Anda di halaman 1dari 32

ARTIKEL ILMIAH

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN


SOKONG MENGGUNAKAN SISTEM JEMBATAN
PELENGKUNG BAJA
Redesign the Up Structure of Sokong Bridge Using Steel Arch Bridge System

Oleh:

MUHAMMAD QOLBY NURO


F1A 015 091

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ARTIKEL ILMIAH

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN SOKONG


MENGGUNAKAN SISTEM JEMBATAN PELENGKUNG BAJA

Oleh:
MUHAMMAD QOLBY NURO
F1A 015 091

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing:

1. Pembimbing Utama

Fathmah Mahmud, ST.,MT. Tanggal:


NIP: 19711109 200012 2 001

2. Pembimbing Pendamping

Ir. Miko Erniati, MT. Tanggal:


NIP: 19650315 199103 2 002

/
Mengetahui,
Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Jauhar Fajrin, ST.,MSc(Eng).,Ph.D.


NIP. 19740607 199802 1 001
ARTKEL ILMIAH

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN SOKONG


MENGGUNAKAN SISTEM JEMBATAN PELENGKUNG BAJA
Redesign the Up Structure of Sokong Bridge Using Steel Arch Bridge System

Oleh:
MUHAMMAD QOLBY NURO
F1A 015 091

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mencapai derajat Saraja S-1
Jurusan Teknik Sipil

1. Penguji I

Ni Nyoman Kencanawati, ST.,MT.,Ph.D. Tanggal:


19760804 200003 2 001

2. Penguji II

Aryani Rofaida, ST.,MT Tanggal:


19660729 199403 2 001

3. Penguji III

I Wayan Sugiartha, ST.,MT Tanggal:


19690620 199702 1 001

Mataram, Juni 2021


Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Akmaluddin, ST.,MSc(Eng).,Ph.D.
NIP. 19681231 199412 1 001
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN SOKONG
MENGGUNAKAN SISTEM JEMBATAN PELENGKUNG BAJA
Muhammad Qolby Nuro1, Fathmah Mahmud2, Miko Eniarti3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


ABSTRAK

Wilayah Lombok Utara sendiri sudah banyak melakukan pembangunan


proyek jembatan yang berguna untuk mempermudah kendaraan dalam melakukan
mobilisasi. Salah satunya pada Jembatan sokong yang terletak di Desa Sokong,
Tanjung, Lombok Utara. Jembatan ini menggunakan precast cencrete (PC-I) girder
dengan bentang 60 m yang dilengkapi pilar sehingga jembatan terbagi menjadi 2
yaitu bentang 30 m dan 30 m.
Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk melakukan perencanaan ulang
Jembatan Sokong menggunakan struktur baja dengan tipe pelengkung. Perencanaan
jembatan ini dimulai dengan pengumpulan data-data yang diperlukan seperti
panjang dan lebar jembatan, lebar jalan dan trotoar dan lain-lain. Perencanaan
pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI 1725-2016 dan untuk perencanaan
baja digunakan RSNI T-03-2005. Analisis dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Excel dan SAP2000. Sambungan antar elemen jembatan didesain dengan
menggunakan sambungan tipe baut. Setelah perhitungan struktur atas dilakukan,
tahap selanjutnya dilakukan perhitungan estimasi biaya Jembatan Sokong
Pelengkung Baja untuk membandingkan dengan biaya jembatan eksisting.
Berdasarkan hasil perencanaan, dapat disimpulkan struktur atas jembatan
aman terhadap gaya yang bekerja. Dengan profil terbesar berupa profil pelengkung
yaitu Box 650.320.28.28. Dimensi dan penulangan pelat lantai rencana yang
digunakan juga masih mampu menahan beban yang bekerja. Adapun estimasi biaya
jembatan rencana sebesar Rp 41.971.418.000,00 sedangkan biaya jembatan eksisting
sebesar Rp 52.454.200.000,00 sehingga selisih yang diperoleh adalah Rp
10.482.782.000,00.

Kata kunci: Jembatan pelengkung baja, SAP2000, profil box


1. PENDAHULUAN memberikan nilai lebih dalam segi
1.1 Latar Belakang estetika dan kesan monumental.
Keberadaan jembatan saat ini terus 1.2 Rumusam Masalah
mengalami perkembangan, dari bentuk Berdasarkan Latar Belakang di atas,
yang sederhana sampai yang paling maka dapat diambil rumusan masalah
kompleks. Demikian juga bahan-bahan dalam studi ini, yaitu sebagai berikut:
yang digunakan saat-saat sekarang 1. Bagaimana menganalisa pembebanan
maupun di masa mendatang (Siswanto, terhadap struktur jembatan
1999). pelengkung baja?
Wilayah Lombok Utara sendiri 2. Bagaimana merencanakan profil
sudah banyak melakukan baja dan sambungan yang akan
pembangunan proyek jembatan yang digunakan pada struktur jembatan
berguna untuk mempermudah pelengkung baja?
kendaraan dalam melakukan 3. Bagaimana memodelkan dan
mobilisasi. Salah satunya pada melakukan analisis struktur dengan
Jembatan sokong yang terletak di Desa program SAP 2000?
Sokong, Tanjung, Lombok Utara. 4. Bagaimana mengaplikasikan
Jembatan ini menggunakan precast kedalam gambar teknik yang sesuai
cencrete (PC-I) girder dengan bentang dengan perencanaan dan
60 m yang dilengkapi pilar sehingga perhitungan pada jembatan?
jembatan terbagi menjadi 2 yaitu 5. Bagaimana perbandingan estimasi
bentang 30 m dan 30 m. biaya pembangunan jembatan
Oleh karena itu, konstruksi rencana terhadap estimasi biaya
pelengkung baja adalah solusi jembatan eksisting?
alternatif perencanaan mengingat 1.3 Batasan Masalah
jembatan sokong ini memiliki bentang Adapun batasan-batasan masalah yang
60 meter sehingga jembatan tersebut terdapat dalam perencanaan ini, yaitu
tidak perlu membutuhkan pier. sebagai berikut:
Adapun untuk sistem pelengkung yang a. Jembatan yang didesain ulang
dipakai selain lebih efisien dari segi Jembatan Sokong Kecamatan
material, juga diharapkan mampu Tanjung Kabupaten Lombok

1
Utara dengan bentang 60 meter, 1.4 Tujuan Perencanaan
b. Pemodelan jembatan pelengkung Adapun tujuan dari
baja menggunakan bantuan perencanaan ini adalah sebagai berikut:
program SAP2000 dalam a. Dapat menganalisa pembebanan
menganalisis gaya serta perilaku struktur jembatan pelengkung
struktur jembatan, baja,
c. Perencanaan yang dilakukan b. Dapat merencanakan profil baja
hanya bagian struktur atas dan sambungan yang akan
jembatan yang meliputi pelat digunakan,
lantai kendaraan, gelagar c. Dapat memodelkan dan
melintang, gelagar memanjang, melakukan analisis struktur
gelagar utama, balok pelengkung, dengan program SAP 2000,
pengaku, kabel penggantung dan d. Dapat mengaplikasikan hasil
sambungan tanpa kontrol terhadap perencanaan dan perhitungan
bawah jembatan (pondasi kedalam bentuk gambar teknik.
jembatan), e. Dapat menghitung estimasi biaya
d. Pembebanan yang ditinjau sesuai pembangunan jembatan rencana
dengan SNI 1725-2016 beruba untuk perbandingan terhadap
berat sendiri, beban mati biaya konstruksi jembatan
tambahan, beban lalu lintas, beban eksisting.
angin, beban temperatur serta 1.5 Tujuan Perencanaan
analisis struktur baja Adapun manfaat-manfaat yang
menggunakan acuan RSNI T-03- diharapkan dari perencanaan ini adalah
2005 tentang Perencanaan sebagai berikut:
Struktur Baja Untuk Jembatan, a. Untuk memberikan alternatif
e. Metode pelaksanaan konstruksi desain jembatan rangka baja tipe
jembatan serta pengaruhnya pelengkung bagi dinas terkait
terhadap hasil perhitungan tidak dalam menggantikan jembatan
dibahas dalam penelitian ini. eksisting di masa mendatang,
b. Dapat digunakan sebagai referensi
dalam pengerjaan jembatan

2
pelengkung baja. Jembatan aman terhadap gaya yang
bekerja dengan profil terbesar berupa
2. DASAR TEORI profil busur yaitu Box 720.400.30.30.
2.1 Tinjauan Pustaka Digunakan chamber untuk mereduksi
Jembatan pelengkung merupakan lendutan yang terjadi pada struktur
jembatan yang memiliki penggantung jembatan. Tinggi chamber yang
berbentuk setengah lingkaran dimana digunakan sebesar 150 cm dengan
kedua busur tersebut bertumpu lendutan yang terjadi pada struktur
langsung di atas abutmen. Struktur sebesar 17 cm sehingga struktur masih
busur pada jembatan lengkung memenuhi batas layan akibat lendutan.
berfungsi sebagai penahan sisi 2.2 Landasan Teori
jembatan agar tidak bergerak ke 2.2.1 Pengertian Jembatan
samping. Selain itu juga dapat Menurut (Struyk dan Veen, 1984),
mereduksi beban yang diterima oleh Jembatan adalah suatu konstruksi yang
pelat lantai kendaraan jembatan. gunanya meneruskan jalan melalui
Hidayat (2019), dalam penelitiannya suatu rintangan yang tidak sebidang
terkait studi variasi tinggi busur pada dan berada lebih rendah. Rintangan ini
perencanaan ulang jembatan Sardjito II biasanya berupa jalan air (sungai) atau
terhadap pengaruh perilaku dan jalan lalu lintas biasa.
kekuatan through arch bridge 2.2.2 Pengertian Jembatan Pelengkung
mengatakan baja tipe pelengkung Secara umum, Jembatan pelengkung
dapat digunakan pada rentang adalah sebuah jembatan yang
jembatan yang panjang, dapat mempunyai bentuk struktur setengah
menghilangkan kebutuhan pilar parabola dengan abutmen di kedua sisi
jembatan yang berada disungai, serta jembatan. Struktur setengah parabola
memiliki nilai lebih dalam bentuk tersebut merupakan rangka utama dari
arsitekturalnya karena memberikan jembatan yang fungsinya menerima
kesan monumental. semua gaya-gaya yang bekerja pada
Kurniawan (2017), melakukan jembatan.
perencanaan ulang Jembatan Wanggu
dengan struktur baja tipe pelengkung.

3
2.2.3 Tipe Jembatan Pelengkung 1) Rasio tulangan minimum:
1. Berdasarkan posisi lantai kendaraan: √𝑓′𝑐
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4𝑓𝑦
a. Deck Arch
1,4
b. Through Arch 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

c. A Half – Through Arch 2) Rasio tulangan perlu:


2. Berdasarkan jenis tumpuan: 1 2𝑚 𝑅𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑚 × (1 − √ 𝑓𝑦
a. Pelengkung terjepit (Fixed
𝑦 𝑓
Arch) Dengan nilai 𝑚 = 0,85𝑓′
𝑐

b. Pelengkung 2 sendi (Two – 3) Rasio tulangan maksismum:


Hinged Arch)
0,85𝛽1 𝑓′𝑐 600
c. Pelengkung 3 sendi (Three – 𝜌𝑏 = × (600+𝑓 )
𝑓𝑦 𝑦

Hinged Arch) 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜌𝑏 × 0.75


d. Pelengkung tarik (Tied Arch) d. Hitung nilai luas tulangan yang
2.3 Perencanaan Sistem Pelat diperlukan:
Lantai 𝐴𝑠 = 𝜌𝑏𝑑
2.3.1 Penentuan Momen Pelat Lantai Keterangan:
Perhitungan momen pelat lantai 𝜌 : Rasio tulangan perlu
menggunakan metode M. Pigeaud. b : Lebar penampang pelat
Beban yang digunakan dalam lantai (mm)
menentukan momen yaitu beban mati d : Lengan tulangan (mm)
dan beban hidup berupa beban truk 2.4 Pembebanan Standar SNI 1725-
“T”. 2016
2.3.2 Penentuan Momen Pelat Dalam SNI 1725-2016 dijelaskan
Lantai secara detail beban-beban yang
Hitung koefisien kapasitas penampang digunakan dalam perencanaan strukutr
(Rn): jembatan. Beban-beban yang
𝑀𝑢
a. 𝑅𝑛 = 𝜙𝑏𝑑2 digunakan untuk perencanan dalam

b. Hitung nilai β1 penelitian ini adalah:

c. Hitung Besaran Rasio Tulangan 2.4.1 Beban Permanen

(𝜌) Beban permanen dibagi menjadi:

4
a. Berat sendiri Faktor Beban Dinamis (FBD)
Faktor beban dinamis (FBD)
b. Beban mati tambahan
merupakan hasil interaksi antara
1) Pelapisan kembali aspal beton
kendaraan yang bergerak dan
dengan ketebalan maksimum
jembatan.
lapisan mencapai 50 mm,
2) Tiang sandaran, pagar
pengaman beton, alat
pelengkap jembatan dan sarana
umum seperti pipa air bersih
maupun air kotor.
2.4.2 Beban Lalu Lintas
Gambar 2 Faktor beban dinamis untuk
Beban lalu lintas dibagi menjadi:
beban “T” dan “D”
a. Beban lajur “D”
c. Gaya Rem
Beban garis terpusat (BGT) dengan
Gaya rem bekerja secara horizontal
intensitas p sebesar 49,0 kN/m
pada jarak 1800 mm diatas permukaan
ditempatkan tegak lurus terhadap arah
jalan pada masung-masing arah
lalu lintas pada jembatan. Untuk beban
longitudinal. Nilai gaya rem harus
terbagi rata (BTR), intensitas q kPa
diambil terbesar dari:
bergantung pada panjang total lajur
1) 25% dari berat gandar truk desain
yang dibebani L seperti berikut:
atau,
L ≤ 30 m : q = 9.0 kPa
15 2) 5% dari berat truk rencana
L > 30 m : q = 9,0 (0,5 + )
L ditambah beban lajur terbagi rata
b. Beban truk “T” BTR.
d. Pembebanan untuk pejalan kaki
Besarnya beban pejalan kaki yaitu 5
kPa dan dianggap bekerja secara
bersamaan dengan beban kendaraan
pada tiap lajur lalu lintas.
Gambar 1 Pembebanan Truk “T”
(500 kN)

5
2.4.3 Beban Aksi Lingkungan terhadap respon spektrum gempa
a. Pengaruh Temperatur dengan bantuan software SAP 2000.
Deformasi akibat perubahan 2.5 Perencanaan Gelagar
temperatur yang merata dapat Komposit
dihitung menggunakan persamaan a. Lebar efektif sayap beton
berikut: 1) 1/5 panjang bentang gelagar
∆ 𝑇 = 𝛼𝐿(𝑇𝑚𝑎𝑥𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 − 𝑇𝑚𝑖𝑛𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 ) untuk bentang sederhana dan
Keterangan: 1/7 panjang bentang gelagar
L adalah panjang komponen untuk bentang menerus,
jembatan (mm) 2) Jarak pusat ke pusat antara
α adalah koefisien muai temperatur badan gelagar,
(mm/mm/ oC) 3) 12 kali tebal minimum lantai.
b. Beban Angin b. Perencanaan kuat lentur gelagar
𝑉10 𝑍 komposit
𝑉𝐷𝑍 = 2,5 𝑉0 ( )𝐿𝑛( )
𝑉𝐵 𝑍𝑜
1) Sumbu netral plastis jatuh pada
Besar beban angin yang bekerja
pelat beton
dihitung menggunakan persamaan
𝐶 = 0,85𝑓′𝑐 𝑏𝐸 𝑎
berikut:
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑉𝐷𝑍 2
𝑃𝐷 = 𝑃𝐵 ( 𝑉 )
𝐵 Dari keseimbangan C=T, maka
Kendaraan direncanakan memikul diperoleh besaran kedalaman
gaya akibat tekanan angin pada daerah tekan pada pelat lantai
kendaraan sebesar 1,46 N/mm tegak sebesar:
lurus dan bekerja 1800 mm di atas 𝐴 𝑓
𝑠 𝑦
𝑎 = 0,85𝑓′ 𝑏
𝑐 𝐸
permukaan jalan.
Maka kuat lentur nominal:
c. Beban Gempa
Mn = Cd1
Perhitungan beban gempa mengacu
pada RSNI03-2833-201X tentang
Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Jembatan. Dalam
analisis struktur jembatan akibat
beban gempa, digunakan analisis

6
Gambar 3 Kuat lentur nominal saat 2) 2ts
sumbu netral di pelat beton 3) 4 × tinggi penghubung geser
2) Sumbu netral jatuh pada profil Kuat geser izin untuk satu buah stud
baja connector:
𝑇 ′ = 𝐶𝑐 𝐶𝑠 𝑄𝑎 = 𝐴𝑠𝑐 𝑓𝑢
𝑇 ′ = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 − 𝐶𝑠 Kuat geser satu buah stud

𝐴𝑠 𝑓𝑦 −𝐶
connector:
𝐶𝑠 = 2
𝑄𝑛 = 0,5𝐴𝑠𝑐 √𝑓′𝑐 4700√𝑓′𝑐
Dengan: Cc = 0,85𝑓′𝑐 𝑏𝐸 𝑡𝑠
Maka kuat lentur nominal: Jumlah penghubung geser yang
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 𝑑′2 + 𝐶𝑠 𝑑"2 diperlukan:
𝑉
𝑛 = 𝑄𝑢
𝑛

Jarak antar penghubung geser yang


diperlukan:
𝐿
𝑆=
𝑛

2.6 Perencanaan Struktur Pelengkung


Baja
2.6.1 Menentukan Dimensi
Pelengkung
Gambar 4 Kuat lenutr nominal pada
1) Tinggi Pelengkung
saat sumbu netral berada di profil 1 𝑓 1
Syarat : 6 ≤ 𝐿 ≤ 5 atau
baja
𝑓
c. Perencanaan Penghubung Geser 0.167 ≤ ≤ 0.2
𝐿

Persyaratan diameter maksimum f : tinggi pelengkung


paku penghubung geser (stud L : bentang pelengkung
connector):
∅ = 1,5𝑡𝑓
Adapun syarat jarak memanjang
antar penghubung geser tidak lebih
Gambar 5 Penentuan Dimensi
dari:
Pelengkung
1) 600mm

7
2) Tinggi Penampang pelengkung b. Kuat tarik nominal berdasarkan
1 𝑡 1
Syarat: 80 ≤ 𝐿 ≤ 70 raktur pada penampang efektik

3) Lebar Jembatan Nn = Aefu


𝑏 1 Dengan pengertian:
Syarat: 𝐿 ≥ 20
Ag adalah luas penampang
Dimana:
bruto (mm2)
f = tinggi pelengkung Ae adalah luas penampang
L = panjang bentang jembatan efektir (mm2)
t = tinggi penampang fy adalah tegangan leleh
(MPa)
pelengkung
fu adalah tegangan tarik putus
b = jarak perletakan kiri – kanan
(MPa)
paling luar 2) Perencanaan Komponen Struktur
2.6.2 Perencanaan Komponen Tekan
Struktur Pelengkung Baja Komponen struktur yang mengalami
1) Perencanaan Komponen Struktur gaya tekan aksial terfaktor harus
Tarik memenuhi nilai dari batasan berikut:
Komponen struktur yang memikul 𝑁𝑢 ≤ 𝜙𝑁𝑛
gaya tarik aksial terfaktor (Nu), harus Keterangan:
memenuhi batas berikut: Nu adalah kuat tekan ultimit (N)
𝑁𝑢 ≤ 𝜙𝑁𝑛 𝜙 adalah faktor reduksi tekan = 0.85
Keterangan: a. Perencanaan kuat tekan nominal
Nn adalah kuat tekan nominal akibat tekuk lentur
komponen struktur tarik (N) 𝑁𝑛 = (0,66𝜆2𝑐 )𝐴𝑔 𝑓𝑦 𝜆𝑐 ≤ 1,5
Nu adalah kuat tekan ultimit (N) 𝑁𝑛 = (
0,88
) 𝐴𝑔 𝑓𝑦 𝜆𝑐 ≥ 1,5
𝜆2𝑐
𝜙 adalah faktor reduksi tarik = 0.9
𝐿𝑘 𝑓𝑦
Dengan nilai Nn adalah kuat tarik 𝜆𝑐 = √
𝑟𝜋 𝐸
nominal yang besarnya ditentukan oleh Nilai Lk = kcL
beberapa persamaan dibawah:
Dengan:
a. Kuat tarik nominal berdasarkan
Ag adalah luas penampang bruto
kelelehan pada penampang bruto
(mm2)
Nn = Agfy kc adalah faktor panjang tekuk

8
𝜆𝑐 adalah parameter kelangsingan ditentukan oleh persamaan
berikut:
𝜆−𝜆𝑝
3) Perencanaan Komponen Struktur 𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 )
𝜆𝑟 −𝜆𝑝
Lentur
Dengan:
Komponen struktur lentur harus
Mr adalah adalah momen batas
memenuhi persamaan sebagai
tekuk. Mcr, jika nilai 𝜆 = 𝜆𝑟
baerikut:
(Nmm)
𝑀𝑢 ≤ 𝜙𝑀𝑛
3) Penampang Langsing
Dengan:
Untuk pelat sayap yang
Mu adalah momen lentur terfaktor
memenuhi 𝜆 ≤ 𝜆𝑟 , kuat lentur
(Nmm)
nominal penampang adalah
Mn adalah momen lentur nominal
𝜆
𝑀𝑛 = 𝑀𝑟 ( 𝑟 )2
penampang (Nmm) 𝜆

𝜙 adalah faktor reduksi lentur = 0.9 b. Kuat lentur nominal penampang

a. Kuat nominal penampang lentur dengan pengaruh tekuk lateral

akibat pengaruh tekuk lokal Momen kritis Mcr ditentukan oleh

1) Penampang Kompak persamaan berikut:

Untuk penampang-penampang Untuk profil I dan kanal ganda


𝜋 𝜋𝐸 2
yang memenuhi batasan 𝜆𝑝 ≤ 𝑀𝑐𝑟 = 𝐶𝑏 √𝐸𝐼𝑦 𝐺𝐽 + ( ) 𝐼𝑦 𝐼𝑤
𝐿 𝐿
𝜆 ≤ 𝜆𝑟 , nilai kuat lentur nominal Untuk profil kotak pejal atau
penampang adalah: berongga
Mn=Mp √𝐽𝐴
𝑀𝑐𝑟 = 2𝐶𝑏 𝐸 𝐿/𝑟
𝑦
Dengan:
Mp adalah momen lentur plastis Dengan pengertian:

(Nmm) Iy adalah momen inersia pada

2) Penampang Tidak Kompak sumbu-y (mm4)

Untuk penampang yang G adalah modulus geser baja (MPa)

memenuhi 𝜆𝑝 ≤ 𝜆 ≤ 𝜆𝑟 , kuat Iw adalah konstanta warping (mm6)

lentur nominal J adalah konstanta torsi (mm4)


ry adalah jari-jari girasi pada
sumbu-y (mm)

9
Faktor pengali momen Cb Pelat badan yang memikul gaya
ditentukan oleh persamaan: geser terfaktor (Vu), harus
12,5𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 = 2,5𝑀 ≤ 2,3 memenuhi persamaan:
𝑚𝑎𝑥 +3𝑀𝐴 +4𝑀𝐵 +3𝑀𝐶

Dengan pengertian: 𝑉𝑢 ≤ 𝜙𝑉𝑛


Keterangan:
Mmax adalah momen
Vu adalah gaya geser terfaktor (N)
maksimum absolut pada bentang
yang ditinjau 𝜙 adalah faktor reduksi geser = 0.9
Vn adalah kuat geser nominal pelat
MA. MB. MC adalah momen pada ¾
badan (N)
bentang. ½ bentang, ¼ bentang
Penentuan kuat geser nominal:
momen maksimum
1) Jika:
1) Bentang pendek
ℎ 𝑘𝑛 𝐸
(𝑡 ) ≤ 1,10√
Untuk komponen struktur 𝑤 𝑓𝑦

dengan bentang 𝐿 ≤ 𝐿𝑝 kuat


Maka kuat geser nominal untuk
nominl komponen struktur terhadap
pelat badan dihitung berdasarkan
lentur adalah:
persamaan berikut:
Mn = Mp
𝑉𝑛 = 0,6𝑓𝑦 𝐴𝑤
2) Bentang Menengah
2) Jika,
Untuk komponen struktur yang
𝑘𝑛 𝐸 ℎ 𝑘𝑛 𝐸
memenuh 𝐿𝑝 ≤ 𝐿 ≤ 𝐿𝑟 , kuat 1,10√ 𝑓𝑦
≤ (𝑡 ) ≤ 1,37√ 𝑓𝑦
𝑤

tekan nominal struktur ditentukan Maka kuat geser nominal pelat


oleh persamaan: badan dihitung berdasarkan
𝐿 −𝐿
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 [𝑀𝑟 + (𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 ) 𝐿 𝑟−𝐿 ] ≤ 𝑀𝑝 persamaan berikut:
𝑟 𝑝

𝑘𝑛 𝐸 1
3) Bentang Panjang 𝑉𝑛 = 0,6𝑓𝑦 𝐴𝑤 [1,10√ ] ℎ
𝑓𝑦 ( )
𝑡𝑤
Untuk komponen struktur yang 3) Jika,
memenuh 𝐿 ≥ 𝐿, besaran kuat 𝑘𝑛 𝐸 ℎ
1,37√ ≤( )
𝑓𝑦 𝑡𝑤
nominal lentur terhadap struktur
adalah sebagai berikut: Untuk nilai kuat geser nominal

𝑀𝑛 = 𝑀𝑐𝑟 ≤ 𝑀𝑝 ditentukan dengan persamaan


berikut:
c. Kuat geser pelat badan

10
0,9𝐴𝑤 𝑘𝑛 𝐸 𝑉𝑏 = 3,2𝑑𝑓 𝑡𝑝 𝑓𝑢𝑝
𝑉𝑛 = ℎ
( )2
ℎ𝑡𝑤
𝑉𝑏 = 𝑎𝑡𝑝 𝑓𝑢𝑝
d. Interaksi Geser dan Lentur Keterangan:
𝑀𝑢 𝑉𝑢
+ 0,625 ≤ 1,375 df adalah diameter baut (mm)
𝜙𝑏 𝑀𝑛 𝜙𝑠 𝑉𝑛

e. Interaksi Aksial dan Lentur fup adalah kekuatan tarik pelat lapis
𝑁𝑢 (MPa)
Untuk ≥ 0,2
𝜙𝑐 𝑁𝑛

𝑁𝑢 8 𝑀𝑢
+ 9 (𝜙 ) ≤ 1,0
𝜙𝑐 𝑁𝑛 𝑏 𝑀𝑛 3. METODE PERENCANAAN
𝑁𝑢
Untuk < 0,2 3.1 Lokasi Perencanaan
𝜙𝑐 𝑁𝑛
𝑁𝑢 𝑀𝑢 Jembatan Sokong berada di Desa
2𝜙 + (𝜙 ) ≤ 1,0
𝑐 𝑁𝑛 𝑏 𝑀𝑛
Sokong, Kecamatan Tanjung,
2.7 Perencanaan Sambungan baut
Kabupaten Lombok Utara, Provinsi
a. Kekuatan geser nominal baut
Nusa Tenggara Barat.
Baut yang memikul gaya geser
3.2 Tahapan Persiapan
rencana harus memenuhi
Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-
persamaan:
kegiatan sebagai berikut :
𝑉𝑓∗ ≤
1. Perumusan dan identifikasi masalah
𝜙𝑉𝑓
2. Observasi dan peninjauan langsung
Keterangan:
di lokasi masalah
𝑉𝑓∗ adalah gaya geser rencana baut 3. Penentuan kebutuhan data, sumber
(N) data
𝜙 adalah faktor reduksi kekuatan 4. Perencanaan jadwal desain perencanaan
Nilai kuat geser nominal baut 3.3 Tinjauan Pustaka dan Studi
ditentukan dengan: Literatur
𝑉𝑓 = 0,62𝑓𝑢𝑓 𝑘𝑟 (𝑛𝑛 𝐴𝑐 + 𝑛𝑥 𝐴𝑜 ) Tinjauan pustaka dan studi literatur
b. Kekuatan tarik nominal baut bertujuan untuk mendapatkan hasil

𝑁𝑡𝑓 ≤ 𝜙𝑁𝑡𝑓 penelitian dengan dasar yang tepat dan
Dengan besaran Ntf dihitung dapat dipertanggung jawabkan.
menggunakan persamaan berikut: 3.4 Pengumpulan Data
𝑁𝑡𝑓 = 𝐴𝑠 𝑓𝑢𝑓 Data Eksisting Jembatan:
c. Kuat tumpu nominal pelat lapis 1. Nama Jembatan : Jembatan Sokong

11
2. Kelas jembatan : Jembatan kelas A program.
3. Bentang Total jembatan: 60 m (30 m 5. Menganalisis kebutuhan
+ 30 m) sambungan menggunakan
4. Lebar jembatan : 11 m sambungan baut.
5. Lebar Jalur : 2 x 3,5 m a. Sambungan baut antara
6. Lebar Trotoar :2x1m gelagar memanjang dan
7. Tipe Struktur : Precast I girder gelagar melintang,
3.5 Tahapan Perencanaan Jembatan b. Sambungan baut antara
1. Mengumpulkan data-data terkait gelagar induk dan tie beam,
perencanaan berupa data umum c. Sambungan antara balok
jembatan, pengaku dan balok
2. Menentukan jenis, mutu dan pelengkung,
dimensi material struktur atas d. Sambungan antara balok
jembatan. Penetapan dimensi pelengkung dan tie beam,
tersebut meliputi dimensi gelagar e. Sambungan antara kabel
induk, gelagar memanjang, balok penggantung dan tie beam,
pelengkung, gelagar utama dan atau balok pelengkung,
penggantng. f. Sambungan antar tie beam.
3. Menganalisis pembebanan 6. Penggambaran detail jembatan
berdasarkan SNI 1725-2016 yang rencana,
bekerja pada jembatan. 7. Perhitungan estimasi biaya
4. Pengecekan kekuatan elemen jembatan rencana,
struktur jembatan lengkung baja 8. Penyusunan laporan.
dan daya layan jembatan
berpedoman pada RSNI T-03-2005
tentang Perencanaan Struktur Baja
untuk Jembatan. Hasil akhir dari
perancangan jembatan dimodelkan
dan dianalisis ulang menggunakan
software SAP 2000 dengan acuan
standar LRFD 2002 yang ada pada

12
3.6 Bagan Alur Perencanaan 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Jembatan Rencana
Tabel 1 Data Perencanaan Jembatan
Jenis Jembatan Pelengkung Baja
Panjang Jembatan 60 m
Lebar Jembatan 10.5 m
Lebar Lajur Lalu
2 x 3.5 m
Lintas
Lebar Trotoar 2x1m
Jarak antar
Gelagar 2.25 m
Memanjang
Jarak antar
Gelagar 3m
Melintang
Tebal
2.75 m
Aspal+Overlay
Tebal Trotoar 250 mm
Tebal Rencana
50 mm
Genangan Air
Spesifikasi Material
Tegangan
410 MPa
Leleh Baja
Mutu Baja
Tegangan
550 MPa
Tarik Baja

Gambar 1 Bagan alir perencanaan

13
4.2 Perencanaan Struktur Sekunder  Momen perlu
Jembatan 1
𝑀𝑢 = 8
× 𝑞 × 𝐿2
4.2.1 Perencanaan Railing dan 1
𝑀𝑢 = 8 × 502.18 × 22
Dinding Sandaran
𝑀𝑢 = 251.44 𝑘𝑁𝑚
1. Perencanaan Railing
 Momen Nominal
Tabel 2 Data Perencanaan Railing 𝑀𝑢
Diameter Luar (d0) = 𝑀𝑛 = ∅
Dimensi Pipa 120 mm 251.44
𝑀𝑛 =
Sandaran Diameter Dalam (d1) = 0.9
20 mm 𝑀𝑛 = 279.38 𝑘𝑁𝑚
Berat Pipa (q) 1.183 kN/m
b. Cek kekuatan profil railing
Tebal Pipa (t) 25 mm
Jarak antar tiang  Batas kelangsingan profil
2m
sandaran 𝑑𝑜
𝜆=
Spesifikasi Material 𝑡
0.12
Tegangan leleh 𝜆 = 0.02
240 MPa
baja (fy)
Tegangan putus 𝜆 = 6.00
400 MPa 𝐸
tarik (fu)  𝜆𝑃 = 0.07 × 𝑓𝑦
Modulus Elastis 200000 MPa
200000000
𝜆𝑝 = 0.07 ×
2400000
a. Momen pada railing 𝜆𝑟 = 58.33
 Beban Horizontal Karena 𝜆 < 𝜆𝑝 (penampang
qh = 355000 N = 355 kN (SNI kompak) maka kuat lentur
1725-2016 Tabel 33 hal. 62) nominal penampang adalah 𝑀𝑛 =
 Beban Verikal 𝑀𝑝 = 𝑍𝑥 𝑓𝑦 .
𝑞𝑣 = 1 𝐷 + 1 𝐿 c. Kuat lentur nominal
𝑞𝑣 = 1 × (1.183 𝑘𝑁/𝑚 ) + 1 ×  Mencari luas masing-masing
(355 𝑘𝑁) diameter ~ Dengan nilai d = 0.14
𝑞𝑣 = 356.18 𝑘𝑁/𝑚 m didapat luas,
 Resultan Gaya 𝐴1 = 0.02 𝑚
𝑅 = √𝑞𝑣 2 + 𝑞ℎ 2 ~ Dengan nilai d = 0.02 m didapat
= √356.182 + 3552 luas,
= 502.88 𝑘𝑁/𝑚 𝐴0 = 0.0003 𝑚

14
2. Perencanaan dinding sandaran
Tabel 3 Data perencanaan dinding
sandaran
Dimensi B = 220 mm
tiang
sandaran H = 1050 mm

Gambar 7 Titik berat profil baja Diameter Tulangan lentur = ∅12


tulangan tulangan sengkang = ∅10
 Titik berat y1 terhadap sumbu A
Spesifikasi Material
4×𝑟1
𝑦1 = Kuat tekan
3×𝜋 20 MPa
4×0.12
beton (f'c)
𝑦1 = 3×𝜋 Tegangan
leleh baja 410 MPa
𝑦1 = 0.01 𝑚
(fy)
 Titik berat y0 terhadap sumbu A Beton
2500 kg/m3
4×𝑟0 bertulang
𝑦0 =
3×𝜋 tebal selimut
40 mm
𝑦0 =
4×0.02 beton (d')
3×𝜋 Tinggi efektif
𝑦0 = 0.05 𝑚 (d)
Maka didapat nilai Zx sebagai Ф 0.8
β 0.85
berikut,
𝑍𝑥 = (𝐴1 × 𝑦1 )2 − (𝐴0 × 𝑦0 )2
𝑍𝑥 = (0.02 × 0.01)2 (0.0003 × a. Kebutuhan tulangan dinding

0.06)2 sandaran
𝑍𝑥 = 0.0011467 𝑚 3 - Digunakan tulangan lentur ∅12-
 Momen tahanan plastis 120 mm, As pakai = 1205 mm2.
𝑀𝑝 = 𝑍𝑥 × 𝑓𝑦 - Digunakan tulangan geser ∅10-
𝑀𝑝 = 0.0011467 × 240 × 104 100 mm.
𝑀𝑝 = 295.43 𝑘𝑁𝑚

 Kontrol momen tahanan


Mp > Mn
Mp = 295.43 kNm > Mn = 279.3
kNm
(Maka profil railing dapat
digunakan).

15
4.2.2 Perencanaan Trotoar 4.2.3 Perencanaan Pelat Lantai
Tabel 4 Data Perencanaan Trotoar Tabel 5 Data Perencanaan Pelat Lantai
Dimensi Tebal trotoar = 250 mm Panjang Pelat (L) = 3 m
Dimensi pelat
trotoar Lebar trotoar = 950 mm lantai Lebar Pelat (B) = 2.25 m
Tebal spesi 50 mm Tebal pelat lantai
Tebal air 0.2 m
50 mm (ts)
hujan
Tebal lapisan
Spesifikasi Material
aspal + overlay 0.1 m
Kuat tekan
30 (ta)
beton (f'c)
Tegangan Tinggi genangan
240 0.05 m
leleh baja air hujan (th)
𝛾Beton Spesifikasi Material
2500 kg/m3
bertulang Kuat tekan beton
𝛾Beton tidak 30 MPa
2200 kg/3 (f'c)
bertulang Tegangan leleh
𝛾Air 980 kg/m3 400 MPa
baja (fy)
𝛽 0.85 𝛾Beton bertulang 25 kN/m3
𝛾Beton tidak
22 kN/m3
a. Kebutuhan tulangan trotoar bertulang
𝛾Air 9.8 kN/m3
- Digunakan tulangan utama ∅12 –
Diameter
22 mm
120 mm tulangan arah x
Diameter
- Digunakan tulangan pembagi ∅10 – 16 mm
tulangan arah y
180 mm. Selimut beton
40 mm
(ds)
∅ 0.8
𝛽 0.85

A. Perhitungan Momen pada Pelat Lantai


a. Momen lentur akibat beban mati
1) Pelat beton = 43.87 kN
2) Lapis perkerasan = 29.7 kN
3) Air hujan = 6.62 kN
Dengan berat total beban mati (Pd)
sebesar 80.19 kN. Berdasarkan hasil
grafik M. Pigeaud

16
dengan besar rasio bidang beban MLLY = 2.736 kN
pelat sebesar 𝑈⁄𝐵 = 1 dan Kondisi 2

𝑉⁄ = 1 , diperoleh nilai: Berdasarkan hasil grafik M.


𝐿
Pigeaud
m1 = 14.9 × 10-2
dengan besar rasio bidang beban
m2 = 10.4 × 10-2
pelat sebesar 𝑈 ⁄𝐵 = 1:𝑉 ⁄𝐿 = 0.25 ,
Maka besar momen lentur yang
bekerja adalah: diperoleh nilai:

MDLX = 4.522 kN m1 = 9.36 × 10-2

MDLY = 1.726 kN m2 = 6.17 × 10-2

b. Momen lentur akibat beban hidup Maka besar momen lentur yang

Beban yang bekerja pada pelat bekerja adalah:

lantai kendaraan sebesar: MLLLX = 44.549 kN

𝐹𝐵𝐷 = 0.4 − 0.0025(𝐿 − 50) MLLLY = 32.805 kN


= 0.4 − 0.0025(60 − 50) Kondisi 3
= 0.375 Berdasarkan hasil grafik M.
Besar beban “T” akibat pengaruh Pigeaud
FBD dengan besar rasio bidang beban
T = (1 + 0.375) × 112.5) × 2 pelat sebesar 𝑈⁄𝐵 = 0.72 ; 𝑉⁄𝐿 = 0.25 ,
= 309.375 𝑘𝑁 diperoleh nilai:
Kondisi 1 m1 = 12.9 × 10-2
Berdasarkan hasil grafik M. m2 = 8.25 × 10-2
Pigeaud Maka besar momen lentur yang
dengan besar rasio bidang beban bekerja adalah:
pelat sebesar 𝑈⁄𝐵 = 0.56 dan MLLLLX = 45.92 kN
𝑉⁄ = 0.25 , diperoleh nilai: MLLLLY = 33.09 kN
𝐿
c. Momen Rencana
m1 = 14.9 × 10-2
MX = MDLX + MLLLLX
m2 = 10.4 × 10-2
= 4.522+ 45.92
Maka besar momen lentur yang
= 50.447 kN
bekerja adalah:
My = MDLY + MLLLY
MLLX = 3.565 kN

17
= 1.726 + 33.805 = 84742.738 𝑘𝑁𝑚𝑚 ≈
= 34.812 kN 84.743 𝑘𝑁𝑚

B. Penulangan Pelat lantai Kendaraan b. Penulangan Pelat arah y


a. Penulangan Pelat arah x Digunakan tulangan ∅16-250 mm
1) Faktor tahanan momen dengan momen kapasitas 70.852

𝑅𝑛 = 𝑏×𝑑2
𝑀𝑛 kNm.

63.059×106
= 1000×1522
4.3 Pembebanan Struktur Utama
= 2.73 N/mm2
Jembatan
2) Besar rasio tulangan yang
Perhitungan pembebanan pada
digunakan
jembatan mengacu pada SNI 1725-
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.0071
2016 tentang Standar Pembebanan
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0.0034
Jembatan.
m = 16.078
4.3.1 Beban permanen
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0.0236
a. Berat sendiri (MS)
Digunakan rasio tulangan sebesar
Dari hasil analisis pada software,
𝜌 = 0.0071.
diperoleh berat sendiri struktur
3) Menghitung luas tulangan yang
diperlukan: sebesar 5613.63 kN.

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑 b. Beban mati tambahan (MA)

= 0.0071 × 1000 × 152 Tabel 6 Beban Mati Tambahan


= 1072.718 𝑚𝑚 2
Beban mati
Jenis Bahan
4) Perhitungan jarak tulangan (kN/m)
𝐴𝑠1×𝑏 Lapisan aspal + overlay 15.4
𝑠 = 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
Air hujan 3.43
1
×𝜋×162 ×1000 Trotoar 5.5
4
= 1072.718

= 187.432 𝑚𝑚 dipakai 180 mm 4.3.2 Beban lalu lintas


5) Momen Kapasitas a. Beban lajur “D”
𝐶𝑐 × (83.681) − 𝑇𝑠1 × (𝑆1 ) + 𝑇𝑠2 × 1) Beban terbagi rata (BTR)
(𝑆2 ) 𝑞 = 9 × (0.5 +
15
)
𝐿
832.255 × (83.681) − 167.617 ×
15
(52) + 457.974 × (52) = = 9 × (0.5 + )
60

18
= 6.75 𝑘𝑁/𝑚 2 V0 = 19.3 km/jam (didalam kota)
2) Beban garis terpusat (BGT) Z0 = 2500 mm
Beban garis terpusat memiliki PBTekan = 0.0024 MPa
intensitas beban sebesar 49 kN/m PBHisap = 0.0012 MPa
yang ditempatkan tegak lurus 𝑉 𝑍
𝑉𝐷𝑍 = 2.5𝑉0 ( 𝑉10) 𝑙𝑛 (𝑍 )
𝐵 0
terhadap arah lalu lintas 60 20
= 2.5 × 19.3 × (110) 𝑙𝑛 (2.5)
jembatan.
= 54.727 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
b. Beban rem (TB)
Besar tekanan angin pada struktur
𝑄𝑇𝐵1 = 5%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑟𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
(Ews)
= 25% × 500
= 125 𝑘𝑁
Untuk pelengkung,
54.727 2
𝑄𝑇𝐵2 = 5%(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝐷 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 = 0.0024 × ( )
110
+ 𝑄𝑇𝐷 ) = 0.0000594 𝑀𝑃𝑎
= 5% × (650 + (6.75 × 7 × 60)) 54.727 2
𝑃𝐷 𝐻𝑖𝑠𝑎𝑝 = 0.0012 × ( )
= 174.25 𝑘𝑁 110

Diambil nilai QTB terbesar, maka = 0.0000297 𝑀𝑃𝑎


Untuk permukaan datar,
nilai QTB = 174.25 kN bekerja 1800
54.727 2
mm di atas permukaan jalan. 𝑃𝐷 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 = 0.0024 × ( )
110

Dalam pemodelan, beban rem = 0.0000594 𝑀𝑃𝑎


didistribusikan ke setiap nodal pada Untuk gelagar,
lantai kendaraan. 54.727 2
𝑃𝐷 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 = 0.0019 × ( 110
)
Jumlah nodal/joint = 105 titik
= 0.00047 𝑀𝑃𝑎
174.25
Gaya per nodal = Besar tekanan angin pada
105

= 1.7 kN kendaraan (EWL)


1.46
4.3.3 Beban aksi lingkungan 𝑃𝐾 = = 0.0139 N/mm/joint
105
a. Beban angin (EW) 4.3.4 Beban gempa
Diasumsikan hanya bekerja pada Untuk gaya gempa direncanakan
sisi samping jembatan. menggunakan perhitungan respon
VB = 110 km/jam spektrum yang dihasilkan dari
V10 = 60 km/jam pustajan.pu.go.id dengan menginput
Didapat: nama kota lokasi proyek dan hasil

19
analisis kategori tanah yang kemudian 4.3.5 Kombinasi pembebanan
di input kedalam Function Response Tabel 8 Kombinasi pembebanan
Spectrum AASHTO 2007 pada SAP
2000. Data spektrum respon diambil
dari Peta Gempa PUSJATAN
Kementrian PUPR.
Ss = 1.376
S1 = 0.551
PGA = 0.543
Jenis tanah = Tanah Lunak
Tabel 7 Data Spektrum Respon
T SA T SA
No No
(detik) (g) (detik) (g)
1 0 0.24 17 1.073 0.25
2 0.215 0.6 18 1.073 0.241
3 1.073 0.6 19 1.073 0.232
4 1.073 0.506 20 1.073 0.224
5 1.073 0.469 21 1.073 0.217
6 1.073 0.437 22 1.073 0.21 4.4 Analisis Elemen Struktur
7 1.073 0.409 23 1.073 0.203
4.4.1 Permodelan Struktur
8 1.073 0.385 24 1.073 0.197
9 1.073 0.363 25 1.073 0.191
10 1.073 0.344 26 1.073 0.185
11 1.073 0.326 27 1.073 0.18
12 1.073 0.311 28 1.073 0.175
13 1.073 0.296 29 1.073 0.171
14 1.073 0.283 30 1.073 0.166
15 1.073 0.271 31 1.073 0.162
16 1.073 0.26 32 4 0.161

Gambar 1 Aksial forces akibat kombinasi


kuat 1

20
4.4.2 Gelagar Melintang
Tabel 9 Parameter profil gelagar
melintang

Parameter Profil
H = 400 mm Zx = 1980 cm3
B = 300 mm Zy = 481 cm3
tw = 10 mm Rx = 16.9 cm
Gambar 2 Aksial forces akibat tf = 16 mm ry = 7.28 cm
kombinasi daya layan 2 r = 22 mm Sx = 1978 cm3
A = 13600 mm2 Sy = 480 cm3
Ix = 38700 cm4 E = 200000 N/mm2
Iy = 7210 cm4 fy = 410 N/mm2
hw = 324 mm fu = 550 N/mm2

Dengan metode perencanaan batang


komposit yang telah dijelaskan pada
Gambar 3 Aksial forces kombinasi
bab sebelumnya, maka didapatkan
ekstrem 1
momen lentur nominal balok komposit
sebesar:
𝜙𝑀𝑛 = 1746.08 𝑘𝑁𝑚
Nilai rasio kapasitas momen profil
terhadap gaya yang bekerja sebesar:
𝜙𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
1746.08 𝑘𝑁𝑚 ≥ 1674.5 𝑘𝑁𝑚
Gambar 4 Aksial forces aksial
(Memenuhi)
kombinasi ekstrem 2
Pengubung geser yang digunakan
memiliki spesifikasi ∅22 mm dan
tinggi 100 mm sertia nilai fu sebesar
500 Mpa. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh kuat geser izin satu buah
stud conncector sebesar:

21
Qn = 166945.57 N Tabel 11 Kemampuan nominal gelagar
Jumlah penghubung geser pada satu sisi = 64 memanjang

buah Gaya yang


Kemampuan
diterima Kondisi
Jarak antar penghubung geser = 160 mm. Profil (𝜙Xn)
(Xu)
4.4.3 Gelagar Memanjang Tarik 690.2 kN 388.21 kN Aman
Tabel 10 Parameter profil gelagar Geser 60.13 kN 0.125 kN Aman
Lentur
memanjang
Parameter Profil Arah X 20.976 kNm 11.334 kNm Aman
3
H = 100 mm Zx = 76.5 cm Arah Y 20.976 kNm 0.0041 kNm Aman
B = 100 mm Zy = 26.7 cm3
tw = 6 mm rx = 4.18 cm 4.4.4 Ikatan Angin Bawah
tf = 8 mm Ry = 2.47 cm
r = 10 mm Sx = 73.8 cm3 Tabel 12 Parameter penampang ikatan
2
A = 2190 mm Sy = 26.69 cm3 angin bawah
4
Ix = 383 cm E = 200000 N/mm2
Parameter Profil
Iy = 134 cm4 fy = 290 N/mm2
H = 50 mm ry = 16.83 mm
hw = 64 mm fu = 500 N/mm2
B = 50 mm Sx = 18.13 cm3
t = 10 mm Sy = 18.13 cm3
Analisis kemampuan komponen A = 1600 mm2 Zx = 45.475 cm3
gelagar memanjang: Ix = 45.33 cm4 Zy = 45.475 cm3
Iy = 45.33 cm4 fy = 290 N/mm2
Didapat nilai gaya dalam dari hasil
rx = 16.83 mm fu = 500 N/mm2
analisis SAP 2000 sebagai berikut: Analisis kemampuan komponen ikatan
𝑁𝑢 = 388.21 𝑘𝑁 angin bawah:
𝑀𝑢𝑥 = 11.334 𝑘𝑁𝑚 Didapat nilai gaya dalam dari hasil
𝑀𝑢𝑦 = 0.0041 𝑘𝑁𝑚
analisis SAP 2000 sebagai berikut:
𝑉𝑢 = −0.125 𝑘𝑁 𝑁𝑢 = 38.101 𝑘𝑁
Dengan menggunakan persamaan- 𝑉𝑢 = −98.778 𝑘𝑁
persamaan pada sub bab perencanaan Dengan menggunakan persamaan-
komponen struktur, didapat persamaan pada sub bab perencanaan
kemampuan profil dalam menerima komponen struktur, didapat kemampuan
beban yang bekerja sebagai berikut: profil dalam menerima beban yang
bekerja sebagai berikut:

22
Kuat tarik nominal terhadap kuat tarik
ultimit: Tabel 14 Kemampuan nominal tie bam
𝜙𝑁𝑛 ≥ 𝑁𝑢
Kemampuan
Gaya yang
493 𝑘𝑁 ≥ 38.101 𝑘𝑁 (Aman) Profil Kondisi
diterima (Xu)
(𝜙Xn)
4.4.5 Tie beam
Tarik 8775.4 kN 8415.34 kN Aman
Tabel 13 Parameter penampang tie Geser 2153.2 kN 425.68 kN Aman
beam Lentur
Arah X 1651.8 kNm 501.484 kNm Aman
Parameter Profil Arah Y 1097 kNm 906.343 kNm Aman
H = 570 mm rx = 207.555 mm
B = 320 mm ry = 131.388 mm 4.4.6 Pelengkung baja
t = 20 mm Sx = 5139.24 cm3
280 mm Sy = 3668.33 cm3 Tabel 15 Parameter penampang
b =
h = 530 mm Zx = 6329 cm3 pelengkumg baja
2
A = 34000 mm Zy = 4204 cm3
4
Ix = 146468 cm fy = 290 N/mm2 Parameter Profil
4
Iy = 58693.3 cm fu = 500 N/mm2 H = 650 mm rx = 230.2 mm
B = 320 mm ry = 129.93 mm
Analisis kemampuan tie beam: t = 28 mm Sx = 8346.07 cm3
b = 264 mm Sy = 5400.91 cm3
Didapat nilai gaya dalam dari hasil
h = 594 mm Zx = 10512.8 cm3
analisis SAP 2000 sebagai berikut: A = 51184 mm 2
Zy = 6290.14 cm3
4
𝑁𝑢 = 8415.34 𝑘𝑁 Ix = 271247 cm fy = 290 N/mm2
4
𝑀𝑢𝑥 = −501.484 𝑘𝑁𝑚 Iy = 86414.6 cm fu = 500 N/mm2
𝑀𝑢𝑦 = −906.343 𝑘𝑁𝑚
Analisis kemampuan komponen
𝑉𝑢 = 452.682 𝑘𝑁
pelengkung baja:
Dengan menggunakan persamaan-
Didapat nilai gaya dalam dari hasil
persamaan pada sub bab perencanaan
analisis SAP 2000 sebagai berikut:
komponen struktur, didapat
𝑁𝑢 = −12401.7 𝑘𝑁
kemampuan profil dalam menerima
𝑀𝑢𝑥 = 502.07 𝑘𝑁𝑚
beban yang bekerja sebagai berikut:
𝑀𝑢𝑦 = 539.667 𝑘𝑁𝑚
𝑉𝑢 = −141.734 𝑘𝑁
Dengan menggunakan persamaan-
persamaan pada sub bab perencanaan

23
komponen struktur, didapat kemampuan Dengan menggunakan persamaan-
profil dalam menerima beban yang persamaan pada sub bab perencanaan
bekerja sebagai berikut: komponen struktur, didapat
Tabel 16 Kemampuan nominal pelengkung kemampuan profil dalam menerima
baja beban yang bekerja sebagai berikut:

Gaya yang Tabel 18 Kemampuan penampang


Kemampuan
diterima Kondisi ikatan angin atas (arah
Profil (𝜙Xn)
(Xu)
diagonal)
Tekan 12719.1 kN 12401.7 kN Aman
Geser 2604.57 kN 141.743 kN Aman Kemampuan Gaya yang
Lentur Profil diterima Kondisi
2734.84 kNm 502.07 kNm Aman (𝜙Xn) (Xu)
Arah X
Tekan 1396.65 kN 89.85 kN Aman
Arah Y 1641.73 kNm 539.67 kNm Aman
Geser 634.23 kN 35.87 kN Aman

4.4.7 Ikatan angin atas ( arah diagonal) 4.4.8 Ikatan angin atas ( arah
Tabel 17 Parameter penampang ikatan horizontal)
angin atas Tabel 19 Parameter penampang ikatan
Parameter Profil angin atas
H = 300 mm rx = 113.69 mm
Parameter Profil
B = 250 mm ry = 93.399 mm
H = 300 mm rx = 113.69 mm
t = 15 mm Sx = 1344.3 cm3
B = 250 mm ry = 93.399 mm
b = 220 mm Sy = 1208.3 cm3
t = 15 mm Sx = 1344.3 cm3
h = 270 mm Zx = 1615.5 cm3
2 b = 220 mm Sy = 1208.3 cm3
A = 15600 mm Zy = 1420.5 cm3
4 h = 270 mm Zx = 1615.5 cm3
Ix = 20164.5 cm fy = 290 N/mm2
4 A = 15600 mm2 Zy = 1420.5 cm3
Iy = 15104.5 cm fu = 500 N/mm2 4
Ix = 20164.5 cm fy = 290 N/mm2
4
Iy = 15104.5 cm fu = 500 N/mm2
Analisis kemampuan komponen ikatan
angin atas (arah diagonal) Analisis kemampuan komponen
Didapat nilai gaya dalam dari hasil pelengkung baja:
analisis SAP 2000 sebagai berikut: Didapat nilai gaya dalam dari hasil
𝑁𝑢 = −89.85 𝑘𝑁 analisis SAP 2000 sebagai berikut:
𝑉𝑢 = −35.87 𝑘𝑁 𝑁𝑢 = 98.421 𝑘𝑁
𝑉𝑢 = 1.279 𝑘𝑁

24
Dengan menggunakan persamaan- 4.5 Analisis sambungan baut
persamaan pada sub bab perencanaan Tabel 21 Konfigurasi sambungan
komponen struktur, didapat komponen jembatan
kemampuan profil dalam menerima
Jarak
beban yang bekerja sebagai berikut: Jumlah Jarak antar
Tipe antar
No. baut, n baut ke tepi
Tabel 20 Kemampuan penampang ikatan Baut baut
(buah) (mm)
(mm)
angin atas (arah horizontal)
Kemampuan Gaya yang 1 M16 2 45 30
Profil diterima Kondisi 2 M16 6 70 55
(𝜙Xn) (Xu) 3 M16 2 70 40
Tarik 4067.25 kN 98.421 kN Aman
4 M36 16 95 60
Geser 1594.08 kN 1.279 kN Aman
5 M36 12 95 60
6 M20 5 55 35
4.4.9 Kabel penggantung 7 M24 12 70 50
Pada perencanaan kabel penggantung, 8 M24 6 100 60
digunakan penggantung tipe tension Keterangan
1 = Sambungan ikatan angin bawah
rods hasil produksi Macalloy. Tipe Sambungan ikatan angin atas
kabel tarik yang digunakan berupa 2 = (Diagonal)
Sambungan ikatan angin atas
Macalloy 520 dengan material berupa 3 = (Horizontal)
stainless steel. 4 = Sambungan antar tie beam
5 = Sambungan antar pelengkung baja
∅ Kabel = 45 mm
6 = Sambungan gelagar memanjang
Berat kabel penggantung = 12.5 kg/mm 7 = Sambungan gelagar melintang
Minimum breaking load = 946 kN 8 = Sambungan kabel penggantung
Kontrol kekuatan kabel penggantung
4.6 Analisis perbandingan estimasi
𝑁𝑛 ≥ 𝑁𝑢
946 𝑘𝑁 ≥ 731.029 𝑘𝑁 (Aman)
biaya jembatan rencana dengan
jembatan eksisting
Pada tahap ini akan dibahas mengenai
estimasi biaya jembatan rencana yang
akan digunakan sebagai perbandingan
dengan biaya jembatan eksisting.
Berikut hasil rekapitulasi biaya

25
pekerjaan jembatan rencana pada tabel 5. Kesimpulan dan Saran
dibawah ini. 5.1 Kesimpulan
Tabel 22 Rekapitulasi rencana Berdasarkan hasil perencanaan ulang
anggaran biaya jembatan rencana jembatan sokong dengan

JUMLAH menggunakan sistem pelengkumg


No. JENIS PEKERJAAN
HARGA (Rp.) baja, dapat diambil beberapa
Pekerjaan Dinding kesimpulan sebagai berikut:
1 197,047,633.87
Sandaran
2 Pekerjaan Trotoar 210,393,648.53 a. Pelat lantai kendaraan yang
3 Pekerjaan Plat Lantai 175,893,426.07 digunakan dalam perancangan
Pekerjaan Gelagar
7,027,436,026.40 menggunakan pelat beton bertulang
4 Memanjang
Pekerjaan Gelagar dengan ketebalan 20 cm. kebutuhan
8,963,848,665.06
5 Melintang tulangan arah-x yang digunakan
Pekerjaan Ikatan
1,038,585,424.88 yaitu ∅16-180 mm dan untuk arah-
6 Angin Bawah
7 Pekerjaan Tie Beam 7,052,544,336.94 y digunakan ∅16-250 mm,
Pekerjaan Pelengkung
10,423,108,399.98 b. Profil dan dimensi komponen
8 Baja
Pekerjaan Ikatan jembatan pelengkung baja yang
2,974,520,209.35
9 Angin Atas
Pekerjaan Kabel digunakan adalah:
92,456,510.08
10 Penggantung 1. Gelagar melintang
JUMLAH 38,155,834,281.16
menggunakan profil WF
PPN 10% 3,815,583,428.12
TOTAL 41,971,417,709.28 400.300.10.16,
DIBULATKAN 41,971,418,000.00 2. Gelagar memanjang
EMPAT PULUH SATU MILIYAR
SEMBILAN RATUS TUJUH PULUH menggunakan profil WF
TERBILANG: SATU JUTA EMPAT RATUS
DELAPAN BELAS RIBU RUPIAH
100.100.6.8,
3. Ikatan angin bawah
Biaya yang dibutuhkan pada perencanaan menggunakan profil L
sebesar Rp 41.971.418.000,00 50.50.10,
sedangkan biaya pada keadaan eksisting 4. Tie beam menggunakan profil
sebesar Rp 52.454.200.000,00. Selisih Box 570.320.20.20,
biaya perencanaan dengan eksisting 5. Pelengkung baja
yaitu Rp 10.482.782.000,00. menggunakan profil Box
650.320.28.28,

26
6. Ikatan angin atas 5.2 Saran
menggunakan profil Box Saran yang disampaikan oleh penulis
300.250.15.15, sebagai acuan dalam penelitian yang
7. Untuk kabel penggantung akan datang serta melengkapi
menggunakan jenis kabel yang kekurangan yang ada pada penelitian
diproduksi oleh Macalloy antara lain sebagai berikut:
dengan tipe Macalloy 520∅45
1. Untuk mendesain jembatan serta
mm,
metode pelaksanaannya, lebih
c. Seluruh kapasitas profil komponen
disarankan menggunakan
jembatan masih aman terhadap
software MIDAS CIVIL daripada
beban yang bekerja pada struktur
SAP2000 karena fitur pada
jembatan yang mengacu SNI 1725-
MIDAS CIVIL lebih khusus untuk
2016.
perhitungan jembatan daripada
d. Sambungan pada struktur
SAP2000.
menggunakan sambungan baut tipe
2. Dilakukan perhitungan pada
tumpu. Konfigurasi sambungan
struktur bawah jembatan untuk
untuk beberapa titik buhul pada
mengetahui perilaku jembatan
struktur terlampir pada lampiran.
seutuhnya,
e. Hasil perhitungan estimasi
3. Pembahasan terkait metode
anggaran biaya jembatan rencana
konstruksi pelaksanaan dan
lebih mahal daripada anggaran
pengaruhnya terhadap perilaku
biaya jembatan eksisting. Hasil
jembatan pada saat pembangunan.
anggaran biaya jembatan rencana
sebesar Rp 41.971.418.000,00
DAFTAR PUSTAKA
sedangkan anggaran biaya jembatan
SNI 1725-2016. 2016. Pembebanan
eksisting sebesar Rp
untuk Jembatan. Jakarta:
52.454.200.000,00 sehingga selisih
Badan Standarisasi Nasional.
yang diperoleh adalah Rp
RSNI T-03-2005. 2005. Perencanaan
99.975.116.966,00.
Struktur Baja untuk Jembatan.
Jakarta: Badan Standarisasi.

27
Kurniawan, N., 2017. Perencanaan Box Half Through Arch.
Ulang Struktur Atas Jembatan Surabaya: Fakultas Teknik
Sungai Wanggu Kendari Sipil dan Perencanaan Institut
Menggunakan Sistem Teknologi Sepuluh Nopember.
Jembatan Pelengkung Baja.
Hidayat, R. A., 2019. Studi Variasi
Yogyakarta: Fakultas Teknik
Tinggi Busur Pada
Departemen Teknik Sipil dan
Perencanaan Ulang Jembatan
Lingkungan Universitas
Sardjito II Terhadap Pengaruh
Gadjah Mada.
Perilaku dan Kekuatan
Wanarno, A. N., 2013. Perencanaan Through Arch Bridge.
Jembatan Leho Kawasan Yogyakarta: Program Studi
Pesisir Kabupaten Karimun, Teknik Sipil dan Perencanaan
Kepaluan Riau, dengan Universitas Islam Indonesia.
Struktur Jembatan Pelengkung
Prasmoro, R., 2017. Modifikasi
(Arch Bridge). Semarang:
Jembatan Sembayat Baru II
Fakultas Teknik Jurusan
Menggunakan Sistem
Teknik Sipil Universitas
Jembatan Busur Rangka Baja.
Diponegoro.
Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No.1.
Laksono, F. R., 2017. Modifikasi
Ardiansah, M.S., 2019. Analisis
Perencanaan Jembatan
Jembatan Busur Pejalan Kaki
Kalibambang Kab. Blitar –
Berdasarkan Variasi Letak
Kab. Malang Menggunakan
Lantai Kendaraan. Jurnal
Busur Rangka Baja. Surabaya:
FTEKNIK Universitas Riau
Fakultas Teknik Sipil dan
Volume 6 Edisi 2.
Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

Lestariyanto, T. B., 2017. Modifikasi


Struktur Jembatan Musi IV
dengan Menggunakan Sistem

28

Anda mungkin juga menyukai