Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

PERENCANAAN GELAGAR MEMANJANG JEMBATAN BAJA

A. Data Perencanaan
Data Data Jembatan
Diketahui data-data jembatan sebagai berikut:
Tebal Slab Jembatan ts = 0.25 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta = 0.1 m
Tebal Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Jarak Antar Girder S= 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas B= 8 m
Lebar Kerb b1= 0.6 m
Lebar Total Jembatan b2= 9.2 m
H400.600.30.30 Build Up L= 5 m

Material
Mutu baja BJ 52
Kuat Leleh Fy = 390 Mpa
Mutu Beton Fc' = 35 Mpa
Mutu Tulangan Fyt = 390 Mpa
Modulus elastisitas beton Ec = 27806 Mpa
Modulus Elastisitas Baja Es = 200000 Mpa

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3

B. Analisa Pembebanan
Dicoba WF 400.200.8.13
A= 84.1 cm iy = 4.54 cm
4
W= 66 kg/m Ix = 23700 cm
4
h= 400 mm Iy = 1740 cm
3
bf = 200 mm Sx = 1910 cm
tf = 8 mm Sy = 214 cm3
3
tw = 13 mm Zx = 1490 cm
r= 16 mm zy = 187 cm3
ix = 16.8 cm

1. Beban Mati
Pembebanan akibat beban mati yang beekrja pada gelagar memanjang adalah meliputi
beban dari pelat beton dan berat dari aspal yang dipikul oleh gelagar memanjang ditambah
dengan berat sendiri dari profil gelagar memanjang. Adapun besarnya faktor-faktor beban
terhadap beban-beban tersebut mengacu pada SNI 1725:2016 Tabel 3 mengenai faktor
beban untuk berat sendiri adalah sebagai berikut:

γUMS Berat Sendiri Beton Cor di Tempat = 1.3


γUMS Berat Sendiri Aspal = 1.3
γUMS Berat Sendiri Profil Baja = 1.1

Maka besarnya beban yang dipikul oleh gelagar memanjang akibat beban mati adalah
dihitung sebagai berikut:

Beban Pelat Beton (q beton) = γUMS Beton x Tebal Beton x B x ϒ Beton


= 16.25 kN/m
Beban Aspal (q beton) = γUMS Aspal x Tebal Aspal x B x ϒ Aspal
= 5.72 kN/m
Berat Sendiri Profil Baja = γUMS Baja x W
= 1.06 kN/m
Berat Total = 23.03 kN/m

Momen Akibat beban Mati


Mud = 1/8 x qD x L2 = 71.979 kN.m
Geser Akibat beban Mati
Vu-d = 1/2 x qD x L = 57.583 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

2. Beban Hidup
Mengacu pada SNI 1725:2016, beban hidup yang bekerja pada elemen struktur jembatan
adalah terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T” dimana mengacu pada SNI
1725:2016 Tabel 12 dan 13 faktor beban untuk beban tersebut adalah:
γUTD Beban Lajur “D” untuk gelagar baja = 2.0
γUTT Beban Lajur “T” untuk gelagar baja = 2.0

Besarnya beban akibat beban hidup adalah dipilih dari pengaruh yang terbesar antara
beban lajur “D” dan beban truk “T” dengan perhitungan sebagai berikut:

2.1 Beban Terbagi Rata (BTR)


Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1 besarnya intensitas dari BTR adalah tergantung
dari bentang total jembatan. Bentang total dari jembatan yang akan direncanakan adalah 50
m sehingga intensitas dari BTR adalah:

LTotal = 20 m < 30m


15
BTR = 9,0 0,5 + 𝐾𝑝𝑎
𝐿
2
= 11.25 kN.m

qL-BTR = γUTD x BTR x s

= 45 kN.m

2.2 Beban Garis Terpusat (BGT)


Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1 besarnya intensitas dari BGT adalah 49
kN/m dan ditempatkan pada arah melintang jembatan. BGT harus dikalikan dengan
faktor beban dinamis (FBD) yang besarnya ditentukan sesuai Pasal 8.6 SNI
1725:2016 dan merupakan fungsi dari panjang bentang dengan panjang bentang total
adalah 50m maka besarnya FBD adalah 40 %

PL-BGT = 49 kN/m x (1+FBD) x γU x sTD


= 274.4 kN

Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Lajur “D”


Besarnya momen dan gaya geser maksimum yang terjadi akibat beban lajur “D” merupakan hasil
penjumlahan momen akibat BTR dan BGT sebagai berikut:
Momen Akibat beban lajur
Mu-L = 1/8 x qL-BTR x L2 + ¼ x PL-BGT x L = 483.63 kN.m
Geser Akibat beban lajur
Vu-L = 1/2 x qL-BTR x L + 1/2 x PL-BGT = 249.7 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
2.4 Akibat Beban Truk “T”
Besarnya beban truk yang diambil untuk perhitungan balok memanjang adalah beban dari gandar
belakang truk dengan intensitas 112,5 kN. Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.6 beban truk tersebut
harus dikalikan dengan FBD sebesar 0,4 dan faktor beban untuk beban truk sebagai berikut:
PL-T = 112,5 kN x (1 + FBD) x γUTT
= 315 Kn

Besarnya momen maksimum dan gaya geser maksimum dari beban terpusat “T” adalah
dihitung sebagai berikut:
Momen Akibat beban Truk
Mu-L = ¼ x PL-T x L = 393.75 kN.m
Geser Akibat beban truk
Vu-L = ½ x PL-T = 157.5 kN

Dari hasil perhitungan terhadap beban hidup didapatkan bahwa keduanya memberikan pengaruh
paling besar terhadap gelagar memanjang yaitu beban hidup “D” yang terdiri atas BTR dan BGT
dengan gaya geser maksimum sedangkan beban hidup “T” dengan momen maksimum. Gaya-gaya
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Mu-L = 483.63 kN.m


Vu-L = 249.7 kN

3 Gaya Momen dan Gaya Geser Total


Gaya momen dan gaya geser total yang terjadi pada elemen gelagar memanjang adalah
penjumlahan dari momen maksimum dan gaya geser maksimum akibat beban mati dan
beban hidup yang dihitung sebagai berikut:

Mu = MU-D + MU-L
= 555.6 kN.m

Vu = VU-D + VU-L
= 499.4 kN

C. Kontrol Penampang
1.Kontrol Terhadap Tekuk Lokal
Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lokal adalah mengacu pada RSNI T-03
2005 Pasal 7.2 yang merupakan fungsi dari λ, λp, dan λr dimana nilai λp dan λr didapatkan dari tabel
4 pada RSNI T-03-2005 dan merupakan fungsi dari jenis penampang profil. Perhitungan kontrol
terhadap tekuk lokal adalah sebagai berikut:
• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 12.5
` l > λp
λp = 170 / √𝑓𝑦 = 8.6083 Non Kompak

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
• Kontrol Pelat badan

λ =(ℎ−2(𝑡𝑤+𝑟)) / 𝑡𝑤 = 26.308
l < λp
λp = 1680 / √𝑓𝑦 = 85.07 Kompak

Dari hasil kontrol terhadap pelat sayap dan pelat badan maka didapatkan bahwa penampang
termasuk penampang kompak, sehingga mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.2.1 dan 7.2.3
besarnya momen nominal penampang adalah:
Mn = Mp < 1,5 My
Mn = Zx . Fy < 1,5 . Sx . Fy
Mn = 581.1 kN.m < 1117.4 kN.m

Faktor reduksi f= 0.9


fMn = 522.99 kN.m

fMn = 522.99 kN.m > Mu = 555.6 kN.m (OK)

2.Kontrol Terhadap Tekuk Lateral


Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lateral adalah mengacu pada RSNI T-
03 2005 Pasal 7.3 yang merupakan fungsi dari Lb, Lp, dan Lr dimana nilai Lp dan Lr didapatkan
dari tabel profil baja dan merupakan fungsi dari penampang profil. Nilai Lb serta nilai Lp dan Lr
untuk profil WF 500.300.11.18 adalah sebagai berikut:

• Lb = 200 cm
• Lp = 200.13 cm
• Lr = 565.46 cm

Lp < Lb < Lr ( Bentang Menangah )

Untuk balok yang termasuk pada bentang menengah maka mengacu pada RSNI T-03 2005
Pasal 7.3.4 besarnya momen nominal adalah dihitung sebagai berikut:

𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟  Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mp = Zx.Fy < 1.5Sx.Fy
Mp = 581.1 kN.m

Mr = Sx (fy – fr)
Mr = 649.4 kN.m
Momen ½ bentang (MB) = 555.6 kN.m

2
M1/4 Bentang (MA) = Vu x L/4 – (qD +qL-BTR) x L /32
M1/4 Bentang (MA) = 581.2
M3/4 Bentang (MC) = M1/4 Bentang
M3/4 Bentang (MC) = 581.2 kN.m

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥
Cb = < 2.3
2,5 𝑀 max + 3𝑀𝐴+4𝑀𝐵+3𝑀𝐶

6945.047
Cb = < 2.3
7098.611

Cb = 0.98 < 2.3

Maka diambil Cb sebesar 0.98

𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟  Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mn = 568.505 kN.m > 581.1 kN.m

Maka diambil 581.1 kN.m


fMn = 522.99 kN.m > Mu = 555.6 kN.m (OK)

3.Kontrol Terhadap Geser


Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.8.2 dimana kuat
geser nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal
pelat badan. Untuk profil WF 500.300.11.18 maka perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal
pelat badan adalah sebagai berikut:

ℎ ℎ − 2(𝑡𝑤 + 𝑟) 342
= = = 26.308
𝑡𝑤 𝑡𝑤 13

Nilai h/tw tersebut harus di kontrol terhadap nilai berikut:


5
𝐾𝑛𝑥 𝑒
  Kn = 5 + Jarak Pengaku Lateral a = 200 cm
11 𝑎
𝐹𝑦 ℎ

5
5+ = 6 Nilai Kn diambil sebesar 7
𝑎

  𝐾𝑛𝑥 𝐸 = 61.017  h / tw <


  𝐾𝑛𝑥 𝐸
1,1 1,1
𝐹𝑦 𝐹𝑦
26.308 < 61.017

maka kuat geser yang terjadi adalah geser plastis

Kontrol kapasitas penampang terhadap geser :

Vn = 0,6 x fy x Aw
= 1E+06 N
= 1070.8 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Faktor reduksi Geser f = 0.75

fVn = 803.09 kN > Vu = 499.4 kN (OK)

4. Kontrol Terhadap Lendutan


Besarnya lendutan yang terjadi akibat beban layan mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal
4.7.2 disyaratkan tidak boleh melebihi nilai berikut:

Δizin = 𝐿 𝐺𝑒𝑙𝑎𝑔𝑎𝑟 = 800 = 1 cm


800 800

Besarnya lendutan yang terjadi adalah diperhitungkan terhadap beban layan (tanpa faktor beban).
Besarnya lendutan yang terjadi pada gelagar memanjang adalah dihitung terhadap beban hidup tanpa
faktor beban sebagai berikut:
1 P𝐿−𝑇 .λ3
Δtotal = x
48 𝐸 . 𝐼𝑥

1 4E+10
Δtotal = x = 0.0865 cm
48 5E+09

Δtotal < Δizin = 0,625 cm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)

Anda mungkin juga menyukai