Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BETON PRATEGANG

Tentang

APLIKASI BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN SIPIL

Oleh

Wilvi Indryani

19323048

Dosen Pengampuh

Dr. Eng. EKA JULIAFAD, S.T., M.Eng

PRODI S1 TEKNIK SIPIL (NK)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
APLIKASI BETON PRATEGANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN
PRESTRESSED KURANJI

Data bangunan
NamaBangunan :jembatan Prestressed Kuranji
Lokasi :Kuranji, kota Padang
TahunBerdiri :dibangun pada tahun 2010-2020
PendiriBangunan : pemerintah
Waktupengerjaan :2010-2020
Panjang jembatan :132. m
Lebar jembatan :10,5
Jumlah pilar :2 buah
Tinggi pilar :8,8 m
Pondasi :Sumuran
Bangunan bawah :Beton bertulang
Bangunan atas :Balok girder beton pracetak
FungsiBangunan :sebagai penghubung jalan
Mutu beton : A. Girder (K-500)
B. Pier,. Slab ( K-350)
A. DefiniSI
Jembatan merupakan infrastruktur yang sangat berguna karena
menghubungkan dua tempat yang dibatasi oleh sungai, danau, dan lain lain.
Komponen dari jembatan yaitu :
1. Girder / gelagar
2. Abutment
3. Railing
4. Pelat Lantai
Beton adalah material yang sering digunakan pada pembuatan jembatan
karena sifat beton yang tahan terhadap teka tapi lemah terhadap tarik. Karena lemah
nya beton terhadap tarik inilah digunakan prategang di dalam beton tersebut.
Prategang yang digunakan berupa tendon, diberi tegangan awal sebelum ia
memikul beban sehingga berfungsi memperkecil serta menghilangkan tegangan tarik
pada saat beton mengalami beban kerja, mengganti kan Tulangan tarik pada beton
biasa.
Seperti yang kita ketahui bahwa beton prategang merupakan material yang
banyak digunakan pada bangunan sipil. Pada dasarnya beton ini memiliki keunggulan
yg lebih baik dari pada beton biasanya, selain dapat menahan beban lebih baik, ia juga
ringan sehingga struktur tidak terlalu berat.
Pada jembatan ini gaya prategang diberikan di sepanjang komponen struktur.
Pemberian gaya prategang dapat dilakukan sebelum atau sesudah beton di cor. Jika
pengecoran dilakukan sebelum beton di cor, maka disebut sistem pratarik ( pre-
tensioned). Jika prategang diberikan sesudah beton di cor maka disebut sistem
pascatarik (post tensioned). Efek dari pemberian prategang ini akan memberikan
tegangan tekan pada penampang. Inilah yang akan menahan beban luar yang bekerja
pada penampang jembatan.

B. Prosedur kerja
1. Menentukan propertis penampang
Jembatan Kuranji menggunakan dua material yaitu mutu beton k-500 dan mutu baja
BJTD-40
2. Pemodelan struktur jembatan
a. Pilar 10,5 x 1 m
b. Gelagar memanjang dimodelkan dengan beton precast 1 girder
c. Gelagar melintang , dengan jarak 6,75m (tepi) dan 8,5 ( tengah bentang)
d. Pelat setebal 30 cm

3. Analisis modal
Struktur jembatan prategang dimodelkan pada SAP 2000 , sebelum dilakukan
analisis akibat berat sendiri dan akibat beban gempa.

C. Metode Pengerjaan Beton Prategang


1. Pre Tensioned Prestressed
Proses ini dilakukan pemberian tegangan pada kondisi beton belum terlalu
membeku. Gaya konsentris yang ada di tegangan akan tetap dipertahankan hingga
beton tersebut mengering dan dalam keadaan mengeras.
Sehingga kabel tendon akan digabungkan pada 2 buah angkur yaitu angkur
hidup dan angkur mati. Angkur hidup yang telah ditanam pada beton akan ditarik
dengan dongkrak. Kegiatan ini bertujuannya supaya kabel tendon yang ada
didalamnya menjadi semakin panjang. Sehingga gaya konsentris akan muncul
dan beton akan menjadi lebih kuat.

2. PostTensionedPrestressed

Dilaksanakan saat beton telah membatu dengan sempurna.Metode ini


umumnya diaplikasikan pada konstruksi bangunan bentang menengah sampai
bangunan bentang lebar.

Dengan metode ini, kita tidak diwajibkan memakai kabel tendon yang diikat
ke angkur hidup dan angkur mati. Tetapi syarat utamanya adalah beton harus
dikeringkan sampai keadaannya keras sempurna sesuai dengan umur yang telah
ditetapkan. Kemudian, dongkrak dipasang di angkur untuk menarik kabel tendon
hingga mencapai tegangan yang sudah ditetapkan.

3. Tahap Pengerjaan
Tahap-tahap metode pelaksanaan beton prategang menggunakan metode Post
Tensioned Prestressed yaitu :
a. Sediakan bekisting untuk cetakan beton.
b. Bekisting harus memiliki lubang untuk pemasangan kabel tendon. Bagian ini
dibuat melengkung sesuai daerah momen balok. Selanjutnya dilakukan
pengecoran pada beton.
c. Apabila kondisi beton yang dicor sudah kering dan dapat memikul bebannya
sendiri, kemudian kabel tersebut dimasukkan ke dalam lubang yang ada.
Berikutnya kabel tendon digabungkan di 2 angkur.
d. Tarik salah satu angkur supaya beton memperoleh gaya prategang. Akan
tetapi, ada juga yang menarik kedua angkur ini secara bersamaan.
e. Lakukan grouting pada lubang angkur tersebut.
f. Beton yang diangkur akan tertekan ini disebabkan oleh gaya prategang yang
terjadi. Ini membuktikan bahwa gaya konsentris telah berhasil diteruskan ke
beton. Gaya konsentris dari kabel tendon akan diberikan beban merata ke
seluruh bidang beton yang arahnya ke atas karena kabel tendon tersebut
dipasang melengkung.

Anda mungkin juga menyukai