Anda di halaman 1dari 151

Perencanaan Jembatan Balok T

I. DATA PERENCANAAN

A. LAYOUT JEMBATAN

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 I. Data Perencanaan | Page(1)


Perencanaan Jembatan Balok T

B. DATA FISIK JEMBATAN

Gambar Penampang BA Jembatan

Panjang Bentang Jembatan L = 18 m


Lebar Jalan (Jalur Lalu Lintas) B = 6.3 m
Lebar Trotoar (eff) bt = 1.2 m
Lebar Kantilever B0 =bt+(drain tepi+kerb+tiang Sandaran) B0 = 1.7 m
Lebar Total Jembatan Bs= B+2B0 = 9.7 m
Jumlah Girder n = 6 m
Jarak antara Girder (p.k.p) bk = 1.26 m

C. DATA BAHAN

Bahan Beton :
Mutu Beton C- 30
Kuat tekan beton fc' = 30 MPa
Modulus Elastisitas Beton = 25742.9602 MPa
Angka poison u = 0.2
Modulus Geser = 10726 MPa
Koefisien Muai panjang untuk Beton α = 0.00001 /˚C

Bahan Baja
Untuk baja tulangan beton BjTS- 30
Tegangan leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Untuk baja struktural Bj.p = 34
Tegangan putus baja struktural fu = 340 MPa
Tegangan leleh baja struktural fy = 210 MPa
Tegangan Ijin Baja Struktural fijin = 140 MPa

Berat Bahan
Berat Beton bertulang Wcr = 25 kN/m3
Berat beton (adukan, rabat) Wcc = 23 kN/m3
Berat aspal padat Wac = 22 kN/m3

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 I. Data Perencanaan | Page(2)


Perencanaan Jembatan Balok T

Berat jenis air Ww = 10 kN/m3


Berat tanah padat Wtp = 17.2 kN/m3
Berat Baja Ws = 78.5 kN/m3
D. DATA TANAH DASAR

Tegangan ijin Tanah Keras σ ijin = 400 kPa


Kedalaman Tanah Keras D= -8.91 m
Koefisien gesek = 0.17
Kohesi tanah c= 12 kPa
Sudut gesek dalam, tanah urug ø= 32 ˚
Berat isi tanah urug γs = 17.2 kN/m3

E. REFERENSI ACUAN

SNI 1725-2016 Pembebanan untuk jembatan BM = 100%


RSNI T-02-2005 Pembebanan untuk jembatan
SNI 2833-2008 Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan
MENPUPR 05/2015Pedoman Persyaratan Umum perencanaan Jembatan
Nicodemus Rupang Contoh Perencanaan Struktur Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 I. Data Perencanaan | Page(3)


Perencanaan Jembatan Balok T

II. BANGUNAN ATAS JEMBATAN

A. TROTOAR DAN SANDARAN

1. DATA
Sandaran (Railing) Lihat Daftar Pipa
Pipa GIP (Medium) 3 bh
Jenis Medium, D = 3 Inchi
Diameter Luar, D0 = 76.2 mm
Tebal Pipa, t = 4 mm
Diameter Dalam, DI = 68.2 mm
Berat Pipa, Gp = 8.63 kg/m

Tiang Sandaran (Beton Bertulang)


Jarak Tiang Sandaran =
Ukuran Tiang Sandaran, (m)
0.180 0.120 0.700 bgn atas
0.250 0.120 0.550 bgn bawah

Trotoar / Pelat Kantilever (Beton Bertulang)


Lebar kantilever, B0 = 1.700 m
Lebar beton cor, bc = 1.600 m
Lebar trotoar, bt = 1.200 m
Tinggi trotoar/kerb : = 0.250 m

Tebal Pelat, H ≥ 1/8Bo = 0.2125 m Beban mati : Berat sendiri konstruksi


Diambil ht = 0.25 m
Beban Hidup (RSNI-2005 & SNI 1725-2016)
Catatan : Gaya Horizontal, H1 = 0.750 kN/m
Perhitungan pelat kantilever Gaya Horizontal, H2 = 17 kN/m
diambil selebar (pias) = 1.000 m Beban Vertikal, q = 5 kPa

2. PIPA SANDARAN Lihat data dan gambar

Beban mati qD = 0.086 kN/m


Beban hidup qL = 0.750 kN/m
Momen Lentur M=1/8ql2 M = 0.418 kN.m
Momen tahanan pipa

2.000 m
4 4
W = 𝜋 (76,2 - 68,2) = 15565 mm3
32 (76,2)

M
σ=
Tegangan yang terjadi W σytj = 26.9 MPa
Tegangan ijin baja Bj.P-30 (Daftar tegangan baja) σijin = 140 MPa

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(4)


Perencanaan Jembatan Balok T

σytj < σijin --> safe

3. TIANG SANDARAN Lihat data dan Gambar

Akibat beban mati : Terhadap titik S1


X Y Z B.Isi Gaya Lengan Momen
Uraian
m m m kN/m3 kN m kN.m Ket.
Tiang-1 0.180 0.120 0.700 25.000 0.378 0.115 0.043 segi pjg
Tiang-2 0.080 0.120 0.550 25.000 0.132 0.152 0.020 segitiga
Tiang-3 1.000 0.120 0.300 25.000 0.900 0.075 0.068 segi pjg
Tiang-4 0.082 0.120 0.300 25.000 0.074 -0.002 0.000 segitiga
Lobang Volume 3 buah Lubang -25.000 -0.041 0.115 -0.005 silinder
GIP 3" Jumlah pipa x panjang x berat per meter 0.259 0.115 0.030 silinder
ND = 1.701 MD = 0.156

Akibat Beban Hidup :


Beban Panjang Gaya Lengan Momen
Uraian Ket.
kN/m m kN m kN.m
Beban Horizontal, H1 0.750 2.000 1.500 1.150 1.725 Beban
NL= 1.500 ML= 1.725

Beban Layan atau Ultimate/Terfaktor :


Beban Beban Faktor Faktor Beban
Jenis Beban Beban Mati Ket.
Hidup Layan b.mati b.hidup Terfaktor
Gaya Normal, N 1.701 0.000 1.701 1.3 2.0 2.212 kN
Momen Lentur, M 0.156 1.725 1.881 1.3 2.0 3.653 kN.m
Gaya Geser, V 0.000 1.500 1.500 1.3 2.0 3.000 kN

Tulangan Geser :
Gaya terfaktor Vu = 3.000 kN
Tinggi tampang h = 180 mm
Lebar tampang b = 120 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 137 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6
Kekuatan geser nominal beton :

Vc = 1√ 30 . 120 . 137 = 15.008 kN


6
Karena : Vu < 1/2øVc = 4.502
Tidak dibutuhkan tulangan geser, tetapi tetap
digunakan sengkang praktis
Kebutuhan Luas Sengkang :

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(5)


Perencanaan Jembatan Balok T

Sengkang vertikal, digunakan : Diameter D = 6 mm


s = 3. (1/4.π. 6 )2
350 = 247.400 mm
120
Tulanagan sengkang terpakai (syarat : s ≤ d) D 6 - 130 sada = 130 mm
Tulangan Lentur :
Momen terfaktor Mu = 3.653 kN.m
Tinggi tampang Rerata : 180 250 h = 215 mm
Lebar tampang b = 120 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 164 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan

Rn = 3.653 . 1000000 = 1.415 Mpa


0,8 . 120 . 164 2

Rasio mutu bahan

m = 350 = 13.725
0,85 . 30
Rasio tulangan tarik

ρ = 1 1- 1 - 2 . 13.725 . 1.415 = 0.0042


13.725 350

Rasio tulangan tarik (min) ρmin = 1.4 = 0.0040


350

Rasio tulangan tarik (maks)

ρmax = 0,75 . 0,85 . 0,85 . 30 600


x = 0.0293
350 600 + 350

Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0042


Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 81.883 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 10.0 mm
Jumlah n = 1.04 bh
Tulangan tarik terpakai : 2 D 10 As-ada = 157 mm2

4. TROTOAR (KANTILEVER) Lihat data dan Gambar

Akibat beban mati : Terhadap titik S2


X Y Z B.Isi Gaya Lengan Momen
Uraian
m m m kN/m3 kN m kN.m Ket.
Tiang-1 0.180 0.120 0.700 25.000 0.378 1.690 0.639 segi pjg
Tiang-2 0.080 0.120 0.550 25.000 0.132 1.727 0.228 segitiga
Tiang-3 1.000 0.120 0.300 25.000 0.900 1.650 1.485 segi pjg

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(6)


Perencanaan Jembatan Balok T

Tiang-4 0.082 0.120 0.300 25.000 0.074 1.573 0.116 segitiga


Lobang Volume 3 buah Lubang -25.000 -0.041 1.690 -0.069 silinder
GIP 3" Jumlah pipa x panjang x berat per meter 0.259 1.690 0.438 silinder
B. Cor 1.600 1.000 0.250 23.000 9.200 0.900 0.156 segi pjg
Pelat 1.700 1.000 0.250 25.000 10.625 0.850 0.000 segi pjg
ND = 21.526 MD = 2.836
Akibat Beban Hidup : Terhadap titik S2
Beban Panjang Gaya Lengan Momen
Uraian Ket.
kN/m m & m2 kN m kN.m
H1 (kN/m) 0.750 2.000 1.500 1.275 1.9125 Beban
H2 (kN/m) 17.000 1.000 17.000 0.375 6.375 Beban
q (kN/m2) 5.000 1.000 5.000 0.850 4.25 Beban
NL= 1.500 ML= 1.9125
Beban Layan atau Ultimate/Terfaktor : Terhadap titik S2
Beban Beban Faktor Faktor Beban
Jenis Beban Beban Mati Ket.
Hidup Layan b.mati b.hidup Terfaktor
Gaya Normal, N 21.526 0.000 21.526 1.3 2.0 27.984 kN
Momen Lentur, M 2.836 1.9125 4.748 1.3 2.0 7.511 kN.m
Gaya Geser, V 0.000 1.500 1.500 1.3 2.0 3.000 kN

Tulangan Lentur :
Momen terfaktor Mu = 7.511 kN.m
Tinggi tampang h = 250 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 200 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan

Rn = 7.511 . 1000000 = 0.235 Mpa


0,8 . 1000 . 200 2

Rasio mutu bahan

m = 350 = 13.725
0,85 . 30
Rasio tulangan tarik

ρ = 1 1- 1 - 2 . 13.725 . 0.235 = 0.0007


13.725 350

Rasio tulangan tarik (min) ρmin = 1.4 = 0.0040


350

Rasio tulangan tarik (maks)

ρmax = 0,75 . 0,85 . 0,85 . 30 600 = 0.0293


x

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(7)


Perencanaan Jembatan Balok T

x
350 600 + 350
Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0040
Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 800.000 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 13.0 mm
Jumlah n = 6.03 bh
Jarak Maksimum s = 165.92 mm
Tulangan tarik terpakai : D 13 - 150 As-ada = 800 mm2

Tulangan Susut :
Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok
As-s = 50% As = 400
Tulangan susut, digunakan: Diameter D = 10
Jumlah tulangan yang dipakai: n = 5
Jarak Maksimum s = 196
Tulangan susut terpakai: D 10 - 150 S ada = 150

Tulangan Geser :
Gaya terfaktor Vu = 3.000 kN
Tinggi tampang h = 250 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 216 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6
Kekuatan geser nominal beton :

Vc = 1√ 30 . 1000 . 216 = 197.180 kN


6
Karena : Vu < 1/2øVc = 59.154
Tidak dibutuhkan tulangan geser, (Aman)

GIP 3" D6-130


D6-130
4D10
4D10
1200

D10-150
D13-150

D13-250
D10-
250

1700

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(8)


Perencanaan Jembatan Balok T

1700

B. LANTAI KENDARAAN

1. DATA

bk bk bk bk bk

1.26 1.26 1.26 1.26 1.26


B0 B B0
1.700 6.300 1.700
Bs = 9.700

Gambar Penampang BA Jembatan

Panjang bentang jembatan L = 18 m


Jarak antara Girder (bentang pelat lantai) bk = 1.26 m
Tebal pelat lantai: h >= tebal pelat kantilever
h = 175 - 200 mm (bk = 1.250 - 1.500 )
h = 200 - 250 mm (bk = 1.500 - 2.000 )
diambil: h = 200 mm
Lebar pelat lantai (utk perhitungan diambil selebar/pias 1,000 m) b = 1000 mm
Tebal lapisan aspal (AC-WC = 50 mm + Overlay max. 2 kali) tas = 100 mm
Tinggi genangan air hujan (kondisi ekstrim, drain tersumbat) thj = 50 mm
Data pembebanan (beban mati, beban hidup, dll), diambil sesuai ketentuan SNI 1725-2016.

2. ANALISIS PEMBEBANAN

2.1 PERHITUNGAN BEBAN

Lantai kendaraan (slab) umumnya hanya memperhitungkan beban-beban primer, yaitu:


1). Beban mati akibat berat sendiri pelat

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(9)


Perencanaan Jembatan Balok T

2). Beban mati tambahan (aspal dan air hujan)


3). Beban hidup (beban truk "beban T")

Sedangakan beban-bebn sekunder (beban angin, beban akibat perbedaaan suhu dan lain-lain),
umumnya tidak diperhitungkan (diabaikan), karena relatif kecil (biasanya sekitar ± 2%).

1). Berat Sendiri (MS)

Berat sendiri (self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri slab beton dihitung sbb. :

Ditinjau slab lantai jembatan selebar, b = 1.000 m


Tebal slab lantai jembatan, h = 0.200 m

Beban akibat berat sendiri pelat: qMS = b x h x Wcc = 4.600 kN/m

2). Beban Mati Tambahan (MA)


Beban mati tambahan (super-imposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang merupakan
elemen non-struktural, yang menimbulkan suatu beban pada jembatan dan memungkinkan besarnya
dapat berubah selama umur jembatan.

Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti :


1) Lapisan aspal (overlay di kemudian hari), qas = b x ta x Wac = 2.200 kN/m
2) Air hujan (sistim drainase tidak tersumbat), qhj = b x thj x Ww = 0.500 kN/m

Beban mati tambahan: qMA = qas + qhj = 2.700 kN/m

3). Beban Truck "T" (TT)


Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai jembatan yaitu beban lalulintas Truk (beban "T"),
sesuai SNI 1725:2016, sebagai berikut:

Beban Roda (ganda) :


T = 112.5 kN
Bidang kontak roda vs lantai :
Bujur, x = 750 mm
Lintang, y = 250 mm
Faktor Beban Dinamis

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(10)


Perencanaan Jembatan Balok T

FBD = 30%

Beban Truk "T" : PTT = T x (1 + FBD) = 112,5 x (1 + 0,3) = 146.25 kN

Penyebaran beban PTT, terhadap sumbu pelat, sbb:

tx =0,75+2 .0,05+0,2 = 1.050 m ty=0,25+2 . 0,05+0,2 = 0.550 m


Beban Truk "T" (sebagai beban terbagi merata)
Untuk beban persatuan luasan : 146,25kN/(1,05m x 0,55m) = qTT = 253.247 kN/m2
Untuk beban persatuan panjang (lebar= 1 m) : qTT = 253.247 kN/m

2.2 PERHITUNGAN GAYA DALAM


Formasi pembebanan lalulintas (beban T) pada slab sedemikian rupa, untuk mendapatkan pengaruh
gaya dalam terbesar (extreme ), dapat dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan anggapan
(assumption), antara lain:
- Prinsip plat/balok menerus di atas beberapa tumpuan, Analisis & koefisien SNI
- Prinsip plat satu arah (one way slab), ly/lx > 2 Koefisien PBI & Bittner
- Prinsip tumpuan monolit dan kaku Daftar momen primer buku Teknik Sipil
Dengan menganggap kekakuan balok terhadap kekakuan pelat relatif besar (cukup kaku), maka pelat
dapat dianggap/ditinjau per segmen, sebagai berikut:

Ditinjau persegmen

1). Berat Sendiri (MS)

qMS = 4.600 kN/m


Momen tumpuan : M T-MS = 1/12 q MS lx2 = 0.863 kN.m
Momen lapangan : M L-MS = 1/24 q MS lx2 = 0.431 kN.m
1.500 m Gaya lintang : V MS = 1/2 q MS lx = 3.450 kN

2). Beban Mati Tambahan (MA)

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(11)


Perencanaan Jembatan Balok T

qMS = 2.700 kN/m


Momen tumpuan : M T-MS = 1/12 q MS lx2 = 0.506 kN.m
Momen lapangan : M L-MS = 1/24 q MS lx 2 = 0.253 kN.m
1.500 m Gaya lintang : V MS = 1/2 q MS lx = 2.025 kN

3). Beban Truk, "T" (TT)

Pengaruh terbesar jika roda truk tepat berada di tengah bentang.


qTT = 253.247
b= 1.050 m
a= 0.225 m

lx = L = 1.500

Momen tumpuan : M T-MS = qb (3L2-b2)


24L
= 253.247 .1,05 (1,5^2 - 1,05^2) = 41.714 kN.m
24 . 1,5
Gaya lintang : V MS = 1/2. (qTT.b) = 1/2. ( 253.247 1,05) = 132.955 kN

Momen lapangan :
M L-MS = L . V MS - 1/4. qTT.b2 - M T-MS
2
= 1,5. 132.955 - 1 253.247 .1,05^2 - 41.714 = 23.101 kN.m
2 8

2.3 REKAPITULASI GAYA DALAM

1). Momen pada pelat lantai:


Faktor Beban Layan Lengan Momen
Uraian Sat.
Beban M-tump M-lap MU-tump MU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 0.863 0.431 1.121 0.561 kN.m
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 0.506 0.253 1.013 0.506 kN.m
3. Beban Truck (TT) 1.8 41.714 23.101 75.086 41.582 kN.m
Jumlah 43.083 23.785 77.220 42.648

2). Gaya Geser pada pelat lantai:


Faktor Beban Layan Lengan Momen
Uraian Sat.
Beban V-lentur V-pons VU-lentur VU-pons
1. Berat sendiri (MS) 1.3 3.450 - 4.485 - kN.m
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 2.025 - 4.050 - kN.m
3. Beban Truck (TT) 1.8 132.955 146.250 239.318 263.250 kN.m
Jumlah 138.430 146.250 247.853 263.250

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(12)


Perencanaan Jembatan Balok T

3. PENULANGAN PELAT LANTAI (SLAB)

3.1 PERHITUNGAN TULANGAN


1). Tulangan Lentur (Arah Melintang)

Pada Tumpuan
Momen terfaktor Mu = 77.220 kN.m
Tinggi tampang h = 200 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 150 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan

Rn = 77.220 . 1000000 = 4.290 Mpa


0,8 . 1000 . 150 2

Rasio mutu bahan

m = 350 = 13.725
0,85 . 30
Rasio tulangan tarik

ρ = 1 1- 1 - 2 . 13.725 . 4.290 = 0.0135


13.725 350

Rasio tulangan tarik (min) ρmin = 1.4 = 0.0040


350
Rasio tulangan tarik (maks)

ρmax = 0,75 . 0,85 . 0,85 . 30 600


x = 0.0293
350 600 + 350
Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0135
Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 2026.446 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 16.0 mm
Jumlah n = 10.08 bh
Jarak Maksimum s = 99.22 mm
Tulangan tarik terpakai : D 16 - 90 As-ada = 2026 mm2

Pada Lapangan
Momen terfaktor Mu = 42.648 kN.m
Tinggi tampang h = 200 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 150 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(13)


Perencanaan Jembatan Balok T

Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8

Koefisien Tahanan

Rn = 42.648 . 1000000 = 2.369 Mpa


0,8 . 1000 . 150 2

Rasio mutu bahan

m = 350 = 13.725
0,85 . 30

Rasio tulangan tarik

ρ = 1 1- 1 - 2 . 13.725 . 2.369 = 0.0071


13.725 350

Rasio tulangan tarik (min) ρmin = 1.4 = 0.0040


350

Rasio tulangan tarik (maks)

ρmax = 0,75 . 0,85 . 0,85 . 30 600


x = 0.0293
350 600 + 350
Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0071
Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 1067.583 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 16.0 mm
Jumlah n = 5.31 bh
Jarak Maksimum s = 188.33 mm
Tulangan tarik terpakai : D 16 - 180 As-ada = 1068 mm2

2). Tulangan Susut (Arah Memanjang)


Tulangan Susut :
Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok
As-s = 50% As = 534
Tulangan susut, digunakan: Diameter D = 13
Jumlah tulangan yang dipakai: n = 4
Jarak Maksimum s = 249
Tulangan susut terpakai: D 13 - 200

3). Kontrol Tegangan Geser


Geser Pons :
Tinggi tampang h = 200 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
bs = 40 mm
Tinggi tampang efektif d = 166 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(14)


Perencanaan Jembatan Balok T

Panjang beban, arah X x = 750 mm


Lebar beban, arah Y y = 250 mm
Penyebaran beban, arah X tx = 1050 mm
Penyebaran beban, arah Y ty = 550 mm
Keliling geser pons, 2(tx + ty) = 3200 mm
Luas bid. Geser pons, Acp = 2(tx + ty)d = 531200 mm2
Gaya geser terfaktor Vu = 263.250 kN
Kuat leleh baj tul. fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Reduksi kekuatan geser lentur, (ketentuan SNI) φ = 0.6
Tegnagan geser pons beton (disyaratkan) = 1.826

Kekuatan geser pons beton, nominal: = 969.834

Syarat: Vu ≤ Ø Vc Vu ≤ Ø Vc = 581.900
Okey
Pelat lantai (slab), aman akibat Geser Pons. (Safe)

Geser Lentur :
Tidak perlu dihitung karena akibat geser pons (aman), maka akibat geser lentur dipastikan lebih aman

3.2 KESIMPULAN TULANGAN SLAB

Tulangan pelat arah X (Melintang)


Tulangan Tumpuan Atas D16 - 90
Bawah D16 - 180

Tulangan Lapangan Atas D16 - 180


Bawah D16 - 180

Tulangan Pelat Arah Y (Memanjang)


Tulangan bagi/susut Atas D13 - 200
Bawah D13 - 200

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(15)


Perencanaan Jembatan Balok T

C. GELAGAR

1. DATA
* Mutu beton (fc') = 30 Mpa
* Mutu baja tulangan (fy) = 350 Mpa
* Elastisitas baja (Es) = 200000 Mpa
* Lebar lantai kendaraan = 6.30 m
* Lebar Trotoar = 1.70 m
* Lebar Balok Diafragma = 0.25 m
* Lebar Balok Gelagar = 0.60 m
* Tinggi Balok Difragma = 0.50 m
* Tinggi Balok Gelagar = 1.25 m
* Jarak As ke As Diafragma = 3.6 m
* Jumlah Balok Diafragma = 5 buah
* Jarak Antar Gelagar = 2.16 m
* Bentang Jembatan = 14.4 m
* Tebal Pelat = 0.25 m
* Tebal Aspal = 0.05 m
* Tinggi Genangan Air Hujan = 0.05 m
* Berat isi Beton (γ beton) = 2500 kg/m3
* Berat isi Aspal (γ aspal) = 2200 kg/m3
* Berat isi Air (γ air) = 1000 kg/m3

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(16)


Perencanaan Jembatan Balok T

A. Pembebanan
a) Beban Mati
● Beban merata pelat kendaraan
- Pelat b bertulang = 2.16 2500 x 1, = 1755 kg/m
2
x 0.25 x
- Lapisan aspal = 2200 x 2 = 475.2 kg/m
2
2.16 x 0.05 x
- Genangan air hujan = 2.16 x 0.05 x 1000 x 2 = 216 kg/m
+
2

qDL1 = 2446.2 kg/m2

● Beban sendiri gelagar


qDL2 = 0.6 x ( 1.25 - 0.25 ) x 2500
= 1500 kg/m2

● Beban pada trotoar


qDL3 = 0 kg/m2 (Diambil dari perhitungan pelat lantai kendaraan)

● Beban diafragma
PDL = 0.3 x 0.5 x ( 2.16 - 0.6 ) x 2500
= 487.50 kg

Sehingga
● Untuk Gelagar Tepi

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(17)


Perencanaan Jembatan Balok T

qDL = 1/2 x qDL1 + qDL2 + qDL3


= 1/2 x 2446 + 1500 + 0
= 2723.10 kg/m2

qDL Ult = 1.3 x qDL


= 1.3 x 2723
= 3540 kg/m2

PDL = 1/2 x PDL


= 1/2 x 488
= 243.75 Kg

PDL ult = 1.3 x PDL


= 1.3 x 244
= 316.88 Kg

● Untuk Gelagar Tengah


qDL = qDL1 + qDL2
= 2446 + 1500
3946 kg/m
2
=

qDL Ult = 1.3 x qDL


= 1.3 x 3946
= 5130.1 kg/m2

PDL = 488 Kg

PDL ult = 1.3 x PDL


= 1.3 x 488
= 633.8 Kg

b) Beban Hidup

● Beban Lajur
Beban hidup didasarkan pada SNI 1725-2016 yang menyatakan bahwa perhitungan gelagar
jembatan digunakan beban maksimum (Beban lajur dan beban garis), dengan L < 30 m dan
BM = 100%
q = 9 Kpa
= 900 kg/m2

● Beban Garis
P = 49 kNm (L < 30 dan BM = 100%)
= 4900 kg/m

Sehingga :
● Untuk Gelagar Tepi
qLL = s/2 q + 500 Lebar Trotoar

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(18)


Perencanaan Jembatan Balok T

qLL = 1.08 900 + 500 1.70


= 1822 kg/m'

qLL Ult = 1.8 x qLL


= 1.8 x 1822
= 3279.6 kg/m2

PLL = P x 1/2 Jarak Antar Gelagar x FBD


Dimana FBD untuk beban garis dengan L<50 adal1.4
= 4900 x 1/2 2.16 x 1.4
= 7409 Kg

PLL Ult = 1.8 x PLL


= 1.8 x 7408.80
= 13335.840 Kg

● Untuk Gelagar Tengah


qLL = q x Jarak Antar Gelagar
= 900 x 2.16
= 1944 kg/m'

qLL Ult = 1.8 x qLL


= 1.8 x 1944
= 3499.2 kg/m'

PLL = P x Jarak Antar Gelagar x FBD


= 4900 x 2.16 x 1.4
= 14817.60 Kg

PLL Ult = 1.8 x PLL


= 1.8 x 14817.60
= 26671.68 Kg

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(19)


Perencanaan Jembatan Balok T

fxy7h

Dari Hasil SAP 2000, diperoleh nilai :


Kondisi Momen Maksimum (kg.m) Lintang Maksimum (kg.m)
No
Beban Gelagar TepiGelagar TengahGelagar Tepi Gelagar Tengah
1 Mati 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Hidup 0.00 0.00 0.00 0.00
Yang dipakai 0.00 0.00 0.00 0.00

B. Perencanaan Tulangan Gelagar


a) Gelagar Tepi
Direncanakan:
ϕ Sengkang = 10 mm
ϕ Lentur = 32 mm
Selimut Beton = 40 mm
- Perencanaan Tulangan Lentur
• Menentukan lebar flens efektif (b)
L
b ≤
4

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(20)


Perencanaan Jembatan Balok T

14400
=
4
= 0 mm

b ≤ bw + ( 16 x hf )
= 600 + ( 16 x 250 )
= 0 mm

b ≤ bk
= 0 mm
Diambil nilai lebar efektif terkecil yaitu 0 mm
• Menghitung momen nominal rencana (Mn)
Mu
Mn =
ϕ
0.00
=
0.8
= #DIV/0! kg.m
= #DIV/0! kN.m
• Menghitung tinggi efektif (d)
d = h - d' ( asumsi jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm
= 0 - 150
= 0 mm
• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)
Mn x 106
Rn =
b x d2
0
=
0 x 0
= #DIV/0!

• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
Fy
1.4
=
350
= 0.00400

0.85 x f'c 2 x Rn
ρ perlu = x ( 1 - ( 1 - )0,5
fy 0.85 x f'c
0.85 x 30 2 x #DIV/0!
= x ( 1 - ( 1 - )0,5
350 0.85 x 30
= #DIV/0!

0.85 x F'c x β 600


ρ balance = x
Fy 600 + Fy

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(21)


Perencanaan Jembatan Balok T

0.85 x 30 x 0.85 600


= x
350 600 + 350
= 0.03911

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0391
= 0.02933
• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= #DIV/0! x 0 x 0
= #DIV/0! mm2
Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x π x 32
= 804.25 mm 2

- Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
#DIV/0!
=
804.25
= #DIV/0! buah ≈ ### buah
Sehingga, digunakan tulangan lentur 12ϕ-32
Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 0.3 x #DIV/0!
= #DIV/0! mm2
Sehingga jumlah tulangan yang digunakan,
As'
n =
Ast
#DIV/0!
=
804.25
= #DIV/0! buah ≈ ### buah

• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)


Jumlah tulangan tiap baris = 6 buah
b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕL
Sact =
n - 1
600 - 2 x 40 - 2 x 10 - 6 x 32
=
6 - 1
= 61.60 mm > 25 mm OK!!!

• Menghitung Tinggi Efektif aktual (def')


def' = h - sb - ϕs - ϕL - 1
/2 x Su
= 0 - 40 - 10 - 32 - 1
/2 x 40
= -102 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(22)


Perencanaan Jembatan Balok T

Untuk garis netral berada dalam sayap balok T, maka :


- Gaya internal tekan balok pada sayap
Cc = 0.85 f'c be ts
= 0.85 30 0 ###
= 0 N

- Gaya internal tarik baja tulangan


Ts = ### fy
= #DIV/0! 30
= #DIV/0! N

Kontrol :
Cc > Ts
0 N > #DIV/0! N ###

• Menghitung Tinggi blok tegangan (a)


As . fy
a =
0.85 . f'c . be
#DIV/0! . 350
=
0.85 . 30 . 0
#DIV/0!
=
0
= #DIV/0! mm
• Menghitung momen nominal terfaktor (ϕMn)
ϕMn = ϕ . As . fy . (def'-a/2)
= 0.8 . #DIV/0! . 350 . #DIV/0!
= #DIV/0! N.mm
= #DIV/0! kN.m
kontrol :
ϕMn ≥ Mu
#DIV/0! kN.m ≥ 0.00 kN.m ###

- Perencanaan Tulangan Geser


• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 30 )0,5 x 600 x -102.00
= -55867.70 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x -55867.70
= -41900.78 N

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(23)


Perencanaan Jembatan Balok T

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc < Vu < ϕ Vc
-20950.388 N < 0.00 N < -41900.78 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = 1
/4 x π x ϕs2
= 1/4 x 3.142 x 100
= 78.54 mm 2

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

3 x Av x fy
S =
b
3 x 157.08 x 350
=
600
= 274.89 mm ### ≈ ### mm
Sehingga digunakan tulangan geser ϕ10-200 untuk daerah tumpuan dan ϕ10-250
untuk daerah lapangan

b). Gelagar Tengah


Direncanakan:
ϕ Sengkang = 10 mm
ϕ Lentur = 32 mm
Selimut Beton = 40 mm
- Perencanaan Tulangan Lentur
• Menentukan lebar flens efektif (be)
L
b ≤

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(24)


Perencanaan Jembatan Balok T

b ≤
4
14400
=
4
= 3600 mm

b ≤ bw + ( 16 x hf )
= 600 + ( 16 x 250 )
= 4600 mm

b ≤ bk
= 0 mm
Diambil nilai lebar efektif terkecil yaitu 0 mm

• Menghitung momen nominal rencana (Mn)


Mu
Mn =
ϕ
0.00
=
0.8
= 0.00 kg.m
= 0.00 kN.m

• Menghitung tinggi efektif (d)


d = h - d' ( asumsi jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm
= 0 - 150
= 1050 mm

• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)


Mn x 106
Rn =
b x d2
0
=
0 x 1102500
= #DIV/0!
• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
Fy
1.4
=
350
= 0.00400

0.85 x f'c 2 x Rn
ρ perlu = x ( 1 - ( 1 - )0,5
fy 0.85 x f'c
0.85 x 30 2 x #DIV/0!
= x ( 1 - ( 1 - )0,5
330 0.85 x 30
= #DIV/0!

0.85 x F'c x β 600


ρ balance = x

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(25)


Perencanaan Jembatan Balok T

ρ balance = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
330 600 + 330
= 0.04238

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0424
= 0.03178

• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= 0.00400 x 0 x 0
= 0.00 mm2

Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x 3.14 x 32
= 804.25 mm2

- Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
0.00
=
804.25
= 0.00 buah ≈ 0 buah
Sehingga, digunakan tulangan lentur 15ϕ-32

Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 0.3 0.00
= 0.00 mm2

Sehingga jumlah tulangan yang digunakan,


As'
n =
Ast
0.00
=
804.25
= 0.00 buah ≈ 0 buah

• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)


Jumlah tulangan tiap baris = 5 buah
b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕL
Sact =
n - 1
600 - 2 x 40 - 2 x 10 - 5 x 32
=

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(26)


Perencanaan Jembatan Balok T

=
5 - 1
= 85.00 mm > 25 mm OK!!

• Menghitung Tinggi Efektif aktual (def')


def' = h - sb - ϕs - ϕL - 1
/2 x S
= 0 - 40 - 10 - 32 - 1
/2 x 85.00
= -124.5 mm

Untuk garis netral berada dalam sayap balok T, maka :


- Gaya internal tekan balok pada sayap
Cc = 0.85 f'c be ts
= 0.85 30 0 ###
= 0 N

- Gaya internal tarik baja tulangan


Ts = 0.00 fy
= 7363.11 x 330
= 2429825.57 N

Kontrol :
Cc > Ts
0 N > 2429825.57 N Check!

• Menghitung Tinggi blok tegangan (a)


As . fy
a =
0.85 . f'c . be
0.00 . 330
=
0.85 . 30 . 0

0.00
=
0
= #DIV/0! mm

• Menghitung momen nominal terfaktor (ϕMn)


ϕMn = ϕ . As . fy . (def'-a/2)
= 0.8 . 0.00 . 330 . #DIV/0!
= #DIV/0! N.mm
= #DIV/0! kN.m

kontrol :
ϕMn ≥ Mu
#DIV/0! kN.m ≥ 0.00 kN.m ###

- Perencanaan Tulangan Geser


• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(27)


Perencanaan Jembatan Balok T

= 1/6 x ( 30 )0,5 x 600 x 1050.00


= 575108.69 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 575108.69
= 431331.51 N

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc < Vu < ϕ Vc
215665.757 N < 0.00 N < 575108.69 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = 1
/4 x π x ϕs2
= 1/4 x 3.142 x 100
= 78.54 mm 2

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

3 x Av x fy
S =
b
3 x 157.08 x 330
=
600
= 259.18 mm ### ≈ 250 mm

Sehingga digunakan tulangan geser ϕ10-200 untuk daerah tumpuan dan ϕ10-250
untuk daerah lapangan

PERENCANAAN DIAFRAGMA
Data perencanaan :
Mutu beton = 25 MPa
Mutu baja tulangan = 350 MPa
Lebar balok diafragma = 0.3 m
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Jumlah diafragma = 6 buah
Jarak antar diafragma (as ke as) = 4 m

• Pembebanan
- Beban Mati, qDL
Berat sendiri diafragma = bd x hd x Wcr

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(28)


Perencanaan Jembatan Balok T

= 0.3 x 0.5 x 25
= 3.75 kN/m

beban mati ultimate, qDL ult = 1.20 qDL


= 1.20 3.75
= 4.50 kN/m

- Beban hidup, qLL


Beban pelaksanaan = 1 kN/m

beban hidup ultimate, qLL ult = 1.60 qLL


= 1.60 1.00
= 1.60 kN/m

beban ultimate, qu = qDL ult + qLL ult


= 4.50 + 1.60
= 6.10 kN/m

Balok diafragma diasumsikan terjepit pada kedua sisinya, sehingga momen


rencana terfaktor :
- l = Panjang bentang bersih diafragma
= jarak as ke as gelagar - lebar gelagar
= 1.36 - 0.60
= 0.76 m

- Momen maksimum tumpuan


Mt = 1/12 qu l2
= 1/12 6.10 0.5776
= 0.294 kN/m

- Momen maksimum lapangan


Ml = 1/24 qu l2
= 1/24 6.10 x 0.5776
= 0.147 kNm

• Penulangan
a. Tulangan lentur
Daerah tumpuan dan Daerah Lapangan
Direncanakan:
ϕ Sengkang = 10 mm
ϕ Lentur = 13 mm
Selimut Beton = 40 mm

• Menghitung Tinggi Efektif (d')


d' = h - sb - ϕs - 1
/2 x ϕL

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(29)


Perencanaan Jembatan Balok T

= 500 - 40 - 10 - 1
/2 x 13
= 444 mm

• Menghitung Momen Tahanan (MR)


MR = 0.8 x ( 0.85 x f'c ) x b x hf x ( d - /2 )
hf

= 0.8 x ( 0.85 x 25 ) x 300 x 500 x


( 443.5 - 250 )
= 493425000 N.mm
Check
MR > Mu
493425000 N.mm > 293613.333 N.mm OK!!

• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)


M
Rn =
ϕ x b x d2
293613.333333333
=
0.8 x 300 x 196692
= 0.006

• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
Fy
1.4
=
350
= 0.0040

0.85 x f'c 2 x Rn
ρ perlu = x ( 1 - ( 1 - )0,5
fy 0.85 x f'c
0.85 x 25 2 x 0.006 0,5
= x ( 1 - ( 1 - )
350 0.85 x 25
= 0.0000

0.85 x F'c x β 600


ρ balance = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 25 x 0.85 600
= x
350 600 + 350
= 0.0326

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0326
= 0.0244

• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= 0.0040 x 300 x 443.5
= 532.200 mm2

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(30)


Perencanaan Jembatan Balok T

Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x π x 13 1.56
= 132.73229 mm2

- Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
532.200
=
132.732
= 4.010 buah ≈ 3 buah
Sehingga, digunakan tulangan lentur 2ϕ-10

• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕL
Sact =
n - 1
300 - 2 x 40 - 2 x 10 - 3 x 13
=
3 - 1
= 80.50 mm

b. Daerah lapangan
Ml = 0.15 kg.m < Mt = 0.2936 kg.m
Karena momen maksimum lapangan merupakan setengah dari nilai momen maksimum tumpuan
maka tulangan lentur untuk daerah lapangan diambil setengah dari jumlah tulangan lentur
untuk daerah tumpuan

- Perencanaan Tulangan Geser


• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 25 )0,5 x 300 x 443.50
= 110875.000 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 110875
= 83156.250 N
1/2 ϕ Vc = 41578.125 N

• Vu = 1/2 qu l
= 1/2 6 0.76
= 2.318 kg
= 23.18 N

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc > Vu
41578.125 N > 23.180 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(31)


Perencanaan Jembatan Balok T

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = 1
/4 x π x ϕs2
= /4
1
x 3.142 x 100
= 78.5398163 mm2

Av = 2 x As
= 2 x 78.5398163
= 157.079633 mm2

b x s
Avmin =
3 x fy

300 x 250
=
3 x 350
= 71.429 mm2

Cek :
Av ≥ Avmin
157.079633 mm 2 ≥ 71.429 mm2

Jarak tulangan geser maksimum, Smax :


S max = 1/2 d' = 1/2 443.50 = 221.750 mm
S max = 600 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(32)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(33)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(34)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(35)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(36)


Perencanaan Jembatan Balok T

gan gelagar
L < 30 m dan

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(37)


Perencanaan Jembatan Balok T

d' = 150 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(38)


Perencanaan Jembatan Balok T

d' = 150 mm

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(39)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(40)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(41)


Perencanaan Jembatan Balok T

ksimum tumpuan

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(42)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(43)


Perencanaan Jembatan Balok T

Muhamad Nur Iriyanto | F111 16 069 II.Bangunan Atas Jembatan | Page(44)


C. PERENCANAAN GELAGAR
1. DATA

1290
CL

bw

Mutu beton (fc') = 25 MPa


Mutu baja tulangan (fy) = 350 MPa
Elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Panjang bentang jembatan = 20 m
Lebar lantai kendaraan = 6.80 m
Lebar trotoar (Kantilever) = 1.69 m
Lebar balok diafragma = 0.30 m ###
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Jumlah balok diafragma = 6 buah
Panjang bentang
Jarak as ke as balok diafragma =
n-1
20.00
= = 4 m
6 - 1
Lebar balok gelagar, bw = 0.70 m
Tinggi balok gelagar, h = 1.20 m
Tebal pelat lantai, ht = 0.20 m
Tebal aspal, ta = 0.05 m
Tebal genangan air hujan, thj = 0.05 m 5
Berat beton bertulang, Wcr = 2500 kg/m3
Berat aspal padat, Wac = 2200 kg/m3
Berat jenis air, Ww = 1000 kg/m3
Jarak as ke as gelagar, bk = 1.360 m
Lebar balok diafragma, bd = 0.300 m
Tinggi balok diafragma, hd = 0.500 m

2. ANALISIS PEMBEBANAN
2.1 PERHITUNGAN BEBAN
Gelagar umumnya hanya memperhitungkan beban-beban primer yaitu:
1. Beban mati akibat berat sendiri gelagar, pelat lantai kendaraan dan trotoar (kantilever)
2. beban mati tambahan (aspal dan air hujan
3. Beban hidup (beban lajur "Beban D")
Sedangkan beban-beban sekunder (beban angin, beban akibat perbedaan suhu dan lain-lain),
umumnya tidak diperhitungkan (diabaikan), karena relatif kecil (biasanya sekitar ± 2%).
1). Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri gelagar dihitung sebagai berikut:

Beban akibat berat sendiri gelagar: = bw . (h - ht) ∙ Wcr


= 0.70 ∙ ( 1,2- 0,2) ∙ 2500
= 1750 kg/m
2) Beban mati tambahan (MA)
a. Beban pelat lantai kendaraan (qlk)
Pelat lantai = bk . ht x Wcr
= 1.36 ∙ 0.20 ∙ 2500
= 680 kg/m'

b. Beban diafragma (PD) = bd . hd . (bk - bw) . Wcr


= 0,3 . 0,5 . (1,36 - 0,7) . 2500
= 248 kg

c. Berat trotoar (kantilever)


Dari perhitungan trotoar sebelumnya diperoleh total beban pelat dan beton cor:
qk = 1843.750 kg/m'

d. Berat tiang sandaran


Dari perencanaan awal tiang sandaran, diperoleh P T = 92.287 kg

e. Berat pipa sandaran (qp)


Dari perencanaan awal pipa sandaran, diperoleh q DL = 3.677 kg/m'

f. Berat sendiri lapisan aspal (overlay)


qa = ta . bk . Wa
= 0.10 x 1.36 x 2200
= 299 kg/m'
g. Berat air hujan
qhj = th . bk . Ww
= 0.05 x 1.36 x 1000
= 68 kg/m'

h. Total beban merata (qDL) untuk prhitungan gelagar tepi


= 1/2 . qlk + qk + qp + 1/2 . qa + 1/2 . qhj + qMS
= 340 + 680 + 1843.750 + 3.677 + 150 + 34 + 1750
= 4801.027 kg/m'

i. Total beban merata (qDL) untuk prhitungan gelagar tengah


= qlk + qa + qhj
= 680 + 299 + 68
= 1047 kg/m'

3) Beban Hidup
Beban Lajur "D"

Beban lajur "D" terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang digabung dengan beban garis
(BGT). Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung
pada panjang total yang dibebani L yaitu seperti berikut :
L ≤ 30 m : q = 9 kPa
L > 30 m : q = 9,0 (0,5 +15/L) kPa
Besarnya nilai beban garis (BGT) dengan intentitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49 kN/m.
FBD = 40% untuk L ≤ 50 m
a. Beban merata, BTR
q = 9 kN/m²
qTD = q . BM
= 9 x 100%
= 9.000 kN/m²
= 900 kg/m²
= 900 x bk
= 900 x 1.36
= 1224 kg/m'

b. Beban garis, BGT


p = 49 kN/m
= 49 x 100%
= 49 kN
PTD = p . (1 + FBD)
= 49 x 140%
= 68.60 kN
= 6860 kg
= 6860 x bk
= 6860 x 1.36
= 9330 kg

c. Beban hidup di trotoar = qtrotoar . Lebar Trotoar


= 5 x 1.29
= 6.450 kN
= 645 kg/m'

Total beban merata (qLL) gelagar tepi = 612 + 645


= 1257 kg/m'

2.2 PERHITUNGAN GAYA DALAM


Untuk gelagar tepi :
1) Berat sendiri (MS)
Momen Lapangan
ML-MS = 1/8 . qMS . l2
= 1/8 . 1750 . 202
= 87500 kg.m
VMS = 1/2 . qMS . l
= 1/2 . 1750 . 20
= 17500 kg.m

2) Beban mati tambahan (MA)


ML-MA = 1/8 . qMA . l2 + 3/5 .(1/2 PD) . l + 5/4 . PT . l
= 1/8 . 4801.027 . 202 + 3/5 . 124 . 20 + 5/4 . 92,287 . 20
= 243846.525 kg.m
VMS = 1/2 . qMA . L + 3 .(1/2PD) + 5,5 . PT
= 1/2 . 4801.027 . 20 + 3 . 124 + 5,5 . 92,287
= 42061.849 kg

3) Beban Lajur "D"


ML-D = 1/8 . qD . l2 + 1/4 Pl
= 1/8 . 1257 . 202 +1/4 . 1/2 . 9330 . 20
= 86175 kg.m
VD = 1/2 . qD . L + 1/2 . P
= 1/2 . 1257 . 20 + 1/2 . 1/2 . 9330
= 14902.500 kg
Untuk gelagar tengah :
1) Berat sendiri (MS)
Momen Lapangan
ML-MS = 1/8 . qMS . l2
= 1/8 . 1750 . 202
= 87500 kg.m
VMS = 1/2 . qMS . l
= 1/2 . 1750 . 20
= 17500 kg.m
2) Beban mati tambahan (MA)
ML-MA = 1/8 . qMA . l2 + 3/5 . PD . l
= 1/8 . 1047 . 202 + 3/5 . 248 . 20
= 55326 kg.m
VMS = 1/2 . qMA . l + 3 . PD
= 1/2 . 1047 . 20 + 3 . 248
= 11721.579 kg

3) Beban Lajur "D"


ML-D = 1/8 . qD . l2 + 1/4 Pl
= 1/8 . 1257 . 202 +1/4 . 9330 . 20
= 86175 kg.m
VD = 1/2 . qD . L + 1/2 . P
= 1/2 . 1257 . 20 + 1/2 . 9330
= 17235.000 kg

2.3 REKAPITULASI GAYA DALAM


Untuk gelagar tepi :
Momen pada gelagar tepi
Faktor Beban Layan Momen Ultimate
Uraian Sat
Beban M-lap MU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 87500 113750 kg.m
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 243846.525 487693 kg.m
3. Beban Jalur (D) 1.8 86175 155115 kg.m
Jumlah 417521.525 756558 kg.m

Gaya lintang
Faktor Beban Layan Beban Ultimate
Uraian Sat
Beban V-lap VU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 17500.000 22750.000 kg
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 42061.849 84123.697 kg
3. Beban Jalur (D) 1.8 14902.500 26824.500 kg
Jumlah 74464.349 133698.197 kg

Untuk gelagar tengah :


Momen pada gelagar tengah
Faktor Beban Layan Momen Ultimate
Uraian Sat
Beban M-lap MU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 87500 113750 kg.m
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 55326.000 110652 kg.m
3. Beban Jalur (D) 1.8 86175 155115 kg.m
Jumlah 229001.000 379517 kg.m

Gaya lintang gelagar tengah


Faktor Beban Layan Beban Ultimate
Uraian Sat
Beban
Uraian Faktor Sat
Beban V-lap VU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 17500.000 22750.000 kg
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 11721.579 23443.157 kg
3. Beban Jalur (D) 1.8 17235.000 31023.000 kg
Jumlah 46456.579 77216.157 kg

3 PERENCANAAN GELAGAR
a) Gelagar Tepi
Direncanakan:
ϕ Sengkang = 10 mm
ϕ Lentur = 32 mm
Selimut Beton = 40 mm
- Perencanaan Tulangan Lentur
• Menentukan lebar flens efektif (b)
L
b ≤
4
20000
=
4
= 5000 mm

b ≤ bw + ( 16 x hf )
= 700 + ( 16 x 200 )
= 3900 mm

b ≤ bk
= 1360 mm
Diambil nilai lebar efektif terkecil yaitu 1360 mm

• Menghitung momen nominal rencana (Mn)


Mu
Mn =
ϕ
756558.050
=
0.8
= 945697.563 kg.m
= 9456.976 kN.m

• Menghitung tinggi efektif (d)


d = h - ds + ø sengkang + ½∙ø tul. pokok
= 1200 - 40 + 10 + ½ ∙ 32
= 1134 mm

• Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 1134 - ½ ∙ 200
= 4781216000 N.mm

MR > MU
4781216000 N.mm < 7565580500 N.mm
Maka balok dianggap tidak berperilaku balok T persegi

• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)


Mn x 106
Rn =
b x d2
9456975625
= = 10.506
700 x 1134 2
fy 350
m = = = 16.4706
0.85 · fc' 0.85 · 25

• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
fy
1.4
=
350
= 0.0040
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.4706 · 10.506
= 1 - 1 -
16.4706 350
= 0.0543

0.85 x f'c x β 600


ρ balance = x
fy 600 + fy
0.85 x 25 x 0.85 600
= x
350 600 + 350
= 0.0326

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0326
= 0.0244

• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= 0.0244 x 700 x 1134
= 19404.83 mm2
Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x π x 32
= 804.2477 mm2

• Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
19404.83
=
804.25
= 24.128 buah ≈ 25 buah
Sehingga, digunakan tulangan lentur 25ϕ32

• Luas tulangan pakai : Asø32 · n = 804.248 · 25


= 20106.193 mm2

Kontrol :
Asperlu < Aspakai
19404.829 mm2 < 20106.193 mm2 Aman...!!!

• Jarak antar tulangan terpakai

Jumlah tulangan tiap baris = 10 buah


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sb =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 10 - 10 x 32
=
10 - 1
= 31.11 mm ≈ 30 mm > 25 mm OK!!!

Jumlah tulangan tiap baris = 5 buah


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sb =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 10 - 5 x 32
=
5 - 1
= 110 mm ≈ 110 mm > 25 mm OK!!!

Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 0.3 x 19404.83
= 5821.45 mm2
Sehingga jumlah tulangan yang digunakan,
As'
n =
Ast
5821.45
=
804.25
= 7.24 buah ≈ 8 buah
• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)
Jumlah tulangan tiap baris = 8 buah
b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sact =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 10 - 8 x 32
=
8 - 1
= 49.14 mm > 25 mm OK!!!

- Perencanaan Tulangan Geser


• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 25 )0,5 x 600 x 1181
= 590500 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 590500.00
= 442875.00 N

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc < Vu < ϕ Vc
221437.5 N < 133698.20 N < 442875.00 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = 1
/4 x π x ϕs2
= 1/4 x 3.14 x 10 2
= 78.54 mm2

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

3 x Av x fy
S =
b
3 x 157.08 x 350
=
600
= 274.89 mm###
Sehingga digunakan tulangan geser ϕ10-235 untuk daerah tumpuan dan ϕ10-250
untuk daerah lapangan

b) Gelagar Tengah
Direncanakan:
ϕ Sengkang = 10 mm
ϕ Lentur = 32 mm
Selimut Beton = 40 mm
- Perencanaan Tulangan Lentur
• Menentukan lebar flens efektif (b)
L
b ≤
4
20000
=
4
= 5000 mm

b ≤ bw + ( 16 x hf )
= 700 + ( 16 x 200 )
= 3900 mm

b ≤ bk
= 1360 mm
Diambil nilai lebar efektif terkecil yaitu 1360 mm

• Menghitung momen nominal rencana (Mn)


Mu
Mn =
ϕ
379517.000
=
0.8
= 945697.563 kg.m
= 9456.976 kN.m

• Menghitung tinggi efektif (d)


d = h - ds + ø sengkang + ½∙ø tul. pokok
= 1200 - 40 + 10 + ½ ∙ 32
= 1134 mm

• Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 1134 - ½ ∙ 200
= 4781216000 N.mm

MR > MU
4781216000 N.mm > 3795170000 N.mm
Maka balok dianggap berperilaku balok T persegi dengan b ef = 1360 mm

• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)


Mn x 106
Rn =
b x d2
9456975625
= = 10.506
700 x 1134 2
fy 350
m = = = 16.4706
0.85 · fc' 0.85 · 25

• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
fy
1.4
=
350
= 0.0040
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.4706 · 10.506
= 1 - 1 -
16.4706 350
= 0.0543

0.85 x f'c x β 600


ρ balance = x
fy 600 + fy
0.85 x 25 x 0.85 600
= x
350 600 + 350
= 0.0326

ρ max = 0.75 x ρ balance


= 0.75 x 0.0326
= 0.0244

• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= 0.0244 x 700 x 1134
= 19404.83 mm 2

Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x π x 32
= 804.25 mm2

• Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
19404.83
=
804.25
= 24.128 buah ≈ 25 buah
Sehingga, digunakan tulangan lentur 25ϕ32

• Luas tulangan pakai : Asø32 · n = 804.248 · 25


= 20106.193 mm2

Kontrol :
Asperlu < Aspakai
19404.829 mm 2
< 20106.193 mm2 Aman...!!!

• Jarak antar tulangan terpakai

Jumlah tulangan tiap baris = 10 buah


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sb =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 10 - 10 x 32
=
10 - 1
= 31.11 mm ≈ 31 mm > 25 mm OK!!!

Jumlah tulangan tiap baris = 5 buah


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sb =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 5 - 10 x 32
=
5 - 1
= 72.50 mm ≈ 72 mm > 25 mm OK!!!

Untuk menjamin agar gelagar bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 0.3 x 19404.83
= 5821.45 mm2
Sehingga jumlah tulangan yang digunakan,
As'
n =
Ast
5821.45
=
804.25
= 7.24 buah ≈ 8 buah

• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)


Jumlah tulangan tiap baris = 8 buah
b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕP
Sact =
n - 1
700 - 2 x 40 - 2 x 10 - 8 x 32
=
8 - 1
= 49.14 mm > 25 mm OK!!!

- Perencanaan Tulangan Geser


• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 25 )0,5 x 700 x 1134
= 661500 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 661500.00
= 496125.00 N

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc < Vu < ϕ Vc
248062.5 N < 77216.16 N < 496125.00 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum
• Kebutuhan Tulangan Geser
As = /4
1
x π x ϕs2
= 1/4 x 3.14 x 10 2
= 78.54 mm 2

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

3 x Av x fy
S =
b
3 x 157.08 x 350
=
700
= 235.62 mm###
Sehingga digunakan tulangan geser ϕ10-235 untuk daerah tumpuan dan ϕ10-250
untuk daerah lapangan

4 DIAFRAGMA
Data perencanaan :
Mutu beton = 25 MPa
Mutu baja tulangan = 350 Mpa
Lebar balok diafragma = 0.30 m
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Jumlah diafragma = 6 buah
Jarak antar diafragma (as ke as) = 4 m

• PEMBEBANAN
- Beban Mati, qDL
Berat sendiri diafragma = bd x hd x Wcr
= 0.3 x 0.5 x 2500
= 375 kg/m

beban mati ultimate, qDL ult = 1.2 qDL


= 1.2 x 375
= 450 kg/m

- Beban hidup, qLL


Beban pelaksanaan = 100 kg/m

beban hidup ultimate, qLL ult = 1.6 qLL


= 1.6 x 100
= 160 kg/m
beban ultimate, qu = qDL ult + qLL ult
= 450 + 160
= 610 kg/m

Balok diafragma diasumsikan terjepit pada kedua sisinya, sehingga momen rencana terfaktor :
- l = Panjang bentang bersih diafragma
= jarak as ke as gelagar - lebar gelagar
= 1.360 - 0.70
= 0.66 m

- Momen maksimum tumpuan


Mt = 1/12 qu l2
= 1/12 x 610 x 0.66 2
= 22.143 kg.m

- Momen maksimum lapangan


Ml = 1/24 qu l2
= 1/24 x 610 x 0.66 2
= 11.072 kg.m

• PENULANGAN
- Tulangan lentur
a Daerah tumpuan
Direncanakan:
ϕ Sengkang = 8 mm
ϕ Lentur = 10 mm
Selimut Beton = 40 mm

• Menghitung Tinggi Efektif (d')


d' = h - sb - ϕs
= 500 - 40 - 10
= 445 mm

• Menghitung Momen Tahanan (MR)


MR = 0.8 x ( 0.85 x f'c ) x b x hf x - 1
/2 x ϕL
= 0.8 x ( 0.85 x 25 ) x 300 x 500 - /2
1
x 10
= 2549995 N.mm
Check
MR > Mu
2549995 N.mm > 221430 N.mm OK!!

• Menghitung Koefisien Tahanan Penampang (Rn)


M
Rn =
ϕ x b x d2
221430
=
0.8 x 300 x 445 2
= 0.005
• Rasio Penulangan
1.4
ρ min =
Fy

1.4
=
350
= 0.0040

0.85 x f'c 2 x Rn
ρ perlu = x ( 1 - ( 1 - )0,5
fy 0.85 x f'c
0.85 x 25 2 x 0.005 0,5
= x ( 1 - ( 1 - )
350 0.85 x 25
= 0.0000133

0.85 x F'c x β 600


ρ balance = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 25 x 0.85 600
= x
350 600 + 350
= 0.0326
ρ max = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0326
= 0.0244

• Luas Tulangan
As = ρ x b x d
= 0.0000133 x 300 x 445
= 1.777 mm 2

Ast = ¼ x π x ϕ2
= ¼ x π x 10
= 78.540 mm 2

- Jumlah Tulangan
As
n =
Ast
1.777
=
78.540
= 0.023 buah, digunakan 2 buah tulangan
Sehingga, digunakan tulangan lentur 2ϕ-10

• Kontrol jarak lentur aktual (Sact)


b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕL
Sact =
n - 1
300 - 2 x 40 - 2 x 8 - 2 x 10
=
2 - 1
= 184 mm
b Daerah lapangan
Ml = 11.07 kg.m < Mt = 22.143 kg.m
Karena momen maksimum lapangan merupakan setengah dari nilai momen maksimum tumpuan
maka tulangan lentur untuk daerah lapangan diambil setengah dari jumlah tulangan lentur
untuk daerah tumpuan
- Perencanaan Tulangan Geser
• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 25 )0,5 x 300 x 445
= 111250 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 111250
= 83437.500 N
1/2 ϕ Vc = 41718.750 N

• Vu = 1/2 qu l
= 1/2 610 0.66
= 201.3 kg
= 2013 N

• Cek kebutuhan tulangan geser


1/2 ϕ Vc > Vu
41718.750 N > 2013.000 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = /4
1
x π x ϕs2
= /4
1
x 3.142 x 64
= 50.2654825 mm 2

Av = 2 x As
= 2 x 50.2654825
= 100.531 mm2

b x s
Avmin =
3 x fy

300 x 250
=
3 x 350
= 71.429 mm2

Cek : Av ≥ Avmin
100.531 mm2 ≥ 71.429 mm2
Jarak tulangan geser maksimum, Smax :
S max = 1/2 d' = 1/2 445.00 = 222.5 mm
S max = 220 mm
Beban Terfaktor
Faktor Beban Layan
Jenis Beban Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3 Sat.
M Mu Mu Mu
1. Berat sendiri (MS) 1.3 1142.800 1485.640 1485.640 1485.640 kNm
2. Beban mati tambahan (MA) 2 183.600 367.200 367.200 367.200 kNm
3. Beban Hidup LL (TD/TT) 1.8 1358.438 2445.188 2445.188 2445.188 kNm
4. Gaya rem (TB) 2.0 56.680 113.360 113.360 kNm
5. Beban angin (EW) 1.2 73.000 87.600 kNm
6. Pengaruh Temperatur (ET) 1.2 46.875 56.25 kNm
7. Beban gempa (EQ) 1.0 152.635 152.635 kNm
Jumlah 4498.988 4467.638 4450.663 kNm
Ekstrim 4498.988 kNm

Beban Terfaktor
Faktor Beban Layan
Jenis Beban Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3 Sat.
V Vu Vu Vu
1. Berat sendiri (MS) 1.3 233.150 303.095 303.095 303.095 kN
2. Beban mati tambahan (MA) 2 36.720 73.440 73.440 73.440 kN
3. Beban Hidup LL (TD/TT) 1.8 198.844 357.919 357.919 357.919 kN
4. Gaya rem (TB) 2.0 5.668 11.336 11.336 kN
5. Beban angin (EW) 1.2 14.600 17.52 kN
6. Pengaruh Temperatur (ET) 1.2 2.344 2.8128 kN
7. Beban gempa (EQ) 1.0 30.57 30.57 kN
Jumlah 763.310 748.603 765.024 kN
Ekstrim 765.024 kN
mum tumpuan
L = 20 m Wcr = 25
bk = 1.36 m Wac = 22
ht = 0.2 m Ww = 10
h = 1.25 m
bw = 0.6 m
b = 1.36 m
diafragma
hd = 0.5 m
bd = 0.3 m

Berat sendiri
Akibat berat balok
qMS.b = bw x (h - ht) x wcr
= 15.750
Akibat berat pelat
qMS.p = bk x ht x wcr
= 6.800
Beban ttitik akibat diafragma:
pMS.d = (bd x hd) bk x wcr
= 5.100

Gaya-gaya Dalam:
Gaya Lintang / Geser (di tumpuan):
a. Beban qMS.b V MS.b = ½ q MS.b l
= 157.5
b. Beban qMS.p V MS.p = ½ q MS.p l
= 68
c. Beban pMS.d V MS.d = ½ (3 p MS.d )
= 7.65
Jumlah = 233.15
Momen lentur (di tengah bentang):
a. Beban qMS.b M MS.b = ⅛ q MS.b l 2
= 787.5
b. Beban qMS.p M MS.p = ⅛ q MS.p l 2
= 340
c. Beban pMS.d MMS.d = (V MS.d .½l) - (p MS.d . 1/2l )-(p MS.d . (1/2l-1/5l)-(p MS.d . 1/10l)
= 15.3
Jumlah = 1142.8

2). Beban Mati Tambahan (MA)


a. Beban merata akibat berat aspal:
qMA.as = bk x tac x wac
= 2.992
b. Beban merata akibat berat air hujan:
qMA.hj = bk x thj x ww
= 0.68
Gaya-gaya Dalam:
Gaya Lintang / Geser (di tumpuan):
a. Beban qMA.as V MA.as = ½ q MA.as l = 29.920
b. Beban qMA.hj V MA.hj = ½ q MA.hj l = 6.800 Jumlah = 36.720
Momen lentur (di tengah bentang):
a. Beban qMA.as MMA.as = ⅛ q MA.as l 2 = 149.6
b. Beban qMA.hj M MA.hj = ⅛ q MA.hj l 2 = 34 Jumlah = 183.600

3). Beban Hidup - Beban Lalu Lintas


a) . Beban Lajur "D" (TD)
P = 49
q = 9

FBD = 40%

a. Beban merata akibat beban D:


qTD = q x bk = 12.2
b. Beban terpusat akibat beban D:
PTD = P (1+FBD) x bk = 93.296
Gaya-gaya Dalam:
Gaya Lintang / Geser (di tumpuan):
a. Beban qTD V TD.q = ½ q TD l = 122.4
b. Beban PTD V TD.p = ½ P TD = 46.648 Jumlah = 169.048
Momen lentur (di tengah bentang):
a. Beban qTD MTD.q = ⅛ q TD l 2 = 612
b. Beban PTD V TD.p = ¼ P TD l = 466.48 Jumlah = 1078.480

b). Beban Truk, "T" (TT)


Jarak gandar:
a = 5m
b = 4m
Beban satu roda (ganda):
T = 113 kN
PTT = T x (1 + FBD) = 157.5
Gaya-gaya Dalam:
Gaya Lintang / Geser (di tumpuan):
V TT = ¼P TT (½l - a)/l + P TT (½l)/l + P TT (½l+b)/l = 198.84375
Momen Lentur (di tengah bentang): 155.53125
MTT =-V TT 1/2l+PTT b = 1358.438

Pengaruh ekstrim akibat TD dan TT:


- Gaya Lintang / Geser (di tumpuan): = 198.84375
- Momen Lentur (di tengah bentang): = 1358.438

2.3 REKAPITULASI GAYA DALAM


1). Momen lentur pada Gelagar (M):
lihat Tabel

Jadi: Momen terfaktor (Desain tulangan lentur balok) MU = 4498.9875 knm


2). Gaya geser pada Gelagar (V):
lihat Tabel

Jadi: Gaya geser terfaktor (Desain tulangan geser balok) VU = 765.02375


3. PENULANGAN GELAGAR
3.1 PERHITUNGAN TULANGAN
1). Tulangan Lentur (Arah memanjang):
Tulangan Tumpuan:

Momen terfaktor, Mu = 4498.9875


Tinggi/tebal pelat, h t = 0.2
Lebar efektif flens, b = 1.36
Tinggi balok, h = 1.25
Lebar badan balok, b w = 0.6
Kuat leleh baja tul. f y = 350
Kuat tekan beton, f c ' = 25
Red. kekuatan lentur, (ketentuϕa n= 0.8
Tinggi efektif balok, d = 1104
Perkiraan 3 lapis tulangan D32, sengkang D13 & penutup beton 40 mm
- Momen Tahanan (flens),
MR = 4642.496 karena, M R > Mu, maka berperilaku balok T persegi
- Koefisien tahanan,
Rn= 3.3927
Rasio mutu bahan,
m= 16.4706
Rasio tulangan tarik,
ρ= 0.0106
Rasio tulangan tarik (min),
ρ min = 0.0040
Rasio tulangan tarik (maks)
ρ max = 0.0244
Rasio tulangan Tarik (terpakai), 0.0106
Luas tulangan tarik, As = ρ b d 15949.4643
Tulangan tarik (pokok), digunakan:
Diameter D = 32
Jumlah batang: 19.832 = 20 3 susun tulangan sehingga:
Tulangan tarik terpakai: 16084.9544 2 baris tulangan = 7 bh
1 baristulangan = 6 bh
jarak antar tulangan: 45.000 mm
60.400 mm

2). Tulangan Geser


Momen terfaktor, Vu = 765.0238 kN
Tinggi tampang, h = 0.2 m
Lebar tampang, b w = 0.6 m
Kuat leleh baja tul. f y = 350 Mpa
Kuat tekan beton, f c ' = 25 Mpa
Tinggi tampang efektif, d = 1104 mm
Reduksi kekuatan geser lentur, (ketentuan SNI): ϕ = 0.6
Kekuatan geser nominal beton:
Vc = 552000.000 N = 552.000
Karena: Vu > ϕ V C = 331.2 dibutuhkan tulangan geser
Syarat keseimbangan geser :
Vs = 723.040 < (⅓ √fC`) bw . d = 1104
Syarat jarak sengkang maks.: s v maks = ½ d atau 600 mm

Av = 265.330
Vsv = 723040
Sv = 141.7952 = 140mm

As = 23114.1203

- Perencanaan Tulangan Geser


Vu = 765.02375
• Kapasitas geser balok, Vc
Vc = 1
/6 x ( fc )0,5 x b x d
= 1
/6 x ( 25 )0,5 x 600.00 x 1104
= 552000 N

• Kapasitas geser nominal terfaktor


ϕ Vc = 0.75 x Vc
= 0.75 x 552000.00
= 414000.00 N
= 414.000 kN
• Cek kebutuhan tulangan geser
1/2 ϕ Vc < Vu < ϕ Vc
207000 N < 765023.750 N < 414000.00 N
Hanya dibutuhkan tulangan geser minimum

• Kebutuhan Tulangan Geser


As = /4
1
x π x ϕs2
= 1/4 x 3.14 x 10 2
= 78.54 mm 2

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

S = d/4
= 276

Vs = Av . Fy. d/s
= 219911 N
= 219.9115 kN

Vu/O-Vc
468.0317 > 219.9115

Av = 2 x As
= 2 x 78.54
= 157.08 mm2

3 x Av x fy
S =
b
3 x 157.08 x 0
=
600
= 0.00 mm###
ϕ Vs = Vu - ϕ Vc
= 351.024
Vu/O-Vc
468.0317 > 1104
III. BANGUNAN BAWAH JEMBATAN

A. ABUTMEN
1. DATA
Data perencanaan Lebar abutmen = 3000 mm
Panjang abutmen = 8000 mm
Tinggi abutmen = 6500 mm
Mutu beton, fc = 25 MPa
Mutu baja tulangan, fy = 350 MPa
Berat jenis Berat jenis air, ww = 10 kN/m³
Berat jenis beton bertulang, wc = 25 kN/m³
Berat jenis beton tidak bertulang (beton rabat), wc' = 23 kN/m³
Berat jenis aspal padat, wac = 22 kN/m³
Berat tanah dipadatkan, ys = 17.2 kN/m³
Beban muatan lalu lintas , BM = 100 %

2. ANALISIS PEMBEBANAN

2.1 PERHITUNGAN BEBAN


Gaya yang bekerja pada abutmen
1. Beban mati (MS)
Beban mati atau berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian
jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-
struktural yang dipikulnya yang bersifat tetap.
a. Berat sendiri
1.20 m

0.20 m

1
1.00 m
0.20 m

2 0.40 m

3 4
0.40 m

0.50 m 0.30 m

4.00 m

6 0.20 m

8 0.50 m

A B

1.25 m 0.60 m 1.25 m

3.00 m
8 0.50 m

A B

1.25 m 0.60 m 1.25 m

3.00 m

1) Berat sendiri abutmen


A1 = 0.20 . 1 = 0.20 m2
W1 = 0.20 . 2500 = 500 kg.m
A2 = 0.40 . 1.40 = 0.56 m2
W2 = 0.56 . 2500 = 1400 kg.m
A3 = ½ . 0.50 . 0.400 = 0.100 m2
W3 = 0.10 . 2500 = 250 kg.m
A4 = ½ . 0.30 . 0.40 = 0.06 m2
W4 = 0.06 . 2500 = 150 kg.m
A5 = 0.40 + 4.00 + 0.20 . 0.60 = 2.76 m2
W5 = 2.76 . 2500 = 6900 kg.m
A6 = ½ . 1.25 . 0.2 = 0.13 m2
W6 = 0.13 . 2500 = 313 kg.m
A7 = ½ x 1.25 x 0.2 = 0.13 m2
W7 = 0.13 . 2500 = 313 kg.m
A8 = 3 . 0.5 = 1.5 m2
W8 = 1.5 . 2500 = 3750 kg.m

2) Lengan
Sumbu X
e1 = - ½ ∙ 0.20 + 0.10 + ½ ∙ 0.60 = -0.500 m
e2 = - ½ ∙ 0.50 + ½ ∙ 0.60 = -0.550 m
e3 = - ⅓ ∙ 0.50 + ½ ∙ 0.60 = -0.467 m
e4 = ⅓ ∙ 0.30 + ½ ∙ 0.60 = 0.400 m
e5 = 0
e6 = - ⅓ ∙ 1.25 + ½ ∙ 0.60 = -0.72 m
e7 = ⅓ ∙ 1.25 + ½ ∙ 0.60 = 0.72 m
e8 = 0

Sumbu Y
e1 = ½ ∙ 1 + 0.40 + 0.40 + 4.00 + 0.20 + 0.50
= 6.000 m
e2 = ½ ∙ 0.40 + 0.40 + 4.00 + 0.20 + 0.50
= 5.300 m
e3 = ⅔ ∙ 0.40 + 4.00 + 0.20 + 0.50
= 4.900 m
e4 = ⅔ ∙ 0.40 + 4.00 + 0.20 + 0.50
= 4.967 m
e5 = ½ ∙ 4.00 + 0.20 + 0.50
= 2.700 m
e6 = ⅓ ∙ 0.20 + 0.50
= 0.567 m
e7 = ⅓ ∙ 0.20 + 0.50
= 0.567 m
e8 = ½ ∙ 0.50
= 0.250 m
Tabel Perhitungan Momen
A W,(MS) Lengan Statis Momen (W∙e)
No
m2 kg.m X (m) Y (m) W.X (kg.m2) W.Y (kg.m2)
1 0.20 500 -0.500 6.000 -250.000 3000.000
2 0.56 1400 -0.550 5.300 -770.000 7420.000
3 0.10 250 -0.467 4.900 -116.667 1225.000
4 0.06 150 0.400 4.967 60.000 745.000
5 2.76 6900 0.000 2.700 0.000 18630.000
6 0.13 313 -0.717 0.567 -223.958 177.083
7 0.13 313 0.717 0.567 223.958 177.083
8 1.50 3750 0.000 0.250 0.000 937.500
∑ 5.43 13575 -1076.667 32311.667

Berat abutmen :
Titik berat abutmen
∑W∙x -1076.6667
x = = = -0.079 m
∑W 13575
∑W∙y 32311.6667
y = = = 2.380 m
∑W 13575

Diambil nilai eksentrisitas terdekat yaitu = -0.079 m


= 0.079 m = 7.93125 cm

Momen terhadap pusat dasar abutmen (MA)


MA = ∑Wabutmen ∙ e
= 13575 ∙ 0.079
= 1076.667 kg.m

Momen terhadap titik guling (MB)


MB = ∑Wabutmen ∙ e + B/2
= 13575 ∙ 0.079 + 3 ∕ 2 = 21439.167 kg.m

3) Beban mati tambahan


a. Berat tiang sandaran
Dari perencanaan awal tiang sandaran, diperoleh PDL = 92.287 kg
Untuk satu sisi jembatan terdapat 11 tiang sandaran.
Berat tiang sandaran = 11 ∙ PDL . 2 sisi
= 11 ∙ 92.287 . 2 = 2030.313 kg

b. Berat pipa sandaran


Dari perencanaan awal pipa sandaran, diperoleh q DL = 3.677 kg/m
Berat 1 buah pipa sandaran = qDL ∙ panjang pipa sandaran
= 3.677 ∙ 20.0 = 73.546 kg
Terdapat 3 buah pipa sandaran tiap sisi jembatan sehingga :
3 ∙ 73.546 . 2 sisi = 441.279 kg
c. Berat trotoar (kantilever)
Dari perhitungan trotoar sebelumnya diperoleh
Wtotal = 1843.750 kg
Berat sendiri trotoar = W ∙ panjang trotoar . 2 sisi
= 1843.75 ∙ 20 . 2
= 73750.000 kg
d. Berat sendiri gelagar
Panjang gelagar = 20 m
Jumlah gelagar = 6 bh
Berat gelagar = A ∙ panjang gelagar ∙ Bj. Beton . jumlah gelagar
= 0.60 ∙ 1.25 ∙ 20 ∙ 2500 . 6
= 225000 kg

e. Berat sendiri diafragma


Panjang diafragma = 1.80 m
Jumlah diafragma = 6 bh
Berat diafragma = A ∙ panjang diafragma ∙ Bj. Beton . jumlah diafragma
= 0.30 ∙ 0.50 ∙ 1.8 . 2500 . 6
= 675 kg
g. Berat pelat lantai kendaraan
Tebal pelat lantai kendaraan = 0.20 m
Berat pelat L.K = Tebal ∙ L ∙ Bj. Beton ∙ Lebar lantai kendaraan
= 0.20 ∙ 20.0 ∙ 2500 ∙ 1.80
= 18000 kg
Total beban mati tambahan adalah = 319896.592 kg

2. Beban mati perkerasan dan utilitas, (MA)


Beban mati tambahan (superrimposed dead load), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan
suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non - struktural, dan mungkin besarnya
berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan
seperti:
a. Penambahan lapisan aspal (overlay) dikemudian hari
b. Genangan air hujan
Jadi beban mati tambahan pada jembatan adalah:
a. Berat sendiri penambahan lapisan aspal (overlay)
Qa = ta . Panjang jembatan . Lebar lantai kendaraan . Wa
= 0.10 x 20 x 6.80 x 2200
= 29920 kg
b. Berat air hujan
Qhj = th . L . Lebar lantai kendaraan . Ww
= 0.05 x 20 x 6.80 x 1000
= 6800 kg
Total beban tambahan, MA
QMA = Qhj + Qa = 6800 + 29920 = 36720 kg
Beban mati tambahan bekerja di atas abutmen dengan meninjau setiap 1 m abutmen

W = 319896.592 + 36720
= 356616.592 kg
P = 1/2 . W / panjang abutmen
= 1/2. 356616.5922 / 8
= 22288.54 kg/m
3. Beban mati akibat timbunan tanah di atas abutmen

1.20 m

0.20 m

A 1
1.00 m
0.20 m

2 0.40 m
B
3 4
0.40 m
C

0.50 m 0.30 m

D 4.00 m

E 6 0.20 m

8 0.50 m

A B

1.25 m 0.60 m 1.25 m

3.00 m

1. Menghitung beban
Dik : Bj. tanah = 1720 kg/m3
Aa = 0.95 ∙ 1 = 0.950 m2
Wa = 0.95 ∙ 1720 = 1634.000 kg
Ab = 0.75 ∙ 0.4 + 0.4 = 0.600 m2
Wb = 0.60 ∙ 1720 = 1032.00 kg
Ac = ½ ∙ 0.5 ∙ 0.4 = 0.100 m2
Wc = 0.10 ∙ 1720 = 172.000 kg
Ad = 1.25 ∙ 4 = 5.000 m 2

Wd = 5.00 ∙ 1720 = 8600.00 kg


Ae = ½ ∙ 1.25 ∙ 0.2 = 0.125 m2
We = 0.125 ∙ 1720 = 215.000 kg
Total berat tanah di belakang dinding = 11653.00 kg
4. Beban Hidup (TD)

Beban lajur "D" terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang digabung dengan beban garis (BGT).
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang
total yang dibebani L yaitu seperti berikut :
L ≤ 30 m : q = 9 kPa
L > 30 m : q = 9,0 (0,5 +15/L) kPa
Besarnya nilai beban garis (BGT) dengan intentitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49 kN/m.
FBD = 40% untuk L ≤ 50 m
a. Beban merata, BTR
q = 9 kN/m²
QTD = q . BM
= 9 x 100%
= 9.000 kN/m²
= 900 kg/m²
= 900 x Lebar Lantai Kendaraan x Panjang Jembatan
= 900 x 6.8 x 20
= 122400 kg
b. Beban garis, BGT
p = 49 kN/m
= 49 x 100%
= 49 kN
PTD = p . (1 + FBD)
= 49.000 x 140%
= 68.600 kN
= 6860 kg
= 6860 x Lebar Lantai Kendaraan
= 6860 x 6.8
= 46648 kg

c. Beban hidup di trotoar = (qtrotoar . Lebar Trotoar . Panjang Jembatan) x 2 sisi


= 5 x 1.29 x 20 x 2
= 258 kN
= 25800 kg

Jadi total beban hidup adalah = 194848 kg


PLL = 1/2 . WL / Panjang abutmen
= 1/2 . 194848 / 8
= 12178.000 kg
5. Gaya rem (TB)
Pengaruh percepatan dan pengeraman lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya
dalam arah memanjang jembatan dan dianggap bekerja pada permukaan lantai
kendaraan. Besar gaya rem terdiri dari:
25% dari berat gandar truk desain atau,
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
Jadi dari kedua penjelasan di atas akan dipilih yang paling menentukan, maka:
SR = 25% x 225 = 56.25 kN
SR = 5% x 500 + QTD x Panjang Jembatan x Lebar Lantai Kendaraan
= 5% x 500 + 9.0 x 20.0 x 6.800
= 86.200 kN
Maka digunakan gaya rem yang terbesar = 86.2 kN = 8620 kg
Momen akibat gaya rem
M = 86.2 x (1,8 + Tinggi Abutmen)
= 8620 x 1.8 + 6.5
= 71546 kg

6 Akibat tekanan tanah (TA)


Tanah dibelakang dinding penahan biasanya mendapatkan beban tambahan
yang bekerja apabila beban lalu lintas bekerja pada bagian daerah keruntuhan aktif teoritis.
Jadi untuk menghitung besar tekanan tanah yang bekerja di belakang dinding
maka yang harus dihitung terlebih dahulu adalah:

Parameter tanah
sudut geser tanah, (ϕ) = 32 ⁰
kohesi,c = 0
Angka pori,n = 0.45
kadar air (ω) = 0.16

a. Koefisien tekanan aktif Rankine


ϕ 32
Ka = tan² 45 - = tan² 45 - = 0.3073
2 2
Berat isi tenah kering
ɣk = ws(1-n) = 1720 x (1 - 0.45 ) = 946.000 kg/m³

Berat isi tenah basah


ɣb = ɣk.(1+ω) = 946.000 x (1+ 0.16 ) = 1097.360 kg/m³

ɣsat = ɣk.+ n = 946.000 + 0.45 = 946.450

ɣ’ = ɣsat.- ɣw = 946.450 - 1000 = -53.550

b. Beban lalu lintas di atas dinding


q = 0.70 x ɣb = 0.70 x 1097.360 = 768.152 kN/m²
= 76815.200 kg/m²
c. Tekanan tanah aktif di belakang dinding

1) Luas persegi (P1)


P1 = q x H x Ka
= 768.152 x 6.5 x 0.3073
= 1534.14 kg/m
2) Luas segitiga (P2)
P2 = 1/2.ɣb x H² x Ka
= 0.5 x 1097.4 x 6.50 ² x 0.3073
= 7122.784 kg/m

Tekanan aktif 1, Pa1 = 1534.14 kg


dikali satu meter ke belakang
Tekanan aktif 2, Pa2 = 7122.8 kg
Total, Pa = 8656.92 kg
Momen akibat tekanan tanah aktif MA, maka momen yang terjadi adalah:
M = 1534.14 x 0.5 x 6.5 + 7122.78 x 1/3. 6.5
= 20418.648 kg.m

7 Gaya gempa (EQ)


Diperoleh data - data sebagai berikut:
* Koefisien gempa bumi, C = 0.18 (dari perhitungan gelagar sebelumnya)
* Faktor tipe bangunan, S = 1.225
* Titik berat abutment, y = 2.380 m
* faktor kepentingan, I = 1
* Beban mati superstruktur = 22288.54 kg
* Berat sendiri abutmen = 13575.0 kg
* Berat sendiri pengisi = 11653.00 kg
WT = 47516.54 kg
Sehingga beban gempa yang terjadi
Teg = C x S x I x WT
= 0.18 x 1.225 x 1.00 x 47516.537
= 10477.3964114 kg
MG = Teg.y
= 10477.3964114 x 2.38023
= 24938.6475419 kg.m

8 Kombinasi beban
MS (V) MA (V) TA (H) TD (V) TB (H) EQ (H) Nilai
Keadaan
Maksimu
batas 345124.6 36720 8656.92 12178.0 8620 10477.3964 m
1.3 2 1.25 1.8 1.8 0
Kuat I
448661.97 73440 10821.1529 21920.4 15516 0 570360
1.3 2 1.25 1.4 1.4 0
Kuat II
448661.97 73440 10821.1529 17049.2 12068 0 562040
1.3 2 1.25 0 0 0
Kuat III
448661.97 73440 10821.1529 0 0 0 532923
1.3 2 1.25 0 0 0
Kuat IV
448661.97 73440 10821.1529 0 0 0 532923
1.3 2 1.25 0 0 0
Kuat V
448661.97 73440 10821.1529 0 0 0 532923
1.3 2 1.25 1 1 1
Ektrim I
448661.97 73440 10821.1529 12178 8620 10477.3964 564199
1.3 2 1.25 0.5 0.5 0
Ektrim II
448661.97 73440 10821.1529 6089 4310 0 543322
1 1 1 1 1 0
Daya layan I
345124.592 36720 8656.92228 12178 8620 0 411300
1 1 1 1.3 1.3 0
Daya layan II
345124.592 36720 8656.92228 15831.4 11206 0 417539
1 1 1 0.8 0.8 0
Daya layan III
345124.592 36720 8656.92228 9742.4 6896 0 407140
1 1 1 0 0 0
Daya layan IV
345124.592 36720 8656.92228 0 0 0 390502
Fatik (TD dan 0 0 0 0.75 0.75 0
TR) 0 0 0 9133.5 6465 0 15599
CATATAN:
Dari hasil perhitungan kombinasi beban kuadaan batas yang digunakan dalam perhitungan
selanjutnya hanya yang terbesar dari semua keadaan batas yang ada.
Maka kaadaan batas yang digunakan adalah KUAT I

9 Kontrol terhadap guling dan geser pada abutmen


a. Guling pada abutmen
Karena pada keadaan batas kuat satu yang maksimum, maka gaya yang menyebabkan guling
hanya gaya rem (TB) dan tekanan tanah (TA).
Diketahui:
P = MS + MA + TD
= 544022.370 kg

Mx = MTA x FB + MTB x FB
= 20418.648 x 1.25 + 71546 x 1.8
= 154306.110 kg.m
3.00
B/2 = = 1.5 m
2.00
Mp = P.(B/2)
= 544022 x 1.50
= 816033.555

SF = 816033.555
154306
= 5.2884 > 2 Ok..
b. Geser pada abutmen
Tx = TA + TB
= 10821.1528519 + 15516
= 26337.1528519 kg
P = 544022.370 kg
SF = 544022.37
26337.2
= 20.656 > 2 Ok..

3. PENULANGAN DINDING ABUTMEN


1. Data
Beban aksial (Pu) = 5440.2 kN
Gaya lintang (Vu) = 263.37 kN
Momen (Mu) = 1543.06 kN.m
Eksentrisitas (e) = 0.284 m
2. Propertis dinding abutmen
Tebal, (h) = 700 mm
Tinggi dinding (H) = 4000 mm
Lebar. (b) = 1000 mm
Selimut beton, (ds) = 50 mm
Ø.tulangan pokok = 29 mm
Ø.tulangan geser = 13 mm
Kuat tekan beton = 25 MPa
Tegangan leleh baja = 350 MPa

3. Perhitungan Tulangan Lentur Dinding


a. Tinggi efektif penampang
d = h - (ds + tul.sengkang + tul.pokok)
= 700 - 50 + 13 + 29 = 608.00 mm
b. Rasio kelangsingan
Struktur dinding jepit bebas, maka faktor panjang efektif; = 1
r = 0,3.h2 = 0.3 x 700 = 210 mm

λ = k.H/r
1 x 4000
=
210
= 19.048 < 22
Tidak diperlukan pembebsaran momen

c. Pemeriksaan Pu terhadap beban dalam keadaan seimbang (ϕPnb)


Cb 600
= x d = 384.00 mm
600+fy

ab = β1.Cb = 0.85 x 384.00 = 326.40 mm

Cb-d'
Ɛs' = x 0.003 = 0.0026
Cb

Cb-d'
fs' = 600.
Cb
384.00 - 50
= 600
384.00
= 521.875 MPa > fy = 350.0 MPa Ok..
Karena fs' > fy maka perhitungan selanjutnya digunakan fs' = fy
Pnb = (0,85.fc'.ab.b)+As.fs'-As.fy
= 6936000.000 + 231064.75 - 231064.75
= 6936000.000 N
= 6936.00 kN
ϕPnb = 0.65 x 6936
= 4508.4 kN
e. Pemeriksaan kekuatan penampang
Dengan tulangan simetris, jumlah tulangan diambil nilai minimum sebesar 2%
dari 1%-8%.
As = ρ.b.d
= 0.020 x 1000 x 608
= 12160.0 mm²
= 1/2.As
= 6080.0 mm²
n As
=
Ast
= 6080.0
= 9.2095 ~ 10 batang
660.2
Digunakan tulangan 10 Ø 29 mm, dengan Ast = 6601.850 mm²
d. Jarak tulangan
b-(ds+tul.sengkang+tul.pokok.n)
s =
n-1
= 71.889 ≈ 70 mm

4. Perhitungan tulangan geser


Data
Beban aksial Pu = 5440.22 kN
Gaya lintang Vu = 263.37 kN
Momen Mu = 1543.06 kN.m
Eksentrisitas e = 0.28363927 m
Propertis dinding eksterior
Tebal, h2 = 700 mm
Tinggi H = 4000 mm
Lebar. b = 1000 mm
Selimut beton, bs = 50 mm
Ø.tulangan pokok = 29 mm
Ø.tulangan geser = 13 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6

Kuat geser nominal


(1+Nu/(14.Ag))."1" /"6"
Vc = √("f" "c" ^"′" ).b.d
= 506947.9299 N
= 506.9479 kN
1/2.ϕ.Vc = 0.5 x 0.6 x 506.9479
= 152.084379 < Vu = 263.37 kN

maka, digunakan tulangan geser


ϕ.Vs = Vu-1/2.ϕ.Vc
263.37 - 152.084379
Vs =
0.6
Vs = 185.478582565 kN
= 185478.5826 N
Digunakan tulangan sengkang Ø 10 mm ; Av = 1/4.π.D² = 78.50 mm²

Av.fy.d
S =
Vs
78.50 x 350 x 608
=
185478.583
= 90.06 mm ≈ 90 mm
Vs,terpasang = (Av.fy.d)/s
78.5 x 350.0 x 608.00
=
90
= 185608.8889 > Vs = 185478.58 N Ok..
≤ (2/3).√(𝑓𝑐.)b = 2026666.667 N Ok..
.d
(2/3).√(𝑓𝑐.)b
.d

4. KAKI ABUTMEN (POER PLAT)


Data:
Mu = 1543.06 kN.m
Pu = 5440.22 kN
B = 3.000 m
L1 = 1.5 m
e = 0.2836 m

a. Tegangan yang terjadi

"σmaks = " "Pu" /"B" (1 +


(6e / B))
= 2842.12 kN/m²

"σmin = " "Pu" /"B" (1 -


(6e / B))
= 784.701 kN/m²
"σc = " ("σmaks−σ" 𝑚𝑖𝑛)/"B" (B-L1) +
"σmin"
= 1813.41 kN/m²

b. Momen dan gaya geser


Mu-c = b.(1/2.σc.L1²+1/6.(σmaks-σmin).L1²)
= 2811.61 kN.m
Vu-c = 1/2.(σc + σmaks)L1.b
= 3491.64 kN

Perencanaan Tulangan Poer Plat


Tulangan Lentur :
Momen terfaktor Mu = 2811.614 kN.m
Tinggi tampang h = 700 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 50 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tinggi tampang efektif d = 622 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan (Rn)

2811.614 . 1000000
Rn = 2
0,8 . 1000 . 622

= 9.084 Mpa

Rasio mutu bahan

350
m =
m =
0,85 . 25

= 16.471

Rasio tulangan tarik

ρ = 1 2 . 16.471 . 9.084
1 - 1-
16.471 350
= 0.0376

Rasio tulangan tarik (min)

1.4
ρmin =
350
= 0.0040

Rasio tulangan tarik (maks)

0,85 . 0,85 . 25 600


ρmax = 0,75 . x
350 600 + 350
= 0.0244
Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0376
Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 23383.094 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 32 mm
Jumlah n = 29.07 = 30
Jarak Maksimum s = 34.39 mm
Tulangan tarik terpakai : D 32 - 30 As-ada = 23383 mm2
Tulangan Geser :
Gaya terfaktor Vu = 3491.642 kN
Tinggi tampang h = 700 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 50 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Tinggi tampang efektif d = 643.5 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6

Kekuatan geser nominal beton :

Vc = (
1 √
30 ) . 1000 . 643,5
6
= 587.432 kN
Karena : Vu < 1/2øVc = 176.230 diperlukan tulangan geser

Kebutuhan Luas Sengkang :

Sengkang vertikal, digunakan : Diameter D = 13 mm


s = 3. (1/4.π. 13 2 ) . 350 = 139.369 mm
1000
Tulanagan sengkang terpakai (syarat : s ≤ d) D 13 - 135 sada = 135 mm

5. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN


WING WALL
Pelat wing wall dianalisis sebagai Two Way Slab mengingat salah satu sisi
vertikal dan horisontal terjepit pada abutment, sehingga terjadi terjadi momen
pada jepitan yaitu: Mx = 1/2.Mjepit arah x
Mx dan My My = 1/2.Mjepit arah y
Dengan perhitungannya sebagai berikut:
Diketahui ukuran wing wall (ekivalen)
Hy = 6.5 m
Hx = 2.0 m
hw = 0.45 m
wc = 25.0 kN/m³

Tekanan tanah pada wing wall


a. Koefisien tekanan aktif Rankine
ϕ
Ka = tan² 45 -
2
40
= tan² 45 -
2
= 0.217442832
b. Berat beban tambahan belakang wing wall
q = 768.152 kN/m²
ws = 17.200 kN/m³

No Tekanan tanah kN
1 TTA = (0,7.ws.)Hx.Hy.Ka 34.03415207
2 TTA = 1/2.(Hy²).Hx.ws.Ka 158.0157061

q = 0,7.ws
hw

Hy 1

Hy.ws.Ka 0,7.ws.Ka o

c. Gaya geser dan momen pada wing wall akibat tekanan tanah
No TTA Lengan y Lengan x My (kN.m) Mx (kN.m)
1 34.0341521 y =Hy/2 3.25 x =Hx/2 1.00 55.305 17.017
2 158.015706 y =Hy/3 2.17 x =Hx/2 1.00 171.184 79.008
Σ 192.05 Σ 226.489 96.025

d. Beban ultimit wing wall


TTA My Mx Faktor beban ultimit
(kN) (kN.m) (kN.m) KTA
240.06 283.11 120.03 1.25

Perhitungan tulangan lentur wing wall


Tinjauan wing wall arah vertikal
a. Data perhitungan tulangan
Tebal dinding, (hw) hw = 0.45 m
Lebar, (Hx) Hx = 2 m
Momen ultimit, (Mu=Muy) Mu = 283.11 kN.m
Ditinjau selebar 1 m maka, Mu dibahagi dengan lebar dinding arah Hx
Mu = 141.556 kN.m
Gaya geser ultimit, (Vu) = 240.06 kN
Ditinjau selebar 1 m maka, Vu dibahagi dengan lebar dinding arah Hx
Vu = 120.03 kN
Kuat tekan beton, (fc) = 25 MPa
Mutu baja, (fy) = 350 MPa
Ø. Tulangan pokok = 13 mm
Ø. Tulangan sengkang = 10 mm
Selimut beton, (ds) = 40 mm
b. Tinggi efektif penampang
d = h - (ds+Øtul.sengkan+1/2.Øtul.pokok)
= 450 - 40 + 10 + 1/2. 13.0
= 393.5 mm
b. Rasio tulangan minimum
ρmin = 1,4 /fy
1.4
=
350
= 0.004
c. Tahanan momen maksimum

0.85 x 25.0 x 0.85 600


= x
350 600 + 350
= 0.03259398496
ρmaks = 0,75.ρb
= 0.75 x 0.03259398496
= 0.02444548872

350
= 0.02444549 x
25.0
= 0.34223684

0.34224
= 25.0 x 0.3422 1-
1.7
= 6.83347905
d. Menentukan momen tahanan maksimum
MRmkas = ɸ.b.d².kmaks
= 0.80 x 1000 x 393.50 ² x 6.833479051
= 846.49 kN.m
Karena MRmaks > Mu, maka dipakai tulangan tunggal
e. Koefisien tahan
Mu
Rn =
ɸb.d²
141.56
=
0.80 x 1000 x 393.50 ²
= 1.1427 Ok..
f. Rasio tulangan yang diperlukan
"ρ =" ("0,85.f" "c" ^"′" )/"fy"
("1−" √("1−" "2.Rn" /"0,85.fc
′" ))
= 0.0034
g. syarat ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks
0.004 ≥ 0.0034 ≤ 0.0244
h. Luas kebutuhan tulangan tarik
As = ρ.b.d
= 0.0040 x 1000 x 393.5
= 1574.0 mm²
i. Jumlah tulangan, n
As
n =
Ast
= 1574.0
132.7
= 11.86 ≈ 12 buah
j. Jarak tulangan, s
b-(ds+Øtul.sengkang+Øtul.pokok.n)
s =
n-1
= 72.2 mm
Jadi digunakan tulangan Ø 13 - 70 mm ; Ast = 1592.0 mm² Ok..

k. Perhitungan tulangan geser wing wall


Kuat geser nominal

Vc = "1" /"6"
√("f" "c"
= ^"′" ).b.d
327916.667 N
= 327.917 kN
1/2 . Φ . Vc = 0.5 x 0.75 x 327.916666667
= 122.96875 > Vu = 120.03
maka, digunakan tulangan geser minimum ..

S = 16 x Øtul.pokok = 208 mm
S = 48 x Øtul.sengkang = 480 mm
S = hw = 450 mm
Sehingga digunakan tulangan sengkang Ø 10 - 205 mm

Tinjauan wing wall arah horisontal


Data perhitungan tulangan
1) Tebal dinding, (hw) = 0.45 m
2) Panjang, (Hy) = 6.5 m
3) Momen ultimit, (Mu=Mux) = 120.03 kN.m
Ditinjau selebar 1 m maka, Mu dibahagi dengan lebar dinding arah Hx
Mu = 18.47 kN.m
4) Gaya geser ultimit, (Vu) = 240.06 kN
Ditinjau selebar 1 m maka, Vu dibahagi dengan lebar dinding arah Hx
Vu = 36.93 kN.m
5) Kuat tekan beton, (fc) = 25.00 MPa
6) Mutu baja, (fy) = 350 MPa
7) Ø. Tulangan pokok = 13 mm
8) Ø. Tulangan sengkang = 10 mm
9) Selimut beton, (ds) = 40 mm

Tinggi efektif penampang


d = h - (ds+Øtul.sengkan+1/2.Øtul.pokok)
= 450 - 40 + 10 + 1/2. 13.0
= 393.5 mm
Rasio tulangan minimum
ρmin = 1,4 /fy
1.4
=
350
= 0.004
Tahanan momen maksimum

0.85 x 25.0 x 0.85 600


= x
350 600 + 350
= 0.03259398496
ρmaks = 0,75.ρb
= 0.75 x 0.03259398496
= 0.02444548872

350
= 0.02444549 x
25.0
= 0.34223684

0.34224 = 6.83347905
= 25.0 x 0.3422 1-
1.7

Menentukan momen tahanan maksimum


MRmkas = ɸ.b.d².kmaks
= 0.80 x 1000 x 393.50 ² x 6.833479051
= 846.49 kN.m
Karena MRmaks > Mu, maka dipakai tulangan tunggal
Koefisien tahan
Mu
Rn =
ɸb.d²
18.47
=
0.80 x 1000 x 393.50 ²
= 0.1491 Ok..
Rasio tulangan yang diperlukan
"ρ =" ("0,85.f" "c" ^"′" )/"fy"
("1−" √("1−" "2.Rn" /"0,85.fc
′" ))
"ρ =" ("0,85.f" "c" ^"′" )/"fy"
("1−" √("1−" "2.Rn" /"0,85.fc
′" ))
= 0.0004
syarat ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks
0.004 ≥ 0.0004 ≤ 0.0244
Luas kebutuhan tulangan tarik
As = ρ.b.d
= 0.0040 x 1000 x 393.5
= 1574.0 mm²
Jumlah tulangan, n
As
n =
Ast
= 1574.0
132.67
= 11.86 ≈ 12 buah
Jarak tulangan, s
b-(ds+Øtul.sengkang+Øtul.pokok.n)
s =
n-1
= 72.2 mm
Jadi digunakan tulangan Ø 13 - 70 mm ; Ast = 1592.0 mm² Ok..

Perhitungan tulangan geser wing wall


Kuat geser nominal

Vc = "1" /"6"
√("f" "c"
= ^"′" ).b.d
327916.6667 N
= 327.916666667 kN
1/2.ϕ.Vc = 0.5 x 0.75 x 327.9166666667
= 122.96875 > Vu = 36.93 kN
Maka, digunakan tulangan geser minimum
S = 16 x Øtul.pokok = 208 mm
S = 48 x Øtul.sengkang = 480 mm
S = hw = 450 mm
Sehingga digunakan tulangan sengkang Ø 10 - 205 mm

PELAT INJAK
Data
Beban hidup terpusat pada lantai pelat injak adalah:
(dari Perhitungan Bangunan Atas Jembatan Sebelumnya pada Pelat PTT) = 146.25 kN
Faktor Beban Ultimate KTT= 1.80
Panjang pelat injak c = 3 m
Momen pada pelat injak
Tebal pelat injak, (h) = 0.20 x c x Wc = 14.40 kN/m
Tebal lapisan aspal, (ta) = 0.05 x c x Wa = 3.30 kN/m
Tebal tanah di atas pelat injak, (tt) = 0.05 x c x Ws = 2.58 kN/m
Total beban mati pada lantai kendaraan = 20.28 kN/m
Momen maksimum pada pelat injak akibat beban roda dihitung dengan rumus:
Mmax = 1/8 x q x c2 + 1/4 x P x c
= 1/8 x 20.28 x 32 + 1/4 x 146.25 x 3 = 132.5 kN.m
= KTT x . Mmaks = 1.8 x 132.503 = 238.505 kN.m

Perhitungan tulangan pelat injak


Direncanakan:
Momen terfaktor Mu = 238.505 kN.m
Ø. Tulangan pokok Ø = 22 mm
Kuat tekan beton fc = 25 MPa
Tegangan leleh baja fy = 350 MPa
Tebal pelat injak h = 250 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Tinggi efektif penampang d = h - (ds + 1/2 . Øtul . pokok)
= 250 - (40 + 1/2.22 )
= 199.0 mm

Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.80


Rasio tulangan minimum ρmin = 1,4 /fy
1.4
=
350
= 0.004
Tahanan momen maksimum

0.85 x 25.0 x 0.81 600


= x = 0.031
350 600 + 350

ρmaks = 0,75.ρb = 0.75 x 0.0312 = 0.023

350
= 0.02343316 x = 0.328
25.0

0.32806
= 25.0 x 0.3281 1- = 6.619
1.7

Menentukan momen tahanan maksimum


MRmaks = ɸ.b.d².kmaks
= 0.80 x 1000 x 199.00 ² x 6.62 = 209.69 kN.m

Karena MRmaks > Mu, maka dipakai tulangan rangkap


Koefisien Tahanan

Rn = 238.505 . 1000000 = 7.528 MPa


0,8 . 1000 . 199.0 2

Rasio mutu bahan


m = 350 = 16.471
0,85 . 25

Rasio tulangan tarik

ρ = 1 1- 1 - 2 . 16.471 . 7.528 = 0.0279


16.471 0

Rasio tulangan tarik (min) ρmin = 1.4 = 0.0040


350

Rasio tulangan tarik (maks)

ρmax = 0,75 . 0,85 . 0,85 . 25 600


x = 0.0244
350 600 + 350
Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0279
Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 5559.5 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 22.0 mm
Jumlah n = 15 bh
Jarak Maksimum s = 68.38 mm
Tulangan tarik terpakai : D 22 - 65 As-ada = 5559 mm2

Tulangan Susut :
Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok
As-s = 50% As = 2780
Tulangan susut, digunakan: Diameter D = 16
Jumlah tulangan yang dipakai: n = 14
Jarak Maksimum s = 72
Tulangan susut terpakai: D 16 - 70 As-ada = 2780 mm2

3.2 KESIMPULAN TULANGAN ABUTMEN

Tulangan Dinding Abutmen


Tulangan Lentur D29 - 70 mm
Tulangan Geser D10 - 90 mm

Tulangan Kaki Abutmen


Tulangan Lentur D32 - 30 mm
Tulangan Geser D13 - 135 mm
Tulangan Pelat Wing Wall
Tulangan Lentur Arah Vertikal D13 - 70 mm
Tulangan Geser Arah Vertikal D10 - 205 mm
Tulangan Lentur Arah Horizontal D13 - 70 mm
Tulangan Geser Arah Horizontal D10 - 205 mm

Tulangan Pelat Injak


Tulangan Lentur D22 - 65 mm
Tulangan Susut D16 - 70 mm

B. PERENCANAAN PONDASI SUMURAN


1. DATA
Momen dari abutmen Mu = 1543.061 kN.m
Beban aksial dari abutmen Pu = 5440.224 kN
Intensitas tahanan geser fs = 0.039 Mpa
Lebar abutmen B = 3.00 m
Diameter sumuran (rencana) D = 2.50 m
Tinggi sumuran (rencana) H = 3.50 m
Jumlah sumuran yang akan digunakan n = 2 buah
fc = 25
Pu
fy = 350
Mu
Untuk lebar abutmen 3 m, maka :
Momen, Mu = 1543.061 ∙ 3.0 = 4629 kN.m
Beban aksial, Pu = 5440.224 ∙ 3.0 = 16321 kN

Digunakan sumuran sebanyak 2 buah, sehingga tiap pondasi


menerima beban:
Momen, Mu = 4629.1833 ∕ 2 = 2314.592 kN.m
Beban aksial, Pu
1.2 m
= 16320.671 ∕ 2 = 8160.336 kN

Luas selimut sumuran (As):


As = π ∙ D ∙ H
= π ∙ 2.5 ∙ 3.50 = 27.489 m2

Skin
4m
friction oleh pondasi sumuran :
Skin friction, Qs = fs ∙ As
= 0.039 ∙ 27.49 = 1.072 kN

Gaya aksial rencana pada pondasi sumuran (Pu') :


Pu' = Pu - Qs
= 16320.671 - 1.072 = 16319.599 kN
2.6 m

Luas dasar sumuran (A)


3m

A = ¼ ∙ π ∙ D2 = ¼ ∙ π ∙ 2500 2 = 4908739 mm2

Momen tahanan dasar sumuran (W)


W = 1/32 ∙ π ∙ D2 = 1/32 ∙ π ∙ 2500 2 = 613592.3 mm2

Tegangan yang terjadi pada dasar sumuran


Pu' M
Tegangan yang terjadi, σ12 = - ±
A W
Tegangan yang terjadi, σ1 = -3.325 MPa
Tegangan yang terjadi, σ2 = -3.325 MPa
Daya dukung tanah pada kedalaman 3,4 m, σijin = 25 kg/cm2
Kontrol tegangan yang terjadi pada pondasi sumuran
σ1 ≤ σijin
-3.325 MPa ≤ 2.5 MPa ...OK !!!
σ2 ≤ σijin
-3.32 MPa ≤ 2.5 MPa ...OK !!!

2. PERENCANAAN TULANGAN POKOK


Pu 8160.336
kuat kolom perlu = = = 13600.559 kN
Ø 0.6
tulangan yang dibutuhkan ;
π
Ac = (DI²-D0²) = 1767146 mm2
4
Rasio rencana 1,5% = 0.015
Ast = ρ x Ac = 26507.188 mm² Actual Ø22 = 1/4 x π x D²
= 1/4 x 3,14 x 25 2
Ast 26507 = 490.87 mm²
n= = = 54.00 = 54 buah
As tu 490.87
54
2 Lapis = 27 buah
2
k= πxD --> D = 2500 - (25 x 2) = 2450 mm
= 3.14 2450
= 7693 mm
k 7693
S = = = 284.93 ≈ 280 mm
n 27
Jadi untuk tul pokok pada pondasi sumuran digunakan 2x29Ø22-255 mm= 20517

As pondasi = 1/4 . p . DI2


= 1/4 . 3,14 . 25002
= 4906250 mm2
Rasio penulangan
Ast 1/4 x 3.14 x 22² x Jmlh Tul.
ρs = = = 0.00418176
As pondasi 1/4 x 3.14 x 2500²

Rasio rencana 2 %
Karena ρs < ρ rencana maka digunakan ρ rencana dalam perencanaan
0.85 x e 241.09 Mu
= = 0.0964 e = = 0.2836
D 2500.00 Pu

ρs x m x Ds 0.02 16.471 2450 m = fy/0.85*fc


= = 0.129129
2.5 D 2.5 2500.00 = 16

√ xb²
0.85 x fc' (0.85 xe - 0,38)² + ps.m.Ds - (0.85 e - 0.38)
ρn =
D 2,5 D D
= 0.85 25 1962.5 2 0.24 - 0.38 2 + 0.129 - 0.238 - 0.38
= 122400000 x 0.2912934118
= 35654314

ØPn = 0.70 x 35654314


= 24958019.52
Karena Ø pn > pu maka penampang tersebut dapat digunakan dalam per.sumuran

3. PERENCANAAN TULANGAN SPIRAL


Direncanakan diameter tulangan spiral D12
AsD12 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 13 2
= 132.732 mm2

Selimut beton = 50 mm
be = D - 2 · ds = 2500 - 2 · 50
= 2400 mm
Direncanakan tul. Pokok D25
d' = ds + Dspiral + ½ ∙ Dtul. Pokok = 50 + 13 + ½ ∙ 25
= 75.5 mm

Ae = ¼ · π · be 2 = ¼ · π · 2400 2 = 4523893.421 mm2


Ag = ¼ · π · D 2 = ¼ · π · 2500 2 = 4908738.521 mm2

600 600
cb = ∙ d = ∙ 2500 - 76
600 + fy 600 + 372
= 1496.6049 mm

Ds = D - 2 · d' = 2500 - 2 · 76 = 2349 mm

ab = β1 ∙ cb = 0.85 ∙ 1497 = 1272.1142 mm

600 ∙ cb - d' 600 ∙ 1497 - 75.5


fs = =
cb 1496.60493827161
= 569.731 MPa > 372 MPa

As' = As , sehingga → As = ½ ∙ Luas tul. pokok total (XD25)


= ½ ∙ 20527.166
= 10263.583 mm2

Karena : fs = fy dan As dan As', maka :


∙ fc' ∙ ab 1 ∙ D
2
Pnb = 0.85 ∙ π
4 h
∙ 37 ∙ 1 ∙ π ∙ 2500 2
= 0.85 1272.1
4 2000
= 98725165.004 N
= 9872516.500 kg
h ab h
Mnb = 0.85 ∙ fc' ∙ ab ∙ be - + As ∙ fs' - d'
2 2 2
h
+ As ∙ fy Ds -
2
2000 1272.1
= 0.85 ∙ 37 ∙ 1272.1 ∙ 2400 - + 10263.583
= 0.85 ∙ 37 ∙ 1272.1 ∙ 2400 - + 10263.583
2 2
2000 2000
∙ 372 - 76 + 10263.583 ∙ 372 2349 -
2 2
= 43814736779 N.mm
= 4381473.6779 kg.m

Mnb 4381473.6779
cb = = = 0.444 m = 444 mm
Pnb 9872516.500

Mu 2314.592
e = = = 0.284 m = 284 mm
Pu 8160.336

Ag fc'
ρs = 0.45 - 1
Ae fy
4908738.521 37.2
= 0.45 - 1
4523893.421 372
= 0.00383

Jarak tulangan spiral


4 · Ast be - D tul. Spiral
S' =
be 2 · ρs
4 · 132.732 2400 - 13
=
2400 2 · 0.00383
= 57.475 mm ≈ 55 mm

Sehingga digunakan tulangan D13-55 mm

4. KESIMPULAN TULANGAN PONDASI


Tulangan Pokok 2 x 27D25 - 280 mm
Tulangan Spiral D13 - 55 mm
C. PERENCANAAN GELAGAR
1. DATA

1290
CL

bw

Mutu beton (fc') = 25 MPa


Mutu baja tulangan (fy) = 350 MPa
Elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Panjang bentang jembatan = 20 m
Lebar lantai kendaraan = 6.80 m
Lebar trotoar (Kantilever) = 1.69 m
Lebar balok diafragma = 0.30 m ###
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Jumlah balok diafragma = 6 buah
Panjang bentang
Jarak as ke as balok diafragma =
n-1
20.00
= = 4 m
6 - 1
Lebar balok gelagar, bw = 0.60 m
Tinggi balok gelagar, h = 1.00 m
Tebal pelat lantai, ht = 0.20 m
Tebal aspal, ta = 0.05 m
Tebal genangan air hujan, thj = 0.05 m 5
Berat beton bertulang, Wcr = 2500 kg/m3
Berat aspal padat, Wac = 2200 kg/m3
Berat jenis air, Ww = 1000 kg/m3
Jarak as ke as gelagar, bk = 1.360 m
Lebar balok diafragma, bd = 0.300 m
Tinggi balok diafragma, hd = 0.500 m

2. ANALISIS PEMBEBANAN
2.1 PERHITUNGAN BEBAN
Gelagar umumnya hanya memperhitungkan beban-beban primer yaitu:
1. Beban mati akibat berat sendiri gelagar, pelat lantai kendaraan dan trotoar (kantilever)
2. beban mati tambahan (aspal dan air hujan
3. Beban hidup (beban lajur "Beban D")
Sedangkan beban-beban sekunder (beban angin, beban akibat perbedaan suhu dan lain-lain),
umumnya tidak diperhitungkan (diabaikan), karena relatif kecil (biasanya sekitar ± 2%).
1). Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri gelagar dihitung sebagai berikut:

Beban akibat berat sendiri gelagar: = bw . (h - ht) ∙ Wcr


= 0.70 ∙ ( 1,2- 0,2 ∙ 2500
= 1750 kg/m
2) Beban mati tambahan (MA)
a. Beban pelat lantai kendaraan (qlk)
Pelat lantai = bk . ht x Wcr
= 1.36 ∙ 0.20 ∙ 2500
= 680 kg/m'

b. Beban diafragma (PD) = bd . hd . (bk - bw) . Wcr


= 0,3 . 0,5 . (1,36 - 0,7) . 2500
= 248 kg

c. Berat trotoar (kantilever)


Dari perhitungan trotoar sebelumnya diperoleh total beban pelat dan beton cor:
qk = 1843.750 kg/m'

d. Berat tiang sandaran


Dari perencanaan awal tiang sandaran, diperoleh P T = 92.287 kg

e. Berat pipa sandaran (qp)


Dari perencanaan awal pipa sandaran, diperoleh q DL = 3.677 kg/m'

f. Berat sendiri lapisan aspal (overlay)


qa = ta . bk . Wa
= 0.10 x 1.36 x 2200
= 299 kg/m'
g. Berat air hujan
qhj = th . bk . Ww
= 0.05 x 1.36 x 1000
= 68 kg/m'

h. Total beban merata (qDL)


= 1/2 . qlk + qk + qp + 1/2 . qa + 1/2 . qhj + qMS
= 340 + 680 + 1843.750 + 3.677 + 150 + 34 + 1750
= 4801.027 kg/m'
3) Beban Hidup
Beban Lajur "D"

Beban lajur "D" terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang digabung dengan beban garis
(BGT). Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q
tergantung pada panjang total yang dibebani L yaitu seperti berikut :
L ≤ 30 m : q = 9 kPa
L > 30 m : q = 9,0 (0,5 +15/L) kPa
Besarnya nilai beban garis (BGT) dengan intentitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitadalah 49 kN/m.
FBD = 40% untuk L ≤ 50 m
a. Beban merata, BTR
q = 9 kN/m²
qTD = q . BM
= 9 x 100%
= 9.000 kN/m²
= 900 kg/m²
= 900 x bk
= 900 x 1.36
= 1224 kg/m'

b. Beban garis, BGT


p = 49 kN/m
= 49 x 100%
= 49 kN
PTD = p . (1 + FBD)
= 49 x 140%
= 68.60 kN
= 6860 kg
= 6860 x bk
= 6860 x 1.36
= 9330 kg

c. Beban hidup di trotoar = qtrotoar . Lebar Trotoar


= 5 x 1.29
= 6.450 kN
= 645 kg/m'

Total beban merata (qLL) = 612 + 645


= 1257 kg/m'
2.1 PERHITUNGAN GAYA DALAM
Untuk gelagar tepi :
1) Berat sendiri (MS)
Momen Lapangan
ML-MS = 1/8 . qMS . l2
= 1/8 . 1750 . 202
= 87500 kg.m
VMS = 1/2 . qMS . l
= 1/2 . 1750 . 20
= 10000 kg.m

2) Beban mati tambahan (MA)


ML-MA = 1/8 . qMA . l2 + 3/5 . PD . l + 5/4 . PT . l
= 1/8 . 4801,027 . 202 + 3/5 . 248 . 20 + 5/4 . 92,287 . 20
= 245334.525 kg.m
VMS = 1/2 . qMA . L + 3 . PD + 5,5 . PT
= 1/2 . 4801.027 . 20 + 3 . 248 + 5,5 . 92,287
= 11251.579 kg

3) Beban Lajur "D"


ML-D = 1/8 . qD . l2 + 1/4 Pl
= 1/8 . 1257 . 202 +1/4 . 1/2 . 9330 . 20
= 86175 kg.m
VD = 1/2 . qD . L + 1/2 . P
= 1/2 . 1257 . 20 + 1/2 . 1/2 . 9330
= 14902.500 kg

2.3 REKAPITULASI GAYA DALAM


Momen pada Gelagar tepi:

Uraian Faktor Beban Layan Momen Ultimate Sat


Beban M-lap MU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 87500 113750 kg.m
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 245334.525 490669.050 kg.m
3. Beban Jalur (D) 1.8 86175 155115 kg.m
Jumlah 419009.525 759534.050 kg.m

Uraian Faktor Beban Layan Momen Ultimate Sat


Beban
Uraian Faktor Sat
Beban V-lap VU-lap
1. Berat sendiri (MS) 1.3 10000.000 13000.000 kg
2. Beban mati tambahan (MA) 2.0 11251.579 22503.157 kg
3. Beban Jalur (D) 1.8 14902.500 26824.500 kg
Jumlah 36154.079 62327.657 kg

b) Perhitungan penulangan
1) Penulangan balok tepi
Mu = 759534.050 kg.m = 7595340500 N.mm

bef

hef = 300 mm

h = 900 mm

bw = 500 mm

●Lebar efektif balok (bef)


bef = ¼ ∙ L = ¼ ∙ 20000 = 5000 mm
bef = bw + 16 ∙ hf = 600 + 16 ∙ 200 = 3800 mm
bef = jarak as ke as gelagar = 1360 mm
Maka digunakan nilai bef yang terkecil yaitu 1360 mm

●Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)


Direncanakan:
Tul. Pokok ø = 32 mm
Tul. Sengkang ø = 10 mm
Selimut beton (ds = 40 mm
Jarak tiap lapisan tulangan (Su) ≤ 40 mm, 3 lapis.
d = h - ds + ø sengkang + ½∙ø tul. pokok
= 1200 - 40 + 10 + ½ ∙ 32
= 1134 mm

●Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 1134 - ½ ∙ 200
= 4781216000 N.mm

MR > MU
4781216000 N.mm > 7595340500 N.mm Tidak..!!!
Maka balok dianggap tidak berperilaku balok T persegi

●Koefisien tahanan (k)


Mu 7595340500
k = =
ø ∙ b ∙ d2 0.80 ∙ 700 ∙ 1134 2
= 10.547

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25

●Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
fy 350

0.85 ∙ fc' ∙ β 600


ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.4706 · 10.547
= 1 - 1 -
16.4706 350
= 0.05552

ρmin < ρperlu < ρmax, maka digunakan ρperlu = 0.02445

●Luas tulangan perlu


Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.02445 · 700 · 1134
= 19404.829 mm2

●Luas tulangan rencana


Asø32 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 32 2
= 804.248 mm 2

●Jumlah tulangan (n)


Asperlu 19404.829
n = = = 24.128 ≈ 25 batang
Asø32 804.248

●Luas tulangan pakai : Asø32 · n = 804.248 · 25


= 20106.193 mm2
Kontrol : = 41.6
Asperlu < Aspakai
19404.829 mm 2
< 20106.193 mm2 Aman...!!!

b -2ds
● Jarak antar tulangan terpakai Sb =
n
620
=
10
= 62 (2 tulangan tersusun)

●Cek rasio penulangan

ρact Aspakai
= > ρmin
bw ∙ d
20106.193
= > 0.00400
600 ∙ 1134
= 0.02955 > 0.00400 Aman...!!!

Penulangan geser (sengkang) :

● Vu = 62327.657 kg = 623.277 kN

1
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 25 · 600 · 1134
6
= 567000 N
= 567 kN

● ØVc = 0.6 · 567 = 340.200 kN


Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser

Vu
● Vs = - Vc
Ø
623.277
= - 567.000
0.6
= 471.79428 kN
= 471794.283 N

1 1
● fc' · b · d = 25 · 600 · 1134
3 3
= 1134000.000 N
= 1134.000 kN

1
Vs > fc' · b · d
Vs > fc' · b · d
3
471.79428 kN < 1134.000 kN
1
Smax = d
2
1
= 1134
2
= 567 mm

●Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 12 (daerah lapangan)


Av·fy·d ¼ π 12 2 350 · 1134
S = =
Vs 471794.283
= 190.288 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S = 160 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 160 mm

●Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)


Av·3·fy ¼ π 12
2 3 · 350
S = =
b 600.000
= 395.841 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S = 250 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 250 mm

Penulangan torsi :

Diketahui :
daktual > 0.6 m
1.134 m > 0.6 m Sehingga dibutuhkan tulangan torsi

Tulangan ini didistribusikan merata ke kedua sisi samping penampang dalam rentang jarak :
d 1134
= = 567 mm dari tulangan torsi terdek
### 2
Cek spasi tulangan tidak boleh melebihi nilai terkecil dari = 189 mm
atau 300 mm.
Tulangan yang digunakan yaitu tulangan ø 12 untuk setiap sisi, sehingga
spasi tulangan torsi menjadi :
As ∙ fy
S =
0.85 ∙ fc ∙ bw
19404.829 ∙ 350
=
0.85 ∙ 25 ∙ 600
= 532.682 mm ≈ 420 mm

bef = 1500 mm

6 Ø 32 hef = 300 mm
bef = 1500 mm

6 Ø 32 hef = 300 mm
4 Ø 10 -250 mm Ø 10 -100 mm h = 900 mm
12 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tepi Daerah Tumpuan

bef = 1500 mm

6 Ø 32 hef = 300 mm
4 Ø 10 -250 mm Ø 10 - 250 mm h = 900 mm
12 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tepi Daerah Lapangan

2) Penulangan balok tengah


Mu= #REF! kg.m = #REF! N.mm

bef

hef = 300 mm
bef

hef = 300 mm

h = 900 mm

●Lebar efektif
bwbalok
= 500(b
mmef)

bef = ¼ ∙ L = ¼ ∙ 20000 = 5000 mm


bef = bw + 16 ∙ hf = 600 + 16 ∙ 200 = 3800 mm
bef = jarak as ke as gelagar = 1360 mm
Maka digunakan nilai bef yang terkecil yaitu
1360 mm

●Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)


Direncanakan:
Tul. Pokok ø = 32 mm
Tul. Sengkang ø = 10 mm
Selimut beton (ds = 40 mm
Jarak tiap lapisan tulangan ( ≤ 40 mm, 3 lapis.
d = h - ds + ø sengkang + ø tul. pokok + Su + ½∙ø tul. pokok
= 1200 - 40 + 10 + 32 + 40 + ½ ∙ 32
= 1062 mm

●Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 1062 - ½ ∙ 200
= 4448288000.000 N.mm

MR > MU
4448288000.000 N.mm > #REF! N.mm #REF!
Maka balok dianggap berperilaku balok T persegi dan lebar efektif
1360bef mm
=

●Koefisien tahanan (k)


Mu #REF!
k = =
ø ∙ bef ∙ d2 0.80 ∙ 1360 ∙ 1062 2
= #REF!

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25
●Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
fy 350
0.85 ∙ fc' ∙ β 600
ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.47059 · #REF!
= 1 - 1 -
16.47059 350
= #REF!
ρmin < ρperlu < ρmax, maka digunakan ρperlu = #REF!

●Luas tulangan perlu


Asperlu = ρperlu · bef · d
= #REF! · 1360 · 1062
= #REF! mm2

●Luas tulangan rencana


Asø32 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 32 2
= 804.248 mm 2

●Jumlah tulangan (n)


Asperlu #REF!
n = = = #REF! ≈ 15 batang
Asø32 804.248

●Luas tulangan pakai : Asø32 · n = 804.248 · 15


= 12063.716 mm2
Kontrol :
Asperlu < Aspakai
#REF! mm 2
< 12063.716 mm2 #REF!

●Cek rasio penulangan

ρact Aspakai
= > ρmin
bw ∙ d
12063.716
= > 0.00400
600 ∙ 1062
= 0.01893 > 0.00400 Aman...!!!

Penulangan geser (sengkang) :

● Vu = #REF! kg = #REF! kN

1
● Vc = fc' · b · d
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 0 · 0 · 0
6
= 0.000 N
= 0.000 kN

● ØVc = 0.6 · 0.000 = 0.000 kN


Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser

Vu
● Vs = - Vc
Ø
#REF!
= - 0.000
0.6
= #REF! kN
= #REF! N

1 1
● fc' · b · d = 0 · 0 · 0
3 3
= 0.000 N
= 0.000 kN

1
Vs > fc' · b · d
3
#REF! kN < 0.000 kN
1
Smax = d
2
1
= 0
2
= 0 mm

●Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)


Av·fy·d ¼ π 10 2 350 · 0
S = =
Vs #REF!
= #REF! mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S = 50 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 50 mm

●Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah lapangan)


Av·3·fy ¼ π 10 2 3 · 350
S = =
b 0.000
= #DIV/0! mm
Sperlu < Smax, maka digunakan S = 200 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 200 mm

bef = 1500 mm

5 Ø 32 hef = 300 mm

Ø 10 - 50 mm h = 900 mm
15 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tengah Daerah Tumpuan

bef = 1500 mm

5 Ø 32 hef = 300 mm

Ø 10 - 200 mm h = 900 mm
15 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tengah Daerah Lapangan

B. Perencanaan Diafragma

1) Umum
Mutu beton (fc') = 25 MPa
Mutu baja tulangan (fy) = 350 MPa
Elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Lebar balok diafragma = 0.30 m
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Bentang bersih balok = 4 - 0.60 = 3.40 m
Spasi balok = 40 mm
Berat volume beton bertulang = 2500 kg/m3
ø Sengkang = 8 mm
ø tul. Longitudinal balok utama = 16 mm

2) Pembebanan
d = h - ds - ø Sengkang - ½ ∙ ø tul. Pokok
= 500 - 40 - 8 - ½ ∙ 16
= 444
Dalam mm momen dan gaya geser rencana pada gelagar utama,
ketentuan
kekuatan balok diafragma tidak diperhitungkan menerima pembebanan,
sehingga praktis beban yang bekerja :
qDL = 0.30 ∙ 0.50 ∙ 2500 = 375 kg/m
qLL = 100 kg/m (akibat beban pelaksanaan)

Momen rencana balok terjepit pada kedua sisinya :


Mu= 1.2 ∙ 1/12 ∙ 375 ∙ 3.40 2 + 1.6 ∙ 100
= 593.500 kg.m
= 5935000 N.mm

3) Penulangan lentur
● Koefisien tahanan (k)
Mu 5935000.000
k = =
ø ∙ bef ∙ d2 0.80 ∙ 300 ∙ 444 2
= 0.12544

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25
● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
fy 350
0.85 ∙ fc' ∙ β 600
ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.47059 · 0.12544
= 1 - 1 -
16.47059 350
= 0.00036
ρmin > ρperlu < ρmax, maka digunakan ρmin = 0.00400
● Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin · b · d
= 0.00400 · 300 · 444
= 532.800 mm 2

● Luas tulangan rencana


Asø16 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 16 2
= 201.062 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 532.800
n = = = 2.650 ≈ 4 batang
Asø32 201.062
maka digunakan tulangan 4ø16

4) Penulangan geser (sengkang)


Vu = ½ ∙ qult ∙ l qult = 1.2 qDL + 1.6 qLL
= ½ ∙ 610 ∙ 3.40 = 1.2 375 + 1.6 100
= 1037.000 kg = 610.00 kg/m
= 10.370 N

1
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 0 · 300 · 444
6
= 0.000 N
= 0.000 kN

● ØVc = 0.6 · 0.000 maka=tidak 0.000 kN tulangan geser,


dibutuhkan
Vu < ØVc tetapi tetap digunakan tulangan geser
minimum.

● S = 0.5 · d
= 0.5 · 444
= 222 mm ≈ 200 mm
Jadi, digunakan ø8-200

2 Ø 16
Ø 8 - 200 mm
500 mm

4 Ø 16

300 mm
Ø 8 - 200 mm
500 mm

4 Ø 16

300 mm

Penulangan Diafragma
Perencanaan Jembatan Balok T

I. BANGUNAN ATAS JEMBATAN

A. TROTOAR DAN SANDARAN

1. DATA
Sandaran (Railing) Lihat Daftar Pipa
Pipa GIP (Medium) 3 bh
Jenis Medium, D = 2 Inchi
Diameter Luar, D0 = 57 mm
Tebal Pipa, t = 2.75 mm
Diameter Dalam, DI = 51.5 mm
Berat Pipa, Gp = 3.677 kg/m

Tiang Sandaran (Beton Bertulang)


Jarak Tiang Sandaran =
Ukuran Tiang Sandaran, (m)
0.200 0.150 0.650 bgn atas
0.250 0.150 0.550 bgn bawah

Trotoar / Pelat Kantilever (Beton Bertulang)


Lebar kantilever, B0 = 1.690 m
Lebar beton cor, bc = 1.590 m
Lebar trotoar, bt = 1.290 m
Tinggi trotoar/kerb : = 0.250 m

Tebal Pelat, H ≥ 1/8Bo = 0.21125 m Beban mati : Berat sendiri konstruksi


Diambil ht = 0.22 m
Beban Hidup (RSNI-2005 & SNI 1725-2016)
Catatan : Gaya Horizontal, H1 = 0.750 kN/m
Perhitungan pelat kantilever Gaya Horizontal, H2 = 17 kN/m
diambil selebar (pias) = 1.000 m Beban Vertikal, q = 5 kPa

2. PIPA SANDARAN Lihat data dan gambar

Beban mati qD = 0.037 kN/m


Beban hidup qL = 0.750 kN/m
Momen Lentur M=1/8ql2 M = 0.393 kN.m
Momen tahanan pipa
W = 6062 mm3
2.000 m
M
σ=
Tegangan yang terjadi W σytj = 64.9 MPa
Tegangan ijin baja Bj.P-34 (Daftar tegangan baja) σijin = 140 MPa
σytj < σijin --> safe

Michael Gelong / F 111 16 910 II.Bangunan Atas Jembatan (2) | Page(117)


Perencanaan Jembatan Balok T

3. TIANG SANDARAN Lihat data dan Gambar

Akibat beban mati : Terhadap titik S1


X Y Z B.Isi Gaya Lengan Momen
Uraian
m m m kN/m3 kN m kN.m Ket.
Tiang-1 0.200 0.150 0.650 25.000 0.488 0.225 0.110 segi pjg
Tiang-2 0.200 0.150 0.550 25.000 0.206 0.192 0.040 segitiga
Tiang-3 0.250 0.150 0.550 25.000 0.258 0.042 0.011 segitiga
Lobang Volume 3 buah Lubang -25.000 -0.029 0.225 -0.006 silinder
GIP 2" Jumlah pipa x panjang x berat per mete 0.221 0.225 0.050 silinder
ND = 1.144 MD = 0.203

Akibat Beban Hidup :


Uraian Beban Panjang Gaya Lengan Momen
Ket.
kN/m m kN m kN.m
Beban Horizontal, H1 0.750 2.000 1.500 1.150 1.725 Beban
NL= 1.500 ML = 1.725

Beban Layan atau Ultimate/Terfaktor :


Beban Beban Beban Faktor Faktor Beban
Jenis Beban Ket.
Mati Hidup Layan b.mati b.hidup Terfaktor
Gaya Normal, N 1.144 0.000 1.144 1.3 2.0 1.487 kN
Momen Lentur, M 0.203 1.725 1.928 1.3 2.0 3.714 kN.m
Gaya Geser, V 0.000 1.500 1.500 1.3 2.0 3.000 kN

Tulangan Geser :
Gaya terfaktor Vu = 3.000 kN
Tinggi tampang h = 200 mm
Lebar tampang b = 150 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tinggi tampang efektif d = 157 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6
Kekuatan geser nominal beton : Vc = 19.625 kN

Karena : Vu < 1/2øVc = 5.888


Tidak dibutuhkan tulangan geser, tetapi tetap
digunakan sengkang praktis
Kebutuhan Luas Sengkang :

Sengkang vertikal, digunakan : Diameter D = 6 mm


Jarak s = 197.920 mm
Tulanagan sengkang terpakai (syarat : s ≤ d) D 6 - 157 sada = 157 mm

Michael Gelong / F 111 16 910 II.Bangunan Atas Jembatan (2) | Page(118)


Perencanaan Jembatan Balok T

Tulangan Lentur :
Momen terfaktor Mu = 3.714 kN.m
Tinggi tampang Rerata : 200 250 h = 225 mm
Lebar tampang b = 150 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tinggi tampang efektif d = 175 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan Rn = 1.011 Mpa

Rasio mutu bahan m = 16.471

Rasio tulangan tarik p = 0.0030

Rasio tulangan tarik (min) pmin = 0.0040

Rasio tulangan tarik (maks) pmax = 0.0244

Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0030


Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 77.691 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 8.0 mm
Jumlah n = 1.55 bh
Tulangan tarik terpakai : 2 D 8 As-ada = 101 mm2

4. TROTOAR (KANTILEVER) Lihat data dan Gambar

Akibat beban mati : Terhadap titik S2


X Y Z B.Isi Gaya Lengan Momen
Uraian
m m m kN/m3 kN m kN.m Ket.
Tiang-1 0.200 0.150 0.650 25.000 0.488 1.790 0.873 segi pjg
Tiang-2 0.200 0.150 0.550 25.000 0.413 1.757 0.725 segitiga
Tiang-3 0.250 0.150 0.550 25.000 0.516 1.607 0.828 segitiga
Lobang Volume 3 buah Lubang -25.000 -0.029 1.790 -0.051 silinder
GIP 3" Jumlah pipa x panjang x berat per mete 0.221 1.790 0.395 silinder
B. Cor 1.590 1.000 0.250 23.000 9.143 0.895 8.183 segi pjg
Pelat 1.690 1.000 0.220 25.000 9.295 0.845 7.854 segi pjg
VD = 20.045 MD = 18.806

Akibat Beban Hidup : Terhadap titik S2


Uraian Beban Panjang Gaya, NL Gaya, VL Lengan Momen
Ket.
kN/m m & m2 kN kN m kN.m

Michael Gelong / F 111 16 910 II.Bangunan Atas Jembatan (2) | Page(119)


Perencanaan Jembatan Balok T

H1 (kN/m) 0.750 2.000 1.500 0.000 1.210 1.815 Beban


H2 (kN/m) 17.000 1.000 17.000 0.000 0.360 6.12 Beban
q (kN/m2) 5.000 1.290 0.000 6.450 0.895 5.773 Beban
NL & VL = 18.500 6.450 ML= 13.708

Beban Layan atau Ultimate/Terfaktor : Terhadap titik S2


Beban Beban Beban Faktor Faktor Beban
Jenis Beban Ket.
Mati Hidup Layan b.mati b.hidup Terfaktor
Gaya Normal, N 0.000 18.500 18.500 1.3 2.0 37.000 kN
Momen Lentur, M 18.806 13.708 32.514 1.3 2.0 51.863 kN.m
Gaya Geser, V 20.045 6.450 26.495 1.3 2.0 38.959 kN

Tulangan Lentur :
Momen terfaktor Mu = 51.863 kN.m
Tinggi tampang h = 220 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tinggi tampang efektif d = 173.5 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.8
Koefisien Tahanan Rn = 2.154 Mpa

Rasio mutu bahan m = 16.471

Rasio tulangan tarik p = 0.0065

Rasio tulangan tarik (min) pmin = 0.0040

Rasio tulangan tarik (maks) pmax = 0.0244

Rasio tulangan tarik (terpakai) pact = 0.0040


Luas tulangan tarik , As=p.b.d As = 694.000 mm2
Tulangan tarik (pokok), digunakan : Diameter D = 13.0 mm
Jumlah n = 5.229 bh
= 6 bh
Jarak Maksimum s = 191.26 mm
Tulangan tarik terpakai : D 13 - 130 As-ada = 694 mm2

Tulangan Susut :
Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok
As-s = 50% As = 347
D = 10
n = 4.418
s = 167
S ada = 100

Michael Gelong / F 111 16 910 II.Bangunan Atas Jembatan (2) | Page(120)


Perencanaan Jembatan Balok T

Tulangan Geser :
Gaya terfaktor Vu = 38.959 kN
Tinggi tampang h = 220 mm
Lebar tampang b = 1000 mm
Selimut beton bs = 40 mm
Kuat leleh baja tulangan fy = 350 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tinggi tampang efektif d = 174 mm
Reduksi kekuatan lentur, (Ketentuan SNI) φ = 0.6
Kekuatan geser nominal beton : Vc = 144583.333 N
= 144.583 Kn
Karena : Vu < 1/2øVc = 43375.000
Tidak dibutuhkan tulangan geser, (Aman)

4D13

Michael Gelong / F 111 16 910 II.Bangunan Atas Jembatan (2) | Page(121)


TABEL MOMEN PRIMER BEBAN HIDUP
275

175

Diketahui: 10
30
10
30

a1 = 0.13 m 30 30

120 1510 1015 120

b = 1m 55 55

a2 = 0.64 m
a3 = 0.36 m 100

L1 = 1.7 m
L2 = 1.26 m 120 kg 40
175 36 36 175
120 kg

P = 120 kg 800 kg/m 46800 kg/m 4680 0 kg/m 46800 kg/m 4680 0 kg/m 800 kg/m

q1 = 800 kg/m
q2 = 0 kg/m
α=a2/l2=
13 100 13 62 100 54 100 62 13 100 13
0.50794 630

Joint A B C D E F G H
Batang AB BA BC CB CD DC DE ED EF DC DE ED EF AB
Kekakuan 0.000 0.000 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 0.000 0.000
Faktor Distribusi 0.000 0.000 1.000 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 1.000 0.000 0.000
Mo 0.000 -1360.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1360.000 0.000
1
BALL 0.000 1360.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -1360.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 680.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -680.000 0.000 0.000 0.000
2
BALL 0.000 0.000 -340.000 -340.000 0.000 0.000 0.000 0.000 340.000 340.000 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 -170.000 0.000 0.000 -170.000 0.000 0.000 170.000 0.000 0.000 170.000 0.000 0.000
3
BALL 0.000 170.000 0.000 0.000 85.000 85.000 -85.000 -85.000 0.000 0.000 -170.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 85.000 42.500 0.000 -42.500 42.500 0.000 -42.500 -85.000 0.000 0.000 0.000
4
BALL 0.000 0.000 -63.750 -63.750 21.250 21.250 -21.250 -21.250 63.750 63.750 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 -31.875 0.000 10.625 -31.875 -10.625 10.625 31.875 -10.625 0.000 31.875 0.000 0.000
5
BALL 0.000 31.875 -5.313 -5.313 21.250 21.250 -21.250 -21.250 5.313 5.313 -31.875 0.000
CO 0.000 0.000 -2.656 15.938 10.625 -2.656 -10.625 10.625 2.656 -10.625 -15.938 2.656 0.000 0.000
6
BALL 0.000 2.656 -13.281 -13.281 6.641 6.641 -6.641 -6.641 13.281 13.281 -2.656 0.000
CO 0.000 0.000 -6.641 1.328 3.320 -6.641 -3.320 3.320 6.641 -3.320 -1.328 6.641 0.000 0.000
7
BALL 0.000 6.641 -2.324 -2.324 4.980 4.980 -4.980 -4.980 2.324 2.324 -6.641 0.000
CO 0.000 0.000 -1.162 3.320 2.490 -1.162 -2.490 2.490 1.162 -2.490 -3.320 1.162 0.000 0.000
8
BALL 0.000 1.162 -2.905 -2.905 1.826 1.826 -1.826 -1.826 2.905 2.905 -1.162 0.000
CO 0.000 0.000 -1.453 0.581 0.913 -1.453 -0.913 0.913 1.453 -0.913 -0.581 1.453 0.000 0.000
9
BALL 0.000 1.453 -0.747 -0.747 1.183 1.183 -1.183 -1.183 0.747 0.747 -1.453 0.000
CO 0.000 0.000 -0.374 0.726 0.591 -0.374 -0.591 0.591 0.374 -0.591 -0.726 0.374 0.000 0.000
10
BALL 0.000 0.374 -0.659 -0.659 0.482 0.482 -0.482 -0.482 0.659 0.659 -0.374 0.000
CO 0.000 0.000 -0.329 0.187 0.241 -0.329 -0.241 0.241 0.329 -0.241 -0.187 0.329 0.000 0.000
11
BALL 0.000 0.329 -0.214 -0.214 0.285 0.285 -0.285 -0.285 0.214 0.214 -0.329 0.000
CO 0.000 0.000 -0.107 0.165 0.143 -0.107 -0.143 0.143 0.107 -0.143 -0.165 0.107 0.000 0.000
12
BALL 0.000 0.107 -0.154 -0.154 0.125 0.125 -0.125 -0.125 0.154 0.154 -0.107 0.000
CO 0.000 0.000 -0.077 0.054 0.062 -0.077 -0.062 0.062 0.077 -0.062 -0.054 0.077 0.000 0.000
13
BALL 0.000 0.077 -0.058 -0.058 0.070 0.070 -0.070 -0.070 0.058 0.058 -0.077 0.000
CO 0.000 0.000 -0.029 0.038 0.035 -0.029 -0.035 0.035 0.029 -0.035 -0.038 0.029 0.000 0.000
14
BALL 0.000 0.029 -0.037 -0.037 0.032 0.032 -0.032 -0.032 0.037 0.037 -0.029 0.000
CO 0.000 0.000 -0.018 0.014 0.016 -0.018 -0.016 0.016 0.018 -0.016 -0.014 0.018 0.000 0.000
15
BALL 0.000 0.018 -0.015 -0.015 0.017 0.017 -0.017 -0.017 0.015 0.015 -0.018 0.000
CO 0.000 0.000 -0.008 0.009 0.009 -0.008 -0.009 0.009 0.008 -0.009 -0.009 0.008 0.000 0.000
16
BALL 0.000 0.008 -0.009 -0.009 0.008 0.008 -0.008 -0.008 0.009 0.009 -0.008 0.000
CO 0.000 0.000 -0.004 0.004 0.004 -0.004 -0.004 0.004 0.004 -0.004 -0.004 0.004 0.000 0.000
17
BALL 0.000 0.004 -0.004 -0.004 0.004 0.004 -0.004 -0.004 0.004 0.004 -0.004 0.000
CO 0.000 0.000 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.000 0.000
18
BALL 0.000 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 0.000
CO 0.000 0.000 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.000 0.000
19
BALL 0.000 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 0.000
CO 0.000 0.000 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.000 0.000
20
BALL 0.000 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
21
BALL 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
22
BALL 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Total Momen 0.000 -1360.000 1360.000 357.895 -357.895 -71.579 71.579 -71.579 71.579 357.895 -357.895 -1360.000 1360.000 0.000
Kebalikan Momen 0.000 1360.000 -1360.000 -357.895 357.895 71.579 -71.579 71.579 -71.579 -357.895 357.895 1360.000 -1360.000 0.000
Kontrol 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Segmen 1 Segmen 2 Seg3 Seg 4 Seg5 Segmen 6 Segmen 7

Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7


Vb1 = 1480 kg/m Vb2 = 1363.41 kg/m Vc2 = -340.85 kg/m Vd2 = 0 kg/m Ve2 = 340.852 kg/m Vf2 = -1363.4 kg/m Vg1 = 1480 kg/m
Vc1 = -1363.4 kg/m Vd1 = 340.852 kg/m Ve1 = 0 kg/m Vf1 = -340.85 kg/m Vg1 = 1363.41 kg/m
Vb = 2843.41 kg/m Vc = -1704.3 kg/m Vd = 340.852 kg/m Ve = 340.852 kg/m Vf = -1704.3 kg/m Vg = 2843.41 kg/m
Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Tumpuan dilihat dari pembebanannya berada pada titik C =`MCB= -357.895 kg.m
Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Lapangan dilihat dari pembebanannya berada pada Segmen B-C = -659.20802 kg.m (Vb2.x+1/2q2.(x-0,13)^2+MBC)
Menurut pengalaman Enginneer Gaya Lintang Maksimal dilihat dari pembebanannya berada pada titik B segmen 2 =`Vc1= -1363.409 kg
tinjaun gaya lintang =0
x=(Vb2+0,13.q2)/q2
#DIV/0! m

Kontrol Zigma V=0


2960 - 2960
0 kg

Diagram momen

Diagram momen

Diagram Lintang

Diagram Lintang
TABEL MOMEN PRIMER BEBAN HIDUP 2
275
175

Diketahui:
10 10
a1 = 0.13 m 30 30

b = 1m 30

120 1510 1015 120


30

a2 = 0.64 m 55 55

a3 = 0.36 m
L1 = 1.7 m 100

L2 = 1.26 m
P = 0 kg 120 kg 40 120 kg
175 36
q1 = 800 kg/m 800 kg/m 46800 kg/m 46800 kg/m 800 kg/m

q2 = 0 kg/m
α2=a2/l2= 0.50794
α3=a3/l2= 0.28571 13 100 13 62 100 54 100 62 13 100 13

630

Joint A B C D E F G H
Batang AB BA BC CB CD DC DE ED EF DC DE ED EF AB
Kekakuan 0.000 0.000 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 0.000 0.000
Faktor Distribusi 0.000 0.000 1.000 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 1.000 0.000 0.000
Mo 0.000 -1156.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1156.000 0.000
1
BALL 0.000 1156.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -1156.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 578.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -578.000 0.000 0.000 0.000
2
BALL 0.000 0.000 -289.000 -289.000 0.000 0.000 0.000 0.000 289.000 289.000 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 -144.500 0.000 0.000 -144.500 0.000 0.000 144.500 0.000 0.000 144.500 0.000 0.000
3
BALL 0.000 144.500 0.000 0.000 72.250 72.250 -72.250 -72.250 0.000 0.000 -144.500 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 72.250 36.125 0.000 -36.125 36.125 0.000 -36.125 -72.250 0.000 0.000 0.000
4
BALL 0.000 0.000 -54.188 -54.188 18.063 18.063 -18.063 -18.063 54.188 54.188 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 -27.094 0.000 9.031 -27.094 -9.031 9.031 27.094 -9.031 0.000 27.094 0.000 0.000
5
BALL 0.000 27.094 -4.516 -4.516 18.063 18.063 -18.063 -18.063 4.516 4.516 -27.094 0.000
CO 0.000 0.000 -2.258 13.547 9.031 -2.258 -9.031 9.031 2.258 -9.031 -13.547 2.258 0.000 0.000
6
BALL 0.000 2.258 -11.289 -11.289 5.645 5.645 -5.645 -5.645 11.289 11.289 -2.258 0.000
CO 0.000 0.000 -5.645 1.129 2.822 -5.645 -2.822 2.822 5.645 -2.822 -1.129 5.645 0.000 0.000
7
BALL 0.000 5.645 -1.976 -1.976 4.233 4.233 -4.233 -4.233 1.976 1.976 -5.645 0.000
CO 0.000 0.000 -0.988 2.822 2.117 -0.988 -2.117 2.117 0.988 -2.117 -2.822 0.988 0.000 0.000
8
BALL 0.000 0.988 -2.469 -2.469 1.552 1.552 -1.552 -1.552 2.469 2.469 -0.988 0.000
CO 0.000 0.000 -1.235 0.494 0.776 -1.235 -0.776 0.776 1.235 -0.776 -0.494 1.235 0.000 0.000
9
BALL 0.000 1.235 -0.635 -0.635 1.005 1.005 -1.005 -1.005 0.635 0.635 -1.235 0.000
CO 0.000 0.000 -0.318 0.617 0.503 -0.318 -0.503 0.503 0.318 -0.503 -0.617 0.318 0.000 0.000
10
BALL 0.000 0.318 -0.560 -0.560 0.410 0.410 -0.410 -0.410 0.560 0.560 -0.318 0.000
CO 0.000 0.000 -0.280 0.159 0.205 -0.280 -0.205 0.205 0.280 -0.205 -0.159 0.280 0.000 0.000
11
BALL 0.000 0.280 -0.182 -0.182 0.243 0.243 -0.243 -0.243 0.182 0.182 -0.280 0.000
CO 0.000 0.000 -0.091 0.140 0.121 -0.091 -0.121 0.121 0.091 -0.121 -0.140 0.091 0.000 0.000
12
BALL 0.000 0.091 -0.131 -0.131 0.106 0.106 -0.106 -0.106 0.131 0.131 -0.091 0.000
CO 0.000 0.000 -0.065 0.045 0.053 -0.065 -0.053 0.053 0.065 -0.053 -0.045 0.065 0.000 0.000
13
BALL 0.000 0.065 -0.049 -0.049 0.059 0.059 -0.059 -0.059 0.049 0.049 -0.065 0.000
CO 0.000 0.000 -0.025 0.033 0.030 -0.025 -0.030 0.030 0.025 -0.030 -0.033 0.025 0.000 0.000
14
BALL 0.000 0.025 -0.031 -0.031 0.027 0.027 -0.027 -0.027 0.031 0.031 -0.025 0.000
CO 0.000 0.000 -0.016 0.012 0.014 -0.016 -0.014 0.014 0.016 -0.014 -0.012 0.016 0.000 0.000
15
BALL 0.000 0.016 -0.013 -0.013 0.015 0.015 -0.015 -0.015 0.013 0.013 -0.016 0.000
CO 0.000 0.000 -0.006 0.008 0.007 -0.006 -0.007 0.007 0.006 -0.007 -0.008 0.006 0.000 0.000
16
BALL 0.000 0.006 -0.008 -0.008 0.007 0.007 -0.007 -0.007 0.008 0.008 -0.006 0.000
CO 0.000 0.000 -0.004 0.003 0.003 -0.004 -0.003 0.003 0.004 -0.003 -0.003 0.004 0.000 0.000
17
BALL 0.000 0.004 -0.003 -0.003 0.004 0.004 -0.004 -0.004 0.003 0.003 -0.004 0.000
CO 0.000 0.000 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.000 0.000
18
BALL 0.000 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 -0.002 0.002 0.002 -0.002 0.000
CO 0.000 0.000 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.000 0.000
19
BALL 0.000 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 -0.001 0.001 0.001 -0.001 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
20
BALL 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
21
BALL 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
22
BALL 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Total Momen 0.000 -1156.000 1156.000 304.211 -304.211 -60.842 60.842 -60.842 60.842 304.211 -304.211 -1156.000 1156.000 0.000
Kebalikan Momen 0.000 1156.000 -1156.000 -304.211 304.211 60.842 -60.842 60.842 -60.842 -304.211 304.211 1156.000 -1156.000 0.000
Kontrol 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Segmen 1 Segmen 2 Seg3 Seg4 Segmen 7

Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7


Vb1 = 1360 kg/m Vb2 = 1158.9 kg/m Vc2 = -289.72 kg/m Vd2 = 0 kg/m Ve2 = 289.724 kg/m Vf2 = -1158.9 kg/m Vg1 = 1360 kg/m
Vc1 = -1158.9 kg/m Vd1 = 289.724 kg/m Ve1 = 0 kg/m Vf1 = -289.72 kg/m Vg1 = 1158.9 kg/m
Vb = 2518.9 kg/m Vc = -1448.6 kg/m Vd = 289.724 kg/m Ve = 289.724 kg/m Vf = -1448.6 kg/m Vg = 2518.9 kg/m

Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Tumpuan dilihat dari pembebanannya berada pada titik C =`MCB= -304.211 kg.m
Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Lapangan dilihat dari pembebanannya berada pada Segmen B-C = -560.326817 kg.m (Vb2.x+1/2q2.(x-0,13)^2+MBC)
Menurut pengalaman Enginneer Gaya Lintang Maksimal dilihat dari pembebanannya berada pada titik B segmen 2 =`Vc1= -1158.897 kg
tinjaun gaya lintang =0
x=(Vb2+0,13.q2)/q2
#DIV/0! m

Kontrol Zigma V=0


2720 - 2720
0 kg

Diagram momen

Diagram Lintang
TABEL MOMEN PRIMER BEBAN MATI

25
20
10 10

45 45

45 45

25 25

25 25

100

40

Diketahui: 630

L1 = 1.7 221 kg
6429 kg/m
221 kg

L2 = 1.26 2577 kg/m 2577 kg/m


P = 0 kg
q1 = = kg/m A B C D E F G H
q2 = 0 kg/m

Joint A B C D E F G H
Batang AB BA BC CB CD DC DE ED EF DC DE ED EF AB
Kekakuan 0.000 0.000 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 3.175 0.000 0.000
Faktor Distribusi 0.000 0.000 1.000 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 0.500 1.000 0.000 0.000
Mo 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 #VALUE! 0.000
1
BALL #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 0.000
2
BALL 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 0.000
3
BALL #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! 0.000 #VALUE! #VALUE! 0.000 #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000 0.000
4
BALL 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
CO 0.000 0.000 #VALUE! 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 #VALUE! 0.000 0.000
5
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
6
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
7
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
8
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
9
9
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
10
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
11
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
12
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
13
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
14
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
15
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
16
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
17
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
18
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
19
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
20
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
21
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
CO 0.000 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000 0.000
22
BALL #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Total Momen 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000
Kebalikan Momen 0.000 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 0.000
Kontrol #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7

Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7


Vb1 = #VALUE! kg/m Vb2 = #VALUE! kg/m Vc2 = #VALUE! kg/m Vd2 = #VALUE! kg/m Ve2 = #VALUE! kg/m Vf2 = #VALUE! kg/m Vg1 = #VALUE! kg/m
Vc1 = #VALUE! kg/m Vd1 = #VALUE! kg/m Ve1 = #VALUE! kg/m Vf1 = #VALUE! kg/m Vg1 = #VALUE! kg/m
Vb = #VALUE! kg/m Vc = #VALUE! kg/m Vd = #VALUE! kg/m Ve = #VALUE! kg/m Vf = #VALUE! kg/m Vg = #VALUE! kg/m
Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Tumpuan dilihat dari pembebanannya berada pada titik B =`MBC= #VALUE! kg.m
Menurut pengalaman Enginneer Momen maksimal Lapangan dilihat dari pembebanannya berada pada Segmen B-C = #VALUE! kg.m (Vb.x+1/2q2.x^2+MBC)
Menurut pengalaman Enginneer Gaya Lintang Maksimal dilihat dari pembebanannya berada pada titik B segmen 2 =`Vb2= #VALUE! kg

Kontrol Zigma V=0


#VALUE! - #VALUE!
### kg

Diagram Momen

Diagram Lintang
TABEL HASIL SAP

Momen Maksimum (kg.m) Kombinasi Pembebanan


Beban Mati Beban Hidup Kondisi 1 Beban Hidup Kondisi 2 1
No. Joint
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan
1 2 3 4 5 6 1+3

1 B #VALUE! 1360 1156 #VALUE!


#VALUE! -659.20802 -560.326817
2 C #VALUE! -357.89474 -304.210527 #VALUE!

Nilai Maksimum ###


Kombinasi Pembebanan (kg.m)
1 2
Lapangan Tumpuan Lapangan
2+4 1+5 2+6

#VALUE!
#VALUE! #VALUE!
#VALUE!

### ### ###


A. Perencanaan Gelagar
Data perencanaan :
Mutu beton (fc') = 25 MPa
Mutu baja tulangan (fy) = 350 MPa
Elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Panjang bentang jembatan = 20 m
Lebar lantai kendaraan = 6.80 m
Lebar trotoar Kantilever) = 1.69 m
Lebar balok diafragma = 0.30 m ###
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Jumlah balok diafragma = 6 buah
Panjang bentang
Jarak as ke as balok diafragma =
n-1
20.00
= = 4 m
6 - 1
Lebar balok gelagar = 0.50 m
Tinggi balok gelagar = 1.00 m
Tebal pelat lantai = 0.20 m
Tebal aspal = 0.05 m
Tebal genangan air hujan = 0.05 m 5
ϒbeton = 2500 kg/m3
ϒaspal = 2200 kg/m3
ϒair = 1000 kg/m3
Jarak as ke as gelagar = 1.360 m

a) Pembebanan
1) Beban mati
Pelat lantai = 1.36 ∙ 0.20 ∙ 2500 = 680.00 kg/m'
Lapisan aspal = 1.36 ∙ 0.05 ∙ 2200 = 149.60 kg/m'
Genangan air hujan = 1.36 ∙ 0.05 ∙ 1000 = 68.00 kg/m'
Gelagar = 0.50 1.00 - 0.20 ∙ 2500 = 1000 kg/m'
1897.60 kg/m'
Beban trotoar (qDL=) 1843.75 kg/m' (Diambil dari perhitungan sebelumnya)
Beban mati untuk beban terpusat (PDL)
Beban diafragma= L.Diafragma ∙ T.Diafragma (jarak as ke as gelagar -
L.Gelagar)∙ϒbeton
= 0.30 ∙ 0.50 1.36 - 0.50 ∙ 2500
= 322.50 kg/m'
Sehingga:
● Untuk gelagar tengah
q = beban mati untuk beban merata (qDL) + beban mati untuk beban terpusat (PDL)
= 1897.60 + 322.50
= 2220.10 kg/m'
● Untuk gelagar tepi
q = ½∙beban mati untuk beban merata (qDL) + ½∙beban mati untuk
beban terpusat (PDL) + beban trotoar (qDL)
½∙beban mati untuk beban merata (qDL) + ½∙beban mati untuk
beban terpusat (PDL) + beban trotoar (qDL)
= ½ ∙ 1897.60 + ½ ∙ 322.50 + 1843.75
= 2953.80 kg/m'

qult gelagar tengah= 1.2 ∙ 2220.10 = 2664.12 kg/m'


qult gelagar tepi = 1.2 ∙ 2953.80 = 3544.56 kg/m'

Momen lentur akibat beban mati :


1 x x
MqDL → Mx = ∙ qDL ∙ L2 1 -
2 L L
qDL

4m 4m 4m 4m

X1 = 2 m

X2 = 4 m

X3 = 6 m

X4 = 8 m

X5 = 10 m

❶Untuk gelagar tepi


Momen pada potongan I, X2.00
1 = m
1 ∙ 2 2.00 2.00
M1DL = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan II, X4.00


2 = m

1 ∙ 2 4.00 4.00
M2DL = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan III, X3 =


6.00 m
1 ∙ 2 6.00 6.00
M3DL = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan IV, X4 8.00


= m
1 ∙ 2 8.00 8.00
M4DL = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan V, X5 =


10.00 m
1 ∙ 2 10.00 10.00
M5DL = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
❷Untuk gelagar tengah
Momen pada potongan I, X2.00
1 = m
1 ∙ 2 2.00 2.00
M1DL = 2664.12 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan II, X4.00


2 = m

1 ∙ 2 4.00 4.00
M2DL = 2664.12 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan III, X3 =


6.00 m
1 ∙ 2 6.00 6.00
M3DL = 2664.12 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan IV, X4 8.00


= m
1 ∙ 2 8.00 8.00
M4DL = 2664.12 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan V, X5 =


10.00 m
1 ∙ 2 10.00 10.00
M5DL = 2664.12 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m

Gaya
Karenalintang akibat
gelagar beban
di atas mati :sendi-rol (balok sederhana), maka gaya
tumpuan
lintang maksimum berada pada titik tumpuan atau dengan kata lain,
gaya lintang maksimum = RAV = RBV
❶Untuk gelagar tepi
RAV = RBV = ½ ∙ qDL ∙ L
= ½ ∙ 3544.56 ∙ 20
= 35445.60 kg
❷Untuk gelagar tengah
RAV = RBV = ½ ∙ qDL ∙ L
= ½ ∙ 2664.12 ∙ 20
= 26641.20 kg

2) Beban hidup
20 20
Faktor kejut (Fk)= 1 + = 1 +
50 + L 50 + 20
= 1.286
Beban lajur (q) → L < 30 m, BM 100%.
q = 2.20 ton/m' (untuk satu jalur selebar 3 m)
q100% = 2.20 ton/m'
q = 2200.00 ton/m'

● Untuk gelagar tepi


q
qLL = ∙ ½ ∙ Jarak as ke as gelagar
½ ∙Lebar jembatan
2200.00
= ∙ ½ ∙ 1.36
½ ∙ 6.8
= 440.000 kg/m
qult = 1.6 ∙ 440.000 = 704.00 kg/m

● Untuk gelagar tengah


q
qLL = ∙ Jarak as ke as gelagar
½ ∙Lebar jembatan
2200.00
= ∙ 1.36
½ ∙ 6.8
= 880.000 kg/m
qult = 1.6 ∙ 880.000 = 1408.00 kg/m

Beban garis (P) → Untuk L < 30 m, BM 100%


P = 12.00 ton (untuk satu jalur selebar 3 m)
P100% = 12.00 ton
P = 12000.00 ton
● Untuk gelagar tepi
P
PLL = Fk ∙ ∙ ½ ∙ Jarak as ke as gelagar
½ ∙Lebar jembatan
12000.00
= 1.286 ∙ ∙ ½ ∙ 1.36
½ ∙ 6.8
= 3085.714 kg
Pult = 1.6 ∙ 3085.714 = 4937.143 kg

● Untuk gelagar tengah


P
PLL = Fk ∙ ∙ Jarak as ke as gelagar
½ ∙Lebar jembatan
12000.00
= 1.286 ∙ ∙ 1.36
½ ∙ 6.8
= 6171.429 kg
Pult = 1.6 ∙ 6171.429 = 9874.286 kg
Momen lentur akibat beban hidup :
1 x x
MqLL → Mx = ∙ qDL ∙ L2 1 -
2 L L
x x
MPLL → Mx = PDL ∙ L 1 -
L L
PLL
qLL

4m 4m 4m 4m

X1 = 2 m

X2 = 4 m
PLL
qLL

4m 4m 4m 4m

X1 = 2 m

X2 = 4 m

X3 = 6 m

X4 = 8 m

X5 = 10 m

❶Untuk gelagar tepi


Momen pada potongan I, X2.00
1 = m
2.00 2.00
Mx (P) = 0.00 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 2.00 2.00
Mx (q) = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M1LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan II, X4.00


2 = m

4.00 4.00
Mx (P) = 0.00 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 4.00 4.00
Mx (q) = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M2LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan III, X3 =6.00 m


6.00 6.00
Mx (P) = 0.00 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m

1 ∙ 2 6.00 6.00
Mx (q) = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M3LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan IV, X4 8.00


= m
8.00 8.00
Mx (P) = 0.00 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 8.00 8.00
Mx (q) = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M4LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m
Momen pada potongan V, X5 =
10.00 m
10.00 10.00
Mx (P) = 0.00 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 10.00 10.00
Mx (q) = 0.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M1LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

❷Untuk gelagar tengah


Momen pada potongan I, X2.00
1 = m
2.00 2.00
Mx (P) = 9874.29 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 2.00 2.00
Mx (q) = 1408.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M1LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan II, X4.00


2 = m

4.00 4.00
Mx (P) = 9874.29 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 4.00 4.00
Mx (q) = 1408.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M2LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan III, X3 =6.00 m


6.00 6.00
Mx (P) = 9874.29 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 6.00 6.00
Mx (q) = 1408.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M3LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan IV, X4 8.00


= m
8.00 8.00
Mx (P) = 9874.29 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 8.00 8.00
Mx (q) = 1408.00 ∙ 0 1 -
Mx (q) = ∙ 1408.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M4LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Momen pada potongan V, X5 =


10.00 m
10.00 10.00
Mx (P) = 9874.29 ∙ 0 1 -
0 0
= #DIV/0! kg.m
1 ∙ 2 10.00 10.00
Mx (q) = 1408.00 ∙ 0 1 -
2 0 0
= #DIV/0! kg.m
M5LL = #DIV/0! + #DIV/0! = #DIV/0! kg.m

Gaya
Karenalintang akibat
gelagar beban
di atas hidupsendi-rol
tumpuan : (balok sederhana), maka gaya
lintang maksimum berada pada titik tumpuan atau dengan kata lain,
gaya lintang maksimum = RAV = RBV
❶Untuk gelagar tepi
RAV = RBV = ½ ∙ qLL ∙ L + ½ ∙ PLL
= ½ ∙ 704.00 ∙ 20 + ½ ∙ 4937.143
= 9508.571 kg
❷Untuk gelagar tengah
RAV = RBV = ½ ∙ qLL ∙ L + ½ ∙ PLL
= ½ ∙ 1408.00 ∙ 20 + ½ ∙ 9874.286
= ### kg
Tabel Momen Lentur Gelagar Tepi
Pembebanan M1 (kg.m) M2 (kg.m) M3 (kg.m) M4 (kg.m) M5 (kg.m)
Beban mati #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Beban hidup #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Total #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Tabel Momen Lentur Gelagar Tengah


Pembebanan M1 (kg.m) M2 (kg.m) M3 (kg.m) M4 (kg.m) M5 (kg.m)
Beban mati #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Beban hidup #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Total #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Digunakan momen maksimum untuk perencanaan penulangan balok gelagar


● Balok gelagar tepi
Mu = #DIV/0! kg.m

● Balok gelagar tengah


Mu = #DIV/0! kg.m

Tabel Gaya Lintang Gelagar Tepi


Pembebanan V (kg)
Beban mati 35445.60
Beban hidup 9508.571
Total 44954.171

Tabel Gaya Lintang Gelagar Tengah


Pembebanan V(kg)
Beban mati 26641.20
Beban hidup 19017.143
Total 45658.343

b) Perhitungan penulangan
1) Penulangan balok tepi
Mu = #DIV/0! kg.m = #DIV/0! N.mm

bef

hef = 300 mm

h = 900 mm

bw = 500 mm
● Lebar efektif balok (bef)
bef = ¼ ∙ L = ¼ ∙ ### = 5000 mm
bef = bw + 16 ∙ hf = 500 + 16 ∙ 200 = 3700 mm
bef = jarak as ke as gelag = 1360 mm
Maka digunakan nilai bef yang terkecil
1360
yaitumm

● Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)


Direncanakan:
Tul. Pokok ø = 32 mm
Tul. Sengkang ø = 10 mm
Selimut beton (d = 40 mm
Jarak tiap lapisan tulangan≤ 40 mm, 3 lapis.
d = h - ds + ø sengkang + ø tul. pokok + Su + ½∙ø tul. pokok
= 1000 - 40 + 10 + 32 + 40 + ½ ∙ 32
= 862 mm

● Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 862 - ½ ∙ 200
= ### N.mm

MR > MU
### N.mm > #DIV/0! N.mm #DIV/0!
Maka balok dianggap berperilaku balok T persegi dan lebar 1360
efektifmm
bef =

● Koefisien tahanan (k)


Mu #DIV/0!
k = =
ø ∙ bef ∙ d2 0.80 ∙ 1360 ∙ 862 2
= #DIV/0!

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25
● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
fy 350

0.85 ∙ fc' ∙ β 600


ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.47059 · #DIV/0!
= 1 - 1 -
16.47059 350
= #DIV/0!

ρmin < ρperlu < ρmax, maka digunakan ρperlu


= #DIV/0!

● Luas tulangan perlu


Asperlu = ρperlu · bef · d
= #DIV/0! · 1360 · 862
= #DIV/0! mm2
● Luas tulangan rencana
Asø32 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 32 2
= 804.248 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu #DIV/0!
n = = = #DIV/0! ≈ 12 batang
Asø32 804.248

● Luas tulangan pakai Asø32 · n = 804.248 · 12


= 9650.973 mm2

Kontrol :
Asperlu < Aspakai
#DIV/0! mm2 < 9650.973 mm2 #DIV/0!

● Cek rasio penulang

ρact Aspakai
= > ρmin
bw ∙ d
9650.973
= > 0.00400
500 ∙ 862
= 0.02239 > 0.00400 Aman...!!!

Penulangan geser (sengkang) :

● Vu = ### kg = 449.542 kN

1
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 0 · 0 · 0
6
= 0.000 N
= 0.000 kN

● ØVc = 0.6 · 0.000 = 0.000 kN


Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser

Vu
● Vs = - Vc
Ø
449.542
= - 0.000
0.6
= 749.2362 kN
= 749236.190 N

1 1
● fc' · b · d = 0 · 0 · 0
3 3
= 0.000 N
= 0.000 kN

1
Vs > fc' · b · d
3
749.2362 kN < 0.000 kN
1
Smax = d
2
1
= 0
2
= 0 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)


Av·fy·d ¼ π 10 2 350 · 0
S = =
Vs 749236.190
= 0.000 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S= 100 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 100 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah lapangan)


Av·3·fy ¼ π 10 2 3 · 350
S = =
b 0.000
= #DIV/0! mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S= 250 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 250 mm

Penulangan torsi :

Diketahui :
daktual > 0.6 m
0.862 m > 0.6 m Sehingga dibutuhkan tulangan torsi

Tulangan ini didistribusikan merata ke kedua sisi samping penampang da


d 862
= = 431 mm dari tulangan torsi terd
2 2
Cek spasi tulangan tidak boleh melebihi nilai terke= 144 mm
atau 300 mm.
Tulangan yang digunakan yaitu tulangan ø 12 untuk setiap sisi,
sehingga spasi tulangan torsi menjadi :
As ∙ fy
S =
0.85 ∙ fc ∙ bw
#DIV/0! ∙ 350
=
0.85 ∙ 0 ∙ 0
= #DIV/0! mm ≈ 250 mm

bef = 1500 mm

6 Ø 32 hef = 300 mm
4 Ø 10 -250 mm Ø 10 -100 mm h = 900 mm
12 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tepi Daerah Tumpuan

bef = 1500 mm

6 Ø 32 hef = 300 mm
4 Ø 10 -250 mm Ø 10 - 250 mm h = 900 mm
12 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tepi Daerah Lapangan


2) Penulangan balok tengah
Mu = #DIV/0! kg.m = #DIV/0! N.mm

bef

hef = 300 mm

h = 900 mm

● Lebar efektif
bwbalok
= 500(bmm
ef)

bef = ¼ ∙ L = ¼ ∙ ### = 5000 mm


bef = bw + 16 ∙ hf = 500 + 16 ∙ 200 = 3700 mm
bef = jarak as ke as gelag = 1360 mm
Maka digunakan nilai bef yang terkecil
1360
yaitumm

● Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)


Direncanakan:
Tul. Pokok ø = 32 mm
Tul. Sengkang ø = 10 mm
Selimut beton (d = 40 mm
Jarak tiap lapisan tulangan≤ 40 mm, 3 lapis.
d = h - ds + ø sengkang + ø tul. pokok + Su + ½∙ø tul. pokok
= 1000 - 40 + 10 + 32 + 40 + ½ ∙ 32
= 862 mm

● Memeriksa perilaku balok (momen tahanan)


MR = ø 0.85 ∙ fc' ∙ bef ∙ hf d - ½ ∙ hf
= 0.80 0.85 ∙ 25 ∙ 1360 ∙ 200 862 - ½ ∙ 200
= ### N.mm

MR > MU
### N.mm > #DIV/0! N.mm #DIV/0!
Maka balok dianggap berperilaku balok T persegi dan lebar 1360
efektifmm
bef =

● Koefisien tahanan (k)


Mu #DIV/0!
k = =
ø ∙ bef ∙ d2 0.80 ∙ 1360 ∙ 862 2
= #DIV/0!

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25
● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
fy 350

0.85 ∙ fc' ∙ β 600


ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.47059 · #DIV/0!
= 1 - 1 -
16.47059 350
= #DIV/0!
ρmin < ρperlu < ρmax, maka digunakan ρperlu
= #DIV/0!

● Luas tulangan perlu


Asperlu = ρperlu · bef · d
= #DIV/0! · 1360 · 862
= #DIV/0! mm2

● Luas tulangan rencana


Asø32 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 32 2
= 804.248 mm2
● Jumlah tulangan (n)
Asperlu #DIV/0!
n = = = #DIV/0! ≈ 15 batang
Asø32 804.248

● Luas tulangan pakai Asø32 · n = 804.248 · 15


= 12063.716 mm2
Kontrol :
Asperlu < Aspakai
#DIV/0! mm2 < 12063.716 mm2 #DIV/0!

● Cek rasio penulang

ρact Aspakai
= > ρmin
bw ∙ d
12063.716
= > 0.00400
500 ∙ 862
= 0.02799 > 0.00400 Aman...!!!

Penulangan geser (sengkang) :

● Vu = ### kg = 456.583 kN

1
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 0 · 0 · 0
6
= 0.000 N
= 0.000 kN

● ØVc = 0.6 · 0.000 = 0.000 kN


Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser

Vu
● Vs = - Vc
Ø
456.583
= - 0.000
0.6
= 760.9724 kN
= 760972.381 N

1 1
● fc' · b · d = 0 · 0 · 0
3 3
= 0.000 N
= 0.000 kN

1
Vs > fc' · b · d
3
760.9724 kN < 0.000 kN
1
Smax = d
2
1
= 0
2
= 0 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)


Av·fy·d ¼ π 10 2 350 · 0
S = =
S = =
Vs 760972.381
= 0.000 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S= 50 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 50 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah lapangan)


Av·3·fy ¼ π 10 2 3 · 350
S = =
b 0.000
= #DIV/0! mm

Sperlu < Smax, maka digunakan S= 200 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 200 mm

bef = 1500 mm

5 Ø 32 hef = 300 mm

Ø 10 - 50 mm h = 900 mm
15 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tengah Daerah Tumpuan

bef = 1500 mm

5 Ø 32 hef = 300 mm

Ø 10 - 200 mm h = 900 mm
15 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tengah Daerah Lapangan


15 Ø 32

bw = 500 mm

Penulangan Gelagar Tengah Daerah Lapangan

B. Perencanaan Diafragma

1) Umum
Mutu beton (fc') = 25 MPa
Mutu baja tulangan (fy) = 350 MPa
Elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Lebar balok diafragma = 0.30 m
Tinggi balok diafragma = 0.50 m
Bentang bersih balok = 4 - 0.50 = 3.50 m
Spasi balok = 40 mm
Berat volume beton bertulang = 2500 kg/m3
ø Sengkang = 8 mm
ø tul. Longitudinal balok utama = 16 mm

2) Pembebanan
d = h - ds - ø Sengkang - ½ ∙ ø tul. Pokok
= 500 - 40 - 8 - ½ ∙ 16
= ketentuan
Dalam 444 mm momen dan gaya geser rencana pada gelagar utama,
kekuatan balok diafragma tidak diperhitungkan menerima pembebanan,
sehingga praktis beban yang bekerja :
qDL = 0.30 ∙ 0.50 ∙ 2500 = 375 kg/m
qLL = 100 kg/m (akibat beban pelaksanaan)

Momen rencana balok terjepit pada kedua sisinya :


Mu = 1.2 ∙ 1/12 ∙ 375 ∙ 3.50 2 + 1.6 ∙ 100
= 619.375 kg.m
= 6193750 N.mm

3) Penulangan lentur
● Koefisien tahanan (k)
Mu 6193750.000
k = =
ø ∙ bef ∙ d2 0.80 ∙ 300 ∙ 444 2
= 0.13091

fy 350
m = = = 16.47059
0.85 · fc' 0.85 · 25
● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00400
ρmin = = = 0.00400
fy 350
0.85 ∙ fc' ∙ β 600
ρmax = 0.75
fy 600 + fy
0.85 ∙ 25 ∙ 0.85 600
= 0.75
350 600 + 350
= 0.02445
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 16.47059 · 0.13091
= 1 - 1 -
16.47059 350
= 0.00038
ρmin > ρperlu < ρmax, maka digunakan ρmin= 0.00400

● Luas tulangan perlu


Asperlu = ρmin · b · d
= 0.00400 · 300 · 444
= 532.800 mm 2

● Luas tulangan rencana


Asø16 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 16 2
= 201.062 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 532.800
n = = = 2.650 ≈ 4 batang
Asø32 201.062
maka digunakan tulangan 4ø16

4) Penulangan geser (sengkang)


Vu = ½ ∙ qult ∙ l qult = 1.2 qDL + 1.6 qLL
= ½ ∙ 610 ∙ 3.50 = 1.2 375 + 1.6 100
= 1067.500 kg = 610.00 kg/m
= 10.675 N

1
● Vc = fc' · b · d
6
1
= 0 · 300 · 444
6
= 0.000 N
= 0.000 kN

● ØVc = 0.6 · 0.000 maka


= tidak
0.000 kN
dibutuhkan tulangan geser,
Vu < ØVc tetapi tetap digunakan tulangan geser
minimum.
● S = 0.5 · d
= 0.5 · 444
= 222 mm ≈ 200 mm
Jadi, digunakan ø8-200

2 Ø 16
Ø 8 - 200 mm
500 mm

4 Ø 16

300 mm

Penulangan Diafragma

Anda mungkin juga menyukai