Artikel Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
LUTFI AMALIA PUTRI
F1A 014 087
ABSTRAK
Kata Kunci: Precast concrete u girder, Beton prategang, Posttension prestress, Jembatan
Kesejahteraan.
1
I. PENDAHULUAN m. PC-I girder dengan bentang lebih dari itu
A. Latar Belakang sangat beresiko untuk mudah terguling dan
Kondisi geografis Indonesia yang patah.
memiliki berbagai macam jenis kontur mulai Jembatan Kesejahteraan terletak di
dari pegunungan hingga dataran rendah Desa Taman Ayu, Labuapi, Lombok Barat.
diperlukan sarana penghubung antar Jembatan Kesejahteraan menggunakan
daerah satu ke daerah lain agar akses konstruksi precast concrete I (PC-I) girder
suatu perjalanan berjalan lancar, maka dengan bentang 70 m yang dilengkapi
untuk memperlancar perjalanan diperlukan dengan pilar sehingga bentang jembatan
bangunan jembatan. terbagi menjadi 2 yaitu bentang 45 m dan
Di Indonesia ada banyak tipe 25 m.
jembatan, seiring dengan perkembangan Bentang jembatan Kesejahteraan
ilmu pengetahuan yang pada mulanya memiliki bentang cukup panjang sehingga
jembatan dibuat menggunakan kayu diperlukan gelagar utama yang mampu
kemudian membuat jembatan dengan menahan lendutan. Saat jembatan ini
beton dan berkembang menjadi beton dibebani dengan beban lalu lintas yang
prategang. Jembatan beton prategang semakin meningkat akan mengakibatkan
(prestressed concrete) merupakan salah terjadinya lendutan yang cukup besar pada
satu jenis jembatan dengan bahan material jembatan. Jembatan U girder ditinjau dari
konstruksi beton yang berisi kabel baja lendutan, tegangan dan momen
mutu tinggi dengan tujuan untuk mempunyai tingkat keefektifan yang lebih
memberikan tegangan awal berupa tinggi dibandingkan dengan I girder (Lubis
tegangan tarik terhadap beton. dan Karolina, 2017). Selain itu PC-U girder
Belakangan ini banyak terjadi juga lebih stabil terhadap angin serta
insiden atau kecelakaan- kecelakaan yang kekakuan cenderung merata. Pada proses
terjadi pada sebuah proyek konstruksi setting pra stressing PC-U girder lebih
jembatan yang menggunakan precast aman dari PC-I girder karena luasan
concrete I (PC-I) girder, dimana salah satu sentuhanya lebih besar, maka kecil
contohnya adalah konstruksi beton proyek kemungkinan PC-U girder untuk terguling
LRT Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta (Masnul, 2009).
Timur yang runtuh pada Senin Januari PC-U girder dengan bentuk badan
2018 dini hari. Direktur Jenderal Bina yang lebih lebar dari PC-I girder namun
Konstruksi Kementrian PUPR, Syarif pada bagian tengah bentang
Burhanuddin mengatakan ada beberapa penampangnya cukup langsing, cukup
identifikasi sementara penyebab memenuhi nilai estetika jembatan.
kecelakaan saat proyek dilaksanakan atau Jembatan Kesejahteraan memerlukan
konstruksi pada pemasangan PC-I girder konstruksi yang mampu memenuhi beban
yang terjadi di proyek LRT tersebut. rencana jembatan, efektif dalam pekerjaan
Pertama, kondisi tidak stabil. Kedua, dengan resiko pelaksanaan minimum dan
gantungan crane mengalami pelonggaran tetap memenuhi nilai-nlai estetika
sehingga gelagar berotasi. Ketiga, bangunan struktural.
vertikalitas gantungan sulit dikontrol. Dari uraian di atas maka dilakukan
Keempat, bracing baja tulangan tidak “Perencanaan Ulang Jembatan
mampu menahan gaya guling. Kelima, jack Kesejahteraan dengan Menggunakan
hidraulic yang tidak bekerja dengan baik. Precast Concrete U Girder (PC-U Girder)”.
Penyebab terakhir, proses stressing dan
sambungan beton basah B. Rumusan Masalah
(http://m.liputan6.com). a. Bagaimana merencanakan dimensi PC-
Bentuk PC-I girder memiliki bentuk U girder yang digunakan
yang langsing akan sangat berbahaya jika b. Bagaimana analisis pembebanan
bentangnya besar. Biasanya PC-I girder terhadap struktur jembatan PC-U girder
ideal digunakan untuk bentang hingga 20
2
c. Bagaimana merencanakan struktur II. DASAR TEORI
jembatan beton prategang A. Tinjauan Pustaka
menggunakan PC-U Girder Beton prategang pada dasarnya
d. Bagaimana merencanakan profil dan adalah beton dimana tegangan-tegangan
jumlah tendon yang digunakan internal dengan besar serta distribusi yang
e. Berapa kehilangan prategang yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga
terjadi tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh
beban-beban luar dilawan sampai suatu
C. Batasan Masalah tingkat yang diinginkan (Raju, 1993).
a. Jembatan dibagi menjadi 2 bentang Lubis dan Karolina (2017), telah
sederhana dimana panjang masing- melakukan analisa terhadap perbandingan
masing bentang adalah 42 m dan 28 m kelayakan pada gelagar jembatan dengan
dengan total panjang jembatan 70 m menggunakan precast U dan I. Hasil dari
dan memiliki 1 pilar analisa tersebut menunjukkan jembatan U
b. Tidak merencanakan perkerasan dan girder memiliki tingkat kefektifan yang lebih
design jalan pendekat jembatan (oprit) tinggi dibandingkan jembatan I girder pada
c. Sistem penegangan dengan cara post- lendutan, reaksi perletakan, gaya dalam,
tension tegangan dan kehilangan gaya prategang.
d. Tidak menghitung data hidrologi. Menurut Masnul (2009), lebar PCU
e. Tidak meninjau kestabilan profil sungai yang telah direncanakan tidak langsing
dan scouring menyebabkan jumlah PC-U yang
f. Tidak melakukan perencanaan terhadap digunakan lebih sedikit jumlahnya daripada
analisa biaya dan waktu pelaksanaan PC-I girder (hemat hingga 50% unit PC-I
girder). Karena bentuk dan ukuranya yang
D. Tujuan Perencanaan lebih besar maka berat sendiri per unitnya
a. Untuk merencanakan dimensi PC-U juga lebih besar dari PC-I girder. Pada
girder yang digunakan proses setting pra stressing, PC-U girder
b. Untuk menganalisis pembebanan lebih aman dari PC-I girder karena luasan
terhadap struktur jembatan PC-U girder sentuhanya lebih besar, maka kecil
c. Untuk melakukan perencanaan struktur kemungkinan PC-U girder untuk terguling.
jembatan beton prategang Dan bentuk PC-U yang mirip dengan box
menggunakan PC-U Girder girder cukup memenuhi nilai estetika
d. Untuk merencanakan profil dan jumlah jembatan jika dibandingkan dengan PC-I
tendon yang digunakan yang kaku dan terlalu tegas.
e. Untuk mengetahui kehilangan gaya
prategang B. Landasan Teori
Analisis Penampang
E. Manfaat Perencanaan Dari bentuk penampang U yang
a. Sebagai tambahan pengetahuan didesain, analisis yang dilakukan berupa
tentang dasar-dasar perhitungan dan perhitungan luas, jarak titik berat
perencanaan konstruksi jembatan beton penampang terhadap serat atas dan serat
prategang khususnya terkait bawah, inersia penampang, serta statis
perancangan jembatan menggunakan momen penampang terhadap serat atas
PC-U girder. dan serat bawah.
b. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi - Letak titik berat
bahan pertimbangan ataupun informasi
=
dalam menentukan desain alternatif
jembatan pada perencanaan = h - yb
selanjutnya. Keterangan :
yb : Jarak titik bera t penampang terhadap
serat bawah
ya : Jarak titik bera t penampang terhadap
3
serat atas Keterangan :
h : Tinggi total balok prategang : Kehilangan prategang total
A : Luas penampang : Kehilangan prategang akibat slip
y : Titik berat penampanng angkur
- Momen inersia terhadap sumbu x : Kehilangan prategang akibat
) friksi/ gesekan
Dimana : : Kehilangan prategang akibat
(untuk penampang persegi) perpendekan elastis beton
(untuk penampang segitiga) : Kehilangan prategang akibat
relaksasi tendon
Analisis Prategang : Kehilangan prategang akibat
Sebuah balok yang mengalami rangkak pada beton
suatu gaya prategang eksentris sebesar P : Kehilangan prategang akibat
yang ditempatkan dengan eksentrisitas (e). susut pada beton
Eksentrisitas akan menambah kemampuan
untuk menerima atau memikul tegangan III. METODE PERENCANAAN
tarik yang lebih besar lagi pada serat A. Lokasi Jembatan
bawah. Prategang juga menyebabkan Lokasi Jembatan Kesejahteraan
perimbangan gaya-gaya dalam komponen berada di Desa Taman Ayu, Kecamatan
beton prategang. Konsep ini terutama Labuapi, Kabupaten Lombok Barat,
terjadi pada beton prategang post-tension. Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4
DIMENSI
GIRDER
1900
dilaksanakan dengan tujuan megetahui 80 330 80
70
konstruksi jembatan secara keseluruhan 8
9 100
100
7
yang tepat sesuai dengan analisa data
6
330
yang telah diperoleh. Tahap ini meliputi ya= 971,06
3
yb= 878,94
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2
A. Perencanaan Jembatan Bentang 42 m 1 300
5
9 9 100
8 8 100
7 7
6 6
330 yt= 971,06
Diafragma 80 cm
DIMENSI GIRDER kt= 381,7
5 5
KOMPOSIT 1646,67 1730
1815 1850 c.g.c
4 4 950 beff = 2,4 m 20 cm
1465 kb= 345,49
2400 3 3 beff
933,33
1900 60 775
616,67
beff
1900
Jarakyb= 878,94
masing- masing tendon terhadap alas
0
1
80 330
2 80
70
9 150 200 100 1
2
Z3001’ = Z5’ = 1,52 m
2’ = Z6’ = 1,16 m
8 100 yacZ = 0,9805 m
7 0,8805 m
92 cm
1000 6
330 yac = 980,48 mm 1000 Z3’ = Z7’= 0,80 m
190
5a
100 Posisi tendon di daerah tumpuan (x= c.g.c 1 m)
hc
5b
Ditetapkan posisi penempatan kabel
4 950
yd2' = 0,48 POSISI m TENDON DI TUMPUAN
DIAFRAGMA
3
65
Jarak masing- masing tendon terhadap alas
2
ybc = 1069,52 mm
Posisi tendon di daerah tumpuan (x= 0 m) 2 Z2'=Z6' 1,160 Z2=Z6 0,250 0,910
3 Z3'=Z7' 0,800 Z3=Z7 0,150 0,650
Ditetapkan posisi penempatan kabel
4 Z4'=Z8' 0,320 Z4=Z8 0,150 0,170
yd' = 0,36 m
6
Posisi masing-masing tendon dapat dilihat POSISI TENDON
2,0
pada tabel 5. dengan persamaan :
Elevasi (Z)
1,5 Z1
Zi = Z2
1,0
Tabel 5. Posisi tendon bentang 42 m 0,5 Z3
Zo = Z4
Posisi masing-masing kabel 0,0
X 0 10 20 30 40 50
(yb - yo)
Z1 Z2 Z3 Z4 Bentang (x)
0 0,879 1,520 1,160 0,800
Gambar 8. Posisi tendon bentang 42 m
1 0,820 1,402 1,075 0,740 0,320
2 0,765 1,290 0,995 0,682 0,303
3 0,712 1,183 0,919 0,628 0,288
g) Kehilangan prategang
4 0,662 1,082 0,846 0,576 0,273 Kehilangan prategang total dihitung
5 0,615 0,987 0,778 0,527 0,259 dengan persamaan berikut :
6 0,571 0,898 0,714 0,482 0,246
7 0,530 0,814 0,654 0,439 0,233
8 0,491 0,737 0,599 0,399 0,222
Jadi persentase (%) total kehilangan
9 0,455 0,665 0,547 0,362 0,211
prategang adalah :
10 0,423 0,598 0,500 0,328 0,201
11 0,393 0,538 0,456 0,297 0,193
= 1,904 + 10,837 + 1,709 + 8,637 +
12 0,366 0,483 0,417 0,269 0,184 4,676
13 0,341 0,434 0,382 0,244 0,177 + 1,803 = 29,566% < 30% …..OK
14 0,320 0,391 0,351 0,222 0,171 Dalam bentuk gaya total kehilangan
15 0,301 0,354 0,324 0,203 0,165 prategang adalah :
16 0,286 0,322 0,302 0,187 0,161 = 506,557 + 2882,711 + 454,541 +
17 0,273 0,296 0,283 0,174 0,157
18 0,263 0,276 0,269 0,163 0,154
2297,523 + 1243,958 + 479,7
19 0,256 0,262 0,258 0,156 0,152 = 7864,988 kN
20 0,251 0,253 0,252 0,151 0,150 Sehingga, Gaya prategang efektif :
21 0,250 0,250 0,25 0,15 0,150 Peff = Pj -
22 0,251 0,253 0,252 0,151 0,150 = 26601,733-7864,988
23 0,256 0,262 0,258 0,156 0,152 = 18736,744 kN
24 0,263 0,276 0,269 0,163 0,154
25 0,273 0,296 0,283 0,174 0,157
h) Tegangan pada penampang balok
26 0,286 0,322 0,302 0,187 0,161
Tegangan keadaan awal (saat transfer)
27 0,301 0,354 0,324 0,203 0,165
28 0,320 0,391 0,351 0,222 0,171
Mutu beton prategang,
29 0,341 0,434 0,382 0,244 0,177 f’c= 66,4 MPa
30 0,366 0,483 0,417 0,269 0,184 Kuat tekan beton (saat transfer),
31 0,393 0,538 0,456 0,297 0,193 f'ci= 0,8 f’c = 0,8 x 66,4 = 53,12 MPa
32 0,423 0,598 0,500 0,328 0,201 Tegangan ijin tarik beton (serat atas),
33 0,455 0,665 0,547 0,362 0,211 0,25 x √f’ci= 0,25 x √53,12 = 1,822 MPa
34 0,491 0,737 0,599 0,399 0,222
Tegangan ijin tekan beton (serat bawah),
35 0,530 0,814 0,654 0,439 0,233
0,6 x f’ci= 0,6 x = 0,6 x 53,12 = 31,872 MPa
36 0,571 0,898 0,714 0,482 0,246
Gaya prategang awal, Pt= 22611,473 kN
37 0,615 0,987 0,778 0,527 0,259 3
38 0,662 1,082 0,846 0,576 0,273 Tahanan momen sisi atas, Wa= 0,443 m
3
39 0,712 1,183 0,919 0,628 0,288 Tahanan momen sisi bawah, Wb= 0,490 m
40 0,765 1,290 0,995 0,682 0,303 Momen akibat berat sendiri,
41 0,820 1,402 1,075 0,740 0,320 Mbs= 724838,562 kg.m = 7248,386 kN.m
2
42 0,879 1,520 1,160 0,800 Luas penampang u girder, A= 1,283 m
Eksentrisitas tendon, es= 0,629 m
fa = ( ) ( ) ( )
= -1893,905 kPa
= -1,894 MPa ≤ 1,822 MPa
7
fb = ( ) ( ) ( ) j) Pembesian U girder
Penulangan penampang bagian
= -31872 kPa atas digunakan 8D13, penampang bagian
= -31,872 MPa ≤ 31,872 MPa badan digunakan 11D13, penampang
bagian bawah digunakan 12D13.
Tegangan keadaan setelah plat dan balok
menjadi komposit (saat service) B. Perencanaan Jembatan Bentang 28 m
Mutu beton prategang,f’c = 66,4 MPa
Data perencanaan sebagai berikut :
Tegangan ijin tekan beton (serat atas),
1. Jenis jembatan :Jembatan Precast
0,45 x f’c = 0,45 x 66,4 = 29,880 MPa
Concrete U Girder
Tegangan ijin tarik beton (serat bawah),
2. Kelas jembatan : Jembatan Kelas A
0,5 x √f’c = 0,5 x √66,4 = 4,074 MPa
3. Panjang total jembatan : 70 m
Gaya prategang efektif, Peff=18736,744 kN
Panjang span : 28 m
Tahanan momen:
3
4. Lebar jembatan : 9,5 m
sisi atas plat, Wac = 0,707 m
3 Lebar jalur : 2 x 3,5 m
sisi atas balok, W’ac = 0,888 m
3 Lebar trotoar : 0,8 m
sisi bawah balok, Wbc = 0,648 m
Lebar kerb : 0,2 m
Momen total,
Untuk perencanaan dan
MT = 2245659,174 kg.m = 22456,591 kN.m
2
perhitungan tiang sandaran, trotoar, kerb,
Luas balok komposit, Ac = 1,560 m
pelat lantai jembatan, deck slab precast
DIMENSI
Eksentrisitas tendon,
dan diafragma sama dengan perencanaan
esc = es + (ybc - yb) GIRDER
pada bentang 42 m.
= 0,629 + (1,07 - 0,879)= 0,82m a) Pendimensian dan analisis U girder
fac = ( ) ( )1900 ( ) Dimensi U girder
1900
80 330 80
= -22056,02 kPa 9
70
100 80 330 80
70
= -22,056 MPa ≤ 29,880 MPa 6
8
7
100 17
16 8
9 100
100
130 15 7
14 6
f'ac = ( ) ( ) ( ) 130
ya = 868,92
5
4 13 5
= -20006,63 kPa1650
950 4
1650
= -20,007 MPa ≤ 29,880 MPa 12 950
3
11 3
fbc = ( ) ( ) ( )2 yb = 781,08
1 300 10 2
1 300
= -1049,754 kPa 1000
= -1,050 MPa ≤ 4,074 MPa 1000
8
DIMENSI TITIK BERAT
GIRDER GIRDER
490
1900 290 200
80 330 80 330 80
70
17 9
16 8
100
100 geser 1716maksimum akibat89 beban dapat dilihat
15 7 15 7
6 6
14
130
ya = 868,92
pada tabel14
.
13 5 Tabel 13 9. Rekapitulasi
5
momen dan gaya
4
0
12 950 geser
1650
maksimum
12 akibat
4 beban (L=28m)
1446,67 1530
1615
1365
3
Jenis Kode Momen Gaya
11 No 11 3
933,33
yb = 781,08 beban Beban 60 (kg.m)
775 Geser (kg)
616,67
10 2 10 2
1 300 1 Berat sendiri 1 Bs 295090,600 41890,840
150 200
Beban mati
1000 Gambar 10. Garis netral penampang 2
sendiri
1000 MS 460389,160 65504,920
190 100
gelagar prategang bentang 28 m Beban mati
- Mencari momen inersia penampang 3 MA 44664,992 6380,713
tambahan
komposit : 4 Lajur “D” TD 381416 44884,000
Lebar pelat efektif = 240 cm 5 Gaya Rem TB 7622,065 544,433
Tabel 8. Momen inersia penampang 6 POSISI
Angin TENDON
EWl DI TENGAH
14716,800 2102,400
POSISI TENDONkomposit
DI TUMPUANbentang 28 m 7 Gempa BENTANG
EQ 152725,724 21817,961
Y Y
c) Gaya prestress, eksentrisitas dan
jumlah tendon
ya ya
Penentuan titik berat penampang komposit Gaya prestress saat transfer (Pt)
yd'
hc = h + hp = 165 + 20 = 185 cm didapat sebesar 14301,215 kN. Dipakai 6
Z1' Sc = ∑A.y = (A x yb) + (Ayd2' pelat
x ypelat ) tendon (78 strands) dengan diameter
yb Z2' = (11666 x 78,108) + (3205,672 x 175) strandsyb 15,7 mm spesifikasi BBR yd VT CONA
3
Z3' = 1472194,922 cm CMI SP 1306.
Z1
Z2=Z3
200
Z2’ = Z5’ = 0,781 m
yac = 860,07 mm yac = 860,07 mm Posisi tendon di daerah tumpuan (x = 1 m)
Ditetapkan
kac = 372,67 mm posisi penempatan kabel
yd2' = 0,481 m
1650 kbc = 428,94 mm
Jarak masing- masing tendon terhadap alas
POSISI TENDON DI TUMPUAN
ybc = 989,93 mm ybc = 989,93 mm
Z3’ = Z6’ = 0,30 m
Y
Z1'
b) Pembebanan U girder yb Z2'
yd2'
P = 2119,68 kg
- Beban mati sendiri (MS):q = 4603,22 kg/m Gambar 12. Posisi tendon di tumpuan
P = 2119,68 kg (L=28m)
- Beban mati tambahan (MA): 455,765 kg/m Posisi tendon di tengah bentang (x = 14 m)
- Beban lajur “D” (TD) : q = 2520 kg/m Ditetapkan posisi penempatan kabel
P = 19208 kg 1. yd = 0,1 m
- Gaya rem (TB) : 5625 kg 2. Jarak masing- masing tendon terhadap
- Beban angin (EW) : 150,171 kg/m alas
- Beban gempa (EQ) : 1558,426 kgm Z1 = Z4 = 0,25 m
Rekapitulasi dari momen dan gaya Z2 = Z5 = 0,15 m
Z3 = Z6 = 0,15 m
9
POSISI TENDON DI TENGAH
BENTANG
Y
1,3
Elevasi (Z)
1,0
0,8 Z1
ya
0,5 Z2
0,3
Z3
0,0
0 10 20 30
yb yd Bentang (x)
Z1
Z2=Z3 Gambar 14. Posisi tendon bentang 28 m
Gambar 13. Posisi tendon di tengah
bentang (L=28m) d) Kehilangan prategang
Kehilangan prategang total dihitung
Eksentrisitas masing-masing tendon
dengan persamaan berikut :
Tabel 10. Eksentrisitas masing-masing
tendon bentang 28 m
Posisi tendon Fi (m)
Baris Posisi tendon
di tengah Jadi persentase (%) total kehilangan
tendon di tumpuan (m)
bentang (m) (Zi' - Zi)
1 Z1'=Z4’ 1,181 Z1=Z4 0,250 0,931
prategang adalah :
2 Z2'=Z5’ 0,781 Z2=Z5 0,150 0,631 = 2,870 + 10,080 + 1,877 + 7,290 +
3 Z3'=Z6’ 0,300 Z3=Z6 0,150 0,150 5,519
Posisi masing-masing tendon dapat dilihat + 1,853 = 29,489% < 30% …..OK
pada tabel 11. dengan persamaan : Dalam bentuk gaya total kehilangan
Zi = prategang adalah :
= 482,918 + 1695,873 + 315,772 +
Tabel 11. Posisi tendon bentang 28 m
1226,609 + 928,536 + 311,805
Zo =
Posisi Masing-masing Kabel = 4961,513 kN
X
(yb - yo) Sehingga, Gaya prategang efektif :
Z1 Z2 Z3
0 0,781 1,181 0,781 Peff = Pj -
1 0,708 1,053 0,694 0,300 = 16824,959 - 4961,513 = 11863,446
2 0,640 0,934 0,614 0,278 kN
3 0,578 0,825 0,540 0,257
4 0,521 0,725 0,472 0,239 e) Tegangan pada penampang balok
5 0,469 0,635 0,411 0,222
Tegangan keadaan awal (saat transfer)
6 0,423 0,554 0,356 0,207
Mutu beton prategang, f’c = 49,8 MPa
7 0,383 0,483 0,308 0,193
8 0,348 0,421 0,266 0,182 Kuat tekan beton (saat transfer),
9 0,318 0,369 0,230 0,172 f'ci = 0,8 f’c = 0,8 x 49,8 = 39,84 MPa
10 0,293 0,326 0,202 0,164 Tegangan ijin tarik beton (serat atas),
11 0,274 0,293 0,179 0,158 0,25 x √f’ci = 0,25 x √39,84 = 1,578 MPa
12 0,261 0,269 0,163 0,154 Tegangan ijin tekan beton (serat bawah),
13 0,253 0,255 0,153 0,151 0,6 x f’ci = 0,6 x = 0,6 x 39,84 = 23,904
14 0,250 0,250 0,150 0,150
MPa
15 0,253 0,255 0,153 0,151
Gaya prategang awal, Pt = 14301,215 kN
16 0,261 0,269 0,163 0,154 3
17 0,274 0,293 0,179 0,158
Tahanan momen sisi atas, Wa = 0,358 m
18 0,293 0,326 0,202 0,164 Tahanan momen sisi bawah, Wb = 0,399
3
19 0,318 0,369 0,230 0,172 m
20 0,348 0,421 0,266 0,182 Momen akibat berat sendiri,
21 0,383 0,483 0,308 0,193 Mbs = 295090,6 kg.m = 2950,906 kN.m
22 0,423 0,554 0,356 0,207 2
Luas penampang u girder, A = 1,167 m
23 0,469 0,635 0,411 0,222 Eksentrisitas tendon, es = 0,531 m
24 0,521 0,725 0,472 0,239
25 0,578 0,825 0,540 0,257 fa = ( ) ( ) ( )
26 0,640 0,934 0,614 0,278 = 695,986 kPa
27 0,708 1,053 0,694 0,300
= 0,696 MPa ≤ 1,578 MPa
28 0,781 1,181 0,781
10
fb = ( ) ( ) ( )
g) Pembesian U girder
= -23904 kPa Penulangan penampang bagian
= -23,904 MPa ≤ 23,904 MPa atas digunakan 6D13, penampang bagian
badan digunakan 11D13, penampang
Tegangan keadaan setelah plat dan balok
bagian bawah digunakan 12D13.
menjadi komposit (saat service)
Mutu beton prategang, f’c = 49,8 MPa C. Bangunan Bawah
Tegangan ijin tekan beton (serat atas), a) Abutment
0,45 x f’c = 0,45 x 49,8 = 22,410 MPa
Abutment menggunakan mutu
Tegangan ijin tarik beton (serat bawah),
beton (f’c) 20,83 Mpa dan mutu baja 320
0,5 x √f’c = 0,5 x √49,8 = 3,528 MPa
Mpa, dengan tinggi abutment (H)=7,30 m,
Gaya prategang efektif, Peff = 11863,446
dan lebar (B)= 4,00 m. Untuk diameter dan
kN
jarak tulangan bagian-bagian abutment
Tahanan momen:
3 adalah sebagai berikut:
sisi atas plat, Wac = 0,638 m
3 Pile cap
sisi atas balok, W’ac = 0,831 m
3 - Tulangan lentur D25-150
sisi bawah balok, Wbc = 0,554 m
- Tulanagan bagi D19- 200
Momen total,
Breast Wall
MT = 1046817,941 kg.m = 10468,179 kN.m
2 - Tulangan lentur D25 – 250
Luas balok komposit, Ac = 1,487 m
- Tulangan geser arah x dan y D12-300
Eksentrisitas tendon,
Back wall bawah
esc=es+(ybc-yb)=0,531+(0,99-0,86)= 0,74m
- Tulangan lentur D19-300
fac = ( ) ( ) ( ) - Tulangan bagi D12-250
= -10626,54 kPa Back wall atas
= -10,626 MPa ≤ 22,410 MPa - Tulangan lentur D16-300
- Tulangan bagi D12-300
f'ac = ( ) ( ) ( ) Corbel
= -10010,46 kPa - Tulangan lentur D16-100
= -10,010 MPa ≤ 22,410 MPa - Tulangan bagi D12-150
fbc = ( ) ( ) ( ) - Tulangan geser arah x dan y D12-100
11
V. KESIMPULAN DAN SARAN relaksasi tendon adalah 4961,513 kN
A. Kesimpulan dengan presentase 29,489%.
Dari hasil perhitungan yang telah 5. Abutment (pangkal jembatan) dengan
dilakukan didapat kesimpulan sebagai tinggi 7,3 m dan pilar dengan tinggi 10
berikut: m. Pondasi abutment menggunakan
pondasi dalam (tiang pancang baja)
1. Dimensi PC U girder yang digunakan
dengan diameter tiang 0,5 m sebanyak
adalah PC U girder berdasarkan Bridge 12 buah dan pondasi pilar
Product by WIKA BETON yaitu PC U H- menggunakan tiang pancang baja
185 dengan mutu beton K-800 untuk dengan diameter tiang 0,5 m sebanyak
bentang 42 m dan PC U H-165 dengan 15 buah.
mutu beton K-600 untuk bentang 28 m.
2. Beban yang diterima oleh u girder B. Saran
bentang 42 m adalah 208341,48 kg Berdasarkan pengerjaan tugas
beban mati sendiri (MS); 455,765 kg/m akhir ini, saran yang dapat penulis berikan
beban mati tambahan (MA); 109928 kg antara lain:
beban lajur “D” (TD); 5625 kg beban 1. Sebelum melakukan analisis perhitungan
akibat gaya rem (TB); 150,171 kg/m struktur jembatan sebaiknya seorang
beban angin (EW) dan 1643,891 kg/m perencana memperhatikan pemilihan
beban gempa (EQ). Untuk bentang 28 dimensi girder yang akan digunakan
m beban yang diterima oleh u girder dengan cermat sehingga kemudian
adalah 131009,84 kg beban mati sendiri dapat dipilih dimensi yang paling efektif
(MS); 455,765 kg/m beban mati untuk digunakan.
tambahan (MA); 89768 kg beban lajur 2. Perlu dilakukan perencanaan dengan
“D” (TD); 5625 kg beban akibat gaya bentuk U girder yang berbeda sebagai
rem (TB); 150,171 kg/m beban angin pembanding.
(EW) dan 1558,426 kg/m beban gempa
(EQ). DAFTAR PUSTAKA
3. Tendon yang digunakan untuk bentang Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Tugas
42 m adalah tendon internal sebanyak 8 Akhir. Jurusan Teknik Sipil.
tendon yaitu 4 tendon di sebelah kiri dan Universitas Mataram. Mataram.
4 tendon di sebelah kanan penampang BBR. 2010. BBR VT CONA CMI SP,
u girder. Tiap tendon terdiri dari 15 European Technical Approval.
strands dengan diameter 15,7 mm . Switzerland.
Jenis angkur yang digunakan adalah
Bina Marga. Perencanaan Teknik
spesifikasi BBR VT CONA CMI SP
Jembatan.
1506. Untuk bentang 28 m tendon yang
digunakan sebanyak 6 tendon yaitu 3 Budiadi, A. 2008. Desain Praktis Beton
tendon di sebelah kiri dan 3 tendon di Prategang. Yogyakarta: ANDI.
sebelah kanan penampang u girder.
Gideon, A. 2018. Bertambah Lagi, Ini
Tiap tendon terdiri dari 13 strands
Deretan Kecelakaan Infrastruktur
dengan diameter 15,7 mm. Jenis angkur
dalam 6 Bulan.
yang digunakan adalah spesifikasi BBR
http://m.liputan6.com (diakses
VT CONA CMI SP 1306.
tanggal ).
4. Untuk bentang 42 m total kehilangan
prategang yang terjadi akibat gesekan Hardiyatmo, H. C. 2015. Analisis dan
angkur, gesekan kabel, perpendekan Perancangan Fondasi II.
elastis beton, rangkak, susut dan Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
relaksasi tendon adalah 7864,988 kN
dengan presentase 29,566%. Untuk Lubis, F. P., dan Karolina, R. 2017. Analisa
bentang 28 m total kehilangan Perbandingan Kelayakan pada
Gelagar Jembatan dengan
prategang yang terjadi akibat gesekan
Menggunakan Precast U dan I.
angkur, gesekan kabel, perpendekan Universitas Sumatera Utara.
elastis beton, rangkak, susut dan
Manu, A. I. 1995. Dasar-dasar
12
Perencanaan Jembatan Beton
Bertulang. Jakarta: PT Medisa.
Masnul, C. R. 2009. Analisa Prestress
(Post-Tension) pada Precast
Concrete U Girder (Studi Kasus
pada Jembatan Flyover Amplas).
Universitas Sumatera Utara.
Nawy, E. G. 2001. Beton Prategang Suatu
Pendekatan Mendasar. Jilid 1 Edisi
III. Jakarta: Erlangga.
Raju, N. K. 1993. Beton Prategang. Edisi II.
Jakarta: Erlangga.
RSNI 2833. 2016. Perancangan Jembatan
terhadap Beban Gempa. Badan
Standarisasi Nasional Indonesia.
RSNI-T-12. 2004. Perancangan Struktur
Beton untuk Jembatan. Badan
Standarisasi Nasional Indonesia.
SNI 1725. 2016. Pembebanan Untuk
Jembatan. Badan Standarisasi
Nasional Indonesia.
SNI 2883. 2008 Standar Ketahanan Gempa
untuk Jembatan. Badan
Standarisasi Nasional Indonesia.
Struyk, H. J. 1995. Jembatan. Jakarta: PT
Pradya Pramita.
Sunggono, K.H. 1984. Buku Teknik Sipil.
Bandung: NOVA.
Supriyadi, B., dan Muntohar, A. S. 2007.
Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
13