (arah y-z) (ETABS V.9.7.4)
57
Bidang Lintang 3D (ETABS V.9.7.4)
58
Bidang Lintang 3D (ETABS V.9.7.4)
59
Hasil output penulangan balok dan kolom

LANTAI 01 ( satuan, cm )
60
61
62
63
64
65
LANTAI ATAP ( satuan, cm )
66
LANTAI ATAP LIFT ( satuan, cm )
67
PORTAL PENULANGAN BALOK DAN KOLOM

AS 1
68
AS 2
69
AS 3
70
AS 4
71
AS A
72
AS B
73
AS C
74
OUT PUT PROGRAM ETABS V.9.7.4

Story ColLine SecID StnLoc DesignOpt PMMCombo AsMin As CornerRebarAs MidRebarAs VMajCombo VMajRebar VMinCombo VMinRebar
LTATAP C1 K3‐60X60 0 Design ENVE 36 36 4.5 4.5 ENVE 0.156 ENVE 0.01
LT06 C1 K3‐60X60 0 Design ENVE 36 36 4.5 4.5 ENVE 0.126 ENVE 0.194
LT03 C1 K1‐80X80 0 Design ENVE 64 64 4 4 ENVE 0.131 ENVE 0.205
LT02 C1 K1‐80X80 0 Design ENVE 64 64 4 4 ENVE 0 ENVE 0
LT06 C2 K3‐60X60 0 Design ENVE 36 36 4.5 4.5 ENVE 0 ENVE 0.048
LT04 C2 K2‐70X70 0 Design ENVE 49 49 4.083 4.083 ENVE 0 ENVE 0
75
LTATAP C6 K3‐60X60 0 Design ENVE 36 43.036 5.379 5.379 ENVE 0.157 ENVE 0.08
LT03 C8 K1‐80X80 0 Design ENVE 64 64 4 4 ENVE 0 ENVE 0.008
LT06 C9 K3‐60X60 0 Design ENVE 36 36.016 4.502 4.502 ENVE 0.301 ENVE 0.307
76
LT02 C9 K1‐80X80 0 Design ENVE 64 64 4 4 ENVE 0 ENVE 3.13E‐04
77
LTLIFT C15 K7‐30X30 0 Design ENVE 9 35.59 4.449 4.449 ENVE 0.087 ENVE 0.135
LTLIFT C15 K7‐30X30 150 Design ENVE 9 9 1.125 1.125 ENVE 0.087 ENVE 0.135
78
79
80
LT01 C32 K5‐50X50 213.333 Design ENVE 25 25 3.125 3.125 ENVE 0.141 ENVE 0.081
LT01 C32 K5‐50X50 213.333 Design ENVE 25 25 3.125 3.125 ENVE 0.042 ENVE 0.145
81
LTATAP C40‐1 K7‐30X30 0 Design ENVE 9 21.987 2.748 2.748 ENVE 0.338 ENVE 0.045
LTATAP C40‐1 K7‐30X30 70 Design ENVE 9 9 1.125 1.125 ENVE 0.338 ENVE 0.045
LTATAP C40‐1 K7‐30X30 140 Design ENVE 9 18.953 2.369 2.369 ENVE 0.338 ENVE 0.045
LT06 C40‐1 K7‐30X30 0 Design ENVE 9 24.129 3.016 3.016 ENVE 0.387 ENVE 0.052
LT02 C40‐1 K7‐30X30 70 Design ENVE 9 9 1.125 1.125 ENVE 0.291 ENVE 0.041
82
LT03 C27‐1 K1‐80X80 0 Design ENVE 64 64 4 4 ENVE 0.087 ENVE 0.078
83
2.6 Perhitungan Elemen-Elemen Struktur
Perhitungan Penulangan Pelat

Type plat s1 ( tebal 13 cm)
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )
A. DATA BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc ' = 25 MPa

Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
B. DATA PLAT LANTAI
Panjang bentang plat arah x, Lx = 3.00 m

Panjang bentang plat arah y, Ly = 4.00 m
Tebal plat lantai, h= 130 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1.33 KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Clx = 31.00

Lapangan y Cly = 19.00
Tumpuan x Ctx = 69.00
Tumpuan y Cty = 57.00
Diameter tulangan yang digunakan, = 10 mm

Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm
C. BEBAN PLAT LANTAI
1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m2)

3
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m ) 24.0 0.13 3.120
2 Berat finishing lantai (kN/m3) 22.0 0.05 1.100
3 Berat plafon dan rangka (kN/m2) 0.2 - 0.150
4 Berat instalasi ME (kN/m2) 0.2 - 0.190
Total beban mati, QD = 4.560
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )
2
Beban hidup pada lantai bangunan = 200 kg/m
 QL = 2.000 kN/m2
84
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 8.672 kN/m2
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
2
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx = 2.419 kNm/m
2
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx = 1.483 kNm/m
2
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx = 5.385 kNm/m
2
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx = 4.449 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 5.385 kNm/m
D. PENULANGAN PLAT
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85

Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
b = 1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0538
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * fy * [ 1 – ½* 0.75 * b * fy / ( 0.85 * fc') ] = 7.4732
Faktor reduksi kekuatan lentur,  = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 30.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 100.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu /  = 6.732 kNm
-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.67316
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc' / fy * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0.0029
Rasio tulangan minimum, min = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.0029
Luas tulangan yang diperlukan, As = b * d = 285 mm2
2
Jarak tulangan yang diperlukan, s =  / 4 *  * b / As = 276 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 260 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200 mm
Digunakan tulangan,  10 - 150
2
Luas tulangan terpakai, As =  / 4 *  * b / s = 524 mm2
85
E. KONTROL LENDUTAN PLAT
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ fc' = 23500 MPa

Modulus elastis baja tulangan, Es = 2.00E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QD + QL = 6.560 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 3000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 12.500 mm
3
Momen inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h = 183083333 mm3
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3.5 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8.51
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 4.456 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
3 2
Icr = 1/3 * b * c + n * As * ( d - c ) = 40708109 mm4
yt = h / 2 = 65 mm
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 9858333 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
2
Ma = 1 / 8 * Q * Lx = 7380000 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
3 3
Ie = ( Mcr / Ma ) * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma ) ] * Icr = 380079971 mm4
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
4
e = 5 / 384 * Q * Lx / ( Ec * Ie ) = 0.775 mm
Rasio tulangan slab lantai :  = As / ( b * d ) = 0.0052
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
 2.0
 =  / ( 1 + 50 *  ) = 1.5850
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
g = * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 1.228 mm
Lendutan total, tot = e + g = 2.002 mm
Syarat : tot ≤ Lx / 240
2.002 < 12.500  AMAN (OK)
86
Type plat S3 ( tebal 15 cm )

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )
[C]2010 : M. Noer Ilham
A. DATA BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, f c' = 25 MPa

Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
B. DATA PLAT LANTAI
Panjang bentang plat arah x, Lx = 3.00 m

Panjang bentang plat arah y, Ly = 4.00 m
Tebal plat lantai, h= 150 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1.33 KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Clx = 31
Lapangan y Cly = 19
Tumpuan x Ctx = 69
Tumpuan y Cty = 57
Diameter tulangan yang digunakan, = 10 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI
1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
2
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m )
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m3) 24.0 0.15 3.600
3
2 Berat finishing lantai (kN/m ) 22.0 0.05 1.100
2
3 Berat plafon dan rangka (kN/m ) 0.2 - 0.200
2
4 Berat instalasi ME (kN/m ) 0.5 - 0.500
Total beban mati, QD = 5.400
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )
Beban hidup pada lantai bangunan = 1000 kg/m2

 QL = 10.000 kN/m2
87
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR
2
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 22.480 kN/m
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
2
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx = 6.272 kNm/m
2
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx = 3.844 kNm/m
2
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx = 13.960 kNm/m
2
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx = 11.532 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 13.960 kNm/m
D. PENULANGAN PLAT
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85

Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
b = 1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0535
Rmax = 0.75 * b * fy * [ 1 – ½* 0.75 * b * fy / ( 0.85 * fc') ] = 7.4434
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 25.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 125.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu /  = 17.450 kNm
-6 2
Rn < Rmax  (OK)
 = 0.85 * fc' / fy * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0.0048
Rasio tulangan minimum, min = 0.0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = b * d = 598 mm2
2
Jarak tulangan yang diperlukan, s =  / 4 *  * b / As = 131 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 300 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 131 mm
Digunakan tulangan,  10 - 130
2 2
Luas tulangan terpakai, As =  / 4 *  * b / s = 604 mm
88
E. KONTROL LENDUTAN PLAT
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ fc' = 23453 MPa

Modulus elastis baja tulangan, Es = 2.00E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QD + QL = 15.400 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 3000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 12.500 mm
3 3
Momen inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h = 281250000 mm
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * √ fc' = 3.492992986 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8.53
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 5.152 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
3 2
Icr = 1/3 * b * c + n * As * ( d - c ) = 74047047 mm4
yt = h / 2 = 75 mm
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 13098724 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
2
Ma = 1 / 8 * Q * Lx = 17325000 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
3 3
Ie = ( Mcr / Ma ) * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma ) ] * Icr = 163596545 mm4
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
4
e = 5 / 384 * Q * Lx / ( Ec * Ie ) = 4.233 mm
Rasio tulangan slab lantai :  = As / ( b * d ) = 0.0048
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
 2.0
 =  / ( 1 + 50 *  ) = 1.6107
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
g = * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) = 6.819 mm
Lendutan total, tot = e + g = 11.052 mm
Syarat : tot ≤ Lx / 240
11.052 < 12.500  AMAN (OK)
89
Perhitungan Penulangan Balok
Balok G1 (40x80)
PERHITUNGAN BALOK LANTAI (BEAM )
A. DATA BALOK LANTAI
BAHAN STRUKTUR
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 390 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 400 mm
Tinggi balok h= 800 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 22 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 10 mm
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 398.710 kNm
-
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu = 855.710 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 401.960 kN
90
B. PERHITUNGAN TULANGAN
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85

Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0280
Rmax = 0.75 * b * fy * [1 – ½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6.5977
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 61.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 5.91
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 5 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = 42.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 47.00 mm
1. TULANGAN MOMEN POSITIF

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 443.011 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 760.00 mm
6 2
Rn < Rmax  (OK)
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00516
Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00320

Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0.00359
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 1569 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D ) = 4.128
Digunakan tulangan, 5 D 22
2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D = 1901 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
nb < 3  (OK)
91
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak

ke ni yi ni * yi
1 5 61.00 305.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 5 ni * yi ] = 305
Letak titik berat tulangan,  d' =  [ ni * yi ] / n = 61.00 mm

61.00 > 40  perkirakan lagi d' (NG)
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 87.557 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 515.339 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = 463.805 kNm
Syarat :  * Mn ≥ Mu+
463.805 > 398.710  AMAN (OK)
2. TULANGAN MOMEN NEGATIF
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- /  = 950.789 kNm

Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 4.1153
Rn < Rmax  (OK)
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.01184

Rasio tulangan minimum,  min = 1.4 / fy = 0.00359
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 3601 mm2
2
2
nb < 3  (OK)
92

ke ni yi ni * yi
1 10 61.00 610.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 10 ni * yi ] = 610

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 175.114 mm
-6

-
Syarat :  * Mn ≥ Mu
869.198 > 855.710  AMAN (OK)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 401.960 kN

Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.65
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
-3
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10 = 252.826 kN
Tahanan geser beton, Vc = 164.337 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 237.623 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 365.574 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10
2
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns *  / 4 * P = 157.08 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 78.37 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 369.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 78.37 mm
Digunakan sengkang, 2 P 10 75
93
Balok G2 (40x70)
PERHITUNGAN BALOK LANTAI (BEAM )
A. DATA BALOK LANTAI
BAHAN STRUKTUR
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 400 mm
Tinggi balok h= 700 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 22 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 10 mm
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 129.330 kNm
-
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu = 554.180 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 315.210 kN
94
B. PERHITUNGAN TULANGAN
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85

Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0270
Rmax = 0.75 * b * fy * [1 – ½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6.5473
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 61.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 5.91
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 5 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = 42.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 47.00 mm
1. TULANGAN MOMEN POSITIF

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 143.700 kNm
6 2
Rn < Rmax  (OK)
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00210

Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0.00350
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 924 mm
2
2
nb < 3  (OK)
95

ke ni yi ni * yi
1 3 61.00 183.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 3 ni * yi ] = 183

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 53.881 mm
-6
Syarat :  * Mn ≥ Mu+
251.277 > 129.330  AMAN (OK)
2. TULANGAN MOMEN NEGATIF
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- /  = 615.756 kNm

Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 3.5340
Rn < Rmax  (OK)
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00973

Rasio tulangan minimum,  min = 1.4 / fy = 0.00350
Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 2569 mm2
2
2
nb < 3  (OK)
96

ke ni yi ni * yi
1 7 61.00 427.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 7 ni * yi ] = 427

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 125.723 mm
-6

-
Syarat :  * Mn ≥ Mu
551.903 < 554.180  BAHAYA (NG)
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 315.210 kN

Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.65
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
-3
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10 = 219.560 kN
Tahanan geser beton, Vc = 142.714 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 172.496 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 265.379 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10
2
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns *  / 4 * P = 157.08 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 93.76 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 319.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 93.76 mm
Digunakan sengkang, 2 P 10 75
97
Perhitungan Penulangan kolom

Kolom K1A ( 80x80 ) (PCA COLUMN V.3.63)
Diagram interaksi kolom
98
Kolom K1B ( 80x80 ) (PCA COLUMN V.3.63)
99
Kolom K2 ( 70x70 ) (PCA COLUMN V.3.63)

P ( kN)
9000
(Pmax)
7000
5000
fs=0
3000
fs=0.5fy
1
1000
-1400 -1000 -600 -200 200 600 1000 1400
-1000 M x (k N -m)
-3000 (Pmin)
100
Kolom K3 ( 60x60 ) (PCA COLUMN V.3.63)

P ( kN)
9000
(Pmax)
7000
5000
3000 fs=0
fs=0.5fy
1
1000
-1200 -800 -400 0 400 800 1200
-1000 M x (k N -m)
(Pmin)
-3000
101
Perhitungan geser balok dengan desain kapasitas
Penulangan geser dalam bangunan tahan gempa sangat

diperhatikan. Gaya geser yang digunakan adalah gaya geser
kapasitas yaitu gaya geser akibat probable moment capacity (Mpr).
1. Gaya Geser pada Sendi Plastis (Ve)

Kebutuhan sengkang dapat dihitung dengan menganggap
sudah terjadi sendi plastis pada ujung-ujung balok.

Ve = Vg
Vs =
Dimana :
Vg = Gaya geser akibat beban gravitasi(1,2 DL+1 LL)
Ln = Bentang bersih balok
Mpr+ = Probable moment capacity balok positif
Mpr- = Probable moment capacity balok negative
Vs = Gaya geser terfaktor
Φ = 0,75
Selanjutnya spasi tulangan geser dihitung dengan rumus :

s =
dan spasi maksimum diambil nilai terkecil dari:
smaks =
= 8 db tul. longitudinal
= 24 db sengkang
= 300 mm
102
Tabel Desain tulangan geser balok dengan desain kapasitas

Vg (1,2D+1LL) MPr‐ MPr+ Ve (Sendi Platis) Vs D s
No Nama Balok Kaki Dipakai
(KN) (KNm) (KNm) (KN) (KN) (mm) (mm)
1 G.1A:400X800 312.40 1,296.09 703.07 485.15 646.86 10 4 86.09 2D10‐85mm
2 G.1B:400X800 310.27 1,191.59 648.87 465.54 620.72 10 4 89.72 2D10‐85mm
3 G.1C:400X800 309.83 987.24 527.59 428.58 571.44 10 4 97.46 2D10‐90mm
4 G.2A:400X700 157.25 1,001.62 553.88 408.09 544.12 10 4 88.50 2D10‐85mm
5 G.2B:400X700 155.41 835.26 451.60 356.94 475.92 10 4 101.18 2D10‐100mm
6 G.2C:400X700 155.79 745.72 451.60 340.64 454.19 10 4 106.02 2D10‐100mm
7 G.3:400X600 110.23 537.94 375.61 257.40 343.20 10 4 118.35 2D10‐100mm
8 G.4:300X700 86.43 626.45 338.70 201.93 269.24 10 3 134.14 1.5D10‐100mm
9 G.5:300X600 100.23 441.21 281.71 214.09 285.46 10 3 106.72 1.5D10‐100mm
10 G.6:300X500 64.23 288.30 224.72 168.01 224.01 10 3 110.76 1.5D10‐100mm
11 G.7:300X400 41.14 212.31 167.73 121.17 161.56 10 3 118.59 1.5D10‐100mm
Perhitungan Desain Kapasitas Kolom

Analisis Kapasitas desain kolom dilakukan dengan
memperhitungkan momen dan gaya geser akibat gaya gempa.
Diagram interaksi kolom digunakan untuk mengetahui kapasitas
kolom terhadap gaya aksial Momen nominal balok yang
menumpunya.
SNI-2847-2013 pasal 21.6.2.2 menyebutkan kuat kolom ∅Mn harus
memenuhi:
∑ Mn 1,2 ∑ Mn
∑ Mn = jumlah kekuatan lentur nominal kolom yang merangka ke
dalam joint, yang dievaluasi di muka-muka joint. Kekuatan
lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor,
konsisten dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau, yang
menghasilkan kekuatan lentur terendah.
∑ Mn = jumlah kekuatan lentur nominal balok yang merangka ke
dalam joint, yang dievaluasi di muka-muka joint.
103
Berikut adalah hasil perhitungan kapasitas kolom terhadap balok yang dipikul :
Rasio Gaya Aksial (Pu)
No LANTAI Nama Kolom Dimensi Fc (Mpa) Jumlah Tulangan Mnc
(%) KN
1 LT 6 K3B 600X600 25 12 D22 1.27 341.94 499.8
2 LT 5 K3A 600X600 25 16 D22 1.69 648.72 673.6
3 LT 4 K2B 700X700 25 16 D22 1.24 1335.27 986.5
4 LT 3 K2A 700X700 25 20 D22 1.55 2017.34 1214.3
5 LT 2 K1B 800X800 25 20 D22 1.19 2716.29 1615.2
6 LT 1 K1A 800X800 25 24 D22 1.43 3414.97 1703.8
7 LT DSR K1A 800X800 25 24 D22 1.43 4110.10 1504.39
Balok Balok Balok Kiri Balok Kanan Sway Left Sway Right Cek

∑Mnc (KNm)
Kiri Kanan Mnb‐ Mnb+ Mnb‐ Mnb+ (1.2∑Mnb) (1.2∑Mnb) ∑Mnc > 1.2∑Mnb
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 1173.4 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 1173.4 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 1660.1 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 2200.8 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 2829.5 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 3319.0 OKE
G4 300X700 G4 300X700 626.4 338.7 626.4 338.7 1158.2 1158.2 3208.2 OKE
104
Perhitungan Desain HBK ( hubungan balok kolom )

Persyaratan tulangan tranversal pada HBK ( SNI 2847 2013 pasal
21.7.3 )
1. Tulangan tranversal berbentuk sengkang tertutup disediakan pada
area HBK
2. Pada suatu HBK yang memiliki balok dengan lebar sekurangnya ¾
lebar kolom dan merangka pada keempat sisi kolom tersebut,
maka dapat dipasang tulangan tranversal setidaknya sejumlah ½
dari kebutuhan didaerah sendi plastis kolom, dengan jarak boleh
diperbesar menjadi 150 mm.
3. Pada HBK dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom,
tulangan tranversal seperti pada daerah sendi plastis harus
disediakan untuk memberikan kekangan terhadap tulangan
longitudinal balok yang terletak diluar inti kolom.
Berikut adalh tabel perhitungan tulangan tranversal HBK, dan besaran

gaya tranversal pada HBK
105
Desain Tulangan Tranversal Pada HBK

B H fc' fy ts bc Ach Ag S Ash1 / S Ash2 / S S Ash db Ast
No lantai type Ash pakai Ash HBK kaki CEK KET
mm mm N/mm2 N/mm2 mm mm mm2 mm2 mm mm2/mm mm2/mm mm mm2 mm mm2
1 LT 6 K3B 800 800 25 400 40 710 518,400 640,000 75 3.12 3.99 3.99 2.00 150 300 10 4 314 OKE 4D10‐150
2 LT 5 K3A 800 800 25 400 40 710 518,400 640,000 75 3.12 3.99 3.99 2.00 150 300 10 4 314 OKE 4D10‐150
3 LT 4 K2B 800 800 25 400 40 710 518,400 640,000 75 3.12 3.99 3.99 2.00 150 300 10 4 314 OKE 4D10‐150
4 LT 3 K2A 700 700 25 400 40 610 384,400 490,000 75 3.14 3.43 3.43 1.72 150 257 10 4 314 OKE 4D10‐150
5 LT 2 K1B 700 700 25 400 40 610 384,400 490,000 75 3.14 3.43 3.43 1.72 150 257 10 4 314 OKE 4D10‐150
6 LT 1 K1A 600 600 25 400 40 510 270,400 360,000 75 3.17 2.87 3.17 1.58 150 238 10 4 314 OKE 4D10‐150
7 LT DSR K1A 600 600 25 400 40 510 270,400 360,000 75 3.17 2.87 3.17 1.58 150 238 10 4 314 OKE 4D10‐150
Desain Gaya Geser Pada HBK

Dimensi Kolom Dimensi Balok Balok Kiri Balok Kanan Balok Kiri Balok Kanan
No LANTAI Nama Kolom
B X H Kiri Kanan Tul.atas Tul.bawah Tul.atas Tul.bawah Mnb‐ Mnb+ Mnb‐ Mnb+
1 LT 6 K3B 600 X 600 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
2 LT 5 K3A 600 X 600 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
3 LT 4 K2B 700 X 700 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
4 LT 3 K2A 700 X 700 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
5 LT 2 K1B 800 X 800 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
6 LT 1 K1A 800 X 800 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
7 LT DSR K1A 800 X 800 G4 300X700 G4 300X700 6 D22 3 D22 6 D22 3 D22 626.4 338.7 626.4 338.7
Ln Mc Vg dia.Tul As fy fc' T1 C1 T2 C2 Vj Vn ØVn CEK

DF
m kN‐m kN mm mm2 N/mm2 N/mm2 kN kN kN kN kN kN kN
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 3,060 2,601 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 3,060 2,601 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 4,165 3,540 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 4,165 3,540 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 5,440 4,624 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 5,440 4,624 OKE
3.3 0.5 483 292 22 380 400 25 1,140 1,140 570 570 1,418 5,440 4,624 OKE
106
Perhitungan Dinding Geser

Dalam merencanakan dinding geser, perlu diperhatikan bahwa
dinding geser yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang besar
akibat beban gempa tidak boleh runtuh akibat gaya lateral, karena
apabila dinding geser runtuh karena gaya lateral yang terjadi maka
seluruh struktur akan runtuh karena tidak ada elemen struktur lain yang
mampu menahan gaya lateral lebih besar dari pada dinding geser. Oleh
karena itu, dinding geser harus didesain untuk mampu menahan gaya
lateral yang mungkin terjadi akibat beban gempa, dimana berdasarkan
SNI 2847-2013 pasal 14.5.3.1, tebal minimum dinding geser (td) tidak
boleh kurang dari 100 mm.
A. Penulangan Longitudinal dan Tranversal Dinding Geser
Sesuai dengan ketentuan SNI 2847-2013 pasal 14.3, disyaratkan :
1. Rasio Minimum untuk luas tulangan terhadap luas bruto beton
haruslah :
 0,0012 batang ulir D16 dengan tengan leleh yang
disyaratkan > 420 Mpa
 0,0015 untuk tulangan ulir lainnya
 0,0012 untuk tulangan kawat las < 16 atau D16
2. Rasio minimum untuk luas tulangan horizontal terhadap luas
bruto beton haruslah :
 0,0020 untuk batang ulir D16 dengan tegangan leleh yang
disyaratkan > 420 Mpa
 0,0025 untuk batang ulir lainnya
 0,0020 untuk jaring kawat baja las ( polos atau ulir ) < 16
atau D16.

Berikut adalah tabel perhitungan dinding geser
hw h lw d fc' fy Pu Vux Muy Acv
mm mm mm mm N/mm2 N/mm2 N N Nmm mm2
28,000 300 3,100 3,020 25 400 6,491,919.05 2,432,450.80 57,550,000,000.00 930,000.00
28,000 300 3,300 3,220 25 400 6,491,919.05 2,432,450.80 57,550,000,000.00 990,000.00
V Vc1 Vc2 Vs
cek a b c dipakai
N N N N
790,500.00 2 layer 2,804,196.41 0.25 5,877.95 22,109.27 467,368.20 467,368.20 2,775,899.53
841,500.00 2 layer 2,887,734.80 0.25 5,977.95 22,009.27 503,875.67 503,875.67 2,739,392.06
D Avt S Vs pakai Vn Vn
kaki cek ρt hw/lw a cek
mm mm2 mm N N N
2.00 16 402.12 150.00 3,238,437.48 OKE 0.00894 3,705,805.69 0.10 0.17 4,114,723.91 OKE
2.00 16 402.12 150.00 3,452,903.54 OKE 0.00894 3,956,779.21 0.09 0.17 4,380,189.97 OKE
107
Berikut adalah tabel perhitungan elemen batas ( boundary )
108
Perhitungan Struktur Atap
I PERENCANAAN PANJANG BENTANG
18 m
I 1 PERENCANAAN GORDING
A. Perencanaan Beban
Dicoba baja canal C 125 x 50 x 20 x 2.3
Dengan data sebagai berikut :
Ix = 137 cm⁴ Zx = 21.9 cm³
Iy = 20.6 cm⁴ Zy = 6.22 cm³
> Tekanan Angin = 25 kg/m²

> Kemiringan Atap ( ∂ ) = 7
> Jarak Antar Kuda - Kuda = 4 m
> Jarak Gording = 1.15 m
> Berat Gording = 4.51 kg/m
> Berat Atap Zincalum + Insulation = 12 kg/m²
B Perhitungan Beban
a. Akibat Beban Mati
Berat Gording = 4.51 kg/m
Berat Atap Zincalum + Insulation = 1.15 x 12 = 13.8 kg/m
qd = 18.31 kg/m
qd = 18.3 kg/m
qx = 18.3 x sin 7 = 2.231427678 kg
qy = 18.3 x cos 7 = 13.80395028 kg
Mx = qx x 1 x L x L = 2.231427678 x 0.125 x 4 x 4 = 4.4628554 kgm

8
My = qy x 1 x L x L = 13.80395028 x 0.125 x 4 x 4 = 27.607901 kgm

8
b. Akibat Beban Hidup

p = 100 kg
Px = 100 sin 7 = 12.18693434 kg
Py = 100 cos 7 = 75.39022543 kg
Mx = 1 x Px x L = 0.25 x 12.18693 x 4.00 = 12.18693434 kgm

4
My = 1 x Py x L = 0.25 x 75.39023 x 4.00 = 75.39022543 kgm

4
c. Akibat Beban Angin

Muatan Angin diambil = 25 kg/m²
Koefisien kemiringan = 7
Koefisien Angin
> Angin Tekan = ( 0.02 x 7) - 0.4 = -0.26
> Angin Hisap = 0.52
Berat tiap meter gording

> Angin Tekan = 1.15 x -0.26 x 25 = -7.475 kg/m
> Angin Hisap = 1.15 x 0.52 x 25 = 15.0 kg/m
Angin Tekan = -7.475 x 1 x L x L = -7.475 x 0.125 x 4 x 4 = -14.95 kgm

8
Angin Hisap = 15.0 x 1 x L x L = 15.0 x 0.125 x 4 x 4 = 29.9 kgm

8
109
MOMEN Beban Mati Beban Hidup Angin Kombinasi

Hisap Tekan Primer Skunder
Mx 4.4629 12.1869 16.64979 16.6497897
My 27.608 75.3902 29.9 -14.95 88.048126 117.948126
C KONTROL TERHADAP TEGANGAN

Kontrol tegangan kombinasi
Mx = Mx + My = 1664.97897 + 8804.812599 = 76.026437 + 1415.564727 = 1491.5912 kg/cm 2

Zx Zy 21.9 6.22
1491.59 kg/cm 1 < 1600 kg/cm 2 Aman !!!

Bila digunakan mutu baja 37 dengan dasar 1600 kg/cm 2 maka penggunaan gording Aman !!!
D KONTROL TERHADAP LENDUTAN

F max = 1 x L = 1 x 400 = 2.2222 cm
180 180
qx = 0.02 kg/cm Px = 12.186934 kg

qy = 0.14 kg/cm Py = 75.390225 kg
E = 2.1 x 1000000
Zx = 5 x qy x L x L x L x L + Py x L x L x L
384 x E x Ix 48 x E x Ix
= 5x 0.14 x 400 x 400 x 400 x 400 + 75.39 x 400 x 400 x 400

384 x 2100000 x 137 48 x 2100000 x 137
= 0.160 + 3.49E-01 = 0.5093 cm
Zy = 5 x qx x L x L x L x L + Px x L x L x L
384 x E x Iy 48 x E x Iy
= 5x 0.02 x 400 x 400 x 400 x 400 + 12.19 x 400 x 400 x 400

384 x 2100000 x 20.6 48 x 2100000 x 20.6
= 0.172 + 3.76E-01 = 0.5476 cm
Z = √ ( 0.259414313 ) + ( 0.299819231 ) = 0.747819192 < 2.2222222 cm Aman !!!
110
II 2 PERHITUNGAN KUDA - KUDA UTAMA
18 m
A. Perhitungan Pembebanan Kuda - kuda

Diketahui :
Berat Penutup Atap Zincalum + Insulation = 12 kg/m²
Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m²
Berat Orang dan Alat = 125 kg/m²
Berat Gording kanal C 125 x 50 x 20 x 2.3 = 4.51 kg/m
Berat Kuda - Kuda WF 250 x 125 x 6x 9 = 29.6 kg/m
Ix = 10.4 cm Zx = 324 cm³

Iy = 2.79 cm Zy = 47 cm³
Beban Mati
P1
Beban Atap 1 x 12 x 4 x 1.15 = 27.6 kg
2
Beban Gording 4.5 x 4 = 18.04 kg
Beban Plat Rip 0.009 x 2 x 0.25 x 0.0625 x 7850 = 2.2078125 kg
Beban Plafond + Penggantung = 18 kg
65.8478125 kg
P2
Beban Atap 12 x 4 x 1.15 = 55.2 kg
Beban Gording 4.5 x 4 = 18.04 kg

Beban Plat Rip 0.009 x 2x 0.25 x 0.0625 x 7850 = 0.0220781 kg
Beban Plafond + Penggantung = 18 kg
91.26207813 kg
Beban Angin Tekan

W1 = 1 x -0.26 x 4x 1.2 x 25 = -15.0 kg
2
Beban Angin Hisap

W2 = 1 x 0.52 x 4x 1.2 x 25 = 29.9 kg
2
111
B. Kontrl Tegangan Dimensi Profil

Batang di coba profil WF 250 x 125 x 6x 9
Data Profil
F = 37.66 cm²
Tegangan ijin = 1600 kg/cm² = 0.70 x 1600 = 1120 kg/cm² (Tegangan Ijin Tarik)
Dari data SAP 2000 di dapat :

M Max = 2356.71 kg.m
N = 28.37 kg
Teg = N + 0.85 M Max ≤ Teg ijin Teg = 28.37 + 0.85 2356.71 = 6.936046 kg/cm2
A Wx 37.66 324
6.93605 ≤ 1120 kg/cm2 Aman !!!

Bila digunakan mutu baja 37 dengan dasar 1120 kg/cm2 maka penggunaan WF Aman !!!
112
III 3 PERHITUNGAN SAMBUNGAN

A. PERHITUNGAN SAMBUNGAN KUDA - KUDA
Syarat Jarak baut
> dari tepi ke as baut minimal 1.2 d max 3d
> dari as ke as baut minimal 2.5 d max 7d
5
1. Sambungan dengan baut 8.01 25.0
M = 2356.71 kgm 8.01
V = 842.68 kg 10
8.01 18.0
5
dicoba baut Ø 1.6 cm lubang = 1.7 cm

2 2 2 2 2
Sy = 2x ( 8.007 + 16 + 26 + 34 ) = 4308.473268 cm
T = M x Ymax = 235671 x 34 = 1860.710258 kg

2
Sy 4308.473268
σa = 1860.710258
2
2 = 925.9107575 kg/cm
1/4 x π x 1.6
2
 = V = 842.68 = 419.3272293 kg/cm
A 1/4π 1.6 2
2 2
2 2
σ = 925.91076 + 419 = 1016.44 kg/cm < σ 1600 kg/cm
Detail Sambungan Kantilever
5
8 25
8
10
8 25
5
2.Perhitungan Plat Plendes
Direncanakan plat plendes dimensi 20 x 27 cm

Dimensi Balok 30 x 40 cm
2
A Plat = 17.5 x 27 = 472.5 cm
2
b ' = 0.33 x 270 = 89.1 kg/cm
0 2
b = V = 1517.93 = 3.21 < b ' 89 kg/cm
A 472.5
4713.41 kg
1517.93 kg
Ukuran ketebalan plat dasar

a = 2.5 cm
t Plat = 2.5 x 3x 89.1 = 1.021831995 cm = 1.0 cm

1600
113
3 Dimensi angker untuk menahan gaya Horizontal

dicoba baut angker Ø 19 mm = 1.9 cm
kedalamam angker 20 s/d 30 = min = 20 x 1.9 = 38 cm
max = 30 x 1.9 = 57 cm
2 2
A = 4x 1/4 x π x 1.9 = 11.3354 cm
2
t = 0.6 x σ = 0.6 x 1600 = 960 kg/cm
2
t = H = 4713.41 = 415.813 < 960 kg/cm
A 11.3354
> Dimensi Besi Polos untuk menahan gaya Horizontal

dicoba besi Ø = 1.9 cm
dengan data fy = 240 mpa
fs = 400 mpa
2 2
A = 1/4 x π x 1.9 = 2.83385 cm
2
t = 0.6 x σ 0.6 x 1600 = 960 kg/cm
2
t = H = 4713.41 = 1663.25 < 960 kg/cm
A 2.83385
114
Lateral check
III.2.3. Design kuda-kuda :
Try :
profil = WF 250X125X6X9
fy = 240.00 Mpa
Weight = 36.70 kg/m
I = 4050.00 cm4
flens width (bf) = 125.00 mm
flens thickness (tf) = 9.00 mm
web deepth (d) = 250.00 mm
web thickness (tw) = 6.00 mm
radius of giration ('r) = 10.40 cm
Sect. Area (A) = 37.66 cm2
Length (L) = 906.76 cm
a. Loading :
Axial (Pu) = 2744.50 kg
Moment (Mu) = 1817.80 kg.m
=
b. Beam - column check :

b.1. Lateral support check :
L < 76. Bf / fy^0.5 (in.)
63.40 (in.)
906.76 > 161.04 cm
Use Fb = [ 2/3 - ( fy(L/r)^2 )/(1530e3.Cb) ] fy
Fb = 0.49 fy
= 116.90 Mpa
b.2. Compact check :
- Flens bf / 2.tf < 65 / fy^0,5
6.94 < 11.02 OK
- Web d / tw < 640 / fy^0,5
41.67 < 108.49 OK
c. Stress check
fb = Mu c / I = 561.05 kg/cm2
fb / Fb = 0.48 OK
fa = Pu / A = 72.88 kg/cm2
k factor = 0.80
k l /r = 69.75
From tab. AISC , Fa = 17.62 (ksi)
1214.90 kg/cm2
fa / Fa = 0.06 < 0.15
OK
Total stress ratio :
fa/Fa + fb/Fb = 0.06 + 0.48
= 0.54 OK
115
Displacement dan P-M ratio
116
BAB – III
PERENCANAAN
STRUKTUR PONDASI

Jember-Jawa Timur
117
BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI


Jember-Jawa Timur
3.1 LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH

Perencanaan struktur pondasi (struktur bawah) bangunan gedung Parkir
Rumah Sakit Bina Sehat Jember berdasarkan hasil penyelidikan tanah
yang telah dilakukan oleh CV.GEOREKAYASA, Semarang Penyelidikan
tanah berupa 2 titik sondir dan 2 titik bor dalam (deep boring) sampai
kedalaman -30.00 m serta hasil penyelidikan laboratorium berupa soil
properties, direct shear test, unfined compression test, analisa saringan
dan consolidation test.
Laporan hasil penyelidikan tanah selengkapnya terlampir.
3.2 SISTEM PONDASI

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah di lokasi rencana bangunan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari data sondir :
 Kedalaman 0.00 s/d 10.00 lunak sampai sedang
 Tanah keras qc>150 kg/cm2 mulai kedalaman -10,00 m
Dari data deep boring :
 Kedalaman 0.00 s/d 6.00 lunak sampai sedang N.SPT=5-10
 Tanah keras N>50 mulai kedalaman -10.00m
Berdasarkan besarnya beban yang bekerja dan kedalaman tanah keras,
maka dipilih sistem pondasi tiang pancang type spun pile diameter 45cm
kedalaman -12.00 m dari muka tanah eksisting.
3.3 ELEVASI-ELEVASI
Bangunan yang direncanakan adalah bangunan gedung 7 lantai
ditambah dengan 1 tingkat lantai atap dan satu tingkat atap ruang mesin
lift. Adapun elevasi-elevasi yang berkaitan dengan struktur pondasi
adalah sebagai berikut :
 Elevasi muka tanah eksisting : - 0.60
 Elevasi Lantai dasar : +0.00
 Elevadi atas pile cap : - 0.15
 Elevasi dasar pondasi : - 12.60
 Elevasi muka air tanah : - 7.00
118
3.4 PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI
Data Sondir :
- Kedalaman bervariasi antara 0.00 s/d 5.00 Lunak sampai sedang
- Tanah keras qc>150 kg/cm2 mulai kedalaman -6 sampai -10 meter
119
120
Perhitungan Daya Dukung Pondasi :
 Referensi Data Tanah

Laporan Penyelidikan Tanah : Desember 2016
a) Tanah permukaan 0.00-10.00 m tanah lunak-sedang qc=5-20 kg/cm2.
b) Kedalaman tanah keras > 10.00m dengan qc >150 kg/cm2; >12m ;
N>50.
c) Jenis Tanah : Lempung, Lanau, Pasir, Pasir Kasar Berkerikil, Sangat
Padat.
 Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang
Daya dukung aksial tiang pancang terdiri daya dukung ujung dasar tiang dan
daya dukung gesekan permukaan keliling tiang, dikurangi berat sendiri tiang,
dengan rumusan :
Qu = Qd + Qg – W
Qijin = (Qd + Qg)/FK – W
dimana :
Qu= daya dukung batas tiang
Qd= daya dukung batas dasar tiang
Qg= daya dukung batas gesekan tiang
W = berat sendiri tiang
FK= faktor keamanan tiang =3
Daya Dukung Ujung tiang :

Untuk tanah non-kohesif, menurut Meyerhoff (1956) :
Qd = 40 Nb Ap ...[ ton]
Nb : harga N-SPT pada elevasi dasar tiang < 40
Untuk dasar pondasi di bawah muka air tanah :
Nb’ = 15+0.5(N-15)
Ap : luas penampang dasar tiang [cm2]
Untuk tanah berpasir N > 50 :
Qd<750 Ap ... [ton] ( Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa )
Daya Dukung Gesekan tiang :

Meyerhoff (1956) :
Qg = 0.20 O ∑(Ni*Li) ...[ton] (Untuk tiang pancang)
Qg = 0.10 O ∑(Ni*Li) ...[ton] (Untuk tiang bor)
Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa :
Qg = O ∑(Ni/2*Li) ...[ton] ( Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa )
(Ni/2) < 12 ton/m2
O = keliling penampang tiang
Ni = N.SPT pada segmen i tiang
Li = panjang segmen i tiang
121
 Hasil Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang type Spun Pile diameter 45cm diperoleh
daya dukung ijin pada kedalaman -12 m dari MTA sebesar 100.98 ton dan dibulatkan menjadi qijin = 100 ton
124
Control perhitungan daya dukung axial dan lateral dengan

program Allpile :
1. Pile and soil Profil
Displacement pile: Higher friction.
Stinger helps smoothen driving.
Pile has two sections. H-section
FOUNDATION PROFILE & SOIL CONDITIONS on tip.
Depth FOUNDATION PROPERTIES SOIL PROPERTIES Depth

from from
Ground-m Ground-m
Depth Width-cm A'-cm2 Per.-cm I'-cm4 E -MP W -kN/m Depth  -kN/m3  C-kN/m2 k-MN/m3 e50 % Nspt
0 0
0.0 45 1590.4 141.4 201289.0 20683 3.750 0.0 5.0 0.0 2.4 1.5 5.38 0
Concrete (smooth) Soft Clay
1 1
2 2
2.0 5.7 0.0 6.0 3.8 3.53 1
Soft Clay
3 3
4 4
4.0 9.0 0.0 31.1 28.1 1.30 5
Soft Clay
5 5
6 6
6.0 45 1590.4 141.4 201289.0 20683 3.750 6.0 9.2 0.0 32.9 31.5 1.25 6
Concrete (smooth) Soft Clay
7 7
8 8
8.0 10.9 0.0 86.2 142.3 0.70 14
Stiff Clay
9 9
10 10
10.0 11.0 0.0 119.7 221.0 0.57 20
Stiff Clay
11 11
12 12
12.0 45 1590.4 141.4 201289.0 20683 3.750 12.0 9.9 39.0 0.0 33.2 40
Concrete (smooth) Sand/Gravel
13 13
14 14
14.0 9.9 39.0 0.0 33.2 40
Sand/Gravel
15 15
2. Vertical Analysis Result

SOIL STRESS, SIDE RESISTANCE, & AXIAL FORCE vs DEPTH
Based on Ultimate Load Condition
Depth (Zp) Vertical Stress -kN/m2 Side Resistance-kN/m2 Axial Force -kN Depth (Zp)
from from
Pile T op -m -100.00 0 +100.00 -200.00 Up 0 Down +200.00 -20000 Up 0 Down +20000 G-kN/m3 Phi C-kN/m2 k-MN/m3 e50 % Pile Top-m
0 0
5.0 0.0 2.4 1.5 5.38
Soft Clay
1 1
2 2
5.7 0.0 6.0 3.8 3.53
Soft Clay
3 3
4 4
9.0 0.0 31.1 28.1 1.30
Soft Clay
5 5
6 6
9.2 0.0 32.9 31.5 1.25
Soft Clay
7 7
8 8
10.9 0.0 86.2 142.3 0.70
Stiff Clay
9 9
10 10
11.0 0.0 119.7 221.0 0.57
Stiff Clay
11 11
12 Pile Tip 12
Top Vertical Stress=0.000 Max. Side Resistance=119.70 Top Uplift=6494.7 9.9 39.0 0.0 33.2
Max. Vertical Stress=68.611 Top DownWard=16418.3 Atip=1590-cm Sand/Gravel
13 13
14 14
9.9 39.0 0.0 33.2
Sand/Gravel
15 15
125
3. Vertical load VS Setlement

Vertical Load vs. Settlement
20000
18000
16000
Compression Load, Qdw -kN

14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0.0 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 2.1 2.4 2.7 3.0 3.3 3.6 3.9 4.2 4.5 4.8 5.1 5.4 5.7 6.0
Settlement, X -cm
Total Side Tip
126
4. Lateral Analysis Result

ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to
PILE DEFLECTION & FORCE vs DEPTH

Y-Back, Single Pile, Kbc =2
Depth (Zp) DEFLECTION, yt -cm MOMENT -kN-m SHEAR -kN Pressure -kN/m2 Depth (Zp)
from from
Pile Top-m -5.00 0 +5.00 -200 0 +200 -100 0 +100 -50 0 +50 Pile Top-m
0 0
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
yt=0 at 6.7-m
7 7
St=0 at 7.5-m
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Tip yt=-8.65E-5 Top yt=2.51E+0 T op Moment=-175.0 Top Shear=62.9
Max. yt=2.51E+0 Max. Moment=175.0 Max. Shear=66.7 Max. Pressure=24.94
Top St=1.43E-17
13 13
14 14
15 15
ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to
PILE DEFLECTION vs LOADING

Y-Back, Single Pile, Kbc =2
Depth (Zp) DEFLECTION, yt -cm Depth (Zp)

from from
Pile Top-m -5.00 0 +5.00 Pile Top-m
0 0
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Lateral Slope Vertical yt Slope Max.
No. Load Restraint Load at Top at Top Moment
13 (kN) (cm/cm) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 13
1 6.3 0.0 485.0 0.1 0.00 11.7
2 18.9 0.0 485.0 0.4 0.00 43.0
14 3 31.4 0.0 485.0 0.9 0.00 78.0 14
4 44.0 0.0 485.0 1.5 0.00 115.0
5 50.3 0.0 485.0 1.8 0.00 135.0
15 6 56.6 0.0 485.0 2.2 0.00 155.0 15
7 62.9 0.0 485.0 2.5 0.00 175.0
CivilTech
Software Figure 2
127
*****************************************************************
ALLPILE 6
LATERAL ANALYSIS SUMMARY OUTPUT
Copyright by CivilTech Software 2005
www.civiltech.com
(425) 453-6488 Fax (425) 453-5848
*****************************************************************
Licensed to
Date: 10/8/2019 File: D:\ALLPILE\RSBSparkir.alp
Title 1:
Title 2:
PILE PROFILES:
Pile Length, L= 12.0 -m
Top Height, H= 0.000 -m
Slope Angle, As= 0
Batter Angle, Ab= 0.00
TOTAL LOADS:
Vertical Load, Q: 4062.4 -kN
Moment, M: 207.0 -kN-m
Torsion, T: 0.0 -kN
Shear Load, P: 500.0 -kN
FACTORS AND CONDITIONS:

Load Factor for Vertical Loads: 1.0
Load Factor for Lateral Loads: 1.0
Loads Supported by Pile Cap: 0 %
Shear Condition: Static
GROUP PILE FOUNDATION:

Group Configuration:
Head Condition: Fixed Head (Cap with Restrained Connection)
Average Pile Diameter= 0.45 -m
Column Number, Nx= 4
Column Spacing, Sx= 1.35 -m
Row Number, Ny= 2
Row Spacing, Sy= 1.35 -m
===================
Rt2= 13.83
RMAX= 1.58
rx2/RMAX= 13.83
===================
Y-Direction (Lateral Loading in Y Direction)
*********************************************
A. Back Pile, Critical Loading for Back Pile:
Deduction factor due to side effect, Rside= 1.00
Deduction factor due to front effect, Rfront= 0.38
128
1.Vertical Analysis:
Try Vertical Load= 484.80 -kN
Try Results:
Total Ultimate Capacity (Down)= 956.87-kN, Total Ultimate
Capacity (Up)= 811.84-kN
Total Allowable Capacity (Down)= 478.43-kN, Total Allowable
At Work Load= 484.80-kN, Settlement= 0.15725-cm
!!! Work Load, 484.80-kN, Exceeds the Allowable Capacity
(Down)= 478.43-kN
2.Lateral Analysis:
Try Shear= 53.13 -kN
Deduction factor due to Group Effect, R= 0.38
Fixed Head Condition
Try Results:
Top Deflection, yt= 1.97000-cm
Max. Moment, M= 144.00-kN-m
Top Deflection Slope, St= 0.00000
B. Front Pile, Critical Loading for Front Pile:

Try Results:
(Down)= 478.43-kN
4.Lateral Analysis:
Try Results:
C. Final Results & Summary:

Max. Cap Settlement, Xmax= 0.17996-cm
Average Cap Settlement, Xaverage= 0.16860-cm
Differential Cap Settlement, Xdiff= 0.02271-cm
Cap Rotation, Rt= 0.002102766 Slope
Cap Rotation, Ra= 0.12047945 Degree
129
Lateral Cap Movement (Deflection), yt= 2.485-cm

Front Pile: Shear= 62.15-kN
Back Pile: Shear= 62.85-kN
Lateral Cap Movement, yt= 2.485-cm, OK with the Allowable

Deflection= 2.500-cm
Max. Cap Settlement, Xmax= 0.180-cm, OK with the Allowable
X-Direction (Lateral Loading in X Direction)

*********************************************
A. Back Pile, Critical Loading for Back Pile:
Try Results:
(Down)= 478.43-kN
2.Lateral Analysis:
Try Results:
B. Front Pile, Critical Loading for Front Pile:

Try Results:
(Down)= 478.43-kN
4.Lateral Analysis:
130

Try Results:
C. Final Results & Summary:

Max. Cap Settlement, Xmax= 0.17339-cm
Average Cap Settlement, Xaverage= 0.16532-cm
Differential Cap Settlement, Xdiff= 0.01614-cm
Cap Rotation, Rt= 0.000896638 Slope
Cap Rotation, Ra= 0.05137354 Degree
Lateral Cap Movement (Deflection), yt= 2.473-cm

Front Pile: Shear= 62.11-kN, Mmax= 172.74-kN-m
Back Pile: Shear= 62.63-kN, Mmax= 174.56-kN-m
Lateral Cap Movement, yt= 2.473-cm, OK with the Allowable

Max. Cap Settlement, Xmax= 0.173-cm, OK with the Allowable
Note: If program can't find result or the result exceeds the up limits. The
result shows 9999.
____________________________________
Notes:
Q - Vertical Load at pile top
P - Lateral Shear Load at pile top
M - Moment at pile top
Xall - Pile top total settlement
yt - Pile top deflection
St - Pile top deflection slope (deflection/unit length)
The Max. Moment calculated by program is an internal moment of shaft

due to the loading. Egineers
have to check whether the pile has enough moment capacity to resist the
Max. Moment with adequate
factor of safety. If not, the pile may be damaged under the loading.
131
5. Lateral Analysis Result Akibat Beban Gempa

BALOK G.4 ( 30 X 70 )
Perhitungan Momen Nominal
B : 300 mm
H : 700 mm
d : 693.9 mm
D tul : 22 mm
A tul : 380.13 mm
fc' : 25 Mpa
fy : 400 Mpa
Tul. Tump.Atas 6 D 22 As : 2,280.80 mm2

Tul. Tump.Bawah 3 D 22 As : 1,140.40 mm2
Tul.Lapangan 4 D 22 As : 1,520.53 mm2
PENULANGAN TRANVERSAL BALOK
momen probable BALOK G.4 ( Mpr )
1.25 X As x fy
a : : 178.89 mm
0.85 x fc x b
Ø Mn ( ‐ ) : As x 1.25 X fy x ( d‐a/2 ) : 689,321,644.87 Nmm
: 689.32 kNm
1.25 X As x fy
a : : 89.44 mm
0.85 x fc x b
Ø Mn (+ ) : As x 1.25 X fy x ( d‐a/2 ) : 370,160,977.38 Nmm
: 370.16 kNm
BALOK G.4 ( 30 X 70 )
Perhitungan Momen Nominal
B : 300 mm
H : 700 mm
d : 693.9 mm
D tul : 22 mm
A tul : 380.13 mm
fc' : 25 Mpa
fy : 400 Mpa
Tul. Tump.Atas 6 D 22 As : 2,280.80 mm2

Tul. Tump.Bawah 3 D 22 As : 1,140.40 mm2
Tul.Lapangan 4 D 22 As : 1,520.53 mm2
PENULANGAN TRANVERSAL BALOK
momen probable BALOK G.2A ( Mpr )
1.25 X As x fy
a : : 178.89 mm
0.85 x fc x b
Ø Mn ( ‐ ) : As x 1.25 X fy x ( d‐a/2 ) : 689,321,644.87 Nmm
: 689.32 kNm
1.25 X As x fy
a : : 89.44 mm
0.85 x fc x b
Ø Mn (+ ) : As x 1.25 X fy x ( d‐a/2 ) : 370,160,977.38 Nmm
: 370.16 kNm
132
Jadi besaran gaya geser dasar kolom adalah
ΣMprb atas x DF atas + ΣMprb bwh x DF bwh
Hu :
Ln
(919.10+ 493.55)x 0.5 + (919.10+493.55)x 0.5
:
3.8
: 278.81 kN
Dalam satu kolom ditopang sejumlah 4 buah tiang pancang, maka tiap
tiang pancang akan menahan gaya lateral akibat gempa sebesar ;
371.75 / 6 = 46.47 kN
Dari hasil perhitungan gaya lateral yang terjadi akibat beban gempa
diperoleh gaya lateral sebesar Hu=46,47 kN/ tiang, sedangkan gaya
lateral maksimal yang terjadi dengan perhitungan program Allpile 6
diperoleh gaya lateral maksimal sebesar 502,8 kN dengan lateral
movement ( deflection ) sebesar 2.485 cm, maka gaya pondasi
masih mampu menahan gaya lateral akibat beban gempa yang
terjadi.
3.5 EFFEK GROUP KELOMPOK TIANG
Effek group kelompok tiang diperhitungkan dengan angka

efisisensi kelompok tiang, dihitung dengan rumus atau
persamaan Converse-Labarre sebagai berikut :
=1-

133
dimana : Eg = efisiensi kelompok tiang

 = arc tan(d/s) dalam derajat
d = diameter tiang;
s = jarak tiang
n = jumlah tiang dalam baris
m = jumlah tiang dalam kolom
Berdasarkan jumlah tiang 2,dan 3 buah, d=60cm;
s=3*d=3*60cm = 180cm; maka diperoleh efisiensi kelompok
tiang sebagai berikut :
2 tiang : Eg=0.897
Untuk jumlah tiang 3 buah digunakan rumus Fled, diperoleh
Eg=13/16=0.815
134
3.6 KONTROL GAYA-GAYA PADA TIANG
Joint Labels lantai Dasar
135
REAKSI TUMPUAN
Nilai Maksimum dari :
P = DL + LL  Pijin.
Story Point Load FX FY FZ MX MY MZ

BASE 1 PONDASI 3.77 5.78 207.96 ‐5.983 4.833 0.074
BASE 2 PONDASI 0 10.56 343.91 ‐12.158 0.199 0.074
BASE 3 PONDASI 0.13 10.26 338.32 ‐12.083 0.361 0.074
BASE 4 PONDASI 1.15 7.88 348.99 ‐9.465 1.613 0.074
BASE 5 PONDASI ‐0.99 6.23 342.4 ‐7.745 ‐1.017 0.074
BASE 6 PONDASI ‐1.67 5.27 285.72 ‐6.83 ‐1.845 0.074
BASE 7 PONDASI ‐1.01 3.76 196.31 ‐5.165 ‐1.033 0.074
BASE 8 PONDASI 4.54 ‐4.92 272.83 7.154 5.422 0.074
BASE 9 PONDASI ‐0.38 ‐8.25 414.59 10.951 ‐0.623 0.074
BASE 10 PONDASI ‐0.08 ‐7.58 406.24 9.822 ‐0.253 0.074
BASE 11 PONDASI 0 ‐7.23 410.28 9.093 ‐0.149 0.074
BASE 12 PONDASI ‐1.16 ‐6.39 411.34 7.761 ‐1.581 0.074
BASE 14 PONDASI ‐2.06 ‐5.09 366.05 5.9 ‐2.682 0.074
BASE 15 PONDASI 4.2 5.74 48.1 ‐0.533 0.318 0.003
BASE 16 PONDASI 3.32 ‐0.9 60.05 0.13 0.056 0.188
BASE 17 PONDASI 2.74 ‐5.15 37.35 0.576 0.03 0.296
BASE 18 PONDASI ‐5.83 ‐5.49 49.62 0.384 ‐0.637 0.156
BASE 19 PONDASI ‐6.6 0.51 74.73 ‐0.132 ‐1.011 0.42
BASE 20 PONDASI ‐6.56 6.9 59.36 ‐0.554 ‐0.411 0.193
BASE 21 PONDASI ‐0.61 ‐3.12 264.69 3.29 ‐0.903 0.074
BASE 22 PONDASI 3.06 0.09 265.38 0.999 3.437 0.074
BASE 23 PONDASI 1.59 ‐6.81 178.24 8.705 1.616 0.018
BASE 24 PONDASI ‐0.5 0.09 322.06 0.693 ‐0.979 0.074
BASE 25 PONDASI ‐0.54 ‐4.45 254.54 6.326 ‐1.254 0.074
BASE 26 PONDASI ‐0.24 0.32 317.59 0.112 ‐0.653 0.074
BASE 27 PONDASI ‐0.41 ‐4.12 253.07 5.615 ‐1.096 0.074
BASE 28 PONDASI ‐0.06 0.5 317.42 ‐0.407 ‐0.434 0.074
BASE 29 PONDASI 0.24 ‐3.41 257.46 4.435 ‐0.284 0.074
BASE 30 PONDASI ‐0.19 0.49 278.6 ‐0.965 ‐0.597 0.074
BASE 31 PONDASI 3.99 ‐0.79 2.97 ‐0.049 ‐0.419 ‐0.05
BASE 32 PONDASI 0.35 ‐1.29 183.49 1.265 ‐0.142 0.074
BASE 33 PONDASI ‐0.71 0.68 186.64 ‐0.932 ‐1.104 1.007
BASE 34 PONDASI ‐0.68 ‐1.39 167.08 1.2 ‐1.429 0.074
BASE 35 PONDASI 0.91 ‐1.85 53.42 2.15 0.753 0.171
BASE 36 PONDASI 0.14 ‐0.06 83.92 0.263 0.122 0.011
BASE 37 PONDASI 1.27 ‐0.41 29.85 0.554 1.502 0.011
BASE 38 PONDASI 0.12 ‐1.1 40.94 0.696 ‐0.132 ‐0.324
BASE 39 PONDASI 0.1 ‐0.33 31.75 0.372 0.017 0.011
BASE 40 PONDASI ‐0.38 ‐0.23 27 0.209 ‐0.596 0.011
BASE 41 PONDASI 1.95 1.04 14.32 ‐1.325 2.534 0.005
BASE 42 PONDASI ‐0.65 1.54 22.89 ‐1.99 ‐0.811 0.005
BASE 43 PONDASI ‐0.41 1.29 16.94 ‐1.678 ‐0.504 0.005
BASE 44 PONDASI ‐0.45 0.88 10.39 ‐1.16 ‐0.551 0.005
BASE 45 PONDASI 0.22 0.28 58.95 ‐0.176 0.259 0.011
BASE 77 PONDASI 2.27 0.53 1.13 ‐0.31 ‐0.607 ‐0.124
BASE 78 PONDASI 1.62 ‐0.28 0.9 0.258 ‐0.633 0.144
136
Story Point Load FX FY FZ MX MY MZ

BASE 81 PONDASI ‐0.55 ‐0.39 2.14 0.21 ‐0.564 0.07
BASE 83 PONDASI ‐0.73 2.71 2.4 0.308 0.041 0.043
BASE 126 PONDASI 2.25 0.14 3.81 ‐0.042 ‐1.344 0.021
BASE 206 PONDASI 0.21 2.46 2.31 0.328 ‐0.044 ‐0.042
BASE 853 PONDASI ‐0.04 2.82 44.63 ‐0.201 ‐0.252 ‐0.103
BASE 854 PONDASI ‐0.07 0.56 42.91 ‐0.031 0.25 ‐0.023
BASE 864 PONDASI ‐0.1 ‐1.62 39.52 0.12 0.175 0.194
BASE 865 PONDASI ‐0.09 ‐3.37 37.78 0.167 ‐0.106 0.377
BASE 1146 PONDASI ‐0.31 ‐1.53 47.96 0.089 ‐0.086 0.21
BASE 1148 PONDASI ‐0.31 ‐2.79 46.82 0.178 ‐0.262 0.36
BASE 1162 PONDASI ‐0.35 4.18 52.94 ‐0.334 ‐0.367 0.136
BASE 1164 PONDASI ‐0.32 2.72 50.87 ‐0.228 0.071 0.324
BASE 1216 PONDASI 2.03 ‐0.34 3.64 0.464 ‐1.353 0.196
BASE 1220 PONDASI 2.65 0.14 3.96 ‐0.487 ‐1.326 ‐0.279
BASE 1558 PONDASI ‐0.7 4.78 4.32 0.675 ‐0.016 0.025
BASE 1591 PONDASI ‐1.36 ‐0.13 35.23 ‐0.128 ‐0.197 0.101
BASE 1592 PONDASI ‐3.65 ‐0.11 38.97 0.093 ‐0.337 ‐0.052
BASE 1593 PONDASI ‐2.86 0.25 47.76 ‐0.439 ‐0.266 0.364
BASE 1594 PONDASI ‐0.19 0.25 44.29 0.225 ‐0.067 0.235
BASE 1595 PONDASI ‐0.95 ‐0.02 38.18 0.13 ‐0.125 0.245
BASE 1596 PONDASI ‐3.53 0 41.2 ‐0.118 ‐0.325 0.261
BASE 2172 PONDASI 3.53 ‐0.61 3.42 0.024 ‐0.887 ‐0.06
BASE 2175 PONDASI ‐0.07 ‐0.07 0.56 0.049 ‐0.402 0.027
137
3.7 PERHITUNGAN PILE CAP

PILE CAP : P3 dia.45 cm ( 3 TIANG)
b = 239 cm
d = 109.03 cm
Pmaks = 100 Ton (beban tetap
K300 ; fc' = 250 kg/cm2
BJTD‐40 = 4000 kg/cm2
Mmaks = P*0.93
93 ton meter
Mu = 1.4 * Maks
130.2 ton meter
Rn = Mu/(Ǿ * 0.85 *fc' *b*d^2)
0.026957
ώ = 1‐√(1‐2*Rn)
0.027331
ρ = ώ*0.85*fc'/fy
0.001452
ρ min = 0.0025
As = ρ * b * d
65.15 cm2
diameter tulangan = 2.2 cm
Luas Tualngan = 3.14 cm2
jml tulangan= 20.74 bh
jarak tulangan terpakai = 12.11 cm
dipakai = D22‐120 65.71 cm > 65.15 cm
…OK
138
CEK GESER POND
Diketahui
H pile cap : 1100 mm
d : 1090.3 mm
Vu pond : 1.4 x Pu
: 318.4076 ton
: 3,184.08 kN
Keliling kritis geser pond ( bo )
bo : 2 ( b + d ) + 2 (h +d )
: 7,968.00 mm
Vc pond : λ x 0.33 x √fc'x bo x d
: 8,600,635.30 N
: 8,600.64 kN
Ø Vc pond : 6,450.48 kN
Ø Vc pond > Vu pond
6,450.48 > 3,184.08
…OK
139
P4
b = 225 cm
d = 118.92 cm
K300 ; fc' = 250 kg/cm2
BJTD‐40 = 4000 kg/cm2
Mmaks = P*0.675+P*0.675
135 ton meter
Mu = 1.4 * Maks
189 ton meter
Rn = Mu/(Ǿ * 0.85 *fc' *b*d^2)
0.03494
ώ = 1‐√(1‐2*Rn)
0.035573
ρ = ώ*0.85*fc'/fy
0.00189
ρ min = 0.0025
As = ρ * b * d
66.89 cm2
dipakai = D22‐125 72.23 cm > 66.89 cm
…OK BRO
140
CEK GESER POND
Diketahui
d : 1189.2 mm
Vu pond : 1.4 x Pu
: 423.178 ton
: 4,231.78 kN
bo : 2 ( b + d ) + 2 (h +d )
: 7,956.80 mm
: 9,367,604.29 N
: 9,367.60 kN
Ø Vc pond : 7,025.70 kN
7,025.70 > 4,231.78
…OK
141
P5
b = 281 cm
d = 118.92 cm
K300 ; fc' = 250 kg/cm2
BJTD‐40 = 4000 kg/cm2
Mmaks ( x ) = P*0.95+P*0.95
190 ton meter
Mu = 1.4 * Maks
266 ton meter
Rn = Mu/(Ǿ * 0.85 *fc' *b*d^2)
0.039375
ώ = 1‐√(1‐2*Rn)
0.040182
ρ = ώ*0.85*fc'/fy
0.002135
ρ min = 0.0025
As = ρ * b * d
83.5413 cm2
dipakai = D22‐100 86.68 cm > 83.54 cm
ok
142
CEK GESER POND
Diketahui
d : 1189.2 mm
Vu pond : 1.4 x Pu
: 469.14 ton
: 4,691.40 kN
bo : 2 ( b + d ) + 2 (h +d )
: 7,968.00 mm
: 9,380,790.14 N
: 9,380.79 kN
Ø Vc pond : 7,035.59 kN
7,035.59 > 4,691.40
…OK
143
P6
ARAH X
b = 250 cm
d = 128.92 cm
K300 ; fc' = 250 kg/cm2
BJTD‐40 = 4000 kg/cm2
Mmaks ( x ) = (P*1.35)+(P*1.35)
270 ton meter
Mu = 1.4 * Maks
378 ton meter
Rn = Mu/(Ǿ * 0.85 *fc' *b*d^2)
0.053513
ώ = 1‐√(1‐2*Rn)
0.055027
ρ = ώ*0.85*fc'/fy
0.002923
ρ min = 0.0025
As = ρ * b * d
94.2189 cm2
dipakai = D22‐100 98.83 cm > 94.22 cm
ok
144
ARAH Y
b = 360 cm
d = 128.92 cm
K300 ; fc' = 250 kg/cm2
BJTD‐40 = 4000 kg/cm2
Mmaks ( x ) = (P*0.675)+(P*0.675)+(P*0.675)
202.5 ton meter
Mu = 1.4 * Maks
283.5 ton meter
Rn = Mu/(Ǿ * 0.85 *fc' *b*d^2)
0.027872
ώ = 1‐√(1‐2*Rn)
0.028271
ρ = ώ*0.85*fc'/fy
0.001502
ρ min = 0.0025
As = ρ * b * d
116.028 cm2
dipakai = D22‐120 117.84 cm > 116.03 cm
…OK BRO
CEK GESER POND
Diketahui
d : 1289.2 mm
Vu pond : 1.4 x Pu
: 551.8898 ton
: 5,518.90 kN
bo : 2 ( b + d ) + 2 (h +d )
: 8,356.80 mm
: 10,665,850.69 N
: 10,665.85 kN
Ø Vc pond : 7,999.39 kN
7,999.39 > 5,518.90
…OK
145

Laporan Struktur Parkir

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Struktur Parkir

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PERHITUNGAN STRUKTUR

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR

LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

BAB I KRITERIA DESAIN DAN PENJELASAN UMUM

BAB II PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

BAB III PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI

KRITERIA DESAIN DAN

LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

PROYEK : PERENCANAAN GEDUNG PARKIR

LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

No Lantai Tinggi tingkat dari Lt.1 Elevasi dari lantai 1

1.2 Peraturan dan Standar

1.3 Spesifikasi Mutu Bahan Struktur

Ducting 0.19 ( ASCE 7‐10 Table C3‐1, Mechanical Duct Allowance )

Plafon 0.05 ( ASCE 7‐10 Table C3‐1, Acoustical fiberboard )

Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik

1.8. Analisa Struktur

a. Menentukan Katagori Resiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan

b. Menentukan Kelas Situs

c. Menentukan Parameter Percepatan Gempa (Ss, S1)

d. Menentukan Koefisien Situs dan Parameter Respons Spectra Percepatan

e. Menentukan Spectrum Respon Desain

f. Menentukan Katagori Desain Seismic

Tabel 2.4. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

g. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem

1.8.2 Eksentrisitas Pusat Massa Tambahan

1.8.3 Kombinasi Pembebanan yang Ditinjau

1.8.4 Penulangan Portal dan Perencanaan Kapasitas

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

PROYEK : PERENCANAAN GEDUNG PARKIR

LOKASI : Jl. Jayanegara No.7 Kaliwates

2.1 Penentuan Gaya Gempa Dinamis

Nilai rata rata N = = = 24,32

Tabel 2.2. Klasifikasi Situs

2.2 Menentukan Parameter Percepatan Gempa (Ss, S1)

2.2.1 Peta Percepatan gempa ( S1 )

2.2.2 Peta Percepatan gempa ( Ss )

2.2.3 Grafik Respon Spektra

Hasil data klasifikasi situs, kondisi tanah di lokasi rencana pembangunan

2.2.4 Menentukan Kategori Desain Seismik

Tabel 2.4. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons

2.2.5 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem

Tabel 3.5. Pemilihan Sistem Struktur Berdasarkan Tingkat Resiko Gempa

2.2.6 Menghitung Periode Struktur (T)

Waktu getar struktur adalah peristiwa bergetar dan bergoyangnya struktur

Gambar. Peristiwa Bergetarnya Struktur dalam 1 Periode

Rencana pembangunan gedung Parkir Rumah Sakit Bina Sehat Jember

Perhitungan gempa statik ekuivalen dapat dilakukan secara otomatis

Gambar Ilustrasi dari Analisis Gempa dengan Metode Statik Ekuivalen

2.2.2. Menghitung Koefisien Respon Seismik

k = exponen yang terkait dengan periode struktur

2.3 Analisa prilaku Ragam getar

Tabel 2.12. partisipasi massa arah X dan Y

2.2.5. Gaya Geser dasar Nominal, V ( base shear )

Tabel 2.15. Besarnya Gaya Geser Dasar (Base Shear) Nominal

2.2.6. Simpangan Struktur

(Tabel 9 SNI 1726- 2012).

2. Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1,5 (Tabel 1 SNI 1726- 2012).

3. Faktor redundansi untuk gedung dengan KDS D adalah ρ = 1,3

4. Simpangan antara lantai yang diijinkan untuk gedung dengan

Tabel 2.16. Besarnya Simpangan Struktur Arah - X

Tabel 2.17. Besarnya Simpangan Struktur Arah – Y

2.3 Penomoran Titik dan Elemen