Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

PERHITUNGAN
STRUKTUR

RASKA HITUNG STRUKTUR


PERENCA NAAN JASA KONSTRUKSI
P T. CAHAYA BINA KARYA PAPUA-PT YOUTH ENTERPREUNEUR (KSO)
Jln. Safri Darwin - Wamena Jayawijaya (Kab.) - Papua

raskastrukturstudio@gmail.com

Raska Hitung Strutkur


www.ahlihitungstruktur.com
+ 6281330359797
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

NAMA PROYEK
GEDUNG SPORT CENTER

LOKASI PROYEK

KAMPUS UNDIKNAS DENPASAR BALI


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN
BAB III PEMODELAN STRUKTUR PADA ETABS 18
BAB IV PERHITUNGAN PENULANGAN KOLOM
BAB V PERHITUNGAN PENULANGAN SLOOF
BAB VI PERHITUNGAN PONDASI FOOTPLATE
BAB VII PERHITUNGAN PONDASI PILECAP
BAB VIII PERHITUNGAN PONDASI STROUSS
BAB IX PERHITUNGAN BALOK RAFTER BANGUNAN UTAMA
BAB X PERHITUNGAN KOLOM BAJA BANGUNAN UTAMA
BAB XI PERHITUNGAN SAMBUNGAN BALOK – KOLOM BANGUNAN
UTAMA
BAB XII PERHITUNGAN SAMBUNGAN BASEPLATE BANGUNAN UTAMA
BAB XIII PERHITUNGAN BALOK RAFTER BANGUNAN
BAB XIV PERHITUNGAN KOLOM BAJA BANGUNAN
BAB XV PERHITUNGAN SAMBUNGAN BALOK – KOLOM BANGUNAN
BAB XVI PERHITUNGAN SAMBUNGAN BASEPLATE BANGUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Acuan Perencanaan

Pembebanan yang dipakai dalam perencanaan struktur beton bertulang bangunan rumah
tinggal sebagai berikut :
a. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung, SNI 1726:2012
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung, SNI 1726:2019
c. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI
1727:2013
d. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan, SNI
2847:2019

1.2 Jenis Pembebanan


1. Beban Mati Struktur (Dead Load)
Beban ini terdiri dari berat sendiri suatu struktur bangunan
2. Beban Mati Elemen Tambahan (Super Dead Load)
Beban ini terdiri dari beban dinding, keramik, plesteran, plumbing, ME (Mechanical
Electrical, dll)
3. Beban Hidup (Live Load)
Beban yang bekerja pada plat lantai bangunan
4. Beban Gempa (Earthquake Load)
Untuk menismulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap
struktur Gedung, maka arah utama beban gempa harus dianggap efektif 100% dan
harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa arah tegak
lurus pada arah utama pembebanan tapi dengan efektifitas hanya 30%. Pembebanan
gempa dilakukan dengan metode analisis Dinamik Response Spektrum yang disajikan
dalam bentuk grafik/plot antara periode getar struktur T, versus respon-respon
maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu. Ilustrasi metode respons
spektrum ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut.
Gambar 1.1 Spektrum Respon Desain
Sumber : SNI 1726:2019

1.3 Kombinasi Pembebanan


Bersdasarkan SNI 1726:2019, kombinasi pembebanan terfaktor yaitu sebagai berikut:
1. Beban Gravitasi
a. 1.4D
b. 1.2D + 1.6L
2. Beban Gempa
a. 1.2D + 1L + 1Ex + 0.3Ey
b. 1.2D + 1L + 1Ex – 0.3Ey
c. 1.2D + 1L - 1Ex + 0.3Ey
d. 1.2D + 1L - 1Ex - 0.3Ey
e. 1.2D + 1L + 0.3Ex + 1Ey
f. 1.2D + 1L + 0.3Ex - 1Ey
g. 1.2D + 1L – 0.3Ex + 1Ey
h. 1.2D + 1L – 0.3Ex - 1Ey
i. 0.9D + 1Ex + 0.3Ey
j. 0.9D + 1Ex - 0.3Ey
k. 0.9D - 1Ex + 0.3Ey
l. 0.9D - 1Ex - 0.3Ey
m. 0.9D + 0.3Ex + 1Ey
n. 0.9D + 0.3Ex - 1Ey
o. 0.9D - 0.3Ex + 1Ey
p. 0.9D - 0.3Ex - 1Ey
3. Beban Angin
q. 1,2D + 1L + 1Wx
r. 1,2D + 1L + 1Wy
s. 0,9D + 1Wx
t. 0,9D + 1Wx
BAB II
ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN

2.1 Data Perencanaan


1. Fungsi bangunan : sport center

2. Lokasi bangunan : kampus undiknas denpasar

3. Tinggi setiap lantai


a. Lantai 1 : - 3,50 m
b. Lantai 2 : + 3,80 m
d. Atap : + 13,80 m

4. Luas bangunan : 22 m x 24 m

2.2 Data Struktur Bangunan


1. Spesifikasi Material dan Bahan
a. Mutu beton, fc’ : 20,75 MPa
b. Modulus elastisitas beton, Ec = 4700√fc : 4700√20,75 = 21409 MPa
c. Modulus elasatisitas baja, Es : 200000 MPa
d. BJ Tulangan Lentur : Fy = 420 MPa
e. BJ Tulaganan Geser : Fy = 280 MPa
f. BJ Baja 41, Tegangan Leleh Baja : Fy = 250 MPa
g. BJ Baja 41, Tegangan Putus Baja : Fu = 410 MPa

2. Perencanaan Dimensi Struktur Bangunan


Tinggi balok diambil antara 1/12 – 1/14 bentang balok, dengan lebar balok diambil
rata dinding. Hasil perhitungan dimensi balok lantai sebagai berikut :
a. Kolom (K1) : 40 cm x 40 cm
b. Kolom (K2) : 15 cm x 15 cm
c. Sloof (SLF) : 20 cm x 40 cm
d. Kolom Baja IWF : 400.200.8.13 mm
e. Balok Rafter IWF : 350.175.7.11 mm
f. Kolom Baja IWF : 200.100.5,5.8 mm
g. Balok Rafter IWF : 200.100.5,5.8 mm
h. Gording CNP : 150.50.20.3,2 mm
i. Zincalum Tebal 0,45mm Berat 4,46 kg/m2
2.3 Metode Analisis Pembebanan
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode kekuatan batas (ultimate strength
design) dengan tingkat daktalitas penuh (SNI 03-1726-2019)

2.4 Analisis Pembebanan


1. Beban Mati (Dead Load/Beban Gravitasi)
a. Beban Sendiri Struktur Bangunan
Berat jenis beton bertulang = 24 kN/m³
b. Beban Mati yang Bekerja Pada Sloof
Berat jenis bata ringan = 1,2 kN/m²
Beban dinding pasangan ½ bata = tinggi bangunan x berat jenis
Lantai 1 = 3,5 m x 1,2 kN/m² = 4,2 kN/m
Lantai 1 = 5,0 m x 1,2 kN/m² = 6 kN/m

2. Beban Gempa (Earthquake Load)


Analisis beban gempa dilakukan dengan metode dinamik respons spektrum. Dalam
mendefisinikan beban gempa dapat mengacu pada SNI 03-1726-2019
a. Kategori Resiko :I (Tabel 3, SNI 1726:2019)
b. Faktor Keutamaan Gedung, I :1 (Tabel 4, SNI 1726:2019)
c. Faktor Reduksi Gempa, R :8 (Tabel 12, SNI 1726:2019)
d. Pada ETABS 18 pembebanan dilakukan dengan memasukkan grafik response
spektrum (SRSS) sebagai berikut :
I x g / R, dengan g : 9.81 m/s
U1 : 1 x 9.81/8 = 1,226
e. Output Data Dari Puskim (Respons Spektrum Indonesia)
Beban gempa yang digunakan mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019. Parameter
yang digunakan diambil dari Desain Spektra Indonesia
Kelas Situs : : Tanah Sedang (D)
Kategori Desain Seismic : D (Tabel 8-9 SNI 1726-2019)
SDS = 1 > SDS > 0.5
SD1 = 0,68 > SD1 > 0.2
Sistem Struktur yang Diijinkan : Sistem Rangka Baja Pemikul Momen Khusus
(Tabel 12 SNI 1726-2019)
Gambar 2.1 Peta Zonasi Gempa ( PGA, 𝐌𝐂𝐞𝐆)

Gambar 2.2 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝐬)

Gambar 2.3 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝟏)


Gambar 2.4 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝟏)

Gambar 2.5 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝐒)

Parameter Ss ( percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan
dasar periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respon spectral percepatan 0.2 detik
dan 1 detik dalam peta gempa dengan kemungkinan 1% terlampaui dalam 50 tahun dan
dinyatakan dalam bilangan decimal terhadap percepatan gravitasi
Gambar 2.6 Grafik Respons Spektrum

3. Beban Angin (Wind Load)


Analisis beban angin dilakukan dengan metode dinamik respons spektrum. Dalam
mendefisinikan beban angina dapat mengacu pada SNI 03-1727-2013
a. Dimensi Arah Angin X : 52 m
b. Dimensi Arah Angin Y : 44 m
c. Tinggi Bangunan : 10,401 m
d. Sudut Atap : 20 Derajat
e. Daerah Topografi : Perkotaan
f. Kecepatan Angin : 25 kg/m2 (jauh dari patai)
g. Faktor Arah Angin, Kd : 0,85 (26.6 SNI 1727:2013)
(Sistem Penahan Angin Utama)
h. Kategori Eksposur : B (26.7 SNI 1727:2013)
(Daerah Terbuka)
i. Faktor Topografi, Kzt : 1 (26.8.2 SNI 1727:2013)
(Perkotaan)
j. Koefisien Tekanan Internal, Gcpi : 0,18 (26.10.1 SNI 1727:2013)
Bangunan Gedung Tertutup
k. Koefisien Tekanan Eksternal (27.4 SNI 1727:2013)
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR PADA ETABS 18

3.1 Pemodelan Struktur

Gambar 3.1 Tampilan 3D Bangunan Pada ETABS 18


Gambar 3.2 Denah Struktur Sloof (Elevasi 0,00 m)
Gambar 3.3 Denah Struktur Balok Tepi 1
Gambar 3.4 Denah Struktur Balok Tepi 2 (Elevasi + 5.00 m)
Gambar 3.5 Denah Struktur Rafter
Gambar 3.6 Denah Struktur Struktur Atap (Elevasi + 13,80 m)
Gambar 3.7 Denah Struktur Arah X-Z

Gambar 3.8 Denah Struktur Arah Y-Z


3.2 Input Data Pembebanan Struktur
1. Beban Mati
a. Beban Mati Dinding pada Sloof

Gambar 3.9 Beban Mati Dinding pada Balok


2. Beban Angin
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pengaruh angin pada bangunan dan atap untuk
kedua arah X dan Y sebagai berikut:
Untuk bangunan

Angin datang :

Angin pergi :

Angin tepi :
Untuk atap

Angin datang atap :

Angin pergi atap :


Gambar 3.10 Beban Angin pada Bangunan dan Atap

3. Beban Atap Zincalum + Gording


Gording langsung dimodelkan pada ETABS 18

Gambar 3.11 Beban Atap Zincalum + Groding


4. Beban Pekerja pada Atap

Gambar 3.13 Beban Pekerja pada Atap


IV
PERHITUNGAN PENULANGAN KOLOM

4,1 Kolom K1 (50 cm x 50 cm)


1 Data Perencanaan
a. Lebar kolom b = 400 mm
b. Panjang kolom h = 400 mm
c. Tinggi lantai Lt = 1000 mm
d. Luas penampang Ag 250000 mm²
e. Diameter tulangan lentur D = 16 mm
f. Diameter tulangan geser Ø = 10 mm
g. Tebal selimut beton s = 40 mm
h. Mutu beton fc' = 20,750 MPa
i. Tegangan leleh lentur fy = 420 MPa
j. Tegangan leleh geser fy = 280 MPa
K. Modulus elastis beton Ec = 21409,519 MPa
L. Modulus elastis baja Es = 200000 MPa
d' = t. selimut beton + dia. tulangan geser - 0.5 x dia. tulangan lentur
= 58 mm
d = h - d'
= 442 mm

2 Menentukan jumlah tulangan utama dengan aplikasi SPCOL


Dari hasil analisis perhitungan pembebanan struktur pada ETABS 18 diperoleh
data momen 3-3 dan shear 2-2 dan gaya aksial yang bekerja pada struktur balok
sebagai berikut :

a. Mu = 291,5057 kNm
b. Vu = 72,2608 kN
c. Nu = 186,7990 kN
Cek kemampuan kolom dengan SPCOL
Dari hasil analisis dengan SPCOL didapatkan penulangan kolom 20 D16

Dari aplikasi dapat diketahui bahwa tulangan utama 20 D16 mampu untuk
menahan beban yang bekerja

3 Perhitungan Tulangan Geser Kolom


Gaya geser ultimit rencana,Vu = 72,2608 kN
Gaya normal rencana, Nu = 186,799 kN
Menghitung kuat geser beton
Vc = 𝑁𝑢 fc x b x d
1+ = 167,9092 kN
𝐴𝑔 6
Menghitung tahanan geser sengkang
𝑉𝑢
Vs = = -71,56145 kN
— 𝑉𝑐
0.75 bxd
Vsmin = = 73,66667 kN

3
Digunakan tulangan geser diameter 8 dengan 2
kaki 2 Ø 10
Luas tulangan geser sengkang
Av = ns x 1/4 x ∏ x D² = 157,0796 mm²
Jarak sengkang yang diperlukan
Av x fy x
s =
d = 263,8938 mm
Vsmin
Jarak sengkakng maskimum = 250 mm
Jarak sengkang minimum, d/2 = 221 mm
Sehingga diperoleh jarak antar tulangan geser sebagai
berikut
Tulangan Geser Tumpuan = Ø10 - 150
Tulangan Geser Lapangan = Ø10 - 150
4,2 Kolom K2 (30 cm x 30 cm)
1 Data Perencanaan
a. Lebar kolom b = 300 mm
b. Panjang kolom h = 300 mm
c. Tinggi lantai Lt = 1000 mm
d. Luas penampang Ag 90000 mm²
e. Diameter tulangan lentur D = 16 mm
f. Diameter tulangan geser Ø = 10 mm
g. Tebal selimut beton s = 40 mm
h. Mutu beton fc' = 20,750 MPa
i. Tegangan leleh lentur fy = 420 MPa
j. Tegangan leleh geser fy = 280 MPa
K. Modulus elastis beton Ec = 21409,519 MPa
L. Modulus elastis baja Es = 200000 MPa
d' = t. selimut beton + dia. tulangan geser - 0.5 x dia. tulangan lentur
= 58 mm
d = h - d'
= 242 mm

2 Menentukan jumlah tulangan utama dengan aplikasi SPCOL


Dari hasil analisis perhitungan pembebanan struktur pada ETABS 18 diperoleh
data momen 3-3 dan shear 2-2 dan gaya aksial yang bekerja pada struktur balok
sebagai berikut :

a. Mu = 60,9049 kNm
b. Vu = 21,4301 kN
c. Nu = 86,6569 kN
Cek kemampuan kolom dengan SPCOL
Dari hasil analisis dengan SPCOL didapatkan penulangan kolom 8 D16

Dari aplikasi dapat diketahui bahwa tulangan utama 8 D16 mampu untuk
menahan beban yang bekerja

3 Perhitungan Tulangan Geser Kolom


Gaya geser ultimit rencana,Vu = 21,4301 kN
Gaya normal rencana, Nu = 86,657 kN
Menghitung kuat geser beton

Vc = 𝑁𝑢 fc x b x d
1+ = 55,17119 kN
6
𝐴𝑔 tahanan geser sengkang
Menghitung
𝑉𝑢
Vs = = -26,59773 kN
— 𝑉𝑐
0.75 bxd
Vsmin = = 24,2 kN

3
Digunakan tulangan geser diameter 8 dengan 2
kaki 2 Ø 10
Luas tulangan geser sengkang
Av = ns x 1/4 x ∏ x D² = 157,0796 mm²
Jarak sengkang yang diperlukan
Av x fy x
sd = = 439,823 mm
Vsmin
Jarak sengkakng maskimum = 250 mm
Jarak sengkang minimum, d/2 = 121 mm
Sehingga diperoleh jarak antar tulangan geser sebagai berikut
Tulangan Geser Tumpuan = Ø10 - 150
Tulangan Geser Lapangan = Ø10 - 150
BAB V
PERHITUNGAN PENULANGAN SLOOF

5,1 Sloof SL (20 cm x 40 cm)


a. Lebar sloof b = 200 mm
b. Tinggi sloof h = 400 mm
c. Bentang sloof Ls = 6 m
d. Tinggi lantai Lt = 5,7 m
e. Diameter tulangan lentur D = 16 mm
f. Diameter tulangan geser Ø = 10 mm
g. Tebal selimut beton s = 40 mm
h. Mutu beton fc' = 20,750 MPa
i. Tegangan leleh lentur fy = 420 MPa
Tegangan leleh geser fy = 280 MPa
j. Berat jenis pasangan ½ bata ringan = 1,5 kN/m²
k. Berat jenis beton = 24 kN/m²
l. δ = 0,4
m. β = 0,85
d' = s + Ø -(0.5 x D)
= 58 mm
d = h - d'
= 342 mm

5,2 Rencana Pembebanan


Penulangan sloof didasarkan atas kondisi pembebanan dimana beban yang
diterima adalah beban aksial dan lentur sehingga penulangannya
diidealisasikan seperti penulangan kolom
Pkolom = 186,80 kNm
Berat aksial Pu = 10% x Pkolom
= 18,680 kN
Beban dinding pasangan ½ batu bata = 8,55 kN/m
Berat sendiri sloof, b x h x bj beton = 1,92 kN/m
10,47 kN/m
Beban rencana terfaktor (Qu)
Qu = 1.2 x Qtot = 12,564 kN/m

5,3 Perhitungan Penulangan Lentur


Menghitung momen yang terjadi pada sloof (tumpuan menerus)
Mu = Qu x Ls² = 45,230 kNm

Melakukan pengecekan dengan menggunakan aplikasi SPCOL, dengan


memasukkan beban sebagai berikut :
Beban akibat gaya aksial, Pu = 18,680 kN
Beban akibat momen, Mu = 45,230 kNm
Dari hasil cek persyaratan dengan aplikasi SPCOL tulangan yang
digunakan sudah memenuhi persyaratan
Maka digunakan tulangan = 8 D 16

5,4 Perhitungan Tulangan Geser Sloof


Gaya normal rencana, Nu = 18,680 kN
Ag = 80000 mm²
Menghitung kuat geser beton
Vc = 𝑁𝑢 𝑥 1000fc x b x d =
1+ 53,163 kN
Menghitung gaya𝐴𝑔6 𝑥 1000
geser ultimit
rencana
Vu = 𝑄𝑢 𝑥 𝐿𝑠 = 376,92 kN
2 𝑥 100
Menghitung tahanan geser sengkang
Vs = Vu
- Vc
0.6 = 575,037 kN
Vsmin bxd
= 22,8 kN
3
=
Digunakan tulangan geser diameter 8 dengan 2
kaki 2 Ø 8
Luas tulangan geser sengkang
Av = ns x 1/4 x ∏ x D² = 100,531 mm²
Jarak sengkang yang diperlukan
Av x fy x
sd = = 422,23 mm
Vsmin
Jarak sengkakng maskimum = 250 mm
Jarak sengkang minimum, d/2 = 171 mm
Sehingga diperoleh jarak antar tulangan geser sebagai
berikut
Tulangan Geser Sloof = Ø10 - 150
KARENA DATA TANAH TIDAK ADA MAKA PONDASI YANG

DIGUNAKAN DILAPANGAN HARUS KUAT MENAHAN BEBAN

19,048 TONF
BAB VI
PERHITUNGAN FONDASI FOOTPLAT

6,1 Data Perencanaan Fondasi Footplat


1 a. Tebal pelat t = 300 mm
b. Panjang pelat b = 1300 mm
c. Lebar pelat l = 1300 mm
d. Diameter tulangan rencana D = 16 mm
f. Tebal selimut beton s = 40 mm
g. Mutu beton fc' = 20,750 MPa
i. Tegangan leleh lentur fy = 420 MPa
j Faktor reduksi lentur ɸ 0,75
β = 0,8
d' = t. selimut beton + dia. tulangan geser
= 53 mm
d = h - d'
= 247 mm

2 Beban yang Bekerja (ETABS


18) Pu = 8743,96 kg

3 Kontrol Dimensi Fondasi Footplat


Panjang (b) = 130 cm
Lebar (l) = 130 cm
A = bxl = 10000 cm²
Wx = b x l²
= 166666,67 cm³
6
Wx = l x b²
= 166666,67 cm³

6
Tegangan yang terjadi

σmax Pu
= = 0,874396 kg/cm²
A
Tegangan ijin tanah (data sondir kedalamaan
1,5m) Qc = 10 kg/cm²
SF = 3

Qijin Qc
= = 3,3333333 kg/cm²
SF
Syarat Qijin ≥ σmax
3,33333333 > 0,874396 OK!

4 Momen Pada Fondasi Footplat


Qu = σmax x 1000 = 874,396
Mp = qu x 1 x 2²
= 629,565 kg/cm²
2
Mult = 1.2 x Mp = 755,478 kgm
5 Perhitungan Tulangan Fondasi Footplat
Rasio tulangan pada kondisi balance
600
0.85 x β x fc' x
ρb = 600 + fy = 0,020
fy
fy
m = 0.85xfc' = 23,81
δ = 0,4
Mn Mutump = 9264050,741 Nmm
ɸ
=
Menghitung koefisien tahanan
= 0,1518 N/mm²
Mn
Rn = b x d²
Menghitung rasio tulangan yang diperlukan
2m x Rn
ρ = 1 1 −1 − = 0,0004
m fy
ρ = = 0,0004
Menghitung tulangan rasio tulangan minimum (ρmin)
ρmin = = 0,0018
Menghitung tulangan rasio tulangan maksimum (ρmaks)
ρmaks = = 0,025
0.85 x fc'x 𝛽600
ρmaks = 0.7 𝑥 = 0,01
Karena ρmin < ρ < ρmaks,maka
f𝑦600 xdigunakan
fy = 0,0018
Menghitung luas tulangan yang diperlukan
Asperlu = ρ x b x d = 444,60 mm²
Astul = 1/4 x ∏ x D² = 884,43 mm²
Syarat Astul ≥ Aspakai
884,433 > 444,600 OK!
Maka pada penulangan fondasi footplat dapat dipasang seperti berikut :
Tulangan Fondasi Arah x D16 - 150
Tulangan Fondasi Arah y D16 - 150
6,4 Kontrol Geser Pons

a. Beban Aksial Kolom


Perencanaan penampang akibat geser didasarkan pada beban aksial
kolom Nuk = 86,6569 kN
b. Dengan persyaratan Vu < Vc (gaya geser ultimate harus lebih kecil dari kuat
geser nominalnya)
Tebal poer, tp = 30 cm
Dimensi kolom b = 30 cm
h = 30 cm
bo = 0.5 x tp + h + 0.5 x tp = 60 cm
c. do = 0.5 x tp + b + 0.5 x tp = 60 cm
Keliling Kritis
d. U = 2 x (bo + do) = 240 cm
Luas Kritis
e. Ak = U x tp = 7200 cm²
Kuat Geser Beton
βc 30 = 1
30
d = tp - 8 -1.3 = 20,7 cm
Vc = 1 + 2 𝑓𝑐′ 𝑥 𝑈 𝑥 𝑑 𝑥 100 = 754,3439004 kN
βc 6 𝑥 10³
Syarat, Vu ≤ ɸ x Vc
86,657 < 565,758 OK!
VII
PERHITUNGAN FONDASI PILE CAP

7,1 Fondasi Pile Cap 1 130 cm x 130 cm x 30 cm


1 Penulangan Lentur Pile Cap

Momen Pada Poer


Reaksi dari pondasi, Pmax = 19048,2 kg
Mu = 1 x (1.4 x Pmax x 0.1) = 2666,7 kgm

2 Data Perencanaan Fondasi


a. Tebal pelat h = 300 mm
b. Panjang pelat p = 1300 mm
c. Lebar pelat l = 1300 mm
d. Diameter tulangan rencana D = 16 mm
e. Diameter tulangan geser D = 13 mm
f. Tebal selimut beton s = 40 mm
g. Mutu beton fc' = 20,75 MPa
i. Tegangan leleh lentur fy = 420 MPa
j. Faktor reduksi lentur ɸ 0,75
β = 0,85
d' = t. selimut beton + dia. tulangan geser
= 56 mm
d = h - d'
= 444 mm

3 Perhitungan Tulangan Fondasi


Rasio tulangan pada kondisi balance
600
0.85 x β x fc' x
ρb = 600 + fy = 0,021
fy
fy
m = = 23,81
0.85xfc'
Mu = 2,667 kNm
δ = 0,4
Mn Mutump
= 34,9 kNm
ɸ
=
Menghitung koefisien tahanan
( 1 - δ ) x Mn
Rn = = 0,0000 N/mm²
b x d²
Menghitung rasio tulangan yang diperlukan

2m x Rn
ρ = 1 = 0,0000
1 −1 −
m fy
δ x Mn
ρ' = = 0,0002
fy x (d -
d') x b x d

ρ = ρ + ρ' = 0,0002
Menghitung tulangan rasio tulangan minimum (ρmin)
ρmin = = 0,0018
Menghitung tulangan rasio tulangan maksimum (ρmaks)
ρmaks = = 0,025
0.85 x fc'x 𝛽600
ρmaks = 0.7 𝑥 = 0,01
f𝑦600 x fy
Karena ρmin < ρ < ρmaks,maka digunakan = 0,0018
Menghitung luas tulangan yang diperlukan
Asperlu = ρ x b x d = 799,20 mm²
Astul = 1/4 x ∏ x D² = 803,8 mm²
Syarat Astul ≥ Aspakai
803,84 > 799,20 OK!
Maka pada penulangan pada dasi foot plat dapat dipasang seperti berikut:
fon D16 - 150
Tulangan Fondasi Arah x
Tulangan Fondasi Arah y D16 - 150

4 Kontrol Geser Fondasi


a. Beban Aksial Kolom
Perencanaan penampang akibat geser didasarkan pada beban aksial
kolom Nuk = 186,799 kN
b. Dengan persyaratan Vu < Vc (gaya geser ultimate harus lebih kecil
dari kuat geser nominalnya)
Tebal poer, tp = 50 cm
Dimensi kolom b = 50 cm
h = 50 cm
bo = 0.5 x tp + h + 0.5 x tp = 100 cm
do = 0.5 x tp + b + 0.5 x tp = 100 cm
c. Keliling Kritis
U = 2 x (bo + do) = 400 cm
d. Luas Kritis
Ak = U x tp = 20000 cm²
e. Kuat Geser Beton
βc = b = 1
h
d = tp - 8 -1.3 = 40,7 cm
Vc = 1 + 2 𝑓𝑐′ 𝑥 𝑈 𝑥 𝑑 𝑥 100 = 2471,9643 kN
βc 6 𝑥 10³
Syarat, Vu ≤ ɸ x Vc
186,799 < 1853,97 OK!
BAB X
PERHITUNGAN FONDASI STROUSS

8,1 Daya Dukung Tanah Terhadap Fondasi


1 a. Data Fondasi Strouss =
Dimensi, D1 = 30 cm
Luas Pondasi, Ap1 = 0.785 x D1² = 706,5 cm²
Keliling Dasar Fondasi, Kp1 = 3.14 x = 94,2 cm
D1
Daya Dukung Ujung Tiang (Konus) =
Q1 =
Ap K CN
Daya Dukung Friction (JHP)
Q2 = 3
Kp K JHP
= 5

Daya Dukung Ijin, QL = Q1 + Q2

b. Data Tanah
Direncanakan kedalaman fondasi untuk kolom adalah -7,5m
Tekanan Konus Qc = 215 kg/cm²
JHP (Friction) JHP1 = 200 kg/cm

QL1 = Ap. Qc Kp. JHP


x = 54400,5 kg
3 5

2 Denah Fondasi Pile Cap


a Denah Fondasi
3 Output Beban Joint Pada ETABS 18

4 Berat Fondasi Pile Cap, PC1


b1 = 1m
h1 = 1m
t1 = 0,5 m
bj = 2,4 T/m³
Wp1 = b1 x h1 x t x bj
beton
= 1,2 Ton

5 Asumsi Jumlah Fondasi Borepile/ Titik


6 Kontrol Efisiensi Tiang Kelompok
Pmax = (Pu/n) + ((Mx*Ymax)/(Sigma Y^2) + ((MY*Xmax) / Sigma X^2
Asumsi efisiensi rata-rata tiang yang bekerja kelompok 0.85 Qijin
sehingga
BAB VII
PERHITUNGAN BALOK RAFTER BANGUNAN UTAMA (METODE DFBK)
SNI 1729 : 2015
9,1 Data Mutu Baja Dibutuhkan
1 Jenis Baja = BJ 41
Tegangan Putus Minimum Fu = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum Fy = 250 Mpa
Modulus Elastisitas = 200000 Mpa

2 Data Profil Baja Dibutuhkan


Jenis Profil IWF = 350 x 175
Ag (Section Area) = 63,14 cm²
H (Tinggi) = 350 mm
B (Lebar) = 175 mm
Berat Profil = 49,6 Kg/m
Tf (Tebal Flans) = 11 mm
Tw (Tebal Web) = 7 mm
r = 14 mm
Ix (Momen Inersia sumbu x) = 13600 cm⁴
Iy (Momen Inersia Sumbu y) = 984 cm⁴
ix (Radius gyrasi sumbu x) = 14,7 cm
iy (Radius gyrasi sumbu y) = 3,95 cm
Sx (Modulus section elastis sumbu x) = 775 cm³
Sy (Modulus section elastis sumbu y) = 112 cm³
Zx (Modulus section plastis sumbu x) = 807 cm³

3 Data Bangunan Dibutuhkan


Tinggi Kolom = 5,7 m
Panjang Balok = 2 m

4 Menghitung Kekuatan Lentur Nominal (Mn)

Momen Maksimum (Mu)


Hasil ETABS 18 = 112,506 kNm
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 125,006 kNm
𝑀𝑢
Mn =
ø𝑏

5 Cek Penampang Balok


Untuk Fy = 250 Mpa
Jenis Profil = 350 x 175
Tekuk Lokal Sayap (λf) = 7,95 mm
7,95 ≤ 10,748
𝐵 𝐸
< 0.38 Kompak
2𝑡𝑓 𝐹𝑦

Tekuk Lokal Badan (λw) = 42,857 mm


42,857 ≤ 106,349
𝐻 − 2(𝑡𝑓 + 𝑟)𝐸 Kompak
< 3.76
𝑡𝑤𝐹𝑦
Jika λ < λp maka Mn = Mp
5 Menghitung Kekuatan Lentur Plastis
(Mp) = 807255,750 mm³
Modulus section sumbu x (Zx)
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 N/mm²
Mn = Mp = 201813938 Nmm
= 202 kNm
Mn = Mp = Zx Fy

6 Menentukan Tekuk Torsi Lateral


Momen Max = 112,506 kNm
Momen A = 84,379 kNm
Momen B = 56,253 kNm
Momen C = 28,126 kNm
Faktor Modifikasi Tekuk (Cb) = 1,667
12.5𝑀𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5𝑀𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝑎 + 4 𝑀𝑏 + 3𝑀𝑐

Konstanta Torsi (Jc) = 195300 mm⁴


1
𝐽𝑐 = ( 𝐻 − 𝑡𝑓 . 𝑡𝑤3 + 2. 𝐵. 𝑡𝑓3)
3

Radius Girasi Efektif (rts) = 46,391 mm

𝐼𝑦. 𝐶𝑤
𝑟𝑡𝑠2 = 𝑆𝑥
Lb = 2000 mm
Lp = 1966,323 mm
Lr = 5679,942 mm

Jika Lb < Lp tidak boleh digunakan = Boleh Digunakan

Jika Lp < Lb < Lr = Digunakan 335356157


Lb –Lp
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏[𝑀𝑝 - (Mp - 0.7.Fy.Sx) ] ≤ Mp
Lr –Lp

Jika Lb > Lr = Tidak Digunakan 1442339114


Mn > Fcr . Sx > Mp

𝐽𝑐𝐿𝑏
𝐹𝑐𝑟 = 𝐶𝑏𝐿𝑏
𝜋2𝐸 1 + 0.078²
𝑟𝑡𝑠 ² 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝑟𝑡𝑠

Jenis Batang = Menengah


= 335356156,779 Nmm
= 335,356 kNm
Sehingga Digunakan :
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 201,814 kNm
Cek Syarat :
Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,90
Mu ≤ 𝑀𝑛 ø𝑏
= 112,506 ≤ 182
Aman

Jika Tidak Memenuhi Ganti Profil


6 Menentukan Kekuatan Geser Ultimit (Vu)

Geser Maksimum (Vu)


Hasil ETABS 18 = 22,435 kN

7 Menghitung Kekuatan Geser Nominal (Vn)


Koefisein Geser Badan (Cv) = 1
Luas Penampang Badan Profil (Aw) = 2450 mm⁴
Tengangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Kekuatan Geser Nominal (Vn) = 367500 N
367,500 kN
𝑉𝑛 = 0.6 . 𝐶𝑣 . 𝐴𝑤 . 𝐹𝑦

8 Cek Penampang Geser Badan


Geser Lokal Badan = 42,857
42,857 ≤ 63,357
𝐻 − 2(𝑡𝑓 + 𝑟)𝐸 Memenuhi
< 2.24
𝑡𝑤𝐹𝑦

9 Menghitung Kekuatan Geser Desain


Faktor Ketahanan Untuk Geser (øv) = 0,9
øv.Vn = 330,75 kN
Vu = 22,435 kN
22,435 ≤ 330,750
Vu ≤ øv.Vn Aman

Maka dari hasil analisis dan perhitungan digunakan balok rafter IWF 350.175.7.11 dengan Stiffner
setiap 2 meter
BAB X
PERHITUNGAN KOLOM STRUKTUR BAJA BANGUNAN UTAMA (Metode DFBK
SNI 1729 : 2015
10,1 Data Mutu Baja Dibutuhkan
1 Jenis Baja = BJ 41
Tegangan Putus Minimum Fu = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum Fy = 250 Mpa
Modulus Elastisitas = 200000 Mpa

2 Data Profil Baja Dibutuhkan


Jenis Profil H = 400 x 200
Ag (Section Area) = 84,1 cm²
H (Tinggi) = 400 mm
B (Lebar) = 200 mm
Berat Profil = 66 Kg/m
Tf (Tebal Flans) = 13 mm
Tw (Tebal Web) = 8 mm
r = 16 mm
Ix (Momen Inersia sumbu x) = 23700 cm⁴
Iy (Momen Inersia Sumbu y) = 1740 cm⁴
ix (Radius gyrasi sumbu x) = 16,8 cm
iy (Radius gyrasi sumbu y) = 4,54 cm
Sx (Modulus section elastis sumbu x) = 1190 cm³
Sy (Modulus section elastis sumbu y) = 174 cm³
Zx (Modulus section plastis sumbu x) = 1332,8 cm³
Zy (Modulus section plastis sumbu y) = 275 cm³

3 Data Bangunan Dibutuhkan


Tinggi Kolom = 5,7 m
Panjang Balok = 18,6 m

4 Kontrol Kelangsingan Kolom


Kondisi pin - pin = 1
Setinggi Kolom = 33,93
𝐾𝐿𝑥
𝑟𝑥
1/2 Tinggi Kolom = 62,78
𝐾𝐿𝑦
𝑟𝑦
62,78 Terpakai

5 Menghitung Tengangan Kritis Elastis


Fe = 500,39 Mpa

6 Menghitung Tengangan Tekuk Lentur


= 133,22
𝐾𝐿𝑦𝐸 62,775 ≤ 133,219
< 4.71 Terpakai
𝑟𝑦𝐹𝑦

=
𝐾𝐿𝑦𝐸 62,775 ≥ 133,219
> 4.71 Tidak Terpakai
𝑟𝑦𝐹𝑦
Maka
Fcr
= 133,460 Mpa
Fy

Fcr = 0.658 0.658Fe Fy


7 Menghitung Kekuatan Tekan Nominal (Pn)

Tekan Ultimit (Pu) =


Hasil ETABS 18 44,791 kN
Kekuatan Tekan Nominal (Pn) = 1122 kN
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 . 𝐴𝑔

8 Menghitung Kekuatan Lentur Plastis (Mp)


Modulus section sumbu x (Zx) = 1332800 mm³
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 1740 N/mm²
Mn = Mp = 2319072000 Nmm
= 2319 kNm
Mn = Mp = Zx Fy

9 Menentukan Tekuk Torsi Lateral


Momen Max = 112,506 kNm
Momen A = 84,379 kNm
Momen B = 56,253 kNm
Momen C = 28,126 kNm
Faktor Modifikasi Tekuk (Cb) = 1,667
12.5𝑀𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5𝑀𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝑎 + 4 𝑀𝑏 + 3𝑀𝑐

Konstanta Torsi (Jc) = 290848,000 mm⁴


1
𝐽𝑐 = ( 𝐻 − 𝑡𝑓 . 𝑡𝑤 3 + 2. 𝐵. 𝑡𝑓 3) 3

Radius Girasi Efektif (rts) = 53,191 mm

𝐼𝑦. 𝐶𝑤
𝑟𝑡𝑠 2 =
𝑆𝑥
Lb = 5700 mm
Lp = 2260,026 mm
Lr = 6390,828 mm

Jika Lb < Lp tidak boleh digunakan = Boleh Digunakan

Jika Lp < Lb < Lr = Digunakan 935433855


Lb –Lp
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏[𝑀𝑝 - (Mp - 0.7.Fy.Sx) ] ≤ Mp
Lr –Lp

Jika Lb > Lr = Tidak Digunakan 146115568

Mn > Fcr . Sx > Mp

𝐽𝑐𝐿𝑏
𝐹𝑐𝑟 = 𝐶𝑏𝐿𝑏𝜋2𝐸 1 + 0.078²
𝑟𝑡𝑠 ² 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝑟𝑡𝑠
Jenis Batang = Menengah
= 935433854,936 Nmm
= 935,434 kNm
Sehingga Digunakan :
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 935,434 kNm
Cek Syarat
Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,900
= 112,506 ≤ 841,890
Mu ≤ 𝑀𝑛 ø𝑏 Aman

Jika Tidak Memenuhi Ganti Profil

10 Menghitung Kekuatan Tersedia


Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,9
Faktor Ketahanan Untuk Geser (øc) = 0,9
Kekuatan Axsial =
= 1010,157 kN
Pc = P𝑛 ø𝑐

Kekuatan Lentur = 841,890 kN


Mc = M𝑛 øb

Sehingga :
Pu/Pc = 0,044
0,044 < 0,2
𝑃𝑢
< 0.2 Terpakai
𝑃𝑐
Pu/Pc = 0,044 > 0,2
Tidak Terpakai
𝑃𝑢
> 0.2
𝑃𝑐
Maka :
= 0,156 < 1
𝑃𝑢𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦
++< 1 Aman
2𝑃𝑐𝑀𝑐𝑥 𝑀𝑐𝑦
Maka dari hasil analisis dan perhitungan digunakan kolom IWF 400.200.8.13
BAB XI
PERHITUNGAN SAMBUNGAN RAFTER - KOLOM BAUT TIPE TUMPU BANGUNAN UTAMA
SNI 1729 : 2015
11,1 Data Baut
1 Mutu Baut = A325
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 620 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 330 Mpa
Diameter Baut (db) = 1 Inch
Jarak Baut Ke Tepi (Ᵹi) = 50 mm
Jumlah Baut Total (n) = 20 Buah

2 Data Pelat Ujung Balok


Mutu Pelat = BJ 41
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Lebar Pelat (b) = 175 mm
Tinggi Pelat (h) = 700 mm
Tebal Pelat (t) = 15 mm

3 Data Lain Dibutuhkan

Momen Maksimum (Mu) = 112,506 kNm


112505500 Nmm
Geser Maksimum (Vu) = 22,4349 kN
22434,90 N

4 Menentukan Letak Garis Netral


Example :

Jarak Vertikal Baut (g) = 62,5 mm


Diameter Baut (db) = 25,40 mm
Tebal Ᵹ = 16,21 mm
1
2 ஠ db²
Ᵹ= 4
g
Ᵹx 𝑥1 = 𝑏 ℎ' − 𝑥 1
(ℎ − 𝑥)
2 2

57,52 x² -91875 x 32156250


x = 517,98 mm
h-x = 182,02 mm

5 Menentukan Tegangan Lentur Terjadi

σ (h–x) = 0,35 σ1
σ3= x

1 2 1 2
σ1 Ᵹ 𝑥 𝑥+ σ3 𝑏' ℎ − 𝑥 ℎ − 𝑥 = 𝑀𝑢
2 3 2 3

σ1 = 57,44 Mpa
σ2 = 51,89 Mpa
σ (x–S1)
σ2= x

σ3 = 20,18 Mpa

6 Menentukan Parameter Gaya Gaya Terjadi


Fu (baut) = 620 Mpa
Fu (pelat) = 410 Mpa
Luas Baut = 506,45 mm

Maka Dipakai
:
Fu (Terkecil) = 410 Mpa
7
Menentukan Gaya Tarik Pada Baut
Gaya
Gayayang
yangdipikul
dipikulsatu baut
baris teratas
baut yang paling atas
Tu = Ᵹ σ2 g
= 52562,43 N
𝑇𝑢₁ = 1 Tu
2

Kuat tarik rencana satu baut


= 26281,22 N
𝑇𝑑 = ø 𝑇𝑛 = 𝑇𝑑 = ø 0.75 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 155733,56 N
𝑇𝑢₁ ≤

8 Menentukan Gaya Geser Pada Baut = 26281,22 ≤ 116800,17


Baut kondisi geser tunggal (m) Aman
Ulir baut pada bidang geser (r)
Vu
V𝑢₁ = = 1,00
n
Kuat geser rencana satu baut = 0,40
= 1121,75 N
V𝑑 = ø 𝑉𝑛 = 𝑉𝑑 = ø 𝑟 𝑚 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 62293,42 N
V𝑢₁ ≤ ø

= 1121,75 ≤ 62293,42
Aman
9 Menentukan Gaya Tumpu
Tebal Pelat = 15,00 mm
Vu₁ = 1121,75 N
= 281178,00 N
𝑅𝑑 = ø 𝑅𝑛 = 𝑅𝑑 = 2.4 ø 𝑟 𝑡𝑝 𝐹𝑢 𝑑𝑏
Syarat

V𝑢 ≤ ø 𝑅𝑛
= 1121,75 ≤ 281178,00
Aman
PERHITUNGAN SAMBUNGAN RAFTER - RAFTER BAUT TIPE TUMPU BANGUNAN UTAMA
SNI 1729 : 2015
11,2 Data Baut
1 Mutu Baut = A325
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 620 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 330 Mpa
Diameter Baut (db) = 1 Inch
Jarak Baut Ke Tepi (Ᵹi) = 50 mm
Jumlah Baut Total (n) = 20 Buah

2 Data Pelat Ujung Balok


Mutu Pelat = BJ 41
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Lebar Pelat (b) = 175 mm
Tinggi Pelat (h) = 700 mm
Tebal Pelat (t) = 15 mm

3 Data Lain Dibutuhkan

Momen Maksimum (Mu) = 112,506 kNm


112505500 Nmm
Geser Maksimum (Vu) = 22,4349 kN
22434,90 N

4 Menentukan Letak Garis Netral


Example :

Jarak Vertikal Baut (g) = 62,5 mm


Diameter Baut (db) = 25,40 mm
Tebal Ᵹ = 16,21 mm
1
2 ஠ db²
Ᵹ= 4
g
Ᵹx 𝑥1 = 𝑏 ℎ' − 𝑥 1
(ℎ − 𝑥)
2 2

57,52 x² -91875 x 32156250


x = 517,98 mm
h-x = 182,02 mm

5 Menentukan Tegangan Lentur Terjadi

σ (h–x) = 0,35 σ1
σ3= x

1 2 1 2
σ1 Ᵹ 𝑥 𝑥+ σ3 𝑏' ℎ − 𝑥 ℎ − 𝑥 = 𝑀𝑢
2 3 2 3

σ1 = 57,44 Mpa
σ2 = 51,89 Mpa
σ (x–S1)
σ2= x

σ3 = 20,18 Mpa

6 Menentukan Parameter Gaya Gaya Terjadi


Fu (baut) = 620 Mpa
Fu (pelat) = 410 Mpa
Luas Baut = 506,45 mm

Maka Dipakai
:
Fu (Terkecil) = 410 Mpa
7
Menentukan Gaya Tarik Pada Baut
Gaya
Gayayang
yangdipikul
dipikulsatu baut
baris teratas
baut yang paling atas
Tu = Ᵹ σ2 g
= 52562,43 N
𝑇𝑢₁ = 1 Tu
2

Kuat tarik rencana satu baut


= 26281,22 N
𝑇𝑑 = ø 𝑇𝑛 = 𝑇𝑑 = ø 0.75 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 155733,56 N
𝑇𝑢₁ ≤

8 Menentukan Gaya Geser Pada Baut = 26281,22 ≤ 116800,17


Baut kondisi geser tunggal (m) Aman
Ulir baut pada bidang geser (r)
Vu
V𝑢₁ = = 1,00
n
Kuat geser rencana satu baut = 0,40
= 1121,75 N
V𝑑 = ø 𝑉𝑛 = 𝑉𝑑 = ø 𝑟 𝑚 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 62293,42 N
V𝑢₁ ≤ ø

= 1121,75 ≤ 62293,42
Aman
9 Menentukan Gaya Tumpu
Tebal Pelat = 15,00 mm
Vu₁ = 1121,75 N
= 281178,00 N
𝑅𝑑 = ø 𝑅𝑛 = 𝑅𝑑 = 2.4 ø 𝑟 𝑡𝑝 𝐹𝑢 𝑑𝑏
Syarat

V𝑢 ≤ ø 𝑅𝑛
= 1121,75 ≤ 281178,00
Aman
BAB XII
PERHITUNGAN SAMBUNGAN BASEPLATE BANGUNAN UTAMA
SNI 1729 : 2015

12,1 Data Perencanaan


1 Beban Kolom
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 44790,5 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 112505500 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 22434,90 N

Plat Tumpuan (Baseplate)


Tegangan leleh baja, Fy = 250 MPa
Tegangan tarik putus plat, Fu = 410 MPa
Lebar plat tumpuan, B = 500 mm
Panjang plat tumpuan, L = 500 mm
Tebal plat tumpuan, t = 15 mm

Kolom Pedestal
Kuat tekan beton, fc' = 20,75 MPa
Lebar penampang kolom, I = 500 mm
Panjang penampang kolom, J = 500 mm

Dimensi Kolom Baja


Tinggi total, hf = 400 mm
Lebar sayap, bf = 200 mm
Tebal badan, tw = 8 mm
Tebal sayap, tf = 13 mm
Angkur Baut
Jenis angkur baut, Tipe : A-325
Tegangan tarik putus angkur baut, fub = 620 MPa
Tegangan leleh angkur baut, fy = 330 MPa
Diameter angkur baut, d = 25 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nf = 3 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 3 bh
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f = 75 mm
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, Ln = 400 mm

2 Eksentrisitas Beban
Eksentrisitas beban,
e = Mu/Pu = 2511,82 mm
L/6 = 83,33 mm
e >L/6 (Ok)

h = ht-tf = 387 mm
et = f+h/2 = 269 mm
ec = f-h/2 = -118,5 mm

Jumlah angkur baut total,


n = nt+nc = 6 bh

3 Tahanan Tumpu Beton


Gaya tarik pada angkur baut, Pt = Pu*ec/et = -19768 N
Gaya tekan total pada plat tumpuan, Puc = Pu+Pt = 25023 N
Panjang bidang tegangan tekan betonY = 3*(L-h)/2 = 169,50 mm
Luas plat tumpuan baja, A1 = B*L = 250000 mm2
Luas penampang kolom pedestral, A2 = I*J = 250000 mm2
Tegangan tumpu nominal, fcn = 0.85*fc'*√(A2/A1) 17,638 MPa
fcn = 1.70*fc' = 35,275 MPa
Tegangan tumpu nominal beton fcn = 17,638 MPa
Faktor reduksi kekuatan tekan beton, f = 0,65
Tegangan tumpu beton yg diijinkan, f*fcn = 11,464 MPa
Tegangan tumpu maksimum terjadi
fcu = 2*Puc/(Y*B) = 0,591 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fcu ≤ f * fcn
0,591 < 11,464 Aman

4 Kontrol Plat Dimensi Tumpuan


Lebar minimum plat tumpuan yang diperlukan,
Bp min = Puc /(0.5*f*fcn*Y) = 26 mm
Lebar plat yang digunakan, B = 500 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Bp min < B
26 < 500 Aman
Panjang bagian plat tumpuan jepit bebas,
a = (L-0.95*ht)/2 = 60 mm
fcu1 = (1-a/Y)*fcu = 0,381 MPa
Modulus penampang plastis plat, Z = 1/4*B*t 2
= 28125 mm3
Momen yang terjadi pada plat akibat beban terfaktor,
Mup = 1/2*B*fcu1*a2+1/3*B*(fcu-fcu1)*a2 = 468746 Nmm
Faktor reduksi kekuatan lentur, fb = 0,90
Tahanan momen nominal plat, Mn = fy*Z = 7031250 Nmm
Tahanan momen plat, fb*Mn = 6328125 Nmm
Syarat yang harus dipenuhi :
Mup < fb * Mn
468746 < 6328125 Aman
5 Gaya Tarik Pada Angkur Baut
Gaya tarik pada angkur baut, Tu1 = Pt/nt = -6589 N
Tegangan tarik putus angkur baut, fub = 620 MPa
Luas penampang angkur baut, Ab = p/4*d2 = 284 mm
2

Faktor reduksi kekuatan tarik, ft = 0,90


Tahanan tarik nominal angkur baut, Tn = 0.75*Ab*f u
b
= 131841 N
Tahanan tarik angkur baut, ft*Tn = 118657 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 < ft * Tn
-6589 < 118657 Aman

6 Gaya Geser Pada Angkur Baut


Gaya geser pada angkur baut, Vu1 = Vu/n = 3739 N
Tegangan tarik putus baut, fu b
= 620 MPa
Jumlah penampang geser, m = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang ges r1 = 0,4
Luas penampang baut, Ab = p/4*d2 = 284 mm2
Faktor reduksi kekuatan geser, ff = 0,75
Tahanan geser nominal, Vn = r1*m*Ab*fub= = 70315 N
Tahanan geser angkur baut, ff*Vn = 52736 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vu1 < ff * Vn
3739 < 52736 Aman

7 Gaya Tumpu Pada Angkur Baut


Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1 = Vu1 = 3739 N
Diameter baut, d= = 19 mm
Tebal plat tumpu, t= = 15 mm
Tegangan tarik putus plat, fup = = 410 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4*d*t*fup = 280440 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = = 210330 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Ru1 < ff * Rn
3739 < 210330 Aman
8 Kombinasi Geser Dan Tarik
Konstanta tegangan untuk baut mutu f1 = 620 MPa
f2 = 330 MPa
Pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1,9
Tegangan geser beban terfaktor, fuv = Vu /(n*Ab) = 13,19 MPa
Kuat geser angkur baut, ff * r1 * m * fu b
= 186,00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) < ff * r1 * m * fub
13,19 < 186,00 Aman
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Tu1 = -6589 N
Tahanan tarik angkur baut, ff*Tn = ff*f1*Ab = 131841 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 < ff * f1 * Ab
-6589 < 131841 Aman
Kuat tarik angkur baut, ft = 0.75 * fub = 465,00 MPa
Batas tegangan kombinasi, f1-r2*fuv = 594,94 MPa
f2 = 330,00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft < f1 - r2 * fuv
465,00 < 594,94 Aman

9 Kontrol Panjang Angkur Tertanam


Panjang angkur tertanam La = 350 mm
Kuat tekan beton, fc' = 21
Tegangan leleh baja, fy = 330
Diameter angkur baut, d = 19
Panjang angkur tanam minimum
Lmin = fy/(4*Öfc')*d = 344 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Lmin < La
344 < 400 Aman
BAB XIII
PERHITUNGAN BALOK RAFTER BANGUNAN (METODE DFBK)
SNI 1729 : 2015
13,1 Data Mutu Baja Dibutuhkan
1 Jenis Baja = BJ 41
Tegangan Putus Minimum Fu = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum Fy = 250 Mpa
Modulus Elastisitas = 200000 Mpa

2 Data Profil Baja Dibutuhkan


Jenis Profil IWF = 200 x 100
Ag (Section Area) = 27,16 cm²
H (Tinggi) = 200 mm
B (Lebar) = 100 mm
Berat Profil = 21,3 Kg/m
Tf (Tebal Flans) = 8 mm
Tw (Tebal Web) = 5,5 mm
r = 11 mm
Ix (Momen Inersia sumbu x) = 1840 cm⁴
Iy (Momen Inersia Sumbu y) = 134 cm⁴
ix (Radius gyrasi sumbu x) = 8,24 cm
iy (Radius gyrasi sumbu y) = 2,22 cm
Sx (Modulus section elastis sumbu x) = 184 cm³
Sy (Modulus section elastis sumbu y) = 36,8 cm³
Zx (Modulus section plastis sumbu x) = 190 cm³

3 Data Bangunan Dibutuhkan


Tinggi Kolom = 3,5 m
Panjang Balok = 8,13 m

4 Menghitung Kekuatan Lentur Nominal (Mn)

Momen Maksimum (Mu)


Hasil ETABS 18 = 14,188 kNm
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 15,764 kNm
𝑀𝑢
Mn =
ø𝑏

5 Cek Penampang Balok


Untuk Fy = 250 Mpa
Jenis Profil = 200 x 100
Tekuk Lokal Sayap (λf) = 6,25 mm
6,25 ≤ 10,748
𝐵 𝐸
< 0.38 Kompak
2𝑡𝑓 𝐹𝑦

Tekuk Lokal Badan (λw) = 29,455 mm


29,455 ≤ 106,349
𝐻 − 2(𝑡𝑓 + 𝑟)𝐸 Kompak
< 3.76
𝑡𝑤𝐹𝑦
Jika λ < λp maka Mn = Mp
5 Menghitung Kekuatan Lentur Plastis
(Mp) = 189792,000 mm³
Modulus section sumbu x (Zx)
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 N/mm²
Mn = Mp = 47448000 Nmm
= 47 kNm
Mn = Mp = Zx Fy

6 Menentukan Tekuk Torsi Lateral


Momen Max = 14,188 kNm
Momen A = 10,641 kNm
Momen B = 7,094 kNm
Momen C = 3,547 kNm
Faktor Modifikasi Tekuk (Cb) = 1,667
12.5𝑀𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5𝑀𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝑎 + 4 𝑀𝑏 + 3𝑀𝑐

Konstanta Torsi (Jc) = 45225 mm⁴


1
𝐽𝑐 = ( 𝐻 − 𝑡𝑓 . 𝑡𝑤3 + 2. 𝐵. 𝑡𝑓3)
3

Radius Girasi Efektif (rts) = 26,441 mm

𝐼𝑦. 𝐶𝑤
𝑟𝑡𝑠2 = 𝑆𝑥
Lb = 8130 mm
Lp = 1105,123 mm
Lr = 3513,459 mm

Jika Lb < Lp tidak boleh digunakan = Boleh Digunakan

Jika Lp < Lb < Lr = Tidak Digunakan 4951825


Lb –Lp
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏[𝑀𝑝 - (Mp - 0.7.Fy.Sx) ] ≤ Mp
Lr –Lp

Jika Lb > Lr = Digunakan 20667384


Mn > Fcr . Sx > Mp

𝐽𝑐𝐿𝑏
𝐹𝑐𝑟 = 𝐶𝑏𝐿𝑏
𝜋2𝐸 1 + 0.078²
𝑟𝑡𝑠 ² 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝑟𝑡𝑠

Jenis Batang = Panjang


= 20667383,503 Nmm
= 20,667 kNm
Sehingga Digunakan :
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 20,667 kNm
Cek Syarat :
Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,90
Mu ≤ 𝑀𝑛 ø𝑏
= 14,188 ≤ 19
Aman

Jika Tidak Memenuhi Ganti Profil


6 Menentukan Kekuatan Geser Ultimit (Vu)

Geser Maksimum (Vu)


Hasil ETABS 18 = 6,081 kN

7 Menghitung Kekuatan Geser Nominal (Vn)


Koefisein Geser Badan (Cv) = 1
Luas Penampang Badan Profil (Aw) = 1100 mm⁴
Tengangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Kekuatan Geser Nominal (Vn) = 165000 N
165,000 kN
𝑉𝑛 = 0.6 . 𝐶𝑣 . 𝐴𝑤 . 𝐹𝑦

8 Cek Penampang Geser Badan


Geser Lokal Badan = 29,455
29,455 ≤ 63,357
𝐻 − 2(𝑡𝑓 + 𝑟)𝐸 Memenuhi
< 2.24
𝑡𝑤𝐹𝑦

9 Menghitung Kekuatan Geser Desain


Faktor Ketahanan Untuk Geser (øv) = 0,9
øv.Vn = 148,5 kN
Vu = 6,081 kN
6,081 ≤ 148,500
Vu ≤ øv.Vn Aman

Maka dari hasil analisis dan perhitungan digunakan balok rafter IWF 200.100.5,5.8 dengan Stiffner
setiap 2 meter
BAB XIV
PERHITUNGAN KOLOM STRUKTUR BAJA BANGUNAN (Metode DFBK)
SNI 1729 : 2015
14,1 Data Mutu Baja Dibutuhkan
1 Jenis Baja = BJ 41
Tegangan Putus Minimum Fu = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum Fy = 250 Mpa
Modulus Elastisitas = 200000 Mpa

2 Data Profil Baja Dibutuhkan


Jenis Profil H = 200 x 100
Ag (Section Area) = 27,16 cm²
H (Tinggi) = 200 mm
B (Lebar) = 100 mm
Berat Profil = 21,3 Kg/m
Tf (Tebal Flans) = 8 mm
Tw (Tebal Web) = 5,5 mm
r = 11 mm
Ix (Momen Inersia sumbu x) = 1840 cm⁴
Iy (Momen Inersia Sumbu y) = 134 cm⁴
ix (Radius gyrasi sumbu x) = 8,24 cm
iy (Radius gyrasi sumbu y) = 2,22 cm
Sx (Modulus section elastis sumbu x) = 184 cm³
Sy (Modulus section elastis sumbu y) = 36,8 cm³
Zx (Modulus section plastis sumbu x) = 206,08 cm³
Zy (Modulus section plastis sumbu y) = 58 cm³

3 Data Bangunan Dibutuhkan


Tinggi Kolom = 3,5 m
Panjang Balok = 8,13 m

4 Kontrol Kelangsingan Kolom


Kondisi pin - pin = 1
Setinggi Kolom = 42,48
𝐾𝐿𝑥
𝑟𝑥
1/2 Tinggi Kolom = 78,83
𝐾𝐿𝑦
𝑟𝑦
78,83 Terpakai

5 Menghitung Tengangan Kritis Elastis


Fe = 317,34 Mpa

6 Menghitung Tengangan Tekuk Lentur


= 133,22
𝐾𝐿𝑦𝐸 78,829 ≤ 133,219
< 4.71 Terpakai
𝑟𝑦𝐹𝑦

=
𝐾𝐿𝑦𝐸 78,829 ≥ 133,219
> 4.71 Tidak Terpakai
𝑟𝑦𝐹𝑦
Maka
Fcr
= 118,294 Mpa
Fy

Fcr = 0.658 0.658Fe Fy


7 Menghitung Kekuatan Tekan Nominal (Pn)

Tekan Ultimit (Pu) =


Hasil ETABS 18 11,769 kN
Kekuatan Tekan Nominal (Pn) = 321 kN
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 . 𝐴𝑔

8 Menghitung Kekuatan Lentur Plastis


(Mp)
Modulus section sumbu x (Zx) = 206080 mm³
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 134 N/mm²
Mn = Mp = 27614720 Nmm
= 28 kNm
Mn = Mp = Zx Fy

9 Menentukan Tekuk Torsi Lateral


Momen Max = 14,188 kNm
Momen A = 10,641 kNm
Momen B = 7,094 kNm
Momen C = 3,547 kNm
Faktor Modifikasi Tekuk (Cb) = 1,667
12.5𝑀𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5𝑀𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝑎 + 4 𝑀𝑏 + 3𝑀𝑐

Konstanta Torsi (Jc) = 33756,333 mm⁴


1
𝐽𝑐 = ( 𝐻 − 𝑡𝑓 . 𝑡𝑤 3 + 2. 𝐵. 𝑡𝑓 3) 3

Radius Girasi Efektif (rts) = 26,441 mm

𝐼𝑦. 𝐶𝑤
𝑟𝑡𝑠 2 =
𝑆𝑥
Lb = 3500 mm
Lp = 1105,123 mm
Lr = 3349,205 mm

Jika Lb < Lp tidak boleh digunakan = Boleh Digunakan

Jika Lp < Lb < Lr = Tidak Digunakan 54180193

Lb –L
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏[𝑀𝑝 - (Mp - 0.7.Fy.Sx) ] ≤ Mp
Lr –Lp

Jika Lb > Lr = Digunakan 24707743

Mn > Fcr . Sx > Mp

𝐽𝑐𝐿𝑏
𝐹𝑐𝑟 = 𝐶𝑏𝐿𝑏𝜋 2𝐸 1 + 0.078²
𝑟𝑡𝑠 ² 𝑆𝑥. ℎ𝑜 𝑟𝑡𝑠
Jenis Batang = Panjang
= 24707742,676 Nmm
= 24,708 kNm
Sehingga Digunakan :
Kekuatan Lentur Nominal (Mn) = 24,708 kNm
Cek Syarat
Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,900
= 14,188 ≤ 22,237
Mu ≤ 𝑀𝑛 ø𝑏 Aman

Jika Tidak Memenuhi Ganti Profil

10 Menghitung Kekuatan Tersedia


Faktor Ketahanan Untuk Lentur (øb) = 0,9
Faktor Ketahanan Untuk Geser (øc) = 0,9
Kekuatan Axsial =
= 289,158 kN
Pc = P𝑛 ø𝑐

Kekuatan Lentur = 22,237 kN


Mc = M𝑛 øb

Sehingga :
Pu/Pc = 0,041
0,041 < 0,2
𝑃𝑢
< 0.2 Terpakai
𝑃𝑐
Pu/Pc = 0,041 > 0,2
Tidak Terpakai
𝑃𝑢
> 0.2
𝑃𝑐
Maka :
= 0,658 < 1
𝑃𝑢𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦
++< 1 Aman
2𝑃𝑐𝑀𝑐𝑥 𝑀𝑐𝑦
Maka dari hasil analisis dan perhitungan digunakan kolom IWF 200.100.5,5.8
BAB XV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN RAFTER - KOLOM BAUT TIPE TUMPU BANGUNAN UTAMA
SNI 1729 : 2015
15,1 Data Baut
1 Mutu Baut = A325
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 620 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 330 Mpa
Diameter Baut (db) = 1 Inch
Jarak Baut Ke Tepi (Ᵹi) = 50 mm
Jumlah Baut Total (n) = 12 Buah

2 Data Pelat Ujung Balok


Mutu Pelat = BJ 41
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Lebar Pelat (b) = 100 mm
Tinggi Pelat (h) = 400 mm
Tebal Pelat (t) = 15 mm

3 Data Lain Dibutuhkan

Momen Maksimum (Mu) = 14,188 kNm


14187800 Nmm
Geser Maksimum (Vu) = 6,0810 kN
6081,00 N

4 Menentukan Letak Garis Netral


Example :

Jarak Vertikal Baut (g) = 50 mm


Diameter Baut (db) = 25,40 mm
Tebal Ᵹ = 20,26 mm
1
2 ஠ db²
Ᵹ= 4
g
Ᵹx 𝑥1 = 𝑏 ℎ' − 𝑥 1
(ℎ − 𝑥)
2 2

27,37 x² -30000 x 6000000


x = 263,21 mm
h-x = 136,79 mm

5 Menentukan Tegangan Lentur Terjadi

σ (h–x) = 0,52 σ1
σ3= x

1 2 1 2
σ1 Ᵹ 𝑥 𝑥+ σ3 𝑏' ℎ − 𝑥 ℎ − 𝑥 = 𝑀𝑢
2 3 2 3

σ1 = 19,96 Mpa
σ2 = 16,17 Mpa
σ (x–S1)
σ2= x

σ3 = 10,37 Mpa

6 Menentukan Parameter Gaya Gaya Terjadi


Fu (baut) = 620 Mpa
Fu (pelat) = 410 Mpa
Luas Baut = 506,45 mm

Maka Dipakai
:
Fu (Terkecil) = 410 Mpa
7
Menentukan Gaya Tarik Pada Baut
Gaya
Gayayang
yangdipikul
dipikulsatu baut
baris teratas
baut yang paling atas
Tu = Ᵹ σ2 g
= 16373,94 N
𝑇𝑢₁ = 1 Tu
2

Kuat tarik rencana satu baut


= 8186,97 N
𝑇𝑑 = ø 𝑇𝑛 = 𝑇𝑑 = ø 0.75 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 155733,56 N
𝑇𝑢₁ ≤

8 Menentukan Gaya Geser Pada Baut = 8186,97 ≤ 116800,17


Baut kondisi geser tunggal (m) Aman
Ulir baut pada bidang geser (r)
Vu
V𝑢₁ = = 1,00
n
Kuat geser rencana satu baut = 0,40
= 506,75 N
V𝑑 = ø 𝑉𝑛 = 𝑉𝑑 = ø 𝑟 𝑚 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 62293,42 N
V𝑢₁ ≤ ø

= 506,75 ≤ 62293,42
Aman
9 Menentukan Gaya Tumpu
Tebal Pelat = 15,00 mm
Vu₁ = 506,75 N
= 281178,00 N
𝑅𝑑 = ø 𝑅𝑛 = 𝑅𝑑 = 2.4 ø 𝑟 𝑡𝑝 𝐹𝑢 𝑑𝑏
Syarat

V𝑢 ≤ ø 𝑅𝑛
= 506,75 ≤ 281178,00
Aman
PERHITUNGAN SAMBUNGAN RAFTER - RAFTER BAUT TIPE TUMPU BANGUNAN UTAMA
SNI 1729 : 2015
15,2 Data Baut
1 Mutu Baut = A325
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 620 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 330 Mpa
Diameter Baut (db) = 1 Inch
Jarak Baut Ke Tepi (Ᵹi) = 50 mm
Jumlah Baut Total (n) = 12 Buah

2 Data Pelat Ujung Balok


Mutu Pelat = BJ 41
Tegangan Putus Minimum (Fu) = 410 Mpa
Tegangan Leleh Minimum (Fy) = 250 Mpa
Lebar Pelat (b) = 100 mm
Tinggi Pelat (h) = 400 mm
Tebal Pelat (t) = 15 mm

3 Data Lain Dibutuhkan

Momen Maksimum (Mu) = 14,188 kNm


14187800 Nmm
Geser Maksimum (Vu) = 6,0810 kN
6081,00 N

4 Menentukan Letak Garis Netral


Example :

Jarak Vertikal Baut (g) = 50 mm


Diameter Baut (db) = 25,40 mm
Tebal Ᵹ = 20,26 mm
1
2 ஠ db²
Ᵹ= 4
g
Ᵹx 𝑥1 = 𝑏 ℎ' − 𝑥 1
(ℎ − 𝑥)
2 2

27,37 x² -30000 x 6000000


x = 263,21 mm
h-x = 136,79 mm

5 Menentukan Tegangan Lentur Terjadi

σ (h–x) = 0,52 σ1
σ3= x

1 2 1 2
σ1 Ᵹ 𝑥 𝑥+ σ3 𝑏' ℎ − 𝑥 ℎ − 𝑥 = 𝑀𝑢
2 3 2 3

σ1 = 19,96 Mpa
σ2 = 16,17 Mpa
σ (x–S1)
σ2= x

σ3 = 10,37 Mpa

6 Menentukan Parameter Gaya Gaya Terjadi


Fu (baut) = 620 Mpa
Fu (pelat) = 410 Mpa
Luas Baut = 506,45 mm

Maka Dipakai
:
Fu (Terkecil) = 410 Mpa
7
Menentukan Gaya Tarik Pada Baut
Gaya
Gayayang
yangdipikul
dipikulsatu baut
baris teratas
baut yang paling atas
Tu = Ᵹ σ2 g
= 16373,94 N
𝑇𝑢₁ = 1 Tu
2

Kuat tarik rencana satu baut


= 8186,97 N
𝑇𝑑 = ø 𝑇𝑛 = 𝑇𝑑 = ø 0.75 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 155733,56 N
𝑇𝑢₁ ≤

8 Menentukan Gaya Geser Pada Baut = 8186,97 ≤ 116800,17


Baut kondisi geser tunggal (m) Aman
Ulir baut pada bidang geser (r)
Vu
V𝑢₁ = = 1,00
n
Kuat geser rencana satu baut = 0,40
= 506,75 N
V𝑑 = ø 𝑉𝑛 = 𝑉𝑑 = ø 𝑟 𝑚 𝐹𝑢 𝐴𝑏
Syarat
= 62293,42 N
V𝑢₁ ≤ ø

= 506,75 ≤ 62293,42
Aman
9 Menentukan Gaya Tumpu
Tebal Pelat = 15,00 mm
Vu₁ = 506,75 N
= 281178,00 N
𝑅𝑑 = ø 𝑅𝑛 = 𝑅𝑑 = 2.4 ø 𝑟 𝑡𝑝 𝐹𝑢 𝑑𝑏
Syarat

V𝑢 ≤ ø 𝑅𝑛
= 506,75 ≤ 281178,00
Aman
BAB XVI
PERHITUNGAN SAMBUNGAN BASEPLATE BANGUNAN
SNI 1729 : 2015

16,1 Data Perencanaan


1 Beban Kolom
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 11768,9 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 14187800 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 6081,00 N

Plat Tumpuan (Baseplate)


Tegangan leleh baja, Fy = 250 MPa
Tegangan tarik putus plat, Fu = 410 MPa
Lebar plat tumpuan, B = 300 mm
Panjang plat tumpuan, L = 300 mm
Tebal plat tumpuan, t = 15 mm

Kolom Pedestal
Kuat tekan beton, fc' = 20,75 MPa
Lebar penampang kolom, I = 300 mm
Panjang penampang kolom, J = 300 mm

Dimensi Kolom Baja


Tinggi total, hf = 200 mm
Lebar sayap, bf = 100 mm
Tebal badan, tw = 5,5 mm
Tebal sayap, tf = 8 mm
Angkur Baut
Jenis angkur baut, Tipe : A-325
Tegangan tarik putus angkur baut, fub = 620 MPa
Tegangan leleh angkur baut, fy = 330 MPa
Diameter angkur baut, d = 25 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nf = 2 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 2 bh
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f = 75 mm
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, Ln = 400 mm

2 Eksentrisitas Beban
Eksentrisitas beban,
e = Mu/Pu = 1205,53 mm
L/6 = 50,00 mm
e >L/6 (Ok)

h = ht-tf = 192 mm
et = f+h/2 = 171 mm
ec = f-h/2 = -21 mm

Jumlah angkur baut total,


n = nt+nc = 4 bh

3 Tahanan Tumpu Beton


Gaya tarik pada angkur baut, Pt = Pu*ec/et = -1445 N
Gaya tekan total pada plat tumpuan, Puc = Pu+Pt = 10324 N
Panjang bidang tegangan tekan betonY = 3*(L-h)/2 = 162,00 mm
Luas plat tumpuan baja, A1 = B*L = 90000 mm2
Luas penampang kolom pedestral, A2 = I*J = 90000 mm2
Tegangan tumpu nominal, fcn = 0.85*fc'*√(A2/A1) 17,638 MPa
fcn = 1.70*fc' = 35,275 MPa
Tegangan tumpu nominal beton fcn = 17,638 MPa
Faktor reduksi kekuatan tekan beton, f = 0,65
Tegangan tumpu beton yg diijinkan, f*fcn = 11,464 MPa
Tegangan tumpu maksimum terjadi
fcu = 2*Puc/(Y*B) = 0,425 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fcu ≤ f * fcn
0,425 < 11,464 Aman

4 Kontrol Plat Dimensi Tumpuan


Lebar minimum plat tumpuan yang diperlukan,
Bp min = Puc /(0.5*f*fcn*Y) = 11 mm
Lebar plat yang digunakan, B = 300 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Bp min < B
11 < 300 Aman
Panjang bagian plat tumpuan jepit bebas,
a = (L-0.95*ht)/2 = 55 mm
fcu1 = (1-a/Y)*fcu = 0,281 MPa
Modulus penampang plastis plat, Z = 1/4*B*t 2
= 16875 mm3
Momen yang terjadi pada plat akibat beban terfaktor,
Mup = 1/2*B*fcu1*a2+1/3*B*(fcu-fcu1)*a2 = 170955 Nmm
Faktor reduksi kekuatan lentur, fb = 0,90
Tahanan momen nominal plat, Mn = fy*Z = 4218750 Nmm
Tahanan momen plat, fb*Mn = 3796875 Nmm
Syarat yang harus dipenuhi :
Mup < fb * Mn
170955 < 3796875 Aman
5 Gaya Tarik Pada Angkur Baut
Gaya tarik pada angkur baut, Tu1 = Pt/nt = -723 N
Tegangan tarik putus angkur baut, fub = 620 MPa
Luas penampang angkur baut, Ab = p/4*d2 = 284 mm
2

Faktor reduksi kekuatan tarik, ft = 0,90


Tahanan tarik nominal angkur baut, Tn = 0.75*Ab*f u
b
= 131841 N
Tahanan tarik angkur baut, ft*Tn = 118657 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 < ft * Tn
-723 < 118657 Aman

6 Gaya Geser Pada Angkur Baut


Gaya geser pada angkur baut, Vu1 = Vu/n = 1520 N
Tegangan tarik putus baut, fu b
= 620 MPa
Jumlah penampang geser, m = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang ges r1 = 0,4
Luas penampang baut, Ab = p/4*d2 = 284 mm2
Faktor reduksi kekuatan geser, ff = 0,75
Tahanan geser nominal, Vn = r1*m*Ab*fub= = 70315 N
Tahanan geser angkur baut, ff*Vn = 52736 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vu1 < ff * Vn
1520 < 52736 Aman

7 Gaya Tumpu Pada Angkur Baut


Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1 = Vu1 = 1520 N
Diameter baut, d= = 19 mm
Tebal plat tumpu, t= = 15 mm
Tegangan tarik putus plat, fup = = 410 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4*d*t*fup = 280440 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = = 210330 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Ru1 < ff * Rn
1520 < 210330 Aman
8 Kombinasi Geser Dan Tarik
Konstanta tegangan untuk baut mutu f1 = 620 MPa
f2 = 330 MPa
Pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1,9
Tegangan geser beban terfaktor, fuv = Vu /(n*Ab) = 5,36 MPa
Kuat geser angkur baut, ff * r1 * m * fu b
= 186,00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) < ff * r1 * m * fub
5,36 < 186,00 Aman
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Tu1 = -723 N
Tahanan tarik angkur baut, ff*Tn = ff*f1*Ab = 131841 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 < ff * f1 * Ab
-723 < 131841 Aman
Kuat tarik angkur baut, ft = 0.75 * fub = 465,00 MPa
Batas tegangan kombinasi, f1-r2*fuv = 609,81 MPa
f2 = 330,00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft < f1 - r2 * fuv
465,00 < 609,81 Aman

9 Kontrol Panjang Angkur Tertanam


Panjang angkur tertanam La = 350 mm
Kuat tekan beton, fc' = 21
Tegangan leleh baja, fy = 330
Diameter angkur baut, d = 19
Panjang angkur tanam minimum
Lmin = fy/(4*Öfc')*d = 344 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Lmin < La
344 < 400 Aman

Anda mungkin juga menyukai